Anda di halaman 1dari 45

TUGAS BESAR

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

KABUPATEN CIAMIS

Disusun oleh:
MUHAMMAD HAYDAR RESPATI (20513103)

DOSEN PENGAMPU:
EKO SISWOYO, S.T., M.Sc.ES., Ph.D.

ASISTEN:

Any Juliani S.T., M.Sc.(Res.Eng.)

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2023
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS BESAR PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAN AIR MINUM

Disusun Oleh:

MUHAMMAD HAYDAR RESPATI


20513103

Disetujui Oleh: Diperiksa Oleh:

Dosen Mata Kuliah Asisten Dosen

EKO SISWOYO, S.T., M.Sc.ES., Ph.D. Any Juliani S.T., M.Sc.(Res.Eng.)

2
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah ‫ ﷻ‬karena telah limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Besar Perencanaan
Sistem Penyediaan Air Minum. Tugas perencanaan ini merupakan salah satu syarat
kelulusan dalam mata kuliah Sistem Penyediaan Air Minum. Dengan adanya tugas ini
diharapkan mahasiswa mampu merencanakan Sistem Penyediaan Air Minum di dunia
kerja dan memberikan manfaat bagi perencana atau orang lain yang membacanya.

Selama penyusunan pekerjaan perencanaan ini, penulis banyak mendapat bimbingan


dan dukungan dari berbagai pihak untuk dapat menyelesaikan tugas perencanaan ini. Pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Eko Siswoyo, S.T.,
M.Sc.ES., Ph.D. selaku dosen mata kuliah Sistem Penyediaan Air Minum yang telah
memberikan pemahaman dan bimbingannya mengenai Tugas Besar Perencanaan Sistem
Penyediaan Air Minum. Serta Bapak Suprianto, M.Sc. selaku pembimbing yang telah
memberikan arahan dan masukan selama penyusunan Tugas Besar Perencanaan Sistem
Penyediaan Air Minum ini. Serta kedua orang tua yang selalu mendoakan, menyemangati
dan mendukung penulis untuk menyelesaikan tugas perencanaan Sistem Penyediaan Air
Minum dengan lancar.

Tugas Besar Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum yang telah disusun oleh
penulis masih belum mencapai kata yang sempurna, dan masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan
Tugas Perencanaan selanjutnya. Terima kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

iii
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

iv
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Air merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam kehidupan di bumi.
Makhluk hidup tidak dapat terlepas dari kebutuhannya akan air. Terdapat banyak air, lainnya.
Tetapi hanya 3% dari total kualitas air di bumi ini yang merupakan air tawar/air baku. Untuk
memenuhi kebutuhan manusia tersebut, sumber air baku yang dapat digunakan sebagai air
bersih/minum adalah air permukaan (sungai, danau, dsb, air hujan, dan air tanah. Dari ketiga
sumber air baku tersebut yang lebih baik digunakan sebagai sumber air bersih/air minum adalah
air tanah karena kandungan bahan-bahan berbahya yang terlarut di dalamnya relatif sedikit,
ketidaksedianya sebagai sumber air baku untuk air bersih/minum (M. Anis, 1978).
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi kehidupan manusia.
Air tidak hanya dibutuhkan untuk kebutuhan dasar seperti mandi, cuci, kakus, tapi juga sebagai
kebutuhan dasar seperti untuk mencapai kondisi kesehatan masyarakat yang baik, maka air bersih
yang tersedia haruslah cukup secara kuantitas, sehat secara kulaitas, serta dilihat dari segi
kontinuitas selalu tersedia setiap saat. Meskipun demikian, manusia selalu mencari sumber-
sumber air baru untuk memenuhi kebutuhan air. Perkembangan teknologi juga memungkinkan
pengolahan air dengan kualitas dibawah standar air minum.
Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut Departemen
Kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak
mengandung mikroorganisme yang berbahaya dan tidak mengandung logam berat. Air minum
adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi
syarat kesehatan dan dapat langsung diminum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun
2002).
Pada saat ini, air menjadi barang yang mahal dikarenakan sudah banyak air yang telah
tercemar oleh limbah dari hasil kegiatan domestik maupun non domestik. Hal inilah yang
menyebabkan air mengalami penurunan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Sehingga air
dengan kualitas yang baik menjadi mahal. “Untuk pengembangan system penyediaan air minum
yang memiliki tujuan meningkatkan serta membangun system fisik dan non fisik (kelembagaan,
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

peran masyarakat dan hukum) dalam satu kesatuan yang utuh untuk menyediakan air minum
kepada masyarakat dengan keadaan yang lebih baik dan sejahtera (Permen PU No. 18 tahun
2007)”.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.1. Maksud dan Tujuan dari Sistem Perencanaan Drainase

Maksud dari tugas besar Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) ini adalah agar mampu
merencanakan Sistem Penyediaan Air Minum pada wilayah Kabupaten Ciamis sehingga
kebutuhan masyarakat akan air minum dapat terpenuhi dengan standar yang telah ditetapkan.

Tujuan dari perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kabupaten Ciamis
adalah sebagai berikut:
- Mengurangi dan menghilangkan pengaruh negatif dari air minum yang tidak sesuai dengan baku
mutu.
- Meningkatkan mutu lingkungan hidup, serta mutu kesehatan manusia melalui pengolahan
menjadi air layak minum untuk memenuhi kebutuhan manusia.
- Merencanakan unit pengolahan sehingga air yang dihasilkan sesuai dengan baku mutu.
- Memenuhi hak setiap masyarakat untuk mendapatkan akses air atau air minum dan memastikan
setiap orang yang berada dalam cakupan layanan mendapatkan air bersih yang mencukupi baik
dari segi kualitas dan kuantitas
- Menghitung Bill Of Quality (BOQ) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dari Perencanaan
Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Sukabumi.

1.3 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dari perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum ini menjelaskan tentang
tahap-tahap didalam merencanakan sistem yang nantinya akan dibangun di Kabupaten Ciamis,
meliputi:
1. Priode perencanaan yang meliputi:
- Masterplan Air Minum 20 tahun
- IPAM dan SDAM sampai 20 tahun (fokus pelayanan Ibu Kota Kabupaten)
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2. Penentuan daerah pelayanan pada kabupaten yang meliputi:


- Penentuan proyeksi penduduk
- Penentuan Sub – Area pelayanan
3. Perhitungan – perhitungan yang menunjang Detailed Engineering Design yang meliputi:
- Kebutuhan air sambungan rumah sebesar 100 L/orang/hari
- Pelayanan sambungan rumah SR = 4 -5 orang/KK (BPS)
- Tingkat kebocoran air 19%
- Perhitungan SDAM dengan jaringan distribusi primer
4. Rencana unit penyediaan air minum yang meliputi:
- Kualitas air baku Sungai tipe Y dengan kekeruhan 250 NTU dan Kadar Lumpur tinggi.
- Jaringan distribusi yang direncanakan merupakan jaringan distribusi primer
5. Perhitungan BOQ (Bill of Quantity) dan RAB (Rencanan Anggaran Biaya).
6. Gambar Perencanaan yang berupa:
- Peta daerah pelayanan
- Peta blok dan loop pelayanan
- Gambar detail unit pengolahan (Gambar tampak dan gambar potongan).
- Gambar rencana perpipaan dan profil hidrolis ditribusi air minum.
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB 2

KONDISI UMUM DAERAH PERENCANAAN

2.1 Batas Wilayah Administrasi

Kabupaten Ciamis memiliki batasbatas: Utara - Kabupaten Majalengka dan Kabupaten


Kuningan; Barat - Kabupaten Tasikmalaya; Kota Tasikmalaya; Selatan – Kabupaten
Pangandaran; dan Timur – Kota Banjar dan Kabupaten Cilacap. Luas wilayah Kabupaten
Ciamis adalah 1.597,67 km2 . Berdasarkan perhitungan garis lurus, jarak Kabupaten Ciamis
dengan ibukota Provinsi Jawa Barat yakni Kota Bandung adalah 124 km.Sebalah Utara :
Kabupaten Bogor
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Berikut peta wilayah admistrasi wilayah kabupaten Sukabumi :

Sumber. https://ciamiskab.bps.go.id/

2.1.2 Demoografi kependudukan


PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Pada tahun 2022, jumlah penduduk Kabupaten Ciamis sebanyak 1.247,77 ribu jiwa. Terdiri dari 624,47
ribu jiwa penduduk laki-laki dan 623,3 ribu jiwa penduduk perempuan, sehingga angka rasio jenis kelamin di
Kabupaten Ciamis sebesar 100 yang artinya terdapat 100-101 penduduk laki-laki di setiap 100 penduduk
perempuan.

Sumber: Kabupaten Ciamis dalam Angka Tahun 2023

Jika dilihat berdasarkan kecamatan, Cikoneng memiliki rasio jenis kelamin tertinggi, yaitu 104, sedangkan
yang terendah Kecamatan Tambaksari yaitu 95. Sebagian besar kecamatan memiliki angka rasio jenis kelamin
lebih lebih dari 100, yang artinya jumlah penduduk laki-laki masih mendominasi, kecuali di sepuluh kecamatan
yakni Kecamatan Tambaksari, Pamarican, Cimaragas, Ciejungjing, Cisaga, Sukadana, Ciamis, Jatinagara,
Panawangan dan Lumbung. Jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Ciamis yang dihuni sebanyak
99,75 ribu jiwa (7,99 persen). Sementara itu, kecamatan dengan populasi terkecil adalah Kecamatan
Cimaragas yang memiliki 16,21 ribu penduduk

1.4 2.2 Fasilitas umum Kabupaten Ciamis


PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Secara umum, Kabupaten Ciamis memiliki beberapa fasilitas umum di, diantaranya:

2.2.1 Fasilitas Pendidikan

Tabel 2. 1 Fasilitas pendidikan kabupaten Ciamis

Sumber: Kabupaten Ciamis dalam Angka Tahun 2023

2.2.2 Fasilitas Kesehatan


PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 2. 2 Fasilitas kesehatan kabupaten Ciamis


PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Sumber: Kabupaten Ciamis dalam Angka Tahun 2023

2.2.3 Fasilitas Ibadah


PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 2. 3 Fasilitas ibadah kabupaten Ciamis

Sum
ber: BPS Kabupaten Ciamis dalam Angka Tahun 2023
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB 3

KRITERIA PERENCANAAN

3.1 Kriteria Umum Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum


Dalam perencanaan pengembangan suatu system penyediaan air minum dibutuhkan
suatu metode perencenaan yang berisi tentang tahap-tahap perencanaan sehingga suatu proses
perencanaan tersebut dapat berjalan dengan efektif, efisien dan mencapi maksud dari tujuan
perencanaan tersebut. Proyeksi penduduk perencanaan dilakukan dengan menggunakan 3
metode, yaitu metode aritmatik, geometric dan least square. Pada perencanaan ini jaringan
pengembangan perpipaan system distribusi akan direncanakan dengan beberapa alternatif,
kemudian melakukan penentuan jaringan distribusi terpilih yang akan diolah dengan bantuan
system EPANET. System tersebut digunakan untuk menghitung diameter pipa, headloss, sisa
tekan, kecepatan aliran dan debit aliran dalam pipa. Selain itu, EPANET dapat
menggambarkan simulasi
3.2 Kriteria Teknis
Berdasarkan pada PP. No. 122 Tahun 2015 tentang SPAM, kriteria teknis meliputi
sebagai berikut :
a. Periode perencanaan (20 tahun)
b. Sasaran dan prioritas penanganan
Sasaran pelayanan pada tahap awal prioritas harus ditujukan pada daerah yang belum
mendapatkan pelayanan air minum dan berkepadatan tinggi serta kawasan strategis.
Selain itu prioritas pelayanan diarahkan pada daerah pengembangan sesuai dengan
perencanaan induk kota.
c. Strategi penanganan

Untuk mendapatkan perencanaan yang optimum, maka strategi pemecah


permasalahan dan pemenuhan kebutuhan air minum di suatu kota diatur sebagai
berikut:
- Pemanfaatan air tanah dangkal yang baik.
- Pemanfaatan kapasitas belum terpakai atau idle capacity.
- Pengurangan jumlah air tak berekening (ATR).
- Pembangunan baru (peningkatan produksi dan perluasan sistem)
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

d. Kebutuhan air
Kebutuhan air ditentukan berdasarkan :

- Proyeksi penduduk harus dilakukan untuk interval 5 tahun selama periode


perencanaan.
- Pemakaian air (L/org/h), laju pemakaian air diproyeksikan setiap interval 5
tahun.
- Ketersediaan air.
e. Kapasitas Sistem
Komponen utama sistem air minum harus mampu untuk mengalirkan air pada
kebutuhan air maksimum dan untuk jaringan distribusi harus disesuaikan dengan
kebutuhan jam puncak.

- Unit air baku direncanakan berdasarkan kebutuhan hari puncak yang besarnya
berkisar 120% dari kebutuhan rata-rata.
- Unit produksi direncanakan berdasarkan kebutuhan hari puncak yang besarnya
sekitar 120% dari kebutuhan rata-rata.
- Unit distribusi direncanakan berdasarkan kebutuhan jam puncak yang besarnya
berkisar antara 115% - 300% dari kebutuhan rata-rata.
3.3 Penentuan Sumber Daya Air Baku
Berdasarkan Permen PU No. 27 Tahun 2016 tentang penyelenggaraan SPAM,
prosedur pemilihan sumber air baku yang direkomendasikan mengikuti urutan sebagai
berikut :
a. Identifikasi, termasuk aspek perizinan;
b. Evaluasi sumber dengan tujuan terhadap sector-sektor lain yang
menggunakan/memakai sumber
c. Evaluasi finansial

Sedangkan untuk ketentuan teknis survey dan pengkajian wilayah studi wilayah
pelayanan mengacu pada Permen PU No. 18 tahun 2007 sebagai berikut :

a. Gambar-gambar sketsa lokasi, peta-peta dengan ukuran gambar sesuai dengan


PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

ketentuan yang berlaku


b. Sumber air baku haus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
- Debit minimum dari sumber air baku
- Kuantitas sumber air baku harus terjamin kontinuitasya
- Kualitas aur baku harus memenuhi ketentuan baku air yang berlaku
- Jarak sumber air baku ke daerah pelayanan maksimum sesuai dengan
ketentuan untuk masing-masing sumber air baku

3.4 Proyeksi Penduduk


Dalam merencanakan Sistem Penyediaan Air Minum, untuk melayani pelanggan
maka diperlukan proyeksi penduduk dalam wilayah perencanaan dalam beberapa tahun
kedepan. Untuk memproyeksikannya maka terdapat beberapa metode yang dapat digunakan
untuk menghitung proyeksi, yaitu metode aritmatik, metode geometric dan metode least
square. Berdasarkan hasil dari metode tersebut dilakukan pendekatan penduduk sebenarnya
denga backward projection dan selanjutnya dibandingkan dengan data jumlah penduduk
sebenarnya. Kemudian hasil dari perhitungan akan digunakan hasil metode yang paling
mendekati jumlah penduduk sebenarnya yang dipilih dalam menentuka proyeksi penduduk
dalam wilayah perencanaan dimasa yang akan dating.
3.4.1 Metode Aritmatik
Berikut adalah rumus proyeksi dengan menggunakan metode aritmatik :
𝑃𝑛 = 𝑃𝑜 + 𝐾𝑎(𝑇𝑎 − 𝑇𝑜)
𝑃 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑃 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝐾𝑎 =
𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙

Dimana :
Pn : jumlah penduduk pada tahun ke n
Po : jumlah penduduk pada tahun awal
Tn : tahun ke n
To : tahun awal
Ka : konstanta aritmatik

3.4.2 Metode Geometrik


PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Berikut adalah rumus proyeksi dengan menggunakan metode geometric :


𝑃𝑛 = 𝑃𝑜(1 + 𝑟)𝑛
Dimana :
Pn : jumlah penduduk pada tahun ke n

Po : jumlah penduduk pada tahun awal

r : laju pertumbuhan penduduk


n : jumlah interval

3.4.3 Metode Least Square


Metode ini merupakan metode regresi untuk mendapatkan hubungan antara sumbu Y
dan sumbu X dimana sumbu Y menunjukkan jumlah penduduk dan sumbu X menunjukkan
tahun, dengan cara menarik garis linier antara data-data tersebut dan meminimumkan jumlah
pangkat dua dari masing-masing penyimpangan jarak data-data dengan garis yang dibuat,
berikut merupakan rumus dari proyeksi least square :

𝑌 = 𝑏𝑥 + 𝑎
Dengan nilai a dan b sebagai berikut:
𝑛. ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥. ∑ 𝑦
𝑏=
𝑛. ∑ 𝑥2 − (∑ 𝑥)2
𝑎 = 𝑌𝑚𝑒𝑎𝑛 − (𝐵. 𝑋𝑚𝑒𝑎𝑛)
Dimana:
Y : nilai variable berdasarkan garis
regresi X : variable independent
A : konstanta
B : koefisien arah regresi linear
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3.5 Kebutuhan Air Minum


Kebutuhan air baku dalam suatu kota terbagi menjadi beberapa klasifikasi antara
lain sebagai berikut;
1. Kebutuhan Domestik
Kebutuhan domestik adalah kebutuhan air bersih untuk pemenuhan kegiatan rumah
tangga seperti minum, memasak, madi, cuci, menyiram tanaman, pengangkutan air
buangan (dapur dan toilet) dan lain-lain.
2. Kebutuhan Non-Domestik
Kebutuhan non-domestik adalah kebutuhan air baku yang digunakan untuk beberapa
kegiatan seperti:
a. Kebutuhan institusional
b. Kebutuhan komersial dan industri
c. Kebutuhan fasilitas umum adalah kebutuhan air bersih untuk kegiatan tempat-
tempat ibadah, rekreasi, dan terminal.
3. Kebocoran dan Kehilangan Air
Kebocoran dan kehilangan air disebabkan adanya sambungan ilegal dan kebocoran
dalam sistem dan sebagian besar terjadi di aksesoris dan sambungan pipa dan cukup
signifikan. Pada tugas perencanaan ini ditentukan kebocoran airnya sebesar 20%.
Penggunaan air di suatu wilayah dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi
iklim, kondisi ekonomi, komposisi masyarakat, tekanan dan kualitas air, harga air, serta
pemasangan meter air. Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan asumsi-
asumsi dasar perhitungan, yaitu:
1. Jumlah penduduk di wilayah administrasi
2. Cakupan pelayanan
3. Persentase pelayanan dengan SR
4. Persentase pelayanan dengan HU
5. Tingkat pelayanan dengan SR (L/org/hari)
6. Tingkat pelayanan dengan HU (L/org/hari)
7. Tingkat pelayanan non domestik
8. Koefeisien pelayanan non domestik terhadap domestik
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

9. Jumlah pelanggan non domestik


10. Kebutuhan pemadam kebakaran
11. Koefisien kehilangan air

Untuk kebutuhan konsumsi air bersih, setiap daerah memiliki kebutuhan air bersih
yang berbeda-beda. Berikut adalah kriteria perencanaan untuk masing-masing jenis
daerah:

Tabel 3 1 Kebutuhan Air Berdasrkan Jenis Kota

Sumber : Permen PU No. 18 Tahun 2007

Tabel 3 2 Kebutuhan Air Berdasarkan Jumlah Penduduk


PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Untuk kebutuhan air non-domestik, DIrektorat Jenderal Cipta Karya mengeluarkan


kriteria kebutuhan air berdasarkan jenis bangunan, berikut adalah kebutuhan air tiap unit :

