Anda di halaman 1dari 24

Dokumen UKL-UPL Pembangunan Sumur Dalam di

Banjar Binong, Desa Werdibhuana Kecamatan Mengwi,


Kabupaten Badung

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Aspek Lingkungan Proyek Konstruksi
Yang diampu oleh bapak Drs. H. Suparno, S.T., M.T

Oleh:
Kelompok ?
Indra Rusmini (160521610407)
Lenang Sunu (160521610467)
Masfernanda A

PROGRAM S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayah kami dapat menyelesaikan makalah Dokumen
UKL-UPL Pembangunan Sumur Dalam di Banjar Binong, Desa Werdibhuana
Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.
Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “Aspek Lingkungan Proyek
Konstruksi” yang wajib diselesaikan sebagai salah satu syarat tugas akhir semester
yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa yang menempuh mata kuliah “Aspek
Lingkungan Proyek Konstruksi”
Keberhasilan penyelesaian makalah ini tentu tidak lepas dari bantuan serta
dukungan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimah kasih kepada pihal-pihak yang telah memberi bantuan dalam penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun, pembaca
maupun khalayak umum.

Malang, November 2019

Kelompok
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 2
1.3 Tujuan.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Rencana Kegiatan Proyek......................................................3
2.2 Alternatif-alternatif yang Dikaji Dalam AMDAL.................5
2.3 Rekomendasi Penilaian Kelayakan Lingkungan.................. 7
2.4 Dampak Penting Dalam Lingkungan Hidup.........................8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan............................................................................13

LAMPIRAN...................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berkembangnya pertumbuhan pariwisata yang pesat di Propinsi Bali utamanya


di Kabupaten Badung, ternyata memberikan pengaruh kepada kehidupan masyarakat
pada umumnya yakni meningkatnya kehidupan sosial ekonomi, meningkatnya tingkat
sanitasi masyarakat dan sebagainya. Sejalan dengan hal tersebut diatas, maka seiring
dengan perkembangan penduduk, pesatnya pembangunan dan perekonomian serta
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, khususnya di wilayah Kabupaten badung,
maka kebutuhan akan air bersih khususnya air minum juga semakin meningkat.
Keinginan atau animo masyarakat untuk berlangganan air bersih dari Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) semakin bertambah setiap harinya, hal ini menyebabkan
menjadi tangtangan tersendiri bagi PDAM untuk memenuhi keinginan masyarakat
tersebut.

Dengan keterbatasan produksi air bersih yang ada, sistem penyediaan air bersih
saat ini tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Berdasarkan
hal itu maka pihak PDAM Badung perlu melakukan pengembangan atau peningkatan
kapasitas produksi. Untuk mengatasi kondisi tersebut, pihak PDAM Badung
merencanakan membangun sumur dalam di Banjar (Br) Binong Kecamatan Mengwi,
Banjar (Br) Kerta, Kecamatan Petang dan Desa Blakiuh Kecamatan Abiansemal.
Namun demikian, usaha pembangunan sumur dalam tersebut harus selalu
memperhatikan upaya pelestarian lingkungan, sehingga sumber daya alam tersebut
dapat dipakai secara berkesinambungan.

Pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan sangat


diperlukan untuk mengelola sumber daya secara bijaksana, oleh karena itu setiap usaha
atau kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup perlu dikaji agar
dapat diambil langkah-langkah pengendalian sedini mungkin terhadap dampak yang
akan timbul. Di Bali yang masyarakatnya dominan beragama Hindu, hal-hal yang
berkaitan dengan pembangunan berwawasan lingkungan selalu berpedoman pada
falsafah “TRI HITA KARANA” yang menggambarkan dan menjabarkan hubungan
manusia baik dengan Tuhannya, alam sekitar dan dengan manusianya itu sendiri. Oleh
karena itu maka tatanan masyarakat di Bali pada umumnya telah mempunyai kepekaan
yang tinggi terhadap pelestarian lingkungan, baik itu lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial budaya.

Dalam hubungannya dengan usaha pelestarian lingkungan dan upaya menekan


timbulnya dampak akibat pembanguna sumur dalam tersebut, maka dipandang perlu
PDAM Kabupaten Badung sebagai pemrakarsa kegiatan PEMBANGUNAN SUMUR
DALAM menyusun dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL). Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, juga Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 86
tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.

