Anda di halaman 1dari 18

STUDI KASUS IDENTIFIKASI KUALITAS AIR DAN BEBAN

PENCEMARAN SUNGAI BEDADUNG DI INTAKE INSTALASI


PENGOLAHAN AIR PDAM KABUPATEN JEMBER

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah


Pengelolaan Air Bersih

Dosen Pengampu : Bibit Nasrokhatun D, SKM., M. Kes

Disusun Oleh :

Icka Irma CMR0180043

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN SEMESTER 7

PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN

KUNINGAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya


sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Identifikasi Kualitas Air
dan Beban Pencemaran Sungai Bedadung di Intake Instalasi Pengolahan Air
PDAM Kabupaten Jember”. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang
sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas ujian tengah
semester mata kuliah Pengelolaan air. Oleh karena itu penulis sampaikan terima
kasih kepada Ibu Bibit Nasrokhatum D, SKM., M. Kes. selaku Dosen
Pembimbing mata kuliah Pengelolaan air yang telah membimbing penulis agar
makalah ini tersusun dengan baik.
Penulis berharap makalah ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca. Selain itu penulis juga sadar bahwa pada makalah ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis
benar-benar menanti kritik dan saran demi perbaikan karya tulis selanjutnya.
Penulispun memohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat perkataan yang
tidak berkenan di hati.

Kuningan, November 2021

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4

2.1 Gambaran Umum IPA PDAM Kabupaten Jember .................................. 4

2.2 Analisis Pengolahan Air Bersih di IPA PDAM Kabupaten Jember ........ 4

2.2.1 Sumber Air Baku yang Digunakan ................................................... 4

2.2.2 Klasifikasi Air Baku.......................................................................... 4

2.2.3 Jenis Air yang Digunakan ................................................................. 5

2.2.4 Sumber Aktivitas Pencemaran Air Baku .......................................... 5

2.2.5 Hasil Pengujian Baku Mutu Kualitas Air Baku ................................ 6

2.2.6 Hasil Baku Mutu Kualitas Air Bersih ............................................... 8

2.2.7 Parameter Pengolahan Air Bersih yang Belum Sesuai ..................... 9

2.3 Metode Pengolahan Air Bersih ................................................................ 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 13

3.2 Saran ....................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan kebutuhan utama bagi setiap insan di permukaan bumi baik
manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Setiap kegiatan mereka tidak lepas
dari kebutuhan akan air. Tubuh manusia itu sendiri, lebih dari 70% tersusun dari
air, sehingga ketergantungannya akan air sangat tinggi. Manusia membutuhkan air
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pertanian, industri, maupun kebutuhan
domestik atau rumah tangga misalnya untuk mandi, mencuci, memasak, dan
minum. Hal ini berarti bahwa pertambahan jumlah penduduk yang terus menerus
terjadi, membutuhkan usaha yang sadar dan sengaja agar sumber daya air dapat
tersedia secara berkelanjutan (Cholil, 1998).
Di zaman sekarang, air menjadi masalah yang memerlukan perhatian
serius. Untuk mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar tertentu sudah
cukup sulit untuk didapatkan. Hal ini dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh
bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga
menyebabkan kualitas air menurun, begitupun dengan kuantitasnya (Efrianti,
2012).
Kualitas air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau
kecocokan air untuk penggunaan tertentu, misalnya: air minum, perikanan,
pengairan/irigasi, industri, rekreasi dan sebagainya. Kualitas air dapat diketahui
dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa
dilakukan adalah uji fisika, uji kimia, dan uji mikrobiologi. Pengadaan air bersih
khususnya untuk skala yang besar masih terpusat di daerah perkotaan, dan
dikelola oleh Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) terjadinya krisis air bersih.
Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk menyusun makalah dengan judul
“Identifikasi Kualitas Air dan Beban Pencemaran Sungai Bedadung di Intake
Instalasi Pengolahan Air PDAM Kabupaten Jember”.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah
ini diantaranya :
1. Bagaimanakah gambaran Instalasi Pengolahan Air PDAM Kabupaten
Jember?
2. Darimanakah sumber air baku yang digunakan dalam pengolahan air di
Instalasi Pengolahan Air PDAM Kabupaten Jember?
3. Bagaimanana sajakah klasifikasi air baku dalam pengolahan air di Instalasi
Pengolahan Air PDAM Kabupaten Jember?
4. Jenis air apa yang digunakan dalam pengolahan air di Instalasi Pengolahan
Air PDAM Kabupaten Jember?
5. Apa sajakah sumber aktivitas pencemaran air baku yang dapat terjadi di
Instalasi Pengolahan Air PDAM Kabupaten Jember?
6. Bagaimanakah hasil pengujian baku mutu kualitas air baku di Instalasi
Pengolahan Air PDAM Kabupaten Jember?
7. Bagaimanakah hasil baku mutu kualitas air bersih Instalasi Pengolahan Air
PDAM Kabupaten Jember?
8. Parameter pengolahan air bersih apa sajakah yang belum sesuai di Instalasi
Pengolahan Air PDAM Kabupaten Jember?
9. Bagaimanakah Metode pengolahan air bersih di Instalasi Pengolahan Air
PDAM Kabupaten Jember?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini diantaranya :
1. Mengetahui gambaran Instalasi Pengolahan Air PDAM Kabupaten
Jember.
2. Mengetahui sumber air baku yang digunakan dalam pengolahan air di
Instalasi Pengolahan Air PDAM Kabupaten Jember.
3. Mengetahui klasifikasi air baku dalam pengolahan air di Instalasi
Pengolahan Air PDAM Kabupaten Jember.

2
4. Mengetahui jenis air yang digunakan dalam pengolahan air di Instalasi
Pengolahan Air PDAM Kabupaten Jember.
5. Mengetahui sumber aktivitas pencemaran air baku yang dapat terjadi di
Instalasi Pengolahan Air PDAM Kabupaten Jember.
6. Mengetahui hasil pengujian baku mutu kualitas air baku di Instalasi
Pengolahan Air PDAM Kabupaten Jember.
7. Mengetahui hasil pengujian baku mutu kualitas air bersih Instalasi
Pengolahan Air PDAM Kabupaten Jember.
8. Mengetahui parameter pengolahan air bersih yang belum sesuai di
Instalasi Pengolahan Air PDAM Kabupaten Jember.
9. Mengetahui metode pengolahan air bersih di Instalasi Pengolahan Air
PDAM Kabupaten Jember.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum IPA PDAM Kabupaten Jember


Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Jember merupakan
satu-satunya perusahaan di Kabupaten Jember yang bertanggungjawab dalam
proses pengolahan air baku menjadi air minum. Kabupaten Jember merupakan
salah satu daerah yang memiliki PDAM dengan empat Instalasi Pengolahan Air
(IPA). Kebutuhan air bersih khusus di Kota Jember mendapat pasokan dari dua
IPA yaitu IPA Tegal Gede dan Tegal Besar. IPA Tegal Gede terletak di Kelurahan
Tegal Gede dengan kondisi lingkungan yang didominasi oleh lahan pertanian dan
pemukiman. IPA Tegal Besar terletak di Kelurahan Tegal Besar dengan kondisi
lingkungan yang didominasi oleh perumahan warga

2.2 Analisis Pengolahan Air Bersih di IPA PDAM Kabupaten Jember


2.2.1 Sumber Air Baku yang Digunakan
Kebutuhan air di kedua IPA tersebut dipenuhi oleh sumber baku air bersih
dari air Sungai Bedadung. Menurut Balai Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah
Sungai (BPSAWS) Bondoyudo-Mayang, kualitas air Sungai Bedadung masuk ke
dalam kriteria baku mutu air kelas III dan dalam status tercemar berat pada
segmen Perkotaan Kabupaten Jember. (Nurjanah, 2016)

2.2.2 Klasifikasi Air Baku


Air baku yang digunakan menghasilkan air bersih yang telah memenuhi
syarat yang tertuang dalam peraturan pemerintah RI No. 82 tahun 2001
tentang pengolahan pengolahan kualitas air dan pengendalian pengendalian
pencemaran pencemaran air. Pada pasal 8 PP mengenai klasifikasi dan kriteria
mutu air ditetapkan menjadi 4 an menjadi 4 (empat) kelas : (empat) kelas :
1. Kelas I yaitu air yang diperuntukan untuk air baku air minum yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaannya.
2. Kelas II yaitu air yang diperuntukan untuk (prasarana/sarana rekreasi
air, pembudidayaan ikan tawar, peternakan, untuk mengaliri tanaman.

4
3. Kelas III yaitu air yang digunakan untuk pembudidayaan ikan air
tawar peternakan, untuk mengaliri tanaman. Atau untuk peternakan,
untuk mengaliri tanaman. Atau untuk peruntukan lainnya yang runtukan
lainnya yang sama jenis kegunaannya.
4. Kelas IV yaitu air yang digunakan untuk mengaliri tanaman atau
untuk peruntukan lainnya yang mempersyaratkan mutu yang sama
kegunaann sama kegunaannya.
2.2.3 Jenis Air yang Digunakan
Jenis air yang digunakan di IPA Tegal Gede adalah air permukaan yang
bersumber dari sungai, yaitu sungai bedadung. Sungai merupakan air tawar yang
memiliki aliran dimana sumbernya ada di daratan yang bermuara ke laut, danau
maupun sungai yang lebih besar. Air hujan, mata air maupun cairan gletser akan
mengalir melalui sebuah saluran menuju tempat yang lebih rendah. Adapun
beberapa karakteristik air permukaan:
1) Air permukaan tidak memiliki kandungan mineral yang terlalu tinggi.
2) Air permukaan banyak terkontaminasi oleh berbagai jenis limbah, seperti
pestisida, insektisida, limbah industri, limbah hewan, ganggang dan
banyak bahan organik lainnya.
3) Karena letaknya di permukaan tanah, memudahkan untuk digunakan.
4) Air permukaan dapat bergerak, maupun diam.

2.2.4 Sumber Aktivitas Pencemaran Air Baku


Sumber-sumber yang menyebabkan terjadinya pencemaran air sungai dan
peningkatan beban pencemaran, antara lain limbah industri, limbah rumah tangga
dan limbah pertanian. Selain bahan pencemar, perubahan cuaca dan tata guna
lahan turut mempengaruhi kualitas air sungai dan beban pencemaran.
Pemantauan kualitas air dan beban pencemaran menjadi pertimbangan dalam
pengendalian pencemaran sungai berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 110 dan 115 tentang Penentapan Daya Tampung Beban
Pencemaran dan Penetapan Status Mutu Air.

5
2.2.5 Hasil Pengujian Baku Mutu Kualitas Air Baku
Kualitas air di intake PDAM Kabupaten Jember memiliki nilai yang
beragam. Secara umum kualitas air di intake Tegal Gede berdasarkan parameter
fisika dan kimia air sungai tersebut tidak melebihi baku mutu kelas I menurut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Baku mutu kelas I
berpotensi layak dimanfaatkan sebagai sumber air baku. Namun nilai COD pada
intake Tegal Besar tergolong kelas III. Oleh sebab itu kualitas air di intake
tersebut tergolong kelas III meskipun parameter lainnya tergolong kelas I. Hasil
pemeriksaan kualitas air dapat dilihat pada tabel 1. Hasil pemeriksaan parameter
kualitas air baik parameter fisika dan kimia memiliki perbedaan :
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air di intake IPA Tegal Gede dan Tegal
Besar
Nilai Rata-Rata di Nilai Rata-Rata di
Kelas
Parameter Satuan Kelas I IPA Tegal Gede IPA Tegal Besar
III
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
Suhu Deviasi 3 26,22 28,22 30,67 25,50 32,17 30,72
Kekeruhan NTU - - 12,13 12,55 12,46 3,11 3,38 3,67
TDS Mg/L 1000 1000 156,44 156,11 157,22 181,11 176,89 181,56
pH Mg/L 6-9 6-9 7,40 7,74 7,90 7,30 7,42 7,48
BOD Mg/L 2,00 6,00 0,75 1,13 0,78 1,45 1,87 1,67
COD Mg/L 10,00 50,00 9,00 7,00 7,00 23,00 25,00 30,00
DO Mg/L 6,00 3,00 8,77 7,14 8,00 7,17 6,00 7,15

1. Karakteristik Kualitas Air IPA Tegal Gede


Hasil analisis kualitas air pada Titik 1 (IPA Tegal Gede) didapatkan
nilai suhu, kekeruhan, dan TDS yang relatif seragam pada setiap pengamatan.
Nilai rata-rata suhu, kekeruhan, dan TDS secara berurutan yaitu 28,37°C;
12,36 mg/L; dan 156,59 mg/L. Suhu perairan pada titik ini cenderung normal
dan menjadi ciri khas suhu perairan wilayah tropis. Nilai kekeruhan
cenderung rendah sehingga halangan matahari mengenai perairan tidak besar.

6
Nilai kekeruhan yang rendah mengindikasikan rendahnya padatan yang
melayang pada badan air dan rendahnya jumlah alga. Banyaknya padatan
terlarut atau TDS yang berukuran >1nm relatif rendah. TDS merupakan
parameter kualitas air yang munujukkan kandungan mineral dan bentuk ion
bebas seperti Na, Ca dan Mg. Jika nilai TDS tinggi maka tidak layak
dimanfaatkan sebagai sumbai sumber air baku karena menimbulkan risiko
gangguan kesehatan bila digunakan sebagai sumber air bersih.
Parameter kimia yang terdiri atas pH, DO, BOD, dan COD memilki
nilai yang beragam. Nilai rata-rata parameter pH, DO, BOD, dan COD secara
berurutan yaitu 7,68; 7,97 mg/L; 0,87 mg/L; dan 7,67 mg/L. pH di sekitar
Intake IPA Tege Gede relatif netral karena masih dalam rentang nilai 7-9.
Jika nilai pH diluar rentang nilai tersebut dapat mengancam kelangsungan
hidup organisme. Nilai pH yang rendah dapat mengancam ekosistem perairan
dan pertumbuhan ikan air tawar. Oksigen terlarut diindikasikan oleh nilai DO.
Nilai DO relatif tinggi di titik 1. Tingginya nilai DO dipengaruhi oleh profil
sungai. Hasil penelitian Pradana tahun 2018, menjabarkan bahwa Sungai
Bedadung segmen Kecamatan Patrang-Sumbersari memiliki memiliki profil
sungai dan kecepatan aliran yang beragam. Kondisi ini mendukung
pembentukan turbulensi dan memudahkan tranfer oksigen dari atas perairan
ke dalam badan air. Disisi lain jika nilai DO tinggi akan mempengaruhi
reduksi bahan organik mudah terurai yang diindikasikan oleh nilai BOD dan
COD. Nilai kedua parameter tersebut juga dipengaruhi oleh aktivitas
domestik dan industri. Rendahnya nilai BOD dan COD di titik 1
mengindikasikan tingkat pencemaran oleh sumber pencemar relatif rendah.
2. Karakteristik IPA Kualitas Air di Sekitar IPA
Tegal Besar Hasil analisis kualitas air pada Titik 2 (IPA tegal Gede)
didapatkan nilai suhu, kekeruhan, dan TDS yang relatif seragam pada setiap
pengamatan. Nilai rata-rata suhu, kekeruhan, dan TDS secara berurutan yaitu
29,46°C; 3,39 mg/L; dan 179,85 mg/L. Kekeruhan relatif rendah sehingga di
sekitar intake ini kondisi kejernihan airnya tinggi. Kondisi ini mendukung
penyediaan oksigen oleh aktivitas fotosintesis pada badan air.

7
Parameter kimia yang terdiri atas pH, DO, BOD, dan COD memiliki
nilai yang beragam. Nilai rata-rata parameter pH, DO, BOD, dan COD secara
berurutan yaitu 7,4; 6,44 mg/L; 1,66 mg/L; dan 26 mg/L. Parameter COD
melebihi baku mutu kelas I. Peningkatan nilai parameter COD ini
dipengaruhi oleh akumulasi bahan organik dan cemaran senyawa kimia dari
indutri. Sebagai pembanding studi industri batik dan laundry yang
membuang limbahnya ke sungai mampu meningkatan nilai COD hingga
mencapai 500 mg/L.22,35 Aktivitas domestik mampu meningkatan nilai
COD Sungai Code hingga mencapai 100 mg/L berdasarkan penyelidikan oleh
Widodo di tahun 2013.23 Perbedaan kondisi kualitas air di kedua IPA
dipengaruhi oleh akumulasi bahan pencemar. Nilai parameter fisika dan
kimia di IPA Tegal Besar juga dipengaruhi oleh akumulasi dari Sungai
Antirogo dan Kalijompo yang bermuara di Kecamatan Sumbersari.
Pengelolaan dan pengendalian pencemaran air sungai harus tetap
dilakukan meskipun fungsi alamiahnya dalam kondisi baik. Sungai Bedadung
yang melintasi Kecamatan Sumbersari dan Kaliwates berpotensi mengalami
tekanan pencemaran yang tinggi mengingat Rencana Tata Raung Wilayah
(RTRW) tahun 2015 kedua kecamatan tersebut termasuk wilayah Perkotaan
Kabupaten Jember. Penyelidikan oleh Evan di tahun 2012 menujukkan bahwa
lemahnya aplikasi manajemen kualitas lingkungan di beberapa negara
berkembang di Benua Asia berisiko meningkatan pencemaran pada sumber
daya air. Oleh sebab itu diperlukan upaa pencegahan dari pencemaran yang
akan timbul ang diakibatkan olek aktivitas antropogenik atau proses alam.
Adapun beberapa strategi pengendalian pencemaran sungai yaitu
pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal, perbaikan
sanitasi lingkungan, peningkatan peran masyarakat dan stakeholder, serta
penguatan kelembagaan

2.2.6 Hasil Baku Mutu Kualitas Air Bersih


Air pengolahan (reservoir) merupakan air baku yang sudah melewati
proses pengolahan terlebih dahulu yaitu proses penetralan, koagulasi, flokulasi,
sedimentasi, filtrasi dan disinfektan sehingga menghasilkan air bersih yang siap

8
digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Akan tetapi sebelum dilakukan
pendistribusian ke konsumen air pengolahan PDAM Kabupaten Jember, intake
Tegal Gede berdasarkan parameter fisika dan kimia air sungai tersebut tidak
melebihi baku mutu kelas I menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air. Baku mutu kelas I berpotensi layak dimanfaatkan sebagai
sumber air baku. Namun nilai COD pada intake Tegal Besar tergolong kelas III.
Oleh sebab itu kualitas air di intake tersebut tergolong kelas III meskipun
parameter lainnya tergolong kelas I. Nilai beban pencemaran tertinggi di kedua
titik pada hari pertama. hingga ketiga rata-rata terjadi pada siang hari pukul 11.30
WIB, bila dilihat pada nilai rata-rata beban pencemaran pada Titik 2 lebih tinggi
bila dibandingkan dengan beban pencemaran pada Titik 1. Fakta empiris ini
didukung dengan uji t dengan nilai signifikasi α = 0,05 yang menujukkan terdapat
perbedaan signifikan pada nilai beban pencemaran di IPA Tegal Gede dan Tegal
Besar.
2.2.7 Parameter Pengolahan Air Bersih yang Belum Sesuai
Secara umum kualitas air di intake Tegal Gede berdasarkan parameter
fisika dan kimia air sungai tersebut tidak melebihi baku mutu kelas I menurut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Baku mutu kelas I
berpotensi layak dimanafaatkan sebagai sumber air baku. Namun nilai COD pada
intake Tegal Besar tergolong kelas III. Oleh sebab itu kualitas air di intake
tersebut tergolong kelas III meskipun parameter lainnya tergolong kelas I.

2.3 Metode Pengolahan Air Bersih


Water Treatment Plant (WTP) merupakan instalasi utama pengolahan air
bersih. Terdapat beberapa bagian pengolahan pada STP yang membuat air
menjadi layak digunakan. Adapun bagiannya ditunjukkan pada diagram alir
berikut:

9
Gambar 1. Diagram Alir Proses Pengolahan Air Sungai

1. Tahap Pengolahan Awal (Intake)


Unit ini dikenal dengan istilah unit Sadap Air (Intake). Unit ini berfungsi
sebagai tempat penampungan air dari sumber airnya. Selain itu unit ini
dilengkapi dengan Bar Sceen yang berfungsi sebagai penyaring awal dari
benda-benda yang ikut tergenang dalam air seperti sampah daun, kayu dan
benda2 lainnya.
2. Tahap Pemeriksaan Kualitas Air
Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan pH dan kekeruhan untuk
menentukan dosis koagulan yang tepat sebelum air masuk ke tahap
pengolahan/ koagulasi.
3. Tahap Koagulasi
Bagian pertama proses pengolahan dikenal dengan bak koagulasi. Di bak
ini air akan di destabilisasi dari partikel koloid/kotoran. Proses
destabilisasi dapat dilakukan secara kimiawi dengan penambahan zat
tawas (aluminium sulfat) maupun dengan cara fisika yaitu dengan rapid
mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump) dan
secara mekanis (batang pengaduk) agar tawas bercampur merata dengan
air.

10
4. Tahap Flokulasi
Proses selanjutnya adalah flokulasi untuk membentuk dan memperbesar
flok (kumpulan kotoran). Prosesnya air akan diaduk perlahan agar tawas
yang tercampur di air dapat mengikat partikel kotoran dan membentuk flok
yang lebih besar agar lebih mudah mengendap.
5. Tahap Sedimentasi
Setelah flok terbentuk (biasanya berbentuk lumpur), air akan masuk ke bak
sedimentasi dimana berat jenis flok yang lebih berat akan otomatis
mengendap di dasar bak dan air bersih dapat terpisah dari lumpur.
6. Tahap Filtrasi
Setelah air terpisah dari lumpur, air akan disaring lagi agar benar-benar
bersih dengan dimasukkan ke bak filtrasi. Bak filtrasi dapat menggunakan
teknologi membran, namun dapat pula disubtitusi dengan media lainnya.
Adapun pada pengolahan air di surakatiga menggunakan media pasir
kuarssa. Proses ini dilakukan dengan bantuan gaya gravitasi.
7. Tahap Desinfeksi
Setelah proses pengolahan selesai, biasanya juga dilakukan proses
tambahan (disinfeksi) berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV,
pemabasan, dll untuk menghindari adanya potensi kuman dan bakteri yang
terkandung di dalam air.
8. Tahap Reservoir
Setelah air selesai diolah, air akan dimasukkan ke tempat penampungan
sementara di dalam reservoir sebelum didistribusikan ke rumah dan
bangunan. Untuk mengalirkan air, biasanya digunakan pipa HDPE dan
pipa PVC.
9. Tahap Distribusi/Outlet
Tahap ini merupakan tahap terakhir dimana air siap didistribusikan.
Pengolahan air akan berbeda jika air baku yang digunakan mengandung
kadar O2 yang rendah, maka akan diperlukan tambahan unit Aerasi. Dan juga bila
kadar kesadahan Air baku tersebut tinggi, maka digunakan alternatif pengolahan
penurunan kesadahan.

11
Gambar 2 Diagram Alir Proses Pengolahan Air Baku Menggunakan Aerasi dan
Parameter Kesadahan Tinggi.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah yang memiliki PDAM
dengan empat Instalasi Pengolahan Air (IPA). Kebutuhan air bersih khusus di
Kota Jember mendapat pasokan dari dua IPA yaitu IPA Tegal Gede dan Tegal
Besar. IPA Tegal Gede terletak di Kelurahan Tegal Gede dengan kondisi
lingkungan yang didominasi oleh lahan pertanian dan pemukiman. IPA Tegal
Besar terletak di Kelurahan Tegal Besar dengan kondisi lingkungan yang
didominasi oleh perumahan warga. Adapun jenis air yang digunakan di IPA Tegal
Gede sebagai air baku adalah air permukaan yang bersumber dari sungai, yaitu
sungai bedadung
Air baku yang digunakan menghasilkan air bersih yang telah memenuhi
syarat yang tertuang dalam peraturan pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang
pengolahan pengolahan kualitas kualitas air dan pengendalian pengendalian
pencemaran pencemaran air. Pada pasal 8 PP mengenai klasifikasi dan kriteria
mutu air ditetapkan menjadi menjadi 4 (empat) kelas. Beberapa sumber yang
menyebabkan terjadinya pencemaran air sungai dan peningkatan beban
pencemaran, antara lain limbah industri, limbah rumah tangga dan limbah
pertanian. Selain bahan pencemar, perubahan cuaca dan tata guna lahan turut
mempengaruhi kualitas air sungai dan beban pencemaran.

Berdasarkan hasil penelitian, kualitas air di intake PDAM Kabupaten


Jember memiliki nilai yang beragam. Secara umum kualitas air di intake Tegal
Gede berdasarkan parameter fisika dan kimia air sungai tersebut tidak melebihi
baku mutu kelas I menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Baku mutu kelas I berpotensi layak dimanfaatkan sebagai sumber air baku.
Namun nilai COD pada intake Tegal Besar tergolong kelas III. Oleh sebab itu

13
kualitas air di intake tersebut tergolong kelas III meskipun parameter lainnya
tergolong kelas I.

Metode pengolahan air yang digunakan adalah Water Treatment Plan


(WTP) yang terdiri dari beberapa tahap diantaranya tahap pengolahan awal
(intake), tahap pemeriksaan kualitas air, tahap koagulasi, tahap flokulasi, tahap
sedimentasi, tahap filtrasi, tahap desinfeksi, tahap reservoir, tahap distribusi.
Pengolahan air akan berbeda jika air baku yang digunakan mengandung kadar O2
yang rendah, maka akan diperlukan tambahan unit Aerasi. Dan juga bila kadar
kesadahan Air baku tersebut tinggi, maka digunakan alternatif pengolahan
penurunan kesadahan.

3.2 Saran
Bagi PDAM Kabupaten Jember, rekomendasi pengolahan air dioptimalkan
pada pagi hari mengingat potensi beban pencemaran dari hasil pemeriksaan
cenderung lebih rendah. Adapun strategi pengolahan air baku agar lebih efektif
pada IPA Tegal Besar mengingat tingginya bahan organik yang terpapar pada
sumber airnya, diperlukan upaya pretreatment menggunakan biofilter untuk
mereduksi bahan organik mudah urai ataupun yang tidak mudah diuraikan. Disisi
lain untuk meningkatkan hasil pengolahan air baku pada dapat melakukan
kombinasi penggunaan koagulan seperti PACl dan ultrafiltrasi sebagai alternatif
penanganan sekunder.

14
DAFTAR PUSTAKA

Cholil, S. 1998. Sumberdaya air dan Lingkungan.


http://animsirus.blogspot.com/2013/02/5-sumberdayaairdanlingkungan.html

Efrianti, S. 2012. Menurunnya Kualitas Air Akibat Kerusakan Lingkungan.


http://en.wikipedia.org/wiki/Water polution

Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengolahan Pengolahan


Kualitas Air Dan Pengendalian Pengendalian Pencemaran Pencemaran Air

Pradana, H. A., Wahyuningsih, S., Novita, E., Humayro, A., & Purnomo, B. H.
(2019). Identifikasi kualitas air dan beban pencemaran sungai bedadung di
intake instalasi pengolahan air PDAM Kabupaten Jember. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia, 18(2), 135-143.

15

Anda mungkin juga menyukai