Anda di halaman 1dari 91

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan hal paling penting dalam kehidupan manusia, setiap
aktifitas manusia membutuhkan air bersih baik dalam kehidupan rumah
tangga, pertanian, hingga perkantoran. Untuk itu diperlukan adanya
penyediaan air bersih yang secara standar dapat memenuhikualitas dan
kuantitas yang berlaku sehingga aktifitasnya dapat berjalan dengan baik. Air
juga merupakan salah satu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. (Hesti Kalensun Lingkan Kawet, 2016).
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum, merupakan tanggung jawab dari pemerintahan daerah.
Pentingnya air bersih dalam kehidupan maka pemerintah melalui Dinas terkait
berupaya membangun infrastruktur dan prasarana yang dibutuhkan khususnya
prasarana air bersih. Perencanaan sistem jaringan air bersih memerlukan
konsep perencanaan, perancangan, pelaksanaan, dan operasional pekerjaan
yang matang dengan mempertimbangkan kondisi sosial, ekonomi, dan
keadaan fisik daerah. Fungsi pokok dari sistem jaringan air bersih keseluruh
masyarakat dengan tetap memperhatikan faktor kualitas, kuantitas, kontinuitas
dan tekanan air. Infrastruktur prasarana air bersih perlu dikelola sedemikian
rupa sehingga mampu memberikan pelayanan yang maksimal bagi
masyarakat.
Kabupaten Timor Tengah Utara merupakan salah satu kabupaten di
Provinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki 24 kecamatan, 33 kelurahan,
dan 160 desa. Desa Bijeli adalahSalah satu desa yang berada di Kecamatan
Noemuti yang memiliki luas wilayah 10 Km² dengan ketinggian 1250 mdpl.
Berdasarkan Data Kependudukan Desa Bijeli (2022) terdapat 6 RT Dan 2 RW

1
dengan jumlah penduduk 786 jiwa dan 192 kepala keluarga. Berdasarkan
pernyataan masyarakat, kesulitan air diakibatkan karena belum tersedianya
jaringan air bersih dari sumber terdekat sehingga masyarakat masih
menggunakan air sungai neomuti untuk memenuhi kebutuhan sahari-
hari.Dimana sungai neomuti berfluktuasi berdasarkan musim, jika pada
musim hujan sungai neomuti dialiri air. Namun ketika musim kemarau, sungai
tersebut menjadi kering sehingga masyarakat harus membeli jerigen
berukuran 5 liter seharga Rp.2000,- untuk memenuhi kebutuhan akan air
bersih. Bagi masyarakat yang kurang mampu mungkin membeli air akan
terasa sangat sulit sehingga sebagian masyarakat masih harus turun perbukitan
menuju sumber air. Untuk itu perlu adanya upaya perencanaan sistem jaringan
air bersih di Desa Bijeli Kecamatan Noemuti Kabupaten Timor Tengah Utara
yang memadai dan dapat dirasakan oleh masyarakat setempat, upaya yang
dilakukan adalah mendesain sistem jaringan perpipaan. Hal ini memberikan
inisiatif kepada penulis untuk melakukan studi perencanaan jaringan air bersih
yang dituangkan Proposal Skripsi yang diberi judul: “Perencanaan Sistem
Jaringan Air Bersih di Desa Bijeli Kecamatan Noemuti Kabupaten
Timor Tengah Utara”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yang
terjadi di Desa Bijeli Kecamatan Noemuti Kabupaten Timor Tengah Utara
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana menentukan debit air yang diperlukan untuk 10 tahun
mendatang (dari tahun 2022-2032) dilokasi perencanaan yang berada di
Desa Bijeli Kecamatan Neomuti Kabupaten Timor Tengah Utara?
2. Bagaimana menentukan dimensi pipa yang digunakan?
3. Bagaimana menentukan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk
Pembangunan Jaringan Air Bersih di Desa Bijeli Kecamatan Noemuti
Kabupaten Timor Tengah Utara?

2
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui debit air dalam kurun waktu 10 tahun mendatang (dari
tahun 2022-2031).
2. Dapat mengetahui dimensi pipa yang digunakan.
3. Mengetahui besarnya rencana anggaran biaya yang dibutuhkan untuk
perencanaan Jaringan Air Bersih di Desa Bijeli Kecamatan Noemuti
Kabupaten Timor Tengah Utara.
1.4 Manfaat penulisan
Manfaat dari penulisan ini yakni:
1. Tulisan ini diharapkan dapat membantu instansi/institusi terkait dan juga
masyarakat dalam mengatasi permasalahan penyediaan air bersih di Desa
Bijeli Kecamatan Noemuti Kabupaten Timor Tengah Utara.
2. Sebagai acuan bagi perencana tentang cara merencanakan sistem jaringan
air bersih di Desa Bijeli Kecamatan Noemuti Kabupaten Timor Tengah
Utara.
3. Sebagai salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
Program Studi Teknik Perancangan Irigasi dan Penanganan Pantai.
1.5 Batasan masalah
Mengingat waktu yang diberikan untuk penelitian ini terbatas
memperhatikan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka
pembatasan masalah pada studi ini adalah sebagai berikut:
1. Batasan lokasi penelitian berada di Desa Bijeli Kecamatan Noemuti
Kabupaten Timor Tengah Utara.
2. Menghitung jumlah penduduk 10 tahun mendatang (dari tahun 2022-
2031) dengan menggunakan Metode Aritmatik, Metode Geometrik, dan
Metode Least Square.
3. Menentukan dimensi pipa yang diperlukan.
4. Perhitungan rencana anggaran biaya (RAB).
5. Tidak membahas Broncaptering

3
6. Hanya membahas pipa distribusi
7. Menggunakan AHSP tahun 2022

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


Aliran air dalam suatu aliran dapat berupa aliran saluran terbuka (open
chanel flow) maupun aliran pipa (pipe flow). Kedua jenis aliran tersebut sama
dalam banyak hal namun berbeda dalam satu hal yaitu aliran terbuka harus
memiliki permukaan bebas (free surface) sedangkan aliran pipa/tertutup tidak
demikian, karena air harus mengisi seluruh aliran. Permukaan bebas
dipengaruhi oleh tekanan udara. Aliran pipa yang terkurung dalam saluran
tertutup tidak terpengaruh langsung oleh tekanan udara kecuali oleh tekanan
hidrolik. Saluran terbuka adalah saluran yang mengalirkan air dengan suatu
permukaan bebas. Menurut asalnya saluran ini dapat digolongkan menjadi
saluran alam (natural) dan saluran buatan (artficial).
Saluran tertutup atau pipa adalah saluran tertutup yang biasanya
berpenampang lingkaran dan digunakan untuk mengalirkan fluida dengan
tampang aliran penuh. Fluida yang dialirkan melalui pipa biasanya berupa zat
cair atau gas dan tekanan bisa lebih besar atau lebih kecil dari tekanan
atmosfer. Apabila zat cair dalam pipa tidak penuh maka aliran termasuk aliran
terbuka (Bambang Triatmojo,1993)
Menurut K.G. Kanga (1986) Transisi saluran perubahan penampang
setempat (dipandang dari segi luas atau bentuk) menghasilkan variasi dari
keadaan seragam ke keadaan lain. Transisi dapat pula mencakup perubahan
dalam arah aliran. Transisi ini biasanya adalah pendek namun pengaruhnya
dirasakan dalam jarak yang sangat besar di hulu dan hilir. Tikungan, ekspansi
dan penyempitan adalah contoh khas dari transisi saluran, dengan demikian
aliran dalam transisi ini adalah tidak seragam.
Penyediaan air yang cukup, baik untuk keperluan domestik atau kegiatan
lainnya tidak hanya mempunyai arti terpenuhinya permintaan dan kebutuhan

5
itu sendiri, tetapi lebih jauh dari pada itu akan mendukung kemungkinan
masyarakat untuk hidup secara higienis. Bahkan penggunaan air untuk tujuan
kesehatan pada dasarnya merupakan alasan utama pengembangan suatu
sistem penyediaan air minum (Babbit, 1989).
Dalam sistem penyediaan air bersih dapat dilihat dari sudut bentuk dan
tekniknya, dibedakan menjadi dua macam sistem antara lain:
1. Penyediaan air minum individual (Individual Water Suplly System) adalah
sistem penggunaan individual dan untuk pelayanan terbatas. Sistem ini
pada umumnya sangat sederhana karena hanya terdiri dari satu sumber
saja sebagai sistem, seperti halnya sumur yang digunakan dalam rumah
tangga.
2. Penyediaan air minum komunitas atau perkotaan (Public Water Supply
System) adalah suatu sistem komunitas dan untuk pelayanan yang
menyeluruh berikut keperluan domestik, perkotaan maupun industri.
Sistem penyediaan air minum pada umumnya merupakan sistem yang
mempunyai kelengkapan komponen yang menyeluruh dan kadang sangat
kompleks, baik dilihat dari sudut teknik maupun sifat pelayananya, mungkin
merupakan sistem yang mempergunakan satu atau lebih sumber dalam
melayani satu atau beberapa komunitas dengan pelayanan yang berbeda.
2.2 Pengertian Air Bersih
Menurut Harry Maryanto Air bersih adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih
dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi sistem
persyaratan bagi sistem penyediaan air minum, dimana persyaratan yang
dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik,
kimia, biologis, radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan
efek samping.
2.2.1 Sumber Air Bersih
Merupakan tempat atau wadah air alami atau buatan yang terdapat
pada, di atas ataupun di bawah permukaan tanah menurut Theresia dan

6
Shirley (2012). Sumber air bersih bisa diperoleh dari beberapa sumber,
antara lain:
a. Air Hujan
Menurut Trijoko (2010) Air hujan merupakan salah satu sumber air
baku untuk air bersih terutama di daerah yang sulit air permukaan
maupun air tanah.
1. Kuantitas
Secara kuantitas air angkasa tidak stabil, tergantung lamanya turun
dan derasnya atau intensitas curah hujan.
2. Kualitas
Kualitas air angkasa yakni:
a. Tidak dapat dijamin baik.
b. Pada awal musin hujan banyak mengandung debu sehingga
kualitasnya kurang baik.
c. pH air rendah sehingga air dapat bersifat korosi (dapat merusak
logam).
3. Penggunaan
Air angkasa hanya digunakan di daerah terbatas (yang sulit tersedia
air).

b. Air Permukaan
Menurut Trijoko (2010) Air permukaan yang biasanya
dimanfaatkan sebagai sumber penyediaan air bersih adalah sebagai
berikut:
1. Air waduk (berasal dari air hujan dan air sungai)
2. Air sungai (berasal dari air sungai dan mata air)
3. Air danau (berasal dari air hujan, air sungai dan mata air)
Pada umumnya air permukaaan telah terkontaminasi oleh zat-zat
yang berbahaya bagi kesehatan, sehingga memerlukan pengolahan
terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh masyarakat yang ada di
indonesia.

7
c. Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan
di bawah permukaan tanah. Air tanah pada umumnya jernih dan
memiliki kualitas air yang konstan sepanjang waktu. (Permen PU
No.27/PRT/M/2016/Sistem Penyediaan Air Minum), Sumber air baku
yang berada dalam tanah dan saat ini paling banyak digunakan terbagi
atas:
1. Air tanah dangkal
a. Kedalaman tanah pada umumnya sampai dengan 40 meter.
b. Kuantitas terpengaruh musim, pada musim hujan banyak
sedangkan musimkemarau sedikit.
c. Kualitas kurang baik karena dapat terpengaruh lingkungan.
d. Pengambilan dapat dilakukan dengan membuat sumur gali atau
sumur bor.
e. Penggunaannya secara individu atau kelompok terbatas.
2. Air tanah dalam
Yang termasuk dalam kategori tanah dalam adalah sebagai berikut:
a. Kedalaman bisa mencapai 60 – 200 meter
b. Kuantitas biar terbatas tetapi cukup
c. Kualitas cukup baik, hanya kadang bersifat asam (pH rendah)
d. Pengambilan dengan membuat sumur bor.
e. Kegunaannya untuk masyarakat luas atau lingkungan
perumahan
f. Pengaliran air tanah dalam ada bersifat arteri positif (air bersih
berdasarkan tekanan sendiri ke permukaan tanah) dan arteri
negatif (harus dibantu oleh pompa untuk mengalirkan air
tersebut).
d. Mata Air
Menurut Trijoko (2010) Mata air adalah air tanah yang mengalir ke
permukaan tanah secara alami karena adanya gaya gravitasi atau gaya

8
tekanan tanah. Penggunaan mata air sebagai sumber air bersih dapat
dilakukan jika mata air tersebut dihasilkan dari aliran air di bawah
tekanan hidrostatik sebagai akibat dari gaya gravitasi.
Dalam segi kualitas, mata air sangat baik untuk dipakai sebagai air
baku, karena berasal dari dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah
akibat tekanan, pada umunya mata air cukup jernih dan tidak
mengandung zat padat tersuspensi atau tumbuhan-tumbuhan mati,
karena mata air melalui proses penyaringan alami dimana lapisan tanah
atau batuan menjadi media penyaring.
2.2.2 Persyaratan Air Bersih
Menurut TriJoko (2010) Di Indonesia untuk standar kualitas air minum
didasarkan atas SK Menkes RI No.907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-
syarat dan pengawasan kualitas air minum agar air dapat digunakan untuk
kebutuhan minum,masak, mandi dan sebagainya, maka air harus memenuhi
syarat kualitas yang ditentukan sehingga air bersih menjadi :
1. Tidak berbahaya bagi yang memakai terutama manusia.
2. Tidak merusak alat-alat yang di gunakan.
Syarat-syarat meliputi:
a. Syarat fisik
1. Tidak berbau.
2. Tidak berasa.
3. Tidak berwarna.
4. Sejuk (suhu normal).
b. Syarat kimia
Menyangkut senyawa zat-zat kimia yang terkandung di dalamnya
dan batas-batas kehadiran zat-zat tersebut berada di dalam air.Air yang
baik harus memenuhi beberapa syarat antara lain :
1. Tidak boleh mengandung zat kimia yang berbahaya bagi
kesehatan, misalnya logam-logam besar yang besar yang beracun
misalnya Pt, As.

9
2. Tidak boleh melampaui kadar/dosis yang di tentukan dalam
standar kualitas air minum Departemen Kesehatan. Senyawa
kimia yang terkandung di dalam air dan dapat merusak alat jika
dosis berlebihan misalnya Co2 Agresif.
c. Syarat Biologi/Mikrobiologi
Didalam air selain mungkin terkandung bahan kimia yang
berbahaya ataupun fisiknya kurang baik, juga dapat pula mengandung
bakteri-bakteri penyakit. Terkadang air tampak bening namun dapat
mengandung bibit penyakit yang berbahaya bagi kesehatan manusia.Air
yang baik tidak boleh mengandung bakteri patogen yang berbahaya bagi
kesehatan.
Test terhadap bakteri penyakit yang terkandung di dalam air
dilakukan tergantung dengan keadaan yang dikehendaki, misalnya untuk
mengetahui penyebab penyakit kolera dan lain sebagainya.
d. Syarat Radiologi
Tidak mengandung unsur radioaktif seperti Uranium, Plutonium,
dan lain-lain. Disamping hal tersebut di atas yang perlu di perhatikan
secara khusus adalah pH air (Derajat kesamaan air). Air bersifat Netral
bila pH = 7; apabila:
1. pH < 7, maka ;
a. Air bersifat asam, dimana air akan agresif dan dapat
menyebabkan terjadi korosi pada logam-logam tertentu yang
menggunakannya misalnya besi.
b. Menyebabkan sabun cepat habis dan tidak menyebabkan busa.
c. Biasanya disebut air dapat bersifat lunak.
d. Air yang pHnya rendah dapat menggunakan pipa yang tidak
dapat mempengaruhinya, seperti pipa PVC.
e. Air hujan ataupun air yang banyak mengandung senyawa-
senyawa yang bersifat asam PHnya rendah.

10
f. Untuk daaerah-daerah yang keadaan tanahnya bersifat asam
menggunakan pipa yang tidak terpengaruh oleh sifat dan lain
sebagainya.
2. pH > 7 maka:
a. Air bersifat basa.
b. Biasanya kesadahan air tinggi.
c. Menyebabkan busa sabun tidak bersatu dengan air.
d. Rasanya lebih segar.
e. Jika terlalu besar Phnya dapat menyebabkan pipa lebih
mengecil diameter bagian dalam akibat penimbunan senyawa
yang bersifat basa tersebut di dalam pipa.
f. Pembubuhan bahan kimia untuk mengolah air harus pula
memperhatikan pH air jika ingin mendapatkan hasil yang
optimal (yang paling efisien dan efektif).
g. Tawas baik untuk pH > 5,5dan pH < 7.
h. Taporit untuk pH< 7.
i. Kapur tohor 60% CaCO digunakan untuk menaikkan pH air
yang rendah
j. Jika kadar CO2 tinggi dalam air, pH air rendah.
k. Jika kadar Calcium (Ca) dan Magnesium (Mg) tinggi pH air
tinggi dan dapat menimbulkan kerak (lapisan endapan) pada
ketel-ketel/alat memasak air pada bagian dasarnya.
2.2.3 Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan air adalah banyaknya jumlah air yang dibutuhkan untuk
keperluan rumah tangga, industri dan lain-lain. Prioritas kebutuhan air
meliputi kebutuhan air domestik, industri, pelayanan umum dan kebutuhan
air untuk mengganti kebocoran. (Linsley, 1996)
Proyeksi kebutuhan air merupakan dasar perhitungan untuk melakukan
perencanaan pembangunan sistem penyediaan air bersih, karena
berdasarkan proyeksi kebutuhan air ini kapasitas sistem dan dimensi-

11
dimensi teknis dapat ditentukan. Kebutuhan air dapat dihitung berdasarkan
tingkat pemakaian air rata-rata setiap orang perhari atau kebutuhan rumah
tangga (pelabuhan udara, sosial, komersil, dll).
Perhitungan untuk menentukan jumlah kebutuhan air yang akan
didistribusikan dihitung tidak hanya berdasarkan kebutuhan sekarang tetapi
diperhitungkan juga untuk kebutuhan di masa mendatang. Perhitungan
berdasarkan umur bangunan (masa pakai) yaitu untuk pipa kira-kira 10
sampai 20 tahun serta bangunan lainnya, air bersih digunakan bukan saja di
rumah tangga tetapi juga untuk kegiatan-kegiatan lain tergantung dari
kebutuhannya. Tentu saja manfaat air bersih akan memberikan dampak
dengan perkembangan perekonomian akibat ketersediaan akan air bersih
dalam berbagai kebutuhan.
Banyaknya kebutuhan air minum bagi setiap orang tergantung dari
beberapa faktor seperti:
1. Keadaan Sosial
Keadaan sosial, semakin tinggi tingkat sosialnya maka semakin
banyak menggunakan air seperti membuat pancuran mandi maupun
pancuran di taman, membuat kolam renang, dan lain-lain.
2. Kebiasaan hidup dalam rumah tangga yang ingin selalu bersih dalam
rumahnya, halaman disiram, lantainya di pel setiap hari, dll.
3. Di daerah panas pemakaian air lebih banyak dari pada daerah dingin.
a. Kebutuhan Domestik
Kebutuhan domestik merupakan kebutuhan akan air bersih dari tiap-tiap
rumah tangga, yang meliputi kebutuhan untuk masak, minum, mandi, cuci,
dan sebagainya yang digunakan dalam rumah tangga. Kebutuhan akan air
bersih tiap orang (Liter/orang/hari) tergantung dari daerah pelayanan
berdasarkan kategori wilayah, apakah di kota metropolitan kota besar dan
sebagainya perhitungan air domestik dipengaruhi pula oleh tingkat
pertumbuhan penduduk.

12
Apakah secara aritmatik dan geometrik atau lainnya, yang tentu saja
akan berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan penduduk yang berkaitan
dengan perancangan sistem penyediaan air bersih.
Perencanaan sistem penyediaan air bersih pada suatu daerah sangat
perlu diketahui proyeksi jumlah penduduknya dalam menganalisa
kebutuhan air.

Tabel 2.1 Kebutuhan Domestik


No Kategori Wilayah Pemakaian Air Tingkat Pelayanan (%)
(Ltr/Org/Hari)

1 Metropolitan 190 100

2 Kota Besar 170 100

3 Kota Sedang 150 100

4 Kota Kecil 130 80

5 Desa 100 80

Sumber: Permen PU No.18 tahun 2007


Tabel 2.2 Klasifikasi Kota dan Desa
No Kategori Wilayah Jumlah Penduduk Jumlah Rumah
(Jiwa)

1 Metropolitan >1.000.000 >200.000

2 Kota Besar 500.000 – 1.000.000 100.000 – 200.000

3 Kota Sedang 100.000 – 5.000.000 20.000 – 100.000

4 Kota Kecil 10.000 – 100.000 2.000 – 20.000

5 Desa 3.000 – 10.000 600 – 2.000

Sumber: Permen PU No.18 tahun 2007

13
Tabel 2.3 Standar Kebutuhan Air Domestik
Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk

Metro Besar Sedang Kecil IKK

Uraian >1.000.000 500.000 100.000 20.000 danDesa


s/d <20.000
s/d s/d
100.000
1.000.000 500.000

Sambungan rumah >150 150 – 120 90 – 120 80 – 120 60 – 80


tangga (ltr/org/hari)

Jumlah jiwa per SR 5 5 5 5 5

Sambungan umum 20 – 40 20 – 40 20 – 40 20 – 40 20 – 40
(ltr/org/hari)

Jumlah jiwa per HU 100 100 100 100-200 200

Kehilangan air (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30

Faktor hari 1,15 – 1,25 1,15 – 1,25 1,15 –1,25 1,15 1,25 1,15 – 1,25
maksimum

Faktor jam puncak 1,75-2,0 1,75-2,0 1,75-2,0 1,75-2,0 1,75-2,0

Sisa tekan di 10 10 10 10 10

penyediaan distribusi
(meter)

Jam operasi 24 jam 24 jam 24 jam 24 jam 24 jam

Volume Reservoir 15 – 25 15 – 25 15 – 25 15 – 25 15 – 25
(% max day demand)

SR : HU 50 : 50 s/d 50 : 50 s/d 80 : 20 70 : 30 70 : 30
80 20 80 20

Cakupan pelayanan 90 90 90 90 70

(%)

Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya DPU, 1996

14
b. Kebutuhan Non Domestik
Kebutuhan air non domestik merupakan kebutuhan akan air bersih bagi
masyarakat di luar kebutuhan untuk rumah tangga yang meliputi kebutuhan sosial
ibadah, industri, rekreasi, pelabuhan, niaga, dll.
Kebutuhan akan air bersih tiap orang (liter/orang/hari) tergantung dari macam
kegiatan yang dilakukan misalnya kebutuhan yang untuk di rumah sakit akan
berbeda dengan kebutuhan yang digunakan di sekolah atau rumah ibadah. Begitu
juga di tempat rekreasi dengan industri atau pertokoan dan sebagainya.
Perhitungan kebutuhan air non domestik, dapat diperkirakan secara
prosentase dari kebutuhan domestik (misal 25% atau 30%), tetapi untuk
memperoleh hasil yang lebih tepat, lebih baik diperhitungkan secara detail
berdasarkan data hasil survey dan pengolahan data yang dilakukan. Jenis-jenis
kebutuhan non domestik adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan sosial
Kebutuhan air akan kegiatan sosial adalah air yang dibutuhkan untuk
menunjang kegiatan – kegiatan di rumah sakit, perkantoran, tempat
ibadah dan sekolah.
2. Kebutuhan Ekonomi dan Niaga
Air yang dibutuhkan untuk kegiatan-kegiatan di pasar, toko dan
restaurant.
3. Kebutuhan Industri
Air yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan di pabrik-pabrik dan
industri kecil (Industri Rumah Tangga).
4. Kebutuhan Pariwisata
Air yang digunakan untuk menunjang kegiatan-kegiatan di taman, kolam
renang dan air mancur
5. Kebutuhan Transportasi
Air yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan-kegiatan di stasiun,
terminal dan pelabuhan.

15
Tabel 2.4 Kebutuhan Non Domestik
No Jenis Kebutuhan Pemakaian Air / Hari Satuan

1 Kantor 100-200 Per Pegawai

2 Rumah Sakit 250-1000 Setiap tempat tidur pasien


Pasien luar : 8 liter
Pegawai : 160 liter

3 Sekolah Dasar dan SLTP 40-50 Per murid


Guru : 100 liter
4 SLTA dan Perguruan Tinggi 80 Per murid
Guru : 100 liter

5 Laboratorium 100-200 Per karyawan

6 Industri / Pabrik Buruh Pria 80 Perorangan per shift


Buruh Wanita 100

7 Stasiun dan Terminal 3 Setiap Pengunjung

8 Pelabuhan 50 Setiap penumpang dan ABK

9 Restaurant 30 Penghuni : 160 liter

10 Hotel 250-300 Setiap Tamu

11 Perkumpulan Sosial 30 Setiap Tamu

12 Tempat Ibadah 10 Jumlah Jemaat Setiap Hari

Sumber: Pane, 2005


2.2.4 Sistem Penyediaan Air Bersih
1. Sistem transmisi air baku adalah sistem perpipaan dari bangunan
pengambilan air baku ke bangunan pengolahan air bersih.
2. Sistem transmisi air bersih adalah sistem perpipaan dari bangunan
pengolahan ke bangunan penampung (reservoir). Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menentukan sistem transmisi adalah :
a) Tipe pengaliran jaringan pipa transmisi

16
b) Menentukan tempat bak pelepas tekan.
c) Menghitung panjang dan diameter pipa.
d) Jalur pipa sebaiknya mengikuti jalan raya dan dipilih jalur yang tidak
memerlukan banyak perlengkapan.
3. Sistem distribusi air bersih adalah pendistribusian atau pembagian air
melalui sistem perpipaan dari bak penampung (reservoir) kedaerah
pelayanan (konsumen).
4. Water Threatment Plant
Untuk dapat memenuhi syarat kualitas air bersih yang telah ditetapkan oleh
Departemen Kesehatan RI, maka air yang diambil dari intake melalui pipa
Transmisi ditampung dan diolah pada bangunan pengolahaan air.
5. Reservoir
Air yang telah melalui proses Water Threatment Plantdengan system
filterisasi sudah dapat dipakai untuk air minum. Air tersebut telah bersih
dan bebas dari bakteri logis dan ditampung pada bak reservoir (tendon),
untuk diteruskan pada konsumen.
Berikut diagram aliran penyediaan air bersih

A B C D E

Keterangan:
A = Bangunan penangkap sumber air baku
Intake (untuk penyadapan air permukaan)
Bronkaptering (untuk penangkapan mata air)
Deep Weel (untuk sumber air tanah)
B = Jaringan Pipa Transmisi
C = Pengolahan air
D = Distribusi
E = Pelayanan ke konsumen

2.3 Jaringan Air Bersih

17
Jaringan air bersih merupakan jaringan pipa saluran air yang mengalirkan
air bersih ke wilayah pelayanan.
PENYIMPANAN Jaringan Distribusi PEMAKAIAN
N
Jaringan Transmisis

SUMBER AIR BERSIH

Gambar 2.1 Skema Umum Jaringan Air Bersih (Juknis Air Bersih., 2007)
2.3.1 Jaringan Perpipaan
Perpipaan digunakan untuk mengalirkan air dari suatu tempat
ketempat yang lain sehingga kualitas dan kuantitasnya tetap terjaga.
Dalam sistem penyediaan air bersih, perpipaan memegang peranan di
dalam menghantar air baik dari sumber air baku ke instalasi
pengolahan, maupun dari instalasi ke konsumen. Dua K.s.y. Klaas,
(2009)
Perpipaan terdiri dari pipa dan kelengkapannya berupa fitting dan
accessories, pipa yang digunakan untuk air bersih saat ini sudah
banyak jenisnya. Bersadarkan jenisnya, antara lain pipa yang terbuat
dari:
1) Polyvinil Chlorida (PVC)
2) Polyetilene (PE)
3) Steel (Baja)
4) Cast Iron (CI)
5) Ductile Cast Iron (DCI)
6) Asbestos Cement (AC)
7) Fibber Glass
8) Galvanized Iron (GI)
9) Concrete Pipe

18
2.3.2 Jaringan Pipa Transmisi
Jaringan transmisi air baku berfungsi mengalirkan air baku ke unit
pengolahan.
1. Kriteria Standar
a) Perpipaan transmisi biasanya digunakan untuk pengaliran air baku.
b) Perletakannya, antara intake dengan instalasi pengolahan atau
antara bangunan sadap dengan reservoir utama (sebelum
didistribusikan).
c) Pada perpipaan transmisi tidak boleh ada taping ke konsumen air
dan pipa transmisi tidak bercabang kecuali terdapatnya beberapa
sumber air baku dan menyatu pada satu tempat pengaliran ke
instalasi pengolahan.
d) Pada perpipaan transmisi, apabila topografinya tidak rata (berbukit
atau melalui lembah dan bukit, maka akan dilengkapi dengan
berbagai peralatan atau bangunan pendukung, seperti bak pelepas
tekan, katup pembuang udara dan lain – lain).
2. Perhitungan Desain
a) Perhitungan desain untuk perpipaan transmisi, dengan
menggunakan perhitungan aliran air dalam pipa (mata kuliah
mekanika fluida atau hidraulika), dimana sangat berperan penting
adalah tinggi tekanan dan kehilangan tekanan atau headloss.
b) Dalam perhitungan desain pipa transmisi, tidak begitu sulit
mengingat jarimgan perpipaan ini hanya terdiri dari satu jaringan
pipa atau dengan sistem cabang, dimana air yang berasal dari
beberapa jaringan pipa kemudian masuk dan mengairi dalam satu
jaringan pipa sebelum ke instalasi pengolahan atau reservoir
distribusi.

Tabel 2.5 Kriteria Pipa Transmisi

19
NO Uraian Notasi Kriteria

1 Debit perencanaan Qmax Kebutuhan air maksimum


Qmax=Fmax*Qrata-rata

2 Faktor hari maksimum Fmax 1,10-1,50

3 Jenis saluran - Pipa atau saluran terbuka

4 Kecepatan aliran dalam pipa


a. Kecepatan minimum Vmin
b. Kecepatan maksimum 0,3 m/dtk
- Pipa PVC, GIP
- Pipa DCIP
Vmax
3,0 m/dtk
V max
6,0 m/dtk

5 Tekanan air dalam pipa


a. Tekanan minimum
b. Tekanan maksimum Hmin 10 meter
- Pipa PVC, GIP
- Pipa DCIP
Hmax 60 – 80 meter

Hmax 100 meter

6 Kecepatan saluran terbuka


a Kecepatan minimum Vmin 0,6 m/dtk
b Kecepatan maksimum Vmax 1,5 m/dtk

7 Kemiringan saluran terbuka S 0,5 - 1

8 Tinggi bebas saluran terbuka Hw 15 cm (minimum)

9 Kemiringan tebing terhadap dasar saluran - 45° (trapesium)

Sumber: Permen PU No .18 tahun 2007

2.3.3 Jaringan Pipa Distribusi

20
Jaringan distribusi berfungsi mengalirkan air bersih dari reservoir ke
wilayah pelayanan.
1. Kriteria dan Standar
Perpipaan distribusi tidak berbeda dengan perpipaan transmisi
dalam pengaliran airnya, dimana untuk perhitungan juga
menggunakan rumus-rumus yang sama dengan perpipaan transmisi.
Perpipaan distribusi mengalirkan air bersih hasil pengolahan ke
daerah pelayanan atau konsumen. Pengaliran terjadi dengan sistem
pengaliran berbentuk cabang (Branch System) atau dengan sistem
melingkar (Loop System). Kedua sistem pengaliran ini tergantung
daerah pelayanan. Jika topografi berbukit dan lembah dapat
digunakan branch system, sedangkan untuk daerah rata dapat
menggunakan loop system.
2. Perhitungan Desain
Desain untuk perpipaan distribusi untuk mendapatkan pengaliran
yang sesuai dengan kebutuhannya daerah pelayanannya. Untuk itu,
desain dapat dilakukan dengan komputerisai atau secara manual
dengan cara menghitung menggunakan rumus-rumus pengaliran.
Tabel 2.6 Kriteria Pipa Distribusi
NO Uraian Notasi Kriteria

1 Debit perencanaan Qpuncak Kebutuhanair puncak


Qpeak=Fpeak*Qrata-rata

2 Faktor jam puncak Fpuncak 1,5 – 3

3 Jenis saluran - Pipa

4 Kecepatan aliran dalam pipa


Kecepatan minimum Vmin 0,3 m/dtk
Kecepatan maksimum
Pipa PVC, GIP Vmax 3,0 m/dtk
Pipa DCIP V max 6,0 m/dtk

21
5 Tekanan air dalam pipa 5 m – 10 m (pada titik
Tekanan minimum Hmin sambungan rumah atau
Tekanan maksimum konsumen terjauh)
Pipa PVC Hmax 80 meter
Pipa PE Hmax 100 meter
Pipa GIP Hmax 200 meter

Sumber: Permen PU No .18 tahun 2007

2.3.4 Pipa Pelayanan


1. Kriteria dan Standar
Perpipaan pelayanan merupakan perpipaan distribusi kuater yang
langsung berkaitan dengan pengaliran ke rumah konsumen. Perpipaan ini
berdiameter kecil dan mempunyai taping untuk dialirkan ke masing-
masing konsumen. Kriteria sistem perpipaan ini untuk pengaliran sama
dengan untuk transmisi dan distribusi hanya berbeda dalam debit
pengaliran. Perpipaan pelayanan hanya dapat menerima tekanan atas pipa
yang jauh lebih kecil dari sistem perpipaan distribusi maupun transmisi.
2. Perhitungan Desain
Perhitungan ini untuk dimensi dari perpipaan ini tergantung dari
kebutuhan atas jumlah sambungan rumah atau hidran umum yang akan
dilayani oleh sistem perpipaan ini.
2.3.5. Pola Jaringan Yang Digunakan
Macam pola jaringan sistem distribusi air bersih:
1. Sistem Cabang
Adalah sistem pendistribusian air bersih yang bersifat terputus membentuk
cabang – cabang sesuai dengan daerah pelayanan.

Sumber Air

Gambar 2.2 Sistem Cabang (Trijoko., 2010)

22
Keuntungan:
1. Tidak membutuhkan perhitungan dimensi pipa yang rumit karena debit
dapat dibagi berdasarkan cabang-cabang pipa pelayanan.
2. Untuk pengembangan daerah pelayanan lebih mudah karena hanya
tinggal menambah sambungan pipa yang telah ada.
Kerugian:
1. Jika terjadi kebocoran atau kerusakan pengaliran pada seluruh daerah
akan terhenti.
2. Pembagian debit tidak merata
3. Operasional lebih sulit karena pipa yang satu dengan yang lain saling
berhubungan.
2. Sistem Loop
Adalah sistem perpipaan yang melingkar dimana ujung pipa yang satu
bertemu dengan ujung pipa yang lain.

1 2
Sumber Air
3 4

Gambar 2.3 Sistem Loop (Trijoko., 2010)

Keuntungan:
1. Debit terbagi rata karena perencanaan diameter berdasarkan pada
jumlah kebutuhan total.
2. Jika terjadi kebocoran atau kerusakan atau perubahan diameter pipa
maka hanya daerah tertentu yang tidak mendapat pengaliran,
sedangkan untuk daerah yang tidak mengalami kerusakan aliran air
tetap berfungsi.
3. Pengoperasian jaringan lebih mudah.
Kerugian:

23
Perhitungan dimensi perpipaan membutuhkan kecermatan agar debit yang
masuk pada setiap pipa merata.
2.3.6 Kelengkapan Pada Pipa
Perlengkapan pipa diperlukan untuk pengaliran air dalam sistem transmisi
dan sistem distribusi. (Trijoko,2010). Berikut ini tabel kelengkapan pipa
Tabel 2.7 Kelengkapan Pada Pipa
No Nama Gambar Kelengkapan Pipa Fungsi
Kelengkapan
Pipa

1 Water Meter Untuk mengukur besarnya aliran yang


mengalir di dalam pipa

2 Meter Untuk mengukur aliran di dalam pipa,


Pengukur Flow Meter di pasang pada pipa utama
Aliran
distribusi dan transmisis sebagai
kelengkapan untuk kontrol debit dan
control pompa.

3 Pressure Untuk mengatur tekanan air yang ada di


Gauges dalam pipa. Alat seperti ini biasanya di
pasang pada rumah pompa untuk kontrol
kerja pompa agar sesuai.

24
4 Regulation Diperlukan bila aliran air atau besarnya
Valves tekanan perlu di kontrol.

5 Air Resease Jenis alat ini dipasang pada belokan pipa


Valve yang mengarah ke bawah katup yang
akan digunakan.

6 Floot Valve Jenis alat ini dipasang pada bak pelepas


tekan dan bak penampung.

Sumber: Google, 2022

2.3.7 Macam-Macam Alat Sambung Pipa


Instalasi pipa sering digunakan untuk berbagai keperluan untuk
mengalirkan air, yang digunakan baik di dunia industri hingga di rumah tangga.
Pada suatu instalasi pipa banyak dijumpai sambungan, perubahan arah atau
belokan, perubahan ukuran diameter dan hubungan-hubungan lainnya. Hal ini
dikarenakan keterbatasan ukuran dan bentuk pipa untuk dapat menjawab semua
kebutuhan instalasi. Sehingga untuk keperluan tersebut telah diproduksi
bermacam alat sambung dari berbagai ukuran maupun jenis bahan yang
disesuaikan dengan bahan pipa.
Pekerjaan instalasi pipa tidak dapat dilepaskan dari penyambungan-
penyambungan pipa. Salah satunya adalah produk yang telah memproduksi
berbagai jenis sambungan untuk instalasi pipa. Dengan kualitas bahan yang
terjamin, tersedia bermacam jenis sambungan yang dibutuhkan dalam instalasi
pipa.

25
a. Macam-macam Alat Sambungan Pipa PVC
Berikut adalah tabel macam - macam sambungan pipa PVC:
Tabel 2.8 Sambungan Pipa
No Nama Model Sambungan Fungsi Sambungan
Sambungan

1 Socket Untuk memperpanjang pipa


(menyambung pipa lurus)
dengan diameter pipa yang
sama.

2 Knee / Elbow Berguna untuk membelokan


aliran.

3 Tee Berguna untuk membagikan


aliran menjadi dua arah.

26
4 Plug Berguna untuk menutup
aliran pada sambungan.

5 Reducing Berguna untuk memperkecil


Socket aliran.

6 Dop / Cap Berguna untuk menutup


aliran pada ujung pipa.

7 Kran Air Berguna untuk penutupan


atau pengeluaran air.

Sumber: Google., 2022

b. Macam-macam Sambungan Pipa Galvanis (Pipa Besi)


Berikut adalah tabel macam - macam sambungan pipa galvanis:
Tabel 2.9 Alat Sambung Pipa Galvanis

27
No Nama Model Sambungan Fungsi Sambungan
Sambungan

1 Socket Untuk memperpanjang pipa


(menyambung pipa lurus) dengan
diameter pipa yang sama.

2 Elbow Galvanis Berguna untuk membelokan


aliran.

3 Tee Stuck Berguna untuk membagikan


aliran menjadi dua arah.

4 Plug Berguna untuk menutup aliran


pada sambungan.

5 Reducer Socket Berguna untuk memperkecil


aliran.

28
6 Reducer Elbow Digunakan untuk memperkecil
aliran yang dibelokkan tanpa
mengurangi kecepatan.

7 Dop / Cap Berguna untuk menutup aliran


pada ujung pipa.

8 Barrel Union Digunakan untuk menyambung


pipa permanen (mati) yang
terdiri dari 3 bagian.

9 Bend Digunakan untuk membelokkan


arah aliran beradius besar.

Sumber: Google., 2022

2.3.8. Plumbing
Kata plumbing berasal dari bahasa inggris “plumber” bahasa latin
“plumbarius” dan kemudian berubah menjadi “Plumbing” yang artinya
penginstalasian. Jadi, plumbing adalah jenis pengistalasian pipa air, alat saniter
dan perlengkapannya dengan maksud mengalirkan air bersih dan air limbah
pada sebuah bangunan. Theresia dan Shirley (2012)

29
Pada umumnya yang menjadi persoalan dalam instalasi pipa air bersih
adalah adanya kebocoran (antara lain terletak pada sambungan) dan adanya
kran-kran yang rusak. Hal ini di sebabkan oleh:
1. Tekanan air yang terlalu tinggi yang dapat merusak karet pada kran
sehingga air mudah keluar.
2. Mutu bahan yang kurang baik dan kurang hati-hati.
Klasifikasi pipa yang digunakan untuk instalasi pipa air bersih adalah:
a. Pipa ferous, misalnya pipa besi cor, pipa baja, pipa galvanis.
b. Diameter pipa galvanis yang ada di pasaran adalah penampang
1/2”,3/4” 1”,11/2”, 2”, 21/2” ,3”, 4” ,41/2 “ ,5” ,6” dengan panjang pipa
rata-rata 6 meter.
3. Pipa non ferous, misalnya pipa timah hitam, pipa tembaga.
4. Pipa bukan logam, misalnya pipa PVC pipa asbes semen pipa beton, pipa
tanah liat.

2.3.9 Bak Penampung atau Reservoir


Bak penampung berfungsi menampung atau menyimpan air untuk
mengatasi problem naik turunnya kebutuhan air dan kecilnya sumber air, juga
dapat memperbaiki mutu air melalui pengendapan, bak ini dapat pula berfungsi
sebagai pelepas tekanan, sudut dindingnya dibuat lengkung untuk memudahkan
pembersihan. Pipa keluar (outlet) ke pipa transmisi harus di pasang kira-kira 5-
20 cm, di atas lantai bak dan harus memakai saringan. Pipa lubang peluap di
pasang harus lebih tinggi dari pada pipa masukan, pipa peluap berfungsi
sebagai lubang hawa dan harus berdiameter cukup besar dan untuk melayani
aliran maksimum yang sudah di perhitungkan (minimal 50 mm).Atap atau
plafon bak harus mempunyai kemiringan yang cukup sehingga air hujan tidak
tergenang di atasnya dan harus mempunyai lubang (manhole) yang besarnya
cukup untuk di masuki orang ke dalam bak.

30
Tabel 2.10 Kriteria Perencanaan Dimensi Reservoir
No. Uraian Kriteria

1. Kapasitas bersih (efektif) reservoir


distribusi Berdasarkan :
 Kapasitas air untuk konsumen  Fluktuasi pemakaian air oleh konsumen
 Fluktuasi pengaliran air dari sistem
transmisi
Berdasarkan:
 Debit aliran 250 lt/dtk
 Periode 30 menit
 Kapasitasnya menjadi 450 m3 ditentukan
dalam perencanaan instalasi pengelolaan
 Kapasitas air untuk sistem pemadam
air (IPA)
kebakaran kota (bila penduduk diatas
500.000 jiwa)

2. Kapasitas bersih (efektif) reservoir


penyeimbang
 Debit perencanaan  Tergantung pada fluktuasi pemakaian air
oleh konsumen

 Waktu dimensi  Tergantung pada lama waktu saat


pemakaian air oleh konsumen lebih kecil
dari ketersediaan.

3. Dimensi reservoir
 Perbandingan panjang, lebar dan tinggi  1:1:1 / 2:2:1 / 3:3:2 (tidak mengikat)
(bila bentuk segi empat)
 Tinggi muka air minimum  30 cm
 Tinggi bebas / free board minimum  20 – 50 cm
 Tinggi air maksimum  2–3m

31
4. Dimensi ruang lumpur
 Kedalaman  10cm – 30cm dibawah dasar reservoir
 30cm – 80cm
 Lebar  Sesuai panjang reservoir
 Panjang  Di dasar reservoir, pada pipa penguras.
 Lokasi

Sumber: Departemen KIMPRASWIL Badan Pengembangan Sumber Daya manusia. Penyediaan Air
Bersih
Kapasitas reservoir ditentukan dari grafik fluktuasi pemakaian air selama
sehari penuh dengan mengambil jumlah presentase dari surplus maksimum dan
defisit minimum. Ditambah dengan sejumlah cadangan untuk keperluan
mendadak yang nantinya dapat dipakai untuk mengatasi bahaya kebakaran.
Kapasitas reservoir ini juga harus mampu mengatasi kebutuhan air di saat
puncak. Besarnya suplai ke reservoir merupakan debit rata – rata yaitu sebesar
4,17% sehingga di saat pemakaian berada di bawah rata-rata reservoir akan
menampung kelebihan air untuk digunakan saat pemakaian maksimum. Namun
bila data fluktuasi pemakaian air tidak tersedia, maka perhitungan kapasitas
reservoir dapat langsung dihitung dengan memperkirakannya sebesar 15%-30%
(Steel,1989) atau 15%-20% (Hammer,1986) atau 15% (Permen PU No.18) dari
debit rata-rata. Kapasitas resevoir dihitung sebesar : (15%-25%) x Q rata-rata 1
hari.

32
Gambar 2.4 Bak Penampung (Google,.2022)
2.4 Perencanaan Jaringan Air Bersih
Adapun beberapa tahap yang perlu diketahui dalam merencanakan jaringan
air bersih yaitu:
1. Menghitung proyeksi jumlah penduduk.
2. Menghitung kebutuhan air bersih untuk wilayah pelayanan pada
tahun rencana.
3. Menghitung kehilangan tinggi tekanan pipa.
4. Menentukan dimensi pipa yang digunakan.
5. Merencanakan dimensi bak penampung atau reservoir.
6. Menghitung besar biaya yang diperlukan unruk pembangunan
jaringan air bersih
2.4.1 Penduduk
Penduduk merupakan kumpulan orang yang bertempat di suatu wilayah.
Dalam hal ini juga penduduk membutuhkan pelayanan air bersih agar
menunjang kegiatan sehari-hari baik itu kegiatan domestik maupun kegiatan
non domestik.

a. Proyeksi Jumlah Penduduk


Proyeksi jumlah penduduk adalah menentukan perkiraan jumlah
penduduk pada beberapa tahun mendatang sesuai dengan periode
perencanaan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar perhitungan proyeksi
kebutuhan air di masa mendatang.
Jumlah penduduk dipandang sebagai kumpulan manusia dan
perhitungannya disusun menurut berbagai statistik tertentu. Hal ini
biasanya didasarkan pada faktor-faktor fital dalam kependudukan seperti
kelahiran, kematian dan migrasi. Faktor-faktor tersebut mengakibatkan
pertumbuhan, pengurangan atau tetapnya jumlah penduduk.

33
Proyeksi jumlah penduduk pada perencanaan jaringan air bersih
menggunakan 3 metode yaitu: Metode Aritmatik, Metode Geometrik dan
Metode Least Square.
1. Metode Aritmatik
Rumus Metode Aritmatik.
Pn = Po + Ka (Tn–T) (2.1)
P 2−P1
Ka = (2.2)
T 2−T 1
Dimana:
Pn = Jumlah penduduk pada tahun rencana
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal
Tn = Tahun rencana
To = Tahun dasar
Ka = Konstanta Aritmatika
P1 = Jumlah penduduk yang diketahui pada tahun pertama
P2 = Jumlah penduduk yang diketahui pada tahun terakhir
T1 = Tahun pertama yang diketahui
T2 = Tahun kedua yang diketahui
2. Metode Geometrik
Rumus Metode Geometrik.
Pn = Po (1 + r) n (2.3)
Dimana:
Pn = Jumlah penduduk sampai akhir tahun perencanaan (jiwa)
Po = Jumlah penduduk awal perencanaan (jiwa)
r = Prosentase pertambahan penduduk pertahun (%)
n = Umur perencanaan (tahun)
3. Metode Least Square
Rumus Metode Least Square.
Y=a+bX (2.4)

34
( Σ Y ) . ( Σ X ² ) −( ∑ X ) .(∑ XY )
a¿
n ( ∑ X 2 )−(∑ X )²
n . ( ΣX Y ) −∑ X ∑ Y
b¿
n ( ∑ X ) −(∑ X)²
2

Dimana:
Y= Nilai variabel berdasarkan garis regresi
X= Variabel Independent
a= Konstanta
b= Koefisien arah regresi linier
b. Proyeksi Kebutuhan Air
1. Kebutuhan Air Domestik (D)
Untuk menghitung kebutuhan air domestik maka rumus yang digunakan
adalah:
D = Pn x Pa x Tp (2.5)
Dimana:
D = Kebutuhan Air Domestik ( l/dt )
Pn = Jumlah Penduduk (jiwa)
Pa = Pemakaian Air (liter/orang/hari)
Tp = Tingkat Pelayanan (%)
2. Kebutuhan Air Non Domestik
Untuk menghitung kebutuhan air non domestik diperkirakan sebesar:
ND = 25% s/d 30% dari kebutuhan domestik (D)
ND = 25 % x D (2.6)
ND = 30% x D (2.7)
Dimana:
ND = Kebutuhan Non Domestik (l/dt)
D = Kebutuhan Domestik (l/dt)
3. Kehilangan Air (KA)
KA = 20% x T (2.8)
4. Kebutuhan Total Air (T)

35
T = D + ND + KA (2.9)
Dimana:
T = Kebutuhan Total Air (l/dt)
D = Kebutuhan Domestik (l/dt)
ND = Kebutuhan Non Domestik (l/dt)
KA = Kehilangan Air (ltr/dtk)
Perhitungan kebutuhan air total terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1) Kebutuhan air harian maksimum (Qhm)
Yaitu banyaknya air yang dibutuhkan terbesar pada hari tertentu selama
satu tahun. Rumus yang digunakan:
Qhm = Qt x Fhm (2.10)
Dimana:
Qhm = kebutuhan air harian maksimum (L/dtk)
Qrh = kebutuhan air rata – rata (L/dtk)
Fhm = faktor harian maksimum (1,15 – 1,25)
2) Kebutuhan air jam maksimum (Qjm)
Yaitu banyaknya air yang dibutuhkan terbesar pada jam tertentu untuk
kondisi kebutuhan hari maksimum. Rumus yang digunakan:
Qjm = Qt x Fjm (2.11)
Dimana:
Qjm = kebutuhan air jam maksimum (L/dtk)
Qhm = kebutuhan air harian maksimum (L/dtk)
Fjm = faktor jam maksimum (1,75 – 2,0)
2.4.2 Kehilangan Tekanan Dalam Pipa
Hal – hal perlu diperhatikan untuk memperhitungkan kehilangan tekanan, yaitu:
1. Kualitas air yang diperlukan
2. Pipa yang digunakan harus kuat menahan tekanan dari dalam dan luar pipa
3. Pipa yang digunakan harus tahan lama
Untuk menentukan jenis pipa yang digunakan, perlu diperhatikan:
1. Ukuran standar yang tersedia di pasaran

36
2. Karakteristik jenis pipa
3. Faktor ekonomis
4. Teknik pemasangan
Perjalanan fluida mengalami kehilangan energi. Kehilangan energi dapat
berakibat pada semakin kecilnya nilai tinggi atau kecepatan yang berkurang
yang berakibat pada semakin kecilnya debit. Pada penerapan praktis teknik
sipil, kehilangan energi lebih sering disebut kehilangan tinggi tekan air
Kehilangan tinggi tekan sendiri dapat disebabkan oleh beberapa faktor
yang secara umum dibagi atas kehilangan tinggi karena gesekan oleh
permukaan pipa (hf) dan karena tinggi tekan oleh karena bentuk pipa (h m)
seperti pada gambar 4. Sehingga tahanan total hL adalah:
hL= hf + hm (2.12)
Dimana:
hL= kehilangan tinggi total (m)
hf = kehilangan tinggi tahanan oleh permukaan pipa (m)
hm= kehilangan tingggi karena tahanan oleh bentuk pipa (m)

a. Kehilangan Tinggi Besar (Major Losses)


Aliran fluida yang melalui pipa akan selalu mengalami kerugian
tahanan. Hal ini disebabkan oleh gesekan yang terjadi antara fluida dengan
dinding pipa atau perubahan kecepatan yang dialami oleh aliran fluida
(kerugian kecil).
Kerugian tinggi tekan akibat gesekan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu:
 Persamaan Hazen-Williams
Persamaan Hazen-Williams adalah yang paling umum digunakan,
persamaan lebih cocok untuk menghitung kehilangan tekanan untuk
pipa dengan diameter besar diatas 100 mm. Selain itu rumus ini
sering digunakan karena mudah juga digunakan.
Persamaan Hazen – Williams, yaitu:

37
1,85
10,666Q
Hf = L(2.13) (2.13)
Chw 1,85 d 4,85
Dalam British Unit persamaannya adalah:
V = 1,318. CHW. R 0,63. S0,54(m/detik)
Dalam sistem SI adalah
V = 0,85. CHW. R0,63. S0,54(m/detik)
Persamaan Manning dengan satuan Internasional:
1
V = R2/3 S1/2 (2.14)
n
Dimana:
V = kecepatan aliran rerata (m/dtk)
n = koefisien manning
D = diameter pipa (m)
CHW = koefisien Hazen-Williams
L = panjang pipa (m)
S = garis kemiringan energy (EGL)
hf
S =
L
A = luas penampang pipa (lingkaran) = π D 2/ 4
P = keliling basah lingkaran = π D
R = jari-jari hidrolis = A/P

Tabel 2.11 Koefisien Kekasaran Pipa Hazen-Williams

Jenis pipa Nilai “Chw” Perencanaan


Pipa sangat halus 140
Pipa halus, semen, besi tuang baru 130
Pipa baja dilas baru 120
Pipa baja dikeling baru 110
Pipa besi tuang tua 100
Pipa baja dikeling tua 95
Pipa tua 60-80
Sumber: Triatmodjo, 2008:51

38
b. Kehilangan Tinggi Kecil (Minnor Losses)
Kehilangan tinggi kecil (minor losses) merupakan Kehilangan tinggi yang
kecil akibat gesekan pada pada jalur pipa yang terjadi pada komponen-
komponen tambahan seperti katup, sambungan, belokan, reduser, dan lain-
lain. Besarnya kehilangan atau kerugian minor losses akibat adanya gesekan
pada kelengkapan pipa ada beberapa macam sebagai berikut:

1. Lubang masuk ke pipa


Kehilangan tinggi pada lubang masuk ke pipa sebagai berikut:
V2
hm = km (2.15)
2g
Dimana:
hm = kehilangan tinggi pada lubang masuk ke pipa (m)
v = kecepatan aliran (m/detik)
g = kecepatan gravitasi (m/detik)
km = koefisien kehilangan ditetapkan
2. Lubang keluar pipa (outlet)
Bagian keluar pipa juga mengakibatkan kehilangan tinggi energi.
Persamaan yang digunakan untuk menentukan kehilangan tinggi pada
bagian ini adalah sebagai berikut:
2 1 2
(V - V ¿
hm = km
2g
(2.16)
Dimana:
hm = kehilangan tinggi pada lubang masuk ke pipa (m)
v1 = kecepatan aliran pada pipa hulu (m/detik)
v2 = kecepatan aliran pada pipa hilir (m/detik)
g = kecepatan gravitasi (m/detik2)
km= koefisien kehilangan ditetapkan, sebagai berikut:
D
km = 4,5d -3,5

39
Dimana:
D = diameter pipa hulu (m)
d = diameter pipa hilir (m)
3. Belokan pipa dan pipa lengkung
Pada belokan digunakan persamaan:
V2
hm =km
2g
(2.17)
Dimana:
hm = kehilangan tinggi pada belokan pipa (m)
v = kecepatan aliran di pipa (m/detik)
g = kecepatan gravitasi (m/detik2)
km = koefisien kehilangan pada belokan pipa, merupakan jenis dinding
daria sebagaimana terlihat dalam tabel 2.12 berikut ini.

Tabel 2.12: Koefisien Kehilangan Pada Belokan Pipa, km


a
Dinding
150 300 450 600 900

Halus 0,042 0,130 0,236 0,471 1,129


F
Kasar 0,062 0,165 0,320 0,684 1,265

Sumber: Klaas., 2009

4. Penyempitan tiba-tiba (sudden constraction)


Kehilangan tinggi pada penyempitan tiba-tiba adalah sebagai berikut:
(V 2 - V 1 ¿2
hm = km
2g
(2.18)
Dimana:
hm = kehilangan tinggi pada lubang masuk ke pipa (m)

40
v1 = kecepatan aliran pada pipa hulu (m/detik)
v2 = kecepatan aliran pada pipa hilir (m/detik)
g = kecepatan gravitasi (m/detik2)
km = koefisien kehilangan merupakan fungsi dari D2/D1 (Lihat Tabel 2.13)
D1 = diameter pipa hulu (m)
D2 = diameter pipa hilir (m)

Tabel 2.13: Koefisien Kehilangan Untuk Penyempitan Pipa


D2/D1 0,0 0,1 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 0,1

km 0,50 0,45 0,42 0,36 0,33 0,28 0,22 0,15 0,06 0,00

Sumber: Klass K.S.Y, 2009

5. Perlengkapan pipa
Persamaan kehilangan tinggi (hL) pada katup adalah sebagai berikut:
V2
hm = km
2g
(2.19)
Dimana:
hm = kehilangan tinggi pada belokan pipa (m)
v = kecepatan aliran di pipa (m/detik)
g = kecepatan gravitasi (m/detik2)
km= koefisien kehilangan sebagaimana terlihat pada tabel 2.14 berikut

Tabel 2.14: Koefisien Kehilangan Untuk Kelengkapan Pipa

Jenis perlengkapan pipa km

Katup, terbuka penuh -

41
Bola 1

Pintu 0,2

Swing-check 2

Sudut 2

Fogt 0,8

Tikungan balik 1,5

Siku

900 1,5

450 0,4

Bentuk T -

Aliran induk 0,9

Aliran cabang 2

Sumber: Klaas, 2009: 50

Perencanaan jaringan pipa digunakan pipa GIP (Galvanis Iron Pipe) pipa baja
galvanis dikarenakan pipa GIP tahan terhadap benturan dan kuat. Faktor lain yang
perlu dipertimbangkan dalam menghitung dimensi pipa adalah kecepatan aliran.
Syarat perencanaan kecepatan aliran (v) dalam pipa GIP menurut Permen PU
No.18 tahun 2007 adalah 0,3-3 m/dtk.
Untuk menentukan dimensi pipa sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
ketentuan kecepatan aliran diatas, maka harus terlebih dahulu dilakukan uji coba
dengan menggunakan rumus dasar sebagai berikut:
Q=AxV (2.20)
Dimana:
Q = Total kebutuhan air (m3/dtk)
A = Luas penampang (m2)

42
Jika kecepatan aliran (v) dengan menggunakan diameter pipa coba-coba
berada diantara 0,3-3 m/dtk, maka diameter pipa ini dapat digunakan untuk
jaringan yang akan direncanakan.
2.4.3 Pengukuran Debit
1) Alat pengukur debit Thomson
Alat ukur debit Thomson adalah pengukur debit berdasarkan peluapan
sempurna ambang tipis berbentuk segitiga siku-siku, alat ukur ini kecil,
biasanya digunakan pada laboratorium atau di perkebunan.
Pengukuran debit Thomson dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut:
Q = 1,40 H⁵⁄² (2.21)
Dimana:
Q = Debit (m³/det)
H = Tinggi Saluran (meter)
Α = 90⁰
B = 2.H
C = 9,81 m/s²
2) Pengukuran Debit Sederhana
Pengukuran debit dengan cara sederhana dapat dibedakan dalam dua
macam metode yaitu:
a. Metode Wadah
Metode ini hanya bisa digunakan bila seluruh aliran air bisa
ditampung dalam wadah tertentu yang sudah diketahui
volumenya, misalnya air yang keluar dari mata air melalui
sebuah pipa dapat ditampung dalam wadah dengan catatan
waktu menggunakan stop watch. Langkah-langkah cara
pengukuran sederhana melalui wadah yaitu:
1. Hidupkan stop watch tepat pada saat wadah yang
disimpan untuk menampung air.
2. Matikan stop watch tepat pada saat wadah terisi penuh.

43
Cara perhitungan pengukuran debit dengan wadah adalah
sebagai berikut:
v
Q= (2.22)
t
Dimana:
Q = Debit (liter/detik)
V = Volume Wadah (liter)
t = Waktu (detik)
b. Metode Benda Apung
Pengukuran melalui Metode Benda Apung dapat terjadi jika
pada lokasi yang baik pada beban air dengan lebar, kedalaman
dan kecepatan yang dianggap tetap sepanjang 5 meter.
Disamping itu juga harus diperhatikan agar tidak ada rintangan,
halangan atau gangguan lainnya sampai tempat pengamatan
dihilir.
Cara pengukuran debit dengan Metode Benda Apung yaitu
pertama jatuhkan bola pimpong yang diisi air seperempatnya
atau ranting kering ditengah sungai pada bagian hulu bersama
dengan itu hidupkan stop watch.
Kemudian hentikan stop watch ketika bola pingpong atau
ranting kering melewati titik pengamatan dihilir, disamping itu
juga jarak antara bagian hulu dan hilir harus diukur. Terakhir
ukur lebar dan kedalaman air di beberapa titik penampang aliran.
Cara perhitungan pengukuran debit dengan benda apung adalah
sebagai berikut:
Q = A.V (2.23)
Dimana:
Q = Debit (liter/detik)
A = Luas Penampang (meter)
V = Kecepatan Aliran (meter/detik)

44
2.5.3 Jalur Pipa
Berdasarkan ketentuan Permen PU No.18 tahun 2007 perencanaan jalur
pipa harus memenuhi ketentuan berikut:
a. Pipa Transmisi
Perencanaan jalur pipa transmisi harus memenuhi ketentuan teknis sebagai
berikut:
1) Jalur pipa sependek mungkin.
2) Menghindari jalur yang mengakibatkan konstruksi sulit dan mahal.
3) Tinggi hidrolis pipa minimum 5 m diatas pipa, sehingga cukupmenjamin
operasi air valve.
4) Menghindari perbedaan elevasi yang terlalu besar sehingga tidak ada
perbedaan kelas pipa.
b. Pipa Distribusi
Perencanaan teknis pengembangan SPAM unit distribusi dapat berupa
jaringan perpipaan yang terkoneksi satu dengan lainnya membentuk
jaringan tertutup (loop), sistem jaringan distribusi bercabang (dead-end
distribution system), atau kombinasi dari kedua sistem tersebut (grade
system). Bentuk jaringan pipa distribusi ditentukan oleh kondisi topografi,
lokasi reservoir, luas wilayah pelayanan, jumlah pelanggan dan jaringan
jalan dimana pipa akan dipasang. Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi
dalam perancangan denah (lay-out) sistem distribusi adalah sebagai berikut:
1) Denah (Lay-out) sistem distribusi ditentukan berdasarkan keadaan
topografi wilayah pelayanan dan lokasi instalasi pengolahan air.
2) Tipe sistem distribsi ditentukan berdasarkan keadaan topografi
wilayah pelayanan.
3) Jika keadaan topografi tidak memungkinkan untuk sistem
gravitasiseluruhnya, diusulkan kombinasi sistem gravitasi dan
pompa.

2.5 Rencana Anggaran Biaya

45
2.5.1 Pengertian Rencana Anggaran Biaya
Menurut Ervianto Wulfarm I tentang Rencana Anggaran Biaya di
waktu akan membangun bangunan rumah tinggal adalah suatu
bangunan atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang
diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya- biaya lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek.
a. Angka Biaya Kasar
Sebagai Pedoman dalam menyusun anggaran biaya kasar
digunakan harga satuan tiap meter persegi (m²) luas lantai.
Anggaran kasar dipakai sebagai pedoman terhadap anggaran biaya
yang dihitung secara teliti.Walaupun namanya anggaran biaya
kasar, namun harga satuan tiap m2 luas lantai tidak terlalu jauh
berbeda dengan harga yang dihitungsecara teliti.
b. Angka Biaya Teliti
Yang dimaksud anggaran biaya teliti adalah Anggaran Biaya
Bangunan atau proyek yang dihitung dengan teliti dan cermat
sesuai dengan ketentuan dan syarat- syarat penyusunan anggaran
biaya. Pada anggaran biaya kasar sebagaimana diuraiakan
terdahulu, harga satuan dihitung berdasarkan harga taksiran setiap
luas lantai m2. Taksiran tersebut haruslah berdasarkan harga yang
wajar dan tidak terlalu jauh berbeda dengan harga yang dihitung
secara teliti. Sedangkan penyusunan anggaran biaya yang dihitung
secara teliti, didasarkan atau didukung oleh:
a) Bestek gunanya untuk menentukan spesifikasi bahan
dansyarat- syarat teknis.
b) Gambar bestek gunanya untuk menentukan atau
menghitung besarnya masing- masing volume pekerjaan.
c) Harga Satuan pekerjaan didapat dari harga satuan bahan
dan harga satuan upah berdasarkan perhitungan analisa

46
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 tahun 2013
tentang Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP).

2.5.2 Perhitungan Volume Pekerjaan


a. Pengertian Volume
Menurut pendapat H. Bachtiar Ibrahim penulis buku Rencana
dan Estimate Real Of Cost volume pekerjaan dalam bidang
konstruksi dalam adalah cara menghitung banyaknya suatu volume
pekerjaan dalam suatu satuan. Volume pekerjaan dalam arti
sesungguhnya bukanlah volume yang menunjukan isi
sesungguhnya, melainkan jumlah suatu volume yang terdapat pada
bagian pekerjaan dalam satu kesatuan untuk bidang konstruksi.
b. Perhitungan Volume Dalam Satuan Unit Pekerjaan
Dalam melakukan pekerjaan perencanaan anggaran biaya pada
suatu proyek, haruslah dilakukan perhitungan volume terhadap
bangunan tersebut agar dapat menentukan jumlah anggaran yang
diperlukan.
2.5.3 Harga Satuan Barang dan Upah
a. Harga Satuan Barang
Harga satuan bahan adalah menghitung banyaknya volume
masing-masing bahan atau material serta banyaknya biaya yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan konstruksi. Harga
satuan upah adalah menghitung banyaknya tenaga kerja serta
berapa besarnya biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan per-
satuan pekerjaan konstruksi. Harga satuan upah harus sesuai
dengan keterampilan seorang tenaga kerja dan harus disesuaikan
dengan upah perharinya.

b. Rekapitulasi

47
Rekapitulasi adalah tahap akhir dimana hanya di tampilkan
item-item yang pokonya saja. Sesuai dengan peraturan yang
berlaku saat ini presentase jasa bagi penyedia jasa tidak lebih dari
10%. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% ditambahkan
dalam nilai proyek. Setelah semuanya diperhitungkan maka akan
diperoleh besarnya nilai biaya proyek.

BAB III

48
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian dilakukan di Desa Bijeli Kecamatan Neomuti Kabupaten
Timor Tengah Utara.Secara astronomis Desa Bijeli berada pada posisi -9⁰35’
serta 124⁰29’’BT, dengan luas desa Luas 10 Km², yang memiliki batas wilayah
yaitu sebagai berikut:
1) Sebelah Utara : berbatasan dengan Desa Nifuboke
2) Sebelah Selatan : berbatasan dengan Desa Noebaun
3) Sebelah Barat : berbatasan dengan Desa Kiuola
4) Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa Nifuboke

Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Timor Tengah Utara


Sumber: BPS TTU,2015

49
Gambar 3.2 Peta Wilayah Desa Bijeli
Sumber: Google Earth,2022

Gambar 3.3 Sketsa Lokasi Penelitian


Sumber: Analisa Penulis,2022

50
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data berupa data primer dan data sekunder melalui survei yang
dilakukan pada wilayah penelitian. Metode pengumpulan data tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Observasi
Melakukan pengamatan langsung dilokasi guna memperoleh data dan
gambaran yang akurat berkaitan dengan perencanaan sistem jaringan air
bersih, seperti lokasi mata air, data topografi dan kondisi sosial masyarakat.
2) Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
tatap muka dan Tanya jawab langsung antara penulis dengan narasumber
untuk memperoleh informasi sehubungan dengan kebutuhan pelayanan air
bersih dan kondisi jaringan saat ini.
3) Studi Kepustakaan
Metode studi pustaka atau membaca kembali literatur-literatur maupun
bahan ajar perkuliahan yang ada sebagai panduan.
3.2.1 Data Yang Dibutuhkan
Dalam penyusunan Tugas Ahkir ini diperlukan data-data yang
mendukung baik itu primer maupun sekunder. Yang dimaksud data primer
adalah data yang diperoleh berdasarkan pengukuran langsung dilapangan,
sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi-instansi
terkait dan pernah melakukan pengukuran sebelumnya. Data-data yang
diperlukan untuk menyelesaikan Tugas Ahkir ini sesuai dengan rumusan
masalah pada Bab 1 adalah sebagai berikut:
1. Data Primer yakni:
1) Data Elevasi di peroleh dari pengukuran sendiri oleh penulis
2) Data debit mata air untuk menghitung ketersediaan air
3) Skema jaringan pipa
4) Foto Exiting

51
2. Data Sekunder yakni:
1) Data penduduk yang bersumber dari Kantor Desa Bijeli Kecamatan
Noemuti Kabupaten Timor Tengah Utara. Data penduduk digunakan
untuk menghitung kebutuhan air bersih.
2) Peta lokasi digunakan untuk menunjukan posisi atau lokasi suatu
tempat yang akan diteliti.
3) Harga Upah Dan Bahan Kabupaten TTU do peroleh dari Dinas PUPR
Kab. TTU Tahun 2022
3.2.2 Analisa data Primer dan Sekunder
1 Perhitungan proyeksi jumlah penduduk di Desa Bijeli 10 tahun mendatang
dengan menggunakan 3 metode, yaitu:
1) Metode Aritmatik
Rumus metode aritmatik berdasarkan persamaan 2.1, yaitu:
Pn = Po + Ka (Tn – To)
P 2−P1
Ka =
T 2−T 1
2) Metode Geometrik
Rumus metode geometrik berdasarkan persamaan 2.3, yaitu:
Pn = Po (1 + r) n
3) Metode Least Square
Rumus metode least square berdasarkan persamaan 2.4, yaitu:
Y=a+bX
( Σ Y ) . ( Σ X ² ) −( ∑ X ) .(∑ XY )
a¿
n ( ∑ X 2 )−(∑ X )²
n . ( ΣX Y ) −∑ X ∑ Y
b¿
n ( ∑ X 2) −(∑ X)²
Dari ketiga metode diatas digunakan untuk menghitung proyeksi
pertambahan jumlah penduduk dan untuk menentukan metode mana yang
lebih tepat, dilihat dari data pertambahan penduduk yang terjadi (jumlah
penduduk terbanyak).

52
2. Analisa Kebutuhan Air yang diperlukan masyarakat Desa Bijeli 10 tahun
mendatang :
1) Kebutuhan Domestik
Rumus kebutuhan domestik berdasarkan persamaan 2.5, yaitu:
D = Pn x Pa x Tp
Dimana:
D = Kebutuhan Air Domestik ( l/dt )
Pn = Jumlah Penduduk (jiwa)
Pa = Pemakaian Air (liter/orang/hari)
Tp = Tingkat Pelayanan (%)
2) Kebutuhan Non Domestik
Rumus kebutuhan non domestik berdasarkan persamaan 2.6, yaitu:
ND= 25% s/d 30% dari kebutuhan domestik (D)
Dimana:
ND= Kebutuhan Non Domestik (l/dt)
D = Kebutuhan Domestik (l/dt)
3) Kehilangan Air
Rumus kehilangan air berdasarkan persamaan 2.8, yaitu:
KA= 20% x T
Dimana :
KA= Kehilangan air (ltr/dtk)
T = Kebutuhan total air (ltr/dtk)
4) Kebutuhan Air Total
Rumus kebutuhan air total berdasarkan persamaan 2.9, yaitu:
T = D + ND + KA
Dimana:
T = Kebutuhan Total Air ( l/dt )
D = Kebutuhan Domestik ( l/dt )
ND = Kebutuhan Non Domestik ( l/dt )
KA = Kehilangan Air ( ltr/dtk )

53
3 Menghitung dimensi pipa yang digunakan untuk merencanakan sistem
jaringan air bersih di Desa Bijeli dengan menggunakan rumus:
Rumus menghitung dimensi pipa berdasarkan persamaan 2.20, yaitu:
Q=AxV
πD ²
A=
4
Dimana:
Q = Debit aliran (m³/dtk)
A = Luas penampang (m²)
V = Kecepatan aliran dalam pipa (m/dtk)
D = Diameter pipa (m)
4. Menghitung rencana anggaran biaya (RAB) untuk pembangunan jaringan air
bersih dengan menggunakan AHSP 2022
5. Kesimpulan dan saran tahapan ini penulis akan menyimpulkan seluruh
rangkaian perencanaan dan memberikan saran terutama bagi implementasi
penyediaan sarana dan prasarana penyediaan air bersih melalui sistem
jaringan air bersih.
3.3 Diagram Alir
Diagram alir bertujuan untuk menjelaskan alur pikir, tahapan atau
langkah-langkah yang dilakukan untuk menguraikan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kegiatan penelitian, mulai dari apa yang diperlukan
beserta urutan pelaksanaanya. Berbagai data yang diperlukan secara langsung
(data primer) dan data yang tersedia (data sekunder). Hal-hal teknis dalam
upaya tersebut didasarkan pada studi terdahulu, pengalaman berbagai pihak
dalam menentukan teknik yang berhubungan dengan sistem jaringan air bersih
serta pelayanan dan penyediaan sarana prasarana air bersih atau minum.

Mulai

54
Pengumpulan Data

Data Primer: Data Sekunder:

1. Data topografi 1. Jumlah penduduk


2. Data Elevasi 2. Harga Upah dan
3. Data debit Bahan Tahun 2022
4. Dokumentasi

Proyeksi Jumlah Penduduk

Analisa Kebutuhan Air:


1. Kebutuhan Domestik
2. Kebutuhan Non
Domestik
3. Kehilangan Air
AHSP 2022

Kebutuhan Air Total (Qt)

Menghitung Dimensi Pipa

Gambar Skema Jaringan Pipa

Volume

Rencana Anggaran Biaya

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.4. Diagram Alir Penelitian


Sumber : Analisa Penulis, 2022

55
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Proyeksi Penduduk


Maksud dari perhitungan proyeksi penduduk yaitu untuk mengetahui jumlah
penduduk pada tahun rencana 2022 sampai dengan tahun 2031 dan untuk menentukan
metode mana yang lebih tepat, dilihat dari jumlah penduduk terbanyak.
Tabel 4.1 Data Jumlah Penduduk Desa Bijeli

NO Tahun Jumlah Penduduk

1 2012 670

2 2013 689

3 2014 692

4 2015 700

5 2016 710

6 2017 730

7 2018 758

8 2019 800

9 2020 856

10 2021 900

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Timor Tengah Utara, 2022


Prosedur perhitungan proyeksi jumlah penduduk berdasarkan ketiga metode
dapat dilihat dalam perhitungan berikut ini:
1. Perhitungan jumlah penduduk untuk tahun 2031
1) Metode Aritmatika
Rumus: Pn = Po + Ka (Tn – To) (Persamaan 2.1 halaman 33)
Ka = (P2-P1)/(T2-T1) . (Persamaan 2.2 halaman 33)

56
P 2021−P 2012
Ka =
T 2021−T 2012

900−670
= 2021−2012

230
= 9
= 25,5
Pn = Po +Ka (Tn-To)
P2031 = P2021 + 25,5 (2031 -2021)
= 900 + 25.5 x 10
= 1.155 Jiwa
2) Metode Geometrik
Rumus: Pn = Po (1+ r) n (Persamaan 2.3 halaman 34)

P2021 = P2012 (1 + r) n
900 = 670(1 + r) 2021-2012
900 = (1+ r)9
670
1,343 = (1 + r)9 atau
(1 + r)9 = 1,343
(1 + r) = (1,343)0.11
1+r = 1,032
R = 1,032 – 1
= 0,032
P2031 = P2021 (1 + r)2031-2021
= 900 (1 + 0,032)10
= 1.233,21
= 1.233 Jiwa

57
3) Metode Least Square
Dengan rumus: Y = a + b.X. ... .(Persamaan 2.4 halaman 34).
Tabel 4.2 Perhitungan Metode Least Square

Tahun Tahun (X) Jumlah Penduduk (Y) X.Y X2


2012 1 670 670 1

2013 2 689 1378 4

2014 3 692 2076 9

2015 4 700 2800 16

2016 5 710 3550 25

2017 6 730 4380 36

2018 7 758 5306 49

2019 8 800 6400 64

2020 9 856 7704 81

2021 10 900 9000 100

∑ 55 7505 43237 385


Sumber: Hasil Perhitungan, 2022

∑Y . ∑ X 2−∑ X . ∑ XY
A=
n .∑ x 2−(∑ x)2
(7505.385 )−(55.43237)
¿
( 10.385 )−¿¿
511390
¿
825
= 619,86
n . ( ∑ X . Y ) −(∑ X . ∑ Y )
B=
n .(∑ X 2 )−¿ ¿
(10.43237 )−(55.7505)
¿
( 10.385 )−¿¿

58
19595
¿
825
= 23,751
Maka:
P2031 = 619,86 + 23,751 x (2031-2012)
= 619,86 + (23,751 x 19)
= 1071 Jiwa
Hasil perhitungan proyeksi penduduk tahun 2022 sampai 2031 adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.3 Pertumbuhan Jumlah Penduduk
Proyeksi Jumlah Penduduk (Metode)
No Tahun
Aritmatik Geometrik Least Square

1 2012 670 670 670

2 2013 689 689 689

3 2014 692 692 692

4 2015 700 700 700

5 2016 710 710 710

6 2017 730 730 730

7 2018 758 758 758

8 2019 800 800 800

9 2020 856 856 856

10 2021 900 900 900

11 2022 926 929 857

12 2023 951 959 881

13 2024 977 989 905

14 2025 1002 1021 929

59
15 2026 1028 1054 952

16 2027 1053 1087 976

17 2028 1079 1122 1000

18 2029 1104 1158 1024

19 2030 1130 1195 1047

20 2031 1155 1233 1071

Sumber: Hasil Perhitungan, 2022

Untuk menetukan pilihan rumus proyeksi jumlah penduduk yang akan

digunakan dengan hasil perhitungan yang nilai proyeksi jumlah penduduk paling

terbesar adalah metode geometrik dengan jumlah penduduk tahun 2031 yaitu 1233

jiwa.

4.2 Perhitungan Kebutuhan Air


Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi penduduk sebelumnya, hasil proyeksi
yang digunakan ialah metode geometrik untuk menghitung kebutuhan air.
1) Kebutuhan Air Domestik (D)
Berdasarkan tabel 2.1 Kebutuhan air domestik untuk daerah pedesaan atau daerah
yang jumlah penduduknya 3.000 sampai 10.000 jiwa adalah 100 ltr/org/hari dan
jumlah penduduk yang dilayani adalah 80% dari total penduduk (Permen PU No. 18
tahun 2007).
Makakebutuhan air domestik:
D = Pn x PA x TP (Persamaan 2.5 halaman 34).
D = 1233 org x 100 lt/org/hari x 80%
= 1233 x 100 x 0,80
= 98.640 liter/hari
98 .640 liter
=
24 x 60 x 60 detik
98.640 liter
=
86.400 detik

60
= 1,14 liter/detik
Jadi kebutuhan air domestik pada tahun rencana 2031 yaitu 1,14 liter/detik.
2) Kebutuhan Air Non Domestik ( ND)
Kebutuhan non domestik diasumsikan 25% dari kebutuhan domestik. Dalam
perhitungan analisa ini adalah sebagai berikut:
Maka :
ND = 25% x D (Persamaan 2.6 halaman 35)
ND = 0,25 x 1,14 liter/detik
= 0,29 liter/detik
Jadi kebutuhan air non domestik pada tahun 2031 yaitu 0,29 liter/detik.
3) Kebutuhan Air Total
Perhitungan kebutuhan air total didasarkan atas kebutuhan domestik, non
domestik dan kehilangan air.
KA = 20 % x T (Persamaan 2.9 halaman 35)
Jadi:
T = D + ND + KA
= D + ND + 20% .T
= D + ND + 0,20. T
T – 0,20 T = D + ND
0,80 T = 1,14 + 0,285
0,80T = 1,425
T = 1,425
0,80
= 1,78 liter/detik
Jadi kebutuhan air total adalah pada tahun 2031 adalah 1,78 liter/detik
4) Kehilangan Air
Perhitungan kebutuhan air total didasarkan atas kebutuhan air domestik, non
domestik dan kehilangan air. Kehilangan diasumsikan sebesar 20% dari kebutuhan air
total.
KA = 20% x T (Persamaan 2.8 halaman 35)

61
= 0,20 x 1,781 liter/detik
= 0,36 liter/detik
Jadi kehilangan air pada tahun 2031 yaitu 0,36 liter/detik.
5) Kebutuhan Air Rata-Rata
qRH = qT + qHL (Persamaan 2.9 halaman 35)
= 1,781 liter/detik + 0,356 liter/detik
= 2,14 liter/detik
Jadi kebutuhan air rata-rata pada tahun rencana 2031 yaitu 2,14 liter/detik.

6) Kebutuhan Air Hari Maksimum


qHM = qRHx F (Persamaan 2.10 halaman 36)
= 2,137 x 1,25
=2,68 liter/detik
Jadi kebutuhan air hari maksimum pada tahun 2031 yaitu 2,68 liter/detik.
7) Kebutuhan Air Jam Maksimum
qJM = qRH x F (Persamaan 2.11 halaman 36)
= 2,137 x 1,75
= 3,75 liter/detik.
Jadi kebutuhan air hari maksimum pada tahun 2031 yaitu 3,75 liter/detik.
Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan:
1) Kebutuhan air domestik tahun 2031 = 1,14 liter/detik.
2) Kebutuhan air non domestik tahun 2031 = 0,29 liter/detik.
3) Kebutuhan air total tahun 2031 = 1,78 liter/detik.
4) Kehilangan air pada tahun 2031 = 0,36 liter/detik.
5) Kebutuhan air rata-rata tahun 2031 = 2,14 liter/detik.
6) Kebutuhan air hari maksimum tahun 2031 = 2,68 liter/detik.
7) Kebutuhan air jam maksimum tahun 2031 = 3,75 liter/detik.
Untuk perhitungan kebutuhan air bersih pada tahun sebelumnya dapat dilihat pada
tabel 4.4 berikut ini.

62
63
Tabel 4.4 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih
Jumlah Kebutuhan Kebutuhan Kehilangan Kebutuhan Kebutuhan Air Kebutuhan Air Kebutuhan Air
Pertumbuhan Domestik Non Air Total Rata Rata Hari Maksimum Jam
Maksimum
No Tahun Penduduk Domestik

(Jiwa) (Ltr/org/dtk) (Ltr/org/dtk) (Ltr/dtk) (Ltr/org/dtk) (Ltr/dtk) (Ltr/dtk) (Ltr/dtk)

1 2012 670 0.62 0.16 0.19 0.97 1.16 1.45 2.04

2 2013 689 0.64 0.16 0.20 1.00 1.20 1.50 2.09

3 2014 692 0.64 0.16 0.20 1.00 1.20 1.50 2.10

4 2015 700 0.65 0.16 0.20 1.01 1.22 1.52 2.13

5 2016 710 0.66 0.16 0.21 1.03 1.23 1.54 2.16

6 2017 730 0.68 0.17 0.21 1.06 1.27 1.58 2.22

7 2018 758 0.70 0.18 0.22 1.10 1.32 1.64 2.30

8 2019 800 0.74 0.19 0.23 1.16 1.39 1.74 2.43

9 2020 856 0.79 0.20 0.25 1.24 1.49 1.86 2.60

10 2021 900 0.83 0.21 0.26 1.30 1.56 1.95 2.73

11 2022 929 0.86 0.22 0.27 1.34 1.61 2.02 2.82

63
12 2023 959 0.89 0.22 0.28 1.39 1.66 2.08 2.91

13 2024 989 0.92 0.23 0.29 1.43 1.72 2.15 3.00

14 2025 1021 0.95 0.24 0.30 1.48 1.77 2.22 3.10

15 2026 1054 0.98 0.24 0.30 1.52 1.83 2.29 3.20

16 2027 1087 1.01 0.25 0.31 1.57 1.89 2.36 3.30

17 2028 1122 1.04 0.26 0.32 1.62 1.95 2.43 3.41

18 2029 1158 1.07 0.27 0.34 1.68 2.01 2.51 3.52

19 2030 1195 1.11 0.28 0.35 1.73 2.07 2.59 3.63

20 2031 1233 1.14 0.29 0.36 1.78 2.14 2.68 3.75

Sumber: Hasil Perhitungan, 2022

64
Dari hasil perhitungan tabel kebutuhan air bersih diatas, diketahui bahwa pada tahun
2022 total kebutuhan air bersihnya adalah 1,34 liter/detik, dan pada tahun 2031
kebutuhan total air bersih adalah 1,78 liter/detik. Untuk langkah perhitungannya sama
dengan langkah perhitungan yang sudah dilakukan sebelum tabel diatas.
4.3 Pengukuran Debit Mata Air
Pengukuran debit pada sumber mata air Desa Bijeli dilakukan empat kali
dengan metode pelampung (bola pimpong), pengukuran dilakukan pada saat debit air
besar di musim hujan. Hasil pengukuran adalah sebagai berikut :
a. Dimensi saluran buatan untuk pengukuran debit :
Lebar saluran (b) = 0,7 m
Kedalaman air rata-rata (h) = 0,15 m
Panjang saluran (L) =5m
b. Pengukuran kecepatan pelampung :
t 1 = 8,30 detik
t 2 = 8,75 detik
t 3 = 8,45 detik
t 4 = 8 detik
Waktu (t) rata-rata = 8,37 detik
c. Hasil perhitungan debit :
A =bxh
= 0,7 m x 0,15 m
= 0,105 m2
V = L/t
= 5 m : 8,37 detik
= 0,59 m/detik
Q =VxA (Persamaan 2.23 halaman 44)
= 0,59 m/detik x 0,105 m2= 0,06195 m3/detik
= 0,06195 m3/detik x 1000
= 61,95 liter/detik.

65
Jadi hasil perhitungan debit mata air Desa Bijeli dengan metode pelampung (bola
pimpong) adalah sebesar 61,95 liter/detik.
4.4 Perhitungan Dimensi Pipa
Dalam perhitungan ini jenis pipa yang digunakan adalah pipa baja karena jarak
antara sumber dan permukiman sangat jauh dan melewati hutan sehingga jenis pipa
lain sangat mudah dirusakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, misalnya
dirusak dengan cara dipotong atau di bakar.
Berikut merupakan contoh perhitungan dimensi pipa diameter 3”.
1. Perhitungan Pipa Transmisi
Diketahui:
Qhari maksimum 2031 = 2,68 liter/detik
= 0,00268 m³/detik
V = 0,3 – 3 m/detik (syarat kecepatan aliran digunakan pipa GIP)
Jika direncanakan pipa transmisi berdiameter 3”, maka:
3 x 25,4 mm = 76,2 mm
= 0,0762 m (diameter pipa rencana)
Rumus yang digunakan:

Q = A.V (Persamaan 2.24 halaman 30)


2
1
A ¿ π .d (Persamaan 2.25 halaman 30)
4
1 2
¿ x 3,14 x 0,0762
4
= 0,25 x 3,14 x 0,0058
= 0,0045581 m2
Q
V = (Persamaan 2.26 halaman 30)
A
0,00268 m3/detik
¿
0,004553 m2
= 0.6 m/detik

66
Dari perhitungan diatas, mendapatkan kecepatan aliran 0.6 m/detik, maka pipa
berdiameter 3” dapat digunakan karena memenuhi syarat kecepatan aliran.
Berikut merupakan hasil uji coba kecepatan aliran dalam pipa transmisi dari
beberapa ukuran:
Tabel 4.5 Uji Diameter Pipa Transmisi Terhadap Kecepatan Aliran
Pip Syarat Kecepatan Pipa
Q D A V
No a Transmisi
Ø m3/dtk M m² m3/dtk 0,3 - 3 m/detik
0.00268 0.0254 0.0005065 5.3
1 0,5 Tidak Memenuhi
0.00268 0.0508 0.0020258 1.3
2 1 Memenuhi
0.00268 0.0762 0.0045581 0.6
3 2 Memenuhi
0.00268 0.1016 0.0081032 0.3
4 3 Memenuhi
0.00268 0.1524 0.0182322 0.1
5 4 Tidak Memenuhi
Sumber: Hasil Perhitungan, 2022

Menghitung keliling basah pipa (P):


P = π .d
P = 3,14 . 0.0762
P = 0.240
Menghitung jari-jari hidrolis (R)
A
R=
P
0,0045581m ²
R= = 0,0189 m
0,240 m
2. Perhitungan Pipa Distribusi
Diketahui:
Qjam puncak 2031 = 3,75 liter/detik
= 0,00375 m³/detik
V = 0,3 – 3 m/detik (syarat kecepatan aliran dugunakan pipa GIP)
Jika direncanakan pipa distribusi berdiameter 2”, maka:
2 x 25.4 mm = 50,8 mm
= 0,0508 m (diameter pipa rencana)

67
Rumus yang digunakan:

Q = A.V (Persamaan 2.24 halaman 30)


2
1
A ¿ π .d (Persamaan 2.25 halaman 30)
4
1 2
¿ x 3,14 x 0,0508
4
= 0,25 x 3,14 x 0,00258064
= 0,0020258024 m2
Q
V = (Persamaan 2.26 halaman 30)
A
3
0,00375 m /detik
¿
0,0020336524 m2
= 1.84 m/detik
Dari perhitungan diatas, kecepatan mendapatkan kecepatan aliran 1,84 m/detik,
maka pipa berdiameter 2” dapat digunakan karena memenuhi syarat kecepatan aliran.
Berikut merupakan hasil uji coba kecepatan aliran dalam pipa transmisi dari
beberapa ukuran:
Tabel 4.6 Uji Diameter Pipa Distribusi Terhadap Kecepatan Aliran
N Pipa Q D A V Syarat Kecepatan Pipa
o Ø m3/dtk M m² m3/dtk 0,3-3 m/detik
0.00375 0.0254 0.0005065 7.4
1 1 Tidak Memenuhi
0.00375 0.0508 0.0020258 1.9
2 2 Memenuhi
0.00375 0.0762 0.0045581 0.8
3 3 Memenuhi
0.00375 0.1016 0.0081032 0.5
4 4 Memenuhi
0.00375 0.1524 0.0182322 0.2
5 6 Tidak Memenuhi
Sumber : Hasil Perhitungan, 2022

Menghitung keliling basah pipa (P):


P = π .d
P = 3,14 . 0.0508

68
P = 0.159
Menghitung jari-jari hidrolis (R)
A
R=
P
0,0020258 m²
R= = 0,0127 m
0,159 m
4.5 Perhitungan Jumlah Pipa
Untuk menghitung jumlah pipa jaringan distribusi pada perencanaan jaringan
air bersih di Desa Bijeli, hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan pipa yang
dibutuhkan agar tidak terjadi pemborosan dalam proses pemasangan jaringan
air bersih. Pipa yang digunakan dalam perencanaan ini adalah pipa Gip
dimana panjang perbatangnya adalah 6 m
Cara menghitung jumlah pipa adalah sebagai berikut:
a. Pipa Transmisi (Ø3’’)
Jarak pipa transmisi dari mata air (P0) ke reservoir (P10) = 2000 m
2000
Jumlah pipa = 334 batang
6
b. Pipa Distribusi (Ø2’’)
Jarak pipa distribusi dari reservoir (P10) ke (P22) = 3118 m
3118
Jumlah pipa = 520 batang
6
Sehingga, jumlah pipa transmisi dan distribusi seluruhnya adalah 854 batang
dengan jumlah pipa masing-masing:
Jumlah pipa diameter 3’’ (Pipa Transmisi) = 334 batang
Jumlah pipa diameter 2’’ (Pipa Distribusi) = 520 batang
4.6 Menghitung Kehilangan Tinggih Tekan Pipa
Pada perhitungan kehilangan tinggi tekanan menggunakan rumus
Hazzen-Williams:
10,666 Q 1,85
Hf = L (Persamaan 2.14 halaman 37)
Chw 1,85 d 4,85
Koefisien kekasaran Hazzen-Williams (Chw) = 140 (Pipa mulus dan halus)

69
Berikut merupakan tabel data beda tinggi dan jarak dari hasil pengukuran:

Tabel 4.7 Data Beda Tinggih Dan Jarak


Sumber: Hasil Pengukuran, 2022
Elevasi (H) Jarak Horizontal
Titik (m) Titik (m)
P0
(Sumber Air) 536 P0-P1 200
P1 526 P1-P2 200
P2 524 P2-P3 200
P3 518 P3-P4 200
P4 501 P4-P5 200
P5 490 P5-P6 200
P6 460 P6-P7 200
P7 432 P7-P8 200
P8 408 P8-P9 200
P9 403 P9-P10 200
P10
(Reservoir) 397 P10-P11 76
P11 387 P11-P12 111
P12 380 P12-P13 121
P13 370 P13-P14 215
P14 367 P14-P15 55
P15 359 P15-P16 228
P16 351 P16-P17 260
P17 348 P17-P18 111
P18 344 P18-P19 258
P19 343 P19-P20 111
P20 342 P20-P21 92
P21 342 P21-P22 140
P22 340 P22-P23 135

70
4.6.1 Pipa Transmisis
a. Kehilangan tinggih tekanan akibat gesekan pada titik P0
10,666 Q 1,85
Hf0 = L
Chw 1,85 d 4,85
1,85
10,666 0.00268
Hf0 = 1,85 4,85
200
140 0.1016
Hf0 = 0.261
Head Loss (HL0)
HL0 = H0-Hf0 =536m-0.261m = 535.739 m
Sisa tekanan pada titik P0 = 535.739 m
b. Kehilangan tinggih tekanan akibat gesekan pada titik P1
1,85
10,666 Q
Hf1 = 1,85 4,85
L
Chw d

10,666 0.002681,85
Hf1 = 200
1401,85 0.1016 4,85
Hf1 = 0.261
Head Loss (HL1)
HL1 = H1-Hf1 = 526m-0.261m = 525.739 m
Sisa tekanan pada titik P1 = 525.739 m
Tabel 4.8 Kehilangan tinggi tekanan pada pipa transmisi
No Titik H L D Chw Hf HL
(m) (m) (m) (m) (m)

1 P0
(Mata Air) 536 200 0.1016 140 0.261 535.739

2 P1 526 200 0.1016 140 0.261 525.739

3 P2 524 200 0.1016 140 0.261 523.739

4 P3 518 200 0.1016 140 0.261 517.739

5 P4 501 200 0.1016 140 0.261 500.739

71
6 P5 490 200 0.1016 140 0.261 489.739

7 P6 460 200 0.1016 140 0.261 459.739

8 P7 432 200 0.1016 140 0.261 431.739

9 P8 408 200 0.1016 140 0.261 407.739

10 P9 403 200 0.1016 140 0.261 402.739

11 P10 (Reservoir) 397 76 0.1016 140 0.099 396.901

Sumber: Hasil Perhitungan, 2022


4.6.2 Pipa Distribusi
a. Kehilangan tinggih tekanan akibat gesekan pada titik P11
10,666 Q1,85
Hf11 = L
Chw 1,85 d 4,85
1,85
10,666 0.00375
Hf11 = 111
1401,85 0.05084,85
Hf11 = 7.789
Head Loss (HL11)
HL11 = H11-Hf11 =387m - 7.789m = 379.211 m
Sisa tekanan pada titik P11 = 379.211 m
b. Kehilangan tinggih tekanan akibat gesekan pada titik P12
1,85
10,666 Q
Hf12 = L
Chw 1,85 d 4,85
1,85
10,666 0.00375
Hf12 = 1,85 4,85
121
140 0.0508
Hf12 = 8.491
Head Loss (HL12)
HL12 = H12-Hf12 = 380m - 8.491m = 371.509 m
Sisa tekanan pada titik P11 = 371.509 m

72
Tabel 4.9 Kehilangan tinggi tekan pada pipa distribusi
No Titik H L D Chw Hf HL
(m) (m) (m) (m) (m)

1 P11 387 111 0.0508 140 7.789 379.211

2 P12 380 121 0.0508 140 8.491 371.509

3 P13 370 215 0.0508 140 15.088 354.912

4 P14 367 55 0.0508 140 3.860 363.140

5 P15 359 228 0.0508 140 16.000 343.000

6 P16 351 260 0.0508 140 18.246 332.754

7 P17 348 111 0.0508 140 7.789 340.211

8 P18 344 258 0.0508 140 18.105 325.895

9 P19 343 111 0.0508 140 7.789 335.211

10 P20 342 92 0.0508 140 6.456 335.544

11 P21 342 140 0.0508 140 9.825 332.175

12 P22 340 135 0.0508 140 9.474 330.526

Sumber Hasil Perhitungan, 2022


Berdasarkan bab 2 tabel 2.5 dam 2.6 kriterian jaringan pipa transmisi dan
distribusi, hasil perhitungan kehilangan tinggi tekanan dan sisa tekanan pada tabel
diatas maka disimpulkan bahwa hasil perhitungan perencanaan memenuhi standar
4.7 Perencanaan Dimensi Reservoir
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18 Tahun 2007 tentang
penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, untuk
merencanakan besarnya volume reservoir untuk kapasitas efektif dari reservoir dapat
diambil 15% - 25% sehingga untuk perencanaan reservoir pada jaringan air minum
Desa Bijeli pada tahun rencana 2031 dapat dihitung sebagai berikut:

73
Kebutuhan air harian maksimum 2031= 2,68 ltr/dtk
= 0,00268 m3 / dtk (kebutuhan air harian maksimum 2031)
Volume 1 hari = 0,00268 m3 / dtk × 24 × 60 × 60
= 0,00268 m3 × 86.400 dtk
= 231,552 m3
Volume reservoir = 20% × kebutuhan air harian maksimum
= 20% × 231,552
= 46,310 m3
Untuk menampung air sebanyak 46,310 m3, dimensi reservoir direncanakan
berdasarkan kriteria perencanaan dimensi reservoir pada tabel 2.10 halaman 32
reservoir memiliki kedalaman 3,0 meter dengan perbandingan panjang dan lebar 1 :1
sehingga didapat dimensi reservoir sebagai berikut:
1) Volume efektif reservoir
P =L
V =PxLxT
46,310 m3 =LxLxT
46,310 m3 = L2 x 3m
3m x L2 = 46,310 m3
L2 = (46,310 m3): (3m)
= 15,43 m2
L = √ 15,43
L = 3,92 m dibulatkan 4 m
P=L =4m
V =4mx4mx3m
= 48 m3 > 46,310 m3 (aman)
2) Volume air mati (muka air minimum)
Dimensi tinggi muka air minimum 30 m
Panjang =4m
Lebar =4m

74
Tinggi = 0,30 m
Volume =PxLxT
= 4 m x 4 m x 0,3 m
= 4,8 m3
3) Dimensi Ruang Udara (Tinggi Bebas)
Dimensi tinggi bebas antara 30 cm – 50 cm diambil 30 cm atau 0,3 m
Panjang =4m
Lebar =4m
Volume ruang udara
V =PxLxT
= 4 m x 4 m x 0,3 m
= 4,8 m3
4) Volume Ruang Lumpur
Tinggi ruang lumpur 10 – 30 cm diambil 10 cm atau 0,1 m
Lebar ruang lumpur 30 – 80 cm diambil 80 cm atau 0,8 m
Panjang =4m
Lebar = 0,80 m
Tinggi = 0,10 m
Volume =PxLxT
= 4 x 0,80 x 0,10
= 0,32 m3
Jadi, pada perencanaan jaringan air bersih di Desa Bijeli, kecamatan Noemuti,
Kabupaten Timor Tengah Utara. Reservoir digunakan ukuran 4 m x 4 m x 3m = 48m3
4.8 Gambar Skema Jaringan Pipa
Gambar skema jaringan pipa dapat dilihat pada halaman berikut.

75
4.9 Rencana Anggaran Biaya
Adapun rencana anggaran biaya pekerjaan ini yaitu didasarkan pada harga
upah dan bahan tahun 2022 di Kabupaten Timor Tengah Utara
REKAPITULASI MATA UANG UTAMA
RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA

NAMA PERENCANAAN : PERENCANAAN SISTEM JARINGAN AIR BERSIH


DI DESA BIJELI
LOKASI PERENCANAAN : DESA BIJELI KEC. NOEMUTI KABUPATEN TTU
PERENCANA PEKERJAAN : ZALVADOR PUTRA de PAULO KOU
TAHUN PELAKSANAAN : 2022

NO. URAIAN PEKERJAAN JUMLAH HARGA (RP)

1 2 3
I. PEKERJAAN PERSIAPAN 19,500,000.00

II. PEKERJAAN GALIAN TANAH ,URUGAN & PASANGAN 148,719,463.77

III. PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG 186,842,286.25

IV PEKERJAAN PERLENGKAPAN ASESORIES 12,355,900.00

V PEKERJAAN PEMBANGUNAN JARINGAN PIPA 244,212,485.83

VI PEKERJAAN FINISHING 1,147,700.00

A JUMLAH : RP 612,777,835.86
B PEMBORONG : 5 % X A 30,638,891.79
C JUMLAH FISIK KONSTRUKSI [ A + B ] 643,416,727.65
D KONSULTAN PERENCANA 1.5 % X A 9,191,667.54
E KONSULTAN PENGAWAS 1 % X A 6,127,778.36
F JUMLAH [ C+D+E ] : RP 658,736,173.54
G DIBULATKAN : RP 658,700,000.00
F DALAM US DOLAR $

TERBILANG: ENAM RATUS LIMA PULUH DELAPAN JUTA TUJUH RATUS RIBU RUPIAH

Kupang, 8 Desember 2022

MAHASISWA
POLITEKNIK NEGERI KUPANG
TEKNIK SIPIL

ZALVADOR PUTRA de PAULO KOU

76
DAFTAR HARGA DAN BIAYA
NAMA PERENCANAAN : PERENCANAAN SISTEM JARINGAN AIR BERSIH
DI DESA BIJELI
LOKASI PERENCANAAN : DESA BIJELI KEC. NOEMUTI KABUPATEN TTU
PERENCANA PEKERJAAN : ZALVADOR PUTRA de PAULO KOU
TAHUN PELAKSANAAN : 2022

HARGA JUMLAH
NO URAIAN PEKERJAAN SATUAN VOLUME SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5 6
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1 . Pembersihan lokasi Ls 1.00 5,000,000.00 5,000,000.00
2 . Mobilisasi Ls 1.00 3,500,000.00 3,500,000.00
3 . Pembuatan Direksi Keet/Gudang penyimpanan bahan bangunan Ls 1.00 10,000,000.00 10,000,000.00
4 . Pemasangan Papan Nama Ls 1.00 1,000,000.00 1,000,000.00
Total Jumlah I 19,500,000.00
II. PEKERJAAN GALIAN TANAH ,URUGAN & PASANGAN
A Pekerjaan Pematokan
1 . Pengukuran Dan Pas.Bow Plank M¹ 46.00 84,217.38 3,873,999.25
2 . Penyediaan Air Kerja Ls 1.00 3,500,000.00 3,500,000.00
Jumlah Sub. II.A 7,373,999.25
B PEKERJAAN GALIAN TANAH,URUGAN & PASANGAN
I . PEKERJAAN BANGUNAN BAK RESERVOIR 48 M³ = 1 UNIT
1 . Galian tanah Reservoir
a . Galian tanah reservoir : V = P x L x T M3 37.70 26,450.00 997,165.00
Panjang galian = 6.5 M
Lebar galian =4M
Tinggi galian = 1.45 M
b . Galian tanah Bak kontrol : V = P x L x T M3 1.22 26,450.00 32,136.75
Panjang galian = 1.35 M
Lebar galian = 1.5 M
Tinggi galian = 0.60 M
2 . Urugan pasir dasar reservoir : V = P x L x T
a . Urugan pasir dasar reservoir : V = P x L x T M3 1.30 137,730.90 179,050.17
Panjang galian = 6.5 M
Lebar galian =4M
Tinggi galian = 0.05 M
b . Urugan pasir Bak kontrol : V = P x L x T M3 0.10 137,730.90 13,945.25
Panjang galian = 1.35 M
Lebar galian = 1.5 M
Tinggi galian = 0.05 M
3
3 . Pas.Batu kosong [ Aanstamping ] : V = P x L x T M
a . Pas. Batu Kosong Dasar Reservoir : V = P x L x T M3 7.80 357,247.50 2,786,530.50
Panjang pas. batu kosong = 6.5 M
Lebar pas. Batu kosong =4 M
Tinggi pas. Batu kosong = 0.30 M
b . Pas. Batu kososng dasar bak kontrol : V = P x L x T M3 0.61 357,247.50 217,027.86
Panjang pas. Batu kosong = 1.35 M
Lebar pas. Batu kosong = 1.5 M
Tinggi galian = 0.30 M
4 . Pek Plesteran
a . Pek. plesteran Reservoir : V = P x L M2 174.00 548,612.10 95,458,505.40
Panjang dinding plesteran = 58 M
Lebar pek. plesteran =3M
b . Pek. plesteran bak kontrol : V = P x L M2 5.40 548,612.10 2,962,505.34
Panjang dinding plesteran = 6 M
Lebar pek. plesteran = 0.9 M
5 . Pek Acian
a . Pek. acian Reservoir : V = P x L M2 174.00 215,711.25 37,533,757.50
Panjang dinding acian = 58 M
Lebar pek. acian =3M
b . Pek. acian bak kontrol : V = P x L M2 5.40 215,711.25 1,164,840.75
Panjang dinding acian = 6 M
Lebar pek. acian = 0.9 M
Jumlah Sub II.B 141,345,464.52
Total Jumlah . Sub.II.A+II.B 148,719,463.77

77
III PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG
1 . Pek. Cor Beton Lantai Reservoir : Camp. 1Pc : 2 Psr : 3 Krl V = P x L x T
3
a . Beton Cor utk Lantai bak Reservoir M 6.50 4,761,162.15 30,947,553.98
Panjang pek. Cor beton lantai = 6.5 M
Lebar pek. Cor beton lantai =4M
Tebal pek. Cor beton lantai = 0.25 M
3
b . Beton Cor utk Lantai bak kontrol M 0.51 4,761,162.15 2,410,338.34
Panjang pek. Cor beton lantai = 1.35 M
Lebar pek. Cor beton lantai = 1.5 M
Tebal pek. Cor beton lantai = 0.25 M
2 . Pek.Beton Cor dinding bak Reservoir Camp. 1Pc : 2 Psr : 3 Krl V = P x L x T
a . Beton Cor utk dinding bak Reservoir M3 34.80 4,761,162.15 165,688,442.82
Panjang pek. Cor beton dinding = 58 M
Lebar pek. Cor beton dinding =3M
Tebal pek. Cor beton dinding = 0.20 M
3
b . Beton Cor utk Lantai bak kontrol M 1.08 4,761,162.15 5,142,055.12
Panjang pek. Cor beton lantai = 6 M
Lebar pek. Cor beton lantai = 0.9 M
Tebal pek. Cor beton lantai = 0.20 M
3 . Pek. Beton Cor Plat penutup tbl 12 Cm Camp. 1 Pc : 2 Psr 3 Krl V = P x L x T
3
a . Beton Cor plat penutup bak Reservoir M 3.12 4,761,162.15 14,854,825.91
Panjang pek. Cor plat penutup = 6.5 M
Lebar pek. Cor plat penutup =4M
Tebal pek. Cor plat penutup = 0.12 M
b . Beton Cor utk Lantai bak kontrol M3 0.24 4,761,162.15 1,156,962.40
Panjang pek. Cor plat penutup = 1.35 M
Lebar pek. Cor plat penutup = 1.5 M
Tebal pek. Cor plat penutup = 0.12 M
Total Jumlah III A SD D 186,842,286.25

IV PEKERJAAN PERLENGKAPAN ASESORIES


1 . Flange Threaded GIP. Ø 50 mm Bh 3.00 905,000.00 2,715,000.00
2 . Tee ALL Threaded GIP Ø 50 x 50 x 50 mm Bh 1.00 258,000.00 258,000.00
3 . Gate Valve All Flange PN. 10 Ø 50 mm Bh 5.00 884,000.00 4,420,000.00
4 . Knie GIP. Ø 50 mm Bh 4.00 52,000.00 208,000.00
5 . Dop/Kop dia 50 mm Bh 1.00 36,000.00 36,000.00
6 . Paking Karet Ø 50 mm Bh 31.00 7,700.00 238,700.00
7 . Baut Moer 5/8 x 3 Metal + Ring Bh 232.00 8,600.00 1,995,200.00
8 . Gilbout Joint Joint CL Ø 50 mm Bh 3.00 102,000.00 306,000.00
9 . Pipa Udara Bh 2.00 287,000.00 574,000.00
10 . Tangga Besi Bh 3.00 535,000.00 1,605,000.00
Total Jumlah IV 12,355,900.00
V PEKERJAAN PEMBANGUNAN JARINGAN PIPA
1 . PIPA TRANSMISI
a . Pengadaan dan pasangan pipa Gip.Ø3" lengkap asesoriesnya M¹ 2,000.00 70,277.94 140,555,875.00
2 . PIPA DISTRIBUSI
a . Pengadaan dan pasangan pipa Gip.Ø2" lengkap asesoriesnya M¹ 3,118.00 33,244.58 103,656,610.83
Total Jumlah VI 244,212,485.83
VI PEKERJAAN FINISHING
1. Pek.Cat Bak Reservoir M² 89.54 5,000.00 447,700.00
2 Pembersihan kembali lokasi Ls 1.00 500,000.00 500,000.00
3 Dokumentasi dan Laporan Ls 1.00 200,000.00 200,000.00
Total Jumlah VIII 1,147,700.00

Kupang, 8 Desember 2022


MAHASISWA
POLITEKNIK NEGERI KUPANG

ZALVADOR PUTRA de PAULO KOU

78
ANALISA HARGA SATUAN UTAMA
NAMA PERENCANAAN : PERENCANAAN SISTEM JARINGAN AIR BERSIH
DI DESA BIJELI
LOKASI PERENCANAAN : DESA BIJELI KEC. NOEMUTI KABUPATEN TTU
PERENCANA PEKERJAAN : ZALVADOR PUTRA de PAULO KOU
TAHUN PELAKSANAAN : 2022

1 PEKERJAAN BOW PLANK 1 M¹


NOMOR URAI AN KODE SATUAN KOEFISIEN SATUAN HARGA JUMLAH HARGA
A TENAGA
Pekerja L.01 Oh 0.100 50,000.00 5000
Tukang Kayu L.02 Oh 0.100 60,000.00 6,000.00
Kepala Tukang L.03 Oh 0.010 100,000.00 1,000.00
Mandor L.04 Oh 0.005 75,000.00 375.00
JUMLAH SATUAN HARGA 12,375.00
B BAHAN
Kayu Usuk 5/7 M³ 0.012 3,000,000.00 36,000.00
Paku 2”-3” Kg 0.020 17,875.00 357.50
Kayu papan 3/20 M³ 0.007 3,500,000.00 24,500.00
JUMLAH SATUAN HARGA 60,857.50
C PERALATAN
-
JUMLAH SATUAN HARGA -
D Jumlah (A+B+C) 73,232.50
E Overhead & Profit 15 % 15 % x D 10,984.88
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 84,217.38

2 GALIAN 1 M³ TANAH BIASA SEDALAM 1 M¹


NO URAI AN KODE SATUAN KOEFISIEN SATUAN HARGA JUMLAH HARGA
A TENAGA
Pekerja L.01 Oh 0.400 50,000.00 20,000.00
Mandor L.04 Oh 0.040 75,000.00 3,000.00
JUMLAH SATUAN HARGA 23,000.00
B BAHAN
-
JUMLAH SATUAN HARGA -
C PERALATAN
-
JUMLAH SATUAN HARGA -

D Jumlah (A+B+C) 23,000.00


E Overhead & Profit 15 % 15 % x D 3,450.00
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 26,450.00

3 GALIAN 1 M³ TANAH KERAS SEDALAM 1 M¹


NO URAI AN KODE SATUAN KOEFISIEN SATUAN HARGA JUMLAH HARGA
A TENAGA
Pekerja L.01 Oh 1.200 50,000.00 60,000.00
Mandor L.04 Oh 0.125 75,000.00 9,375.00
JUMLAH SATUAN HARGA 69,375.00
B BAHAN
-
JUMLAH SATUAN HARGA -
C PERALATAN
-
JUMLAH SATUAN HARGA -

D Jumlah (A+B+C) 69,375.00


E Overhead & Profit 15 % 15 % x D 10,406.25
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 79,781.25

79
4 URUGAN PASIR 1 M³ PASIR URUG
NO URAI AN KODE SATUAN KOEFISIEN SATUAN HARGA JUMLAH HARGA
A TENAGA
Pekerja L.01 Oh 0.300 50,000.00 15,000.00
Mandor L.04 Oh 0.010 75,000.00 750.00
JUMLAH SATUAN HARGA 15,750.00
B BAHAN
Pasir urug 1.200 86,680.00 104,016.00
JUMLAH SATUAN HARGA 104,016.00
C PERALATAN
-
JUMLAH SATUAN HARGA -
D Jumlah (A+B+C) 119,766.00
E Overhead & Profit 15 % 15 % x D 17,964.90
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 137,730.90

5 URUGAN TANAH KEMBALI 1 M³


NO URAI AN KODE SATUAN KOEFISIEN SATUAN HARGA JUMLAH HARGA
A TENAGA
Pekerja L.01 Oh 0.500 50,000.00 25,000.00
Mandor L.04 Oh 0.050 75,000.00 3,750.00
JUMLAH SATUAN HARGA 28,750.00
B BAHAN
-
JUMLAH SATUAN HARGA -
C PERALATAN
-
JUMLAH SATUAN HARGA -
D Jumlah (A+B+C) 28,750.00
E Overhead & Profit 15 % 15 % x D 4,312.50
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 33,062.50

6 PAS.PONDASI BATU KARANG 1PC : 5 PSR


NO URAI AN KODE SATUAN KOEFISIEN SATUAN HARGA JUMLAH HARGA
A TENAGA
Pekerja L.01 Oh 3.600 50,000.00 180,000.00
Tukang Batu L.02 Oh 1.200 60,000.00 72,000.00
Kepala Tukang L.03 Oh 0.120 100,000.00 12,000.00
Mandor L.04 Oh 0.180 75,000.00 13,500.00
JUMLAH SATUAN HARGA 277,500.00
B BAHAN
Batu karang/gunung M³ 1.200 150,000.00 180,000.00
Semen / PC Kg 4.070 1,350.00 5,494.50
Pasir pasang M³ 0.520 300,000 156,000.00
JUMLAH SATUAN HARGA 341,494.50
C PERALATAN

JUMLAH SATUAN HARGA -


D Jumlah (A+B+C) 618,994.50
E Overhead & Profit 15 % 15 % x D 92,849.18
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 711,843.68

7 PAS.PONDASI TRASRAAM 1PC : 2 PSR


NO URAI AN KODE SATUAN KOEFISIEN SATUAN HARGA JUMLAH HARGA
A TENAGA
Pekerja L.01 Oh 2.600 50,000.00 130,000.00
Tukang Batu L.02 Oh 1.200 60,000.00 72,000.00
Kepala Tukang L.03 Oh 0.120 100,000.00 12,000.00
Mandor L.04 Oh 0.180 75,000.00 13,500.00

JUMLAH SATUAN HARGA 227,500.00


B BAHAN
Batu kali/Belah M³ 1.000 150,000 150,000.00
Pasir pasang M³ 0.427 86,680 37,012.36
Semen/PC Kg 6.617 1,350.000 8,932.95
JUMLAH SATUAN HARGA 150,000.00
C PERALATAN

JUMLAH SATUAN HARGA -


D Jumlah (A+B+C) 377,500.00
E Overhead & Profit 15 % 15 % x D 56,625.00
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 434,125.00

80
8 KONSTRUKSI PEMASANGAN 1 M¹ PIPA GALVANIS Ø 3"
NO URAI AN KODE SATUAN KOEFISIEN SATUAN HARGA JUMLAH HARGA
A TENAGA
Pekerja L.01 Oh 0.135 50,000.00 6,750.00
Tukang batu L.02 Oh 0.225 60,000.00 13,500.00
Kepala tukang L.03 Oh 0.023 100,000.00 2,300.00
Mandor L.04 Oh 0.007 75,000.00 525.00
JUMLAH SATUAN HARGA 23,075.00
B BAHAN
Pipa Gal.Ø3" Btg 0.167 60,000.00 10,000.00
JUMLAH SATUAN HARGA 10,000.00
C PERALATAN
-
JUMLAH SATUAN HARGA -

D Jumlah (A+B+C) 33,075.00


E Overhead & Profit 15 % 15 % x D 4,961.25
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 38,036.25
D Jumlah (A+B+C) 61,111.25
E Overhead & Profit 15 % 15 % x D 9,166.69
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 70,277.94

9 KONSTRUKSI PEMASANGAN 1 M¹ PIPA GALVANIS Ø 2"


NO URAI AN KODE SATUAN KOEFISIEN SATUAN HARGA JUMLAH HARGA
A TENAGA
Pekerja L.01 Oh 0.135 50,000.00 6,750.00
Tukang batu L.02 Oh 0.225 60,000.00 13,500.00
Kepala tukang L.03 Oh 0.023 100,000.00 2,300.00
Mandor L.04 Oh 0.007 75,000.00 525.00
JUMLAH SATUAN HARGA 23,075.00
B BAHAN
Pipa Gal.Ø2" Btg 0.167 35,000.00 5,833.33
JUMLAH SATUAN HARGA 5,833.33
C PERALATAN
-
JUMLAH SATUAN HARGA -

D Jumlah (A+B+C) 28,908.33


E Overhead & Profit 15 % 15 % x D 4,336.25
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 33,244.58

10 PEMASANGAN 1 M³ BATU KOSONG (Aanstamping)


NO URAI AN KODE SATUAN KOEFISIEN SATUAN HARGA JUMLAH HARGA
A TENAGA
Pekerja L.01 Oh 0.780 50,000.00 39,000.00
Tukang Batu L.02 Oh 0.390 60,000.00 23,400.00
Kepala Tukang L.03 Oh 0.390 100,000.00 39,000.00
Mandor L.04 Oh 0.390 75,000.00 29,250.00
JUMLAH SATUAN HARGA 130,650.00
B BAHAN
Batu kali M³ 1.200 150,000.00 180,000.00

JUMLAH SATUAN HARGA 180,000.00


C PERALATAN
-
JUMLAH SATUAN HARGA -

D Jumlah (A+B+C) 310,650.00


E Overhead & Profit 15 % 15 % x D 46,597.50
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 357,247.50

81
11 PEMASANGAN 1 M³ PONDASI BATU KALI CAMP. 1CP :4 PSR
NO URAI AN KODE SATUAN KOEFISIEN SATUAN HARGA JUMLAH HARGA
A TENAGA
Pekerja L.01 Oh 1.500 50,000.00 75,000.00
Tukang Batu L.02 Oh 0.750 60,000.00 45,000.00
Kepala Tukang L.03 Oh 0.750 100,000.00 75,000.00
Mandor L.04 Oh 0.750 75,000.00 56,250.00
JUMLAH SATUAN HARGA 251,250.00
B BAHAN
Batu kali M³ 1.200 150,000.00 180,000.00
Semen Portland Kg 163.000 1,350.00 220,050.00
Pasir Pasang M³ 0.250 300,000.00 75,000.00
JUMLAH SATUAN HARGA 475,050.00
C PERALATAN
-
JUMLAH SATUAN HARGA -
D Jumlah (A+B+C) 726,300.00
E Overhead & Profit 15 % 15 % x D 108,945.00
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 835,245.00

12 URUGAN 1 M³ SIRTU
NO URAI AN KODE SATUAN KOEFISIEN SATUAN HARGA JUMLAH HARGA
A TENAGA
Pekerja L.01 Oh 0.250 50,000.00 12,500.00
Mandor L.04 Oh 0.025 75,000.00 1,875.00
JUMLAH SATUAN HARGA 14,375.00
B BAHAN
Sirtu M³ 1.200 200,000.00 240,000.00
JUMLAH SATUAN HARGA 240,000.00
C PERALATAN
-
JUMLAH SATUAN HARGA -

D Jumlah (A+B+C) 254,375.00


E Overhead & Profit 15 % 15 % x D 38,156.25
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 292,531.25

13 PEK.PLESTERAN TRASRAAM 1M² 1PC : 3PSR TBL 15 MM.


NO URAI AN KODE SATUAN KOEFISIEN SATUAN HARGA JUMLAH HARGA
A TENAGA
Pekerja L.01 Oh 0.300 50,000.00 15,000.00
Tukang Batu L.03 Oh 0.150 60,000.00 9,000.00
Kepala Tukang L.03 Oh 0.150 100,000.00 15,000.00
Mandor L.04 Oh 0.150 75,000.00 11,250.00
JUMLAH SATUAN HARGA 50,250.00
B BAHAN
Semen Portland Kg 7.776 54,000.00 419,904.00
Pasir Pasang M³ 0.023 300,000.00 6,900.00
JUMLAH SATUAN HARGA 426,804.00
C PERALATAN
JUMLAH SATUAN HARGA

D Jumlah (A+B+C) 477,054.00


E Overhead & Profit 15 % 15 % x D 71,558.10
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 548,612.10

14 PEK. 1M² PLESTERAN, 1PC : 4PSR TBL. 15 MM.


NO URAI AN KODE SATUAN KOEFISIEN SATUAN HARGA JUMLAH HARGA
A TENAGA
Pekerja L.01 Oh 0.200 50,000.00 10,000.00
Tukang Batu L.03 Oh 0.015 60,000.00 900.00
Kepala Tukang L.03 Oh 0.015 100,000.00 1,500.00
Mandor L.04 Oh 0.015 75,000.00 1,125.00
JUMLAH SATUAN HARGA 13,525.00
B BAHAN
Semen Portland Kg 6.240 54,000.00 336,960.00
Pasir Pasang M³ 0.024 300,000.00 7,200.00
JUMLAH SATUAN HARGA 344,160.00
C PERALATAN
JUMLAH SATUAN HARGA
D Jumlah (A+B+C) 357,685.00
E Overhead & Profit 15 % 15 % x D 53,652.75
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 411,337.75

82
15 PEKERJAAN 1 M² ACIAN .
NO URAI AN KODE SATUAN KOEFISIEN SATUAN HARGA JUMLAH HARGA
A TENAGA
Pekerja L.01 Oh 0.100 50,000.00 5,000.00
Tukang Batu L.03 Oh 0.100 60,000.00 6,000.00
Kepala Tukang L.03 Oh 0.010 100,000.00 1,000.00
Mandor L.04 Oh 0.001 75,000.00 75.00
JUMLAH SATUAN HARGA 12,075.00
B BAHAN
Semen Portland Kg 3.250 54,000.00 175,500.00
JUMLAH SATUAN HARGA 175,500.00
C PERALATAN
-
JUMLAH SATUAN HARGA -
D Jumlah (A+B+C) 187,575.00
E Overhead & Profit 15 % 15 % x D 28,136.25
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 215,711.25

16 PEK.1M² .CAT TEMBOK (1 lapis plamuur, 1 lapis cat dasar, 2 lapis cat penutup)
NO URAI AN KODE SATUAN KOEFISIEN SATUAN HARGA JUMLAH HARGA
A TENAGA
Pekerja L.01 Oh 0.020 50,000.00 1,000.00
Tukang cat L.02 Oh 0.063 60,000.00 3,780.00
Kepala tukang L.03 Oh 0.006 100,000.00 630.00
Mandor L.04 Oh 0.003 75,000.00 225.00
JUMLAH SATUAN HARGA 5,635.00
B BAHAN
Plamuur Kg 0.100 23,595.00 2,359.50
Cat dasar Kg 0.100 20,000.00 2,000.00
Cat penutup Kg 0.260 20,000.00 5,200.00
JUMLAH SATUAN HARGA 9,559.50
C PERALATAN
-
JUMLAH SATUAN HARGA -

D Jumlah (A+B+C) 15,194.50


E Overhead & Profit 15 % 15 % x D 2,279.18
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 17,473.68

17 PEK.PAS. 1 BH KRAN AIR Ø 1/2" ATAU 3/4"


NO URAI AN KODE SATUAN KOEFISIEN SATUAN HARGA JUMLAH HARGA
A TENAGA
Pekerja L.01 Oh 0.030 50,000.00 1,500.00
Tukang pipa L.02 Oh 0.030 60,000.00 1,800.00
Kepala tukang L.03 Oh 0.040 100,000.00 4,000.00
Mandor L.04 Oh 0.005 75,000.00 375.00
JUMLAH SATUAN HARGA 7,675.00
B BAHAN
Kran air Buah 1.000 30,000.00 30,000.00
Sealtape Buah 0.250 11,797.50 2,949.38
JUMLAH SATUAN HARGA 32,949.38
C PERALATAN
-
JUMLAH SATUAN HARGA -

D Jumlah (A+B+C) 40,624.38


E Overhead & Profit 15 % 15 % x D 6,093.66
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 46,718.03

83
18 PEK.1M² CAT KILAP - 1 Lapis cat dasar, 2 lapis cat penutup)
NO URAI AN KODE SATUAN KOEFISIEN SATUAN HARGA JUMLAH HARGA
A TENAGA
Pekerja L.01 Oh 0.020 50,000.00 1,000.00
Tukang cat L.02 Oh 0.063 60,000.00 3,780.00
Kepala tukang L.03 Oh 0.006 100,000.00 630.00
Mandor L.04 Oh 0.003 75,000.00 225.00
JUMLAH SATUAN HARGA 5,635.00
B BAHAN
Plamur Kg 0.100 23,595.00 2,359.50
Cat dasar Kg 0.100 88,088.00 8,808.80
Cat penutup Kg 0.260 88,088.00 22,902.88
JUMLAH SATUAN HARGA 34,071.18
C PERALATAN
-
JUMLAH SATUAN HARGA -

D Jumlah (A+B+C) 39,706.18


E Overhead & Profit 15 % 15 % x D 5,955.93
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 45,662.11

19 PEK.BESI BETON UNTUK. 1 M³ COR BETON K.175


NO URAI AN KODE SATUAN KOEFISIEN SATUAN HARGA JUMLAH HARGA
A TENAGA
Pekerja L.01 Oh 1.650 50,000.00 82,500.00
Tukang Besi L.02 Oh 1.400 60,000.00 84,000.00
Kepala tukang L.03 Oh 0.325 100,000.00 32,500.00
Mandor L.04 Oh 0.283 75,000.00 21,225.00
JUMLAH SATUAN HARGA 220,225.00
B BAHAN
Besi Kg 175.000 22,022.00 3,853,850.00
Kawat ikat beton Kg 3.000 22,022.00 66,066.00

JUMLAH SATUAN HARGA 3,919,916.00


C PERALATAN
-
JUMLAH SATUAN HARGA -

D Jumlah (A+B+C) 4,140,141.00


E Overhead & Profit 15 % 15 % x D 621,021.15
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 4,761,162.15

84
HARGA SATUAN BAHAN BAKU BANGUNAN
TAHUN 2022

NAMA PERENCANAAN : PERENCANAAN SISTEM JARINGAN AIR BERSIH


DI DESA BIJELI
LOKASI PERENCANAAN : DESA BIJELI KEC. NOEMUTI KABUPATEN TTU
PERENCANA PEKERJAAN : ZALVADOR PUTRA de PAULO KOU
TAHUN PELAKSANAAN : 2022

NO JENIS BAHAN SATUAN HARGA [ RP ]

1 2 3 4
A UPAH / PEKERJA
1 Pekerja Oh 50,000.00
2 Tukang Batu Oh 60,000.00
3 Tukang Kayu Oh 60,000.00
4 Tukang Besi / Pipa Oh 60,000.00
5 Tukang Cat Oh 60,000.00
6 Kepala Tukang Oh 100,000.00
7 Mandor Oh 75,000.00
8 Operator kendaraan/Mesin Oh 60,000.00
9 Pembantu operator Oh 50,000.00
10 Tukang Las Oh 60,000.00
B BAHAN PASIR
1 Pasir Urug M3 86,680.00
2 Tanah campur batu/Sirtu urug M3 200,000.00
3 Pasir Pasang M3 300,000.00
3
4 Pasir Cor M 300,000.00
5 Pasir Lokal M3 86,680.00
6 Air utk beton Ltr 275.28
C BAHAN BATU
1 Batu kali utk pasangan M3 150,000.00
2 Batu karang utk pasangan M3 150,000.00
3 Batu kali pecah 2- 3/5 cm M3 300,000.00
4 Batu gunung pecah lokal 15/30 cm M3 300,000.00
D BAHAN KORAL/STINGLAG
1 Batu koral 2/3 cm dan 3/4 cm M3 300,000.00
3
2 Batu koral pecah tangan 1/2 cm M 270,000.00
3 Batu koral pecah tangan 5/7 cm M3 120,000.00
4 Stinglag mesin 1/1 cm,2/3 cm M3 300,000.00
5 Batu koral lokal 2/3 cm M3 120,000.00
E BAHAN BATU BATA / KAYU BOUWPLANK
1 Batu bata merah kls I uk.Batako Buah 3,146.00
2 Batu Batako Buah 3,500.00
3 Batu putih lokal Buah 2,000.00
4 Usuk 5/7 cm utk Bouwplank M3 3,000,000.00
5 Papan Bouwplank 4/20 cm M3 3,500,000.00
6 Kayu Terentang/Kayu Bulat 5/10 cm M3 1,000,000.00
7 Balok Kayu Kelas III M3 1,500,000.00
8 Tripleks 9 mm Lbr 210,000.00

85
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan pada bab IV pembahasan yang telah diuraikan
diatas, maka Penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Proyeksi penduduk di Desa Bijeli, Kecamatan Noemuti Kabupaten Timor
Tengah Utara dalam 10 tahun mendatang dipilih menggunakan metode
geometrik, adalah 1233 jiwa
2. Dimensi pipa yang akan digunakan pada jaringan air bersih Desa Bijeli,
Kecamatan Noemuti Kabupaten Timor Terngah Utara adalah :
a. Pipa ø 3” untuk pipa transmisi
b. Pipa ø 2” untuk pipa distribusi
3. Besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan jaringan air bersih di
Desa Bijeli Kecamatan Noemuti Kabupaten Timor Tengah Utara adalah
Rp.658.700.000 ( Enam Ratus Lima Puluh Delapan Tujuh Ratus Ribua Rupiah)

5.2 SARAN
Perlu adanya perhatian khusus dari PDAM Kabupaten Timor Tengah Utara
terhadap masyarakat dalam pelayanan air bersih baik kebutuhan domestik maupun
non domestik. Sehingga, kebutuhan air untuk masyarakat di Desa Bijeli dapat
terpenuhi.

86
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (1990), Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.416/MENKES/PER/IX/1990, tentang Syarat-syarat dan Pengawasan
Kualitas Air.

Anonim, 1987. Buku Utama Sistem Jaringan Pipa. Jakarta: Ditjen Cipta Karya,
Direktorat Air Bersih.

Anonimous, 2002. Tata Cara Perencanaan Air Bersih. Departemen Pekerjaan Umum
Dirjen Cipta Karya Air Bersih, Jakarta.

Badan Pusat Statistik Provinsi NTT. 2016. Hasil Sensus Penduduk 2016.

Babbit, 1986. Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Cipta Karya. 1996. Analisis


Kebutuhan Air Bersih, Jakarta.

Ismanto. Ardi, 2012. Pengukuran Debit Air

Kanga. K,G, 1986. Transisi Saluran Perubahan Penampang Setempat.

Triatmojo. Bambang, 1993. Saluran Tertutup atau Pipa.

Theresia dan Shirly, 2012. Sumber Air Bersih.

Trijoko, 2010. Pengertian Air Hujan.

Trijoko, 2010. Persyaratan Air Bersih.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.18/PRT/M/2007. Penyelenggaraan


Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

Sularso Hurao. Tahara, 2003. Pemakaian Air Bersih, Rineke Cipta, Jakarta

87
LAMPIRAN

88
DOKUMENTASI

89
90

Anda mungkin juga menyukai