Kegiatan yang tidak wajib AMDAL perlu menyusun UKL dan UPL dalam
rangka mencegah dan mengantisipasi terjadinya pencemaran dan atau kerusakan
lingkungan sebagai perwujudan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Dokumen ini merupakan pegangan bagi pemrakarsa dalam melakukan upaya
pengelolaan dan juga menjadi pegangan bagi instansi teknis terkait didalam melakukan
pemantauan lingkungan atas kegiatan ini. Peraturan Daerah Bali No. 16 tahun 1988
tentang Penanggulangan Pencemaran oleh Limbah dan PP No. 20 tahun 1990 tentang
Pencemaran Air, menyatakan antara lain bahwa kualitas limbah yang dibuang ke
lingkungan harus memenuhi baku mutu limbah yang telah ditentukan dan tidak boleh
sampai merubah peruntukan air di sekitarnya. Melalui pengkajian UKL-UPL ini akan
dapat diprakirakan jenis dampak yang akan terjadi untuk dicarikan jalan pemecahannya
sedini mungkin dan dampak positifnya dapat dikembangkan seluas-luasnya untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Memberikan informasi mengenai usaha atau kegiatan yang dilaksanakan
yang berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
2. Memperkirakan dampak yang mungkin terjadi dan mengupayakan
pengelolaannya sehingga pencemaran dan perusakan lingkungan dapat
diantisipasi sedini mungkin.
3. Melaksanakan pemantauan terhadap dampak yang mungkin terjadi secara
kontinyu sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan penyempurnaan
UKL dan UPL ini.

1.3 MANFAAT
1. Membantu pihak pengambil keputusan dan instansi terkait dalam
mempertimbangkan proses perijinan.
2. Merupakan pedoman bagi pemrakarsa dalam pelaksanaan kegiatannya.
3. Untuk mencegah terjadinya tuduhan oleh pihak lain tentang adanya
pencemaran dan perusakan lingkungan yang tidak dilakukan atau tidak
dikelola oleh pemrakarsa.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Deskripsi Rencana Kegiatan


2.1.1. Gambaran Umum Rencana Kegiatan

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Badung direncanakan


membangun SUMUR DALAM di Banjar Binong, Desa Werdibhuana, Kecamatan
Mengwi, Kabupaten Badung. Lokasi rencana kegiatan terletak di Jl. Jl. Mengwi-
Bedugul, Banjar Binong, Desa Werdibhuana, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung
Topografi lokasi kegiatan merupakan lahan perkebunan/persawahan yang
bergelombang. Lokasi ini berada pada ketinggian kurang lebih 700 m diatas
permukaan laut (dpl) dengan batas-batas lokasi kegiatan sebagai berikut :

Sebelah Utara : Tanah perkebunan


Sebelah Timur : Jl. Mengwi-Bedugul
Sebelah Selatan : Jalan
Sebelah Barat : Tanah perkebunan

Status kepemilikan tanah yang diusahakan oleh PDAM Badung ini adalah
merupakan tanah hak guna bangunan (HGB) Nomor. 9 tertanggal 20 Juli 2004, dengan
luas 425 m2. Tanah yang dimaksud dibeli dari masyarakat, karena menjadi milik
pemerintah, maka bentuk sertifikatnya adalah HGB sesuai dengan Keputusan Menteri
Negara/Kepala BPN No. 16, tanggal 9-12-1997 Hak Milik No. 1153 Desa Mengwi
dihapus dan diubah menjadi HGB No.9, tanggal 20 Juli 2004. Jarak antara rencana
lokasi dengan pembangunan sumur dalam adalah sebagai berikut:

Pemukiman Penduduk : 100 m


Pura : 250 m
Pasar : 850 m
SD : 300 m
Pembangunan sumur dalam PDAM di Banjar Binong menempati lahan seluas
425 m2, dengan fisik bangunan seluas kurang lebih 70 m2. Berikut adalah data umum
perusahaan:

1. Data umum perusahaan


Nama Perusahaan : Perusahaann Daerah Air Minum (PDAM) Badung
Alamat Lengkap : Jl. Bedahulu No.3 –Denpasar, Bali
Telepon/Fax : 0361-421845-421949/423954
2. Penanggung jawab perusahaan
Nama : I NYOMAN SUKANADA, ST
Jabatan : Direktur Utama
Alamat Lengkap : Jl. Bedahulu No.3 –Denpasar, Bali
Telepon/Fax : 0361-421845-421949/423954

3. Jenis usaha
Jenis Usaha : Perusahaan Daerah Air Minum
Nama Usaha/Proyek : Pembuatan Sumur Dalam
Alamat Lengkap : Jl. Mengwi-Bedugul, Banjar Binong, Desa
Werdibhuana, Kecamatan Mengwi, Kabupaten
Badung
2.2. Dampak-Dampak Yang Ditimbulkan

