Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI PT PARAGON

TECHNOLOGY AND INNOVATION KAWASAN INDUSTRI JATAKE

TANGERANG

Pengaruh antioksidan dan chelating agen terhadap kestabilan formula

body butter

Sebagai Syarat untuk Mengikuti Ujian Akhir Sekolah Menengah Analis


Kimia Bogor Tahun Ajaran 2018/2019

Oleh

Alfiyyah Mutiara Syaputri

NIS 15.61.07976

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri

Sekolah Menengah Kejuruan – SMAK Bogor

2019
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI PT PARAGON
TECHNOLOGY AND INNOVATION KAWASAN INDUSTRI
JATAKE –TANGERANG

“Pengaruh Antioksidan dan Chelating Agent terhadap kestabilan formula

Body Butter”.

Sebagai Syarat untuk Mengikuti Ujian Akhir Sekolah Menengah Analis


Kimia Bogor Tahun Ajaran 2018/2019

Oleh

Alfiyyah Mutiara Syaputri

NIS 15.61.07976

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri

Sekolah Menengah Kejuruan – SMAK Bogor

2019
KATA PENGANTAR
Laporan Praktikum Kerja Industri dengan judul X ini merupakan salah
satu syarat untuk mengikutiujian akhir semester VIII di kelas XIII tahun ajaran
2018/2019. Syarat ini berlaku untuk calon analis kimia di Sekolah Menengah
Kejuruan – SMAK Bogor yang telah melaksanakan Prakerin selama 4 bulan.
Laporan ini disusun berdasarkan informasi dan pengalaman kerja di PT
Paragon Technology and Innovation selama empat bulan dari tanggal 2 Januari
2019 hingga 26 April 2019. Laporan ini berisi tentang pendahuluan, sejarah dan
struktur organisasi instansi tempat Prakerin, kegiatan di laboratorium, metode
analisis, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran.
Penyusun mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan kasih-Nya sehingga laporan akhir
Prakerin ini dapat selesai tepat pada waktunya. Penyusun juga mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dwika Riandari, M.Si selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan - SMAK


Bogor yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penyusun
untuk melaksanakan prakerin.
2. Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt. selaku pemilik dan Direktur Utama PT
Paragon Technology and Innovation.
3. Para Wakil Kepala Sekolah Menengah Kejuruan- SMAK Bogor.
Semua Unsur Pendidik dan Tenaga Kependidikan dari Sekolah Menengah
Kejuruan- SMAK Bogor
4. Ibu Vera Marzuklina, S.Si. Selaku Pembimbing dari sekolah selama
Kegiatan prakerin berlangsung.
5. bu Amilia Sari Ghani, S.S. selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan
Kerjasama Industri yang telah membantu kelancaran dan pelaksanaan
prakerin.
6. Kak Diyah Utami Selaku pembimbing institusi selama kegiatan prakerin
berlangsung.
7. Seluruh staf dan karyawan RnD PT Paragon Technology and Innovation,
yaitu: Kak Meti, Kak Tatay, Kak Deky, Kak Fida, Kak Nurul, Kak Feby, Kak
Dita, Kak Ana, Kak Stefin, Kak Sinta, Kak Dila, Kak Eka, Kak Meri, Kak
Rini, kak ane, Kak Isni, Ka Mutia, Kak Dwiti, Kak Mela, Kak Asria, Kak
Itaw, Kak Seli, Kak Alvi, Kak Ghalib, atas segala ilmu dan bimbingan yang
begitu berharga bagi penulis.
8. Kedua Orang tua berserta seluruh keluarga yang sangat penulis cintai,
yang senantiasa selalu mendukung penulis selama proses pembuatan
laporan ini.
9. Alisa Rini D, Marisa, Thasia Gian Pavita, dan Adira Naura Pramesti selaku
teman seperjuangan dalam pelaksanaan prakerin di PT Paragon
Technology and Innovation.
10.Teman-teman seperjuangan angkatan 61 Prometheus clavata, terima
kasih atas moivasi, persahabatan, dan kebersamaan yang telah dijalani
selama ini.
11. Teman-teman terdekat antara lain Marisa, Sina, Echa, Dea, Rara, Abel,
Thasya, dan Anita yang telah memberikan kehidupan sekolah di SMAKBo
selama ini penuh dengan tawa dan canda yang tak akan tergantikan.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca, Terutama bagi bidang Kimia dan Kimia Analisis. Selain itu, laporan ini
juga bisa menjadi referensi bagi perserta didik SMK – SMAK Bogor atau yang
lainnya dalam menulis laporan.

Tangerang, April 2019 Penulis,

Alfiyyah Mutiara
Syaputri
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan di sektor industri yang semakin


berkembang, memacu sekolah-sekolah menengah kejurun,
khususnya SMK-SMAK Bogor harus mampu mengahadapi
tuntutan dan tantangan yang senantias muncul dalam
kondisisekarang ini. Mengingat tuntutan dan tantangan
masyarakat industri di tahun-tahun mendatang akan semakin
berkembang dan bersifat padat pengetahuan dan
keterampilan, maka sekolah-sekolah menengah kejuruan
khususnya bidang kimia analisis harus lebih memfokuskan
pengembangan pendidikannya pada kualitas lulusan.
Berkaitan dengan itu, maka perkembangan yang digunakan
dalam pembinaan sistem pendidikan menjadi sangat penting.
SMK-SMAK Bogor merupakan tempat pendidikan dan
pelatihan industri yang mempunyai program yang mampu
menjawab tantangan tersebut dengan lulusan yang
berkualitas dan berdaya saing tinggi. Sekolah ini mewajibkan
para siswa yang akan terjun ke dunia industri untuk
melaksanakan praktik kerja industry terlebih dahulu selama
empat bulan sesuai dengan kurikulum sekolah yang
dilakukan pada instansi pemerintah, swasta, dan lembaga-
lembaga yang mempunyai laboratorium kimia analisis
maupun laboratorium mikrobiologi. Dengan adanya kegiatan
Prakerin ini, diharapkan mampu untuk memenuhi
kesenjangan antara kompetensi yang dibutuhkan oleh
seluruh siswa mengingat kemajuan IPTEK yang jauh lebih
maju dibandingkan dengan apa yang dipelajari di sekolah.
Seperti halnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
lainnya, SMK – SMAK Bogor mempunyai visi dan misi
sebagai berikut:
1. Visi

Menjadi sekolah menengah analisis kimiaunggulan dan


berwawasan lingkungan yang menghasilkan lulusan
profesional dan bermartabat.

2. Misi

a. Melaksanakan pendidikan kejuruan analis kimia yang berkualitas


mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dunia usaha dan dunia
industri baik tingkat nasional maupun internasional.
b. Meningkatkan kemitraan nasional dan membina kemitraan
internasional.
c. Menempatkan budaya cinta dan peduli lingkungan yang
berkesinambungan.
d. Membina dan menyelenggarakan fungsi sosial dan
kemasyarakatan.

3. Tujuan

Menyiapkan tamatan untuk menjadi tenaga kerja tingkat


menengah dalam bidang teknisi pengelola laboratorium,
pengatur dann pelaksaan analisis kimia, serta melanjutkan
ke jenjang yang lebih tinggi.
Untuk mengatasi hal tersebut, perlu ada kemitraan antara
sekolah dengan dunia industri, dimana dunia industri turut
membantu sekolah melalui Praktik Kerja Industri.
Pada waktu Prakerin siswa dapat melihat, mempelajari
dan mempraktikan prosedur dan peralatan modern yang
tidak mungkin dilakukan disekolah. Pada kesempatan
tersebut siswapun dapat belajar bagaimana menyesuaikan
dengan lingkungan kerja, sehingga bisa lulus nanti akan
menjadi seorang analis kimia yang terampil, kreatif, dan
bermoral.
B. Tujuan Praktik Kerja Industri

Tujuan pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin)


khususnya yang berlangsung mulai tanggal 2 Januari 2019
hingga 26 April 2019 adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kemampuan dan memantapkan keterampilan siswa


sebagai bekal kerja yang sesuai dengan program studi kimia
analisis.
2. Menumbuhkan dan memantapkan sikap profesional siswa dalam
rangka memasuki lapangan kerja.
3. Meningkatkan wawasan siswa pada aspek – aspek yang potensial
dalam dunia kerja, antara lain: struktur organisasi, disiplin,
lingkungan dan sistem kerja.
4. Meningkatkan pengetahuan siswa dalam penggunaan instrumen
kimia analisis yang lebih modern, dibandingkan dengan fasilitas
yang tersedia di sekolah.
5. Memperoleh masukan danumpan balik guna memperbaiki dan
mengembangkan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan
SMAK Bogor.
6. Memperkenalkan fungsi dan tugas seorang analis kimia (sebutan
bagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Bogor) kepada
lembaga-lembaga penelitian dan perusahaan industri tempat
pelaksanaan Praktik Kerja Industri (sebagai konsumen tenaga
analiskimia).

C. Materi Praktik Kerja Industri

Salah satu misi Sekolah Menengah Kejuruan – SMAK Bogor adalah


menghasilkan Sumber Daya Manusia dalam bidang kimia analisis
tingkat menengah yang terampil dan produktif. Oleh karena itu, materi
yang diberikan dalam Praktik Kerja Industri ini meliputi:
1. Struktur organisasi, fungsi organisasi, disiplin kerja, dan
administrasi (terutama administrasi laboratorium) institusi dimana
siswa melaksanakan Prakerin.
2. Pengetahuan tentang komoditi yang dianalisis, baik secara teoritis
maupun secara praktik.
3. Pengetahuan tentang metode analisis kimia yang dilaksanakan
secara teoritis maupun secara praktik.
4. Pengetahuan tentang instrumen analisis kimia yang digunakan
secara teoritis maupun praktik.
5. Pengetahuan tentang proses pengetahuan mutu (terutama bagi
yang melaksanakan Prakerin di perusahaan industri).

Materi yang diberikan dititikberatkan pada latihan analisis


kimia yang merupakan pekerjaan sehari-hari, dan bukan
penelitian seperti halnya pada program diploma atau sarjana.

D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Prakerin

Praktik Kerja Industri dilaksanakan di unit atau bagian


pada perusahaan atau lembaga penelitian yang terkait
dengan analisis kimia. Adapun tempat Praktik Kerja Industri
yang dipilih oleh penyusun adalah PT Paragon Technology
and Innovation yang berlokasi di Jalan Industri Raya IV No.8
Blok AG, kawasan Industri Jatake Tangerang, Banten.
Penyusun melaksanakan Prakerin selama 16 minggu atau
sekitar empatbulan, mulai dari tanggal 2 Januari 2019
sampai dengan tanggal 26 April 2019.

E. Tujuan Pembuatan Laporan

Setelah melaksanakan Prakerin, siswa Sekolah Menengah Kejuruan–


SMAK Bogor wajib membuat laporan selama melaksanakan Prakerin.
Adapun tujuan pembuatan laporan Prakerin ini adalah:
A. Memantapkan siswa dalam pengembangan dan penerapan
pelajaran dari sekolah di institusi tempat Prakerin.
B. Siswa mampu mencari alternatif lain dalam pemecahan masalah
analisis kimia secara lebih rinci dan mendalam.
C. Menambah koleksi pustaka di perpustakaan sekolah maupun
institusi Prakerin, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan,
baik bagi dirinya (penyusun), maupun bagi para pembaca.
D. Siswa dapat membuat laporan kerja dan
mempertanggungjawabkannya.
BAB II

INTITUSI PRAKERIN

A. Sejarah Intitusi

PT Paragon Technology and Innovation atau yang disingkat PT PTI telah berganti
nama semenjak 27 Mei 2011, yang sebelumnya bernama PT Pusaka Tradisi Ibu. PTI
berganti nama karena ingin mengembangkan produk ke luar negeri, sehingga orang
luar negeri mengerti arti dari nama perusahaan. PTI merupakan industri yang bergerak
di bidang kosmetika dan merupakan pelopor munculnya kosmetik berlabel halal. PTI
didirikan oleh pasangan suami istri Drs. H. Subakat Hadi, M. Sc., dan Dra. Hj. Nurhayati
Subakat, Apt., pada tanggal 28 Februari 1985.
Drs. H. Subakat Hadi M. Sc., merupakan sarjana kimia lulusan Institut Teknologi
Bandung pada tahun 1972 dan meraih gelar master untuk bidang kimia murni pada
tahun 1977. Sementara itu, Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt., merupakan sarjana
farmasi lulusan perguruan tinggi yang sama dan lulus pada tahun 1975 yang kemudian
memperoleh gelar apoteker pada tahun 1976.
Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt., yang mempunyai latar belakang apoteker dan juga
pengalaman bekerja pada bagian Quality Control di salah satu perusahaan
multinasional, kemudian mulai membuka usaha rumahan yang memproduksi shampoo
yang dipasarkan di salon-salon.
Dua tahun setelah berdirinya industri rumahan milik Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt.,
yaitu PT Pusaka Tradisi Ibu. PTI mulai mengembangkan produknya dengan
memproduksi obat pengeriting rambut, dan emustral (creambath) dengan merk dagang
Ega, kemudian lahir produk Putri.
Pada tahun 1985 – 1990, PT. Pusaka Tradisi Ibu mengalami perkembangan pesat. Di
daerah Jakarta dan sekitarnya, produknya mulai menyebar bersaing langsung dengan
pemain lama yang sudah eksis. Prestasi Putri merupakan kebanggan tersendiri. Mulai
tahun 1990 produk salonnya bersaing dengan produk eksis.
Pada tahun 1990, PT Pusaka Tradisi Ibu mengalami musibah kebakaran yang tidak
hanya mengenai pabrik, tetapi juga menghanguskan rumah tinggal. Tidak ada aset
yang tersisa, hanya kepercayaan konsumen dan karyawan. Setelah musibah
kebakaran tersebut, PTI bangkit kembali.
Seiring dengan permintaan pasar yang cukup besar, maka perluasan pabrik menjadi
kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Pada bulan Desember 1990, seluruh kegiatan
produksi yang semula dipusatkan di Jalan Swadarma Raya, Kampung Baru V RT 04/02
No. 44 B, Ulujami Kebayoran Lama, Jakarta Selatan dipindahkan ke lokasi baru di Kota
Tangerang, tepatnya di Kawasan Industri Cibodas. Sementara itu, lokasi pabrik di
Jakarta difungsikan menjadi kantor pusat dan pemasaran serta tempat produksi
kosmetik tata rias wajah (make up), bedak, dan parfum
Pada tahun 1993, PT Paragon Technology & Innovation meluncurkan produk
perawatan rambut dan kulit dengan merek dagang Putri yang ditujukan untuk keperluan
sehari-hari. Pada tahun 1995, untuk memenuhi permintaan konsumen, PT Paragon
Technology & Innovation meluncurkan produk kosmetik halal terutama untuk umat Islam
dengan merek dagang Wardah yang kemudian disusul oleh peluncuran Zahra, Camilla,
Fadila dan Muntaz yang dipasarkan dengan sistem Multilevel Marketing (MLM) dengan
distributor PT Ahad-Net dan ada sebagian yang dipasarkan melalui WarMal. Hingga
saat ini, kantor cabang untuk brand Wardah telah terdapat sebanyak 26 cabang yang
tersebar di beberapa kota besar di Indonesia dan Malaysia.
Ketika krisis ekonomi tahun 1998 banyak perusahaan sejenis yang tutup. Daya beli
masyarakat anjlok sementara harga bahan baku naik sampai empat kali lipat. PTI
mengambil reaksi cepat menyikapi krisis tersebut di saat pesaing-pesaing lain tidak
berproduksi. Setelah melewati masa krisis selama empat bulan, PTI justru mampu
mengembangkan pasar. Pada tahun 1999 hingga 2003 PTI mengalami perkembangan
kedua. Pada masa ini penjualan Zahra dan Wardah melonjak pesat. Dengan brand
image Marissa, Ratih Sang dan Inneke. Karena perkembangan yang cukup pesat dan
naiknya jumlah permintaan pasar, maka PT Paragon Technology & Innovation kembali
memperluas pabriknya, selain itu lokasi pabrik di kawasan Industri Cibodas merupakan
daerah rawan banjir sehingga perusahaan memindahkan lokasi pabrik ke kawasan
Industri Jatake, yang juga berlokasi di kota Tangerang. Sejak tanggal 1 Juli 2001 secara
bertahap kegiatan produksi baik yang semula di Jakarta maupun Cibodas telah
dipindahkan ke kawasan Industri Jatake. Sementara itu, untuk kantor pusat dan kantor
pemasaran masih berlokasi di Jakarta.
Pada tahun 2005, PT Pusaka Tradisi Ibu sudah menerapkan Good Manufacturing
Practice (GMP) dan Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB). Selain itu, PTI
menjadi percontohan pelaksanaan CPKB untuk industri kosmetik lainnya. Sampai
dengan saat ini, PTI sudah memiliki 30 Distribution Centre (DC) hampir di seluruh
wilayah Indonesia. Di samping itu, perusahaan ini telah membuka DC di Malaysia.
Pada tahun 2010, diluncurkan merek baru yang mengusung kelas premium dengan
merek Make Over, pada tahun 2015 PT. Paragon Technology and Innovation melansir
sebuah brand kecantikan terbaru, Emina. Emina yang berarti beloved dalam bahasa
latin, dan berarti noble dalam bahasa Jerman, juga kerap digunakan sebagai nama
perempuan dalam bahasa Turki.
Emina hadir sebagai sebuah brand yang menyajikan rangkaian produk kecantikan
dan perawatan dengan menginjeksikan elemen playful dalam kemasannya, dreamy
dalam rangka mewujudkan keinginan setiap perempuan juga lovable karena praktis,
mudah diaplikasikan dan memiliki kandungan yang ringan. Bagi Emina, setiap wanita
terlahir dengan kecantikan masing-masing yang dimiliki, tanpa harus disesali dan
ditampilkan secara berlebihan. Sesuai dengan slogannya, "Born to be Loved", Emina
menawarkan ragam varian produk yang inovatif dan berkualitas.
B. Visi Misi dan Value Intitusi

1. Visi
Menjadi perusahaan yang berkomitmen untuk memiliki pengelolaan terbaik dan
berkembang terus-menerus dengan bersama-sama menjadikan hari ini lebih baik dari
hari kemarin melalui produk berkualitas yang memberikan manfaat bagi paragonian,
mitra, masyarakat, dan lingkungan
2. Misi
a. Mengembangkan paragonian
b. Menciptakan kebaikan untuk paragonian
c. Perbaikan berkesinambungan
d. Tumbuh bersama-sama
e. Memelihara bumi
f. Mendukung pendidikan dan kesehatan bangsa
g. Mengembangkan bisnis

3. Value
a. Ketuhanan
b. Keteladanan
c. Kekeluargaan
d. Tanggung jawab
e. Fokus pada pelanggan
f. Inovasi

C. Lokasi Intitusi

PT Paragon Technology and Innovation melaksanakan proses produksi kosmetiknya


di pabrik yang terletak di Jalan Industri Raya IV Blok AG No.4, Kawasan Industri Jatake,
Tangerang dan Jalan Industri Raya IV Blok AF No.18, Kawasan Industri Jatake,
Tangerang. Pabrik tersebut memiliki luas keseluruhan 67.000 m2. Sementara itu,
bagian pemasaran sekaligus kantor pusat berada di Jalan Swadarma Raya Kampung
Baru III No.60 Jakarta Selatan. Kompleks perkantoran ini menggunakan lahan seluas
700 m2 dengan luas bangunan sebesar 270 m2, diisi dengan ruang administrasi, kantor
direksi, musholla, dan beberapa kantor untuk departemen lainnya.
D. Struktur Organisasi

Suatu perusahaan harus mempunyai sistem organisasi yang teratur, dengan tugas
dan tanggung jawab yang jelas. Dengan adanya sistem oganisasi yang teratur, maka
tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan efektif, dan apabila terdapat masalah dalam
perusahaan dapat diselesaikan dengan baik.