Unit Kebutuhan Air Satuan

Sekolah 10 L/murid/hari

Rumah Sakit 200 L/bed/hari

Puskesmas 2000 L/unit/hari

Masjid 3000 L/unit/hari

Gereja 1000 L/unit/hari

Kantor 10 L/pegawai/hari

Pasar 12000 L/pegawai/hari

Hotel 150 L/tempat tidur/hari

RUmah Makan 100 L/tempat duduk/hari

Kompleks Militer 60 L/org/hari

Kawasan Industri 0.2-0.8 L/det/ha

Kawasan Pariwisata 0.1-0.3 L/det/ha


Tabel 3 3 Kriteria Air Non-Domestik Kota Kategori I, II, III dan IV

Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU Tahun 2000

Untuk kategori wilayah desa, berikut merupakan table kriteria kebutuhan air menurut tiap
unit bangunan :

Unit Kebutuhan Air Satuan


PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Sekolah 5 L/murid/
hari
Rumah Sakit 200 L/bed/hari

Puskesmas 1200 L/unit/hari

Hotel/Losmen 90 L/hari

Komersial/Industri 10 L/hari

Lapangan Terbang 10 L/det


Pelabuhan 50 L/det
Stasiun KA - terminal Bus 1200 L/det
Kawasan Industri 90 L/det
Tabel 3 4 Kriteria Kebutuhan Air Non-Domestik Kategori V

Dibawah ini merupakan rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung kebutuhan


air minum :
a. Kebutuhan Air rata-rata harian (Qrh)
Kebutuhan air rata-rata harian adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik dan nondomestik ditambah dengan kehilangan air.
𝑄𝑟ℎ = 𝑄𝑑𝑜𝑚 + 𝑄𝑛𝑜𝑛𝑑𝑜𝑚 + 𝑄𝑘ℎ𝑎

Dimana:
𝑄𝑟ℎ = Kebutuhan air rata-rata harian (m3/detik)
𝑄𝑑𝑜𝑚 = Kebutuhan air domestik (m3/detik)
𝑄𝑛𝑜𝑛𝑑𝑜𝑚 = Kebutuhan air non domestik (m3/detik)
𝑄𝑘ℎ𝑎 = Kehilangan air yaitu 10-20% dari kebutuhan domestik (m3/detik)

b. Kebutuhan Air harian maksimum (𝑄ℎ𝑚)


Kebutuhan air harian maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan
terbesar pada suatu hari dalam satu tahun dan didasarkan pada 𝑄𝑟ℎ. untuk
menghitung 𝑄ℎ,diperlukan faktor kebutuhan air maksimum.
𝑄ℎ𝑚 = 𝑓ℎ𝑚 × 𝑄𝑟ℎ
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Dimana:
𝑄ℎ𝑚 = Kebutuhan harian maksimum (m3/detik)
𝑓ℎ𝑚 = Faktor harian maksimum sebesar 1.5
𝑄𝑟ℎ = Kebutuhan air rata-rata harian (m3/detik)

c. Kebutuhan Air jam maksimum (𝑄𝑗𝑚)

Kebutuhan air jam maksimum adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada jam
tertentu dalam suatu hari.

𝑄𝑗𝑚 = 𝑓𝑗𝑚 × 𝑄𝑟ℎ

Dimana:
𝑄𝑗𝑚 = Kebutuhan air jam maksimum (m3/detik)

𝑓𝑗𝑚 = Faktor jam maksimum sebesar 1.5 - 2

𝑄𝑟ℎ = Kebutuhan air rata-rata harian (m3/detik)

d . Kebutuhan Air harian minimum ( 𝑄ℎ𝑚𝑖𝑛)

3.6 Perencanaan Jaringan Transmisi


Perencanaan teknis unit transmisi harus mengoptimalkan jarak antara unit air baku
menuju unit produksi dan/atau dari unit produksi menuju resevoir/jaringan distribusi
sependek mungkin, terutama untuk sistem transmisi distribusi (pipa transmisi) pada
dasarnya harus dirancang untuk dapat mengalirkan debit aliran untuk kebutuhan jam
puncak, sedangkan pipa transmisi air baku dirancang mengalirkan kebutuhan
maksimum. Pipa transmisi sebisa mungkin harus diletakkan sedemikian rupa dibawah
level garis hidrolis untuk menjamin aliran agar seperti yang diharapkan dalam
perhitungan agar debit aliran yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam pemasangan pipa transmisi perlu memasang angker penahan pipa pada
bagian belokan, baik dalam bentuk belokan arah vertikal maupun belokan arah
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

horizontal untuk menahan gaya yang ditimbulkan akibat tekanan internal dalam pipa dan

energi kinetik dari aliran air dalam pipa yang mengakibatkan kerusakan pipa maupun
kebocoran aliran air dalam pipa secara berlebihan.
Sistem transmisi harus menerapkan metode-metode yang mampu mengendalikan
pukulan air (water hammer) yaitu bilamana sistem aliran tertutup dalam suatu pipa
transmisi atau berubahnya posisi pipa transmisi dari posisi semua. Sistem pipa transmisi
air baku yang panjang dan berukuran diameter relatif besar dari diameter nominal ND-
600 mm sampai dengan ND-1000 mm perlu dilengkapi dengan aksesoris dan
perlengkapan pipa yang memadai. Perlengkapan penting dan pokok dalam sistem
transmisi air baku air minum antara lain:
a. Katup pelepas udara, yang berfungsi melepaskan udara yang terakumulasi
dalam pipa transmidi, yang dipasang pada titik-titik tertentu dimana akumulasi
udara dalam pipa akan terjadi.
b. Ketup pelepas tekanan, yang berfungsi melepas atau mereduksi tekanan berlebih
yang mungkin terjadi pada pipa transmisi.
c. Katup penguras (wash-out valve) yang berfungsi untuk menguras akumulasi lumpur
atau pasir dalam pipa transmisi yang umumnya dipasang pada titik-titik terendah
dalam setiap segmen pipa transmisi.
d. Katup ventilasi udara perlu disediakan pada titik-titik tertentu guna menghindari
terjadinya kerusakan pada pipa ketuka berlangusng tekanan negatif atau kondisi
vakum udara.
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

No Uraian Satuan Kriteria


Kebutuhan air harian
1 Debit Perencanaan Qmax maksimum Qmax = Fmax x
Qrata-rata
2 Faktor harian maksimum Fmax 1.10 - 1.50
3 Jenis saluran - Pipa atau saluran terbuka*
Kecepatan aliran air dalam
pipa
Vmin 0.3 - 0.6 m/det
a) Kecepatan minimum
4 Vmax 3.0 - 4.5 m/det
b) Kecepatan maksimum
Vmax 6.0 m/det
- Pipa PVS
- Pipa DCIP
Tekanan air dalam pipa
a) Tekanan minimum
b) Tekanan maksimum 1 atm
Hmin
5 - Pipa PVS 6-8 atm 10 atm 12.4 Mpa 9.0
Hmax
- Pipa DCIP Mpa
- Pipa PE 100
- Pipa PE 80
Kecepatan saluran terbuka
Vmin
6 a) Kecepatan minimum 0.6 m/det 1.5 m/det
Vmax
b) Kecepatan maksimum

7 Kemiringan saluran terbuka s (0.5 - 1)

8 Tinggi bebas saluran terbuka Hw 15 cm (minimum)

Kemiringan tebing terhadap


9 - 45° (untuk bentuk trapesium)
dasar saluran
Tabel 3 5 Kriteria Jaringan Pipa Transmisi

3.7 Sistem Distribusi Air


PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Air yang disupali melalui pipa akan didistribusikan melalui dua alternatif sistem, yaitu:

1. Continous System (Sistem Berkelanjutan)


Dalam sistem ini, air minum yang ada akan disupai dan didistribusikan kepada
konsumen secara terus menerus selama 24 jam. Sistem ini biasanya diterapkan bila
pada setiap waktu kuantitas air baku dapat mensuplai seluruh kebutuhan konsumen
di daerah tersebut.
Keuntungan:
- Konsumen akan mendapatkan air minum setiap saat
- Air minum yang diambil dari titik pengambilan didalam jaringan pipa distribusi
selalu didapatkan dalam keadaan segar
Kerugian:
- Permakaian air akan cenderung lebih boros
- Bila ada sedikit kebocoran saja, jumlah air yang terbuang besar
2. Intermitten System
Dalam sistem ini, air minum yang ada akan disuplai dan didistribusikan kepada
konsumen hanya selama beberapa jam dalam satu harinya, biasanya 2 sampai 4 jam
pada pagi hari dan 2 sampai 4 jam pada sore hari. Sistem ini biasanya diterapkan bila
kuantitas dan tekanan air yang cukup tidak tersedia dalam sistem.
Keuntungan:
- Pemakaian air cenderung lebih hemat
- Bila ada kebocoran maka air yang akan terbuang relatif kecil
Kerugian:
- Bila terjadi kebakaran pada saat tidak beroperasi maka air untuk pemadam
kebakaran tidak tersedia
- Setiap rumah perlu menyediakan tempat penyimpanan air yang cukup agar
kebutuhan air dalam sehari dapat disimpan
- Dimensi pipa yang dipakai akan lebih besar karena kebutuhan air yang akan
disuplai dan didistribusikan dalam sehari hanya ditempuh dalam jangka waktu
yang pendek

Dari kedua sistem distribusi air ini, terlihat bahwa continous system merupakan
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

sistem distribusi air yang baik dan ideal. Sehingga dalam tugas perencanaan ini
digunakan continous system.

3.8 Unit Pengolahan


Berikut merupakan beberapa alternatif unit pengolahan yang dapat digunakan
berdasarkan parameternya :

No Parameter Alternatif Pengolahan


Koagulasi

Adsorpsi GAC, PAC, Resin Sintetk


1 Warna
Oksidasi dengan chlorine,
permanganat, dan cholrin dioxide

Oksidasi dengan chlorine,


permanganat, dan cholrin dioxide
2 Bau dan Rasa Adsorpsi Karbon Aktif (GAC dan
PAC)
Aerasi
Prasedimentasi (air dengan
kekeruhan tinggi)

3 Kekeruhan Koagulasi dan Flokulasi

Sedimentasi
Filtrasi
4 pH* Netralisasi
Prasedimentasi (air dengan

Zat Padat Tersuspensi kekeruhan tinggi)


5
(TSS)* Koagulasi dan Flokulasi

Sedimentasi

Filtrasi
Reverse Osmosis
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Ion Exchange
Air Stripping
6 Zat Organik
Adsorpsi Karbon
Koagulasi
7 CO2 agresif Transfer gas (Aerasi)
Pelunakan Kapur Soda
8 Kesadahan
Ion Exchange
Oksidasi
Transfer gas (Aerasi)
9 Besi dan Mangan
Chemical Precipitation
Ion Exchange
Ion Exchange dengan Resin Basa
10 Sulfat Kuat
Softening (Pelunakan)

Oksidasi dengan Klorinasi


11 Sulfida
Aerasi
Ion Exchange dengan Activated
Alumina
12 Flourida
Pelunakan Kapur
Koagulasi Alum
13 Amoniak Air Stripping
Koagulasi
Pelunakan Kapur

Nitrat Reduksi Kimia

Denitrifikasi secara biologis

14 Ion Exchange

Reverse Osmosis
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Koagulasi dengan Garan besi atau


Aluminium
Ion Exchange dengan Activated
Arsen dan Selenium
Alumina
Ion Exchange dengan Resin Basa
15 Kuat
Tabel 3 6 Alternatif Unit Pengolahan I

1. Bangunan Penyadap (Intake)


Bangunan penyadap atau intake merupakan salah satu unit pengolahan yang
berfungsi untuk menyadap atau mengambil air dari sumber air baku sebelum
masuk ke bak pengumpul dan masuk ke dalam instalasi pengolahan. Bangunan
penyadap ini terletak di area sumur dalam, dengan kriteria sebagai berikut :

KRITERIA DESAIN
Komponen Kriteria Satuan
v intake < 0.08 m/detik
v inlet stainer 0.15 - 0.3 m/detik
diameter
0.006 - 0.012 m
strainer
A kotor strainer 2 x A efektif strainer -
v air dalam pipa 0.6 - 1.5 m/detik
Td > 20 menit
H foot valve > 60 -
Q backwashing 1/3 hisap -
T dinding hisap >20 -
Tabel 3 7 Kriteria Desain Intake
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2. Bak Pengumpul
Bak pengumpul berfungsi untuk menampung air dari bangunan Intake untuk
diproses oleh unit pengolahan berikutnya. Bak pengumpul dilengkapi dengan
pompa intake dan alat pengukur debit.
3. Koagulasi
Koagulasi adalah penambahan dan pengadukan cepat (flash mixing)
koagulan yang bertujuan untuk mendestabilisasi pasrtikel- partikel koloid
dan suspended solid (Reynolds, 1982).
Kriteria proses koagulasi adalah sebagai berikut :
e. Kapur soda (Ca2CO3) diturunkan dalam bentuk cair konsentrasi sebesar (5-
20)% PAC, poly aluminium chloride. Kualitas PAC ditentukan oleh kadar
alumunium oxide yang terkait sebagai PAC dengan kadar (10-11)%.
f. Dosis koagulan ditentukan berdasarkan hasil percobaan jartest terhadap air
baku.
g. Pembubuhan koagulan ke pengaduk cepat dapat dilakukan secara gravitasi
atau pemompaan

Untuk kriteria bak koagulan yaitu sebagai berikut :


- Waktu detensi (td) = (10-60) detik
- Gradien hidrolis (G) = (1000-700)/detik
- Csolid dalam kontak zona = 5% volume
- Bilangan Reynold = > 1000
4. Flokulasi
Menurut Kawamura (1991), flokulasi merupakan pengadukan lambat yang
mengiringi disperse koagulan secara cepat melalui pengadukan cepat.
Tujuannya adalah untuk mempercepat tumbukan yang menyebabkan
terjadinya gumpalan partikel koloid yang tidak stabil sehingga dapat
diendapkan.
Pemilihan proses flokulasi seharusnya berdasarkan kriteria sebagai berikut :
- Tipe proses pengolahan, misalnya konvensional, filtrasi langsung, softening
atau sludge softening.
PERENCANAAN
PROGRAM STUDI SISTEM
TEKNIKPENYEDIAAN
LINGKUNGANAIR MINUM
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

- Kualitas air baku, misalnya kekerugan, warna, partikel tersuspensi dan


temperature.
- Tipe koagulan yang digunakan
- Kondisi lapangan.

Jenis Flokulator Prinsip Kerja


Flokulator Pneumatic Mensuplai udara ke dalam bak flokulasi dengan cara
kerja hampir sama dengan aerasi, bedanya suplai
udara yang diberikan ke bak flokulasi tidak sebesar
pada bak aerasi
Flokulator Mekanis Menggunakan alat serupa paddle atau bisa disebut
batang pengaduk. Bentuk dan desainnya pun
bermacam-macam dan sangat familiar bagi seorang
engineer.
Flokulator Buffle Mengalirkan air baku berjalan dengan cara mengitari
sekat-sekat yang ada, sehingga sangat jelaslah bahwa
flokulator ini tidak bisa menambah atau mengurangi
velositas G dan G x Td, tetapi sangat tergantung dari
kecepatan overflow dari bak sebelumnya yaitu dari
bak koagulasi.Derajat hasil flokulasi ditentukan oleh
sifat flok dan velositas gradien G dan G x Td.
Tabel 3 8 Jenis Flokulator dan Prinsip Kerjanya

5. Sedimentasi
Menurut Reynolds (1982), sedimentasi adalah pemisahan zat padat - cair yang
memanfaatkan pengendapan secara gravitasi untuk menyisihkan padatan
tersuspensi. Reynolds juga mengklasifikasikan tipe pengendapan menjadi empat
tipe yaitu:

1. Tipe pengendapan bebas (free settling); sering disebut sebagai


PERENCANAAN
PROGRAM STUDI SISTEM
TEKNIKPENYEDIAAN
LINGKUNGANAIR MINUM
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

pengendapan partikel diskrit.

2. Tipe pengendapan partikel flok, yaitu pengendapan flok dalam suspensi


cair. Selama pengendapan, partikel flok semakin besar ukurannya
dengan kecepatan yang semakin cepat.
3. Tipe zone atau hinderred settling, yaitu pengendapan partikel pada
konsentrasi sedang, dimana energi partikel yang berdekatan saling
memecah sehingga menghalangi pengendapan partikel flok, partikel
yang tertinggal pada posisi relatif tetap dan mengendap pada kecepatan
konstan.
4. Tipe compression settling; partikel bersentuhan pada konsentrasi tinggi
dan pengendapan dapat terjadi hanya karena pemadatan massa.

Tabel 3 9 Kroteria Primary Sedimentation Tank

6. Desinfeksi
Desinfeksi air minum bertujuan untuk membunuh bakteri patogen yang ada dalam
air. Desinfeksi air dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pemanasan, penyinaran
dengan sinar UV, penambahan ion-ion logam seperti cooper dan silver, asam atau basa,
senyawa-senyawa kimia dan klorinasi (Sutrisno, 2002). Proses desinfeksi dengan klorinasi
diawali dengan penyiapan larutan kaporit dengan konsentrasi tertentu serta penetapan
dosis klor yang tepat.
PERENCANAAN
PROGRAM STUDI SISTEM
TEKNIKPENYEDIAAN
LINGKUNGANAIR MINUM
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Metode pembubuhan dengan kaporit yang dapat diterapkan sederhana dan tidak
membutuhkan tenaga listrik tetapi cukup tepat pembubuhannya secara kontinyu adalah
metode dosing proporsi. Laju desinfeksi mikroorganisme dihitung dengan persamaan
berikut:

dN/dt = - kN
Dimana:
dN/dt = Laju waktu desinfeksi
k = Konstanta laju reaksi
n = Jumlah mikroorganisme yang hidup
Klorinasi merupakan desinfeksi yang paling umum digunakan. Klorin yang digunakan
dapat berupa bubuk, cairan atau table. Bubuk klorin biasanya berisi kalsium hipoklorit.
Desinfeksi yang menggunakan gas klorin disebut klorinasi. Sasaran klorinasi terhadap air
minum adalah penghancuran bakteri melalui germisidal dari klorin terhadap bakteri.
Bermacam-macam zat seperti ozon (O3), klor (Cl2), klodioksida (ClO2) dan proses fisik
seperti penyinaran sinar ultraviolet, pemanasan dan lain-lain, digunakan sebagai desinfeksi
air. Dari bermacam-macam zat kimia yang telah disebutkan sebelumnya, klor adalah zat
kimia yang sering dipakai karena harganya murah dan masih mempunyai daya desinfeksi
dampai beberapa jam setelah pembubuhannya yaitu yang disebut sebagai residu klorin.
Penambahan klor secara kurang tepat akan menimbulkan bau dan rasa pahit (Alaerts,
1984).

Klor berasal dari gas klor (Cl2), NaOCl, Ca(OCl2) (kaporit), atau larutan HOCl (asam
hipoklorit). Breakpoint chlorination (klorinasi titik retak) adalah jumlah klor yang
dibutuhkan sehingga:

- Semua zat yang dapa dioksidasi teroksidasi


- Amoniak hilang sebagai gas N2
- Masih ada residu klor aktif terlarut yang konsentrasinya dianggap perlu untuk
membasmi kuman-kuman
Klorin sering digunakan sebagai desinfektn untuk menghilangkan mikroorganisme yang
tidak dibutuhkan, terutama bagi air yang dipakai untuk keperluan domestik. Alasan yang
menyebabkan klorin sering digunakan sebagai desinfektan adalah sebagai berikut:

- Dapat dikemas dalam bentuk gas, larutan dan bubuk


- Relatif murah
- Memilikidaya larut tinggi serta larut pada kadar tinggi (7000 mg/L)
- Residu dalam bentuk larutan tidak berbahaya asa; kadar tidak lebih
- Bersifat sangat toksik bagi mikroorganisme
Pada proses klorinasi, sebelum berperan sebagai desinfektan, klorin yang ditambahkan
akan berperan sebagai oksidator, seperti:

H2S + 4 Cl2 + 4 H2O → H2SO4 + 8 HCl


PERENCANAAN
PROGRAM STUDI SISTEM
TEKNIKPENYEDIAAN
LINGKUNGANAIR MINUM
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

7. Perpipaan
Dalam merencanakan jaringan penyediaan air minum untuk pelanggan,
penyediaan air minum didistribusikan kepada pelanggan melalui jaringan
perpipaan. Berikut merupakan kriteria desain perpipaan menurut Hazen William:

Material Pipa Nilai C


Kuningan 130 -140
Saluran batu bata 100
Besi cor dilapis Tar 130

Besi cor baru dan dilapisi 130


Besi cor dilapisi semen 130 -150
Besi cor dengan tidak ditentukan
bahan pelapisnya 60 - 110
Semen - asbes 140
Beton 130 - 140
Karet dilapisi 135
Besi berlapis seng 120
Kaca 140
Timah 130 - 140
Plastik 140 - 150
Baja baru dan dilapisi 140 - 150
Baja terpaku 110
Timah 130
Batu tanah liat 110 - 140
Tabel 3 10 Nilai Koefisien Pip Menurut Hazzen William
PERENCANAAN
PROGRAM STUDI SISTEM
TEKNIKPENYEDIAAN
LINGKUNGANAIR MINUM
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB IV
PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN
CIAMIS

4.1 Kondisi Eksisting Penyediaan Air Minum Berdasarkan Capaian Target SDGs

4.2 Master Plan SPAM

4.2.1 Analisis Wilayah Layanan Air Minum Berdasarkan RTRW

Sistem sumber air minum Kabupaten Ciamis berupa pengembangan daerah


pelayanan meliputi:
a. daerah pelayanan sistem perpipaan sumber air baku Bendung Manganti
meliputi:
 Kawasan Perkotaaan Padaherang
 Kawasan Perkotaaan Banjarsari
 Kawasan Perkotaaan Lakbok
 Kawasan Perkotaaan Pamarican; dan
 Kawasan Perkotaaan Mangunjaya.
b. daerah pelayanan sistem perpipaan sumber air baku Sungai Ciseel Cidolog
dan Sungai Cikembang Cimaragas meliputi:
 Kawasan Perkotaan Cidolog; dan
 Kawasan Perkotaan Cimaragas

c. daerah pelayanan sistem perpipaan sumber air baku Sungai Cimuntur dan
Sungai Citanduy meliputi:
 Kawasan Perkotaan Panumbangan;
 Kawasan Perkotaan Cihaurbeuti;
 Kawasan Perkotaan Sindangkasih;
 Kawasan Perkotaan Cikoneng;
 Kawasan Perkotaan Ciamis;
 Kawasan Perkotaan Baregbeg;
 Kawasan Perkotaan Sadananya;
 Kawasan Perkotaan Cijeungjing;
 Kawasan Perkotaan Kawali;
 Kawasan Perkotaan Jatinagara;
 Kawasan Perkotaan Rajadesa; dan
 Kawasan Perkotaan Cisaga.

daerah pelayanan sistem perpipaan sumber air baku Sungai Cijolang dan
PERENCANAAN
PROGRAM STUDI SISTEM
TEKNIKPENYEDIAAN
LINGKUNGANAIR MINUM
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Sungai Cimuntur meliputi:


 Kawasan Perkotaan Tambaksari;
 Kawasan Perkotaan Rancah;
 Kawasan Perkotaan Sukadana; dan
 Kawasan Perkotaan Cipaku.

daerah pelayanan sistem perpipaan sumber air Kalijambe meliputi:


 Kawasan Perkotaan Panawangan;
 Kawasan Perkotaan Panjalu;
 Kawasan Perkotaan Lumbung; dan
 Kawasan Perkotaan Panumbangan.

daerah pelayanan sistem perpipaan sumber air baku Sungai Cikole, Sungai
Cijalu, dan Sungai Kalipucang meliputi:
 Kawasan Perkotaan Parigi;
 Kawasan Perkotaan Sidamulih;
 Kawasan Perkotaan Pangandaran;
 Kawasan Perkotaan Cijulang; dan
 Kawasan Perkotaan Kalipucang.

daerah pelayanan sistem perpipaan sumber air baku Sungai Cikole berada
di Kecamatan Cijulang meliputi:
 Kawasan Perkotaan Cigugur;
 Kawasan Perkotaan Cimerak; dan
 Kawasan Perkotaan Langkaplancar.

pemanfatan air tanah dangkal dan artesis secara terkendali;


pengembangan sistem perpipaan perdesaan menggunakan sumber air dari
air tanah atau mata air;
penyediaan sistem air bersih perdesaan memanfaatkan potensi air hujan; dan
pemanfaatan sumber air baku untuk air bersih secara proporsional dan
terpadu untuk pemenuhan kebutuhan pertanian dan kebutuhan lainnya.
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

4.2.2 Analisis Sanitasi (EHRA)

4.2.3 Analisis Topografi

4.3 Perencanaan Zona SPAM

4.3.1 Zona Prioritas

4.3.2 Zona Pengembangan\

4.4 Proyeksi Penduduk dan Kebutuhan Air

Proyeksi penduduk

4.4.1Backward projection
A. metode aritmatik
Tabel 2. 4 Proyeksi penduduk metode aritmatik

(Pn) Jumlah Petambahan Penduduk


No. Tahun
Penduduk Selisih (jiwa) Persen (%)
1 2013 1155471 0 0
2 2014 1162102 6631 0,571
3 2015 1168682 6580 0,563
4 2016 1175389 6707 0,571
5 2017 1181981 6592 0,558
6 2018 1188629 6648 0,559
7 2019 1195176 6547 0,548
8 2020 1201685 6509 0,542
9 2021 1229070 27385 2,228
10 2022 1247770 18700 1,499
Jumlah 11905955 92299 7,637
Rata-rata (r) 1190596 9230 0,764

Ka 10255,44444
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Contoh perhitungan diambil untuk tahun 2022 sebagai berikut :

Po=Pn ∓ Ka ( Ta−¿ )

Po=1229070+10255,4 (2021−2013 )=1311113,2

Keterangan :
Pn : Jumlah penduduk tahun ke-n
Po : Jumlah penduduk tahun dasar (terakhir)
Ka : Konstanta aritmatik
Tn : Tahun ke-n
To : Tahun dasar

Kemudian kita perlu menentukan standar deviasi dari metode aritmatik, yang untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. 5 standar deviasi metode aritmatik

Metode Aritmatik
Jumlah
No. Tahun P Aritmatik (Yi-Y) (Yi-Y)^2
Penduduk
1 2013 1155471 1155471 -46150 2129776350
2 2014 1162102 1165726,444 -35894 1288383224
3 2015 1168682 1175981,889 -25639 657338380
4 2016 1175389 1186237,333 -15383 236641817
5 2017 1181981 1196492,778 -5128 26293535
6 2018 1188629 1206748,222 5128 26293535
7 2019 1195176 1217003,667 15383 236641817
8 2020 1201685 1227259,111 25639 657338380
9 2021 1229070 1237514,556 35894 1288383224
10 2022 1247770 1247770 46150 2129776350
Jumlah 11905955 12016205 0 8676866612
Rata-rata (r) 1190596 1201621 0 867686661
Standar Deviasi 29456,52

Untuk dapat mencari standar deviasi maka digunakan rumus :

Sd=√ ¿ ¿ ¿

Sd=
√ 8676866612
10
=29456,52

Keterangan
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Y-Yi= pengurangan nilai hasil proyeksi tiap tahun dengan reratanya

Y-Yi^2= hasil penguadratan dari Y-Yi

2. Metode geometri
Tabel 2. 6 proyeksi penduduk metode geometri

Metode Geometrik
Jumlah
No. Tahun P Geometrik (Yi-Y) (Yi-Y)^2
Penduduk
1 2013 1155471 1086572 -78948 6232725210
2 2014 1162102 1103402 -62118 3858647142
3 2015 1168682 1120492 -45028 2027497399
4 2016 1175389 1137847 -27673 765781904
5 2017 1181981 1155471 -10049 100982057
6 2018 1188629 1173368 7848 61587470
7 2019 1195176 1191542 26022 677129775
8 2020 1201685 1209997 44477 1978217517
9 2021 1229070 1228738 63218 3996572168
10 2022 1247770 1247770 82250 6765065315
Jumlah 11905955 11655200 0 26464205958
Rata-rata (r) 1190596 1165520 0 2646420596
Standar Deviasi 51443

r 2%

Untuk contoh perhitungan akan diambil perhitungan tahun 2022

Pn=Po ( 1+ r )n

10
Pn=1155471 ( 1+ 2% ) =1408512 jiwa

Keterangan
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Pn : jumlah penduduk proyeksi yang dicari

Po : jumlah penduduk awal

r : persentase pertubuhan penduduk

n : selisih tahun

setelah didapatkan data proyeksi selanjutnya perlu dicari nilai standar deviasinya, yang sebagaimana
dapat silihat pada table berikut :

Tabel 2. 7 standar deviasi metode geometri

Untuk dapat mencari standar deviasi maka digunakan rumus :

Sd=√ ¿ ¿ ¿

Sd=
√ 26464105958
10
=51443

Keterangan

Y-Yi= pengurangan nilai hasil proyeksi tiap tahun dengan reratanya

Y-Yi^2= hasil penguadratan dari Y-Yi

C. Metode Least Sruare


PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 2. 8 proyeksi penduduk metode least square

Metode Least Square


Jumlah P Least
No. Tahun Tahun ke X XY X^2 (Yi-Y) (Yi-Y)^2
Penduduk Square
1 2013 1155471 1 1155471 1 -560514 -1323767 1752359569710
2 2014 1162102 2 2324204 4 -266343 -1029597 1060069369331
3 2015 1168682 3 3506046 9 27827 -735426 540851719046
4 2016 1175389 4 4701556 16 321998 -441256 194706618857
5 2017 1181981 5 5909905 25 616168 -147085 21634068762
6 2018 1188629 6 7131774 36 910339 147085 21634068762
7 2019 1195176 7 8366232 49 1204509 441256 194706618857
8 2020 1201685 8 9613480 64 1498680 735426 540851719046
9 2021 1229070 9 11061630 81 1792850 1029597 1060069369331
10 2022 1247770 10 12477700 100 2087021 1323767 1752359569710
Jumlah 11905955 55 66247998 385 7632533 0 7139242691412
Rata-rata (r) 1190596 5,5 6624800 39 763253 0 713924269141
Standar Deviasi 418612

a -854684,35
b 294170

Untuk dapat menentukan proyeksi dengan metode least square maka sebelumnya perlu dicari nilai a
dan b yang dimana dijabarkan sebagai berikut :

10 . Σxy−Σx . Σpenduduk
b=
11. Σ x 2−¿ ¿
10 . 66247998−(55 . 11905955)
b= =294170
10 .3025−(55 2)

Σy−bΣx
a=
n

11905955−(55 . 294170)
a= =−854684,35
10

Setelah memperolehnilai a dan b barula kita bisa melakukan proyeksi, untuk contohmaka akan
digunakan perhitungan pada tahun 2022

Y =a+bx
Y =−854684,35+ ( 294170 .10 )=2087015 jiwa
keterangan
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Y = hasil proyeksi
a = Konstanta
b = Koefisien arah Regresi Linier
x = tahun ke-n

setelah memperoleh data terkait proyeksi dengan metode least square selanjutnya dapat kita cari
nilai standar deviasinya dengan cara :
Sd=√ ¿ ¿ ¿

Sd=
√ 7139242691412
10
=418612

Keterangan

Y-Yi= pengurangan nilai hasil proyeksi tiap tahun dengan reratanya

Y-Yi^2= hasil penguadratan dari Y-Yi

4.4.2 Pemilihan metode

Tabel 2. 9 Pemilihan metode proyeksi

Kerena standar deviasi metode Aritmatika yang paling kecil maka forward projection akan dilakukan
dengan metode Aritmatika

4.4.3Forward Projection
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JJJJJJLLLLLLKKKKADAkKKABUPATENSSUSUKABUMI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 2. 10 Forward projection

Proyeksi Penduduk 10 Tahun Kedepan


No Tahun Tn-To Ka Po Proyeksi Aritmatik
0 2022 0 10.255 1247770 1247770
1 2023 1 10.255 1247770 1258025
2 2024 2 10.255 1247770 1268281
3 2025 3 10.255 1247770 1278536
4 2026 4 10.255 1247770 1288792
5 2027 5 10.255 1247770 1299047
6 2028 6 10.255 1247770 1309303
7 2029 7 10.255 1247770 1319558
8 2030 8 10.255 1247770 1329814
9 2031 9 10.255 1247770 1340069
10 2032 10 10.255 1247770 1350324
11 2033 11 10.255 1247770 1360580
12 2034 12 10.255 1247770 1370835
13 2035 13 10.255 1247770 1381091
14 2036 14 10.255 1247770 1391346
15 2037 15 10.255 1247770 1401602
16 2038 16 10.255 1247770 1411857
17 2039 17 10.255 1247770 1422113
18 2040 18 10.255 1247770 1432368
19 2041 19 10.255 1247770 1442623
20 2042 20 10.255 1247770 1452879

Untuk contoh perhitungan diambil pada tahun 2042

Pn=Po ( 1+ r )n

10
Pn=1247770 ( 1+0,007987998 ) =1351102,041 jiwa

Gambar 2. 1 Diagram pertumbuhan penduduk kabupaten Ciamis

Anda mungkin juga menyukai