Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan salah satu unsur lingkungan yang paling banyak di bumi. Keberadaannya
mencapai hampir 80% permukaan bumi. Air adalah kebutuhan dasar untuk kehidupan manusia,
terutama untuk digunakan sebagai air minum, memasak makanan, mencuci, mandi dan kakus.
Ketersediaan sistem penyediaan air minum merupakan bagian yang selayaknya diprioritaskan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik di perkotaan maupun pedesaan. Untuk keperluan
industri air berfungsi sebagai pendingin mesin, bahan baku maupun pembersih atau
penggelontor limbah. Di samping itu, air juga berfungsi untuk usaha-usaha pertanian,
perikanan, olahraga, rekreasi, pemadam kebakaran dan lain sebagainya. Hingga saat ini
penyediaan yang dilakukan oleh pemerintah menghadapi keterbatasan, baik sumber daya
manusia maupun sumber daya lainnya (Triarmadja, 2019).

Saat ini masalah penyediaan air bersih menjadi perhatian khusus baik bagi negara-negara maju
maupun negara yang sedang berkembang. Indonesia sebagai salah satu dari negara berkembang
tersebut, tidak luput dari permasalahan penyediaan air bersih bagi masyarakatnya. Salah satu
masalah pokok yang dihadapi adalah kurang tersedianya sumber air yang bersih, belum
meratanya pelayanan penyediaan air bersih terutama pada daerah perdesaan dan sumber air
bersih yang ada belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Bahkan pada beberapa tempat di
kota-kota besar, sumber air bersih yang telah dimanfaatkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) telah tercemari oleh limbah industri dan limbah domestik, sehingga beban dalam segi
pengelolaan air bersihnya semakin meningkat (Djadjuli, 2018).

Hal ini merupakan tantangan bagi kita semua bagaimana memperlakukan air sehingga
diperoleh daya guna yang sebesar-besarnya dan bisa menekan kerusakan pada sumber daya air
sekecil-kecilnya. Dengan demikian, maka akan tercapai pemenuhan penyediaan air bersih yang
memenuhi syarat kualitas, kuantitas, kontinuitas dan harga yang terjangkau oleh masyarakat.
Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat suatu kota terhadap air minum maka
perlu direncanakan suatu Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) (Dewantoro, 2021).

SDGs dirancang dengan melibatkan seluruh aktor pembangunan, baik itu Pemerintah, Civil
Society Organization (CSO), sektor swasta, akademisi, dan sebagainya. Kurang lebih 8,5 juta
suara warga di seluruh dunia juga berkontribusi terhadap Tujuan dan Target SDGs. Terdapat
17 tujuan SDGs. Dari 17 tujuan tersebut, tujuan keenam adalah memastikan ketersediaan air
bersih yang keberlanjutan dan sanitasi bagi semua. Dalam mencapai tujuan 6 tersebut, berbagai
negara didunia melaksanakan berbagai program dan kegiatan yang dilakukan. Di Indonesia
sendiri, sebelumnya sudah ditetapkan Universal access tahun 2019 atau lebih tepatnya 100-0-
100. Target tersebut merupakan bentuk keseriusan bagaimana pada tahun 2019 100% akses
sarana air minum yang layak, 0% Kawasan kumuh dan 100% sanitasi layak (Taupiqqurrahman,
2022).

Pencapaian Universal Access tersebut adalah 85% penduduk Indonesia mendapatkan layanan
air minum yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu sebesar 60 liter/orang/hari
dan 15% penduduk mendapatkan layanan yang memenuhi kebutuhan pokok minimal untuk
makan dan minum (lifeline consumption) yaitu sebesar 15 liter/orang/hari. Sedangkan
pencapaian universal access di sektor sanitasi menargetkan 85% penduduk Indonesia
mendapatkan layanan sanitasi yang memenuhi SPM yaitu pada sektor air limbah sebanyak 85%
penduduk mendapatkan akses terhadap fasilitas sanitasi dasar on-site yang memadai dan 15%
penduduk memiliki akses terhadap sistem pengolahan air limbah skala komunal/kawasan/kota
dan pada sektor persampahan ditargetkan 80% sampah perkotaan dapat dikelola dan 20%
sisanya dapat dikelola di fasilitas pengurangan sampah di perkotaan melalui praktik 3R (reduce,
reuse, recycle). Sementara itu, 15% penduduk Indonesia lainnya ditargetkan memiliki fasilitas
dan perilaku sanitasi dasar yang layak (basic improved sanitation) bagi kawasan berkepadatan
rendah seperti perdesaan (Saputra, 2019).

1.2 Maksud dan Tujuan

Berikut merupakan penjelasan dari maksud dan tujuan dalam tugas besar yang selengkapnya
akan dijelaskan di bawah ini.

1.2.1 Maksud

Maksud dari penulisan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum ini adalah:
1. Memperkirakan kebutuhan air pada suatu daerah dengan memandang berbagai faktor yang
mempengaruhi penyediaan air minum tersebut;
2. Perancangan sistem penyediaan air minum yang meliputi sistem transmisi dan distribusi
dari berbagai faktor yang memengaruhi.

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum ini adalah:
1. Memahami sistem penyediaan air minum perkotaan dengan melihat berbagai faktor yang
berpengaruh;

DIVA MAURINE (2010942009) I-2


2. Merancang sistem penyediaan air minum dan memperkirakan kebutuhan air di perkotaan
berdasarkan jumlah penduduk yang nantinya digunakan untuk merancang suatu sistem
transmisi dan distribusi perkotaan.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari Tugas Besar ini meliputi:


1. Studi kebutuhan air minum 15 tahun mendatang;
2. Proyeksi fasilitas, pelayanan dan tahapan perencanaan;
3. Penetapan kriteria perencanaan yang terdiri dari dasar-dasar perencanaan, dasar-dasar
perhitungan kebutuhan air;
4. Penentuan daerah pelayanan;
5. Penentuan sistem transmisi, distribusi dan dimensi pipa;
6. Gambar perencanaan serta detail jaringan.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Tugas Besar Teknik Penyediaan Air Minum ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan penulisan, ruang
lingkup, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini berisikan mengenai penjelasan secara umum, sumber air, sistem
transmisi, sistem distribusi, kebutuhan air, metoda proyeksi penduduk, pompa,
epanet, dan peraturan terkait sistem penyediaan air minum.

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI


Bab ini berisikan mengenai penjelasan tentang gambaran umum wilayah, batas
administrasi, topografi, hidrologi, geologi, tata guna lahan, aspek sosial,
ekonomi dan budaya yang merinci kepada kependudukan dan fasilitas
perkotaan.

BAB IV RENCANA UMUM SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM


Bab ini berisikan mengenai periode desain, proyeksi penduduk, metode
aritmatika, geometri, logaritma, eksponensial, daerah pelayanan yang
memastikan apakah sudah seluruhnya daerah dilayani serta prioritas daerah
pelayanan berdasarkan kepadatan penduduk, pendapatan dan jenis perumahan.
Berisi juga mengenai tingkat pelayanan yang peraturannya mengacu pada

DIVA MAURINE (2010942009) I-3


Universal Access, PU, SR, HU berdasarkan kepadatan penduduk, pendapatan,
jenis rumah, tahap 1, 2 dan 3, serta diperhitungkan jika ada non perpipaan.
Berisikan kembali tentang proyeksi kebutuhan air baik domestik dan non
domestik tahap I, II dan III serta skenario sistem penyediaan air minum di
perkotaan.

BAB V RANCANGAN DETAIL SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM


Berisi tentang bangunan pengumpul air baku, sistem transmisi yang terdiri atas
profil hidrolis lengkap dengan penentuan diameter, HGL, EGL, sisa tekan dan
profil memanjang pipa, lalu dilanjutkan dengan sistem distribusi yang berisi
tentang reservoir distribusi, penentuan blok pelayanan, dan penentuan jalur
distribusi.

BAB VI PENUTUP
Bab ini berisikan mengenai hasil akhir dari pembuatan Tugas Besar Teknik
Penyediaan Air Minum, yaitu kesimpulan dan saran yang memuat kesimpulan
dari keseluruhan bab serta saran untuk perbaikan isi laporan selanjutnya;

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DIVA MAURINE (2010942009) I-4

Anda mungkin juga menyukai