Diampu Oleh:
Ira Valentina Silalahi, S.Pd. , M.M.
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan pembuatan laporan penelitian mengenai analisis Pengendalian Kualitas Produk
Menggunakan Metode Statistical Process Control (SPC) pada perusahaan PT Indah Kiat Pulp & Paper
Tbk. Penelitian ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Kualitas.
Penulis tentu menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca, supaya nantinya dapat diperbaiki menjadi lebih baik lagi. Kemudian jika
terjadi kesalahan pada penulisan ini mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada perusahaan PT Indah Kiat
Pulp & Paper Tbk. Dan juga terima kasih kepada Ibu Ira Valentina Silalahi, S.Pd., M.M. selaku dosen
mata kuliah Manajemen Kualitas yang telah memberikan tugas yang saya dapatkan.. Semoga Allah
SWT selalu meridhai segala usaha kita. Amin.
1
Daftar Isi
Kata pengantar ....................................................................................................................................................... 1
Daftar Isi ................................................................................................................................................................. 2
BAB I Pendahuluan ................................................................................................................................................. 3
2
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring berkemangnya dunia perindustrian saat ini dengan perkembangan yang sangat pesat
seiring dengan kemajuan teknologi yang kian modern maupun ilmu pengetahuan dari tahun ke tahun
yang semakin meningkat. Proses industrialisasi masyarakat Indonesia semakin cepat dengan
berdirinya perusahaan dan tempat kerja yang beraneka ragam. Salah satunya Industri Pulp dan
kertas yang berkontribusi sangat besar terhadap perekonomian Indonesia. Pada 2018, industri ini
berkontribusi 17,6% terhadap industri pengolahan non-migas dan 6,3% terhadap industri pengolahan
nasional. PDB industri pulp dan kertas tumbuh setiap tahun. Pada tahun yang sama, industri ini
tumbuh 1,1% (yoy). Industri pulp dan kertas diperkirakan tumbuh 5% pada tahun 2019. Asosiasi Pulp
dan Kertas Indonesia (APKI) menilai permintaan global maupun domestik masih terus meningkat
yaitu sebesar 2% (yoy).
Kementerian Perindustrian (Kemperin) terus memacu industri pulp dan kertas untuk
menggunakan teknologi terkini. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI)
Kemperin mengatakan proses pembuatan kertas dan pulp harus mengutamakan efisiensi dan
efektivitas dalam penggunaan sumber daya secara berkelanjutan. Inovasi dalam teknologi khususnya
yang ramah lingkungan sejalan dengan implementasi Making Indonesia 4.0. Selain itu, produk yang
dihasilkan dengan cara itu bisa lebih mudah masuk pasar global. Sehingga, langkah ini akan
berdampak pada peningkatan daya saing produk pulp dan kertas. Peluang pasar masih terbuka dan
kapasitas produksi pulp dan kertas meningkat karena ada perluasan.
Pada tahun ini, produsen kemasan berbasis kertas PT Fajar Surya Wisesa Tbk beroperasi
dengan kapasitas produksi baru, setelah mengakuisisi pabrik kertas yang sebelumnya dimiliki PT
Surabaya Agung Industri Pulp & Paper. Di sisi lain, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk dan PT Pabrik
Kertas Tjiwi Kimia Tbk sedang membangun fasilitas produksi baru. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia baru saja
merampungkan pabrik baru di OKI yang hingga akhir 2018 memproduksi 2,5 juta ton pulp. Pada
2019, perusahaan ini memprediksi industri pulp akan tumbuh 4%.
Mengacu kebijakan nasional, industri pulp dan kertas merupakan salah satu sektor yang
mendapat prioritas dalam pengembangannya. Indonesia memiliki potensi terutama terkait bahan
baku, di mana produktivitas tanaman di Indonesia lebih tinggi daripada negara pesaing yang beriklim
subtropis. Hanya dua negara yang berpeluang memproduksi pulp secara efesien yaitu Indonesia dan
Brasil. Saat ini, kapasitas produksi pulp Indonesia sebesar 11 juta ton per tahun dan produksi kertas
16 juta ton per tahun. Terdapat 84 perusahaan pulp dan kertas di Indonesia.
Indonesia berada di peringkat kesembilan untuk produsen pulp terbesar di dunia serta posisi keenam
untuk produsen kertas terbesar di dunia. Di sisi tenaga kerja, industri pulp dan kertas menyerap
260.000 tenaga kerja langsung dan 1,1 juta tenaga kerja tidak langsung. Secara tidak langsung,
industri pulp dan kertas tergolong sektor padat karya dan berorientasi ekspor.
3
BAB II
Kajian Teoritis
Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya.
Terdapat tiga pendekatan dalam hal ini, yang pertama kualitas berbasis pengguna dimana kualitas
tergantung kepada audiensnya. Pendekatan ini biasanya digunakan oleh orang pemasaran dan
pelanggan. Yang kedua, kualitas berbasis manufaktur yang biasanya diterapkan oleh manajer
produksi. Dalam pendekatan ini kualitas suatu barang berarti pemenuhan standar dan membuat
produk dengan benar sejak awal. Yang ketiga adalah kualitas itu berbasis produk yang memandang
bahwa kualitas sebagai variabel yang pesisi dan dapat dihitung.
Pengendalian Kualitas Kualitas barang atau jasa dapat berkenaan dengan keandalan,
ketahanan, waktu yang tepat, penampilannya, integritasnya, kemurniannya, individualitasnya, atau
kombinasi dari berbagai faktor tersebut. Uraian di atas menunjukkan bahwa pengertian kualitas
dapat berbeda-beda pada setiap orang pada waktu khusus dimana kemampuannya (availability),
kinerja (performance), keandalan (reliability), dan kemudahan pemeliharaan (maintainability) dan
karakteristiknya dapat diukur. Ditinjau dari sudut pandang produsen, kualitas dapat diartikan sebagai
kesesuaian dengan spesifikasinya.
Suatu produk akan dinyatakan berkualitas oleh produsen, apabila produk tersebut telah sesuai
dengan spesifikasinya. Menurut Deming, kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan
keinginan konsumen, sedangkan menurut Crosby mempersepsikan, kualitas sebagai nihil cacat,
kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan (Yamit, 2005). Menurut Nasution (2005) ada
beberapa persamaan dalam definisi kualitas, yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut:
4
Faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan (Douglas C.
Montgomery, 2001 dikutip oleh Bakhtiar, dkk., 2013):
1. Kemampuan proses. Batas-batas yang ingin dicapai haruslah disesuaikan dengan kemampuan
proses yang ada. Tidak ada gunanya mengendalikan suatu proses dalam batas-batas yang melebihi
kemampuan atau kesanggupan proses yang ada.
2. Spesifikasi yang berlaku, hasil produksi yang ingin dicapai harus dapat berlaku, bila ditinjau dari
segi kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan konsumen yang ingin dicapai dari hasi
produksi tersebut. Dapat dipastikan dahulu apakah spesifikasi tersebut dapa tberlaku sebelum
pengendalian kualitas pada proses dapat dimulai.
3. Tingkat ketidaksesuaian yang dapat diterima. Tujuan dilakukan pengendalian suatu proses adalah
dapat mengurangi produk yang berada di bawah standar seminimal mungkin. Tingkat pengendalian
yang diberlakukan tergantung pada banyaknya produk yang berada di bawah standar. 4. Biaya
kualitas, sangat mempengaruhi tingkat pengendalian dalam menghasilkan produk dimana biaya
mempunyai hubungan yang positif dengan terciptanya produk yang berkualitas.
5
Piranti untuk statistical process control (SPC) adalah sebagai berikut:
1. Lembar Pemeriksaan (check sheet), yaitu alat pengumpul dan penganalisis data yang disajikan dalam
bentuk tabel yang berisi data Jurnal Ilmiah Teknik Industri p-ISSN 1412-6869 e-ISSN 2460-4038 89
jumlah barang yang diproduksi dan jenis ketidaksesuaian beserta dengan jumlah yang dihasilkannya.
Tujuan digunakannya Check Sheet ini adalah untuk mempermudah proses pengumpulan data dan
analisis, serta untuk mengetahui area permasalahan berdasarkan frekuensi dari jenis atau penyebab
dan mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan atau tidak.
2. Diagram pencar (Scatter diagram), disebut juga dengan peta korelasi adalah grafik yang menampilkan
kekuatan hubungan antara dua variabel. Dua variabel yang ditunjukkan dalam diagram pencar dapat
berupa karakteristik kuat dan faktor yang mempengaruhinya.
3. Diagram sebab akibat (cause and effect diagram), disebut juga diagram tulang ikan (fishbone chart).
Diagram ini memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan mempunyai
akibat pada masalah yang kita pelajari.
4. Diagram Pareto (Pareto diagram) adalah grafik balok dan grafik baris yang menggambarkan
perbandingan masing-masing jenis data terhadap keseluruhan. Fungsi diagram Pareto adalah untuk
mengidentifikasi masalah utama untuk peningkatan kualitas dari yang paling besar ke yang paling
kecil. Dalam diagram pareto, berlaku aturan 80/20, yang artinya 20% jenis kecacatan dapat
menyebabkan 80% kegagalan proses (Yuri, 2013).
5. Diagram alir proses (process flow chart), yang secara grafis menunjukkan sebuah proses atau sistem
dengan menggunakan kotak dan garis yang saling berhubungan. Diagram sederhana ini merupakan
alat yang sangat baik untuk memahami proses atau menjelaskan langkahlangkah sebuah proses.
6. Histogram, merupakan alat bantu untuk menentukan variasi dalam proses, yang berbentuk diagram
batang menunjukkan tabulasi dari data yang diatur berdasarkan ukurannya.
7. Peta kendali (control chart), yaitu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor dan
mengevaluasi aktivitas atau proses berada dalam pengendalian kualitas secara statistika, sehingga
dapat memecahkan masalah dan menghasilkan perbaikan kualitas. Peta kendali menunjukkan adanya
perubahan data dari waktu ke waktu, tetapi tidak menunjukkan penyebab penyimpangan meskipun
penyimpanan itu akan terlihat pada peta kendali. Beberapa jenis peta kendali atribut, yaitu:
Peta kendali p, yaitu peta kendali untuk bagian yang ditolak karena tidak sesuai terhadap spesifikasi.
Peta kendali np, yaitu peta kendali untuk banyaknya butir yang tidak sesuai.
Peta kendali c, yaitu peta kendali untuk banyaknya ketidaksesuaian
Peta kendali u, yaitu peta kendali untuk banyaknya ketidaksesuaian per satuan
6
BAB III
Temuan Penelitian
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INKP adalah di bidang industri,
perdagangan, pertambangan dan kehutanan. Kegiatan usaha utama Indah Kiat adalah bergerak
dibidang industri kertas budaya, pulp dan kertas industri. Saat ini, Indah Kiat memproduksi bubur
kertas (pulp), berbagai jenis produk kertas yang terdiri dari kertas untuk keperluan tulis dan cetak,
kertas fotocopy, kertas industri seperti kertas kemasan yang mencakup containerboard (linerboard
dan corrugated medium), corrugated shipping containers (konversi dari containerboard), food
packaging, boxboard dan kertas berwarna.
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk beroperasi di bawah brand Asia Pulp & Paper. Merek-merek Asia
Pulp & Paper meliputi: A One, Anchor Brand, Arcadia, BLC, Bola Dunia, Concorde, Copy Mate,
Corrugating Medium, E-Paper, E-Paper Diamond, E-Paper Max, Ecto, Ellustra, Enlivo, Enova, Enza MG,
Exceedo, ExcelPro, Exkarro, Extra Art, Extra Preprint, Foopak Cupstock, Foopak Greaseproof Board,
Foopak Greaseproof Cupcake Paper, Foopak Greaseproof Paper, Foopak Hard Size Board, Foopak
Heat Sealable Board, Galaxy Brite, Glo, Golden Coin, Golden Plus, Golden Star, Hybrite, IK Copy
Paper, IK Gold, IK Plus, IK X-Brite, IK Yellow, Impressions, Impressions Pindo 2000, Inspira, Instant,
Instant Pre Print, Integrite, Jolly, Kokoru, Livi, Lucky Boss, Max Board, Max Kard, Mirage, Multi Copy,
Nice, Office Print, Paperline 2000, Paperline Color, Paperline Gold, Paseo, Rainbow, Savvibrite,
Savvicoat, Savvipak, Sinar Card, Sinar Color, Sinar Dunia, Sinar Lux, Sinar Pack, Sinar Spectra, Sinar
Tech, SinarBoard, Sinarline, SinarPlex, SinarVanda, Spectra Color, Stickii, Test Liner, Texper, Toply,
Trutone, Vector Lux, White Top Test Liner dan X-Cote
Pada tahun 1990, INKP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham INKP (IPO) kepada masyarakat sebanyak 60.000.000 dengan nilai
nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp10.600,- per saham. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 16 Juli 1990.
7
3.2 Proses Produksi Kertas
Kayu diambil dari hutan produksi kemudian dipotong - potong atau lebih dikenal dengan log. log disimpan
ditempat penampungan beberapa bulan sebelum diolah dengan tujuan untuk melunakan log dan menjaga
kesinambungan bahan baku
Kayu dibuang kulitnya dengan mesin atau dikenal dengan istilah De - Barker
Kayu dipotong - potong menjadi ukuran kecil (chip) dengan mesin chipping. Chip yang sesuai ukuran diambil dan
yang tidak sesuai diproses ulang.
Chip dimasak didalam digester untuk memisahkan serat kayu (bahan yang diunakan untuk membuat kertas)
dengan lignin. proses pemasakan ini ada dua macam yaitu Chemical Pulping Process dan Mechanical pulping
Process. Hasil dari digester ini disebut pulp (bubur kertas). Pulp ini yang diolah menjadi kertas pada mesin kertas
(paper machine).
8
3.5 Histogram Kecacatan Less Diameter
Dari data hasil pengecekan kualitas kertas, maka histogram kecacatan less diameter (D3) dapat dilihat pada
Gambar dibawah. Menunjukan selama 55 hari pengamatan terlihat bahwa less diameter sangat jarang terjadi
pada setiap proses produksi. Total less diameter selama pengamatan adalah 5 cacat.
9
Persentase setiap jenis kecacatan pada klasifikasi grade & kecacatan A-sortir
No Jenis Kecacatan Jumlah Persentase % Kumulatif
1 Wavy (Gelombang) = G2 1.348 0,817 81,7%
2 Rewinder Wrinkle (Lipatan mati rewinder) = L1 242 0,147 96,4%
3 Datented Roll/Joint (Rusak karena bantingan) = R1 55 0,033 99,7%
4 Less Diameter (Diameter roll kurang) = D3 5 0,003 100%
Total 1.650
1600
1400 1.348
1200
1000
800
600
400 242
200 55 5
0
Jenis Kecacatan
Wavy (Gelombang)
Rewinder Wrinkle (Lipatan mati rewinder)
Datented Roll/Joint (Rusak karena bantingan)
Less Diameter (Diameter roll kurang)
10
BAB IV
Pembahasan
Manusia Metode
Mesin Lingkungan
11
Manusia Material
Manusia
Mesin
12
Manusia
Tidak melakukan SOP dengan baik Datented
Roll/Joint
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan implementasi yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : Dari pengambilan data yang dilakukan diketahui bahwa
cacat kertas paling dominan terjadi adalah jenis kecacatan wavy (G2). Faktor utama penyebab kecacatan wavy
adalah maintenance dilakukan tidak terjadwal dengan baik, operator baru yang kurang memahami mesin,
operator salah menginputkan data, kurangnya training dari perusahaan, tidak dilaksanakan Standard
Operasional Procedure (SOP) secara maksimal, dan suhu ruangan dingin sehingga ruangan kerja menjadi
lembab.
14
Daftar Pustaka
http://ekayanahidayat.blogspot.com/2013/11/mengelola-kualitas.html
https://analisis.kontan.co.id/news/industri-pulp-dan-kertas-indonesia
https://www.google.com/search?safe=strict&biw=1366&bih=667&ei=R1tJXafcPJ_Zz7sPo8qHyAE&q=penyeba
b+kecacatan+pada+kertas&oq=penyebab+kecacatan+pada+kertas&gs_l=psy-
ab.3...26164.32741..33478...0.0..0.221.3194.0j18j3......0....1..gws-
wiz.......0i71j0j0i131j0i10j0i22i30j33i22i29i30j33i21j33i160.33MUgd8CDgI&ved=0ahUKEwjnm92oie7jAhWf7H
MBHSPlARkQ4dUDCAo&uact=5
http://berita-iptek.blogspot.com/2008/05/proses-pembuatan-kertas.html
http://journals.ums.ac.id/index.php/jiti/article/download/1504/1962
Penulis
Miftakhudin
15