Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH PENCEMARAN DAN LINDUNGAN

LINGKUNGAN
Parameter & Baku Mutu Air Baku Dan Air Limbah
Kelompok 5

Disusun oleh :
Kelas
:
Nama Anggota :

Teknik Perminyakan B 2015


- Nurhabibah
- Rahmadi Wahyudi
- Rolly Hendrico Alfeus
- Santi Biantong

(15011)
(15011)
(15011)
(1501210)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI


BALIKPAPAN

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa oleh karena
rahmat dan pertolonganNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul Parameter & Baku Mutu Air Baku dan Air Limbah.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Ibu Risna S.T,
M.Si. yang telah memberikan arahan dan membimbing kami sehingga makalah
ini dapat kami selesaikan.
Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan makalah
ini.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Balikpapan, 9 April 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian
2.2
2.3
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Isi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat
penting dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat, yakni
mempunyai peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit, khususnya
yang berhubungan dengan air, dan berperan dalam meningkatkan standar atau
taraf/kualitas hidup masyarakat.
Sampai saat ini, penyediaan air bersih untuk masyarakat diindonesia masih
dihadapkan pada beberpa permasalahan yang cukup kompleks dan sampai saat ini
belum dapat diatasi sepenuhnya. Salah satu masalah yang masih dihadapi sampai
saat ini yakni masih rendahnya tingkat pelayanan air bersih untuk masyarakat.
Kualitas air limbah yang berasal dari kegiatan domestic
(rumah tangga) maupun industri yang tidak memenuhi baku
mutu air dapat menyebabkan terjadinya penurunan mutu atau
kualitas air, sehingga perlindungan terhadap sumber daya air
harus dijaga secara kuantitas dan kualitas dari kontruksi buangan
limbah industry dan kegiatan usaha lainnya agar tetap
memenuhi kemanfaatan bagi kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya.
Kualitas limbah menunjukkan spesifikasi limbah yang diukur dari
kandungan pencemar dalam limbah. Kandungan pencemar dalam limbah terdiri
dari berbagai parameter. Semakin sedikit parameter dan semakin kecil
konsentrasi, menunjukkan peluang pencemar terhadap lingkungan semakin kecil.
Ada berbagai alasan untuk mengatakan demikian. Tidak memberi pengaruh
terhadap lingkungan karena volume limbah kecil dan parameter pencemar yang
terdapat di dalamnya sedikit dengan konsentrasi kecil. Karena itu andaikata masuk

pun dalam lingkungan ternyata lingkungan mampu menetralisasinya. Kandungan


bahan yang terdapat dalam limbah konsentrasinya barangkali dapat diabaikan
karena kecilnya. Ada berbagai parameter pencemar yang menimbulkan perubahan
kualitas lingkungan namun tidak menimbulkan pencemaran, Artinya lingkungan
itu memberikan toleransi terhadap perubahan serta tidak menimbulkan dampak
negatif.
Pada suatu saat badan penerima tidak mampu lagi memulihkan keadaannya,
zat-zat pencemar yang masuk sudah terlalu banyak dan mengakibatkan tidak ada
lagi kemampuannya menetralisasinya. Atas dasar ini perlu ditetapkan batas
konsentrasi air limbah yang masuk dalam lingkungan badan penerima. Dengan
demikian walau dalam jangka waktu seberapa pun lingkungan tetap mampu
mentolerirnya. Toleransi ini menunjukkan kemampuan lingkungan untuk
menetralisasi ataupun mengeliminasi bahan pencemaran sehingga perubahan
kualitas negatif dapat dicegah. Dalam hal inilah perlunya batasan-batasan
konsentrasi yang disebut dengan standar kualitas limbah.
Pada jangka waktu yang cukup jauh akan timbul kesulitan menetapkan
perubahan kualitas karena periode waktu yang demikian jauh. Dengan konsentrasi
limbah tertentu, tidak terjadi perubahan kualitas lingkungan. Artinya perubahan
kualitas lingki.ngan tidak muncul dalam waktu relatif pendek bila hanya
berdasarkan standar kualitas limbah. Perubahan hanya dapat dipantau pada masamasa 20 atau 25 tahun yang akan datang. Dengan demikian maka standar kualitas
lingkungan perlu ditetapkan sebagai bagian dari penetapan kualitas limbah.
Sebagai air limbah diukur dengan parameter standar kualitas limbah dan sebagai
badan penerima diukur dengan standar kualitas lingkungan.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui apa saja parameter air baku dan limbah
2. Mahasiswa dapat menganalisis pengaruh parameter air baku dan limbah
terhada kualitas air bersih.
1.3 Rumusan Masalah
1.
apa saja parameter air baku
2.
apa saja parameter air limbah
3.
bagaimana proses air baku menjadi air minum

BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Paramter, Baku Mutu Air dan Baku
Mutu Air Limbah
2.1.1Pengertian Parameter
Parameter adalah ukuran, criteria, standar, atau tolak
ukur seluruh populasi dalam penelitian.
2.1.2Pengertian Baku mutu air
Baku mutu air adalah batas atau kadar makhluk hidup,
zat, energy atau komponen lain yang ada atau harus ada
(baik unsur pencemaran yang dizinkan ada) dalam air
pada sumber air tertentu sesuai dengan peruntukannya.
2.1.3Pengertian Baku Mutu Air Limbah
Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar
makhluk hidup, zat energi, atau komponen yang ada bagi zat atau harus
ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam
air.
2.2 parameter baku mutu air
2.2.1 Menurut kegunaan air pada sumber air dapatdibedakan menjadi
4 golongan:
1.

Golongan A yaitu air yang dapat sebagai air minum


secara langsung tanpa harus di olah terlebih dahulu.
2.
Golongan B yaitu air yang dapat di gunakan sebagai air
baku untuk di olah sebagai air minum dan keperluar rumah
tangga.
3.
Golongan C yaitu air yang dapat digunakan untuk
keperluan perikan dan perternakan.

4.

2.2.2

Golongan D yaitu air yang dapat digunakan untuk


keperluan pertanian, dan dimanfaatkan untuk usaha
perkotaan industri dan listrik tenaga air.

Klasifikasi dan Kriteria Mutu Air Berdasarkan Peraturan Pemerintah


No 82 Tahun 2001 Pasal 8
Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :
1.

Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan


untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;

2.

Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan


untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut;

3.

Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan


untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu
air yang sama dengan kegunaan tersebut;

4.

Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan


untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut

2.2.3 Sumber Air Baku


1. Mata air, yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah.
Debitnya sulit untuk diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam
jangka beberapa lama.
2. Sumur dangkal (shallow wells), yaitu sumber air hasil penggalian
ataupun pengeboran yang kedalamannya kurang dari 40 meter.
3. Sumur dalam (deep wells), yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya lebih dari 40 meter.
4. Sungai, yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di
daerah pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara
umum air baku yang didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu,
karena kemungkinan untuk tercemar polutan sangat besar.
5. Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), yaitu unit
penampung air dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran
sungai maupun tampungan dari air hujan.
6. Laut, yaitu salah satu sumber air permukaan yang mempunyai rasa
asin dengan jumlah yang banyak.
2.2.4 Hal-hal yang dapat mengakibatkan berkurangnya air baku

1. Penggundulan hutan yang merupakan daerah resapan yang bisa


memperbaharui sumber air tanah.
2. Tingkat pencemaran yang semakin meninggi pada setiap sumber air
baku baik dam, danau atau sungai.
3. Semakin menyempitnya daerah genangan air baku atau daerah aliran
sungai (DAS) yang diakibatkan oleh permukiman baik secara legal
atau ilegal.
4. Pendangkalan sumber air baku baik oleh sampah atau oleh lumpur
sedimen.
5. Tingkat kebocoran air di daerah air sungai akibat perbuatan
perawatan yang kurang dari pemerintah atau pencurian air yang
dilakukan oleh sebagian masyarakat yang belum memahami
pentingnya air baku.
6. Lemahnya pengawasan dan law enforcement dari pihak-pihak terkait
dalam rangka menjaga sumber air baku
2.2.5 cara mencegah berkurangnya air baku
1. Reboisasi atau penanaman hutan kembali bagi yang gundul
2. Tata kelola yang baik dalam RTRK (Rencana Tata Ruang Kota) dan
implementasinya di lapangan
3. Membangun sumur resapan pada setiap bangunan di perkotaan
4. Menyadarkan dan mengingatkan kembali kepada masyarakat dan
pelaku industri untuk sadar akan lingkunganterutama di daerah
sekitar sungai agar tidak membuang sampah atau limbah secara
sembarangan.
5. Membongkar bangunan yang tidak sesuai dengn peruntukannya.
6. Pengerukan kembali bagi sungai-sungai atau dam yang mengalami
pendangkalan.
7. Penegakan hukum secara tegas
2.2.6 Standar Kualitas Air Baku
Air bersifat universal dalam pengertian bahwa air mampu melarutkan
zat-zat yang alamiah dan buatan manusia. Untuk menggarap air alam,
meningkatkan mutunya sesuai tujuan, pertama kali harus diketahui

