Disusun Oleh :
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa, yang telah memberikan taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan paper ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Pengolahan Air Industri
yang berjudul : “Kajian Kualitas Air Di Desa Cipancar, Kecamatan Cipancar, Kabupaten
Subang” dengan baik tanpa suatu halangan apapun.
Paper ini disusun dengan mengacu pada beberapa sumber bacaan dan akses internet.
Tulisan ini sebagian besar adalah parafrase dari kutipan-kutipan beberapa sumber sebagaimana
tercantum dalam daftar pustaka dengan beberapa ulasan pribadi. Ulasan pribadi sifatnya
hanyalah analisis dan sintesis dari beberapa kutipan yang berasal dari bahan bacaan.
Tulisan yang sangat sederhana ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya peran dan
bantuan serta masukan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, sudah semestinya penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada :
1. Bapak Ir. Edy Supriyo, M.T. selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Teknologi Pengolahan
Air Industri pada Program Studi S.Tr. Teknologi Rekayasa Kimia Industri Universitas
Diponegoro.
2. Teman-teman pada Program Studi S.Tr. Teknologi Rekayasa Kimia Industri Universitas
Diponegoro Angkatan 2019 yang selalu memberikan motivasi dan masukan-masukan dalam
penyusunan paper ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan paper ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
penulis sangat mengharapkan saran serta masukan-masukan dari para pembaca yang
mendukung agar penulisan paper lebih baik untuk ke depannya.
Penulis
2
REVIEW JURNAL : KAJIAN KUALITAS AIR DI DESA CIPANCAR, KECAMATAN
CIPANCAR, KABUPATEN SUBANG
Rega Ardiansyah, Muhammad Habib, Elsan Febiyanti, Fivi Fatwa, Yuniar Arinda Putri
Aji
Sekolah Vokasi, Teknologi Rekayasa Kimia Industri, Universitas Diponegoro, Semarang,
Jawa Tengah
ABSTRAK
Desa Cipancar merupakan salah satu desa yang memiliki potensi air mataair yang
tinggi. Letaknya yang berada tidak jauh dari area permukiman masyarakat dimungkinkan
akan terjadi penurunan kualitas airnya. Hal ini dikarenakan pola hidup masyarakat yang
kurang baik dalam pengelolaan sumber daya air yang akhirnya menimbulkan masalah
pencemaran mataair. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji kualitas air mataair di Desa
Cipancar Kabupaten Subang untuk keperluan higiene sanitasi. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survei yang disertai dengan analisa laboratorium. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kualitas air mataair di Desa Cipancar masih tergolong baik.
Kualitas mataair untuk keperluan higiene sanitasi berdasarkan parameter fisik semua
memenuhi syarat. Berdasarkan parameter biologi hampir semua tidak memenuhi syarat
kecuali kandungan Total Coliform di Mata Air Bobojong masih memenuhi syarat. Sementara
itu berdasarkan parameter kimia hampir semua memenuhi syarat kecuali parameter detergen
yang semua mata air memiliki kandungan detergen tinggi.
Kata kunci : kualitas air, baku mutu air, rumah tangga, hygiene dan sanitasi
3
1. Pendahuluan dari pemukiman warga sehingga
1.1 Latar Belakang dimanfaatkan dengan seenaknya tanpa
Sumber daya air yaitu sumberdaya mempedulikan kualitas dari air mataair
air yang ada di permukaan (sungai, tersebut. Dan juga warga masih tidak
rawa, danau, dan lainlain), yang berada mengetahui sejauhmana tingkat
dalam tanah berupa airtanah, mata air kelayakan air yang mereka gunakan
maupun air rembesan (seepage), dan untuk memenuhi kebutuhannya.
air atmosfer yang berupa air hujan dan Apabila mata air tercemar
air laut yang dimanfaatkan di darat. digunakan untuk keperluan sehari-hari
Jenis-jenis sumber daya air yaitu dapat menyebabkan gangguan
sumber air permukaan, sumber kesehatan masyarakat dan lingkungan
airtanah, dan sumber air atmosfer. sekitar mataair. Oleh karena itu perlu
Jumlah air permukaan dapat adanya monitoring berkala atau uji
diidentifikasi berdasarkan : kondisi kualitas air untuk mengetahui status
geomorfologi. kondisi tanah, kondisi mutu air sungai guna mencegah
geologinya, dan kondisi vegetasi atau dampak pencemaran sungai yang lebih
peggunaan lahan. luas serta memberikan solusi untuk
Desa Cipancar yang terletak di kaki menanggulangi pencemaran. Dari
Gunung Wayang ini, memiliki potensi penelitian ini dilakukan untuk
mata air yang cukup tinggi dengan mengkaji kualitas air mata air di Desa
karakteristik yang hampir serupa, yaitu Cipancar Kecamatan Serangpanjang
mata air grafitasi (gravity springs) Kabupaten Subang untuk keperluan
yang muncul diakibatkan oleh gaya higiene sanitasi.
gravitasi dan keluar akibat terpotong
oleh topografi. Hal ini disebabkan 2. Pokok Bahasan
adanya mataair diklasifikasikan 2.1 Komposit
menjadi 2, yaitu: mata air yang Pada jurnal yang kami gunakan
dihasilkan oleh tenaga non gravitasi berjudul “Karakteristik Dan Kinetika
(non gravitational spring) dan mata air Dekomposisi Termal Komposit
yang dihasilkan oleh tenaga gravitasi CR/NR Dengan Substitusi Bahan
(gravitational spring). Kebanyakan Pengisi” menggunakan komposit
mata air di Desa Cipancar tidak jauh CR/NR sebagai komposit. Komposit
4
merupakan material yang banyak sebagai komposit. TiO2 banyak
dikembangkan saat ini karena memiliki digunakan sebagai fotokatalis karena
sifat yang unggul dari beberapa memiliki efisiensi yang tinggi, murah,
campuran bahan. Dalam penelitian ini non toksik, inert secara kimia dan
digunakan komposit karet kloroprena biologi juga stabil dengan cahaya.
(chloroprene, CR) dan karet alam
(natural rubber, NR) yang akan 2.2 Metodologi
menghasilkan material dengan sifat Metode yang digunakan pada
unggul. Komposit karet CR/NR dapat penelitian ini yaitu metode survei yang
digunakan diantaranya sebagai sil, disertai dengan analis laboratorium.
gasket, selang. Pembuatan komposit Analisis yang digunakan menggunakan
membutuhkan bahan aditif untuk analisa deskriptif komparatif. Komparasi
meningkatkan sifat fisis dan yang digunakan untuk mengukur tingkat
mekanisnya, diantaranya bahan kualitas air yaitu dengan Peraturan
pengisi, aktivator, bahan Permenkes RI Nomor 32 Tahun 2017.
pemvulkanisasi, antioksidan. Data yang yang diperlukan dalam
Hal tersebut kami bandingkan penelitian ini meliputi data primer dan data
dengan beberapa jurnal lain sekunder. Dimana data sekunder
diantaranya berjudul “Kinetika merupakan data yang telah tersedia di
vulkanisasi dan sifat mekanis komposit instansi-instansi, baik pemerintah maupun
acrylonitrile butadiene rubber (NBR)”. swasta. Sedangkan yang dimaksud dengan
Dimana pada penelitiannya data primer adalah data yang perlu diambil
menggunakan acrylonitrile butadiene langsung di lapangan.
rubber (NBR) sebagai komposit. NBR
Data sekunder yang dibutuhkan dalam
ini merupakan kopolimer dari
penelitian ini meliputi:
akrilonitril dan butadiena yang
diproses dengan kopolimerisasi emulsi. a. Data meteorologi
5
b. Data kualitas air mataair di dibandingkan dengan baku mutu yang
labolatorium yang terdiri dari sifat sesuai peraturan Menteri Kesehatan RI
kimia dan biologis seperti yang tertera Nomor 32 Tahun 2017.
dalam Permenkes RI Nomor 32 Tahun 3. Hasil dan Pembahasan
2017 (Tertera dalam Tabel 1, Tabel 2,
Sifat dan kandungan yang terdapat
dan Tabel 3).
didalamnya, yang dinyatakan oleh
beberapa parameter seperti parameter
fisika, kimia, dan biologi, yang
semuanya memiliki standar kualitas
untuk keperluan tertentu disebut dengan
kualitas air. Untuk kualitas air di setiap
daerah dapat berbeda-beda tergantung
pada dua faktor yaitu faktor alamiah
adalah yang terjadi secara alami tanpa
campur tangan manusia, dan faktor non
alamiah adalah faktor yang terjadi oleh
aktifitas manusia atau campur tangan
manusia. Secara kasat mata, air mataair
di daerah penelitian terlihat bersih dan
baik untuk digunakan keperluan hygiene
Metode pengambilan sampel
sanitasi. Namun jika hanya ditentukan
menggunakan metode purposif sampel
dengan kasat mata saja tidak cukup
yang dilakukan secara langsung
untuk menentukan kualitas air mataair
terhadap air mata air yang telah dipilih.
yang ada didaerah penelitian, untuk itu
Sampel penelitian ini meliputi Mata Air
peneliti mengambil tiga sampel dari
Cipancar, Mata air Bobonjong, dan
enam mataair yang masih aktif
Mata Air Selawi.
digunakan untuk keperluan hygiene
Analisis yang digunakan dalam
sanitasi, kemudian mengujinya di
penelitian ini adalah deskriptif
laboratorium dan di lapangan langsung
komparatif, yang terdiri dari Sampel
dengan tiga parameter yang meliputi,
penelitian analisis fisik, analisis kimia,
sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi.
dan analisis biologi terhadap sampel
Kemudian setelah didapat hasil
air mataair yang diambil dari mataair
laboratorium kemudian dibandingkan
disekitar penduduk kemudian
6
dengan baku mutu air kelas satu
peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
32 Tahun 2017.
8
tergolong tinggi yang jika yang berasal dari kotoran hewan
dibandingkan dengan standar berdarah panas.
ambang batas maksimal yaitu 50
3.3 Pengukuran Parameter Kimia
mg/l, tentunya ini tidak layak karena
Untuk parameter kimia yang
melibihi ambang bats maksimal
diukur dalam penelitian ini meliputi
yang telah ditentukan. Faktor
pH, Besi, Fluorida, kesadahan,
penyebab tingginya nilai
Mangan, Nitrat, Nitrit, Sianida,
konsentrasi bakteri E.Coli dan
Deterjen, Kadmium, Kromium,
coliform total pada Mata Air Selawi
Seng, dan Sulfat. Secara detail
adalah limbah rumah tangga atau
mengenai hasil pengukuran
kotoran manusia. Berdasarkan peta
parameter fisik kualitas mata air di
interpretasi penggunaan lahan Mata
daerah penelitian dapat dilihat pada
Air Selawi memang cukup jauh dari
Tabel 6.
pemukiman, tetapi ada sekitar tiga
Tabel 6. Hasil Uji Parameter Kimia
rumah yang berada cukup dekat
Mata Air
hanya perbedaan topografinya
posisi rumah penduduk ini di atas
mata air. Selain itu juga faktor
terbesar tingginya nilai coliform
total pada sampel nomor tiga ini
adalah kotoran hewan-hewan liar
yang ada disekitar mata air. Sumber : Hasil Analisis
Sementara itu berdasarkan Laboratorium, 2013.
penelitian Fardiaz (1992), tingginya Sesuai Tabel 6 dapat diketahui
kandungan bakteri E. Coli dapat bahwa parameter yang melebihi
diakibatkan oleh aktifitas baku mutu air untuk keperluan
masyarakat dan hewan karena pada hygiene dan sanitasi berdasarkan
prinsipnya E. Coli adalah salah satu peraturan Menteri Kesehatan No 32
bakteri patogen yang tergolong Tahun 2017 adalah parameter pH
Coliform dan hidup secara normal yang terdapat pada Mata Air
didalam kotoran manusia maupun Cipancar, yakni 6,2 sehingga tidak
hewan sehingga, munculnya bakteri layak digunakan untuk keperluan
E. Coli dapat digunakan sebagai hygiene dan sanitasi. Sementara itu
salah satu indikator pencemaran air
9
pada Mata Air Bobojong, dan keanekaragaman plankton dan
Selawi masih dalam standar baku, bentos serta kelimpahan total dan
sehingga layak digunakan untuk biomassa zooplankton dan bentos,
keperluan hygiene dan sanitasi. algae hijau berfilamen semakin
Air Cipancar sebesar 0,063, Mata bahwa air minum sebaiknya netral,
tersebut ketiga mata air tidak layak minum. Air adalah pelarut yang
dihasilkan dari hasil respirasi, reaksi mata air yang membuang limbah
banyak ion CO2, sehingga dan Sulfat pada ketiga mata air
11
Arsyad, S. (1989). Konservasi tanah dan Robet, J. K. (2008). Pengolahan
air. Bandung: ITB. sumberdaya air. Yogyakarta: Andi.
Chandra, B. (2007). dalam bab 2 tinjauan Soemirat, J. (2003). Toksikologi
teoritis thesis unud lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada
(www.pps.unud.ac.id-) (5, April 2013) University Press.
David, K., Todd, Larry, W., & Mays. Sutrisno & Suci, A. (2002). dalam bab 2
(2005). 3 rd Edition groundwater tinjauan teoritis Thesis pma
hydrology. New York: John Wiley & (www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf) (5,
Sons, inc. April 2013)
Effendi, H. (2003). Telaah kualitas air.
Yogyakarta: Kanisius.
Fardiaz, S. (1992). Polusi air dan udara.
Yogyakarta: Kanisius.
Hefni, E. (2012). Telaah kualitas air bagi
pengelolaan sumberdaya dan
lingkungan perairan. Yogyakarta:
Kanisius.
Herlambang. 1996. Air tanah
(http://arisinta.blogspot.com/p/air-
tanah-proses.html) (6, April 2013)
Langgeng, W. S. (2006). Kajian
hidrogeomorfologi mata air di sebagian
lereng gunungapi lawu. Jurnal Forum
Geografi UMS, 20(1), 68 – 85.
Anas, H. (2007). Evaluasi kualitas airtanah
untuk air minum di kecamatan grogol
kabupaten sukoharjo tahun 1991 dan
tahun 2007 (studi perbandingan dengan
hasil penelitian tahun 1991) Skripsi,
Surakarta: Fakultas Geografi UMS.
Peraturan Pemerintah No. 82 tahun (2001).
Pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air. Jakarta:
Presiden Republik Indonesia.
12