Disusun oleh :
Kelompok 2
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengelolaan Limbah Cair Industri Tahu”. Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan limbah cair.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Bibit Nasrokhatun Diniah
S.KM selaku dosen mata kuliah Pengelolaan limbah cair yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 3
1.3. Tujuan ................................................................................................. 3
1.4. Manfaat .............................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 4
2.1 Industri Tahu ........................................................................................ 4
2.2 Jenis-jenis Limbah Industri Tahu ......................................................... 4
2.3 Karakteristik Limbah Cair Tahu ......................................................... 5
2.4 Baku Mutu Air Limbah Tahu ............................................................... 6
2.5 Dampak Limbah Tahu.......................................................................... 6
2.6 Pengolahan Limbah Tahu .................................................................... 7
2.6.1 Gambaran Pengolahan Limbah Tahu Mamaningeun ................. 7
2.6.2 Mekanisme Pengolahan Limbah Cair Tahu Yang Baik ............. 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 11
3.2 Saran ..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13
LAMPIRAN .................................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pengpresan, dan pencetakan tahu. Dalam limbah cair industri tahu terdapat
bahan organik seperti COD dan BOD yang terkandung dengan kadar yang
tinggi. Apabila limbah tersebut dialirkan ke sungai tanpa adanya pengolahan
terlebih dahulu, akan menyebabkan terjadinya pencemaran pada sungai. Dan
bila sungai tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari dan
aktivitas warga sekitar dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti diare,
gatal – gatal, radang usus, diare, kolera dan penyakit lainnya (Kaswinarni,
2007).
Tingginya volume limbah dan kadar bahan organik yang dihasilkan akan
berdampak pada beban pencemaran yang diterima oleh sungai. Tingginya
beban pencemaran dapat mengakibatkan menurunnya daya dukung lingkungan
dalam memulihkan masuknya bahan pencemar. Apabila beban pencemaran
sebenarnya lebih besar dibandingkan beban pencemaran maksimum, berarti
kapasitas proses pendegradasian bahan organik dalam air yang dapat terurai
secara alami sudah sangat terbatas (Sahubawa, 2008)
Peningkatan tingkat pencemaran disebabkan karena Tingkat kesadaran dari
para pemilik industri tahu dan kemampuan finansial yang kurang memadai
(Zannah, 2017). Sehingga hal ini menjadi kendala dalam penanganan limbah
tahu. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu cara untuk mengatasi permasalahan
limbah industri tahu. Salah satunya adalah dengan menerapkan konsep produksi
bersih (cleaner production) untuk meminimisasi limbah yang dihasilkan dalam
industri tahu.
Penerapan produksi bersih pada Industri tahu menjadi suatu hal yang harus
diterapkan, meskipun industri tersebut berskala kecil. Dengan adanya
pendekatan produksi bersih pada industri tahu diharapkan dapat mengurangi
dan meminimasi limbah tahu yang dihasilkan. Dan juga meningkatkan kualitas
produk dari tahu, penghematan energi, dan peningkatan terhadap keuntungan
yang dihasilkan bagi industri.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini antara lain :
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Untuk penelitian ini yaitu untuk mengetahui sumber air limbah di pabrik tahu dan
cara pengolahaannya.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui Definisi Industri Tahu
2. Mengetahui Jenis-jenis Limbah Industri Tahu
3. Mengetahui Karakteristik Limbah Cair Tahu
4. Mengetahui Baku Mutu Air Limbah Tahu
5. Mengetahui Pengolahan Limbah Tahu Mamaningeun
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi industri kecil tahu di Kota
Kuningan untuk menerapkan produksi bersih, sehingga dapat meningkatkan
efisiensi produksi dan meminimalisir limbah yang dihasilkan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
pengepresan atau pencetakan tahu. Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan
oleh industri pembuatan tahu adalah cairan kental yang terpisah dari gumpalan
tahu yang disebut dengan air dadih. Cairan ini mengandung kadar protein yang
tinggi dan dapat segera terurai. Limbah ini sering dibuang secara langsung
tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga menghasilkan bau busuk dan
mencemari lingkungan (Kaswinarni, 2007).
2.3 Karakteristik Limbah Cair Tahu
Karakteristik limbah cair Industri Tahu, adalah sebagai berikut:
1. Biochemical Oxygen Demand (BOD)
Biochemical oxygen demand (BOD) merupakan parameter untuk menilai
jumlah zat organik yang terlarut (Metcalf, dan Eddy, 2003).
2. Chemical Oxygen Demand (COD)
Chemical oxygen demand (COD) merupakan jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh oksidator dalam mengoksidasi material organik maupun
anorganik (Metcalf, dkk, 2003).
