Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM

Oleh :
Kelompok 3

Dimas Ananda Nasution (180702078)


Khalil Nauval (170702115)
Syafriadi (190702070)

Asisten:
Dwi Ardianna Arsa

Dosen Pengampu:
M. Faisi Ikhwali, M.Eng.

PRODI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR–RANIRY
BANDA ACEH
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh puji syukur kami panjatkan


kepada Allah Ta’ala. Yang telah memberikan rahmat, petolongan dan karunia- Nya,
sehingga selesailah tugas laporan praktikum dari mata kuliah Teknik Penyediaan
Air Minum yang dibimbing oleh Bapak Faisi Ikhwali.
Demikian tugas ini disusun bertujuan agar bisa bermanfaat bagi mahasiswa-
mahasiswi jurusan teknik lingkungan yang menggeluti di bidangnya, pada tahun
ajaran 2021. Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran, sebagai asupan dan perbaikan
untuk tugas selanjutnya. Dan kami selaku penulis juga mohon maaf, apabila
didapati kekeliruan maupun kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik yang
disengaja maupun yang tidak disengaja, karena kami yakin kesempurnaan hanyalah
milik Allah Ta’ala Semata.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalh ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
Ta’ala senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................
1.2 Tujuan .....................................................................................................
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................
1.4 Ruang Lingkup .......................................................................................
BAB III TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................
2.1 Definisi ...................................................................................................
2.2 Sistem Penyediaan Air Minum ...............................................................
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH.......................................................
3.1 Wilayah Perencanaan...............................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kualitas dan
keberlanjutan kehidupan manusia. Karenanya air minum mutlak harus tersedia
dalam kualitas dan kuantitas yang memadai. Penyediaan air minum sangat
berhubungan dengan jumlah air baku yang tersedia yang untuk selanjutnya diolah
menjadi air minum dan didistribusikan kepada masyarakat. Kondisi geografis,
topografis dan geologis serta aspek sumber daya manusia yang berbeda di setiap
wilayah di Indonesia berpengaruh terhadap penyediaan air baku. Sejalan dengan
pertumbuhan penduduk di wilayah perkotaan yang begitu cepat memberikan
dampak negatif yang sangat serius terhadap penurunan kualitas lingkungan.
Kenaikan jumlah penduduk meningkatkan konsumsi pemakaian air bersih
yang berdampak pada peningkatan jumlah air limbah. Tingkat pelayanan air minum
yang berbeda juga berdampak pada penyelenggaran SPAM yang berbeda pula
untuk masing-masing wilayah. Disamping itu permasalahan tumpang tindih
program pengembangan sarana dan prasarana air minum yang terjadi di masa
lampau perlu diselesaikan secara tersistem dan terintegrasi. Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum (RISPAM) merupakan jawaban bagi dasar pengembangan
air minum suatu wilayah. RISPAM dapat menjadi dasar tersusunnya program
pengembangan sistem penyediaan air minum wilayah yang berkelanjutan dan
terarah.
Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak sosial
ekonomi masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah, baik itu Pemerintah
Daerah maupun Pemerintah Pusat. Ketersediaan air minum merupakan salah satu
penentu peningkatan kesejahteraan masyarakat. Diharapkan dengan ketersediaan
air minum maka dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dapat
mendorong peningkatan produktivitas masyarakat, sehingga dapat terjadi
peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas diketahui bahwa di Kecamatan Banyuates
terdapat potensi air secara baku yang belum dimanfaatkan secara maksimal untuk
pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat, sehingga didapatkan rumusan
masalah antara lain:
1. Bagaimana sistem penyedian air dan standarisasi baku uji kelayakan air
minum di
2. Bagaimana tahapan proses sistem penyediaan air dan distribusi
Di kecamatan Kuta Alam?
3. Apa saja tahapan strategi dalam menjaga dan meningkatkan ketersediaan
Air minum?
1.2 Tujuan
Tujuan dari perencanaan pola sistem penyediaan antara lain:
1. Merencanakan sistem penyediaan air minum dengan memanfaatkan potensi
sumber air baku yang ada di Kecamatan Kuta Alam
2. Merencanakan strategi dan menerapkan memanfaatkan potensi air dengan
baku mutu yang layak guna sesuai standar hokum di Indonesia.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup tugas perencanaan ini meliputi:
1. Wilayah perencanaan adalah Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh
2. Periode perencanaan adalah 15 tahun
3. Perhitungan kebutuhan air minum berdasarkan proyeksi jumlah penduduk
15 tahun mendatang
4. Perencanaan sistem penyediaan air minum (unit air baku dan unit distribusi)
5. Analisis sistem jaringan distribusi berupa debit, kecepatan aliran, &tekanan.
6. Inventarisasi pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum jaringan
perpipaan Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh
7. Identifikasi permasalahan Sistem Penyediaan Air Minum jaringan
perpipaan milik PDAM
8. Penerapan Sistem Penyediaan Air Minum layak pakai melalui uji
Standarisasi kelayakan air minum untuk masyarakat Kecamatan Kuta Alam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Sistem Penyediaan Air Minum yang biasa disingkat SPAM adalah satu
kesatuan sistem fisik (teknik) dan non-fisik dari prasarana dan sarana air minum
(Permen 18, 2007). Adapun SPAM sederhana adalah system penyediaan air minum
yang bukan membentuk jaringan perpipaan yang rumit, dapat dikerjakan dan pada
umumnya mampu dikerjakan oleh masyarakat secara mandiri serta memiliki
teknologi yang relatif sederhana (Juknis, 2009).
Kewajiban pemerintah dalam pemenuhan hak-hak dasar manusia, seperti air
minum, mendorong pemerintah untuk memfasilitasi pembangunan dan
pengembangan SPAM khususnya bagi masyarakat perdesaan yang kebanyakan
merupakan masyarakat dengan tingkat pelayanan SPAM terendah. Sesuai dengan
data Badan Pusat Statistik, cakupan pelayanan SPAM di perdesaan hanya 8%
(Juknis, 2007).
Menurut Tri Joko, 2010 aspek teknis meliputi unit air baku, unit produksi, unit
distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. Sedangkan aspek non teknis
meliputi kauangan, sosial dan institusi. Seiring dengan peningkatan pertumbuhan
penduduk, perkembangan segala fasilitas dan kegiatan juga meningkat sehingga
kebutuhan air bersih yang diperlukan dalam menunjang kegiatan tersebut1.

