Anda di halaman 1dari 89

LAPORAN TUGAS AKHIR

PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI DAERAH


IRIGASI BANDAR GADANG / INTAKE BANDAR KOTO
GAEK ( BKG )

Oleh:

ILHAM JULIARDO
NIM. 19253321014

PROGRAM STUDI TATA AIR PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH
2022
LAPORAN TUGAS AKHIR

PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI DAERAH


IRIGASI BANDAR GADANG / INTAKE BANDAR KOTO
GAEK ( BKG )

Oleh :

ILHAM JULIARDO
NIM. 19253321014

Laporan ini Merupakan Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Ahli Madya Pertanian ( A.Md.P)

PROGRAM STUDI TATA AIR PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH
2022
LAPORAN TUGAS AKHIR

PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI DAERAH


IRIGASI BANDAR GADANG / INTAKE BANDAR KOTO
GAEK ( BKG )

Oleh :

ILHAM JULIARDO
NIM. 19253321014

Menyetujui :

Ketua Jurusan Dosen Pembimbing,


Teknologi Pertanian

Dr. Edi Syafri, ST, M. Si Ir. Deswani Panggabean, M.P


NIP. 197911112002121003 NIP. 196008081988121001

Mengesahkan :

Direktur Politeknik Pertanian


Negeri Payakumbuh

Ir. Elvin Hasman, MP


NIP. 196306291992031002
LAPORAN TUGAS AKHIR

PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI DAERAH


IRIGASI BANDAR GADANG / INTAKE BANDAR KOTO
GAEK ( BKG )

Oleh :

ILHAM JULIARDO
NIM. 19253321014

Telah di Uji dan Dipertahankan Didepan Tim Penguji Laporan Tugas Akhir

Program Studi Tata Air Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, Pada tanggal 4 juli 2022

TIM PENGUJI

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1 Weri Susena ES, S.T.P.,M.P Ketua

2 Harmailis Chaniago Anggota

3 Ir. Deswani Panggabean, M.P Anggota


Halaman Persembahan

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah hirobbil alamin, puji syukur saya ucapkan kepada allah SWT
Yang telah melimpahkan rahmat dan karuniannya sehingga saya bisa
menyelesaikan karya sederhana ini berupa Laporan Tugas Akhir untuk
menyelesaikan jejang pendidikan Diploma III ini dengan baik.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat ku


sayangi :

Ayahanda Ibunda Suryati


Kupersembahkan sebuah karya kecilku sebagai bentuk dan wujud terimakasih ku
kepada ibu yang telah membesarkan dan merawatku, terimasih atas
do’a, nasehat, mtivasi, dukungan moril dan material yang tidak terhingga.

Dosen Pembimbing
Terimakasih kepada bapak Ir. Deswanni Panggabeanr, Mp. Si selaku dosen
pembimbing akademik yang telah banyak memberikan arahan, nasehat serta
ilmu yang sangat bermanfaat kepada saya dari semester satu sampai semester
enam hingga saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan
bimbingan dari bapak.

Teman
Terimakasih kepada teman saya Dinda Dika Kumala yang telah membatu saya
dalam mengerjakan laporan Tugas Akhir ini. Dan memngarahkan saya selalu
dalam keadaan apapun Dan bagaimanapun. Berkat kamu kuliah saya sampai
pada saat detik in, terima kasih banyak.

Sahabat
Terimakasih kepada sahabat saya Fauzi (Iji), Ghani (Ganten), Dio Ersam (Doyok),
Isan (Kantuak) , Dini (Sudin), selvia (evi) . Terima kasih sahabat sahabat yang
senang tiasa mendampingiku, memberikan support besar untuk hari hariku, dan
rasa syukur terbesarku karena kalian telah hadir di dalam hidupku, tidak pernah
kurasakan persahabatan setulus ini sebelumnya, dan merasa di anggap di sebuah
perkumpulan, terima kasih karena kalian semua aku merasa lebih berarti.
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa isi Laporan Tugas Akhir yang saya
tulis dengan judul “PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI
DAERAH IRIGASI BANDAR GADANG / INTAKE BANDAR
KOTO GAEK ( BKG )” merupakan hasil kerja atau karya saya sendiri dan
bukan ciptakan dari hasil kerja atau karya orang lain, kecuali yang sumbernya
dicantumkan. Jika kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya akan
menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Tanjung Pati, 2022


Yang Menyatakan

Ilham Juliardo
NIM.19253321014
RINKASAN

PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DI DAERAH


IRIGASI BANDAR GADANG / INTAKE BANDAR KOTO
GAEK ( BKG )
Ilham Juliardo
Di Bawah Bimbingan Ir. Deswani Panggabean, M.P
Jurusan Teknologi Pertanian, Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
Email :ilhamjuliardo5301@gmail.com
Air merupakan salah satu komponen lingkungan yang mempunyai peranan yang
cukup besar dalam kehidupan yaitu dalam pemenuhan kebutuhan vital bagi mahluk
hidup diantaranya sebagai air minum atau keperluan rumah tangga lainnya. Tujuan
dari pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) adalah: 1.
Memperluas wawasan dan meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang kegiatan
pengolahan air baku menjadi air minum di PDAM kota Sawahlunto IPA Talawi
Mudik. 2. Memantapkan pengetahuan/keterampilan mahasiswa dalam bidang
pengolahan air baku menjadi air minum di PDAM kota Sawahlunto IPA Talawi
Mudik. 3. Melatih mahasiswa agar lebih berpola pikir kritis dan praktis dengan
menggunakan daya nalarnya terhadap kegiatan PKPM di PDAM Kota Sawahlunto. 4.
Mengembangkan keterampilan mahasiswa selama kegiatan PKPM serta menghimpun
data mengenai pengolahan air baku menjadi air minum di PDAM kota Sawahlunto
IPA Talawi Mudik untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir. 5. Setelah selesai
mengikuti PKPM diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang cara pengolahan
air baku menjadi air minum di PDAM kota Sawahlunto IPA Talawi Mudik. Metode
pelaksanaan yaitu : Survey, Wawancara, Praktek Lapangan, Studi Pustaka, dalam
kegiatan metode yang dilakukan yaitu : Pengenalan Perusahaan ( Orientasi ),
Kontruksi, Eksploitasi, Perawatan, Kegiatan Lain. Proses pengolahan air dimulai
dengan proses filtrasi kemudian intake, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan
reservoir ( Desinveksi ). Hasil yang di dapatkan dalam pelaksanaan PKPM yaitu pada
kegiatan Orientasi adalah gambaran umum perusahaan yang berkoordinat garis
lintang : -0.68446584 dan garis bujur 100.7792793, untuk kegiatan Kontruksi IPA
Talawi Mudik terdiri dari intake, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan
reservoir, untuk kegiatan Eksploitasi hasil kegiatan yaitu pengamatan pH dan
kekeruhan rata – rata pH dan kekeruhan air baku adalah 6.94 dan 27.69 NTU,
sedangkan rata-rata pH dan kekeruhan air minum adalah 6.71 dan 2.29 NTU. pH dan
kekeruhan air olahan pada IPA Talawi Mudik ini telah memenuhi persayaratan
kualitas air minum berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan RI
No.492/MENKES/Per/IV/2010 yaitu dengan nilai pH antara 6.5-8.5 dan kekeruhan
paling tinggi adalah 5 NTU. Pemakaian bahan kimia penjernih yaitu kaporit sebanyak
2 kg dan larutan PAC sebanyak 5 kg selama 1x1 hari di encerkan menggunakan air
500 liter. Kesimpulan dari pelaksananaan PKPM ini yaitu IPA Talawi Mudik
memiliki : 1 buah Intake, 1 buah Bak Koagulasi, 5 buah Bak Flikulsi, 4 buah Bak
Sedimentasi, 5 buah Bak Filtrasi, dan 1 buah Bak Reservoar.
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu penunjang untuk menghasilkan hasil panen yang baik adanya
saluran irigasi yang baik dan lancar. Namun pada kenyatannya masih banyak
saluran irigasi yang tidak terawat bahkan rusak, sehingga saluran irigasi tidak
dapat dipergunakan secara maksimal oleh petani. Hal ini akan sangat berpengaruh
terhadap hasil produktifitas pertanian di suatu daerah irigasi. Untuk itu saluran
irigasi perlu diperhatikan guna meningkatkan hasil pertanian.

Agar air irigasi dapat bermanfaat sesuai dengan yang di rencanakan maka
diperlukan pemeliharaan jaringan irigasi dan alat ukur yang baik, agar pembagian
merata dan sesuai dengan kebutuhan tanaman serta tepat pada waktunya.
Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan
irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan
operasi dan mempertahankan kelestariannya melalui kegiatan perawatan,
perbaikan, pencegahan dan pengamanan yang harus dilakukan secara terus
menerus. Apabila pemeliharaan bangunan sudah baik tentu penambahan dan
pengurangan air dapat di atasi dan juga gagalnya usaha pertanian akibat
kekeringan dapat di tanggulangi.

Daerah irigasi Bandar Gadang terletak di daerah Kecamatan Gunung


Talang Kabupaten Solok dengan luas areal baku yaitu 15,25 ha dan luas funsional
yaitu 913, 1 ha. Daerah irigasi Bandar Gadang meiliki Panjang saluran primer
7.762 m, dan saluran sekunder yaitu 25.709 m. Dan memiliki 4 intake, 2
bangunan bagi, 2 bangunan bagi sadap, 52 bangunan sadap 7 pintu penguras.
Salah satu intake dari Bandar Gadang yaitu Bandar Koto Gaek ( BKG ). Intake
BKG ini merupakan suatu jaringan irigasi yang bersumber dari Batang Sungai
Dareh yang terdapat di daerah Bandar Koto Gaek Kabupaten Solok. Intake BKG
ini mengairi sawah seluas 326 Ha. Saluran irigasi pada Intake BKG pada saat ini
mengalami beberapa kerusakan di bangunan dan saluran, seperti bocor yang
membuat air keluar dari saluran irigasi, banyaknya lumpur pada dasar saluran
yang akan berpengaruh pada kecepatan aliran, dan pada bangunan irigasinya ulir

1
pintu sudah sulit di putar akan menganggu proses bukaan pintu, serta rumput pada
sekitar saluran yang sudah tinggi yang akan menghambat proses inspeksi rutin di
sepanjang saluran irigasi. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah PKPM
degan judul laporan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Di Irigasi Bandar Gadang /
Intake Bandar Koto Gaek (BKG).

1.2. Tujuan

Tujuan dari penyusunan PKPM ini yaitu :

1. Memperluas wawasan dan meningkatkan pengetahuan mengenai gambaran


umum UPTD Pengelolaan Sumber Daya Air dan Bina Kontruksi Wilayah
Selatan Sumani

2. Memantapkan pengetahuan dan keterampilan di bidang irigasi mengenai


pemeliharaan jaringan irigasi di daerah irigasi Bandar Gadang.(Intake BKG)

3. Melatih agar lebih berpola pikir kritis mengenai pemeliharaan jaringan


irigasi yang di dapat selama di lapangan.

4. Mengembangkan keterampilan yang di dapat selama kegiatan di lapangan


tentang pemeliharaan jaringan irigasi.
5. Memahami sikap dan kebijakan tentang kegiatan pemeliharaan jaringan
irigasi yang dilakukan oleh pembimbing lapang.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Irigasi

Irigasi berasal dari istilah “irrigatie” dalam bahasa Belanda atau


“irrigation” dalam bahasa Inggris, yang diartikan sebagai suatu usaha yang
dilakukan untuk mendapatkan air dari sumbernya guna keperluan pertanian,
mengalirkan dan membagikan air secara teratur dan setelah digunakan dapat
dibuang kembali. (Memed 2014 )

Menurut Peraturan Menteri Pekrjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Nomor 12/PRT/M/2015 irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan
pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi
permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi
tambak. Saluran irigasi menurut Soewarno,2000 merupakan infrastruktur yang
mendistribusikan air yang berasal dari bendungan, bendung, embung kepada lahan
pertanian yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya saluran irigasi ini,
kebutuhan air akan sawah / ladang para petani akan terjamin. Dalam memenuhi
kebutuhan air untuk berbagai keperluan usaha tani, maka air (irigasi) harus
diberikan dalam jumlah, waktu, dan mutu yang tepat, jika tidak maka tanaman
akan mempengaruhi produksi pertanian.

2.1.1. Jaringan Irigasi

Jaringan irigasi adalah seluruh bangunan dan saluran yang berfungsi


menyalurkan air irigasi dari sumber air lahan pertanian dan membuang kelebihan
air pada lahan pertanian. Selain menyalurkan air irigasi dan membuang kelebihan
air di petak, eksploitasi jaringan diharapkan dapat memanfaatkan air yang tersedia
secara efektif dan efisien, dibagi secara adil dan merata, diberikan ke petak-petak
lahan tersier dengan tepat cara, waktu dan jumlah, sesuai dengan kebutuhan
pertumbuhan tanaman dan dapat menghindari akibat negatif yang timbul oleh air
berlebihan. (Widjiharti, E., et.al, 1997)

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Nomor 12/PRT/M/2015, jaringan irigasi dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu:

3
1. Jaringan irigasi primer, yaitu bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas
bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan
bagi, bangunan bagi sadap, dan bangunan pelengkapnya

2. Jaringan irigasi sekunder, yaitu bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas
saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi
sadap, bangunan sadap dan bangunan pelengkapnya

3. Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai


prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran
tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter
serta bangunan pelengkapnya.

Menurut Widjiharti, E., et.al, 1997. Bagian Jaringan Irigasi, saluran irigasi
dapat di defenisikan seperti berikut ;
a. Saluran Kuarter adalah saluran yang membawa air dari box bagi kuarter
melalui bangunan sadap tersier ke sawah sawah.
b. Saluran Tersier adalah saluran yang membawa air dari bangunan sadap
tersier di jaringan utama ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter ,
saluran ini berakhir pada box kuarter yang terakhir.
c. Saluran Muka Tersier adalah saluran yang membawa air dari bangunan
sadap tersier ke petak tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya.
d. Saluran Primer adalah saluran yang membawa air dari jaringan utama ke
saluran sekunder dan petak petak tersier yang diairi. Saluran primer
biasanya disebut saluran induk. Saluran ini berakhir pada bangunan yang
terakhir.
e. Saluran Sekunder adalah adalah saluran yang membawa air dari saluran
primer ke petak petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut.
Batas ujung saluran ini yaitu bangunan sadap terakhir.
f. Saluran Pembuang adalah saluran yang digunakan sebagai pembuang
kelebihan air yang sudah tidak digunakan dari petak petak sawah ke
jaringan saluran pembuang. Setelah air dipakai untuk penggarapan sawah,
pertumbuhan padi, dan sisa penguapan serta penggenangan maka

4
selanjutnya air itu di buang. Pembuangan air kelebihan ini sama pentingnya
dengan pemberian air irigasi.

2.1.2. Klasifikasi Jaringan Irigasi

Ditinjau dari segi eksploitasi menurut Harsoyo B, 1982, jaringan irigasi


dapat dibedakan atas tiga sistem yaitu ;

1. Irigasi Teknis, merupakan sistem irigasi yang mana keadaan jaringan irigasi
bersifat permanen dan bangunan bangunannya lengkap sehingga air irigasi
dapat di atuer dan di ukur secara akurat. Ciri ciri irigasi teknis yaitu
bangunan irigasi bersifat permanen, telah mempunyai alat ukur , telah
mempunyai alat pengatur air, dan juga memiliki saluran pembawa dan
pembuang yang terpisah.
2. Irigasi Semi Teknis, merupakan sistem irigasi yang mana bangun
bangunannya tidak selengkap pada sistem irigasi teknis, maka air irigasi
dapat di atur dengan baik tapi tidak sepenuhnya dapat di akur secara efektif.
Cirinya yaitu bangunan bersifat permanen, belum mempunyai alat ukur,
memiliki alat pengatur air , dan saluran pembuang dan pembawa belum
terpisah.
3. Irigasi Sederhana adalah sistem irigasi yang keadaan irigasi pada umumnya
dibuat secara sederhana dan tidak bersifat permanen, sehingga air irigasi
tidak dapat di ukur dan di atur secara baik. Ciri cirinya yaitu konstruksi
jaringan irigasi bersifat darurat dan sederhana, alat pengukur tidak ada
sehingga debit yang di alirkan tidak dapat di ukur jumlahnya.

5
Tabel 1. Parameter Jaringan Irigasi

Jaringan Irigasi
No Parameter Sederhana Semiteknis Teknis
1. Konstruksi Sederhana Semi Permanen
Bangunan Permanen
/Permanen
Pengukuran debit
2. Tidak ada Ada Ada
Pengaturan
3. Tidak ada Tidak ada Ada
debit
Saluran pembawa Saluran
Saluran
berfungsi ganda pembawa dan pembawa dan
4. Fungsi saluran sebagai saluran saluran
saluran
pembuang pembuang tidak pembuang
sepenuhnya terpisah
terpisah
Sumber; Harsoyo B, 1982

2.1.3. Tujuan Dan Manfaat Irigasi

Tujuan utama irigasi adalah mewujudkan kemanfaatanair yang


menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan, serta meningkatkan
kesajahteraan masyarakat, khususnya petani. (Peraturan Pemerintah No.30 tahun
2015) Tersedianya air irigasi memberikan manfaat dan kegunaan lain seperti ;

1. Mempermudah pengelohan lahan pertanian.


2. Memberantas tumbuhan pengganggu
3. Mengatur suhu tanah dan tanaman
4. Memperbaiki kesuburuan tanah
5. Membantu proses penyuburan tanah.

2.2. Prasarana Irigasi

Prasarana irigasi merupakan saluran dan bangunan irigasi yang berfungsi


untuk mengalirkan air dari sumber air ke lahan sawah.Bangunan IrigasiBangunan
irigasi dapat dibedakan menjadi tiga tipe bangunan irigasi, yaitu (1) bangunan
utama, (2) bangunan pengatur dan (3) bangunan pelengkap.

6
2.2.1. Bangunan Utama

Bangunan utama (head work) dapat didefinisikan sebagai kompleks


bangunan yang direncanakan di sumber air, guna meninggikan muka air,
membelokkan/mengalirkan air atau menampung kelebihan air pada musim hujan
ke jaringan saluran agar dapat dipakai guna keperluan irigasi. Bangunan utama ini
diharapkan pula dapat mengarungi sedimen yang masuk ke jaringan irigasi dan
mengukur debit aliran. Tipe-tipe bangunan utama di Indonesia menurut Memed
(2002) dapat dibedakan menjadi 4 diantaranya; Bendung , Pengambilan Bebas,
Pengambilan Waduk, dan Stasiun pompa.

A. Bendung

Bendung adalah bangunan air dengan kelengkapannya yang dibangun


melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat dengan maksud untuk
meningkatkan elevasi muka air sungai. Apabila muka air dibendung mencapai
elevasi tertentu yang dibutuhkan, maka air sungai dapat disadap dan dialirkan
secara gravitasi ke tempat-tempat yang membutuhkan. Secara ideal, bangunan
utama ini terdiri dari beberapa bangunan yaitu ;

1. Bangunan pelimpah guna mengalirkan air banjir melalui tubuh bendung.

2. Kolam olak dan peredam energi guna mengurangi energi ketinggian air
banjir.

3. Pintu kuras berguna untuk menguras membersihkan kandungan lumpur


di depan bangunan pengambilan.

4. Bangunan pengambilan utama dan pintu pengambilan guna mengalirkan


air ke jaringan irigasi.

5. Saluran ukur merupakan saluran yang menghubungkan antara


bangunan/pintu pengambilan dengan bangunan ukur.

6. Bangunan ukur guna mengukur debit yang masuk ke jaringan irigasi.

7. Kantong lumpur guna pengendapan lumpur yang masuk ke bangunan


pengambilan.

8. Pintu bilas guna mengeluarkan kandungan lumpur ke sungai.

7
9. Sayap bendung guna stabilitas bendung.

10. Tanggul sungai guna menahan erosi.

B. Pengambilan bebas

Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat ditepi sungai, menyadap


air sungai untuk dialirkan ke daerah irigasi yang dilayani. Perbedaan dengan
bendung adalah pada bangunan pengambilan bebas tidak dilakukan pengaturan
tinggi muka air sungai. Untuk mengalirkan air secara gravitasi tinggi muka air di
sungai harus lebih tinggi dari daerah irigasi..Secara ideal bangunan ini terdiri dari:

1. Pengarah aliran guna mengarah aliran sungai ke bangunan


pengambilan (untuk daerah yang mempunyai aliran sungai yang lurus).

2. Bangunan pengambilan dan pintu pengambilan guna mengalirkan air


ke jaringan irigasi.

3. Saluran ukur merupakan saluran yang menghubungkan antara


bangunan/ pintu pengambilan dengan bangunan ukur.

4. Bangunan ukur guna mengukur debit yang masuk ke jaringan irigasi

C. Pengambilan dari waduk

Waduk adalah menampung air pada saat kelebihan dan mengalirkannya


saat diperlukan. Waduk dibangun banyak memiliki kegunaan antara lain untuk
irigasi, pembangkit listrik, peredam banjir, dll. Apabila waduk digunakan untuk
irigasi, maka pada bangunan outlet dilengkapi dengan bangunan sadap untuk
irigasi. Dan waduk yang berukuran kecil (embung) dipergunakan untuk keperluan
irigasi dan air minum. Bangunan pengambilan sumber air ini pada umumnya
terdiri dari :

1. Bak penampung yang berfungsi untuk menampung air dari mata air.
2. Bangunan pelimpah guna mengalirkan kelebihan air.
3. Bangunan pengambilan dan pintu pengambilan guna mengalirkan dan
mengatur air yang mengalir dari mata air.

8
4. Saluran ukur merupakan saluran yang menghubungkan antara
bangunan/pintu pengambilan dengan bangunan ukur

D. Stasiun pompa.

Bangunan pengambilan air dengan pompa menjadi pilhan apabila upaya-


upaya penyadapan air secara gravitasi tidak memungkinkan untuk dilakukan, baik
dari segi teknis maupun ekonomis. Salah satu karakteristik pengambilan irigasi
dengan pompa adalah investasi awal yang tidak begitu besar namun biaya operasi
yang sangat besar.

2.2.2. Bangunan Pengatur

Menurut Mawardi, Erman & Moch. Memed (2002) Bangunan pengatur


merupakan bangunan yang befungsi untuk mengatur pembagian air antara dua
atau lebih daerah layanan. Bangunan pengatur dapat dibedakan menjadi 4 yaitu

1. Bangunan Bagi Bangunan terletak di saluran primer dan sekunder pada


suatu titik cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran
atau lebih.
2. Bangunan Sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder
tersier penerima.
3. Bangunan Bagi dan Sadap Bangunan ini merupakan gabungan antara
bangunan bagi dan bangunan sadap.
4. Bangunan pengatur (individu) Bangunan ini merupakan bangunan
pengatur tinggi muka air di saluran primer atau sekunder.

2.2.3. Bangunan Pelengkap

Bangunan pelengkap berfungsi sebagai pelengkap bangunan-bangunan irigasi.


Jenis-jenis bangunan pelengkap menurut antara lain jalan inspeksi, jembatan
penyeberangan, kantong lumpur, talang, gorong-gorong, siphon, bangunan
terjunan, bangunan pelimpah, bangunan pembilas, sarana mandi hewan, dll.
(Harsoyo B, 1982)

9
1. Talang merupakan saluran buatan yang melintasi permukaan tanah yang
rendah (lembah, saluran irigasi/pembuang, sungai). Talang dipergunakan
pada tempat dimana perbedaan tinggi antara saluran irigasi dengan
permukaan tanah yang dilewati cukup tinggi dan dipandang lebih
ekonomis dibandingkan dengan siphon. Siphon merupakan bangunan
saluran tertutup yang berguna untuk mengalirkan air yang melintasi tempat
dengan perbedaan tinggi yang relatif kecil dibanding dengan muka air di
saluran.Siphon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan
gravitasi di bawah saluran pembuang, cekungan, anak sungai atau sungai.
Siphon juga dipakai untuk melewatkan air irigasi dibawah jalan, jalan
kereta api atau bangunan-bangunan lainnya.
2. Bangunan Terjun adalah bangunan yang befungsi untuk mengurangi
kemiringan saluran. Bangunan terjun dapat dipisahkan menjadi dua tipe,
yaitu bangunan terjun tegak dan bangunan terjun miring.
3. Bangunan got miring dipergunakan pada trase saluran dengan kemiringan
yang cukup tajam. Got miring berupa potongan saluran yang diberi
pasangan (lining) dengan aliran super kritis, dan umumnya mengikuti
kemiringan medan alamiah dengan beda tinggi di atas 2,5 m.
4. Gorong-gorong adalah bangunan yang berfungsi untuk mengalirkan air di
bawah bangunan (jalan, rel kereta api) atau untuk mengalirkan air di
persilangan antara saluran pembuang dengan saluran pembawa.
5. Terowongasn dibangun apabila keadaan ekonomi/anggaran
memungkinkan untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati
bukit-bukit dan medan yang tinggi. Aliran yang mengalir dalam
terowongan adalah aliran terbuka.
6. Bangunan Pelimpah Sampingberfungsi untuk membatasi debit yang masuk
ke saluran pembawa dan melimpaskan kelebihan air hujan yang masuk ke
saluran pembawa.
7. Jalan dan Jembatan yang dimaksud adalah jalan masuk dan jalan inspeksi,
untuk menunjang kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi
pembawa dan pembuang oleh instansi yang membidangi irigasi. Untuk
menghubungkan jalan inspeksi yang dipisahkan oleh saluran irigasi,

10
saluran pembuang dan sungai diperlukan jembatan. Masyarakat dapat
menggunakan fasilitas ini untuk sarana transportasi sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh pengelola irigasi. Jika saluran dibangun sejajar dengan
jalan umum di dekatnya, maka tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang
ruas saluran tersebut.
8. Tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir yang
berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar. Pada umumnya
tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di
sepanjang saluran primer.

2.3. Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan


jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar
pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya melalui kegiatan
perawatan, perbaikan, pencegahan dan pengamanan yang harus dilakukan secara
terus menerus (Permen PU Pera No 12/PRT/M tahun 2015). Jenis pemeliharaan
jaringan irigasi menurut K.M Arsyad (2017) terdiri dari; pemeliharaan rutin,
pemeliharaan berkala, dari pengamanan jaringan irigasi dan perbaikan darurat.

2.3.1. Pemeliharaan Rutin

Pemeliharaan sehari-hari terhadap jaringan irigasi dan drainase disebut


pemeliharaan rutin. Pekerjaan semacam ini cukup dikerjakan oleh petugas
setempat, seperti perbaikan kecil saluran dan bangunan, membesihkan peralatan
ukur, membuang sampah terapung pada saluran dan memberikan pelumas pada
pintu. Beberapa kegiatan pemeliharaan irigasi secara rutin yang dilakukan
menurut K.M Arsyad (2017) adalah :

a) Yang bersifat Perawatan:

1. Memberikan minyak pelumas pada bagian pintu.

2. Membersihkan saluran dan bangunan dari tanaman liar dan semak- semak.

3. Membersihkan saluran dan bangunan dari sampah dan kotoran.

11
4. Pembuangan endapan lumpur di bangunan ukur.

5. Memelihara tanaman lindung di sekitar bangunan dan di tepi luar tanggul


saluran.

b) Yang bersifat Perbaikan ringan:

1. Menutup lubang-lubang bocoran kecil di saluran/bangunan.

2. Perbaikan kecil pada pasangan, misalnya siaran/plesteran yang retak atau


beberapa batu muka yang lepas.

2.3.2. Pemeliharaan Berkala

Pemeliharaan berkala merupakan kegiatan perawatan dan perbaikan yang


dilaksanakan secara berkala yang direncanakan dan dilaksanakan oleh dinas yang
membidangi Irigasi dan dapat bekerja sama dengan P3A/ GP3A/ IP3A secara
swakelola berdasarkan kemampuan lembaga tersebut dan dapat pula dilaksanakan
secara kontraktual. Pelaksanaan pemeliharaan berkala dilaksanakan secara
periodik sesuai kondisi Jaringan Irigasinya.Setiap jenis kegiatan pemeliharaan
berkala dapat berbeda-beda periodenya, misalnya setiap tahun, 2 tahun, 3 tahun
dan pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal musim tanam serta waktu
pengeringan. Pemeliharaan berkala dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pemeliharaan
yang bersifat perawatan, pemeliharaan yang bersifat perbaikan, dan pemeliharaan
yang bersifat penggantian. (K.M Arsyad,2017) Pekerjaan pemeliharaan berkala
meliputi;

a) Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Perawatan;

1. Pengecatan pintu.

2. Pembuangan lumpur di bangunan dan saluran.

b) Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Perbaikan;

1. Perbaikan Bendung ,bangunan pengambilan dan bangunan pengatur.

2. Perbaikan bangunan ukur dan kelengkapannya.

12
3. Perbaikan Saluran.

4. Perbaikan Pintu-pintu dan Skot Balk.

5. Perbaikan Jalan Inspeksi.

6. Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor, rumah dinas, rumah PPA dan
PPB, kendaraan dan peralatan.

c) Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Penggantian;

1. Penggantian Pintu.

2. Penggantian alat ukur.

3. Penggantian peil schall.

2.3.3. Pengamanan Jaringan Irigasi

Pengamanan jaringan irigasi merupakan upaya untuk mencegah dan


menanggulangi terjadinya kerusakan jaringan irigasi yang disebabkan oleh daya
rusak air, hewan, atau oleh manusia guna mempertahankan fungsi jaringan irigasi.
Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus oleh dinas yang membidangi irigasi,
anggota/pengurus P3A/ GP3A/ IP3A, Kelompok Pendamping Lapangan dan
seluruh masyarakat setempat. Setiap kegiatan yang dapat membahayakan atau
merusak jaringan irigasi dilakukan tindakan pencegahan berupa pemasangan
papan larangan, papan peringatan atau perangkat pengamanan lainnya. Adapun
tindakan pengamanan dapat dilakukan antara lain sebagai berikut menurut K.M
Arsyad (2017) .

a) Tindakan Pencegahan

1) Melarang pengambilan batu, pasir dan tanah pada lokasi ± 500 m sebelah
hulu dan ± 1.000 m sebelah hilir bendung irigasi atau sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

2) Melarang memandikan hewan selain di tempat yang telah ditentukan dengan


memasang papan larangan.

13
3. Menetapkan garis sempadan saluran sesuai ketentuan dan peraturan yang
berlaku.

4. Memasang papan larangan tentang penggarapan tanah dan mendirikan


bangunan di dalam garis sempadan saluran.

5. Petugas pengelola irigasi harus mengontrol patok-patok batas tanah


pengairan supaya tidak dipindahkan oleh masyarakat.

6. Memasang papan larangan untuk kendaraan yang melintas jalan inspeksi


yang melebihi kelas jalan.

7. Melarang mandi disekitar bangunan atau lokasi-lokasi yang berbahaya.

8. Melarang mendirikan bangunan dan atau menanam pohon di tanggul saluran


irigasi.

9. Mengadakan penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat dan instansi terkait


tentang pengamanan fungsi jaringan irigasi.

b) Tindakan Pengamanan.

1. Membuat bangunan pengamanan ditempat-tempat yang berbahaya,


misalnya; disekitar bangunan utama, siphon, ruas saluran yang tebingnya
curam, daerah padat penduduk dan lain sebagainya.

2. Penyediaan tempat mandi hewan dan tangga cuci.

3. Pemasangan penghalang di jalan inspeksi dan tanggul-tanggul saluran


berupa portal, patok.

2.3.4. Perbaikan Darurat

Perbaikan darurat dilakukan akibat bencana alam dan atau kerusakan berat
akibat terjadinya kejadian luar biasa (seperti Pengrusakan/ penjebolan tanggul,
Longsoran tebing yang menutup Jaringan, tanggul putus dll) dan penanggulangan
segera dengan konstruksi tidak permanen, agar jaringan irigasi tetap berfungsi.
Kejadian Luar Biasa/ Bencana Alam harus segera dilaporkan oleh juru kepada

14
pengamat dan kepala dinas secara berjenjang dan selanjutnya oleh kepala dinas
dilaporkan kepada Bupati. Lokasi, tanggal/ waktu, dan kerusakan akibat kejadian
bencana/KLB dimasukkan dalam Blangko 03-P dan lampirannya ( K.M Arsyad,
2017)

Perbaikan darurat ini dapat dilakukan secara gotong-royong, swakelola


atau kontraktual, dengan menggunakan bahan yang tersedia di Dinas/pengelola
irigasi atau yang disediakan masyarakat seperti (bronjong, karung plastik, batu,
pasir, bambu, batang kelapa, dan lain- lain). Selanjutnya perbaikan darurat ini
disempurnakan dengan konstruksi yang permanen dan dianggarkan secepatnya
melalui program rehabilitasi.

2.4. Peran Serta P3A Dalam Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Dinas yang membidangi irigasi dalam melaksanakan kegiatan


pemeliharaan jaringan irigasi dilakukan dengan melibatkan peran serta
P3A/GP3A/IP3A diwujudkan mulai dari pemikiran awal, pengambilan keputusan,
dan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan jaringan. Kegiatan perencanaan dan
pelaksanaan pemeliharaan didapat melalui hasil penelusuran bersama dengan
proses sebagai berikut ( Permen No 12, 2015 )

a. P3A/ GP3A/ IP3A bersama petugas pengelola irigasi melakukan penelusuran


untuk mengindentifikasi kerusakan-kerusakan, usulan rencana perbaikan
dan skala prioritas.

b. Penyusunan jenis-jenis pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh P3A/ GP3A/


IP3A.

c. Dinas yang membidangi irigasi melaksanakan pemeliharaan jaringan irigasi


dapat dilakukan melalui kerjasama dengan P3A/ GP3A/ IP3A secara
swakelola.

d. P3A/ GP3A/ IP3A dapat berperan serta dalam pelaksanaan pemeliharaan


jaringan irigasi dalam bentuk tenaga, bahan, atau biaya sesuai dengan
kemampuannya.

15
e. P3A/ GP3A/ IP3A berperan aktif dalam pengamanan jaringan irigasi.

f. P3A/ GP3A/ IP3A dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan


pemeliharaan jaringan irigasi primer dan sekunder dalam bentuk
penyampaian laporan penyimpangan pelaksanaan kepada dinas atau
pengelola irigasi.

2.5. Tata Cara Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Menurut Ir. K.M Arsyad, M.sc (2017) untuk mendapatkan hasil


pemeliharaan yang optimal, diperlukan tata cara/ prosedur Pemeliharaan Jaringan
Irigasi yang tepat dengan mengacu pada tahapan sebagai berikut:

A. Inventarisasi jaringan irigasi pada setiap daerah irigasi

Inventarisasi jaringan irigasi dilakukan untuk mendapatkan data jumlah,


dimensi, jenis, kondisi dan fungsi seluruh aset irigasi serta data ketersediaan air,
nilai aset jaringan irigasi dan areal pelayanan pada setiap daerah irigasi.
Inventarisasi jaringan irigasi dilaksanakan setiap tahun mengacu pada
ketentuan/pedoman yang berlaku. Hasil inventarisasi diharapkan dapat dipakai
untuk pemeliharaan dan pengelolaan aset irigasi.

Untuk kegiatan pemeliharaan dari inventarisasi tersebut yang sangat


diperlukan adalah data kondisi jaringan irigasi yang meliputi data kerusakan dan
pengaruhnya terhadap areal pelayanan. Pelaksanaan inventarisasi jaringan irigasi
ini dilaksanakan secara partisipatif melalui penelusuran jaringan irigasi oleh
aparat Dinas secara berjenjang bersama-sama dengan perkumpulan petani
pemakai air (P3A) dengan menggunakan Blangko Inventaris Jaringan Irigasi
(terlampir). Dari hasil inventarisasi tersebut disusun program 5 tahunan yang akan
diusulkan untuk mendapatkan biaya pemeliharaan.

B. Perencanaan pemeliharaan jaringan irigasi.

Perencanaan pemeliharaan dibuat oleh Dinas/ Balai pengelola irigasi


bersama perkumpulan petani pemakai air berdasarkan rencana prioritas hasil
inventarisasi jaringan irigasi. Dalam rencana pemeliharaan terdapat pembagian

16
tugas, antara P3A/ GP3A dengan pemerintah diantaranya bagian mana bisa
ditangani P3A/ GP3A dan bagian mana yang ditangani pemerintah melalui Nota
Kesepakatan kerjasama O&P. Penyusunan rencana pemeliharaan meliputi:

1. Inspeksi rutin
2. Penelusuran jaringan irigasi
3. Identifikasi dan analisis tingkat kerusakan
4. Pengukuran dan pembuatan detail desain perbaikan jaringan irigasi
5. Perhitungan rencana anggaran biaya
6. Penyusunan program / Rencana kerja

C. Pelaksanaan pemeliharaan jaringan irigasi

Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan berdasarkan detail desain dan


rencana kerja yang telah disusun oleh Dinas/Pengelola irigasi bersama
perkumpulan petani pemakai air. Adapun waktu pelaksanaannya menyesuaikan
dengan jadwal pengaturan air dan masa pengeringan yang telah disepakati
bersama dan ditetapkan oleh Bupati/ Walikota/ Gubernur sesuai kewenangannya.
Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Persiapan pelaksanaan pemeliharaan.


2. Pelaksanaan pemeliharaan.

D. Pemantauan dan evaluasi pemeliharaan jaringan irigasi

Pemantauan dan evaluasi pada pemeliharaan jaringan irigasi dilakukan


untuk kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan sendiri secara swakelola ataupun
dikontrakkan. baik untuk jenis pengamanan jaringan irigasi, pemeliharaan rutin,
pemeliharaan berkala dan penanggulangan / perbaikan darurat.

2.6. Indikator Keberhasilan Kegiatan Pemeliharaan

Kondisi fisik jaringan irigasi menyangkut jumlah, dimensi, jenis dan


keadaan fiik suatu jaringan irigasi. Dalam peraturan Menteri PU Pera No
12/PRT/M/2015 kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi dapat diklasifikasikan
sebagai berikut (PermenPUNomor13/PRT/M/2012).

17
Tabel 2. Kondisi Fisik Jaringan Irigasi
No Kondisi Fisik Infrastruktur Kriteria
1 Tingkat kerusakan <10% Baik
2 Tingkat kerusakan 10% -20% Rusak Ringan
3 Tingkat kerusakan 21% -40% Rusak Sedang
4 Tingkat kerusakan >40% Rusak Berat
Sumber: PermenPUPeraNo 12/PRT/M/2015
Dalam menentukan keberhasilan suatu kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi ,
ada 4 indikator yang harus di perlukan yaitu ;
a) Terpenuhinya kapasitas saluran sesuai dengan kapasitas rencana.

b) Terjaganya kondisi bangunan dan saluran: kondisi baik, rusak ringan, rusak
sedang, atau rusak berat, seperti dijelaskan dalam tabel 2.

c) Meminimalkan biaya rehabilitasi jaringan irigasi.

d) Tercapainya umur rencana jaringan irigasi.

2.7. Tugas Pokok dan Fungsi Petugas Pemeliharaan Yang berada di


lapangan

Tugas tugas pokok dan fungsi petugas pemeliharaan irigasi yang berada di
lapangan menurut Ir. K.M Arsyad, M.sc (2017) adalah sebagai berikut;

a) Pengamat/ Ranting/ UPTD

1. Rapat di kantor setiap bulan untuk mengetahui permasalahan


pemeliharaan, hadir para mantri/ juru pengairan, petugas pintu air (PPA),
petugas operasi bendung (POB) serta P3A/ GP3A/ IP3A.
2. Menghadiri rapat di kecamatan dan dinas/pengelola irigasi dalam kegiatan
pemeliharaan.
3. Membina P3A/ GP3A/ IP3A untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan
pemeliharaan.
4. Membantu proses pengajuan bantuan biaya pemeliharaan yang diajukan
P3A/ GP3A/ IP3A.

18
5. Membuat laporan kegiatan pemeliharaan ke Dinas/ Balai.

b) Mantri/ Juru

1. Membantu kepala ranting untuk tugas-tugas yang berkaitan dengan


pemeliharaan.
2. Mengawasi pekerjaan pemeliharaan rutin yang dikerjakan oleh para
pekerja saluran (PS) dan petugas pintu air (PPA).
3. Mengawasi pekerjaan pemelihraan berkala yang dikerjakan oleh
Kontraktor.
4. Membuat laporan pemeliharaan mengenai: Kerusakan saluran dan
bangunan air, Realisasi pelaksanaan pemeliharaan rutin maupun berkala
dan Menaksir biaya pemeliharaan berkala.
5. Bersama masyarakat petani P3A/ GP3A/ IP3A melakukan penelusuran
jaringan utnuk mengetahui kerusakan jaringan yang perlu segera diatasi.
6. Menyusun/ memilih secara bersama kebutuhan biaya pada kerusakan yang
dipilih atau disepakati.

c) Staf Ranting/ Pengamat/ UPTD/ Cabang Dinas/ Korwil

1. Membantu kepala ranting/ pengamat/ UPTD/ cabang dinas/ korwil dalam


pelaksanaan pemeliharaan jaringan irigasi.

d) Petugas Operasi Bendung (POB)

1. Melaksanakan pengurasan kantong lumpur.


2. Memberi minyak pelumas pada pintu-pintu air.
3. Melaksanakan pengecatan pintu dan rumah pintu secara periodik
4. Mencatat kerusakan bangunan dan pintu air pada Blangko pemeliharaan
5. Membersihkan semak belukar di sekitar bendung.

e) Petugas Pintu Air (PPA)

1. Memberi minyak pelumas pada pintu air.


2. Melaksanakan pengecatan pintu dan rumah pintu secara periodic.

19
3. Membersihkan endapan sampah disekitar bangunan sadap / bagi-
sadap dan di sekitar alat pengukur debit.
4. Mencatat kerusakan bangunan air/ pintu air pada Blangko pemeliharaan.
5. Memelihara saluran sepanjang 50 m di sebelah hilir bangunan sadap.

f) Pekerja/Pekarya Saluran (PS)

1. Membersihkan saluran dari gangguan rumput, sampah, dan lain-lain (misal


hewan dan ternak).
2. Membersihkan endapan dan sampah di sekitar bangunan penting
(bangunan bagi, siphon, talang dll).
3. Menutup bocoran kecil di sepanjang saluran termasuk pengambilan air
tanpa izin (liar).
4. Merapikan kemiringan talud saluran.
5. Menghalau ternak (kerbau dll) supaya tidak masuk dan merusak saluran.
6. Melaporkan kalau ada kerusakan saluran yang cukup parah.

g) Kebutuhan Tenaga Pelaksana Operasi dan Pemeliharaan

1. Kepala Ranting/ pengamat/ UPTD/ cabang dinas/korwil: 1 orang + 5 staff


per 5.000 – 7.500 Ha.
2. Mantri / Juru pengairan: 1 orang per 750 – 1.500 Ha.
3. Petugas Operasi Bendung (POB): 1 orang per bendung, dapat ditambah
beberapa pekerja untuk bendung besar.
4. Petugas Pintu Air (PPA): 1 orang per 3 – 5 bangunan sadap dan bangunan
bagi pada saluran berjarak antara 2 - 3 km atau daerah layanan 150 sd. 500
ha.
5. Pekerja/ pekarya Saluran (PS): 1 orang per 2-3 km panjang saluran.

20
III. METODOLOGI

3.1.Waktu dan tempat


PKPM ini dilakukan pada bulan Maret – Mei. Secara administratif lokasi
penelitian Daerah Irigasi Bandar Gadang (Intake BKG) terletak di Kecamatan
Gunung Talang Kabupaten Solok Propinsi Sumatera Barat. Lokasi tersebut
terletak ± 20 Km dari Kota Solok. ,
3.2.Alat dan Bahan
Tabel 3. Alat yang akan digunakan.
No Alat Kegunaan Jumlah Satuan

1 Meteran (5m) Untuk mengukur lebar 1 Unit


penampang
2 Laptop/Pc Untuk membuat laporan 1 Unit
(laptop asus
3 Kamera dan time stamp Untuk mengambil 1 Unit
kamera dokumentasi di lapangan
4 Cangkul, Parang Untuk membersihkan 1 Unit
saluran
5 Meteran (50m) Untuk mengukur panjang 1 Unit
saluran irigasi

Tabel 4 Bahan yang akan digunakan.


No Bahan Kegunaan Jumlah Satuan

1 Alat Tulis,Pena Alat untuk pencatat data 1 Unit


(Pilot)
2 Kertas HVS (A4) Media untuk mencetak 5 Unit

3.3. Metoda Pelaksanaan

Pemeliharaan Jaringan Irigasi yang tepat dengan mengacu pada tahapan


sebagai berikut: (1) Wawancara (2) Survei (3) Praktek ke lapangan (4) Studi
Literatur.

3.3.1. Wawancara

Dalam kegiatan ini mahasiswa mengikuti semua kegiatan yang ada di UPTD
SDABK Wilayah Selatan Sumatera Barat untuk mendapatkan suatu informasi

21
yang diperlukan, serta mengenal lingkungan di sekitar UPTD SDABK Wilayah
Selatan Sumatera Barat, mulai dari pengenalan lingkungan kantor dan pengenalan
di lapangan.

3.3.2. Survei ke Lapangan

Survei merupakan kegiatan sebelum dimulai pengambilan data di lapangan.


Tahap Survei bertujuan untuk memudahkan pengambilan data di lapangan, tahap
survei meliputi :

1. Mempersiapkan alat dan yang akan digunakan.


2. Melakukan Survey lokasi Daerah Irigasi Bandar Gadang
3. Memilih salah satu Intae yang ada di Daerah Irigasi Bandar Gadang
4. Mencatat alamat dari lokasi Intake yang di pilih.
5. Menelusuri dari Intake saluran sampai akhir saluran sekaligus melihat
pemeliharaan bangunan dan kondisi saluran.
6. Evaluasi sebelum turun ke lapangan meliputi konsultasi dengan
pembimbing.
3.3.3. Praktek Lapangan
Praktek ke lapangan ini bertujuan untuk melihat keadaan secara langsung
bagaimana keadaan saluran irigasi di lapangan. Langkah langkah dalam
melakukakn praktek ke daerah irigasi adalah ;
1. Siapkan alat dan bahan yang sesuai dengan jenis pemeliharaan
2. Telusuri saluran yang telah di survey dari BKG 1 sampai BKG 12
3. Pelaksanaan Pemeliharaan Jaringan irigasi yang dilakukan di lapangan
4. Dokumentasi.

3.3.4. Studi Literatur

Pengumpulan data yang berhubungan dengan pemeliharaan sistem daerah


irigasi bersumber dari ; Jurnal-Jurnal tentang Irigasi, Buku tentang Pemeliharaan
Irigasi, Internet mengenai Pemeliharaan Irigasi. Semuanya ini digunakan untuk
pembuatan laporan tugas akhir.

22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil UPTD Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bina Konstruksi
Wilayah Selatan

Unit perusaan Teknis Daerah (UPTD) Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Bina Konstruksi Wilayah selatan di bentuk berdasarkan peraturan Gubernur
Sumatra Barat No 101 Tahun 2017 tentang pembentukan Organisasi dan tata kerja
unit pelaksanaan teknis di daerah dinas pengelolaan sumber daya air Provinsi
Sumatra Barat dan di ubah dengan peraturan Gubernur Sumatra Barat no 24 tahun
2019 tentang perusahaan berdasr terdapat pada penamaan UPTD yang awalnya
namanya UPTD balai SDABK sungai Dareh yang berkedudukan di kab.
Dhamasraya di ubah menjadi UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan yang
berkedudukan di Solok Selatan kantor, selain itu juga menjadi Seksi pelaksanaan
operasional dan pemeliharaan. Kantor UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan
berkedudukan di jalan Lintas Solok.– Padang Panjang, Km.11 Kenagarian Sumani
, Kec. X Koto Singkarak , kab.Solok dengan sistem pinjam pakai selama 5 (lima)
tahun. Bangunan yang merupakan asset yang selama ini terabaikan tidak terawatt
dengan baik sehingga perlu perbaikan menyeluruh sehingga aman dan nyaman
untuk digunakan dalam pelaksanaan kegiatan.

4.1.1. Struktur Organisasi.

Dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi UPTD Balai


SDABK Wilayah selatan . SDABK Yang di pimpin oleh kepala UPTD Balai
SDABK Wilayah selatan yaitu:

1. Pengamat Wilayah VI: Area Kerja di Kab. Solok, Sijungjung,


Kab,Dhamasraya dan Kota Sawahlunto
2. Pengamat Wilayah VII : Kerja di Kab. Solok Selatan
3. Pengamat Wilayah VIII : Kerja di Kab. Pesisir Selatan I
4. Pengamat Wilayah VIII : Kerja di Kab. Pesisir Selatan II

Masing-masing pengamatan di pimpin oleh seorang Pengamat yang


merupakan staf UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan dengan tugas menjalankan

23
tugas pokok dan fungsi pengamatan diarea kerja masing-masing adapun struktur
organisasi sebagi berikut :

Gambar 1. Struktur Organisasi UPTD SDABK Sumani

Gambar 2. Struktur Organisasi Kantor Pengamat

24
4.2. Daerah Irigasi Bandar Gadang / Intake Bandar Koto Gaek (BKG)

Gambar 3. Peta Jaringan Irigasi Bandar Gadang

Daerah irigasi Bandar Gadang berada dalam pengawasan Pengamat


Wilayah VI, UPTD Balai PSDA Wilayah Selatan Sumatera Barat terletak di
daerah Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok dengan luas areal baku yaitu
15,25 ha dan luas funsional yaitu 913, 1 ha. Daerah irigasi Bandar Gadang meiliki
Panjang saluran primer 7.762 m, dan saluran sekunder yaitu 25.709 m. Dan
memiliki 4 intake, 2 bangunan bagi, 2 bangunan bagi sadap, 52 bangunan sadap 7
pintu penguras.

Intake Bandar Koto Gaek (BKG) merupakan salah satu irigasi Bandar
Gadang terletak pada koordinat 100°62°93,220”:E dan 0°95°91,0539”:S.
Memiliki panjang saluran sekunder sepanjang 10.352 m dan mengairi sawah

25
seluas 326 Ha. Data Inventaris Bandar Gadang (Intake BKG) dapat dilihat pada
tabel berikut;

Tabel 5. Data Inventarisasi Daerah Irigasi Bandar Gadang (Intake BKG)

No Nama Bangunan Banyak Keadaan

1 Bendung 1 Rusak Sedang


2 Saluran Primer 3,245 m Baik

3 Saluran Sekunder 7,107 m Baik

4 Bangunan Sadap 10 9 baik, 1 rusak sedang

5 Bangunan Penguras 1 Rusak Sedang

6 Bangunan Pelimpah 1 Baik

7 Bangunan Pelengkap 16 14 baik, 2 rusak ringan


Sumber,UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan Sumatera Barat

Adapun Skema Jaringan irigasi Bandar Gadang / Intake Bandar Koto Gaek
dapat dilihat pada gambar 4 berikut.

Gambar 4. Skema Jaringan irigasi Bandar Gadang / Intake Bandar Koto Gaek

26
27
Dari hasil laporan inpeksi rutin kerusakan jaringan irigasi ( 01-P ) di daerah
irigasi Bandar Gadang / Intake Koto Gaek (BKG) pada bulan desember 2021 ,
pada bangunan BKG 3, BKG 4 mengalami kerusakan yaitu kebocoran pada
dinding saluran serta retak pada bangunannya sehingga kondisi bangunan
termasuk kedalam kategori rusak sedang. Pada bangunan BKG 10 pasangan
saluran putus dan rusak sehingga kondisi saluran di kategorikan ke dalam rusak
sedang.

Tabel 7. Kondisi Bangunan Irigasi Bandar Koto Gaek.

No Nomen Jenis Bangunan Kordinat


Klatur X X Kondisi
1 BKG 0 Bendung Intake 100,61293220 -0, 95910539 Baik
2 BKG 1 Utama Sadap 100,61311670 -0,95610240 Baik
3 BKG 1.a Pelengkap Sadap 100,61277850 -0,95805236 Baik
4 BKG 2 Utama Sadap 100,61395480 -0,95252879 Baik
5 BKG 2.a Pelengkap Suplesi 100,61380840 -0,95518977 Baik
6 BKG 2.b Pelengkap Suplesi 100,61411540 -0,95427130 Baik
7 BKG 2.c Pelengkap Suplesi 100,61410140 -0,95409905 Baik
8 BKG 3 Utama Sadap 100,61403510 -0,94969325 Rusak
Ringan
9 BKG 3.a Pelengkap Suplesi 100,61442580 -0,95175121 Baik
10 BKG 3.b Pelengkap Sadap 100,61431050 -0,95079166 Baik
11 BKG 3.c Pelengkap Sadap 100,61413800 -0,95237908 Baik
12 BKG 4 Utama Sadap 100,61330520 -0,94103929 Rusak
Ringan
13 BKG 4.a Pelengkap Sadap 100,61382550 -0,94951179 Baik
14 BKG 5 Utama Sadap 100,61563520 -0,94002810 Baik
15 BKG 6 Utama Sadap 100,61688090 -0,94055919 Baik
16 BKG 7 Utama Sadap 100,61774430 -0,93993898 Baik
17 BKG 7.a Pelengkap Sadap 100,61715780 -0,93982070 Baik
18 BKG 8 Utama Sadap 100,62123190 -0,93787205 Baik
19 BKG 8.a Pelengkap Suplesi 100,61877550 -0,93964736 Baik
20 BKG 8.b Pelengkap Pelimpa 100,62040480 -0,93960042 Baik
21 BKG 9 Utama Sadap 100,62288170 -0,9374170 Baik
22 BKG 10a Utama Sadap 100,62410000 -0,93690000 Rusak
Sedang
23 BKG 10.b Pelengkap Sadap 100,62302250 -0,93403632 Baik

28
24 BKG 10.c Pelengkap Suplesi 100,62526110 -0,93430448 Baik
25 BKG 10.d Pelengkap Sadap 100,62498760 -0,93304998 Baik
26 BKG 10.e Pelengkap Sadap 100,62500220 -0,93284063 Baik
27 BKG 10.f Pelengkap Sadap 100,62510990 -0,93267689 Baik
28 BKG 11 Utama Sadap 100,62807000 -0,93176250 Baik
29 BKG 12 Utama Sadap 100,62854500 -0,92845000 Baik
Sumber,UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan Sumatera-Barat

Berdasarkan tabel 5 tentang kondisi bangunan irigasi Bandar Gadang /


Intake BKG dari total 29 bangunan irigasi yang ada terdapat 3 bangunan irigasi
yang mengalami kerusakan yang termasuk ke dalam kondisi bangunan 1 rusak
sedang pada bangunan BKG 10 dimana terdapat dinding saluran yang bocor, dan
2 rusak ringan pada BKG 3 dan 4 dimana terdapat bocoran kecil pada dasar
saluran. Pada saat ini kondisi bangunan yang masih baik sebanyak 26 bangunan.
Hal ini menunjukkan pemeliharaan jaringan irigasi pada intake BKG masih
terpelihara dan di jaga dengan baik.

29
30
31
Pada tabel pencatatan debit saluran (6-O) di tiap tiap bangunan daerah
irigasi Bandar Koto Gaek (BKG). Debit pada tiap bangunan mencukupi pada
masing masing luas areal sawah , hal ini menunjukkan bahwa pemeliharan yang
dilakukan pada intake BKG berhasil yang membuat saluran irigasi pada Desa
Koto Gaek ini berfungsi dengan maksimal, tidak terjadi kekurangan air pada
seluruh areal sawah pada intake BKG ini. Dan kondisi setiap bangunan berfungsi
dengan baik.

4.3. Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Dalam upaya upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi intake BKG
agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi
dan mempertahankan kelestariannya melalui kegiatan perawatan, perbaikan,
pencegahan dan pengamanan yang harus dilakukan secara terus menerus. Jenis
pemeliharaan jaringan irigasi terdiri dari pengamanan jaringan irigasi,
pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan perbaikan darurat yang dilakukan
selama PKPM.

4.3.1. Pemeliharaan Secara Rutin

Dalam pemeliharaan rutin jaringan irigasi di intake Bandar Koto Gaek


berjalan dengan sesuai prosedur yang telah di sepakati.

Tabel 9. Pemeliharaan Rutin


No Kegiatan Pemeliharaan Rutin Intake BKG
Pada Dilakukan Alat Oleh
1 Membersihkan BKG 1 Pengawasan Karung Juru, Ppa &
sampah pada secara rutin di Mahasiswa
bangunan ukur sepanjang saluran
dan pintu irigasi BKG
pemasukan air setiap hari
2 Menutup BKG 3 Setiap ada Karung PPA &
bocoran kecil tanggul saluran berisi pasir Mahasiswa
bocor dan batu
3 Membersihkan BKG 4 Setiap hari Mesin PPA &
rumput dan sepanjang 50m Pemotong Mahasiswa
tumbuhan kiri dan kanan Rumput
pengganggu berjarak 10m dari
saluran

32
4 Memperbaiki BKG 10 Awal bulan Semen PPA & Juru
dinding saluran dengan cara Mahasiswa
yang retak dan bergotong royong
bocor
Sumber,UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan Sumatera-Barat

Kegiatan pemeliharaan rutin yang di lakukan selama pkpm di irigasi bandar


gadang/ intake BKG yaitu membersihkan rumput dan tumbuhan pengganggu dan
sampah yang menumpuk di pintu air dari BKG 1 sampai BKG 4 dengan panjang
saluran 2 km ,tinggi saluran 1 m, lebar saluran 2 m serta tinggi muka air 75 cm,
dengan aturan panjang saluran yang dibersihkan 50-100m perhari dan jarak dari
saluran harus 5-10 m oleh ppa yang di awasi juru.

Pada bangunan BKG 3 dengan panjang saluran 450 m ,tinggi saluran 1.5 m,
lebar 2 m dan dengan tinggi muka air 65 cm mengalami kebocoran di dasar
saluran. Dilakukan penimbunan dengan karung yang di isi dengan pasir, batu dan
kerikil pada dasar yang bocor. Hal ini merupakan alternatif yang di lakukan jika
saluran mengalami kebocoran yang relatif kecil.

4.3.2. Pemeliharaan Berkala

Dalam kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi secara berkala dilakukan


biasanya dalam jangka waktu yang lama tergantung kepada keadaan saluran itu
sendiri.
Tabel 10. Pemeliharaan Berkala

No Kegiatan Pemeliharaan Berkala Intake BKG


Bangunan Dilakukan Alat Oleh
1 Memperbaiki BKG 10 Dalam jangka Semen, PPA & Juru
Sayap waktu 2 sampai batu,kerikil Mahasiswa
Bangunan, 5 tahun
Tembok
Saluran
2 Menggali BKG 1 Dalam jangka Cangkul, PPA , Juru,
Endapan di waktu 3-6 bulan sekop Mahasiswa
saluran secara
bergotong
royong
Sumber,UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan Sumatera-Barat

33
Kegiatan pemeliharaan berkala yang di lakukan selama pkpm di irigasi
bandar gadang/ intake BKG yaitu membersihkan sedimentasi yang menumpuk di
BKG 1 dengan panjang saluran 500 m , tinggi saluran 1 m, lebar saluran 2 m serta
tinggi muka air 75 cm. Pengangkatan sedimentasi tepat dilakukan di hilir BKG 1
sepanjang 15 m sebelum mau masuk bangunan BKG 2 Kegiatan dilakukan
dengan menyumbat air di hulu agar pekerjaan mudah di lakukan dan di kerjakan
dengan gotong royong

Pada bangunan BKG 10 dengan panjang saluran ±1.5 km ,tinggi saluran 1


m, lebar 2.5 m dan dengan tinggi muka air 35 cm mengalami kebocoran di
dinding saluran dengan diameter lubang 30 cm. Hal ini di duga dilakukan oleh
oknum yang tidak bertanggung jawab. Dilakukan pengecoran kembali dengan
semen pada dinding saluran yang bocor. Untuk bahan pengecoran seperti batu,
dan kerikil di ambil dari saluran.

4.3.3. Pemeliharaan Pencegahan

Dalam usaha mencegah terjadinya kerusakan jaringan irigasi akibat


perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab dan juga dari gangguan
binatang. Pencegahan-pencegahan yang berlakukan di antaranya :

Tabel 11. Pemeliharaan Pencegahan

No Kegiatan Pemeliharaan Pencegahan di Intake BKG


Pada Dilakukan Alat Untuk
1 Mengontrol patok BKG 6 Pengawasan Patok PPA
batas tanah secara rutin di
sepanjang saluran
irigasi BKG
Sumber,UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan Sumatera-Barat

Pada samping saluran BKG 6 dengan ciri panjang saluran ±2 km ,tinggi


saluran 1 m, lebar 2.5 m dan dengan tinggi muka air 45 cm terdapat sebuah patok.
Patok tersebut bertujuan untuk memberi garis pembatas kepada petani bahwa
batas dia menanam padi tidak boleh melewati batok tersebut.

34
4.3.4. Perbaikan Darurat

Perbaikan darurat terjadi akibat bencana alam atau kerusakan berat akibat
terjadinya kejadian diluar dugaan sehingga perlu penanggulangan darurat agar
jaringan irigasi dapat segera berfungsi. Tergantung kepada tingkat kerusakannya.

Tabel 12. Pemeliharaan darurat

No Kegiatan Pemeliharaan Pencegahan di Intake BKG


Pada Dilakukan Alat Oleh
1 Memperbaiki BKG 9 Di bersihkan Cangkul, PPA , Juru
dinding saluran saluran dengan sekop, dan
yang runtuh akibat mengeluarkan sodok Mahasiswa
hujan deras tanah dari saluran
dan pembuatan
darurat dinding
saluran
Sumber,UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan Sumatera-Barat.

Pada bangunan BKG 9 dengan ciri panjang saluran ±1.5 km ,tinggi saluran
1.5 m, lebar 3 m dan dengan tinggi muka air 60 cm. Terjadi kerusakan pada
dinding saluran akibat hujan terus menerus membuat dinding saluran menjadi
runtuh sehingga menghambat air irigasi , dilakukan peeliharaan darurat dengan
membersihkan tanah dan reruntuhan yang masuk ke saluran dengan cangkul,
sekop, dan dinding saluran di buat dengan darurat dengan menupuk batu batu
dekat dinding agar air tetap mengalir pada saluran . kegiatan dilakukan oleh
mahasiswa , PPA, dan Juru dilakukan secara bergotong royong.

35
V. KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

1. Daerah irigasi Bandar Gadang / Intake Koto Gaek (BKG) dari total jumlah
bangunan 29 bangunan 26 bangunan masih dalam kondisi baik , 2
bangunan rusak ringan dan 1 rusak sedang. Secara keseluruhan kondisi
bangunan irigasi masih terpelihara dengan baik dan pemeliharaan irigasi
baik rutin, berkala , dan darurat diakukan setiap hari oleh PPA yang di
awasi oleh Juru di lapangan.
2. Telah memantapkan pengetahuan dan keterampilan di bidang irigasi
tentang pemeliharaan jaringan irigasi.
3. Telah melatih pola pikir kritis mengenai pemeliharaan jaringan irigasi
selama praktek di lapangan.
4. Telah mengembangkan keterampilan yang telah di dapat di dalam di
bidang pemelihraan jaringan irigasi.
5. Telah memahami sikap dan kebijakan pembimbng lapang di lingkungan
UPTD Balai PSDA Wilayah Selatan Sumatera Barat.

5.2. Saran

Diharapkan kepada P3A agar lebih sadar dan berperan serta untuk
memelihara saluran irigasi Bandar Koto Gaek (BKG) agar irigasi agar saluran bisa
terawat dalam jangka waktu lama serta saluran bisa di manfaatkan secara bersama
sama.

36
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, K.M . 2017. Modul Pemeliharaan Jaringan irigasi ;Pelatihan Operasi


Dan Pemeliharaan Irigasi Tingkat Juru. Pusat Pendidikan Dan Pelatihan
Sumber Daya Air Dan Konsttruksi . Bandung

Bangun, Harsoyo. 1982. Irigasi dan Drainase. Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan, Jakarta.

Erman Mawardi dan Moch , Memed,.(2002). Desain Hidrolik Bendung Tetap


Irigasi Teknis.Bandung.
UPTD SDABK Wilayah Selatan, KantorWilayah VI. 2020. SDABK Sumatera
Barat.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (2015), Permen PU No
12/PRT/M/2015 Tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (2015). Permen PU No


13/PRT/M/2015 Tentang Pedoman Pengelolaan Aset Irigasi, Kementerian
Pekerjaan Umum, Jakarta

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (2015), Permen PU PERA


No 30 /PRT/M/2015 Tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan
Irigasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,. Jakarta.

Mawardi, Erman & Moch. Memed (2002). Desain Hidrolik Bendung tetap untuk
Irigasi Teknis, Alfabeta, Bandung.
Soewarno. (2000). Hidrologi Operasional Jilid Satu. PT Aditya Bakti, Bandung

Widjiharti, E., Sri, S.T., Sumadiman, Ernanda, H., (1997). Studi Optimasi
Kapasitas Waduk Gogor dan Waduk Mojogede Daerah Irigasi Gogor
Kabupaten Gresik. Tugas Mata Kuliah Rekayasa Sumber Air, Pasca Sarjana
Teknik Sipil, ITS, Surabaya.

37
LAMPIRAN
1. Dokumentasi Kegiatan.

Kunjungan Ke UPTD SDABK Wilayah Selatan,Sumani ,Kec.X.Koto


Singkarak.Kab.Solok

Wawancara di UPTD SDABK Wilayah Selatan , Sumani, Kec. X. Koto


Singkarak,Kab.Solok

Rapat Rutin di Kantor Pengamat Wilayah VI Talang

38
Survei ke Daerah Irigasi Bandar Gadang

Survei Ke Pintu / Intake Bandar Koto Gaek (BKG)

Wawancara kepada petani pemakai air (P3A)

39
Survei Lapangan
Inventarisasi Saluran pada Intake BKG 1 sampai BKG 12

Praktek Lapangan Pemeliharaan Jaringan


Irigasi

A. Pemeliharaan Rutin ( Pemotongan Rumput di Bangunan dan Saluran )

B. Pemeliharaan Berkala (Pengangkatan sedimentasi )

40
C. Pemeliharaan Darurat ( Perbaikan Dinding Saluran yang runtuh )

D. Pemeliharaan Pencegahan ( Reklame tentang patok batas tanah areal sawah


dari saluran )

Supervisi mahasiswa magang di Kantor Pengamat Wilayah VI

41
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu penunjang untuk menghasilkan hasil panen yang baik adanya
saluran irigasi yang baik dan lancar. Namun pada kenyatannya masih banyak
saluran irigasi yang tidak terawat bahkan rusak, sehingga saluran irigasi tidak
dapat dipergunakan secara maksimal oleh petani. Hal ini akan sangat berpengaruh
terhadap hasil produktifitas pertanian di suatu daerah irigasi. Untuk itu saluran
irigasi perlu diperhatikan guna meningkatkan hasil pertanian.

Agar air irigasi dapat bermanfaat sesuai dengan yang di rencanakan maka
diperlukan pemeliharaan jaringan irigasi dan alat ukur yang baik, agar pembagian
merata dan sesuai dengan kebutuhan tanaman serta tepat pada waktunya.
Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan
irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan
operasi dan mempertahankan kelestariannya melalui kegiatan perawatan,
perbaikan, pencegahan dan pengamanan yang harus dilakukan secara terus
menerus. Apabila pemeliharaan bangunan sudah baik tentu penambahan dan
pengurangan air dapat di atasi dan juga gagalnya usaha pertanian akibat
kekeringan dapat di tanggulangi.

Daerah irigasi Bandar Gadang terletak di daerah Kecamatan Gunung


Talang Kabupaten Solok dengan luas areal baku yaitu 15,25 ha dan luas funsional
yaitu 913, 1 ha. Daerah irigasi Bandar Gadang meiliki Panjang saluran primer
7.762 m, dan saluran sekunder yaitu 25.709 m. Dan memiliki 4 intake, 2
bangunan bagi, 2 bangunan bagi sadap, 52 bangunan sadap 7 pintu penguras.
Salah satu intake dari Bandar Gadang yaitu Bandar Koto Gaek ( BKG ). Intake
BKG ini merupakan suatu jaringan irigasi yang bersumber dari Batang Sungai
Dareh yang terdapat di daerah Bandar Koto Gaek Kabupaten Solok. Intake BKG
ini mengairi sawah seluas 326 Ha. Saluran irigasi pada Intake BKG pada saat ini
mengalami beberapa kerusakan di bangunan dan saluran, seperti bocor yang
membuat air keluar dari saluran irigasi, banyaknya lumpur pada dasar saluran
yang akan berpengaruh pada kecepatan aliran, dan pada bangunan irigasinya ulir

1
pintu sudah sulit di putar akan menganggu proses bukaan pintu, serta rumput pada
sekitar saluran yang sudah tinggi yang akan menghambat proses inspeksi rutin di
sepanjang saluran irigasi. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah PKPM
degan judul laporan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Di Irigasi Bandar Gadang /
Intake Bandar Koto Gaek (BKG).

1.2. Tujuan

Tujuan dari penyusunan PKPM ini yaitu :

1. Memperluas wawasan dan meningkatkan pengetahuan mengenai gambaran


umum UPTD Pengelolaan Sumber Daya Air dan Bina Kontruksi Wilayah
Selatan Sumani

2. Memantapkan pengetahuan dan keterampilan di bidang irigasi mengenai


pemeliharaan jaringan irigasi di daerah irigasi Bandar Gadang.(Intake BKG)

3. Melatih agar lebih berpola pikir kritis mengenai pemeliharaan jaringan


irigasi yang di dapat selama di lapangan.

4. Mengembangkan keterampilan yang di dapat selama kegiatan di lapangan


tentang pemeliharaan jaringan irigasi.
5. Memahami sikap dan kebijakan tentang kegiatan pemeliharaan jaringan
irigasi yang dilakukan oleh pembimbing lapang.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Irigasi

Irigasi berasal dari istilah “irrigatie” dalam bahasa Belanda atau


“irrigation” dalam bahasa Inggris, yang diartikan sebagai suatu usaha yang
dilakukan untuk mendapatkan air dari sumbernya guna keperluan pertanian,
mengalirkan dan membagikan air secara teratur dan setelah digunakan dapat
dibuang kembali. (Memed 2014 )

Menurut Peraturan Menteri Pekrjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Nomor 12/PRT/M/2015 irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan
pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi
permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi
tambak. Saluran irigasi menurut Soewarno,2000 merupakan infrastruktur yang
mendistribusikan air yang berasal dari bendungan, bendung, embung kepada lahan
pertanian yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya saluran irigasi ini,
kebutuhan air akan sawah / ladang para petani akan terjamin. Dalam memenuhi
kebutuhan air untuk berbagai keperluan usaha tani, maka air (irigasi) harus
diberikan dalam jumlah, waktu, dan mutu yang tepat, jika tidak maka tanaman
akan mempengaruhi produksi pertanian.

2.1.1. Jaringan Irigasi

Jaringan irigasi adalah seluruh bangunan dan saluran yang berfungsi


menyalurkan air irigasi dari sumber air lahan pertanian dan membuang kelebihan
air pada lahan pertanian. Selain menyalurkan air irigasi dan membuang kelebihan
air di petak, eksploitasi jaringan diharapkan dapat memanfaatkan air yang tersedia
secara efektif dan efisien, dibagi secara adil dan merata, diberikan ke petak-petak
lahan tersier dengan tepat cara, waktu dan jumlah, sesuai dengan kebutuhan
pertumbuhan tanaman dan dapat menghindari akibat negatif yang timbul oleh air
berlebihan. (Widjiharti, E., et.al, 1997)

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Nomor 12/PRT/M/2015, jaringan irigasi dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu:

3
1. Jaringan irigasi primer, yaitu bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas
bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan
bagi, bangunan bagi sadap, dan bangunan pelengkapnya

2. Jaringan irigasi sekunder, yaitu bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas
saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi
sadap, bangunan sadap dan bangunan pelengkapnya

3. Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai


prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran
tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter
serta bangunan pelengkapnya.

Menurut Widjiharti, E., et.al, 1997. Bagian Jaringan Irigasi, saluran irigasi
dapat di defenisikan seperti berikut ;
a. Saluran Kuarter adalah saluran yang membawa air dari box bagi kuarter
melalui bangunan sadap tersier ke sawah sawah.
b. Saluran Tersier adalah saluran yang membawa air dari bangunan sadap
tersier di jaringan utama ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter ,
saluran ini berakhir pada box kuarter yang terakhir.
c. Saluran Muka Tersier adalah saluran yang membawa air dari bangunan
sadap tersier ke petak tersier yang terletak di seberang petak tersier lainnya.
d. Saluran Primer adalah saluran yang membawa air dari jaringan utama ke
saluran sekunder dan petak petak tersier yang diairi. Saluran primer
biasanya disebut saluran induk. Saluran ini berakhir pada bangunan yang
terakhir.
e. Saluran Sekunder adalah adalah saluran yang membawa air dari saluran
primer ke petak petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut.
Batas ujung saluran ini yaitu bangunan sadap terakhir.
f. Saluran Pembuang adalah saluran yang digunakan sebagai pembuang
kelebihan air yang sudah tidak digunakan dari petak petak sawah ke
jaringan saluran pembuang. Setelah air dipakai untuk penggarapan sawah,
pertumbuhan padi, dan sisa penguapan serta penggenangan maka

4
selanjutnya air itu di buang. Pembuangan air kelebihan ini sama pentingnya
dengan pemberian air irigasi.

2.1.2. Klasifikasi Jaringan Irigasi

Ditinjau dari segi eksploitasi menurut Harsoyo B, 1982, jaringan irigasi


dapat dibedakan atas tiga sistem yaitu ;

1. Irigasi Teknis, merupakan sistem irigasi yang mana keadaan jaringan irigasi
bersifat permanen dan bangunan bangunannya lengkap sehingga air irigasi
dapat di atuer dan di ukur secara akurat. Ciri ciri irigasi teknis yaitu
bangunan irigasi bersifat permanen, telah mempunyai alat ukur , telah
mempunyai alat pengatur air, dan juga memiliki saluran pembawa dan
pembuang yang terpisah.
2. Irigasi Semi Teknis, merupakan sistem irigasi yang mana bangun
bangunannya tidak selengkap pada sistem irigasi teknis, maka air irigasi
dapat di atur dengan baik tapi tidak sepenuhnya dapat di akur secara efektif.
Cirinya yaitu bangunan bersifat permanen, belum mempunyai alat ukur,
memiliki alat pengatur air , dan saluran pembuang dan pembawa belum
terpisah.
3. Irigasi Sederhana adalah sistem irigasi yang keadaan irigasi pada umumnya
dibuat secara sederhana dan tidak bersifat permanen, sehingga air irigasi
tidak dapat di ukur dan di atur secara baik. Ciri cirinya yaitu konstruksi
jaringan irigasi bersifat darurat dan sederhana, alat pengukur tidak ada
sehingga debit yang di alirkan tidak dapat di ukur jumlahnya.

5
Tabel 1. Parameter Jaringan Irigasi

Jaringan Irigasi
No Parameter Sederhana Semiteknis Teknis
1. Konstruksi Sederhana Semi Permanen
Bangunan Permanen
/Permanen
Pengukuran debit
2. Tidak ada Ada Ada
Pengaturan
3. Tidak ada Tidak ada Ada
debit
Saluran pembawa Saluran
Saluran
berfungsi ganda pembawa dan pembawa dan
4. Fungsi saluran sebagai saluran saluran
saluran
pembuang pembuang tidak pembuang
sepenuhnya terpisah
terpisah
Sumber; Harsoyo B, 1982

2.1.3. Tujuan Dan Manfaat Irigasi

Tujuan utama irigasi adalah mewujudkan kemanfaatanair yang


menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan, serta meningkatkan
kesajahteraan masyarakat, khususnya petani. (Peraturan Pemerintah No.30 tahun
2015) Tersedianya air irigasi memberikan manfaat dan kegunaan lain seperti ;

1. Mempermudah pengelohan lahan pertanian.


2. Memberantas tumbuhan pengganggu
3. Mengatur suhu tanah dan tanaman
4. Memperbaiki kesuburuan tanah
5. Membantu proses penyuburan tanah.

2.2. Prasarana Irigasi

Prasarana irigasi merupakan saluran dan bangunan irigasi yang berfungsi


untuk mengalirkan air dari sumber air ke lahan sawah.Bangunan IrigasiBangunan
irigasi dapat dibedakan menjadi tiga tipe bangunan irigasi, yaitu (1) bangunan
utama, (2) bangunan pengatur dan (3) bangunan pelengkap.

6
2.2.1. Bangunan Utama

Bangunan utama (head work) dapat didefinisikan sebagai kompleks


bangunan yang direncanakan di sumber air, guna meninggikan muka air,
membelokkan/mengalirkan air atau menampung kelebihan air pada musim hujan
ke jaringan saluran agar dapat dipakai guna keperluan irigasi. Bangunan utama ini
diharapkan pula dapat mengarungi sedimen yang masuk ke jaringan irigasi dan
mengukur debit aliran. Tipe-tipe bangunan utama di Indonesia menurut Memed
(2002) dapat dibedakan menjadi 4 diantaranya; Bendung , Pengambilan Bebas,
Pengambilan Waduk, dan Stasiun pompa.

A. Bendung

Bendung adalah bangunan air dengan kelengkapannya yang dibangun


melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat dengan maksud untuk
meningkatkan elevasi muka air sungai. Apabila muka air dibendung mencapai
elevasi tertentu yang dibutuhkan, maka air sungai dapat disadap dan dialirkan
secara gravitasi ke tempat-tempat yang membutuhkan. Secara ideal, bangunan
utama ini terdiri dari beberapa bangunan yaitu ;

1. Bangunan pelimpah guna mengalirkan air banjir melalui tubuh bendung.

2. Kolam olak dan peredam energi guna mengurangi energi ketinggian air
banjir.

3. Pintu kuras berguna untuk menguras membersihkan kandungan lumpur


di depan bangunan pengambilan.

4. Bangunan pengambilan utama dan pintu pengambilan guna mengalirkan


air ke jaringan irigasi.

5. Saluran ukur merupakan saluran yang menghubungkan antara


bangunan/pintu pengambilan dengan bangunan ukur.

6. Bangunan ukur guna mengukur debit yang masuk ke jaringan irigasi.

7. Kantong lumpur guna pengendapan lumpur yang masuk ke bangunan


pengambilan.

8. Pintu bilas guna mengeluarkan kandungan lumpur ke sungai.

7
9. Sayap bendung guna stabilitas bendung.

10. Tanggul sungai guna menahan erosi.

B. Pengambilan bebas

Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat ditepi sungai, menyadap


air sungai untuk dialirkan ke daerah irigasi yang dilayani. Perbedaan dengan
bendung adalah pada bangunan pengambilan bebas tidak dilakukan pengaturan
tinggi muka air sungai. Untuk mengalirkan air secara gravitasi tinggi muka air di
sungai harus lebih tinggi dari daerah irigasi..Secara ideal bangunan ini terdiri dari:

1. Pengarah aliran guna mengarah aliran sungai ke bangunan


pengambilan (untuk daerah yang mempunyai aliran sungai yang lurus).

2. Bangunan pengambilan dan pintu pengambilan guna mengalirkan air


ke jaringan irigasi.

3. Saluran ukur merupakan saluran yang menghubungkan antara


bangunan/ pintu pengambilan dengan bangunan ukur.

4. Bangunan ukur guna mengukur debit yang masuk ke jaringan irigasi

C. Pengambilan dari waduk

Waduk adalah menampung air pada saat kelebihan dan mengalirkannya


saat diperlukan. Waduk dibangun banyak memiliki kegunaan antara lain untuk
irigasi, pembangkit listrik, peredam banjir, dll. Apabila waduk digunakan untuk
irigasi, maka pada bangunan outlet dilengkapi dengan bangunan sadap untuk
irigasi. Dan waduk yang berukuran kecil (embung) dipergunakan untuk keperluan
irigasi dan air minum. Bangunan pengambilan sumber air ini pada umumnya
terdiri dari :

1. Bak penampung yang berfungsi untuk menampung air dari mata air.
2. Bangunan pelimpah guna mengalirkan kelebihan air.
3. Bangunan pengambilan dan pintu pengambilan guna mengalirkan dan
mengatur air yang mengalir dari mata air.

8
4. Saluran ukur merupakan saluran yang menghubungkan antara
bangunan/pintu pengambilan dengan bangunan ukur

D. Stasiun pompa.

Bangunan pengambilan air dengan pompa menjadi pilhan apabila upaya-


upaya penyadapan air secara gravitasi tidak memungkinkan untuk dilakukan, baik
dari segi teknis maupun ekonomis. Salah satu karakteristik pengambilan irigasi
dengan pompa adalah investasi awal yang tidak begitu besar namun biaya operasi
yang sangat besar.

2.2.2. Bangunan Pengatur

Menurut Mawardi, Erman & Moch. Memed (2002) Bangunan pengatur


merupakan bangunan yang befungsi untuk mengatur pembagian air antara dua
atau lebih daerah layanan. Bangunan pengatur dapat dibedakan menjadi 4 yaitu

1. Bangunan Bagi Bangunan terletak di saluran primer dan sekunder pada


suatu titik cabang dan berfungsi untuk membagi aliran antara dua saluran
atau lebih.
2. Bangunan Sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder
tersier penerima.
3. Bangunan Bagi dan Sadap Bangunan ini merupakan gabungan antara
bangunan bagi dan bangunan sadap.
4. Bangunan pengatur (individu) Bangunan ini merupakan bangunan
pengatur tinggi muka air di saluran primer atau sekunder.

2.2.3. Bangunan Pelengkap

Bangunan pelengkap berfungsi sebagai pelengkap bangunan-bangunan irigasi.


Jenis-jenis bangunan pelengkap menurut antara lain jalan inspeksi, jembatan
penyeberangan, kantong lumpur, talang, gorong-gorong, siphon, bangunan
terjunan, bangunan pelimpah, bangunan pembilas, sarana mandi hewan, dll.
(Harsoyo B, 1982)

9
1. Talang merupakan saluran buatan yang melintasi permukaan tanah yang
rendah (lembah, saluran irigasi/pembuang, sungai). Talang dipergunakan
pada tempat dimana perbedaan tinggi antara saluran irigasi dengan
permukaan tanah yang dilewati cukup tinggi dan dipandang lebih
ekonomis dibandingkan dengan siphon. Siphon merupakan bangunan
saluran tertutup yang berguna untuk mengalirkan air yang melintasi tempat
dengan perbedaan tinggi yang relatif kecil dibanding dengan muka air di
saluran.Siphon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan
gravitasi di bawah saluran pembuang, cekungan, anak sungai atau sungai.
Siphon juga dipakai untuk melewatkan air irigasi dibawah jalan, jalan
kereta api atau bangunan-bangunan lainnya.
2. Bangunan Terjun adalah bangunan yang befungsi untuk mengurangi
kemiringan saluran. Bangunan terjun dapat dipisahkan menjadi dua tipe,
yaitu bangunan terjun tegak dan bangunan terjun miring.
3. Bangunan got miring dipergunakan pada trase saluran dengan kemiringan
yang cukup tajam. Got miring berupa potongan saluran yang diberi
pasangan (lining) dengan aliran super kritis, dan umumnya mengikuti
kemiringan medan alamiah dengan beda tinggi di atas 2,5 m.
4. Gorong-gorong adalah bangunan yang berfungsi untuk mengalirkan air di
bawah bangunan (jalan, rel kereta api) atau untuk mengalirkan air di
persilangan antara saluran pembuang dengan saluran pembawa.
5. Terowongasn dibangun apabila keadaan ekonomi/anggaran
memungkinkan untuk saluran tertutup guna mengalirkan air melewati
bukit-bukit dan medan yang tinggi. Aliran yang mengalir dalam
terowongan adalah aliran terbuka.
6. Bangunan Pelimpah Sampingberfungsi untuk membatasi debit yang masuk
ke saluran pembawa dan melimpaskan kelebihan air hujan yang masuk ke
saluran pembawa.
7. Jalan dan Jembatan yang dimaksud adalah jalan masuk dan jalan inspeksi,
untuk menunjang kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi
pembawa dan pembuang oleh instansi yang membidangi irigasi. Untuk
menghubungkan jalan inspeksi yang dipisahkan oleh saluran irigasi,

10
saluran pembuang dan sungai diperlukan jembatan. Masyarakat dapat
menggunakan fasilitas ini untuk sarana transportasi sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh pengelola irigasi. Jika saluran dibangun sejajar dengan
jalan umum di dekatnya, maka tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang
ruas saluran tersebut.
8. Tanggul diperlukan untuk melindungi daerah irigasi terhadap banjir yang
berasal dari sungai atau saluran pembuang yang besar. Pada umumnya
tanggul diperlukan di sepanjang sungai di sebelah hulu bendung atau di
sepanjang saluran primer.

2.3. Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan


jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar
pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya melalui kegiatan
perawatan, perbaikan, pencegahan dan pengamanan yang harus dilakukan secara
terus menerus (Permen PU Pera No 12/PRT/M tahun 2015). Jenis pemeliharaan
jaringan irigasi menurut K.M Arsyad (2017) terdiri dari; pemeliharaan rutin,
pemeliharaan berkala, dari pengamanan jaringan irigasi dan perbaikan darurat.

2.3.1. Pemeliharaan Rutin

Pemeliharaan sehari-hari terhadap jaringan irigasi dan drainase disebut


pemeliharaan rutin. Pekerjaan semacam ini cukup dikerjakan oleh petugas
setempat, seperti perbaikan kecil saluran dan bangunan, membesihkan peralatan
ukur, membuang sampah terapung pada saluran dan memberikan pelumas pada
pintu. Beberapa kegiatan pemeliharaan irigasi secara rutin yang dilakukan
menurut K.M Arsyad (2017) adalah :

a) Yang bersifat Perawatan:

1. Memberikan minyak pelumas pada bagian pintu.

2. Membersihkan saluran dan bangunan dari tanaman liar dan semak- semak.

3. Membersihkan saluran dan bangunan dari sampah dan kotoran.

11
4. Pembuangan endapan lumpur di bangunan ukur.

5. Memelihara tanaman lindung di sekitar bangunan dan di tepi luar tanggul


saluran.

b) Yang bersifat Perbaikan ringan:

1. Menutup lubang-lubang bocoran kecil di saluran/bangunan.

2. Perbaikan kecil pada pasangan, misalnya siaran/plesteran yang retak atau


beberapa batu muka yang lepas.

2.3.2. Pemeliharaan Berkala

Pemeliharaan berkala merupakan kegiatan perawatan dan perbaikan yang


dilaksanakan secara berkala yang direncanakan dan dilaksanakan oleh dinas yang
membidangi Irigasi dan dapat bekerja sama dengan P3A/ GP3A/ IP3A secara
swakelola berdasarkan kemampuan lembaga tersebut dan dapat pula dilaksanakan
secara kontraktual. Pelaksanaan pemeliharaan berkala dilaksanakan secara
periodik sesuai kondisi Jaringan Irigasinya.Setiap jenis kegiatan pemeliharaan
berkala dapat berbeda-beda periodenya, misalnya setiap tahun, 2 tahun, 3 tahun
dan pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal musim tanam serta waktu
pengeringan. Pemeliharaan berkala dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pemeliharaan
yang bersifat perawatan, pemeliharaan yang bersifat perbaikan, dan pemeliharaan
yang bersifat penggantian. (K.M Arsyad,2017) Pekerjaan pemeliharaan berkala
meliputi;

a) Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Perawatan;

1. Pengecatan pintu.

2. Pembuangan lumpur di bangunan dan saluran.

b) Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Perbaikan;

1. Perbaikan Bendung ,bangunan pengambilan dan bangunan pengatur.

2. Perbaikan bangunan ukur dan kelengkapannya.

12
3. Perbaikan Saluran.

4. Perbaikan Pintu-pintu dan Skot Balk.

5. Perbaikan Jalan Inspeksi.

6. Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor, rumah dinas, rumah PPA dan
PPB, kendaraan dan peralatan.

c) Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Penggantian;

1. Penggantian Pintu.

2. Penggantian alat ukur.

3. Penggantian peil schall.

2.3.3. Pengamanan Jaringan Irigasi

Pengamanan jaringan irigasi merupakan upaya untuk mencegah dan


menanggulangi terjadinya kerusakan jaringan irigasi yang disebabkan oleh daya
rusak air, hewan, atau oleh manusia guna mempertahankan fungsi jaringan irigasi.
Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus oleh dinas yang membidangi irigasi,
anggota/pengurus P3A/ GP3A/ IP3A, Kelompok Pendamping Lapangan dan
seluruh masyarakat setempat. Setiap kegiatan yang dapat membahayakan atau
merusak jaringan irigasi dilakukan tindakan pencegahan berupa pemasangan
papan larangan, papan peringatan atau perangkat pengamanan lainnya. Adapun
tindakan pengamanan dapat dilakukan antara lain sebagai berikut menurut K.M
Arsyad (2017) .

a) Tindakan Pencegahan

1) Melarang pengambilan batu, pasir dan tanah pada lokasi ± 500 m sebelah
hulu dan ± 1.000 m sebelah hilir bendung irigasi atau sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

2) Melarang memandikan hewan selain di tempat yang telah ditentukan dengan


memasang papan larangan.

13
3. Menetapkan garis sempadan saluran sesuai ketentuan dan peraturan yang
berlaku.

4. Memasang papan larangan tentang penggarapan tanah dan mendirikan


bangunan di dalam garis sempadan saluran.

5. Petugas pengelola irigasi harus mengontrol patok-patok batas tanah


pengairan supaya tidak dipindahkan oleh masyarakat.

6. Memasang papan larangan untuk kendaraan yang melintas jalan inspeksi


yang melebihi kelas jalan.

7. Melarang mandi disekitar bangunan atau lokasi-lokasi yang berbahaya.

8. Melarang mendirikan bangunan dan atau menanam pohon di tanggul saluran


irigasi.

9. Mengadakan penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat dan instansi terkait


tentang pengamanan fungsi jaringan irigasi.

b) Tindakan Pengamanan.

1. Membuat bangunan pengamanan ditempat-tempat yang berbahaya,


misalnya; disekitar bangunan utama, siphon, ruas saluran yang tebingnya
curam, daerah padat penduduk dan lain sebagainya.

2. Penyediaan tempat mandi hewan dan tangga cuci.

3. Pemasangan penghalang di jalan inspeksi dan tanggul-tanggul saluran


berupa portal, patok.

2.3.4. Perbaikan Darurat

Perbaikan darurat dilakukan akibat bencana alam dan atau kerusakan berat
akibat terjadinya kejadian luar biasa (seperti Pengrusakan/ penjebolan tanggul,
Longsoran tebing yang menutup Jaringan, tanggul putus dll) dan penanggulangan
segera dengan konstruksi tidak permanen, agar jaringan irigasi tetap berfungsi.
Kejadian Luar Biasa/ Bencana Alam harus segera dilaporkan oleh juru kepada

14
pengamat dan kepala dinas secara berjenjang dan selanjutnya oleh kepala dinas
dilaporkan kepada Bupati. Lokasi, tanggal/ waktu, dan kerusakan akibat kejadian
bencana/KLB dimasukkan dalam Blangko 03-P dan lampirannya ( K.M Arsyad,
2017)

Perbaikan darurat ini dapat dilakukan secara gotong-royong, swakelola


atau kontraktual, dengan menggunakan bahan yang tersedia di Dinas/pengelola
irigasi atau yang disediakan masyarakat seperti (bronjong, karung plastik, batu,
pasir, bambu, batang kelapa, dan lain- lain). Selanjutnya perbaikan darurat ini
disempurnakan dengan konstruksi yang permanen dan dianggarkan secepatnya
melalui program rehabilitasi.

2.4. Peran Serta P3A Dalam Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Dinas yang membidangi irigasi dalam melaksanakan kegiatan


pemeliharaan jaringan irigasi dilakukan dengan melibatkan peran serta
P3A/GP3A/IP3A diwujudkan mulai dari pemikiran awal, pengambilan keputusan,
dan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan jaringan. Kegiatan perencanaan dan
pelaksanaan pemeliharaan didapat melalui hasil penelusuran bersama dengan
proses sebagai berikut ( Permen No 12, 2015 )

a. P3A/ GP3A/ IP3A bersama petugas pengelola irigasi melakukan penelusuran


untuk mengindentifikasi kerusakan-kerusakan, usulan rencana perbaikan
dan skala prioritas.

b. Penyusunan jenis-jenis pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh P3A/ GP3A/


IP3A.

c. Dinas yang membidangi irigasi melaksanakan pemeliharaan jaringan irigasi


dapat dilakukan melalui kerjasama dengan P3A/ GP3A/ IP3A secara
swakelola.

d. P3A/ GP3A/ IP3A dapat berperan serta dalam pelaksanaan pemeliharaan


jaringan irigasi dalam bentuk tenaga, bahan, atau biaya sesuai dengan
kemampuannya.

15
e. P3A/ GP3A/ IP3A berperan aktif dalam pengamanan jaringan irigasi.

f. P3A/ GP3A/ IP3A dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan


pemeliharaan jaringan irigasi primer dan sekunder dalam bentuk
penyampaian laporan penyimpangan pelaksanaan kepada dinas atau
pengelola irigasi.

2.5. Tata Cara Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Menurut Ir. K.M Arsyad, M.sc (2017) untuk mendapatkan hasil


pemeliharaan yang optimal, diperlukan tata cara/ prosedur Pemeliharaan Jaringan
Irigasi yang tepat dengan mengacu pada tahapan sebagai berikut:

A. Inventarisasi jaringan irigasi pada setiap daerah irigasi

Inventarisasi jaringan irigasi dilakukan untuk mendapatkan data jumlah,


dimensi, jenis, kondisi dan fungsi seluruh aset irigasi serta data ketersediaan air,
nilai aset jaringan irigasi dan areal pelayanan pada setiap daerah irigasi.
Inventarisasi jaringan irigasi dilaksanakan setiap tahun mengacu pada
ketentuan/pedoman yang berlaku. Hasil inventarisasi diharapkan dapat dipakai
untuk pemeliharaan dan pengelolaan aset irigasi.

Untuk kegiatan pemeliharaan dari inventarisasi tersebut yang sangat


diperlukan adalah data kondisi jaringan irigasi yang meliputi data kerusakan dan
pengaruhnya terhadap areal pelayanan. Pelaksanaan inventarisasi jaringan irigasi
ini dilaksanakan secara partisipatif melalui penelusuran jaringan irigasi oleh
aparat Dinas secara berjenjang bersama-sama dengan perkumpulan petani
pemakai air (P3A) dengan menggunakan Blangko Inventaris Jaringan Irigasi
(terlampir). Dari hasil inventarisasi tersebut disusun program 5 tahunan yang akan
diusulkan untuk mendapatkan biaya pemeliharaan.

B. Perencanaan pemeliharaan jaringan irigasi.

Perencanaan pemeliharaan dibuat oleh Dinas/ Balai pengelola irigasi


bersama perkumpulan petani pemakai air berdasarkan rencana prioritas hasil
inventarisasi jaringan irigasi. Dalam rencana pemeliharaan terdapat pembagian

16
tugas, antara P3A/ GP3A dengan pemerintah diantaranya bagian mana bisa
ditangani P3A/ GP3A dan bagian mana yang ditangani pemerintah melalui Nota
Kesepakatan kerjasama O&P. Penyusunan rencana pemeliharaan meliputi:

1. Inspeksi rutin
2. Penelusuran jaringan irigasi
3. Identifikasi dan analisis tingkat kerusakan
4. Pengukuran dan pembuatan detail desain perbaikan jaringan irigasi
5. Perhitungan rencana anggaran biaya
6. Penyusunan program / Rencana kerja

C. Pelaksanaan pemeliharaan jaringan irigasi

Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan berdasarkan detail desain dan


rencana kerja yang telah disusun oleh Dinas/Pengelola irigasi bersama
perkumpulan petani pemakai air. Adapun waktu pelaksanaannya menyesuaikan
dengan jadwal pengaturan air dan masa pengeringan yang telah disepakati
bersama dan ditetapkan oleh Bupati/ Walikota/ Gubernur sesuai kewenangannya.
Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Persiapan pelaksanaan pemeliharaan.


2. Pelaksanaan pemeliharaan.

D. Pemantauan dan evaluasi pemeliharaan jaringan irigasi

Pemantauan dan evaluasi pada pemeliharaan jaringan irigasi dilakukan


untuk kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan sendiri secara swakelola ataupun
dikontrakkan. baik untuk jenis pengamanan jaringan irigasi, pemeliharaan rutin,
pemeliharaan berkala dan penanggulangan / perbaikan darurat.

2.6. Indikator Keberhasilan Kegiatan Pemeliharaan

Kondisi fisik jaringan irigasi menyangkut jumlah, dimensi, jenis dan


keadaan fiik suatu jaringan irigasi. Dalam peraturan Menteri PU Pera No
12/PRT/M/2015 kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi dapat diklasifikasikan
sebagai berikut (PermenPUNomor13/PRT/M/2012).

17
Tabel 2. Kondisi Fisik Jaringan Irigasi
No Kondisi Fisik Infrastruktur Kriteria
1 Tingkat kerusakan <10% Baik
2 Tingkat kerusakan 10% -20% Rusak Ringan
3 Tingkat kerusakan 21% -40% Rusak Sedang
4 Tingkat kerusakan >40% Rusak Berat
Sumber: PermenPUPeraNo 12/PRT/M/2015
Dalam menentukan keberhasilan suatu kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi ,
ada 4 indikator yang harus di perlukan yaitu ;
a) Terpenuhinya kapasitas saluran sesuai dengan kapasitas rencana.

b) Terjaganya kondisi bangunan dan saluran: kondisi baik, rusak ringan, rusak
sedang, atau rusak berat, seperti dijelaskan dalam tabel 2.

c) Meminimalkan biaya rehabilitasi jaringan irigasi.

d) Tercapainya umur rencana jaringan irigasi.

2.7. Tugas Pokok dan Fungsi Petugas Pemeliharaan Yang berada di


lapangan

Tugas tugas pokok dan fungsi petugas pemeliharaan irigasi yang berada di
lapangan menurut Ir. K.M Arsyad, M.sc (2017) adalah sebagai berikut;

a) Pengamat/ Ranting/ UPTD

1. Rapat di kantor setiap bulan untuk mengetahui permasalahan


pemeliharaan, hadir para mantri/ juru pengairan, petugas pintu air (PPA),
petugas operasi bendung (POB) serta P3A/ GP3A/ IP3A.
2. Menghadiri rapat di kecamatan dan dinas/pengelola irigasi dalam kegiatan
pemeliharaan.
3. Membina P3A/ GP3A/ IP3A untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan
pemeliharaan.
4. Membantu proses pengajuan bantuan biaya pemeliharaan yang diajukan
P3A/ GP3A/ IP3A.

18
5. Membuat laporan kegiatan pemeliharaan ke Dinas/ Balai.

b) Mantri/ Juru

1. Membantu kepala ranting untuk tugas-tugas yang berkaitan dengan


pemeliharaan.
2. Mengawasi pekerjaan pemeliharaan rutin yang dikerjakan oleh para
pekerja saluran (PS) dan petugas pintu air (PPA).
3. Mengawasi pekerjaan pemelihraan berkala yang dikerjakan oleh
Kontraktor.
4. Membuat laporan pemeliharaan mengenai: Kerusakan saluran dan
bangunan air, Realisasi pelaksanaan pemeliharaan rutin maupun berkala
dan Menaksir biaya pemeliharaan berkala.
5. Bersama masyarakat petani P3A/ GP3A/ IP3A melakukan penelusuran
jaringan utnuk mengetahui kerusakan jaringan yang perlu segera diatasi.
6. Menyusun/ memilih secara bersama kebutuhan biaya pada kerusakan yang
dipilih atau disepakati.

c) Staf Ranting/ Pengamat/ UPTD/ Cabang Dinas/ Korwil

1. Membantu kepala ranting/ pengamat/ UPTD/ cabang dinas/ korwil dalam


pelaksanaan pemeliharaan jaringan irigasi.

d) Petugas Operasi Bendung (POB)

1. Melaksanakan pengurasan kantong lumpur.


2. Memberi minyak pelumas pada pintu-pintu air.
3. Melaksanakan pengecatan pintu dan rumah pintu secara periodik
4. Mencatat kerusakan bangunan dan pintu air pada Blangko pemeliharaan
5. Membersihkan semak belukar di sekitar bendung.

e) Petugas Pintu Air (PPA)

1. Memberi minyak pelumas pada pintu air.


2. Melaksanakan pengecatan pintu dan rumah pintu secara periodic.

19
3. Membersihkan endapan sampah disekitar bangunan sadap / bagi-
sadap dan di sekitar alat pengukur debit.
4. Mencatat kerusakan bangunan air/ pintu air pada Blangko pemeliharaan.
5. Memelihara saluran sepanjang 50 m di sebelah hilir bangunan sadap.

f) Pekerja/Pekarya Saluran (PS)

1. Membersihkan saluran dari gangguan rumput, sampah, dan lain-lain (misal


hewan dan ternak).
2. Membersihkan endapan dan sampah di sekitar bangunan penting
(bangunan bagi, siphon, talang dll).
3. Menutup bocoran kecil di sepanjang saluran termasuk pengambilan air
tanpa izin (liar).
4. Merapikan kemiringan talud saluran.
5. Menghalau ternak (kerbau dll) supaya tidak masuk dan merusak saluran.
6. Melaporkan kalau ada kerusakan saluran yang cukup parah.

g) Kebutuhan Tenaga Pelaksana Operasi dan Pemeliharaan

1. Kepala Ranting/ pengamat/ UPTD/ cabang dinas/korwil: 1 orang + 5 staff


per 5.000 – 7.500 Ha.
2. Mantri / Juru pengairan: 1 orang per 750 – 1.500 Ha.
3. Petugas Operasi Bendung (POB): 1 orang per bendung, dapat ditambah
beberapa pekerja untuk bendung besar.
4. Petugas Pintu Air (PPA): 1 orang per 3 – 5 bangunan sadap dan bangunan
bagi pada saluran berjarak antara 2 - 3 km atau daerah layanan 150 sd. 500
ha.
5. Pekerja/ pekarya Saluran (PS): 1 orang per 2-3 km panjang saluran.

20
III. METODOLOGI

3.1.Waktu dan tempat


PKPM ini dilakukan pada bulan Maret – Mei. Secara administratif lokasi
penelitian Daerah Irigasi Bandar Gadang (Intake BKG) terletak di Kecamatan
Gunung Talang Kabupaten Solok Propinsi Sumatera Barat. Lokasi tersebut
terletak ± 20 Km dari Kota Solok. ,
3.2.Alat dan Bahan
Tabel 3. Alat yang akan digunakan.
No Alat Kegunaan Jumlah Satuan

1 Meteran (5m) Untuk mengukur lebar 1 Unit


penampang
2 Laptop/Pc Untuk membuat laporan 1 Unit
(laptop asus
3 Kamera dan time stamp Untuk mengambil 1 Unit
kamera dokumentasi di lapangan
4 Cangkul, Parang Untuk membersihkan 1 Unit
saluran
5 Meteran (50m) Untuk mengukur panjang 1 Unit
saluran irigasi

Tabel 4 Bahan yang akan digunakan.


No Bahan Kegunaan Jumlah Satuan

1 Alat Tulis,Pena Alat untuk pencatat data 1 Unit


(Pilot)
2 Kertas HVS (A4) Media untuk mencetak 5 Unit

3.3. Metoda Pelaksanaan

Pemeliharaan Jaringan Irigasi yang tepat dengan mengacu pada tahapan


sebagai berikut: (1) Wawancara (2) Survei (3) Praktek ke lapangan (4) Studi
Literatur.

3.3.1. Wawancara

Dalam kegiatan ini mahasiswa mengikuti semua kegiatan yang ada di UPTD
SDABK Wilayah Selatan Sumatera Barat untuk mendapatkan suatu informasi

21
yang diperlukan, serta mengenal lingkungan di sekitar UPTD SDABK Wilayah
Selatan Sumatera Barat, mulai dari pengenalan lingkungan kantor dan pengenalan
di lapangan.

3.3.2. Survei ke Lapangan

Survei merupakan kegiatan sebelum dimulai pengambilan data di lapangan.


Tahap Survei bertujuan untuk memudahkan pengambilan data di lapangan, tahap
survei meliputi :

1. Mempersiapkan alat dan yang akan digunakan.


2. Melakukan Survey lokasi Daerah Irigasi Bandar Gadang
3. Memilih salah satu Intae yang ada di Daerah Irigasi Bandar Gadang
4. Mencatat alamat dari lokasi Intake yang di pilih.
5. Menelusuri dari Intake saluran sampai akhir saluran sekaligus melihat
pemeliharaan bangunan dan kondisi saluran.
6. Evaluasi sebelum turun ke lapangan meliputi konsultasi dengan
pembimbing.
3.3.3. Praktek Lapangan
Praktek ke lapangan ini bertujuan untuk melihat keadaan secara langsung
bagaimana keadaan saluran irigasi di lapangan. Langkah langkah dalam
melakukakn praktek ke daerah irigasi adalah ;
1. Siapkan alat dan bahan yang sesuai dengan jenis pemeliharaan
2. Telusuri saluran yang telah di survey dari BKG 1 sampai BKG 12
3. Pelaksanaan Pemeliharaan Jaringan irigasi yang dilakukan di lapangan
4. Dokumentasi.

3.3.4. Studi Literatur

Pengumpulan data yang berhubungan dengan pemeliharaan sistem daerah


irigasi bersumber dari ; Jurnal-Jurnal tentang Irigasi, Buku tentang Pemeliharaan
Irigasi, Internet mengenai Pemeliharaan Irigasi. Semuanya ini digunakan untuk
pembuatan laporan tugas akhir.

22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil UPTD Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bina Konstruksi
Wilayah Selatan

Unit perusaan Teknis Daerah (UPTD) Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Bina Konstruksi Wilayah selatan di bentuk berdasarkan peraturan Gubernur
Sumatra Barat No 101 Tahun 2017 tentang pembentukan Organisasi dan tata kerja
unit pelaksanaan teknis di daerah dinas pengelolaan sumber daya air Provinsi
Sumatra Barat dan di ubah dengan peraturan Gubernur Sumatra Barat no 24 tahun
2019 tentang perusahaan berdasr terdapat pada penamaan UPTD yang awalnya
namanya UPTD balai SDABK sungai Dareh yang berkedudukan di kab.
Dhamasraya di ubah menjadi UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan yang
berkedudukan di Solok Selatan kantor, selain itu juga menjadi Seksi pelaksanaan
operasional dan pemeliharaan. Kantor UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan
berkedudukan di jalan Lintas Solok.– Padang Panjang, Km.11 Kenagarian Sumani
, Kec. X Koto Singkarak , kab.Solok dengan sistem pinjam pakai selama 5 (lima)
tahun. Bangunan yang merupakan asset yang selama ini terabaikan tidak terawatt
dengan baik sehingga perlu perbaikan menyeluruh sehingga aman dan nyaman
untuk digunakan dalam pelaksanaan kegiatan.

4.1.1. Struktur Organisasi.

Dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi UPTD Balai


SDABK Wilayah selatan . SDABK Yang di pimpin oleh kepala UPTD Balai
SDABK Wilayah selatan yaitu:

1. Pengamat Wilayah VI: Area Kerja di Kab. Solok, Sijungjung,


Kab,Dhamasraya dan Kota Sawahlunto
2. Pengamat Wilayah VII : Kerja di Kab. Solok Selatan
3. Pengamat Wilayah VIII : Kerja di Kab. Pesisir Selatan I
4. Pengamat Wilayah VIII : Kerja di Kab. Pesisir Selatan II

Masing-masing pengamatan di pimpin oleh seorang Pengamat yang


merupakan staf UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan dengan tugas menjalankan

23
tugas pokok dan fungsi pengamatan diarea kerja masing-masing adapun struktur
organisasi sebagi berikut :

Gambar 1. Struktur Organisasi UPTD SDABK Sumani

Gambar 2. Struktur Organisasi Kantor Pengamat

24
4.2. Daerah Irigasi Bandar Gadang / Intake Bandar Koto Gaek (BKG)

Gambar 3. Peta Jaringan Irigasi Bandar Gadang

Daerah irigasi Bandar Gadang berada dalam pengawasan Pengamat


Wilayah VI, UPTD Balai PSDA Wilayah Selatan Sumatera Barat terletak di
daerah Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok dengan luas areal baku yaitu
15,25 ha dan luas funsional yaitu 913, 1 ha. Daerah irigasi Bandar Gadang meiliki
Panjang saluran primer 7.762 m, dan saluran sekunder yaitu 25.709 m. Dan
memiliki 4 intake, 2 bangunan bagi, 2 bangunan bagi sadap, 52 bangunan sadap 7
pintu penguras.

Intake Bandar Koto Gaek (BKG) merupakan salah satu irigasi Bandar
Gadang terletak pada koordinat 100°62°93,220”:E dan 0°95°91,0539”:S.
Memiliki panjang saluran sekunder sepanjang 10.352 m dan mengairi sawah

25
seluas 326 Ha. Data Inventaris Bandar Gadang (Intake BKG) dapat dilihat pada
tabel berikut;

Tabel 5. Data Inventarisasi Daerah Irigasi Bandar Gadang (Intake BKG)

No Nama Bangunan Banyak Keadaan

1 Bendung 1 Rusak Sedang


2 Saluran Primer 3,245 m Baik

3 Saluran Sekunder 7,107 m Baik

4 Bangunan Sadap 10 9 baik, 1 rusak sedang

5 Bangunan Penguras 1 Rusak Sedang

6 Bangunan Pelimpah 1 Baik

7 Bangunan Pelengkap 16 14 baik, 2 rusak ringan


Sumber,UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan Sumatera Barat

Adapun Skema Jaringan irigasi Bandar Gadang / Intake Bandar Koto Gaek
dapat dilihat pada gambar 4 berikut.

Gambar 4. Skema Jaringan irigasi Bandar Gadang / Intake Bandar Koto Gaek

26
27
Dari hasil laporan inpeksi rutin kerusakan jaringan irigasi ( 01-P ) di daerah
irigasi Bandar Gadang / Intake Koto Gaek (BKG) pada bulan desember 2021 ,
pada bangunan BKG 3, BKG 4 mengalami kerusakan yaitu kebocoran pada
dinding saluran serta retak pada bangunannya sehingga kondisi bangunan
termasuk kedalam kategori rusak sedang. Pada bangunan BKG 10 pasangan
saluran putus dan rusak sehingga kondisi saluran di kategorikan ke dalam rusak
sedang.

Tabel 7. Kondisi Bangunan Irigasi Bandar Koto Gaek.

No Nomen Jenis Bangunan Kordinat


Klatur X X Kondisi
1 BKG 0 Bendung Intake 100,61293220 -0, 95910539 Baik
2 BKG 1 Utama Sadap 100,61311670 -0,95610240 Baik
3 BKG 1.a Pelengkap Sadap 100,61277850 -0,95805236 Baik
4 BKG 2 Utama Sadap 100,61395480 -0,95252879 Baik
5 BKG 2.a Pelengkap Suplesi 100,61380840 -0,95518977 Baik
6 BKG 2.b Pelengkap Suplesi 100,61411540 -0,95427130 Baik
7 BKG 2.c Pelengkap Suplesi 100,61410140 -0,95409905 Baik
8 BKG 3 Utama Sadap 100,61403510 -0,94969325 Rusak
Ringan
9 BKG 3.a Pelengkap Suplesi 100,61442580 -0,95175121 Baik
10 BKG 3.b Pelengkap Sadap 100,61431050 -0,95079166 Baik
11 BKG 3.c Pelengkap Sadap 100,61413800 -0,95237908 Baik
12 BKG 4 Utama Sadap 100,61330520 -0,94103929 Rusak
Ringan
13 BKG 4.a Pelengkap Sadap 100,61382550 -0,94951179 Baik
14 BKG 5 Utama Sadap 100,61563520 -0,94002810 Baik
15 BKG 6 Utama Sadap 100,61688090 -0,94055919 Baik
16 BKG 7 Utama Sadap 100,61774430 -0,93993898 Baik
17 BKG 7.a Pelengkap Sadap 100,61715780 -0,93982070 Baik
18 BKG 8 Utama Sadap 100,62123190 -0,93787205 Baik
19 BKG 8.a Pelengkap Suplesi 100,61877550 -0,93964736 Baik
20 BKG 8.b Pelengkap Pelimpa 100,62040480 -0,93960042 Baik
21 BKG 9 Utama Sadap 100,62288170 -0,9374170 Baik
22 BKG 10a Utama Sadap 100,62410000 -0,93690000 Rusak
Sedang
23 BKG 10.b Pelengkap Sadap 100,62302250 -0,93403632 Baik

28
24 BKG 10.c Pelengkap Suplesi 100,62526110 -0,93430448 Baik
25 BKG 10.d Pelengkap Sadap 100,62498760 -0,93304998 Baik
26 BKG 10.e Pelengkap Sadap 100,62500220 -0,93284063 Baik
27 BKG 10.f Pelengkap Sadap 100,62510990 -0,93267689 Baik
28 BKG 11 Utama Sadap 100,62807000 -0,93176250 Baik
29 BKG 12 Utama Sadap 100,62854500 -0,92845000 Baik
Sumber,UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan Sumatera-Barat

Berdasarkan tabel 5 tentang kondisi bangunan irigasi Bandar Gadang /


Intake BKG dari total 29 bangunan irigasi yang ada terdapat 3 bangunan irigasi
yang mengalami kerusakan yang termasuk ke dalam kondisi bangunan 1 rusak
sedang pada bangunan BKG 10 dimana terdapat dinding saluran yang bocor, dan
2 rusak ringan pada BKG 3 dan 4 dimana terdapat bocoran kecil pada dasar
saluran. Pada saat ini kondisi bangunan yang masih baik sebanyak 26 bangunan.
Hal ini menunjukkan pemeliharaan jaringan irigasi pada intake BKG masih
terpelihara dan di jaga dengan baik.

29
30
31
Pada tabel pencatatan debit saluran (6-O) di tiap tiap bangunan daerah
irigasi Bandar Koto Gaek (BKG). Debit pada tiap bangunan mencukupi pada
masing masing luas areal sawah , hal ini menunjukkan bahwa pemeliharan yang
dilakukan pada intake BKG berhasil yang membuat saluran irigasi pada Desa
Koto Gaek ini berfungsi dengan maksimal, tidak terjadi kekurangan air pada
seluruh areal sawah pada intake BKG ini. Dan kondisi setiap bangunan berfungsi
dengan baik.

4.3. Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Dalam upaya upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi intake BKG
agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi
dan mempertahankan kelestariannya melalui kegiatan perawatan, perbaikan,
pencegahan dan pengamanan yang harus dilakukan secara terus menerus. Jenis
pemeliharaan jaringan irigasi terdiri dari pengamanan jaringan irigasi,
pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan perbaikan darurat yang dilakukan
selama PKPM.

4.3.1. Pemeliharaan Secara Rutin

Dalam pemeliharaan rutin jaringan irigasi di intake Bandar Koto Gaek


berjalan dengan sesuai prosedur yang telah di sepakati.

Tabel 9. Pemeliharaan Rutin


No Kegiatan Pemeliharaan Rutin Intake BKG
Pada Dilakukan Alat Oleh
1 Membersihkan BKG 1 Pengawasan Karung Juru, Ppa &
sampah pada secara rutin di Mahasiswa
bangunan ukur sepanjang saluran
dan pintu irigasi BKG
pemasukan air setiap hari
2 Menutup BKG 3 Setiap ada Karung PPA &
bocoran kecil tanggul saluran berisi pasir Mahasiswa
bocor dan batu
3 Membersihkan BKG 4 Setiap hari Mesin PPA &
rumput dan sepanjang 50m Pemotong Mahasiswa
tumbuhan kiri dan kanan Rumput
pengganggu berjarak 10m dari
saluran

32
4 Memperbaiki BKG 10 Awal bulan Semen PPA & Juru
dinding saluran dengan cara Mahasiswa
yang retak dan bergotong royong
bocor
Sumber,UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan Sumatera-Barat

Kegiatan pemeliharaan rutin yang di lakukan selama pkpm di irigasi bandar


gadang/ intake BKG yaitu membersihkan rumput dan tumbuhan pengganggu dan
sampah yang menumpuk di pintu air dari BKG 1 sampai BKG 4 dengan panjang
saluran 2 km ,tinggi saluran 1 m, lebar saluran 2 m serta tinggi muka air 75 cm,
dengan aturan panjang saluran yang dibersihkan 50-100m perhari dan jarak dari
saluran harus 5-10 m oleh ppa yang di awasi juru.

Pada bangunan BKG 3 dengan panjang saluran 450 m ,tinggi saluran 1.5 m,
lebar 2 m dan dengan tinggi muka air 65 cm mengalami kebocoran di dasar
saluran. Dilakukan penimbunan dengan karung yang di isi dengan pasir, batu dan
kerikil pada dasar yang bocor. Hal ini merupakan alternatif yang di lakukan jika
saluran mengalami kebocoran yang relatif kecil.

4.3.2. Pemeliharaan Berkala

Dalam kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi secara berkala dilakukan


biasanya dalam jangka waktu yang lama tergantung kepada keadaan saluran itu
sendiri.
Tabel 10. Pemeliharaan Berkala

No Kegiatan Pemeliharaan Berkala Intake BKG


Bangunan Dilakukan Alat Oleh
1 Memperbaiki BKG 10 Dalam jangka Semen, PPA & Juru
Sayap waktu 2 sampai batu,kerikil Mahasiswa
Bangunan, 5 tahun
Tembok
Saluran
2 Menggali BKG 1 Dalam jangka Cangkul, PPA , Juru,
Endapan di waktu 3-6 bulan sekop Mahasiswa
saluran secara
bergotong
royong
Sumber,UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan Sumatera-Barat

33
Kegiatan pemeliharaan berkala yang di lakukan selama pkpm di irigasi
bandar gadang/ intake BKG yaitu membersihkan sedimentasi yang menumpuk di
BKG 1 dengan panjang saluran 500 m , tinggi saluran 1 m, lebar saluran 2 m serta
tinggi muka air 75 cm. Pengangkatan sedimentasi tepat dilakukan di hilir BKG 1
sepanjang 15 m sebelum mau masuk bangunan BKG 2 Kegiatan dilakukan
dengan menyumbat air di hulu agar pekerjaan mudah di lakukan dan di kerjakan
dengan gotong royong

Pada bangunan BKG 10 dengan panjang saluran ±1.5 km ,tinggi saluran 1


m, lebar 2.5 m dan dengan tinggi muka air 35 cm mengalami kebocoran di
dinding saluran dengan diameter lubang 30 cm. Hal ini di duga dilakukan oleh
oknum yang tidak bertanggung jawab. Dilakukan pengecoran kembali dengan
semen pada dinding saluran yang bocor. Untuk bahan pengecoran seperti batu,
dan kerikil di ambil dari saluran.

4.3.3. Pemeliharaan Pencegahan

Dalam usaha mencegah terjadinya kerusakan jaringan irigasi akibat


perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab dan juga dari gangguan
binatang. Pencegahan-pencegahan yang berlakukan di antaranya :

Tabel 11. Pemeliharaan Pencegahan

No Kegiatan Pemeliharaan Pencegahan di Intake BKG


Pada Dilakukan Alat Untuk
1 Mengontrol patok BKG 6 Pengawasan Patok PPA
batas tanah secara rutin di
sepanjang saluran
irigasi BKG
Sumber,UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan Sumatera-Barat

Pada samping saluran BKG 6 dengan ciri panjang saluran ±2 km ,tinggi


saluran 1 m, lebar 2.5 m dan dengan tinggi muka air 45 cm terdapat sebuah patok.
Patok tersebut bertujuan untuk memberi garis pembatas kepada petani bahwa
batas dia menanam padi tidak boleh melewati batok tersebut.

34
4.3.4. Perbaikan Darurat

Perbaikan darurat terjadi akibat bencana alam atau kerusakan berat akibat
terjadinya kejadian diluar dugaan sehingga perlu penanggulangan darurat agar
jaringan irigasi dapat segera berfungsi. Tergantung kepada tingkat kerusakannya.

Tabel 12. Pemeliharaan darurat

No Kegiatan Pemeliharaan Pencegahan di Intake BKG


Pada Dilakukan Alat Oleh
1 Memperbaiki BKG 9 Di bersihkan Cangkul, PPA , Juru
dinding saluran saluran dengan sekop, dan
yang runtuh akibat mengeluarkan sodok Mahasiswa
hujan deras tanah dari saluran
dan pembuatan
darurat dinding
saluran
Sumber,UPTD Balai SDABK Wilayah Selatan Sumatera-Barat.

Pada bangunan BKG 9 dengan ciri panjang saluran ±1.5 km ,tinggi saluran
1.5 m, lebar 3 m dan dengan tinggi muka air 60 cm. Terjadi kerusakan pada
dinding saluran akibat hujan terus menerus membuat dinding saluran menjadi
runtuh sehingga menghambat air irigasi , dilakukan peeliharaan darurat dengan
membersihkan tanah dan reruntuhan yang masuk ke saluran dengan cangkul,
sekop, dan dinding saluran di buat dengan darurat dengan menupuk batu batu
dekat dinding agar air tetap mengalir pada saluran . kegiatan dilakukan oleh
mahasiswa , PPA, dan Juru dilakukan secara bergotong royong.

35
V. KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

1. Daerah irigasi Bandar Gadang / Intake Koto Gaek (BKG) dari total jumlah
bangunan 29 bangunan 26 bangunan masih dalam kondisi baik , 2
bangunan rusak ringan dan 1 rusak sedang. Secara keseluruhan kondisi
bangunan irigasi masih terpelihara dengan baik dan pemeliharaan irigasi
baik rutin, berkala , dan darurat diakukan setiap hari oleh PPA yang di
awasi oleh Juru di lapangan.
2. Telah memantapkan pengetahuan dan keterampilan di bidang irigasi
tentang pemeliharaan jaringan irigasi.
3. Telah melatih pola pikir kritis mengenai pemeliharaan jaringan irigasi
selama praktek di lapangan.
4. Telah mengembangkan keterampilan yang telah di dapat di dalam di
bidang pemelihraan jaringan irigasi.
5. Telah memahami sikap dan kebijakan pembimbng lapang di lingkungan
UPTD Balai PSDA Wilayah Selatan Sumatera Barat.

5.2. Saran

Diharapkan kepada P3A agar lebih sadar dan berperan serta untuk
memelihara saluran irigasi Bandar Koto Gaek (BKG) agar irigasi agar saluran bisa
terawat dalam jangka waktu lama serta saluran bisa di manfaatkan secara bersama
sama.

36
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, K.M . 2017. Modul Pemeliharaan Jaringan irigasi ;Pelatihan Operasi


Dan Pemeliharaan Irigasi Tingkat Juru. Pusat Pendidikan Dan Pelatihan
Sumber Daya Air Dan Konsttruksi . Bandung

Bangun, Harsoyo. 1982. Irigasi dan Drainase. Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan, Jakarta.

Erman Mawardi dan Moch , Memed,.(2002). Desain Hidrolik Bendung Tetap


Irigasi Teknis.Bandung.
UPTD SDABK Wilayah Selatan, KantorWilayah VI. 2020. SDABK Sumatera
Barat.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (2015), Permen PU No
12/PRT/M/2015 Tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (2015). Permen PU No


13/PRT/M/2015 Tentang Pedoman Pengelolaan Aset Irigasi, Kementerian
Pekerjaan Umum, Jakarta

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (2015), Permen PU PERA


No 30 /PRT/M/2015 Tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan
Irigasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,. Jakarta.

Mawardi, Erman & Moch. Memed (2002). Desain Hidrolik Bendung tetap untuk
Irigasi Teknis, Alfabeta, Bandung.
Soewarno. (2000). Hidrologi Operasional Jilid Satu. PT Aditya Bakti, Bandung

Widjiharti, E., Sri, S.T., Sumadiman, Ernanda, H., (1997). Studi Optimasi
Kapasitas Waduk Gogor dan Waduk Mojogede Daerah Irigasi Gogor
Kabupaten Gresik. Tugas Mata Kuliah Rekayasa Sumber Air, Pasca Sarjana
Teknik Sipil, ITS, Surabaya.

37
LAMPIRAN
1. Dokumentasi Kegiatan.

Kunjungan Ke UPTD SDABK Wilayah Selatan,Sumani ,Kec.X.Koto


Singkarak.Kab.Solok

Wawancara di UPTD SDABK Wilayah Selatan , Sumani, Kec. X. Koto


Singkarak,Kab.Solok

Rapat Rutin di Kantor Pengamat Wilayah VI Talang

38
Survei ke Daerah Irigasi Bandar Gadang

Survei Ke Pintu / Intake Bandar Koto Gaek (BKG)

Wawancara kepada petani pemakai air (P3A)

39
Survei Lapangan
Inventarisasi Saluran pada Intake BKG 1 sampai BKG 12

Praktek Lapangan Pemeliharaan Jaringan


Irigasi

A. Pemeliharaan Rutin ( Pemotongan Rumput di Bangunan dan Saluran )

B. Pemeliharaan Berkala (Pengangkatan sedimentasi )

40
C. Pemeliharaan Darurat ( Perbaikan Dinding Saluran yang runtuh )

D. Pemeliharaan Pencegahan ( Reklame tentang patok batas tanah areal sawah


dari saluran )

Supervisi mahasiswa magang di Kantor Pengamat Wilayah VI

41

Anda mungkin juga menyukai