Oleh :
Kelompok 3
Asisten:
Dwi Ardianna Arsa
Dosen Pengampu:
M. Faisi Ikhwali, M.Eng.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Nelwan, et al. 2013
2.2 Sistem Penyediaan Air Minum
a. Metode Perencanaan
Menurut Permen PU No. 18/PRT/M/2007, Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) merupakan sarana dan prasarana air minum yang meliputi kesatuan fisik
(teknis) dan non fisik (non teknis). Aspek teknis terdiri dari unit air baku, unit
produksi, unit distribusi, dan unit pelayanan. Aspek non teknis, mencangkup
keuangan, sosial, dan institusi. Sistem penyediaan air minum memiliki karakteristik
tertentu yang bergantung pada sumber air, topografi daerah pelayanan, sejarah
penyediaan air di daerah pelayanan, dan sebagainya.
Sistem Penyediaan Air Bersih Suatu sistem penyediaan air mampu
menyediakan air yang dapat diminum dalam jumlah yang cukup merupakan hal
penting bagi suatu kota besar yang modern. Dalam Pedoman Penyusunan Studi
Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum pada Permen PU No.
18/PRT/M/2007 yang dimaksud meliputi:
1. Unit Air Baku
Unit air baku merupakan sarana dan prasarana pengambilan dan/atau penyedia
air baku, meliputi bangunan penampungan air, bangunan pengambilan/penyadapan,
peralatan pengukuran dan pemantauan, sistem pemompaan,dan/atau bangunan
pembawa serta kelengkapannya2. Bangunan penyadap air baku sedapat mungkin
dilakukan secara gravitasi, dilengkapi dengan saringan kasar yang berfumgsi untuk
menyaring sampah-sampah yang terbawa aliran. Ada beberapa cara sistem
pengambilan air antara lain :
- Free intake
- Broncaptering
- Bendung
- Pompa
2
BRAFIADI, 2017
2. Unit Produksi
Sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah air baku menjadi
air minum melalui proses fisik, kimiawi, dan/atau biologi meliputi bangunan
pengolahan dan kelengkapannya, perangkat operasional, peralatan pengukuran dan
pemantauan, serta bangunan penampungan air minum.
3. Unit Distribusi
Dalam sistem distribusi air bersih terdiri dari reservoar distribusi dan jaringan
pipa distribusi. Reservoar Distribusi Reservoar distribusi merupakan tempat
penampungan air sementara yang menampung air disaat pemakaian lebih sedikit
dari suplai dan digunakan untuk menutupi kekurangan disaat pemakaian lebih besar
dari suplai. Reservoar distribusi biasanya berupa menara reservoar/tangka atau
ground reservoir. Reservoar distribusi umumnya berbentuk kotak dan bentuk bulat
atau kerucut biasanya dibuat untuk menambah nilai artistik sehingga enak
dipandang.
4. Unit Pelayanan
Merupakan sarana pusat untuk mengambil air minum langsung oleh masyarakat
yang terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran kebakaran34.
Ada beberapa sistem penunjang lain yang berperan penting didalam penyaluran
atau distribusi ke berbagai wilayah, diantaranya sebagai berikut.
a. Sistem Jaringan Induk distribusi
Distribusi pada daerah permukiman yang digunakan adalah sistem jaringan
pipa. Ada 3 (tiga) metode dalam jaringan pipa yaitu:
1. Sistem Cabang
2. Metode Melingkar (Loop)
3
BRAFIADI, 2017
4
Nurmalia, U. 2019
b. Sistem Perpipaan Distribusi
Pemakaian jaringan pipa dalam bidang teknik sipil terdapat pada sistem
jaringan distribusi air minum. Sistem jaringan ini merupakan bagian yang paling
mahal dari suatu perusahaan air minum. Oleh karena itu harus dibuat perencanaan
yang teliti untuk mendapatkan sistem distribusi yang efisien. Jumlah atau debit air
yang disediakan tergantung pada jumlah penduduk dan jenis industri yang dilayani.
Perencanaan sistem distribusi air minum dari pipa yang terbesar dan yang terkecil
adalah sebagai berikut.
Pipa Primer (Supply Main Pipe)
Pipa sekunder (Arterial main pipe)
Pipa Tersier
Pipa service (service connection)
c. Sistem Perlengkapan Pipa
Perlengkapan yang ada pada sistem transmisi perpipaan air bersih antara lain
wash out, berfungsi untuk penggelontor sedimen atau endapan yang ada pada pipa,
air valve, berfungsi untuk mengurangi tekanan pada pipa sehingga pipa tidak pecah,
blow off, gate valve, berfungsi untuk mengatur debit aliran, dan pompa.
d. Jenis Pipa
Menurut Hamar (1975), Steel (1960), dan Birdi (1976) jenis-jenis pipa yang
digunakan pada sistem transmisi dan distribusi adalah cast iron, baja (streel) beton
(concrete), asbestos cement dan plastik.
Perpipaan distribusi sedapat mungkin dipasang di dalam tanah. Hal ini untuk
mengurang kemungkinan rusaknya pipa secara fisik baik oleh tumbuhannya pohon
atau kerusakan fisik lainnya. Kedalaman penanaman pipa dihitung dari permukaan
tanah terhadap bagian atas pipa tergantung pada kondisi lapangan. Untuk kondisi
lapangan biasa ditentukan 50 cm, sedangkan pipa yang dipasang di bawah jalan
ditentukan 150 cm.
e. Fluktuasi Penggunaan Air
Menurut Al-Layla, M.Anis et j al. (1978) konsumen air akan berubah sesuai dengan
perubahan musin dan aktivitas masyarakat. Pada hari tertentu di setiap minggu,
bulan atau tahun terdapat pamakaian air yang tersebut disebut pemakaian hari
maksimum.
f. Perhitungan Kebutuhan Air
Dalam perhitungan, kebutuhan air didasarkan pada kebutuhan air rata-rata.
Kebutuhan rata-rata dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu kebutuhan air rata-rata
harian dan kebutuhan harian maksimum5.
5
Kurniawan, A., 2014
b. Aspek Teknis dan non Teknis
Aspek Teknis
1. Analisis proyeksi jumlah penduduk. Perhitungan proyeksi jumlah penduduk
dilakukan untuk mengetahui perkembangan jumlah penduduk untuk 15
tahun dengan menggunakan beberapa metoda yakni proyeksi Geometri,
Aritmatika dan Last square. Proyeksi penduduk diperlukan untuk
menghitung kebutuhan penyediaan air minum di Kecamatan Kuta Alam 15
tahun mendatang.
2. Identifikasi dan menyusun strategi alur proses distribusi yang meluas di
keca,atan Kuta Alam Banda Aceh
3. Survei lokasi layak bangun, dengan mengacu pada metode petunjuk teknis
Permen PU No. 18/PRT/M/2007 dan membuat konsep bangunan yang
relevan, ramah lingkungan, dan dapat menampung berbagai aspek yang
diinginkan didalamnya.