TANGERANG
body butter
Oleh
NIS 15.61.07976
2019
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI PT PARAGON
TECHNOLOGY AND INNOVATION KAWASAN INDUSTRI
JATAKE –TANGERANG
Body Butter”.
Oleh
NIS 15.61.07976
2019
KATA PENGANTAR
Laporan Praktikum Kerja Industri dengan judul X ini merupakan salah
satu syarat untuk mengikutiujian akhir semester VIII di kelas XIII tahun ajaran
2018/2019. Syarat ini berlaku untuk calon analis kimia di Sekolah Menengah
Kejuruan – SMAK Bogor yang telah melaksanakan Prakerin selama 4 bulan.
Laporan ini disusun berdasarkan informasi dan pengalaman kerja di PT
Paragon Technology and Innovation selama empat bulan dari tanggal 2 Januari
2019 hingga 26 April 2019. Laporan ini berisi tentang pendahuluan, sejarah dan
struktur organisasi instansi tempat Prakerin, kegiatan di laboratorium, metode
analisis, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran.
Penyusun mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan kasih-Nya sehingga laporan akhir
Prakerin ini dapat selesai tepat pada waktunya. Penyusun juga mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada:
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca, Terutama bagi bidang Kimia dan Kimia Analisis. Selain itu, laporan ini
juga bisa menjadi referensi bagi perserta didik SMK – SMAK Bogor atau yang
lainnya dalam menulis laporan.
Alfiyyah Mutiara
Syaputri
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2. Misi
3. Tujuan
INTITUSI PRAKERIN
A. Sejarah Intitusi
PT Paragon Technology and Innovation atau yang disingkat PT PTI telah berganti
nama semenjak 27 Mei 2011, yang sebelumnya bernama PT Pusaka Tradisi Ibu. PTI
berganti nama karena ingin mengembangkan produk ke luar negeri, sehingga orang
luar negeri mengerti arti dari nama perusahaan. PTI merupakan industri yang bergerak
di bidang kosmetika dan merupakan pelopor munculnya kosmetik berlabel halal. PTI
didirikan oleh pasangan suami istri Drs. H. Subakat Hadi, M. Sc., dan Dra. Hj. Nurhayati
Subakat, Apt., pada tanggal 28 Februari 1985.
Drs. H. Subakat Hadi M. Sc., merupakan sarjana kimia lulusan Institut Teknologi
Bandung pada tahun 1972 dan meraih gelar master untuk bidang kimia murni pada
tahun 1977. Sementara itu, Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt., merupakan sarjana
farmasi lulusan perguruan tinggi yang sama dan lulus pada tahun 1975 yang kemudian
memperoleh gelar apoteker pada tahun 1976.
Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt., yang mempunyai latar belakang apoteker dan juga
pengalaman bekerja pada bagian Quality Control di salah satu perusahaan
multinasional, kemudian mulai membuka usaha rumahan yang memproduksi shampoo
yang dipasarkan di salon-salon.
Dua tahun setelah berdirinya industri rumahan milik Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt.,
yaitu PT Pusaka Tradisi Ibu. PTI mulai mengembangkan produknya dengan
memproduksi obat pengeriting rambut, dan emustral (creambath) dengan merk dagang
Ega, kemudian lahir produk Putri.
Pada tahun 1985 – 1990, PT. Pusaka Tradisi Ibu mengalami perkembangan pesat. Di
daerah Jakarta dan sekitarnya, produknya mulai menyebar bersaing langsung dengan
pemain lama yang sudah eksis. Prestasi Putri merupakan kebanggan tersendiri. Mulai
tahun 1990 produk salonnya bersaing dengan produk eksis.
Pada tahun 1990, PT Pusaka Tradisi Ibu mengalami musibah kebakaran yang tidak
hanya mengenai pabrik, tetapi juga menghanguskan rumah tinggal. Tidak ada aset
yang tersisa, hanya kepercayaan konsumen dan karyawan. Setelah musibah
kebakaran tersebut, PTI bangkit kembali.
Seiring dengan permintaan pasar yang cukup besar, maka perluasan pabrik menjadi
kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Pada bulan Desember 1990, seluruh kegiatan
produksi yang semula dipusatkan di Jalan Swadarma Raya, Kampung Baru V RT 04/02
No. 44 B, Ulujami Kebayoran Lama, Jakarta Selatan dipindahkan ke lokasi baru di Kota
Tangerang, tepatnya di Kawasan Industri Cibodas. Sementara itu, lokasi pabrik di
Jakarta difungsikan menjadi kantor pusat dan pemasaran serta tempat produksi
kosmetik tata rias wajah (make up), bedak, dan parfum
Pada tahun 1993, PT Paragon Technology & Innovation meluncurkan produk
perawatan rambut dan kulit dengan merek dagang Putri yang ditujukan untuk keperluan
sehari-hari. Pada tahun 1995, untuk memenuhi permintaan konsumen, PT Paragon
Technology & Innovation meluncurkan produk kosmetik halal terutama untuk umat Islam
dengan merek dagang Wardah yang kemudian disusul oleh peluncuran Zahra, Camilla,
Fadila dan Muntaz yang dipasarkan dengan sistem Multilevel Marketing (MLM) dengan
distributor PT Ahad-Net dan ada sebagian yang dipasarkan melalui WarMal. Hingga
saat ini, kantor cabang untuk brand Wardah telah terdapat sebanyak 26 cabang yang
tersebar di beberapa kota besar di Indonesia dan Malaysia.
Ketika krisis ekonomi tahun 1998 banyak perusahaan sejenis yang tutup. Daya beli
masyarakat anjlok sementara harga bahan baku naik sampai empat kali lipat. PTI
mengambil reaksi cepat menyikapi krisis tersebut di saat pesaing-pesaing lain tidak
berproduksi. Setelah melewati masa krisis selama empat bulan, PTI justru mampu
mengembangkan pasar. Pada tahun 1999 hingga 2003 PTI mengalami perkembangan
kedua. Pada masa ini penjualan Zahra dan Wardah melonjak pesat. Dengan brand
image Marissa, Ratih Sang dan Inneke. Karena perkembangan yang cukup pesat dan
naiknya jumlah permintaan pasar, maka PT Paragon Technology & Innovation kembali
memperluas pabriknya, selain itu lokasi pabrik di kawasan Industri Cibodas merupakan
daerah rawan banjir sehingga perusahaan memindahkan lokasi pabrik ke kawasan
Industri Jatake, yang juga berlokasi di kota Tangerang. Sejak tanggal 1 Juli 2001 secara
bertahap kegiatan produksi baik yang semula di Jakarta maupun Cibodas telah
dipindahkan ke kawasan Industri Jatake. Sementara itu, untuk kantor pusat dan kantor
pemasaran masih berlokasi di Jakarta.
Pada tahun 2005, PT Pusaka Tradisi Ibu sudah menerapkan Good Manufacturing
Practice (GMP) dan Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB). Selain itu, PTI
menjadi percontohan pelaksanaan CPKB untuk industri kosmetik lainnya. Sampai
dengan saat ini, PTI sudah memiliki 30 Distribution Centre (DC) hampir di seluruh
wilayah Indonesia. Di samping itu, perusahaan ini telah membuka DC di Malaysia.
Pada tahun 2010, diluncurkan merek baru yang mengusung kelas premium dengan
merek Make Over, pada tahun 2015 PT. Paragon Technology and Innovation melansir
sebuah brand kecantikan terbaru, Emina. Emina yang berarti beloved dalam bahasa
latin, dan berarti noble dalam bahasa Jerman, juga kerap digunakan sebagai nama
perempuan dalam bahasa Turki.
Emina hadir sebagai sebuah brand yang menyajikan rangkaian produk kecantikan
dan perawatan dengan menginjeksikan elemen playful dalam kemasannya, dreamy
dalam rangka mewujudkan keinginan setiap perempuan juga lovable karena praktis,
mudah diaplikasikan dan memiliki kandungan yang ringan. Bagi Emina, setiap wanita
terlahir dengan kecantikan masing-masing yang dimiliki, tanpa harus disesali dan
ditampilkan secara berlebihan. Sesuai dengan slogannya, "Born to be Loved", Emina
menawarkan ragam varian produk yang inovatif dan berkualitas.
B. Visi Misi dan Value Intitusi
1. Visi
Menjadi perusahaan yang berkomitmen untuk memiliki pengelolaan terbaik dan
berkembang terus-menerus dengan bersama-sama menjadikan hari ini lebih baik dari
hari kemarin melalui produk berkualitas yang memberikan manfaat bagi paragonian,
mitra, masyarakat, dan lingkungan
2. Misi
a. Mengembangkan paragonian
b. Menciptakan kebaikan untuk paragonian
c. Perbaikan berkesinambungan
d. Tumbuh bersama-sama
e. Memelihara bumi
f. Mendukung pendidikan dan kesehatan bangsa
g. Mengembangkan bisnis
3. Value
a. Ketuhanan
b. Keteladanan
c. Kekeluargaan
d. Tanggung jawab
e. Fokus pada pelanggan
f. Inovasi
C. Lokasi Intitusi
Suatu perusahaan harus mempunyai sistem organisasi yang teratur, dengan tugas
dan tanggung jawab yang jelas. Dengan adanya sistem oganisasi yang teratur, maka
tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan efektif, dan apabila terdapat masalah dalam
perusahaan dapat diselesaikan dengan baik.
Bagian Quality Control merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan
yang selalu mengedepankan mutu produknya. Hal ini juga dijalankan oleh PT Paragon
Technology & Innovation pada bagian Quality Control. Pengendalian dan Pengawasan
Mutu dilakukan mulai dari bahan baku sampai proses pengemasan. Pengawasan mutu
untuk bahan baku dilakukan ketika bahan baku datang. Pengawasan selanjutnya
dilakukan saat bahan baku ditimbang, yaitu kesesuaian jenis dan kesesuaian bahan
baku dengan formula pada batch record.
Saat proses produksi berlangsung, personil pengendalian mutu ikut mengawasi
kesesuaian prosedur kerja dan parameter fisik produk yang meliputi warna, bau, pH
dan lain-lain. Pengecekan fisik produk kembali dilakukan setelah masa pengkondisian.
Untuk setiap batch produksi, dilakukan pengambilan sampel yang dicek stabilitasnya
secara berkala setiap hari untuk minggu pertama, kemudian setiap minggu selama satu
bulan, setiap tiga bulan selama satu tahun dan setiap satu tahun selama tiga tahun.
Kualitas produk kembali diperiksa sebelum dilakukan pengisian. Hal ini dilakukan
karena kerusakan mungkin saja terjadi selama masa pengkondisian.
Selain itu sebelum kemasan diisi, hasil pencetakan pada kemasan dicek terlebih
dahulu. Setelah disegel kemasan kembali dicek baik kondisi tulisan, warna maupun
hasil penyegelannya. Pengambilan sampel kembali dilakukan pada produk jadi per
batch untuk retaining sample. Retaining sample merupakan produk pembanding bila
dikemudian hari tedapat pengaduan kerusakan produk dari konsumen. Perusahaan
akan bertanggung jawab apabila kerusakan juga terjadi pada retaining sample tersebut.
Jika hasil retaining sample ternyata masih dalam kondisi baik, hal itu menandakan
kerusakan yang dilaporkan oleh konsumen bukan disebabkan oleh kesalahan produksi
melainkan karena faktor lain, misalnya kondisi penyimpanan saat berada di konsumen
itu sendiri maupun kerusakan selama proses distribusi.
Retaining sample itu dapat disimpan selama tiga tahun sesuai dengan masa
kadaluarsa produk kosmetika. Sebagian atau seluruh aspek pengujian mutu dapat
dilakukan oleh suatu laboratorium lain di luar perusahaan yang diakui oleh pemerintah
jika tidak dapat dilakukan pengujian di institusi. Meskipun analisis dan pengujian
dilakukan oleh laboratorium luar, tanggung jawab pengawasan mutu tetap berada di
tangan perusahaan. Sifat dan luas analisis harus disepakati dan ditetapkan dengan
jelas dalam suatu kontrak. Dan metode pengujian rinci yang relevan diberikan kepada
laboratorium luar tersebut.
Bagian Quality Control hendaknya ikut bertanggung jawab dalam menentukan
pemasok yang mampu menyediakan bahan baku dan bahan pengemas yang
memenuhi spesifikasi. Wakil Bagian Quality Control, Bagian Pengolahan dan Bagian
Pembelian hendaklah menilai kualifikasi teknis pemasok dengan tetap mengutamakan
mutu. BagianQuality Control juga harus melakukan uji stabilitas kosmetik tersebut,
untuk mengetahui kestabilan kosmetik dan untuk menentukan kondisi penyimpanan
yang cocok serta waktu kadaluarsa.
H. Bagian Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)
Bagian R & D bertanggung jawab untuk mengembangkan suatu produk yang telah
ada agar menjadi lebih baik, juga menciptakan serta mengembangkan produk baru
lainnya supaya diperoleh hasil produk yang berkualitas baik.
Produk baru yang dibuat harus sesuai dengan permintaan marketing, setelah
disetujui maka R & D melakukan uji stabilitas, uji stabilitas formula maupun formula
dengan packaging. R & D menentukan bahan baku yang digunakan dalam suatu
formula sesuai produk yang diinginkan.
Bagian R & D bertugas membuat batch record berisikan formula, prosedur
pengolahan, dan spesifikasi bulk. R & D menyusun formula registrasi untuk
mendaftarkan produk ke BPPOM dan menyusun percobaan formula yang akan menjadi
dasar bagian SCM bahan baku untuk menghitung stok bahan baku.
Bagian penelitian dan pengembangan juga mempunyai tugas terkaitdengan
pengolahan bulk di produksi, serta melakukan validasi metode untuk pengolahan
produk baru melalui trial produksi. Bagian penelitian dan pengembangan memiliki
beberapa bagian, yaitu :
1. R&D Formulator
I. Proses Produksi
1. Teknologi Proses
b. Proses Dingin
Proses dingin merupakan proses saat semua bahan baku tidak
memerlukan proses pemanasan terlebih dahulu. Mesin dan peralatan yang
digunakan dalam proses ini adalah liquid mixer, cold wave drum dan
pengaduk. Liquid mixer memiliki kapasitas 80 liter dengan impeller bertipe
baling-baling namun tidak memiliki skala kecepatan pengadukan
(kecepatannya tetap). Cold wave drum dan pengaduk digunakan dalam
proses pembuatan cold wave. Produk ini mengalami proses produksi
manual dengan mencampurkan bahan-bahan tanpa memerlukan proses
pemanasan. Contoh produk yang diproduksi dengan proses dingin adalah
shampoo, coldwave, hair tonic, dan hair spray.
2. Alur Produksi
Proses awal ini berfungsi sebagai filter dari kualitas bahan baku
yang akan diolah menjadi produk ruahan dan produk jadi. Bahan baku yang
datang dari supplier dicek kembali kualitasnya oleh QC raw material.
Pengecekan ini merupakan pengecekan internal untuk memastikan bahwa
bahan baku yang akan diolah menjadi produk telah memenuhi setiap
spesifikasi yang sudah ditentukan serta untuk memastikan sifat dan
karakteristik dari bahannya sesuai dengan COA (Certificate of Analysis).
Dalam proses ini terdapat 3 jenis status yang digunakan oleh QC raw
material, yaitu:
a) Release, merupakan status bahan baku yang memenuhi spesifikasi
secara lengkap dan dapat langsung digunakan untuk membuat bulk.
b) Pending, merupakan status bahan baku yang mengalami masalah
karena tidak memenuhi spesifikasi tertentu. Status ini dapat berubah
setelah dilakukan trial penggunaan bahan baku terhadap produk dan
atau setelah dilakukan konfirmasi kembali pada bagian Research and
Development (RND).
c) Reject, merupakan status saat bahan baku sudah tidak
memungkinkan untuk digunakan karena hasil pengecekan sangat
jauh dengan spesifikasi yang diinginkan.
b. Proses Penimbangan
Bahan baku yang digunakan adalah bahan baku yang telah berlabel
release dari QC raw material. Penimbangan bahan baku dilakukan manual
menggunakan timbangan digital dan mengacu pada batch record yang
telah dibuat oleh Process Engineer.Batch record adalah hard file yang
berisi: formula bahan baku, prosedur pembuatan bulk, dan spesifikasi bulk.
Operator yang melakukan proses penimbangan, harus menggunakan APD
(Alat Pelindung Diri) yang telah ditentukan untuk melindungi diri saat meng-
handling bahan baku, serta meminimalisir kontaminasi dari diri sendiri ke
bahan baku.
Penimbangan dilakukan sesuai dengan komposisi bahan baku pada
produk yang akan diolah. Masing-masing bahan ditimbang pada wadah
yang berbeda dan diberi label sesuai nama bahan, no. batch bahan baku
serta jumlahnya, sebelum dilakukan proses pengolahan. Sebelum
dilakukan penimbangan, komposisi bahan yang akan ditimbang diperiksa
terlebih dahulu untuk dipastikan kebenarannya oleh bagian administrasi
logistik.
c. Proses Pengolahan
Bulk yang siap diisi ke dalam kemasan adalah yang telah melalui
proses printing dan labeling. Mesin-mesin yang digunakan untuk proses
filling (pengisian) antara lain:
e. Packing Process
b) Shrink Tunnel
Mesin ini digunakan dalam penyegelan. Prinsip kerjanya
dengan memanfaatkan tekanan dan temperatur tinggi. Mesin ini
dilengkapi dengan belt conveyor. Produk yang telah dibungkus
dengan film plastik, dilewatkan dengan conveyor untuk kemudian
memasuki ruang dengan tekanan dan suhu tinggi. Tekanan dan suhu
tinggi menyebabkan produk yang melewati ruang ini keluar dengan
kondisi plastik tertutup rapat.
c) Crimpring Sprayer
Alat ini berfungsi untuk melekatkan sprayer pada botol parfum.
Botol yang telah dipasang sprayer dimasukkan kedalam lubang
silinder, kemudian tuasnya ditekan hingga sprayer dan botol parfum
dapat disatukan.
Pengawasan mutu untuk bahan baku dan bahan pengemas dilakukan ketika
bahan datang ke gudang logistik dari supplier, apakah masuk spesifikasi atau tidak.
Bahan baku dan bahan pengemas ini dicek berdasarkan kesesuaian surat jalan
yang datang.
4. Pengecekan mikrobiologi
Kalibrasi alat ukur dilakukan 1 tahun sekali untuk alat ukur seperti
timbangan, oven, dan autoklaf,sedangkan untuk LAF (Laminer Air Flow) dilakukan
kalibrasi 2 tahun sekali.
Development)
Pengujian bahan baku yang baru diuji oleh bagian penelitian dan pengembangan
dalam bentuk produk, untuk dibuatkan spesifikasi bahan baku produk tersebut. Selain itu
bagian penelitian dan pengembangan (R&D) ini juga bertanggung jawab untuk
mengembangkan suatu produk yang telah ada agar menjadi lebih baik, juga menciptakan
serta mengembangkan produk baru lainnya supaya diperoleh hasil produk yang
berkualitas baik.
Produk baru yang dibuat harus sesuai dengan permintaan marketing, setelah
disetujui maka R&D melakukan uji stabilitas, uji stabilitas formula maupun formula dengan
packaging. R&D menentukan bahan baku yang digunakan dalam suatu formula sesuai
produk yang diinginkan.
Bagian penelitian dan pengembangan bertugas membuat batchrecord berisikan
formula, prosedur pengolahan, dan spesifikasi bulk.Formula registrasi disusun oleh
bagian registrasi untuk mendaftarkan produk ke BPPOM. R&D menyusun trial formula
yang akan menjadi dasar bagian SCM bahan baku untuk menghitung stock bahan baku.
Bagian penelitian dan pengembangan juga mempunyai tugas terkait dengan
pengolahan bulk di produksi, R&D harus melakukan validasi metode untuk pengolahan
produk baru melalui trial produksi. Jika ada bulk hasil pengolahan yang tidak sesuai atau
terjadi kerusakan akibat faktor bahan baku, pengolahan maupun penyimpanan, maka
R&D yang akan melakukan reproduksi dan harus dapat membuat prosedur perbaikan
l. Mesin dan Peralatan
E. Sediaan Liquid
Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses ini adalah
liquidmixer, cold wave drum dan pengaduk. Liquidmixer memiliki kapasitas
80 liter dengan impeller bertipe baling-baling, tetapi tidak memiliki skala
kecepatan pengadukan (kecepatannya tetap). Cold wave drum dan
pengaduk digunakan dalam proses pembuatan cold wave. Produk ini
mengalami proses produksi manual dengan mencampurkan bahan-bahan
tanpa memerlukan proses pemanasan.
F. Sediaan Padat
Mesin dan peralatan yang digunakan untuk produk padat terdiri dari mesin
penggiling, powdermixer, mesin pengayak dan neraca. Mesin penggiling
(grinder) digunakan untuk menghaluskan bahan sedangkan powder mixer
digunakan dalam pencampuran seluruh bahan yang akan digunakan.
Dalam produksi eye shadow, mesin penggiling (grinder) juga berfungsi
untuk meningkatkan intensitas warna dari zat pewarna yang ditambahkan
sedangkan mesin pengayak tipe vibration digunakan untuk mendapatkan
produk dengan butiran yang homogen.
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang melibatkan individu-
individu atau kelompok yang ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan
pihak lain. PTParagonTechnology and Innovationtelah menempatkan kabijakan dengan
targetkonsumennya adalah konsumen menengah ke atas khususnya umat islam, hal ini
merupakan strategi yang disusun oleh PTParagon Technology andInnovationdalam
rangka mengembangkan usahanya.
Setiap produk PTParagon Technology and Innovation mempunyai peruntukan
yang berbeda-beda dalam penggunaannya. Semua produk yang dihasilkan merupakan
kosmetik suci dan aman untuk para konsumen umat Islam, karena komitmennya sebagai
produk kosmetika bebas alkohol.
Sebelum Wardah berkembang seperti sekarang ini, beberapa merk dagang yang
dimiliki oleh PTParagon Technology and Innovation, ada satu merk dagang yang produk-
produknya tidak dijual bebas ke konsumen, melainkan melalui jalur Multi Level Marketing
syari'ah.
Lewat jalur ini, PTParagon Technology and Innovationbekerja sama dengan
distributorterbesarnya, yaitu PTAhad-Net Internasional yang merupakan satu-satunya
pemegang hak penjualan produk tersebut.
Dari segi presentase pendapatan, pemasaran lewat jalur MLM syari’ah ini memiliki porsi
terbesar dalam memberi pemasukan bagi perusahaan. Untuk itu, perusahaan lebih
memfokuskan strategi pemasarannya ke system MLM syari’ah ini. Pemasaran dengan
menggunakan MLM syari’ah ini dipandang lebih potensial dari pada pemasaran
konvensional biasa. Karena dalam hal produk, yaitu produk kosmetika Islami, PT Paragon
Technology andInnovationbergerak sendiri dipasar dan tidak ada pesaing.
Selain itu, dengan jalur MLM syari’ah ini kedatangan permintaan dari pelanggan relative
konstan, meskipun dalam jumlah fluktuatif.
Dari beberapa penjualan yang telah dilakukan, bagian pemasaran membuat
laporan penjualan setiap akhir bulan. Bagian PPIC yang akan menghitung laba penjualan
tiap bulan dan laporan ini digunakan sebagai dasar perencanaan bagi perusahaan.
