Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

INDUSTRI PULP DAN PAPPER DI INDONESIA

(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER TBK)

DISUSUN OLEH :
Nama : Astri Indah Yanti
NIM : 201010950011
Mata Kuliah : Proses Industri Kimia

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
KOTA TANGERANG
2023
Kata Pengantar

Pertama-tama saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Artikel ini disusun
berdasarkan kumpulan dari berbagai sumber dan untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Proses Industri Kimia.

Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam


tentang proses industri kimia yang terlibat dalam produksi pulp dan kertas. Proses ini
melibatkan serangkaian langkah yang kompleks dan terkoordinasi dengan baik, mulai
dari pemrosesan bahan baku hingga produk akhir yang siap digunakan.

Dalam penulisan makalah ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, pengetahuan, dan inspirasi kepada
saya. Dukungan ini sangat berarti bagi saya dalam menggali informasi dan pemahaman
yang mendalam tentang proses industri kimia dalam bidang pulp dan kertas.

Saya berharap para pembaca untuk memberikan masukan dan kritik yang
konstruktif guna perbaikan dan pengembangan makalah ini di masa depan. Masukan
dari pembaca akan sangat berharga dalam meningkatkan kualitas dan kebermanfaatan
makalah ini. Saya berharap makalah ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi
pembaca dalam memahami proses industri kimia dalam bidang pulp dan kertas. Saya
berharap makalah ini dapat mendorong pemahaman yang lebih baik tentang industri ini
serta menginspirasi upaya yang berkelanjutan dalam meningkatkan efisiensi dan
keberlanjutan industri pulp dan kertas.

Terima kasih atas perhatian dan dukungan Anda.

Tangerang Selatan, 10 November 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri pulp dan kertas memainkan peran penting dalam perekonomian global,
termasuk di Indonesia. Salah satu perusahaan terkemuka dalam industri ini adalah PT.
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Perusahaan ini memiliki sejarah panjang dan pengalaman
yang kaya dalam produksi pulp dan kertas berkualitas tinggi.

PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk adalah salah satu produsen pulp dan kertas
terbesar di Asia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1976 dan telah tumbuh menjadi
perusahaan yang menghasilkan berbagai jenis produk kertas yang digunakan dalam
berbagai industri dan sektor, termasuk percetakan, penerbitan, kemasan, dan banyak
lagi.

Melalui makalah ini, kami ingin mengapresiasi kontribusi PT. Indah Kiat Pulp &
Paper Tbk dalam pengembangan industri pulp dan kertas di Indonesia. Kami akan
membahas komitmen perusahaan terhadap praktik bisnis yang bertanggung jawab
secara sosial dan lingkungan, serta upaya perusahaan dalam mengadopsi teknologi
terbaru untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan gambaran yang komprehensif


tentang PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk dan industri pulp dan kertas di Indonesia.
Kami juga berharap makalah ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi pembaca yang
tertarik dengan industri ini, baik dari perspektif bisnis, lingkungan, maupun sosial.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada PT. Indah Kiat Pulp &
Paper Tbk atas kontribusi dan kesempatan untuk menggali informasi tentang industri
ini. Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan
membangun bagi pembaca.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja visi dan misi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk?
2. Bagaimana flow proses produksi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk ?
3. Apa saja alat-alat yang digunakan dalam memproduksi produk di PT. Indah Kiat
Pulp & Paper Tbk?
4. Bagaimanakah pengelolaan limbah B3 yang berada di PT. Indah Kiat Pulp & Paper
Tbk?
5. Apakah ada permasalahan lingkungan yang terjadi di sekitar PT. Indah Kiat Pulp &
Paper Tbk?
C. Tujuan Makalah
1. Memahami visi dan misi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
2. Memahami flow proses produksi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
3. Memahami alat-alat yang digunakan serta cara kerja alat tersebut dalam
memproduksi produk di PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
4. Memahami pengelolaan limbah B3 yang berada di PT. Indah Kiat Pulp & Paper
Tbk.
5. Memahami permasalahan lingkungan yang terjadi di sekitar PT. Indah Kiat Pulp &
Paper Tbk.
BAB II

ISI PEMBAHASAN

PT Indah Kiat Tbk adalah perusahaan yang memproduksi pulp, kertas budaya,
kertas industri dan tisu. Kegiatan usaha perusahaan dimulai dari pengolahan kayu
menjadi pulp dan kertas serta pengolahan kertas bekas menjadi kertas industri. Pulp
digunakan sebagai bahan baku kertas dan tisu serta kertas industri. Saat ini perusahaan
memiliki fasilitas produksi di Perawang–Provinsi Riau, Serang, dan Tangerang–Banten
dan total kapasitas produksi tahunan pada tahun 2019 adalah 3,0 juta ton pulp, 1,7 juta
ton kertas budaya, 108 ribu ton tisu dan 2,1 juta ton dari kemasan. Pada tahun 2019,
perusahaan telah mengekspor sekitar 52% produknya, terutama ke negara-negara di
Asia, Eropa, Amerika Serikat, Timur Tengah, Afrika dan Australia dan sisanya 48%
untuk memenuhi permintaan pasar lokal.

Ruang lingkup kegiatan PT Indah Kiat Tbk adalah dalam bidang perindustrian,
perdagangan dan kehutanan. Saat ini Indah Kiat memproduksi pulp, berbagai jenis
produk kertas yang terdiri dari kertas untuk keperluan menulis dan mencetak, kertas
fotokopi, kertas industri seperti kertas kemasan yang meliputi containerboard
(linerboard dan media bergelombang), container pengiriman bergelombang (konversi
dari media bergelombang), kemasan makanan, boxboard dan kertas berwarna.

2.1 Visi dan Misi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
2.1.1 Visi Pt. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
Menjadi perusahaan pulp dan kertas global terkemuka yang memberikan nilai
tambah kepada pelanggan, masyarakat, karyawan, dan pemegang saham secara
bertanggung jawab dan berkelanjutan.
2.1.2 Misi Pt. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
1) Meningkatkan pangsa pasar global.
2) Menggunakan teknologi mutakhir dalam pengembangan produk baru dan
pencapaian efisiensi pabrik.
3) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan.
4) Mewujudkan komitmen keberlanjutan di semua operasi.

2.2 Proses Produksi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
Dalam pengadaan bahan baku dan untuk mencapai tujuan keberlanjutan di
bidang produksi, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk mewajibkan semua mitra dan
calon mitra pemasok untuk mematuhi Forest Conservation Policy (FCP). Selain itu,
PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk juga telah mengembangkan Responsible Fiber
Procurement and Purchasing Policy (RFPPP) untuk memberi panduan pada para
mitra pemasok. Kebijakan tersebut menyediakan sebuah framework menyeluruh
untuk proses dan kriteria spesifik yang kami gunakan untuk mengevaluasi
kepatuhan mereka terhadap FCP.

Selain itu, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk juga mengembangkan Supplier
Evaluation and Risk Assessment (SERA) untuk memfasilitasi implementasi RFPPP
di seluruh rantai pasokan serat PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Untuk pemasok
baru, SERA berperan sebagai penyaring awal untuk mengevaluasi tingkat risiko dari
operasi perusahaan yang dimaksud. Setelah masuk ke daftar kami, para pemasok
yang telah disetujui harus menjalani evaluasi SERA setiap tahun untuk memastikan
kepatuhannya terhadap FCP.

PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk hanya menerima kayu dari pemasok yang
sama sekali tidak mengonversi area hutan teridentikasi HCS setelah Februari 2013.
Berdasarkan hasil penilaian risiko, kami membagi para calon pemasok ke dalam dua
kategori, yakni "risiko signifikan" dan "risiko tak berarti." Jika masuk ke dalam
kategori risiko signifikan, pemasok diwajibkan mengimplementasikan tindakan
perbaikan dalam batas waktu tertentu. Jika perbaikan tak dilakukan, perusahaan tak
akan diterima sebagai pemasok.

PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk mengunggah ringkasan laporan penilaian
pemasok di dasbor pemantauan FCP untuk notifikasi publik, 14 hari sebelum
menentukan apakah akan menerima atau menolak calon pemasok ke dalam rantai
pasokan kayu pulp PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
2.2.1 Proses Pembuatan Pulp dan Kertas Di Industri.

Industri pulp dan kertas mengubah bahan baku serat menjadi pulp, kertas
dan kardus. Urutan proses pembuatannya adalah persiapan bahan baku,
pembuatan pulp (secara kimia, semi‐kimia, mekanik atau limbah kertas),
pemutihan, pengambilan kembali bahan kimia, pengeringan pulp dan pembuatan
kertas. Proses yang membutuhkan energi paling tinggi adalah proses pembuatan
pulp dan proses pengeringan kertas.Tahapan utama dan proses sederhana dalam
pembuatan pulp dan kertas adalah sebagai berikut :

1. Pembuatan pulp pada Pulper: Dalam tanki pencampur, pulp dicampur


dengan air menjadi slurry. Slurry kemudian dibersihkan lebih lanjut dan
dikirimkan ke mesin kertas. Bahan baku dimasukkan kedalam PULPER
untuk defiberization dan mempercepat beating serta fibrillation dikarenakan
pemekaran serat.

2. Cleaner: Proses pemutihan untuk tipe pulp Kraft dilakukan dalam beberapa
menaradimana pulp dicampur dengan berbagai bahan kimia, kemudian
bahan kimia diambilkembali dan pulp dicuci.

3. Pemurnian: Pulp dilewatkan plat yang berputar pada alat pemurnian bentuk
disk. Padaproses mekanis ini terjadi penguraian serat pada dinding selnya,
sehingga serat menjadilebih lentur. Tingkat pemurnian pada proses ini
mempengaruhi kualitas kertas yangdihasilkan.

4. Pembentukan: Selanjutnya, proses dilanjutkan dengan proses sizing dan


pewarnaanuntuk menghasilkan spesifikasi kertas yang diinginkan. Sizing
dilakukan untukmeningkatkan kehalusan permukaan kertas; pada saat
pewarnaan ditambahkanpigmen, pewarna dan bahan pengisi. Proses
dilanjutkan dengan pembentukanlembaran kertas yang dimulai pada
headbox, dimana serat basah ditebarkan padasaringan berjalan.
5. Pengepresan: Lembaran kertas kering dihasilkan dengan cara mengepres
lembarandiantara silinder pada calendar stack.

6. Pengeringan: Sebagian besar air yang terkandung didalam lembaran kertas


dikeringkandengan melewatkan lembaran pada silinder yang berpemanas
uap air.

7. Calender Stack: Tahap akhir dari proses pembuatan kertas dilakukan pada
calendarStack, yang terdiri dari beberapa pasangan silinder dengan jarak
tertentu untukmengontol ketebalan dan kehalusan hasil akhir kertas.

8. Pope Reel: Bagian ini merupakan tahap akhir dari proses pembuatan kertas
yaitupemotongan kertas dari gulungannya. Pada bagian ini, kertas yang
digulung dalamgulungan besar, dibelah pada ketebalan yang diinginkan,
dipotong menjadi lembaran,dirapikan kemudian dikemas.

Pulping adalah proses untuk memisahkan serat selulosa dari


pencampuran lignin dan pentosan, serta melepaskannya dari bentuk bulk
menjadi bentuk serat atau kumpulan kecil serat yang terpisah. Selulosa terdapat
dalam tumbuhan bercampur dengan lignin, pentosan, gum, tanin, dan
sebagainya. Lignin adalah senyawa polimer 3 dimensi, strukturnya belum
diketahui pasti, hanya diketahui cincin aromat dan bermacam-macam gugus
fungsional seperti hidroksil, karbonil, metoksil, dan lain-lain, sehingga mudah
mengalami degradasi. Karena itulah selulosa harus bersih dari lignin supaya
kualitas kertas yang dibentuknya tidak berubah warna selama pemakaian.

Pemisahan serat selulosa dari bahan-bahan bukan serat kayu dan bukan
kayu dapat dilakukan dengan berbagai proses, yaitu proses mekanik, proses
semi-kimia dan proses kimia.

A. Proses Mekanik

Kayu gelondongan dihancurkan dengan gilingan batu sambil


menyemprotkan air ke permukaan gilingan batu untuk mengeluarkan bahan
yang sudah digiling. Metode ini hanya digunakan untuk jenis kayu lunak yaitu
jenis kayu yang berasal dari pohon berdaun jarum. Dalam proses mekanik ini
tidak ada bagian kayu yang terbuang.

B. Proses Kimia

Pada metode ini serpihan kayu dimasukkan ke dalam bahan kimia untuk
mengeluarkan lignin dan karbohidrat. Ada 3 proses kimia yang digunakan yaitu :

1. Proses Soda
Proses soda ditemukan di Inggris tahun 1851 dan merupakan proses kimia
yangvtertua. Pada proses soda, bahan kimia yang digunakan untuk melarutkan
komponen kayu yang tidak diinginkan adalah soda kaustik (sodium hidroksida)
dan soda abu(sodium karbonat). Proses soda digunakan untuk pembuatan pulp
dari kayu keras yaitu kayu yang berasal dari pohon yang daunnya lebar,
mempunyai panjang seratlebih kecil 0,25 cm.
2. Proses Kraft

Proses Kraft atau proses sulfat menggunakan bahan kimia berupa sodium
sulfat sebagai pengganti sodium karbonat. Hasil dari proses kraft adalah pulp
kraft yang keras tetapi berwarna coklat dan sulit untuk diputihkan, sedangkan
pulp soda berwarna lebih putih dan teksturnya halus.

3. Proses sulfit
Proses sulfit dengan menggunakan bahan kimia berupa larutan kalsium atau
magnesium bisulfit dan asam sulfit. Metode ini digunakan untuk kayu lunak dan
dihasilkan pulp yang berwarna lebih terang., kekuatannya lebih tinggi dari pulp
soda api tidak sekuat pulp kraft (Smook, G.A., 1992).

B. Proses Semi Kimia


Proses ini merupakan kombinasi cara kimia dan alat - alat mekanis dalam
pembuatan pulp kayu. Untuk melunakkan lignin dan karbohidrat yang terikat
dengan serat, makakayu direndam dalam soda kaustik atau sodium sulfi netral.
Kemudian digiling dalam piringan penghalus. Metode semi kimia digunakan untuk
kayu keras, biaya prosesnya rendah dan pulp yang dihasilkan masih mengandung
sebagian besar lignin. Pulp semi kimia digunakan untuk kayu keras, biaya
prosesnya rendah dan pulp yang dihasilkan masih mengandung sebagian besar
lignin. Pulp semi kimia sukar diputihkan, dan jikaterkena sinar matahari akan
berwarna kuning.

Biasanya digunakan untuk bahan yangmembutuhkan kekuatan dan


kekakuan seperti media kardus. Kayu yang dijadikan pulp dipotong menjadi
potongan yang tipis dan kecil yang disebut dengan chips, dimasak beberapa jam
dengan menggunakan alat penghancur yang dioperasikan pada suhu 150 oC dengan
tekanan 4-5 atm, pencucian, dilakukan pemutihan (bleaching) dengan
menggunakan kalsium hipoklorit, hidrogen peroksida atau kalsium dioksida. Proses
pemutihan dapat menurunkan kekuatan pulp, sehingga perlu diperhatikan hubungan
antara derajat putih pulp dan kekuatan kertas yang dihasilkan (Elisa Julianti, 2007),
(Smook, G.A., 1992).

Dalam pembuatan pulp di Indonesia banyak digunakan proses soda, dimana


bahan kimia yang digunakan adalah NaOH (4 bagian) dan Na 2CO3 (1 bagian).
Alasannya adalah karena:

a. Cocok untuk bahan baku serat pendek seperti merang, bagase, dan lain-lain.
b. Tidak menggunakan senyawa sulfu r, sehingga bahaya polusinya tidak terlalu
besar dan tak perlu recovery bahan kimia dari buangannya.
c. Kapasitas ekonomisnya kecil 25-50 ton per hari dan ongkos operasinya murah.

Di Indonesia juga, pabrik pulp dan kertas biasanya didirikan secara terpadu
(integrated). Hal ini karena:

a. Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar pada kapasitas pabrik kertas
yang tak terlalu besar.
b. Untuk menjamin kontinuitas produksi yang leih baik.
c. Untuk mendapatkan kualitas kertas yang lebih terjamin.
d. Pelaksanaan penggabungan kedua pabrik tesebut tak terlalu sulit.

