Tbk
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Converting Factories[CF]
Memproduksi berbagai jenis stationery, office products, gift & packaging and
publishing products
3. Chemical Plant[CP]
Memproduksi berbagai jenis bahan kimia seperti NaOH, Cl2, HCl, NaOCl, Kaporit,
CaCO3
II.2.1 Paper Factories [PF]
Pada Paper Factories [PF] terdapat beberapa unit paper machine(PM) yang
memproduksi kertas, yaitu
1. PF 1 : PM No. 1, 2, 3, 4, 7, De-inking 1, 2
2. PF 2 : PM No. 5, 6, 8, 9, OMC 1
3. PF 3 : PM No. 10, OMC 2, PM No 12, OMC 3
4. PF 4 : PM No. 11
5. PF 5 : PM No. 13
6. NCR : No Carbon Required Paper
7. CC : Cast Coated Paper
Pada Paper Factories [PF] ini banyak produk yang dihasilkan . Produk yag dihasilkan
seperti di table II.1 di bawah ini
Produk yang dihasilkan dari paper factory seperti gambar II.1 di bawah ini
gambar II.1 Produk yang dihasilkan paper factory
BAB III
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
dipimpin oleh seorang presiden direktur yang bertugas memimpin seluruh organisasi di PT.
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk dan dibantu oleh wakil presiden direktur. PT. Pabrik Kertas
Tjiwi Kimia Tbk merupakan perusahaan yang memiliki kapasitas produksi yang besar
sehingga diperlukan suatu system yang teratur dan sistematis agar perusahaan berjalan
dengan lancar. Dalam melaksanakan semua kegiatan dan aktifitas di dalam perusahaan,
presiden direktur dibantu oleh para staf ahli, sekretaris yang telah dibagi pada divisi-divisi
yang ada, yaitu sebagai berikut
1. Presiden dan wakil presiden direktur
Memiliki tugas untuk menetapkan kebijakan-kebijakan perusahaan.
2. Pulp & Paper product division.
Memiliki tanggung jawab terhadap proses pembuatan kertas pada masing –masing
paper factory.
3. Converting division
Memiliki tanggung jawab dalam pembuatan produk-produk tertentu misalnya loose
Laporan Kerja Praktek PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia 9
Tbk
isvii
D
D&
R
-AQ
S
da o
e
P ne
i
orh
l
s
Laporan Kerja Praktek PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia 10
Tbk
nng
i C
Gambar III.1 Struktur Organisasi PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
BAB IV
PROSES PRODUKSI
B. Chemical plant
Bahan baku pada chemical plant adalah garam, air, BaCl2, Na2CO3,
After dryer
dryer Size Press Wire Head Box
Size press
press Pre dryer
Section
Calender Gudang
Paper Rewinder Finishing
Reel
A. Stock Preparation
Stock Preparation merupakan tahap pertama dalam proses pembuatan kertas di PT
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. Unit ini bertujuan untuk mengolah bahan baku kertas
menjadi buburan agar siap untuk diproses menjadi lembaran kertas. Bahan baku yang
digunakan untuk membuat buburan pulp di unit stock preparation ini merupakan campuran
dari pulp dan kertas bekas. Semua bahan baku ini diolah terpisah berdasarkan jenisnya dan
pada akhirnya dicampur menjadi satu di dalam mixing chest. Diagram proses untuk stock
preparation ditampilkan pada gambar IV.2.2 di bawah ini
De-inking Flo
LBKP Agitato w
Pulper r Box
HDC DDR
Wet
Chest
Brok Washer Silo
Machin
e e Agitator Chest
Chest
Cleaner
Wast Screen
e HDC Deflaker
Paper
Pulpe Screen
Washer
Head Box
yang telah bersih dialirkan ke washer untuk dipekatkan kembali. Buburan kertas yang
telah pekat menuju ke agitator chest dan dicampur dengan hasil pengolahan wet
broke.
Selanjutnya semua hasil proses di atas dicampur di dalam mixing chest. Setelah itu,
buburan akan dialirkan ke machine chest.
B. Approach System
Pada approach system ini dimulai di dalam machine chest. Buburan yang masuk ke
dalam machine chest memiliki total consistency/kandungan serat sebesar 3%-4%. Setelah
itu, dialirkan menuju flow box yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara
campuran buburan dan mengatur laju buburan yang masuk ke silo. Selain itu, di dalam
flow box ini, ditambahkan berbagai jenis bahan kimia, seperti sizing agent, starch, dye,
Retention Aid, dan bahan kimia lainnya. Campuran buburan yang telah diberikan bahan
kimia akan overflow dan menuju ke dalam silo. Di dalam silo ini buburan kertas diencerkan
dengan menggunakan air sisa yang berasal dari paper machine. Tujuan dari pengenceran
ini adalah untuk meringankan kerja pompa. Setelah itu buburan dialirkan menuju cleaner.
Pada saat dialirkan menuju cleaner buburan juga ditambahkan filler. Tujuan dari
penambahan filler ini agar penggunaan pulp dapat diminimalkan sehingga dapat
menurunkan biaya bahan baku. Cleaner ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang
masih tersisa. Prinsip penyaringan yang digunakan sama dengan cyclone separator, di
mana buburan yang ringan akan naik ke atas dan pengotor yang berat akan turun ke bawah.
Tahapan selanjutnya, buburan dialirkan menuju screen. Prinsip kerja screen adalah
pemisahan berdasarkan ukuran partikel. Buburan kertas yang lolos dari screen akan
dialirkan menuju head box. Head box merupakan tempat penampungan terakhir sebelum
menuju paper machine untuk dibentuk menjadi lembaran kertas.
C. Paper Machine
Paper machine merupakan tahap akhir dari proses pembuatan kertas di PT Pabrik
Kertas Tjiwi Kimia Tbk. Pada unit ini akan dilakukan pengolahan buburan hingga
didapatkan hasil akhir berupa roll kertas yang diinginkan. Diagram proses di unit paper
machine ditampilkan pada gambar IV.2.4
3. Press section
Ditahap ini lembaran kertas basah akan ditekan dengan menggunakan roll untuk
menghilangkan air dalam lembaran kertas. Disamping itu pengepresan berfungsi
agar kertas lebih padat dan meningkatkan smoothness kertas. Kertas basah hasil
dari press section ini memiliki kandungan air sebesar 50%-54%.
4. Pre dryer
Setelah itu lembaran kertas akan dikeringkan lebih lanjut di dalam pre-dryer. Pre-
dryer ini merupakan tahap pengeringan awal lembaran kertas. Dryer yang
digunakan adalah roll dryer dengan media pemanas berupa steam dengan suhu
120oC. Kandungan air setelah melalui proses drying ini adalah 3%-5%.
5. Size press
Pada bagian size press ini, kertas dilapisi dengan starch. Starch ini berfungi untuk
menghaluskan permukaan kertas dan memperbaiki properties kertas. Penambahan
starch dilakukan dengan menyemprotkan larutan starch pada permukaan kertas
dengan menggunakan nozzle. Setelah itu, kertas dilewatkan di roll press untuk
menghilangkan kelebihan lapisan starch dan meratakan penyebaran starch.
Penambahan starch ini berkisar 2-3 gr/m2. Pada size press ini kadar air dalam kertas
akan meningkat karena adanya tambahan air dari larutan starch. Untuk menurunkan
kembali, maka kertas akan dikeringkan lagi dalam after dryer.
6. After dryer
After dryer ini sama prinsip kerjanya dengan pre dryer yaitu menggunakan roll
dryer dan media pemanas steam pada suhu 120oC. Akan tetapi after dryer memiliki
jumlah roll yang lebih sedikit dibandingkan dengan pre dryer karena kadar air
dalam kertas yang lebih sedikit.
7. Calender
Calender ini berfungsi untuk menghaluskan permukaan kertas dan memperbaiki
thickness. Proses calendaring ini dilakukan dengan cara menggesekkan permukaan
kertas pada roll-roll yang ada pada calendar.
8. Paper reel
Lembaran kertas kering ini kemudian digulung dengan menggunakan paper reel
menjadi roll kertas.
9. Rewinder
Roll kertas yang berukuran besar dan panjang ini akan dipotong-potong sesuai
dengan pesanan konsumen dengan menggunakan rewinder. Sisa potongan kertas di
rewinder ini akan dikembalikan ke stock preparation untuk diolah menjadi bubur
kertas.
10. Finishing
Hasil dari potongan kertas ini kemudian dikemas di bagian finishing sebelum
dikirim ke konsumen.
IV.2.2 Chemical Plant
Secara umum proses di chemical plant ini dibagi menjadi dua plant utama, yaitu
proses soda dan proses chlorine. Proses soda menghasilkan produk utama berupa Caustic
Soda Liquid dan Caustic Soda Flake. Selain itu, di proses soda ini juga dihasilkan produk
lain berupa gas Cl2 dan gas H2. Gas Cl2 dan gas H2 akan diolah lebih lanjut menjadi produk
lain dalam proses chlorine. Analisa untuk quality control pada chemical plant adalah
sebagai berikut
1. Analisa Cl2 dan NaOH dalam sodium hypochloride
Penentuan kadar chlorine dilakukan dengan metode titrasi iodometri. Penentuan
NaOH dilakukan dengan titrasi asam basa.
2. Test konsentrasi caustic soda
Prosedur yang digunakan adalah titrasi asam basa. Hal ini digunakan untuk
mengukur kandungan NaOH pada caustic soda.
3. Tes NaCl dalam larutan garam
Prosedur yang digunakan adalah titrasi sehingga kadar NaCl dapat diukur. Hal
ini sangat penting karena garam (NaCl) adalah bahan baku utama pada proses
soda ini.
A. Proses Soda
Pada proses pembuatan caustic soda 48% dibagi menjadi 3 bagian, yaitu unit
pemurnian, elektrolisis, dan pemekatan. Diagram proses pembuatan soda seperti
gambar IV.2.5
Primary Brine
Filter
Secondary Brine
Filter
Caustic Double Effect MGC Ion Exchange
Soda 48% Evaporator Electrolyzer
1. Pelarutan garam
Garam dimasukkan ke dalam Salt dissolving pit dan dilarutkan dengan depleted
brine, Sludge washing water, dan air proses. Larutan garam juga ditambahkan
BaCl2 yang berfungsi untuk menghilangkan pengotor berupa SO 42-.
Reaksinya:
SO42-(aq) + BaCl2(s) BaSO4(s) + Cl 2(g)
Kapasitas NaCl per hari sebesar 300 ton per hari. Setelah itu brine dipompakan
ke purification reaction tank.
2. Pemurnian Brine (larutan garam)
Brine dipompakan ke purification reaction tank. Di purification reaction tank
ditambahkan Na2CO3 dan NaOH utuk menghilang ion Ca2+ dan Mg2+.
Kandungan ion Ca2+ dan Mg2+ dapat menimbulkan efek seperti kerak pada alat
sehingga menambah beban kerja pompa dan umur pakai alat akan berkurang.
Pada garam mengandung 97%-98% garam (NaCl) dan 2%-3% Ca2+ dan Mg2+.
Reaksinya:
Ca2+ (aq) + Na2CO3(s) CaCO3(s) + 2 Na+(aq)
Mg2+(aq) + NaOH(s) Mg(OH)2(s) + 2 Na+(aq)
Brine yang telah di purifikasi dialirkan menuju Coagulation reaction tank. Lalu
ditambahkan sodium polyacrylate sebagai coalester. Proses tersebut akan
membantu menggumpalkan kotoran. Kotoran-kotoran tersebut akan
terkoagulasi dan akan mengendap di dalam settler. Proses pemisahan tersebut
berdasarkan gaya gravitasi (Gravitation separation). Kotoran-kotoran yang
mengendap atau sering disebut dengan sludge akan mengendap di bawah settler
yang akan dikeluarkan melalui bagian bawah settler. Sludge tersebut akan
disaring di dalam salt sludge press filter dan akan disirkulasikan ke dalam salt
dissolving pit. Sedangkan garam yang sudah bebas dari pengotor dialirkan ke
unit elektrolisis. Setelah keluar dari settler kandungan TSS (Total Dissolved
Solid) sebesar 20 ppm. Lalu larutan garam tersebut dialirkan menuju primary
brine filter. Media penyaring yang digunakan adalah batu bara. Penyaringan di
primary brine filter menghasilkan larutan dengan TSS (Total Dissolved Solid)
sebesar 5 ppm. Selanjutnya larutan garam disaring di secondary brine filter
dengan media penyaring berupa alfa selulosa. Hasil dari penyaringan di
secondary brine filter menghasilkan larutan dengan TSS (Total Dissolved Solid)
sebesar 1 ppm. Setelah itu larutan garam dialirkan ke ion exchange. Bahan yang
digunakan dalam proses ini adalah resin (purolite) dan akan menurunkan (Total
Dissolved Solid) sebesar 1 ppb - 20ppb.
3. Elektrolisis
Pada proses elektrolisis ini digunakan alat yang bernama MGC Electrolyzer.
Reaksi yang terjadi di dalam proses elektrolisis tersebut
yaitu: 2NaCl(s) + 2H2O(l) 2NaOH(s) + Cl2(g) + H2(g)
Pada proses elektrolisis ini akan dihasilkan larutan soda (NaOH liquid) dengan
konsentrasi 32%, gas Cl2 dan gas H2. Larutan garam yang tidak terbentuk soda
(tidak terelektrolisis) akan dikembalikan ke dissolving pit. Lalu larutan soda
32% tersebut akan dialirkan menuju double effect evaporator untuk dipekatkan
menjadi 48% dan soda flake (NaOH solid) 98%. Cara kerja alat MGC
Electrolyzer seperti gambar IV.2.6
Gambar IV.2.6 Proses MGC Electrolyzer
4. Pemekatan
Proses pemakatan terjadi di dalam double effect evaporator sehingga
konsentrasi akhir dari soda adalah 48%. NaOH 48% yang dihasilkan sebesar
350 ton/hari. Untuk membentuk soda flake 98% maka digunakan proses
pemanasan kembali di concentrator yang prinsip kerjanya sama dengan double
effect evaporator tetapi memiliki suhu yang lebih tinggi yaitu dipanaskan pada
suhu 527oC.
B. Proses Chlorine
Pada proses ini menghasilkan kaporit berbentuk powder dengan kadar 60% dan
65%. Proses pada pembuatan kaporit ini seperti gambar IV.2.7
BAB V
UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
V.1 Utilitas
Untuk memperlancar kebutuhan pabrik diperlukan alat penunjang seperti listrik, air dan
jalan.
1. Co-Gen (Coal Generator)
Listrik di PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk digunakan untuk menggerakkan mesin
pembuatan kertas. Disamping itu listrik juga digunakan untuk penerangan jalan. Listrik
yang diperlukan untuk mensuplai semua kebutuhan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
disuplai dari PLN dan Co-generator (Coal generator). Co-gen merupakan power plant yang
berfungsi memasok kebutuhan listrik untuk semua plant yang ada di PT Pabrik Kertas
Tjiwi Kimia Tbk. Hal ini dilakukan karena suplai listrik dari PLN sebesar 30 MW masih
belum bisa mencukupi serta untuk menghemat biaya energy listrik. Ada beberapa unit Co-
Gen di PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk yang mengunakan batubara sebagai sumber
energinya. Disamping menghasilkan listrik Co-gen juga menghasilkan steam untuk
mensuplai panas yang dibutuhkan oleh mesin kertas di semua pabrik factory (PF1-PF5).
Ada beberapa unit boiler dan turbin yang digunakan serta spesifikasi dari alat
tersebut seperti table di bawah ini
Tabel V.1 jenis-jenis boiler
Boiler Unit 1 Unit 2 Unit 3
Type Batu bara Batu bara Batu bara
Temperature steam 535oC 535oC 535oC
Pressure 95 kg/cm2 95 kg/cm2 95 kg/cm2
Capacity 220 ton/jam 220 ton/jam 220 ton/jam
Listrik 150 MW
Gambar V.I.1 Diagram proses generasi listrik
Alur skema di atas adalah pertama air umpan boiler yang sudah dimineralisasi dialirkan ke
economizer. Di economizer air dipanaskan dengan gas buang hasil dari pembakaran batu
bara. Hal ini untuk mengefisiensikan panas pembakaran batu bara. Lalu air yang telah
mengalami pemanasan awal dialirkan menuju boiler. Air tersebut akan mendidih dan
berubah menjadi steam. Steam yang dihasilkan ditampung di steam drum. Sedangkan air
yang belum berubah menjadi steam dialirkan kembali menuju boiler. Setelah itu steam
dialirkan ke super heater system. Hal ini bertujuan agar uap air yang bersifat jenuh
(saturated steam) berubah menjadi superheated steam (T=535oC & P=95 kg/cm2). Lalu
superheated steam (T=535oC & P=95 kg/cm2) ini dialirkan menuju steam turbine untuk
memutar generator. Generator yang berputar akan menghasilkan listrik. Sedangkan uap
yang keluar dari turbine menjadi condensate yang akan menjadi air umpan boiler kembali.
Laporan Kerja Praktek PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia 30
Tbk
Alum, Cl2,
Polymer
Rive Pre-sedimenation
Screen Flocculation
r
tank
wate
Sludge pit
Clarifier/
sedimentatio
Clean Water Gravity filter
n
Backwash water
Gambar V.I.2 Diagram proses pengolahan air
Pertama air dari sungai brantas disaring agar partikel besar seperti daun, plastik
serta kotoran yang berukuran besar tidak terbawa ke tangki pre-sedimentasi. Setelah itu air
dialirkan ke kolam pre-sedimentasi. Di dalam kolam pre-sedimentasi terjadi pengendapan
lumpur yang ada pada air. Proses selanjutnya adalah penghilangan kotoran yang terlarut
dalam air. Penghilangan kotoran ini dilakukan dengan penambahan senyawa yang dapat
mengikat kotoran seperti alum dan polimer. Alum berfungsi untuk mengikat kotoran yang
terlarut di dalam air dan hasil ikatan itu akan membentuk flok. Setelah itu, polimer
ditambahkan untuk membantu penggumpalan flok sehingga flok yang terbentuk akan lebih
besar dan cukup berat untuk mengendap.
Untuk unit 1 proses pembentukan dan pengendapan flok ini dilakukan di dalam
clarifier. Pada unit 2 proses pembentukan flok dilakukan di dalam flocculation basin dan
proses pengendapan flok dilakukan di dalam sedimentation basin. Flocculation basin pada
unit 2 dilengkapi dengan pengaduk agar distribusi alum dan polimer di dalam air lebih
merata. Unit 3 memiliki system yang hampir sama dengan unit 2 dimana proses
pembentukan dan pengendapan flok dilakukan secara terpisah. Perbedaannya pada unit 3,
proses pembentukan flok dilakukan tanpa menggunakan pengaduk tetapi dengan system
hydraulic jump. Sistem hydraulic jump ini bertujuan untuk meningkatkan turbulensi air
sehingga terjadi proses pengadukan secara alami. Setelah flok-flok mengendap di dasar
tangki, flok tersebut dibuang menuju sludge pit dan air akan diproses lebih lanjut.
Selain ditambahkan alum dan polimer, air juga ditambahkan gas chlorin (Cl2).
Tujuan dari penambahan gas chlorin (Cl2) adalah sebagai desinfektan, menghilangkan
mikroorganisme, dan menjernihkan warna dari air hasil pengolahan. Penambahan gas
chlorin (Cl2) dilakukan di clarifier (unit 1) atau pada proses pembentukan flok (unit 1 dan
unit 2).
Setelah kotoran yang terlarut hilang, dilakukan penyaringan dengan menggunakan
gravity filter. Prinsip kerja gravity filter adalah air dilewatkan dalam beberapa media
penyaring seperti anthracite, pasir, dan kerikil agar flok yang lebih kecil tertahan pada
media penyaring. Jika filter telah jenuh dengan pengotor, yang ditandai dengan
menurunnya flowrate dari filtrate, maka untuk membersihkan dialirkan air secara
berlawanan ke dalam filter. Air cucian(backwash water) ini akan membawa kotoran yang
tertahan di filter sehingga filter telah bersih dari kotoran dan siap digunakan kembali. Air
bersih yang dihasilkan dari proses gravity filter disimpan dalam clean water basin.
Adapun standar air hasil pengolahan yang telah ditetapkan di unit pengolahan air
yaitu
a. pH : 6-7.5
b. Turbidity : <1.5 NTU
c. Kandungan Cl2 : <1 ppm
d. Kandungan Cl- : <90 ppm
e. Total hardness : maksimal 250 ppm
f. Methyl alkalinity : <1.75 ppm
Pengolahan Limbah
Pengolahan Limbah PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
Limbah yang dihasilkan di PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu limbah cair dan limbah padat. Limbah cair yang dihasilkan dibagi
menjadi dua bagian, yaitu limbah cair yang berasal dari bagian produksi paper machine
dan limbah cair yang berasal dari bagian produksi non-paper machine (cast coating,
converting, kitchen coating, OMC, carton box dan NCR). Proses pengolahan limbah di PT
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk menggunakan proses fisika, proses kimia, proses biologi.
1. Proses fisika
Proses pengolahan limbah secara fisika dengan cara memisahkan padatan besar
yang terdapat pada air limbah dengan cara disaring.
2. Proses kimia
Proses pengolahan limbah secara kimia dengan cara memisahkan padatan yang
tersuspensi dengan cara menambahkan bahan kimia tertentu agar padatan tersebut
dapat diendapkan dan dipisahkan.
3. Proses biologi
Proses pengolahan limbah secara fisika dengan cara menggunakan bantuan bakteri
yang akan mendegradasikan zat pencemar organik yang terlarut didalamnya
sehingga terbentuk sludge dan kemudian dapat dipisahkan.
Adapun diagram proses pada unit pengolahan limbah ditampilkan pada gambar V.II.1
Buffer tank
Sludge tank
Belt press
Primary clarifier
incenerator
Lagoon H
Effluent
Secondary clarifier
Lagoon D/E
Inlet pit merupakan bak penampungan awal limbah yang berasal dari
paper mill dengan daya tampung 5,000 m3. Di dalam inlet pit terdapat mixer
sebagai pengaduk agar cairan limbah menjadi homogen. Selain limbah dari
paper mill, terdapat juga limbah yang berasal dari non paper mill. Limbah
dari non paper mill ditampung di buffer tank dengan daya tampung 400 m3.
Buffer tank berfungsi untuk menstabilkan pH pada 6-8. Setelah itu limbah dari
paper mill dan non paper mill tersebut bertemu di lagoon B dengan
perbandingan 23:1. Lagoon B dilengkapi dengan aerator dan mixer. Selain
lagoon B, terdapat lagoon A yang berfungsi sebagai bak penampungan
kelebihan limbah dari lagoon B. Setelah limbah sudah homogen, limbah dari
lagoon B dipompa ke unit flokulasi. Pada flocculation tank limbah dicampur
dengan alum dan polimer untuk memisahkan partikel-partikel terlarut
sehingga membentuk flok sehingga partikel-partikel yang terlarut dapat
mengendap. Setelah itu limbah cair dialirkan menuju proses primary clarifier.
Pada primary clarifier terjadi pemisahan pada padatan-padatan limbah yang
telah terflokulasi. Padatan-padatan terpisah secara gravitasi dan limbah cair
akan mengalami overflow dan mengalir menuju lagoon H. Sedangkan sludge
menuju belt press agar menjadi kering dan dibakar di incenarator. Panas dari
incenarator digunakan untuk menghasilkan steam. Pada lagoon H, limbah
ditambahkan bakteri Pseudomonas sp yang berfungsi untuk menguraikan zat-
zat organik yang terlarut dan tidak dapat dipisahkan pada proses koagulasi
dan flokulasi. Setelah itu limbah dialirkan ke lagoon D/E. Pada lagoon D/E,
bakteri akan tumbuh dan menguraikan zat organik yang masih terlarut di
dalam limbah cair. Demi menjaga pertumbuhan bakteri, kolam dilengkapi
dengan aerator untuk menjaga suplai O2 di dalam air dan juga ditambahkan
urea (sumber nitrogen) dan TSP(sumber fosfat) sebagai nutrient bakteri.
Penambahan nutrient makanan ini diatur dengan perbandingan massa tertentu
yaitu, 100:5:1 untuk BOD, N, dan P.
Selain itu, kondisi pada kolam juga dijaga agar sesuai dengan kondisi
pertumbuhan bakteri, seperti
a. Suhu : <34
b. pH : 7-8
c. O2 terlarut : 2 mg/liter(min)
d. MLSS (Mix Liquor Suspended Solid)
Dengan adanya proses biologi, cairan limbah sudah mengalami
penurunan kadar pencemaran hingga 90-95%. Proses selanjutnya adalah
limbah cair yang telah melalui proses pengolahan secara biologi ini
dilewatkan di secondary clarifier. Dalam secondary clarifier, hasil olahan
Activated Sludge System diendapkan hingga diperoleh supernatant dan
sludge. Sebagian sludge (60-70%) dialirkan ke lagoon B untuk diolah
kembali, sedangkan 30-40% sludge dialirkan ke lagoon H untuk
mempertahankan jumlah bakteri yang tersedia di lagoon. Selain sludge, juga
terdapat scum. Scum adalah busa yang mengering di permukaan air. Scum
tersebut akan ditampung dan dialirkan kembali ke lagoon B untuk diolah
kembali. Supernatant yang dihasilkan kemudian dialirkan ke lagoon G yang
merupakan kolam kontrol ikan. Adapun ikan yang hidup di air tersebut tidak
mengalami gangguan, maka air sudah aman untuk dibuang ke sungai.
Kualitas air yang masuk lagoon G ini adalah
1. BOD : < 70 mg/L
2. COD : < 150 mg/L
3. TSS : < 70mg/L
4. pH : 7-8
BAB VI
ANALISIS LABORATORIUM
Adapun untuk memenuhi spesifikasi di atas, dibutuhkan uji secara laboratorium. Ada
beberapa alat yang digunakan untuk menguji sampel kertas agar sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditentukan.
1. Grammage
Pada SI metric system satuan kertas adalah gram per square meter(g/m 2) atau disebut
grammage. Alat yang digunakan adalah timbangan analitik. Pertama kertas dipotong
dengan ukuran yang telah disesuaikan, lalu ditimbang beratnya. Perhitungan
grammage kertas dilakukan seperti di gambar VI.1.2
Grammage = = = 446.78 g/ m2
Sistem kerja alat di atas adalah kertas ditekan dengan tekanan 50 kPa dan alat akan
membaca ketebalan dari kertas.
3. Smothness
Smothness adalah ukuran kehalusan kertas. Satuan yang digunakan untuk menentukan
seberapa halus kertas adalah waktu yang diperlukan udara untuk mengisi 10 mL
tabung(ml/s).Alat yang digunakan untuk menghitung smoothness seperti gambar
VI.1.4.
Cara kerja alat di atas adalah udara ditarik oleh piston sehingga aliran udaara mengalir
melalui permukaan kertas. Udara yang ditarik piston akan memenuhi ruangan piston
sebanyak 10 mL. Waktu yang digunakan untuk mengisi ruang dalam piston merupakan
satuan dari smoothness.
4. Roughness
Roughness merupakan kekasaran dari suatu kertas. Roughness diukur dengan
mengalirkan udara pada permukaan kertas. Satuan dari Roughness adalah besar aliran
udara yang mengalir per menit (mL/min). Alat yang digunakan untuk mengukur
rougness seperti gambar VI.1.5 di bawah ini
Cara kerja alat di atas adalah kertas ditekan dan udara dihembuskan melalui nozzel
yang tertekan di kertas. Udara akan mengalir melalui permukaan kertas dan aliran
udara tersebut akan terbaca di monitor. Alat di atas dapat mengukur kertas dengan nilai
roughness antara 50 mL/min hingga 1200 mL/min.
5. Optical properties
Optical properties pada kertas dibagi menjadi 3 yaitu brightness, whiteness, and
opacity.
1. Brightness
Brightness pada umumnya digunakan pada industri untuk menentukan kemampuan
kertas untuk merefleksikan cahaya dengan warna biru (blue light) pada panjang
gelombang 457 nm (ISO 2470-1999)
2. Whiteness
Whitenes pada umumnya digunakan pada industri untuk menentukan kemampuan
kertas untuk merefleksikan semua panjang gelombang/visible light (ISO 11475-
1999).
3. Opacity
Opacity merupakan rasio dari faktor refleksi yang terukur/tingkat keburaman kertas
Alat yang digunakan untuk mengukur optical properties seperti gambar VI.1.6 di
bawah ini
Gambar VI.1.6 Alat Pengukur Optical Properties
Cara kerja alat di atas adalah dengan menyinari kertas lalu hasil dari pantulan kertas
akan dibaca oleh spectrometer.
6. Stiffness
Stiffness adalah kekakuan dari suatu kertas. Faktor ini diperlukan untuk feed kertas
pada mesin printer agar kertas dapat termakan ke dalam mesin kertas. Alat yang
digunakan untuk mengukur Stiffness(kekakuan) kertas seperti gambar VI.1.7 di bawah
ini
Cara kerja alat di atas adalah potongan kertas diletakkan pada clamp. Lalu clamp no.2
digetarkan sesuai dengan frequency tertentu. Panjang resonansi di ukur dengan suatu
sensor infra merah sehingga dapat diukur bending stiffness suatu kertas.
7. Tensile strenght
Tensile strenght kertas adalah kekuatan kertas agar tidak putus saat ditarik. Tensile
strenght kertas diukur dengan alat seperti gambar VI.1.8 di bawah ini
Laporan Kerja Praktek PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia 40
Tbk
Cara kerja alat di atas adalah contoh kertas (spesimen) dipotong dengan ukuran 150
mm×15mm. Kertas ditarik dengan kekuatan tertentu hingga putus. Tenaga yang
dibutuhkan untuk memutuskan kertas disebut Tensile strenght.
8. Wax pitch
Wax pitch merupakan kekuatan permukaan kertas. Untuk operasi printing dan
converting, permukaan kertas harus memiliki z-direction strenght (kekuatan kertas saat
ditarik ke atas). Hal ini berguna agar permukaan kertas tidak terlepas saat proses
printing ataupun converting. Metode yang digunakan seperti di bawah ini
BAB VII
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Safety Seksi
Fire Fire
Preventian & Brigade
Maintenance
GambarTraining
VII.1 StrukturWorkshop
Organisasi IS ISS PTP3K
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia S Unit
Tbk menetapkan la
Inspeksi K3
ngkah-langkah nutuk
pencegahan kecelakaan, yaitu sebagai berikut
1. Training
2. Organisasi K3 plant
3. Safety talk
4. Penertiban kendaraan di dalam pabrik
5. Penyediaan APD (Alat Pelindung Diri)
6. Pengawasan limbah B3
7. Inspeksi K3
8. Memberikan saran dan rekomendasi K3
9. Pengawasan pekerjaan
a. Safety permit
b. Work permit
c. Pengawasan langsung
10. Publikasi K3
a. Tanda peringatan
b. Rambu
c. SOP, WI
11. Job Safety Analysis
a. Record kecelakaan
b. Record kebakaran
c. Inspeksi gabungan
12. Audit K3
a. Internal
b. Eksternal
13. Kampanye poster
a. Poster
b. Lomba FKG
ISS PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk menetapkan langkah-langkah untuk
pencegahan kebakaran, sebagai berikut :
1. Bila terjadi kecelakaan kerja di suatu unit kerja, maka tenaga kerja yang
pertama kali mengetahui wajib memberikan pertolongan pertama.
2. Segera menghubungi pos P3K melalui telpon 118 atau 8109 untuk permintaan
ambulan guna pertolongan lebih lanjut.
3. Menyampaikan informasi sesingkat mungkin namun jelas tentang lokasi,
peristiwa, dan identitas pelapor.
4. Setelah ambulan datang korban akan dibawa ke pos P3K untuk pertolongan
lebih lanjut.
5. Korban akan dirujuk ke RS yang ditunjuk jika P3K tidak dapat menangani.
6. Pimpinan dari korban wajib segera melaporkan kejadian kecelakaan tersebut
secara tertulis ke pos P3K dengan mengisi form kecelakaan kerja yang telah
disediakan dalam waktu tidak lebih dari 1×24 jam.
7. ISS akan melakukan analisa penyebab kecelakaan guna upaya pencegahan
selanjutnya.
8. Laporan kecelakaan akan diberikan juga kepada personalia untuk ditindak
lanjut ke bagian terkait (JAMSOSTEK) untuk mendapat klaim asuransi.
BAB VIII
PENUTUP
VIII.1 Kesimpulan
Hasil dari kerja praktek di PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk dapat disimpulkan
sebagai berikut
1. Total kapasitas produksi kertas di PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk adalah sebesar
1.000.000 ton base paper/year, 300.000 ton art paper/year, 24.000 ton
carbonless/year, 42.000 ton cast coated paper/year.
2. PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk memiliki tiga plant utama yaitu paper plant,
chemical plant, dan converting plant.
3. Untuk menjaga kualitas produk dan pengendalian lingkungan PT Pabrik Kertas
Tjiwi Kimia Tbk menggunakan system ISO 9001 dan ISO 140001.
VIII.2 Saran
Hasil dari kerja praktek di PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk dapat disarankan
sebagai berikut
1. Meningkatkan kapasitas produksi unit pada PF1 yang memiliki kapasitas
produksi yang rendah dengan cara memperbaiki atau mengganti peralatan yang
sudah tua sehingga efisiensinya lebih tinggi.
2. Memberikan penyuluhan secara intense (sering) kepada karyawan yang bekerja
di lapangan agar mengunakan APD (Alat Pengaman Diri) terutama dalam
penggunaan helm keselamatan, masker, dan ear plug.
DAFTAR PUSTAKA
Handout PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
Softcopy PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
Tugas khusus yang diberikan oleh dosen pembimbing adalah menghitung neraca
massa suatu unit produksi di PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk sehingga dapat dihitung
massa produk yang dihasilkan secara teoritis serta efisiensi dari suatu alat. Setiap alat pada
pabrik tidak ada yang ideal sehingga perhitungan secara teoritis dengan kondisi di
lapangan akan berbeda. Perbedaan ini yang dapat menentukan seberapa effisien dari suatu
plant atau pabrik dalam memproduksi suatu produk.
NaOH 32%
Adapun diagram proses beserta data aktual pada proses pembuatan soda 48% di
chemical plant adalah seperti dibawah ini
Gambar A.2 Diagram proses dengan data aktual
Tabel A.1 Data Massa yang masuk dan keluar di unit chemical plant
input output
Senyawa Arus F Arus C Arus P
xmassa Massa(ton) xmassa Massa(ton) x massa Massa(ton)
NaCl 0.97 291
H2O 0.52 182
NaOH 0.48 168
Cl2 0.9722 166
H2 0.0278 4.75
pengotor 0.03 9 0.001 mg/L larutan
Total 1 300 1 170.75 1 350
Basis = 1 hari
NaCl+pengotor = 300 ton
densitas air = 1 kg/L
BM NaCl = 58.5
BM H2O = 18
BM NaOH = 40
BM H2 =2
BM Cl2 = 71
Densitas NaOH 48% = 1.5065 kg/L
Input output
Senyawa Arus F Arus B Arus P
xmassa ton mass xmassa ton mass xmassa ton mass
Pengotor 1 9 1 8.9998 1 0.0002
total 1 9 1 8.9998 1 0.0002
input Output
generasi
Senyawa Arus F Arus A Arus C arus P
xmol ton mol xmol ton mol koef ton mol xmol ton mol ton mass xmassa ton mol ton mass
NaCl 1.00 4.97 0.00 0.00 -2.00 -4.97 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
H2O 0.00 0.00 1.00 220.53 -2.00 -4.97 0.00 0.00 0.00 0.52 11.98 215.56
NaOH 0.00 0.00 0.00 0.00 2.00 4.97 0.00 0.00 0.00 0.48 4.97 198.97
Cl2 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00 2.49 0.50 2.49 176.59 0.00 0.00 0.00
H2 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00 2.49 0.50 2.49 4.97 0.00 0.00 0.00
Total 1 4.97 1 220.53 1 4.97 181.56 1 16.95 414.53
Dari hasil perhitungan diatas, NaOH 48% yang dihasilkan sebesar 414.53 ton/ hari.
Sehingga efisiensi proses pembentukan soda (NaOH 48%) adalah 84.43%. Adapun pada
proses pembuatan soda (NaOH) terdapat alat utama yaitu MGC Electrolyzer, dimana
terjadi reaksi pemisahan NaCl menjadi ion-ion dan bereaksi dengan H2O yang juga
terelektrolisis menjadi OH- dan H+ sehingga menjadi soda (NaOH). Efisiensi dari proses
pembentukan soda sama dengan efisiensi alat MGC Electrolyzer. Sehingga Efisiensi dari
MGC Electrolyzer adalah 84.43%.
D. Penyebab produksi NaOH 48% pada MGC Electrolyzer berbeda dengan teoritis
Ada beberapa sebab alat MGC Electrolyzer berbeda dengan hasil perhitungan teoritis:
Laporan Kerja Praktek PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia 50
Tbk
1. Alat tidak digunakan secara maksimal. Karena jika alat dioperasikan secara
maksimal maka alat bisa cepat rusak sehingga akan menambah biaya operasi untuk
maintenance.
2. Pada MGC Electrolyzer terdapat membrane yang hanya bisa dilalui ion Na+.. pada
membrane ini reaksi pembentukan soda terjadi. Usia membrane yang sudah tua
membuat ukuran pori-pori yang seharusnya bisa dilewati ion Na + tidak bekerja
secara maksimal. Sehingga pertemuan antara ion Na+ dan OH- tidak sesuai dengan
perhitungan teoritis.
3. Terdapat faktor lingkungan seperti suhu, tekanan dan kondisi operasi lainnya yang
membuat suatu system tidak ideal sehingga terdapat perbedaan dalam perhitungan
teoritis dengan kondisi di lapangan.