Anda di halaman 1dari 17

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/365360471

LAPORAN PENELITIANN (1)

Research Proposal · November 2022

CITATIONS READS

0 158

1 author:

Putu Surya Gutama


Ganesha University of Education
4 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Putu Surya Gutama on 14 November 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


LAPORAN PENELITIAN
PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK MENJADI PUPUK RUMAHAN DI
DESA RANGDU

OLEH:
TUGAS KE-1 PUTU SURYA GUTAMA (2211031256)
1F

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan laporan penelitian ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “Pengelolaan
Limbah Organik Menjadi Pupuk Rumahan. Laporan dengan judul “Pengelolaan Limbah
Organik Menjadi Pupuk Rumahan” ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Penulisan Karya Ilmiah di Universitas Pendidikan Ganesha. Selain itu, saya juga
berharap agar laporan ini dapat menambah wawasan bagi pembaca terkait topik yang
dibahas.
Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dr. I Kadek Suartama,
S.Pd.,M.Pd. selaku dosen yang mengampu mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah di
Universitas Pendidikan Ganesha. Dengan tugas yang diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan laporan ini.
Saya menyadari penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan
laporan ini.

Singaraja, 08 November 2022

Penulis,
Putu Surya Gutama

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
RINGKASAN ................................................................................................................. iv
BAB I ............................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................................... 1
1.3.1 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 1
1.3.2 Manfaat Penelitian ................................................................................... 1
1.4 Sistematika Penulisan ........................................................................................ 2
BAB II .............................................................................................................................. 3
2.1 Limbah Organik ................................................................................................. 3
2.2 Pengelolaan ........................................................................................................ 4
2.3 Kerangka Teoritik .............................................................................................. 4
BAB III ............................................................................................................................ 6
3.1 Teknik Pengumpulan Data................................................................................. 6
3.2 Teknik Analisis Data ......................................................................................... 6
BAB IV ............................................................................................................................ 7
4.1 Lokasi Penelitian................................................................................................ 7
4.2 Hasil dan Diskusi ............................................................................................... 7
BAB V ............................................................................................................................ 11
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 11
5.2 Saran ................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 12

iii
RINGKASAN
Lingkungan adalah kesatuan ruamg dengan semua benda, sumber daya, energi,
keadaan, dan makhluk hidup termasuk juga manusia dan prilakunya yang memengaruhi
alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain. Hal ini mengakibatkan adanya pengelolaan limbah organik menjadi pupuk
rumahan. Pengelolaan dilakukan oleh masyarakat dalam memanfaatkan limbah. Limbah
pupuk organik juga diakibatkan oleh adanya kegiatan masyarakat.
Penelitian ini akan mengambil lokasi di desa Rangdu, Seririt Buleleng.
Mayoritas dalam masyarakatnya bekerja atau berprofesi sebagai petani dan perkebunan,
adanya juga pekerjaan menjadi guru, pekerja kantoran dan ibu rumah tangga.
Metode ini menggunakan metode rasionalistik kuakitatif. Penelitian ini
berkaitan antara lingkungan, aspek alamiah dan manusia dalam lingkup sosial. Dalam
hal ini diperoleh suatu wadah yaitu pengelolaan limbah organik menjadi pupuk
rumahan.

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hingga saat ini sampah perkotaan masih menjadi masalah serius di berbagai kota
besar. Beberapa kendala yang dihadapi dalam memecahkan masalah sampah ini antara
lain disinyalir karena masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menciptakan
kebersihan lingkungan. Hal ini terlihat dari kebiasaan membuang sampah yang tidak
pada tempatnya, dan adanya persepsi masyarakat tentang penanganan sampah yang
masih tertumpu pada pemerintah, padahal masalah kebersihan adalah tanggung jawab
bersama antara masyarakat dengan pemerintah.
Seperti halnya masyarakat di desa Rangdu banyaknya limbah dapur atau limbah
organik yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan penumpukan sampah yang menyebabkan
lingkungan di masyarakat kurang bersih. Dalam masyarakat pentingnya untuk mengolah
limbah yang dihasilkan terutama pada limbah organik. Limbah organik merupakan
limbah yang berasal dari sisa pembuangan proses kegiatan manusia yang dapat
diuraikan secara sempurna melalui proses biologis. