Anda di halaman 1dari 16

1.

NOMOR 1

Pengertian air bersih

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002


tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian
mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya
memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan dapat diminum apabila dimasak.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, didapat beberapa pengertian mengenai :

1. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang
dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang
memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.
2. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
3. Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk tinja manusia dari
lingkungan permukiman.
4. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.
5. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan satu kesatuan
sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum.
6. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas dan/atau
meningkatkan sistemfisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan, manajemen,keuangan, peran
masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air
minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
7. Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan
konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi
sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum.
8. Penyelenggara pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut Penyelenggara adalah badan
usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, dan/atau
kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan
air minum.

Sumber Air Bersih

Berdasarkan petunjuk Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu perihal Pedoman


Perencanaan dan Desain Teknis Sektor Air Bersih, disebutkan bahwa sumber air baku yang perlu
diolah terlebih dahulu adalah:
1. Mata air, Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya sulit untuk
diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa lama.
2. Sumur dangkal (shallow wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang
kedalamannya kurang dari 40 meter.
3. Sumur dalam (deep wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang
kedalamannya lebih dari 40 meter.
4. Sungai, Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah
pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku yang didapat dari
sungai harus diolah terlebih dahulu, karena kemungkinan untuk tercemar polutan sangat
besar.
5. Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), Yaitu unit penampung air dalam jumlah
tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun tampungan dari air hujan.

Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum adalah (Budi D.
Sinulingga, Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal, 1999):

1. Air hujan. Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami pencemaran
sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.
2. Air permukaan tanah (surface water). Yaitu rawa, sungai, danau yang tidak dapat diminum
sebelum melalui pengolahan karena mudah tercemar.
3. Air dalam tanah (ground water). Yang terdiri dari air sumur dangkal dan air sumur dalam. Air
sumur dangkal dianggap belum memenuhi syarat untuk diminum karena mudah tercemar.
Sumber air tanah ini dapat dengan mudah dijumpai seperti yang terdapat pada sumur gali
penduduk, sebagai hasil budidaya manusia. Keterdapatan sumber air tanah ini sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti topografi, batuan, dan curah hujan yang jatuh di
permukaan tanah. Kedudukan muka air tanah mengikuti bentuk topografi, muka air tanah
akan dalam di daerah yang bertopografi tinggi dan dangkal di daerah yang bertopografi
rendah.

Di lain pihak sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan panjang adalah air yang jauh lebih
murni, dan pada umumnya dapat langsung diminum, namun memerlukan pemeriksaan laboratorium
untuk memastikan kualitasnya. Keburukan dari pemakaian sumur dalam ini adalah apabila diambil
terlalu banyak akan menimbulkan intrusi air asin dan air laut yang membuat sumber air jadi asin,
biasanya daerah-daerah sekitar pantai.

Mata air (spring water). Sumber air untuk penyediaan air minum berdasarkan kualitasnya dapat
dibedakan atas:

1. Sumber yang bebas dari pengotoran (pollution).


2. Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah (natural purification).
3. Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan (artificial treatment).

Standar Kualitas Air Bak

Air bersifat universal dalam pengertian bahwa air mampu melarutkan zat-zat yang alamiah dan
buatan manusia. Untuk menggarap air alam, meningkatkan mutunya sesuai tujuan, pertama kali
harus diketahui dahulu kotoran dan kontaminan yang terlarut di dalamnya. Pada umumnya kadar
kotoran tersebut tidak begitu besar.

Dengan berlakunya baku mutu air untuk badan air, air limbah dan air bersih, maka dapat dilakukan
penilaian kualitas air untuk berbagai kebutuhan. Di Indonesia ketentuan mengenai standar kualitas
air bersih mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 416
tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Berdasarkan SK Menteri
Kesehatan 1990 Kriteria penentuan standar baku mutu air dibagi dalam tiga bagian yaitu:

1. Persyaratan kualitas air untuk air minum.


2. Persyaratan kualitas air untuk air bersih.
3. Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah beroperasi.

Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas air tersebut harus
memenuhi persyaratan, yaitu:

Syarat fisik, antara lain:

1. Air harus bersih dan tidak keruh.


2. Tidak berwarna
3. Tidak berasa
4. Tidak berbau
5. Suhu antara 10o-25 o C (sejuk)

Syarat kimiawi, antara lain:

1. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun.


2. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.
3. Cukup yodium.
4. pH air antara 6,5 – 9,2.

