Anda di halaman 1dari 8

ISSN: 2721-8686 (online)

http://siar.ums.ac.id/

PEMANFAATAN AIR HUJAN SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH


DENGAN MENGGUNAKAN FILTER SERBUK KERAMIK
Hari Dwi Wahyudi ABSTRAK
Program Studi Teknik Sipil Air sebagai materi esensial bagi kehidupan manusia, dari hal tersebut
Universitas Widya Dharma penelitian ini dilakukan dengan tujuan merancang suatu model filter air
hariwahyudi.hdw@gmail.com yang mampu mengolah dan meningkatkan kualitas air hujan sehingga
memenuhi standar kualitas higiens dan sanitasi untuk air bersih. Model
Syarifah Aini filter air ini merupakan bagian pelengkap dari Sistem Pemanenan Air
Program Studi Teknik Sipil Hujan (SPAH). Hasil uji kualitas air hujan menunjukkan warna air
Universitas Widya Dharma
bernilai angka 78 TCU, warna air ini melebihi ambang batas baku mutu
aini07931@gmail.com
syarat. Parameter kimia yang diuji sudah memenuhi baku mutu yang
dipersyaratkan kecuali 3 parameter kimia yaitu pH, Kadmium dan Zat
Organik (KMnO4). Sedangkan untuk parameter biologi, hasil uji kualitas
air hujan nilai yang diperoleh masih jauh dari ambang batas yang
dipersyaratkan. Komposisi media filter air hujan yang dirancang
berdasarkan hasil analisa uji kualitas air hujan. Tabung filter air hujan
terbuat dari pipa PVC diameter 4 inchi, dengan panjang 80 cm.
Komposisi media filter, terdiri dari: karbon aktif, tebal 25 cm; serbuk
keramik, tebal 25 cm; pasir vulkanik, tebal 15 cm; dan kerikil, tebal 10
cm. Hasil uji kualitas air hujan yang telah difiltrasi menunjukkan nilai di
bawah ambang batas maksimal menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017.

KATA KUNCI: air bersih, air hujan, SPAH, filter air


PENDAHULUAN berada pada wilayah muara sungai. Selayaknya
Air merupakan materi esensial, merupakan daerah yang berada pada kawasan muara sungai,
kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. permasalahan utama yang ditemui dalam
Permasalahan yang timbul dan sering dijumpai penyediaan air bersih, adalah kualitas air dari
bahwa kualitas air tanah maupun air sungai yang sumber air tanah yang ada mengalami intrusi dari
digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat air payau sehingga kualitas air baku yang diambil
sebagai air minum yang sehat bahkan di dari sumur berada di bawah ambang batas
beberapa tempat bahkan tidak layak untuk standar kualitas baku mutu kesehatan.
diminum.
Pada daerah yang kering, waktu musim
kemarau, dan persediaan air tanah menurun,
akan sulit sekali untuk mendapatkan air minum.
Masalah kebutuhan air minum dapat
ditanggulangi dengan memanfaatkan air hujan.
Menampung air hujan dari atap rumah adalah
cara lain untuk memperoleh air
Menurut Sorong Selatan Dalam Angka 2019
(BPS Kabupaten Sorong Selatan, 2020), Distrik
Inanwatan sebagai salah satu distrik yang berada
dalam wilayah administratif Kabupaten Sorong
Selatan, merupakan salah satu distrik tertua di
wilayah Papua Barat. Distrik Inanwatan berada Gambar 1. Posisi Distrik Inanwatan pada Peta Administratif
dalam kawasan yang dikenal dengan IMEKKO Papua Barat (Sumber: Google Earth, diunduh 14 Januari
2021)
yakni Distrik Inanwatan, Matemani, Kais, dan
Tujuan utama dari penelitian ini adalah
Kokoda. Distrik Inanwatan memiliki luas wilayah
merancang suatu model filter air yang mampu
960.540 Km2. Secara geografis, Distrik Inanwatan

