Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, baik untuk keperluan
sehari-hari, keperluan sanitasi, dan untuk kebutuhan yang menunjang proses
produksi. Kebijakan pemerintah yang terkait dengan Sistem Penyediaan Air
Minum diantaranya adalah UU NO 7 tahun 2004, Peraturan Pemerintah 16 Tahun
2005 dan Permen PU Nomor 18/PRT/M/2007 tentang Kebutuhan air minum
dengan kuantitas, kontinuitas dan kualitas yang memadai. Adapun penyedian air
minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersihjh dan produktif,
sedangkan sistem penyediaan air minum yang selanjutnya disebut SPAM
merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisil dari prasarana dan
sarana air minum.
Untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut, sumber air baku yang dapat
digunakan sebagai air bersih/minum adalah air permukaan (sungai, danau, dsb),
air hujan, mata air dan air tanah. Dari ketiga sumber air baku tersebut yang lebih
baik digunakan sebagai sumber air bersih/minum adalah mata air karena
kandungan bahan-bahan berbahaya yang terlarut didalamnya relatif sangat kecil.
Namun apabila tidak memungkinkan untuk menggunakan mata air maka harus
dicari alternatif sumber air baku lainnya, seperti air permukaan.
Pertama kali yang harus disoroti pada distribusi air minum sebagai
penyediaan kebutuhan air minum adalah sumber air bakunya. Tidak semua daerah
memiliki sumber air yang dapat langsung digunakan untuk kebutuhan air minum
atau sumber air bersih tersebut terletak jauh dari konsumen. Kendala seperti ini
sangat terasa bagi daerah perkotaan yang disebabkan karena kepadatan penduduk
yang tinggi sehingga menurunnya kualitas sungai sebagai sumber air baku.
Berdasarkan pada kenyataan tersebut maka diperlukan suatu sistem distribusi air
minum dimana sumber air bakunya layak dikonsumsi baik dari segi kualitas,

kuantitas dan kontinuitas. Di sisi lain kemajuan teknologi dan kepadatan


penduduk mengakibatkan sumber sumber air menjadi kotor dan tercemar.
Disinilah tugas pengelola air minum yaitu menyediakan air minum yang dapat
dipertanggung- jawabkan pada konsumen/masyarakat.
Hal utama yang perlu dipertimbangkan dari pembuatan jaringan atau
sistem perpipaan tersebut adalah jumlah kepadatan penduduk, kondisi fisik daerah
perencanaan, keadaan topografi, tata guna lahan dan kemungkinan akan
perkembangan dimasa mendatang. Beberapa hal yang dijelaskan sebelumnya
menjadi sangat penting karena berkaitan dengan pelayanan berkelanjutan yang
akan dilakukan oleh sistem penyedia air minum yang direncanakan.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari sistem pendistribusian yaitu untuk menyalurkan air minum ke
konsumen, untuk memperoleh air bersih tanpa harus mengambil langsung dari
sumbernya dan untuk memperoleh air bersih dengan kondisi yang memenuhi
syarat-syarat akan kualitas air bersih atau minum. Kuantitas air dalam sistem
perencanaan air minum harus seimbang dengan kebutuhan air dalam suatu kota
dengan tujuan supaya tidak terjadi kekurangan air ataupun pemborosan air jika
jumlah air yang disediakan terlalu banyak. Sistem penyediaan air minum yang
baik bertujuan untuk :
1. Menyediakan air yang kualitasnya aman dan sehat bagi pemakainya,
individu maupun masyarakat. Sehingga Penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui air dapat diminimalisasikan penyebarannya yang
dapat mengganggu kesehatan manusia terutama pada bagian saluran
pencernaan
2. Menyediakan air yang memadai kuantitasnya, jadi penyediaan air
yang baik akan memudahkan dalam memenuhi kebutuhan air dalam
suatu daerah. Dengan adanya sistem penyediaan air berarti kebutuhan
air bagi individu akan terpenuhi baik secara kuantitas maupun kualitas
3. Menyediakan air secara kontinyu, mudah dan murah untuk menunjang
higienitas perseorangan maupun rumah tangga.

1.3 Ruang Lingkup Perencanaan


Batasan atau ruang lingkup dalam tugas perencanaan Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM), dimana perencanaannya menyangkut :
1. Penentuan Daerah Pelayanan
Daerah pelayanan ditentukan dengan mempertimbangkan faktor sosial,
ekonomi, dan kemungkinan perkembangan daerah serta tata guna
lahan. Daerah pelayanan adalah sebagian dari daerah proyek yang
benar-benar mendapatkan pelayanan.
2. Perencanaan Jaringan Distribusi Air Minum
Jaringan distribusi umum menggunakan sistem melingkar atau loop
dan epanet yang direncanakan dan disesuaikan dengan kondisi jalan
yang ada serta perkembangan daerah pelayanan.
3. Proyeksi Penduduk dan Fasilitas Umum
Jumlah penduduk dan fasilitas umum diproyeksikan untuk mengetahui
dan memenuhi jumlah kebutuhan air yang harus dilayani dan
didistribusikan pada tahun yang direncanakan.
4. Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air dihitung berdasarkan proyeksi penduduk dan fasilitas
umum pada tahun perencanaan meliputi kebutuhan domestik dan non
domestik termasuk juga kebocoran dan pemadam kebakaran.
5. Perhitungan Jaringan Perpipaan
Dimensi pipa perencanaan sesuai dengan kebutuhan air pada tahun
perencanaan, untuk mendistribusikan air perlu dihitung dimensi pipa
yang dipakai.
6. Analisa Kualitas Air Baku dan Alternatif Unit Pengolahan
Sumber dan karakteristik air baku yang diperoleh sehingga dapat
memilih unit pengolahan yang tepat sesuai karakteristik air bakunya.
7. Perencanaan Unit Pengolahan Air (IPA)
Merencanakan unit pengolahan air yang sesuai dengan karakteristik air
baku.
8. Pembuatan Detail Junction dan Bangunan Pelengkap
Terdapat sambungan perpipaan, aksesoris dan bangunan pelengkap
(pompa, reservoar, hidran umum, jembatan pipa, dll).
9. Bill of Quantity

Dari sistem distribusi air minum yang direncanakan dapat dihitung


jenis dan banyaknya pipa serta aksesoris yang dibutuhkan.
10. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Dari sistem distribusi air minum yang direncanakan dapat dihitung
biaya yang akan dikeluarkan.
11. Lampiran dan Gambar :
a. Peta daerah pelayanan
b. Peta blok dan loop serta epanet pelayanan
c. Detail junction dan bangunan pelengkap
d. Gambar Unit Pengolahan
e. Layout Bangunan Unit Pengolahan

Anda mungkin juga menyukai