Oleh:
ILHAM JULIARDO
NIM. 19253321014
Oleh :
ILHAM JULIARDO
NIM. 19253321014
Oleh :
ILHAM JULIARDO
NIM. 19253321014
Menyetujui :
Mengesahkan :
Oleh :
ILHAM JULIARDO
NIM. 19253321014
Telah di Uji dan Dipertahankan Didepan Tim Penguji Laporan Tugas Akhir
TIM PENGUJI
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah hirobbil alamin, puji syukur saya ucapkan kepada allah SWT
Yang telah melimpahkan rahmat dan karuniannya sehingga saya bisa
menyelesaikan karya sederhana ini berupa Laporan Tugas Akhir untuk
menyelesaikan jejang pendidikan Diploma III ini dengan baik.
Dosen Pembimbing
Terimakasih kepada bapak Ir. Deswanni Panggabeanr, Mp. Si selaku dosen
pembimbing akademik yang telah banyak memberikan arahan, nasehat serta
ilmu yang sangat bermanfaat kepada saya dari semester satu sampai semester
enam hingga saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan
bimbingan dari bapak.
Teman
Terimakasih kepada teman saya Dinda Dika Kumala yang telah membatu saya
dalam mengerjakan laporan Tugas Akhir ini. Dan memngarahkan saya selalu
dalam keadaan apapun Dan bagaimanapun. Berkat kamu kuliah saya sampai
pada saat detik in, terima kasih banyak.
Sahabat
Terimakasih kepada sahabat saya Fauzi (Iji), Ghani (Ganten), Dio Ersam (Doyok),
Isan (Kantuak) , Dini (Sudin), selvia (evi) . Terima kasih sahabat sahabat yang
senang tiasa mendampingiku, memberikan support besar untuk hari hariku, dan
rasa syukur terbesarku karena kalian telah hadir di dalam hidupku, tidak pernah
kurasakan persahabatan setulus ini sebelumnya, dan merasa di anggap di sebuah
perkumpulan, terima kasih karena kalian semua aku merasa lebih berarti.
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa isi Laporan Tugas Akhir yang saya
tulis dengan judul “PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI
DAERAH IRIGASI BANDAR GADANG / INTAKE BANDAR
KOTO GAEK ( BKG )” merupakan hasil kerja atau karya saya sendiri dan
bukan ciptakan dari hasil kerja atau karya orang lain, kecuali yang sumbernya
dicantumkan. Jika kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya akan
menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Ilham Juliardo
NIM.19253321014
RINKASAN
Salah satu penunjang untuk menghasilkan hasil panen yang baik adanya
saluran irigasi yang baik dan lancar. Namun pada kenyatannya masih banyak
saluran irigasi yang tidak terawat bahkan rusak, sehingga saluran irigasi tidak
dapat dipergunakan secara maksimal oleh petani. Hal ini akan sangat berpengaruh
terhadap hasil produktifitas pertanian di suatu daerah irigasi. Untuk itu saluran
irigasi perlu diperhatikan guna meningkatkan hasil pertanian.
Agar air irigasi dapat bermanfaat sesuai dengan yang di rencanakan maka
diperlukan pemeliharaan jaringan irigasi dan alat ukur yang baik, agar pembagian
merata dan sesuai dengan kebutuhan tanaman serta tepat pada waktunya.
Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan
irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan
operasi dan mempertahankan kelestariannya melalui kegiatan perawatan,
perbaikan, pencegahan dan pengamanan yang harus dilakukan secara terus
menerus. Apabila pemeliharaan bangunan sudah baik tentu penambahan dan
pengurangan air dapat di atasi dan juga gagalnya usaha pertanian akibat
kekeringan dapat di tanggulangi.
1
pintu sudah sulit di putar akan menganggu proses bukaan pintu, serta rumput pada
sekitar saluran yang sudah tinggi yang akan menghambat proses inspeksi rutin di
sepanjang saluran irigasi. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah PKPM
degan judul laporan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Di Irigasi Bandar Gadang /
Intake Bandar Koto Gaek (BKG).
1.2. Tujuan
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Irigasi
3
1. Jaringan irigasi primer, yaitu bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas
bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan
bagi, bangunan bagi sadap, dan bangunan pelengkapnya
2. Jaringan irigasi sekunder, yaitu bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas
saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi
sadap, bangunan sadap dan bangunan pelengkapnya
Menurut Widjiharti, E., et.al, 1997. Bagian Jaringan Irigasi, saluran irigasi
dapat di defenisikan seperti berikut ;
a. Saluran Kuarter adalah saluran yang membawa air dari box bagi kuarter
melalui bangunan sadap tersier ke sawah sawah.
b. Saluran Tersier adalah saluran yang membawa air dari bangunan sadap
tersier di jaringan utama ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter ,
saluran ini berakhir pada box kuarter yang terakhir.
c. Saluran Muka Tersier adalah saluran yang membawa air dari bangunan
sadap tersier ke petak tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya.
d. Saluran Primer adalah saluran yang membawa air dari jaringan utama ke
saluran sekunder dan petak petak tersier yang diairi. Saluran primer
biasanya disebut saluran induk. Saluran ini berakhir pada bangunan yang
terakhir.
e. Saluran Sekunder adalah adalah saluran yang membawa air dari saluran
primer ke petak petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut.
Batas ujung saluran ini yaitu bangunan sadap terakhir.
f. Saluran Pembuang adalah saluran yang digunakan sebagai pembuang
kelebihan air yang sudah tidak digunakan dari petak petak sawah ke
jaringan saluran pembuang. Setelah air dipakai untuk penggarapan sawah,
pertumbuhan padi, dan sisa penguapan serta penggenangan maka
4
selanjutnya air itu di buang. Pembuangan air kelebihan ini sama pentingnya
dengan pemberian air irigasi.
1. Irigasi Teknis, merupakan sistem irigasi yang mana keadaan jaringan irigasi
bersifat permanen dan bangunan bangunannya lengkap sehingga air irigasi
dapat di atuer dan di ukur secara akurat. Ciri ciri irigasi teknis yaitu
bangunan irigasi bersifat permanen, telah mempunyai alat ukur , telah
mempunyai alat pengatur air, dan juga memiliki saluran pembawa dan
pembuang yang terpisah.
2. Irigasi Semi Teknis, merupakan sistem irigasi yang mana bangun
bangunannya tidak selengkap pada sistem irigasi teknis, maka air irigasi
dapat di atur dengan baik tapi tidak sepenuhnya dapat di akur secara efektif.
Cirinya yaitu bangunan bersifat permanen, belum mempunyai alat ukur,
memiliki alat pengatur air , dan saluran pembuang dan pembawa belum
terpisah.
3. Irigasi Sederhana adalah sistem irigasi yang keadaan irigasi pada umumnya
dibuat secara sederhana dan tidak bersifat permanen, sehingga air irigasi
tidak dapat di ukur dan di atur secara baik. Ciri cirinya yaitu konstruksi
jaringan irigasi bersifat darurat dan sederhana, alat pengukur tidak ada
sehingga debit yang di alirkan tidak dapat di ukur jumlahnya.
5
Tabel 1. Parameter Jaringan Irigasi
Jaringan Irigasi
No Parameter Sederhana Semiteknis Teknis
1. Konstruksi Sederhana Semi Permanen
Bangunan Permanen
/Permanen
Pengukuran debit
2. Tidak ada Ada Ada
Pengaturan
3. Tidak ada Tidak ada Ada
debit
Saluran pembawa Saluran
Saluran
berfungsi ganda pembawa dan pembawa dan
4. Fungsi saluran sebagai saluran saluran
saluran
pembuang pembuang tidak pembuang
sepenuhnya terpisah
terpisah
Sumber; Harsoyo B, 1982
6
2.2.1. Bangunan Utama
A. Bendung
2. Kolam olak dan peredam energi guna mengurangi energi ketinggian air
banjir.
7
9. Sayap bendung guna stabilitas bendung.
B. Pengambilan bebas
1. Bak penampung yang berfungsi untuk menampung air dari mata air.
2. Bangunan pelimpah guna mengalirkan kelebihan air.
3. Bangunan pengambilan dan pintu pengambilan guna mengalirkan dan
mengatur air yang mengalir dari mata air.
8
4. Saluran ukur merupakan saluran yang menghubungkan antara
bangunan/pintu pengambilan dengan bangunan ukur
D. Stasiun pompa.
9
1. Talang merupakan saluran buatan yang melintasi permukaan tanah yang
rendah (lembah, saluran irigasi/pembuang, sungai). Talang dipergunakan
pada tempat dimana perbedaan tinggi antara saluran irigasi dengan
permukaan tanah yang dilewati cukup tinggi dan dipandang lebih
ekonomis dibandingkan dengan siphon. Siphon merupakan bangunan
saluran tertutup yang berguna untuk mengalirkan air yang melintasi tempat
dengan perbedaan tinggi yang relatif kecil dibanding dengan muka air di
saluran.Siphon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan
gravitasi di bawah saluran pembuang, cekungan, anak sungai atau sungai.
Siphon juga dipakai untuk melewatkan air irigasi dibawah jalan, jalan
kereta api atau bangunan-bangunan lainnya.
2. Bangunan Terjun adalah bangunan yang befungsi untuk mengurangi
kemiringan saluran. Bangunan terjun dapat dipisahkan menjadi dua tipe,
yaitu bangunan terjun tegak dan bangunan terjun miring.
3. Bangunan got miring dipergunakan pada trase saluran dengan kemiringan
yang cukup tajam. Got miring berupa potongan saluran yang diberi
pasangan (lining) dengan aliran super kritis, dan umumnya mengikuti
kemiringan medan alamiah dengan beda tinggi di atas 2,5 m.
4. Gorong-gorong adalah bangunan yang berfungsi untuk mengalirkan air di
bawah bangunan (jalan, rel kereta api) atau untuk mengalirkan air di
persilangan antara saluran pembuang dengan saluran pembawa.
5. Terowongasn dibangun apabila keadaan ekonomi/anggaran
memungkinkan untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati
bukit-bukit dan medan yang tinggi. Aliran yang mengalir dalam
terowongan adalah aliran terbuka.
6. Bangunan Pelimpah Sampingberfungsi untuk membatasi debit yang masuk
ke saluran pembawa dan melimpaskan kelebihan air hujan yang masuk ke
saluran pembawa.
7. Jalan dan Jembatan yang dimaksud adalah jalan masuk dan jalan inspeksi,
untuk menunjang kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi
pembawa dan pembuang oleh instansi yang membidangi irigasi. Untuk
menghubungkan jalan inspeksi yang dipisahkan oleh saluran irigasi,
10
saluran pembuang dan sungai diperlukan jembatan. Masyarakat dapat
menggunakan fasilitas ini untuk sarana transportasi sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh pengelola irigasi. Jika saluran dibangun sejajar dengan
jalan umum di dekatnya, maka tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang
ruas saluran tersebut.
8. Tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir yang
berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar. Pada umumnya
tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di
sepanjang saluran primer.
2. Membersihkan saluran dan bangunan dari tanaman liar dan semak- semak.
11
4. Pembuangan endapan lumpur di bangunan ukur.
1. Pengecatan pintu.
12
3. Perbaikan Saluran.
6. Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor, rumah dinas, rumah PPA dan
PPB, kendaraan dan peralatan.
1. Penggantian Pintu.
a) Tindakan Pencegahan
1) Melarang pengambilan batu, pasir dan tanah pada lokasi ± 500 m sebelah
hulu dan ± 1.000 m sebelah hilir bendung irigasi atau sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
13
3. Menetapkan garis sempadan saluran sesuai ketentuan dan peraturan yang
berlaku.
b) Tindakan Pengamanan.
Perbaikan darurat dilakukan akibat bencana alam dan atau kerusakan berat
akibat terjadinya kejadian luar biasa (seperti Pengrusakan/ penjebolan tanggul,
Longsoran tebing yang menutup Jaringan, tanggul putus dll) dan penanggulangan
segera dengan konstruksi tidak permanen, agar jaringan irigasi tetap berfungsi.
Kejadian Luar Biasa/ Bencana Alam harus segera dilaporkan oleh juru kepada
14
pengamat dan kepala dinas secara berjenjang dan selanjutnya oleh kepala dinas
dilaporkan kepada Bupati. Lokasi, tanggal/ waktu, dan kerusakan akibat kejadian
bencana/KLB dimasukkan dalam Blangko 03-P dan lampirannya ( K.M Arsyad,
2017)
15
e. P3A/ GP3A/ IP3A berperan aktif dalam pengamanan jaringan irigasi.
16
tugas, antara P3A/ GP3A dengan pemerintah diantaranya bagian mana bisa
ditangani P3A/ GP3A dan bagian mana yang ditangani pemerintah melalui Nota
Kesepakatan kerjasama O&P. Penyusunan rencana pemeliharaan meliputi:
1. Inspeksi rutin
2. Penelusuran jaringan irigasi
3. Identifikasi dan analisis tingkat kerusakan
4. Pengukuran dan pembuatan detail desain perbaikan jaringan irigasi
5. Perhitungan rencana anggaran biaya
6. Penyusunan program / Rencana kerja
17
Tabel 2. Kondisi Fisik Jaringan Irigasi
No Kondisi Fisik Infrastruktur Kriteria
1 Tingkat kerusakan <10% Baik
2 Tingkat kerusakan 10% -20% Rusak Ringan
3 Tingkat kerusakan 21% -40% Rusak Sedang
4 Tingkat kerusakan >40% Rusak Berat
Sumber: PermenPUPeraNo 12/PRT/M/2015
Dalam menentukan keberhasilan suatu kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi ,
ada 4 indikator yang harus di perlukan yaitu ;
a) Terpenuhinya kapasitas saluran sesuai dengan kapasitas rencana.
b) Terjaganya kondisi bangunan dan saluran: kondisi baik, rusak ringan, rusak
sedang, atau rusak berat, seperti dijelaskan dalam tabel 2.
Tugas tugas pokok dan fungsi petugas pemeliharaan irigasi yang berada di
lapangan menurut Ir. K.M Arsyad, M.sc (2017) adalah sebagai berikut;
18
5. Membuat laporan kegiatan pemeliharaan ke Dinas/ Balai.
b) Mantri/ Juru
19
3. Membersihkan endapan sampah disekitar bangunan sadap / bagi-
sadap dan di sekitar alat pengukur debit.
4. Mencatat kerusakan bangunan air/ pintu air pada Blangko pemeliharaan.
5. Memelihara saluran sepanjang 50 m di sebelah hilir bangunan sadap.
20
III. METODOLOGI
3.3.1. Wawancara
Dalam kegiatan ini mahasiswa mengikuti semua kegiatan yang ada di UPTD
SDABK Wilayah Selatan Sumatera Barat untuk mendapatkan suatu informasi
21
yang diperlukan, serta mengenal lingkungan di sekitar UPTD SDABK Wilayah
Selatan Sumatera Barat, mulai dari pengenalan lingkungan kantor dan pengenalan
di lapangan.
22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil UPTD Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bina Konstruksi
Wilayah Selatan
Unit perusaan Teknis Daerah (UPTD) Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Bina Konstruksi Wilayah selatan di bentuk berdasarkan peraturan Gubernur
Sumatra Barat No 101 Tahun 2017 tentang pembentukan Organisasi dan tata kerja
unit pelaksanaan teknis di daerah dinas pengelolaan sumber daya air Provinsi
Sumatra Barat dan di ubah dengan peraturan Gubernur Sumatra Barat no 24 tahun
2019 tentang perusahaan berdasr terdapat pada penamaan UPTD yang awalnya
namanya UPTD balai SDABK sungai Dareh yang berkedudukan di kab.
Dhamasraya di ubah menjadi UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan yang
berkedudukan di Solok Selatan kantor, selain itu juga menjadi Seksi pelaksanaan
operasional dan pemeliharaan. Kantor UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan
berkedudukan di jalan Lintas Solok.– Padang Panjang, Km.11 Kenagarian Sumani
, Kec. X Koto Singkarak , kab.Solok dengan sistem pinjam pakai selama 5 (lima)
tahun. Bangunan yang merupakan asset yang selama ini terabaikan tidak terawatt
dengan baik sehingga perlu perbaikan menyeluruh sehingga aman dan nyaman
untuk digunakan dalam pelaksanaan kegiatan.
23
tugas pokok dan fungsi pengamatan diarea kerja masing-masing adapun struktur
organisasi sebagi berikut :
24
4.2. Daerah Irigasi Bandar Gadang / Intake Bandar Koto Gaek (BKG)
Intake Bandar Koto Gaek (BKG) merupakan salah satu irigasi Bandar
Gadang terletak pada koordinat 100°62°93,220”:E dan 0°95°91,0539”:S.
Memiliki panjang saluran sekunder sepanjang 10.352 m dan mengairi sawah
25
seluas 326 Ha. Data Inventaris Bandar Gadang (Intake BKG) dapat dilihat pada
tabel berikut;
Adapun Skema Jaringan irigasi Bandar Gadang / Intake Bandar Koto Gaek
dapat dilihat pada gambar 4 berikut.
Gambar 4. Skema Jaringan irigasi Bandar Gadang / Intake Bandar Koto Gaek
26
27
Dari hasil laporan inpeksi rutin kerusakan jaringan irigasi ( 01-P ) di daerah
irigasi Bandar Gadang / Intake Koto Gaek (BKG) pada bulan desember 2021 ,
pada bangunan BKG 3, BKG 4 mengalami kerusakan yaitu kebocoran pada
dinding saluran serta retak pada bangunannya sehingga kondisi bangunan
termasuk kedalam kategori rusak sedang. Pada bangunan BKG 10 pasangan
saluran putus dan rusak sehingga kondisi saluran di kategorikan ke dalam rusak
sedang.
28
24 BKG 10.c Pelengkap Suplesi 100,62526110 -0,93430448 Baik
25 BKG 10.d Pelengkap Sadap 100,62498760 -0,93304998 Baik
26 BKG 10.e Pelengkap Sadap 100,62500220 -0,93284063 Baik
27 BKG 10.f Pelengkap Sadap 100,62510990 -0,93267689 Baik
28 BKG 11 Utama Sadap 100,62807000 -0,93176250 Baik
29 BKG 12 Utama Sadap 100,62854500 -0,92845000 Baik
Sumber,UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan Sumatera-Barat
29
30
31
Pada tabel pencatatan debit saluran (6-O) di tiap tiap bangunan daerah
irigasi Bandar Koto Gaek (BKG). Debit pada tiap bangunan mencukupi pada
masing masing luas areal sawah , hal ini menunjukkan bahwa pemeliharan yang
dilakukan pada intake BKG berhasil yang membuat saluran irigasi pada Desa
Koto Gaek ini berfungsi dengan maksimal, tidak terjadi kekurangan air pada
seluruh areal sawah pada intake BKG ini. Dan kondisi setiap bangunan berfungsi
dengan baik.
Dalam upaya upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi intake BKG
agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi
dan mempertahankan kelestariannya melalui kegiatan perawatan, perbaikan,
pencegahan dan pengamanan yang harus dilakukan secara terus menerus. Jenis
pemeliharaan jaringan irigasi terdiri dari pengamanan jaringan irigasi,
pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan perbaikan darurat yang dilakukan
selama PKPM.
32
4 Memperbaiki BKG 10 Awal bulan Semen PPA & Juru
dinding saluran dengan cara Mahasiswa
yang retak dan bergotong royong
bocor
Sumber,UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan Sumatera-Barat
Pada bangunan BKG 3 dengan panjang saluran 450 m ,tinggi saluran 1.5 m,
lebar 2 m dan dengan tinggi muka air 65 cm mengalami kebocoran di dasar
saluran. Dilakukan penimbunan dengan karung yang di isi dengan pasir, batu dan
kerikil pada dasar yang bocor. Hal ini merupakan alternatif yang di lakukan jika
saluran mengalami kebocoran yang relatif kecil.
33
Kegiatan pemeliharaan berkala yang di lakukan selama pkpm di irigasi
bandar gadang/ intake BKG yaitu membersihkan sedimentasi yang menumpuk di
BKG 1 dengan panjang saluran 500 m , tinggi saluran 1 m, lebar saluran 2 m serta
tinggi muka air 75 cm. Pengangkatan sedimentasi tepat dilakukan di hilir BKG 1
sepanjang 15 m sebelum mau masuk bangunan BKG 2 Kegiatan dilakukan
dengan menyumbat air di hulu agar pekerjaan mudah di lakukan dan di kerjakan
dengan gotong royong
34
4.3.4. Perbaikan Darurat
Perbaikan darurat terjadi akibat bencana alam atau kerusakan berat akibat
terjadinya kejadian diluar dugaan sehingga perlu penanggulangan darurat agar
jaringan irigasi dapat segera berfungsi. Tergantung kepada tingkat kerusakannya.
Pada bangunan BKG 9 dengan ciri panjang saluran ±1.5 km ,tinggi saluran
1.5 m, lebar 3 m dan dengan tinggi muka air 60 cm. Terjadi kerusakan pada
dinding saluran akibat hujan terus menerus membuat dinding saluran menjadi
runtuh sehingga menghambat air irigasi , dilakukan peeliharaan darurat dengan
membersihkan tanah dan reruntuhan yang masuk ke saluran dengan cangkul,
sekop, dan dinding saluran di buat dengan darurat dengan menupuk batu batu
dekat dinding agar air tetap mengalir pada saluran . kegiatan dilakukan oleh
mahasiswa , PPA, dan Juru dilakukan secara bergotong royong.
35
V. KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
1. Daerah irigasi Bandar Gadang / Intake Koto Gaek (BKG) dari total jumlah
bangunan 29 bangunan 26 bangunan masih dalam kondisi baik , 2
bangunan rusak ringan dan 1 rusak sedang. Secara keseluruhan kondisi
bangunan irigasi masih terpelihara dengan baik dan pemeliharaan irigasi
baik rutin, berkala , dan darurat diakukan setiap hari oleh PPA yang di
awasi oleh Juru di lapangan.
2. Telah memantapkan pengetahuan dan keterampilan di bidang irigasi
tentang pemeliharaan jaringan irigasi.
3. Telah melatih pola pikir kritis mengenai pemeliharaan jaringan irigasi
selama praktek di lapangan.
4. Telah mengembangkan keterampilan yang telah di dapat di dalam di
bidang pemelihraan jaringan irigasi.
5. Telah memahami sikap dan kebijakan pembimbng lapang di lingkungan
UPTD Balai PSDA Wilayah Selatan Sumatera Barat.
5.2. Saran
Diharapkan kepada P3A agar lebih sadar dan berperan serta untuk
memelihara saluran irigasi Bandar Koto Gaek (BKG) agar irigasi agar saluran bisa
terawat dalam jangka waktu lama serta saluran bisa di manfaatkan secara bersama
sama.
36
DAFTAR PUSTAKA
Mawardi, Erman & Moch. Memed (2002). Desain Hidrolik Bendung tetap untuk
Irigasi Teknis, Alfabeta, Bandung.
Soewarno. (2000). Hidrologi Operasional Jilid Satu. PT Aditya Bakti, Bandung
Widjiharti, E., Sri, S.T., Sumadiman, Ernanda, H., (1997). Studi Optimasi
Kapasitas Waduk Gogor dan Waduk Mojogede Daerah Irigasi Gogor
Kabupaten Gresik. Tugas Mata Kuliah Rekayasa Sumber Air, Pasca Sarjana
Teknik Sipil, ITS, Surabaya.
37
LAMPIRAN
1. Dokumentasi Kegiatan.
38
Survei ke Daerah Irigasi Bandar Gadang
39
Survei Lapangan
Inventarisasi Saluran pada Intake BKG 1 sampai BKG 12
40
C. Pemeliharaan Darurat ( Perbaikan Dinding Saluran yang runtuh )
41
I. PENDAHULUAN
Salah satu penunjang untuk menghasilkan hasil panen yang baik adanya
saluran irigasi yang baik dan lancar. Namun pada kenyatannya masih banyak
saluran irigasi yang tidak terawat bahkan rusak, sehingga saluran irigasi tidak
dapat dipergunakan secara maksimal oleh petani. Hal ini akan sangat berpengaruh
terhadap hasil produktifitas pertanian di suatu daerah irigasi. Untuk itu saluran
irigasi perlu diperhatikan guna meningkatkan hasil pertanian.
Agar air irigasi dapat bermanfaat sesuai dengan yang di rencanakan maka
diperlukan pemeliharaan jaringan irigasi dan alat ukur yang baik, agar pembagian
merata dan sesuai dengan kebutuhan tanaman serta tepat pada waktunya.
Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan
irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan
operasi dan mempertahankan kelestariannya melalui kegiatan perawatan,
perbaikan, pencegahan dan pengamanan yang harus dilakukan secara terus
menerus. Apabila pemeliharaan bangunan sudah baik tentu penambahan dan
pengurangan air dapat di atasi dan juga gagalnya usaha pertanian akibat
kekeringan dapat di tanggulangi.
1
pintu sudah sulit di putar akan menganggu proses bukaan pintu, serta rumput pada
sekitar saluran yang sudah tinggi yang akan menghambat proses inspeksi rutin di
sepanjang saluran irigasi. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah PKPM
degan judul laporan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Di Irigasi Bandar Gadang /
Intake Bandar Koto Gaek (BKG).
1.2. Tujuan
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Irigasi
3
1. Jaringan irigasi primer, yaitu bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas
bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan
bagi, bangunan bagi sadap, dan bangunan pelengkapnya
2. Jaringan irigasi sekunder, yaitu bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas
saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi
sadap, bangunan sadap dan bangunan pelengkapnya
Menurut Widjiharti, E., et.al, 1997. Bagian Jaringan Irigasi, saluran irigasi
dapat di defenisikan seperti berikut ;
a. Saluran Kuarter adalah saluran yang membawa air dari box bagi kuarter
melalui bangunan sadap tersier ke sawah sawah.
b. Saluran Tersier adalah saluran yang membawa air dari bangunan sadap
tersier di jaringan utama ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter ,
saluran ini berakhir pada box kuarter yang terakhir.
c. Saluran Muka Tersier adalah saluran yang membawa air dari bangunan
sadap tersier ke petak tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya.
d. Saluran Primer adalah saluran yang membawa air dari jaringan utama ke
saluran sekunder dan petak petak tersier yang diairi. Saluran primer
biasanya disebut saluran induk. Saluran ini berakhir pada bangunan yang
terakhir.
e. Saluran Sekunder adalah adalah saluran yang membawa air dari saluran
primer ke petak petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut.
Batas ujung saluran ini yaitu bangunan sadap terakhir.
f. Saluran Pembuang adalah saluran yang digunakan sebagai pembuang
kelebihan air yang sudah tidak digunakan dari petak petak sawah ke
jaringan saluran pembuang. Setelah air dipakai untuk penggarapan sawah,
pertumbuhan padi, dan sisa penguapan serta penggenangan maka
4
selanjutnya air itu di buang. Pembuangan air kelebihan ini sama pentingnya
dengan pemberian air irigasi.
1. Irigasi Teknis, merupakan sistem irigasi yang mana keadaan jaringan irigasi
bersifat permanen dan bangunan bangunannya lengkap sehingga air irigasi
dapat di atuer dan di ukur secara akurat. Ciri ciri irigasi teknis yaitu
bangunan irigasi bersifat permanen, telah mempunyai alat ukur , telah
mempunyai alat pengatur air, dan juga memiliki saluran pembawa dan
pembuang yang terpisah.
2. Irigasi Semi Teknis, merupakan sistem irigasi yang mana bangun
bangunannya tidak selengkap pada sistem irigasi teknis, maka air irigasi
dapat di atur dengan baik tapi tidak sepenuhnya dapat di akur secara efektif.
Cirinya yaitu bangunan bersifat permanen, belum mempunyai alat ukur,
memiliki alat pengatur air , dan saluran pembuang dan pembawa belum
terpisah.
3. Irigasi Sederhana adalah sistem irigasi yang keadaan irigasi pada umumnya
dibuat secara sederhana dan tidak bersifat permanen, sehingga air irigasi
tidak dapat di ukur dan di atur secara baik. Ciri cirinya yaitu konstruksi
jaringan irigasi bersifat darurat dan sederhana, alat pengukur tidak ada
sehingga debit yang di alirkan tidak dapat di ukur jumlahnya.
5
Tabel 1. Parameter Jaringan Irigasi
Jaringan Irigasi
No Parameter Sederhana Semiteknis Teknis
1. Konstruksi Sederhana Semi Permanen
Bangunan Permanen
/Permanen
Pengukuran debit
2. Tidak ada Ada Ada
Pengaturan
3. Tidak ada Tidak ada Ada
debit
Saluran pembawa Saluran
Saluran
berfungsi ganda pembawa dan pembawa dan
4. Fungsi saluran sebagai saluran saluran
saluran
pembuang pembuang tidak pembuang
sepenuhnya terpisah
terpisah
Sumber; Harsoyo B, 1982
6
2.2.1. Bangunan Utama
A. Bendung
2. Kolam olak dan peredam energi guna mengurangi energi ketinggian air
banjir.
7
9. Sayap bendung guna stabilitas bendung.
B. Pengambilan bebas
1. Bak penampung yang berfungsi untuk menampung air dari mata air.
2. Bangunan pelimpah guna mengalirkan kelebihan air.
3. Bangunan pengambilan dan pintu pengambilan guna mengalirkan dan
mengatur air yang mengalir dari mata air.
8
4. Saluran ukur merupakan saluran yang menghubungkan antara
bangunan/pintu pengambilan dengan bangunan ukur
D. Stasiun pompa.
9
1. Talang merupakan saluran buatan yang melintasi permukaan tanah yang
rendah (lembah, saluran irigasi/pembuang, sungai). Talang dipergunakan
pada tempat dimana perbedaan tinggi antara saluran irigasi dengan
permukaan tanah yang dilewati cukup tinggi dan dipandang lebih
ekonomis dibandingkan dengan siphon. Siphon merupakan bangunan
saluran tertutup yang berguna untuk mengalirkan air yang melintasi tempat
dengan perbedaan tinggi yang relatif kecil dibanding dengan muka air di
saluran.Siphon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan
gravitasi di bawah saluran pembuang, cekungan, anak sungai atau sungai.
Siphon juga dipakai untuk melewatkan air irigasi dibawah jalan, jalan
kereta api atau bangunan-bangunan lainnya.
2. Bangunan Terjun adalah bangunan yang befungsi untuk mengurangi
kemiringan saluran. Bangunan terjun dapat dipisahkan menjadi dua tipe,
yaitu bangunan terjun tegak dan bangunan terjun miring.
3. Bangunan got miring dipergunakan pada trase saluran dengan kemiringan
yang cukup tajam. Got miring berupa potongan saluran yang diberi
pasangan (lining) dengan aliran super kritis, dan umumnya mengikuti
kemiringan medan alamiah dengan beda tinggi di atas 2,5 m.
4. Gorong-gorong adalah bangunan yang berfungsi untuk mengalirkan air di
bawah bangunan (jalan, rel kereta api) atau untuk mengalirkan air di
persilangan antara saluran pembuang dengan saluran pembawa.
5. Terowongasn dibangun apabila keadaan ekonomi/anggaran
memungkinkan untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati
bukit-bukit dan medan yang tinggi. Aliran yang mengalir dalam
terowongan adalah aliran terbuka.
6. Bangunan Pelimpah Sampingberfungsi untuk membatasi debit yang masuk
ke saluran pembawa dan melimpaskan kelebihan air hujan yang masuk ke
saluran pembawa.
7. Jalan dan Jembatan yang dimaksud adalah jalan masuk dan jalan inspeksi,
untuk menunjang kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi
pembawa dan pembuang oleh instansi yang membidangi irigasi. Untuk
menghubungkan jalan inspeksi yang dipisahkan oleh saluran irigasi,
10
saluran pembuang dan sungai diperlukan jembatan. Masyarakat dapat
menggunakan fasilitas ini untuk sarana transportasi sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh pengelola irigasi. Jika saluran dibangun sejajar dengan
jalan umum di dekatnya, maka tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang
ruas saluran tersebut.
8. Tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir yang
berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar. Pada umumnya
tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di
sepanjang saluran primer.
2. Membersihkan saluran dan bangunan dari tanaman liar dan semak- semak.
11
4. Pembuangan endapan lumpur di bangunan ukur.
1. Pengecatan pintu.
12
3. Perbaikan Saluran.
6. Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor, rumah dinas, rumah PPA dan
PPB, kendaraan dan peralatan.
1. Penggantian Pintu.
a) Tindakan Pencegahan
1) Melarang pengambilan batu, pasir dan tanah pada lokasi ± 500 m sebelah
hulu dan ± 1.000 m sebelah hilir bendung irigasi atau sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
13
3. Menetapkan garis sempadan saluran sesuai ketentuan dan peraturan yang
berlaku.
b) Tindakan Pengamanan.
Perbaikan darurat dilakukan akibat bencana alam dan atau kerusakan berat
akibat terjadinya kejadian luar biasa (seperti Pengrusakan/ penjebolan tanggul,
Longsoran tebing yang menutup Jaringan, tanggul putus dll) dan penanggulangan
segera dengan konstruksi tidak permanen, agar jaringan irigasi tetap berfungsi.
Kejadian Luar Biasa/ Bencana Alam harus segera dilaporkan oleh juru kepada
14
pengamat dan kepala dinas secara berjenjang dan selanjutnya oleh kepala dinas
dilaporkan kepada Bupati. Lokasi, tanggal/ waktu, dan kerusakan akibat kejadian
bencana/KLB dimasukkan dalam Blangko 03-P dan lampirannya ( K.M Arsyad,
2017)
15
e. P3A/ GP3A/ IP3A berperan aktif dalam pengamanan jaringan irigasi.
16
tugas, antara P3A/ GP3A dengan pemerintah diantaranya bagian mana bisa
ditangani P3A/ GP3A dan bagian mana yang ditangani pemerintah melalui Nota
Kesepakatan kerjasama O&P. Penyusunan rencana pemeliharaan meliputi:
1. Inspeksi rutin
2. Penelusuran jaringan irigasi
3. Identifikasi dan analisis tingkat kerusakan
4. Pengukuran dan pembuatan detail desain perbaikan jaringan irigasi
5. Perhitungan rencana anggaran biaya
6. Penyusunan program / Rencana kerja
17
Tabel 2. Kondisi Fisik Jaringan Irigasi
No Kondisi Fisik Infrastruktur Kriteria
1 Tingkat kerusakan <10% Baik
2 Tingkat kerusakan 10% -20% Rusak Ringan
3 Tingkat kerusakan 21% -40% Rusak Sedang
4 Tingkat kerusakan >40% Rusak Berat
Sumber: PermenPUPeraNo 12/PRT/M/2015
Dalam menentukan keberhasilan suatu kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi ,
ada 4 indikator yang harus di perlukan yaitu ;
a) Terpenuhinya kapasitas saluran sesuai dengan kapasitas rencana.
b) Terjaganya kondisi bangunan dan saluran: kondisi baik, rusak ringan, rusak
sedang, atau rusak berat, seperti dijelaskan dalam tabel 2.
Tugas tugas pokok dan fungsi petugas pemeliharaan irigasi yang berada di
lapangan menurut Ir. K.M Arsyad, M.sc (2017) adalah sebagai berikut;
18
5. Membuat laporan kegiatan pemeliharaan ke Dinas/ Balai.
b) Mantri/ Juru
19
3. Membersihkan endapan sampah disekitar bangunan sadap / bagi-
sadap dan di sekitar alat pengukur debit.
4. Mencatat kerusakan bangunan air/ pintu air pada Blangko pemeliharaan.
5. Memelihara saluran sepanjang 50 m di sebelah hilir bangunan sadap.
20
III. METODOLOGI
3.3.1. Wawancara
Dalam kegiatan ini mahasiswa mengikuti semua kegiatan yang ada di UPTD
SDABK Wilayah Selatan Sumatera Barat untuk mendapatkan suatu informasi
21
yang diperlukan, serta mengenal lingkungan di sekitar UPTD SDABK Wilayah
Selatan Sumatera Barat, mulai dari pengenalan lingkungan kantor dan pengenalan
di lapangan.
22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil UPTD Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bina Konstruksi
Wilayah Selatan
Unit perusaan Teknis Daerah (UPTD) Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Bina Konstruksi Wilayah selatan di bentuk berdasarkan peraturan Gubernur
Sumatra Barat No 101 Tahun 2017 tentang pembentukan Organisasi dan tata kerja
unit pelaksanaan teknis di daerah dinas pengelolaan sumber daya air Provinsi
Sumatra Barat dan di ubah dengan peraturan Gubernur Sumatra Barat no 24 tahun
2019 tentang perusahaan berdasr terdapat pada penamaan UPTD yang awalnya
namanya UPTD balai SDABK sungai Dareh yang berkedudukan di kab.
Dhamasraya di ubah menjadi UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan yang
berkedudukan di Solok Selatan kantor, selain itu juga menjadi Seksi pelaksanaan
operasional dan pemeliharaan. Kantor UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan
berkedudukan di jalan Lintas Solok.– Padang Panjang, Km.11 Kenagarian Sumani
, Kec. X Koto Singkarak , kab.Solok dengan sistem pinjam pakai selama 5 (lima)
tahun. Bangunan yang merupakan asset yang selama ini terabaikan tidak terawatt
dengan baik sehingga perlu perbaikan menyeluruh sehingga aman dan nyaman
untuk digunakan dalam pelaksanaan kegiatan.
23
tugas pokok dan fungsi pengamatan diarea kerja masing-masing adapun struktur
organisasi sebagi berikut :
24
4.2. Daerah Irigasi Bandar Gadang / Intake Bandar Koto Gaek (BKG)
Intake Bandar Koto Gaek (BKG) merupakan salah satu irigasi Bandar
Gadang terletak pada koordinat 100°62°93,220”:E dan 0°95°91,0539”:S.
Memiliki panjang saluran sekunder sepanjang 10.352 m dan mengairi sawah
25
seluas 326 Ha. Data Inventaris Bandar Gadang (Intake BKG) dapat dilihat pada
tabel berikut;
Adapun Skema Jaringan irigasi Bandar Gadang / Intake Bandar Koto Gaek
dapat dilihat pada gambar 4 berikut.
Gambar 4. Skema Jaringan irigasi Bandar Gadang / Intake Bandar Koto Gaek
26
27
Dari hasil laporan inpeksi rutin kerusakan jaringan irigasi ( 01-P ) di daerah
irigasi Bandar Gadang / Intake Koto Gaek (BKG) pada bulan desember 2021 ,
pada bangunan BKG 3, BKG 4 mengalami kerusakan yaitu kebocoran pada
dinding saluran serta retak pada bangunannya sehingga kondisi bangunan
termasuk kedalam kategori rusak sedang. Pada bangunan BKG 10 pasangan
saluran putus dan rusak sehingga kondisi saluran di kategorikan ke dalam rusak
sedang.
28
24 BKG 10.c Pelengkap Suplesi 100,62526110 -0,93430448 Baik
25 BKG 10.d Pelengkap Sadap 100,62498760 -0,93304998 Baik
26 BKG 10.e Pelengkap Sadap 100,62500220 -0,93284063 Baik
27 BKG 10.f Pelengkap Sadap 100,62510990 -0,93267689 Baik
28 BKG 11 Utama Sadap 100,62807000 -0,93176250 Baik
29 BKG 12 Utama Sadap 100,62854500 -0,92845000 Baik
Sumber,UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan Sumatera-Barat
29
30
31
Pada tabel pencatatan debit saluran (6-O) di tiap tiap bangunan daerah
irigasi Bandar Koto Gaek (BKG). Debit pada tiap bangunan mencukupi pada
masing masing luas areal sawah , hal ini menunjukkan bahwa pemeliharan yang
dilakukan pada intake BKG berhasil yang membuat saluran irigasi pada Desa
Koto Gaek ini berfungsi dengan maksimal, tidak terjadi kekurangan air pada
seluruh areal sawah pada intake BKG ini. Dan kondisi setiap bangunan berfungsi
dengan baik.
Dalam upaya upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi intake BKG
agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi
dan mempertahankan kelestariannya melalui kegiatan perawatan, perbaikan,
pencegahan dan pengamanan yang harus dilakukan secara terus menerus. Jenis
pemeliharaan jaringan irigasi terdiri dari pengamanan jaringan irigasi,
pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan perbaikan darurat yang dilakukan
selama PKPM.
32
4 Memperbaiki BKG 10 Awal bulan Semen PPA & Juru
dinding saluran dengan cara Mahasiswa
yang retak dan bergotong royong
bocor
Sumber,UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan Sumatera-Barat
Pada bangunan BKG 3 dengan panjang saluran 450 m ,tinggi saluran 1.5 m,
lebar 2 m dan dengan tinggi muka air 65 cm mengalami kebocoran di dasar
saluran. Dilakukan penimbunan dengan karung yang di isi dengan pasir, batu dan
kerikil pada dasar yang bocor. Hal ini merupakan alternatif yang di lakukan jika
saluran mengalami kebocoran yang relatif kecil.
33
Kegiatan pemeliharaan berkala yang di lakukan selama pkpm di irigasi
bandar gadang/ intake BKG yaitu membersihkan sedimentasi yang menumpuk di
BKG 1 dengan panjang saluran 500 m , tinggi saluran 1 m, lebar saluran 2 m serta
tinggi muka air 75 cm. Pengangkatan sedimentasi tepat dilakukan di hilir BKG 1
sepanjang 15 m sebelum mau masuk bangunan BKG 2 Kegiatan dilakukan
dengan menyumbat air di hulu agar pekerjaan mudah di lakukan dan di kerjakan
dengan gotong royong
34
4.3.4. Perbaikan Darurat
Perbaikan darurat terjadi akibat bencana alam atau kerusakan berat akibat
terjadinya kejadian diluar dugaan sehingga perlu penanggulangan darurat agar
jaringan irigasi dapat segera berfungsi. Tergantung kepada tingkat kerusakannya.
Pada bangunan BKG 9 dengan ciri panjang saluran ±1.5 km ,tinggi saluran
1.5 m, lebar 3 m dan dengan tinggi muka air 60 cm. Terjadi kerusakan pada
dinding saluran akibat hujan terus menerus membuat dinding saluran menjadi
runtuh sehingga menghambat air irigasi , dilakukan peeliharaan darurat dengan
membersihkan tanah dan reruntuhan yang masuk ke saluran dengan cangkul,
sekop, dan dinding saluran di buat dengan darurat dengan menupuk batu batu
dekat dinding agar air tetap mengalir pada saluran . kegiatan dilakukan oleh
mahasiswa , PPA, dan Juru dilakukan secara bergotong royong.
35
V. KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
1. Daerah irigasi Bandar Gadang / Intake Koto Gaek (BKG) dari total jumlah
bangunan 29 bangunan 26 bangunan masih dalam kondisi baik , 2
bangunan rusak ringan dan 1 rusak sedang. Secara keseluruhan kondisi
bangunan irigasi masih terpelihara dengan baik dan pemeliharaan irigasi
baik rutin, berkala , dan darurat diakukan setiap hari oleh PPA yang di
awasi oleh Juru di lapangan.
2. Telah memantapkan pengetahuan dan keterampilan di bidang irigasi
tentang pemeliharaan jaringan irigasi.
3. Telah melatih pola pikir kritis mengenai pemeliharaan jaringan irigasi
selama praktek di lapangan.
4. Telah mengembangkan keterampilan yang telah di dapat di dalam di
bidang pemelihraan jaringan irigasi.
5. Telah memahami sikap dan kebijakan pembimbng lapang di lingkungan
UPTD Balai PSDA Wilayah Selatan Sumatera Barat.
5.2. Saran
Diharapkan kepada P3A agar lebih sadar dan berperan serta untuk
memelihara saluran irigasi Bandar Koto Gaek (BKG) agar irigasi agar saluran bisa
terawat dalam jangka waktu lama serta saluran bisa di manfaatkan secara bersama
sama.
36
DAFTAR PUSTAKA
Mawardi, Erman & Moch. Memed (2002). Desain Hidrolik Bendung tetap untuk
Irigasi Teknis, Alfabeta, Bandung.
Soewarno. (2000). Hidrologi Operasional Jilid Satu. PT Aditya Bakti, Bandung
Widjiharti, E., Sri, S.T., Sumadiman, Ernanda, H., (1997). Studi Optimasi
Kapasitas Waduk Gogor dan Waduk Mojogede Daerah Irigasi Gogor
Kabupaten Gresik. Tugas Mata Kuliah Rekayasa Sumber Air, Pasca Sarjana
Teknik Sipil, ITS, Surabaya.
37
LAMPIRAN
1. Dokumentasi Kegiatan.
38
Survei ke Daerah Irigasi Bandar Gadang
39
Survei Lapangan
Inventarisasi Saluran pada Intake BKG 1 sampai BKG 12
40
C. Pemeliharaan Darurat ( Perbaikan Dinding Saluran yang runtuh )
41