O. Pengolahan Air
A. Air baku akan disalurkan menjadi air hasil pre-treatment dan akan disimpan pada
tangki penyimpanan 1;
B. Air yang telah disimpan pada tangki penyimpanan 1 disalurkan pada mesin nano
filter, air hasil penyaringan dengan nano filter disimpan pada tangki penyimpanan 2;
C. Air yang telah disimpan pada tangki penyimpanan 2 disalurkan pada mesin
ReverseOsmosis yang selanjutnya akan disimpan pada tangki penyimpanan 3;
D. Airyang telah disimpan pada tangki penyimpanan 3 bisa disalurkan dan digunakan
sebagai air produksi.
Dari setiap unit, yaitu air sumur, air hasil pre-treatment, air hasil pengolahan nano
filter, air hasil pengolahan Reverse Osmosis, air di dalam penyimpanan (storage), dan
kran pemakaian, akan dilakukan sampling untuk diperiksa dengan dua cara, yaitu :
Pemeriksaan Internal
1. Pemeriksaan Eksternal
Pada unit ini akan dilakukan pemeliharaan baik unit Nano maupun unit RO
memiliki tahapan yang sama, yaitu dengan beberapa tahap, seperti :
a. Flushing 20 detik setelah mesin mati;
b. Flushing 20 detik setiap 4 jam;
c. Cleaning jika output turun 10% - 15%.
Cleaning jika selisih filter out pressure dan filter in pressure lebih dari1 - 1.5 bar
Cleaning jika high pressure pump lebih 8 bar. Adapun dapat dilakukan penggantian
pada beberapa bagian, yaitu:
a. Catridge filter jika sudah jenuh/ 2 – 3 hari (1 dan 5 mikron).
b. Catridge untuk cleaning jika sudah jenuh (1 mikron).
c. Membran jika cleaning tidak berhasil.
Jika kualitas air turun, maka dilakukan kalibrasi pada mesin TDS meter dan
untuk pemeliharaan tangki penyimpanan pada unit ini adalah dengan dilakukan
pembersihan.
P. Pengolahan Limbah
1. Limbah Domestik
b. Limbah Cair
Limbah ini merupakan limbah yang berasal dari kamar mandi dan air
bekas pencuci. Karena limbah cair ini bukan limbah yang berbahaya, maka
limbah ini tidak melalui proses pengolahan akan tetapi langsung dibuang ke
aliran sungai.
Q. Limbah B3
a. Limbah Padat
Limbah ini berasal dari Not Good Product yang memliki kadar air lebih
besar dari 70%. Limbah ini berupa produk-produk seperti powder, cream, dan
lipstick. Selain Not Good Product, limbah ini juga berasal dari sludge. Dari
semua jenis limbah tersebut akan diserahkan pada pihak ketiga yang telah
memiliki izin untuk mengolah limbah-limbah tersebut.
b. Limbah Cair
Limbah cair yang ada berasal dari Not Good Product yang dengan
kadar air lebih besar dari 70%, seperti dari produk-produk shampoo, hair
tonic, dan toner. Limbah cair yang dihasilkan dari masing-masing jenis
tersebut akan ditampung dan diolah, pada Instalasi Pengolahan Air Limbah
atau dapat disingkat sebagai IPAL. Limbah-limbah yang ada sebelum
diserahkan pada pihak ketiga akan disimpan terlebih dahulu pada tempat
pembuangan sampah yang terpisah antara limbah domestic dan limbah B3.
BAB III
KEGIATAN DI LABORATORIUM
A. Tinjauan Pustaka
1. Sejarah Kosmetik
Kosmetik merupakan bahan yang digunakan untuk merawat dan mempercantik diri
sehingga dapat mempengaruhi penampilan dan meningkatkan rasa percaya diri.
Kosmetik telah dikenal sejak 3500 tahun SM, Mesir telah memanfaatkan tumbuhan,
hewan, rempah-rempah, madu, susu dan sebagainya untuk bahan-bahan kecantikan.
Sejarah kosmetologi membuktikan bahwa di Mesir dan India telah ditemukan salep-
salep aromatik dan bahan-bahan pengawet mayat serta masker untuk awet muda yang
dianggap sebagai bentuk awal kosmetik. Bapak ilmu kedokteran, Hipocrates dan
kawan-kawannya pada tahun 460370 SM telah membuat resep-resep kosmetik. Tahun
1260-1325, Hendri De Nodevili, memisahkan bahan kosmetik menjadi dua bentuk, yaitu
: a. Kosmetik untuk merias, melibatkan ahli kecantikan. b. Kosmetik untuk pengobatan
kelainan kulit, berhubungan dengan ilmu kedokteran. Menurut Wall dan Jellinek, 1970,
kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian
kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk
kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara
besarbesaran pada abad ke-20. (Tranggono, 2007)
2.Definisi Kosmetik
Kosmetik berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti ”berhias”. Bahan yang dipakai
dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami yang
terdapat di sekitarnya. Saat ini, kosmetik dibuat manusia tidak hanya dari bahan alami
tetapi juga bahabuatan untuk maksud meningkatkan kecantikan.