Gambar 1. Struktur Organisasi Paragon

PT Paragon Technology and Innovation dipimpin oleh seorang komisaris yang


membawahi seorang Chief Executive Officer (CEO). CEO membawahi bagian Chief
Scientist Officer (CSO),Chief Operating Officer (COO),Chief Financial
Officer(CFO).Bagian COO membawahi, Human Capital Management (HCM),Research
and Development (R&D), Manufacturing Director, SCM Director Supply Chain
Management Director (HCM Director). Manufacturing Director membawahi Logistic
Department, Safety & Health Environment Department (SHE), Production Planning &
Control Department (PPC), Maintenance Department, Quality Assurance Department
(QA), Engineering Department,Production Department,Manufacturing Excellence
Department (MEX).
Bagian produk membawahi bagian R&D (Research & Development), Prodev
(Product development), tim art, tim desain, dan legal (registrasi). Bagian R&D dibagi
menjadi R&D formulator, R&D bahan baku dan uji efikasi. R & D bertanggung jawab
terhadap penelitian dan pengembangan produk yang formulanya dibagi menjadi bentuk
sediaan lipstick, powder, skin care, dan personal care.
E. Personalia

PT Paragon Technology & Innovation mempunyai karyawan 1491 orang (terhitung


Februari 2018) yang masing-masing terbagi di dua tempat, yaitu di Jakarta Selatan dan
kawasan industri Jatake.
Penempatan karyawan di PT Paragon Technology & Innovation sesuai dengan
tingkat pendidikan dan keahlian karyawan. Karyawan yang baru masuk akan menjalani
masa percobaan selama 3 bulan dan akan dilihat kinerjanya sebagai penilaian untuk
pengangkatan sebagai karyawan baru. Jam kerja di PT Paragon Technology &
Innovation dimulai pukul 06.55 WIB s.d. Pukul 16.00 WIB. Waktu Istirahat antara pukul
12.00 WIB sampi pukul 12.55 WIB, kecuali hari jumat jam istirahat dimulai pukul 11.45
s.d. pukul 13.10 WIB, dan jam kerja berakhir pada pukul 16.30 WIB.
Dalam bekerja, keamanan dan keselamatan adalah hal yang harus diutamakan
demi keselamatan karyawan, PT Paragon Technology & Innovation memberikan alat
pelindung berupa seragam, sepatu, dan masker kepada para karyawannya untuk
melindungi mereka dari kontaminasi bahan kimia selama bekerja.
F. Kemajuan dan Produksi Unggulan

Produk pertama yang diproduksi oleh PT Paragon Technology and Innovation


adalah shampo. Setelah itu, berkembang dengan memeproduksi obat keriting,
creambath, hair tonic, hair spray dan produk perawatan rambut lainnya.
Produk perawatan ini telah lama dipercaya oleh para profesional di salon-salon dan
disukai oleh para pelanggannya karena produk perawatan rambut ini menyediakan
kosmetika rambut yang berkualitas tinggi dan lengkap. Produk-produk keluaran PT
Paragon Technology and Innovation tidak kalah bersaing dengan produk lokal maupun
internasional yang beredar di pasar Indonesia dan telah ada di seluruh wilayah
Indonesia.
Tahun 1995 di PT Paragon Technology and Innovation memproduksi
kosmetik berlabel halal dengan merk dagang Wardah. Kosmetik ini merupakan
kosmetik yang bebas dari alkolol dan sudah mendapat Surat Jaminan Halal dari
LPPOM MUI baik untuk bahan bakunya maupun dari cara pengolahannya.
Peluncuran produk ini diterima baik oleh konsumen. Kepercayaan konsumen ini
tidak lepas dari diterimanya produk perawatan rambut yang telah diproduksi
sebelumnya.

G. Bagian Pengendalian Mutu (Quality Control)

Bagian Quality Control merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan
yang selalu mengedepankan mutu produknya. Hal ini juga dijalankan oleh PT Paragon
Technology & Innovation pada bagian Quality Control. Pengendalian dan Pengawasan
Mutu dilakukan mulai dari bahan baku sampai proses pengemasan. Pengawasan mutu
untuk bahan baku dilakukan ketika bahan baku datang. Pengawasan selanjutnya
dilakukan saat bahan baku ditimbang, yaitu kesesuaian jenis dan kesesuaian bahan
baku dengan formula pada batch record.
Saat proses produksi berlangsung, personil pengendalian mutu ikut mengawasi
kesesuaian prosedur kerja dan parameter fisik produk yang meliputi warna, bau, pH
dan lain-lain. Pengecekan fisik produk kembali dilakukan setelah masa pengkondisian.
Untuk setiap batch produksi, dilakukan pengambilan sampel yang dicek stabilitasnya
secara berkala setiap hari untuk minggu pertama, kemudian setiap minggu selama satu
bulan, setiap tiga bulan selama satu tahun dan setiap satu tahun selama tiga tahun.
Kualitas produk kembali diperiksa sebelum dilakukan pengisian. Hal ini dilakukan
karena kerusakan mungkin saja terjadi selama masa pengkondisian.
Selain itu sebelum kemasan diisi, hasil pencetakan pada kemasan dicek terlebih
dahulu. Setelah disegel kemasan kembali dicek baik kondisi tulisan, warna maupun
hasil penyegelannya. Pengambilan sampel kembali dilakukan pada produk jadi per
batch untuk retaining sample. Retaining sample merupakan produk pembanding bila
dikemudian hari tedapat pengaduan kerusakan produk dari konsumen. Perusahaan
akan bertanggung jawab apabila kerusakan juga terjadi pada retaining sample tersebut.
Jika hasil retaining sample ternyata masih dalam kondisi baik, hal itu menandakan
kerusakan yang dilaporkan oleh konsumen bukan disebabkan oleh kesalahan produksi
melainkan karena faktor lain, misalnya kondisi penyimpanan saat berada di konsumen
itu sendiri maupun kerusakan selama proses distribusi.
Retaining sample itu dapat disimpan selama tiga tahun sesuai dengan masa
kadaluarsa produk kosmetika. Sebagian atau seluruh aspek pengujian mutu dapat
dilakukan oleh suatu laboratorium lain di luar perusahaan yang diakui oleh pemerintah
jika tidak dapat dilakukan pengujian di institusi. Meskipun analisis dan pengujian
dilakukan oleh laboratorium luar, tanggung jawab pengawasan mutu tetap berada di
tangan perusahaan. Sifat dan luas analisis harus disepakati dan ditetapkan dengan
jelas dalam suatu kontrak. Dan metode pengujian rinci yang relevan diberikan kepada
laboratorium luar tersebut.
Bagian Quality Control hendaknya ikut bertanggung jawab dalam menentukan
pemasok yang mampu menyediakan bahan baku dan bahan pengemas yang
memenuhi spesifikasi. Wakil Bagian Quality Control, Bagian Pengolahan dan Bagian
Pembelian hendaklah menilai kualifikasi teknis pemasok dengan tetap mengutamakan
mutu. BagianQuality Control juga harus melakukan uji stabilitas kosmetik tersebut,
untuk mengetahui kestabilan kosmetik dan untuk menentukan kondisi penyimpanan
yang cocok serta waktu kadaluarsa.
H. Bagian Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)

Bagian R & D bertanggung jawab untuk mengembangkan suatu produk yang telah
ada agar menjadi lebih baik, juga menciptakan serta mengembangkan produk baru
lainnya supaya diperoleh hasil produk yang berkualitas baik.
Produk baru yang dibuat harus sesuai dengan permintaan marketing, setelah
disetujui maka R & D melakukan uji stabilitas, uji stabilitas formula maupun formula
dengan packaging. R & D menentukan bahan baku yang digunakan dalam suatu
formula sesuai produk yang diinginkan.
Bagian R & D bertugas membuat batch record berisikan formula, prosedur
pengolahan, dan spesifikasi bulk. R & D menyusun formula registrasi untuk
mendaftarkan produk ke BPPOM dan menyusun percobaan formula yang akan menjadi
dasar bagian SCM bahan baku untuk menghitung stok bahan baku.
Bagian penelitian dan pengembangan juga mempunyai tugas terkaitdengan
pengolahan bulk di produksi, serta melakukan validasi metode untuk pengolahan
produk baru melalui trial produksi. Bagian penelitian dan pengembangan memiliki
beberapa bagian, yaitu :

1. R&D Formulator

Bagian yang menegmbangkan formula-formula produk baru


diproduksi.
2. R&D Bahan Baku

Bagian yang menyeleksi bahan baku yang akan digunakan oleh


bagian formulator dan produksi termasuk aspek kehalalannya.
3. R&D Uji Efikasi

Bagian yang menguji manfaat dari produk yang dihasilkan (efikasi).


4. R&D Registrasi / Notifikasi
5. Technology Development
6. People Development

I. Proses Produksi

PT Paragon Technology and Innovation melakukan proses produksinya secara


efektif tanpa mengabaikan kualitas produk. Perbaikan-perbaikan terus dilakukan
dengan menambahkan beberapa modifikasi dari tahun ke tahun untuk memuaskan
pelanggannya. Diantaranya, dengan penambahan jumlah mesin untuk kapasitas kecil
dan besar, meningkatkan proses pengemasan untuk mempercepat produksi dan
meningkatkan kualitas serta efisiensi produk.
Pabrik ini juga telah memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Kosmetik yang
Baik (CPKB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Sertifikasi Halal
dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk proses produksinya sehingga dapat
menjamin kualitas produk yang aman dan halal. Selain itu variasi produk yang
dihasilkan juga cukup banyak, salah satu prosesnya juga tidak memerlukan adanya
tahap proses pemanasan sehingga mengurangi kebutuhan panas.

1. Teknologi Proses

Teknologi proses produksi yang digunakan di PT Paragon Technology and


Innovation tergolong semi otomatis, dikarenakan masih dibutuhkan tenaga
manusia dalam pelaksanaannya. Secara garis besar, proses produksi yang
dilakukan di PT Paragon Technology and Innovation terbagi menjadi tiga jenis,
yaitu:
a. Proses Panas
Proses panas merupakan proses saat semua bahan baku
memerlukan proses pemanasan terlebih dahulu. Mesin dan peralatan yang
digunakan dalam proses ini adalah creammixer, kompor gas, pemanas, dan
neraca. Kapasitas cream mixer adalah 80 liter dengan tiga skala kecepatan
pengadukan, yaitu 1 (9 rpm), 2 (19 rpm), 3 (30 rpm). Tipe pengaduk yaitu
propeller, turbine maupun paddle disesuaikan dengan viskositas bahan.
Viskositas bahan cream lebih besar dibandingkan dengan bahan cair.
Kompor gas dan pemanas digunakan dalam proses pemanasan bahan
yang tergolong dalam fase minyak. Neraca digunakan untuk menimbang
bahan baku. Contoh produk yang diproduksi dengan proses panas adalah
produk cream, lotion, lipstik, lipcream, foundation dan creambath.

b. Proses Dingin
Proses dingin merupakan proses saat semua bahan baku tidak
memerlukan proses pemanasan terlebih dahulu. Mesin dan peralatan yang
digunakan dalam proses ini adalah liquid mixer, cold wave drum dan
pengaduk. Liquid mixer memiliki kapasitas 80 liter dengan impeller bertipe
baling-baling namun tidak memiliki skala kecepatan pengadukan
(kecepatannya tetap). Cold wave drum dan pengaduk digunakan dalam
proses pembuatan cold wave. Produk ini mengalami proses produksi
manual dengan mencampurkan bahan-bahan tanpa memerlukan proses
pemanasan. Contoh produk yang diproduksi dengan proses dingin adalah
shampoo, coldwave, hair tonic, dan hair spray.

2. Alur Produksi

Proses pembuatan kosmetik di PT Paragon Technology and Innovation,


Tangerang dibagi menjadi enam proses:
1. Raw Material Handling and Stocking
2. Proses Penimbangan
3. Proses Pengolahan
4. Printing & Labeling
5. Filling Process
6. Packing Process
Berikut ini adalah diagram alir yang menggambarkan proses produksi di
PT Paragon Technology and Innovation seperti terlihat pada gambar.

Gambar 1 Alur proses produksi

Bahan baku yang digunakan untuk proses pengolahan terdiri dari


berbagai macam jenis bahan kimia, sedangkan kemasan yang digunakan untuk
proses printing labeling meliputi botol, pot, dan tube. Kegiatan produksi dilakukan
dalam ruangan terkontrol. Setiap pekerja diharuskan mengenakan pakaian
khusus ruang bersih yaitu: baju bersih, topi, sepatu safety, dan masker. Pekerja
juga diwajibkan untuk mencuci tangan terlebih dahulu ketika akan memasuki
ruang produksi maupun saat keluar dari ruangan.

a. Raw Material Handling and Stocking

Proses awal ini berfungsi sebagai filter dari kualitas bahan baku
yang akan diolah menjadi produk ruahan dan produk jadi. Bahan baku yang
datang dari supplier dicek kembali kualitasnya oleh QC raw material.
Pengecekan ini merupakan pengecekan internal untuk memastikan bahwa
bahan baku yang akan diolah menjadi produk telah memenuhi setiap
spesifikasi yang sudah ditentukan serta untuk memastikan sifat dan
karakteristik dari bahannya sesuai dengan COA (Certificate of Analysis).
Dalam proses ini terdapat 3 jenis status yang digunakan oleh QC raw
material, yaitu:
a) Release, merupakan status bahan baku yang memenuhi spesifikasi
secara lengkap dan dapat langsung digunakan untuk membuat bulk.
b) Pending, merupakan status bahan baku yang mengalami masalah
karena tidak memenuhi spesifikasi tertentu. Status ini dapat berubah
setelah dilakukan trial penggunaan bahan baku terhadap produk dan
atau setelah dilakukan konfirmasi kembali pada bagian Research and
Development (RND).
c) Reject, merupakan status saat bahan baku sudah tidak
memungkinkan untuk digunakan karena hasil pengecekan sangat
jauh dengan spesifikasi yang diinginkan.

Proses persiapan bahan baku untuk diolah ini, merupakan


pengambilan bahan baku dari gudang yang kemudian ditimbang dahulu
sesuai batch record. Sedangkan persiapan material untuk proses labeling,
berupa pengambilan kemasan dari gudang.

b. Proses Penimbangan
Bahan baku yang digunakan adalah bahan baku yang telah berlabel
release dari QC raw material. Penimbangan bahan baku dilakukan manual
menggunakan timbangan digital dan mengacu pada batch record yang
telah dibuat oleh Process Engineer.Batch record adalah hard file yang
berisi: formula bahan baku, prosedur pembuatan bulk, dan spesifikasi bulk.
Operator yang melakukan proses penimbangan, harus menggunakan APD
(Alat Pelindung Diri) yang telah ditentukan untuk melindungi diri saat meng-
handling bahan baku, serta meminimalisir kontaminasi dari diri sendiri ke
bahan baku.
Penimbangan dilakukan sesuai dengan komposisi bahan baku pada
produk yang akan diolah. Masing-masing bahan ditimbang pada wadah
yang berbeda dan diberi label sesuai nama bahan, no. batch bahan baku
serta jumlahnya, sebelum dilakukan proses pengolahan. Sebelum
dilakukan penimbangan, komposisi bahan yang akan ditimbang diperiksa
terlebih dahulu untuk dipastikan kebenarannya oleh bagian administrasi
logistik.

c. Proses Pengolahan

Proses pengolahan merupakan proses lanjutan setelah


penimbangan bahan baku. Bahan-bahan yang telah ditimbang pada
weighing process,kemudian diproses menjadi sediaan kosmetik. Proses
pembuataannya berbeda-beda untuk setiap sediaan. Proses produksi yang
dilakukan yaitu menggunakan sistem batch.
Hasil pengolahan bahan baku, yang dinamakan bulk (produk
ruahan), disimpan dalam drum atau ember dan diletakkan di ruang
penyimpanan. Proses pengolahan sendiri dibagi dalam 3 sediaan yaitu,
sediaan powder dan sediaan semisolid yang memproduksi make up
decorative serta sediaan liquid yang memproduksi cream, lotion, hair tonic,
hair spray, shampoo, dan creambath.Beberapa produk memerlukan
perlakuan khusus sebelum proses selanjutnya. Contohnya, produk
shampoo yang perlu disimpan selama tiga hari sebelum dimasukkan ke
dalam kemasan, agar busa shampoo hilang terlebih dahulu.

d. Printing & Labeling


Bahan baku berupa botol, pot, dan tube yang telah dipersiapkan
sebelumnya, akan melalui proses penempelan sticker (labeling) dan
printing pada produk tertentu.

Bulk yang siap diisi ke dalam kemasan adalah yang telah melalui
proses printing dan labeling. Mesin-mesin yang digunakan untuk proses
filling (pengisian) antara lain:

a) Press & Moulding Machine


Mesin ini digunakan dalam pengisian produk powder, yaitu
two way cake, compact powder, eye shadow, dan blush on. Mesin ini
bekerja dengan prinsip tekanan, setelah produk dimasukkan ke
dalam godet/wadah kemudian di-press sesuai jenis mould yang
ditentukan dengan menggunakan mesin press Kemwall.

b) Powder Filling Machine


Mesin ini digunakan dalam pengisian produk powder,yaitu
face powder dan body talc.

c) Lipstik Filling & Moulding Machine


Mesin ini digunakan dalam pengisian produk lipstik. Mesin
ini bekerja dengan prinsip memanaskan bulk dengan pengadukan
yang kemudian difilling ke dalam mould melalui nozzle/pipa
keluaran yang diatur volumenya. Setelah difilling, lipstik didinginkan
di cooling table lalu dicetak. Proses setelah pencetakan adalah
flamming yang bertujuan untuk menghasilkan permukaan lipstik
yang halus dan mengkilat.

d) Cream Filling Machine


Mesin ini digunakan dalam pengisian produk cream. Mesin
ini bekerja dengan prinsip tekanan, setelah produk dimasukkan ke
dalam mesin, hasilnya akan keluar melalui pipa keluaran yang
diameternya tergantung dari viskositas bahan. Volume keluaran
dapat diatur berdasarkan waktunya.

e) Liquid Filling Machine


Mesin pengisi ini digunakan dalam pengisian produk
shampoo dan produk cair lainnya. Prinsip kerjanya sama dengan
cream filling machine. Namun, karena viskositasnya lebih rendah
dibanding produk cream, diameter pipa keluarannya dibuat lebih
kecil.

e. Packing Process

Proses setelah pengisian bulk adalah proses pengemasan atau


packing. Produk akan melalui proses penyegelan sebelum dimasukkan ke
dalam kemasan yang berupa kardus. Produk yang telah dikemas kemudian
disimpan dalam gudang penyimpanan sebelum dikirim. Mesin-mesin yang
digunakan untuk proses packing(pengemasan) antara lain:
a) Impuls Sealer
Mesin ini digunakan untuk merekatkan kemasan plastik.
Prinsip kerja alat ini adalah memanfaatkan panas dan tekanan.

b) Shrink Tunnel
Mesin ini digunakan dalam penyegelan. Prinsip kerjanya
dengan memanfaatkan tekanan dan temperatur tinggi. Mesin ini
dilengkapi dengan belt conveyor. Produk yang telah dibungkus
dengan film plastik, dilewatkan dengan conveyor untuk kemudian
memasuki ruang dengan tekanan dan suhu tinggi. Tekanan dan suhu
tinggi menyebabkan produk yang melewati ruang ini keluar dengan
kondisi plastik tertutup rapat.

c) Crimpring Sprayer
Alat ini berfungsi untuk melekatkan sprayer pada botol parfum.
Botol yang telah dipasang sprayer dimasukkan kedalam lubang
silinder, kemudian tuasnya ditekan hingga sprayer dan botol parfum
dapat disatukan.

J. Bagian Pengendalian Mutu (Quality Control)

Bagian Pengendalian Mutu (Quality Control) bagi perusahaan yang


mengedepankan mutu produknya, merupakan hal yang sangat penting. Hal ini juga
dijalankan oleh PT Paragon Technology and Innovation pada bagian Pengendalian Mutu.
Pengendalian dan pengawasan mutu dilakukan mulai dari bahan baku sampai produk
jadi.

1. Pengecekan kedatangan material

Pengawasan mutu untuk bahan baku dan bahan pengemas dilakukan ketika
bahan datang ke gudang logistik dari supplier, apakah masuk spesifikasi atau tidak.
Bahan baku dan bahan pengemas ini dicek berdasarkan kesesuaian surat jalan
yang datang.

2. Pengecekan produk ruahan

Kualitas produk ruahan diperiksa sebelum dilakukan pengemasan oleh QC


Produk Ruahan di lab QC. Pengecekkan produk ruahan dilakukan berdasarkan
kesesuaian spesifikasi pada batch record. Parameter fisik produk yang dicek
meliputi pH, viskositas, warna, bau, densitas, homogenitas, dan lain-lain.

3. Pengecekan produk jadi

Pengecekan produk jadi ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada


kerusakan pada saat proses. Produk ruahan yang sudah dikemas dicek sesuai
dengan batas kualitas penerimaan. Parameter yang dicek meliputi : packaging, hasil
inkjet, sticker, produk ruahan yang telah dikemas, tanggal kadaluarsa, kesesuaian
nomor batch dengan batch record. Pengecekkan produk jadi ini dilakukan mengacu
pada batch record.

4. Pengecekan mikrobiologi

Pengecekan kualitas pada produk ruahan, dilakukan secara tertentu dilihat


dari apakah produk tersebut rentan terhadap mikrobiologi. Pengecekan produk jadi
untuk mikrobiologi dicek dengan kriteria berat netto produk tersebut dibawah 200gr.
Pengecekan mikrobiologi pada bahan baku dilakukan untuk bahan baku tertentu
saja. Pengecekan mikrobiologi pada air baku dilakukan setiap hari, sedangkan
pengecekan udara ruangan produksi dilakukan satu bulan sekali. Untuk
pengecekan mikrobiologi pada hasil uji stabilitas, dilakukan pada produk tertentu
saja.

5. Pengecekan stabilitas retain sample secara berkala

Pengecekan fisik produk dilakukan setelah masa karantina. Setiap batch


produksi, diambil sampel yang dicek stabilitasnya secara berkala untuk pekan
pertama, kemudian setiap pekan selama satu bulan, setiap tiga bulan selama satu
tahun dan setiap satu tahun selama tiga tahun.

6. Pengecekan kualitas lingkungan ruang produksi

Pengecekan kualitas lingkungan meliputi : suhu dan kelembapan ruang


produksi; kejernihan, konduktivitas dan pH air baku; pengujian mikrobiologi udara
ruangan produksi dan air baku. Semua parameter uji dilakukan setiap hari.
Tujuannya yaitu untuk kontrol lingkungan. Hal ini dilakukan untuk telusur jika
terdapat masalah pada produk.
1. Verifikasi dan kalibrasi alat ukur

Kalibrasi alat ukur dilakukan 1 tahun sekali untuk alat ukur seperti
timbangan, oven, dan autoklaf,sedangkan untuk LAF (Laminer Air Flow) dilakukan
kalibrasi 2 tahun sekali.

2. Penelusuran penyebab keluhan pelanggan

Keluhan pelanggan akan dibandingkan dengan retaining sample.


Perusahaan akan bertanggungjawab apabila kerusakan juga terjadi pada retaining
sample tersebut. Jika hasil retaining sample ternyata masih dalamkondisi baik, hal
itu menandakan kerusakan yang dilaporkan oleh konsumen bukan disebabkan oleh
kesalahan produksi melainkan karena faktor lain, misalnya kondisi penyimpanan
saat berada di konsumen itu sendiri maupun kerusakan selama proses distribusi.
Retaining sample dapat disimpan selama tiga tahun sesuai dengan masa
kadaluarsa produk kosmetik.

3. Penanganan produk kembalian

Untuk penanganan produk kembalian, hal pertama yang dilakukan adalah


memeriksa dokumen CPPK (Catatan Penanganan Produk Kembalian). Jika ada
CPPK maka dilakukan pemeriksaan. Produk-produk tersebut berasal dari
Distribution CenterPTParagon Technology and Innovationatau dapat juga berasal
dari pengembalian toko. Selain itu jugadilakukan pemeriksaan pada kemasan rusak
dan kesesuaian kelayakan produk oleh QC return.
Sebagian atau seluruh aspek pengujian mutu dapat dilakukan oleh
laboratorium lain di luar perusahaan yang diakui oleh pemerintah jika tidak dapat
dilakukan pengujian di institusi.
Meskipun analisis dan pengujian dilakukan oleh laboratorium luar, tanggung
jawab pengawasan mutu tetap berada di tangan perusahaan. Sifat dan luas analisis
hendaknya harus disepakati dan ditetapkan dengan jelas dalam suatu kontrak.
Metode pengujian rinci yang relevan hendaklah diberikan kepada laboratorium luar
tersebut.
Bagian pengawasan mutu hendaklah memberi masukan karena saat ini
penentuan pemasok dilakukan oleh tim sourcing dalam menentukan pemasok yang
mampu menyediakan bahan baku dan bahan pengemas yang memenuhi
spesifikasi. Wakil bagian pengawasan mutu, bagian pengolahan dan bagian
pembelian hendaklah menilai kualifikasi teknis pemasok dengan tetap
mengutamakan mutunya.

k. Bagian Penelitian dan Pengembangan (Research and

Development)

Pengujian bahan baku yang baru diuji oleh bagian penelitian dan pengembangan
dalam bentuk produk, untuk dibuatkan spesifikasi bahan baku produk tersebut. Selain itu
bagian penelitian dan pengembangan (R&D) ini juga bertanggung jawab untuk
mengembangkan suatu produk yang telah ada agar menjadi lebih baik, juga menciptakan
serta mengembangkan produk baru lainnya supaya diperoleh hasil produk yang
berkualitas baik.
Produk baru yang dibuat harus sesuai dengan permintaan marketing, setelah
disetujui maka R&D melakukan uji stabilitas, uji stabilitas formula maupun formula dengan
packaging. R&D menentukan bahan baku yang digunakan dalam suatu formula sesuai
produk yang diinginkan.
Bagian penelitian dan pengembangan bertugas membuat batchrecord berisikan
formula, prosedur pengolahan, dan spesifikasi bulk.Formula registrasi disusun oleh
bagian registrasi untuk mendaftarkan produk ke BPPOM. R&D menyusun trial formula
yang akan menjadi dasar bagian SCM bahan baku untuk menghitung stock bahan baku.
Bagian penelitian dan pengembangan juga mempunyai tugas terkait dengan
pengolahan bulk di produksi, R&D harus melakukan validasi metode untuk pengolahan
produk baru melalui trial produksi. Jika ada bulk hasil pengolahan yang tidak sesuai atau
terjadi kerusakan akibat faktor bahan baku, pengolahan maupun penyimpanan, maka
R&D yang akan melakukan reproduksi dan harus dapat membuat prosedur perbaikan
l. Mesin dan Peralatan

Berdasarkan bagian kerjanya, mesin dan peralatan di PT Paragon Technology &


Innovation dapat dikelompokkan sebagai berikut :

4. Mesin dan Peralatan Produksi

a. Sediaan Semi Solid


Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses ini adalah
mixer, kompor gas, pemanas, dan neraca. Mesin mixer yang dipakai
adalah mesinmixer (10 buah), mesin roll mill (7 buah), masin vacuum
emulsifier lipstick (5 buah), mesin media packing mill (2 buah), mesin High
Steer Disperser Machine (HSDM). Kompor gas dan pemanas digunakan
dalam proses pemanasan bahan yang tergolong dalam fase minyak.
Neraca digunakan untuk menimbang bahan baku.

E. Sediaan Liquid
Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses ini adalah
liquidmixer, cold wave drum dan pengaduk. Liquidmixer memiliki kapasitas
80 liter dengan impeller bertipe baling-baling, tetapi tidak memiliki skala
kecepatan pengadukan (kecepatannya tetap). Cold wave drum dan
pengaduk digunakan dalam proses pembuatan cold wave. Produk ini
mengalami proses produksi manual dengan mencampurkan bahan-bahan
tanpa memerlukan proses pemanasan.

F. Sediaan Padat
Mesin dan peralatan yang digunakan untuk produk padat terdiri dari mesin
penggiling, powdermixer, mesin pengayak dan neraca. Mesin penggiling
(grinder) digunakan untuk menghaluskan bahan sedangkan powder mixer
digunakan dalam pencampuran seluruh bahan yang akan digunakan.
Dalam produksi eye shadow, mesin penggiling (grinder) juga berfungsi
untuk meningkatkan intensitas warna dari zat pewarna yang ditambahkan
sedangkan mesin pengayak tipe vibration digunakan untuk mendapatkan
produk dengan butiran yang homogen.

2. Alat Penanganan Bahan

Alat penanganan bahan yang digunakan berupa forklift yang digunakan


untuk transportasi bahan produksi dari dan ke gudang, tangga dan rak-rak
penyimpanan bahan.

M.Kemajuan dan Produksi Unggulan

Produk pertama yang diproduksi oleh PTParagon Technology and


Innovationadalahsampo. Setelah itu, berkembang denganmemproduksi obat keriting,
creambath, hair tonic, hair spray, dan produk perawatan rambut lainnya.
Produk perawatan ini telah banyak dipercaya oleh para profesional disalon-salon,
dan disukai oleh para pelanggannya. Karena produk perawatan rambut ini menyediakan
kosmetika rambut yang berkualitas tinggi dan lengkap.
Bila dilihat bahwa ada ratusan merk internasional dan merk lokal yang beredar di
pasar Indonesia, maka prestasi diatas patut disyukuri. Bisa dikatakan bahwa produk
PTParagon Technology and Innovation ini telah ada hampir diseluruh wilayah Indonesia,
khususnya di wilayah Jabotabek.

Tahun 1995 PT Paragon Technology and Innovation memproduksikosmetik


berlabel halal dengan merk dagang Wardah. Kosmetik ini merupakan kosmetik yang
bebas dari alkohol. Peluncuran produk ini diterima baik oleh konsumen. Kepercayaan
konsumen ini tidak lepas dari diterimanya produk perawatan rambut yang telah diproduksi
sebelumnya.

Gambar 2 Logo produk Wardah


N.Pemasaran Produk

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang melibatkan individu-
individu atau kelompok yang ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan
pihak lain. PTParagonTechnology and Innovationtelah menempatkan kabijakan dengan
targetkonsumennya adalah konsumen menengah ke atas khususnya umat islam, hal ini
merupakan strategi yang disusun oleh PTParagon Technology andInnovationdalam
rangka mengembangkan usahanya.
Setiap produk PTParagon Technology and Innovation mempunyai peruntukan
yang berbeda-beda dalam penggunaannya. Semua produk yang dihasilkan merupakan
kosmetik suci dan aman untuk para konsumen umat Islam, karena komitmennya sebagai
produk kosmetika bebas alkohol.
Sebelum Wardah berkembang seperti sekarang ini, beberapa merk dagang yang
dimiliki oleh PTParagon Technology and Innovation, ada satu merk dagang yang produk-
produknya tidak dijual bebas ke konsumen, melainkan melalui jalur Multi Level Marketing
syari'ah.
Lewat jalur ini, PTParagon Technology and Innovationbekerja sama dengan
distributorterbesarnya, yaitu PTAhad-Net Internasional yang merupakan satu-satunya
pemegang hak penjualan produk tersebut.
Dari segi presentase pendapatan, pemasaran lewat jalur MLM syari’ah ini memiliki porsi
terbesar dalam memberi pemasukan bagi perusahaan. Untuk itu, perusahaan lebih
memfokuskan strategi pemasarannya ke system MLM syari’ah ini. Pemasaran dengan
menggunakan MLM syari’ah ini dipandang lebih potensial dari pada pemasaran
konvensional biasa. Karena dalam hal produk, yaitu produk kosmetika Islami, PT Paragon
Technology andInnovationbergerak sendiri dipasar dan tidak ada pesaing.
Selain itu, dengan jalur MLM syari’ah ini kedatangan permintaan dari pelanggan relative
konstan, meskipun dalam jumlah fluktuatif.
Dari beberapa penjualan yang telah dilakukan, bagian pemasaran membuat
laporan penjualan setiap akhir bulan. Bagian PPIC yang akan menghitung laba penjualan
tiap bulan dan laporan ini digunakan sebagai dasar perencanaan bagi perusahaan.
O. Pengolahan Air

PT Paragon Technology and innovation sangat memerlukan air bersih untuk


kebutuhan produksinya, sedangkan air tanah disekitar pabrik tidak sesuai dengan
spesifikasi air baku produksi ditinjau dari segi kandungan zat kimia yang terkandung di
dalamnya.
Air dengan zat kimia yang tinggi dapat mempengaruhi mutu dari produk yang
dihasilkan, sehingga akan berpengaruh juga pada konsumen yang menggunakan produk
tersebut misal dapat terjadi iritasi pada kulit yang tidak cocok. Selain itu, air yang
mengandung zat kimia tinggi tidak dapat digunakan untuk membersihkan mesin-mesin
produksi, peralatan laboratorium, maupun kebutuhan lainnya. Oleh karena itu PTParagon
Technology and Innovationmengolah sendiri air tanah yang akandigunakan untuk proses
produksinya sehingga setiap produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan spesifikasi
produknya.

Proses dari pengolahan air produksi dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. Air baku akan disalurkan menjadi air hasil pre-treatment dan akan disimpan pada
tangki penyimpanan 1;
B. Air yang telah disimpan pada tangki penyimpanan 1 disalurkan pada mesin nano
filter, air hasil penyaringan dengan nano filter disimpan pada tangki penyimpanan 2;
C. Air yang telah disimpan pada tangki penyimpanan 2 disalurkan pada mesin
ReverseOsmosis yang selanjutnya akan disimpan pada tangki penyimpanan 3;
D. Airyang telah disimpan pada tangki penyimpanan 3 bisa disalurkan dan digunakan
sebagai air produksi.

Gambar 3 Alur proses pengolahan air baku

Dari setiap unit, yaitu air sumur, air hasil pre-treatment, air hasil pengolahan nano
filter, air hasil pengolahan Reverse Osmosis, air di dalam penyimpanan (storage), dan
kran pemakaian, akan dilakukan sampling untuk diperiksa dengan dua cara, yaitu :
 Pemeriksaan Internal

Pemeriksaan internal ini dilakukan setiap hari diperiksa di lab Quality


Control, dengan parameter sebagai berikut :
a. pH
b.Total Dissolve Solids (TDS)
c. Conductivity (mikro siemens)
d. Angka Lempeng Total (cfu/ mL)

1. Pemeriksaan Eksternal

Pemeriksaan eksternal ini dilakukan di laboratorium uji terakreditasi.


Cara pengambilan sampel untuk pemeriksaan tersebut dapat dilakukan
dengan beberapa tahap. Tahap- tahap yang dapat dilakukan adalah :
1. Gunakan container yang tidak transparan untuk sampling;
2. Bilas container dengan air yang mau disampling sebanyak dua kali;
3. Buka kran air dan biarkan mengalir selama kurang lebih 5 menit;
4. Ambil air menggunakan container yang sudah dibilas;
5. Disarankan sampling dilakukan dengan one process system;
6. Untuk keperluan pemeriksaan mikrobiologi gunakan cara sampling aseptic;

Unit-unit yang ada selanjutnya akan dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan


tersebut pastinya akan berbeda satu sama lain, diantaranya :

Pre – Treatment Unit

Pada unit ini akan dilakukan pemeliharaan yaitu dengan BackWash


sebanyak 3 hari sekali, selama 20 sampai 30 menit. Penggantiannyadengan media
selama 6-12 bulan. Pada tangki penyimpanan hasil pre-treatment dapat dilakukan
pembersihan.
Nano Unit dan Reverse Osmosis Unit

Pada unit ini akan dilakukan pemeliharaan baik unit Nano maupun unit RO
memiliki tahapan yang sama, yaitu dengan beberapa tahap, seperti :
a. Flushing 20 detik setelah mesin mati;
b. Flushing 20 detik setiap 4 jam;
c. Cleaning jika output turun 10% - 15%.

Cleaning jika selisih filter out pressure dan filter in pressure lebih dari1 - 1.5 bar
Cleaning jika high pressure pump lebih 8 bar. Adapun dapat dilakukan penggantian
pada beberapa bagian, yaitu:
a. Catridge filter jika sudah jenuh/ 2 – 3 hari (1 dan 5 mikron).
b. Catridge untuk cleaning jika sudah jenuh (1 mikron).
c. Membran jika cleaning tidak berhasil.

Jika kualitas air turun, maka dilakukan kalibrasi pada mesin TDS meter dan
untuk pemeliharaan tangki penyimpanan pada unit ini adalah dengan dilakukan
pembersihan.

P. Pengolahan Limbah

PT Paragon Technology and Innovation proses produksinya menghasilkan produk


sampingan yang tidak bermanfaat lagi (limbah). Limbah yang dihasilkan terbagi menjadi
dua bagian, yaitu :

1. Limbah Domestik

Pada limbah domestik terdapat dua macam limbah, yaitu :


a. Limbah Padat

Limbah ini berupa drum, karton box, dan plastik-plastik yang


selanjutnya akan ditangani dengan menjualnya pada pihak ketiga, serta
sampah domestik lainnya yang akan diserahkan pada pihak ketiga kemudian
membayar jasa pada pihak tersebut.

b. Limbah Cair
Limbah ini merupakan limbah yang berasal dari kamar mandi dan air
bekas pencuci. Karena limbah cair ini bukan limbah yang berbahaya, maka
limbah ini tidak melalui proses pengolahan akan tetapi langsung dibuang ke
aliran sungai.

Q. Limbah B3

a. Limbah Padat
Limbah ini berasal dari Not Good Product yang memliki kadar air lebih
besar dari 70%. Limbah ini berupa produk-produk seperti powder, cream, dan
lipstick. Selain Not Good Product, limbah ini juga berasal dari sludge. Dari
semua jenis limbah tersebut akan diserahkan pada pihak ketiga yang telah
memiliki izin untuk mengolah limbah-limbah tersebut.

b. Limbah Cair
Limbah cair yang ada berasal dari Not Good Product yang dengan
kadar air lebih besar dari 70%, seperti dari produk-produk shampoo, hair
tonic, dan toner. Limbah cair yang dihasilkan dari masing-masing jenis
tersebut akan ditampung dan diolah, pada Instalasi Pengolahan Air Limbah
atau dapat disingkat sebagai IPAL. Limbah-limbah yang ada sebelum
diserahkan pada pihak ketiga akan disimpan terlebih dahulu pada tempat
pembuangan sampah yang terpisah antara limbah domestic dan limbah B3.
BAB III
KEGIATAN DI LABORATORIUM

A. Tinjauan Pustaka

1. Sejarah Kosmetik

Kosmetik merupakan bahan yang digunakan untuk merawat dan mempercantik diri
sehingga dapat mempengaruhi penampilan dan meningkatkan rasa percaya diri.
Kosmetik telah dikenal sejak 3500 tahun SM, Mesir telah memanfaatkan tumbuhan,
hewan, rempah-rempah, madu, susu dan sebagainya untuk bahan-bahan kecantikan.
Sejarah kosmetologi membuktikan bahwa di Mesir dan India telah ditemukan salep-
salep aromatik dan bahan-bahan pengawet mayat serta masker untuk awet muda yang
dianggap sebagai bentuk awal kosmetik. Bapak ilmu kedokteran, Hipocrates dan
kawan-kawannya pada tahun 460370 SM telah membuat resep-resep kosmetik. Tahun
1260-1325, Hendri De Nodevili, memisahkan bahan kosmetik menjadi dua bentuk, yaitu
: a. Kosmetik untuk merias, melibatkan ahli kecantikan. b. Kosmetik untuk pengobatan
kelainan kulit, berhubungan dengan ilmu kedokteran. Menurut Wall dan Jellinek, 1970,
kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian
kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk
kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara
besarbesaran pada abad ke-20. (Tranggono, 2007)

2.Definisi Kosmetik

Kosmetik berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti ”berhias”. Bahan yang dipakai
dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami yang
terdapat di sekitarnya. Saat ini, kosmetik dibuat manusia tidak hanya dari bahan alami
tetapi juga bahabuatan untuk maksud meningkatkan kecantikan.

Definisi kosmetik menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.


220/MenKes/Per/X/1976 tanggal 6 september 1976 adalah bahan atau campuran
bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan, atau disemprotkan pada,
dimasukkan ke dalam, dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan
maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa,
dan tidak termasuk golongan obat. (Wasitaatmadja, 1997) Kosmetik adalah sediaan
atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan seperti
epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi, dan rongga mulut antara lain untuk membersihkan,
menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam
keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit. (Tranggono, 2007) Pengertian kosmetologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari hukum-hukum kimia, fisika, biologi, dan mikrobiologi
tentang pembuatan, penyimpanan dan penggunaan bahan kosmetik.

3. Penggolongan Kosmetik

Berdasarkan tempat aplikasinya kosmetik dibagi menjadi 4 golongan, yaitu kosmetik


rambut, wajah, mata dan kuku. Saat ini telah banyak kosmetik yang beredar di
pasarandengan segala macam bentuk dan fungsinya. Oleh karena itu, para ahli
mencoba mengelompokkan kosmetik menjadi lebih sederhana. Menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI, penggolongan kosmetikberdasarkan cara kerja dan
kegunaannya diantaranya adalah :

a. Toiletries

Kosmetik yang termasuk pada termasuk jenis ini adalah shampoo, sabun, conditioner,
hair spray, pewarna rambut, deodorant, pengeriting dan pelurus rambut.

b. Skin Care

Skin care adalah kosmetik pemeliharaan dan perawatan kulit yang terdiri dari
pembersih, pelembab, pelindung, masker dan lain-lain.

c. Kosmetik Rias (Decorative Cosmetic atau Make-Up)

Kosmetik rias adalah kosmetik yang dipakai untuk merias wajah, kuku, dan rambut
dengan tujuan merias diri. Contoh kosmetik rias di antaranya adalah liquid make up,
foundation, eye liner, blush on, eyeshadow, mascara, nail enamel dan cat rambut.

d. Kosmetik Wangi-wangian (Fragrance)

Contoh kosmetik jenis ini adalah parfum, cologne, bath powder, after shave agents, dan
pewangi mulut.

4.Emulsi

Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang
lain, dalam bentuk tetesan kecil. Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan bahan
pengemulsi yang mencegah koalesensi yaitu penyatuan tetesan-tetesan kecil menjadi
satu fase tunggal yang memisah
Dua macam tipe emulsi yaitu :
1) Emulsi oil in water yaitu emulsi yang mempunyai fase dalam minyak dan fase luar
air. Karena fase luar dari suatu emulsi bersifat kontinu, suatu emulsi minyak dalam air
bisa diencerkan atau ditambah dengan air atau suatu preparat dalam air.
2) Emulsi water in oil yaitu emulsi yang mempunyai fase dalam air dan fase luar
minyak. Umumnya untuk membuat emulsi diperlukan tiga fase yaitu, fase minyak, fase
air, dan fase ketiga atau zat pengemulsi (emulsifying agent) .

5.Body Butter

Menurut Jeffrie Ann Hall, seorang ahli estetika, pelembab yang dikenal sebagai body
butter cenderung memiliki tekstur yang lebih berat, lebih lembab, dan lebih kental
dibandingkan dengan body lotion. Tekstur nya lebih tebal dari pada lotion dan sangat
efektif untuk meremajakan kulit kering, digunakan di seluruh atau hanya pada bercak
masalah, seperti siku dan lutut. Body butter adalah pelembab kulit yang biasanya
mengandung cocoa butter, shea butter, minyak kelapa atau minyak nabati lainnya.
Manfat body butter adalah menghidrasi kulit, melembutkan kulit.

6. Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan cara
mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Salah satu bentuk senyawa
oksigen reaktif adalah radikal bebas, senyawa ini terbentuk di dalam tubuh dan dipicu
oleh bermacam-macam
faktor. serangan radikalbebas terhadap molekul sekelilingnya akan menyebabkan
terjadinya reaksi berantai, yang kemudian menghasilkan senyawa radikal baru. Dampak
reaktivitas senyawa radikal bebas mulai dari kerusakan sel atau jaringan. Oleh karena
itu tubuh memerlukan substansi penting, yakni antioksidan yang dapat membantu
melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dengan meredam dampak negatif
senyawa radikal bebas tersebut.
Antioksidan berperan penting untuk mempertahankan mutu produk, mencegah
ketengikan, perubahan warna dan aroma, serta kerusakan fisik lain yang diakibatkan
oleh reaksi oksidasi. Antioksidan yang dihasilkan tubuh manusia tidak cukup untuk
melawan radikal bebas, untuk itu tubuh memerlukan asupan antioksidan dari luar. Jenis
antioksidan terdiri dari dua, yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Antioksidan
alami banyak terdapat pada
tumbuh-tumbuhan, sayur-sayuran dan buah-buahan,sedangkan yang termasuk dalam
antioksidan sintetik yaitu butilhidroksilanisol (BHA), butil hidroksittoluen (BHT),
propilgallat, dan etoksiquin .
Mekanisme kerja antioksidan adalah menghambat oksidasi lemak. Oksidasi lemak ada
3 tahap yaitu inisiasi, propagasi, dan terminasi.
Bahan baku yang menyebabkan bau tengik adalah;
1. Adanya logam berat seperti Fe, C, Co, Mn,Sn,& Ni.
2. Pengaruh Cahaya
3. Adanya asam lemak bebas
4. Disimpan di tempat panas.
Sifat-sifat fisik antioksidan untuk digunakan dalam kosmetik;
1. Antioksidan tidak boleh memberikan bau atau rasa
2. Antioksidan harus mudah larut
3. Antioksidan harus terbukti aman
E. Tinogard TT
Tinogard TT adalah antioksidan fenolik, sangat efektif, penstabil warna untuk
mencegah degradasi produk yang peka terhadap oksidasi.
Chemical name : Pentaerythriol Tetrakis.
IUPAC : (3-(3,5-di-tert-butyl-4-hydroxyphenyl)propionate)
F. Tinogard TS
Tinogard TS adalah antioksidan fenolik untuk stabilisasi formulasi dan bahan
kosmetik sensitif oksidasi. Ini melindungi wewangian, minyak,lemak, dan bahan-
bahan sensitif oksigen lainnya dari degradasi selama pemerosesan, penanganan
dan penyimpanan, sehingga menjaga kinerja produk dan memberikan umur
simpan yang tahan lama.
IUPAC : Octadecyl Di-t-butyl-4-hydroxyhydrocinnamate
G. EDTA
EDTA ( Ethylenediaminetetraacetic acid )Sebagai bahan untuk menstabilkan
kandungan produk kosmetik yang dapat saling bercampurnya antara satu bahan
kosmetik dengan bahan lainnya yang tidak diperlukan.
H. Phytic acid
Phytic acid yang mempunyai manfaat sebagai eksofoliator (membantu
meluruhkan sel-sel kulit mati ), juga dapat melancarkan peredaran darah pada
kulit.

I. Oxynex ST liquid
Oxynex ST Liquid adalah penstabil unik untuk bahan-bahan peka cahaya. Zat
aktif dalam Oxynex ST Liquid adalah Diethylhexyl Syringylidene Malonate
(DESM). DESM dalam Oxynex ST Liquid memberikan stabilisasi pewarna,
pewangi, antioksidan, dan filter UV yang sangat efektif. Beberapa aplikasi untuk
produk ini termasuk perawatan kulit, perawatan matahari, perawatan rambut dan
kosmetik dekoratif.
J. Granlux AOX
Granlux AOX adalah antioksidan alami yang membantu mencegah peroksidasi
lipid, oksidasi LDL, Oksidasi asam araki donix, dan oksidasi HC=CH. Granlux
AOX bekerja dilingkungan hidrofilik dan lipofilik.GranLux AOX stabil terhadap
panas pada suhu apa pun yang terjadi dalam proses kosmetik normal.

7.pH dan pH Meter


pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH yang normal memiliki
nilai 7 sementara bila nilai pH >7 menunjukkan zat tersebut bersifat basa dan
sedangkan bila nilai pH <7 maka zat tersebut bersifat asam. pH 0 menunjukkan
derajat keasaman tertinggi dan pH 14 menunjukka derajat kebasaan tertinggi.
Umumnya indikator sederhana yang digunakan untuk mengukur pH pada suatu zat
tertentu adalah kertas lakmus yang dimana bila warna kertas lakmus berubah
menjadi merah berarti zat tersebut bersifat asam dan apabila berubah menjadi warna
biru berarti zat tersebut bersifat basa.
Selain menggunakan kertas lakmus,indikator asam basa dapat diukur dengan
pH meter yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit/konduktivitas suatu larutan.
System pengukuran pH mempunyai tiga bagian yaitu elektroda pengukuran
pH,elektroda referensi dan alat pengukur impedansi tinggi. pH meter yang biasa
terdiri dari pengukuran probe pH (elektroda gelas) yang terhubung ke pengukuran
pembacaan yang mengukur dan menampilkan pH yang terukur. Elektroda adalah
batang seperti struktur biasanya terbuat dari kaca. Pada bagian bawah elektroda ada
bohlam, bohlam merupakan bagian sensitif dari probe yang berisi sensor. Jangan
pernah menyentuh bola dengan tangan dan bersihkan dengan bantuan kertas tisu
dengan tangan sangat lembut. Untuk mengukur pH larutan, probe dicelupkan ke
dalam larutan. Probe dipasang di lengan dikenal sebagai probe lengan. Prinsip kerja
dari alat ini yaitu semakin banyak elektron pada sampel maka akan semakin bernilai
asam begitu pun sebaliknya, karena batang pada pH meter berisi larutan elektrolit
lemah. Alat ini ada yang digital dan juga analog. pH meter banyak digunakan dalam
analisis kimia kuantitatif. pH meter harus dikalibrasi sebelum setiap pengukuran.
Untuk penggunaan kalibrasi normal harus dilakukan pada awal setiap hari. Alasan
untuk ini adalah bahwa elektroda kaca tidak memberikan emf direproduksi selama
waktu yang cukup lama. Kalibrasi harus dilakukan dengan setidaknya dua larutan
buffer standar yang menjangkau rentang nilai pH yang akan diukur. Untuk tujuan
umum buffer pada pH 4 dan pH 10 yang diterima.

8.Viskositas dan Viscometer


Viskositas merupkan derajat kekentalan sebuah fluida. Viskositas juga dapat dikatakan
sebagai gesekan internal yang terjadi pada fluida. Viskositas memberikan gaya
perlawanan terhadap sebuah objek yang berada didalam fluida sehingga
mengakibatkan interaksi antara objek dan fluida berupa gesekan. Satuan dari viskositas
sebuah cairan dinyatakan dalam poise.
Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu cairan disebut dengan
viscometer,viscometer dibagi menjadi 4 jenis yaitu:
1. Viscometer Ostwald
Pengukuran pada viscometer Ostwald dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan
bagi cairan dalam melewati 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viscometer
Ostwald. Untuk mengkalibrasi viscometer Ostwald adalah dengan air yang sudah
diketahui tingkat viskositasnya.
2. Viskometer hoppler
Viskositas dapat juga diukur dengan cara hoppler,berdasarkan hokum stokes. Hokum
stokes berdasarkan jatuhnya benda melalui medium zat cair. Benda bulat(bola) dengan
jari-jari (r) dan massa jenis(ℓi) yang jatuh karena gaya gravitasi melalui fluida dengan
massa jenis (ℓ) fluida akan mempunyai gaya gravitasi sebesar:

f 1= ( 43 ) π r ( l− li ) g
3

3. Viscometer cone and plate (Brookfield)


Viskometer Brookfield ini nilai viskositasnya didapatkan dengan mengukur
gaya puntir sebuah rotor silinder (spindle) yang dicelupkan kedalam fluida.
Viskometer Brookfield memungkinkan untuk mengukur viskositas dengan
menggunakan teknik dalam viscometry. Untuk mengukur viskositas fluida
dalam Viskometer Brookfield, bahan harus diam dalam wadah sementara itu
poros bergerak sambil direndam dalam fluida.
4.Viskometer Cup and Bob
Viskometer Cup and Bob fluida digeser dalam ruangan antara dinding luar
dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis di tengah-
tengah. Kelemahan pada viskometer ini yaitu terjadinya aliran sumbat yang
disebabkan oleh geser yang tinggi dibagian tube sehingga menyebabkan
penurunan konsentrasi. Penurunan konterasi berakibat bagian tengah zat
yang ditekan keluar memadat. Aliran ini disebut aliran sumbat

9. Definisi Stabilitas
Uji stabilitas dimaksudkan untuk menjamin kualitas produk yang telah diluluskan
dan beredar di pasaran. Dengan uji stabilitas dapat diketahui pengaruh faktor
lingkungan seperti suhu dan kelembapan terhadap parameter–parameter
stabilitas produk seperti kadar zat aktif, pH, berat jenis dan netto volume
sehingga dapat ditetapkan tanggal kedaluwarsa yang sebenarnya.
Berdasarkan durasinya, uji stabilitas dibagi menjadi dua, yakni:

A. Uji stabilitas jangka pendek (dipercepat)


Uji stabilitas jangka pendek dilakukan selama 6 bulan dengan kondisi ekstrim
(suhu 40±20C dan Rh 75% ± 5%). Interval pengujian dilakukan pada bulan ke –
3 dan ke-6.

B. Uji stabilitas jangka panjang (real time study)


Uji stabilitas jangka panjang dilakukan sampai dengan waktu kadaluwarsa
produk seperti yang tertera pada kemasan. Pengujiannya dilakukan setiap 3
bulan sekali pada tahun pertama dan setiap 6 bulan sekali pada tahun kedua.
Pada tahun ketiga dan seterusnya, pengujian dilakukan setahun sekali. Misalkan
untuk produk yang memiliki ED hingga 3 tahun pengujian dialkukan pada bulan
ke-3, 6, 9, 12, 18, 24 dan 36. Sedangkan produk yang memiliki ED selama 20
bulan akan diuji pada bulan ke-3, 6, 9, 12, 18 dan 20.

Untuk uji stabilitas jangka panjang, sampel disimpan pada kondisi:


 Ruangan dengan suhu 30+-20C dan Rh 75+-5% untuk menyimpan produk-produk
dengan klaim penyimpanan pada suhu kamar.
 Ruangan dengan suhu 25+-20C dan Rh 75+-5% untuk menyimpan produk-produk
dengan klaim penyimpanan pada suhu sejuk.

Ruangan untuk uji stabilitas dibagi menjadi empat bagian, yaitu:


2. Ruangan dengan suhu 40±20C dan Rh 75% ±5%
3. Ruangan dengan suhu 30±20C dan Rh 75 %±5%
4. Ruangan dengan suhu 25±20C dan Rh 40% ±5 %
5. Ruangan dengan suhu 40±20C dan Rh ≤ 35%
10. Kompatibilitas
Uji kompatibilitas adalah pengujian yang dilakukan pada produk untuk mengevaluasi
kestabilan produk dalam kemasan dengan lingkungan yang berbeda. Dalam industri
kosmetik, kemasan harus dipastikan kompatible dengan bahan baku kosmetik. Apabila terjadi
inkompatibilitas antara kemasan dengan bahan baku dapat menyebabkan perubahan
terhadap kemasan atau produk kosmetik tersebut.

B.Metode Analisis

1. TUJUAN ANALISIS
untuk mengetahui kestabilan dari suatu item berdasarkan masing-masing konsentrasi
antioksidan yang mempengaruhi warna, aroma, tingkat keasaman, kekentalan dan
kestabilan emulsi.

2. Dasar
Masing-masing sampel produk dimasukkan kedalam berbagai kemasan yang
berbeda. Sampel kemudian disimpan dalam penyimpanan dengan suhu ruang 25C,
penyimpanan didalam oven dengan suhu 45 C dan 50C, dan penyimpanan dibawah
sinar matahari(Rumah Kaca). Diamati perubahan yang terjadi pada produk
(viskositas, pH, dan warna,aroma) dan kemasan (warna kemasan, bentuk kemasan,
volume kemasan, kebocoran, dan perubahan lain). Hasil pengamatan dibandingkan
dengan kemasan asli dan didokumentasikan.

3. Alat dan Bahan


a. Alat ;

1.) pH Meter
2.) Viskometer
3.) Kamera
4.) Neraca Vibra
5.) Spatel
6.) Plastik 2kg
7.) Baki
8.) Pot Selai Kaca
9.) Pot Rounded 50ml
10.) Pot Rouded 150ml

b. Bahan;

1.) Tinogard TT 0.1%


2.) Tinogard TT 0.2%
3.) Tinogard TT 0.3%
4.) Tinogard TS 0.01%
5.) Tinogard TS 0.05%
6.) Tinogard TS 0.1%
7.) EDTA 0.1%
8.) EDTA 0.15%
9.) EDTA 0.2%
10.) Phytic Acid 0.1%
11.) Phytic Acid 0.25%
12.) Phytic Acid 0.5%
13.) Oxynex ST Liquid 0.1%
14.) Oxynex ST Liquid 0.25%
15.) Oxynex ST Liquid 0.5%
16.) Granlux AOX 0.1%
17.) Granlux AOX 0.5%
18.) Granlux AOX 1%

4. Cara Kerja
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Sampel dimasukan kedalam pot rounded 50ml, 150ml, dan pot selai kaca
c. Kemasan diberi label
d. Diamati kondisi awal , lalu dicek pH dan Viskositasnya
e. Sampel diabadikan sebagai hari ke-0
f. Sampel disimpan selama 3 hari s/d 30 hari ke dalam tempat penyimpanan dengan
kondisi yang berbeda ( Kondisi suhu ruang, Oven 45C, Oven 50C, dan dibwah sinar
matahari )
g. Dilakukan pengamatan setelah 3 hari s/d 30 hari.
h. Hasil pengamatan dibandingkan dengan sampel asli (eksis) dan
didokumentasikan.
I. Sampel disimpan kembali kedalam tempat penyimpanan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Data pengukuran pH meter

Anda mungkin juga menyukai