Prakiraan dampak dalam kajian ini menggunakan metode formal dan non
formal, yaitu perhitungan matematis, metode analogi (perbandingan dengan kegiatan
sejenis) dan peniliaian berdasarkan keahlian (professional judgement). Apabila data
yang tersedia tidak dapat dikuantifikasi sehingga tidak dapat dianalisis secara
matematis, maka digunakan deskripsi analitis yang lazim dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Prakiraan dampak yang akan terjadi akibat
kegiatan proyek secara eksplisit menggambarkan dan mencakup dua dimensi tinjauan
kajian yaitu dimensi waktu yang meliputi kegiatan dalam tahap prakonstruksi,
konstruksi dan operasi. Dimensi kedua adalah komponen lingkungan yang akan
terkena dampak meliputi geofisik kimia, tata ruang, transportasi dan komponen sosial
ekonomi dan budaya. Berikut ini adalah uraian secara rinci dari prakiraan dampak yang
akan terjadi untuk masing-masing tahap kegiatan pembangunan Sumur Dalam.

2.2.1. Tahap Prakonstruksi


1. Pengurusan Ijin
a. Sumber Dampak
Pengurusan perijinan merupakan salah satu syarat legalitas yang harus
dipenuhi dalam rencana pembangunan sumur dalam.
b. Jenis Dampak
Terjadinya keresahan pihak penyanding dan masyarakat sekitarnya
sehingga menimbulkan protes dan keberatan dalam bentuk gugatan yang
dimunculkan mulai dari tahap prakonstruksi yang dapat berlanjut sampai
pada masa pasca operasi
c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak
Sifat dampak adalah negatif dan penting oleh karena itu harus ada
kesepakatan antara pihak PDAM Badung dengan desa dinas maupun adat
setempat dalam mengurus perijinan yang diperlukan. Perijinan harus sudah
disetujui sebelum pembangunan fisik dimulai. Tolok ukur dampak berupa
protes dan gugatan maupun keresahan pihak pemerintah.
2.2.2. Tahap Konstruksi
1. Mobilisasi Alat dan Material
a. Sumber Dampak
Untuk melaksanakan kegiatan konstruksi, maka diperlukan peralatan
konstruksi dan materialnya. Oleh karena itu maka peralatan dan material
itu perlu diangkut, sehingga hal ini akan menambah volume lalu lintas
kendaraan.
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah berupa peningkatan kepadatan lalu lintas,
disamping itu ada gangguan kerusakan fisik jalan yang disebabkan oleh
kendaraan yang melebihi tonase dan kelas jalan yang dilalui.
c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak
Sifat dampak adalah negatif, dengan tolok ukurnya adalah berupa kerusakan
fisik jalan dan adanya gangguan terhadap pengguna jalan.

2. Konstruksi Fisik Bangunan


a. Sumber Dampak
Sumber dampaknya adalah berupa kegiatan konstruksi fisik bangunan berupa
pengoperasian alat-alat konstruksi yang bermesin
b. Jenis Dampak
Jenis dampaknya adalah berupa peningkatan kebisingan dan konsentrasi debu
disekitarnya, adanya sisa atau ceceran material konstruksi, adanya kecelakaan
kerja.
c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak
Sifat dampak adalah negatif, dengan tolok ukurnya adalah Baku Mutu
Kebisingan dan Debu sesuai Kep. Gub. Bali No. 515/2000 dan keluhan serta
protes dari masyarakat sekitar. Disamping itu juga adanya kecelakaan saat
kerja.
2.2.3. Tahap Oprasional
1. Peluang Kerja dan Kesempatan Usaha
a. Sumber Dampak
Penerimaan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional akan
memberikan peluang kerja bagi penduduk disekitar lokasi sumur dalam.
b. Jenis Dampak
Jenis dampak adanya peluang kerja bagi masyarakat sekitarnya
c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak
Sifat dampak adalah positif dengan tolok ukurnya adalah adanya sejumlah
tenaga kerja yang diterima

2. Kegiatan Pengeboran dan Menurunya Permukaan Air Sumur Penduduk


a. Sumber Dampak
Adanya pengeboran dan pengambilan air sumur secara terus menerus dan tidak
sesuai dengan pagu yang ditetapkan
b. Jenis Dampak
Hal tersebut akan dapat menyebabkan penurunan permukaan pada sumur
penduduk yang ada disekitar sumur dalam tersebut. Dampak yang terjadi adalah
cukup besar dari pengambilan air sebesar 10 lt/detik akan terjadi penurunan
muka air tanah sebesar 2 – 3 meter pada radius 50 m sekitar pemboran
c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak
Sifat dampak adalah negatif dan cukup penting, dengan tolok ukurnya adalah
adanya penurunan muka air sumur penduduk disekitarnya

2.3. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)

Berbagai kemungkinan dampak negatif yang timbul akibat kegiatan


pembangunan dan operasional SUMUR DALAM PDAM Badung ini, selanjutnya
diikuti dengan beberapa upaya pengelolaan yang dapat dan perlu dilakukan untuk
meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang akan terjadi
sebagai berikut:

2.3.1. Tahap Prakonstruksi


1. Pengurusan Ijin
a. Sumber Dampak
Pengurusan perijinan merupakan salah satu syarat legalitas yang harus dipenuhi
dalam rencana pembangunan sumur dalam tersebut
b. Jenis Dampak
Adanya hambatan-hambatan dalam pengurusan perijinan
c. Tolok Ukur Dampak
Tolok ukurnya adalah kelancaran proses pengurusan perijinan oleh pemrakarsa
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan
Untuk mencegah terjadinya lamanya atau terhambatnya pengurusan perijinan
pada berbagai instansi atau lembaga, maka upaya yang dilakukan adalah
dengan mengikuti proses dan aturan yang berlaku secara cermat
 Waktu Pelaksanaan
Pengelolaan ini dilakukan pada saat mengurus aspek legalitas perijinan
 Pelaksana Pengelolaan
Pemrakarsa PDAM Badung adalah yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pengurusan perijinan yang dipersyaratkan

2.3.2. Tahap Konstruksi

2. Mobilisaasi Alat dan Material


a. Sumber Dampak
Untuk melaksanakan kegiatan konstruksi, maka diperlukan peralatan
konstruksi dan materialnya. Oleh karena itu maka peralatan dan meterial itu
perlu diangkut, sehingga hal ini akan menambah volume lalu lintas kendaraan.
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah berupa peningkatan kepadatan lalu lintas,
disamping itu ada gangguan kerusakan fisik jalan yang disebabkan oleh
kendaraan yang melebihi tonase dan kelas jalan yang dilalui.
c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak
Sifat dampak adalah negatif, dengan tolok ukurnya adalah berupa kerusakan
fisik jalan dan adanya gangguan terhadap pengguna jalan.
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan
 Upaya Pengelolaan
 Untuk kelancaran lalu lintas dan pengangkutan peralatan dan
material, maka pihak pemrakarsa harus berkoordinasi dengan
pihak Kepolisian Sektor Mengwi
 Pengangkutan peralatan material dan material bangunan dengan
menggunakan truk yang tidak melebihi kapasitas tonase jalan
 Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksanaannya adalah saat dimulainya
pelaksanaan pengangkutan alat dan material
 Pelaksana Pengelolaan Pemrakarsa PDAM Badung dan atau pihak
kontraktor pelaksana adalah yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan ini.
3. Konstruksi Fisik Bangunan
a. Sumber Dampak Sumber dampaknya adalah berupa kegiatan konstruksi fisik
bangunan kantor dan pengeboran sumur berupa pengoperasian alat-alat
konstruksi yang bermesin
b. Jenis Dampak Jenis dampaknya adalah berupa peningkatan kebisingan dan
konsentrasi debu disekitarnya, adanya sisa atau ceceran material konstruksi,
adanya kecelakaan kerja.
c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak Sifat dampak adalah negatif, dengan tolok
ukurnya adalah Baku Mutu Kebisingan dan Debu sesuai Kep. Gub. Bali No.
515/2000 dan keluhan serta protes dari masyarakat sekitar. Disamping itu juga
adanya kecelakaan saat kerja.
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan
 Upaya Pengelolaan
 Untuk mengurangi intensitas kebisingan, maka akan
dilakukan penjadwalan pekerjaan yang menggunakan alat
berat yang menimbulkan intensitas kebisingan yang tinggi.
 Material sisa konstruksi dikumpulkan dan selanjutnya akan
dimanfaatkan untuk konstruksi di tempat lain dan yang tidak
bisa dimanfaatkan akan dibuang ke TPA.
 Untuk menanggulangi kecelakaan kerja, maka para pekerja
akan dilengkapi dengan perlengkapan standar untuk
konstruksi seperti pemakaian helm, disamping itu seluruh
pekerja akan diasuransikan sebagai penanggulangan akibat
suatu kecelakaan kerja
 Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaannya adalah saat dimulainya pelaksanaan kerja fisik
bangunan
 Pelaksana Pengelolaan
Pemrakarsa PDAM Badung dan atau pihak kontraktor pelaksana adalah
yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan ini.
2.3.3. Tahap Operasional

4. Peluang Kerja
a. Sumber Dampak Penerimaan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan
operasional akan memberikan peluang kerja bagi penduduk disekitar lokasi
SUMUR DALAM.
b. Jenis Dampak Jenis dampak adanya peluang kerja bagi masyarakat sekitarnya
c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak Sifat dampak adalah positif dengan tolok
ukurnya adalah adanya sejumlah tenaga kerja yang diterima
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan
 Upaya Pengelolaan
 Memberikan peluang kerja atau memprioritaskan masyarakat
sekitar untuk menjadi waker/karyawan pada lokasi sumur
dalam di Banjar Binong tersebut
 Mengumumkan kepada masyarakat sekitarnya bila ada
penerimaan karyawan
 Waktu Pengelolaan Setiap saat kalau ada formasi penerimaan karyawan
tersebut
 Pelaksana Pengelolaan Pihak yang bertanggung jawab terhadap
pengelolaan ini adalah Manajemen PDAM BADUNG

5. Kegiatan Pengeboran dan Menurunya Permukaan Air Sumur Penduduk


a. Sumber Dampak Adanya pengambilan air sumur secara terus menerus dan
tidak sesuai dengan pagu yang ditetapkan
b. Jenis Dampak Hal tersebut akan dapat menyebabkan penurunan permukaan
pada sumur penduduk yang ada disekitar sumur dalam tersebut. Dampak yang
terjadi adalah cukup besar dari pengambilan air sebesar 10 lt/detik akan terjadi
penurunan muka air tanah sebesar 2 – 3 meter pada radius 50 m sekitar
pemboran
c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak Sifat dampak adalah negatif dan cukup penting,
dengan tolok ukurnya adalah adanya penurunan muka air sumur penduduk
disekitarnya
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan
 Upaya Pengelolaan Daerah rawan sumber air dilakukan pengamatan
atau pemetaan titik air (geolistrik)
 Pompa yang digunakan adalah dengan kapasitas debit 10 liter
per detik dan memasang water meter
 Pemompaan pada musim kemarau dilakukan penurunan
kapasitas hingga 50 % o Pembuatan sumur pantau dan sumur
resapan air hujan
 Sosialisasi sumur resapan untuk masyarakat sekitar
 Waktu Pengelolaan Pengelolaan dilakukan secara periodik setiap enam
bulan sekali atau kalau ada laporan maupun keluhan dari masyarakat
selama masa operasional.
 Pelaksana Pengelolaan Yang melaksanakan pengelolaan ini adalah
pihak Manajemen PDAM Badung

2.3.4. Matrik Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)

Tabel 2.1 matrik upaya pengelolaan lingkungan Pembangunan Sumur Dalam di Banjar
Binong, Desa Werdhibuana, Kec. Mengwi
No Dampak Upaya Pengelolaan Lingkungan
Sumber Jenis Indikator Upaya Pelaksanaan Waktu
Tahap Prakonstruksi
1 Pengur Adanya Kelancar Mengikuti proses dan Pemrakarsa Sekali saat
usan hambatan an proses aturan yang berlaku secara pihak mengrus
Perijina dalam pengurus cermat PDAM aspek
n pengurusan an Badung perijinan
perijinan perijinan

Tahap Konstruksi
2 Mobilis Peningkatan Berupa Untuk Kelancaran lalin Pemrakarsa Setiap
asi kepadatan kerusaka & pengangkutan PDAM Pengangk
peralata lalin, n fisik peralatan serta material, Badung utan
n dan gangguan jalan dan maka pemrakarsa harus atau selama
materia kerusakan adanya berkordinasi dengan Kontrak masa
l fisik jalan ganggua pihak polsek Mengwi Pelaksana konstruksi
karena n Pengangkutan dengan
melebihi terhadap menggunakan truk
tonase & penggun yang tidak melebihi
kelas jalan a jalan kapasitas tonase jalan
3 Konstru Peningkatan BM Untuk Mengurangi Pemrakarsa Saat
ksi kebisingan Kebising kebisingan, maka akan PDAM dimulainy
Fisik & debu an & dilakukan penjadwalam Badung a
bangun disekitarnya debu perkerjaan yang atau pelaksanaa
an , adanya sesuai menggunakan alat berat Kontraktor n kerja
sisa atau KepGub yang menimbulkan pelaksana fisik
ceceran Bali No. intensitas yang tinggi. bangunan
material 515/2000 Material sisa konstruksi
konstruksi, dan dikumpulkan & akan
kecelakaan protes dimanfaatkan untuk
kerja masyara konstruksi ditempatlain
kat dan yang tidak bisa
adanya dimanfaatkan akan
kecelaka dibuang ke TPA
an saat Para pekerja akan
kerja dilengkapi dengan
perlengkapan standar
untuk konstruksi
Tahap Operasional
4 Peluang Adanya Adanya Memberikan peluang Manajemen Setiap saat
Kerja peluang sejumlah kerja/memprioritaskan PDAM jika ada
kerja bagi tenaga masyarakat sekitar untuk Badung informasi
masyarakat kerja menjadi karyawan penerimaa
sekitar yang n
diterima karyawan
5 Kegiata Dampak Adanya Daerah rawan sumber Manajemen Setiap
n yang terjadi penuruna air dilakukan PDAM enam
pengam dari n muka pengamatan atau Badung bulan
bilan pengambila air sumur pemetaan titik air sekali atau
air dan n air sumur pendudu Menggunakan pompa bila ada
menuru 10l/dtk akan k dgn debit 10l/dtk laporan
nnya terjadi disekitrar Pemompaan pada maupun
permuk penurunan nya musim kemarau keluhan
aan air muka air dilakukan pemurunan dari
sumur tanah 2-3 m kapasitas hingga 50% masyaraka
pendud pada radius Pembuatan sumur t
uk sekitar 50 m pantau dan sumur
sekitar resapan air hujan
lokasi Sosialisasi sumur
pengeboran resapan untuk
masyarakat
6 Keama Adanya Frekuens Mengefektifkan Pihak Setiap saat
nan dan tindak i petugas pada area manajemen selama
Keterti kriminal, terjadiny sumur di Br. Binong PDAM masa
ban silang a tindak Petugas bekerja sama Badung operasiona
sengketa kriminal dengan pihak polsek l
& silang Mengwi dalam
sengketa merumuskan sistem
keamanan
Ikut berpartisipasi
dalam pembangunan
masyarakat

2.4. Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)

Dalam rangka mengefektifkan pengelolaan lingkungan akibat kegiatan


pembangunan dan operasionalnya sumur dalam PDAM Badung ini seperti yang telah
dikaji dalam upaya pengelolaan lingkungan, maka perlu diikuti dengan pemantauan
lingkungan secara intensif. Hal ini dilakukan disamping itu memantau kegiatan
pengelolaan juga dilakukan untuk mengevaluasi kesesuaian kegiatan yang telah
dilakukan. Upaya pemantauan lingkungan adalah sebagai berikut:

2.4.1. Tahap Prakonstruksi


1. Pengurusan Ijin
a. Sumber Dampak
Pengurusan perijinan merupakan salah satu syarat legalitas yang harus dipenuhi
dalam rencana pembangunan sumur dalam tersebut.
b. Jenis Dampak
Adanya hambatan-hambatan dalam pengurusan perijinan.
c. Tolok Ukur Dampak
Tolok ukurnya adalah kelancaran proses pengurusan perijinan oleh pemrakarsa.
d. Upaya Pemantauan Lingkungan
 Cara Pemantauan
Pemantauan dilakukan dengan melihat kelengkapan perijinan
danpersyaratan lainnya yang harus dipenuhi
 Lokasi Pemantauan
Pemantauan dilakukan pada Kantor PDAM Badung atau di lokasi
Sumur Dalam yang dimaksud
 Waktu Pemantauan
Pemantauan dilakukan sekali sebelum tahap konstruksi berlangsung
 Pelaksana Pemantauan
Pelaksana pemantauan adalah Kepala Desa Werdibhuana, Bappeda
Kabupaten Badung, Bapedal Kabupaten Badung

2.4.2. Tahap Konstruksi

2. Mobilisasi Alat dan Material


a. Sumber Dampak
Untuk melaksanakan kegiatan konstruksi, maka diperlukan peralatan
konstruksi dan materialnya. Oleh karena itu maka peralatan dan material itu
perlu diangkut, sehingga hal ini akan menambah volume lalu lintas kendaraan.
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah berupa peningkatan kepadatan lalu lintas,
disamping itu ada gangguan kerusakan fisik jalan yang disebabkan oleh
kendaraan yang melebihi tonase dan kelas jalan yang dilalui.
c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak
Sifat dampak adalah negatif, dengan tolok ukurnya adalah berupa kerusakan
fisik jalan dan adanya gangguan terhadap pengguna jalan.
d. Upaya Pemantauan Lingkungan
 Cara Pemantauan Cara pemantauan adalah dengan melihat langsung saat
mulai konstruksi.
 Lokasi Pemantauan Pemantauan dilakukan pada lokasi sumur dalam di
Banjar Binong, Desa Werdibhuana dan sekitarnya
 Waktu Pemantaua.
Waktu pemantauan dilakukan setiap bulan selama masa konstruksi, waktu
pelaksanaannya adalah saat dimulainya pelaksanaan pengangkutan alat dan
material, pelaksana pemantauan adalah Dinas Perhubungan dan Bapedal
Kabupaten Badung.
3. Konstruksi Fisik Bangunan
a. Sumber Dampak
Sumber dampaknya adalah berupa kegiatan konstruksi fisik bangunan kantor
dan pengeboran sumur berupa pengoperasian alat-alat konstruksi yang
bermesin.
b. Jenis Dampak
Jenis dampaknya adalah berupa peningkatan kebisingan dan konsentrasi debu
disekitarnya, adanya sisa atau ceceran material konstruksi, adanya kecelakaan
kerja.
c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak
Sifat dampak adalah negatif, dengan tolok ukurnya adalah Baku Mutu
Kebisingan dan Debu sesuai Kep. Gub. Bali No. 515/2000 dan keluhan serta
protes dari masyarakat sekitar. Disamping itu juga adanya kecelakaan saat
kerja.
d. Upaya Pemantauan Lingkungan
 Cara Pemantauan
Cara pemantauan adalah dengan melihat langsung saat terjadinya
konstruksi
 Lokasi Pemantauan
Pemantauan dilakukan pada lokasi sumur dalam di Banjar Binong, Desa
Werdibhuana dan sekitarnya
 Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan dilakukan setiap bulan selama masa konstruksi
 Pelaksana Pemantauan
Pelaksana pemantauan adalah Dinas Cipta Karya, Dinas Pertambangan
dan Bapedal Kabupaten Badung
2.4.3. Tahap Oprasional

4. Peluang Kerja
a. Sumber Dampak
Penerimaan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional akan
memberikan peluang kerja bagi penduduk disekitar lokasi SUMUR DALAM.
b. Jenis Dampak
Jenis dampak adanya peluang kerja bagi masyarakat sekitarnya
c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak
Sifat dampak adalah positif dengan tolok ukurnya adalah adanya sejumlah
tenaga kerja yang diterima
d. Upaya Pemantauan Lingkungan
 Cara Pemantauan
Pemantauan dilakukan dengan melihat catatan jumlah karyawan yang
baru diterima dan wawancara dengan masyarakat tentang penerimaan
karyawan.
 Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan adalah pada Kantor PDAM BAdung dan
Masyarakat sekitar sumur dalam PDAM Badung tersebut.
 Waktu Pemantauan
Pemantauan dilakukan setiap adanya penerimaan tenaga kerja selama
masa operasional sumur dalam tersebut.
 Pelaksana Pemantauan
Pemantauan dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Badung dan
Bapedal Kabupaten Badung

5. Kegiatan Pengeboran dan Menurunya Permukaan Air Sumur Penduduk


a. Sumber Dampak Adanya pengeboran dan pengambilan air sumur secara terus
menerus dan tidak sesuai dengan pagu yang ditetapkan
b. Jenis Dampak Hal tersebut akan dapat menyebabkan penurunan permukaan
pada sumur penduduk yang ada disekitar sumur dalam tersebut. Dampak yang
terjadi adalah cukup besar dari pengambilan air sebesar 10 lt/detik akan terjadi
penurunan muka air tanah sebesar 2 – 3 meter pada radius 50 m sekitar
pemboran
c. Sifat dan Tolok Ukur Dampak Sifat dampak adalah negatif dan cukup penting,
dengan tolok ukurnya adalah adanya penurunan muka air sumur penduduk
disekitarnya
d. Upaya Pemantauan Lingkungan
 Cara Pemantauan
Cara pemantauan dilakukan melalui pengamatan dan pengukuran
lapangan secara langsung di lapangan menggunakan AWLR yang telah
dipersiapkan, yaitu dengan melihat apakah : (1) Kapasitas debit
pengeboran tidak melebihi 10 lt/detik (2) Kapasitas debit pengeboran
musim kemarau lebih kecil 10 lt/detik (3) Ada tidaknya penurunan
muka air tanah yang drastis (> 3,9 m) (4) Pemantauan fluktuasi muka
air tanah
 Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan dilakukan pada lokasi bor dan sumur masyarakat
sekitarnya, yaitu sumur penduduk disebelah timur lokasi bor
 Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan dilakukan secara rutin 6 bulan sekali dan
pemantauan dengan memasang Water Meter dan Automatic Water
Level Record di lokasi bor: (1) Pada saat musim hujan (2) Pada saat
musim kemarau (3) Pada saat ada pelaporan
 Pelaksana Pemantauan
Pemantauan ini dilakukan oleh Dinas Pertambangan Kabupaten Badung
dan Bapedal Kabupaten Badung
Tabel 2.2 matrik upaya pemantauan lingkungan Pembangunan Sumur Dalam di Banjar
Binong, Desa Werdhibuana, Kec. Mengwi
No Dampak Upaya Pemantauan Lingkungan
Sumber Jenis Tolok Ukur Cara Lokasi Waktu Instansi
Tahap Prakonstruksi
1 Penguru Adanya Kelancaran Melihat Pada Sekali Kepala
san hambat proses kelengkapan kantor sebelum Desa
Perijinan an pengurusan perijinan dan PDAM tahap Werdi
dalam perijinan persyaratan lain Badung konstruks Buana,
pengur yang harus atau di i Bappeda
usan dipenuhi lokasi berlangsu &
perijina sumur ng Bappeda
n dalam l Kab.
yang Badung
dimaksud
Tahap Konstruksi
2 Mobilisa Pening Berupa Melihat langsung DI jalan Setiap Dinas
si katan Kerusakan saat terjadinya sekitar bulan Cipta
peralatan kepadat fisik jalan konstruksi lokasi selama Karya,
dan an dan adanya sumur masa Dinas
material lalin, gangguan dalam di konstruks Pertamb
ganggu terhadap Br. i angan,
an pengguna Binong dan
kerusak jalan Bapedal
an fisik Kab.
jalan Badung
karena
kendara
an yang
melebi
hi
tonase
& kelas
jalan
yang
dilalui
3 Konstru Pening BM Melihat langsung Pada Setiap Dinas
ksi fisik katan Kebisingan & saat terjadinya lokasi bulan Cipta
banguna kebisin debu sesuai konstruksi sumur selama Karya,
n gan dan KepGub. Bali dalam masa Dinas
debu No. 515/2000 konstruks Pertamb
dekitar dan protes i angan,
nya, masyarakat, dan
adanya adanya Bapedal
sisa/cec kecelakaan Kab.
eran kerja Badun
materia
l
konstru
ksi
Tahap Operasional
4 Peluang Adanya Adanya Melihat catatan Pada Setiap Dinas
Kerja peluang sejumlah jumlah karyawan Kantor adanya Tenaga
kerja tenaga kerja yang baru diterima PDAM penerima Kerja
bagi yang diterima dan wawancara Badung an tenaga Kab.
masyar dengan masyarakat dan kerja Badung
akat tentang penerimaan Masyarak selama dan
sekitar karyawan at sekitar masa Bapedal
sumur operason Kab.
dalam al sumur Badung
PDAM dalam
Badung tersebut
5 Kegiatan Dampa Adanya Melalui Pada Dilakuka Dinas
tan k yang penurunan pengamatan & lokasi n secara pertamba
pengebor terjadi muka air Pengukuran secara bor & rutin 6 ng dan
an dan cukup sumur langsung di sumur bulan Bapedal
menurun besar penduduk lapangan masyarak sekali Kab.
nya dari disekitarnya mengunakan water- at sekitar dan Badung
permuka pengam meter dengan dengan
an air bilan ketentuan : memasan
sumur air Kapasitas debit g AWLR
pendudu sebesar pengeboran di lokasi
k 10l/dtk tidak melebihi bor :
akan 10l/dtk Pada
terjadi Kapasitas Debit saat
penuru pengeboran musim
nan musim kemarau hujan
muka 50% dari Pada
air 10l/detik saat
tanah Ada tidaknya musim
sebesar penurunan muka kemar
2-3 air tanah yang au
pada draastis ( > 3,9 Pada
radius m) saat
30 m ada
pelapo
ran
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dibahas dapat disimpulkan bahwa Prakiraan


dampak yang akan terjadi akibat kegiatan proyek secara eksplisit menggambarkan dan
mencakup dua dimensi, tinjauan kajian yaitu dimensi waktu yang meliputi kegiatan
dalam tahap prakonstruksi, konstruksi dan operasi. Dimensi kedua adalah komponen
lingkungan yang akan terkena dampak meliputi geofisik kimia, tata ruang, transportasi
dan komponen sosial ekonomi dan budaya.

3.2 Saran

1. Pembuatan UKL dan UPL sangatlah penting sebelum dimulainya pembangunan


suatu proyek konstruksi
2. Data UKL dan UPL bisa dikembangkan lagi, tidak selalu terpaku pada data
diatas

Anda mungkin juga menyukai