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 338


mengolah dan meningkatkan kualitas air hujan tangki di atas tanah atau di bawah tanah
sehingga memenuhi standar kualitas higiens dan (ground tank).
sanitasi untuk air bersih sesuai dengan Peraturan e. Filter pengolah air; Merupakan instrumen
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 yang terdiri dari beberapa media yang
Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu berfungsi untuk melakukan proses filtrasi,
Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan sedimentasi dan adsorpsi air.
Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, f. Pompa (pump); Dibutuhkan apabila tangki
Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian penampung air hujan berada di bawah tanah.
Umum. Standar Kualitas Air Minum
Standar baku mutu kesehatan lingkungan
TINJAUAN PUSTAKA untuk media air untuk keperluan higiene sanitasi
Sistem Pemanen Air Hujan meliputi parameter fisik, biologi, dan kimia yang
Sistem Pemanenan Air Hujan (SPAH) dapat berupa parameter wajib dan parameter
merupakan metode atau Teknik pengumpulan tambahan. Parameter wajib merupakan
dan penampungan air hujan yang menjadikan air parameter yang harus diperiksa secara berkala
hujan sebagai air baku dan pada tahapan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
selanjutnya air hujan yang sudah ditampung undangan, sedangkan parameter tambahan
tersebut diolah dengan proses tertentu sehingga hanya diwajibkan untuk diperiksa jika kondisi
menjadi air bersih yang memenuhi standar baku geohidrologi mengindikasikan adanya potensi
mutu kualitas kesehatan dan dapat dikonsumsi pencemaran berkaitan dengan parameter
oleh manusia. Komponen dasar sebagai tambahan. Air untuk keperluan higiene sanitasi
penyusun Sistem Pemanenan Air Hujan (SPAH) tersebut digunakan untuk pemeliharaan
menurut Quaresvita, C. (2016) adalah: kebersihan perorangan seperti mandi dan sikat
a. Area penangkapan air hujan (collection area); gigi, serta untuk keperluan cuci bahan pangan,
Tempat penangkapan air hujan dan bahan peralatan makan, dan pakaian. Selain itu air
yang digunakan dalam konstruksi permukaan untuk keperluan higiene sanitasi dapat digunakan
tempat penangkapan air hujan sebagai air baku air minum. Standar kualitas air
mempengaruhi efisiensi pengumpulan dan yang digunakan untuk pengujian adalah
kualitas air hujan. Bahan-bahan yang Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
digunakan untuk permukaan tangkapan Nomor 32 Tahun 2017 tentang standar baku
hujan harus tidak beracun dan tidak mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan
mengandung bahanbahan yang dapat kesehatan air untuk keperluan higiene sanitasi,
menurunkan kualitas air hujan (UNEP, 2001). kolam renang, solus per aqua, dan pemandian
Umumnya bahan yang digunakan adalah umum.
bahan anti karat seperti alumunium, besi a. Parameter Fisika, dalam Standar Baku Mutu
galvanis, beton, fiberglass shingles. Kesehatan Lingkungan untuk media air higiene
b. Sistem pengaliran air hujan (conveyance sanitasi meliputi 6 (enam) parameter, yaitu:
system); Terdiri dari saluran pengumpul atau kekeruhan, warna, zat padat terlarut, suhu,
pipa yang mengalirkan air hujan yang turun di rasa, dan bau.
atap ke tangki penyimpanan (cistern or b. Parameter Kimia; dalam Standar Baku Mutu
tanks). Saluran pengumpul atau pipa Kesehatan Lingkungan untuk media air higien
mempunyai ukuran, kemiringan dan dipasang sanitasi meliputi 10 (Sepuluh) parameter wajib
sedemikian rupa agar kuantitas air hujan dan 10 (sepuluh) parameter tambahan.
dapat tertampung secara maksimum. Parameter kimia wajib, yaitu: pH, besi,
c. Filter sampah; Digunakan untuk menyaring flourida, kesadahan (CaCO3), mangan, nitrat,
sampah (daun, plastik, ranting, dll) yang ikut nitrit, sianida, deterjen, pestisida total.
bersama air hujan dalam saluran penampung Sedangkan parameter kimia tambahan,
sehingga kualitas air hujan terjaga. Dalam meliputi: air raksa, arsen, kadmium, kromium,
kondisi tertentu, filter harus bisa dilepas selenium, seng, sulfat, timbal, benzene, zat
dengan mudah dan dibersihkan dari sampah. organic (KMNO4).
d. Tangki (cistern or tank) penampung; Tempat c. Parameter Biologi; dalam Standar Baku Mutu
untuk menyimpan air hujan, dapat berupa Kesehatan Lingkungan untuk media air higiene

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 339


sanitasi terdiri dari 2 (dua) parameter yang b. Tahap 2, hasil uji sampel air hujan
terdiri dari total coliform dan Escherichia coli selanjutnya dianalisa terhadap nilai ambang
dengan satuan/unit colony forming unit dalam batas untuk menjadi dasar perancangan filter
100 ml sampel air. air. unsur parameter air yang melebihi nilai
Saringan Pasir Lambat ambang batas selanjutnya menjadi fokus
Menurut Puskim Balitbang Kementerian utama untuk direduksi dengan filter hasil
PUPR, Saringan Pasir Lambat (SPL) merupakan rancangan.
salah satu teknologi alternatif yang sederhana c. Tahap 3, perancangan filter air hujan. Dasar
dapat dilaksanakan oleh masyarakat di pedesaan dari perancangan filter air hujan ini adalah
dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Saringan analisa hasil uji sampel air hujan.
Pasir Lambat (SPL), yaitu instalasi pengolahan air d. Tahap 4, pengujian akhir terhadap hasil
berupa saringan yang menggunakan pasir sebagai filtrasi air hujan. Hal ini dilakukan untuk
media filter dengan ukuran butiran sangat kecil, mengetahui kualitas air hasil filtrasi dengan
namun mempunyai kandungan kuarsa yang instrumen filter hasil rancangan.
tinggi. Saringan Pasir Lambat (SPL) merupakan Peralatan yang digunakan dalam penelitian
salah satu cara pengolahan air baku untuk ini adalah spektrofotometer Uv-Vis, ICPE, alat uji
menghasilkan air minum, beroperasi secara TDS meter, pH meter, oven, neraca analitik,
gravitasi serempak, terjadi proses fisis, proses turbidimeter, petrifilm-meter, peralatan titrasi
biokimia dan proses biologis. Pada umumnya dan peralatan gelas kimia. Bahan-bahan yang
saringan pasir lambat yang diterapkan di digunakan dalam penelitian ini adalah sampel air
Indonesia merupakan suatu instalasi hujan, aquades, larutan aquades asam nitrat,
konvensional dalam upaya mengurangi asam askorbat, larutan indikator dikromat 5%,
kekeruhan dan Total Suspended Solid (TSS) air larutan AgNO3.
baku. Tabel 1. Metode pengujian kualitas air hujan
Pengolahan air baku menjadi air bersih yang NO. PARAMETER METODE PENGUJIAN
1. PARAMETER FISIKA
memenuhi standar baku mutu kualitas kesehatan Kekeruhan
dengan menggunakan sistem Saringan Pasir 1. Menggunakan alat ukur
Lambat (SPL) dengan arah aliran dari bawah ke Warna Turbidimeter.
atas mempunyai keuntungan antara lain: 2. Menggunakan alat ukur
a. Biaya operasional yang murah karena tidak Zat Padat Terlarut Spektrofotometer.
3. (TDS) Menggunakan alat ukur TDS-
menggunakan bahan kimia untuk media filter Suhu meter.
yang digunakan, 4. Menggunakan alat ukur
b. Dapat menghilangkan zat besi, mangan, dan Rasa Termometer.
warna serta kekeruhan, 5. Pengujian langsung dengan
Bau indera manusia.
c. Dapat menghilangkan ammonia dan polutan 6. Pengujian langsung dengan
organik, karena proses penyaringan berjalan indera manusia.
secara fisika dan biokimia, 2. PARAMETER KIMIA
d. Sangat cocok untuk daerah pedesaan, pH
e. Proses pengolahan sangat sederhana, 1. Menggunakan alat uji pH-
Besi (Fe) meter.
f. Perawatan mudah karena pencucian media 2. Menggunakan alat uji ICPE.
penyaring (pasir) dilakukan dengan cara Flouride Menggunakan alat ukur
membuka kran penguras, sehingga air hasil 3. Spektrofotometer.
saringan yang berada di atas lapisan pasir Kesadahan (CaCO3) Menggunakan alat ukur
4. Mangan (Mn) Spektrofotometer.
berfungsi sebagai air pencuci.
Menggunakan alat uji ICPE.
5. Nitrit (NO2) Menggunakan alat ukur
METODE PENELITIAN Spektrofotometer.
Tahapan pelaksanaan penelitian tentang 6. Cyanida Menggunakan alat ukur
pemanfaatan air hujan sebagai sumber air bersih Spektrofotometer.
7. Menggunakan alat ukur
ini terdiri dari beberapa tahap, sebagai berikut: Sulfat Spektrofotometer.
a. Tahap 1, pengambilan dan pengujian sampel Menggunakan alat ukur
air hujan. 8. Kadmium Spektrofotometer.
Menggunakan alat ukur
9. Zat Organik Spektrofotometer.

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 340


(KMnO4) 2. Warna TCU 78,00
10.
Zat Padat Terlarut
3. PARAMETER 3. mg/L 23,00
BIOLOGI
(TDS)
o
1. Total Coliform Menggunakan alat ukur 4. Suhu C + 3,00
Petrifilm meter 5. Rasa tidak berasa
(Sumber: penulis, 2021)
6. Bau tidak berbau
HASIL PENELITIAN B. KIMIA
Nilai Ambang Batas (NAB) menurut standar 1. pH mg/L 4,67
kualitas air sesuai Peraturan Menteri Kesehatan 2. Besi (Fe) mg/L 0,116
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 dilihat 3. Flouride mg/L 0,61
pada Tabel 2.
4. Kesadahan (CaCO3) mg/L 5
Tabel 2. Nilai ambang batas kualitas air menurut 5. Mangan (Mn) mg/L 0,192
Permenkes RI No. 32 Tahun 2017. 6. Nitrit (NO2) mg/L 0,042
7. Cyanida mg/L 0,006
BATAS MAX.
No PARAMETER UJI UNIT 8. Sulfat mg/L 0,00
HIGIENIS
9. Kadmium mg/L 0,055
A. FISIKA
10 Zat Organik
1. Kekeruhan NTU 25,00 mg/L
. (KMnO4) 11,10
2. Warna TCU 50,00 C. BIOLOGI
Zat Padat Terlarut /100
3. mg/L 1.000,00 1. Total Coliform
(TDS) mL < 3,00
o
4. Suhu C + 3,00 (Sumber: hasil pengujian, 2021)
5. Rasa tidak berasa
6. Bau tidak berbau PEMBAHASAN
Parameter Fisika
B. KIMIA
Dari hasil pengamatan secara visual, kualitas
1. pH mg/L 6,5 - 8,5 fisik air yang berasal air hujan diambil dari tangki
2. Besi (Fe) mg/L 1,00 penampung yang berada di kawasan Bandar
3. Flouride mg/L 1,50 Udara Inanwatan relatif baik. Beberapa indikator
4. Kesadahan (CaCO3) mg/L 500,00 yang dijadikan parameter kualitas air meliputi
5. Mangan (Mn) mg/L 0,50 kekeruhan, warna, TDS, suhu, rasa dan bau.
Semua parameter fisika tersebut masih dibawah
6. Nitrit (NO2) mg/L 1,00
batas standar baku mutu kesehatan lingkungan
7. Cyanida mg/L 0,10
dan persyaratan kesehatan air untuk keperluan
8. Sulfat mg/L 400,00 higien sanitasi, Per Men Kes RI No.32 Tahun
9. Kadmium mg/L 0,005 2017, kecuali parameter uji warna.
10 Zat Organik
mg/L 10,00
Hasil uji kualitas air hujan yang berada di
. (KMnO4) kawasan Bandar Udara Inanwatan menunjukkan
C. BIOLOGI warna air bernilai angka 78 TCU, warna air ini
1. Total Coliform
/100
50,00
melebihi ambang batas baku mutu syarat baku
mL mutu air higienis yaitu 50 TCU, maka parameter
(Sumber: Per Men Kes RI No.32 Tahun 2017) warna air ini perlu diturunkan kadarnya
menggunakan filter yang sudah dirancang. Warna
Hasil pengujian terhadap sampel air hujan
pada air dapat disebabkan karena adanya bahan
disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil uji kualitas air hujan.
organik dan bahan anorganik, karena keberadaan
NILAI plankton, humus dan ion-ion logam (misalnya
No PARAMETER UJI UNIT besi dan mangan), serta bahan-bahan lain.
HASIL UJI
Adanya oksida besi menyebabkan air berwarna
A. FISIKA kemerahan, keberadaan oksida mangan
1. Kekeruhan NTU 8,00 menyebabkan air berwarna kecoklatan atau

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 341


kehitaman (Efendi, 2003). Warna kuning alami (Pb). Ekstrak serta pengolahan seng dan timbal
pada air berasal dari asam organik yang tidak sering menyebabkan pencemaran lingkungan
berbahaya bagi kesehatan, dan warna ini bisa oleh kadmium (Cd). Logam berat Cd juga berasal
disamakan dengan warna asam tanik yang dari indsutri kimia (industri cat, zat warna,
terdapat dalam air teh (Herlambang, 2006). fotografi, karet, pupuk, pestisida dan baterai),
Parameter Kimia pelapis logam dan campuran logam (Dewa,
Dari beberapa indikator parameter kimia 2015). Kadar Kadmium yang ada dalam air hujan
yang diuji meliputi pH, Besi, Fluoride, Kesadahan, yang berada di kawasan Bandar Udara Inanwatan
Mangan, Nitrit, Cyanida, Sulfat, Kadmium dan Zat hasil uji memberikan angka 0,055 mg/L,
Organik (KMnO4) dapat diketahui bahwa kualitas sementara batas maksium air higienis menurut
air hujan yang berada di kawasan Bandar Udara Per Men Kes RI No.32 Tahun 2017 adalah 0,005
Inanwatan sudah memenuhi baku mutu yang mg/L, berarti angka ini harus diturunkan
dipersyaratkan yaitu baku mutu kesehatan kadarnya supaya air hujan dapat dimanfaatkan
lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk sebagai air higienis atau air bersih melalui filter
keperluan higien sanitasi, Per Men Kes RI No.32 yang dirancang dalam penelitian ini. Dampak
Tahun 2017, kecuali 3 parameter kimia yaitu pH, yang ditimbulkan apabila terdapat kelebihan
Kadmium dan Zat Organik (KMnO4). Kadmium dalam air minum ataupun air yang
pH (Potensial Hydrogen) adalah skala ukuran dikinsumsi oleh tubuh manusia sangatlah
yang digunakan untuk mengukur aktivitas ion beresiko. kadar Cd yang masuk ke dalam tubuh
hidrogen (pembentuk asam). Air hujan biasanya 0,009 – 0,02 mg org-1 hari-1. Sebagian besar Cd
bersifat asam, hal ini disebabkan air hujan tersebut akan terakumulasi dalam hati dan ginjal
melarutkan gas-gas yang terdapat di atmosfer, sehingga kadarnya akan jauh lebih tinggi dari
misalnya gas karbondioksida (CO2), sulfur (S), dan kadar Cd tersebut pada sumbernya dan ada yang
nitrogen oksida (NO2) yang dapat membentuk keluar melalui pencernaan. Masukan (intake) Cd
asam lemah. Berdasarkan BMKG, Nilai Ambang secara terus menerus akan membahayakan
Batas (NAB) pH air hujan normal yaitu 5,6. kesehatan manusia, karena dapat menyebabkan
Sedangkan berdasarkan Permenkes RI No.32 toksisitas kronis. Kadmium jika dikonsumsi dapat
Tahun 2017, standar baku mutu kesehatan mengakibatkan kerusakan pada ginjal, hati, paru-
lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk paru dan tulang. Kadmium yang masuk ke dalam
keperluan higien sanitasi untuk pH air sebesar 6,5 tubuh terkumpul di dalam ginjal, hati dan ada
– 8,5. Air hujan dikatakan bersifat hujan asam sebagian yang dikeluarkan lewat saluran
apabila pH < 5 (Mayasari, 2014). pH air hujan pencernaan. Secara umum gejala keracunan Cd
yang berada di kawasan Bandar Udara Inanwatan pada manusia baik secara akut maupun kronis
hasil uji menunjukkan angka 4,67 angka ini masih dapat mengakibatkan gangguan pada sistem
dibawah range air higienis sanitasi (6,5-8,5). pernapasan, kerusakan pada fungsi organ hati
Maka pH air hujan ini perlu dinaikkan kadar pH dan ginjal, pendarahan, gangguan terhadap
nya supaya air hujan dapat digunakan sebagai pertumbuhan tulang yang menyebabkan
keperluan air bersih atau air higienis, dengan kerapuhan tulang (Rawat et al, 2012). Di Jepang
menyaring air hujan menggunakan filter yang telah terjadi keracunan oleh Cd, yang
sudah dirancang. menyebabkan penyakit lumbago yang berlanjut
Kadmium merupakan hasil sampingan dari ke arah kerusakan tulang dengan akibat melunak
pengolahan bijih logam seng (Zn), yang dan retaknya tulang. Organ tubuh yang menjadi
digunakan sebagai pengganti seng. Unsur ini sasaran keracunan Cd adalah ginjal dan hati,
bersifat lentur, tahan terhadap tekanan, memiliki apabila kandungan mencapai 200 μg Cd/gram
titik lebur rendah serta dapat dimanfaatkan (berat basah) dalam cortex ginjal yang akan
untuk pencampur logam lain seperti nikel, perak, mengakibatkan kegagalan ginjal dan berakhir
tembaga, dan besi. Senyawa kadmium juga pada kematian. Korban terutama terjadi pada
digunakan bahan kimia, bahan fotografi, wanita pascamonopause yang kekurangan gizi,
pembuatan tabung TV, cat, karet, sabun, kekurangan vitamin D dan kalsium. Penimbunan
kembang api, percetakan tekstil dan pigmen Cd dalam tubuh mengalami peningkatan sesuai
untuk gelas dan email gigi. Keberadaan Cd di usia yaitu paruh-umur dalam tubuh pada kisaran
alam bercampur dengan seng (Zn) dan timbal 20 – 30 tahun (Dewa, 2015).

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 342


Zat organik (KMnO4) hasil uji kualitas air jauh dari ambang batas yang dipersyaratkan
hujan yang berada di kawasan Bandar Udara sehingga air hujan masih aman untuk
Inanwatan menunjukkan angka 11,10 mg/L, dimanfaatkan sebagai kebutuhan air bersih.
angka ini melebihi ambang batas baku mutu Kandungan total coliform yang cukup banyak
syarat baku mutu air higienis yaitu 10 mg/L, maka mengindikasikan adanya bakteri patogenik
parameter kimia zat organik air ini perlu seperti giardia dan cryptosporidium terkandung
diturunkan kadarnya menggunakan filter yang di dalam air tersebut (Chiras dan Reganold,
sudah dirancang, yang salah satu bahannya 2005). Bakteri patogen tersebut dapat
menggunakan serbuk keramik. menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti
Zat organik merupakan makanan disentri, kolera, penyakit saluran pencernaan,
mikroorganisme yang menyebabkan pesatnya tifus, hepatitis, polio dan lain sebagainya.
pertumbuhan mikroorganisme air, sehingga
membahayakan masyarakat yang Filter air hujan
menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan Berdasarkan hasil uji kualitas air hujan yang
sehari-hari. Air yang kelebihan zat organik dapat dilakukan, selanjutnya dirancang desain Sistem
menyebabkan kerusakan pada organ ginjal, hati, Pemanenan Air Hujan (SPAH). Desain SPAH yang
kulit, sistem saraf pusat (Agmalini et al ,2013). terintegrasi dengan filter pengolah air disajikan
Menurut penelitian Agmalini (2013), Salah pada Gambar 2.
satu cara untuk menetralkan kandungan logam
berat dan kandungan zat organik yang bersifat
merusak tubuh yaitu dengan menggunakan
teknologi membran. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan membran keramik dengan
perbandingan komposisi dari tanah liat, abu
batubara dan serbuk besi yaitu 67,5%:25%:7,5%.
Hasil analisa yang didapat memperlihatkan
adanya peningkatan kualitas air rawa yang
memenuhi persyaratan menjadi air minum.
Penurunan TDS, kandungan ion logam besi (Fe)
Gambar 2. Sistem Pemanenan Air Hujan (SPAH)
dan kandungan zat organik (Angka KMnO4)
(Sumber: penulis, 2021)
cenderung cukup tinggi yaitu TDS menjadi Komposisi media filter air hujan yang
sebesar 84 ppm, kandungan ion logam besi (Fe) dirancang berdasarkan hasil analisa uji kualitas air
menjadi sebesar 0,042 mg/L dan kandungan zat hujan, desain filter air hujan dilihat pada Gambar
organik (Angka KMnO4) menjadi sebesar 0,77 4.
mg/L dan pH sekitar 6,7. Hasil analisa terdapat Tabung filter air hujan terbuat dari pipa PVC
produk sesuai dengan 492/MENKES/PER/IV/2010 diameter 4 inchi, dengan panjang 80 cm.
tentang persyaratan kualitas air minum. Komposisi media filter, terdiri dari : karbon aktif,
tebal 25 cm; serbuk keramik, tebal 25 cm; pasir
Parameter Biologi vulkanik, tebal 15 cm; dan kerikil, tebal 10 cm.
Pengujian kualitas air dengan parameter
biologi menggunakan dua indikator yaitu
kandungan bakteri coliform total dan bakteri
fecal coliform. Bakteri coliform dapat bersumber
dari limbah, limpasan pertanian, kontaminasi
dengan tinja dan lainnya. Dari hasil uji parameter
biologi bakteri coliform total, air hujan yang
berada di kawasan Bandar Udara Inanwatan
menunjukkan angka <3,00/100 mL. Berdasarkan
Permenkes RI No.32 Tahun 2017, standar baku
mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan
kesehatan air untuk keperluan higien sanitasi,
jumlah bakteri dalam air hujan tersebut masih Gambar 3. Filter air hujan

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 343


(Sumber: penulis, 2021) Penelitian mengenai Pemanfaatan Air Hujan
Ukuran butiran media filter harus memenuhi Sebagai Sumber Air Bersih Di Wilayah Distrik
kualifikasi lolos ayakan seperti pada Tabel 3. Inanwatan – Papua Barat, disimpulkan bahwa:
Tabel 3. Ukuran butiran media filter a. Hasil uji kualitas air hujan menunjukkan
No. Ukuran Lubang warna air bernilai angka 78 TCU, warna air ini
Jenis Media Filter
Saringan Saringan (mm) melebihi ambang batas baku mutu syarat.
Kerikil 4 4,75 Parameter kimia yang diuji sudah memenuhi
Karbon aktif (arang) 30 0,60 baku mutu yang dipersyaratkan kecuali 3
Serbuk keramik 75 0,12 parameter kimia yaitu pH, Kadmium dan Zat
Pasir vulkanik 100 0,15 Organik (KMnO4). Sedangkan untuk
(Sumber: penulis, 2021) parameter biologi, hasil uji kualitas air hujan
Karbon aktif berfungsi sebagai penyaring dan nilai yang diperoleh masih jauh dari ambang
penjernih air, yaitu dengan cara; menyerap bau, batas yang dipersyaratkan. Komposisi media
menjernihkan air, mengambil klorin, dan filter air hujan yang dirancang berdasarkan
menyegarkan air. Karbon aktif merupakan hasil analisa uji kualitas air hujan.
material berpori-pori yang berfungsi menyerap b. Desain rancangan tabung filter air hujan
setiap kontaminan yang melaluinya. Karbon aktif terbuat dari pipa PVC diameter 4 inchi,
bekerja dengan cara penyerapan atau absorpsi. dengan panjang 80 cm. Komposisi media
Karbon aktif yang digunakan pada model filter ini filter, terdiri dari: karbon aktif, tebal 25 cm;
berasal dari arang tempurung kelapa, dan atau serbuk keramik, tebal 25 cm; pasir vulkanik,
arang kayu. Penggunaan karbon aktif juga tebal 15 cm; dan kerikil, tebal 10 cm.
bertujuan untuk meningkatkan nilai pH air hujan c. Hasil uji kualitas air hujan yang telah difiltrasi
sehingga memenuhi standar nilai pH air layak menunjukkan nilai di bawah ambang batas
konsumsi. Penggunaan serbuk keramik bertujuan maksimal menurut Peraturan Menteri
untuk menurunkan kadar ion Kadmium (Cd) dan Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32
Zat Organik (KMnO4) yang larut dalam air hujan. Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
Berdasarkan penelitian Febrina, L. (2015), Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan
penggunaan media filter keramik mampu Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene
mereduksi kadar ion Fe dan Mn, sampai dengan > Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan
90%. Menurut Kurniawati, S.D. (2017), pasir Pemandian Umum.
vulkanik dengan gradasi ukuran butiran yang
seragam berfungsi sebagai media penyaring, DAFTAR PUSTAKA
demikian pula penggunaan kerikil yang _______, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
mempunyai ukuran butiran relatif kecil dan Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 tentang
seragam, juga bertujuan sebagai media Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
penyaring. Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
Berdasarkan hasil uji kualitas air setelah Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang,
proses filtrasi, mengalami penurunan yang Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum.
signifikan terhadap parameter yang sebelumnya Agmalini, S., Lingga, N.N., Nasir, S., 2013,
melampaui Nilai Ambang Batas (NAB). Penurunan Peningkatan Kualitas Air Rawa Menggunakan
parameter terlampaui tersebut dilihat pada Tabel Membran Keramik Berbahan Tanah Liat
4. Alam dan Abu Terbang Batubara, Jurnal
Tabel 4. Hasil uji kualtisa air setelah filtrasi
Teknik Kimia No. 2, Vol. 19, April 2013.
No. PARAMETER UJI UNIT NILAI
HASIL UJI
Chiras, D. and J.P. Reganold, 2005, Natural
A. FISIKA Resource Conservation, dalam Wiryono
1. Warna TCU 36,00 (peny.), 2013, Pengantar Ilmu Lingkungan,
B. KIMIA Pertelon Media, Bengkulu.
1. pH mg/L 6,88 Dewa, R.P., 2015, Analisa Kandungan Timbal (Pb)
2. Kadmium mg/L 0,0045 dan Kadmium (Cd) Pada Air Minum Dalam
3. Zat Organik (KMnO4) mg/L 6,94 Kemasan Di Kota Ambon, MAJALAH BIAM
(Sumber: hasil pengujian, 2021) Vol. 11, No. 2 Desember 2015, Hal 76-82.
SIMPULAN DAN SARAN

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 344


Effendi, H., 2003, Telaah Kualitas Air, Kanisius;
Yogyakarta.
Febrina, L, Ayuna, A., 2014., Studi Penurunan
Kadar Besi (Fe) Dan Mangan (Mn) Dalam Air
Tanah Menggunakan Saringan Keramik,
Jurnal TEKNOLOGI, Universitas
Muhammadiyah Jakarta, Jakarta.
Herlambang, Arie, 2006, Pencemaran Air dan
Strategi Penangulangannya, JAI vol. 2 nomor
1, Peneliti Pusat Teknologi Lingkungan,
BPPT.
Kurniawati, S.D., Santjoko, H., Husein, A., 2017.,
Pasir Vulkanik sebagai Media Filtrasi dalam
Pengolahan Air Bersih Sederhana untuk
Menurunkan Kandungan Besi (Fe), Mangan
(Mn) dan Kekeruhan Air Sumur Gali, Jurnal
SANITASI, Poltekkes Yogyakarta, D.I.
Yogyakarta.
Mayasari, 2014, Analisis Kualitas Air Hujan Dan
Limpasan Melalui Media Green Roof di
Kampus IPB Darmaga Bogor, Skripsi.
https://repository.ipb.ac.id.
Rawat,S.K., R.K Singh., R.P Singh, 2012,
Remediation Of Nitrite Contamination In
Ground And Surface Waters Using Aquatic
Macrophytes, Jurnal Environtental Biol.
33:51-56.

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 345

Anda mungkin juga menyukai