1
Nelwan, et al. 2013
2.2 Sistem Penyediaan Air Minum
a. Metode Perencanaan
Menurut Permen PU No. 18/PRT/M/2007, Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) merupakan sarana dan prasarana air minum yang meliputi kesatuan fisik
(teknis) dan non fisik (non teknis). Aspek teknis terdiri dari unit air baku, unit
produksi, unit distribusi, dan unit pelayanan. Aspek non teknis, mencangkup
keuangan, sosial, dan institusi. Sistem penyediaan air minum memiliki karakteristik
tertentu yang bergantung pada sumber air, topografi daerah pelayanan, sejarah
penyediaan air di daerah pelayanan, dan sebagainya.
Sistem Penyediaan Air Bersih Suatu sistem penyediaan air mampu
menyediakan air yang dapat diminum dalam jumlah yang cukup merupakan hal
penting bagi suatu kota besar yang modern. Dalam Pedoman Penyusunan Studi
Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum pada Permen PU No.
18/PRT/M/2007 yang dimaksud meliputi:
1. Unit Air Baku
Unit air baku merupakan sarana dan prasarana pengambilan dan/atau penyedia
air baku, meliputi bangunan penampungan air, bangunan pengambilan/penyadapan,
peralatan pengukuran dan pemantauan, sistem pemompaan,dan/atau bangunan
pembawa serta kelengkapannya2. Bangunan penyadap air baku sedapat mungkin
dilakukan secara gravitasi, dilengkapi dengan saringan kasar yang berfumgsi untuk
menyaring sampah-sampah yang terbawa aliran. Ada beberapa cara sistem
pengambilan air antara lain :
- Free intake
- Broncaptering
- Bendung
- Pompa

2
BRAFIADI, 2017
2. Unit Produksi
Sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah air baku menjadi
air minum melalui proses fisik, kimiawi, dan/atau biologi meliputi bangunan
pengolahan dan kelengkapannya, perangkat operasional, peralatan pengukuran dan
pemantauan, serta bangunan penampungan air minum.
3. Unit Distribusi
Dalam sistem distribusi air bersih terdiri dari reservoar distribusi dan jaringan
pipa distribusi. Reservoar Distribusi Reservoar distribusi merupakan tempat
penampungan air sementara yang menampung air disaat pemakaian lebih sedikit
dari suplai dan digunakan untuk menutupi kekurangan disaat pemakaian lebih besar
dari suplai. Reservoar distribusi biasanya berupa menara reservoar/tangka atau
ground reservoir. Reservoar distribusi umumnya berbentuk kotak dan bentuk bulat
atau kerucut biasanya dibuat untuk menambah nilai artistik sehingga enak
dipandang.

4. Unit Pelayanan
Merupakan sarana pusat untuk mengambil air minum langsung oleh masyarakat
yang terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran kebakaran34.
Ada beberapa sistem penunjang lain yang berperan penting didalam penyaluran
atau distribusi ke berbagai wilayah, diantaranya sebagai berikut.
a. Sistem Jaringan Induk distribusi
Distribusi pada daerah permukiman yang digunakan adalah sistem jaringan
pipa. Ada 3 (tiga) metode dalam jaringan pipa yaitu:
1. Sistem Cabang
2. Metode Melingkar (Loop)

3
BRAFIADI, 2017
4
Nurmalia, U. 2019
b. Sistem Perpipaan Distribusi
Pemakaian jaringan pipa dalam bidang teknik sipil terdapat pada sistem
jaringan distribusi air minum. Sistem jaringan ini merupakan bagian yang paling
mahal dari suatu perusahaan air minum. Oleh karena itu harus dibuat perencanaan
yang teliti untuk mendapatkan sistem distribusi yang efisien. Jumlah atau debit air
yang disediakan tergantung pada jumlah penduduk dan jenis industri yang dilayani.
Perencanaan sistem distribusi air minum dari pipa yang terbesar dan yang terkecil
adalah sebagai berikut.
 Pipa Primer (Supply Main Pipe)
 Pipa sekunder (Arterial main pipe)
 Pipa Tersier
 Pipa service (service connection)
c. Sistem Perlengkapan Pipa
Perlengkapan yang ada pada sistem transmisi perpipaan air bersih antara lain
wash out, berfungsi untuk penggelontor sedimen atau endapan yang ada pada pipa,
air valve, berfungsi untuk mengurangi tekanan pada pipa sehingga pipa tidak pecah,
blow off, gate valve, berfungsi untuk mengatur debit aliran, dan pompa.
d. Jenis Pipa
Menurut Hamar (1975), Steel (1960), dan Birdi (1976) jenis-jenis pipa yang
digunakan pada sistem transmisi dan distribusi adalah cast iron, baja (streel) beton
(concrete), asbestos cement dan plastik.
Perpipaan distribusi sedapat mungkin dipasang di dalam tanah. Hal ini untuk
mengurang kemungkinan rusaknya pipa secara fisik baik oleh tumbuhannya pohon
atau kerusakan fisik lainnya. Kedalaman penanaman pipa dihitung dari permukaan
tanah terhadap bagian atas pipa tergantung pada kondisi lapangan. Untuk kondisi
lapangan biasa ditentukan 50 cm, sedangkan pipa yang dipasang di bawah jalan
ditentukan 150 cm.
e. Fluktuasi Penggunaan Air
Menurut Al-Layla, M.Anis et j al. (1978) konsumen air akan berubah sesuai dengan
perubahan musin dan aktivitas masyarakat. Pada hari tertentu di setiap minggu,
bulan atau tahun terdapat pamakaian air yang tersebut disebut pemakaian hari
maksimum.
f. Perhitungan Kebutuhan Air
Dalam perhitungan, kebutuhan air didasarkan pada kebutuhan air rata-rata.
Kebutuhan rata-rata dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu kebutuhan air rata-rata
harian dan kebutuhan harian maksimum5.

5
Kurniawan, A., 2014
b. Aspek Teknis dan non Teknis
Aspek Teknis
1. Analisis proyeksi jumlah penduduk. Perhitungan proyeksi jumlah penduduk
dilakukan untuk mengetahui perkembangan jumlah penduduk untuk 15
tahun dengan menggunakan beberapa metoda yakni proyeksi Geometri,
Aritmatika dan Last square. Proyeksi penduduk diperlukan untuk
menghitung kebutuhan penyediaan air minum di Kecamatan Kuta Alam 15
tahun mendatang.
2. Identifikasi dan menyusun strategi alur proses distribusi yang meluas di
keca,atan Kuta Alam Banda Aceh
3. Survei lokasi layak bangun, dengan mengacu pada metode petunjuk teknis
Permen PU No. 18/PRT/M/2007 dan membuat konsep bangunan yang
relevan, ramah lingkungan, dan dapat menampung berbagai aspek yang
diinginkan didalamnya.

Aspek non Teknis


1. Kecamatan Meuraxa, merupakan daerah hijau dekat tidak jauh dari pesisir
pantai
2. Perkembangan dan pertumbuhan penduduk tinggi, dengan tingkat
mobilisasi mulai meningkat.
3. Melakukan peningkatan penerapan system penyediaan dan distribusi air
minum kota banda aceh dengan tingkat kelayakan yang sangat baik
c. Strategi Meningkatkan Penyediaan Air Minum
Menurut Elvina dan Rulli (2014), strategi dalam meningkatkan penyediaan air
minum adalah sebagai berikut:
1. Kepadatan penduduk permukiman yang tinggi
a. Kepadatan penduduk yang rata sesuai dengan tata guna lahan,
kenyamanan dalam bertinggal dan aturan yang terkait.
b. Kepadatan penduduk yang rata tidak akan adanya intensitas pengambilan
air baku yang berlebihan.
2. Sumber dan alokasi dana
Alokasi dana yang dibutuhkan adalah untuk:
a. Meningkatkan jaringan pipa transmisi dan distribusi sampai ke
pelanggan.
b. Meningkatan kapasitas produksi atau debit sumber air sesuai debit
Maksimum sumber air.
3. Jumlah sumber air sebagai prioritas penduduk
a. Melakukan konservasi berupa penghijauan di sekitar sumber air bersih
b. Mengembangkan penampungan air seperti waduk untuk air hujan da
memanfaatkannya apabila terjadi kekeringan sumber air
4. Debit sumber air baku dalam kebutuhan air
Ditentukan sesuai dengan masing-masing daerah pelayanan
1. Menambahkan debit aliran air bersih dari sumber air PDAM ke daerah
yang penduduknya tinggi
2. Mengoptimalkan debit sumber air bersih dengan menggunakan
kapasitas produksi yang belum terpakai.
c. Mengoptimalkan kelebihan kapasitas produksi sumber air tanah pada
daerah pelayanan di sekitar sumber air baku
Terdapat beberapa patokan berupa kriteria teknis pelayanan air minum dengan
sistem perpipaan, antara lain:
1. Air mengalir dan tersedia secara terus menerus selama 24 jam
2. Tekanan air yang sampai di pelanggan minimal sebesar 1,5 – 2 atm
3. Kualitas air harus sesuai dengan ketetapan standar yang telah
ditentukan
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH

3.1 Wilayah Perencanaan


Wilayah perencanaan dalam tugas perencanaan system penyediaan air minum
ini adalah bertempat di Kecamatan Kuta Alam Kota, Banda Aceh, Provinsi Aceh.
Secara geografis kecamatan ini memiliki luas 10,2045Km (1020,45 Ha) berada di
ketinggian 0,80 M diatas permukaan laut. Jumlah total desa yang terhimpun adalah
11 gampong. diantaranya Gampong Peunayong, Gampong Laksana, Gampong
Keuramat, Gampong Kuta Alam, Gampong Beurawe, Gampong Kota Baru,
Gampong Bandar Baru, Gampong Mulia, Gampong Lampulo, Gampong
Lamdingin, Gampong Lambaro Skep.
Berdasarkan data BPS Kecamatan Kuta Alam tahun 2019 jumlah
kependudukan Kecamatan Kuta Alam total seluruhnya adalah 53.679 jiwa dengan
sex ratio berkisar ±108,19 laki-laki dan perempuan. Informasi mengenai kondisi
tata letak wilayah secara geografis dan penduduk di wilayah perencanaan tersebut
adalah sebagai berikut.

 Sebelah Utara : Selat Malaka


 Sebelah Selatan : Kecamatan Baiturahman
 Sebelah Timur : Kecamatan Syiah Kuala
 Sebelah Barat : Kecamatan Kuta Raja
Gambar 3.1 Beberapa Wilayah Kecamatan, Kota Banda Aceh

Sumber : Google Image

Gambar 3.2 Wilayah Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh

Sumber: Citra Satelit Google Earth

Anda mungkin juga menyukai