dahulu kotoran dan kontaminan yang terlarut di dalamnya. Pada


umumnya kadar kotoran tersebut tidak begitu besar.
Dengan berlakunya baku mutu air untuk badan air, air limbah dan air
bersih, maka dapat dilakukan penilaian kualitas air untuk berbagai
kebutuhan. Di Indonesia ketentuan mengenai standar kualitas air bersih
mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 416 tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan
Kualitas Air Bersih. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan 1990 Kriteria
penentuan standar baku mutu air dibagi dalam tiga bagian yaitu:
1. Persyaratan kualitas air untuk air minum.
2. Persyaratan kualitas air untuk air bersih.
3. Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah
beroperasi.
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia,
maka kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu:
1. Syarat fisik, antara lain:
A. Air harus bersih dan tidak keruh.
B. Tidak berwarna
C. Tidak berasa
D. Tidak berbau
E. Suhu antara 10o-25 o C (sejuk)
2. Syarat kimiawi, antara lain:
A. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun.
B. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.

C. Cukup yodium.
D. pH air antara 6,5 9,2.
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri,
tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit.
Pada umumnya kualitas air baku akan menentukan besar kecilnya
investasi instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta
pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat
beban masyarakat untuk membayar harga jual air bersih.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas
dan kualitas, yaitu:
1. Aman dan higienis.
2. Baik dan layak minum.
3. Tersedia dalam jumlah yang cukup.
4. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar
masyarakat.
2.2.7 Tahapan Pengolahan Air Baku Menjadi Air Minum
1. Penyaringan dan Pengendapan
Penyaringan dan pengendapan bertujuan untuk
memisahkan air baku dari zat-zat, seperti: sampah, daun, rumput,
pasir dan lain-lain berdasarkan berat jenis zat tersebut.
2. Koagulasi
Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan
kimia Al2(SO4)3 (Tawas) kedalam air agar kotoran dalam
air yang berupa padatan resuspensi misalnya zat

warna organik, lumpur halus, bakteri dan lain-lain


dapat menggumpal dan cepat mengendap.
3. Flokulasi
Flokulasi adalah proses pembentukan flok
sebagai akibat gabungan dari koloid-koloid dalam air
baku (air sungai) dengan koagulan. Pembentukan flok
akan terjadi dengan baik jika di tambahkan koagulan
kedalam air baku (air sungai) kemudian dilakukan
pengadukan lambat.
4. Sedimentasi
Setelah proses koagulasi dan flokulasi, air tersebut di
diamkan sampai gumpalan kotoran yang terjadi
mengendap semua. Setelah kotoran mengendap air
akan tampak lebih jernih.
5. Filtrasi
Pada proses pengendapan tidak semua
gumpalan kotoran dapat diendapkan semua. Butiran
gumpalan kotoran kotoran dengan ukuran yang besar
dan berat akan mengendap, sedangkan yang
berukuran kecil dan ringan masih melayang-layang
dalam air. Untuk mendapatkan air yang betul-betul
jernih harus dilakukan proses penyaringan.
Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan air yang
telah diendapkan kotorannya ke bak penyaring yang
terdiri dari saringan pasir silika
6. Desinfeksi
Pemberian desinfektan (gas khlor) pada air hasil
penyaringan bertujuan agar dapat mereduksi
konsentrasi bakteri secara umum dan menghilangkan
bakteri pathogen (bakteri penyebeb penyakit).

