Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ILMU KEBUMIAN

PENYUSUN
Efdi

13513161

Hardanto Ridho Ramadhan

13513168

Galis Asmara

13513169

Dani Arif Darmawan

13513212

Wisnu Agung Prabowo

13513220

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2014

1. Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus yaitu batuan yang terbentuk dari magma yang
mendingin dan mengeras. Pembekuan magma menjadi batuan beku dapat terjadi pada
saat sebelum magma keluar dari dapurnya, ditengah perjalanan, dan ketika sudah
berada diatas permukaan bumi. Dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah
permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai
batuan ekstrusif (vulkanik). Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil
dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Batuan beku yang membeku sebelum magma keluar dan terjadi pada saat
lapisan dalam disebut batuan plutonik, jika membeku di tengah perjalanan disebut
batuan korok atau porforik. Adapun jika magma telah keluar dan membeku di
permukaan bumi, disebut batuan beku luar atau efusi / vulkanik.
Berdasarkan teksturnya batuan beku dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.

Batuan beku plutonik

2.

Batuan beku vulkanik


Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya.

Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih
lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Sedangkan batuan beku
vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya
akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil.
2. Batuan metamorfosis atau Batuan metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan induk yang
mengalami perubahan tekstur dan komposisi mineral sebagai akibat perubahan
kondisi fisik disebabkan oleh tekanan dan temperatur.batuan sebelumnya akan
berubah tekstur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan
struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang
merupakan perubahan batu lempung. Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya
terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami

proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi. Beberapa contoh
batuan metamorf adalah Gneis, batu sabak, batu garnet, dan pualam.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi.Mereka terbentuk
jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta
tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut
magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan
batuan yang bersuhu tinggi.
Ciri-ciri batuan ini :

Adanya perlapisan,

Silang siur atau struktur gelembur gelombang klastik.


3. Batuan Endapan atau Batuan Sedimen
Batuan Sedimen ini merupakan batuan yang terbentuk oleh proses
geomorfologi dan dipengaruhi oleh lamanya waktu. Batuan sedimen secara umum
dibedakan menjadi 2 jenis :
a. Sedimen klastik yang terbentuk oleh proses mekanik
Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari materialmaterial yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment
klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya
batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau
bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks).
Contoh sediment klastik adalah breksi, konglomerat, batu pasir, lempung,
serpih dan kaolin
b. Sedimen non-klastik yang terbentuk karena proses kimiawi
Batuan sedimen kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan.
Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon
dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu. Batuan sedimen ini biasanya
mengandung mineral seperti kalsit, dolomit, kuarsa sekunder, gypsum dan
chert.

Klasifikasi sediment klastik dibedakan berdasarkan atas ukuran butirnya, yaitu sebagai
berikut :

Ludit (psepit) termasuk berbutir kasar mulai dari gravel (krikil) halus hingga
bongkah (boulder) dengan ukuran diameternya 2-256mm

Arenit (samit) termasuk berbutir sedang, dengan ukuran diameternya 0,062mm, mulai dari pasir halus hingga pasir kasar.

Lutit (pelit) termasuk berbutir halus, ukuran diameternya 0,04-0,06mm, mulai


dari lempung higga debu kasar.
Batuan sedimen terbentuk melalui tiga cara utama : pelapukan batuan lain (clastic);
pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation)
dari larutan.
Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi. Batuan sedimen memiliki ciri
yang mudah dikenal, yaitu sebagai berikut :

Batuan endapan biasanya berlapis-lapis

Mengandung sisa-sisa jasad atau bekasnya, seperti terdapatnya cangkang


binatang koral dan serat-serat kayu.

Adanya keseragaman yang nyata dari bagian-bagian berbentuk bulat yang


menyusunnya.
Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut,
Penamaan tersebut adalah :
1.

Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butitan yang bersudut.

2.

Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butiran yang membudar.

3.

Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai
1/16 mm

4.

Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai
1/256 mm

5.

Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari
1/256

4. Fossil
Sisa-sisa organisme atau tumbuhan yang terawetkan ini dinamakan fossil,
sedangkan proses pembentukan fosil disebut fossilisasi.
Fossilisasi dapat terjadi melalui beberapa proses yaitu:
1. Penggantian (replacement), penggantian mineral pada bagian yang keras dari
organisme seperti cangkang. Misalnya cangkang suatu organisme yang semula
terdiri dari kalsium karbonat (CaCO3) digantikan oleh silica.
2. Petrifaction, bagian lunak dari batang tumbuhan diganti oleh presipitasi mineral
yang terlarut dalam air sedimen.
3. Karbonisasi, daun atau material tumbuhan yang jatuh ke dalam lumpur rawa,
terhindar dari oksidasi. Dan pada saat diagenesa, material itu diubah menjadi
cetakan karbon dengan tidak mengubah bentuk asalnya.
4. Pencetakan, pada saat diagenesa, sisa binatang atau tumbuhan terlarut,
sehingga terjadilah rongga, seperti cetakan (mold) yang bentuk dan besarnya
sesuai atau sama dengan benda salinya. Apabila rongga ini terisi oleh mineral
maka terbentuklah hasil cetakan (cast) binatang atau tumbuhan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai