Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENELITIAN

ANALISIS PENGENDALIAN PRODUK MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL


PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT INDAH KIAT PULP & PAPER Tbk

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Ujian Tengah Semester


Mata Kuliah Manajemen Kualitas

Diampu Oleh:
Ira Valentina Silalahi, S.Pd. , M.M.

Mitakhudin NPM. 18211027

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS INFORMATIKA DAN BISNIS INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan pembuatan laporan penelitian mengenai analisis Pengendalian Kualitas Produk
Menggunakan Metode Statistical Process Control (SPC) pada perusahaan PT Indah Kiat Pulp & Paper
Tbk. Penelitian ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Kualitas.
Penulis tentu menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca, supaya nantinya dapat diperbaiki menjadi lebih baik lagi. Kemudian jika
terjadi kesalahan pada penulisan ini mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada perusahaan PT Indah Kiat
Pulp & Paper Tbk. Dan juga terima kasih kepada Ibu Ira Valentina Silalahi, S.Pd., M.M. selaku dosen
mata kuliah Manajemen Kualitas yang telah memberikan tugas yang saya dapatkan.. Semoga Allah
SWT selalu meridhai segala usaha kita. Amin.

Bandung, 01 Agustus 2019

1
Daftar Isi
Kata pengantar ....................................................................................................................................................... 1
Daftar Isi ................................................................................................................................................................. 2
BAB I Pendahuluan ................................................................................................................................................. 3

1.1 Latar Belakang............................................................................................................................................... 3


BAB II Kajian Teoritis ............................................................................................................................................. 4

2.1 Definisi Kualitas ............................................................................................................................................ 4

2.2 Pengendalian Kualitas ................................................................................................................................... 4

2.3 Statistical Process Control (SPC) ............................................................................................................... 5

BAB III Temuan Penelitian ..................................................................................................................................... 7

3.1 Profil dan Sejarah Perusahaan ...................................................................................................................... 7

3.2 Proses Produksi Kertas.................................................................................................................................. 8

3.3 Histogram Kecacatan Wavy ..................................................................................................................... 8


3.4 Histogram Kecacatan Rewinder Wrinkle ............................................................................................... 8

3.5 Histogram Kecacatan Less Diameter ...................................................................................................... 9

3.6 Histogram Kecacatan Dented Roll ........................................................................................................... 9

3.7 Diagram Pareto ............................................................................................................................................. 9

BAB IV Pembahasan ............................................................................................................................................. 11

4.1 Analisa Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram) ........................................................................... 11


BAB V Penutup ..................................................................................................................................................... 14
5.1 Kesimpulan .................................................................................................................................................. 14
Daftar Pustaka ...................................................................................................................................................... 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berkemangnya dunia perindustrian saat ini dengan perkembangan yang sangat pesat
seiring dengan kemajuan teknologi yang kian modern maupun ilmu pengetahuan dari tahun ke tahun
yang semakin meningkat. Proses industrialisasi masyarakat Indonesia semakin cepat dengan
berdirinya perusahaan dan tempat kerja yang beraneka ragam. Salah satunya Industri Pulp dan
kertas yang berkontribusi sangat besar terhadap perekonomian Indonesia. Pada 2018, industri ini
berkontribusi 17,6% terhadap industri pengolahan non-migas dan 6,3% terhadap industri pengolahan
nasional. PDB industri pulp dan kertas tumbuh setiap tahun. Pada tahun yang sama, industri ini
tumbuh 1,1% (yoy). Industri pulp dan kertas diperkirakan tumbuh 5% pada tahun 2019. Asosiasi Pulp
dan Kertas Indonesia (APKI) menilai permintaan global maupun domestik masih terus meningkat
yaitu sebesar 2% (yoy).

Kementerian Perindustrian (Kemperin) terus memacu industri pulp dan kertas untuk
menggunakan teknologi terkini. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI)
Kemperin mengatakan proses pembuatan kertas dan pulp harus mengutamakan efisiensi dan
efektivitas dalam penggunaan sumber daya secara berkelanjutan. Inovasi dalam teknologi khususnya
yang ramah lingkungan sejalan dengan implementasi Making Indonesia 4.0. Selain itu, produk yang
dihasilkan dengan cara itu bisa lebih mudah masuk pasar global. Sehingga, langkah ini akan
berdampak pada peningkatan daya saing produk pulp dan kertas. Peluang pasar masih terbuka dan
kapasitas produksi pulp dan kertas meningkat karena ada perluasan.

Pada tahun ini, produsen kemasan berbasis kertas PT Fajar Surya Wisesa Tbk beroperasi
dengan kapasitas produksi baru, setelah mengakuisisi pabrik kertas yang sebelumnya dimiliki PT
Surabaya Agung Industri Pulp & Paper. Di sisi lain, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk dan PT Pabrik
Kertas Tjiwi Kimia Tbk sedang membangun fasilitas produksi baru. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia baru saja
merampungkan pabrik baru di OKI yang hingga akhir 2018 memproduksi 2,5 juta ton pulp. Pada
2019, perusahaan ini memprediksi industri pulp akan tumbuh 4%.

Mengacu kebijakan nasional, industri pulp dan kertas merupakan salah satu sektor yang
mendapat prioritas dalam pengembangannya. Indonesia memiliki potensi terutama terkait bahan
baku, di mana produktivitas tanaman di Indonesia lebih tinggi daripada negara pesaing yang beriklim
subtropis. Hanya dua negara yang berpeluang memproduksi pulp secara efesien yaitu Indonesia dan
Brasil. Saat ini, kapasitas produksi pulp Indonesia sebesar 11 juta ton per tahun dan produksi kertas
16 juta ton per tahun. Terdapat 84 perusahaan pulp dan kertas di Indonesia.

Indonesia berada di peringkat kesembilan untuk produsen pulp terbesar di dunia serta posisi keenam
untuk produsen kertas terbesar di dunia. Di sisi tenaga kerja, industri pulp dan kertas menyerap
260.000 tenaga kerja langsung dan 1,1 juta tenaga kerja tidak langsung. Secara tidak langsung,
industri pulp dan kertas tergolong sektor padat karya dan berorientasi ekspor.

3
BAB II

Kajian Teoritis

2.1 Definisi Kualitas

Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya.
Terdapat tiga pendekatan dalam hal ini, yang pertama kualitas berbasis pengguna dimana kualitas
tergantung kepada audiensnya. Pendekatan ini biasanya digunakan oleh orang pemasaran dan
pelanggan. Yang kedua, kualitas berbasis manufaktur yang biasanya diterapkan oleh manajer
produksi. Dalam pendekatan ini kualitas suatu barang berarti pemenuhan standar dan membuat
produk dengan benar sejak awal. Yang ketiga adalah kualitas itu berbasis produk yang memandang
bahwa kualitas sebagai variabel yang pesisi dan dapat dihitung.

2.2 Pengendalian Kualitas

Pengendalian Kualitas Kualitas barang atau jasa dapat berkenaan dengan keandalan,
ketahanan, waktu yang tepat, penampilannya, integritasnya, kemurniannya, individualitasnya, atau
kombinasi dari berbagai faktor tersebut. Uraian di atas menunjukkan bahwa pengertian kualitas
dapat berbeda-beda pada setiap orang pada waktu khusus dimana kemampuannya (availability),
kinerja (performance), keandalan (reliability), dan kemudahan pemeliharaan (maintainability) dan
karakteristiknya dapat diukur. Ditinjau dari sudut pandang produsen, kualitas dapat diartikan sebagai
kesesuaian dengan spesifikasinya.

Suatu produk akan dinyatakan berkualitas oleh produsen, apabila produk tersebut telah sesuai
dengan spesifikasinya. Menurut Deming, kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan
keinginan konsumen, sedangkan menurut Crosby mempersepsikan, kualitas sebagai nihil cacat,
kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan (Yamit, 2005). Menurut Nasution (2005) ada
beberapa persamaan dalam definisi kualitas, yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut:

1. kualitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan,


2. kualitas mencakup produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan, dan
3. kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap merupakan
kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang).

4
Faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan (Douglas C.
Montgomery, 2001 dikutip oleh Bakhtiar, dkk., 2013):

1. Kemampuan proses. Batas-batas yang ingin dicapai haruslah disesuaikan dengan kemampuan
proses yang ada. Tidak ada gunanya mengendalikan suatu proses dalam batas-batas yang melebihi
kemampuan atau kesanggupan proses yang ada.

2. Spesifikasi yang berlaku, hasil produksi yang ingin dicapai harus dapat berlaku, bila ditinjau dari
segi kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan konsumen yang ingin dicapai dari hasi
produksi tersebut. Dapat dipastikan dahulu apakah spesifikasi tersebut dapa tberlaku sebelum
pengendalian kualitas pada proses dapat dimulai.

3. Tingkat ketidaksesuaian yang dapat diterima. Tujuan dilakukan pengendalian suatu proses adalah
dapat mengurangi produk yang berada di bawah standar seminimal mungkin. Tingkat pengendalian
yang diberlakukan tergantung pada banyaknya produk yang berada di bawah standar. 4. Biaya
kualitas, sangat mempengaruhi tingkat pengendalian dalam menghasilkan produk dimana biaya
mempunyai hubungan yang positif dengan terciptanya produk yang berkualitas.

2.3 Statistical Process Control (SPC)


Statistical Process Control Pengendalian kualitas statistik dilakukan dengan menggunakan alat bantu
statistik yang terdapat pada SPC (statistical process control) dan SQC (statistical quality control) merupakan
teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk memonitor, mengendalikan, menganalisis, mengelola dan
memperbaiki produk dan proses menggunakan metode statistik. Pengendalian kualitas statistik (statistical
quality control atau SQC) sering disebut sebagai pengendalian proses statistik (statistical process control atau
SPC).
Menurut Dorothea (2003) dikutip oleh Bakhtiar, dkk, (2013), pengendalian kualitas statistic adalah
teknik yang digunakan untuk mengendalikan dan mengelola proses baik manufaktur maupun jasa melalui
menggunakan metode statistik. Pengendalian kualitas statistik merupakan teknik penyelesaian masalah yang
digunakan untuk memonitor, mengendalikan, menganalisis, mengelola dan memperbaiki produk dan proses
menggunakan metode-metode statistik. Pengendalian kualitas secara statistik dengan menggunakan statistical
process control (SPC) mempunyai tujuh (7) alat statistik utama yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk
mengendalikan kualitas sebagaimana disebutkan juga oleh Heizer dan Render (2005) dikutip oleh Kartika
(2013), yaitu check sheet, histogram, control chart, diagram Pareto, diagram sebab akibat, Scatter diagram,
dan diagram proses.

5
Piranti untuk statistical process control (SPC) adalah sebagai berikut:
1. Lembar Pemeriksaan (check sheet), yaitu alat pengumpul dan penganalisis data yang disajikan dalam
bentuk tabel yang berisi data Jurnal Ilmiah Teknik Industri p-ISSN 1412-6869 e-ISSN 2460-4038 89
jumlah barang yang diproduksi dan jenis ketidaksesuaian beserta dengan jumlah yang dihasilkannya.
Tujuan digunakannya Check Sheet ini adalah untuk mempermudah proses pengumpulan data dan
analisis, serta untuk mengetahui area permasalahan berdasarkan frekuensi dari jenis atau penyebab
dan mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan atau tidak.
2. Diagram pencar (Scatter diagram), disebut juga dengan peta korelasi adalah grafik yang menampilkan
kekuatan hubungan antara dua variabel. Dua variabel yang ditunjukkan dalam diagram pencar dapat
berupa karakteristik kuat dan faktor yang mempengaruhinya.
3. Diagram sebab akibat (cause and effect diagram), disebut juga diagram tulang ikan (fishbone chart).
Diagram ini memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan mempunyai
akibat pada masalah yang kita pelajari.
4. Diagram Pareto (Pareto diagram) adalah grafik balok dan grafik baris yang menggambarkan
perbandingan masing-masing jenis data terhadap keseluruhan. Fungsi diagram Pareto adalah untuk
mengidentifikasi masalah utama untuk peningkatan kualitas dari yang paling besar ke yang paling
kecil. Dalam diagram pareto, berlaku aturan 80/20, yang artinya 20% jenis kecacatan dapat
menyebabkan 80% kegagalan proses (Yuri, 2013).
5. Diagram alir proses (process flow chart), yang secara grafis menunjukkan sebuah proses atau sistem
dengan menggunakan kotak dan garis yang saling berhubungan. Diagram sederhana ini merupakan
alat yang sangat baik untuk memahami proses atau menjelaskan langkahlangkah sebuah proses.
6. Histogram, merupakan alat bantu untuk menentukan variasi dalam proses, yang berbentuk diagram
batang menunjukkan tabulasi dari data yang diatur berdasarkan ukurannya.
7. Peta kendali (control chart), yaitu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor dan
mengevaluasi aktivitas atau proses berada dalam pengendalian kualitas secara statistika, sehingga
dapat memecahkan masalah dan menghasilkan perbaikan kualitas. Peta kendali menunjukkan adanya
perubahan data dari waktu ke waktu, tetapi tidak menunjukkan penyebab penyimpangan meskipun
penyimpanan itu akan terlihat pada peta kendali. Beberapa jenis peta kendali atribut, yaitu:
 Peta kendali p, yaitu peta kendali untuk bagian yang ditolak karena tidak sesuai terhadap spesifikasi.
 Peta kendali np, yaitu peta kendali untuk banyaknya butir yang tidak sesuai.
 Peta kendali c, yaitu peta kendali untuk banyaknya ketidaksesuaian
 Peta kendali u, yaitu peta kendali untuk banyaknya ketidaksesuaian per satuan

6
BAB III

Temuan Penelitian

3.1 Profil Dan Sejarah Perusahaan


Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) didirikan tanggal 07 Desember 1976 dan memulai kegiatan
usaha komersialnya pada tahun 1978. Kantor pusat Indah Kiat terletak di Sinar Mas Land Plaza,
Menara 2, Lantai 7, Jalan M.H. Thamrin nomor 51, Jakarta 10350 – Indonesia dan pabrik berlokasi di
Tangerang dan Serang, Jawa Barat serta di Perawang, Riau di Indonesia. Pemegang saham yang
memiliki 5% atau lebih saham Indah Kiat Pulp & Paper Tbk adalah PT Purinusa Ekapersada (52,72%),
didirikan di Indonesia yang merupakan bagian dari kelompok usaha Sinarmas.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INKP adalah di bidang industri,
perdagangan, pertambangan dan kehutanan. Kegiatan usaha utama Indah Kiat adalah bergerak
dibidang industri kertas budaya, pulp dan kertas industri. Saat ini, Indah Kiat memproduksi bubur
kertas (pulp), berbagai jenis produk kertas yang terdiri dari kertas untuk keperluan tulis dan cetak,
kertas fotocopy, kertas industri seperti kertas kemasan yang mencakup containerboard (linerboard
dan corrugated medium), corrugated shipping containers (konversi dari containerboard), food
packaging, boxboard dan kertas berwarna.

Indah Kiat Pulp & Paper Tbk beroperasi di bawah brand Asia Pulp & Paper. Merek-merek Asia
Pulp & Paper meliputi: A One, Anchor Brand, Arcadia, BLC, Bola Dunia, Concorde, Copy Mate,
Corrugating Medium, E-Paper, E-Paper Diamond, E-Paper Max, Ecto, Ellustra, Enlivo, Enova, Enza MG,
Exceedo, ExcelPro, Exkarro, Extra Art, Extra Preprint, Foopak Cupstock, Foopak Greaseproof Board,
Foopak Greaseproof Cupcake Paper, Foopak Greaseproof Paper, Foopak Hard Size Board, Foopak
Heat Sealable Board, Galaxy Brite, Glo, Golden Coin, Golden Plus, Golden Star, Hybrite, IK Copy
Paper, IK Gold, IK Plus, IK X-Brite, IK Yellow, Impressions, Impressions Pindo 2000, Inspira, Instant,
Instant Pre Print, Integrite, Jolly, Kokoru, Livi, Lucky Boss, Max Board, Max Kard, Mirage, Multi Copy,
Nice, Office Print, Paperline 2000, Paperline Color, Paperline Gold, Paseo, Rainbow, Savvibrite,
Savvicoat, Savvipak, Sinar Card, Sinar Color, Sinar Dunia, Sinar Lux, Sinar Pack, Sinar Spectra, Sinar
Tech, SinarBoard, Sinarline, SinarPlex, SinarVanda, Spectra Color, Stickii, Test Liner, Texper, Toply,
Trutone, Vector Lux, White Top Test Liner dan X-Cote

Pada tahun 1990, INKP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham INKP (IPO) kepada masyarakat sebanyak 60.000.000 dengan nilai
nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp10.600,- per saham. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 16 Juli 1990.

7
3.2 Proses Produksi Kertas
 Kayu diambil dari hutan produksi kemudian dipotong - potong atau lebih dikenal dengan log. log disimpan
ditempat penampungan beberapa bulan sebelum diolah dengan tujuan untuk melunakan log dan menjaga
kesinambungan bahan baku
 Kayu dibuang kulitnya dengan mesin atau dikenal dengan istilah De - Barker
 Kayu dipotong - potong menjadi ukuran kecil (chip) dengan mesin chipping. Chip yang sesuai ukuran diambil dan
yang tidak sesuai diproses ulang.
 Chip dimasak didalam digester untuk memisahkan serat kayu (bahan yang diunakan untuk membuat kertas)
dengan lignin. proses pemasakan ini ada dua macam yaitu Chemical Pulping Process dan Mechanical pulping
Process. Hasil dari digester ini disebut pulp (bubur kertas). Pulp ini yang diolah menjadi kertas pada mesin kertas
(paper machine).

3.3 Histogram Kecacatan Wavy


Dari data hasil pengecekan kualitas kertas, maka histogram kecacatan wavy (G2) dapat dilihat pada
Gambar dibawah. Menunjukkan bahwa selama 55 hari pengamatan terlihat bahwa kecacatan wavy sering
terjadi pada setiap proses produksi dengan jumlah berkisar 4 sampai dengan 97 cacat. Dari 55 hari
pengamatan yang tidak terjadi kecacatan wavy hanya 2 hari. Total kecacatan wavy selama pengamatan adalah
1.348 cacat.

3.4 Histogram Kecacatan Rewinder Wrinkle


Dari data hasil pengecekan kualitas kertas, maka histogram kecacatan rewinder wrinkle (L1) dapat dilihat pada
Gambar dibawah. Menunjukan selama 55 hari pengamatan terlihat bahwa kecacatan rewinder wrinkle jarang
terjadi pada setiap proses produksi. Total kecacatan rewinder wrinkle selama pengamatan adalah 242 cacat.

8
3.5 Histogram Kecacatan Less Diameter
Dari data hasil pengecekan kualitas kertas, maka histogram kecacatan less diameter (D3) dapat dilihat pada
Gambar dibawah. Menunjukan selama 55 hari pengamatan terlihat bahwa less diameter sangat jarang terjadi
pada setiap proses produksi. Total less diameter selama pengamatan adalah 5 cacat.

3.6 Histogram Kecacatan Dented Roll


Dari data hasil pengecekan kualitas pada kertas, maka histogram kecacatan dented roll atau joint (R1) dapat
dilihat pada Gambar di bawah. Menunjukkan selama 55 hari pengamatan terlihat bahwa kecacatan dented roll
atau joint sangat jarang terjadi pada setiap proses produksi. Total kecacatan dented roll atau joint selama
pengamatan adalah 55 cacat.

9
Persentase setiap jenis kecacatan pada klasifikasi grade & kecacatan A-sortir
No Jenis Kecacatan Jumlah Persentase % Kumulatif
1 Wavy (Gelombang) = G2 1.348 0,817 81,7%
2 Rewinder Wrinkle (Lipatan mati rewinder) = L1 242 0,147 96,4%
3 Datented Roll/Joint (Rusak karena bantingan) = R1 55 0,033 99,7%
4 Less Diameter (Diameter roll kurang) = D3 5 0,003 100%
Total 1.650

3.7 Diagram Pareto

1600
1400 1.348
1200
1000
800
600
400 242
200 55 5
0
Jenis Kecacatan

Wavy (Gelombang)
Rewinder Wrinkle (Lipatan mati rewinder)
Datented Roll/Joint (Rusak karena bantingan)
Less Diameter (Diameter roll kurang)

10
BAB IV

Pembahasan

4.1 Analisa Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram)


Diagram Sebab Akibat adalah alat formal yang sering digunakan untuk menyingkap
berbagai penyebab potensial dari suatu permasalahan yang terjadi.

Manusia Metode

Kurang training Operator salah SOP tidak dilaksanakan


Menginput data secara maksimal
Operator belum pengalaman
Wavy
Maintenence tidak terjadwal Suhu ruangan dingin

Mesin Lingkungan

 Diagram Sebab Akibat Untuk wavy


Terjadinya kecacatan wavy disebabkan oleh 4 faktor, yaitu terkait dengan mesin, manusia,
metode dan lingkungan. Dari faktor mesin, penyebab terjadinya kecacatan wavy adalah tidak
dilakukannya perawatan (maintenance) secara terjadwal. Perawatan dilakukan jika ditemui
terjadinya kerusakan mesin. Dari faktor sumber daya manusia, terjadinya kecacatan wavy
disebabkan oleh adanya operator yang belum berpengalaman, kurang mendapatkan
pelatihan, atau terjadinya kesalahan operator dalam memasukkan data. Turn over karyawan
yang tinggi menyebabkan perlunya pelatihan dilakukan secara rutin bagi operator. Dari
faktor metode, terjadinya kecacatan wavy dikarenakan prosedur operasional baku tidak
dijalankan dengan baik dan benar. Adapun dari faktor lingkungan, kecacatan wavy terjadi
karena suhu ruangan yang dingin dan menyebabkan ruangan kerja yang lembab.

11
Manusia Material

Tidak Fokus Tidak dibersihkan


Bergesekan dengan benda lain
dak Melakuka Pengecekan
Rewinder
Wrinkle

Mesin material handling Pabrik penuh serpihan tajam


tidak terawat
Lingkungan
Mesin

 Diagram Sebab Akibat Untuk Rewinder Wrinkle


Terjadinya kecacatan wavy disebabkan oleh 4 faktor, yaitu terkait dengan mesin, manusia,
material dan lingkungan. Dari faktor mesin, penyebab terjadinya kecacatan rewinder wrinkle
adalah Mesin material handling yang tidak terawat. Dari faktor sumber daya manusia
disebabkan karena operator tidak fokus dan juga tidak melakukan pengecekan. Dari faktor
material disebabkan karena material tidak dibersihkan terlebih dahulu, bergesekan dengan
benda lain. Adapun dari faktor lingkungan karena pabrik penuh serpihan tajam.

Manusia

urang teliti Less


Tools tidak dalam kondisi baik Diameter

Mesin

 Diagram Sebab Akibat Untuk Less Diameter


Terjadinya kecacatan Less Diameter disebabkan oleh 2 faktor, yaitu terkait dengan mesin, dan
manusia. Dari faktor mesin, penyebab terjadinya kecacatan Less diameter adalah tools tidak
dalam kondisi baik. Dari faktor sumber daya manusia disebabkan karena operator kurang teliti.

12
Manusia
Tidak melakukan SOP dengan baik Datented
Roll/Joint

 Diagram Sebab Akibat Untuk Datented Roll/Joint


Terjadinya kecacatan Less Diameter disebabkan oleh faktor sumber daya manusia disebabkan
karena tidak melakukan SOP dengan baik dan benar.

13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan implementasi yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : Dari pengambilan data yang dilakukan diketahui bahwa
cacat kertas paling dominan terjadi adalah jenis kecacatan wavy (G2). Faktor utama penyebab kecacatan wavy
adalah maintenance dilakukan tidak terjadwal dengan baik, operator baru yang kurang memahami mesin,
operator salah menginputkan data, kurangnya training dari perusahaan, tidak dilaksanakan Standard
Operasional Procedure (SOP) secara maksimal, dan suhu ruangan dingin sehingga ruangan kerja menjadi
lembab.

14
Daftar Pustaka

http://ekayanahidayat.blogspot.com/2013/11/mengelola-kualitas.html

https://analisis.kontan.co.id/news/industri-pulp-dan-kertas-indonesia

https://www.google.com/search?safe=strict&biw=1366&bih=667&ei=R1tJXafcPJ_Zz7sPo8qHyAE&q=penyeba
b+kecacatan+pada+kertas&oq=penyebab+kecacatan+pada+kertas&gs_l=psy-
ab.3...26164.32741..33478...0.0..0.221.3194.0j18j3......0....1..gws-
wiz.......0i71j0j0i131j0i10j0i22i30j33i22i29i30j33i21j33i160.33MUgd8CDgI&ved=0ahUKEwjnm92oie7jAhWf7H
MBHSPlARkQ4dUDCAo&uact=5

http://berita-iptek.blogspot.com/2008/05/proses-pembuatan-kertas.html

http://journals.ums.ac.id/index.php/jiti/article/download/1504/1962

Penulis

Miftakhudin

15

Anda mungkin juga menyukai