Disusun Oleh:
Disusun Oleh:
20513224
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji Syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Besar Perencanaan
Instalasi Pengolahan Air Limbah ini dengan baik dan tepat waktunya.
Tujuan dari tugas perencanaan instalasi pengolahan air limbah ini adalah
agar dapat memberi manfaat bagi perencana dan orang lain yang membacanya.
Tujuan lainnya adalah dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah sistem
perencanaan instalasi pengolahan air limbah. Dengan tugas ini, diharapkan
mahasiswa dapat merencanakan sistem perencanaan instalasi pengolahan air
limbah di kemudian hari.
Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam pembuatan tugas perencanaan ini :
1. Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat-Nya serta izin karunia-Nya
2. Bapak Dr. Joni Aldilla Fajri, St, M.Eng.. selaku dosen Mata Kuliah
Sistem Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah dan Ibu Elita
Nurfitriyani Sulistyo, S.T., M.Sc. selaku asisten yang telah mengajarkan
dan memberikan pemahaman tentang Tugas Besar Sistem Perencanaan
Instalasi Pengolahan Air Limbah.
3. Kedua orang tua perencana yang selalu memberikan doa dan dukungan
sehingga lancar dalam pengerjaan Tugas Perencanaan Instalasi
Pengolahan Air Limbah ini.
4. Rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan semangat kepada kami.
ii
Maharani
Fitrah Sawala
DAFTAR ISI
TUGAS BESAR......................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................6
1.1. Latar Belakang..........................................................................................6
1.2. Maksud dan Tujuan...................................................................................7
1.3. Ruang Lingkup..........................................................................................8
1.4. Acuan Dalam Perencanaan........................................................................8
iii
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
DAFTAR TABEL
4
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
DAFTAR GAMBAR
5
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
6
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi semua
mahluk hidup. Manusia dalam kehidupan sehari-hari memerlukan air untuk
berbagai keperluan mulai dari air minum, mencuci, mandi, dan kegiatan
kegiatan vital lainnya, sehingga pengelolaan air menjadi pertimbangan yang
utama untuk menentukan apakah sumber air yang telah diolah menjadi
sumber air yang dapat digunakan atau tidak. Penggunaan air dalam kegiatan
sehari-hari oleh manusia akan menghasilkan air limbah. Air limbah yang
dihasilkan dari usaha dan/atau kegiatan permukiman, rumah makan,
perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama disebut sebagai air limbah
domestik.
Dari air limbah yang dihasilkan oleh manusia dari pemakaian sehari-hari
dapat menimbulkan masalah apabila tidak diolah dengan baik sebelum
dibuang ke lingkungan. Akibatnya akan timbul permasalahan lingkungan
dari limbah tersebut yang juga berdampak pada kesehatan manusia dan
menganggu aktivitas sehari-hari dari berbagai aspek kehidupan. Oleh karena
itu, untuk mencegah timbulnya masalah tersebut harus diolah dengan baik
maka di wilayah atau daerah dianjurkan untuk memiliki suatu Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) merupakan suatu proses
pengolahan air limbah agar effluent yang dihasilkan menjadi lebih aman saat
dibuang ke lingkungan guna menghindari timbulnya permasalahan. Kualitas
effluent yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh pengolahan air limbah yang
dilakukan. Maka dalam perencanaan pengolahan air limbah diperlukan
perencanaan unit-unit pengolahan yang tepat dan sesuai serta memiliki
pertimbangan yang jelas agar kualitas effluent sesuai dengan yang
7
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari tugas perencanaan instalasi pengolahan air limbah
ini adalah :
- Mengurangi dan menghilangkan pengaruh buruk air
buangan pada kesehatan manusia dan lingkungannya yang
akan berdampak pada terciptanya suatu kondisi lingkungan
yang sehat
- Meningkatkan mutu lingkungan hidup melalui pengolahan,
pembuangan, dan pemanfaatan air buangan untuk pertanian
dan perikanan
- Mencegah timbulnya penyakit bawaan air (waterborne
disease) dan secara estetika mencegah bau tidak sedap yang
ditimbulkan air buangan
1.2.2. Tujuan
Adapun tujuan dari tugas perencanaan instalasi pengolahan air limbah
ini adalah :
- Menentukan unit proses IPAL (Instalasi Pengolahan Air
Limbah) yang akan digunakan
- Menghitung dimensi unit IPAL (Instalasi Pengolahan Air
Limbah) yang akan digunakan
8
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
9
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
BAB II
KONDISI UMUM DAEARAH PERENCANAAN
10
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
11
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
16 Palabuhanratu 10 91,86
17 Simpenan 7 170,69
18 Warungkiara 12 89,66
19 Bantargadung 7 75,85
Jampang
20 11 204,21
Tengah
21 Purabaya 7 103,37
22 Cikembar 10 81,68
23 Nyalindung 10 107,92
24 Gegerbitung 7 68,97
25 Sukaraja 9 42,13
26 Kebonpedes 5 11,36
27 Cireunghas 5 29,56
28 Sukalarang 6 30,72
29 Sukabumi 6 30,34
30 Kadudampit 9 69,62
31 Cisaat 13 23,09
32 Gunungguruh 7 26,31
33 Cibadak 10 64,03
34 Cicantayan 8 35,81
35 Caringin 9 36,89
36 Nagrak 10 69,04
37 Ciambar 6 61,34
38 Cicurug 13 46,59
39 Cidahu 8 34,58
40 Parakan Salak 6 38,08
41 Parung Kuda 8 25,87
42 Bojong Genteng 5 17,32
43 Kalapanunggal 7 49,09
44 Cikidang 12 155,59
45 Cisolok 13 173,49
46 Cikakak 9 113,61
47 Kabandungan 6 136,77
Jumlah 386 4145,7
12
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
13
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
a. Metode Aritmatik
❑ ❑
❑ ❑
∑
❑
❑Y −b ∑ ❑ X
❑
a=
n
14
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
15
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
16
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Sukabumi sebesar 2,5 dan itu merupakan rangking ke-8 tertinggi di Jawa Barat
dan ASFR yang tergolong masih tinggi. Secara keseluruhan, kepadatan penduduk
Kabupaten Sukabumi dapat dilihat dari table berikut :
Penduduk (ribu) Kepadatan Penduduk (per km2) Laju Pertumbuhan Penduduk Pertahun (%)
No. Kecamatan
2020 2021 2020 2021 2010-2020 2020-2021
1 Ciemas 55,84 56,89 178 180 1,51 1,64
2 Ciracap 56,07 31,25 418 424 1,67 1,82
3 Waluran 30,79 83,08 306 311 1,72 1,88
4 Surade 82,17 30,22 687 695 1,32 1,43
5 Cibitung 29,77 48,05 328 333 1,73 1,89
6 Jampang Kulon 47,5 26,61 682 690 1,38 1,5
7 Cimanggu 26,21 32,19 179 182 1,72 1,87
8 Kalibunder 31,76 36,8 370 375 1,57 1,71
9 Tegalbuleud 36,55 17,67 143 144 0,89 0,96
10 Cidolog 17,61 53,72 180 181 0,05 0,08
11 Sagaranten 53,2 19,97 456 460 1,18 1,28
12 Cidadap 19,88 31,56 237 238 0,63 0,68
13 Curug Kembar 31,32 45,07 505 509 0,96 1,04
14 Pabuaran 44,62 33,82 385 389 1,2 1,3
15 Lengkong 33,44 117,66 237 239 1,36 1,47
16 Palabuhanratu 115,81 58,92 1261 1281 1,82 1,98
17 Simpenan 57,98 66,24 340 345 1,85 2,01
18 Warungkiara 65,27 41,89 728 739 1,72 1,87
19 Bantargadung 41,32 41,89 545 552 1,61 1,75
20 Jampang Tengah 71,01 45,29 348 351 1,2 1,3
21 Purabaya 44,82 96,17 434 438 1,27 1,38
22 Cikembar 94,69 52,91 1159 1177 1,79 1,95
23 Nyalindung 52,36 52,91 485 490 1,27 1,37
24 Gegerbitung 42,38 42,93 615 622 1,5 1,63
25 Sukaraja 94,06 95,74 2233 2272 2,02 2,2
26 Kebonpedes 33,51 34,14 2949 3006 2,15 2,34
27 Cireunghas 36,16 36,6 1223 1238 1,43 1,56
28 Sukalarang 50,56 51,42 1646 1674 1,93 2,1
29 Sukabumi 51,51 51,96 1698 1713 1,08 1,17
30 Kadudampit 58,69 59,47 843 854 1,55 1,68
31 Cisaat 129,64 131,06 5615 5676 1,4 1,41
32 Gunungguruh 56,76 57,59 2158 2189 1,67 1,82
33 Cibadak 122,29 123,6 1910 1930 1,29 1,39
34 Cicantayan 60,99 61,75 1703 1724 1,47 1,59
35 Caringin 51,24 52 1389 1409 1,71 1,86
36 Nagrak 90,3 91,46 1308 1325 1,5 1,63
37 Ciambar 43,25 43,87 705 715 1,64 1,78
38 Cicurug 137,02 138,22 2941 2967 1,08 1,17
39 Cidahu 74,01 75,34 2140 2179 2,02 2,21
40 Parakan Salak 45,91 46,52 1206 1222 1,54 1,67
41 Parung Kuda 78,04 78,81 3016 3047 1,21 1,31
42 Bojong Genteng 40,53 41,06 2340 2370 1,51 1,64
43 Kalapanunggal 52,73 53,51 1074 1090 1,69 1,84
44 Cikidang 68,84 70,13 442 451 2,11 2,3
45 Cisolok 76,24 77,64 439 448 2,08 2,26
46 Cikakak 45,32 46,09 399 406 1,94 2,11
47 Kabandungan 45,53 46,37 333 339 2,09 2,27
Sukabumi 2.725,45 2.761 657 666 1,53 1,66
17
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
18
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
19
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
BAB III
KRITERIA PERENCANAAN
20
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
5. Kriteria Struktur
Dalam perencanaan kali ini sistem yang akan digunakan adalah sistem
terpisah. Sehingga drainase hanya menampung air hujan sedangkan air
buangan disalurkan pada sewerage. Sistem penyaluran air hujan ini
menggunakan beberapa parameter yang merupakan dasar perencanaan sistem.
Perencanaan arah jalur air hujan terdapat batasan-batasan antara lain:
1. Arah aliran dalam saluran mengikuti garis ketinggian yang ada, diharapkan
pengaliran secara gravitasi dan menghindarkan pemompaan.
2. Menghindari banyaknya perlintasan saluran pada jalan sehingga
mengurangi penggunaan gorong-gorong.
3. Pemanfaatan sungai atau anak sungai sebagai badan air penerima dan
outfall yang direncanakan.
Pada perencanaan ini menurut Kementerian PU dan Kimpraswil (2003).
Dimana fungsi drainase perkotaan yaitu:
a. Membebaskan suatu wilayah terutama pemukiman yang padat dari
genangan air, erosi dan banjir.
b. Meningkatkan kesehatan lingkungan, bila drainase lancar maka
memperkecil resiko penyakit yang ditransmisikan melalui air (water borne
disease) dan penyakit lainnya.
c. Dengan sistem drainase yang baik tata guna lahan dapat dioptimalkan dan
juga memperkecil kerusakan-kerusakan struktur tanah untuk jalan dan
bangunan-bangunan lainnya.
d. Dengan sistem drainase yang terencana maka dapat dioptimalkan
pengaturan tata-air; yang berfungsi mengendalikan keberadaan air yang
berlimpah pada musim penghujan dan kekeringan pada musim kemarau.
3.1.1 Sistem Drainase Perkantoran
Sistem jaringan drainase perkotaan umumnya dibagi menjadi 2 bagian,
diantaranya :
1. Sistem Drainase Mayor
21
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
22
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
a. Saluran tertutup
Drainase sistem tertutup adalah sistem saluran yang permukaan
airnya tidak terpengaruh dengan udara luar (atmosfir). Saluran drainase
tertutup sering digunakan untuk mengalirkan air limbah atau air kotor
yang menggangu kesehatan lingkungan dan menggangu keindahan.
Konstruksi saluran tertutup terkadang ditanam pada kedalaman tertentu
di dalam tanah yang disebut dengan sistem sewerage. Walaupun
tertutup alirannya tetap mengikuti gravitasi yaitu aliran pada saluran
terbuka.
b. Saluran terbuka
Drainase saluran terbuka adalah sistem saluran yang permukaan
airnya terpengaruh dengan udara luar (atmosfir). Drainase saluran
terbuka biasanya mempunyai luasan yang cukup dan digunakan untuk
mengalirkan air hujan atau air limbah yang tidak membahayakan
kesehatan lingkungan dan tidak mengganggu keindahan.saluran ini
yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak didaerah yang
mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan
yang tidak membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan. Saluran
ini dibedakan menjadi :
Saluran Alam (natural), meliputi selokan kecil, kali, sungai kecil
dan sungai besar sampai saluran terbuka alamiah.
Saluran Buatan (artificial), seperti saluran pelayaran, irigasi, parit
pembuangan, dll. Menurut asalnya dibedakan menjadi:
a. Saluran (canal) Biasanya panjang dan merupakan selokan
landai yang dibuat ditanah.
b. Got miring (chute) merupakan selokan yang curam.
c. Terjunan (drop) contohnya got miring dimana perubahan
tinggi air terjadi dalam jangka pendek.
23
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2. Paralel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran
cabang (sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi
perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.
3. Grid Iron
Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga
saluransaluran cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpulan.
24
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
4. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar.
5. Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.
6. Jaring – Jaring
Mempunyai saluran-saluran pembuang yang mengikuti arah jalan raya dan
cocok untuk daerah dengan topografi datar.
25
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
atmosfer dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh, uap air
(awan) akan menjadi bintik-bintik yang selanjutnya akan turun dalam
bentuk hujan, salju, dan es. Siklus infiltrasi atau perkolasi dalam tanah
dimulai dari air yang bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan
pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Siklus air sendiri
merupakan salah satu siklus biogeokimia yang terjadi di bumi dengan
tujuan mempertahankan jumlah dan ketersediaan air.
Hujan memiliki beberapa karakteristik, meliputi:
a. Durasi
Lama kejadian hujan (menit, jam, hari) yang diperoleh
terutama dari hasil pencatatan alat ukur hujan otomatis. Dalam
perencanaan drainase durasi hujan sering dikaitkan dengan waktu
konsentrasi khususnya pada drainase perkotaan diperlukan durasi
yang relatif pendek.
b. Intensitas
Jumlah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau
volume hujan tiap satuan waktu. Besarnya intensitas hujan
berbeda-beda bergantung dari lamanya curah hujan dan frekuensi
kejadiannya. Intensitas hujan diperoleh dengan cara melkukan
analisis data hujan baik secara statistik maupun secara empiris.
c. Lengkung Intensitas
Lengkung intensitas biasa disebut juga Kurva IDF
(Intensitas-Durasi-Frekuensi). Lengkung intensitas hujan adalah
grafik yang menyatakan hubungan antara intensitas hujan dengan
durasi hujan, hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk lengkung
intensitas hujan dengan kala hujan tertentu.
d. Waktu Konsentrasi
Waktu yang diperlukan untuk mengalirkan air dari titik
yang paling jauh pada daerah aliran ke titik kontrol yang
26
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
27
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
hujan yang diwakili stasiun penakar hujan yang disebut sebagai faktor
pembobot. Besarnya faktor pembobot tergantung dari luas daerah
pengaruh yang diwakili oleh stasiun yang dibatasi oleh poligon yang
memotong tegak lurus pada tengah garis penghubung 2 stasiun.
28
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Cara ini merupakan cara rasional terbaik jika garis isohyet dapat
digambar teliti dengan rumus:
A 1 R1 + A 2 R2 +…+ A n Rn
R=
A1 + A2 +…+ A n
Dimana:
A1, A2, …, An =luas bagian antar isohyet
R1, R2, …, Rn = curah hujan pada daerah A1, A2, …, An
3.1.3.2 Analisis Hujan Harian Maksimum
Hujan harian maksimum adalah nilai curah hujan tertinggi dalam satu
hari (24 jam) yang mungkin terjadi pada Periode Ulang Hujan (PUH)
tertentu. Periode Ulang Hujan (PUH) adalah waktu hipotetik dimana
debit atau hujan dengan suatu besaran tertentu X T akan disami atau
dilampaui sekali dalam jangka waktu T tahun.
1) Metode Gumbel
Untuk dapat menyelesaikan perhitungan dengan metode gumbel,
langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Menyusun data-data curah hujan (X) mulai dari harga yang
terbesar sampai harga terkecil.
b. Menghitung besarnya harga rata-rata curah hujan tahunan ( X )
c. Mengisi kolom 3-5 pada tabel.
d. Menentukan besarnya nilai reduksi varian (Yt) dari variabel yang
diharapkan terjadi pada periode ulang tertentu (PUH 5, 10, 20,
29
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
30
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
e. Menghitung nilai Xo
f. Menghitung nilai b
31
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
32
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2) Van Breen
Lama durasi hujan harian adalah terpusat selama 4 jam dengan
hujan efektif sebesar 90% dari hujan selama 24 jam.
2
54 Rt +0,07 RT
I t=
t c +0,3 Rt
Dimana:
IT = intensitas curah hujan pada suatu periode ulang (T tahun)
RT = tinggi curah hujan pada periode ulang T tahun (mm/hari)
tC = durasi hujan dalam menit
3) Haper Weduwen
Curah hujan yang memiliki distribusi yang simetris dengan durasi
curah hujan lebih kecil dari 1 jam dan durasi curah hujan dari 1
sampai 24 jam.
Setelah R dihitung, kemudian dihitung intensitas menggunakan
rumus :
R
I=
t
Dimana:
t dalam jam
XT = hujan harian maksimum pada periode T
4) Bell-Tanimoto
Data hujan selama selang waktu yang cukup panjang harus
tersedia untuk keperluan analisis frekuensi hujan. Bila data tidak
tersedia, maka curah hujan 1 jam (60 menit) dengan periode ulang
10 tahun dijadikan sebagai dasar. Berikut persamaan Bell Tanimoto
33
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
34
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2) Metode Sherman
a
I= a
t
Dimana:
I = intensitas hujan (mm/jam)
Dimana:
t = lama hujan (jam)
N = banyaknya data
3) Metode Ishiguro
a
I=
√t +b
Dimana:
I = intensitas hujan (mm/jam)
Dimana:
35
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
36
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Dimana:
Q = Debit rencana dengan periode ulang T tahun (m3/dtk)
C = Koefisien aliran permukaan
Cs =Koefisien tampungan oleh cekungan terhadap debit rencana
I = Intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)
A = Luas daerah pengaliran (km2).
Tc = Waktu konsentrasi (jam)
Td = Waktu aliran air mengalir di dalam saluran dari hulu hingga ke tempat
pengukuran (jam)
3.1.5 Koefisien Pengaliran
Koefisien pengaliran adalah perbandingan antara jumlah air hujan
yang mengalir atau melimpas di permukaan tanah (surface run-off) dengan
jumlah air hujan yang jatuh dari atmosfer (hujan total yang terjadi). Besaran
ini dipengaruhi oleh tata guna lahan, kemiringan lahan, jenis dan kondisi
tanah. Pemilihan koefisien pengaliran harus mempertimbangkan
kemungkinan adanya perubahan tata guna lahan dikemudian hari. Koefisien
pengaliran mempunyai nilai antara dan sebaiknya nilai pengaliran untuk
analisis dipergunakan nilai terbesar atau nilai maksimum.
37
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
38
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Dimana:
Tc = Waktu Konsentrasi (jam)
To = Inlet time ke saluran terdekat (menit)
Td = Conduit time sampai ke tempat pengukuran (menit)
n = angka kekasaran manning
S = kemiringan lahan (m)
L = panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan (m)
Ls = panjang lintasan aliran di dalam saluran (m)
V = kecepatan aliran di dalam saluran (m/detik)
3.2. Kriteria Perencanaan Sawerage
Sewerage adalah limbah cair yang dihasilkan oleh aktifitas
masyarakat perkotaan. Pembuangan limbah cair dilakukan dengan bantuan
rangkaian saluran yang disebut sewer system. Sewer system berarti sistem
yang mengatur rangkaian proses pembuangan atau penyaluran air buangan.
Proses pembuangan tersebut disebut sebagai sewerage dan sistem yang
mengatur rangkaian saluran tersebut dan pengaruhnya disebut sistem
sewerage atau sistem penyaluran air buangan. Limbah cair domestik dibuang
menggunakan sebuah jaringan saluran air buangan dan jaringan lainnya yang
digunakan untuk pengumpulan air hujan. Perencanaan dan pengoperasian
saluran air buangan mempengaruhi proses yang terjadi di dalamnya. Jenis
saluran air buangan turut menentukan apakah kondisi aerob atau anaerob
yang akan terjadi, penambahan ventilasi di saluran air buangan dapat
mendispersikan gas berbahaya hasil proses mikrobial dan menambahkan
oksigen ke dalam saluran.
39
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
40
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
41
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
42
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
43
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
44
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
45
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
46
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
47
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
b. Klasifikasi Manhole
Manhole dangkal: kedalaman (0,75-0,9) m, dengan cover kedap
Manhole normal: kedalaman 1,5 m, dengan cover berat
Manhole dalam: kedalaman di atas 1,5 m, dengan cover berat.
Khusus ’MH dalam’ dapat diklasifikasikan lagi sesuai dengan kedalaman,
ketebalan dinding, keberadaan drop, keberadaan pompa, dan lain-lain
sesuai dengan kebutuhan.
c. Manhole Khusus
Junction chamber
Drop manhole
Flushing manhole
Pumping manhole
d. Eksentrisitas
Eksentrisitas manhole pada suatu jalur sistem perpipaan tergantung
pada diameter salurannya.
Untuk pipa dimensi besar (D > 1,20 m), manhole diletakkan secara
eksentrik agar memudahkan operator turun ke dasar saluran.
Untuk pipa dimensi kecil [D (0,2-1,2) m], manhole diletakkan secara
sentrik, langsung di atas pipa.
48
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
e. Dimensi Manhole
Dimensi horizontal harus cukup untuk melakukan pemeriksaan dan
pembersihan dengan masuk ke dalam saluran. Dimensi vertical
tergantung pada kedalamannya.
Lubang masuk (acces shaft), minimal 50 cm x 50 cm atau diameter 60
cm.
Dimensi minimal di sebelah bawah lubang masuk.
- Untuk kedalaman sampai 0,8 m: 75 cm x 75 cm.
- Untuk kedalaman (0,8 - 2,1) m: 120 cm x 90 cm atau diameter 1,2
m.
- Untuk kedalaman > 2,1 m: 120 cm x 90 cm atau diameter 140
cm.
49
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
50
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224
TUGAS PERENCANAAN DRAINASE DAN SEWERAGE
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
51
MAHARANI FITRAH SAWALA | 20513224