DISUSUN OLEH :
ASISTEN:
CRISTO M ROMARIO MANURUNG
DOSEN:
Ir. JONI MULYADI , M.T
HAFIZHUL KHAIR, S.T , M.T
PENDAHULUAN
Kebutuhan manusia akan air bersih untuk domestik dan industri telah melahirkan
berbagai metode pengolahan air. Pengolahan air yang dilakukan bertujuan untuk menjadikan
air layak dikonsumsi sehingga aman bagi kesehatan manusia. Air yang dihasilkan harus
memenuhi syarat kualitas yang mencakup syarat fisika, kimia, mikrobiologi, dan radioaktif
sebagaimana standar yang diberlakukan Departemen Kesehatan RI.
Pada umumnya, dalam pengolahan air bersih dengan skala besar seperti instalasi
pengolahan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan, air baku diambil
dari sumber air yang mampu menjamin keberlangsungan suplai air baku sepanjang tahun.
Sumber – sumber air baku tersebut bias berasal dari air laut, air permukaan (sungai dan
danau) dan air tanah.
Dengan adanya tugas ini mahasiswa dapat secara langsung merencanakan sistem
pengolahan airnya, dapat merancang bangunan pengolahannya dan bangunan pendukungnya.
Selanjutnya dalam menyelesaikan tugas ini mahasiswa harus juga dapat memaparkan
bagaimana pentingnya air minum sebagai kebutuhan dasar bagi manusia. Dimana disebutkan
bahwa air merupakan substansi penting dalam mendukung kehidupan manusia. Tanpa air,
kesinambungan hidup manusia akan terganggu yang pada akhirnya akan menyebabkan
berkurangnya keseimbangan lingkungan hidup manusia. Seiring dengan pertambahan
populasi manusia, air minum menjadi sumber daya yang semakin langka dan tidak ada
sumber. Ini merupakan permasalahan utama yang dihadapi dengan ketersediaan air minum.
Pada umumnya pelayanan air minum di Kota Medan sampai saat ini masih jauh dari
kondisi faktual yang diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan dasar masyarakat di
masing-masing kelurahan di Kota Medan. Jangkauan layanan sarana dan prasarana air minum
yang dilaksanakan oleh PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara untuk kota Medan, masih
terbatas pada daerah pusat kota sedang daerah pinggiran kota termasuk Kelurahan Tanah
Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan masih banyak yang belum tertangani secara teknis.
Ini dapat kita lihat pada masyarakat berpenghasilan rendah yang menempati bantaran sungai
yang terkesan kumuh dengan perumahan liar. Kondisi layanan air minum yang kurang
memadai ini akan berakibat pada terciptanya dampak kesehatan masyarakat yang memburuk,
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Dengan adanya tugas ini mahasiswa mencoba memberikan suatu telaahan untuk
Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan kira-kira bagaimana solusinya
untuk dapat memberikan pelayanan air minum yang memadai bagi masyarakat Kelurahan
Tanah Enam Ratus.
1.2.1 Maksud
1. Agar mahasiswa dapat merencanakan Sistem Bangunan Pengolahan Air Minum (SPAM)
2. Agar mahasiswa dapat merancang Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM), sesuai dengan
kondisi Teknis daerah dan sosial ekonomi masyarakatnya
1.2.2 Tujuan
1. Merencanakan pemilihan sumber mata air yang memenuhi standar kualitas dan kuantitas
kebutuhan air minum di kelurahan Tanah Enam Ratus kecamatan Medan Marelan.
2. Merencanakan sistem pengolahan air minum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan.
3. Merancang Bangunan-bangunan Sistem pengolahan Air yang sesuai dengan sistem
pengolahan yang direncanakan
1.2.3 Sasaran
1. Terpenuhinya sarana air minum di Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan
Marelan
2. Meningkatkan pelayanan air minum di Kelurahan Tanah Enam Ratus kecamatan Medan
Marelan
3. Tersusunnya Rencana Pengolaan Air Minum mulai dari pengambilan sumber air,
pengolahan, transmisi, distribusi dan konsumsi dengan memperhatikan ketersediaan air
baku dan kelestarian lingkungan.
Untuk memenuhi tercapainya maksud dan tujuan dan sasaran dari tugas ini direncanakan
beberapa kegiatan antara lain:
a. Persiapan, terdiri dari pembuatan program kerja, menggali sumber data yang ada,
melakukan studi literatur, menyiapkan peralatan survei, dan menyusun rencana kerja
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)
Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) I-2
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
b. Pengumpulan data terdiri dari data primer dan sekunder, yaitu data kondisi air minum yang
sudah ada di Kelurahan Tanah Enam Ratus, letak sumber air baku, kualitas sumber air
baku dan kuantitas sumber air baku, sedang data sekunder terdiri dari data kesanggupan
pengelolaan dari pemerintah Kota Medan.
c. Analisa data terdiri dari menganalisis data yang ada sehingga menghasilkan aspek
kuantitatif dan kualitatif yang dapat dipakai sebagai bahan dalam Penyusunan Tugas Besar
Perencanaan dan Perancangan Banguan pengolahan Air Minum.
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan penulisan, ruang lingkup
dan sistematika penulisan;
Merupakan bab yang menjelaskan kajian teori tentang sumber air, syarat air
bersih, debit air minum, proses pengolahan air bersih, dasar-dasar perencanaan,
kelengkapan bangunan pengolahan air minum, kriteria perencanaan dan
perancangan bangunan pelengkap pengolahan air minum;
BAB IV PENUTUP
Pada bab penutup berisikan hasil akhir dari pembuatan laporan Perencanaan
dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum, yaitu kesimpulan dan
saran yang memuat kesimpulan dari keseluruhan bab serta saran untuk
perbaikan isi laporan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
2.1 Umum
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di
bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air
yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk
mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri. Kehilangan air untuk 15% dari
berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang
dewasa perlu meminum minimal sebanyak 1,5 – 2 liter air sehari untuk keseimbangan dalam
tubuh dan membantu proses metabolisme (Slamet, 2007 ).
Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, kecuali air
laut dan air fosil. Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak untuk
dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu. Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat)
kelas. Kelas satu adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum,
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut (PP RI No. 82 Tahun 2001).
Air bersihadalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air
minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang
memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum, dimana persyaratan yang dimaksud
adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis
radiologis,sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping(Ketentuan
untuk Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990)
Menurut PERMENKES RI No. 416/MEN.KES/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat
dan Pengawasan Kualitas Air, Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum. Sedangakan air bersih adalah air yang digunakan
untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum
apabila telah dimasak.
Menurut PP RI No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum, air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Sedangkan air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah
air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang
memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum. Penyediaan air minum
adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar
mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif. Sistem penyediaan air minum yang
selanjutnya disebut SPAM merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari
prasarana dan sarana air minum.
c. Mata Air
Mata air merupakan air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan
tanah.Berdasarkan keluarnya (munculnya ke permukaan tanah) mata air dapat dibedakan atas
:
a. Mata Air Rembesan, yaitu mata air yang airnya keluar dari lereng-lereng
b. Umbul, yaitu mata air dimana airnya keluar ke permukaan pada suatu dataran.
menyerupai urin, oleh karenanya orang tidak mau menggunakannya. Selain itu, zat organik ini
bila terkena khlor dapat membentuk senyawa-senyawa khloroform yang beracun. Warna pun
dapat berasal dari buangan industri.
Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat anorganik
maupun yang organik. Zat anorganik, biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam,
sedangkan yang organik dapat berasal dari lapukan tanaman atau hewan. Buangan industri
dapat juga merupakan sumber kekeruhan.
Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia
yang ada pada saluran/pipa yang dapat membahayakan kesehatan, menghambat reaksi-reaksi
biokimia didalam saluran/pipa, mikroorganisme patogen tidak mudah berkembang biak, dan
bila diminum air dapat menghilangkan dahaga.
Jumlah Zat Padat Terlarut
Jumlah zat padat terlarut (TDS) biasanya terdiri atas zat organik, garam anorganik, dan
gas terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik pula. Selanjutnya, efek TDS
ataupun kesadahan terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalah
tersebut.
b. Parameter Mikrobiologis
Sumber- sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri. Jumlah dan jenis
bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Oleh karena itu air
yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari bakteri patogen. Bakteri
golongan coli tidak merupakan bakteri golongan patogen, namum bakteri ini merupakan
indikator dari pencemaran air oleh bakteri patogen.
c. Parameter Radioaktivitas
Dari segi parameter radioaktivitas, apapun bentuk radioaktivitas efeknya adalah sama,
yakni menimbulkan kerusakan pada sel yang terpapar. Kerusakan dapat berupa kematian, dan
perubahan komposisi genetik. Kematian sel dapat diganti kembali apabila sel
dapatberegenerasi dan apabila tidak seluruh sel mati. Perubahan genetis dapat menimbulkan
berbagai penyakit seperti kanker dan mutasi.
d. Parameter Kimia
Dari segi parameter kimia, air yang baik adalah air yang tidak tercemar secara
berlebihan oleh zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain air raksa (Hg),
alumunium (Al), arsen (As), barium (Ba), besi (Fe), flourida (F), tembaga (Cu), derajat
keasaman (pH), dan zat kimia lainnya. Kandungan zat kimia dalam air bersih yang digunakan
sehari-hari hendaknya tidak melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan seperti tercantum
dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990. Penggunaan air
yang mengandung bahan kimia beracun dan zat-zat kimia yang melebihi ambang batas
berakibat tidak baik bagi kesehatan dan material yang digunakan manusia, contohnya antara
lain sebagai berikut :
pH
Air sebaiknya tidak asam dan tidak basa (netral) untuk mencegah terjadinya pelarutan
logam berat dan korosi jaringan distribusi air. pH yang dianjurkan untuk air bersih adalah 6,5
– 9.
Besi(Fe)
Kadar besi (Fe) yang melebihi ambang batas (1,0 mg/l) menyebabkan berkurangnya
fungsi paru-paru dan menimbulkan rasa, warna (kuning), pengendapan pada dinding pipa,
pertumbuhan bakteri besi, dan kekeruhan.
Klorida
Klorida adalah senyawa halogen klor (Cl). Dalam jumlah banyak, klor (Cl) akan
menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa sistem penyediaan air panas. Sebagai desinfektan,
residu klor (Cl) di dalam penyediaan air sengaja dipelihara, tetapi klor (Cl) ini dapat terikat
pada senyawa organic dan membentuk halogenhidrokarbon (Cl-HC) banyak diantaranya
dikenal sebagai senyawa-senyawa karsinogenik. Kadar maksimum klorida yang
diperbolehkan dalam air bersih adalah 600 mg/l.
Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) sebetulnya diperlukan bagi perkembangan tubuh manusia. Tetapi, dalam
dosis tinggi dapat menyebabkan gejala GI, SSP, ginjal, hati; muntaber, pusing kepala, lemah,
anemia, kramp, konvulsi, shock, koma dan dapat meninggal. Dalam dosis rendah
menimbulkan rasa kesat, warna, dan korosi pada pipa, sambungan, dan peralatan dapur.
Mangan (Mn)
Mangan (Mn) adalah metal kelabu-kemerahan. Keracunan seringkali bersifat khronis
sebagai akibat inhalasi debu dan uap logam. Gejala yang timbul berupa gejala susunan syaraf:
insomnia, kemudian lemah pada kaki dan otot muka sehingga ekspresi muka menjadi beku
dan muka tampak seperti topeng (mask). Bila pemaparan berlanjut maka bicaranya melambat
dan monoton, terjadi hyperrefleksi, clonus pada patella dan tumit, dan berjalan seperti
penderita parkinsonism.
Seng (Zn)
Di dalam air minum akan menimbulkan rasa kesat dan dapat menyebakan gejala
muntaber. Seng (Zn) menyebabkan warna air menjadi opalescent dan bila dimasak akan
timbul endapan seperti pasir. Kadar maksimum seng (Zn) yang diperbolehkan dalam air
bersih adalah 15 mg/l.
Desinfektan
2) Pada saat air keruh, filter over load dan clogging (tidak berfungsi). Untuk pelayanan
dimanfaatkan air dari reservoir.
3. Air permukaan dengan kandungan warna yang sedang sampai tinggi
Urutan proses pengolahan untuk air permukaan dengan tingkat warna yang tinggi
adalah :
a) koagulasi-flokulasi
b) sedimentasi
c) filtrasi
d) desinfeksi
Pada pengolahan jenis ini, lebih banyak koagulan yang dipakai dan akan lebih baik
dengan pembubuhan lumpur kaolin, bentonite atau lumpur setempat. Pembubuhan koagulan
dimaksudkan untuk memperberat flok yang dihasilkan.
Pada jenis air berwarna, koagulasi harus dilakukan dengan tingkat energi yang lebih tinggi,
waktu flokulasi dan sedimentasi yang lebih lama dari pada air tidak berwarna.
1. Air permukaan dengan kesadahan yang tinggi
Proses pengolahan untuk air permukaan dengan kesadahan yang tinggi adalah dengan
proses kapur soda, yaitu dengan pemisahan Ca secara kimiawi untuk kemudian diendapkan di
bak pengendap.Apabila kesadahan yang dominan bersifat sementara, dapat dilakukan
penyaringan dengan saringan marmer yang dilanjutkan dengan desinfeksi.
2. Air permukaan dengan kekeruhan sangat rendah
Pada kasus air permukaan dengan tingkat kekeruhan sangat rendah, dapat dilakukan
pengolahan langsung yang terdiri dari proses filtrasi yang dilanjutkan dengan proses
desinfeksi. Sebenarnya air dari hasil pengolahan ini sudah cukup baik untuk dikonsumsi
langsung tetapi dalam rangka menjaga partikulat yang masuk maka perlu dilakukan filtrasi,
dan untuk menjaga supaya tidak terjadi kontaminasi bakteriologis maka perlu dilakukan
desinfeksi.
air yang digunakan kurang memenuhi standart air minum yang sehat. Bahkan untuk daerah
yang sangat buruk kualitas air tanah maupun air sungainya, penduduk hanya menggunakan air
hujan untuk memenuhi kebutuhan akan air minum. Oleh karena itu di daerah - daerah seperti
ini, persentase penderita penyakit yang disebabkan akibat penggunaan air minum yang kurang
bersih atau kurang memenuhi syarat kesehatan masih sangat tinggi.
Dalam rangka penyediaan air minum yang bersih dan sehat bagi masyarakat pedesaan
yang mana kualitas air tanahnya buruk serta belum mendapatkan pelayanan air minum dari
PAM, perlu memasyarakatkan alat pengolah air Minum sederhana yang murah dan dapat
dibuat oleh masyarakat dengan menggunakan bahan yang ada dipasaran setempat.
Salah satu alat pengolah air minum sederhana tersebut adalah alat pengolah air minum
yang merupakan paket terdiri dari Tong (Tangki), Pengaduk, Pompa aerasi dan saringan dari
pasir atau disingat Model TP2AS. Alat ini dirancang untuk keperluan rumah tangga
sedemikian rupa sehingga cara pembuatan dan cara pengoperasiannya mudah serta biayanya
murah. Beberapa jenis proses pemisahan yang dapat dilakukanpengolahannya, untuk
pengolahan air minum yang air bakunya mengandung zat besi dan mangan dan zat organik,
biasaanya dapat melakukan proses pengolahan dengan cara kimiawi, selain itu ada beberapa
proses yang bisa digunakan untuk pengolahan air minum yang digunakan yaitu seperti
penggunaan bak sedimentasi, filtrasi,koagulasi,Koagulan, floakulasi dan densinfektan.
2.5.1 Proses Pemisahan zat padat dari air baku secara kimiawi
Air baku yang masih tetap keruh meski telah diendapkan selama lebih dari satu jam atau
lebih, mengindikasikan bahwa dalam air tersebut masih terdapat koloid-koloid yang
melayang-layang, yang tidak akan mengendap. Dengan kondisi seperti ini, efek gravitasi
hanya sedikit atau hampir tidak ada pengaruhnya terhadap proses pemisahan kontaminan.
Pemisahan kontaminan dari air baku jenis ini lebih efektif dilakukan dengan cara kimiawi,
yaitu dengan menggunakan zat kimia.
Dengan menambahkan atau mencampurkan zat kimia ke dalam air baku, maka akan
terjadi proses koagulasi, yang secara harfiah dapat diartikan sebagai proses pembekuan atau
penggumpalan. Secara kimia, koagulasi merupakan proses destabilisasi muatan pada zat padat
yang terlarut oleh zat kimia koagulan sehingga zat padat tersebut menggumpal dan dapat
mengendap.
Pada prinsipnya zat koagulan yang dapat dipakai adalah semua unsur dengan kation
bervalensi dua keatas, dengan daya elektrolit yang kuat, misalnya : Fe, Al, Ba. Yang umum
dipakai adalah:
a. Jenis Aluminium (Al) dan turunannya, yaitu:
lebih kecil dari 6,5 atau lebih besar dari 7,5, perlu dilakukan penaikkan atau penurunan pH
terlebih dahulu, misalnya dengan penambahan kapur.
2. Senyawa besi, seperti FeCl3 dan FeSO4. FeCl3 dapat digunakan untuk air yang
mengandung hidrogen sulfida.
3. PAC (Poli Alumunium Chloride) Dengan pembubuhan koagulan, maka stabilitas larutan
koloidal yang mengandung partikel-partikel kecil dan koloid akan terganggu karena
molekul-molekul koagulan dapat menempel pada permukaan koloid dan
mengubahmuatanelektrisnya. Misalnya molekul Al pada alum yang bermuatan positif,
akan menetralkan muatan koloid yang biasanya bermuatan negatif.
Unit Kriteria
Pengadukcepat
•Tipe Hidrolis:
- terjunan
- saluranbersekat
- dalaminstalasipengolahanair
bersekat
Mekanis:
-Bilah(Blade),pedal(padle)
Kinstalasi pengolahan airs
Sumber:(SNI6774:2008)
–
b. Flokulasi
•
Flokulasi berfungsi mempercepat tumbukan antara partikel koloid yang sudah
terdestabilisasi supaya bergabung membentuk mikroflok ataupun makroflok yang secara
teknis dapat• diendapkan. Berbeda dengan proses koagulasi dimana faktor kecepatan tidak
menjadi kendala, pada flokulator terdapat batas maksimum kecepatan untuk mencegah
pecahnya flok akibat tekanan yang berlebihan.
Tenaga yang dibutuhkan untuk pengadukan secara lambat dari air selama flokulasi
dapat diberikan secara mekanis maupun hidrolis . Tingkat keselesaian dari proses flokulasi
bergantung pada kemudahan dan kecepatan mikroflok kecil bersatu menjadi flok yang lebih
besar dan jumlah total terjadinya tumbukan partikel selama flokulasi.
Tabel 2.2Kriteriaperencanaanunitflokulasi(pengaduklambat)
Flokulatormekanis
Flokulator sumbu Sumbu Flokulator
Kriteriaumum hidrolis horizontal vertikal Clarifier
dengan pedal dengan bilah
Kecepatanaliran
max.(m/det) 0,9 0,9 1,8–2,7 1,5–0,5
Luasbilah/pedal
dibandingkan luasbak -- 5–20 0,1–0,2 -
(%)
Kecepatanperputaran
sumbu (rpm) -- 1–5 8–25 -
Tinggi(m) 2–4*
Sumber: (SNI6774:2008)
2.5.3. Sedimentasi
Sedimentasi adalah suatu proses yang dirancang untuk menghilangkan sebagian besar
padatan yang dapat mengendap dengan pengendapan secara gravitasi. Hasil yang tersisa
adalah berupa cairan jernih dan suspensi yang lebih pekat. Sedimentasi adalah salah satu unit
proses yang paling umum digunakan dalam proses pengolahan air. Partikel akan mengendap
dalam salah satu dari 4 cara, bergantung pada konsentrasi dari suspensi tersebut dan sifat-sifat
flokulasi dari partikel.
Empat cara pengendapan pada Sedimentasi :
1. Pengendapan Tipe 1, untuk menghilangkan partikel diskret
2. Pengendapan Tipe 2, untuk menghilangkan partikel non diskret
3. Pengendapan Tipe 3, disebut juga Zone Settling
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)
Widya Winanada (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) II - 12
Tugas Besar Perancanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Beban Permukaan
0,8 – 2,5 3,8 – 7,5*) 1,3 – 1,9 2–3 0,5 – 1,0
(m3/m2/jam)
Pada slow sand filter medium pasir yang digunakan umumnya hanya disyaratkan bebas
lumpur dan organik. Urutan diameter butir pasir dari atas ke bawah tidak teratur (tidak
terstratifikasi). Proses penyaringan yang lambat dalam slow sand filter memungkinkan kontak
yang cukup lama antara air dengan media filter sehingga proses biologis terjadi, terutama
pada permukaan media yang berada di atas. Biomassa yang terbentuk pada medium filter
bersama suspended partikel disebut sebagai ”Scmutz decke” yang bersifat aktif dalam proses
penyisihan senyawa organik dan anorganik terlarut lainnya.
2.5.5 Disinfektan
Setelah melalui proses filtrasi, pada prinsipnya air sudah memenuhi standard kualitas.
Namun untuk menghindari kontaminasi air dari mikroorganisme perlu dilakukan desinfeksi.
Beberapa metode desinfeksi antara lain dengan metode chlorinasi, ozon atau dengan UV
(Ultra Violet). Metode yang umumnya dilakukan adalah metode chlorinasi, sedang sistem
ozon dan UV jarang dilakukan, khususnya pada skala besar.
Chlorine, selain digunakan sebagai desinfektan juga dapat digunakan untuk mengendalikan
keberadaan mikroorganisme dan sebagai oksidan. Sebagai oksidan, Chlorine berfungsi untuk :
1) Mengoksidasi Fe dan Mn
2) Menghilangkan rasa yang tidak enak di air
3) Menghilangkan warna di air
4) Menghilangkan amonia nitrogen.
Proses desinfeksi air dengan metode klorinasi diawali dengan penyiapan larutan
kaporit pada konsentrasi tertentu serta penetapan dosis klor yang tepat. Beberapa metode
pembubuhan kaporit yang dapat diterapkan untuk mendapatkan pembubuhan yang cukup
tepat secara kontinu serta tidak membutuhkan tenaga listrik antara lain:
1) Metode gravitasi tanpa atau dengan kotak pengatur tinggi pembubuhan yang konstan
2) Metode otomatis dengan pembubuhan yang sebanding dengan debit yang dibubuhkan
Kedua metode ini sudah diterapkan di Indonesia dengan hasil yang cukup memuaskan.
2.6Rencana Desain
Dalam perencanaan unit pengolahan air minum terdapat kriteria-kriteria tertentu yang
harus diperhatikan, antara lain:
2.6.1 Bangunan Pengambilan Air Baku
Berdasarkan Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM, dasar-
dasar perencanaan bangunan pengambilan air baku, meliputi:
1) Survei dan identifikasi sumber air baku, mengenai mata air, debit, kualitas air, dan
pemanfaatan.
2) Perhitungan debit sumber air baku:
Perhitungan debit air sungai pengukuran debit sungai dilakukandengan mengukur luas
potongan melintang penampang basahsungai dan kecepatan rata-rata alirannya, dengan
rumus:
= � . �…………………………………………………………………(2.1)
� = �. . ……………………………………………………………… (2.2)
dimana: Q = debit (m³/detik)
A = luas penampang basah (m²)
R = jari-jari hidrolik (m)
S = kemiringan/slope
157,6
�=� ��� �ℎ � ……………………………………………….(2.3)
1+
m = koefisien Bazin
Data-data yang diperlukanmeliputi debit aliran, pemanfaatan sungai, tinggi muka
airminimum dan tinggi muka air maksimum.
3) Persyaratan lokasi penempatan dan konstruksi bangunan pengambilan:
a) Penempatan bangunan penyadap (intake) harus aman terhadap polusi yang disebabkan
pengaruh luar (pencemaran oleh manusia dan mahluk hidup lain);
b) Penempatan bangunan pengambilan pada lokasi yang memudahkan dalam pelaksanaan
dan aman terhadap daya dukung alam (terhadap longsor dan lain-lain);
c) Konstruksi bangunan pengambilan harus aman terhadap banjir air sungai, terhadap gaya
guling, gaya geser, rembesan, gempa dan gaya angkat air (up-lift);
d) Penempatan bangunan pengambilan disusahakan dapat menggunakan sistem gravitasi
dalam pengoperasiannya;
e) Dimensi bangunan pengabilan harus mempertimbangkan kebutuhan maksimum harian;
f) Dimensi inlet dan outlet dan letaknya harus memperhitungkan fluktuasi ketinggian muka
air;
dengan pengertian:
Φ = diameter pipa (m)
Q = debit aliran (m3/detik)
v = kecepatan aliran (m/detik)
Bangunan bak pengumpul
a) Volume bak pengumpul = waktu detensi (td) x Qt
= Panjang (P) x Lebar (L) x Tinggi (T)……………(2.5)
b) Dimensi bak pengumpul:
Panjang (P) = (3 – 4) x Lebar (L)
Kedalaman (T) = 1 m – 1,5 m…………………………………………………..(2.6)
3.1 Umum
Kelurahan Tanah Enam Ratus merupakan salah satu dari lima kelurahan yang berada di
Pemerintahan Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara yang
mempunyai luas wilayah sekitar 3,42 Km 2. Kelurahan Tanah Enam Ratus berjarak kira-kira
3,5 Km dari Kantor Pusat Pemerintahan Kecamatan dan kira-kira berjarak 25 Km dari Pusat
Kota. Secara geografis Kelurahan Tanah Enam Ratus memiliki batas-batas wilayah sebagai
berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Rengas Pulau, Medan Marelan
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Titi Papan, Medan Deli
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Manunggal, Deli Serdang
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Terjun, Medan Marelan
Untuk lebih jelasnya peta administrasi Kelurahan Tanah Enam Ratus dapat dilihat pada
Gambar 3.1.
3.2 Topografi
Kelurahan Tanah Enam Ratus memiliki relief permukaan bumi yang relatif datar dan
berada pada ketinggian lebih kurang 2 meter diatas permukaan laut. Wilayah seluruhnya
berupa daratan, dan merupakan daerah dataran rendah yang memiliki luas 3,42 Km 2.Untuk
lebih jelasnya peta tata guna lahan Kelurahan Tanah Enam Ratus dapat dilihat pada Gambar
3.2.
3.3 Iklim
Kota Medan memiliki 2 buah stasiun pengamatan cuaca, yaitu Stasiun Sampali dan
Stasiun Polonia. Berdasarkan data dari Stasiun Polonia, diketahui pada siang hari temperatur
udara di Kelurahan Denai berkisar antara 30,1 – 33,1C dan pada malam hari, suhunya
berkisar 23,7 – 29,4C. Sedangkan berdasarkan data dari Stasiun Sampali, diketahui pada
siang hari temperatur udara di Kelurahan Denai berkisar antara 30,4 – 34,1C dan pada
malam hari, suhunya berkisar 23,4 – 30,1 C. Berdasarkan data dari Stasiun Polonia,
diketahui curah hujan rata-ratanya 220,45 mm/bulan dengan rata-rata hari hujan 18 hari/bulan
pada tahun 2012. Sedangkan berdasarkan data dari Stasiun Sampali, diketahui curah hujan
rata-ratanyanya 180,17 mm/bulan dengan rata-rata hari hujan 15 hari/bulan pada tahun 2012.
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Data lengkap mengenai temperatur udara di Stasiun Polonia dapat dilihat pada Tabel
3.1. Sedangkan data lengkap mengenai temperatur udara di Stasiun Sampali daoat dilihat pada
Tabel 3.2. Dan data-data mengenai banyaknya curah hujan dan banyaknya hari hujan dapat
dilihat pada Tabel 3.3.
Dari Tabel 3.1 dapat dilihat temperatur udara yang paling tinggi pada tahun 2012 terjadi
pada bulan Juli yaitu 35,8C dan temperatur udara yang paling rendah pada tahun 2012 terjadi
pada bulan Mei yaitu 21,4C. Umumnya rata-rata temperatur udara perbulan hampir sama
yaitu sekitar 26,7–28,2C.
Tabel 3.2Temperatur Udara di Stasiun Sampali Medan menurut Tahun/Bulan, Waktu, Maksimum,
Minimum Tahun 2012
Waktu Maksimum Minimum
Tahun/
Rata- Rata- Absolu
Bulan 07.00 13.00 18.00 Rata-rata Absolut
Rata Rata t
Januari 23,9 30,8 28,7 26,8 31,6 34,4 23,4 21,9
Februari 24,4 31,5 29,3 27,4 32,7 34,2 23,9 22,6
Maret 24,4 31,9 29,2 27,5 32,8 34,0 23,8 23,0
Dari Tabel 3.2 dapat dilihat temperatur udara yang paling tinggi pada tahun 2012
terjadi pada bulan Juni yaitu 36,9C dan temperatur udara yang paling rendah pada tahun
2012 terjadi pada bulan Juni yaitu 21,0C. Umumnya rata-rata temperatur udara perbulan
hampir sama yaitu sekitar 26,8–28,1C.
Tabel 3.3 Curah Hujan dan Banyaknya Hari Hujan di Kota Medan Tahun 2012
Stasiun/Station
Polonia Sampali
Tahun/Bulan
Curah Hujan Hari Hujan Curah Hujan Hari Hujan
Year/Month
Rainfall Rainy Days Rainfall Rainy Days
(mm) (hari/days) (mm) (hari/days)
Januari/January 62 19 112 12
Februari/February 93 14 78 12
Maret/March 202 16 149 12
April/April 206 16 262 20
Mei/May 515 24 264 18
Juni/June 57 14 122 12
Juli/July 279 20 121 12
Agustus/August 160 22 138 13
September/September 242 22 244 18
Oktober/October 339 22 297 18
November/November - - 214 17
Desember/December 270 13 161 14
2012 2425 208 2165 178
Berdasarkan Tabel 3.3 dapat dilihat bahwa curah hujan tertinggi pada Stasiun Sampali
terjadi pada bulan Oktober yaitu sebesar 297 mm dan pada Stasiun Polonia terjadi pada bulan
Mei yaitu sebesar 515 mm. Dan harihujan yang paling banyakpada Stasiun Sampali terjadi
pada bulan April yaitu sebanyak 20 hari, sementara pada Stasiun
PoloniaterjadipadabulanAgustus, September, dan Oktoberyaitusebanyak 22hari.
Kelurahan Tanah Enam Ratus ini sebagian besar kawasannya diperuntukan untuk
pemukiman. Berikutnya setelah pemukiman adalah untuk fasilitas lainnya, sarana
perdagangan, sarana pendidikan, sarana ibadah, dan sarana kesehatan. Data mengenai tata
guna lahan dapat dilihat pada Tabel 3.4.
3.4.2 Kependudukan
3.4.2.1 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus dalam lima belas tahun terakhir
mengalami peningkatan yang cukup besar tiap tahunnya. Data jumlah penduduk Kelurahan
Tanah Enam Ratus dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.7 Sarana Pendidikan Kelurahan Tanah Enam Ratus Tahun 2014
No Tingkatan Jumlah
1. TK 2
2. SD 7
3. SLTP 1
4. SMU/SMK 1
Total 11
Sumber: BPS Kota Medan
BAB IV
PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM
Berikut ini beberapa metode statistik yang dapat digunakan untuk memprediksi laju
pertumbuhan penduduk:
1. Metode Aritmatik
2. Metode Geometrik
3. Metode Eksponensial
4. Metode Logaritmik
10000
5000
0
Tabel 4.1 Proyeksi Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus dengan Metode Aritmatika
Penduduk Yrata-
Xi Tahun Xi2 Xi.Yi Y' (Yi - Y') (Yi -Y' )2 (Yi-Yrata) (Yi-Yrata)2 S R
(Yi) rata
1 2000 18027 1 18027 16692 1335,09 1782469,76 -5605,33 31419761,78
2 2001 18249 4 36498 17683 565,60 319906,05 -5383,33 28980277,78
3 2002 18471 9 55413 18675 -203,89 41569,87 -5161,33 26639361,78
4 2003 20132 16 80528 19666 465,62 216805,53 -3500,33 12252333,44
5 2004 20421 25 102105 20658 -236,87 56105,25 -3211,33 10312661,78
6 2005 20873 36 125238 21649 -776,35 602726,72 -2759,33 7613920,444
7 2006 21505 49 150535 22641 -1135,84 1290141,70 -2127,33 4525547,111
8 2007 22903 64 183224 23632 -729,33 531927,11 -729,33 531927,1111
23632,333 1866,59 0,96
9 2008 23100 81 207900 24624 -1523,82 2322035,37 -532,33 283378,7778
10 2009 23311 100 233110 25615 -2304,31 5309853,35 -321,33 103255,1111
11 2010 28517 121 313687 26607 1910,20 3648859,49 4884,67 23859968,44
12 2011 29393 144 352716 27598 1794,71 3220982,27 5760,67 33185280,44
13 2012 29684 169 385892 28590 1094,22 1197317,93 6051,67 36622669,44
14 2013 29861 196 418054 29581 279,73 78249,41 6228,67 38796288,44
15 2014 30038 225 450570 30573 -534,76 285966,48 6405,67 41032565,44
120 354485 1240 3113497 354485,00 0,00 20904916,30 0,00 296159197,3
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016
a = 15700
b = 991,49
Y = 15700 + 991,49 Xi
Metode ini didasarkan pada rasio pertambahan penduduk rata-rata tahunan. Sering
digunakan untuk memperkirakan data yang perkembangan melaju sangat cepat. Untuk lebih
jelasnya perhitungan penduduk di kelurahan Tanah Enam Ratus dengan mengunakan
geometri dapat dilihat pada tabel 4.2.
30000
25000
Penduduk Awal
20000
Linear (penduduk
15000
awal)
10000
5000
0
2003
2011
2001
2002
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2012
2013
2014
Tabel 4.2 Proyeksi Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus dengan Metode Geometri
a = 9,6470
b = 0,2183
Y = EXP(9,6470+(0,2183 x ln Xi))
Untuk lebih jelasnya perhitungan penduduk di kelurahan Tanah Enam Ratus dengan
mengunakan metode eksponensial pada Tabel 4.3.
30000
25000
Penduduk Awal
20000
Linear (penduduk
15000
awal)
10000
5000
0
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Gambar 4.3 Grafik Proyeksi Penduduk dengan Metode Eksponensial
Tabel 4.3 Proyeksi Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus dengan Metode Eksponensial
Penduduk
Xi Tahun Xi2 ln Yi Xi ln Yi Y' (Yi -Y' ) (Yi -Y' )2 Yi rata-rata (Yi -Yrata) (Yi -Yrata)2 S R
(Yi)
1 2000 18027 1 9,80 9,80 17331 695,53 483755,12 -5605,33 31419762
2 2001 18249 4 9,81 19,62 18072 177,40 31469,98 -5383,33 28980278
3 2002 18471 9 9,82 29,47 18843 -372,34 138634,10 -5161,33 26639362
4 2003 20132 16 9,91 39,64 19648 483,97 234230,71 -3500,33 12252333
5 2004 20421 25 9,92 49,62 20487 -66,08 4366,56 -3211,33 10312662
6 2005 20873 36 9,95 59,68 21362 -488,96 239086,62 -2759,33 7613920,4
7 2006 21505 49 9,98 69,83 22274 -769,21 591685,66 -2127,33 4525547,1
8 2007 22903 64 10,04 80,31 23225 -322,41 103950,82 -729,33 531927,11
23632 16285,315 0,97
9 2008 23100 81 10,05 90,43 24217 -1117,24 1248219,47 -532,33 283378,78
10 2009 23311 100 10,06 100,57 25251 -1940,42 3765213,69 -321,33 103255,11
11 2010 28517 121 10,26 112,84 26330 2187,24 4784027,25 4884,67 23859968
12 2011 29393 144 10,29 123,46 27454 1938,85 3759139,07 5760,67 33185280
13 2012 29684 169 10,30 133,88 28627 1057,44 1118182,85 6051,67 36622669
14 2013 29861 196 10,30 144,26 29849 11,97 143,20 6228,67 38796288
15 2014 30038 225 10,31 154,65 31124 -1085,71 1178773,48 6405,67 41032565
120 354485 1240 150,80 1218,07 354095 390,02 17680878,56 0,00 296159197
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016
a = 9,718
b = 0,0418
Y = EXP(9,718+(0,0418x Xi))
Untuk lebih jelasnya perhitungan penduduk di Kelurahan Tanah Enam Ratus dengan
mengunakan metode logaritma dapat dilihat pada Tabel 4.4
30000
25000
Penduduk Awal
20000
Linear (penduduk
15000
awal)
10000
5000
0
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Gambar 4.4 Grafik Proyeksi Penduduk dengan Metode Logaritma
Tabel 4.4 Proyeksi Penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus dengan Metode Logaritma
Penduduk
Xi Tahun ln Xi ln Xi2 Yi ln Xi Y' (Yi-Y') (Yi-Y')2 Yrata-rata (Yi-Yrata) (Yi-Yrata)2 S R
(Yi)
1 2000 18027 0,000 0,00 0,00 14203 3824,42 14626176,41 -5605 31419762
2 2001 18249 0,693 0,48 12649,24 17717 532,24 283276,75 -5383 28980278
3 2002 18471 1,099 1,21 20292,47 19772 -1301,43 1693711,13 -5161 26639362
4 2003 20132 1,386 1,92 27908,88 21231 -1098,94 1207676,70 -3500 12252333
5 2004 20421 1,609 2,59 32866,33 22362 -1941,26 3768478,83 -3211 10312662
6 2005 20873 1,792 3,21 37399,40 23287 -2413,61 5825501,26 -2759 7613920,4
7 2006 21505 1,946 3,79 41846,80 24068 -2563,13 6569659,63 -2127 4525547,1
8 2007 22903 2,079 4,32 47625,45 24745 -1842,12 3393422,27 -729 531927,11
23632 3561,73 0,86
9 2008 23100 2,197 4,83 50755,89 25342 -2242,27 5027781,89 -532 283378,78
10 2009 23311 2,303 5,30 53675,56 25876 -2565,44 6581471,96 -321 103255,11
11 2010 28517 2,398 5,75 68380,78 26360 2157,35 4654158,04 4885 23859968
12 2011 29393 2,485 6,17 73038,86 26801 2592,21 6719560,66 5761 33185280
13 2012 29684 2,565 6,58 76137,96 27207 2477,40 6137529,10 6052 36622669
14 2013 29861 2,639 6,96 78804,89 27582 2278,68 5192402,27 6229 38796288
15 2014 30038 2,708 7,33 81344,41 27932 2105,90 4434806,22 6406 41032565
120 354485 27,899 60,45 702726,91 354485 0,00 76115613,10 0,00 296159197
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016
a = 14203
b = 5069,89
Y = 14203+(5069,89 x ln Xi)
Perhitungan proyeksi penduduk akan diuraikan dalam keempat metode, yang akan
dibandingkan satu sama lainnya untuk memperoleh metode yang terbaik untuk
memproyeksikan penduduk. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 4.5
Proyeksi Penduduk
No Tahun Penduduk
Aritmatika Geometri Eksponensial Logaritma
1 2000 18027 18027 18027 18027 18027
2 2001 18249 18249 18249 18249 18249
3 2002 18471 18471 18471 18471 18471
4 2003 20132 20132 20132 20132 20132
5 2004 20421 20421 20421 20421 20421
6 2005 20873 20873 20873 20873 20873
7 2006 21505 21505 21505 21505 21505
8 2007 22903 22903 22903 22903 22903
9 2008 23100 23100 23100 23100 23100
10 2009 23311 23311 23311 23311 23311
11 2010 28517 28517 28517 28517 28517
12 2011 29393 29393 29393 29393 29393
13 2012 29684 29684 29684 29684 29684
14 2013 29861 29861 29861 29861 29861
15 2014 30038 30038 30038 30038 30038
16 2015 31564 28346 32453 28259
17 2016 32556 28724 33839 28567
18 2017 33547 29084 35284 28856
19 2018 34539 29430 36791 29131
20 2019 35530 29761 38362 29391
21 2020 36522 30080 40000 29638
22 2021 37513 30387 41708 29874
23 2022 38505 30683 43489 30099
24 2023 39496 30969 45346 30315
25 2024 40488 31247 47283 30522
26 2025 41479 31515 49302 30721
27 2026 42471 31776 51407 30912
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016
50000
40000
ARITMATIKA
30000
GEOMETRI
20000 EKSPONENSIAL
LOGARITMA
10000
Metode proyeksi yang dipilih adalah metode eksponensial. Untuk lebih jelasnya, nilai
koefisien korelasi (R) dan nilai standar deviasi (S) masing-masing metode proyeksi penduduk
Kelurahan Tanah Enam Ratus dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Proyeksi jumlah penduduk dari keempat metode yang dipakai dapat dilihat bahwa
metode eksponensial memiliki nilai R yang paling mendekati 1 yaitu 0,97
Proyeksi fasilitas umum dan sosial digunakan untuk menentukan kebutuhan air non
domestik. Proyeksi dilakukan dengan mengacu kepada karakteristik wilayah perencanaan.
RTRW yang telah ditetapkan dan standar pendukung untuk setiap fasilitas umum dan fasilitas
sosial yang telah diciptakan Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum. Adapun
fasilitas umum dan fasilitas sosial terdiri dari sebagai berikut:
1. Fasilitas pendidikan;
2. Fasilitas peribadatan;
3. Fasilitas kesehatan;
4. Fasilitas perdagangan dan jasa;
5. Kegiatan industri.
Tahun Sebelum
No Jenis Fasilitas Tahun 2026 Keterangan
Proyeksi
1 Pendidikan
- TK 2 3 100 jiwa/unit
- SD 7 8 600 jiwa/unit
- SMP 1 2 800 jiwa/unit
- SMA 1 2 800 jiwa/unit
2 Peribadatan
- Mesjid 5 6 400 jiwa/unit
- Mushollah 13 14 100 jiwa/unit
3 Kesehatan
- Posyandu 10 10 5 tt/unit
- Praktek Dokter 4 5 3 tt/unit
- Praktek Bidan 10 11 2 tt/unit
4 Industri
- Industri Kecil 7 9 300 m2/unit
5 Perdagangan
- Toko 1 20 50 m2/unit
- Rumah Makan 1 6 50 m2/unit
- Mall 1 1 700 m2/unit
- Minimarket/swalayan 1 3 300 m2/unit
6 Lain-Lain
- Bengkel Mobil 1 5 200 m2/unit
- Bengkel Sepeda Motor 7 14 30 m2/unit
- Doorsmeer 7 14 200 m2/unit
Sumber : Data dan Perhitungan Tugas Besar PPBPAM, 2016
Untuk memproyeksi kebutuhan air bersih untuk daerah perencanaan, diperlukan standar
kebutuhan air bersih, hasil proyeksi penduduk, dan hasil proyeksi jumlah fasilitas umum serta
fasilitas sosial, dan jenis peruntukan pemakaian air bersih.
Berikut ini akan dibahas standar kebutuhan air bersih dan peruntukan pemakaian air
bersih yang terbagi menjadi 2, yaitu:
Standar penyediaan air domestik ditentukan oleh jumlah konsumen domestik yang
dapat diketahui dari data penduduk yang ada. Standar penyediaan kebutuhan air domestik ini
meliputi minum, mandi, masak, dll. Kecenderungan meningkatnya kebutuhan dasar air
ditentukan oleh kebiasaan pola hidup masyarakat setempat dan didukung oleh kondisi sosial
ekonomi. Pemenuhan kebutuhan air domestik dilakukan dengan dua cara, yaitu sambungan
rumah dan hidran umum.
SR : HU = 80 : 20
Standar kebutuhan air minum:
o Sambungan Rumah : 190 L/org/h
o Hidran Umum : 30 L/org/h
Standar penyediaan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non
domestik yang meliputi fasilitas seperti perkantoran, kesehatan, industri, komersial, umum,
dan lainnya. Kosumsi non domestik terbagi menjadi beberapa kategori yaitu:
a. Umum, meliputi: tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, terminal, kantor, dan lain
sebagainya.
b. Komersil, meliputi: hotel, pasar, pertokoan, rumah makan, dan sebagainya.
c. Industri, meliputi: peternakan, industri, dan sebagainya.
5.1 Umum
Kota Medan adalah kota yang padat penduduk dengan populasi jiwa mencapai kurang
lebih 2 juta jiwa dengan pelayanan mencapai 100%. Guna mencapai pelayanan 100%
khususnya pada Kelurahan Tanah Enam Ratus, maka akan dibangun unit pengolahan air
minum. Sungai yang menjadi air baku adalah sungai Deli setelah dilakukan sampling di
lapangan maka didapatkan data sebagai berikut: Debit air sungai Deli kurang lebih 234000
m3/jam Lebar sungai 18 m dan kedalaman rata-rata4,6 m. kondisi tebing didaerah sungai
jarang longsor walaupun pada musim hujan. Hasil analisa kualitas air baku dapat dilihat pada
Tabel 5.1.
Kimia
1 pH - 5,95
2 Fe mg/l 3,2
3 Mn mg/l 1,4
Sumber: Analisa, 2016
Dari karakter sungai belawan dan hasil analisa diatas, diketahui bahwa konsentrasi besi
melewati baku mutu. Oleh karena itu, diperlukan unit pengolahan air tambahan berupa
penambahan Klorin pada air baku sebelum masuk ke proses Koagulasi untuk menurunkan
kadar besi dan Mangan pada air. Maka akan direncanakan bangunan pengolahan air minum
mulai dari intake tipe tower intake, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksi,
netralisasi untuk menaikkan pH dan reservoir. Untuk lebih jelasnya, susunan unit pengolahan
yang akan dibangun dapat dilihat pada Diagram 5.1.
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Penyisihan
Sungai Intake Koagulasi
Logam
Flokulasi
Sedimentasi
Filtrasi
Daerah
Reservoir netralisasi Desinfeksi
Pelayanan
Dengan jumlah penduduk Kelurahan Tanah Enam Ratus pada tahun 2026 sebanyak
51407 jiwa, dari perhitungan pada bab sebelumnya didapat:
= 76,96 l/det
Bar Screen
Kriteria Desain (Susumu Kawamura, 1991):
Saringan yang digunakan Bell Mouth;
Diameter batang (w) = 5 – 19 mm
Jarak antar batang (b) = 5 – 7,5 mm
Kecepatan aliran air saat melewati bar = 0,1 – 0,6 m/detik
Letak pintu air = 0,6 m dari dasar;
Jarak vertical antar pintu air = 3 – 4,5 m.
Kriteria perencanaan;
Q maks = 0, 08466 m3/det;
Kecepatan aliran air, v = 0,4 m/det;
Jarak antar batang (b) = 6 mm = 0,006 m
Lebar pintu (L) =3m
Diameter batang (w) = 10 mm = 0,01 mm
(n+1)10,006
Lebar bukaan total
L’ = L – n.w L’ = 3 – (187 x 0,01) 1,13 M
(L’)
Ac Ac = L’ x t Ac = 1,13 x 1 1,13 m2
Cek kecepatan pada 0,08466 � 3 / m/det
v= v= 0,076< 0,6
aliran batang � 1,13 OK
Saringan Bell Mouth
0,08466 � 3 /
Luas efektif area (A) A= A= 0,21165 m2
� 0,4
� 2 � 0,012
Luas area semu (A’) A’ = A’ = 7,85 x 10−5 m2
4 4
D pasaran 350 mm
Cek perhitungan
Luas penampang pipa � 2 � 0,35 2
A= A= 0,096 m2
menjadi 4 4
0,08466 � 3 /
Kecepatan (v) v= v= 0,88 m/det
� 0,096 � 2
(0,6 – 1,5
Kriteria desain OK
m/det)
Sumber : Data dan Perhitungan PPBPAM, 2016
Sumur Pengumpul
Kriteria Desain (al-layla, 1978):
Minimal terdiri dari dua sumur pengumpul;
Waktu detensi (td) minimal 20 menit = 1200 detik;
Jarak dasar sumur dari muka air minimum 1,52 m;
Tinggi foot valve dari dasar sumur 0,6 m;
Tebal dinding dan sumur dan lantai 20 cm
Freeboard 0,5 m
Debit maksimum 0,08466 m3/det
Kemiringan dasar sumur 10 – 20%
Sumur pengumpul dilengkapi engan flow meter;
Dasar sumur minimum 1 m dibawah permukaan sungai;
Kriteria Perencanaan
Waktu detensi (td) = 1200 det
Q maks = 0, 08466 m3/det;
Muka air maksimum = 5,5 m
Muka air maksimum =4m
Jarak dasar sumur dari muka air minimum = 1,52 m
Jarak dasar sumur dari muka air maksimum = 0,48 m
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)
Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 5
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
Freeboard = 0,5 m
Tabel 5.4 Perhitungan Sumur Pengumpul
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Jumlah bak 2 buah
0,08466 � 3 /
Debit (Q) Q= Q= 0,0423 m3/det
2 2
4×� 4 × 0,0282 � 2
Diameter pipa (d) d= d= 0,189 m
� �
D pasaran 200 mm
Cek perhitungan
Luas penampang pipa � 2 � 0,22
A= A= 0,031 m2
(A) 4 4
0,0423 � 3 /
Kecepatan (v) v= A= 1,364 m/det
� 0,031 � 2
Intake
Kriteria Desain (Susumu Kawamura, 1991):
Tebal dinding dan lantai 20 cm
Jenis pompa yaitu sentrifungal, yang terdiri dari dua buah. Satu beroperasi, satu lagi
sebagai cadangan
Dilengkapi dengan rumah pompa
Puncak intake berada 1,5 m di atas muka air maksimum
Transmisi
Kriteria Desain (al-layla, 1978):
Kecepatan air = 0,6 – 1,2 m/det;
Tekanan di dalam pipa = 1,8 – 2,8 kg/cm2;
Tekanan di dalam pipa untuk pemadam kebakaran = 4,2 kg/cm2;
Tekanan di dalam pipa untuk wilayah komersil = 5,3 kg/cm;
Tebal tanah penutup untuk pipa di bawah jalan raya = min 90 cm;
Tebal tanah penutup untuk pipa di bawah trotoar = min 75 cm.
Kriteria Perencanaan
Q maks = 0, 08466 m3/det;
Kecepatan pipa transmisi, v = 1,1 m/det
D pasaran 350 mm
Cek perhitungan
Luas penampang pipa � 2 � 0,35 2
A= A= 0,096 m2
menjadi 4 4
0,08466 � 3 /
Kecepatan (v) v= V= 0,88 m/det
� 0,096 � 2
0,6 – 1,2
OK
m/det
Sumber : Data dan Perhitungan PPBPAM, 2016
0,03 × 6 � × (1,2 �/ )2
= �
2 ×9,81 2 ×0,2
= 0,066 m
= 6,671m
Hmd = Hmd Bend + Hmd valve + Hmd Tee
�2 �2 �2
= K.Bend 90 + K. valve + K. Tee
2 2 2
= 0,176 m
Ht = 0,066m + 6,671m + 0,176m
= 6,913 m
5.2.2 Koagulasi
m2
×ℎ 9,81 det ×0,245 �
Cek nilai G G= d= 211,27 /det
�× 0,8975 ×10 −6 m2 × 60
3
Volume V = Q × td V = 0,04233 m /det × 60 det 2,6 m3
Tinggi bak, h 1 m
� 2,6�3
Luas A= A= 2,6 m2
ℎ 1�
5.2.3 Flokulasi
Perhitungan
5.2.4 Sedimentasi
Kriteria Desain:
Vd, Surface loading (Q/A) = 20-80 m3/hari/m2 (= 2,3x10-4-9,3x10-4 )m/det
Tinggi bak (h) = (3-4) m
Waktu pengendapan (td) = (2-4 jam)
Panjang : lebar = (4:1)-(6:1)
Bilangan Reynold (Re) =< 2000
Bilangan Froude (Fr) =≥ 10-5
Lebar tube settler (w) = 5-10 cm
C w D
w’
pipa
.a
H
vo
A
Gambar 5.1 Tube Settler
Perhitungan
Hasil perhitungan dimensi bak sedimentasi dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut.
Dari grafik dengan performance very good dan n = 1/8, didapatkan to/td = 1,8
4,14 x 10–4
Vo to vo vo = 1,8 x 2,3 x 10-4 m/detk
td Q A
Tube Settler
A A
Luas tube Q 0,08466 53,24 m2
v 1,59 x10 3
L L
Lebar tube A 53,24 3,65 M
4 4
w' w'
Lebar w 0,05 0,06 M
efektif tube sin sin
(w')
nP nP
Jmlh tube P 14,6 243 Buah
pd sisi w' 0,06
panjang
nL nL
Jumlah tube L 3,65 61 Buah
pada sisi lbr w' 0,06
R R
Jari – jari luasbasah ( 0,05 x 0,05) 0,0125 M
hidrolis (R) kllbasah ( 4 x 0,05)
Cek perhitungan
v R
NR e NRe
1,31x 10 6
Bilangan 0,00159 x 0,0125 15,17 < 2000...OK
Reynold
v NFr
NFr
Bilangan 0,00159 4,54 x 10–3 >10-5...OK
gR 9,81 x 0,0125
Froude
v v
v Q 0,08466 0,006 m/det
Luas tube total 53,24
4,62 x 10–4
sin
Cek w Q 0,0032 OK
H
cos Q
A 6,93
v
terhadap sin
tg
sin
Q/A w A
NR e N Re
Cek thd bil. vαR 0 ,006 x 0 ,0125 57,25 < 2000...OK
Reynold υ 1,31 x 10 6
v NFr
NFr
Cek thd bil. 0,006 0,017 >10-5...OK
Frounde gR 9,81 x 0,0125
Ruang Lumpur
Kriteria perencanaan
Kandungan solid dalam lumpur = 1,5 %
Lama pengurasan = 10 menit = 600 dtk
Waktu pengurasan = 1 x sehari
Kecepatan pengurasan = 0,5 m/detk
Q bak = 0,08466 m3/detk
Qunderdrain = 2% x Qbak = 0,02 x 0,08466 m3/det
= 1,69 x 10-3 m3/det
Panjang = lebar, dan volume lumpur = volume limas
Perhitungan
Hasil perhitungan ruang lumpur dapat dilihat pada tabel 5.10 berikut.
t
Volume limas V = ⅓ x luasalas x t 3 x 0,22 0,05 m3
3,80 x 3,80
Ql Ql
Debit lumpur Volume 0,22 3,6 x 10-4 m3/detk
(Ql) T 600
4
A
Diameter π d2 0,03 m
d
4 x 7,2 x10
pipa 4
π
penguras
Sumber: data dan perhitungan PPBAM, 2016
Inlet
Kriteria perencanaan
Qorifice terdekat dengan terjauh 90%
Diameter orifice = 0,1 m
Kecepatan orifice = 0,2 m/detk
Jumlah orifice = 10 buah
Perbandingan muka air terdekat dengan terjauh = 0,01 m
Kecepatan inlet cabang = 1 m/detk
Q tiap bak = 0,08466 m3/det
Flume dilengkapi 6 orifice
Lebar flume = 20 cm
Perhitungan
Hasil perhitungan dimensi inlet dapat dilihat pada tabel 5.11 berikut.
A A
Luas Q 0,08466 0,08466 m2
penampang v 1
pipa cabang
(A)
d d
Dimensi pipa 4A 4 x 0 ,08466 0,33 m
inlet cabang
V V
Kec. inlet Q 0 ,08466 0,990 m/detk...OK
cabang 1 / 4 π d2 1/ 4 x π x 0 ,33
2
V
m/detk…OK
V
Kec. inlet Q 0,08466 0,67
utama 1 / 4 π d2 1/ 4 x π x 0,4
2
Qor Qor
Debit tiap Q tiap bak 0,08466 0,014 m3/detk
orifice n orifice 6
Aor Aor
Luas orifice Qorifice 0,014 0,07 m2
v orifice 0,2
Dimensi Flume
A A
Luas flume Q 0 ,08466 0,085 m2
v 0 ,990
t A
t
Tinggi flume 0 ,085 0,425 m
l
0 ,2
Perhitungan headloss
5,76x10-3
Hl 1 Hl 1
Headloss Q12 0,014 2 m
orifice 1 yg 0,72 A 2 g 2
0 ,72 x 0 ,07 x 9 ,81
terdekat dg p.
inlet cabang
100% 90% Q2
Debit orifice Q2 0,014x 90% 0,0126 m3/detk
keenam Q1 100%
4,67x10-3
Hl 2 Hl 2
Headloss Q22 0,0126
2 m
orifice ke-6 0,72 A 2 g 2
0 ,72 x 0 ,07 x 9 ,81
Qor Qor
Q tiap orifice Q tiap bak 0,08466 0,014 m3/detk
n orifice 6
5,76x10-3
Hl 1 Hl 1
Headloss Q12 0,014
2 m
orifice 1 yg 0,72 A 2 g 2
0 ,72 x 0 ,07 x 9 ,81
terdekat dg p.
inlet cabang
100% 90% Q2
Debit orifice Q2 0,014 x 90% 0,0126 m3/detk
keenam Q1 100%
4,67x10-3
Hl 2 Hl 1
Headloss Q22 0 ,0126
2 m
orifice ke-6 0,72 A 2 g 2
0 ,72 x 0 ,07 x 9 ,81
Outlet
Kriteria perencanaan
Menggunakan V-Notch 900
Jarak antar V-notch = 50 cm
Lebar pelimpah = 20 cm
Lebar saluran pengumpul = 20 cm
Weir loading = 5 m3/m/h = 1,39 x 10-3 m3/m/detk
Kecepatan saluran pelimpah = 0,5 m/detk
Kecepatan saluran pengumpul= 0,3 m/detk
Perhitungan
Hasil perhitungan dimensi outlet dapat dilihat pada tabel 5.12 berikut.
P tot P tot
Panjang pelimpah 60,9 m
3
Q bak 0 ,08466
tot weir loading 1,39 x 10
n
8,46≈9
n
Jumlah sal. Ptotal 60,9 Buah
pelimpah (n) 2 w' 2 x 3,6
P1 sal. P1 sal.
Panjang 1 sal. P total 60,9 5,07 m
pelimpah n (1sal 2 plph ) 6x2
A A
Luas sal. Q 0 ,08466 0,17 m2
pelimpah v 0 ,5
t t
Tinggi sal. A 0,17 0,85 m
pelimpah (t) l 0,2
Perhitungan v-notch
n (jlhpel)
Jmlh v-notch w' 3,6 x 10 72 Buah
jarak antar v -notch 0,5
Q Q
Q tiap v-notch Qtiap bak 0,08466 0,00117 m3/detk
n v - notch 72
0,00117 5
Tinggi air pada v- Qv-notch = 1,417 H5/2 2 0,058 m
H
1,417
notch
h h
Tinggi sal. Q 0 ,08466 1,41 m
pengumpul (h) l v 0 ,2 x 0 ,3
v v
Cek kec. Untuk Q 0 ,08466 0,3 m/detk...OK
debit tiap bak A 0 ,2 x1, 41
= (9 x 0,2) +{(9 – 1) x 6}
l l
Lebar ruang Vol 5,08 1,33 m
pengumpul ph 7,6 x 0,5
d d
Dimensi pipa 4Q 4 x 0,08466 0,464 m
keluar π v π x 0 ,5
v v
Cek kecepatan Q 0,08466 0,43 m/detk...OK
1 x π x 0 ,5 2
A 4
saluran pengumpul
flume ruang lumpur saluran pelimpah tube settler bak p
pipa penguras
pipa inlet
5.2.5 Filtrasi
Kriteria Perencanaan:
Perhitungan
Jumlah Bak
= 12Q0,5
= 12(0,08466)0,5
= 3,49 ~ 4
P:L=3:1
A=PxL
15 m2 =3 L2
15
L= 3
L = 2,23 m
P = 3 x 2,23 m = 4,46 m
= 3,345 m
Media Filtrasi
Media filtrasi terdiri dari:
1. Media penyaring, digunakan antrasit dan pasir dengan diameter terkecil pada bagian
yang paling atas;
2. Media penyangga, digunakan kerikil;
Kriteria penyaring yang digunakan dapat dilihat pada table 5.13:
(D1 x D2)1/2
Ketebalan lapisan penyangga 450 mm dengan menggunakan media kerikil dengan diameter 1,7
mm-20 mm. (Kriteria desain Kawamura 1990)
Diameter dan ketebalan media kerikil
Tebal lapisan kerikil (l)
L = k (log d + 1,4)
Tabel 5.15 Perhitungan Tebal Terpilih Media Kerikil
Sistem Underdrain
Kriteria Perencanaan:
Underdrain menggunakan manifold dengan pipa lateral pada sisi-sisinya dan
dilengkapi dengan sejumlah orifice;
Panjang filter = panjang bak filtrasi = 4,89 m;
Diameter orifice 0,5 inchi (1,27 cm);
Luas media filter 8 m2;
Perbandingan luas pipa lateral dengan luas orifice (2 − 4) : 1 diambil 4 : 1;
Perbandingan luas pipa manifold dengan luas pipa lateral (1,5 − 3) : 1 diambil 3 : 1;
Panjang pipa manifold = panjang bak = 4,89 m;
Qmaks : 0,08466 m3/det;
Tinggi pasir : 0,75 m;
Tinggi kerikil : 0,53 m;
Tinggi air : 0,5 m;
Freeboard : 0,3 m;
td : 180 det.
Perhitungan
Bak Filtrasi
Pipa Lateral
Panjang manifold
x2
Jumlah lateral = Jarak antar lateral
4,64 m
= x 2 = 31 buah
0,3 m
0,0025 m 2
A lateral total 0,08m 2
A tiap lateral =
= ¼ . . D2
Jumlah lateral 32
= ¼ . . D2
A lateral
0,00258 m2
0,0025 m 2 x 4
D =
3,14
= 0,056 m = 56 mm
Am = 3 x 0,02 m2
= 0,06 m2
Diameter Manifold
Am = ¼ . π . d2
0,06 = ¼ . 3,14 . d2
0,06 � 4
d =
3,14
= 0,276 m = 276 mm
P lateral - (3 x orifice )
Jarak antar orifice =
0,854 m (3 x 0,056 m)
3
= 0,23m
3
Sistem Inlet
Kriteria Desain:
Qorifice terdekat dengan terjauh ≥ 90 %ν
Perbandingan tinggi muka air terdekat dengan terjauh (∆h) = 0,01 mν
Samuel Mangihut (120407043) Irmayanti (130407014)
Widya Winanda (130407008) Dhia Darin Silfi (130407028) V- 23
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
0,0211 m 2
Q 0,0211 m 3 /det
A=
v 1m/det
A 1/4 x π x d 2
Dimensi Pipa Inlet Cabang
d
4xA
π
d 0,16 m 160 mm
4 x 0,0211 m 2
π
Q =vxA
Dimensi Flume
A =lxt
l =t
A = l2
A = 0,16 m2
Pintu Air
Kriteria Perencanaan:
Setiap bak terdiri dari 1 pintu air;
Lebar pintu air (L) 20 cm;
Bukaan pintu (b) 10 cm.
Perhitungan
Debit yang melalui pintu (Q)
Q = (0,2 m x 0,1 m ) x 0,0211 m/det = 0,000422 m3/det
Sistem Outlet
Kriteria Perencanaan:
Air hasil filtrasi dilimpahkan dan ditampung dalam saluran penghubung antara unit
filter dan selanjutnya dialirkan menuju bak desinfeksi;
Bukaan outlet terletak di bawah permukaan air dengan panjang bukaan 1,63 m (sama
dengan lebar bak filtrasi) dan tinggi bukaan 30 cm;
Saluran terdiri dari 2 buah;
Lebar saluran 0,5 m.
Perhitungan
Debit dalam saluran = 0,0211 m3/det
Q 0,0211
H = 0,1 m
2/3 2/3
A=Q/v
(4 x A)
D=
π
(4 x 0,0211 m 2 )
D=
π
= 0,16 m ~ 160 mm
Q
V=
1/4 π D 2
0,0211 m 3 /det
= = 1,05 m/det……ok!
1/4 π (0,16m) 2
Asumsi terdapat 2 jenis media penyaring (pasir dan antrasit) dan 1 jenis media
penyangga (kerikil atau gravel).
Media Pasir
Pasir Nre <5
Porositas awal (ƒ) = 0,4
Tebal pasir = 70 cm
Vf x d
(1 f )
Nre = x
v
v (1 f ) 2 Vf
HL = 180 x x x 2 xL
g f3 D
= 1,26 m
Media Antrasit
Antrasit Nre <5
Tebal pasir = 70 cm
Vf x d
(1 f )
Nre = x
v
w (1 f ) 2 Vf
HL = 180 x x x 2 xL
g f3 D
Tebal pasir = 30 cm
Vf x d
(1 f )
Nre = x
v
1 (2,78 x10 3 ) x (3 .x 10 3 )
(1 0,4)
= x =0,172 m ……..(OK)
0,000008039
v (1 f ) 2 Vf
HL = 180 x x x 2 xL
g f3 D
= 2,105 m
Sehingga,
= 0,147 m
2 2
Q 0,0211
2,746 x l x b 2,746 x 0,2 x 0,1
HLpa
Pada orifice
Jumlah lubang 158 buah dengan diameter 0,56 inch (1,27 cm)
C = 0,65
v = Q/A
(1,34x10 4 m 3 /det) 2
= 1,002 m
(1,27 .10 -4 m 2 ) 2 x 0,65 2 x 2 x 9,81 m/det 2 )
Pada Lateral
Panjang pipa lateral (L) = 0,854 m
= 0,28 m/det
L x v2
HLlateral =f
2xgD
Pada manifold
Panjang pipa manifold =4,64 m
C = 100
S0,54 = 0,0223
S = 8,79 x 10-4 m
S = (HLmanifold/L)
= 2,257 m
Backwash
V back wash = 4 x Vs
= 4 x 0,00139 m/dtk
= 5,56.10-3 m/dtk
Media Pasir
Tebal pasir = 70 cm
w = 995 kg/m3
s = 2650 kg/m3
Porositas akhir filtrasi (f1) artinya kedalaman di mana penyaringan mulai tersumbat.
w
(1 / 3)
w (1 / 4,3) Vf
s .w D
2,95 x (1 / 3, 2 ) x x (1 / 2 )
f1 = g
= 0,05 m
Le Lo
x100%
20% = Lo
Le 0,7 m
0,2 = 0,7 m
Le – 0,7 m = 0,14
Le = 0,14+ 0,7
Le = 0,84 m
(1-fe)2 Le = (1-fe) . Lo
1 - fe = 0,79 m
fe = 0,21 m
w0,8 (1 f e ) 2 f bw
1; 2
130 x x 3
x 1,8 x Le
9,81 fe d
HL pasir =
= 0,084 m
Media Antrasit
ø antrasit = 1 mm
s = 2650 kg/m3
w = 995 kg/m3
Tebal antrasit = 70 cm
w
(1 / 3)
w (1 / 4,3) Vf
s .w D
2,95 x (1 / 3, 2) x x (1 / 2)
f1 = g
=0,0015 m
Le Lo
x100%
20% = Lo
Le 0,7 m
0,2 = 0,7 m
Le – 0,7 m = 0,14
Le = 0,14 + 0,7
Le = 0,84 m
(1-fe)2 Le = (1-f1) . Lo
1 - fe = 0,16 m
fe = 0,838 m
w 0,8 (1 f e ) 2 f bw
1; 2
130 x x 3
x 1,8 x Le
9 fe D
HL antrasit =
= 0,016 m
s = 2650 kg/m3
Tebal kerikil = 30 cm
w
(1 / 3)
w (1 / 4,3) Vf
s .w D
2,95 x (1 / 3, 2) x x (1 / 2)
f1 = g
= 1,18 m
Le Lo
x100%
20% = Lo
Le 0,3 m
0,2 = 0,3 m
Le – 0,3 m = 0,15
Le = 0,15 + 0,3
Le = 0,36 m
(1-fe)2 Le = (1-fe) . Lo
1 - fe = 0,45 m
fe = 0,55 m
w 0,8 (1 f e ) 2 f bw
1; 2
130 x x 3
x 1,8 x Le
9 fe D
HL kerikil =
= 0,002m
= 0,17 m
Pompa Backwash
Kriteria Perencanaan
Proses backwash menggunakan pompa sentrifugal, dimana air diambil dari reservoar
Pompa disediakan 2 unit, 1 beroperasi dan 1 sebagai cadangan
Debit pada saat backwash (Qb) = 0,0211 m3/det
Kecepatan air dalam pipa = 2 m/det
Tebal lapisan terekspansi (De) = 2,139 m
Faktor gesekan pipa = 0,02
Konstanta pipa masuk = 0,5
Konstanta pipa keluar =1
Konstanta bend 90o = 0,7
Konstanta Tee = 1,5
Konstanta valve = 0,2
Panjang pipa hisap =3m
Panjang pipa tekan =3m
Perhitungan
d
v
4Q
4 x 0,0211 m 3 / det
x 2 m/det
= = 0,12 m = 120 mm ~ digunakan pipa 150 mm
Cek kecepatan
Q
0,0211 m 3 /det
v= A= = 1,24 m/det.....OK!!
0,017 m 2
d
v
4Q
4 x 0,0211 m 3 / det
x 2 m/det
= = 0,12 = 120 mm ~digunakan pipa 150 mm
Cek kecepatan
Q
0,0211 m 3 /det
v= A= = 1,24 m/det.....OK!!
0,017 m 2
L v2
f
2 g D = 0,02 3.x1,24 2
Hpt= = 0,031 m
2.x9,81x0, 15
Head total,Ht
Ht = 2,139 + 0,062
= 2,201 m
Daya Pompa
P = (0,163 x Q x Ht x γ)/η
= 0,605 Kwatt
5.2.6 Desinfeksi
DPC = 3 mg/l
Kadar kaporit = 70 %
Cl sisa = 0,8 mg/l
Diameter tube plastik = 0,75 cm = 7,5 mm
Waktu kontak = 10 menit
Frekuensi pembubuhan = 2 kali sehari
Diameter pipa air pelarut =0,5m
Diameter pipa keluar = 0,1 m
Tinggi bak pelarut =1m
Pencampuran dilakukan 2 sehari
Waktu untuk 1 kali pencampuran = 0,5 hari = 43200 dtk
Panjang bak = lebar bak =1m
Freeboard = 0,3 m
Perhitungan
Hasil perhitungan Desinfeksi dapat dilihat pada tabel 5.16 berikut.
v
Cek 2,31 x 10 -5 m 3 /dt m/dtk
1/4 π (0,1m) 2
dalam pipa
0,3 m
Tinggi bak = 1m 3
freeboard 1m 1m
Volume = 1,3 m
pl
Sumber : Data dan Perhitungan PPBPAM, 2016
5.2.7 Netralisasi
Kriteria Perencanaan
Perhitungan
Hasil perhitungan Bak Pelarut Kapur dapat dilihat pada tabel 5.17 berikut.
Kapur yang telah dilarutkan dalam bak pelarut kemudian dimasukkan ke dalam lime
saturator untuk dijenuhkan dengan cara menambahkan air pelarut sehingga mencapai
konsentrasi jenuh, Cs= 1100 mg/L.
Perhitungan
Hasil perhitungan Bak Penjenuh dapat dilihat pada tabel 5.18 berikut.
A 53,95
Diameter bak d= 4 d= 4 8,3 m
π 3,14
Perhitungan
Hasil perhitungan Pompa Pembubuhan Kapur Jenuh dapat dilihat pada tabel 5.19 berikut.
5.2.8 Reservoir
Volume reservoir dapat dihitung berdasarkan kurva fluktuasi pemakaian air minum.
Debit yang masuk ke reservoir konstan (100/24)% atau 4,17 % untuk setiap jam, sedangkan
debit yang keluar reservoir bervariasi tergantung dari pemakaian air minum.
Perencanaan :
Tipe reservoir adalah ground reservoir
Kriteria kedalaman (3 – 6) m, untuk perencanaan diambil 5 m
Perhitungan :
Persentase volume reservoir
% V = (24,87 + 24,79)/2 = 24,83 %
Volume reservoir
V = 24,83 % x Q x t
V = 24,83 % x 0,0202 m3/s x 86400 s
V = 433,35 m3 ~ 450 m3
Luas melintang reservoir , As
As = V/h
= 450/5
= 90 m2
Lebar reservoir
Direncanakan lebar reservoir L = 10 m
Panjang reservoir
P = Ac/L
= 90/10
= 9m
Kedalaman reservoir
H = 5 m (+ direncanakan freeboard = 1.0 m) = 6 m
Pompa Reservoir
Kriteria Perencanaan
Pompa disediakan 2 unit, 1 beroperasi dan 1 sebagai cadangan
Debit yang masuk ke reservoar(Qr) = 0,08466 m3/det
Kecepatan air dalam pipa = 2 m/det
Tebal lapisan terekspansi (De) = 2,139 m
Faktor gesekan pipa = 0,02
Konstanta pipa masuk = 0,5
Konstanta pipa keluar =1
Konstanta bend 90o = 0,7
Konstanta Tee = 1,5
Konstanta valve = 0,2
Panjang pipa hisap =3m
Panjang pipa tekan =3m
Perhitungan
d
v
4Q
4 x 0,08466 m 3 / det
x 2 m/det
= = 0,232 m = 232 mm ~digunakan pipa 250 mm
Q
v= A
0,08466 m 3 /det
= = 1,693 m/det.....OK!!
0,05 m 2
Diameter pipa hisap
d
v
4Q
4 x 0,08466 m 3 / det
x 2 m/det
= = 0,232 m = 232 mm ~ digunakan pipa 250 mm
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan kondisi eksisting pada Kelurahan Tanah Enam Ratus dan sumber air baku
yang akan digunakan yaitu air sungai Deli, maka dapat diambil kesimpulan dari perencanaan
bangunan pengolahan air minum yang kami rancang, alternatif pengolahan yang akan
digunakan yaitu:
Intake;
Koagulasi
Flokulasi
Sedimentasi;
Filtrasi (Saringan Pasir cepat);
Desinfeksi;
Netralisasi;
Reservoir.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan berpatokan pada kriteria desain yang
ada dan debit pengolahan (0,08466 m3/dtk), maka dimensi dari masing-masing unit
pengolahan yaitu:
Flokulasi : Panjang = 10 m
Lebar = 10,16 m
Tinggi =1m
Jumlah sal. = 3 buah
Tugas Besar Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pengolahan Air Minum (RTL 3238)
6.2 Saran
Perlu dilakukan pengamatan secara berkala terhadap kualitas sumber air baku sehingga
kualitas air baku dapat terus dipantau sehingga dapat dilakukan tindakan agar pengolahan
tetap berlangsung baik.
Potensi calon pelanggan ini sangat penting artinya dalam perencanaan suatu proyek,
dimana potensi calon pelanggan ini dapat diketahui dari hasil survey sosial ekonomi
penduduk, karena adakalanya suatu bangunan fisik yang telah selesai dibangun ternyata
kurang bermanfaat atau tidak berguna sama sekali, penyebabnya adalah masyarakat selaku
pemakai merasa tidak membutuhkan perencanaan dan pembangunan proyek tersebut. Karena
itulah keterlibatan masyarakat sangat penting artinya dalam perencanaan suatu proyek,
khususnya perencanaan bangunan pengolahan air minum.
Dalam kaitannya dengan perencanaan bangunan pengolahan air minum ini, masyarakat
memiliki posisi sebagai pemakai air dan penanggung beban biaya atas banyaknya air yang
dimanfaatkan, sudah selayaknya dalam perencanaan desain teknis dipertimbangkan pula
informasi yang memang berkaitan langsung dengan kriteria dasar perencanaan. Contoh
informasi yang diperlukan adalah tingginya minat masyarakat untuk menggunakan air minum
dari PDAM dan juga tingkat kemampuan dalam membayar biaya atas jumlah air yang
digunakan.