2.2
2.3.1

Paremeter Air LImbah


Parameter Pencemaran Air
Pencemaran lingkungan hidup yaitu masuknya atau dimasukkannya
mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan
hidup, oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukkannya. Demikian pula dengan lingkungan air yang dapat
pula tercemar karena masuknya atau dimasukannya mahluk hidup atau zat
yang membahayakan bagi kesehatan. Air dikatakan tercemar apabila
kualitasnya turun sampai ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak
bisa digunakan sesuai peruntukannya.
Ada beberapa parameter untuk mengetahui kualitas air, diantaranya :
1. Parameter Kimia
a. DO (Dissolved Oxygen)
Yang dimaksud dengan DO adalah oksigen terlarut yang
terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses
fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk
yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya
termasuk mikroorganisme seperti bakteri.
Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung oksigen paling
sedikit 5 mg/ liter atau 5 ppm (part per million). Apabila kadar
oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi bakteri yang
kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan
berkembang.

b. BOD (Biochemical Oxygent Demand)


BOD adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati
secara global proses mikrobiologis yang benar -benar terjadi dalam
air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban
pencemaran akibat air buangan dan untuk mendesain sistem
pengolahan secara biologis. Dengan tes BOD kita akan mengetahui
kebutuhan oksigen biokima yang menunjukkan jumlah oksigen yang
digunakan dalam reaksi oksidasi oleh bakteri. Sehingga makin
banyak bahan organik dalam air, makin besar B.O.D nya sedangkan
D.O akan makin rendah. Air yang bersih adalah yang B.O.D nya
kurang dari 1 mg/l atau 1ppm, jika B.O.D nya di atas 4 ppm, air
dikatakan tercemar.
c. COD (Chemical Oxygent Demand)
COD adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1 liter sampel air,
dimana pengoksidasi K2,Cr2,O7 digunakan sebagai sumber oksigen.
Pengujian COD pada air limbah memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan pengujian BOD yaitu : Sanggup menguji air limbah
industri yang beracun yang tidak dapat diuji dengan BOD karena
bakteri akan mati dan waktu pengujian yang lebih singkat, kurang
lebih hanya 3 jam.
d. TSS (Total suspended Solid)
TSS adalah jumlah berat dalam mg/liter kering lumpur yang
ada dalam limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran

berukuran 0,45 mikron. Air alam mengandung zat padat terlarut yang
berasal dari mineral dan garam-garam yang terlarut ketika air
mengalir di bawah atau di permukaan tanah. Apabila air dicemari
oleh limbah yang berasal dari industri, pertambangan dan pertanian,
kandungan zat padat tersebut akan meningkat. Jumlah zat padat
terlarut ini dapat digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran
air. Selain jumlah, jenis zat pencemar juga menentukan tingkat
pencemaran dan juga berguna untuk penentuan efisiensi unit
pengolahan air .
e. pH
pH adalah derajat keasaman suatu zat. pH normal adalah 6-8.
Tujuan metode pengujian ini untuk memperoleh drajat keasaman
(pH) dalam air dan air limbah dengan menggunakan alat pH meter

f. Total organik karbon (TOC) , Total Carbon (TC), Inorganic Carbon


(IC)
TOC adalah jumlah karbon yang terikat dalam suatu senyawa
organik dan sering digunakan sebagai indikator tidak spesifik dari
kualitas air atau kebersihan peralatan pabrik. Total Carbon (TC) semua karbon dalam sample, Total Inorganic Carbon (TIC) - sering
disebut sebagai karbon anorganik (IC), karbonat, bikarbonat, dan
terlarut karbon dioksida (CO2); suatu material yang berasal dari
sumber non-hidup. Dalam menganalisa TOC, TC, dan IC kita bisa
menggunakan TOC analyzer.