Secara umum gambaran proses pembuatan pulp dan kertas adalah sebagai berikut:

Dari stock preparation sebelum masuk ke headbox dibersihkan dulu dengan alat yang
disebut cleaner. Untuk pembentukan kertas pulp masih perlu ditambah beberapa bahan
penolong lainnya antara lain:
1. Bahan pengisi (filter), yang berfungsi sebagai perata permukaan (clay), atau
untuk memperbaiki keputihannya (TiO2, BaCO4, ZnS). Penambahan filter
mengurangi daya lipat.
2. Bahan sizing, baik secara internal yang dicampurkan beserta pulp atau secara
surfacesizing yang diberikan hanya dipermukaannya saja. Gunanya untuk
mencegah penetrasi zat cair pada pori-pori kertas, selain juga untuk
memperbaiki disperse serat dan menaikkan retensi filter. Contohnya : resin size,
resin sintetis, kanji, dan sebagainya.
3. Alum (Al2(SO4)3, 18 H2O), ditambahkan sebagai koagulan untuk mendapatkan
sizing agent diatas permukaan serat.
4. Bahan penambah lainnya seperti zat pewarna atau resin sintetis untuk
meningkatkan kekuatan kertas basah (resin amino-aldehida).

Fungsi dari masing-masing perangkat adalah sebagai berikut :

 Dari cleaner stock masuk ke headbox, headbox berfungsi untuk membentuk


lembaran kertas (membentuk formasi) diatas fourdinier table.
 Fourdinier berfungsi untuk membuang air yang berada dalam stock (dewatering).
Hasil yang keluar disebut dengan web (kertas basah). Kadar padatnya sekitar 20%.
 Press part berfungsi untuk membuang air dari web sehingga kadar padatnya
mencapai 50 %. Hasilnya masuk ke bagaian pengering (dryer). Cara kerja press part
ini adalah. Kertas masuk diantara dua roll yang berputar. Satu roll bagian atas di
beri tekanan sehingga air keluar dari web. Bagian ini dapat menghemat energi,
karena kerja dryer tidak terlalu berat (air sudah dibuang 30 %).
 Dryer berfungsi untuk mengeringkan web sehingga kadar airnya mencapai 6 %.
Hasilnya digulung di pop reel sehingga berbentuk gulungan kertas yang besar
(paper roll).Paper roll ini yang dipotong - potong sesuai ukuran dan dikirim ke
konsumen.
2.3 Pengelolaan Limbah B3

Konsistensi penanganan limbah industri IKPP Tangerang membuahkan hasil


yang baik. IKPP Tangerang menerapkan konsep mekanisme produksi bersih ke
dalam pengoperasian dan penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML). IKPP
Tangerang telah berhasil menerapkan EMS, yang pada bulan September 1996
memperoleh sertifikat ISO 14001 dengan baik. Juga menerima Sertifikasi Swiss dari
SGS Yarsley International Certification Services Ltd. Pada bulan Juni 1997, IKPP
Tangerang telah menerima penghargaan dari Bapedal Negara - Badan Nasional
Dampak Lingkungan. Penghargaan yang dikenal dengan penghargaan Proper
Prokasih ini, menggarisbawahi keberhasilan IKPP Tangerang mempertahankan
peringkat hijau selama tiga tahun berturut-turut. Terlepas dari semua upaya ini,
IKPP Tangerang terus mencari teknologi yang lebih baru dan lebih baik untuk
mewujudkan pabrik ramah lingkungan yang dikelilingi oleh langit biru, air bersih,
dan keindahan alam yang masih alami.

Pengelolaan limbah industry IKPP Tangerang secara berkesinambungan


mengelola limbah industri demi tercapainya kelestarian lingkungan. Prosedur
pengelolaan limbah cair sangat diawasi dengan standar terkini. IKPP Tangerang
juga melakukan improvisasi standar pengelolaan sampah melalui berbagai program
pengurangan sampah. Ada beberapa upaya yang telah dilakukan sebagai berikut :

1. Semua Alat Laboratorium dikalibrasi pada setiap periode tertentu.


2. Pemeliharaan umum dan khusus untuk semua instrument di area
pengelolaan sampah secara berkala.
3. Melakukan koreksi yang diperlukan jika terjadi penyimpangan pada
kualitas manajemen.
4. Gunakan hewan hidup yang sensitive, seperti : ikan, kura-kura, dan
angsa sebagai indicator yang dapat diandalkan tentang bagaimana limbah
mempengaruhi makhluk hidup dan lingkungan di sekitarnya.
Dalam memperhatikan 4 point diatas, maka PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
mendapatkan beberapa dampak positif untuk perbaikan kedepannya, yaitu sebagai
berikut :
1. Berhasil mengurangi tingkat polusi udara dari emisi gas pembakaran
langsung. Hal ini dapat dicapai dengan mengggunakan LNG daripada
menggunakan bahan bakar bensin bekas.
2. Proses produksi tidak menghasilkan zat berbahaya dan beracun,
3. Menajemen yang baik untuk mengurangi konsumsi air dalam produksi
kertas.
4. Kualitas limbah cair dalam kondisi baik.

2.4 Permasalahan Lingkungan Yang Terjadi di sekitar PT. Indah Kiat Pulp &
Paper Tbk.

PT. Indah Kiat Pulp and Paper kertas yang aktifitasnya menyababkan kerusakan
lingkungan dengan tercemarnya udara, air dan tanah. Kondisi ini dirasakan oleh
masyarakat Kecamatan Koto Gasib yang bermukim dekat dengan perusahaan bubur
kertas ini. Polusi udara yang berasal dari cerobong asap pabrik berdampak pada
kurangnya udara bersih bagi masyarakat disekitar yang mengakibatkat masalah
kesehatan. Proses produksi perusahaan tak terlepas dari bahan kimia berbahaya,
produksi tersebut tentu menyisakan limbah cair dan padat, sejak berdirinya
perusahaan tidak ada renovasinya sehingga rembesan limbah sudah membocori
dinding parit limbah tersebut, yang mencemari sumber air dan sungai yang berada
disekitar pabrik. Terkait dengan hal tersebut WALHI Riau bersama dengan Laskar
Melayu Rembuk (LMR) menuntut penyelesaian permasalahan lingkungan yang
terjadi karena aktifitas PT. Indah Kiat Pulp and Paper ini. “Perkembangan industri
pulp and paper selain menyebabkan hilangnya tutupan hutan dari perluasan hutan
tanaman indutri juga menimbulkan pencemarnya udara, air dan tanah akibat dari
pembuangan limbah pabrik. Pemerintah harus melakukan peninjauan ulang
terhadap izin AMDAL yang diberikan,” ujar Riko Kurniawan, Direktur Eksekutif
WALHI Riau. Polusi dari pabrikas merupakan fakta yang tak terbantahkan, dengan
adanya ekspansi dan perluasan pabrik secara berkelanjutan, mengakibatkan
ketidakseimbangan daya serap lingkungan dengan polusi udara yang mereka
hadirkan. Emisi dan bau tak sedap yang dihasilkan Indah Kiat menjadi hirupan
biasa oleh warga Kota Perawang, hal ini menjadi fakta bahwa Perusahaan tidak
ramah pada lingkungan. Warga Kampung Pinang Sebatang Timur yang berdekatan
langsung dengan MB 21, 24 dan 25 masih menyisakan isak tangis akan kehadiran
debu abu batu bara yang menyelimuti pemukiman masyarakat. “ Bau menyengat
sangat mengganggu dan menyebabkan sesak napas masyarakat yang berdekatan
dengan turbin pembuangan , ini sudah lama dirasakan oleh masyarakat tapu sampai
saat ini belum diselesaikan oleh pihat perusahaan, “ ujar Sadra, Sekjen
LMR. Perusahaan yang beroperasi sejak tahun 1984 ini melakukan perluasan yang
tidak diimbangi dengan kemampuan dan daya tamping lingkungan, menimbulkan
banyak permasalahan lingkungan dan dampak kesehatan terhadap masyarakat
sekitar. Guna menggesakan penyelesaian konflik ini, WALHI Riau dan LMR secara
tegas menyampaikan tuntutan, yaitu:

1. Stop pembangunan dan perluasan PT. Indah Kiat Tbk, karena ekpansi yang
tidak berimbang antara lingkungan dan perusahaan dimana polusi udara
sudah sangat tidak stabil akibat turbin-turbin yang mengeluarkan asap sangat
pekat yang berdampak pada lingkungan sekitar.
2. Pemerintah melakukan peninjauan ulang terhadap AMDAL PT. Indah Kiat
Tbk.
3. Pemerintah melakukan pemeriksaan terhadap kualitas udara, air dan tanah di
sekitar PT. Indah Kiat Tbk.
4. Penyelesaian bau limbah pabrik yang menyengat, terlebih ketika cuaca
mendung sangat mengganggu pernafasan masyarakat di sekitar PT. Indah
Kiat Tbk.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

PT Indah Kiat Tbk adalah perusahaan yang memproduksi pulp, kertas budaya,
kertas industri dan tisu. Kegiatan usaha perusahaan dimulai dari pengolahan kayu
menjadi pulp dan kertas serta pengolahan kertas bekas menjadi kertas industri. Pulp
digunakan sebagai bahan baku kertas dan tisu serta kertas industri. Saat ini perusahaan
memiliki fasilitas produksi di Perawang–Provinsi Riau, Serang, dan Tangerang–Banten
dan total kapasitas produksi tahunan pada tahun 2019 adalah 3,0 juta ton pulp, 1,7 juta
ton kertas budaya, 108 ribu ton tisu dan 2,1 juta ton dari kemasan. Pada tahun 2019,
perusahaan telah mengekspor sekitar 52% produknya, terutama ke negara-negara di
Asia, Eropa, Amerika Serikat, Timur Tengah, Afrika dan Australia dan sisanya 48%
untuk memenuhi permintaan pasar lokal.

Industri pulp dan kertas mengubah bahan baku serat menjadi pulp, kertas dan
kardus. Urutan proses pembuatannya adalah persiapan bahan baku, pembuatan pulp
(secara kimia, semi‐kimia, mekanik atau limbah kertas), pemutihan, pengambilan
kembali bahan kimia, pengeringan pulp dan pembuatan kertas. Proses yang
membutuhkan energi paling tinggi adalah proses pembuatan pulp dan proses
pengeringan kertas.Tahapan utama dan proses sederhana dalam pembuatan pulp dan
kertas adalah sebagai berikut : Pembuatan pulp pada Pulper,Cleaner, Pemurnian,
Pembentukan, Pengepresan, Pengeringan, Calender Stack, Pope Reel.

Konsistensi penanganan limbah industri IKPP Tangerang membuahkan hasil


yang baik. IKPP Tangerang menerapkan konsep mekanisme produksi bersih ke dalam
pengoperasian dan penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML).
DAFTAR PUSTAKA

https://indahkiat.co.id/in/about-us

https://www.walhi.or.id/indah-kiat-pulp-paper-sumber-kerusakan-lingkungan

https://www.studocu.com/en-us/document/utah-state-university/physical-chemistry/
makalah-industri-pulp-dan-kertas/18316021

Anonim, Perkembangan Industri Kertas dan Pulp di Dunia dan di Indonesia (bagian A-
B), Departemen Perindustrian. 1982, p. 91.

Badan Standarisasi Nasional. 2016 SNI ISO 1924-2:2016. Kertas dan Karton – Cara Uji
Sifat Tarik – Bagian 2: Metode Kecepatan Elongasi Tetap.

Badan Standarisasi Nasional. 2016 SNI O436:2009. Kertas – Cara Uji Ketahanan Sobek
– Metode Elemendorf. Gibson, R.F., 1994.,

“Principle Of Composite Material Mechanic”. McGraw-Hill International ook


Company, New York. Jalaluddin dan Rizal, S. 2005. Pembuatan Pulp Dari Jerami Padi
Menggunakan Natrium Hidroksida. Jurnal Sistem Teknik Industri 6(5).

Anda mungkin juga menyukai