3. Penggolongan Kosmetik
a. Toiletries
Kosmetik yang termasuk pada termasuk jenis ini adalah shampoo, sabun, conditioner,
hair spray, pewarna rambut, deodorant, pengeriting dan pelurus rambut.
b. Skin Care
Skin care adalah kosmetik pemeliharaan dan perawatan kulit yang terdiri dari
pembersih, pelembab, pelindung, masker dan lain-lain.
Kosmetik rias adalah kosmetik yang dipakai untuk merias wajah, kuku, dan rambut
dengan tujuan merias diri. Contoh kosmetik rias di antaranya adalah liquid make up,
foundation, eye liner, blush on, eyeshadow, mascara, nail enamel dan cat rambut.
Contoh kosmetik jenis ini adalah parfum, cologne, bath powder, after shave agents, dan
pewangi mulut.
4.Emulsi
Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang
lain, dalam bentuk tetesan kecil. Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan bahan
pengemulsi yang mencegah koalesensi yaitu penyatuan tetesan-tetesan kecil menjadi
satu fase tunggal yang memisah
Dua macam tipe emulsi yaitu :
1) Emulsi oil in water yaitu emulsi yang mempunyai fase dalam minyak dan fase luar
air. Karena fase luar dari suatu emulsi bersifat kontinu, suatu emulsi minyak dalam air
bisa diencerkan atau ditambah dengan air atau suatu preparat dalam air.
2) Emulsi water in oil yaitu emulsi yang mempunyai fase dalam air dan fase luar
minyak. Umumnya untuk membuat emulsi diperlukan tiga fase yaitu, fase minyak, fase
air, dan fase ketiga atau zat pengemulsi (emulsifying agent) .
5.Body Butter
Menurut Jeffrie Ann Hall, seorang ahli estetika, pelembab yang dikenal sebagai body
butter cenderung memiliki tekstur yang lebih berat, lebih lembab, dan lebih kental
dibandingkan dengan body lotion. Tekstur nya lebih tebal dari pada lotion dan sangat
efektif untuk meremajakan kulit kering, digunakan di seluruh atau hanya pada bercak
masalah, seperti siku dan lutut. Body butter adalah pelembab kulit yang biasanya
mengandung cocoa butter, shea butter, minyak kelapa atau minyak nabati lainnya.
Manfat body butter adalah menghidrasi kulit, melembutkan kulit.
6. Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan cara
mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Salah satu bentuk senyawa
oksigen reaktif adalah radikal bebas, senyawa ini terbentuk di dalam tubuh dan dipicu
oleh bermacam-macam
faktor. serangan radikalbebas terhadap molekul sekelilingnya akan menyebabkan
terjadinya reaksi berantai, yang kemudian menghasilkan senyawa radikal baru. Dampak
reaktivitas senyawa radikal bebas mulai dari kerusakan sel atau jaringan. Oleh karena
itu tubuh memerlukan substansi penting, yakni antioksidan yang dapat membantu
melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dengan meredam dampak negatif
senyawa radikal bebas tersebut.
Antioksidan berperan penting untuk mempertahankan mutu produk, mencegah
ketengikan, perubahan warna dan aroma, serta kerusakan fisik lain yang diakibatkan
oleh reaksi oksidasi. Antioksidan yang dihasilkan tubuh manusia tidak cukup untuk
melawan radikal bebas, untuk itu tubuh memerlukan asupan antioksidan dari luar. Jenis
antioksidan terdiri dari dua, yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Antioksidan
alami banyak terdapat pada
tumbuh-tumbuhan, sayur-sayuran dan buah-buahan,sedangkan yang termasuk dalam
antioksidan sintetik yaitu butilhidroksilanisol (BHA), butil hidroksittoluen (BHT),
propilgallat, dan etoksiquin .
Mekanisme kerja antioksidan adalah menghambat oksidasi lemak. Oksidasi lemak ada
3 tahap yaitu inisiasi, propagasi, dan terminasi.
Bahan baku yang menyebabkan bau tengik adalah;
1. Adanya logam berat seperti Fe, C, Co, Mn,Sn,& Ni.
2. Pengaruh Cahaya
3. Adanya asam lemak bebas
4. Disimpan di tempat panas.
Sifat-sifat fisik antioksidan untuk digunakan dalam kosmetik;
1. Antioksidan tidak boleh memberikan bau atau rasa
2. Antioksidan harus mudah larut
3. Antioksidan harus terbukti aman
E. Tinogard TT
Tinogard TT adalah antioksidan fenolik, sangat efektif, penstabil warna untuk
mencegah degradasi produk yang peka terhadap oksidasi.
Chemical name : Pentaerythriol Tetrakis.
IUPAC : (3-(3,5-di-tert-butyl-4-hydroxyphenyl)propionate)
F. Tinogard TS
Tinogard TS adalah antioksidan fenolik untuk stabilisasi formulasi dan bahan
kosmetik sensitif oksidasi. Ini melindungi wewangian, minyak,lemak, dan bahan-
bahan sensitif oksigen lainnya dari degradasi selama pemerosesan, penanganan
dan penyimpanan, sehingga menjaga kinerja produk dan memberikan umur
simpan yang tahan lama.
IUPAC : Octadecyl Di-t-butyl-4-hydroxyhydrocinnamate
G. EDTA
EDTA ( Ethylenediaminetetraacetic acid )Sebagai bahan untuk menstabilkan
kandungan produk kosmetik yang dapat saling bercampurnya antara satu bahan
kosmetik dengan bahan lainnya yang tidak diperlukan.
H. Phytic acid
Phytic acid yang mempunyai manfaat sebagai eksofoliator (membantu
meluruhkan sel-sel kulit mati ), juga dapat melancarkan peredaran darah pada
kulit.
I. Oxynex ST liquid
Oxynex ST Liquid adalah penstabil unik untuk bahan-bahan peka cahaya. Zat
aktif dalam Oxynex ST Liquid adalah Diethylhexyl Syringylidene Malonate
(DESM). DESM dalam Oxynex ST Liquid memberikan stabilisasi pewarna,
pewangi, antioksidan, dan filter UV yang sangat efektif. Beberapa aplikasi untuk
produk ini termasuk perawatan kulit, perawatan matahari, perawatan rambut dan
kosmetik dekoratif.
J. Granlux AOX
Granlux AOX adalah antioksidan alami yang membantu mencegah peroksidasi
lipid, oksidasi LDL, Oksidasi asam araki donix, dan oksidasi HC=CH. Granlux
AOX bekerja dilingkungan hidrofilik dan lipofilik.GranLux AOX stabil terhadap
panas pada suhu apa pun yang terjadi dalam proses kosmetik normal.
f 1= ( 43 ) π r ( l− li ) g
3
9. Definisi Stabilitas
Uji stabilitas dimaksudkan untuk menjamin kualitas produk yang telah diluluskan
dan beredar di pasaran. Dengan uji stabilitas dapat diketahui pengaruh faktor
lingkungan seperti suhu dan kelembapan terhadap parameter–parameter
stabilitas produk seperti kadar zat aktif, pH, berat jenis dan netto volume
sehingga dapat ditetapkan tanggal kedaluwarsa yang sebenarnya.
Berdasarkan durasinya, uji stabilitas dibagi menjadi dua, yakni:
B.Metode Analisis
1. TUJUAN ANALISIS
untuk mengetahui kestabilan dari suatu item berdasarkan masing-masing konsentrasi
antioksidan yang mempengaruhi warna, aroma, tingkat keasaman, kekentalan dan
kestabilan emulsi.
2. Dasar
Masing-masing sampel produk dimasukkan kedalam berbagai kemasan yang
berbeda. Sampel kemudian disimpan dalam penyimpanan dengan suhu ruang 25C,
penyimpanan didalam oven dengan suhu 45 C dan 50C, dan penyimpanan dibawah
sinar matahari(Rumah Kaca). Diamati perubahan yang terjadi pada produk
(viskositas, pH, dan warna,aroma) dan kemasan (warna kemasan, bentuk kemasan,
volume kemasan, kebocoran, dan perubahan lain). Hasil pengamatan dibandingkan
dengan kemasan asli dan didokumentasikan.
1.) pH Meter
2.) Viskometer
3.) Kamera
4.) Neraca Vibra
5.) Spatel
6.) Plastik 2kg
7.) Baki
8.) Pot Selai Kaca
9.) Pot Rounded 50ml
10.) Pot Rouded 150ml
b. Bahan;
4. Cara Kerja
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Sampel dimasukan kedalam pot rounded 50ml, 150ml, dan pot selai kaca
c. Kemasan diberi label
d. Diamati kondisi awal , lalu dicek pH dan Viskositasnya
e. Sampel diabadikan sebagai hari ke-0
f. Sampel disimpan selama 3 hari s/d 30 hari ke dalam tempat penyimpanan dengan
kondisi yang berbeda ( Kondisi suhu ruang, Oven 45C, Oven 50C, dan dibwah sinar
matahari )
g. Dilakukan pengamatan setelah 3 hari s/d 30 hari.
h. Hasil pengamatan dibandingkan dengan sampel asli (eksis) dan
didokumentasikan.
I. Sampel disimpan kembali kedalam tempat penyimpanan.
BAB IV