Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Izin Mendirikan Bangunan … (Nurhasanah Sutjahjo)

STANDAR PELAYANAN MINIMAL


UNTUK BIAYA SATUAN PROGRAM BIDANG AIR MINUM
Nurhasanah Sutjahjo
Pusat Litbang Permukiman
Jalan Panyaungan, Cileunyi Wetan Kabupaten Bandung
Email: nurbudi2004@yahoo.com
Diterima: 11 September 2009; Disetujui: 23 Juli 2010

ABSTRAK
Penyelenggaraan pelayanan prasarana dan sarana (P&S) permukiman, termasuk diantaranya penyediaan
air minum telah menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Tingkat II (kota maupun kabupaten). Untuk
menjamin penyelenggaraan penyediaan air minum yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas dan
kontinuitas, maka diperlukan suatu standar pelayanan. Sampai akhir Pelita VI, prasarana dan sarana
permukiman (PSP) yang dibangun, belum mencapai standar pelayanan minimal yang ditetapkan., sehingga
banyak yang sudah tidak berfungsi sebelum umur ekonomisnya berakhir. Oleh karena itu dilaksanakan
suatu kajian standar pelayanan minimal dengan suatu metodologi penelusuran pustaka dan informasi
ilmiah dari buku, jurnal, laporan penelitian dan internet. Komponen materi standar pelayanan bidang air
minum mencakup 3 bagian utama, yaitu yang berhubungan dengan bidang pemrograman, pelaksanaan
oleh operator dan pemanfaatan oleh masyarakat. Ketiga bidang tersebut pada dasarnya mempunyai kaitan
yang erat satu sama lain. Dalam pembahasan ketiga materi standar ini dibagi dalam klasifikasi tipikal
perkotaan, yaitu kota kecil, kota sedang, kota besar dan kota metropolitan. Untuk penyelenggaraan
pelayanan dan penyusunan standar daerah disesuaikan dengan kondisi spesifik daerah masing-masing,
namun masih dalam kriteria-kriteria yang distandarkan. Materi teknis dengan hasil berupa komponen
biaya satuan program dan biaya operasional. Penetapan standar pelayanan minimal PSP dapat digunakan
sebagai acuan perencanaan, pemrograman, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut
pengembangannya.
Kata kunci: Pelayanan minimal, air minum, biaya satuan program, permukiman, prasarana dan sarana
permukiman

ABSTRACT
Organizing the infrastructure and services settlements, including the provision of drinking water has become
the responsibility of the Local Government Level II (cities or districts). To ensure the implementation of the
provision of drinking water that meets the requirements of quality, quantity and continuity, we need a
standard of service. Until the end of Pelita VI, the infrastructure and settlements (PSP) that was built, has not
reached the specified minimum service standar. Some of them are not in function are already not working
before its economic life ends. For this reason, a study concerning a minimum service standard was conducted
using literature study methodology (textbooks, journals, research reports, electronic information). Material
components of drinking water standard of service area includes three main sections, dealing with
programming field, implementation by the operator and utilization by the community. The third field
basically has a close relationship with each other. In the discussion, the standard material are divided into
typical urban classification, which is small city, medium city, major city and metropolitan city. For the
management of service and the preparation of regional standards appropriated to specific conditions of each
area, but still in their standardized criteria. Technical materials are the results of the program unit cost
component and operational costs. Determination of minimum service standards of PSP can be used as a
reference design, programming, implementation, monitoring, evaluation and follow-up development.
Keywords: Minimal services, drinking water, unit cost of the program, housing, infrastructure settlements

PENDAHULUAN dasar air minum. Kurang lebih sebanyak 1,6 milyar


Permukiman yang sehat adalah ketersediaan penduduk dunia hingga saat ini belum terlayani air
pelayanan air minum dan kualitas sanitasi yang minum dengan layak. Data IMF dan Bank Dunia
memenuhi syarat standar kesehatan. Awal abad pada tahun 2003 menunjukkan bahwa 2 dari 10
ke-21 dibuka dengan salah satu isu masih orang di negara sedang berkembang tidak
rendahnya akses manusia terhadap kebutuhan mempunyai akses terhadap safe water. Tragedi
kemanusiaan terus berlangsung karena lebih dari

92
Jurnal Permukiman, Vol. 5 No. 2 Oktober 2010: 92-101

2,2 juta penduduk setiap tahun atau sekitar 7.000 Materi standar pelayanan bidang air minum ini
orang setiap hari meninggal karena penyakit yang ditujukan sebagai bahan panduan pemerintah kota
terkait dengan air. Maka tidak mengherankan dan pemerintah kabupaten untuk
kalau World Water Day 2005 mencanangkan Water menyelenggarakan pelayanan di bidang air minum,
for Life. serta untuk menyusun pelayanan air minum di
kota atau kabupaten tersebut. Penggunaan
Perhatian terhadap pentingnya penyediaan air
panduan penyelenggaraan yang disesuaikan
minum, telah dilakukan hampir 5 dekade yang lalu
dengan kondisi spesifik daerah masing-masing.
saat pertemuan Organisasi Kesehatan Dunia ke-12
namun masih dalam kriteria-kriteria yang
pada tahun 1959 memulai Community Water
distandarkan.
Supply Program dan berpuncak dengan United
Nations General Assembly Resolution di New York Lingkup/ batasan pemrograman di bidang air
pada September 2000 mengenai Millennium minum adalah terhadap biaya satuan program,
Development Goals (MDG), yang kemudian diikuti sistem produksi, sistem distribusi terhadap
dengan World Summit on Sustainable Development kapasitas pelayanan, dengan kuantitas terhadap
di Johannesburg pada September 2002 yang konsumsi pemakaian air dan kehilangan air, serta
menyepakati pelaksanaan dalam target 10 dari kualitas air terhadap Peraturan Menteri Kesehatan.
MDG dimana disebutkan komitmen seluruh dunia Dengan hipotesis stándar pelayanan minimal dapat
untuk “Tahun 2015, mengurangi separuh dari dicapai, maka akan diperoleh efisiensi dalam
proporsi penduduk yang tidak memiliki akses pemakaian air sehingga akan ada peningkatan
terhadap air minum dan sanitasi”. Deklarasi Kyoto pelayanan dan kepuasan masyarakat pengguna
(World Water Forum) 24 Maret 2003 menegaskan dalam pelayanan air yang memenuhi kuantitas,
peningkatan akses terhadap air minum adalah kualitas dan tekanan.
penting bagi pembangunan berkelanjutan dan
penanggulangan kemiskinan serta kelaparan. TINJAUAN PUSTAKA
Di Indonesia, dengan berlakunya Undang-undang Prinsip-Prinsip Standar Pelayanan Minimal
No. 22 dan 25 Tahun 1999 tentang Otonomi (SPM) - (PP No. 65 tahun 2005)
Daerah, maka penyelengaraan pelayanan 1. SPM disusun dan ditetapkan dalam rangka
prasarana dan sarana permukiman, diantaranya penyelenggaraan Pemda Provinsi/ Kota/ Kab.
penyediaan air minum menjadi tanggung jawab yang berkaitan dengan pelayanan dasar
Pemerintah Daerah Tingkat II (Kota maupun 2. SPM disusun sebagai alat pemerintah dan
Kabupaten). pemerintah daerah untuk menjamin akses dan
mutu pelayanan dasar kepada masyarakat
Untuk menjamin penyelenggaraan penyediaan air 3. SPM ditetapkan oleh pemerintah dan
minum yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas diberlakukan untuk seluruh Pemda Provinsi/
dan kontinuitas, sudah dicanangkan standar Kota/ Kab.
pelayanan minimal (SPM), dimana 55-75 % 4. SPM bersifat sederhana, konkrit, mudah diukur,
penduduk terlayani, dengan pemakaian air 60-220 terbuka, terjangkau dan dapat dipertanggung
L/or/hari untuk permukiman di perkotaan, 30-50 jawabkan serta mempunyai batas waktu
L/or/hari untuk lingkungan perumahan dan pencapaian
memenuhi standar air bersih (Kepmen 5. Parameter SPM diusahakan independen
KIMPRASWIL No. 534/KPTS/M/2001). Karena sehingga parameter-parameternya tidak
tidak terlalu dijabarkan, maka diperlukan suatu duplikasi
Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang dapat
digunakan sebagai patokan oleh pemerintah pusat Sistem Penyediaan Air Minum
dan pemerintah daerah pada pelaksanaan Sistem penyediaan air minum (SPAM) merupakan
tugasnya di bidang air minum. satu kesatuan sistem fisik (teknis) dan non fisik
dari SPAM dengan jaringan pemipaan, sesuai
Komponen materi standar pelayanan bidang air dengan PP No. 16 tahun 2005 tentang
minum mencakup 3 bagian utama, yaitu yang Pengembangan SPAM, terdiri atas unit air baku,
berhubungan dengan bidang pemrograman, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan dan
pelaksanaan oleh operator dan pemanfaatan oleh unit pengelolaan.
masyarakat. Ketiga bidang tersebut pada dasarnya
mempunyai kaitan yang erat satu sama lain. Dalam Unit air baku terdiri dari bangunan pengambilan
pembahasan, ketiga materi standar ini dibagi atau penyadapan yang merupakan sarana
dalam klasifikasi tipikal perkotaan, yaitu kota kecil, pengambilan air baku.
kota besar dan kota metropolitan. Unit transmisi berfungsi untuk mengalirkan air
baku dari intake ke unit produksi atau sering pula

93
Pengaruh Izin Mendirikan Bangunan … (Nurhasanah Sutjahjo)

digunakan pipa untuk mengalirkan dari reservoir faktor penyesuai regionalisasi dianggap
air minum ke jaringan pipa distribusi. independensi terhadap waktu. Selain itu,
penyesuaian terhadap waktu diperlukan untuk
Unit produksi merupakan prasarana dan sarana
mengakomodasi perkembangan teknologi,
yang dapat digunakan untuk mengolah air baku
fluktuasi harga pasaran, karena pengaruh inflasi
menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi
dan devaluasi moneter dan sebagainya.
dan biologi. Unit produksi terdiri dari bangunan
pengolahan dan perlengkapannya perangkat Materi Standar terdiri dari:
operasional, alat pengukuran dan peralatan Pemrograman
pemantauan serta bangunan penampungan air Penyusunan materi pemrograman ini dimaksudkan
minum. untuk menjadi pegangan pihak eksekutif
(pemerintah pusat) dalam menentukan kebijakan
Unit distribusi adalah sarana untuk mengalirkan
dan regulasi dalam hal penyusunan program
air minum dari reservoir sampai ke unit pelayanan.
pembangunan prasarana dan sarana penyediaan
Sistem jaringan distribusi dapat berbentuk cabang
air minum. Materi teknis yang dibahas adalah
(branch), tertutup (loop) atau kombinasi, bentuk
komponen biaya satuan program, kuantitas dan
jaringan pipa distribusi ditentukan oleh kondisi
komponen kualitas.
topografi, lokasi reservoir, luas wilayah pelayanan,
jumlah pelanggan dan jaringan jalan dimana pipa Biaya Satuan Program (BSP):
akan dipasang. Materi ini menganalisis biaya satuan investasi
(mencakup komponen produksi dan distribusi)
Unit pelayanan dapat berupa:
yang akan diperlukan pada saat memperkirakan
a. Sistem pemipaan:
biaya investasi untuk membangun, rehabilitasi dan
1. Sambungan rumah (SR)
mengoptimalkan sistem penyediaan air minum
2. Kran umum (KU)
dalam satuan per L/det; per sambungan langsung
3. Hidran kebakaran
dan satuan per kapita di daerah pelayanan.
b. Sistem non pemipaan:
1. Sumur gali  Biaya satuan per L/det; merupakan perkiraan
2. Sumur pompa tangan (SPT dangkal/ biaya satuan investasi (mencakup komponen
dalam) produksi dan distribusi) yang akan diperlukan
3. Sumur dalam untuk membangun/ mengembangkan,
4. Saringan rumah tangga (Sarut) rehabilitasi dan mengoptimalkan sistem
5. Sistem instalasi pengolahan air sederhana penyediaan air minum dalam satuan kapasitas
(SIPAS) per satuan waktu.
6. Hidran umum (HU)  Biaya satuan persambungan langsung (SL)
7. Penampungan air hujan (PAH) merupakan perkiraan biaya satuan investasi
yang diperlukan membangun sistem
Pembiayaan pada Sistem Air Minum penyediaan air minum dalam sambungan
Biaya program SPAM meliputi pekerjaan studi langsung.
kelayakan, perencanaan, konstruksi dan supervisi.
 Biaya satuan per kapita; merupakan biaya
Biaya program sistem diuraikan atas jenis
satuan investasi yang diperlukan untuk
pekerjaan, yang tersusun dalam elemen bahan dan
membangun sistem penyediaan air minum
upah. Penguraian, jenis pekerjaan menjadi elemen
dalam satuan jumlah penduduk yang terlayani.
tenaga kerja dan bahan didasarkan pada analisis
Burgeslijke Opanbare Werken (BOW) atau Analisis Kuantitas: Materi ini membahas tentang kuantitas
Biaya Konstruksi (ABK). konsumsi pemakaian air, tingkat kehilangan air,
potensi kecepatan pemasangan SL dalam suatu
Biaya konstruksi diperkirakan berdasarkan volume
daerah pelayanan.
rinci (bill of quantity) dikalikan harga satuan
tertentu. Secara umum, biaya konstruksi terdiri Kualitas: Materi ini menerangkan persyaratan
atas biaya bahan, biaya peralatan dan upah. Biaya kualitas air minum dan pada konsep ini yang
tersebut dipengaruhi oleh kondisi lokasi, digunakan sebagai referensi adalah standar
transportasi waktu dan nilai tukar mata uang. kualitas air minum yang dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan yang berlaku saat ini.
Secara praktis, pembiayaan dikelompokkan ke
dalam komponen/ jenis pekerjaan. Untuk melihat Operator
perkembangan kerja dan biaya satuan setiap Penyusunan materi standar untuk operator
komponen dilakukan analisis untuk memperoleh (pengelola) ini dimaksudkan untuk menjadi
trend perkembangan upah dan harga bahan pegangan pihak pengelola pada pengelolaan
terhadap kondisi regional, spesifik lokasi dan prasarana dan sarana sistem penyediaan air
waktu. Faktor-faktor penyesuai lokasi proyek dan minum. Materi standar yang dianalisis adalah

94
Jurnal Permukiman, Vol. 5 No. 2 Oktober 2010: 92-101

faktor-faktor yang pada kualitas pelayanan bidang dapat dipastikan bahwa upah dan harga akan
air minum yang seharusnya telah disediakan berubah mengikuti perkembangan waktu.
(dilaksanakan) oleh pihak pengelola untuk
Perhitungannya dapat dilakukan melalui dua tahap
memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan
perkiraan yaitu dengan membuat plot dari upah
(kebutuhan minimal ditambah kenyamanan),
dan bahan untuk semua kemungkinan bentuk
seperti komponen teknis, aspek keuangan dan
model berdasarkan perubahan waktu, kemudian
aspek kelembagaan.
diikuti dengan perhitungan bentuk modelnya
1. Teknis: materi ini membahas tingkat cakupan
untuk trend yang dipilih. Trend harga bahan
dalam melayani konsumen, tingkat produksi
bangunan dan upah pekerjaan dinyatakan dalam
pengelola, komponen parameter teknis dalam
bentuk koefisien harga akibat perubahan waktu.
sistem distribusi dan tingkat kehandalan sistem
Sedangkan faktor lain yang diperhatikan adalah
dalam melayani pelanggan.
lokasi pekerjaan yang dirinci menjadi faktor
2. Keuangan: materi ini membahas proporsi ideal
regional serta faktor spesifik dari kondisi geologi.
biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan
suatu SPAM. Biaya sistem PAB adalah jumlah dari komponen
3. Kelembagaan: materi ini membahas bentuk dan kegiatan pembentuk penyediaan air bersih, yang
struktur kelembagaan instansi pengelola dan dapat ditaksir melalui model matematik berikut:
personalia. Alternatif bentuk pengelola dapat UC I j t = BCI j t * IIr, ………………..…..……………………... [1]
berupa perusahaan (PDAM dan swasta),
Dimana:
koperasi dan masyarakat. Pada personalia akan
UC I j t = biaya satuan komponen PAM ke I pada
dibahas jumlah dan proporsi pegawai yang
lokasi j dan waktu ke t
layak untuk suatu pengelola.
BCI j t t = harga satuan dasar untuk komponen ke I
Pengguna (Masyarakat) di lokasi ke j dan pada waktu ke t
Penyusunan materi standar bagi pengguna IIr = indeks regional komponen ke I pada
(masyarakat) ini dimaksudkan untuk menjadi lokasi tertentu.
pegangan pihak konsumen dalam menilai kesiapan
Sedangkan BCI j t dihitung melalui persamaan
dan kinerja pengelola dalam hal pemenuhan
berikut:
kebutuhan air minum masyarakat. Materi standar
yang dibahas adalah faktor-faktor yang berkaitan BCI j t =  UCij * IHIt * ISPI j ……..…...........................…[2]
langsung dengan kepuasan konsumen pelayanan Dimana:
air minum, seperti komponen teknis dan aspek UCij = harga satuan pekerjaan yang ada di
kehandalan sistem. komponen ke I di lokasi ke j
 Teknis: materi ini membahas kualitas IHIt = indeks harga komponen ke I pada waktu
pelayanan air minum yang diterima konsumen, tertentu
meliputi parameter jam pelayanan, tekanan ISPI j = faktor penyesuaian untuk komponen
kritis dan konsumsi air. spesifik dari kondisi lokasi
 Kehandalan sistem: membahas kualitas
Faktor yang berhubungan dengan lokasi ini dapat
operator pada proses pemasangan SL baru,
dinyatakan sebagai berikut :
tanggapan terhadap keluhan pelanggan, dan
ISPI j = C1ij * C2ij …................................…………….…..…[3]
penyebaran informasi kepada masyarakat/
pelanggan. Dimana:
Pada kondisi normal koefisien adalah ISPij = 1.
Hasil uraian materi standar selengkapnya dapat
C1ij = faktor yang tergantung pada transmisibilitas
dilihat pada tabel mengenai konsep materi standar
tanah
pelayanan bidang air minum.
C2ij = faktor yang tergantung pada kondisi
Pembiayaan dengan Model Matematik topografi
Secara umum perhitungan biaya satuan pekerjaan i menunjukkan komponen
pembangunan penyediaan air minum dapat j menunjukkan lokasi
dipengaruhi oleh upah pekerjaan dan harga bahan
bangunan. Berdasarkan pengamatan data lapangan

95
Pengaruh Izin Mendirikan Bangunan … (Nurhasanah Sutjahjo)

Tabel 1 Konsep Materi Standar Pelayanan Minimum Bidang Air Minum


No Uraian kegiatan Satuan Metro Besar Sedang Kecil Ket
1 Pemrograman
- Biaya satuan program
- Biaya satuan per Liter/detik *) *) Biaya satuan
 Pemanfaatan kapasitas  Juta Rp 73,8 -136,8 101,7-166,8 169,2-234,9 204,6-312,3 berdasarkan
- Produksi Juta Rp 18,0-80,1 18,0-80,0 18,0-80,1 18,0-80,1 Pedoman SPM
- Distribusi Juta Rp 56,4-56,7 83,7-86,7 151,2-154,8 186,6-232,2 Bid. Air Minum
  Peningkatan kapasitas Juta Rp 236-411,3 327,0-511,8 552,0-738,9 670,2-996,6 tahun 2004
- Produksi Juta Rp 48,0-222,6 48,0-222,6 48,0-222,6 48,0-222,6
- Distribusi Juta Rp 188,0-88,7 278,7-289,5 504,0-516,3 622,2-774,0
- Biaya satuan per sambungan (SL) Juta Rp 4,62-8,1 4,74-7,41 5,76-8,22 5,6-8,3
- Biaya satuan per kapita Juta Rp 0,78-1,4 0,78-1,23 1,14-1,65 1,1-1,7
- Kuantitas
- Konsumsi pemakaian air L/o/h 150 -200 120-150 100-125 90-100
- Kehilangan air (kebocoran) % 25 25 25 25
   Teknis % 20 20 20 20
   Non teknis  % 5 5 5 5
- Kecepatan pemasangan SL unit/thn 10000-30000 5000-15000 2000-3000 500-1000 Kepmenkes
- Kualitas No.907/2002

2 Operator/ pengelola
- Teknis
- Tingkat pelayanan % 80 80 80 80 Juknis
- Cakupan pelayanan (target MDG)
  Pelayanan SL % 95 -100 90 -100 80 -100 80 -100 Komposisi HU/TA
  Pelayanan HU/ TA  % 0–5 0 – 10 0 – 20 0 – 20 Kepmendagri No.
- Produksi 34/2000
  Kapasitas produksi terpasang % 70 – 90 75 – 90 80 – 90 80 – 90
  Pemakaian air untuk instalasi % 4–9 4–9 4–9 4–9
- Distribusi
  Flushing minimal/tahun kali 05-Okt 05-Okt 05-Okt 05-Okt
   Perbandingan Q puncak rata- 1,5 – 2,25 1,5 – 2,0 1,25 – 2,0 1,25 – 1,75
rata
  Sisa tekanan di titik ujung mka 5 – 12,5 5 – 12,5 5 – 12,5 5 – 12,5
  Jam operasi jam 24 24 24 24
- Kehandalan
   Keluhan pelanggan  % 0,3 0,4 0,5 0,6
hr 40 – 50 40 – 50 40 – 50 40 – 50
   Jumlah hari penagihan 
% 90 90 90 90
   Efisiensi penagihan 
- Keuangan
- Biaya tetap
% 40 40 40 40
- Biaya variabel
% 60 60 60 60
- Kelembagaan
- Bentuk pengelolaan
- Personalia
   Rasio karyawan/1000 SL  Pegawai 5–8 8 – 10 8 – 10 10 – 12
   Jumlah tenaga teknik % 60-75 55 – 65 55 – 65 55 – 60

3 Pengguna/ masyarakat
- Teknis
 Jam pelayanan  Jam 24 24 24 24
 Tekanan air pada SL terjauh  mka 5 – 12,5 5 – 12,5 5 – 12,5 5 – 12,5
  Konsumsi air yang tersedia  L/or/hr 150 – 200 120 – 150 100 – 125 90 – 110
- Kehandalan sistem
  Proses pemasangan SL baru hari 7 – 14 7 – 14 5 – 10 5 – 10
  Tanggapan keluhan pelanggan %/ bulan 3–4 4–5 5–6 6 –8
terhadap jumlah SL 

Sumber: Pedoman Standar Pelayanan Minimal Bidang Air Minum (Ditjen. Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan), tahun 2004

METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data


Pelaksanaan kajian dibagi dalam tiga kegiatan, Data sekunder dikumpulkan dari berbagai hasil
yaitu: identifikasi permasalahan, pengumpulan studi yang pernah dilaksanakan oleh institusi
data sekunder (kajian pustaka), pengolahan/ berwenang dan data pustaka, informasi ilmiah dari
analisis data. buku, jurnal, laporan penelitian dan internet.

96
Jurnal Permukiman, Vol. 5 No. 2 Oktober 2010: 92-101

Metode Analisis Data yang dikembangkan terdiri dari reservoir


Metode pengolahan/ analisis data yang akan distribusi, jaringan distribusi utama (primer dan
dilakukan adalah sebagai berikut: sekunder), jaringan distribusi tersier (retikulasi),
 Analisis kuantitatif: untuk menghitung biaya serta sistem pipa dinas dan sambungan langsung.
operasi dan pemeliharaan, kapasitas sistem,
Biaya satuan program sistem produksi
dan desain struktur dan konstruksi SPAM.
Penentuan biaya satuan program (BSP) sistem
 Analisis deskriptif: untuk memberikan
produksi didasari tipikal asumsi yang sama untuk
gambaran secara lengkap mulai dari pembuatan
setiap kota. BSP diperoleh dari analisis perkiraan
prasarana dan sarana SPAM.
biaya investasi yang diperlukan untuk membangun
suatu sistem produksi. Sistem produksi tersebut
HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari komponen bangunan sadap, sistem
Biaya satuan program sistem distribusi transmisi, sistem unit operasi dan komponen
Penentuan biaya satuan program sistem distribusi bangunan pelengkap. Sistem unit operasi yang
didasari dengan asumsi-asumsi yang dibagi dipakai data dasar penentuan biaya satuan
berdasarkan klasifikasi tipologi seperti yang program terdiri dari unit koagulasi, flokulasi,
tertera pada tabel 2 Asumsi Perhitungan Sistem sedimentasi dan filtrasi dengan jenis konstruksi
Distribusi. Asumsi-asumsi tersebut kemudian beton.
dipakai sebagai dasar analisis dan simulasi
pengembangan jaringan distribusi. Berdasarkan Biaya operasional
analisis dan simulasi pengembangan jaringan Asumsi sistem yang dipakai dalam penentuan
distribusi tersebut kemudian dapat ditentukan proporsi biaya operasional adalah sistem
biaya satuan investasi sistem distribusi yang pengolahan lengkap untuk Instalasi Pengolahan Air
diperlukan. sistem produksi. Sedangkan untuk sistem
distribusi asumsi yang digunakan adalah sama
Tabel 2 Asumsi Perhitungan Sistem Distribusi dengan asumsi sistem distribusi dengan
Distribusi setiap Jenis Kota menggunakan pemompaan.
Uraian Satuan Kecil Sedang Besar Metro
Pemrograman
Kepadatan jiwa/ha 100 200 300 400 1. Biaya Satuan Program
Tingkat Biaya satuan program (BSP) adalah biaya investasi
Pelayanan % 80 80 80 80
yang diperlukan untuk membangun suatu satuan
Kehilangan air % 25 25 25 25
sistem. Satuan sistem dapat berupa kapasitas
Pelayanan RT % 90 85 80 70
Rasio Pelayanan
pelayanan (L/det) per komponen sistem (produksi,
SL % 90 90 90 90 distribusi, atau bagiannya), per sambungan, per
Rasio Pelayanan kapita dan lain-lain. Biaya satuan program yang
HU/TA % 10 10 10 10 dihitung terdiri atas BSP untuk pembangunan per
Pelayanan/ SL jiwa 5 5 5 5 L/det, per sambungan langsung (SL) dan per
Konsumsi SL L/or/hr 100 125 150 200 kapita.
Pelayanan/ HU or 50 50 50 50
Contoh penggunaan:
Konsumsi HU L/or/hr 30 30 30 30
Pelayanan non a. Jika pihak pemrogram ingin mengembangkan
domestik (RT) % 10 10 10 10 sistem pelayanan air minum pada satu lokasi
Konsumsi non kota dengan rencana penambahan jumlah SL
domestk (RT) L/un/hr 2000 2000 2000 2000 sebesar 1000 unit, maka biaya program
Kemiringan investasi pengembangan dihitung sebagai
lahan % Datar Datar Datar Datar berikut:
Sumber: Hasil Analisis 1. Tetapkan kategori kota (misal kota sedang);
2. Dari Tabel 1 ditetapkan BSP (Rp 1.140.000-
Klasifikasi jenis kota dibagi menjadi:
Rp 1.650.000), misal Rp 1.500.000;
 Kota kecil (K): kota dengan jumlah penduduk 3. Perkiraan biaya program untuk 1000 unit
20.000-100.000 jiwa. adalah sebesar Rp. 1.500.000.000. Biaya ini
 Kota sedang (S): kota dengan jumlah penduduk mencakup biaya untuk komponen produksi
100.000-500.000 jiwa. dan distribusi.
 Kota besar (B): kota dengan jumlah penduduk b. Jika pihak pemrogram ingin mengembangkan
500.000-1.000.000. jiwa. sistem pelayanan air minum pada satu lokasi
 Kota metropolitan (M): kota dengan jumlah kota dengan rencana penambahan kapasitas
penduduk lebih dari 1.000.000 jiwa. pelayanan sebesar 100 L/det, maka biaya
Dalam analisis dan simulasi pengembangan program investasi pengembangan kapasitas
jaringan distribusi, komponen sistem distribusi dihitung sebagai berikut:

97
Pengaruh Izin Mendirikan Bangunan … (Nurhasanah Sutjahjo)

1. Tetapkan kategori kota (misal kota besar). keuangan, seperti kesalahan pembacaan meter
2. Tetapkan BSP (dari Tabel 1 berkisar air, penyambungan liar dan lain-lain.
Rp 327.000.000 - Rp 511.800.000), misal Kehilangan teknis adalah kehilangan air yang
Rp 450.000.000. diakibatkan faktor-faktor penggunaan air
3. Perkiraan biaya program pengembangan untuk operasional dan pemeliharaan unit
kapasitas sebesar 100 L/det adalah proses sistem produksi, serta kerusakan
Rp 45.000.000.000. pada komponen fisik sistem distribusi dan
4. Biaya ini mencakup biaya untuk komponen pelayanan (seperti pipa dan aksesoris).
produksi dan distribusi.
c. Kecepatan Pemasangan SL
Biaya satuan per L/det peningkatan kapasitas, Kecepatan pemasangan SL adalah potensi
maupun pemanfatan kapasitas dan biaya satuan kemampuan pengelola air minum untuk
persambungan langsung (SL) tersebut diatas memasang SL baru dalam rangka
dianggap untuk daerah propinsi DKI Jaya, maka meningkatkan cakupan pelayanan air minum
pendekatan analisis biaya satuan program dalam satu tahun tertentu.
untuk propinsi lain, dapat menggunakan indeks
Dengan demikian maka kecepatan
regional harga satuan komponen pembentuk
pemasangan ini bukan merupakan sasaran
sistem penyediaan air bersih (sumber DJCK
yang harus dicapai oleh pengelola per tahun.
Dep. PU dan LP UNPAD tahun 1987)
Umumnya digunakan untuk satu tahun
2. Kuantitas tertentu pada masa pengembangan.
a. Konsumsi Pemakaian Air
Contoh penggunaan:
Konsumsi pemakaian air adalah jumlah air
Jika pihak pemrogram ingin mengembangkan
yang digunakan oleh pelanggan per hari.
cakupan pelayanan sebesar 500 L/det pada
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan,
satu kota (kota besar), maka dengan adanya
maka konsumsi pemakaian air per kategori
penambahan sebesar 500 L/det tersebut,
kota akan berbeda. Semakin besar kota
tambahan jumlah pelanggan yang dapat
semakin besar konsumsi pemakaian air per
dilayani adalah sebesar 36.000 SL.
kapita. Sesuai dengan hasil analisis PDAM
Pemrogram dapat merencanakan besarnya
yang telah dilakukan, maka diusulkan
penambahan pelanggan pada satu tahun
konsumsi pemakaian air per kapita adalah
berjalan berdasarkan angka kecepatan
sebesar 150-200 L/hari untuk kota
pemasangan SL yang telah ditentukan.
metropolitan dan 90-110 L/hari untuk kota
kecil (lihat Tabel 1). Penetapan tersebut terutama harus
memperhitungkan tingkat permintaan di
Contoh penggunaan:
daerah pelayanan (ditetapkan berdasarkan
Jika pihak pemrogram ingin mengembangkan
tingkat pelayanan eksisting kemudahan
sistem pelayanan air minum pada satu lokasi
mendapatkan sumber air minum pada
kota dengan rencana penambahan pelanggan
daerah pelayanan).
sebesar 10.000 jiwa, maka kebutuhan
penambahan kapasitas sistem dihitung Kebutuhan penambahan pelanggan pada satu
sebagai berikut: tahun berjalan ditentukan sebagai berikut:
1. Tetapkan kategori kota (misal kota 1. Tetapkan kategori kota (misal kota
metropolitan). besar);
2. Tetapkan konsumsi pemakaian air (Tabel 2. Tetapkan kebutuhan penambahan
1 (150-200) L/or/hr, misal 200 L/or/hr. cakupan, misalnya diperlukan
3. Perkiraan penambahan kapasitas adalah penambahan kapasitas 500 L/det atau
sebesar (10.000 jiwa X 200 L/or/hr)/ setara dengan 36.000 SL;
86400 det/hr = 23,15 L/det. 3. Tetapkan potensi kecepatan pemasangan
4. Jika diperhitungkan faktor kebocoran SL (pada tabel 5.000-15.000 SL/tahun),
sebesar 25 % (teknis dan non teknis), misal diambil angka 12.000 SL/tahun;
maka jumlah penambahan kapasitas 4. Berdasarkan kemampuan sumber daya
adalah 23,15 + 5,79 = 28,94 L/det. yang ada pada institusi pengelola,
misalnya ditetapkan pencapaian target
b. Kehilangan Air
hingga 4 tahun dengan rincian penambahan
Kehilangan air merupakan selisih antara
pada tahun pertama 12.000 SL, pada
produksi air dengan jumlah air yang tercatat
tahun kedua 10.000 SL dan pada tahun
pada meter air pelanggan. Kehilangan non
ketiga dan keempat masing-masing 7.000
teknis adalah kehilangan air yang diakibatkan
SL;
faktor-faktor kesalahan administratif dan

98
Jurnal Permukiman, Vol. 5 No. 2 Oktober 2010: 92-101

5. Empat tahun kegiatan pengembangan maka pada tahun berikutnya pengelola


tersebut bersifat insidentil. Pada tahun (PDAM) masih mampu melakukan
berikutnya bisa tidak dilakukan pengembangan (penambahan cakupan
penambahan SL karena target cakupan pelayanan atau memenuhi penambahan
pelayanan sudah tercapai dan tidak ada tingkat konsumsi pelanggan). Cadangan 10-
permintaan penambahan kebutuhan SL. 30 % diperlukan untuk membangun suatu
instalasi dengan waktu yang cukup lama
3. Kualitas
(lebih dari satu tahun).
Kualitas air minum harus memenuhi peraturan
yang berlaku, dalam hal ini Keputusan Menkes Berdasarkan pertimbangan dan analisis
No. 907/MENKES/ SK/VII/2002, tentang terhadap kondisi eksisting PDAM, ditetapkan
Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air angka perbandingan kapasitas produksi
Minum. dengan kapasitas terpasang sebesar 70-90 %
untuk kota metropolitan dan 80-90 % untuk
Operator (Pengelola)
kota kecil.
1. Teknis
a. Tingkat Pelayanan Contoh penggunaan:
Tingkat pelayanan adalah persentase jumlah Untuk kota metropolitan jika kapasitas
penduduk yang dilayani dari jumlah total produksi telah melampaui batas yang
penduduk di daerah pelayanan besaran yang ditetapkan 90 %, maka pengelola harus
digunakan adalah 80 % atau disesuaikan melakukan penambahan kapasitas untuk
dengan rumusan MDG pada tahun 2015, menjaga kesinambungan pengembangan.
yaitu pertambahan sebesar 50 % dari sisa
Pemakaian air untuk kebutuhan instalasi
yang belum mendapatkan akses pelayanan.
adalah jumlah air yang digunakan untuk
Contoh penggunaan: memenuhi kebutuhan air fasilitas produksi
Jika tingkat pelayanan suatu kota sebesar 40 %, pada saat proses produksi. Angka pemakaian
maka target pertambahan pelayanannya air untuk kebutuhan instalasi diusulkan
adalah 100-40 % x 0,5 = 30 %, sehingga sebesar 4-9 % sesuai dengan hasil penelitian
target pelayanannya adalah (40 + 30) % = yang telah disepakati.
70 %
d. Distribusi Air
b. Cakupan Pelayanan 1. Kehilangan air
Cakupan pelayanan adalah proporsi antara Kehilangan air distribusi telah dibahas
cakupan pelayanan SL dengan cakupan pada pemrograman butir 2.b.
pelayanan hidran umum dan terminal air.
2. Penggelontoran Jaringan Distribusi
Contoh penggunaan: Penggelontoran pipa dilakukan untuk
Jika suatu kota (kota kecil) mengembangkan menghindari adanya endapan pada
sistem penyediaan air minum berkapasitas jaringan pemipaan sehingga menjaga
20 L/det, maka jumlah pelayanan melalui SL kualitas air minum yang sampai kepada
berkisar antara 16-20 L/det dan pelayanan pelayanan. Penggelontoran ini dilakukan
melalui HU dan TA berkisar 0-4 L/ det. secara periodik 5-10 tahun sekali.
c. Produksi Perbandingan debit puncak dengan debit
Kapasitas produksi adalah kapasitas IPA rata-rata atau disebut faktor jam puncak
untuk memproduksi air minum. Kapasitas adalah merupakan kemampuan suatu
terpasang kapasitas desain IPA yang institusi pengelola untuk memenuhi
direncanakan. kebutuhan air pada saat jam puncak.
Makin besar nilai faktor jam puncak,
Penetapan perbandingan kapasitas produksi
makin tinggi tingkat kehandalan suatu
dengan kapasitas terpasang adalah dalam
sistem penyediaan air minum.
rangka menjaga kesinambungan
Dihubungkan dengan aspek pembiayaan,
pengembangan pelayanan air minum oleh
maka semakin tinggi faktor jam puncak
pengelola (PDAM). Sebagai contoh, untuk
yang digunakan pada suatu sistem,
pengelola pada kota metropolitan yang
semakin tinggi pula biaya operasi yang
mempunyai tingkat produksi 70–90 % dari
diperlukan untuk menjalankan sistem
kapasitas terpasang, berarti memiliki
diusulkan nilai faktor jam puncak kota
cadangan kapasitas 10-30 %. Dengan adanya
metropolitan adalah 1,5-2,25, lebih tinggi
sisa kapasitas terpasang yang belum
daripada faktor jam puncak kota besar,
termanfaatkan sebesar 10-30 % tersebut,
sedang dan pada kota kecil: 1,25-1,75.

99
Pengaruh Izin Mendirikan Bangunan … (Nurhasanah Sutjahjo)

3. Sisa tekanan di titik ujung/ kritis 2. Keuangan


Titik kritis merupakan titik terjauh dari Aspek keuangan diukur oleh proporsi antara
suatu daerah pelayanan yang biaya tetap dan biaya variabel. Proporsi antara
menyebabkan terjadinya sisa tekanan air biaya tetap dan biaya variabel pada masing-
distribusi minimum. Besaran sisa tekanan masing jenis kota sama.
akan berpengaruh pada biaya operasi dan
3. Kelembagaan
berpengaruh pada kualitas pelayanan
a. Bentuk pengelola
kepada pelanggan. Semakin tinggi sisa
Bentuk pengelola institusi penyediaan air
tekanan maka semakin besar biaya
minum dapat berbentuk perusahaan,
operasi dan semakin baik kualitas
koperasi (kelompok masyarakat) dan
pelayanan kepada pelanggan.
masyarakat. Peraturan yang mengatur
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka
bentuk dan struktur kelembagaan PDAM
perlu dipilih sisa tekanan yang tidak
diatur dalam Kepmendagri No. 34 Tahun
terlalu memberatkan pengelola namun
2000 tentang Pedoman Kepegawaian
juga dapat memberi kualitas pelayanan
Perusahaan Daerah Air Minum dan Kepmen
yang cukup baik kepada pelanggan.
Otda No. 8 Tahun 2000 tentang Pedoman
Diusulkan besaran sisa tekanan di titik
Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum.
ujung/ kritis adalah sebesar 5-12,5 mka.
Untuk kerjasama antara perusahaan swasta
Dengan angka sisa tekanan sebesar 5 mka
dan pemerintah diatur Kepmen
maka penyaluran air minum akan mampu
KIMPRASWIL No. 489/KPTS/002 tentang
melayani pelanggan pada bangunan
Pedoman Kerjasama Pemerintah dan Badan
tingkat 2.
Usaha Swasta dalam Penyelenggaraan Air
4. Konsumsi pemakaian air Minum dan Sanitasi. Adapun untuk institusi
Konsumsi pemakaian air telah dibahas bentuk koperasi atau kelompok masyarakat
pada pemrograman butir 2.a. bentuk dan strukturnya diatur oleh AD/ ART
koperasi atau Pokmas tersebut. Selain itu
5. Jam operasi (distribusi) per hari
dapat pula pengelola penyediaan air minum
Pengoperasian distribusi selama 24 jam
adalah masyarakat yang bentuk dan
per hari adalah untuk mencegah infiltrasi
strukturnya tidak diatur secara spesifik.
dan kontaminasi air dari luar pipa ke
dalam pipa air minum serta menjaga b. Personalia
kontinuitas pengaliran kepada pelanggan. Rasio karyawan per 1000 SL menunjukkan
tingkat efesiensi personil institusi pengelola
Berdasarkan alasan tersebut, yaitu untuk
dalam penyediaan air minum. Makin kecil
menjaga kualitas pelayanan air minum,
rasio karyawan per 1000 SL, maka makin
maka jam operasi distribusi ditetapkan 24
efesien institusi pengelola penyediaan air
jam per hari.
minum tersebut. Jumlah tenaga teknik
e. Kehandalan Sistem menunjukkan proporsi tenaga teknik
Kehandalan sistem diukur dengan persentase terhadap karyawan keseluruhan. Berkaitan
maksimum jumlah keluhan pelanggan per institusi pengelola penyediaan air minum
bulan. Angka ini menunjukkan kehandalan sebagai suatu perusahaan yang berorientasi
pengelola dalam pelayanan air minum. Makin pelayanan pada masyarakat serta kegiatan
rendah angka persentase jumlah keluhan intinya berkaitan dengan teknis penyediaan
pelanggan terhadap jumlah yang terlayani, air minum, maka diperlukan tenaga teknik
maka makin baik kehandalan suatu sistem yang lebih banyak daripada tenaga
pengelolaan. Diusulkan besaran persentase administrasi/ umum. Makin besar proporsi
keluhan pelanggan kota metropolitan tenaga teknik, maka makin efisien dan efektif
memiliki persentase yang paling kecil yaitu institusi pengelola air minum.
0,3 % dibanding kota besar, kota sedang dan
Pelanggan (Masyarakat)
kecil adalah 0,6 %.
1. Teknis
Contoh penggunaan: a. Jam Pelayanan
Suatu kota kecil melayani 10.000 SL, maka Jam pelayanan sama dengan jam operasi
jumlah maksimum keluhan pelanggan distribusi telah dibahas pada operator
terhadap institusi pengelola penyediaan air (pengelola) butir 1.c.
minum kota tersebut adalah 60 keluhan per
b. Tekanan air pada SL terjauh/ kritis
bulan.
Telah dibahas pada operator (pengelola)
butir 1.c.

100
Jurnal Permukiman, Vol. 5 No. 2 Oktober 2010: 92-101

Konsumsi air yang tersedia telah dibahas penentuan perkiraan biaya yang diperlukan
pada pemrograman butir 2.a. untuk membangun suatu sistem.
4. Analisis BSP pada biaya satuan per L/det untuk
2. Kehandalan Sistem
pemanfaatan kapasitas kota metropolitan
a. Proses pemasangan SL baru
adalah paling kecil dan meningkat seterusnya
Proses pemasangan baru adalah jumlah
untuk kota besar, sedang dan kecil, begitu juga
waktu yang diperlukan untuk merealisasikan
biaya satuan per L/det untuk peningkatan
pemasangan satu SL setelah seluruh syarat
kapasitas, untuk biaya satuan per sambungan
administrasi dilengkapi oleh calon pelanggan.
(SL) yang paling tinggi di kota sedang, dan
Pengaturan tentang waktu ini perlu
mulai menurun di kota kecil, besar dan
ditetapkan agar calon pelanggan mempunyai
metropolitan, dengan biaya satuan perkapita
satu jaminan pelayanan pada saat proses
diambil data paling minimal, yaitu untuk kota
pemasangan yang sesuai dengan
metropolitan dan kota besar adalah Rp. 0,78
kompleksitas kota, maka waktu yang
juta, kota sedang naik Rp. 1,14 juta, kota kecil
diperlukan untuk proses pemasangan SL
menurun lagi Rp. 1,1 juta.
baru ini ditetapkan lebih cepat pada kota
kecil dibandingkan kota besar. Waktu
pemasangan SL pada kota kecil dan kota SARAN
sedang adalah (5-10) hari, sedangkan pada 1. Untuk pengembangan model pembiayaan
kota besar dan kota metropolitan (7-14) hari. satuan program sistem penyediaan air minum
pada waktu yang akan datang disarankan
b. Tanggapan terhadap keluhan pelanggan melakukan penyesuaian data dan informasi
Tanggapan terhadap keluhan pelanggan pada kegiatan pembangunan fisik proyek yang
adalah lamanya waktu tanggapan tertulis sedang berlangsung di lapangan.
dari pihak pengelola terhadap keluhan 2. Untuk penambahan tingkat signifikansi model
pelanggan. matematis, disarankan untuk dilakukan uji
c. Penyebaran informasi validasi pada lokasi yang dinilai efisien dalam
Penyebaran informasi ini merupakan mengelola biaya pekerjaan fisik proyek sistem
pegangan pihak pelanggan untuk mengetahui penyediaan air minum.
informasi mengenai potensi jumlah SL yang
tersedia dan informasi mengenai lokasi SL DAFTAR PUSTAKA
yang tersedia. Frekuensi penyebaran Direktorat Jenderal Cipta Karya, Dep. PU 1998. No.
informasi di kota kecil dan kota sedang lebih AB-K/LW/TC/-002/98. Petunjuk Teknis Tata
kecil (1 kali per tahun) dibanding frekuensi Cara Estimasi Biaya Pembangunan Sistem
penyebaran informasi di kota besar dan kota Penyediaan Air Minum. Direktorat Jenderal
metropolitan (2 kali per tahun). Cipta Karya (DJCK) Dep. PU.
Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Tata
KESIMPULAN Perdesaan. 2004. Pedoman Standar Pelayanan
Dari hasil analisis data dan cara penggunaan/ Bidang Air Minum. Direktorat Jenderal Tata
penerapan biaya satuan program, maka dapat Perkotaan dan Tata Perdesaan.
disimpulkan sebagai berikut: Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana
1. Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Wilayah. 2001. No. 534/KPTS/M/2001.
dalam rangka penyelenggaraan yang berkaitan Pedoman Penentuan Standar Pelayanan
dengan pelayanan dasar dan sebagai alat Minimal Bidang Penataan Ruang.
pemerintah untuk menjamin akses dan mutu Peraturan Pemerintah No. 16. 2005.
pelayanan dasar kepada masyarakat serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
meningkatkan keadilan melalui penerapan Peraturan Pemerintah No. 65. 2005. Prinsip-
SPM. Prinsip Standar Pelayanan Minimal.
2. Biaya satuan program (BSP) adalah biaya R. Dewey and Dickson. 1976, Cost Estimating
investasi yang diperlukan untuk membangun Manual. James M. Montgomery, Consulting
suatu satuan sistem, dapat berupa kapasitas Engineering, Inc.
pelayanan (L/det) per komponen sistem Sarbidi, Dadang. S dan Ichwan. S. 2004,
(produksi, distribusi, atau bagiannya), per Pengembangan Model Analisis Pembiayaan
sambungan, per kapita dan lain-lain. Program Sistem Penyediaan Air Bersih. Jurnal
3. Penggunaan BSP adalah pada perencanaan Permukiman.
program, khususnya yang berkaitan dengan

101

Anda mungkin juga menyukai