3. Total Suspended Solid (TSS)
Total suspended solid (TSS) merupakan padatan yang menyebabkan
kekeruhan air, dan tidak dapat mengendap langsung (Effendi Hefni, 2003).
4. Derajat Keasaman (pH)
Air limbah industri tahu bersifat asam, sehingga terjadi pelepasan zat-zat
yang mudah menguap, dan mengeluarkan bau busuk (Adibroto, T., 1997).
5
2.4 Baku Mutu Air Limbah Tahu
Air limbah Industri Tahu dapat dialirkan ke badan sungai apabila telah
memenuhi standar yang diatur Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup No. 5 Tahun 2014 mengatur Tentang Baku Mutu Air Limbah Industri
Tahu, pada Tabel sebagai berikut:
Baku Mutu Air Limbah Industri Tahu
Pengolahan Kedelai
Parameter
Kadar* (mg/l) Beban (kg/ton)
BOD 150 3
COD 300 6
TSS 200 4
Ph 6-9
Kuantitas air limbah paling tinggi
20
(m3/ton)
Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup, 2014
6
hasil proses fotosintesis dan oleh aerasi dari udara. Sebaliknya jika konsentrasi
beban organik terlalu tinggi, maka akan tercipta kondisi anaerobik yang
menghasilkan produk dekomposisi berupa amonia, karbondioksida, asam
asetat, hirogen sulfida, dan metana. Senyawa-senyawa tersebut sangat toksik
bagi sebagian besar hewan air, dan akan menimbulkan gangguan terhadap
keindahan (gangguan estetika) yang berupa rasa tidak nyaman dan
menimbulkan bau (Herlambang, 2002).
Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun
terlarut, akan mengalami perubahan fisika, kimia, dan hayati yang akan
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan karena menghasilkan zat beracun
atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman penyakit atau kuman lainnya
yang merugikan baik pada produk tahu sendiri ataupun tubuh manusia. Bila
dibiarkan, air limbah akan berubah warnanya menjadi cokelat kehitaman dan
berbau busuk. Bau busuk ini mengakibatkan sakit pernapasan. Apabila air
limbah ini merembes ke dalam tanah yang dekat dengan sumur maka air sumur
itu tidak dapat dimanfaatkan lagi. Apabila limbah ini dialirkan ke sungai maka
akan mencemari sungai dan bila masih digunakan akan menimbulkan
gangguan kesehatan yang berupa penyakit gatal, diare, kolera, radang usus dan
penyakit lainnya, khususnya yang berkaitan dengan air yang kotor dan sanitasi
lingkungan yang tidak baik (Kaswinarni, 2007).
2.6 Pengolahan Limbah Tahu
2.6.1 Gambaran Pengolahan Limbah Tahu Mamaningeun
Industri tahu mamaningeun menghasilkan dua jenis limbah dalam
proses pengolahannya yaitu :
1. Limbah padat pabrik pengolahan tahu yakni berupa kotoran hasil
pembersihan kedelai (batu, tanah, kulit kedelai, dan benda padat lain
yang menempel pada kedelai) dan sisa saringan bubur kedelai yang
disebut dengan ampas tahu. Limbah padat tahu (ampas tahu) ini diolah
dan dimanfaatkan masyarakat untuk membuat oncom, tempe gembus,
pakan ternak, kerupuk, dan sebagainya.
7
2. Limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu, adalah cairan
kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut dengan air dadih.
Limbah ini dibuang secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu
sehingga seringkali menghasilkan bau busuk dan mencemari lingkungan.
8
negatif. Koagulasi pada dasarnya merupakan proses destabilisasi partikel
koloid bermuatan dengan cara penambahan ion-ion bermuatan berlawanan
(koagulan) ke dalam koloid, dengan demikian partikel koloid menjadi
netral dan dapat beraglomerasi satu sama lain membentuk mikroflok.
Selanjutnya mikroflok-mikroflok yang telah terbentuk dengan dibantu
pengadukan lambat mengalami penggabungan menghasilkan makroflok
(flokulasi), sehingga dapat dipisahkan dari dalam larutan dengan cara
pengendapan atau filtrasi (MetCalf dan Eddy, 2003).
Koagulan yang biasa digunakan antara lain polielektrolit,
aluminium, kapur, dan garam-garam besi. Masalah dalam pengolahan
limbah secara kimiawi adalah banyaknya endapan lumpur yang dihasilkan,
sehingga membutuhkan penanganan lebih lanjut (MetCalf dan Eddy,
2003).
3. Pengolahan secara Biologis
Pengolahan limbah cair industri tahu secara biologis merupakan
pengolahan yang melibatkan keberadaan mikroorganisme untuk
mendegradasi bahan organik yang berada pada sistem pengolahan.
Pengolahan limbah cair industri tahu secara biologis merupakan
pengolahan yang melibatkan keberadaan mikroorganisme untuk
mendegradasi bahan organik yang berada pada sistem pengolahan.
a. Pengolahan secara Biofilter
Proses pengolahan sistem biofilter mampu mereduksi polutan
organik BOD, COD, dan TSS (Nusa Idaman Said, dan Ruliasih
Marsidi, 2011). Pengolahan Biofiter fixed bed digester merupakan
sistem pengolahan limbah cair industri tahu yang mengandung bahan
berpori tetap, bakteri dilekatkan pada permukaan media, aliran air
limbah pada proses ini dilakukan dengan aliran atas ke bawah (down
flow).
b. Pembentukan Biofilm pada Biofilter
Biofilm merupakan kumpulan mikroorganisme yang melekat
pada permukaan media biofilter (Rittmann, dan McCarty, 2012).
9
Mekanisme pembentukan biofilm dimulai dengan lekatan pada
permukaan media (Schmint, dan Ahring, 1996). Bakteri yang melekat
pada permukaan media, membutuhkan waktu kontak dengan media
untuk dapat melekat pada permukaan media (Marshall, 1992).
Pembentukan biofilm pada pengolahan limbah cair industri tahu
dilakukan dengan dua cara, adalah sebagai berikut:
1) Suspended Growth adalah proses pertumbuhan mikroorganisme
pengurai tumbuh dalam keadaan tersuspensi dalam air limbah,
seperti kolam lumpur aktif (activated sludge).
2) Attached Growth adalah proses pemanfaatan mikroorganisme yang
menempel di media sehingga membentuk lapisan film yang
berfungsi sebagai pengurai zat organik.
Media biofilter terdiri dari bahan material organik dan bahan
material anorganik, bahan organik seperti: dalam bentuk jaring, dan
bentuk sarang tawon, selain itu bahan anorganik seperti: batu koral,
batu kerikil, dan batu marmer.
10
BAB III
3.1 Kesimpulan
1. Limbah tahu berasal dari buangan atau sisa pengolahan kedelai menjadi
tahu yang terbuang karena tidak terbentuk dengan baik menjadi tahu
sehingga tidak dapat dikonsumsi. Limbah tahu terdiri atas dua jenis yaitu
limbah cair dan limbah padat. Limbah cair merupakan bagian terbesar dan
berpotensi mencemari lingkungan. Limbah ini terjadi karena adanya sisa air
tahu yang tidak menggumpal, potongan tahu yang hancur karena proses
penggumpalan yang tidak sempurna serta cairan keruh kekuningan yang
dapat menimbulkan bau tidak sedap bila dibiarkan
2. Limbah cair pada proses produksi tahu berasal dari proses perendaman,
pencucian kedelai, pencucian peralatan proses produksi tahu, penyaringan
dan pengepresan atau pencetakan tahu. Sebagian besar limbah cair yang
dihasilkan oleh industri pembuatan tahu adalah cairan kental yang terpisah
dari gumpalan tahu yang disebut dengan air dadih. Cairan ini mengandung
kadar protein yang tinggi dan dapat segera terurai. Limbah ini sering
dibuang secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga
menghasilkan bau busuk dan mencemari lingkungan.
3. Limbah cair Industri Tahu yang dibuang ke lingkungan berpotensi
mencemari badan air penerima karena memiliki kandungan bahan organik
(COD) yang tinggi.
11
3.2 SARAN
1. Pemilik Industri Tahu sebaiknya menerapkan waktu perendaman yang
singkat pada kedelai. Hal ini ditujukan untuk menurunkan kadar bahan
organik terutama protein yang terdapat pada kedelai agar tidak banyak
berpindah dari kedelai ke air yang menyebabkan kadar BOD, COD pada
limbah cair Industri Tahu tinggi.
2. Lebih baik apabila dibangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di
sekitar kawasan Industri Tahu agar limbah cair yang dihasilkan tidak
langsung dibuang ke badan penerima yang dapat mempengaruhi kualitas air
di badan penerima.
12
DAFTAR PUSTAKA
Kaswinarni, F. (2007). Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat dan Cair Industri
Tahu Studi Kasus Industri Tahu Tandang Semarang, Sederhana Kendal dan
Gagak Sipat Boyolali. Semarang: Program Pascasarjana. Undip.
13
LAMPIRAN
14
15