Syarat bakteriologi, antara lain:

1. Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri
patogen penyebab penyakit.

Pada umumnya kualitas air baku akan menentukan besar kecilnya investasi instalasi penjernihan air
dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban
masyarakat untuk membayar harga jual air bersih.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977,


penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:

1. Aman dan higienis.


2. Baik dan layak minum.
3. Tersedia dalam jumlah yang cukup.
4. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.
Mengenai parameter kualitas air baku, Depkes RI telah menerbitkan standar kualitas air bersih tahun
1977 (Ryadi Slamet, 1984:122). Dalam peraturan tersebut standar air bersih dapat dibedakan
menjadi tiga kategori (Menkes No. 173/per/VII tanggal 3 Agustus 1977):

1. Kelas A. Air yang dipergunakan sebagai air baku untuk keperluan air minum.
2. Kelas B. Air yang dipergunakan untuk mandi umum, pertanian dan air yang terlebih dahulu
dimasak.
3. Kelas C. Air yang dipergunakan untuk perikanan darat.

Sistem Penyediaan Air Bersih

Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain: unit sumber air baku,
unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan unit konsumsi.

1. Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang mana pada
unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air tanah, air permukaan, air
hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan.
2. Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi kualitas air bersih
atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan bakteriologi, kualitas air baku yang
semula belum memenuhi syarat kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau minum
yang aman bagi manusia.
3. Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang menentukan jumlah
produksi air bersih atau minum yang layak didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir
dengan sistem pengaliran gravitasi atau pompanisasi. Unit produksi merupakan unit
bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber air menjadi air bersih. Teknologi pengolahan
disesuaikan dengan sumber air yang ada.
4. Unit transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi menuju ke beberapa tandon
atau reservoir melalui jaringan pipa.
5. Unit distribusi adalah merupakan jaringan pipa yang mengantarkan air bersih atau minum
dari tandon atau reservoir menuju ke rumah-rumah konsumen dengan tekanan air yang
cukup sesuai dengan yang diperlukan konsumen.
6. Unit konsumsi adalah merupakan instalasi pipa konsumen yang telah disediakan alat
pengukur jumlah air yang dikonsumsi pada setiap bulannya.

Proyeksi Kebutuhan Air Bersih

Semakin padat jumlah penduduk dan semakin tinggi tingkat kegiatan akan menyebabkan semakin
besarnya tingkat kebutuhan air. Variabel yang menentukan besaran kebutuhan akan air bersih
antara lain adalah sebagai berikut:

1. Jumlah penduduk
2. Jenis kegiatan
3. Standar konsumsi air untuk individu
4. Jumlah sambungan

Target pelayanan dapat merupakan potensi pasar atau mengacu pada kebijaksanaan nasional.
Asumsi-asumsi lain yang digunakan mengikuti kecenderungan data yang ada di lapangan serta
kriteria dan standar yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang, yaitu seperti:
1. Cakupan pelayanan
2. Jumlah pemakai untuk setiap jenis sambungan
3. Jenis sambungan
4. Tingkat kebutuhan konsumsi air
5. Perbandingan SR/HU
6. Kebutuhan Domestik dan Non Domestik
7. Angka kebocoran
8. Penanggulangan kebakaran

Perencanaan pengadaan sarana prasarana air bersih dilakukan dengan memperhitungkan jumlah
kebutuhan air yang diperlukan bagi daerah perencanaan. Proyeksi kebutuhan air dihitung dengan
menggunakan data proyeksi jumlah penduduk, standar kebutuhan air bersih, cakupan pelayanan,
koefisien kehilangan air, dan faktor puncak yang diperhitungkan untuk keamanan hitungan
perencanaan.

2. NOMOR 2

Pengertian limbah

Limbah adalah sisa atau sampah yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia atau makhluk hidup
yang beredar di lingkungan.

b. Macam – macam limbah

Berdasarkan tingkat toksisitasnya limbah dibedakan menjadi 2 macam yaitu: limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun) dan limbah non-B3

Berdasarkan asalnya limbah dibedakan menjadi 3 yaitu: limbah rumah tangga, limbah pertanian dan
limbah industry.

Berdasarkan sifat kimiawinya dibedakan menjadi 2 macam yaitu limbah organic dan limbah
anorganik.

Berdasarkan wujudnya limbah dibedakan menjadi 3 macam yaitu limbah padat, cair, dan gas.

Berdasarkan sifatnya limbah dibedakan menjadi 6 yaitu limbah mudah meledak, mudah terbakar,
reaktif, beracun, penyebab infeksi dan korosif.

c. Karakteristik limbah :

Pada umumnya sesuatu yang ada di bumi ini memiliki suatu karakteristik yang berbeda. Termasuk
juga limbah yang mempunyai karakteristik sebagai berikut :
Berukuran mikro

Karekteristik ini merupakan karakterisik pada besar kecilnya limbah/ volumenya. Contoh dari limbah
yang berukuran mikro atau kecil atau bahkan tidak bias terlihat adalah limbah industri berupa bahan
kimia yang tidak terpakai yang di buang tidak sesuai dengan prosedur pembuangan yang dianjurkan.

Dinamis

Mungkin yang dimaksud dinamis disini adalah tentang cara pencemarannya yang tidak dalam waktu
singkat menyebar dan mengakibatkan pencermaran. Biasanya limbah dalam menyerbar di perlukan
waktu yang cukup lama dan tidak diketahui dengan hanya melihat saja. Hal ini dikarenakan ukuran
limbah yang tidak dapat dilihat

Berdampak luas (penyebarannya)

Luasnya dampak yang di timbulkan oleh limbah ini merupakan efek dari karakteristik limbah yang
berukuran mikro yang tak dapat dilihat dengan mata tellanjang. Contoh dari besarnya dampak yang
ditimbulkan yaitu adanya istilah “Minamata disease” atau keracunan raksa (Hg) di Jepang yang
mengakibatkan nelayan-nelayan mengidap paralis (hilangnya kemampuan untuk bergerak karena
kerusakan pada saraf). Kejadian ini terajadi di Teluk Minamata dan Sungai Jintsu karena pencemaran
oleh raksa (Hg).

Berdampak jangka panjang (antar generasi)

Dampak yang ditimbulkan limbah terutama limbah kimia biasanya tidak sekedar berdampak pada
orang yang terkena tetapi dapat mengakibatkan turunannya mengalami hal serupa.

Dari karakteristik limbah di atas pencemaran limbah juga didukung oleh adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi pencemaran limbah terhadap lingkungan diantaranya :

1.Volume Limbah

Tentunya semakin banyak limbah yang dihasilkan oleh manusia dampak yang akan ditimbulkan
semakin besar pula terasa

2.Kandungan Bahan Pencemar

Kandunngan yang terdapat di limbah ini mengakibatkan pencemaran lingkungan apabila


kandunganya berbahaya dapat mengakibatkan pencemaran yang fatal bahkan dapat membunuh
manusia serta mahluk hidup sekitar.

3.Frekuensi Pembuangan Limbah

Pada saat sekarang ini pembuangan limbah semakin naik frekuensinya di karenakan banyaknya
industry yang berdiri. Dengan semakin banyak frekuensi limbah tentunya pembuanganlimbah
menjadi tidak terkandali dan usaha untuk mengolahnya tidak dapat maksimal dikarenakan
pengolahan limbah yang masih jauh dari harapan kita semua

d. Cara pengolahan dan pemanfaatan limbah


Beberapa usaha dalam mengatasi limbah sebagai berikut: Reduce, Reuse, dan Recycle, pembuatan
kompos, pembuatan biogas, treatment dan pengolahan secara aerobic.

3. NOMOR 3

PENGERTIAN KESEHATAN KERJA

Kesehatan kerja merupakan sebuah bentuk dari adanya jaminan kesehatan yang di
berikan pada seseorang pada saat sedang melakukan sebuah pekerjaan. Menurut World
Health Organization, kesehatan kerja merupakan sebuah upaya yang bertujuan untuk
dapat peningkatan dan juga pemeliharaan terhadap derajat kesehatan baik secara fisik,
mental ataupun sosial bagi pekerja untuk semua jenis pekerjaan yang di lakukan.

Adapun untuk pencegahan terhadap gangguan kesehatan yang di berikan kepada para
pekerja di karenakan oleh kondisi pekerjaan. Perlindungan ni di berikan kepada para
pekerja yang di dalam melakukan pekerjaannya memiliki risiko yang tinggi akibat dari
faktor yang bisa merugikan kesehatan. Adapun untuk penempatan dan juga pemeliharaan
untuk para pekerja dalam suatu lingkungan kerja akan disesuaikan dengan bagaimana
kondisi fisiologi dan psikologis dan pekerja itu sendiri.

Sedangkan kesehatan kerja menurut Suma’mur, definisi kesehatan kerja sebagai


sebuah spesialisasi yang terdapat di dalam ilmu kesehatan. Hal ini agar masyarakat
pekerja dapat memperoleh derajat kesehatan dengan baik, baik fisik ataupun mental dan
juga sosial dengan berbagai usaha-usaha preventif dan juga kuratif terhadap berbagai
jenis penyakit dan berbagai gangguan-gangguan kesehatan yang bisa terjadi karena
diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan atau lingkungan kerja.

TUJUAN KESEHATAN KERJA

Ada banyak sekali tujuan kesehatan kerja yang di tujukan kepada para pekerja ini. Hal
ini menjadi hal yang sangat penting khususnya bagi mereka yang memiliki pekerjaan
dengan resiko yang tinggi. Maka dari itu, memberikan jaminan kesehatan kerja adalah
tujuannya, dengan adanya kesehatan kerja ini tentunya akan lebih menjamin bagaimana
kondisi kesehatan seseorang ataupun memberikan jaminan apabila seseorang pekerja bisa
saja mengalami kecelakaan ataupun terluka ketika melakukan pekerjaannya.

Sebagai contohnya misalnya adalah petugas pemadam kebakaran ataupun kuli


bangunan, memiliki kesehatan kerja adalah hal yang penting mengingat resiko yang berat
yang harus mereka hadapi agar dapat menjalankan tugasnya. Jadi misalnya seseorang
tersebut terluka ataupun sakit maka kesehatan kerja dapat menjadi jaminan bagi
kesejahteraan mereka.

Tujuan lain dari kesehatan kerja yaitu untuk menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman dan aman. Dengan adanya kesehatan kerja ini tentunya dapat membuat para
pekerja menjadi lebih nyaman dan leluasa dalam menjalankan tugas mereka tanpa adanya
rasa khawatir untuk hal-hal yang tidak di inginkan terjadi.

PENTINGNYA KESEHATAN KERJA

Kesehatan kerja tentunya akan memainkan peranan yang penting untuk kelangsungan
para pekerja. Seperti halnya para pekerja yang bekerja pada sector pertanian. Maka
mereka akan cenderung beresiko terhadap penyakit paru-paru karena asap dan hal
lainnya. Dengan adanya kesehatan kerja, maka akan dapat lebih membantu mereka.

Selain itu sebagai contoh lain adalah bagi seseorang yang bekerja di industri
pertambangan yang memungkinkan mereka akan mudah untuk terserang atau terhirup
zat-zat yang berbahaya sehingga dapat mengancam keselamatan jiwa mereka. Dengan
adanya kesehatan kerja ini tentunya akan lebih membantu untuk menjamin kesehatan dan
keselamatan mereka.

4. NOMOR 4

Pengertian Keselamatan Kerja

Terdapat banyak pengertian Keselamatan Kerja yang di ungkapkan berdasar sebagian sumber.
Menurut Suma’mur 1996, Keselamatan Kerja adalah satu fasilitas yang di kerjakan untuk lakukan
usaha mencegah pada ada kecelakaan, cacat, maupun kematian sebagai bentuk akibatnya karena
kecelakaan kerja.

Bagi mereka beberapa pekerja, keselamatan kerja adalah satu gerbang keamanan tenaga kerja yang
menyangkut pada sistem produksi serta distribusi baik berbentuk barang ataupun layanan. Terdapat
beberapa kaitan dari keselamatan kerja yaitu seperti dengan mesin pesawat, alat kerja, bahan, serta
beragam sistem pemrosesan dalam lakukan pekerjaan.

Hal semacam ini di kerjakan karena karenanya ada Keselamatan Kerja, maka satu usaha manfaat
memberi aksi aktif pada beberapa hal yg tidak dikehendaki. Hal semacam ini bisa di kerjakan
karenanya ada aksi preventif pada bentuk tanggung jawab untuk lakukan pekerjaan. Keselamatan
kerja juga mempunyai sebagian maksud yang akan di terangkan selanjutnya didalam artikel ini.

Maksud Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja mempunyai maksud yakni agar bisa melindungi kesehatan dari tenaga kerja
untuk tingkatkan efisiensi dari pekerja dan adalah satu aksi mencegah pada kecelakaan beberapa
kerja. Diluar itu, maksud keselamatan kerja juga untuk menanggung semua keutuhan serta
kesempurnaan dari beberapa pekerja baik dengan cara rohani ataupun jasmani yang mencakup hasil
kerja budaya untuk kesejahteraan orang-orang.

Mengenai Keselamatan Kerja juga mencakup mencegah pada kecelakaan, serta kurangi penyakit
yang di sebabkan oleh pekerjaan, kurangi cacat, serta mencegah pada kematian. Keselamatan Kerja
juga mencakup pemeliharaan material dan konstruksi yang semuanya untuk tingkatkan skala hidup
kesejahteraan manusia.

Terdapat beberapa beberapa segi yang mencakup keselamatan kerja yang salah satunya yaitu untuk
mendukung terlaksananya beragam beberapa pekerjaan pemerintah dalam bagian penambahan
skala hidup pekerja dalam satu perusahaan seperti perusahaan industry, pertanian, perkebunan, dan
yang lain.

Mengenai untuk standard Keselamatan Kerja yakni mencakup ada pelindung tubuh seperti
pelindung tangan, mata, hidung, kaki, serta telinga. Alat pengamanan listrik untuk pekerja yang
terkait dengan hal listrik yang pastinya cukup membahayakan. Diluar itu, juga ada pengamanan
ruang seperti ada sistem alarm dan pemadam kebakaran, sitem penerangan, hidran, dan ada banyak
yang lain.

Contoh Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah hal yang begitu penting. Oleh karena itu, tiap-tiap orang sebaiknya
senantiasa memerhatikan permasalahan keselamatan kerja. Kita semuanya akan tidak tahu kapan
dan di mana kita akan memperoleh musibah karena ada sangat banyak peluang seorang akan
memperoleh kecelakaan dan jika seorang tak lakukan bentuk mencegah untuk keselamatan diri anda
sendiri maka, efek yang di peroleh dapat begitu fatal. Oleh dari itu terdapat beberapa contoh
keselamatan kerja yang dapat anda kerjakan.

Pengertian keselamatan kerja

Contoh dari keselamatan kerja salah satunya yaitu dengan memakai baju keselamatan kerja sebagai
satu diantara pelindung tubuh dari beragam bahaya yang dapat mencemoohkakan badan beberapa
pekerja. Baju ini dapat kita saksikan misalnya yaitu untuk beberapa pekerja pemadam kebakaran
yang memakai baju yang cerah seperti warna orange. Hal semacam ini mempunyai tujuan sebagai
pemberi tanda bagi seorang dalam tempat pekerja.

tujuan keselamatan kerja:

1. untuk meningkatkan produktifitas kerja


2. untuk menciptakan keselamatan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan
3. untuk mepelihara sumber produksi
4. untuk melindungi lingkungan dari pencemaran
5. meningkatkan kesejateraan di lingkungan masyarakat

5. NOMOR 5

Manajemen Risiko

Sebagai bagian dari proses manajemen, penerapan manajemen risiko

dalam SMK3 bertujuan untuk membantu pihak manajemen untuk mencegah

terjadinya kerugian pada perusahaan melalui pengelolaan risiko yang akurat.

Dalam manajemen risiko, penilaian risiko sangat berpengaruh dalam menentukan

akibat atau pemaparan potensi bahaya, sebab melalui penilaian risiko, maka

kecelakaan akibat kerja dapat dicegah ataupun dihilangkan (A. M. Sugeng

Budiono, 2005:210).

Menurut Rudi Suardi (2007:69), manajemen risiko merupakan inti dari

Sistem Manajemen K3 , karena itu secara khusus OHSAS dan Permenaker

No.05/Men/1996 mempersyaratkan adanya pengelolaan risiko. Sebuah organisasi

dapat menerapkan metode pengendalian risiko apapun sejauh metode tersebut

mampu mengidentifikasi, mengevaluasi dan memilih prioritas risiko dan

mengendalikan risiko dengan melakukan pendekatan jangka pendek dan jangka

panjang.
Identifikasi Bahaya

Langkah pertama dalam proses manajemen risiko adalah melakukan

identifikasi bahaya tempat kerja atau tempat yang berpeluang mengalami

kerusakan. Cara sederhana untuk memulai menentukan bahaya dapat dilakukan

dengan membagi area kerja berdasarkan kelompok (Rudi Suardi, 2007:74),

Apa itu Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko (Job Safety Analysis & Risk Assessment) ??

Merupakan suatu program kerja yang didalamnya terdapat proses mengenali bahaya pada suatu
pekerjaan, membuat identifikasi bahaya dan nilai dari resiko bahaya tersebut kemudian melakukan
pengendalian terhadap resiko bahaya yang telah teridentifikasi.

Apa Tujuan Dilakukan Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko (Job Safety Analysis & Risk
Assessment) ??

Memantau resiko-resiko bahaya yang jarang diketahui atau beberapa resiko bahaya yang tidak
dihiraukan dalam pekerjaan, padahal beresiko kecelakaan atau pada kesehatan.

Menentukan cara laksana kedali bahaya dan mengurangi resiko kecelakaan.

Acuan dalam menentukan APD (Alat Pelindung Diri) dan dasar pengajuan ke Manajemen.

Tujuan akhir dari program ini adalah menurunkan angka kecelakaan kerja dan meningkatkan
produktifitas.

Bagaimana Metode untuk melakukan Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko (Job Safety Analysis &
Risk Assessment)??

1. Tentukan pekerjaan yang akan diperiksa potensi bahayanya.

– Pekerjaan yang memerlukan JSA&RA adalah pekerjaan yang potensi bahaya yang berdampak pada
kecelakaan kerja

– Merupakan pekerjaan baru dengan potensi bahaya untuk terjadi kecelakaan kerja

– Pekerjaan lama dengan alat-alat baru sehingga menimbulkan perubahan pada langkah kerja.

2. Pecahkan pekerjaan menjadi langkah-langkah kerja

– Menetapkan langkah-langkah kerja sederhana yang akan dilaksanakan.

– Batasi secara umum langkah-langkah kerja tersebut, misal : maksimal 10 langkah kerja

3. Tentukan tahap kerja kritis

Tahap kerja kritis adalah tahap kerja dimana pada tahap tersebut dinilai memiliki potensi bahaya
yang berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja.

4. Kenali sumber bahaya


– Sumber bahaya mekanik : Putaran mesin, angkat-angkut, roda gigi, rantai, beban, handling,dll.

– Sumber bahaya fisik&kimia : Listrik, Tekanan, Vibrasi, Suhu, Kebisingan, bahan kimiadll.

– Pertimbangkan cidera akibat Jatuh, Ledakan, Paparan gas/kimia, asap, regangan otot, dll.

– Pertimbangkan lingkungan kerja, peralatan, rekan kerja.

– pertimbangkan kemungkinan personil yang dapat cidera yaitu pelaksana kerja tersebut atau rekan
kerja.

5. Pengendalian

Tentukan tindakan pengendalian bahaya berdasarkan hirarki pengendalian atau biasa disebut urutan
langkah pengendalian. antara lain :

– Rekayasa teknik yaitu melakukan pengamanan terhadap mesin yang dinilai memiliki bahaya
berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.

– Administratif yaitu memberikan pelatihan dan sertifikasi, Briefing K3, rotasi kerja, dll.

– Evaluasi cara kerjanya

– Berikan Alat Pelindung diri

6. Pencatatan

– Urutkan langkah kerja

– Jelaskan langkah kerja

– Pengendalian

– Dokumentasikan JSA&RA pada formulir.

7. Komukasikan

Sosialisasikan kepada pelaksana pekerjaan

8. Tinjau Ulang

Lakukan peninjauan ulang JSA apabila terjadi hal-hal berikut :

– Saat pekerjaan selesai

– Ada sumber bahaya lain teridentifikasi

– Ada metode pekerjaan yang berubah

dari langkah-langkah tersebut sudah bisa dilaksanakan sebuah program JSA&RA idealnya pembuatan
JSA&RA dapat dibentuk tim antara lain :

1. Atasan dari pelaksana pekerjaan


2. perwakilan pekerja yang melakukan pekerjaan

3. Ahli K3 Perusahaan.

Resiko (R) :

Merupakan suatu nilai yang ditetapkan untuk menentukan suatu tingkatan dampak/akibat
berdasarkan keparahan yang disebabkan oleh kecelakaan kerja.

Level-1 (Sangat Ringan) Tidak ada cedera, kerugian biaya rendah, kerusakan peralatan ringan.

Level-2 (Ringan) Cedera ringan (hanya membutuhkan P3K), peralatan rusak ringan.

Menyebabkan cidera yang memerlukan perawatan medis ke rumah


Level-3 (Sedang)
sakit, peralatan rusak sedang.

Menyebabkan cidera yang menyebabkan cacatnya angota tubuh


Level-4 (Berat)
permanen, peralatan rusak berat.

Menyebabkan kematian 1 orang atau lebih, kerusakan berat pada


Level-5 (Fatal)
mesin sehingga mengganggu proses produksi.

Peluang (P) :

Merupakan suatu nilai yang ditetapkan sebagai untuk menentukan tingkat keseringan terhadap
kejadian kecelakaan.
Level-1 (Sangat Jarang) Hampir tidak pernah terjadi

Level-2 (Jarang) Frekuensi kejadian jarang terjadi waktu tahunan

Level-3 (Mungkin terjadi) Frekuensi kejadian sedang dalam waktu bulanan

Level-4 (Sering) Hampir 100 % terjadi kejadian tersebut.

Level-5 (Pasti terjadi) 100 % kejadian pasti terjadi.

Tingkat Bahaya :

Merupakan hasil perkalian dari Resiko (R) dan Peluang (P) sehingga dapat ditetapkan sebagai tingkat
bahaya dari suatu pekerjaan yang dilakukan.

Tingkat Bahaya = R x P

5 5 10 15 20 25

4 4 8 12 16 20
3 3 6 9 12 15

2 2 4 6 8 10

1 1 2 3 4 5

RxP 1 2 3 4 5

Tingkat Bahaya Score Keterangan

Rendah 1-4 Masih dapat ditoleransi

Sedang 5-10 Dikendalikan sampai batas toleransi

Tinggi 12-25 Pemantauan intensif & Pengendalian

6. NOMOR 6
Bahan Kimia berbahaya menurut pasal 1 KEPMEN Tenaga Kerja RI NO. KEP.
187/MEN/1999 adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang
berdasarkan sifat kimia dan fisika dan atau toksikologi berbahaya terhafap tenaga
kerja, instalasi dan lingkungan
Sedangkan pengendalian bahan kimia berbahaya adalah upaya yang dilakukan untuk
mencegah dan atau mengurangi resiko akibat penggunaan bahan kimia berbahaya di
tempat kerja terhadap tenaga kerja, alat-alat kerja dan lingkungan.
Pengusaha atau pengurus yang mengunakan, menyimpan, memakai, produksi dan
mengangkut bahan kimia berbahaya di tempat kerja wajib mengendalikan bahan
kimia berbahaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja.

Pengendalian bahan kimia dimaksud meliputi :


a. Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) dan Label.
b. Penunjukan petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia.

Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) meliputi keterangan tentang :


a. Identitas bahan dan peusahaan.
b. Komposisi bahan
c. Identifikasi bahaya
d. Tindakan petolongan pertama pada Kecelakaan (P3K).
e. Tindakan penanggulangan kebakaran.
f. Tindakan mengatasi kebocoran dan tumpahan.
g. Penyimpanan dan penanganan bahan
h. Pengendalian pemajanan dan alat pelindung diri.
i. Sifat fisika dan kimia .
j. Stabilitas dan reaktifitas bahan.
k. Informasi toksikologi.
l. Informasi Ekologi
m. Pembuangan limbah.
n. Pengangkutan Bahan.
o. Informasi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
p. Informasi lain yang diperlukan.
Label meliputi keterangan mengenai :
a. Nama poduk.
b. Identifikasi bahaya.
c. Tanda bahaya dan artinya.
d. Uraian resiko dan penangulangannya.
e. Tindakan pencegahan.
f. Intruksi dalam hal terkena atau terpapar.
g. Intruksi kebakaran.
h. Intruksi tumpahan atau bocoran.
i. Intruksi pengisian dan penyimpanan.
j. Referensi.
k. Nama, alamat dan nomor telepon pabrik pembuat atau distributor.
Lembar Data Keselamatan Bahan dan Label diletakan di tempat yang mudah
diketahui oleh tenaga kerja dan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan.
Kriteria bahan kimia berbahaya terdiri dari :
a. Bahan beracun.
b. Bahan sangat beracun.
c. Cairan mudah terbakar.
d. Cairan sangat mudah terbakar.
e. Gas mudah terbakar.
f. Bahan mudah meledak.
g. Bahan reaktif.
h. Bahan oksidator.

Anda mungkin juga menyukai