g. Parameter Logam
Spektroskopi

penyerapan

atom

adalah

teknik

untuk

menentukan konsentrasi elemen logam tertentu dalam sampel. Teknik


ini dapat digunakan untuk menganalisa konsentrasi lebih dari 70 jenis
logam yang berbeda dalam suatu larutan. beberapa logam yang
berbahaya diantaranya : Hg (merkuri) , Ar (arsen), Cd (kadmium), Pb
(timbal).
Parameter
COD
BOD
Minyak nabati
Minyak mineral
Zat padat tersuspensi (TSS)
pH
Temperatur
Ammonia bebas (NH3)
Nitrat (NO3-N)
Senyawa aktif biru metilen
Sulfida (H2S)

Konsentrasi (mg/L)
100 300
50 150
5 10
10 50
200 400
6.0 9.0
38 40 [oC]
1.0 5.0
20 30
5.0 10
0.05 0.1

2. Parameter Fisika
Perubahan yang ditimbulkan parameter fisika dalam air limbah yaitu:
padatan, kekeruhan, bau, temperatur, daya hantar listrik dan warna.
Padatan terdiri dari bahan padat organik maupun anorganik yang larut,
mengendap maupun suspensi. Akibat lain dari padatan ini menimbulkan
tumbuhnya tanaman air tertentu dan dapat menjadi racun bagi makhluk
lain.Pengukuran daya hantar listrik ini untuk melihat keseimbangan

kimiawi dalam air dan pengaruhnya terhadap kehidupan biota.Warna


timbul akibat suatu bahan terlarut atau tersuspensi dalam air, di samping
adanya bahan pewarna tertentu yang kemungkinan mengandung logam
berat. Bau disebabkan karena adanya campuran dari nitrogen, fospor,
protein, sulfur, amoniak, hidrogen sulfida, carbon disulfida dan zat
organik lain.Temperatur air limbah akan mempengaruhi kecepatan reaksi
kimia serta tata kehidupan dalam air. Perubahan suhu memperlihatkan
aktivitas kimiawi biologis pada benda padat dan gas dalam air.

3. Parameter Biologi
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya pencemaran secara
biologi berupa mikroorganisme, misalnya, bakteri coli, virus, bentos,
dan plankton. jenis- jenis mikroorganisme di air yang tercemar seperti :
Escherichia coli, Entamoeba coli, dan Salmonella thyposa.

2.3.2 Pengolahan Air Limbah


Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai
kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan
tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan air
limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap:
1. Pengolahan Awal (Pretreatment)

Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk


menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah.
Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen
and grit removal, equalization and storage, serta oil separation.
2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan
yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses
yang berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah
neutralization, chemical addition and coagulation, flotation, sedimentation,
dan filtration.
3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat
terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik
biasa. Peralatan pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap
ini ialah activated sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon,
stabilization basin, rotating biological contactor, serta anaerobic contactor
and filter.

4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)


Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga
ialah coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion
exchange, membrane separation, serta thickening gravity or flotation.
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan
sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet

combustion, pressure filtration, vacuum filtration, centrifugation, lagooning


or drying bed, incineration, atau landfill.
2.3.3 Teknologi Pengolahan Air Limbah
1
Pemilihan Teknologi
Pemilihan proses yang tepat didahului dengan mengelompokkan
karakteristik kontaminan dalam air limbah dengan menggunakan indikator
parameter yang sudah ditampilkan di tabel di atas. Setelah kontaminan
dikarakterisasikan, diadakan pertimbangan secara detail mengenai aspek
ekonomi, aspek teknis, keamanan, kehandalan, dan kemudahan peoperasian.
Pada akhirnya, teknologi yang dipilih haruslah teknologi yang tepat guna
sesuai dengan karakteristik limbah yang akan diolah.
Setelah pertimbangan-pertimbangan detail, perlu juga dilakukan studi
kelayakan atau bahkan percobaan skala laboratorium yang bertujuan untuk:
1. Memastikan bahwa teknologi yang dipilih terdiri dari proses-proses yang
sesuai dengan karakteristik limbah yang akan diolah.
2. Mengembangkan dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk
menentukan efisiensi pengolahan yang diharapkan.
3. Menyediakan informasi teknik dan ekonomi yang diperlukan untuk
penerapan skala sebenarnya.

Sedimentation. Sebuah primary sedimentation tank di sebuah unit pengolahan limbah


domestik. Sedimentation tank merupakan salah satu unit pengolahan limbah yang sangat
umum digunakan.

Bottomline, perlu kita semua sadari bahwa limbah tetaplah limbah.


Solusi terbaik dari pengolahan limbah pada dasarnya ialah menghilangkan
limbah itu sendiri. Produksi bersih (cleaner production) yang bertujuan
untuk mencegah, mengurangi, dan menghilangkan terbentuknya limbah
langsung pada sumbernya di seluruh bagian-bagian proses dapat dicapai
dengan penerapan kebijaksanaan pencegahan, penguasaan teknologi bersih,
serta perubahan mendasar pada sikap dan perilaku manajemen. Treatment
versus Prevention, tetapi solusi yang paling terbaik adalah Reduce, recyle,
and reuse .
2.3.4
a

Parameter Kualitas Air


Parameter Fisik Air
Salah satu parameter kualitas air adalah termasuk dalam
kelompok parameter fisik, yaitu parameter berdasarkan sifat fisik.
Parameter fisik dari air antara lain adalah temperatur atau suhu, bau,
rasa, warna, kekeruhan, dan zat padat. Secara keseluruhan adanya
bahan-bahan yang terlarut akan menurunkan kualitas air, khususnya
untuk air minum akan mengurangi kenyamanan untuk diminum serta
akan mempengaruhi kesehatan. Di samping itu, parameter fisik
melampaui yang disyaratkan bila dibuang ke perairan juga akan
mempengaruhi kehidupan biotadiperairan.

Parameter Kimia Air


Penurunan kualitas air dapat disebabkan karena kegiatan
manusia. Salah satu faktor penurunan kualitas air adalah perubahan
kandungan bahan kimia. Berbagai parameter penurunan kualitas air
yang berpengaruh dibahas pada modul tersebut. Masing-masing

parameter dibahas sesuai kondisi normal kualitas air. Bila terjadi


penyimpangan dari normal disebut sebagai pencemar air.
c

Parameter Biologi Kimia Air


Parameter biologi kualitas air merupakan parameter dari
mahluk hidup yang dapat menyatakan kondisi kualitas air dari
perairan.

Parameter

biologi

dapat

berupa

phytoplankton,

zooplankton, benthos, nekton, bakteri, dan virus. Keberadaan


masing-masing

parameter dalam perairan dapat memberikan

informasi kualitas air di mana biota tersebut hidup. Semakin


beraneka jenis biota dan jumlah yang banyak ditemukan dalam
perairan dapat mengindikasikan bahwa kualitas air tersebut masih
baik.
2.3.5

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas

Limbah
1

Volume
Air Kualitas limbah ditentukan dari banyaknya parameter
dalam limbah dan konsentrasi setiap parameter. Semakin banyak
volume air yang bercampur dengan limbah semakin kecil konsentrasi
pencemar. Badan penerima yang menerima limbah sering tidak
mendapat pengaruh.

Kualitas Air
Kualitas air badan penerima mengandung bahan/senyawa
tertentu sebelum menerima buangan. Kualitas tersebut menetapkan
arah penggunaan air. Adanya bahan pencemar yang sama, tidak akan
mempengaruhi konsentrasi bahan dalam air penerima. Tetapi bila
konsentrasi bahan pencemar dalam limbah lebih besar dari

konsentrasi bahan pencemar dalam badan penerima (kemungkinan


juga tidak ada), maka konsentrasi bahan pencemar setelah bercampur
akan menjadi lebih kecil. Sejauh mana konsentrasi tersebut dapat
ditoleransi sesuai dengan standar kualitas lingkungan agar kualitas
lingkungan tidak mengalami perubahan sebagai yang telah
distandarkan.
3

kegunaan air
Air dibutuhkan untuk bermacam-macam keperluan. Kualitas
air untuk keperluan minum berbeda dengan untuk keperluan industri.

Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk dalam suatu lokasi tertentu turut
mempengaruhi tingkat pencemaran lingkungan. Hal ini dikaitkan
dengan tingkat kesadaran enduduk dalam memelihara lingkungan
yang sehat dan bersih. Buangan air rumah tangga, padatan berupa
sampah yang dibuang ke sungai, air cucian kamar mandi maupun
buangan tinja akan mempengaruhi tingkatkandungan BOD, COD dan
bakteri coli dalam air sungai. Semakin padat penduduk suatu
lingkungan semakin banyak limbah yang harus dikendalikan.

5. Lingkungan
Lingkungan seperti hutan, perkebunan, peternakan, alam yang
573 luas mempengaruhi kondisi badan penerima. Dalam keadaan
tertentu badan-badan pencemar akan ternetralisasi secara alamiah.
Lintasan air sungai yang panjang dengan turbulensi yang keras akan
mempengaruhi tingkat penyerapan oksigen ke dalam air. Adanya
sinar matahari yang langsung masuk dalam badan penerima terjadi

fotosintesa hingga sejumlah bakteri tertentu akan terancam. Adanya


tumbuhan tertentu dalam badan penerima akan menetralisasi
senyawa pencemar sebab sesuai dengan kondisi pertumbuhan.
Phosphat dalam air buangan menyuburkan tumbuh-tumbuhan
tertentu, tapi tumbuhan itu sendiri akan merusak lingkungan.
6 Volume Air Limbah
Seluruh air dalam pabrik pada umumnya ditampung dalam
saluran-saluran untuk kemudian disatukan dalam saluran yang lebih
besar. Banyak saluran dan volume saluran disesuaikan dengan
keadaan pabrik dan jumlah air yang akan dibuang. Volume air limbah
akan menentukan konsentrasi bahan pencemar. Bahan pencemar dari
suatu pabrik tergantung kepada banyaknya bahan-bahan yang
terbuang.
Dengan asumsi bahwa semua terkendali dengan baik.
Pengendalian hanya terbatas pada bahan pencemar yang tidak dapat
dihindari,

maka

diperkirakan

konsentrasi

jumlahnya.

bahan

pencemaran

Penambahan

volume

telah

dapat

air

hanya

menyebabkan konsentrasi turun. Dengan perkataan lain bahwa akibat


pengenceran otomatis menyebabkan konsentrasi turun.
7

Frekuensi Pembuangan Limbah


Limbah dari suatu pabrik ada kalanya tidak tetap volumenya.
Untuk beberapa pabrik tertentu limbah airnya mengalir dalam jumlah
yang sama setiap hari, tetapi ada lain yang mengalirkan limbah pada
jam-jam (waktu) tertentu bahkan pada satu minggu atau satu bulan.

Bercampurnya

limbah

air

pada

jumlah

yang

berbeda-beda

mengakibatkan konsentrasi bahan pencemar pada badan penerima


bervariasi. Kondisi ini menunjukkan bahwa standar kualitas
lingkungan juga mengalami perubahan sesuai dengan limbah yang
diterima.
Dari uraian di atas, kualitas limbah dapat diukur pada dua
tempat yaitu, pada titik sebelum dan sesudah bercampur dengan
badan penerima. Penetapan kualitas limbah ini perlu mendapat
penegasan karena beberapa hal yang mendasari yaitu: bila limbah
tidak dibuang ke tempat umum dibuatkan tempat tersendiri dan tidak
bercampur dengan badan penerima. Biasanya hal seperti ini terjadi
untuk limbah air.
2.3.6 Sumber Air Limbah
1

Air Rumah Tangga (Domestic Wastes Water)


Yaitu air limbahyang berasal dari permukiman penduduk. Pada
umumnya air limbah ini terdiri dari eksreta ( tinja dan air seni), air
bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari
bahan-bahan organic

Air Limbah Industri


Air limbah industry adalah air sisa hasil dari aktivitas dari
indusri. Zat-zat yang terkandung didalamnya sangat bervariasi sesuai
dengan bahan baku yang dipakai oleh masing masing industry.

Air Limbah Kotapraja (Municipal Wastes Water)

Air

buangan

yang

berasal

dari

daerah

perkantoran,

perdagangan, hotel, restoran, tempat ibadah, dan tempat umum


lainnya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air
limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Semakin sedikit parameter dan semakin kecil konsentrasi, menunjukkan
peluang pencemar terhadap lingkungan semakin kecil.
2. Semakin lama badan penerima dituangi air limbah, semakin tinggi pula
konsentrasi bahan pencemar di dalamnya.

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai