Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

PT FRISIAN FLAG INDONESIA


Sebagai Syarat untuk Mengikuti Ujian Akhir Sekolah Menengah Kejuruan – SMAK
Bogor Tahun Pelajaran 2018/2019
Oleh
Cicilia Roswardany
NIS. 15.61.08007

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI)
Sekolah Menengah Kejuruan – SMAK
Bogor
2019
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
PT FRISIAN FLAG INDONESIA PLANT CIRACAS

(Analisis Kadar Laktosa dalam Contoh Susu Murni Metode Polarimetri dan
Pengujian Metode)

Sebagai Syarat untuk Mengikuti Ujian Akhir Sekolah Menengah Kejuruan – SMAK
Bogor Tahun Pelajaran 2018/2019
Oleh
Cicilia Roswardany
15.61.08007

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI)
Sekolah Menengah Kejuruan – SMAK
Bogor
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Industri PT. Frisian Flag Indonesia – Plant Ciracas
Oleh Cicilia Roswardany

Disetujui dan Disahkan oleh :

Disetujui Oleh :

Hilmy Arfian Raihan, ST Agus Siswono, S.si


NIK. 5002830 NIP. 19760815 200604 1003
Pembimbing Pihak Institusi Pembimbing Pihak Sekolah

Disahkan Oleh

Dwika Riandari, M.si Kristiadi Wijaya


NIP. 19660726 200212 2001 NIK. 3000696
Kepala Sekolah Menengah Analis Manager QC PT. Frisian Flag
Kimia Bogor Indonesia – Plant Ciracas
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya berupa kekuatan lahir maupun batin serta semangat pada penyusun sehingga
dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Industri ini tepat pada waktunya.
Penyusun menyajikan hasil seluruh kegiatan yang telah dilakukan selama masa
kegiatan Praktik Kerja Industri dan juga dilengkapi dengan sejarah singkat dari
institusi terkait.
Laporan yang berjudul Laporan Praktik Kerja Industri, merupakan salah satu
syarat kelulusan pada semester VIII tahun ajaran 2018/2019 SMK-SMAK Bogor. Isi
laporan ini meliputi kegiatan penyusun yang dilakukan di laboratorium PT. Frisian
Flag Indonesia Plant Ciracas yang dilaksanakan mulai tanggal 2 Januari - 30 April
2019. Selama melakukan Praktik Kerja Industri, penyusun mendapatkan banyak
sekali pengalaman kerja. Akan tetapi, laporan ini lebih menekankan pada Analisis
Kadar Laktosa pada Susu Segar Metode Polarimetri serta Pengujian Metode.
Selama penulisan laporan, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Atas selesainya laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dwika Riandari, selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Bogor.


2. Ibu Amilia Sari Ghani, selaku Wakil Kepala SMK-SMAK Bogor bidang Hubungan
Kerja Industri.
3. Bapak Kristiadi Wijaya, selaku Manager QC Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas
4. Kak Hilmy Arfian Raihan, selaku Pembimbing pihak Institusi
5. Bapak Agus Siswono, selaku pembimbing pihak sekolah.
6. Kak Ozy, Kak Caraka, Kak Rohman, Kak Andri, Kak Jorge, Kak Heksa, Kak Hadi,
Kak Azzam, Kak Firton, Kak Carlos, Kak Kukuh, Kak Dede, Kak Erwin, Kak Fikri,
Kak Rusmanto, Kak Alfian, Pak Warulian, Pak Hendro, Pak Gusti, Pak Dodi, Pak
Danang, Pak Didi, Pak Yuki, Pak Haryadi, Pak Suparnin, Pak Fadlilah, Pak
Heres, Pak Sarjito, Pak Rojana, Pak Supartemin yang selalu membantu
penyusun dalam mempelajari segala kegiatan selama masa prakerin serta
memberikan segala bentuk hiburan pada penyusun.
7. Staf dan Bapak/Ibu Guru SMK-SMAK Bogor.
8. Mama dan seluruh keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan, bantuan,
dan saran dalam segala bentuk, abstrak dan konkrit.
10. Isna, Febby, Puteri, Hera, Ara, Jeris, Razan, Rifky dan Zahra selaku sahabat
yang senantiasa memberi dukungan kepada penyusun untuk dapat
menyelesaikan laporan dengan baik.
11. Martinus Abel selaku teman seperjuangan selama masa Prakerin di PT Frisian
Flag Indonesia – Plant Ciracas.
12. Seluruh Keluarga Besar Prometheus Clavata.
13. Seluruh pihak yang turut serta dalam membantu terselesaikannya laporan ini,
baik bantuan secara langsung maupun tidak langsung.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
semua pihak agar lebih baik lagi di masa yang akan datang. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Jakarta, April 2019

Penyusun.
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Industri

Dalam dunia industri, ilmu kimia memiliki peranan penting. Selain sebagai
ilmu terapan di dunia industri, kimia juga digunakan dalam bidang analisis,
sehingga diharapkan dengan penerapan ilmu kimia dalam dunia industri, akan
berdampak langsung pada produk barang maupun jasa yang dapat
meningkatkan kualitas maupun kuantitasnya, karena ilmu kimia berperan penting
di dunia kerja maka tenaga kerja yang berperan khususnya di bidang kimia
sangat dibutuhkan. Terutama tenaga kerja yang memiliki keterampilan,
pengetahuan dan potensi akan mewujudkan harapan dunia industri saat ini.

Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor


merupakan salah satu sekolah SMK yang berada di bawah pembinaan
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, sehingga sebagai sekolah
kejuruan bidang analisis kimia, maka SMK-SMAK Bogor diharapkan dapat
menghasilkan lulusan analis kimia yang kompeten dan terampil dalam
memenuhi tuntutan dunia kerja dan industri.

B. Visi dan Misi

Seperti halnya sekolah menengah kejuruan lainnya, Sekolah Menengah


Kejuruan – SMAK Bogor mempunyai visi dan mengemban misi sebagai berikut.

VISI
Menjadi Sekolah Menengah Kejuruan Analisis Kimia Nasional bertaraf
internasional yang menghasilkan lulusan profesional dan bermartabat.
MISI
a. Melaksanakan pendidikan kejuruan analisis kimia yang berkualitas mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat dunia usaha dan dunia industri baik tingkat
nasional maupun internasional.
b. Meningkatkan kemitraan nasional dan membina kemitraaan internasional.
c. Membina dan menyelenggarakan fungsi sosial dan kemasyarakatan

Pendidikan kejuruan mempunyai orientasi mempersiapkan lulusannya untuk


menjadi tenaga kerja siap pakai dalam dunia industri atau instansi lain yang
berhubungan dengan bidangnya. Sehubungan dengan hal itu, maka dunia
pendidikan kejuruan mengadakan kerjasama dengan dunia industri untuk
memperkenalkan segala kegiatan dunia industri kepada setiap siswanya melalui
program Praktik Kerja Industri (Prakerin).

Kerjasama antara dunia industri dan sekolah perlu dijalin demi kebaikan
kedua belah pihak tersebut. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah menyediakan
fasilitas belajar dengan teknologi dalam batas-batas tertentu. Maka untuk
mengatasi keterbatasan teknologi yang digunakan di sekolah, perlu diadakan
studi tentang teknologi di dunia kerja. Adapun bagi dunia industri, karyawan yang
telah terampil dan siap menghadapi tantangan dan persaingan dalam dunia kerja
sangat diharapkan. Sehingga suatu program pelatihan kerja sangat dibutuhkan
bagi sekolah maupun dunia industri. Dalam hal ini, pelatihan kerja tersebut
dikenal dengan Praktik Kerja Industri (Prakerin).

Dalam Program ini penyusun mendapatkan kesempatan untuk


melaksanakan kegiatan Prakerin selama 4 bulan, yaitu terhitung mulai tanggal 2
Januari 2018 sampai dengan 30 April 2019 di PT. Frisian Flag Indonesia Plant
Ciracas

C. Tujuan Prakerin

Pengetahuan dan keterampilan yang menjurus pada satu bidang pekerjaan


yang diperoleh melalui pendidikan kejuruan secara khusus memerlukan suatu
media yang bersifat melatih. Salah satu bentuk nyata dari pelatihan tersebut
yaitu dengan kegiatan Praktik Kerja Industri (Prakerin).

SMK-SMAK Bogor sebagai salah satu unit pendidikan yang bernaung di


bawah pembinaan Kementerian Perindustrian, bertugas untuk
menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan tenaga menengah yang
terampil dalam bidang analisis kimia khususnya, sehingga diharapkan jika siswa-
siswi terjun ke masyarakat dan terjun pada bidang yang sesuai dengan program
studi kejuruannya, tidak lagi menemui kesulitan yang mendasar.

Secara umum Praktik Kerja Industri (Prakerin), dilaksanakan untuk


menerapkan pengetahuan yang diterima selama belajar di sekolah, menambah
pengetahuan serta pengenalan lingkungan kerja di industri.

Adapun tujuan yang harus dicapai dari kegiatan Prakerin ini adalah:

1. Meningkatkan kemampuan dan memantapkan keterampilan siswa/i sebagai


bekal kerja yang sesuai dengan program studi kimia analisis.
2. Menumbuhkembangkan dan memantapkan sikap profesional siswa/i dalam
rangka memasuki lapangan kerja.
3. Meningkatkan wawasan siswa/i pada aspek-aspek yang potensial dalam
dunia kerja, antara lain: struktur organisasi, disiplin, lingkungan dalam sistem
kerja, tatakrama.
4. Meningkatkan pengetahuan siswa/i dalam hal penggunaan instrumen kimia
analisis yang lebih modern dan terbarukan, dibandingkan dengan fasilitas
yang tersedia di sekolah.
5. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan
mengembangkan pendidikan di SMK Analis Kimia Bogor (SMAKBo).
6. Memperkenalkan fungsi dan tugas seorang analis kimia kepada lembaga-
lembaga penelitian maupun instansi-instansi tempat pelaksanaan prakerin
sebagai konsumen tenaga analis kimia.
D. Tujuan Penulisan Laporan

Sebagai tugas akhir dari Praktik Kerja Industri (Prakerin), siswa/i wajib
membuat suatu laporan akhir lengkap yang meliputi semua kegiatan selama
Praktik Kerja Industri (Prakerin). Laporan ini akan dipresentasikan pada saat
ujian lisan sebagai bahan pertanggungjawaban siswa/i selama kegiatan tersebut.
Berikut adalah beberapa tujuan pembuatan laporan.

1. Memantapkan siswa dalam pengembangan dan penerapan pelajaran dari


sekolah di institusi tempat Praktik Kerja Industri (Prakerin).
2. Siswa mampu mencari alternatif dalam pemecahan masalah analisis secara
mendalam (seperti yang terungkap dalam laporan Praktik Kerja Industri yang
dibuat).
3. Mengumpulkan data yang telah diperoleh sehingga dapat ditampilkan dalam
bentuk laporan dan memberikan simpulan dari data hasil analisis tersebut.
4. Menambah koleksi pustaka di perpustakaan sekolah maupun di institusi
prakerin sehingga dapat menambah pengetahuan, baik bagi penulis maupun
para pembaca.
BAB II INSTITUSI TEMPAT PRAKTIK KERJA INDUSTRI

A. Sejarah dan Perkembangan PT Frisian Flag Indonesia

Gambar 2.1 Logo Friesche Vlag

Semuanya berasal sekitar tahun 1870-an ketika para peternak bergabung


dalam koperasi peternak sapi perah di seluruh Belanda. Pada waktu itu alat
pendingin modern belum tersedia, sehingga menjalin kerjasama dengan pihak lokal
menjadi cara yang paling efektif untuk menjaga agar penjualan susu terjaga dan
meningkatkan kekuatan pasar. Seiring berjalannya waktu, produksi susu meningkat
pesat dan peternak mulai mencari cara agar produk mereka mampu bertahan lebih
lama karena harus meliputi perjalanan distribusi yang panjang, namun produk
mereka tetap dapat memberikan manfaat dan kebaikan susu.
Pada 1913 sekitar 30 koperasi memutuskan untuk mendirikan perusahaan
sendiri di Leeuwarden dan pabrik pengolahan susu yang bernama De Cooperative
Condensfabriek Friesland (CCF) atau Pabrik Susu Kental Manis Friesland. Dengan
tujuan untuk memproses susu yang dihasilkan peternak, menggunakan metode
penguapan dan memasarkannya secara lokal maupun internasional. Di tahun
pertama, CCF mulai mengekspor produk susu kental manis mereka di seluruh
eropa.
Pada waktu yang sama, Friesche Vlag juga terdaftar sebagai merek dagang
produk perusahaan, dengan unsur visual dan nama yang diambil dari bendera di
daerah Friesland, Belanda Utara yang terkenal dengan produk susunya. Pada tahun
1922, produk susu kaleng Frisian Flag dan Friesche Vlag pertama kali diekspor ke
Hindia Belanda, salah satunya ke Batavia, Indonesia. Dan sejarah Frisian Flag di
Indonesia pun dimulai dengan merk susu “ Friesche Vlag”
Beberapa puluh tahun kemudian, Friesland Foods melebarkan sayapnya
hingga ke Indonesia dan didirikan pada tanggal 5 November 1973, Nomor Akte
Pendirian: No. 23 tahun 1973 dengan status pemodalan Indonesia-Hongkong-
Amerika dengan nama PT Frisian Flag. Dari Indonesia saat itu PT Wardana, dari
Hongkong yaitu MC Keeson, dan dari Amerika PT Foremost. Saat itu nama
Perusahaan adalah PT Foremost (Indonesia) dan produk yang adalah Susu Kental
Manis dengan merk “FOREMOST”.
Pada tahun 1977, karena alasan manajemen perusahaan diambil alih oleh
PT Fiesche Vlag Indonesia dan status pemodalan menjadi Indonesia-Belanda, nama
perusahaan menjadi PT Foremost Indonesia. Dari Indonesia adalah PT Mantrust
dan dari Belanda adalah Friesland Frico Domo sampai sekarang. Produk yang
dihasilkan adalah Susu Kental Manis dan Susu Cair dengan merk “ Frisian Flag”
atau “ Susu Bendera”. Izin usaha diperoleh dari Departemen Perindustrian pada
tanggal 5 November 1988 dengan nomor : 433/DJAI/IUT-I/PMA/XI/88.
Sejak awal kehadirannya, susu kental manis dan produk susu Friesche Vlag
dipromosikan dan dijual oleh para mitra bisnis di seluruh penjuru Indonesia. Agar
lebih mudah diterima oleh pasar dan masyarakat, produk ini kemudian dikenal
dengan nama “ Soesoe Tjap Bendera”. Upaya pemasaran tersebut terbukti ampuh
dan susu kental manis pun mulai dikenal dan dicari konsumen di seluruh penjuru
negeri. Identitas dan nama tersebut hingga kini telah menjadi sebuah ikon.
PT Friesche Vlag Indonesia bertempat di Pasar Rebo, Jakarta Timur dan
memproduksi susu bubuk dengan merk “ Frisian Flag” atau “Susu Bendera”.
Bekerjasama dengan Tesori Mulia yang bertempat di Jatinegara yang bertugas
mendistribusikan dan memasarkan produk Susu Bendera.
PT Foremost Indonesia merupakan bagian dari Susu Bendera Group yang
menaungi PT. Foremost Indonesia, PT. Friesche Vlag Indonesia dan PT. Tesori
Mulia (semula dikenal dengan nama PT. Borsumij Wehry Indonesia).
Pada tanggal 1 September 2003, nama PT Foremost Indonesia, PT Friesche
Vlag Indonesia dan PT Tesori Mulia berubah menjadi PT Frisian Flag Indonesia .
Berdasarkan lokasinya, PT. Frisian Flag Indonesia dibagi menjadi dua yaitu PT.
Frisian Flag Indonesia ̶ Plant Pasar Rebo dan PT Frisian Flag Indonesia ̶ Plant
Ciracas.
Pada 10 Desember 2010, PT Frisian Flag Indonesia memperkenalkan
identitas brand atau logo terbaru yang melestarikan karakter PT. Frisian Flag
Indonesia yaitu bendera dan berwarna biru cerah. Logo baru ini dikelilingi oleh cincin
yang memvisualisasikan radiasi energi Frisian Flag .

Gambar. 2.2 Perubahan Logo PT Frisian Flag Indonesia

PT. Frisian Flag Indonesia mengembangkan dan memperkenalkan produk-


produk baru yang inovatif kepada masyarakat. Produk ̶ produk itu terdiri dari
berbagai macam ukuran dan bentuk kemasan yang dirancang sesuai kebutuhan
konsumen. PT Frisian Flag Indonesia ̶ Plant Ciracas memproduksi berbagai merk
susu dan yang paling populer adalah susu bendera yang terdiri dari susu kental
manis kaleng dan susu cair siap minum. Sedangkan PT Frisian Flag Indonesia ̶
Plant Pasar Rebo memproduksi susu kental manis sachet dan susu bubuk.
PT Frisian Flag Indonesia merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang
mendapatkan sertifikat ISO 9001/9002. Selain itu, perusahaan ini juga memperoleh
Good Manufacturing Practices (GMP) Award dari pemerintah sebagai salah satu
perusahaan terbaik yang menerapkan GMP. Dalam pengendalian mutu produk, PT
Frisian Flag Indonesia menerapkan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
untuk menjamin produk yang diterima konsumen merupakan produk yang bermutu
dan aman dikonsumsi.
B. Visi dan Misi PT Frisian Flag Indonesia

1. Visi
Untuk menjadi perusahaan susu nomor satu di Indonesia dan menyediakan
produk bergizi bagi keluarga Indonesia.
2. Misi
a. Menyediakan produk bergizi yang terjangkau bagi keluarga Indonesia
b. Mendukung peningkatan kualitas kehidupan peternak
c. Berkontribusi pada kelangsungan kehidupan yang lebih baik bagi
generasi masa depan.

C. Lokasi dan Tata Letak Frisian Flag Indonesia ̶ Plant Ciracas

PT Fisian Flag Indonesia terletak di Jalan Raya Bogor KM. 26 Ciracas


Jakarta Timur dengan lahan seluas 4,4 hektar atau 4400m2. PT Frisian Flag
Indonesia terdiri atas tiga bangunan utama yaitu Dairy Building, Service and
Auxiliary Building, dan Storage Building.
Dairy Building adalah bangunan pabrik atau ruang produksi yang terdiri atas
ruang produksi yang terdiri atas ruang pengolahan, ruang pengemasan, gudang
penyimpanan finished good dan ruang pengawasan mutu (Quality Control). Ruang
pengolahan terdiri atas ruang penerimaan bahan baku (Fresh Milk), ruang
pengolahan susu steril, susu UHT dan susu SKM. Ruang pengemasan terdiri dari
ruang pembuatan kaleng (Can Making Line), ruang pengisian (Filling) untuk botol,
combiclock (Carton Pack) dan SKM, serta ruang pengepakan (Packaging).
Service and Auxiliary Building terletak di dalam satu bangunan, yaitu Service
Building di lantai satu dan Auxiliary Building di lantai dua. Service Building
merupakan bangunan untuk mesin atau peralatan mekanik. Bangunan ini terdiri atas
ruang boiler, ruang genset, ruang suku cadang atau sparepart, ruang air kompresor
dan ruang refrigerasi. Sedangkan Auxiliary Building terdiri dari kantor utama, ruang
Dairy Corner, ruang training karyawan. Pada lantai satu tersebut juga terdapat
kantin, toilet dan loker, laundry serta mushola. Di bagian depan pabrik terdapat jalan,
lahan parkir, pos satpam dan taman.
Storage Building terletak pada bangunan lain yang terpisah dari bangunan
utama. Dalam storage building terdapat gudang penyimpanan bahan baku (Raw
Material), gudang Keeping Sample, kantor Market Complain, dan ruang sterilitas
untuk pengujian akhir sebelum produk dirilis ke masyarakat.

D. Struktur Organisasi QC Frisian Flag Plant ̶ Ciracas

Gambar. 2.3 Struktur Organisasi QC PT Frisian Flag Indonesia – Plant Ciracas

Struktur organisasi diterapkan dan disusun dengan dasar target yang akan
dicapai. Quality Control dipimpin oleh seorang QC Manager dengan pengawasan
Plant Manager. QC Manager bertanggung jawab untuk mengatur fungsinya
mengontrol kualitas semua produk yang belum, akan dan sudah diproduksi,
termasuk mengontrol bahan baku atau raw material.
QC Manager dalam laboratorium langsung membawahi Administrator, Shift
Supervisor, Nonshift Supervisor, GLP Supervisor, Keeping ̶ Marcom Supervisor,
Incoming ̶ Packaging, Utility Supervisor. Dalam melaksanakan tugasnya dalam
perusahaan, Administrator dan Supervisor berada di bawah arahan dan
pengawasan dari QC Manager. Berdasarkan prosedur kerja dan kebijakan dari PT
Frisian Flag Indonesia, Supervisor bertanggung jawab kepada QC Manager untuk
memberikan laporan kerja secara langsung yang berhubungan dengan laporan yang
diberikan oleh bawahannya maupun laporan yang berasal dari Supervisor itu sendiri.

Shift Supervisor membawahi Senior Analyst, Analyst Product dan Analyst


Fresh Milk, Keeping ̶ Marcom Supervisor membawahi QC Market Complain, QC
KSM, QC Verification, QC Keeping, QC Helper. GLP Supervisor membawahi
personil GLP. Incoming ̶ Packaging ̶ Utility Supervisor membawahi Analyst
Chemical dan QC Incoming Material.
Tugas QC Shift Supervisor adalah untuk mengontrol kinerja para staffnya
yakni Analyst Product (Mempunyai tugas melakukan analisis produk intermediet
maupun finish good), Analyst Fresh Milk (Mempunyai tugas melakukan analisis fresh
milk dari koperasi susu daerah yang digunakan sebagai bahan baku). Nonshift
Supervisor mempunyai tugas sebagai Asmen atau Asisten Manager.
Adapun tugas dari QC Keeping & Marcom Supervisor yaitu untuk mengontrol
kinerja dan mengawasi para staffnya yakni QC KSM (Mempunyai tugas sebagai
panelis atau melakukan analisis organolaptik pada semua produk dengan rentang
waktu kadaluarsa tertentu), QC Verification (Mempunyai tugas untuk verifikasi akhir
sebelum produk finish good dirilis), QC Keeping (Mempunyai tugas untuk menata
sampel gudang berdasarkan tanggal produksi), QC Market Complain (Mempunyai
tugas untuk mengurus komplain dari konsumen), dan QC Helper (Mempunyai tugas
membantu QC Keeping dalam pengambilan dan pengiriman sampel).
GLP Supervisor mempunyai tugas untuk mengontrol kinerja staff. GLP juga
bertugas untuk memelihara peralatan instrumen laboratorium dan melakukan
maintenance rutin pada alat – alat tertentu. Sedangkan Incoming – Packaging –
Utility Supervisor bertugas mengontrol kerja Chemical Analyst (Mempunyai tugas
melakukan analisi terhadap bahan kebutuhan produksi, reagent, dan penanganan
limbah produksi maupun domestik dalam perusahaan), dan QC Incoming Material
(Mempunyai tugas untuk mengawasi kualitas bahan packaging material).
Semua QC Supervisor juga bertugas mengatur waktu kerja para staffnya
serta melaporkan hasil analis yang dilakukan QC Manager. Adapun Administrator
yang bertugas di bagian administrasi pada departemen QC yang mengawasi
absensi harian karyawan.

E. Ketenagakerjaan Frisian Flag Indonesia Plant – Ciracas

Jam kerja berdasarkan waktu tertentu yakni shift dan nonshift. Adapun
karyawan nonshift memiliki 5 hari kerja dan 2 hari libur setiap minggunya. Dimulai
pukul 17.30 – 16.00.
Yang termasuk karyawan nonshift adalah ;
1. QC Manager
2. Nonshift Supervisor
3. GLP Supervisor
4. Incoming – Packaging – Utility Supervisor
5. Keeping – Marcom Supervisor
6. Staff GLP
7. QC Keeping
8. QC Market Complain
9. QC KSM
10. Administrator
11. QC Incoming Material.

Adapun karyawan shift dibagi menjadi beberapa regu tergantung pada


kebutuhan personil di setiap departemen yaitu:
1. Karyawan 2 shift 2 regu (Chemical Analyst)
2. Karyawan 3 shift 3 regu ( Shift Supervisor, QC Helper, Fresh Milk
Analyst)
3. Karyawan 3 shift 4 regu (Analyst Product dan QC verifikasi)
Karyawan shift dibagi menjadi 3 grup dengan ketentuan sebagai berikut.

Shift Masuk (WIB) Pulang (WIB) Jumlah Jam


Kerja
(Jam)
I 07.00 15.00 8
II 15.00 23.00 8
III 23.00 17.00 8

Tabel. 2.1 Jam Kerja Karyawan Frisian Flag


Indonesia
Karyawan dengan 3 shift 3 regu memiliki jumlah jam kerja sebanyak 40 jam
perminggu dengan 5 hari kerja dan 2 hari libur, dengan pergantian shift (rolling shift)
setiap satu minggu sekali. Sedangkan karyawan dengan 3 shift 4 regu mempunyai
jam kerja 48 jam setiap minggunya dengan 6 hari kerja dan 2 hari libur, dengan
pergantian shift setiap 2 hari sekali.
Semua karyawan berhak mendapatkan cuti libur dengan ketentuan sekitar 14
hari setiap tahunnya, berganntung pada berapa lama masa kerja karyawan. Adapun
lembur yang diberikan kepada karyawan jika salah satu rekan mengambil cuti atau
ada halangan lain. Karyawan yang mendapatkan jam lembur akan diakumulasikan
setiap bulannya.

F. Jenis Produk di PT. Frisian Flag

Frisian Flag Indonesia berkomitmen untuk selalu menyediakan produk susu


berkualitas dengan rasa lezat, bernilai gizi baik dan harga terjangkau. Saat ini merk
susu yang dipasarkan oleh PT Frisian Flag Indonesia adalah Frisian Flag, Omela,
dan Friso. Tersedia dalam bentuk susu kental manis, susu bubuk, dan susu cair siap
minum.
Seluruh produk Frisian Flag Indonesia diproses di pabrik modern yang telah
menerapkan standar Good Manufacturing Practices (GMP): Prinsip – Prinsip
produksi yang baik dan menggunakan teknologi proses yang modern dengan
menerapkan sistem jaminan mutu & keamanan produk yang dijamin oleh sistem
Food Safety System Certification (FSSC) serta menerapkan standar produk yang
ketat sesuai dengan regulasi yang berlaku. Berikut adalah produk yang diproduksi
oleh PT Frisian Flag Plant Ciracas.

1. Susu Kental Manis


Frisian Flag Bendera Kental Manis diproduksi dengan bahan dasar susu
dengan kandungan zat gizi makro (protein, karbohidrat, dan lemak) serta
mengandung 6 vitamin (Vitamin A, D3, E,B1 dan B6) dan 2 mineral (Kasium
dan fosfor). Frisian Flag Bendera Kental Manis dapat diminum sebagai
minuman susu, dikombinasikan dengan bahan makanan lain (seperti buah –
buahan segar) menjadi minuman sehat atau menambah kelezatan cita rasa
makanan dan minuman.

Gambar. 2.4 Produk Susu Kental Manis Frisian Flag

2. Susu Cair Siap Minum


a. Kemasan Botol
Susu Siap Minum Frisian Flag Milky botol diproduksi dengan susu segar
dengan kandungan zat gizi makro (protein, karbohidrat dan lemak) dan tinggi
vitamin A, B1,B2 dan B6 serta sumber kalsium dan fosfor untuk mendukung
pertumbuhan gizi anak – anak dengan rasa yang enak. Dalam 180 ml Frisian
Flag Milky botol mengandung 3 gram protein. Tersedia dalam varian rasa
Coklat dan Strawberry.
Gambar. 2.5 Produk Susu Cair Kemasan Botol

b. Kemasan Carton Pack


Susu Siap Minum Frisian Flag mengandung rangkaian zat gizi makro (zat
gizi penting: protein, karbohidrat dan lemak) dan zat gizi mikro (multi vitamin
dan mineral) untuk mendukung asupan gizi harian keluarga Indonesia. Susu
Siap Minum Frisian Flag tersedia dalam merk Frisian Flag Purefarm untuk
anggota keluarga dan Frisian Flag Kid, Milky dan Fruity untuk anak-anak.
Tersedia dalam kemasan kotak 900 ml untuk keluarga, kemasan sekali
minum 225 ml, 180 ml dan 115 ml serta kemasan botol 180 ml. Kemasan
kotak 900 ml Frisian Flag menggunakan sistem combibloc lid yang
merupakan inovasi dari Frisian Flag sejak tahun 2010. Dengan
menggunakan system Combibloc lid, pada saat tutup kemasan luar
dibuka/diputar, otomatis akan membuka alu foil didalamnya. Hal ini bertujuan
agar alufoil tidak bersentuhan langsung dengan bagian luar.

Gambar. 2.6 Produk Susu Cair Kemasan Karton


G. Prestasi PT Frisian Flag Indonesia

1. Penghargaam Inovasi Bisnis Sosial dan CEO Hijau 2016


2. Penghargaan Bisnis Berkelanjutan Indonesia 2016
3. Penghargaan Insan Kehumasan / Praktisi PR
4. Indonesia Most Influential Brand ( Aktivasi Merek yang Paling
Berdampak)
5. Penghargaan Lingkungann Hidup 2016
6. Penghargaan Industri Hijau 2016
7. Sertifikat Operator Ekonomi Terdaftar (AEO) 2017
8. Penghargaan Taat Pajak 2017
9. Penghargaan MURI untuk Komitmen Keluarga Minum Susu Terbanyak
10. Orange ASEAN Factory 2017, Inovasi Terbaik Proyek Dairy Village 2017
11. Penghargaan Lingkungan Hidup 2017
12. Penghargaan Insan Kehumasan / Praktisi Humas, Program CSR 2017
13. Penghargaan Bisnis Berkelanjutan Indonesia 2017
14. Penghargaan Penilaian Bea dan Cukai Terbaik, Industri FMCG 2017
15. Penghargaan Industri Hijau 2017
16. Anugrah Pelangi 2017
17. Indonesia WOW Brand 2018
18. Halal Award 2018
19. Indonesia PR Of The Year
20. Penghargaan Industri Hijau 2018
BAB III KEGIATAN DI LABORATORIUM

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI SUSU SAPI

Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu
mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat
mencerna makanan padat (Wikipedia,2009). Dalam SK Dirjen Peternakan No. 17
Tahun 1983, dijelaskan definisi susu adalah susu sapi yang meliputi susu segar,
susu murni, susu pasteurisasi, dan susu sterilisasi. Susu segar adalah susu murni
yang tidak mengalami proses pemanasan. Susu murni adalah cairan yang berasal
dari ambing sapi sehat. Susu murni diperoleh dengan cara pemerahan yang benar,
tanpa mengurangi atau menambah sesuatu komponen atau bahan lain. Susu
merupakan produk pangan yang menjadi sumber utama pemenuhan kebutuhan
kalsium (Ca) tubuh (Syarifah, 2007). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
susu sapi merupakan cairan berwarna putih yangdihasilkan oleh kelenjar susu sapi
betina dan salah satu sumber utama pemenuhan kebutuhan kalsium.

2. SIFAT FISIK SUSU

a. Warna air susu :


Warna air susu dapat berubah dari satu warna ke warna yang lain,
tergantung dari bangsa ternak, jenis pakan, jumlah lemak, bahan padat dan bahan
pembentuk warna. Warna air susu berkisar dari putih kebiruan sampai dengan
kuning keemasan. Dalam jumlah banyak susu keseluruhan terlihat keruh dan dalam
lapisan tipis saja terlihat transparan tembus cahaya. Susu yang diambil atau
diturunkan kadar lemaknya akan tampak kebiruan. Warna putih dari susu
merupakan hasil dispersi dari refleksi cahaya oleh globula lemak dan partikel
koloidal dari kasein dan kalsium fosfat. Warna kuning susu karena lemak dan
karoten yang dapat larut.
b. Rasa dan Bau
Air susu yang normal mempunyai rasa agak manis dan spesifik serta
memiliki bau yang khas badan sapi. Rasa sedikit manis pada susu disebabkan oleh
laktosa dan kadar Cl yang rendah. Apabila terasa kecut, pahit, asin dan sebagainya
mungkin disebabkan karena penanganan setelah diperah tidak baik dan susu sudah
mulai rusak, rasa yang hambar berarti air susu banyak dicampur air biasa (Girisonta,
1995).

Air susu yang baru mudah menyerap bau disekitarnya dalam hal ini yang
mudah menyerap bau adalah butiran lemak Bau yang asam menunjukkan bahwa air
susu sudah lama disimpan atau basi. Air susu yang berbau busuk menunjukkan
bahwa air susu sudah rusak sama sekali dan tidak layak untuk di konsumsi
(Girisonta, 1995). Bau air susu mudah berubah dari bau yang sedap menjadi bau
yang tidak sedap. Bau ini dipengaruhi oleh sifat lemak air susu yang mudah
menyerap bau disekitarnya. Demikian juga bahan pakan ternak sapi dapat merubah
bau air susu.

3. KOMPOSISI SUSU

Susu merupakan emulsi lemak dalam air yang mengandung garam-garam


mineral, gula, dan protein. Komposisi rata-rata susu dapat dilihat pada tabel. Kisaran
komposisi paling besar terjadi pada kandungan lemak. Hal inidisebabkan karena
kadar lemak susu sangat dipengaruhi baik oleh faktor internal maupun eksternal.

Komposisi Rata-rata Kisaran Normal (%)


Air 87.25 84.00-89.50
Lemak 3.80 2.60-6.0
Protein 3.50 2.80-4.0
Laktosa 4.80 4.50-5.20
Mineral 0.65 0.6-0.8

Tabel. 3.1 Komposisi Susu Murni


a. Air
Air dalam susu berfungsi sebagai pelarut dan membentuk emulsi, suspensi
koloidal.
b. Lemak susu
Flavor pada susu sangat ditentukan oleh lemak susu. Lemak susu dalam
bentuk butir-butir yang amat kecil disebut globula, yang berada dalam fase
dispersi. Masing-masing butir lemak dikelilingi oleh selaput protein yang
sangat tipis atau serum susu yang terkumpul pada permukaan. Akibat
adsorpsi inilah faktor yang menentukan atau membantu memelihara
kestabilan emulsi lemak dalam susu. Komponen utama dari fase lemak
adalah lemak susu. Suatu campuran kompleks dari trigliserida. Material-
material lipida lain, seperti fosfolipida, sterol,karotenoid, dan vitamin. Vitamin
larut lemak seperti vitamin A, D, E dan k, berada dalam jumlah sedikit sekali
sampai kira-kira 1%.Tiap butiran lemak dikelilingi oleh selapis membran
protein yangmenyebabkan kestabilan emulsi. Susu dapat mengandung
100.000.000 butiran lemak atau 1000 butiran/ml susu.(Afandi,1993).
Terdapat perbedaan yang besar antara lemak badan dan lemak susu. Lemak
adalah persenyawaan antara gliserol dan asam-asam lemak. Lemak badan
pada umumnya mengandung asam-asam lemak yang terdiri dari asam
stearat,palmitat dan oleat. Sedang asam-asam lemak dari lemak susu terdiri
atas 64 macam asam lemak berkisar dari 4 sampai 26 atom C, antara lain
asam butirat,kaproat, kaprilat, kaprat, laurat, miristat dan juga asam stearat,
palmitat dan oleat serta 3 macam asam tidak jenuh yaitu asam oleat dan
linolenat (Afandi, 2008).

c. Protein
Protein susu sapi dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan yaitu kasein
yang merupakan fosfoprotein dan meliputi 78% dari bobot total dan protein
serum susu meliputi 17% dari bobot total. Selain itu sekitar 5% dari bobot
total susu merupakan senyawa yang mengandung nitrogen nonprotein
(senyawa-NNP), dan ini meliputi peptida dan asam amino. Susu
mengandung juga enzim yang jumlahnya sangat sedikit, termasuk
peroksidase, fosfatase asam, fosfatasebasa, zantina oksidase, dan amilase.
Protein (akar kata protos daribahasa Yunani yang berarti "yang paling
utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer darimonomer-monomer asam amino yang dihubungkan
satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung
karbon,hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor.
Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup
dan virus. Kasein didefinisikan sebagai golongan heterogen fosfoprotein
yang diendapkan dari susu skim pada pH 4,6 dan suhu 200C Protein yang
tetap berada dalam larutan, disebut serum atau protein dadih, dapat
dipisahkanmenjadi fraksi laktoglobulin dan laktalbumin klasik dengan cara
penjenuhan memakai amonium sulfat atau dengan cara penjenuhan dengan
magnesiumsulfat.

d. Laktosa
Laktosa merupakan satu-satunya karbohidrat yang ada dalam susu. Laktosa
adalah suatu disakarida dari glukosa dan galaktosa. Laktosa rasanya kurang
manis jika dibandingkan dengan glukosa atau sakarosa. Jika rasa manis
sakarosa dimisalkan bernilai 100, maka kemanisan laktosa bernilai
36(Afandi, 2008).

B. TINJAUAN KHUSUS

1. Laktosa

Gambar. 3.1 Struktur Laktosa


Laktosa adalah gula yang diperoleh dari susu. Dalam molekul anhidrat atau
mengandung satu molekul air anhidrat. Laktosa merupakan disakarida
dihasilkan oleh manusia, sapi, dan hampir seluruh mamalia lainnya. Laktosa
merupakan gula pereduksi yang ketika dihidrolisis untuk menghasilkan D-
glukosa dan D-galaktosa; ikatan yang menyambungkan keduanya adalah β.
Laktosa susu hanya dibuat di sel-sel kelenjar mamma pada masa menyusui
melalui reaksi antara glukosa dan galaktosa uridin difosfat dengan bantuan
lactose synthetase. Kadar laktosa dalam susu sangat bervariasi. Kadar
tertinggi laktosa terdapat pada ASI sebesar 7% dan dalam susu sapi hanya
4,9 %. Laktosa terdapat pada atom C pertama dari molekul glukosa. Laktosa
memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu glukosa. Selama
proses pencernaan, laktosa mengalami proses hidrolisis enzimatik oleh
lactase dari sel-sel mukosa usus.
Beberapa sifat laktosa:
1. Hidrolisis laktosa menghasilkan molekul glukosa dan galaktosa.
2. Hanya terdapat pada hewan mamalia dan manusia.
3. Bereaksi positif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens.
Laktosa disusun oleh satu molekul glukosa dan satu molekul galaktosa.
Laktosa bertanggung jawab langsung terhadap rasa manis susu. Laktosa
juga merangsang pertumbuhan bakteri tertentu yang membentuk asam
laktat di dalam usus halus. Dan, asam laktat dipercaya membantu
penyerapan Ca dan P untuk pembentukan tulang.
Pengukuran laktosa ini berdasarkan rotasi optis yang disebabkan
adanya atom C Kiral atau C asimetris pada laktosa (Atom C yang mengikat 4
gugus yang berbeda). Laktosa memiliki sifat pemutar kanan atau disebut
Dextro-rotation yang memiliki arah putar searah jarum jam.

2. Polarimeter

2.1 Definisi

Polarimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya putaran


optik yang dihasilkan oleh suatu zat yang bersifat optis aktif yang terdapat
dalam larutan. Jadi polarimeter ini merupakan alat yang didesain khusus untuk
mempolarisasi cahaya oleh suatu senyawa optis aktif.

2.2 Jenis – Jenis Polarisasi

Macam macam polarisasi antara lain:


1. Polarisasi dengan absorpsi selektif dengan menggunakan bahan yang
akan melewatkan (meneruskan) gelombang yang vektor medan listriknya
sejajar dengan arah tertentu dan menyerap hampir semua arah polarisasi
yang lain.
2. Polarisasi akibat pemantulan, yaitu jika berkas cahaya tak terpolarisasi
dipantulkan oleh suatu permukaan, berkas cahya terpantul dapat berupa
cahaya tak terpolarisasi, terpolarisasi sebagian, atau bahkan terpolarisasi
sempurna.
3. Polarisasi akibat pembiasan ganda, yaitu dimana cahaya yang melintasi
medium isotropik (misalnya air). Mempunyai kecepatan rambat sama
kesegala arah. Sifat bahan isotropik yang demikian dinyatakan oleh indeks
biasnya yang berharga tunggal untuk panjang gelombang tertentu. Pada
kristal – kristal tertentu misalnya kalsit dan kuartz, kecepatan cahaya
didalamnya tidak sama kesegala arah. Bahan yang demikian disebut bahan
anisotropik (tidak isotropik). Sifat anisotropik ini dinyatakan dengan indeks
bias ganda untuk panjang gelombang tertentu. Sehingga bahan anisotropik
juga disebut bahan pembias ganda.

2.3 Prinsip Kerja Polarimeter

Polarimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur


besarnya putaran optik yang dihasilkan oleh suatu zat yang bersifat optis aktif
yang terdapat dalam larutan. Jadi polarimeter ini merupakan alat yang
didesain khusus untuk mempolarisasi cahaya oleh suatu senyawa optis aktif.
Senyawa optis aktif adalah senyawa yang dpat memutar bidang polarisasi,
sedangkan yang dimaksud dengan polarisasi adalah pembatasan arah
getaran (vibrasi) dalam sinar atau radiasi elektromagnetik yang lain. Untuk
mengetahui besarnya polarisasi cahaya oleh suatu senyawa optis aktif, maka
beesarnya perputaran itu bergantung pada beberapa faktor yakni : struktur
molekul, temperatur, panjang gelombang, banyaknya molekul pada jalan
cahaya, jenis zat, ketebalan, konsentrasi dan juga pelarut. Polarisasi bidang
dilakukan dengan melewatkan cahaya biasa menembus sepasang kristal
kalsit atau menembus suatu lensa polarisasi. Jika cahaya terpolarisasi-
bidang dilewatkan suatu larutan yang mengandung suatu enantiomer tunggal
maka bidang polarisasi itu diputar kekanan atau kekiri.
Perputaran cahaya terpolarisasi-bidang ini disebut rotasi optis. Suatu
senyawa yang memutar bidang polarisasi suatu senyawa terpolarisasi-bidang
dikatakan bersifat aktif optis. Karena inilah maka enantimer-enantiomer
kadang-kadang disebut isomer optis. Prinsip kerja alat polarimeter adalah
sebagai berikut, sinar yang datang dari sumber cahaya (misalnya lampu
natrium) akan dilewatkan melalui prisma terpolarisasi (polarizer), kemudian
diteruskan ke sel yang berisi larutan. Dan akhirnya menuju prisma
terpolarisasi kedua (analizer). Polarizer tidak dapat diputar-putar sedangkan
analizer dapat diatur atau di putar sesuai keinginan.
Bila polarizer dan analizer saling tegak lurus (bidang polarisasinya
juga tega lurus), maka sinar tidak ada yang ditransmisikan melalui medium
diantara prisma polarisasi. Pristiwa ini disebut tidak optis aktif. Jika zat yang
bersifat optis aktif ditempatkan pada sel dan ditempatkan diantara prisma
terpolarisasi maka sinar akan ditransmisikan. Putaran optik adalah sudut
yang dilalui analizer ketika diputar dari posisi silang ke posisi baru yang
intensitasnya semakin berkurang hingga nol. Untuk menentukan posisi yang
tepat sulit dilakukan, karena itu digunakan apa yang disebut “setengah
bayangan” (bayangan redup). Untuk mancapai kondisi ini, polarizer diatur
sedemikian rupa, sehingga setengah bidang polarisasi membentuk sudut
sekecil mungkin dengan setengah bidang polarisasi lainnya. Akibatnya
memberikan pemadaman pada kedua sisi lain, sedangkan ditengah terang.
Bila analyzer diputar terus setengah dari medan menjadi lebih terang dan
yang lainnya redup.
Posisi putaran diantara terjadinya pemadaman dan terang tersebut,
adalah posisi yang tepat dimana pada saat itu intensitas kedua medan sama.
Jika zat yang bersifat optis aktif ditempatkan diantara polarizer dan analizer
maka bidang polarisasi akan berputar sehingga posisi menjadi berubah.
Untuk mengembalikan ke posisi semula, analizer dapat diputar sebesar sudut
putaran dari sampel.
C. METODA ANALISA

Analisis Kadar Laktosa dalam Contoh Susu Murni


Digunakan metode uji yang dituangkan dalam Code Of Practice FFI-1500-QC-007-
069.
Laktosa dalam contoh susu murni dapat diukur menggunakan polarimeter setelah
sebelumnya mengendapkan lemak dan protein yang terkandung dalam susu.
Pengukuran dilakukan dalam bentuk larutan jernih tak berwarna pada panjang
gelombang 546nm.

Kondisi Polarimeter
1. Panjang Gelombang : 546 nm
2. Setting : Optical Rotation
3. Telah dibilas dengan aquadest
4. Menunjukkan angka 0.000 sebelum memulai pengukuran

Cara Kerja:
a. Pembuatan Larutan Contoh
1.) Ditimbang 50 gram contoh dalam labu ukur 100 mL
2.) Ditambahkan 0,35 mL Ammonia 10%
3.) Diaduk dan didiamkan 15 menit
4.) Ditambahkan 3 mL Acetic Acid 14,1%
5.) Ditambahkan 5 mL larutan Carrez I
6.) Ditambahkan 5 mL larutan Carrez II
7.) Dihimpitkan dengan aquadest dan dihomogenkan
8.) Disaring dengan kertas saring bunga dan ukur pada tabung polari 10 cm pada
panjang gelombang 546 nm.

b. Pembuatan Deret Standar


1.) Disiapkan 10 Labu ukur 100 mL
2.) Ditimbang gula rafinasi sebagai berikut ke dalam labu ukur 100 mL
Deret Standar (%) Bobot Gula (gram)
0.1 0.1
0.2 0.2
0.3 0.3
0.4 0.4
0.5 0.5

Tabel. 3.2 Bobot penimbangan Deret Standar

3.) Dilarutkan dan dihimpitkan dengan contoh susu murni


4.) Dihomogenkan
5.) Ditimbang masing-masing deret sebanyak 50 gram ke dalam labu ukur 100 mL
6.) Ditambahkan 0,35 mL Ammonia 10%
7.) Diaduk dan didiamkan 15 menit
8.) Ditambahkan 3 mL Acetic Acid 14,1%
9.) Ditambahkan 5 mL larutan Carrez I
10.) Ditambahkan 10 mL larutan Carrez II
11.) Dihimpitkan dengan aquadest dan dihomogenkan
12.) Disaring dengan kertas saring bunga dan diukur pada tabung polari 10 cm dan
panjang gelombang 546 nm.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan hasil Analisa Kadar Laktosa dalam Susu Murni secara


Polarimeteri didapat hasil sebagai berikut :
Analisa Januari 2019
Tanggal Analisa Jawa Barat (%) Jawa Timur(%)
02 Januari 2019 4.18 4.98
03 Januari 2019 4.57 4.79
04 Januari 2019 4.59 4.69
10 Januari 2019 4.16 4.7
11 Januari 2019 4.17 4.76
14 Januari 2019 4.34 4.81
15 Januari 2019 4.51 4.72
16 Januari 2019 4.45 4.34
17 Januari 2019 4.35 4.26
18 Januari 2019 4.1 4.61
21 Januari 2019 4.68 4.25
22 Januari 2019 4.52 4.8
23 Januari 2019 4.22 4.08
24 Januari 2019 4.16 4.17
25 Januari 2019 4.68 4.59
28 Januari 2019 4.3 4.75
29 Januari 2019 4.37 4.34
30 Januari 2019 4.12 4.34
31 Januari 2019 4.23 5.01
Rata- Rata 4.35 4.58
Tabel. 4.1 Hasil Analisa Laktosa Bulan Januari
2019
Hasil Analisa Laktosa Bulan Januari 2019
5.4
5.2
5
Kadar Laktosa (%)

4.8
4.6
4.4
4.2
Jawa Barat
4
3.8 Jawa Timur
3.6
3.4
3.2
3
01 03 05 07 09 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
Tangggal Analisa

Gambar. 4.1 Grafik Hasil Analisa Laktosa Bulan Januari 2019


Analisa Februari 2019

Tanggal Analisa Jawa Barat(%) Jawa Timur (%)


Hasil Hasil
1 Februari 2019 4.3 4.33
4 Februari 2019 4.26 4.86
6 Februari 2019 4.19 5.03
7 Februari 2019 4.37 4.34
8 Februari 2019 4.1 4.63
11 Februari 2019 4.16 4.27
12 Februari 2019 4.42 4.18
13 Februari 2019 4.47 4.73
15 Februari 2019 4.07 4.72
18 Februari 2019 4.14 4.29
19 Februari 2019 4.44 4.84
20 Februari 2019 4.16 4.35
21 Februari 2019 4.48 4.23
22 Februari 2019 4.36 4.49
25 Februari 2019 4.25 4.43
26 Februari 2019 4.54 5.41
27 Februari 2019 4.36 4.76
28 Februari 2019 4.46 4.42
Rata-rata 4.30 4.57

Tabel. 4.2 Hasil Analisa Laktosa Bulan Februari


Februari 2019

Hasl Analisa Laktosa Bulan Februari 2019


5.4
5.2
Kadar Laktosa (%)

5
4.8
4.6
4.4
4.2
Jawa Barat
4
3.8 Jawa Timur
3.6
3.4
3.2
3
01 03 05 07 09 11 13 15 17 19 21 23 25 27 01
Tanggal Analisa

Gambar. 4.2 Hasil Analisa Laktosa Bulan Februari 2019


Analisa Maret 2019

Tanggal Analisa Jawa Barat (%) Jawa Timur (%)


Hasil Hasil
1 Maret 2019 4.24 4.8
4 Maret 2019 4.07 4.54
5 Maret 2019 4.11 4.8
6 Maret 2019 4.32 5.16
8 Maret 2019 4.43 5.45
11 Maret 2019 4.45 5.42
12 Maret 2019 4.24 4.33
13 Maret 2019 4.53 4.85
14 Maret 2019 4.08 4.95
15 Maret 2019 4.35 4.9
18 Maret 2019 4.16 4.12
19 Maret 2019 4.47 5.4
20 Maret 2019 4.32 4.02
21 Maret 2019 4.69 4.18
22 Maret 2019 4.43 5.02
25 Maret 2019 4.59 4.09
26 Maret 2019 4.35 4.95
27 Maret 2019 4.68 4.38
28 Maret 2019 4.35 5.39
29 Maret 2019 4.49 4.68
Rata-rata 4.37 4.77

Tabel. 4.3 Hasil Analisa Laktosa Bulan Maret


2019

Hasil Analisa Laktosa Bulan Maret 2019


5.6
5.4
5.2
Kadar Laktosa (%)

5
4.8
4.6
4.4
4.2 Jawa Barat
4
Jawa Timur
3.8
3.6
3.4
3.2
3
01 03 05 07 09 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
Tanggal Analisa

Gambar. 4.3 Hasil Analisa Laktosa Bulan Maret


2019.
Pengukuran Deret Standar dengan Polarimetri.

Deret Standar (%) Jawa Barat (%) Jawa Timur (%)


0.0 4.54 4.36
0.1 4.69 4.43
0.2 4.82 4.5
0.3 4.91 4.54
0.4 5.05 4.6
0.5 5.16 4.64

Tabel. 4.4 Hasil pengukuran Deret standar dengan Polarimetri.

Grafik Hubungan Kadar Laktosa dan


Deret Standar Cara Polarimetri

5.50
Kadar Laktosa (%)

5.40
5.30
5.20
5.10
5.00
4.90
4.80 Jawa Barat
4.70
4.60
4.50 Jawa Timur
4.40
4.30
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Deret Standar (%)

Gambar. 4.4 Hasil Pengukuran Laktosa dengan Polarimetri.


Analisa dengan bantuan instrumen MilkoScan.

Deret Standar (%) Jawa Barat (%) Jawa Timur (%)


0.0 4.36 4.23
0.1 4.43 4.32
0.2 4.5 4.35
0.3 4.54 4.42
0.4 4.6 4.46
0.5 4.64 4.51

Tabel. 4.5 Hasil pengukuran Deret standar dengan MilkoScan

Grafik Hubungan Kadar Laktosa dan


Deret Standar Cara Milko Scan
5
Kadar Laktosa (%)

4.9
4.8
4.7
4.6
4.5
4.4 Jawa Barat
4.3
4.2 Jawa Timur
4.1
4
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Deret Standar (%)

Gambar. 4.6 Hasil Analisa Laktosa dengan MilkoScan.


B. Pembahasan

Analisis kadar laktosa dalam sampel dilakukan dengan metode


polarimetri. Pengujian dilakukan terhadap susu yang masuk setiap harinya
dari Jawa Timur dan Jawa Barat. Perlu dilakukan pengujian rutin setiap hari
untuk memastikan mutu produk.
Dari analisa yang telah dilakukan selama 3 bulan, dari hasil analisa
dengan polarimetri didapat hasil yang stabil untuk susu yang masuk pada
rentang 4 – 5% kandungan laktosa. Kualitas dipengaruhi oleh suhu dan
kelembaban kandang,manajemen pemeliharaan, serta kondisi fisiologis sapi.
Sapi berproduksi maksimal saat berumur 2,5 tahun, periode laktasi pertama,
bulan laktasi kedua, sapi yang berbobot badan besar, serta sapi yang tidak
dalam keadaan bunting. Kualitas susu juga dipengaruhi oleh pakan yang
dikonsumsi. Peternak memberikan pakan sapi dengan hasil sampingan
industri pangan, seperti ampas tahu, dedak padi, dan ampas tempe.
Susu yang akan diuji kadar laktosanya terlebih dulu dipisahkan dari
senyawa-senyawa lain yang terkandung didalamnya agar didapat hanya
laktosa murni yang akan dibaca pada alat polarimeter. Senyawa yang
dipisahkan antara lain adalah lemak dan protein. Itu sebabnya pula dalam
perhitungan mempertimbangan faktor dari lemak dan protein.
Protein memiliki sifat mudah rusak oleh panas dan asam. Maka,
sebelum penambahan Asam Asetat 14.1%, terlebih dahulu ditambahkan
Ammonia 10% untuk mencegah protein rusak akibat penambahan asam.
Karena yang diinginkan adalah protein yang mengendap. Kemudian
ditambahkan Asam Asetat 14,1% yang berguna untuk mengisolasi kasein
yang merupakan salah satu protein dalam susu.
Untuk membuat susu menjadi bebas protein dapat dilakukan
pengendapan protein dengan menggunakan logam berat yaitu
menambahkan larutan Carrez I dan II yang merupakan persenyawaan
K4[Fe(CN)6]. Dengan penambahan logam berat , protein akan terdenaturasi.
karena diketahui bahwa protein mampu menawarkan racun sebab asam
amino yang merupakan penyusun suatu protein dapat mengikat logam-logam
berat. Protein yang terkandung di dalam susu akan mengendap karena
gugus OH pada asam amino tirosin dalam protein teroksidasi menjadi gugus
keton. Perubahan gugus fungsi tersebut membuat protein tidak lagi berikatan
dengan pelarutnya (air) melalui ikatan hidrogen karena faktor kepolaran.
Sehingga protein membentuk endapan.
Larutan yang mengandung endapan protein ini kemudian disaring
sehingga filtrat yang hanya mengandung laktosa.
Metode yang digunakan bukan merupakan metode baku melainkan metode
yang telah divariasi dan divalidasi oleh perusahaan dan tertuang dalam Code
Of Practice FFI-1500-QC-007-069. Maka, dilakukan pengujian terhadap
metode dengan cara menambahkan gula dengan rentang 0.1-0.5% pada
contoh untuk mengecek kebenaran nilai.
Dilakukan pula pengukuran dengan instrumen MilkoScan untuk
mengoreksi metode dan proses pengerjaan. Dilakukan pemindaian dengan
MilkoScan yang memiliki prinsip kerja dengan FTIR (Fourier Transform
Infrared). Dengan cara mencelupkan sensor ke dalam contoh dan deret
standar, lalu memulai pemindaian.
Setiap harinya, penerimaan contoh berdasarkan hasil pembacaan
dengan MilkoScan karena analisa dapat dilakukan dengan waktu yang cepat,
dan hasil yang akurat. Karena MilkoScan memiliki prinsip kerja FTIR yang
hanya mendeteksi satu spektra secara spesifik, sehingga mengurangi
kemungkinan kesalahan analisa. Analisa secara manual dilakukan sebagai
pembanding dari pembacaan dengan MilkoScan dan sebagai kontrol
terhadap susu yang diterima.
Dari pengujian metode ini, disimpulkan bahwa metode polarimetri
menunjukkan nilai yang sesuai dibuktikan dengan deviasi antara pembacaan
dengan MilkoScan dan Polarimetri didapat sebesar 0.06%.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kadar laktosa yang didapat pada analisa Januari-Maret didapat hasil data
stabil diantara 4 – 5% laktosa yang dapat diterima perusahaan untuk selanjutnya
diolah menjadi produk bermutu tinggi.
Metode Polarimetri yang digunakan dinyatakan dapat memberi nilai yang
benar dan sesuai dibuktikan dengan deviasi antara Metode Polarimetri dengan
metode pembanding yaitu MilkoScan sebesar 0.06%.

B. Saran
Setelah melakukan Praktik Kerja Industri selama 4 bulan periode Januari-
April 2019 di PT Frisian Flag Indonesia. Penulis memiliki beberapa saran untuk
disampaikan agar terus terjadi peningkatan kualitas.
1. Sebaiknya, pengukuran deret dilakukan minimal duplo untuk masing –
masing deret.
2. Hendaknya metode diuji dan diperbarui secara rutin untuk menjaga kualitas
produk, dan digunakan pula metode baku sebagai pembanding yang dapat
menyatakan bahwa metode dipastikan menunjukkan nilai yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Amanatie. Tanpa Tahun. Buku Pegangan Mahasiswa Kimia Organik I. Yogyakarta :
Universitas Negeri Yogyakarta.

Amanatia. Tanpa Tahun. Buku Pegangan Mahasiswa Kimia Organik II. Yogyakarta.
Universitas Negeri Yogyakarta.

Atmajati, Elizabeth Dian. 2014. Pengukuran Rotasi Optik Spesifik Larutan Galaktosa,
Glukosa, dan Laktosa. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma

De Borba, Brian, et.al. 2008. Determination Of Lactose In Lactose Free Milk Product
by High Performance Anion Exchange Chromatography With Pulsed
Amperometric Detection. USA : Thermo Fisher Scientific

Desrosier. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Universitas Indonesia-Press.


Jakarta.

Fardiaz. 1992. Mikrobiologi Pangan I. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Gambelli, Loretta. 2017. Milk and It’s Sugar – Lactose : A Picture Of Evaluation
Methodologies. Roma : Research Center CREA – Food and Nutrition

Hadiwiyoto. 1994. Teori dan Prosedur Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Cetakan
pertama, Liberti, Yogya.

Halomon. 2008. Karbohidrat. Bagian Ilmu Gigi Fakultas Kedokteran Universitas


Sumatera Utara.

Kouaoci, Rachid. Tanpa Tahun. Analytical Methods for Lactose in Milk and Dairy
Milk. Canada : IDF International Symposium.
Maldando, Rafael; Natalia Porfirio Rossi; and Simmone Da Costa. 2013. Evaluation
of Lactose in Milk and Dairy Products. Brazil : IJIER.

Medina, Safira. 2014. Penentuan Laktosa Dalam Susu. Bandung : FMIPA ITB.

Nugraheni, Fransisca Sri. 2018. Analisa Kadar Lemak dalam Susu Perah Sapi
Dengan Menggunakan Gaya Sentrifugal. Semarang : Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro.

Simanjuntak. 2008. Penuntun Praktikum Biokimia. Fakultas Matematika dan Ilmu


Pengetahuan Alam Jurusan Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Syarief, (1991). Teknologi Penyimpanan Pangan. Arcan. Jakarta.

Winarno, (1997). Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai