PENDAHULUAN
Ketersediaan air minum yang memadai merupakan unsur kebutuhan dasar masyarakat. Unsur
ini memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam peningkatan kualitas kesehatan,
produktivitas masyarakat serta angka harapan hidup manusia. Penyediaan air minum
memiliki keterkaitan dengan pencegahan kemunculan penyakit-penyakit yang secara khusus
dapat ditularkan melalui air (water borne disease). Penyakit seperti ini dapat menyebar
apabila mikroba penyebab penyakit masuk ke dalam sumber air yang digunakan masyarakat
untuk pemenuhan kebutuhan harian (Purwanto, dkk. 2017).
Upaya pemenuhan ketersediaan air minum bagi masyarakat memerlukan suatu Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) yang merupakan suatu kesatuan sistem fisik (teknik) dan
non-fisik pada sarana dan prasarana air minum (Permen PU No. 18/PRT/M/2007). SPAM
memiliki fungsi sebagai media pengolahan air yang berasal dari sumber air agar sesuai
dengan baku mutu air minum yang telah ditetapkan untuk kemudian disalurkan melalui pipa
distribusi kepada seluruh masyarakat agar ketersediaan air minum masyarakat terpenuhi
(Khoirunnisa, 2019).
SPAM harus dapat memenuhi kriteria pemenuhan air minum bagi masyarakat yang disebut
dengan aspek 4K (Kualitas, Kuantitas, Kontinuitas dan Keterjangkauan). Kualitas air minum
dalam hal ini merupakan acuan air minum yang layak dikonsumsi. Kuantitas air minum
merupakan jumlah minimum air minum yang dikonsumsi masyarakat dengan
memperhitungkan kehilangan air. Kontinuitas adalah acuan pengaliran atau distribusi air
minum yang tidak terputus atau berkelanjutan setiap saat. Sementara aspek keterjangkauan
merupakan kesanggupan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air minum melalui
persyaratan yang sudah diberlakukan atau ditetapkan seperti tarif air minum (Shanty dan
Rachmawati, 2020).
Pemenuhan aspek 4K dalam Sistem Penyediaan Air Minum memerlukan adanya sinergitas
antara pemerintah dengan masyarakat. Upaya sinergi dalam pemenuhan ini dapat dilakukan
dalam bentuk pembangunan infrastruktur yang memadai serta memenuhi aspek 4K sehingga
dapat memenuhi kebutuhan air minum masyarakat serta meminimalisir kemungkinan
terjadinya keterbatasan atau krisis air minum dan air bersih pada masyarakat.
Rancangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) diperlukan sebagai solusi pemenuhan
ketersediaan air minum di masyarakat. Dalam perancangan SPAM diperlukan tinjauan dan
pertimbangan dari seluruh aspek teknis seperti perencanaan, persiapan serta pelaksanaan agar
rancangan yang dibuat dapat menghasilkan sistem jaringan pendistribusian air yang
berkelanjutan.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari perancangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) ini adalah:
1. Menganalisa proyeksi kebutuhan air minum di suatu wilayah perencanaan.
2. Menganalisa perhitungan aspek teknis dalam perancangan Sistem Penyediaan Air
Minum, seperti kapasitas reservoir dan bangunan penunjang, kebutuhan pompa, estimasi
diameter pipa, nilai kehilangan energi (major dan minor losses), profil hidraulis jaringan
pipa (hf, he, dP) di suatu wilayah perencanaan.
3. Menganalisa desain WaterNet dalam perencanaan jaringan perpipaan (transmisi dan
distribusi) pada Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di suatu wilayah perencanaan.
4. Menganalisa diagram skematis target cakupan dan rencana SPAM yang akan dibangun
di suatu wilayah perencanaan.
1.4. Manfaat
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dibuat untuk memenuhi persyaratan
kelulusan Mata Kuliah Sistem Penyediaan Air Minum. Selain itu, perencanaan ini diharapkan
mampu menjadi media pengaplikasian teori yang sudah diperoleh selama perkuliahan untuk
menjadi solusi permasalahan sebenarnya di masyarakat. Kedepannya perencanaan ini mampu
menjadi acuan dalam merencanakan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di suatu Ibu
Kota Kecamatan (IKK) bersama dengan instansi terkait.
Perencanaan SPAM harus memuat setidaknya rencana umum, rencana jaringan, program dan
kegiatan pengembangan, kriteria dan standar pelayanan, rencana sumber dan alokasi air baku,
rencana keterpaduan dengan sarana dan prasarana, rencana pembiayaan dan pola investasi
dan rencana pengembangan kelembagaan. Rencana umum meliputi evaluasi kota atau
kawasan yang bertujuan untuk mengidentifikasi karakter, fungsi strategis dan konteks
regional (kepadatan penduduk, konsumsi air bersih penduduk dan lainnya) daerah yang
bersangkutan. Kemudian evaluasi kondisi eksisting SPAM, dengan melakukan pendataan
peralatan dan kelengkapan sistem penyediaan air minum yang tersedia saat ini. Rencana
jaringan meliputi perencanaan sistem transmisi air minum dan distribusi. Sistem distribusi
mencakup pada reservoir, jaringan pipa distribusi dan tata letak untuk SPAM (Lampiran
Permen PU No. 18/PRT/M/2007).
Reservoir merupakan salah satu unit produksi yang bertujuan untuk menciptakan kondisi
seimbang pada jumlah kapasitas produksi dari unit tersebut terhadap fluktuasi kebutuhan di
jaringan distribusi. Reservoir dapat dibagi menjadi beberapa jenis sesuai fungsinya:
1. Reservoir aktif, yang berfungsi sebagai penampung air produksi untuk menciptakan
kondisi setimbang serta mengalirkan air menuju jaringan distribusi secara gravitasi.
Reservoir aktif umumnya berupa bangunan menara air.
2. Reservoir pasif, yang hanya berfungsi sebagai penampung air produksi untuk
menciptakan kondisi setimbang dengan kebutuhan unit distribusi. Proses pengaliran
menuju jaringan distribusi pada reservoir ini dilakukan dengan pemompaan.
Reservoir pasif umumnya berupa ground reservoir.
2.2.6. Pompa
Ukuran baling-baling, kecepatan putaran baling-baling, housing pompa sangat menentukan
kapasitas pompa. Ketika pompa bekerja, tekanan pada bagian hilir yang harus dilawan serta
daya hisapan yang diberikan akan mempengaruhi kinerja pompa. Kecepatan baling-baling
akan membuat tekanan pada pompa menurun sehingga tekanan di bagian hulu menjadi lebih
besar. Hal ini akan mengakibatkan air dapat dengan mudah mengalir dari sumber menuju
pompa. Pompa juga berfungsi untuk menutupi kehilangan energi air sepanjang pipa hulu dan
hilir. Perhitungan kapasitas operasional pompa adalah sebagai berikut
V
Operasional pompa = (2.1)
Q
Keterangan:
Q = debit (m3/hari)
V = Volume reservoir
Penentuan kapasitas head pump adalah sebagai berikut
Head pump = Beda elevasi + Hf(mayor) + Hf(minor) (2.2)
Keterangan:
Hf(mayor) = Kehilangan energi mayor
Hf(minor) = Kehilangan energi minor
2. Metode Geometri
Merupakan metode yang beranggapan bahwa perkembangan jumlah penduduk secara
otomatis akan bertambah dengan sendirinya dan tidak memperhatikan penurunan
jumlah penduduk.
P n = Po ( 1 − r ) n (2.8)
Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke-n
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal
r = Rata-rata persentase pertambahan per tahun (%)
n = Periode waktu proyeksi
t = Nomor tahun
n = Banyak data
Berdasarkan ketiga metode tersebut, perlu dilakukan suatu uji nilai standar deviasi dan
koefisien korelasi (r) untuk setiap metode. Metode dengan perhitungan standar deviasi paling
rendah dan koefisien korelasi mendekati 1, digunakan sebagai metode proyeksi jumlah
penduduk.
√ √
n n
n
i=1
Keterangan:
SD = Standar deviasi
r = Koefisien korelasi
Y = Jumlah penduduk pada satu tahun tertentu
Ymean = Rata-rata dari jumlah penduduk pada satu periode waktu tertentu
Yi = Hasil perhitungan jumlah penduduk pada satu tahun tertentu
Sistem jaringan distribusi air bersih/air minum dibagi dalam beberapa jenis. Jenis jaringan
yang umum digunakan adalah sistem cabang (branch) dan sistem melingkar (loop) (BPSDM
PU, 2018).
1. Sistem Cabang (Branch System)
Sistem cabang adalah sistem jaringan perpipaan terbuka. Daerah pedesaan atau daerah
dengan wilayah pelayanan yang tidak terlalu luas biasanya menggunakan sistem ini.
Perhitungan hidrolis pada sistem branched cukup sederhana dikarenakan setiap jalur pipa
dihitung secara terpisah. Sistem cabang memiliki beberapa keuntungan seperti, jaringan
distribusi yang relatif sederhana dalam perhitungan dimensi pipa yang digunakan,
pemasangan pipa yang lebih mudah, penggunaan pipa yang lebih sedikit dikarenakan pipa
distribusi hanya dipasang pada daerah dengan jumlah penduduk paling padat serta
memiliki tekanan air bersih yang relatif lebih tinggi. Sedangkan kelemahan dari sistem
cabang antara lain adalah, terdapat kemungkinan adanya timbunan kotoan dan
pengendapan pada ujung pipa, adanya gangguan pada seluruh distribusi apabila terjadi
kerusakan, tekanan menjadi tidak mencukupi apabila ada pemasangan sambungan baru
serta keseimbangan pengaliran air yang kurang terjamin (tekanan kritis pada bagian pipa
paling jaun dari unit produksi) (BPSDM PU, 2018).
Persamaan kontinuitas menunjukkan bahwa debit aliran yang menuju titik cabang
harus sama dengan debit yang meninggalkan titik tersebut. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa
V1 × A1 = V2 × A2 + V3 × A3 (2.14)
Q1 = Q2 + Q3 (2.15)
Gambar 2. 2 Pipa Bercabang
2. Persamaan Bernoulli
Persamaan Bernoulli menyatakan bahwa jumlah tinggi tempat, tinggi tekanan dan
tinggi kecepatan pada setiap titik pada aliran air selalu konstan. Persamaan Bernoulli
secara umum dapat ditulis sebagai berikut
2 2
P V P V
+Z+ = +Z+ + he (2.16)
γ 2g γ 2g
Keterangan:
P = Tekanan
Z = Tinggi dantum
V = Kecepatan rata-rata aliran dalam pipa
g = Percepatan gravitasi bumi
he = Kehilangan energi tenaga
γ = Berat per unit volume
Beberapa persamaan dapat digunakan dalam menghitung nilai kehilangan energi utama.
Persamaan Darcy-Weisbach dapat digunakan pada aliran fluida secara umum. Sedangkan
untuk aliran dengan viskositas yang relative tidak banyak berubah, dapat menggunakan
persamaan Hazen-William.
1. Persamaan Darcy-Weisbach
L Q2
hf = 8f atau (2.17)
DS π 2 g
2
L V
hf = f (2.18)
D 2g
Keterangan:
hf = Kehilangan energi atau tekanan mayor
Q = Debit air dalam pipa (m3/det)
f = Koefisien gesek
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
g = Percepatan gravitasi bumi (m/s2)
2. Persamaan Hazen-William
Q = CU . CHW . d 2,63 s 0,54 (2.19)
Nilai Cu = 0,2785, maka
263 0,54
Q = 0,2785 . C HW . d s (2.20)
Keterangan:
CHW = Koefisien Hazen-William
s = Kemiringan/slope garis tenaga
d = Diameter pipa
Q = Debit aliran
L = Panjang pipa
hf
Diketahui persamaan s= , maka
L
( )
1,85
Q
hf = L (2.21)
0,2785 . CHW . d2,63
atau
2
Q
hf = k (2.23)
2 A2 g
Keterangan:
k = Koefisien kehilangan minor
V = Kecepatan aliran
g = Percepatan gravitasi bumi
Nilai koefisien k sangat bergantung pada bentuk belokan, penyempitan, bentuk katup dan hal
lainnya yang dapat mengakibatkan kehilangan energi sekunder. Nilai k biasanya berkisar
antara 0 – 1 kecuali untuk kehilangan energi yang diakibatkan oleh katup. Nilai k
mencerminkan fungsi dari bahan, kekasaran pembuatan fitting, usia fitting dan faktor
manusia. Berikut adalah beberapa nilai k menurut Weisbach
1. Nilai koefisien k untuk belokan patah
2 θ 4θ
k = 0,946 sin +2,047 sin (2.24)
2 2
Keterangan:
Ɵ = Sudut belokan
k = Koefisien kehilangan energi
2. Nilai koefisien k untuk belokan lengkung
[ ( ) ]( )
3,5 0,5
D θ
k = 0,131+1,847 (2.25)
2R 90
Keterangan:
D = Diameter dalam pipa
R = Jari-jari lengkung belokan
Metode Aritmatik
Pn = Po + Ka. (n)
Po = Pn – Ka. (n)
Diketahui:
Pn = P21 = 2920 jiwa
Ka = 200 jiwa
Sehingga:
P17 = 2920 – 200(4) = 2120
P18 = 2920 – 200(3) = 2320
P19 = 2920 – 200(2) = 2520
P20 = 2920 – 200(1) = 2720
P21 = 2920 – 200(0) = 2920
Tahun (Tn – To) Pn Ka Po
2017 4 2120
2018 3 2320
2019 2 2920 200 2520
2020 1 2720
2021 0 2920
Tabel 3. 4 Jumlah Penduduk Desa A dengan Metode Aritmatik
Metode Geometrik
Pn = Po (1+r)n
Po = Pn/(1+r)n
Diketahui:
Pn = P21 = 2920
r = 8,346% = 0,08364
Maka:
P17 = 2920/ (1+0,08364)4 = 2117
P18 = 2920/ (1+0,08364)3 = 2294
P19 = 2920/ (1+0,08364)2 = 2486
P20 = 2920/ (1+0,08364)1 = 2694
P21 = 2920/ (1+0,08364)0 = 2920
Tahun n Po r Pn
2017 4 2920 0,08364 2119
2018 3 2920 2296
2019 2 2920 2487
2020 1 2920 2695
2021 0 2920 2920
Jumlah 14600 12517
Tabel 3. 5 Jumlah Penduduk Desa A dengan Metode Geometrik
( ∑ P ) ( ∑ t 2) - ( ∑ t )( ∑ P . t ) ( 12678 ) ( 55 )−(15)(40072)
a= 2
= 2
=1924
n (∑ t ) - (∑ t ) 5 ( 55 ) − ( 15 )
2
n ( ∑ P . t ) −( ∑ t )( ∑ P ) 5 ( 40072 )−(15)(12678)
b= 2
= 2
=204
n ( ∑ t 2) - ( ∑ t ) 5 (55 )−( 15 )
Jumlah
Tahun ke – Jumlah
Tahun Penduduk P. t t2
(t) Penduduk
(P)
2017 2120 1 2120 1 1924
2018 2320 2 4640 4 2128
2019 2560 3 7680 9 2332
2020 2758 4 11032 16 2536
2021 2920 5 14600 25 2739
Jumlah 12678 15 40072 55 11659
Tabel 3. 6 Jumlah Penduduk Desa A dengan Metode Least Square
√ √
n n
n
Hasil
Jumlah
Tahun Perhitungan (Yi – (Y –
Tahun Penduduk (Y – Yi)2
ke- Aritmatika Ymean)2 Ymean)2
(Y)
(Yi)
2017 1 2120 2120 173506 173506 0
2018 2 2320 2320 46656 46656 0
2019 3 2560 2520 576 576 1600
2020 4 2758 2720 33856 33856 1444
2021 5 2920 2920 147456 147456 0
Jumlah 15 12678 12600 402049 402049 3044
Ymean - 2536 - - - -
Standar Deviasi - - 283,57 - -
Koefisien Korelasi - - - - 0,996
Tabel 3. 8 SD dan Koefisien Korelasi Desa A Metode Aritmatika
Hasil
Jumlah
Tahun Perhitungan (Yi – (Y –
Tahun Penduduk (Y – Yi)2
ke- Geometrik Ymean)2 Ymean)2
(Y)
(Yi)
2017 1 2120 2119 173889 173056 1
2018 2 2320 2296 57600 46656 576
2019 3 2560 2487 2401 576 5329
2020 4 2758 2695 25281 49284 3969
2021 5 2920 2920 147456 147456 0
Jumlah 15 12678 12517 406627 417028
Ymean - 2536 - - - -
Standar Deviasi - - 285,17 - -
Koefisien Korelasi - - - - 0,988
Tabel 3. 9 SD dan Koefisien Korelasi Desa A Metode Geometrik
Hasil
Jumlah
Tahun Perhitungan (Yi – (Y –
Tahun Penduduk (Y – Yi)2
ke- Least Ymean)2 Ymean)2
(Y)
Square (Yi)
2017 1 2120 1924 374544 173056 38416
2018 2 2320 2128 166464 46656 36864
2019 3 2560 2332 41616 576 51984
2020 4 2758 2536 0 48284 49284
2021 5 2920 2739 41209 147456 32761
Jumlah 15 12678 11659 623833 416028 209309
Ymean - 2536 - - - -
Standar Deviasi - - 352,93 - -
Koefisien Korelasi - - - - 0,814
Tabel 3. 10 SD dan Koefisien Korelasi Desa A Metode Least Square
B. Desa B
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Wilayah
2017 2018 2019 2020 2021
Desa B 1638 1733 1745 1790 1815
Tabel 3. 11 Data Jumlah Penduduk Desa B (2017-2021)
Metode Aritmatik
Pn = Po + Ka. (n)
Po = Pn – Ka. (n)
Diketahui:
PO = P17 = 1638 jiwa
Ka = 44 jiwa
Sehingga:
P17 = 1638 + 44(0) = 1638
P18 = 1638 + 44(1) = 1682
P19 = 1638 + 44(2) = 1727
P20 = 1638 + 44(3) = 1771
P21 = 1638 + 44(4) = 1815
Tahun (Tn – To) Po Ka Pn
2017 0 1638
2018 1 1682
2019 2 1638 44 1727
2020 3 1771
2021 4 1815
Tabel 3. 13 Jumlah Penduduk Desa B dengan Metode Aritmatik
Metode Geometrik
Pn = Po (1+r)n
Po = Pn/(1+r)n
Diketahui:
Po = P17 = 1638
r = 2,62% = 0,0262
Maka:
P17 = 1638 (1+0,08364)0 = 1638
P18 = 1638 (1+0,08364)1 = 1680
P19 = 1638 (1+0,08364)2 = 1724
P20 = 1638 (1+0,08364)3 = 1769
P21 = 1638 (1+0,08364)4 = 1815
Tahun n Po R Pn
2017 0 1638 1637
2018 1 1733 1680
2019 2 1745 0,0262 1724
2020 3 1790 1769
2021 4 1815 1815
Jumlah 8721 8624
Tabel 3. 14 Jumlah Penduduk Desa B dengan Metode Geometrik
Metode Least Square
P n = a + b (n)
( ∑ P ) ( ∑ t 2) - ( ∑ t )( ∑ P . t ) ( 8721 ) ( 55 )−(15)(26574)
a= 2
= 2
=1621
n (∑ t ) - (∑ t ) 5 ( 55 )−( 15 )
2
n ( ∑ P . t ) −( ∑ t )( ∑ P ) 5 ( 26574 ) −(15)(8721)
b= 2
= 2
=41
n ( ∑ t 2) - ( ∑ t ) 5 (55 )−( 15 )
Jumlah
Tahun ke – Jumlah
Tahun Penduduk P. t t2
(t) Penduduk
(P)
2017 1638 1 1638 1 1621
2018 1733 2 3466 4 1662
2019 1745 3 5235 9 1703
2020 1790 4 7160 16 1744
2021 1815 5 9075 25 1785
Jumlah 8721 15 26574 55 8516
Tabel 3. 15 Jumlah Pneduduk Desa B dengan Metode Least Square
√ √
n n
n
∑ ( Yi - Ymean )2−∑ ( Y −Yi )2
∑ ( Yi - Ymean )2 dan r = i=1 i=1
i=1 n
SD=
n ∑ ( Yi - Ymean )2
i=1
Hasil
Jumlah
Tahun Perhitungan (Yi – (Y –
Tahun Penduduk (Y – Yi)2
ke- Geometrik Ymean)2 Ymean)2
(Y)
(Yi)
2017 1 1638 1637 11530 11278 1
2018 2 1733 1680 4166 125 2846
2019 3 1745 1724 424 1 458
2020 4 1790 1769 601 2098 453
2021 5 1815 1815 5013 5013 0
Jumlah 15 8721 8624 21734 18515 3758
Ymean - 1744 - - - -
Standar Deviasi - - 66 - -
Koefisien Korelasi - - - - 0,91
Tabel 3. 18 SD dan Koefisien Korelasi Desa B Metode Geometrik
Hasil
Jumlah
Tahun Perhitunga (Yi – (Y –
Tahun Penduduk (Y – Yi)2
ke- n Least Ymean)2 Ymean)2
(Y)
Square (Yi)
2017 1 1638 1621 15203 11278 292
2018 2 1733 1662 6757 125 5041
2019 3 1745 1703 1689 1 1756
2020 4 1790 1744 0 2098 2098
2021 5 1815 1785 1689 5013 882
Jumlah 15 8721 8516 25338 18515 10069
Ymean - 1744 - - - -
Standar Deviasi - - 71 - -
Koefisien Korelasi - - - - 0,78
Tabel 3. 19 SD dan Koefisien Korelasi Desa B Metode Least Square
Metode Aritmatik
Pn = Po + Ka. (n)
Po = Pn – Ka. (n)
Diketahui:
PO = P17 = 1729 jiwa
Ka = 122 jiwa
Sehingga:
P17 = 1729 + 122(0) = 1729
P18 = 1729 + 122(1) = 1851
P19 = 1729 + 122(2) = 1974
P20 = 1729 + 122(3) = 2096
P21 = 1729 + 122(4) = 2218
Tahun (Tn – To) Po Ka Pn
2017 0 1729 122 1729
2018 1 1851
2019 2 1974
2020 3 2096
2021 4 2218
Tabel 3. 22 Jumlah Penduduk Desa C dengan Metode Aritmatik
Metode Geometrik
Pn = Po (1+r)n
Po = Pn/(1+r)n
Diketahui:
Po = P17 = 1729
r = 6,47% = 0,0647
Maka:
P17 = 1729 (1+0,0647)0 = 1726
P18 = 1729 (1+0,0647)1 = 1838
P19 = 1729 (1+0,0647)2 = 1957
P20 = 1729 (1+0,0647)3 = 2083
P21 = 1729 (1+0,0647)4 = 2218
Tahun N Po R Pn
2017 0 1729 1726
2018 1 1819 1838
2019 2 1855 0,0647 1957
2020 3 2032 2083
2021 4 2218 2218
Jumlah 9653 9822
Tabel 3. 23 Jumlah Penduduk Desa C dengan Metode Geometrik
( ∑ P ) ( ∑ t 2) - ( ∑ t )( ∑ P . t ) ( 9653 )( 55 )−(15)(30150)
a= 2
= 2
=1573
n (∑ t ) - (∑ t ) 5 ( 55 )−( 15 )
2
n ( ∑ P . t ) −( ∑ t )( ∑ P ) 5 ( 30150 )−(15)(9653)
b= 2
= 2
=119
n (∑ t ) - (∑ t )
2
5 (55 )−( 15 )
Jumlah
Tahun ke – Jumlah
Tahun Penduduk P. t t2
(t) Penduduk
(P)
2017 1729 1 1729 1 1573
2018 1819 2 3638 4 1692
2019 1855 3 5565 9 1812
2020 2032 4 8128 16 1931
2021 2218 5 11090 25 2050
Jumlah 9653 15 30150 55 9058
Tabel 3. 24 Jumlah Penduduk Desa C dengan Metode Least Square
√ √
n n
n
∑ ( Yi - Ymean )2−∑ ( Y −Yi )2
∑ ( Yi - Ymean )2 dan r = i=1 i=1
i=1 n
SD=
n ∑ ( Yi - Ymean )2
i=1
Hasil
Jumlah Perhitunga
Tahun (Yi – (Y –
Tahun Penduduk n (Y – Yi)2
ke- Ymean)2 Ymean)2
(Y) Aritmatika
(Yi)
2017 1 1729 1729 40643 40643 0
2018 2 1819 1851 6296 12455 1040
2019 3 1855 1974 1840 5715 14042
2020 4 2032 2096 27275 10282 4064
2021 5 2218 2218 82599 82599 0
Jumlah 15 9653 9868 158653 151693 19146
Ymean - 1931 - - - -
Standar Deviasi - - 178 - -
Koefisien Korelasi - - - - 0,94
Tabel 3. 26 SD dan Koefisien Korelasi Desa C Metode Aritmatika
Hasil
Jumlah Perhitunga
Tahun (Yi – (Y –
Tahun Penduduk n (Y – Yi)2
ke- Ymean)2 Ymean)2
(Y) Geometrik
(Yi)
2017 1 1729 1726 41840 40643 9
2018 2 1819 1838 8626 12455 351
2019 3 1855 1957 677 5715 10328
2020 4 2032 2083 23292 10282 2623
2021 5 2218 2218 82599 82599 0
Jumlah 15 9653 9822 157034 151693 13310
Ymean - 1931 - - - -
Standar Deviasi - - 177 - -
Koefisien Korelasi - - - - 0,96
Tabel 3. 27 SD dan Koefisien Korelasi Desa C Metode Geometrik
Hasil
Jumlah
Tahun Perhitunga (Yi – (Y –
Tahun Penduduk (Y – Yi)2
ke- n Least Ymean)2 Ymean)2
(Y)
Square (Yi)
2017 1 1729 1573 127663 40643 24242
2018 2 1819 1692 56739 12455 16028
2019 3 1855 1812 14185 5715 1892
2020 4 2032 1931 0 10282 10282
2021 5 2218 2050 14185 82599 28325
Jumlah 15 9653 9058 212772 151693 80769
Ymean - 1931 - - - -
Standar Deviasi - - 206 - -
Koefisien Korelasi - - - - 0,79
Tabel 3. 28 SD dan Koefisien Korelasi Desa C Metode Least Square
D. Desa D
Wilayah Jumlah Penduduk (Jiwa)
2017 2018 2019 2020 2021
Desa D 1838 1933 1945 2090 2115
Tabel 3. 29 Data Jumlah Penduduk Desa D (2017-2021)
Metode Aritmatik
Pn = Po + Ka. (n)
Po = Pn – Ka. (n)
Diketahui:
PO = P17 = 1838 jiwa
Ka = 69 jiwa
Sehingga:
P17 = 1838 + 69(0) = 1838
P18 = 1838 + 69(1) = 1907
P19 = 1838 + 69(2) = 1977
P20 = 1838 + 69(3) = 2046
P21 = 1838 + 69(4) = 2115
Tahun (Tn – To) Po Ka Pn
2017 0 1838
2018 1 1907
2019 2 1838 69 1977
2020 3 2046
2021 4 2115
Tabel 3. 31 Jumlah Penduduk Desa D dengan Metode Aritmatika
Metode Geometrik
Pn = Po (1+r)n
Po = Pn/(1+r)n
Diketahui:
Po = P17 = 1838
r = 3,61% = 0,0361
Maka:
P17 = 1838 (1+0,0361)0 = 1835
P18 = 1838 (1+0,0361)1 = 1902
P19 = 1838 (1+0,0361)2 = 1977
P20 = 1838 (1+0,0361)3 = 2046
P21 = 1838 (1+0,0361)4 = 2115
Tahun N Po R Pn
2017 0 1838 1835
2018 1 1933 1902
2019 2 1945 0,0361 1970
2020 3 2090 2041
2021 4 2115 2115
Jumlah 9921 9863
Tabel 3. 32 Jumlah Penduduk Desa D dengan Metode Geometrik
( ∑ P ) ( ∑ t 2) - ( ∑ t )( ∑ P . t ) ( 9921 ) ( 55 )−(15)(30474)
a= 2
= 2
=1771
n (∑ t ) - (∑ t ) 5 ( 55 ) − ( 15 )
2
n ( ∑ P . t ) −( ∑ t )( ∑ P ) 5 ( 30474 ) −(15)(9921)
b= 2
= 2
=71
n ( ∑ t 2) - ( ∑ t ) 5 (55 )−( 15 )
Jumlah
Tahun ke – Jumlah
Tahun Penduduk P. t t2
(t) Penduduk
(P)
2017 1838 1 1838 1 1771
2018 1933 2 3866 4 1842
2019 1945 3 5835 9 1913
2020 2090 4 8360 16 1984
2021 2115 5 10575 25 2055
Jumlah 9921 15 30474 55 9566
Tabel 3. 33 Jumlah Penduduk Desa D dengan Metode Least Square
√ √
n n
n
∑ ( Yi - Ymean )2−∑ ( Y −Yi )2
∑ ( Yi - Ymean )2 dan r = i=1 i=1
i=1 n
SD=
n ∑ ( Yi - Ymean )2
i=1
Hasil
Jumlah
Tahun Perhitungan (Yi – (Y –
Tahun Penduduk (Y – Yi)2
ke- Aritmatika Ymean)2 Ymean)2
(Y)
(Yi)
2017 1 1838 1838 21374 21374 0
2018 2 1933 1907 5921 2621 663
2019 3 1945 1977 59 1537 992
2020 4 2090 2046 3788 11194 1958
2021 5 2115 2115 17109 17109 0
Jumlah 15 9921 9883 48252 53835 3613
Ymean - 1984 - - - -
Standar Deviasi - - 98 - -
Koefisien Korelasi - - - - 0,96
Tabel 3. 35 SD dan Koefisien Korelasi Desa D Metode Aritmatika
Hasil
Jumlah
Tahun Perhitungan (Yi – (Y –
Tahun Penduduk (Y – Yi)2
ke- Geometrik Ymean)2 Ymean)2
(Y)
(Yi)
2017 1 1838 1835 22179 21374 7
2018 2 1933 1902 6834 2621 990
2019 3 1945 1970 197 1537 634
2020 4 2090 2041 3261 11194 2371
2021 5 2115 2115 17109 17109 0
Jumlah 15 9921 9863 49579 53835 4003
Ymean - 1984 - - - -
Standar Deviasi - - 100 - -
Koefisien Korelasi - - - - 0,96
Tabel 3. 36 SD dan Koefisien Korelasi Desa D Metode Geometrik
Hasil
Jumlah
Tahun Perhitunga (Yi – (Y –
Tahun Penduduk (Y – Yi)2
ke- n Least Ymean)2 Ymean)2
(Y)
Square (Yi)
2017 1 1838 1771 45497 21374 4502
2018 2 1933 1842 20221 2621 8281
2019 3 1945 1913 5055 1537 1018
2020 4 2090 1984 0 11194 11194
2021 5 2115 2055 5055 17109 3564
Jumlah 15 9921 9566 75828 53835 28559
Ymean - 1984 - - - -
Standar Deviasi - - 123 - -
Koefisien Korelasi - - - - 0,79
Tabel 3. 37 SD dan Koefisien Korelasi Desa D Metode Least Square
E. Desa E
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Wilayah
2017 2018 2019 2020 2021
Desa E 2220 2320 2460 2558 2620
Tabel 3. 38 Data Jumlah Penduduk Desa E (2017-2021)
Metode Aritmatik
Pn = Po + Ka. (n)
Po = Pn – Ka. (n)
Diketahui:
PO = P17 = 2220 jiwa
Ka = 100 jiwa
Sehingga:
P17 = 2220 + 100(0) = 2220
P18 = 2220 + 100(1) = 2320
P19 = 2220 + 100(2) = 2420
P20 = 2220 + 100(3) = 2520
P21 = 2220 + 100(4) = 2620
Tahun (Tn – To) Po Ka Pn
2017 0 2220
2018 1 2320
2019 2 2220 100 2420
2020 3 2520
2021 4 2620
Tabel 3. 40 Jumlah Penduduk Desa E dengan Metode Aritmatika
Metode Geometrik
Pn = Po (1+r)n
Po = Pn/(1+r)n
Diketahui:
Po = P17 = 2220
r = 4,24% = 0,0424
Maka:
P17 = 2220 (1+0,0424)0 = 2219
P18 = 2220 (1+0,0424)1 = 2313
P19 = 2220 (1+0,0424)2 = 2411
P20 = 2220 (1+0,0424)3 = 2514
P21 = 2220 (1+0,0424)4 = 2620
Tahun N Po R Pn
2017 0 2220 2219
2018 1 2320 2313
2019 2 2460 0,0424 2411
2020 3 2558 2514
2021 4 2620 2620
Jumlah 12178 12078
Tabel 3. 41 Jumlah Penduduk Desa E dengan Metode Geometrik
( ∑ P ) ( ∑ t 2) - ( ∑ t )( ∑ P . t ) ( 12178 ) ( 55 )−(15)(37572)
a= 2
= 2
=2124
n (∑ t ) - (∑ t ) 5 ( 55 )−( 15 )
2
n ( ∑ P . t ) −( ∑ t )( ∑ P ) 5 ( 37572 )−(15)(12178)
b= 2
= 2
=103,8
n (∑ t ) - (∑ t )
2
5 ( 55 ) −( 15 )
Jumlah
Tahun ke – Jumlah
Tahun Penduduk P. t t2
(t) Penduduk
(P)
2017 2220 1 2220 1 2124
2018 2320 2 4640 4 2228
2019 2460 3 7380 9 2332
2020 2558 4 10232 16 2436
2021 2620 5 13100 25 2539
Jumlah 12178 15 37572 55 11659
Tabel 3. 42 Jumlah Penduduk Desa E dengan Metode Least Square
Hasil Perhitungan 3 Metode
Jumlah Hasil Perhitungan
Tahun
Penduduk Aritmatika Geometrik Least Square
2017 2220 2220 2219 2124
2018 2320 2320 2323 2228
2019 2460 2420 2411 2332
2020 2558 2520 2514 2436
2021 2620 2620 2620 2539
Jumlah 12178 12100 12078 11659
Tabel 3. 43 Hasil Perhitungan Penduduk Desa E dengan Perhitungan 3 Metode
√ √
n n
n
∑ ( Yi - Ymean ) −∑ ( Y −Yi )2
2
∑ ( Yi - Ymean ) 2
dan r = i=1 i=1
i=1 n
SD=
n ∑ ( Yi - Ymean )2
i=1
Hasil
Jumlah
Tahun Perhitungan (Yi – (Y –
Tahun Penduduk (Y – Yi)2
ke- Aritmatika Ymean)2 Ymean)2
(Y)
(Yi)
2017 1 2220 2220 46483 46483 0
2018 2 2320 2320 13363 13363 0
2019 3 2460 2420 243 595 1600
2020 4 2558 2520 7123 14982 1444
2021 5 2620 2620 34003 34003 0
Jumlah 15 12178 12100 101217 109427 3044
Ymean - 2436 - - - -
Standar Deviasi - - 142 - -
Koefisien Korelasi - - - - 0,98
Tabel 3. 44 SD dan Koefisien Korelasi Desa E Metode Aritmatika
Hasil
Jumlah
Tahun Perhitungan (Yi – (Y –
Tahun Penduduk (Y – Yi)2
ke- Geometrik Ymean)2 Ymean)2
(Y)
(Yi)
2017 1 2220 2219 46777 46483 0
2018 2 2320 2313 14946 13363 44
2019 3 2460 2411 588 595 2367
2020 4 2558 2514 6070 14982 1979
2021 5 2620 2620 34003 34003 0
Jumlah 15 12178 12078 102385 109427 4391
Ymean - 2436 - - - -
Standar Deviasi - - 143 - -
Koefisien Korelasi - - - - 0,98
Tabel 3. 45 SD dan Koefisien Korelasi Desa E Metode Geometrik
Hasil
Jumlah Perhitunga
Tahun (Yi – (Y –
Tahun Penduduk n (Y – Yi)2
ke- Ymean)2 Ymean)2
(Y) Geometrik
(Yi)
2017 1 2220 2124 96970 46483 9178
2018 2 2320 2228 43098 13363 8464
2019 3 2460 2332 10774 595 16435
2020 4 2558 2436 0 14982 14982
2021 5 2620 2539 10774 34003 6496
Jumlah 15 12178 11659 161617 109427 55555
Ymean - 2436 - - - -
Standar Deviasi - - 180 - -
Koefisien Korelasi - - - - 0,81
Tabel 3. 46 SD dan Koefisien Korelasi Desa E Metode Least Square
F. Desa F
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Wilayah
2017 2018 2019 2020 2021
Desa F 1638 1722 1769 1822 1908
Tabel 3. 47 Jumlah Penduduk Desa F (2017-2021)
Metode Aritmatik
Pn = Po + Ka. (n)
Po = Pn – Ka. (n)
Diketahui:
PO = P17 = 1638 jiwa
Ka = 68 jiwa
Sehingga:
P17 = 1638 + 68(0) = 1638
P18 = 1638 + 68(1) = 1706
P19 = 1638 + 68(2) = 1773
P20 = 1638 + 68(3) = 1841
P21 = 1638 + 68(4) = 1908
Tahun (Tn – To) Po Ka Pn
2017 0 1638
2018 1 1706
2019 2 1638 68 1773
2020 3 1841
2021 4 1908
Tabel 3. 49 Jumlah Penduduk Desa F dengan Metode Aritmatika
Metode Geometrik
Pn = Po (1+r)n
Po = Pn/(1+r)n
Diketahui:
Po = P17 = 1638
r = 3,89% = 0,0389
Maka:
P17 = 1638 (1+0,0389)0 = 1638
P18 = 1638 (1+0,0389)1 = 1701
P19 = 1638 (1+0,0389)2 = 1768
P20 = 1638 (1+0,0389)3 = 1836
P21 = 1638 (1+0,0389)4 = 1908
Tahun N Po R Pn
2017 0 1638 1638
2018 1 1638 1706
2019 2 1638 0,0389 1773
2020 3 1638 1841
2021 4 1638 1908
Jumlah 8859 8865
Tabel 3. 50 Jumlah Penduduk Desa F dengan Metode Geometrik
( ∑ P ) ( ∑ t 2) - ( ∑ t )( ∑ P . t ) ( 8859 ) ( 55 )−(15)(27217)
a= 2
= 2
=1580
n (∑ t ) - (∑ t ) 5 ( 55 ) − ( 15 )
2
n ( ∑ P . t ) −( ∑ t )( ∑ P ) 5 ( 27217 )−(15)(8859)
b= 2
= 2
=64
n ( ∑ t 2) - ( ∑ t ) 5 (55 )−( 15 )
Jumlah
Tahun ke – Jumlah
Tahun Penduduk P. t t2
(t) Penduduk
(P)
2017 1638 1 1638 1 1580
2018 1722 2 3444 4 1644
2019 1769 3 5307 9 1708
2020 1822 4 7288 16 1772
2021 1908 5 9540 25 1836
Jumlah 8859 15 27217 55 8539
Tabel 3. 51 Jumlah Penduduk Desa F dengan Metode Least Square
√ √
n n
n
Hasil
Jumlah
Tahun Perhitungan (Yi – (Y –
Tahun Penduduk (Y – Yi)2
ke- Aritmatika Ymean)2 Ymean)2
(Y)
(Yi)
2017 1 1638 1638 17902 17902 0
2018 2 1722 1706 4396 2480 272
2019 3 1769 1773 1 8 16
2020 4 1822 1841 4720 2520 342
2021 5 1908 1908 18550 18550 0
Jumlah 15 8859 8865 45570 41461 631
Ymean - 1772 - - - -
Standar Deviasi - - 95 - -
Koefisien Korelasi - - - - 0,99
Tabel 3. 53 SD dan Koefisien Korelasi Desa F Metode Aritmatika
Hasil
Jumlah
Tahun Perhitungan (Yi – (Y –
Tahun Penduduk (Y – Yi)2
ke- Geometrik Ymean)2 Ymean)2
(Y)
(Yi)
2017 1 1638 1638 17991 17902 0
2018 2 1722 1701 4952 2480 423
2019 3 1769 1768 17 8 2
2020 4 1822 1836 4186 2520 210
2021 5 1908 1908 18550 18550 0
Jumlah 15 8859 8851 45696 41461 635
Ymean - 1772 - - - -
Standar Deviasi - - 96 - -
Koefisien Korelasi - - - - 0,99
Tabel 3. 54 SD dan Koefisien Korelasi Desa F Metode Geometrik
Hasil
Jumlah
Tahun Perhitunga (Yi – (Y –
Tahun Penduduk (Y – Yi)2
ke- n Least Ymean)2 Ymean)2
(Y)
Square (Yi)
2017 1 1638 1580 36864 17902 3387
2018 2 1722 1644 16384 2480 6115
2019 3 1769 1708 4096 8 3745
2020 4 1822 1772 0 2520 2520
2021 5 1908 1836 4096 18550 5213
Jumlah 15 8859 8539 61440 41461 20981
Ymean - 1772 - - - -
Standar Deviasi - - 111 - -
Koefisien Korelasi - - - - 0,81
Tabel 3. 55 SD dan Koefisien Korelasi Desa F Metode Least Square
B. Desa B
TAHUN PROYEKSI PENDUDUK
2021 1815
2026 2036
2031 2258
2036 2479
2042 2744
Tabel 3. 57 Proyeksi Penduduk Desa B
C. Desa C
TAHUN PROYEKSI PENDUDUK
2021 2218
2026 3035
2031 4152
2036 5680
2042 8247
Tabel 3. 58 Proyeksi Penduduk Desa C
D. Desa D
TAHUN PROYEKSI PENDUDUK
2021 2115
2026 2461
2031 2808
2036 3154
2042 3569
Tabel 3. 59 Proyeksi Penduduk Desa D
E. Desa E
TAHUN JUMLAH PENDUDUK
2021 2620
2026 3120
2031 3620
2036 4120
2042 4720
Tabel 3. 60 Proyeksi Penduduk Desa E
F. Desa F
TAHUN JUMLAH PENDUDUK
2021 1908
2026 2246
2031 2583
2036 2921
2042 3326
Tabel 3. 61 Proyeksi Penduduk Desa F
3.4. Proyeksi Kebutuhan Air Minum
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM DESA A
Tahun
No Keterangan Satuan
2042
A Kependudukan
1 Jumlah Penduduk Jiwa 7120
2 Tingkat Pelayanan % 100%
3 Penduduk Terlayani Jiwa 7120
B Kebutuhan Domestik
1 SR L/o/h 125
2 HU L/o/h 0
Perbandingan SR:HU 125:0
3 Kebutuhan Air SR L/hari 890.000
Kebutuhan Air HU L/hari 0
4 Kebutuhan Domestik L/hari 890.000
C Kebutuhan Non Domestik
20% dari Kebutuhan Domestik L/hari 178.000
D Kebutuhan Air Total L/hari 1.068.000
L/detik 12,36
E Kehilangan Air
% Kehilangan Air % 20%
Jumlah Kehilangan Air L/detik 2,47
F Kebutuhan Air Rata-rata L/detik 14,83
G Kebutuhan Hari Maksimum
Faktor Koefisien 1,2
Kebutuhan Air L/detik 17,80
H Kebutuhan Jam Puncak
Faktor Koefisien 2
Kebutuhan Air L/detik 35,60
Tabel 3. 62 Proyeksi Kebutuhan Air Desa A Tahun ke-20
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM DESA B
Tahun
No Keterangan Satuan
2042
A Kependudukan
1 Jumlah Penduduk Jiwa 2744
2 Tingkat Pelayanan % 100%
3 Penduduk Terlayani Jiwa 2744
B Kebutuhan Domestik
1 SR L/o/h 125
2 HU L/o/h 0
Perbandingan SR:HU 125:0
3 Kebutuhan Air SR L/hari 343.031
Kebutuhan Air HU L/hari 0
4 Kebutuhan Domestik L/hari 343.031
C Kebutuhan Non Domestik
20% dari Kebutuhan Domestik L/hari 68.606
D Kebutuhan Air Total L/hari 411.638
L/detik 4,76
E Kehilangan Air
% Kehilangan Air % 20%
Jumlah Kehilangan Air L/detik 0,95
F Kebutuhan Air Rata-rata L/detik 5,72
G Kebutuhan Hari Maksimum
Faktor Koefisien 1,2
Kebutuhan Air L/detik 6,86
H Kebutuhan Jam Puncak
Faktor Koefisien 2
Kebutuhan Air L/detik 13,72
Tabel 3. 63 Proyeksi Kebutuhan Air Desa B Tahun ke-20
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM DESA C
Tahun
No Keterangan Satuan
2042
A Kependudukan
1 Jumlah Penduduk Jiwa 8274
2 Tingkat Pelayanan % 100%
3 Penduduk Terlayani Jiwa 8274
B Kebutuhan Domestik
1 SR L/o/h 125
2 HU L/o/h 0
Perbandingan SR:HU 125:0
3 Kebutuhan Air SR L/hari 1.034.281
Kebutuhan Air HU L/hari 0
4 Kebutuhan Domestik L/hari 1.034.281
C Kebutuhan Non Domestik
20% dari Kebutuhan Domestik L/hari 206.856
D Kebutuhan Air Total L/hari 1.241.137
L/detik 14,37
E Kehilangan Air
% Kehilangan Air % 20%
Jumlah Kehilangan Air L/detik 2,87
F Kebutuhan Air Rata-rata L/detik 17,24
G Kebutuhan Hari Maksimum
Faktor Koefisien 1,2
Kebutuhan Air L/detik 20,69
H Kebutuhan Jam Puncak
Faktor Koefisien 2
Kebutuhan Air L/detik 41,37
Tabel 3. 64 Proyeksi Kebutuhan Air Desa C Tahun ke-20
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM DESA D
Tahun
No Keterangan Satuan
2042
A Kependudukan
1 Jumlah Penduduk Jiwa 3569
2 Tingkat Pelayanan % 100%
3 Penduduk Terlayani Jiwa 3569
B Kebutuhan Domestik
1 SR L/o/h 125
2 HU L/o/h 0
Perbandingan SR:HU 125:0
3 Kebutuhan Air SR L/hari 446.156
Kebutuhan Air HU L/hari 0
4 Kebutuhan Domestik L/hari 446.156
C Kebutuhan Non Domestik
20% dari Kebutuhan Domestik L/hari 89.231
D Kebutuhan Air Total L/hari 535.388
L/detik 6,20
E Kehilangan Air
% Kehilangan Air % 20%
Jumlah Kehilangan Air L/detik 1,24
F Kebutuhan Air Rata-rata L/detik 7,44
G Kebutuhan Hari Maksimum
Faktor Koefisien 1,2
Kebutuhan Air L/detik 8,92
H Kebutuhan Jam Puncak
Faktor Koefisien 2
Kebutuhan Air L/detik 17,85
Tabel 3. 65 Proyeksi Kebutuhan Air Desa D Tahun ke-20
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM DESA E
Tahun
No Keterangan Satuan
2042
A Kependudukan
1 Jumlah Penduduk Jiwa 4720
2 Tingkat Pelayanan % 100%
3 Penduduk Terlayani Jiwa 4720
B Kebutuhan Domestik
1 SR L/o/h 125
2 HU L/o/h 0
Perbandingan SR:HU 125:0
3 Kebutuhan Air SR L/hari 590.000
Kebutuhan Air HU L/hari 0
4 Kebutuhan Domestik L/hari 590.000
C Kebutuhan Non Domestik
20% dari Kebutuhan Domestik L/hari 118.000
D Kebutuhan Air Total L/hari 708.000
L/detik 8,19
E Kehilangan Air
% Kehilangan Air % 20%
Jumlah Kehilangan Air L/detik 1,64
F Kebutuhan Air Rata-rata L/detik 9,83
G Kebutuhan Hari Maksimum
Faktor Koefisien 1,2
Kebutuhan Air L/detik 11,80
H Kebutuhan Jam Puncak
Faktor Koefisien 2
Kebutuhan Air L/detik 23,60
Tabel 3. 66 Proyeksi Kebutuhan Air Desa E Tahun ke-20
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM DESA F
Tahun
No Keterangan Satuan
2042
A Kependudukan
1 Jumlah Penduduk Jiwa 3326
2 Tingkat Pelayanan % 100%
3 Penduduk Terlayani Jiwa 3326
B Kebutuhan Domestik
1 SR L/o/h 125
2 HU L/o/h 0
Perbandingan SR:HU 125:0
3 Kebutuhan Air SR L/hari 415.688
Kebutuhan Air HU L/hari 0
4 Kebutuhan Domestik L/hari 415.688
C Kebutuhan Non Domestik
20% dari Kebutuhan Domestik L/hari 83.138
D Kebutuhan Air Total L/hari 498.825
L/detik 5,77
E Kehilangan Air
% Kehilangan Air % 20%
Jumlah Kehilangan Air L/detik 1,15
F Kebutuhan Air Rata-rata L/detik 6,93
G Kebutuhan Hari Maksimum
Faktor Koefisien 1,2
Kebutuhan Air L/detik 8,31
H Kebutuhan Jam Puncak
Faktor Koefisien 2
Kebutuhan Air L/detik 16,63
Tabel 3. 67 Proyeksi Kebutuhan Air Desa F Tahun ke-20
3.5. Perhitungan Reservoir
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di wilayah perencanaan dilakukan
dengan sistem penampungan pada reservoir. Kapasitas reservoir ditentukan oleh beberapa
faktor, yakni debit sumber mata air dan kebutuhan air harian maksimum. Kapasitas reservoir
yang akan direncanakan digunakan untuk menampung kapasitas produksi air yang telah
disesuaikan dengan proyeksi kebutuhan air sesuai dengan tahun rencana. Kapasitas reservoir
dihitung berdasarkan jumlah kebutuhan hari maksimum pada desa wilayah perencanaan
menggunakan rumus sebagai berikut:
V=
( 15−20 % × ( 24 ×3600 ) × K )
dt
hr
3
m
1000
lt
V=
( 20 % × ( 24 × 3600 ) ×74,38 )
dt
hr
3
m
1000
lt
3 3
V=1285,34 m ≈ 1500 m
Volume reservoir yang didapat, dibulatkan menjadi besar volume reservoir yang umum
digunakan.
V=
( 20 % × ( 24 × 3600 ) ×45,35 )
dt
hr
3
m
1000
lt
3 3
V=783,58 m ≈ 1000 m
Volume reservoir yang didapat, dibulatkan menjadi besar volume reservoir yang umum
digunakan.
V=
( 20 % × ( 24 × 3600 ) ×29,04 )
dt
hr
m3
1000
lt
3 3
V=501,76 m ≈ 500 m
Volume reservoir yang didapat, dibulatkan menjadi besar volume reservoir yang umum
digunakan.
BPT pada perencanaan ini akan diletakkan pada elevasi +295 dengan volume:
V=
( 20 % × ( 24 × 3600 ) ×74,38 )
dt
hr
m3
1000
lt
3 3
V=1285,34 m ≈ 1500 m