Anda di halaman 1dari 102

LAPORAN TUGAS BESAR

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BANGUNAN


PENGOLAHAN AIR MINUM
RTL 3238

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK KELURAHAN TANAH ENAM RATUS

NAMA : SAMUEL M PARDOSI (120407043)


WIDYA WINANDA (130407008)
IRMAYANTI (130407014)
DHIA DARIN SILFI (130407028)

ASISTEN:
CRISTO M ROMARIO MANURUNG

DOSEN:
Ir. JONI MULYADI , M.T
HAFIZHUL KHAIR, S.T , M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan manusia akan air bersih untuk domestik dan industri telah melahirkan
berbagai metode pengolahan air. Pengolahan air yang dilakukan bertujuan untuk menjadikan
air layak dikonsumsi sehingga aman bagi kesehatan manusia. Air yang dihasilkan harus
memenuhi syarat kualitas yang mencakup syarat fisika, kimia, mikrobiologi, dan radioaktif
sebagaimana standar yang diberlakukan Departemen Kesehatan RI.

Pada umumnya, dalam pengolahan air bersih dengan skala besar seperti instalasi
pengolahan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan, air baku diambil
dari sumber air yang mampu menjamin keberlangsungan suplai air baku sepanjang tahun.
Sumber – sumber air baku tersebut bias berasal dari air laut, air permukaan (sungai dan
danau) dan air tanah.

Dengan adanya tugas ini mahasiswa dapat secara langsung merencanakan sistem
pengolahan airnya, dapat merancang bangunan pengolahannya dan bangunan pendukungnya.

Selanjutnya dalam menyelesaikan tugas ini mahasiswa harus juga dapat memaparkan
bagaimana pentingnya air minum sebagai kebutuhan dasar bagi manusia. Dimana disebutkan
bahwa air merupakan substansi penting dalam mendukung kehidupan manusia. Tanpa air,
kesinambungan hidup manusia akan terganggu yang pada akhirnya akan menyebabkan
berkurangnya keseimbangan lingkungan hidup manusia. Seiring dengan pertambahan
populasi manusia, air minum menjadi sumber daya yang semakin langka dan tidak ada
sumber. Ini merupakan permasalahan utama yang dihadapi dengan ketersediaan air minum.

Pada umumnya pelayanan air minum di Kota Medan sampai saat ini masih jauh dari
kondisi faktual yang diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan dasar masyarakat di
masing-masing kelurahan di Kota Medan. Jangkauan layanan sarana dan prasarana air minum
yang dilaksanakan oleh PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara untuk kota Medan, masih
terbatas pada daerah pusat kota sedang daerah pinggiran kota termasuk Kelurahan Tanah
Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan masih banyak yang belum tertangani secara teknis.
Ini dapat kita lihat pada masyarakat berpenghasilan rendah yang menempati bantaran sungai
yang terkesan kumuh dengan perumahan liar. Kondisi layanan air minum yang kurang
memadai ini akan berakibat pada terciptanya dampak kesehatan masyarakat yang memburuk,
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

dengan timbulnya penyakit-penyakit menular dan degradasi lingkungan hidup hingga


menimbulkan kerugian secara ekonomi.

Dengan adanya tugas ini mahasiswa mencoba memberikan suatu telaahan untuk
Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan kira-kira bagaimana solusinya
untuk dapat memberikan pelayanan air minum yang memadai bagi masyarakat Kelurahan
Tanah Enam Ratus.

1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran

1.2.1 Maksud

1. Agar mahasiswa dapat merencanakan Sistem Bangunan Pengolahan Air Minum (SPAM)
2. Agar mahasiswa dapat merancang Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM), sesuai dengan
kondisi Teknis daerah dan sosial ekonomi masyarakatnya

1.2.2 Tujuan

1. Merencanakan pemilihan sumber mata air yang memenuhi standar kualitas dan kuantitas
kebutuhan air minum di kelurahan Tanah Enam Ratus kecamatan Medan Marelan.
2. Merencanakan sistem pengolahan air minum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan.
3. Merancang Bangunan-bangunan Sistem pengolahan Air yang sesuai dengan sistem
pengolahan yang direncanakan
1.2.3 Sasaran
1. Terpenuhinya sarana air minum di Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan
Marelan
2. Meningkatkan pelayanan air minum di Kelurahan Tanah Enam Ratus kecamatan Medan
Marelan
3. Tersusunnya Rencana Pengolaan Air Minum mulai dari pengambilan sumber air,
pengolahan, transmisi, distribusi dan konsumsi dengan memperhatikan ketersediaan air
baku dan kelestarian lingkungan.

1.3 Ruang Lingkup

Untuk memenuhi tercapainya maksud dan tujuan dan sasaran dari tugas ini direncanakan
beberapa kegiatan antara lain:

a. Persiapan, terdiri dari pembuatan program kerja, menggali sumber data yang ada,
melakukan studi literatur, menyiapkan peralatan survei, dan menyusun rencana kerja
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)
Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) I-2
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

b. Pengumpulan data terdiri dari data primer dan sekunder, yaitu data kondisi air minum yang
sudah ada di Kelurahan Tanah Enam Ratus, letak sumber air baku, kualitas sumber air
baku dan kuantitas sumber air baku, sedang data sekunder terdiri dari data kesanggupan
pengelolaan dari pemerintah Kota Medan.

c. Analisa data terdiri dari menganalisis data yang ada sehingga menghasilkan aspek
kuantitatif dan kualitatif yang dapat dipakai sebagai bahan dalam Penyusunan Tugas Besar
Perencanaan dan Perancangan Banguan pengolahan Air Minum.

1.4 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan penulisan, ruang lingkup
dan sistematika penulisan;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Merupakan bab yang menjelaskan kajian teori tentang sumber air, syarat air
bersih, debit air minum, proses pengolahan air bersih, dasar-dasar perencanaan,
kelengkapan bangunan pengolahan air minum, kriteria perencanaan dan
perancangan bangunan pelengkap pengolahan air minum;

BAB III GAMBARAN UMUM KELURAHAN DAN DATA EKSISTING

Memuat data-data pendukung dalam perencanaan bangunan pengolahan air


minum Kelurahan Tanah Enam Ratus, seperti keadaan topografi, hidrologi,
kualitas air baku, kependudukan meliputi jumlah penduduk dan mata
pencahariannya, jenis pemukiman penduduk, dan tata guna lahan, serta fasilitas
perkotaan yang ada di Kelurahan Tanah Enam Ratus.

BAB IV PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM

Berisikan tentang proyeksi penduduk, proyeksi fasilitas umum dan sosial,


proyeksi kebutuhan air Kelurahan Tanah Enam Ratus;

BAB V PERHITUNGAN DESAIN TEKNIS

Berisikan perhitungan desain teknis mengenai percencanaan dan percancangan


bangunan pelengkap pengolahan air minum dan contoh perhitungan;

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) I-3
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

BAB IV PENUTUP

Pada bab penutup berisikan hasil akhir dari pembuatan laporan Perencanaan
dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum, yaitu kesimpulan dan
saran yang memuat kesimpulan dari keseluruhan bab serta saran untuk
perbaikan isi laporan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) I-4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di
bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air
yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk
mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri. Kehilangan air untuk 15% dari
berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang
dewasa perlu meminum minimal sebanyak 1,5 – 2 liter air sehari untuk keseimbangan dalam
tubuh dan membantu proses metabolisme (Slamet, 2007 ).
Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, kecuali air
laut dan air fosil. Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak untuk
dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu. Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat)
kelas. Kelas satu adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum,
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut (PP RI No. 82 Tahun 2001).
Air bersihadalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air
minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang
memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum, dimana persyaratan yang dimaksud
adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis
radiologis,sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping(Ketentuan
untuk Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990)
Menurut PERMENKES RI No. 416/MEN.KES/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat
dan Pengawasan Kualitas Air, Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum. Sedangakan air bersih adalah air yang digunakan
untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum
apabila telah dimasak.
Menurut PP RI No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum, air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Sedangkan air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah
air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang
memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum. Penyediaan air minum
adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanada (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) II - 1
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif. Sistem penyediaan air minum yang
selanjutnya disebut SPAM merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari
prasarana dan sarana air minum.

2.2 Sumber Air di Alam


Sumber air di alam terdiri atas air laut, air atmosfir (air metereologik), air permukaan, dan
air tanah, (Sutrisno, 2004).
1. Air Laut
Air laut mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl
dalam air laut tidak memenuhi syarat untuk air minum.
2. Air Atmosfir, Air Meteriologik
Dalam kehidupan sehari-hari air ini dikenal sebagai air hujan. Air hujan memiliki sifat
agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan
mempercepat terjadinya korosi (karatan). Disamping itu air hujan ini mempunyai sifat lunak
sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.
3. Air Permukaan
Dalam buku Pengantar Kesehatan Lingkungan, air permukaan merupakan salah satu
sumber penting bahan baku air bersih, (Chandra, 2006).
Faktor-faktor yang harus diperhatikan, antara lain :
a. Mutu atau kualitas baku
b. Jumlah atau kuantitasnya
c. Kontinuitasnya
Yang termasuk air permukaan meliputi :
a. Air Sungai.
b. Air Rawa.
4. Air Tanah
Dalam buku Pengantar Kesehatan lingkungan, air tanah merupakan sebagian air hujan
yang mencapai permukaan bumi dan menyerap ke dalam lapisan tanah dan menjadi air
tanah, (Chandra, 2006). Adapun jenis-jenis air tanah, antara lain yaitu :
a. Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah.
b. Air Tanah Dalam
Air tanah dalam dikenal juga dengan air artesis. Air ini terdapat diantara dua lapisan
kedap air.

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanada (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) II - 2
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

c. Mata Air
Mata air merupakan air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan
tanah.Berdasarkan keluarnya (munculnya ke permukaan tanah) mata air dapat dibedakan atas
:
a. Mata Air Rembesan, yaitu mata air yang airnya keluar dari lereng-lereng
b. Umbul, yaitu mata air dimana airnya keluar ke permukaan pada suatu dataran.

2.3 Syarat Air Bersih


Pemenuhan kebutuhan akan air bersih haruslah memenuhi dua syarat yaitu kuantitas
dan kualitas (Depkes RI, 2005).
2.3.1 Syarat Kuantitas
Kebutuhan masyarakat terhadap air bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim,
standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat, (Chandra, 2006). Konsumsi air bersih di
perkotaan Indonesia berdasarkan keperluan rumah tangga, diperkirakan sebanyak 138,5
liter/orang/hari dengan perincian yaitu untuk mandi,cuci, kakus 12 liter, minum 2 liter, cuci
pakaian 10,7 liter, kebersihan rumah 31,4 liter, taman 11,8 liter, cuci kendaraan 21,8 liter,
wudhu 16,2 liter, lain-lain 33,3 liter, (Slamet, 2007).
2.3.2 Syarat Kualitas
Syarat kualitas meliputi parameter fisik, kimia, radioaktivitas, dan mikrobiologis yang
memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air, (Slamet, 2007).
a. Parameter Fisik
Air yang memenuhi persyaratan fisik adalah air yang tidak berbau, tidak berasa, tidak
berwarna, tidak keruh atau jernih, dan dengan suhu sebaiknya dibawah suhu udara sedemikian
rupa sehingga menimbulkan rasa nyaman, dan jumlah zat padat terlarut (TDS) yang rendah.
 Bau
Air yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai oleh masyarakat. Bau air
dapat memberi petunjuk akan kualitas air.
 Rasa
Air yang bersih biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang tidak tawar dapat
menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan.
 Warna
Air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk mencegah keracunan dari
berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat disebabkan adanya
tannin dan asam humat yang terdapat secara alamiah di air rawa, berwarna kuning muda,

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanada (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) II - 3
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

menyerupai urin, oleh karenanya orang tidak mau menggunakannya. Selain itu, zat organik ini
bila terkena khlor dapat membentuk senyawa-senyawa khloroform yang beracun. Warna pun
dapat berasal dari buangan industri.
 Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat anorganik
maupun yang organik. Zat anorganik, biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam,
sedangkan yang organik dapat berasal dari lapukan tanaman atau hewan. Buangan industri
dapat juga merupakan sumber kekeruhan.
 Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia
yang ada pada saluran/pipa yang dapat membahayakan kesehatan, menghambat reaksi-reaksi
biokimia didalam saluran/pipa, mikroorganisme patogen tidak mudah berkembang biak, dan
bila diminum air dapat menghilangkan dahaga.
 Jumlah Zat Padat Terlarut
Jumlah zat padat terlarut (TDS) biasanya terdiri atas zat organik, garam anorganik, dan
gas terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik pula. Selanjutnya, efek TDS
ataupun kesadahan terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalah
tersebut.
b. Parameter Mikrobiologis
Sumber- sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri. Jumlah dan jenis
bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Oleh karena itu air
yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari bakteri patogen. Bakteri
golongan coli tidak merupakan bakteri golongan patogen, namum bakteri ini merupakan
indikator dari pencemaran air oleh bakteri patogen.
c. Parameter Radioaktivitas
Dari segi parameter radioaktivitas, apapun bentuk radioaktivitas efeknya adalah sama,
yakni menimbulkan kerusakan pada sel yang terpapar. Kerusakan dapat berupa kematian, dan
perubahan komposisi genetik. Kematian sel dapat diganti kembali apabila sel
dapatberegenerasi dan apabila tidak seluruh sel mati. Perubahan genetis dapat menimbulkan
berbagai penyakit seperti kanker dan mutasi.
d. Parameter Kimia
Dari segi parameter kimia, air yang baik adalah air yang tidak tercemar secara
berlebihan oleh zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain air raksa (Hg),
alumunium (Al), arsen (As), barium (Ba), besi (Fe), flourida (F), tembaga (Cu), derajat
keasaman (pH), dan zat kimia lainnya. Kandungan zat kimia dalam air bersih yang digunakan

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanada (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) II - 4
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

sehari-hari hendaknya tidak melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan seperti tercantum
dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990. Penggunaan air
yang mengandung bahan kimia beracun dan zat-zat kimia yang melebihi ambang batas
berakibat tidak baik bagi kesehatan dan material yang digunakan manusia, contohnya antara
lain sebagai berikut :
 pH
Air sebaiknya tidak asam dan tidak basa (netral) untuk mencegah terjadinya pelarutan
logam berat dan korosi jaringan distribusi air. pH yang dianjurkan untuk air bersih adalah 6,5
– 9.
 Besi(Fe)
Kadar besi (Fe) yang melebihi ambang batas (1,0 mg/l) menyebabkan berkurangnya
fungsi paru-paru dan menimbulkan rasa, warna (kuning), pengendapan pada dinding pipa,
pertumbuhan bakteri besi, dan kekeruhan.
 Klorida
Klorida adalah senyawa halogen klor (Cl). Dalam jumlah banyak, klor (Cl) akan
menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa sistem penyediaan air panas. Sebagai desinfektan,
residu klor (Cl) di dalam penyediaan air sengaja dipelihara, tetapi klor (Cl) ini dapat terikat
pada senyawa organic dan membentuk halogenhidrokarbon (Cl-HC) banyak diantaranya
dikenal sebagai senyawa-senyawa karsinogenik. Kadar maksimum klorida yang
diperbolehkan dalam air bersih adalah 600 mg/l.
 Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) sebetulnya diperlukan bagi perkembangan tubuh manusia. Tetapi, dalam
dosis tinggi dapat menyebabkan gejala GI, SSP, ginjal, hati; muntaber, pusing kepala, lemah,
anemia, kramp, konvulsi, shock, koma dan dapat meninggal. Dalam dosis rendah
menimbulkan rasa kesat, warna, dan korosi pada pipa, sambungan, dan peralatan dapur.
 Mangan (Mn)
Mangan (Mn) adalah metal kelabu-kemerahan. Keracunan seringkali bersifat khronis
sebagai akibat inhalasi debu dan uap logam. Gejala yang timbul berupa gejala susunan syaraf:
insomnia, kemudian lemah pada kaki dan otot muka sehingga ekspresi muka menjadi beku
dan muka tampak seperti topeng (mask). Bila pemaparan berlanjut maka bicaranya melambat
dan monoton, terjadi hyperrefleksi, clonus pada patella dan tumit, dan berjalan seperti
penderita parkinsonism.
 Seng (Zn)
Di dalam air minum akan menimbulkan rasa kesat dan dapat menyebakan gejala
muntaber. Seng (Zn) menyebabkan warna air menjadi opalescent dan bila dimasak akan

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanada (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) II - 5
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

timbul endapan seperti pasir. Kadar maksimum seng (Zn) yang diperbolehkan dalam air
bersih adalah 15 mg/l.

2.4 Langkah – Langkah Sistem Pengolahan Air Bersih


Menurut Sulistyoweni (2002), prinsip penjernihan air menurut sumber air sebagai
berikut:
a. Air yang berasal dari air sungai

Gambar 2.1 Skema Pengolahan Air Minum Bersumber Air Sungai


Sumber: Rekayasa Lingkungan, 2002
b. Air yang berasal dari air tanah

Air Tanah Aerasi Filtrasi Resevoir Distribusi

Desinfektan

Gambar 2.2 Skema Pengolahan Air Minum Bersumber Air Tanah


Sumber: Rekayasa Lingkungan, 2002
Menurut Darmasetiawan (2004), strategi pengolahan dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan sistem pengolahan lengkap dan sistem pengolahan kombinasi. Sistem
pengolahan lengkap adalah sistem pengolahan dengan menggunakan seluruh komponen yang
terdiri dari:
a. pra sedimentasi
b. koagulasi-flokulasi
c. sedimentasi
d. filtrasi dan
e. desinfeksi

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanada (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) II - 6
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

Sedangkan sistem pengolahan kombinasi merupakan sistem kombinasi diantara jenis


atau komponen pengolahan yang ada. Strategi pengolahan untuk masing-masing jenis air
berdasarkan karakteristik jenis air yang ada, adalah sebagai berikut:
1. Air permukaan dengan tingkat kekeruhan yang tinggi
Pada jenis air ini, pengolahan dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
Langkah 1
Karena kekeruhan yang tinggi akibat besarnya kandungan sedimen dalam air baku,
maka urutan proses pengolahan yang diusulkan adalah:
a) prasedimentasi
b) koagulasi-flokulasi
c) sedimentasi
d) filtrasi dan
e) desinfeksi
Diawalinya proses pengolahan dengan prasedimentasi menyebabkan bahan kimia yang
digunakan pada proses selanjutnya akan lebih kecil sehingga lebih ekonomis.
Langkah 2
Pengolahan air dengan menggunakan saringan pasir lambat. Sebelum proses
penyaringan, terlebih dahulu dilakukan proses pengendapan sampai kekeruhan mencapai 50
mg/L SiO2 .
2. Air permukaan dengan tingkat kekeruhan yang rendah sampai sedang
Pada jenis air ini, pengolahan dapat dilakukan dengan alternatif sebagai berikut :
Langkah 1
Dengan tingkat kekeruhan yang lebih rendah, maka proses pengolahan dapat dilakukan
cukup hanya dengan:
a) Koagulasi,flokulasi
b) sedimentasi
c) filtrasi dan
d) desinfeksi
Langkah 2
Pengolahan air dengan menggunakan saringan pasir lambat. Sebelum proses
penyaringan, terlebih dahulu dilakukan proses pengendapan sampai kekeruhan mencapai 50
mg/L SiO2 .
1) Pada saat air tidak keruh, air diolah dengan saringan pasir cepat bertekanan (pressure
filter).

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanada (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) II - 7
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

2) Pada saat air keruh, filter over load dan clogging (tidak berfungsi). Untuk pelayanan
dimanfaatkan air dari reservoir.
3. Air permukaan dengan kandungan warna yang sedang sampai tinggi
Urutan proses pengolahan untuk air permukaan dengan tingkat warna yang tinggi
adalah :
a) koagulasi-flokulasi
b) sedimentasi
c) filtrasi
d) desinfeksi
Pada pengolahan jenis ini, lebih banyak koagulan yang dipakai dan akan lebih baik
dengan pembubuhan lumpur kaolin, bentonite atau lumpur setempat. Pembubuhan koagulan
dimaksudkan untuk memperberat flok yang dihasilkan.
Pada jenis air berwarna, koagulasi harus dilakukan dengan tingkat energi yang lebih tinggi,
waktu flokulasi dan sedimentasi yang lebih lama dari pada air tidak berwarna.
1. Air permukaan dengan kesadahan yang tinggi
Proses pengolahan untuk air permukaan dengan kesadahan yang tinggi adalah dengan
proses kapur soda, yaitu dengan pemisahan Ca secara kimiawi untuk kemudian diendapkan di
bak pengendap.Apabila kesadahan yang dominan bersifat sementara, dapat dilakukan
penyaringan dengan saringan marmer yang dilanjutkan dengan desinfeksi.
2. Air permukaan dengan kekeruhan sangat rendah
Pada kasus air permukaan dengan tingkat kekeruhan sangat rendah, dapat dilakukan
pengolahan langsung yang terdiri dari proses filtrasi yang dilanjutkan dengan proses
desinfeksi. Sebenarnya air dari hasil pengolahan ini sudah cukup baik untuk dikonsumsi
langsung tetapi dalam rangka menjaga partikulat yang masuk maka perlu dilakukan filtrasi,
dan untuk menjaga supaya tidak terjadi kontaminasi bakteriologis maka perlu dilakukan
desinfeksi.

2.5 Proses Pengolahan Air Bersih


Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari
manusia selalu memerlukan air terutama untuk minum, masak, mandi, mencuci dan
sebagainya. Pada saat ini, persentase penduduk di Indonesia yang sudah mendapatkan
pelayanan air bersih dari badan atau perusahaan air minum masih sangat kecil yaitu untuk
daerah perkotaan sekitar 45 % , sedangkan untuk daerah pedesaan baru sekitar 36 % .
Di daerah - daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih tersebut, penduduk
biasanya menggunakan air sumur galian, air sungai yang kadang- kadang bahkan sering kali

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanada (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) II - 8
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

air yang digunakan kurang memenuhi standart air minum yang sehat. Bahkan untuk daerah
yang sangat buruk kualitas air tanah maupun air sungainya, penduduk hanya menggunakan air
hujan untuk memenuhi kebutuhan akan air minum. Oleh karena itu di daerah - daerah seperti
ini, persentase penderita penyakit yang disebabkan akibat penggunaan air minum yang kurang
bersih atau kurang memenuhi syarat kesehatan masih sangat tinggi.
Dalam rangka penyediaan air minum yang bersih dan sehat bagi masyarakat pedesaan
yang mana kualitas air tanahnya buruk serta belum mendapatkan pelayanan air minum dari
PAM, perlu memasyarakatkan alat pengolah air Minum sederhana yang murah dan dapat
dibuat oleh masyarakat dengan menggunakan bahan yang ada dipasaran setempat.
Salah satu alat pengolah air minum sederhana tersebut adalah alat pengolah air minum
yang merupakan paket terdiri dari Tong (Tangki), Pengaduk, Pompa aerasi dan saringan dari
pasir atau disingat Model TP2AS. Alat ini dirancang untuk keperluan rumah tangga
sedemikian rupa sehingga cara pembuatan dan cara pengoperasiannya mudah serta biayanya
murah. Beberapa jenis proses pemisahan yang dapat dilakukanpengolahannya, untuk
pengolahan air minum yang air bakunya mengandung zat besi dan mangan dan zat organik,
biasaanya dapat melakukan proses pengolahan dengan cara kimiawi, selain itu ada beberapa
proses yang bisa digunakan untuk pengolahan air minum yang digunakan yaitu seperti
penggunaan bak sedimentasi, filtrasi,koagulasi,Koagulan, floakulasi dan densinfektan.

2.5.1 Proses Pemisahan zat padat dari air baku secara kimiawi
Air baku yang masih tetap keruh meski telah diendapkan selama lebih dari satu jam atau
lebih, mengindikasikan bahwa dalam air tersebut masih terdapat koloid-koloid yang
melayang-layang, yang tidak akan mengendap. Dengan kondisi seperti ini, efek gravitasi
hanya sedikit atau hampir tidak ada pengaruhnya terhadap proses pemisahan kontaminan.
Pemisahan kontaminan dari air baku jenis ini lebih efektif dilakukan dengan cara kimiawi,
yaitu dengan menggunakan zat kimia.
Dengan menambahkan atau mencampurkan zat kimia ke dalam air baku, maka akan
terjadi proses koagulasi, yang secara harfiah dapat diartikan sebagai proses pembekuan atau
penggumpalan. Secara kimia, koagulasi merupakan proses destabilisasi muatan pada zat padat
yang terlarut oleh zat kimia koagulan sehingga zat padat tersebut menggumpal dan dapat
mengendap.
Pada prinsipnya zat koagulan yang dapat dipakai adalah semua unsur dengan kation
bervalensi dua keatas, dengan daya elektrolit yang kuat, misalnya : Fe, Al, Ba. Yang umum
dipakai adalah:
a. Jenis Aluminium (Al) dan turunannya, yaitu:

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanada (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) II - 9
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

1) Aluminium Sulfat atau tawas (Al3(SO4)2.18H2O) dan


2) Poli Aluminium Chloride (PAC)
b. Jenis logam besi (Fe), yaitu :
1) Fero Sulfat (Fe(SO4))
2) Feri Chloride (FeCl3)
Berikut proses yang akan dilakukan:
2.5.2. Koagulasi dan Flokulasi
Suatu larutan koloidal yang mengandung partikel-partikel kecil dan koloid dapat
dianggap stabil bila :
1. Partikel-partikel kecil ini terlalu ringan untuk mengendap dalam waktu yang pendek
(beberapa jam).
2. Partikel-partikel tersebut tidak dapat menyatu, bergabung dan menjadi partikel yang lebih
besar dan berat, karena muatan elektris pada permukaan elektrostatis antara partikel satu
dengan lainnya.
Tujuan dari koagulasi dan flokulasi adalah untuk mengubah partikel-partikel kecil
seperti warna dan kekeruhan menjadi flok yang lebih besar, baik sebagai presipitat ataupun
partikel tersuspensi. Flok-flok ini kemudian dikondisikan sehingga dapat disisihkan dalam
proses berikutnya. Secara teknis, koagulasi berlaku bagi penyisihan dari partikel koloid yaitu
partikel yang biasanya berukuran 0,001-1 µm seperti asam humus, tanah liat, virus dan
protein.
Proses pembentukan flok adalah sebagai berikut :
 Destabilisasi partikel koloid
 Pembentukan mikroflok
 Penggabungan mikroflok
 Pembentukan makroflok
a. Koagulasi
Koagulasi merupakan proses destabilisasi koloid akibat netralisasi muatan elektrostatik
dengan penambahan koagulan. Untuk melaksanakan koagulasi secara efektif, koagulan yang
ditambahkan harus disebarkan secara cepat dan merata ke dalam air baku. Pencampuran dapat
dilaksanakan dengan cara pengadukan secara hidrolis, mekanis atau pneumatis.
Koagulan yang dapat digunakan antara lain:
1. Alumunium Sulfat (Al2(SO4)3), atau dikenal dengan nama tawas, merupakan koagulan
yang sering digunakan karena harganya murah dan mudah diperoleh. pH optimum untuk
proses koagulasi dengan tawas adalah sekitar 6,5-7,5. Bila pH air yang akan dikoagulasi

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanada (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) II - 10
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

lebih kecil dari 6,5 atau lebih besar dari 7,5, perlu dilakukan penaikkan atau penurunan pH
terlebih dahulu, misalnya dengan penambahan kapur.
2. Senyawa besi, seperti FeCl3 dan FeSO4. FeCl3 dapat digunakan untuk air yang
mengandung hidrogen sulfida.
3. PAC (Poli Alumunium Chloride) Dengan pembubuhan koagulan, maka stabilitas larutan
koloidal yang mengandung partikel-partikel kecil dan koloid akan terganggu karena
molekul-molekul koagulan dapat menempel pada permukaan koloid dan
mengubahmuatanelektrisnya. Misalnya molekul Al pada alum yang bermuatan positif,
akan menetralkan muatan koloid yang biasanya bermuatan negatif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses koagulasi :


1. Kualitas air
2. Jumlah dan karakteristik partikel koloid
3. pH
4. Pengadukan cepat, waktu pengadukan, dan kecepatan paddles
5. Temperatur
6. Alkalinitas
7. Karakteristik dari ion-ion di dalam air
Tabel 2.1 Kriteriaperencanaanunitkoagulasi(pengadukcepat)

Unit Kriteria
Pengadukcepat
•Tipe Hidrolis:
- terjunan
- saluranbersekat
- dalaminstalasipengolahanair
bersekat
Mekanis:
-Bilah(Blade),pedal(padle)
Kinstalasi pengolahan airs
Sumber:(SNI6774:2008)


b. Flokulasi

Flokulasi berfungsi mempercepat tumbukan antara partikel koloid yang sudah
terdestabilisasi supaya bergabung membentuk mikroflok ataupun makroflok yang secara
teknis dapat• diendapkan. Berbeda dengan proses koagulasi dimana faktor kecepatan tidak

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanada (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) II - 11
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

menjadi kendala, pada flokulator terdapat batas maksimum kecepatan untuk mencegah
pecahnya flok akibat tekanan yang berlebihan.
Tenaga yang dibutuhkan untuk pengadukan secara lambat dari air selama flokulasi
dapat diberikan secara mekanis maupun hidrolis . Tingkat keselesaian dari proses flokulasi
bergantung pada kemudahan dan kecepatan mikroflok kecil bersatu menjadi flok yang lebih
besar dan jumlah total terjadinya tumbukan partikel selama flokulasi.
Tabel 2.2Kriteriaperencanaanunitflokulasi(pengaduklambat)

Flokulatormekanis
Flokulator sumbu Sumbu Flokulator
Kriteriaumum hidrolis horizontal vertikal Clarifier
dengan pedal dengan bilah

G(gradienkecepatan) 60(menurun) 60(menurun)– 70(menurun)


1/detik –5 10 –10 100–10
Waktutinggal(menit) 30–45 30–40 20–40 20–100

Tahapflokulasi(buah) 6–10 3–6 2–4 1

Bukaanpintu/ Kecepatan Kecepatan Kecepatan


Pengendalianenergi Sekat putaran putaran aliran air

Kecepatanaliran
max.(m/det) 0,9 0,9 1,8–2,7 1,5–0,5
Luasbilah/pedal
dibandingkan luasbak -- 5–20 0,1–0,2 -
(%)
Kecepatanperputaran
sumbu (rpm) -- 1–5 8–25 -
Tinggi(m) 2–4*
Sumber: (SNI6774:2008)

2.5.3. Sedimentasi
Sedimentasi adalah suatu proses yang dirancang untuk menghilangkan sebagian besar
padatan yang dapat mengendap dengan pengendapan secara gravitasi. Hasil yang tersisa
adalah berupa cairan jernih dan suspensi yang lebih pekat. Sedimentasi adalah salah satu unit
proses yang paling umum digunakan dalam proses pengolahan air. Partikel akan mengendap
dalam salah satu dari 4 cara, bergantung pada konsentrasi dari suspensi tersebut dan sifat-sifat
flokulasi dari partikel.
Empat cara pengendapan pada Sedimentasi :
1. Pengendapan Tipe 1, untuk menghilangkan partikel diskret
2. Pengendapan Tipe 2, untuk menghilangkan partikel non diskret
3. Pengendapan Tipe 3, disebut juga Zone Settling
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)
Widya Winanada (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) II - 12
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

4. Pengendapan Tipe 4, disebut juga Compression


Tabel 2.3 Kriteria Perencanaan Unit Sedimentasi (Penegendap)
Bak Bak Persegi
Bak Bundar
Persegi Aliran Vertikal Bak Bundar
(Aliran
Kriteria Umum (Aliran (Menggunakan (Kontak Clarifier
Vertikal –
Horizon Pelat/Tabung Padatan)
Radial)
tal) Pengendap)

Beban Permukaan
0,8 – 2,5 3,8 – 7,5*) 1,3 – 1,9 2–3 0,5 – 1,0
(m3/m2/jam)

Kedalaman (m) 3–6 3–6 3–5 3–6 0,5 – 1,0


Waktu Tinggal
1,5 – 3 0,07**) 1–3 1–2 2 – 2,5
(jam)
Lebar/Panjang > 1,5 – – – –
Beban Pelimpah
< 11 < 11 3,8 – 15 7 – 15 7,2 – 10
(m3/m/jam)
Bilangan Reynold < 2000 < 2000 – – < 2000
Kecepatan pada
Pelat/Tabung
– Max 0,15 – – –
Pengendap
(m/menit)
Bilangan Fraude > 10-5 > 10-5 – – > 10-5
Kecepatan Vertikal
– – – <1 <1
(cm/menit)
3 – 5% dari
Sirkulasi Lumpur – – – –
input
Kemiringan Dasar 45° – 60° 45° – 60° 45° – 60° > 60° 45° – 60°
Bak (Tanpa
Scraper)
Periode Antar 12 – 24 8 – 24 12 – 24 Kontinyu 12 –
Pengurasan 24***)
Lumpur (jam)
Kemiringan 30°/60 30°/60 30°/60 30°/60 30°/60°
Tube/Plate
Sumber: SNI 6774:2008
Keterangan: *) luas bak yang ditutupi oleh pelat/tabung pengendap
**)waktu retensi pada pelat/tabung pengendap
***) pembuangan lumpur sebagian
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)
Widya Winanada (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) II - 13
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

Tangki sedimentasi yang ideal terdiri dari :


1. Zona inlet, dimana air didistribusikan sepanjang bagian yang menyilang.
2. Zona pengendapan, yaitu partikel tersuspensi diendapkan, air berada dalam keadaan diam.
3. Zona lumpur, dimana partikel yang mengendap dikumpulkan.
4. Zona outlet, adalah bagian untuk menyalurkan air yang sudah tidak mengandung partikel
yang dapat diendapkan keluar dari tangki Aliran pada tangki sedimentasi dapat horizontal
maupun vertikal. Bentuk tangki dapat berupa lingkaran, persegi panjang, ataupun segiempat
sama sisi. Kedalaman tangki berkisar antara 2 sampai 5 meter. Rata-rata dibuat tangki dengan
kedalaman 3 meter. Tangki persegi panjang dapat berukuran panjang hingga 30 meter dan
lebar 10 meter. Ukuran dari scrappers mekanik juga mempengaruhi ukuran bak. Kemiringan
dasar tangki berkisar antara 2 sampai 6 persen.Lumpur yang terkumpul pada dasar tangki
dikeluarkan dengan membilasnya ke dalam suatu wadah atau mengumpulkannya ke
dalamhopper dan kemudian mengambilnya secara gravitasi atau menggunakan pompa.
Lumpur juga dapat dikeluarkan dibawah tekanan hidrostatik air pada tangki sedimentasi.
Untuk memperbaiki kinerja dari bak sedimentasi dapat digunakan tube
settler ataupun plate settler. Tube settler tersedia dalam 2 konfigurasi dasar, yaitu
horizontal tubes dan steeply inclined. Horizontal tubes dioperasikan dalam sambungan dengan
unit filtrasi yang mengikuti unit sedimentasi. Tube-tube tersebut akan terisi zat padat dan
dibersihkan dengan backwash dari filter. Horizontal tubes settlers digunakan pada instalasi
dengan kapasitas kecil (3,785 m3/hari). Steeply inclined tube settlers membersihkan lumpur
secara kontinu melalui pola aliran yang dibuat. Karena kedalaman yang dangkal dari steeply
inclined tube settlers dan pembersihan lumpur yang kontinu, ukuran instalasi menjadi tidak
terbatas.
2.5.4Filtrasi
Filtrasi adalah suatu proses pemisahan solid dari cairan dimana cairan (air) dilewatkan
melalui suatu media yang berongga atau materi berongga lainnya untuk menyisihkan
sebanyak mungkin materi tersuspensi. Filtrasi digunakan di pengolahan air untuk menyaring
air yang telah dikoagulasi dan mengendap untuk menghasilkan air minum dengan kualitas
yang baik.
Menurut tipe media yang digunakan, filter dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Filter dengan media tunggal
2. Filter dengan media ganda
3. Filter dengan multi media
Menurut laju filtrasinya, filter dibedakan menjadi 2 :
1. Slow Sand Filter

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanada (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) II - 14
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

Pada slow sand filter medium pasir yang digunakan umumnya hanya disyaratkan bebas
lumpur dan organik. Urutan diameter butir pasir dari atas ke bawah tidak teratur (tidak
terstratifikasi). Proses penyaringan yang lambat dalam slow sand filter memungkinkan kontak
yang cukup lama antara air dengan media filter sehingga proses biologis terjadi, terutama
pada permukaan media yang berada di atas. Biomassa yang terbentuk pada medium filter
bersama suspended partikel disebut sebagai ”Scmutz decke” yang bersifat aktif dalam proses
penyisihan senyawa organik dan anorganik terlarut lainnya.

2. Rapid Sand Filter


Mekanisme penyaringan pada rapid sand filter sama dengan mekanisme pada slow sand
filter. Perbedaannya adalah pada beban pengolahan dan penggunaan media filter. Beban
pengolahan pada RSF jauh lebih tinggi daripada SSF. RSF memanfaatkan hampir seluruh
media sebagai media filter (in-depth filter) sedangkan SSF hanya pada lapisan teratas saja.
Selain itu, RSF hanya efektif untuk menyaring suspensi kasar dalam bentuk flok halus
yang lolos dari sedimentasi sedangkan SSF dapat meyaring suspensi halus (bukan koloid) dan
mempunyai lapisan biomassa yang aktif.
Dalam proses filtrasi oleh granular filter terdapat beberapa mekanisme yang terjadi,
yaitu :
1. Mechanical Straining
Mekanisme mechanical straining terjadi akibat partikel atau flok tertahan karena
mempunyai ukuran yang lebih besar dari lubang pori, sehingga partikel tidak lolos.
2. Sedimentasi
Hasil yang tersisa adalah berupa cairan jernih dan suspensi yang lebih pekat.
3. Adsorpsi
Sebagian partikel yang halus akan teradsorpsi oleh permukaan media filter karena ada
tumbukan dan gaya tarik antar partikel. Ketika mekanisme filtrasi tersebut terjadi secara
simultan, secara kuantitatif umumnya mekanisme yang pertama lebih dominan. Untuk
meningkatkan efektivitas media, dalam arti meningkatkan volume atau kedalaman media,
digunakan ”dual media” yang umumnya menggunakan media yang lebih ringan. Persyaratan
dari penggunaan dual media adalah kecepatan pengendapan dari medium yang paling besar
harus lebih kecil dari kecepatan pengendapan media yang lebih berat dengan diameter yang
paling kecil. Persyaratan ini diperlukan supaya kedua media tersebut tidak tercampur setelah
pencucian dengan teknik backwashing.

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanada (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) II - 15
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

Tabel 2.4 Kriteria Perencanaan Unit Filtrasi (Saringan Cepat)


Jenis Saringan
Saringan dengan
No. Unit Saringan Biasa Saringan
Pencucian antar
(Gravitasi) Bertekanan
Saringan
1. Jumlah Bak Saringan N = 12 Q0,5*) Minimum 5 Bak –
2. Kecepatan Penyaringan (m/jam) 6 – 11 6 – 11 12 – 33
3. Pencucian:
 Sistem Pencucian Tanpa/Dengan Tanpa/Dengan Tanpa/Dengan
Blower dan/atau Blower dan/atau Blower dan/atau
Surface Wash Surface Wash Surface Wash
 Kecepatan (m/jam) 36 – 50 36 – 50 72 – 198
 Lama Pencucian (menit) 10 – 15 10 – 15 –
 Periode antara Dua
18 – 24 18 – 24 –
Pencucian (jam)
 Ekspansi (%) 30 – 50 30 – 50 30 – 50
4. Media Pasir:
 Tebal (mm) 300 – 700 300 – 700 300 – 700
 Singel Media 600 – 700 600 – 700 600 – 700
 Media Ganda 300 – 600 300 – 600 300 – 600
 Ukuran Efektif (ES), mm 0,3 – 0,7 0,3 – 0,7 –
 Koefisien Keseragaman,
1,2 – 1,4 1,2 – 1,4 1,2 – 1,4
UC
 Berat Jenis (kg/dm3) 2,5 – 2,65 2,5 – 2,65 2,5 – 2,65
 Porositas 0,4 0,4 0,4
 Kadar SiO2 > 95% > 95% > 95%
5. Media Antrasit:
 Tebal (mm) 400 – 500 400 – 500 400 – 500
 ES (mm) 1,2 – 1,8 1,2 – 1,8 1,2 – 1,8
 UC 1,5 1,5 1,5
 Berat Jenis (kg/dm3) 1,35 1,35 1,35
 Porositas 0,5 0,5 0,5
6. Filter Botom/Dasar Saringan
1) Lapisan Penyangga dari
Atas ke Bawah
 Kedalaman (mm) 80 – 100 80 – 100 –
Ukuran Butir (mm) 2–5 2–5 –
 Kedalaman (mm) 80 – 100 80 – 100 –

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanada (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) II - 16
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

Lanjutan Tabel 2.4


Jenis Saringan
Saringan dengan
No. Unit Saringan Biasa Saringan
Pencucian antar
(Gravitasi) Bertekanan
Saringan
Ukuran Butir (mm) 5 – 10 5 – 10 –
 Kedalaman (mm) 80 – 100 80 – 100 –
Ukuran Butir (mm) 10 – 15 10 – 15 –
 Kedalaman (mm) 80 – 150 80 – 150 –
Ukuran Butir (mm) 15 – 30 15 – 30 –
2) Filter Nozel
 Lebar Slot Nozel (mm) < 0,5 < 0,5 < 0,5
 Prosentase Slot Nozel > 4% > 4% > 4%
Terhadap Luas Filter (%)
Sumber: SNI 6774:2008

2.5.5 Disinfektan
Setelah melalui proses filtrasi, pada prinsipnya air sudah memenuhi standard kualitas.
Namun untuk menghindari kontaminasi air dari mikroorganisme perlu dilakukan desinfeksi.
Beberapa metode desinfeksi antara lain dengan metode chlorinasi, ozon atau dengan UV
(Ultra Violet). Metode yang umumnya dilakukan adalah metode chlorinasi, sedang sistem
ozon dan UV jarang dilakukan, khususnya pada skala besar.
Chlorine, selain digunakan sebagai desinfektan juga dapat digunakan untuk mengendalikan
keberadaan mikroorganisme dan sebagai oksidan. Sebagai oksidan, Chlorine berfungsi untuk :
1) Mengoksidasi Fe dan Mn
2) Menghilangkan rasa yang tidak enak di air
3) Menghilangkan warna di air
4) Menghilangkan amonia nitrogen.
Proses desinfeksi air dengan metode klorinasi diawali dengan penyiapan larutan
kaporit pada konsentrasi tertentu serta penetapan dosis klor yang tepat. Beberapa metode
pembubuhan kaporit yang dapat diterapkan untuk mendapatkan pembubuhan yang cukup
tepat secara kontinu serta tidak membutuhkan tenaga listrik antara lain:
1) Metode gravitasi tanpa atau dengan kotak pengatur tinggi pembubuhan yang konstan
2) Metode otomatis dengan pembubuhan yang sebanding dengan debit yang dibubuhkan
Kedua metode ini sudah diterapkan di Indonesia dengan hasil yang cukup memuaskan.

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanada (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) II - 17
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

2.6Rencana Desain
Dalam perencanaan unit pengolahan air minum terdapat kriteria-kriteria tertentu yang
harus diperhatikan, antara lain:
2.6.1 Bangunan Pengambilan Air Baku
Berdasarkan Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM, dasar-
dasar perencanaan bangunan pengambilan air baku, meliputi:
1) Survei dan identifikasi sumber air baku, mengenai mata air, debit, kualitas air, dan
pemanfaatan.
2) Perhitungan debit sumber air baku:
Perhitungan debit air sungai pengukuran debit sungai dilakukandengan mengukur luas
potongan melintang penampang basahsungai dan kecepatan rata-rata alirannya, dengan
rumus:
= � . �…………………………………………………………………(2.1)
� = �. . ……………………………………………………………… (2.2)
dimana: Q = debit (m³/detik)
A = luas penampang basah (m²)
R = jari-jari hidrolik (m)
S = kemiringan/slope
157,6
�=� ��� �ℎ � ……………………………………………….(2.3)
1+

m = koefisien Bazin
Data-data yang diperlukanmeliputi debit aliran, pemanfaatan sungai, tinggi muka
airminimum dan tinggi muka air maksimum.
3) Persyaratan lokasi penempatan dan konstruksi bangunan pengambilan:
a) Penempatan bangunan penyadap (intake) harus aman terhadap polusi yang disebabkan
pengaruh luar (pencemaran oleh manusia dan mahluk hidup lain);
b) Penempatan bangunan pengambilan pada lokasi yang memudahkan dalam pelaksanaan
dan aman terhadap daya dukung alam (terhadap longsor dan lain-lain);
c) Konstruksi bangunan pengambilan harus aman terhadap banjir air sungai, terhadap gaya
guling, gaya geser, rembesan, gempa dan gaya angkat air (up-lift);
d) Penempatan bangunan pengambilan disusahakan dapat menggunakan sistem gravitasi
dalam pengoperasiannya;
e) Dimensi bangunan pengabilan harus mempertimbangkan kebutuhan maksimum harian;
f) Dimensi inlet dan outlet dan letaknya harus memperhitungkan fluktuasi ketinggian muka
air;

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanada (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) II - 18
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

g) Pemilihan lokasi bangunan pengambilan harus memperhatikan karakteristik sumber air


baku;
h) Konstruksi bangunan pengambilan direncanakan dengan umur pakai (lifetime) minimal 25
tahun;
i) Bahan/material konstruksi yang digunakan diusahakan menggunakan material lokal atau
disesuaikan dengan kondisi daerah sekitar.
4) Tipe bangunan pengambilan air baku

Pemilihan bangunan pengambilan air permukaan dibedakan menjadi:


 Bangunan penyadap (Intake)
Bangunan penyadap berupa pipa (PVC/GI), dihitung dengan formulasebagai
4
berikut:� = …………………………………………………………………..(2.4)
��

dengan pengertian:
Φ = diameter pipa (m)
Q = debit aliran (m3/detik)
v = kecepatan aliran (m/detik)
 Bangunan bak pengumpul
a) Volume bak pengumpul = waktu detensi (td) x Qt
= Panjang (P) x Lebar (L) x Tinggi (T)……………(2.5)
b) Dimensi bak pengumpul:
Panjang (P) = (3 – 4) x Lebar (L)
Kedalaman (T) = 1 m – 1,5 m…………………………………………………..(2.6)

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanada (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) II - 19
BAB III

GAMBARAN UMUM KELURAHAN TANAH ENAM RATUS DAN DATA


EKSISTING

3.1 Umum
Kelurahan Tanah Enam Ratus merupakan salah satu dari lima kelurahan yang berada di
Pemerintahan Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara yang
mempunyai luas wilayah sekitar 3,42 Km 2. Kelurahan Tanah Enam Ratus berjarak kira-kira
3,5 Km dari Kantor Pusat Pemerintahan Kecamatan dan kira-kira berjarak 25 Km dari Pusat
Kota. Secara geografis Kelurahan Tanah Enam Ratus memiliki batas-batas wilayah sebagai
berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Rengas Pulau, Medan Marelan
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Titi Papan, Medan Deli
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Manunggal, Deli Serdang
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Terjun, Medan Marelan
Untuk lebih jelasnya peta administrasi Kelurahan Tanah Enam Ratus dapat dilihat pada
Gambar 3.1.

3.2 Topografi
Kelurahan Tanah Enam Ratus memiliki relief permukaan bumi yang relatif datar dan
berada pada ketinggian lebih kurang 2 meter diatas permukaan laut. Wilayah seluruhnya
berupa daratan, dan merupakan daerah dataran rendah yang memiliki luas 3,42 Km 2.Untuk
lebih jelasnya peta tata guna lahan Kelurahan Tanah Enam Ratus dapat dilihat pada Gambar
3.2.

3.3 Iklim
Kota Medan memiliki 2 buah stasiun pengamatan cuaca, yaitu Stasiun Sampali dan
Stasiun Polonia. Berdasarkan data dari Stasiun Polonia, diketahui pada siang hari temperatur
udara di Kelurahan Denai berkisar antara 30,1 – 33,1C dan pada malam hari, suhunya
berkisar 23,7 – 29,4C. Sedangkan berdasarkan data dari Stasiun Sampali, diketahui pada
siang hari temperatur udara di Kelurahan Denai berkisar antara 30,4 – 34,1C dan pada
malam hari, suhunya berkisar 23,4  – 30,1  C. Berdasarkan data dari Stasiun Polonia,
diketahui curah hujan rata-ratanya 220,45 mm/bulan dengan rata-rata hari hujan 18 hari/bulan
pada tahun 2012. Sedangkan berdasarkan data dari Stasiun Sampali, diketahui curah hujan
rata-ratanyanya 180,17 mm/bulan dengan rata-rata hari hujan 15 hari/bulan pada tahun 2012.
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

Data lengkap mengenai temperatur udara di Stasiun Polonia dapat dilihat pada Tabel
3.1. Sedangkan data lengkap mengenai temperatur udara di Stasiun Sampali daoat dilihat pada
Tabel 3.2. Dan data-data mengenai banyaknya curah hujan dan banyaknya hari hujan dapat
dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.1Temperatur Udara di Stasiun Polonia Medan menurut Tahun/Bulan, Waktu,


Maksimum, Minimum Tahun 2012
Waktu Maksimum Minimum
Tahun/
Bulan Rata- Rata- Absolu
07.00 13.00 18.00 Rata-rata Absolut
Rata Rata t
Januari 24,0 30,1 27,6 26,7 31,0 34,2 23,7 22,0
Februari 24,8 31,1 28,4 27,3 31,7 33,2 24,1 23,0
Maret 25,2 31,8 28,3 27,8 32,3 33,8 24,1 23,0
April 25,3 31,3 27,9 27,6 32,2 33,4 24,0 22,0
Mei 25,5 31,5 28,4 27,7 32,3 32,6 24,3 21,4
Juni 25,4 32,5 29,4 28,2 33,1 34,4 25,0 21,6
Juli 25,0 31,8 28,3 27,5 32,4 35,8 23,7 22,8
Agustus 25,0 31,1 28,4 27,4 32,0 34,2 23,8 22,6
September 25,2 31,1 27,9 27,4 31,8 33,6 24,1 22,8
Oktober 25,2 30,3 27,0 27,0 31,0 32,4 24,3 22,0
November 25,3 30,7 27,3 27,3 31,5 33,0 24,1 22,4
Desember 25,1 30,2 27,3 27,3 31,0 31,8 24,3 23,2
2012 25,1 31,1 28,1 27,4 31,9 33,5 24,0 22,5
2011 24,2 31,7 28,8 31,8 32,2 34,2 23,7 22,5
2010 25,7 30,8 29,7 28,0 31,4 33,4 24,6 22,8
2009 24,2 31,3 28,9 27,2 32,3 34,6 23,8 22,7
Sumber: Stasiun Klimatologi Sampali Medan/Sampali Climatology Station, Medan

Dari Tabel 3.1 dapat dilihat temperatur udara yang paling tinggi pada tahun 2012 terjadi
pada bulan Juli yaitu 35,8C dan temperatur udara yang paling rendah pada tahun 2012 terjadi
pada bulan Mei yaitu 21,4C. Umumnya rata-rata temperatur udara perbulan hampir sama
yaitu sekitar 26,7–28,2C.

Tabel 3.2Temperatur Udara di Stasiun Sampali Medan menurut Tahun/Bulan, Waktu, Maksimum,
Minimum Tahun 2012
Waktu Maksimum Minimum
Tahun/
Rata- Rata- Absolu
Bulan 07.00 13.00 18.00 Rata-rata Absolut
Rata Rata t
Januari 23,9 30,8 28,7 26,8 31,6 34,4 23,4 21,9
Februari 24,4 31,5 29,3 27,4 32,7 34,2 23,9 22,6
Maret 24,4 31,9 29,2 27,5 32,8 34,0 23,8 23,0

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


WidyaWinanda (130407008)Dhia Darin Silfi(130407028) III - 2
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

April 24,4 31,8 28,4 27,3 32,8 34,0 23,9 23,1


Mei 24,9 32,0 28,8 27,6 32,9 33,4 24,1 23,0
Juni 24,5 33,3 30,1 28,1 34,1 36,9 23,9 21,0
Juli 24,0 32,1 29,0 27,3 33,0 36,1 23,5 22,4
Agustus 24,2 31,3 28,9 27,2 32,5 34,6 23,7 23,0
September 24,5 31,6 28,6 27,3 32,5 34,7 23,9 22,9
Oktober 24,4 30,4 28,0 26,8 31,5 32,9 23,7 22,0
November - - - - - - - -
Desember 24,5 30,4 28,3 26,9 31,5 33,3 - -
2012 24,4 31,6 28,8 27,3 32,5 34,4 23,8 22,5
2011 24,88 30,34 27,92 27,02 31,48 33,33 24,10 22,53
2010 25,4 31,4 28,4 27,5 32,2 33,9 24,4 22,6
2009 24,8 30,8 27,9 27,1 31,7 33,3 24,0 22,5
Sumber: Stasiun Klimatologi Sampali Medan/Sampali Climatology Station, Medan

Dari Tabel 3.2 dapat dilihat temperatur udara yang paling tinggi pada tahun 2012
terjadi pada bulan Juni yaitu 36,9C dan temperatur udara yang paling rendah pada tahun
2012 terjadi pada bulan Juni yaitu 21,0C. Umumnya rata-rata temperatur udara perbulan
hampir sama yaitu sekitar 26,8–28,1C.

Tabel 3.3 Curah Hujan dan Banyaknya Hari Hujan di Kota Medan Tahun 2012
Stasiun/Station
Polonia Sampali
Tahun/Bulan
Curah Hujan Hari Hujan Curah Hujan Hari Hujan
Year/Month
Rainfall Rainy Days Rainfall Rainy Days
(mm) (hari/days) (mm) (hari/days)
Januari/January 62 19 112 12
Februari/February 93 14 78 12
Maret/March 202 16 149 12
April/April 206 16 262 20
Mei/May 515 24 264 18
Juni/June 57 14 122 12
Juli/July 279 20 121 12
Agustus/August 160 22 138 13
September/September 242 22 244 18
Oktober/October 339 22 297 18
November/November - - 214 17
Desember/December 270 13 161 14
2012 2425 208 2165 178

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


WidyaWinanda (130407008)Dhia Darin Silfi(130407028) III - 3
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

2011 2593 258 2610 199


2010 1946 227 1605 173
2009 2804 240 2184 208
Sumber: Stasiun Klimatologi Sampali Medan/Sampali Climatology Station, Medan

Berdasarkan Tabel 3.3 dapat dilihat bahwa curah hujan tertinggi pada Stasiun Sampali
terjadi pada bulan Oktober yaitu sebesar 297 mm dan pada Stasiun Polonia terjadi pada bulan
Mei yaitu sebesar 515 mm. Dan harihujan yang paling banyakpada Stasiun Sampali terjadi
pada bulan April yaitu sebanyak 20 hari, sementara pada Stasiun
PoloniaterjadipadabulanAgustus, September, dan Oktoberyaitusebanyak 22hari.

3.4 Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya

3.4.1 Tata Guna Lahan

Kelurahan Tanah Enam Ratus ini sebagian besar kawasannya diperuntukan untuk
pemukiman. Berikutnya setelah pemukiman adalah untuk fasilitas lainnya, sarana
perdagangan, sarana pendidikan, sarana ibadah, dan sarana kesehatan. Data mengenai tata
guna lahan dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Tata Guna Lahan Kelurahan Tanah Enam Ratus


No Tata Guna Lahan Persentase (%) Luas (Km2)

1 Pemukiman 80,35 2,747


2 Sarana Pendidikan 1,06 0,0365
3 Sarana Kesehatan 0,1073 0,00367
4 Sarana Ibadah 0,26 0,0089
5 Sarana Perdagangan 8,22 0,2811
6 Lainnya 10 0,342
Sumber: Data Tugas Besar PPBPAM, 2016

3.4.2 Kependudukan
3.4.2.1 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus dalam lima belas tahun terakhir
mengalami peningkatan yang cukup besar tiap tahunnya. Data jumlah penduduk Kelurahan
Tanah Enam Ratus dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


WidyaWinanda (130407008)Dhia Darin Silfi(130407028) III - 4
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Tabel 3.5 Jumlah Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus Tahun 2000-2014
Tahun Jumlah Jumlah Penduduk Banyak Rata-rata Kepadatan
Penduduk Berdasarkan Jenis Rumah per Penduduk
(jiwa) Kelamin Tangga Rumah per Km2
Lk Pr Tangga
2000 18027 9215 8812 4188 4,3 5271
2001 18249 9309 8940 4218 4,3 5336
2002 18471 9403 9068 4248 4,6 5400
2003 20132 10175 10057 4376 4,6 5886
2004 20421 10258 10163 4439 4,6 5971
2005 20873 10578 10295 4376 4,8 6103
2006 21505 10914 10591 4480 4,8 6288
2007 22903 12699 10204 4860 4,71 6696
2008 23100 12760 10340 4860 5 6754
2009 23311 12881 10430 6581 4 6816
2010 28517 14415 14102 6408 4 8338
2011 29393 14856 14537 6814 4 8594
2012 29684 14982 14702 6866 4 868

2013 29861 15061 14800 6868 4,35 8731


2014 30038 15140 14898 6870 4,37 8783
Sumber: BPS Kota Medan

3.4.2.2 Mata Pencaharian


Umumnya penduduk di Kelurahan Tanah Enam Ratus memiliki mata pencaharian
sebagai pegawai swasta dan petani. Disamping itu, juga ada yang memiliki mata pencaharian
sebagai pegawai negeri sipil, TNI/ABRI, nelayan, pedagang dan lain-lain. Jumlah dan
persentase mata pencaharian di Kelurahan Tanah Enam Ratus dapat dilihat dari Tabel 3.6
berikut ini.

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


WidyaWinanda (130407008)Dhia Darin Silfi(130407028) III - 5
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Tabel 3.6 Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus Tahun 2014
No. Mata pencaharian Jumlah (jiwa)

1. Pegawai Negri Sipil 223


2. ABRI 91
3. Pegawai Swasta 3893
4. Petani 1569
5. Pedagang 670
6. Pensiunan 93
7. Dan lain-lain 2419
Sumber: BPS Kota Medan

3.5 Fasilitas Perkotaan


3.5.1 Sarana Pendidikan
Kelurahan Tanah Enam Ratus memiliki sarana pendidikan berupa gedung sekolah yang
permanen. Tingkatan sekolah yang ada mulai dari tingkat TK sampai sekolah menegah atas.
TK sampai SMA beserta jumlahnya dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini.

Tabel 3.7 Sarana Pendidikan Kelurahan Tanah Enam Ratus Tahun 2014
No Tingkatan Jumlah
1. TK 2
2. SD 7
3. SLTP 1
4. SMU/SMK 1
Total 11
Sumber: BPS Kota Medan

3.5.2 Sarana Kesehatan


Pelayanan atau sarana kesehatan di Kelurajan Tanah Enam Ratus dapat dilihat pada
Tabel 3.8 dibawah ini.
Tabel 3.8 Sarana Kesehatan Kelurahan Tanah Enam Ratus Tahun 2014
No Sarana Kesehatan Jumlah
1. Posyandu 10
2. Praktek Dokter 4
3. Praktek Bidan 10
Total 24
Sumber: BPS Kota Medan

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


WidyaWinanda (130407008)Dhia Darin Silfi(130407028) III - 6
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

3.5.3 Sarana Peribadatan


Sarana peribadatan di Kelurahan Tanah Enam Ratus dapat dilihat pada Tabel 3.9
dibawah ini.
Tabel 3.9 Sarana Peribadatan Kelurahan Tanah Enam Ratus Tahun 2014
No Sarana Ibadah Jumlah
1. Mesjid 5
2. Mushollah 13
3. Gereja -
Total 18
Sumber: BPS Kota Medan

3.5.4 Sarana Perdagangan


Sarana perdagangan yang tersedia di Kelurahan Tanah Enam Ratus dapat ddilihat pada
Tabel 3.10 dibawah ini.
Tabel 3.10 Sarana Perdagangan Kelurahan Tanah Enam Ratus Tahun 2014
No Sarana Perdagangan Jumlah
1. Pertokoan 1
2. Swalayan/ Mini Market 1
3. Rumah Makan 1
4. Warung Makan/ Minum 12
5. Mall 1
6. Industri Kecil 7
7. Bengkel Motor 7
8. Bengkel Mobil 1
9. Doorsmeer Mobil/ Motor 7
Total 38
Sumber: BPS Kota Medan

3.5.5 Prasarana Listrik dan Air Minum


Data mengenai pelanggan listrik dan air bersih di Kelurahan Tanah Enam Ratus dapat
dilihat pada Tabel 3.11 dibawah ini.
Tabel 3.11 Pelanggan Listrik dan Pelanggan Air Minum Tahun 2014
No Pelanggan Jumlah
1. Listrik (PLN) 6900
2. Air Minum (PAM) 3685
Sumber: BPS Kota Medan

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


WidyaWinanda (130407008)Dhia Darin Silfi(130407028) III - 7
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

3.6 Kualitas Air Baku


Sumber air baku Kelurahan Tanah Enam Ratus yang akan dikelola menjadi air bersih
berasal dari Sungai Deli. Kondisi fisik Sungai Deli terlihat keruh dan adanya logam berat
dalam air akibat aktivitas penambangan pada bagian hulu. Berdasarkan penelitian
menunjukkan bahwa pH Sungai Deli cenderung basa dengan kisaran pH 6,89 sampai dengan
7,29 dengan nilai rata-rata pada 7,10. Nilai pH yang diperoleh cenderung masih memenuhi
baku mutu air kelas II menurut Peraturan Pemerintah no.82 tahun 2001 yaitu antara 6-
9.Dengan mengacu kepada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003
tentang penentuan indeks pencemaran air, maka diperoleh hasil bahwa kualitas air Sungai
Deli tercemar ringan untuk peruntukan air kelas II.

3.7 Debit Air Baku


Berdasarkan informasi lapangan yang ada, debit Sungai Deli yang mampu dimanfaatkan
untuk penyediaan air bersih berkisar antara 1,5 – 1,8 m3/detik dan diperkirakan kapasitas
pengambilan air baku dari Sungai Deli tidak bisa ditingkatkan lagi karena kapasitasnya
menurun dan semakin terbatas.

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


WidyaWinanda (130407008)Dhia Darin Silfi(130407028) III - 8
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)

BAB IV
PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM

4.1 Proyeksi Jumlah Penduduk


Proyeksi jumlah penduduk merupakan perkiraan jumlah penduduk di masa datang.
Perhitungan proyeksi jumlah penduduk sangat penting dilakukan untuk memprediksikan
kebutuhan air minum suatu wilayah dalam periode perencanaan. Dalam melakukan
perhitungan harus memperhatikan perkembangan jumlah penduduk masa lampau,
kecenderungannya, arah tata guna lahan, dan ketersediaan lahan untuk menampung
perkembangan jumlah penduduk.

Berikut ini beberapa metode statistik yang dapat digunakan untuk memprediksi laju
pertumbuhan penduduk:

1. Metode Aritmatik
2. Metode Geometrik
3. Metode Eksponensial
4. Metode Logaritmik

4.1.1 Metode Aritmatika


Metode ini didasarkan pada angka kenaikan penduduk rata-rata setiap tahunnya. Metode
ini digunakan jika data berkala menunjukan jumlah penambahan yang relatif sama setiap
tahunnya. Untuk lebih jelasnya perhitungan penduduk di kelurahan Tanah Enam Ratus
Kecamatan Medan Marelan dengan mengunakan metode aritmatika dapat dilihat Tabel 4.1.

Proyeksi Penduduk dengan


35000
Metode Aritmatika
30000
25000
20000 Penduduk Awal

15000 Linear (penduduk awal)

10000
5000
0

Gambar 4.1 Grafik Proyeksi Penduduk dengan Metode Aritmatika


Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)
Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) IV - 1
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)

Tabel 4.1 Proyeksi Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus dengan Metode Aritmatika

Penduduk Yrata-
Xi Tahun Xi2 Xi.Yi Y' (Yi - Y') (Yi -Y' )2 (Yi-Yrata) (Yi-Yrata)2 S R
(Yi) rata
1 2000 18027 1 18027 16692 1335,09 1782469,76 -5605,33 31419761,78
2 2001 18249 4 36498 17683 565,60 319906,05 -5383,33 28980277,78
3 2002 18471 9 55413 18675 -203,89 41569,87 -5161,33 26639361,78
4 2003 20132 16 80528 19666 465,62 216805,53 -3500,33 12252333,44
5 2004 20421 25 102105 20658 -236,87 56105,25 -3211,33 10312661,78
6 2005 20873 36 125238 21649 -776,35 602726,72 -2759,33 7613920,444
7 2006 21505 49 150535 22641 -1135,84 1290141,70 -2127,33 4525547,111
8 2007 22903 64 183224 23632 -729,33 531927,11 -729,33 531927,1111
23632,333 1866,59 0,96
9 2008 23100 81 207900 24624 -1523,82 2322035,37 -532,33 283378,7778
10 2009 23311 100 233110 25615 -2304,31 5309853,35 -321,33 103255,1111
11 2010 28517 121 313687 26607 1910,20 3648859,49 4884,67 23859968,44
12 2011 29393 144 352716 27598 1794,71 3220982,27 5760,67 33185280,44
13 2012 29684 169 385892 28590 1094,22 1197317,93 6051,67 36622669,44
14 2013 29861 196 418054 29581 279,73 78249,41 6228,67 38796288,44
15 2014 30038 225 450570 30573 -534,76 285966,48 6405,67 41032565,44
120 354485 1240 3113497 354485,00 0,00 20904916,30 0,00 296159197,3
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016

a = 15700
b = 991,49
Y = 15700 + 991,49 Xi

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) IV-2


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) IV - 2
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)

4.1.2 Metode Geometri

Metode ini didasarkan pada rasio pertambahan penduduk rata-rata tahunan. Sering
digunakan untuk memperkirakan data yang perkembangan melaju sangat cepat. Untuk lebih
jelasnya perhitungan penduduk di kelurahan Tanah Enam Ratus dengan mengunakan
geometri dapat dilihat pada tabel 4.2.

Proyeksi Penduduk dengan


Metode Geometri
35000

30000

25000
Penduduk Awal
20000
Linear (penduduk
15000
awal)
10000

5000

0
2003

2011
2001
2002

2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010

2012
2013
2014

Gambar 4.2 Grafik Proyeksi Penduduk dengan Metode Geometri

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) IV - 3
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)

Tabel 4.2 Proyeksi Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus dengan Metode Geometri

Penduduk Yrata- Yi-


Xi Tahun ln Xi ln Xi2 ln Yi ln Xi ln Yi Y' (Yi - Y' ) (Yi - Y')2 (Yi-Yrata)2 S R
(Yi) rata Yrata
1 2000 18027 0 0 9,8 0 15475 2552,28 6514116,32 -5605,33 31419761,7
2 2001 18249 0,693 0,48 9,812 6,8 18003 246,22 60622,81 -5383,33 28980277,7
3 2002 18471 1,099 1,207 9,824 10,79 19669 -1197,96 1435117,54 -5161,33 26639361,7
4 2003 20132 1,386 1,922 9,91 13,74 20944 -811,84 659091,19 -3500,33 12252333,4
5 2004 20421 1,609 2,59 9,924 15,97 21989 -1568,35 2459734,19 -3211,33 10312661,7
6 2005 20873 1,792 3,21 9,946 17,82 22882 -2009,22 4036982,17 -2759,33 7613920,44
7 2006 21505 1,946 3,787 9,976 19,41 23665 -2160,36 4667162,52 -2127,33 4525547,11
8 2007 22903 2,079 4,324 10,039 20,88 24365 -1462,38 2138549,72 -729,33 531927,11
23632 3175,99 0,89
9 2008 23100 2,197 4,828 10,048 22,08 25000 -1900 3610014,45 -532,33 283378,78
10 2009 23311 2,303 5,302 10,057 23,16 25582 -2270,69 5156031,16 -321,33 103255,11
11 2010 28517 2,398 5,75 10,258 24,6 26120 2397,46 5747818,55 4884,67 23859968,4
12 2011 29393 2,485 6,175 10,289 25,57 26620 2772,57 7687169,65 5760,67 33185280,4
13 2012 29684 2,565 6,579 10,298 26,41 27090 2594,33 6730526,98 6051,67 36622669,4
14 2013 29861 2,639 6,965 10,304 27,19 27532 2329,5 5426562,44 6228,67 38796288,4
15 2014 30038 2,708 7,334 10,31 27,92 27949 2088,69 4362633,74 6405,67 41032565,4
120 354485 27,899 60,452 150,79 282,34 352885 1600,23 60692133,4 0,00 296159198
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016

a = 9,6470
b = 0,2183
Y = EXP(9,6470+(0,2183 x ln Xi))

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) IV-4


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) IV - 4
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)

4.1.3 Metode Eskponensial

Untuk lebih jelasnya perhitungan penduduk di kelurahan Tanah Enam Ratus dengan
mengunakan metode eksponensial pada Tabel 4.3.

Proyeksi Penduduk dengan


Metode Eksponensial
35000

30000

25000
Penduduk Awal
20000
Linear (penduduk
15000
awal)
10000

5000

0
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Gambar 4.3 Grafik Proyeksi Penduduk dengan Metode Eksponensial

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) IV - 5
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)

Tabel 4.3 Proyeksi Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus dengan Metode Eksponensial

Penduduk
Xi Tahun Xi2 ln Yi Xi ln Yi Y' (Yi -Y' ) (Yi -Y' )2 Yi rata-rata (Yi -Yrata) (Yi -Yrata)2 S R
(Yi)
1 2000 18027 1 9,80 9,80 17331 695,53 483755,12 -5605,33 31419762
2 2001 18249 4 9,81 19,62 18072 177,40 31469,98 -5383,33 28980278
3 2002 18471 9 9,82 29,47 18843 -372,34 138634,10 -5161,33 26639362
4 2003 20132 16 9,91 39,64 19648 483,97 234230,71 -3500,33 12252333
5 2004 20421 25 9,92 49,62 20487 -66,08 4366,56 -3211,33 10312662
6 2005 20873 36 9,95 59,68 21362 -488,96 239086,62 -2759,33 7613920,4
7 2006 21505 49 9,98 69,83 22274 -769,21 591685,66 -2127,33 4525547,1
8 2007 22903 64 10,04 80,31 23225 -322,41 103950,82 -729,33 531927,11
23632 16285,315 0,97
9 2008 23100 81 10,05 90,43 24217 -1117,24 1248219,47 -532,33 283378,78
10 2009 23311 100 10,06 100,57 25251 -1940,42 3765213,69 -321,33 103255,11
11 2010 28517 121 10,26 112,84 26330 2187,24 4784027,25 4884,67 23859968
12 2011 29393 144 10,29 123,46 27454 1938,85 3759139,07 5760,67 33185280
13 2012 29684 169 10,30 133,88 28627 1057,44 1118182,85 6051,67 36622669
14 2013 29861 196 10,30 144,26 29849 11,97 143,20 6228,67 38796288
15 2014 30038 225 10,31 154,65 31124 -1085,71 1178773,48 6405,67 41032565
120 354485 1240 150,80 1218,07 354095 390,02 17680878,56 0,00 296159197
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016

a = 9,718
b = 0,0418
Y = EXP(9,718+(0,0418x Xi))

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) IV-6


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) IV - 6
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)

4.1.4 Metode Logaritma

Untuk lebih jelasnya perhitungan penduduk di Kelurahan Tanah Enam Ratus dengan
mengunakan metode logaritma dapat dilihat pada Tabel 4.4

Proyeksi Penduduk dengan


Metode Logaritma
35000

30000

25000
Penduduk Awal
20000
Linear (penduduk
15000
awal)
10000

5000

0
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Gambar 4.4 Grafik Proyeksi Penduduk dengan Metode Logaritma

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) IV - 7
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)

Tabel 4.4 Proyeksi Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus dengan Metode Logaritma
Penduduk
Xi Tahun ln Xi ln Xi2 Yi ln Xi Y' (Yi-Y') (Yi-Y')2 Yrata-rata (Yi-Yrata) (Yi-Yrata)2 S R
(Yi)
1 2000 18027 0,000 0,00 0,00 14203 3824,42 14626176,41 -5605 31419762
2 2001 18249 0,693 0,48 12649,24 17717 532,24 283276,75 -5383 28980278
3 2002 18471 1,099 1,21 20292,47 19772 -1301,43 1693711,13 -5161 26639362
4 2003 20132 1,386 1,92 27908,88 21231 -1098,94 1207676,70 -3500 12252333
5 2004 20421 1,609 2,59 32866,33 22362 -1941,26 3768478,83 -3211 10312662
6 2005 20873 1,792 3,21 37399,40 23287 -2413,61 5825501,26 -2759 7613920,4
7 2006 21505 1,946 3,79 41846,80 24068 -2563,13 6569659,63 -2127 4525547,1
8 2007 22903 2,079 4,32 47625,45 24745 -1842,12 3393422,27 -729 531927,11
23632 3561,73 0,86
9 2008 23100 2,197 4,83 50755,89 25342 -2242,27 5027781,89 -532 283378,78
10 2009 23311 2,303 5,30 53675,56 25876 -2565,44 6581471,96 -321 103255,11
11 2010 28517 2,398 5,75 68380,78 26360 2157,35 4654158,04 4885 23859968
12 2011 29393 2,485 6,17 73038,86 26801 2592,21 6719560,66 5761 33185280
13 2012 29684 2,565 6,58 76137,96 27207 2477,40 6137529,10 6052 36622669
14 2013 29861 2,639 6,96 78804,89 27582 2278,68 5192402,27 6229 38796288
15 2014 30038 2,708 7,33 81344,41 27932 2105,90 4434806,22 6406 41032565
120 354485 27,899 60,45 702726,91 354485 0,00 76115613,10 0,00 296159197
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016
a = 14203
b = 5069,89
Y = 14203+(5069,89 x ln Xi)

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014) IV-8


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) IV - 8
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)

4.1.5 Perbandingan Metode Proyeksi Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus

Perhitungan proyeksi penduduk akan diuraikan dalam keempat metode, yang akan
dibandingkan satu sama lainnya untuk memperoleh metode yang terbaik untuk
memproyeksikan penduduk. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5 Proyeksi Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus

Proyeksi Penduduk
No Tahun Penduduk
Aritmatika Geometri Eksponensial Logaritma
1 2000 18027 18027 18027 18027 18027
2 2001 18249 18249 18249 18249 18249
3 2002 18471 18471 18471 18471 18471
4 2003 20132 20132 20132 20132 20132
5 2004 20421 20421 20421 20421 20421
6 2005 20873 20873 20873 20873 20873
7 2006 21505 21505 21505 21505 21505
8 2007 22903 22903 22903 22903 22903
9 2008 23100 23100 23100 23100 23100
10 2009 23311 23311 23311 23311 23311
11 2010 28517 28517 28517 28517 28517
12 2011 29393 29393 29393 29393 29393
13 2012 29684 29684 29684 29684 29684
14 2013 29861 29861 29861 29861 29861
15 2014 30038 30038 30038 30038 30038
16 2015 31564 28346 32453 28259
17 2016 32556 28724 33839 28567
18 2017 33547 29084 35284 28856
19 2018 34539 29430 36791 29131
20 2019 35530 29761 38362 29391
21 2020 36522 30080 40000 29638
22 2021 37513 30387 41708 29874
23 2022 38505 30683 43489 30099
24 2023 39496 30969 45346 30315
25 2024 40488 31247 47283 30522
26 2025 41479 31515 49302 30721
27 2026 42471 31776 51407 30912
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) IV - 9
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)

Proyeksi Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus


60000

50000

40000
ARITMATIKA
30000
GEOMETRI

20000 EKSPONENSIAL
LOGARITMA
10000

Gambar 4.5 Grafik Proyeksi Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus

4.1.6 Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus

Metode proyeksi yang dipilih adalah metode eksponensial. Untuk lebih jelasnya, nilai
koefisien korelasi (R) dan nilai standar deviasi (S) masing-masing metode proyeksi penduduk
Kelurahan Tanah Enam Ratus dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Pemilihan Metode Proyeksi

Metode Proyeksi Nilai S Nilai R


Aritmatika 1866,59 0,96
Geometri 3175,99 0,89
Eksponensial 16285,315 0,97
Logaritma 3561,73 0,86
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016

Proyeksi jumlah penduduk dari keempat metode yang dipakai dapat dilihat bahwa
metode eksponensial memiliki nilai R yang paling mendekati 1 yaitu 0,97

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) IV - 10
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)

4.2 Proyeksi Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial

Proyeksi fasilitas umum dan sosial digunakan untuk menentukan kebutuhan air non
domestik. Proyeksi dilakukan dengan mengacu kepada karakteristik wilayah perencanaan.
RTRW yang telah ditetapkan dan standar pendukung untuk setiap fasilitas umum dan fasilitas
sosial yang telah diciptakan Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum. Adapun
fasilitas umum dan fasilitas sosial terdiri dari sebagai berikut:

1. Fasilitas pendidikan;
2. Fasilitas peribadatan;
3. Fasilitas kesehatan;
4. Fasilitas perdagangan dan jasa;
5. Kegiatan industri.

Tabel 4.7 Asumsi Penambahan Fasilitas Kota

Tahun Sebelum
No Jenis Fasilitas Tahun 2026 Keterangan
Proyeksi
1 Pendidikan
- TK 2 3 100 jiwa/unit
- SD 7 8 600 jiwa/unit
- SMP 1 2 800 jiwa/unit
- SMA 1 2 800 jiwa/unit
2 Peribadatan
- Mesjid 5 6 400 jiwa/unit
- Mushollah 13 14 100 jiwa/unit
3 Kesehatan
- Posyandu 10 10 5 tt/unit
- Praktek Dokter 4 5 3 tt/unit
- Praktek Bidan 10 11 2 tt/unit
4 Industri
- Industri Kecil 7 9 300 m2/unit
5 Perdagangan
- Toko 1 20 50 m2/unit
- Rumah Makan 1 6 50 m2/unit
- Mall 1 1 700 m2/unit
- Minimarket/swalayan 1 3 300 m2/unit
6 Lain-Lain
- Bengkel Mobil 1 5 200 m2/unit
- Bengkel Sepeda Motor 7 14 30 m2/unit
- Doorsmeer 7 14 200 m2/unit
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) IV - 11
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)

4.3 Proyeksi Kebutuhan Air

Untuk memproyeksi kebutuhan air bersih untuk daerah perencanaan, diperlukan standar
kebutuhan air bersih, hasil proyeksi penduduk, dan hasil proyeksi jumlah fasilitas umum serta
fasilitas sosial, dan jenis peruntukan pemakaian air bersih.

Faktor-faktor yang akan mempengaruhi proyeksi kebutuhan air antara lain:

1. Pertambahan jumlah penduduk


2. Tingkat sosial ekonomi penduduk
3. Keadaan iklim daerah setempat
4. Rencana daerah pelayanan dan perluasannya.

Berikut ini akan dibahas standar kebutuhan air bersih dan peruntukan pemakaian air
bersih yang terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Pemakaian untuk kebutuhan domestik/rumah tangga


2. Pemakaian untuk kebutuhan non domestik

4.3.1 Kebutuhan Air Domestik

Standar penyediaan air domestik ditentukan oleh jumlah konsumen domestik yang
dapat diketahui dari data penduduk yang ada. Standar penyediaan kebutuhan air domestik ini
meliputi minum, mandi, masak, dll. Kecenderungan meningkatnya kebutuhan dasar air
ditentukan oleh kebiasaan pola hidup masyarakat setempat dan didukung oleh kondisi sosial
ekonomi. Pemenuhan kebutuhan air domestik dilakukan dengan dua cara, yaitu sambungan
rumah dan hidran umum.

 SR : HU = 80 : 20
 Standar kebutuhan air minum:
o Sambungan Rumah : 190 L/org/h
o Hidran Umum : 30 L/org/h

Tabel 4.8 Standar Kebutuhan Air Bersih


Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk
Kota Sedang Kota Kecil Pedesaan
No. Uraian Satuan
100.000 –
20.000 – 100.000 3.000 – 20.000
500.000
Kosumsi Unit Sambungan
1. Liter/o/h 100 – 150 100 – 130 90 – 100
Rumah
Kosumsi Unit Hidran
2. Liter/o/h 30 30 30
Umum

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) IV - 12
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)

Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk


Kota Sedang Kota Kecil Pedesaan
No. Uraian Satuan
100.000 –
20.000 – 100.000 3.000 – 20.000
500.000
Kosumsi Unit Non
3. Domestik Terhadap % 25 – 30 20 – 25 10 – 20
Kosumsi Domestik
4. Kehilangan Air % 15 – 20 15 – 20 15 – 20
5. Faktor Hari Maksimum 1,1 – 1,25 1,1 – 1,25 1,1 – 1,25
6. Faktor Jam Puncak 1,5 – 2,0 1,5 – 2,0 1,5 – 2,0
7. Jumlah Jiwa per SR Jiwa 6 6 6
8. Jumlah Jiwa per HU Jiwa 100 – 200 100 – 200 100 – 200
9. Jam Operasi Jam 24 24 24
10. SR/HU % 80 – 20 70 – 30 70 – 30
Sumber: Kimpraswil, 2003

Tabel 4.9 Konsumsi Air Bersih


Sambungan Sambungan
Kehilangan
Kategori Kota Jumlah Penduduk Rumah Umum
Air
(L/org/hari) (L/org/hari)

Metropolitan > 1.000.000 190 30 20 %

Kota Besar 500.000 – 1.000.000 170 30 20 %

Kota Sedang 100.000 – 500.000 150 30 20 %

Kota Kecil 20.000 – 100.000 130 30 20 %

IKK < 20.000 100 30 20 %


Sumber: Kebijaksanaan Operasional Program Air Bersih, Direktorat Jenderal Cipta Karya, DPU

4.3.2 Kebutuhan Air Non Domestik

Standar penyediaan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non
domestik yang meliputi fasilitas seperti perkantoran, kesehatan, industri, komersial, umum,
dan lainnya. Kosumsi non domestik terbagi menjadi beberapa kategori yaitu:

a. Umum, meliputi: tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, terminal, kantor, dan lain
sebagainya.
b. Komersil, meliputi: hotel, pasar, pertokoan, rumah makan, dan sebagainya.
c. Industri, meliputi: peternakan, industri, dan sebagainya.

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) IV - 13
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)

Tabel 4.10 Kebutuhan Air Konsumen Non Domestik


Kategori Kebutuhan Air
Masjid 25 – 40 L/orang/hari
Gereja 5 – 15 L/orang/hari
Terminal 15 – 20 L/orang/hari
Umum
Sekolah 15 – 30 L/orang/hari
Rumah Sakit 220 – 300 L/tempat tidur/hari
Kantor 25 – 40 L/orang/hari
Peternakan 10 – 35 L/ekor/hari
Industri
Industri Umum 0,4 –l L/det /Ha
Bioskop 10 – 15 L/kursi/hari
Hotel 80 – 120 L/orang/hari
Komersil
Rumah Makan 65 – 90 L/meja/hari
Pasar/Toko 5 L/m2/hari
Sumber: Ir. Sarwoko, “Penyediaan Air Bersih”

4.3.3 Kebutuhan Air di Kelurahan Tanah Enam Ratus


4.3.3.1 Kebutuhan Air Domestik

AdapunProyeksiKebutuhan Air Minum pada tahun 2016 untuk sektor domestik di


KelurahanTanah Enam Ratus sebagaiberikut:
Tabel 4.11 Kebutuhan Air Domestik Kelurahan Tanah Enam Ratus

No. Uraian Satuan Tahun


2016 2026
I. JUMLAH PENDUDUK
TERLAYANI
1 Jumlah Penduduk Pelayanan Jiwa 33.839 51.407
2 Jumlah Penduduk yang akan 27.071 41.126
dilayani 80%
II. KEBUTUHAN AIR MINUM
DOMESTIK
Kebutuhan Ait untuk
Sambungan Rumah
1 Rencana Tingkat Pelayanan % 80 80
2 Asumsi Jumlah Orang per Rumah Jiwa 5 5
3 Penduduk yang akan dilayani Jiwa 21.657 32.900
4 Jumlah Sambungan Rumah Unit 4.331 6.580
5 Tingkat Pemakaian Air Minum ltr/org/hr 120 120
6 Kebutuhan Air Minum ltr/det 30,08 45,70
Hidran Umum
1 Jumlah penduduk terlayani 20% Jiwa 6.768 10.281
2 Tingkat Pemakaian Air Minum ltr/org/hr 30 30
3 Kebutuhan Air Minum ltr/det 2,35 3,57
Total Domestik ltr/det 32,43 49,27
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) IV - 14
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum ( RTL 3238)

4.3.3.2 Kebutuhan Air Non Domestik

AdapunProyeksiKebutuhan Air Minumpada sektor non domestik di KelurahanTanah


Enam Ratus sebagaiberikut:
Tabel 4.12 Kebutuhan Air Non Domestik Kelurahan Tanah Enam Ratus

Jumlah Unit Standar Total Kebutuhan


No Jenis Fasilitas
Tahun 2026 Kebutuhan Air Air
1 Pendidikan
- TK 3 30 L/orang/hari 9000 l/hari
- SD 8 30 L/orang/hari 144000 l/hari
- SMP 2 30 L/orang/hari 48000 l/hari
- SMA 2 30 L/orang/hari 48000 l/hari
2 Peribadatan
- Mesjid 6 30 L/orang/hari 72000 l/hari
- Mushollah 14 30 L/orang/hari 42000 l/hari
3 Kesehatan
- Posyandu 10 220 L/tt/hari 11000 l/hari
- Praktek Dokter 5 220 L/tt/hari 3300 l/hari
- Praktek Bidan 11 220 L/tt/hari 4840 l/hari
4 Industri
- Industri Kecil 9 0,7 L/det/Ha 0,189 l/detik
5 Perdagangan
- Toko 20 5 L/m2/hari 5000 l/hari
- Rumah Makan 6 5 L/m2/hari 1500 l/hari
- Mall 1 30 L/m2/hari 21000 l/hari
- Minimarket/swalayan 3 5 L/m2/hari 4500 l/hari
6 Lain-Lain
- Bengkel Mobil 5 10 L/m2/hari 10000 l/hari
- Bengkel Sepeda Motor 14 10 L/m2/hari 4200 l/hari
- Doorsmeer 14 300 L/m2/hari 840000 l/hari
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016

Adapun rekapitulasiproyeksikebutuhan air minum di KelurahanTanah Enam Ratus


sebagaiberikut:
Tabel 4.13Rekapitulasi Kebutuhan Air di Kelurahan Tanah Enam Ratus

No. Uraian Satuan Kebutuhan Air


1 Kebutuhan Air Domestik ltr/det 49,27
2 Kebutuhan Air Minum Non Domestik ltr/det 14,87
Total Kebutuhan Domestik dan Non ltr/det 64,14
Domestik
I Kehilangan Air 20% ltr/det 12,83
ii Kebutuhan Rata-rata ltr/det 76,96
iii Kebutuhan Maximum 1,1 x kebutuhan ltr/det 84,66
rata-rata
iv Kebutuhan Puncak 1,5 x kebutuhan ltr/det 126,99
rata-rata
v TOTAL KEBUTUHAN AIR ltr/det 139,81
MINUM
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) IV - 15
BAB V

PERHITUNGAN DESAIN TEKNIS

5.1 Umum
Kota Medan adalah kota yang padat penduduk dengan populasi jiwa mencapai kurang
lebih 2 juta jiwa dengan pelayanan mencapai 100%. Guna mencapai pelayanan 100%
khususnya pada Kelurahan Tanah Enam Ratus, maka akan dibangun unit pengolahan air
minum. Sungai yang menjadi air baku adalah sungai Deli setelah dilakukan sampling di
lapangan maka didapatkan data sebagai berikut: Debit air sungai Deli kurang lebih 234000
m3/jam Lebar sungai 18 m dan kedalaman rata-rata4,6 m. kondisi tebing didaerah sungai
jarang longsor walaupun pada musim hujan. Hasil analisa kualitas air baku dapat dilihat pada
Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Kualitas Air Baku Sungai Deli

No Parameter Analisis Satuan Hasil


Fisika
1 Bau - Tidak berbau
2 TDS mg/l 500
3 TSS mg/l 50

Kimia
1 pH - 5,95
2 Fe mg/l 3,2
3 Mn mg/l 1,4
Sumber: Analisa, 2016

Dari karakter sungai belawan dan hasil analisa diatas, diketahui bahwa konsentrasi besi
melewati baku mutu. Oleh karena itu, diperlukan unit pengolahan air tambahan berupa
penambahan Klorin pada air baku sebelum masuk ke proses Koagulasi untuk menurunkan
kadar besi dan Mangan pada air. Maka akan direncanakan bangunan pengolahan air minum
mulai dari intake tipe tower intake, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksi,
netralisasi untuk menaikkan pH dan reservoir. Untuk lebih jelasnya, susunan unit pengolahan
yang akan dibangun dapat dilihat pada Diagram 5.1.
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

Penyisihan
Sungai Intake Koagulasi
Logam

Flokulasi

Sedimentasi

Filtrasi

Daerah
Reservoir netralisasi Desinfeksi
Pelayanan

Diagram 5.1 Skema Bangunan Pengolahan Air Minum

Dengan jumlah penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus pada tahun 2026 sebanyak
51407 jiwa, dari perhitungan pada bab sebelumnya didapat:

Qrata-rata = Qdomestik nondomestik + Kehilangan air 20%

= 64,14 l/det + 12,83 l/det

= 76,96 l/det

Qmax = 1,1 x Qrata-rata

= 1,1 x 76,96 l/det

= 84,66 l/det = 0,08466 m3/detik

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 2
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

5.2 Perhitungan Desain Teknis


5.2.1 Intake
Intake Tower

Bar Screen
Kriteria Desain (Susumu Kawamura, 1991):
 Saringan yang digunakan Bell Mouth;
 Diameter batang (w) = 5 – 19 mm
 Jarak antar batang (b) = 5 – 7,5 mm
 Kecepatan aliran air saat melewati bar = 0,1 – 0,6 m/detik
 Letak pintu air = 0,6 m dari dasar;
 Jarak vertical antar pintu air = 3 – 4,5 m.
Kriteria perencanaan;
 Q maks = 0, 08466 m3/det;
 Kecepatan aliran air, v = 0,4 m/det;
 Jarak antar batang (b) = 6 mm = 0,006 m
 Lebar pintu (L) =3m
 Diameter batang (w) = 10 mm = 0,01 mm

Saringan Bell Mouth


Kriteria Desain (Al-layla, 1978):
 Kecepatan air melalui lubang saringan(vLs) = (0,15 – 0,3) m/det
 Diameter bukaan lubang(dbL) = 6 – 12 mm
 Gross area / luas total saringan = 2 x luas efektif saringan
Kriteria perencanaan;
 Kecepatan air melalui lubang saringan(vLs) = 0, 3 m/det;
 Diameter bukaan lubang(dbL) = 10 mm;
 Gross area / luas total saringan = 2 x luas efektif saringan
Tabel 5.2 Perhitungan Bar Screen dan Bell Mouth
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Lebar pintu (L) 3 M
Bar Screen
Jumlah Batang (n) L = n.w + (n+1)b 3 = (n × 0,01) + 187,13 = 187 Batang

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 3
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

(n+1)10,006
Lebar bukaan total
L’ = L – n.w L’ = 3 – (187 x 0,01) 1,13 M
(L’)
Ac Ac = L’ x t Ac = 1,13 x 1 1,13 m2
Cek kecepatan pada 0,08466 � 3 / m/det
v= v= 0,076< 0,6
aliran batang � 1,13 OK
Saringan Bell Mouth
0,08466 � 3 /
Luas efektif area (A) A= A= 0,21165 m2
� 0,4

� 2 � 0,012
Luas area semu (A’) A’ = A’ = 7,85 x 10−5 m2
4 4

Jumlah lubang pada � 0,21165 2696,18=


n= n= buah
�′ 7,85 x 10 −5
saringan (n) 2697
A = 2 x luas
Gross Area A = 2 × 0,1135 0,227 m2
efektif
Sumber : Data dan Perhitungan PPBPAM, 2016

Pipa Air Baku


Kriteria Desain (Al-layla, 1978):
 Kecepatan air dalam pipa air baku = (0,6 – 1,5) m/det
 Pipa air baku satu buah, diletakkan pada jarak 70 cm dibawah muka air minimum;
Kriteria perencanaan;
 Qmaks = 0,08466 m3/det;
 Kecepatan air dalam pipa air baku = 1,1 m/det

Pipa Air Hisap


Kriteria Desain (Al-layla, 1978):
 Kecepatan air di pipa hisap = (1 – 1,5) m/det
 Beda tinggi dari muka air minimum ke pusat pompa ≤ 3,7 mν
 Jika muka air dari muka air minimum, maka jarak pusat pompa ke muka air
minimum 4m
Kriteria perencanaan;
 Qmaks = 0,08466 m3/det;
 Kecepatan air di pipa hisap = 1,1 m/det
Karena kecepatan pipa hisap dan pipa air baku yang ditetapkan sama, maka diameter pipa
hisap dan air baku sama.

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 4
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

Tabel 5.3 Perhitungan Pipa Air Baku


Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Luas penampang pipa 0,08466 � 3 /
A= A= 0,077 m2
� 1,1 �/
(A)
4×� 4 × 0,077
Diameter pipa (d) d= d= 0,313 = 0,31 m
� �

D pasaran 350 mm
Cek perhitungan
Luas penampang pipa � 2 � 0,35 2
A= A= 0,096 m2
menjadi 4 4

0,08466 � 3 /
Kecepatan (v) v= v= 0,88 m/det
� 0,096 � 2

(0,6 – 1,5
Kriteria desain OK
m/det)
Sumber : Data dan Perhitungan PPBPAM, 2016

Sumur Pengumpul
Kriteria Desain (al-layla, 1978):
 Minimal terdiri dari dua sumur pengumpul;
 Waktu detensi (td) minimal 20 menit = 1200 detik;
 Jarak dasar sumur dari muka air minimum 1,52 m;
 Tinggi foot valve dari dasar sumur 0,6 m;
 Tebal dinding dan sumur dan lantai 20 cm
 Freeboard 0,5 m
 Debit maksimum 0,08466 m3/det
 Kemiringan dasar sumur 10 – 20%
 Sumur pengumpul dilengkapi engan flow meter;
 Dasar sumur minimum 1 m dibawah permukaan sungai;
Kriteria Perencanaan
 Waktu detensi (td) = 1200 det
 Q maks = 0, 08466 m3/det;
 Muka air maksimum = 5,5 m
 Muka air maksimum =4m
 Jarak dasar sumur dari muka air minimum = 1,52 m
 Jarak dasar sumur dari muka air maksimum = 0,48 m
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)
Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 5
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

 Freeboard = 0,5 m
Tabel 5.4 Perhitungan Sumur Pengumpul
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Jumlah bak 2 buah
0,08466 � 3 /
Debit (Q) Q= Q= 0,0423 m3/det
2 2

V = 0,0423 m3/det × 1200


Volume (V) V = Q × td 50,79 ≈ 51 m3
det
He = (m.a max –
Kedalaman efektif m.a min + jarak He = 5,5 m – 4 m + 1,52
3,02 m
(HE) dasar sumur ke m
m.a min)
� 51 � 3
Luas dasar (As) As = v= 16,88 m2
3,02 �

Dimensi dasar sumur s = �� s = 16,88 m2 4,11 m


Panjang = lebar 3 m
t = He + jarak
muka tanah t = 3,02 m + 0,48 m + 0,5
Tinggi (t) 4 m
dengan m.a max + m
freeboard
Pipa outlet = Dair baku 350 mm
Pipa Penguras
Luas penampang pipa 0,0423 � 3 /
A= A= 0,0282 m2
(A) � 1,5 � /

4×� 4 × 0,0282 � 2
Diameter pipa (d) d= d= 0,189 m
� �

D pasaran 200 mm
Cek perhitungan
Luas penampang pipa � 2 � 0,22
A= A= 0,031 m2
(A) 4 4

0,0423 � 3 /
Kecepatan (v) v= A= 1,364 m/det
� 0,031 � 2

Sumber : Data dan Perhitungan PPBPAM, 2016

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 6
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

Intake
Kriteria Desain (Susumu Kawamura, 1991):
 Tebal dinding dan lantai 20 cm
 Jenis pompa yaitu sentrifungal, yang terdiri dari dua buah. Satu beroperasi, satu lagi
sebagai cadangan
 Dilengkapi dengan rumah pompa
 Puncak intake berada 1,5 m di atas muka air maksimum

Transmisi
Kriteria Desain (al-layla, 1978):
 Kecepatan air = 0,6 – 1,2 m/det;
 Tekanan di dalam pipa = 1,8 – 2,8 kg/cm2;
 Tekanan di dalam pipa untuk pemadam kebakaran = 4,2 kg/cm2;
 Tekanan di dalam pipa untuk wilayah komersil = 5,3 kg/cm;
 Tebal tanah penutup untuk pipa di bawah jalan raya = min 90 cm;
 Tebal tanah penutup untuk pipa di bawah trotoar = min 75 cm.
Kriteria Perencanaan
 Q maks = 0, 08466 m3/det;
 Kecepatan pipa transmisi, v = 1,1 m/det

Tabel 5.5 Perhitungan Pipa Transmisi


Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Luas penampang pipa 0,08466 � 3 /
A= A= 0,077 m2
� 1,1 � /
(A)
4×� 4 × 0,077 � 2
Diameter pipa (d) d= d= 0,31 m
� �

D pasaran 350 mm
Cek perhitungan
Luas penampang pipa � 2 � 0,35 2
A= A= 0,096 m2
menjadi 4 4

0,08466 � 3 /
Kecepatan (v) v= V= 0,88 m/det
� 0,096 � 2

0,6 – 1,2
OK
m/det
Sumber : Data dan Perhitungan PPBPAM, 2016

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 7
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

Pompa Hisap Intake


Kriteria Desain (Al-Layla, 1978):
 Faktor gesekan pipa = 0,03 ;
 Konstanta pipa masuk = 0,5;
 Konstanta pipa keluar = 1;
 Konstanta Bend 90° = 0,7;
 Konstanta Tee = 1,5;
 Konstanta valve = 0,2;
 Jarak dari pompa ke IPA = 600 m
 Jumlah pompa 2 (dua) buah; satu beroperasi, satu lagi cadangan.
Kriteria Perencanaan:
 Diameter pipa tekan, Dd = 0,2 m
 Diameter pipa hisap, Ds = 0,2 m
 Kecepatan air di pipa tekan, vd= 1,2 m/det
 Kecepatan air di pipa hisap,vs = 1,2 m/det
 Q maks = 0, 08466 m3/det; 5,0796 m3/men
 � = 1 kg/L
 Konstanta pipa masuk = 0,5;
 Konstanta pipa keluar = 1;
 Konstanta Bend 90° = 0,7;
 Konstanta Tee = 1,5;
 Konstanta valve = 0,2;
 Jarak dari pompa ke IPA = 600 m
 ῆ = 75%
 Sisa tekan =5m

Perhitungan Head Pompa Intake


Hfd1 : kerugian gesek dari pompa ke muka air di intake
Hfd1 : kerugian gesek dari pompa ke muka air di intake
�� 2
Hfd1 = 2 �

0,03 × 6 � × (1,2 �/ )2
= �
2 ×9,81 2 ×0,2

= 0,066 m

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 8
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
�� 2
Hfd2 =
2 �

0,03 ×(600+6 �) × (1,2 �/ )2


= �
2 ×9,81 2 ×0,2

= 6,671m
Hmd = Hmd Bend + Hmd valve + Hmd Tee
�2 �2 �2
= K.Bend 90 + K. valve + K. Tee
2 2 2

(1,2 �/ )2 (1,2 �/ )2 (1,2 �/ )2


= 0,7 × + 0,2 × + 1,5 ×
2 ×9,81 2 ×9,81 2 ×9,81

= 0,176 m
Ht = 0,066m + 6,671m + 0,176m
= 6,913 m

5.2.2 Koagulasi

Kriteria Desain (Susumu Kawamura, 1991):


 Menggunakan system hidrolis (terjunan) dengan persamaan Thomson sudut 90°
 Rentang Gradien (G) = 200 – 1200 /det
 Detention time, td = 30 – 120 det
 Viskositas kinematis (v) = 0,8975 × 10−6 m2/det
 Konsentrasi Koagulan = 5 – 50 mg/L
Kriteria perencanaan;
 Detention time, td = 60 det
 Konsentrasi Koagulan = 30 mg/L
 Debit (Q maks) = 0, 8466 m3/det;
 Gaya gravitasi = 9,81 m2/det
 Direncanakan 2 bak dengan masing masing Q = 0,04233m3/det
 Tinggi bak =1m
 Perbandingan P : L =2:1

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 9
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Tabel 5.6 Perhitungan Koagulasi
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Koagulasi
5 5
Headloss Q = 1,417ℎ 2 0,04233= 1,417ℎ 2 0,245 m

m2
×ℎ 9,81 det ×0,245 �
Cek nilai G G= d= 211,27 /det
�× 0,8975 ×10 −6 m2 × 60

3
Volume V = Q × td V = 0,04233 m /det × 60 det 2,6 m3
Tinggi bak, h 1 m
� 2,6�3
Luas A= A= 2,6 m2
ℎ 1�

Lebar A = 2 × �2 2,6 = 2 × �2 1,15 m


Panjang P=2×� P = 2 × 1,15 2,3 m
� 2,6
td td = td = 61,5 dtk
0,04233

Sumber : Data dan Perhitungan PPBPAM, 2016

5.2.3 Flokulasi

Kriteria desain dan Desain Perencanaan

 Flokulasi dalam 3 kompartmen:

Tabel 5.7 nilai G dan td


Kompartmen G (/dt) Td (detik)
1 20 360
2 15 400
3 10 440
Sumber: Asumsi dan Kriteria Desain

 Panjang bak direncanakan 10 m


 td = (120-1200) detik
 Debit Pengolahan (Qmaks) = 0,08466 m3/det
 f = 0,03
 h=1m
 td = 1200 det
 = 0,000985 kg/m.det
 ρ = 998,2 kg/m3

Perhitungan

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 10
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

 Total Volume (Vtotal)


Vtotal = Qmaks x td
= 0,08466 m3/det x 1200 det = 101,6 m3
 Lebar Bak (L)
L = V / (Pxh)
= 101,6 m3/ (10 x 1 m) = 10,16 m
 Lebar tiap kompartmen (l)
l = L/n = 101,6 m / 3 = 3,386 m
 Perhitungan masing-masing kompartmen menggunakan persamaan dibawah ini:
 Jumlah baffle (n)
2�� � ℎ� �
n ={ �( ����
)2}1/3
(1,44+ )

 Jarak antar baffle = P/n


 Small opening = 5% x jarak antar baffle
 Headloss (HL)
�� � ^2
HL = �

 Hasil perhitungan untuk masing masing kompartmen:


Tabel 5.8 Perhitungan Flokulasi
Kompartmen
Hitungan
1 2 3
Jumlahbaffle (buah) 20,31 ≈21 17,37 ≈18 13,71 ≈ 14
Jarakantar baffle (m) 0,476 ≈ 0,5 0,555 ≈ 0,5 0,714 ≈ 0,7
Small Opening (m) 0,025 ≈ 0,025 0,025 ≈ 0,025 0,035≈ 0,035
Headloss(m) 0,0015 0,0009 0,0004
Sumber: Perhitungan PPBPAM, 2016

Headloss total = 0,0015 + 0,0009 + 0,0004 = 0,0028 m

5.2.4 Sedimentasi

Kriteria Desain:
 Vd, Surface loading (Q/A) = 20-80 m3/hari/m2 (= 2,3x10-4-9,3x10-4 )m/det
 Tinggi bak (h) = (3-4) m
 Waktu pengendapan (td) = (2-4 jam)
 Panjang : lebar = (4:1)-(6:1)
 Bilangan Reynold (Re) =< 2000
 Bilangan Froude (Fr) =≥ 10-5
 Lebar tube settler (w) = 5-10 cm

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 11
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

 Kandungan lumpur = 0,5%-2%


 Efisiensi penyisihan = 80%
 Weir loading = 3,472 x 10-3 m3/det
 Kecepatan aliran pada saluran pelimpah = 0,6 m/det

Bak Pengendap (Clarifier)


Kriteria perencanaan
 Tinggi bak =3m
 Suhu = 10 0C
 Debit tiap bak sedimentasi = 0,8466 m3/detk
 Viskositas kinematis,  = 1,31 x 10–6 m2/dtk
 Tinggi tube (Htube) = 0,5 m
 Lebar tube (w) = 0,05 m
 Tebal tube = 2,5 x 10–3 m
 Panjang tube total adalah 80% dari panjang total bak sedimentasi.

C w D
w’
pipa
.a
H

vo

A
Gambar 5.1 Tube Settler

Perhitungan
Hasil perhitungan dimensi bak sedimentasi dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut.

Tabel 5.9 Perhitungan Dimensi Bak Sedimentasi


Parameter Rumus & Perhitungan Hasil Satuan

Dari grafik dengan performance very good dan n = 1/8, didapatkan to/td = 1,8

4,14 x 10–4

Vo to vo vo = 1,8 x 2,3 x 10-4 m/detk
td Q A

v 0,05 1,59 x 10–3 m/detk



w
 sin θ
H 0,5 0,866
vα  θ θ
v  2,3x10  4
sin cos Q 0,866 0.5
w tgθ A 0,05
sin θ 1,732
0,866

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 12
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

Tube Settler

A A
Luas tube Q 0,08466 53,24 m2
v 1,59 x10 3

Dimensi tube dimana p : l = 4 : 1

L  L
Lebar tube A 53,24 3,65 M
4 4

Pjg tube P=4xL P = 4 x 3,65 14,6 M

w'  w' 
Lebar w 0,05 0,06 M
efektif tube sin  sin 
(w')

nP  nP 
Jmlh tube P 14,6 243 Buah
pd sisi w' 0,06
panjang

nL  nL 
Jumlah tube L 3,65 61 Buah
pada sisi lbr w' 0,06

R R 
Jari – jari luasbasah ( 0,05 x 0,05) 0,0125 M
hidrolis (R) kllbasah ( 4 x 0,05)

Cek perhitungan

v R
NR e  NRe 
1,31x 10 6
Bilangan 0,00159 x 0,0125 15,17 < 2000...OK
Reynold 

v NFr 
NFr 
Bilangan 0,00159 4,54 x 10–3 >10-5...OK
gR 9,81 x 0,0125
Froude

Ktrl v< 18 vo 1,59 x 10–3 / 4,54 x 10–4 3,50 <18...OK


scouring
Cek jika salah satu bak dikuras

v  v 
v Q 0,08466 0,006 m/det
Luas tube total 53,24

 4,62 x 10–4
 sin 
Cek w Q 0,0032 OK
H
 cos  Q
A 6,93
v 
terhadap sin
tg
sin 
Q/A w A

vo = 1,8 x 4,62 x 10–4 8,32 x 10–4



Vo to vo m/det
td Q A

Ktrl v< 18 vo 0,006 / (1,3 x 10–3) 4,61 <18...OK


scouring

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 13
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

NR e  N Re 
Cek thd bil. vαR 0 ,006 x 0 ,0125 57,25 < 2000...OK
Reynold υ 1,31 x 10 6

v NFr 
NFr 
Cek thd bil. 0,006 0,017 >10-5...OK
Frounde gR 9,81 x 0,0125

Dimensi Bak Pengendap


Panjang tot = Panjang bak + = (100/80x14,6) + 0,0025 x 18,86 m
bak tebal tube x (jml tube (243+1)
pada sisi pjg + 1)

Lebar tot = lebar + tebal tube x = 3,65 + 0,0025 x (61+1) 3,80 m


bak (jumlah tube pada
sisi lebar + 1)

Tinggi tot tinggi bak + h = 3 + 0,5 3,5 m


bak freeboard

Sumber: data dan perhitungan PPBAM, 2016

Ruang Lumpur
Kriteria perencanaan
 Kandungan solid dalam lumpur = 1,5 %
 Lama pengurasan = 10 menit = 600 dtk
 Waktu pengurasan = 1 x sehari
 Kecepatan pengurasan = 0,5 m/detk
 Q bak = 0,08466 m3/detk
 Qunderdrain = 2% x Qbak = 0,02 x 0,08466 m3/det
= 1,69 x 10-3 m3/det
 Panjang = lebar, dan volume lumpur = volume limas
Perhitungan
Hasil perhitungan ruang lumpur dapat dilihat pada tabel 5.10 berikut.

Tabel 5.10 Perhitungan Ruang Lumpur


Parameter Rumus & Perhitungan Hasil Satuan

Volume lumpur 3 0,22 m3


V 
(1 hari) %lumpur x td x Q1underdrain 1,5 x86400 x1,69x10
1000 1000

t
Volume limas V = ⅓ x luasalas x t 3 x 0,22 0,05 m3
3,80 x 3,80

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 14
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

Ql  Ql 
Debit lumpur Volume 0,22 3,6 x 10-4 m3/detk
(Ql) T 600

A 3,6 x10 4 7,2 x 10-4 m2


A
Luas penampang Q
pipa penguras v 0 ,5

4
A
Diameter π d2 0,03 m
d
4 x 7,2 x10
pipa 4
π
penguras
Sumber: data dan perhitungan PPBAM, 2016

Inlet
Kriteria perencanaan
 Qorifice terdekat dengan terjauh  90%
 Diameter orifice = 0,1 m
 Kecepatan orifice = 0,2 m/detk
 Jumlah orifice = 10 buah
 Perbandingan muka air terdekat dengan terjauh = 0,01 m
 Kecepatan inlet cabang = 1 m/detk
 Q tiap bak = 0,08466 m3/det
 Flume dilengkapi 6 orifice
 Lebar flume = 20 cm
Perhitungan
Hasil perhitungan dimensi inlet dapat dilihat pada tabel 5.11 berikut.

Tabel 5.11 Perhitungan Dimensi Inlet Bak Sedimentasi


Parameter Rumus & Perhitungan Hasil Satuan

A A
Luas Q 0,08466 0,08466 m2
penampang v 1
pipa cabang
(A)
d d
Dimensi pipa 4A 4 x 0 ,08466 0,33 m
inlet cabang  

Diameter pasaran 350 m

V V 
Kec. inlet Q 0 ,08466 0,990 m/detk...OK
cabang 1 / 4 π d2 1/ 4 x π x 0 ,33
2

Diameter inlet utama (asumsi) 400 mm

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 15
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

V 
m/detk…OK
V 
Kec. inlet Q 0,08466 0,67
utama 1 / 4 π d2 1/ 4 x π x 0,4
2

Qor  Qor 
Debit tiap Q tiap bak 0,08466 0,014 m3/detk
orifice n orifice 6

Aor  Aor 
Luas orifice Qorifice 0,014 0,07 m2
v orifice 0,2

Jarak antar Lor 


l bak - n orf d orf 

3,80  ( 6 x 0,1 ) 0,53 m
orifice n orifice 6

Jarak orifice dg = ½ x jarak antar orifice = ½ x 0,53 0,26 m


dinding

Dimensi Flume

A A
Luas flume Q 0 ,08466 0,085 m2
v 0 ,990

t A
t
Tinggi flume 0 ,085 0,425 m
l
0 ,2

Perhitungan headloss

5,76x10-3
Hl 1  Hl 1 
Headloss Q12 0,014 2 m
orifice 1 yg 0,72 A 2 g 2
0 ,72 x 0 ,07 x 9 ,81
terdekat dg p.
inlet cabang

100%  90% Q2 
Debit orifice Q2 0,014x 90% 0,0126 m3/detk
keenam Q1 100%

4,67x10-3
Hl 2  Hl 2 
Headloss Q22 0,0126
2 m
orifice ke-6 0,72 A 2 g 2
0 ,72 x 0 ,07 x 9 ,81

Turunnya m.a = Hl1 – Hl2 = 5,76x10-3– 4,6x10-3 1,16x10-3 m


dlm flume dr
tengah ketepi

Cek jika salah satu bak dikuras

Qor  Qor 
Q tiap orifice Q tiap bak 0,08466 0,014 m3/detk
n orifice 6

5,76x10-3
Hl 1  Hl 1 
Headloss Q12 0,014
2 m
orifice 1 yg 0,72 A 2 g 2
0 ,72 x 0 ,07 x 9 ,81
terdekat dg p.
inlet cabang

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 16
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

100%  90% Q2 
Debit orifice Q2 0,014 x 90% 0,0126 m3/detk
keenam Q1 100%

4,67x10-3
Hl 2  Hl 1 
Headloss Q22 0 ,0126
2 m
orifice ke-6 0,72 A 2 g 2
0 ,72 x 0 ,07 x 9 ,81

Turunnya m.a = Hl1 – Hl2 = 5,76x10-3-4,6x10-3 1,16x10-3 m


dr tengah ke
tepi dr flume

Sumber: data dan perhitungan PPBAM, 2016

Outlet

Kriteria perencanaan
 Menggunakan V-Notch 900
 Jarak antar V-notch = 50 cm
 Lebar pelimpah = 20 cm
 Lebar saluran pengumpul = 20 cm
 Weir loading = 5 m3/m/h = 1,39 x 10-3 m3/m/detk
 Kecepatan saluran pelimpah = 0,5 m/detk
 Kecepatan saluran pengumpul= 0,3 m/detk
Perhitungan
Hasil perhitungan dimensi outlet dapat dilihat pada tabel 5.12 berikut.

Tabel 5.12Perhitungan Dimensi Outlet Bak Sedimentasi


Parameter Rumus & Perhitungan Hasil Satuan

P tot  P tot 
Panjang pelimpah 60,9 m
3
Q bak 0 ,08466
tot weir loading 1,39 x 10

w' w’ = lbr bak – lbr sal pengumpul = 3,8 – 0,2 3,6

n
8,46≈9
n
Jumlah sal. Ptotal 60,9 Buah
pelimpah (n) 2 w' 2 x 3,6

P1 sal.  P1 sal. 
Panjang 1 sal. P total 60,9 5,07 m
pelimpah n (1sal  2 plph ) 6x2

A A
Luas sal. Q 0 ,08466 0,17 m2
pelimpah v 0 ,5

t t
Tinggi sal. A 0,17 0,85 m
pelimpah (t) l 0,2

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 17
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

Ptot - 2 lbr sal pel 


n sal pel  1
6,05≈6
 
Jarak antar sal. 60,9 - ( 2 x 0 ,2 ) m
pelimpah ( 9 1 )

Perhitungan v-notch

n (jlhpel) 
Jmlh v-notch w' 3,6 x 10 72 Buah
jarak antar v -notch 0,5

Q Q
Q tiap v-notch Qtiap bak 0,08466 0,00117 m3/detk
n v - notch 72

 0,00117  5
Tinggi air pada v- Qv-notch = 1,417 H5/2 2 0,058 m
H  
 1,417 
notch

Tinggi v - notch = H + 15% x H = 0,058 + 15% x 0,058 0,0667 m

Perhitungan Saluran Pengumpul

h  h
Tinggi sal. Q 0 ,08466 1,41 m
pengumpul (h) l v 0 ,2 x 0 ,3

v  v
Cek kec. Untuk Q 0 ,08466 0,3 m/detk...OK
debit tiap bak A 0 ,2 x1, 41

Panjang sal. = (n x lbr sal pelimpah) + {(n-1) x jrk antar 49,8 m


pengumpul pelimpah)}

= (9 x 0,2) +{(9 – 1) x 6}

Perhitungan Dimensi Ruang Pengumpul

Asumsi waktu detensi 60 dtk

Tinggi ruang pengumpul 0,5 m

Kecepatan aliran ruang pengumpul 0,5 m/detk

Panjang ruang pengumpul = 2 lebar = (2 x 3,8) 7,6 m


sedimentasi

Volume bak vol = Q x td vol = 0,08466 x 60 5,08 m3

l l
Lebar ruang Vol 5,08 1,33 m
pengumpul ph 7,6 x 0,5

d  d 
Dimensi pipa 4Q 4 x 0,08466 0,464 m
keluar π v π x 0 ,5

Diameter pasaran 500 mm

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 18
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

v v
Cek kecepatan Q 0,08466 0,43 m/detk...OK
1 x π x 0 ,5 2
A 4

Sumber: data dan perhitungan PPBAM, 2016

saluran pengumpul
flume ruang lumpur saluran pelimpah tube settler bak p

pipa penguras
pipa inlet

Gambar 5.2 Skema Ruang Lumpur

5.2.5 Filtrasi

Kriteria Perencanaan:

 Kedalaman air baku diatas media = 0,5 m


 Kecepatan filtrasi (vf) = 5 m/jam;
 Porositas (e) = 0,4;
 Faktor bentuk (Φ) = 0,75
 Konstanta kerikil (K) = 12
 Spesific gravity (Sg) = 2,65
 Konstanta Manning (n) = 0,014
 Panjang : lebar bak =3:1
 Q = 0,08466 m3/det

Perhitungan

Dimensi Bak Filtrasi

 Jumlah Bak
= 12Q0,5

= 12(0,08466)0,5

= 3,49 ~ 4

 Debit Tiap Filter


0,08466 m 3 /det
Q = = 0,0211 m3/det
4

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 19
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

 Luas Tiap Unit Filter

  3600 det/jam  15m 2


Q 0,0211 m 3 /det
A =
vf 5 m / jam

P:L=3:1

A=PxL

15 m2 =3 L2

15
L= 3

L = 2,23 m

P = 3 x 2,23 m = 4,46 m

A filtrasi sebenarnya =PxL

= 4,46 m x 2,23 m = 9,9458 m2

Tinggi Bak Filtrasi (H) = 1,5 x Ldesain

= 3,345 m

Media Filtrasi
Media filtrasi terdiri dari:
1. Media penyaring, digunakan antrasit dan pasir dengan diameter terkecil pada bagian
yang paling atas;
2. Media penyangga, digunakan kerikil;
Kriteria penyaring yang digunakan dapat dilihat pada table 5.13:

Tabel 5.13 Kriteria Penyaring

Media D efektif Koef. Berat jenis Tebal Spherisitas Porositas


(d10) Keseragaman spesifik (g/m3) media (m) (φ) (e)
(µc)

Antrasit 0,9 1,45 1,5 0,4 0,72 0,55

Pasir 0,5 1,5 2,65 0,35 0,82 0,42

Sumber: Theory end practice of Waste Water Treatment,Ronald L Droste,1997

 Distribusi Ukuran Media


Distribusi ukuran media didasarkan pada Appendix 7 (Unit Operation of Sanitary Engineering
Linvil G. Rich) sehingga diperoleh nilai D1 dan D2 yang berasal dari Sieve Size.
Dimensi nilai diameter (d) adalah:

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 20
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Nilai D1 dan D2 didefinisikan berdasarkan appendix 7 (Unit Operation Of Sanitary Engineering,
Livil G.Rich).

Tabel 5.14 Distribusi Ukuran Media

Sieve Size D1 (mm) D2 (mm) d (mm)

(D1 x D2)1/2

14-20 1,41 0,840 1,09

20-30 0,84 0,590 0,70

30-35 0,59 0,500 0,54

35-40 0,5 0,420 0,46

40-45 0,42 0,350 0,38

45-50 0,35 0,297 0,32

Sumber: Unit Operation of Sanitary Engineering Linvil G. Rich

 Ketebalan lapisan penyangga 450 mm dengan menggunakan media kerikil dengan diameter 1,7
mm-20 mm. (Kriteria desain Kawamura 1990)
 Diameter dan ketebalan media kerikil
Tebal lapisan kerikil (l)
L = k (log d + 1,4)
Tabel 5.15 Perhitungan Tebal Terpilih Media Kerikil

Diameter Nilai L (cm) Peningkatan Tebal terpilih


tengah (cm) (cm)
(in)

3/16 – 6/16 4,5/16 10,2 10,2 10

6/16 – 12/16 9/16 13,8 3,6 3,5

12/16 – 24/16 18/16 17,4 3,6 3,5

24/16 – 48/16 36/16 21,03 3,65 4

Sumber : UO dan UP: Tom D Reinold dan Perhitungan

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 21
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

Sistem Underdrain
Kriteria Perencanaan:
 Underdrain menggunakan manifold dengan pipa lateral pada sisi-sisinya dan
dilengkapi dengan sejumlah orifice;
 Panjang filter = panjang bak filtrasi = 4,89 m;
 Diameter orifice 0,5 inchi (1,27 cm);
 Luas media filter 8 m2;
 Perbandingan luas pipa lateral dengan luas orifice (2 − 4) : 1 diambil 4 : 1;
 Perbandingan luas pipa manifold dengan luas pipa lateral (1,5 − 3) : 1 diambil 3 : 1;
 Panjang pipa manifold = panjang bak = 4,89 m;
 Qmaks : 0,08466 m3/det;
 Tinggi pasir : 0,75 m;
 Tinggi kerikil : 0,53 m;
 Tinggi air : 0,5 m;
 Freeboard : 0,3 m;
 td : 180 det.
Perhitungan
Bak Filtrasi

 Luas Bukaan Total Orifice


A Orifice = 0,25 % x luas media
= 0,25 % x 8 m2
= 0,02 m2
 A tiap Orifice
Aorifice = ¼ . π . d2
= ¼ . 3,14 . (0,0127 m)2
= 1,27 x 10-4 m2

 Jumlah Lubang Orifice (n)



A orifice 0,02m 2
A tiap orifice 1,27 x 10  4 m 2
n=

n = 157,48 ~ 158 lubang untuk tiap filter

 Pipa Lateral

A lateral : Aorifice =4:1


Jarak antar lateral = 0,3 m
Jarak lateral ke dinding = 0,25 m = 25 cm
A lateral total = 4 x A orifice
= 4 x 0,02 m2
= 0,08 m2

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 22
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

Panjang manifold = panjang bak – jarak lateral ke dinding


= 4,89 m – 0,25 m
= 4,64 m

Panjang manifold
x2
Jumlah lateral = Jarak antar lateral
4,64 m
= x 2 = 31 buah
0,3 m

  4,93 ~ 5 lub ang


Jumlah orifice 158
Orifice untuk 1 lateral =
Jumlah Lateral 32

  0,0025 m 2
A lateral total 0,08m 2
A tiap lateral =
= ¼ .  . D2
Jumlah lateral 32

= ¼ .  . D2
A lateral
0,00258 m2
0,0025 m 2 x 4
D =
3,14
= 0,056 m = 56 mm

 Pipa Manifold (Am)


Am.tot = 3 x luas total lateral
= 3 x 0,08 m2
= 0,24 m2

Am = 3 x 0,02 m2
= 0,06 m2

 Diameter Manifold
Am = ¼ . π . d2
0,06 = ¼ . 3,14 . d2
0,06 � 4
d =
3,14
= 0,276 m = 276 mm

Panjang lateral tiap sisi (L) = L – (2 x jarak lateral ke dinding) -  manifold


= 1,63 m – (2 x 0,25 m) – 0,276 m
= 0,854 m

P lateral - (3 x  orifice )
Jarak antar orifice =
0,854 m  (3 x 0,056 m)
3
=  0,23m
3
Sistem Inlet
Kriteria Desain:
 Qorifice terdekat dengan terjauh ≥ 90 %ν
 Perbandingan tinggi muka air terdekat dengan terjauh (∆h) = 0,01 mν
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)
Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 23
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

 Kecepatan (v) inlet cabang = 1 m/det;


 Kecepatan orifice = 0,2 m/det;
 Q tiap bak = 0,0211 m3/det;
 Flume dilengkapi 4 orifice;
 Lebar = tinggi;
Perhitungan:
 Luas Penampang Pipa Cabang (A)
Q=vxA

  0,0211 m 2
Q 0,0211 m 3 /det
A=
v 1m/det


A  1/4 x π x d 2
Dimensi Pipa Inlet Cabang

d
4xA
π

d  0,16 m  160 mm
4 x 0,0211 m 2
π

 Dimensi Pipa Inlet Utama


Q = 0,0211 m3/det dengan kecepatan < 3 m/det

Digunakan pipa diameter 200 mm

Cek diameter terhadap kecepatan:

Q =vxA

0,0211 m3/det = v x (¼ x π x (0,2 m)2)

v = 0,671 m/det < 3 m/det . . . . . . . . ok!

 Luas Penampang Flume


A = Q/v

A= (0,0211 m3/det) / 0,2 m/det = 0,1055 m2

 Dimensi Flume
A =lxt

l =t

A = l2

l =t= 0,1055 m 2 = 0,324 m = 0,4 m

A = 0,16 m2

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 24
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

Pintu Air
Kriteria Perencanaan:
 Setiap bak terdiri dari 1 pintu air;
 Lebar pintu air (L) 20 cm;
 Bukaan pintu (b) 10 cm.
Perhitungan
Debit yang melalui pintu (Q)
Q = (0,2 m x 0,1 m ) x 0,0211 m/det = 0,000422 m3/det

Sistem Outlet
Kriteria Perencanaan:
 Air hasil filtrasi dilimpahkan dan ditampung dalam saluran penghubung antara unit
filter dan selanjutnya dialirkan menuju bak desinfeksi;
 Bukaan outlet terletak di bawah permukaan air dengan panjang bukaan 1,63 m (sama
dengan lebar bak filtrasi) dan tinggi bukaan 30 cm;
 Saluran terdiri dari 2 buah;
 Lebar saluran 0,5 m.
Perhitungan
Debit dalam saluran = 0,0211 m3/det

 Q   0,0211 
H =       0,1 m
2/3 2/3

 1,38 x b   1,38 x 0,5 

Luas pipa outlet

A=Q/v

A = (0,0211 m3/det) / 1 m/det = 0,0211 m2

Dimensi pipa outlet cabang

(4 x A)
D=
π

(4 x 0,0211 m 2 )
D=
π

= 0,16 m ~ 160 mm

Dimensi pipa outlet utama 200 mm, cek kecepatan:

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 25
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

Q
V=
1/4 π D 2

0,0211 m 3 /det
= = 1,05 m/det……ok!
1/4 π (0,16m) 2

Headloss filter saat beroperasi

Headloss pada saat filter beroperasi terdiri dari headloss:


 Media Penyaring;
 Media Penyangga;
Pintu air;Underdrain.
Perhitungan
Headloss Pada Penyaringan

Asumsi terdapat 2 jenis media penyaring (pasir dan antrasit) dan 1 jenis media
penyangga (kerikil atau gravel).

Media Pasir
Pasir Nre <5
Porositas awal (ƒ) = 0,4

Tebal pasir = 70 cm

Diameter (d) = 0,8 mm

Viskositas ( ) = 0,000008039 m2/detik

Kecepatan Filtasi (Vf) = 0,00139 m/dtk

 Vf x d
(1  f )
Nre = x
v

1 0,00139 x (0,8 .10 3 )


(1  0,4)
= x = 0,229 ……(OK)
0,000008039

v (1  f ) 2 Vf
HL = 180 x x x 2 xL
g f3 D

(0,000008039 ) (1  0,4) 2 1,39 x10 3


(0,8 .10 3 ) 2
= 180 x x x x 0,7
9,81 0,4 3

= 1,26 m

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 26
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

Media Antrasit
Antrasit Nre <5

Porositas awal (ƒ) = 0,4

Tebal pasir = 70 cm

Diameter (d) = 0,001 m

Viskositas ( ) = 0,000008039 m2/detik

Kecepatan Filtasi (Vf) = 0,00139m/dtk

 Vf x d
(1  f )
Nre = x
v

1 (1,39 x10 3 ) x(1x10 3 )


(1  0,4)
= x = 0,288………(OK)
0,000008039

w (1  f ) 2 Vf
HL = 180 x x x 2 xL
g f3 D

0,000008039 (1  0,4) 2 1,39 x 10 3


(1x10 3 ) 2
= 180 x x x x 0,7 = 0,807 m
9,81 0,4 3

Media Penyangga Kerikil


Antrasit Nre <5

Porositas awal (ƒ) = 0,4

Tebal pasir = 30 cm

Diameter (d) = 0,003 m

Viskositas ( ) = 0,000008039 m2/detik

Kecepatan Filtasi (Vf) = 0,00278 m/dtk

 Vf x d
(1  f )
Nre = x
v

1 (2,78 x10 3 ) x (3 .x 10 3 )
(1  0,4)
= x =0,172 m ……..(OK)
0,000008039

v (1  f ) 2 Vf
HL = 180 x x x 2 xL
g f3 D

0,000008039 (1  0,4) 2 2,78.x10 3


(3 x 10 3 ) 2
= 180 x x x x 0,3 = 0,038 m
9,81 0,4 3
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)
Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 27
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

HL media = HL pasir + HL antrasit + HL kerikil

= 1,26 m + 0, 807 m + 0,038 m

= 2,105 m

 Headloss pada pintu air (HLpa)


Lebar pintu air 0,2 m

Tinggi bukaan pintu air 0,1 m

Debit (Q) 0,0211 m3/det

Sehingga,

   
=       0,147 m
2 2
Q 0,0211
 2,746 x l x b   2,746 x 0,2 x 0,1 
HLpa

 Headloss pada Underdrain


Kapasitas masing-masing bak filter 0,0211 m3/det

Pada orifice
Jumlah lubang 158 buah dengan diameter 0,56 inch (1,27 cm)

Debit air tiap orifice = 0,0211/158 = 1,34 x 10-4 m3/det

Luas bukaan orifice = 1,27 x 10-4 m2

C = 0,65

Kecepatan air melalui orifice (v)

v = Q/A

= (1,34 x 10-4 m3/det)/ 1,27 x 10-4 m2 = 1,055 m/det

Kehilangan tekanan pada orifice


2
Q or
HLor = 2
(A or x C 2 x 2 g)

(1,34x10 4 m 3 /det) 2
=  1,002 m
(1,27 .10 -4 m 2 ) 2 x 0,65 2 x 2 x 9,81 m/det 2 )

Pada Lateral
Panjang pipa lateral (L) = 0,854 m

Diameter pipa lateral = 0,056 m

Koefisien gesek (f) = 0,02

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 28
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

Jumlah pipa lateral = 31 buah

Debit (Q) tiap pipa lateral = Q / jml pipa lateral

= (0,0211 m3/det) / 31 buah = 6,81.10-4 m3/det

Kecepatan air pada lateral = (6,81.10-4 m3/det)/(1/4 x 3,14 x (0,056)2)

= 0,28 m/det

Headloss pada pipa lateral HLlateral)

L x v2
HLlateral =f
2xgD

0,854 m x (0,28 m/det) 2


= 0,02 x 2
= 1,22.10-3 m
2 x 9,81 m/det x 0,056 m

HLsebenarnya = 1/3 (1,22.10-3 m) = 4,07 x10-4 m

Pada manifold
Panjang pipa manifold =4,64 m

Diameter pipa manifold= 0,276 m

C = 100

Dengan persamaan Q = 0,2785 x C x D2,63 x S0,54

Maka S0,54 = Q / (0,2785 x C x D2,63)

S0,54 = 0,0211 m3/det / (0,2785 x 100 x (0,276 m)2,63)

S0,54 = 0,0223

S = 8,79 x 10-4 m

Headloss pipa manifold (HLmanifold)

S = (HLmanifold/L)

8,79 x 10-4 = HLmanifold/4,89 m

HLmanifold = 4,298 10-3 m

HLsebenarnya= 1/3 (4,298 10-3 m) =1,4327.10-3 m

Headloss total pada saat filter beroperasi


HT = HLlateral + HLmanifold + HLmedia + HLpintu air

= 1,22.10-3 m + 4,298 10-3 m + 2,105 m + 0,147 m


Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)
Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 29
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

= 2,257 m

Backwash

V back wash = 4 x Vs

= 4 x 0,00139 m/dtk

= 5,56.10-3 m/dtk

 Media Pasir
Tebal pasir = 70 cm

w = 995 kg/m3

s = 2650 kg/m3

Porositas akhir filtrasi (f1) artinya kedalaman di mana penyaringan mulai tersumbat.

w
(1 / 3)
w (1 / 4,3) Vf
s .w D
2,95 x (1 / 3, 2 ) x x (1 / 2 )
f1 = g

0,995 x 10 6 (1 / 4,3) 995 kg / m 3 1,39 .10 3(1 / 3)


2650  995 kg / m 3 8 x10  4 (1 / 2)
= 2,95 x x x
9,81(1 / 3, 2 )

= 0,05 m

Asumsi % ekspansi = 20% (tidak boleh lebih dari 60%)

Le Lo
x100%
20% = Lo

Le  0,7 m
0,2 = 0,7 m

Le – 0,7 m = 0,14

Le = 0,14+ 0,7

Le = 0,84 m

Tinggi ekspansi (fe)

(1-fe)2 Le = (1-fe) . Lo

(1-fe) 0,84 m = (1- 0,05 m) . 0,7 m

1 - fe = 0,79 m

fe = 0,21 m

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 30
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

w0,8 (1  f e ) 2 f bw
1; 2
130 x x 3
x 1,8 x Le
9,81 fe d
HL pasir =

0,995 x10 6 (0,8) (1  0,21) 2 0,01(1, 2)


0,8 x10 3 (1,8)
= 130 x x x x 0,84
9,81 0,213

= 0,084 m

Media Antrasit
 ø antrasit = 1 mm

s = 2650 kg/m3

w = 995 kg/m3

Tebal antrasit = 70 cm

Porositas akhir (f1)

w
(1 / 3)
w (1 / 4,3) Vf
s .w D
2,95 x (1 / 3, 2) x x (1 / 2)
f1 = g

0,995 x10 6 (1 / 4,3) 995 1,39 x10 3(1 / 3)


2650  995 1.10 3(1 / 2)
= 2,95 x x x
9,81(1 / 3,6)

=0,0015 m

Asumsi % ekspansi = 20% (tidak boleh lebih dari 60%)

Le Lo
x100%
20% = Lo

Le  0,7 m
0,2 = 0,7 m

Le – 0,7 m = 0,14

Le = 0,14 + 0,7

Le = 0,84 m

Tinggi ekspansi (fe)

(1-fe)2 Le = (1-f1) . Lo

(1-fe) 0,84 m = (1-0,806 m) . 0,7 m

1 - fe = 0,16 m

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 31
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

fe = 0,838 m

w 0,8 (1  f e ) 2 f bw
1; 2

130 x x 3
x 1,8 x Le
9 fe D
HL antrasit =

0,995 x 10 6 ( 0,8) (1  0,838) 2 0,01(1, 2)


1x10 3 (1,8)
130 x x x x 0,84
= 9,81 0,838 3

= 0,016 m

Media Penyangga Kerikil


 kerikil = 3 mm

s = 2650 kg/m3

Tebal kerikil = 30 cm

Porositas akhir (f1)

w
(1 / 3)
w (1 / 4,3) Vf
s .w D
2,95 x (1 / 3, 2) x x (1 / 2)
f1 = g

0,995 x10 6 (1 / 4,3) 995 0,00139 (1 / 3)


2650  995 3x10 3(1 / 2)
= 2,95 x x x
9,81(1 / 3,6)

= 1,18 m

Asumsi % ekspansi = 20% (tidak boleh lebih dari 60%)

Le Lo
x100%
20% = Lo

Le  0,3 m
0,2 = 0,3 m

Le – 0,3 m = 0,15

Le = 0,15 + 0,3

Le = 0,36 m

Tinggi ekspansi (fe)

(1-fe)2 Le = (1-fe) . Lo

(1-fe) 0,36 m = (1-0,46 m) . 0,3 m

1 - fe = 0,45 m

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 32
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

fe = 0,55 m

w 0,8 (1  f e ) 2 f bw
1; 2

130 x x 3
x 1,8 x Le
9 fe D
HL kerikil =

0,995 x 10 6 ( 0,8) (1  0,55) 2 0,01(1, 2)


3x10 3 (1,8)
130 x x x x 0,3
= 9,81 0,55 3

= 0,002m

HL Total Backwash = HL pasir + HL antrasit + HL kerikil

= 0,008 m + 0,016 m + 0,002m

= 0,17 m

Pompa Backwash

Kriteria Perencanaan
 Proses backwash menggunakan pompa sentrifugal, dimana air diambil dari reservoar
 Pompa disediakan 2 unit, 1 beroperasi dan 1 sebagai cadangan
 Debit pada saat backwash (Qb) = 0,0211 m3/det
 Kecepatan air dalam pipa = 2 m/det
 Tebal lapisan terekspansi (De) = 2,139 m
 Faktor gesekan pipa = 0,02
 Konstanta pipa masuk = 0,5
 Konstanta pipa keluar =1
 Konstanta bend 90o = 0,7
 Konstanta Tee = 1,5
 Konstanta valve = 0,2
 Panjang pipa hisap =3m
 Panjang pipa tekan =3m

Perhitungan

 Diameter pipa tekan

d
v
4Q

4 x 0,0211 m 3 / det
 x 2 m/det
= = 0,12 m = 120 mm ~ digunakan pipa 150 mm

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 33
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

 Perhitungan luas pipa tekan (A)


A = ¼  d2 = ¼ .  . (0,15)2 = 0,017 m2

 Cek kecepatan
Q
0,0211 m 3 /det
v= A= = 1,24 m/det.....OK!!
0,017 m 2

 Diameter pipa hisap

d
v
4Q

4 x 0,0211 m 3 / det
 x 2 m/det
= = 0,12 = 120 mm ~digunakan pipa 150 mm

 Perhitungan luas pipa hisap (A)


A = ¼  d2 = ¼ .  . (0,15)2 = 0,017 m2

 Cek kecepatan
Q
0,0211 m 3 /det
v= A= = 1,24 m/det.....OK!!
0,017 m 2

Headloss sistem pipa tekan

L v2
f
2 g D = 0,02 3.x1,24 2
Hpt= = 0,031 m
2.x9,81x0, 15

 Headloss sistem pipa hisap


L v2
f
3.x1,24 2
Hph= 2 g D = 0,02 = 0,031 m
2.x9,81.x0,15

 Headloss total pipa


= (0,031 + 0,031) m = 0,062 m

 Head total,Ht
Ht = 2,139 + 0,062

= 2,201 m

 Daya Pompa
P = (0,163 x Q x Ht x γ)/η

= (0,163 x 0,0211 m3/det x 60 det/menit x 2,201 m x 1 kg/l)/0,75

= 0,605 Kwatt

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 34
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

5.2.6 Desinfeksi

Desinfektan (Ca(OCl)2) = kaporit

Kriteria Desain(Kawamura, 1991 dan Schulz-Okun, Newyork, 1984):

 Jenis desinfektan adalah kaporit


 Cl sisa = 0,6 mg/l- 1 mg/l
 pH = 6 -8
 Waktu kontak = (10-15) menit
 Diameter tube plastik = (0,6-1,3) cm
 v = (0,3-6) m/det
Diketahui :

 DPC = 3 mg/l
 Kadar kaporit = 70 %
 Cl sisa = 0,8 mg/l
 Diameter tube plastik = 0,75 cm = 7,5 mm
 Waktu kontak = 10 menit
 Frekuensi pembubuhan = 2 kali sehari
 Diameter pipa air pelarut =0,5m
 Diameter pipa keluar = 0,1 m
 Tinggi bak pelarut =1m
 Pencampuran dilakukan 2  sehari
 Waktu untuk 1 kali pencampuran = 0,5 hari = 43200 dtk
 Panjang bak = lebar bak =1m
 Freeboard = 0,3 m

Perhitungan
Hasil perhitungan Desinfeksi dapat dilihat pada tabel 5.16 berikut.

Tabel 5.16 Perhitungan Desinfeksi

Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan


Klorin yang DPC = klorin yang = 3 mg/l + 0,8 mg/l 3,8 mg/l
ditambahkan ditambahkan – klorin sisa
Jumlah klorin yang = Qmax × klorin yang = 84,66 L/det x 3,8 mg/L 321,8 mg/dtk
akan diolah ditambah
Diketahui: kandungan klorin di pasaran 70%
Klorin untuk 1 hari =kandungan klorin di =(100/70) ×321,8 mg/dtk 459,7 mg/dtk

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 35
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

pasaran × jumlah klorin 39,70 kg/hari


yang akan diolah
Direncanakan: pembuatan larutan dilakukan sebanyak 2x sehari dengan volume bak 1000:1
Jumlah klorin yang = 39,70 kg/hari × 0,5 hari 19,85 kg
dibutuhkan untuk
1x pembuatan
Konsentrasi larutan = Jumlah klorin / volume = 19,85/ 1000: 1 0,01985 kg/l
di dalam bak bak 19,85 g/l
Direncanakan: larutan dibuat dalam waktu 10 menit (600 detik)
Debit air pelarut = volume/waktu = 1000: l /600 det 1,67 l/dtk
(Q) 1,67.10-3 m3/dtk
v v
Cek Kecepatan Air Q 0,08466 m 3 /dt 0,43 m/dtk
1/4  π  (0,5 m)
Pelarut A 2

Debit larutan pada = 1 m3 / 43200 det 2,31  10-5 m3/dtk

kecepatan Q= v  A 2,92  10-3


pipa keluar

v
Cek 2,31 x 10 -5 m 3 /dt m/dtk
1/4  π  (0,1m) 2
dalam pipa

Dimensi Bak Panjang bak = lebar bak


Pelarut .=1m

 0,3 m
Tinggi bak = 1m 3
 freeboard 1m 1m
Volume = 1,3 m
pl
Sumber : Data dan Perhitungan PPBPAM, 2016

5.2.7 Netralisasi

Kriteria Perencanaan

 Zat penetralisasi yang digunakan adalah kapur dalam bentuk padatan


 Pembubuhan kapur ke dalam bak pelarut dilakukan 24 jam sekali.
 Jumlah bak pelarut adalah 2 (1 operasional ±1 cadangan) dengan bentuk silinder.
 Bak penjenuh kapur memiliki waktu kontak selama 1 jam.
 Jumlah bak penjenuh kapur adalah 2 (1 operasional ±1 cadangan) dengan bentuk
silinder dengan dasar berbentuk konus.
 Dosis kapur (100%) = 17,7 mg/L
 Persentase kandungan kapur = 70 %
 Berat Jenis kapur, ȡkapur= 3,71 Kg/L
 Konsentrasi kapur, Ckapur= 10%
 Konsentrasi larutan kapur jenuh, Cs= 1100 mg/L = 0,11 %
 Kecepatan naik, Vup= 4,17 x 10-4m/dtk

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 36
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

Perhitungan
Hasil perhitungan Bak Pelarut Kapur dapat dilihat pada tabel 5.17 berikut.

Tabel 5.17 perhitungan Bak Pelarut Kapur

Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan


Kebutuhan Dosis kapur (100%) 17,7 2140,2 mg/s
m kapur=Q = 0,08464 x 1000
Kapur % kandungan kapur 0,7

Debit Kapur m kapur 2140,2 576,8 l/hari


Q kapur= =
⍴ kapur 3,71

Volume Kapur Vkapur= q kapur x td = 576,8 × 1 576,8 l


tiap pelarutan 0,576 m3
Volume Pelarut 1-C kapur
x m kapur
1-0,1
x 2140,2 19,30 m3
C kapur 0,1
Vair= x td V air= x1
⍴ air 997,7

Volume Larutan V = Vkapur + V air = 0,576 + 19,30 19,876 m3


Dimensi Bak Ketinggian bak pelarut, h = 2 m
Pelarut Freeboard = 20 cm 19,876
V A= 9,4 m2
A= 2
h
A 9,4 3,5 m
d= 4 d= 4
π 3,14

Sumber : Data dan Perhitungan PPBPAM, 2016

Bak Penjenuh Kapur

Kapur yang telah dilarutkan dalam bak pelarut kemudian dimasukkan ke dalam lime
saturator untuk dijenuhkan dengan cara menambahkan air pelarut sehingga mencapai
konsentrasi jenuh, Cs= 1100 mg/L.

Perhitungan
Hasil perhitungan Bak Penjenuh dapat dilihat pada tabel 5.18 berikut.

Tabel 5.23 Perhitungan Bak Penjenuh Kapur

Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan


Debit larutan 2140,2
mk x 1000
q kj= q kj = 1100 0.0225 m3/dtk
kapur jenuh Cs 86400
Luas
q kj 0,0225
permukaan A ls= Als= 53,95 m3/dtk
V up 0,000417
lime saturation

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 37
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

A 53,95
Diameter bak d= 4 d= 4 8,3 m
π 3,14

Tinggi Silinder Hls = Vup × tk = 0,000417 x 3600 1,5 m


Volume 1 1
V ls= π d sl 2 h ls = 3,14 8,3 2 1,5 81,2 m3
silinder 4 4
Tinggi konus h k =0,5 x ds x tan a = 0,5 × 8,3 × 1 4,15 m
1 1
Volume konus V k= hk.Als = .4,15 .53,95 74,6 m3
3 3
Volume total V = Vls + Vk = 81,2 + 74,6 155,8 m3
Sumber : Data dan Perhitungan PPBPAM, 2016

Pompa Pembubuhan Kapur Jenuh


Data Perencanaan :
 Jumlah pompa adalah 2 ( 1 operasi – 1 cadangan), sesuai jumlah bak penjenuh kapur.
 Efisiensi pompa, n= 0,85
 Head pompa disediakan, H = 10 m
 Debit larutan kapur jenuh, qkj = 0,0120 m3/detik
 Konsentrasi larutan kapur jenuh, Cs = 0,11%

Perhitungan
Hasil perhitungan Pompa Pembubuhan Kapur Jenuh dapat dilihat pada tabel 5.19 berikut.

Tabel Perhitungan 5.19 Pompa Pembubuhan Kapur Jenuh


Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Massa 1
⍴l= Cs 1-Cs 1
jenis + ⍴l= 0,0011 1-0,0011 978,5 Kg/m3
⍴ Kapur ⍴air +
3,71 997,7
larutan

Daya ⍴l .g.qkj.H 978, 5×9,81 ×0,0225 ×10 2159,7 Watt


P= =
n 0,85
pompa 21,597 KW
Sumber : Data dan Perhitungan PPBPAM, 2016

5.2.8 Reservoir

Volume reservoir dapat dihitung berdasarkan kurva fluktuasi pemakaian air minum.
Debit yang masuk ke reservoir konstan (100/24)% atau 4,17 % untuk setiap jam, sedangkan
debit yang keluar reservoir bervariasi tergantung dari pemakaian air minum.

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 38
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Tabel 5.20 Perhitungan Volume Reservoir
Pemakaian Jumlah Suplai
Jumlah Surplu
Jumlah Defisit
Periode s
per jam Pemakai per jam suplai
Jam (%)
(%) an (%) (%) (%) (%)

22.00-04.00 6 1 6 4,17 25,02 19,02 -

04.00-05.00 1 2 2 4,17 4.17 2,17 -

05.00-06.00 1 5 5 4,17 4.17 - 0,83

06.00-07.00 1 6 6 4,17 4,17 - 1,83

07.00-09.00 2 7 14 4,17 8,34 - 5,66

09.00-10.00 1 5 5 4,17 4,17 - 0,83

10.00-13.00 3 5 15 4,17 12,51 - 2,49

13.00-17.00 4 6 24 4,17 16,68 - 7,32

17.00-18.00 1 10 10 4,17 4,17 - 5,83

18.00-20.00 2 4 8 4,17 8,34 0,34 -

20.00-21.00 1 3 3 4,17 4,17 1,17 -

21.00-22.00 1 2 2 4,17 4.17 2,17 -

Jumlah 24 100 24,87 24,79

Sumber: Asumsi dan Hasil Perhitungan, PPBPAM 2016

Perencanaan :
 Tipe reservoir adalah ground reservoir
 Kriteria kedalaman (3 – 6) m, untuk perencanaan diambil 5 m
Perhitungan :
Persentase volume reservoir
% V = (24,87 + 24,79)/2 = 24,83 %
Volume reservoir
V = 24,83 % x Q x t
V = 24,83 % x 0,0202 m3/s x 86400 s
V = 433,35 m3 ~ 450 m3
Luas melintang reservoir , As
As = V/h
= 450/5
= 90 m2

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 39
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

Lebar reservoir
Direncanakan lebar reservoir L = 10 m
Panjang reservoir
P = Ac/L
= 90/10
= 9m
Kedalaman reservoir
H = 5 m (+ direncanakan freeboard = 1.0 m) = 6 m

Pompa Reservoir
Kriteria Perencanaan
 Pompa disediakan 2 unit, 1 beroperasi dan 1 sebagai cadangan
 Debit yang masuk ke reservoar(Qr) = 0,08466 m3/det
 Kecepatan air dalam pipa = 2 m/det
 Tebal lapisan terekspansi (De) = 2,139 m
 Faktor gesekan pipa = 0,02
 Konstanta pipa masuk = 0,5
 Konstanta pipa keluar =1
 Konstanta bend 90o = 0,7
 Konstanta Tee = 1,5
 Konstanta valve = 0,2
 Panjang pipa hisap =3m
 Panjang pipa tekan =3m

Perhitungan

Diameter pipa tekan

d
v
4Q

4 x 0,08466 m 3 / det
 x 2 m/det
= = 0,232 m = 232 mm ~digunakan pipa 250 mm

Perhitungan luas pipa tekan (A)


A = ¼  d2 = ¼ .  . (0,25)2 = 0,05 m2
Cek kecepatan

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 40
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

Q
v= A
0,08466 m 3 /det
= = 1,693 m/det.....OK!!
0,05 m 2
Diameter pipa hisap

d
v
4Q

4 x 0,08466 m 3 / det
 x 2 m/det
= = 0,232 m = 232 mm ~ digunakan pipa 250 mm

Perhitungan luas pipa tekan (A)


A = ¼  d2 = ¼ .  . (0,25)2 = 0,05 m2
Cek kecepatan
Q
v= A
0,08466 m 3 /det
= = 1,693 m/det.....OK!!
0,05 m 2
Headloss sistem pipa tekan
L v2
f
3x1,693 2
Hpt= 2 g D = 0,02 = 0,035 m
2x9,81.x0, 25
Headloss sistem pipa hisap
L v2
f 2
Hph= 2 g D = 0,02 3.x1,693 = 0,035 m
2x9,81.x0, 25
Headloss total pipa
= (0,035 + 0,035) m = 0,07 m
Head total,Ht
Ht = 2,139 m + 0,07 m = 2,209 m
Daya Pompa
P = (0,163 x Q x Ht x γ)/η
= (0,163 x 0,08466 m3/det x 60 det/menit x 2,209 m x 1 kg/l)/0,75
= 2,438 Kwatt

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 41
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan kondisi eksisting pada Kelurahan Tanah Enam Ratus dan sumber air baku
yang akan digunakan yaitu air sungai Deli, maka dapat diambil kesimpulan dari perencanaan
bangunan pengolahan air minum yang kami rancang, alternatif pengolahan yang akan
digunakan yaitu:

 Intake;
 Koagulasi
 Flokulasi
 Sedimentasi;
 Filtrasi (Saringan Pasir cepat);
 Desinfeksi;
 Netralisasi;
 Reservoir.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan berpatokan pada kriteria desain yang
ada dan debit pengolahan (0,08466 m3/dtk), maka dimensi dari masing-masing unit
pengolahan yaitu:

 Intake : Panjang =3m


Lebar =3m
Tinggi = 4 m (termasuk freeboard 0,5 m)

 Koagulasi : Panjang = 2,3 m


Lebar = 1,15 m
Tinggi =1m
Jumlah bak = 2 buah

 Flokulasi : Panjang = 10 m
Lebar = 10,16 m
Tinggi =1m
Jumlah sal. = 3 buah
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

 Sedimentasi : Panjang = 18,86 m


Lebar = 3,80 m
Tinggi = 3,5 m (termasuk freeboard 0,5 m)
Jumlah bak = 1 buah

 Filtrasi (SPC) : Panjang = 17,84 m


Lebar = 8,92 m
Tinggi = 13,38 m
Jumlah bak = 4 buah

 Desinfeksi : Panjang =1m


Lebar =1m
Tinggi =1m
Jumlah Bak = 1 buah

 Netralisasi : Diameter Bak=3,5 m


Tinggi =2m
Jumlah Bak = 2 buah

 Reservoir : Panjang =9m


Lebar = 10 m
Tinggi = 5 m (termasuk freeboard 1 m)
Jumlah bak = 2 buah

6.2 Saran
Perlu dilakukan pengamatan secara berkala terhadap kualitas sumber air baku sehingga
kualitas air baku dapat terus dipantau sehingga dapat dilakukan tindakan agar pengolahan
tetap berlangsung baik.
Potensi calon pelanggan ini sangat penting artinya dalam perencanaan suatu proyek,
dimana potensi calon pelanggan ini dapat diketahui dari hasil survey sosial ekonomi
penduduk, karena adakalanya suatu bangunan fisik yang telah selesai dibangun ternyata
kurang bermanfaat atau tidak berguna sama sekali, penyebabnya adalah masyarakat selaku
pemakai merasa tidak membutuhkan perencanaan dan pembangunan proyek tersebut. Karena

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) VI - 2
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)

itulah keterlibatan masyarakat sangat penting artinya dalam perencanaan suatu proyek,
khususnya perencanaan bangunan pengolahan air minum.
Dalam kaitannya dengan perencanaan bangunan pengolahan air minum ini, masyarakat
memiliki posisi sebagai pemakai air dan penanggung beban biaya atas banyaknya air yang
dimanfaatkan, sudah selayaknya dalam perencanaan desain teknis dipertimbangkan pula
informasi yang memang berkaitan langsung dengan kriteria dasar perencanaan. Contoh
informasi yang diperlukan adalah tingginya minat masyarakat untuk menggunakan air minum
dari PDAM dan juga tingkat kemampuan dalam membayar biaya atas jumlah air yang
digunakan.

Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)


Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) VI - 3
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai