Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH REKAYASA LINGKUNGAN

MENGIDENTIFIKASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DI PERUMAHAN

MAKALAH PROGRAM PPM

Oleh:
RIFQI MAULANA
Npm:2021310017
Jurusan Teknik sipil
Fakultas Teknik

UNIVERSITAS ISKANDAR MUDA


2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rekayasa lingkungan merupakan salah satu mata kuliah yang diajarkan di
Program Studi Teknik Sipil. Rekayasa Lingkungan membahas tata cara pengelolaan
dan pandangan terhadap pelestarian lingkungan. Rekayasa Lingkungan adalah ilmu
teknik sipil yang mempelajari tentang tata cara membangun konstruksi teknik sipil
yang dapat mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan alam.
Dalam pembahasan ini kami mengambil Air sebagai objek identifikasi kami.
Air merupakan sumberdaya alam yang sangat penting dan mutlak diperlukan
oleh semua ciptaan Tuhan, baik manusia, hewan, dan juga tumbuhan. Bagi
kehidupan manusia, air memegang peranan yang sangat penting, tidak hanya untuk
metabolisme tubuh tetapi juga untuk keperluan-keperluan lainnya seperti pelarut
mineral/kimia, pelapuk mineral, dan mengimbangi penguapan. Selain itu air juga
digunakan dalam proses kehidupan manusia untuk kebutuhan sehari–hari seperti
keperluan rumah tangga, keperluan industri, keperluan pertanian, keperluan
pertambangan, dan sebagainya. Menurut Indarto (2010:3), “air adalah substansi
yang paling melimpah dipermukaan bumi, merupakan komponen utama bagi semua
makhluk hidup, dan merupakan kekuatan utama yang secara konstan membentuk
permukaan bumi. Air juga merupakan faktor penentu dalam pengaturan iklim
dipermukaan bumi.?
Dalam rekayasa lingkungan penyediaan air terbagi menjadi dua yaitu
penyediaan air bersih dan penyediaan air limbah,disini kami mengambil penyediaan
air bersih di perumahan pastoran gereja hati santa perawan tak bernoda yang
beralamat di jalan kom yos sudarso.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Berapa jumlah penduduk/jiwa di perumahan ?
2. Dari mana sumber air yang digunakan ?
3. Berapa kebutuhan air untuk 1 orang perhari ?
3. Bagaimana metode penyaluran/distribusinya ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan informasi mengenai sumber air bersih yang digunakan
2. Untuk mendapatkan informasi mengenai jumlah air bersih yang digunakan.
3. Untuk mendapatkan informasi mengenai upaya penduduk dalam memenuhi
kebutuhan air bersih untuk keperluan di perumahan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyediaan Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan
menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih
adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun
persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi
kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak
menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum Permenkes No.
416/Menkes/PER/IX/1990) dan penyediaan air bersih yang layak untuk
dikonsumsi harus memenuhi Permenkes No.173/Menkes/Per/VII/1977. Sistem
adalah seperangkat elemen atau komponen yang saling bergantung atau berinteraksi
satu dengan lain menurut pola tertentu dan membentuk satu kesatuan untuk
mencapai tujuan tertentu (Sinulingga, 2008). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum, didapat beberapa pengertian mengenai :
1. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah
air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air
hujan yangmemenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk airminum.
2. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.
2.2 Syarat Penyediaan Air
Terdapat beberapa persyaratan dalam penyediaan air bersih, diantaranya:
1. Persyaratan Kualitas
Persyaratan kualitas menggambarkan mutu dari air baku air bersih. Dalam
Modul Gambaran Umum Penyediaan dan Pengolahan Air Minum Edisi Maret
2003 dinyatakan bahwa persyaratan kualitas air bersih adalah sebagai berikut:

a. Persyaratan Fisik
Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Selain itu
juga suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang lebih 25 oC,
dan apabila terjadi perbedaan maka batas yang diperbolehkan adalah 25oC ± 3oC.
b. Persyaratan Kimiawi
Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang
melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia antara lain adalah: pH yang
diperbolehkan berkisar antara 6,5-8,5, total solid, zat organik, CO,agresif.
kesadahan, kalsium (Ca), besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn),
chloride (Cl), nitrit, flourida (F), serta logam berat.
c. Persyaratan bakteriologis
Air bersih tidak boleh mengandung kuman pathogen dan parasitik yang
mengganggu kesehatan. Persyaratan bakteriologis ini ditandai dengan tidak
adanya bakteri E. Coli atau fecal coli dalam air.
d. Persyaratan radioaktifitas
Persyaratan radioaktifitas mensyaratkan bahwa air bersih tidak boleh mengandung
zat yang menghasilkan bahan-bahan yang mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta
dan gamma.
2. Persyaratan Kuantitas (Debit)
Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari
banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah dan jumlah penduduk yang
akan dilayani. Persyaratan kuantitas juga dapat ditinjau dari standar debit air
bersih yang dialirkan ke konsumen sesuai dengan jumlah kebutuhan air bersih.
Kebutuhan air bersih masyarakat bervariasi, tergantung pada letak geografis,
kebudayaan, tingkat ekonomi, dan skala perkotaan tempat tinggalnya.
3. Persyaratan Kontinuitas
Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi debit
yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun musim hujan.
Kontinuitas juga dapat diartikan bahwa air bersih harus tersedia 24 jam per hari,
atau setiap saat diperlukan, kebutuhan air tersedia. Akan tetapi kondisi ideal
tersebut tidak dapat dipenuhi pada setiap wilayah di Indonesia, sehingga untuk
menentukan tingkat kontinuitas pemakaian air dapat dilakukan dengan cara
pendekatan aktifitas konsumen terhadap prioritas pemakaian air. Prioritas
pemakaian air yaitu minimal selama 12 jam per hari, yaitu pada jam-jam aktifitas
kehidupan, yaitu pada pukul 06.00-18.00. yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan
reservoir pelayanan dan fasilitas energi yang siap setiap saat. Sistem jaringan
perpipaan didesain untuk membawa suatu kecepatan aliran tertentu. Kecepatan
dalam pipa tidak boleh melebihi 0,6-1,2 m/dt. Ukuran pipa harus tidak melebihi
dimensi yang diperlukan dan juga tekanan dalam sistem harus tercukupi. Dengan
analisis jaringan distribusi, dapat ditentukan dimensi atau ukuran pipa yang
diperlukan sesuai dengan tekanan minimum yang diperbolehkan agar kuantitas
aliran terpenuhi. Kontinuitas aliran sangat penting ditinjau dari dua aspek. Pertama
adalah kebutuhan konsumen. Sebagian besar konsumen memerlukan air untuk
kehidupan dan pekerjaannya, dalam jumlah yang tidak ditentukan. Karena itu,
diperlukan pada waktu yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan reservoir
pelayanan dan fasilitas energi yang siap setiap saat.
2.3 Penyediaan Air
1. Sumber Air
merupakan salah satu unsur yang paling banyak terdapat di muka bumi. Air bisa
berasal dari beberapa sumber yang ada di bumi, seperti yang dijelaskan di bawah
ini. Air pada dasarnya bisa berasal dari air permukaan maupun air tanah. Air
permukaan ini adalah sumber air yang letaknya berada di atas permukaan tanah.
Sedangkan air tanah adalah air yang letaknya berada di bawah permukaan tanah.
Jika melihat dari pengertian air yang menyebutkan jika air adalah hasil ikatan
senyawa hidrogen dan oksigen yang kemudian membentuk senyawa, maka kedua
unsur ini bisa ditemukan dengan mudah di dalam atmosfer bumi dan pembentukan
keduanya juga dapat terjadi di lapisan atmosfer. Karena itu, sumber air juga dapat
berasal dari air hujan, yang proses pembentukannya terjadi pada atmosfer bumi.
Untuk air permukaan, sudah umum diketahui beberapa tempat yang menjadi
sumber air permukaan. Misalnya saja sungai dan danau, yang mana pada dasarnya
kedua area ini adalah area penampungan hujan. Ketika hujan turun, maka dua
tempat inilah yang akan menampung tetesan air hujan yang jatuh ke bumi agar
terkumpul dan nantinya bisa dimanfaatkan oleh makhluk hidup. Sedangkan air
tanah juga berasal dari hujan, namun tidak jatuh di area-area yang sudah disebutkan
di atas (sungai dan danau). Air hujan akan jatuh ke atas permukaan tanah dan
merembes ke dalam tanah kemudian tersimpan sebagai air tanah. Untuk lebih
memahami proses ini, Anda bisa melihat materi tentang siklus air.
2. Pipa Transmisi
Pipa Transmisi adalah pipa yang digunakan untuk menyalurkan air dari Sumber
Mata Air atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) ke Reservoir (bak penampung). Pipa
yang digunakan sebagai Trasmisi biasanya memiliki diameter 200 mm ke atas.
3. Pengolahan/Penampung
Instalasi Pengolahan Air atau Water Treatment Plant adalah suatu rangkaian
modul peralatan yang bekerja berkesinambungan mengolah air baku menjadi air
yang aman dikonsumsi. Rangkaian peralatan tersebut dirancang untuk
mempermudah operator dalam mengaplikasikan teknik pengolahan air sehingga
hasil produksi air dapat dimaksimalkan dan kualitas dapat terjaga secara
menyeluruh.
Berdasarkan instalasi pengolahannya, pengolahan air dibedakan menjadi:
1. Pengolahan air skala rumah tangga
2. Pengolahan air skala besar
Pengolahan air skala rumah tangga adalah pengolahan air yang diaplikasikan
dalam skala rumah tangga. Jenis peralatan yang digunakan bisa menggunakan
model penyaringan pasir, keramik filter, atau ultra filter. Model pengendapan
dengan menggunakan drum, ember, ijuk, dan lain-lain bahan yang mudah ditemui
sehari-hari.
Pengolahan air skala besar berkorelasi dengan besarnya produksi air. Skala
produksi pengolahan jenis ini bisa mencukup kebutuhan banyak orang. Peralatan
untuk menunjang proses pengolahan air hingga sampai ke pengguna berukuran
besar dan didisain berkapasitas produksi besar. Ukuran peralatan inilah yang
membedakan dengan pengolahan air skala rumah tangga.
4. Distribusi
Perencanaan teknis jaringan distribusi air bersih digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan jaringan distribusi air bersih, sehingga jaringan yang
direncanakan dapat memenuhi persyaratan teknis dan hidrolis serta ekonomis.
Sistem distribusi air bersih bertujuan untuk mengalirkan/membagikan air bersih
ke seluruh daerah pelayanan dengan merata dan berjalan secara terus menerus
sesuai dengan kebutuhan konsumen. Untuk kelancaran sistem pendistribusian
tersebut, perlu diperhatikan faktor-faktor berikut :
Tersedianya tekanan yang cukup pada jaringan pipa distribusi, sehingga air
masih bisa mengalir ke konsumen dengan sisa tekanan yang cukup. Kuantitas air
yang mencukupi kebutuhan penduduk/konsumen dan dapat melayani 24 jam.
Kualitas air bersih terjamin mulai dari pipa distribusi sampai ke konsumen.
2.3 Sistem Perencanaan
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk adalah jumlah manusia yang bertempat tinggal/berdomisili
pada suatu wilayah atau daerah dan memiliki mata pencaharian tetap di daerah itu
serta tercatat secara sah berdasarkan peraturan yang berlaku di daerah tersebut.
pencatatan atau peng-kategorian seseorang sebagai penduduk biasanya
berdasarkan usia yang telah ditetapkan. Sehingga kita dapat memproyeksikan
jumlah penduduk yang akan datang.
2. Sumber Air Baku
Sumber air baku yang dapat digunakan untuk kebutuhan air minum dapat
terdiri dari mata air, air permukaan (sungai, danau, waduk, dll.), air tanah (sumur
gali, sumur bor) maupun air hujan. Dari segi kualitas air, kualitas mata air relatif
jernih dibandingkan dengan kualitas sumber air dari air permukaan pada
umumnya, dengan demikian mata air lebih baik digunakan dibandingkan dengan
air permukaan. Namun demikian keberadaan mata air ini pada saat ini terus
berkurang keberadaannya. Air tanah, yang umumnya mempunyai kandungan besi
dan mangan relatif lebih besar dari sumber air yang lain, pemakaiannya juga
sudah harus mulai dikurangi atau dihentikan sehubungan dengan masalah
penurunan muka tanah. Air hujan yang keberadaannya sangat tergantung musim,
masih dapat digunakan sebagai sumber air baku dengan membangun tangki
penampungan atau waduk dalam skala besar.
3. Kebutuhan Air Satu Orang /Hari
Analisis kebutuhan air bersih untuk masa mendatang menggunakan
standarstandar perhitungan yang telah ditetapkan. Kebutuhan air untuk fasilitas-
fasilitas social ekonomi harus dibedakan sesuai peraturan PDAM dan
memperhatikan kapasitas produksi sumber yang ada, tingkat kebocoran dan
pelayanan. Faktor utama dalam analisis kebutuhan air adalah jumlah penduduk
pada daerah studi. Jumlah penduduk diproyeksi beberapa tahun mendatang yang
diinginkan Dari proyeksi tersebut kemudian dihitung jumlah kebutuhan air dari
sektor domestic dan non domestik berdasarkan kriteria Ditjen Cipta Karya.
a. Kebutuhan domestik
Kebutuhan domestik adalah kebutuhan air bersih untuk pemenuhan kegiatan
sehari-hari atau rumah tangga seperti untuk minum, memasak, kesehatan individu
(mandi, cuci dan sebagainya), menyiram tanaman, halaman, pengangkutan air
buangan (buangan dapur dan toilet).
b. Kebutuhan non domestik
Kebutuhan non domestik adalah kebutuhan air baku yang digunakan untuk
beberapa kegiatan seperti :
a. Kebutuhan institusional,
b. Kebutuhan komersial dan industri,
c. Kebutuhan fasilitas umum seperti
kegiatan tempat-tempat ibadah, rekreasi dan terminal. Untuk menghitung
kebutuhan air non domestik, digunakan standar yang telah ditetapkan oleh Dirjen
Cipta Karya 1997. Namun karena keterbatasan data jumlah fasilitas-fasilitas
umum yang diperoleh, maka perhitungan kebutuhan air sektor non domestik
menggunakan pendekatan perhitungan yang dikemukakan oleh Arisribowo (2007)
dimana untuk perhitungan kebutuhan air non domestik ini ditetapkan sebesar 10%
dari kebutuhan sektor domestik.
4. Metode Penyaluran Distribusi
Metode ini terbagi menjadi 3 bagian :
1. Metode Grafitasi
Contohnya : penampungan air di water tank lalu di salurkan ke wc tempat
cucian misalnya.
2. Metode Pompa
Contohnya : PDAM
3. Metode Campuran
Contohnya : Air yang sudah dipompa lalu di tamping di watertank
kemudian di salurkan ke bagian yang diinginkan.
BAB III
KEGIATAN YANG DIAMATI
3.1 Identifikasi Perumahan
1. Jumlah jiwa/Penduduk : 3 Orang
2. Sumber Air Baku : 1. Sumur
2. Leding
3. Air Hujan
3. Kebutuhan Air Orang/Hari : 70 Liter/Harinya
4. Metode Penyaluran Distribusi Mandiri :
Disini Terdapat 2 Metode, yaitu : 1. Metode Campuran
2. Metode Grafitasi
1. Metode Campuran
Disini menggunakan Air Sumur dan Air Leding.

Leding

Water tank

Sumur
Pipa Transmisi
Water
Treatment

wc Cucian

Air minum Pipa Distribusi


Penjelasan : Yang Pertama Kita pompa air leding dan sumur melaluai pipa
transmisi satukan dahulu air leding dan air sumur dalam water tank ( di
tampung ) lalu di sterilkan ke water treatment setelah itu baru di
salurkan ke setiap bagian yang diinginkan.
2. Metode Grafitasi
Disini menggunakan Air Hujan

Talang Air

Bak Penampungan

Water
Treatment

Wc Cucian

Air Minum Pipa Distribusi

Penjelasan : Air Hujan ditampung didalam bak penampungan lalu di sterilkan


dahulu di water treatment setelah itu disalurkan melalui pipa distribusi
ke setiap bagian yang diinginkan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan identifikasi Perumahan tentang penyediaan
air bersih dapat kami simpulkan bahwa system penyediaan atau metode
yang di pakai oleh mereka adalah metode distribusi mandiri,karena
merakalah yang merancang dan dana dari mereka bukan berasal dari
pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai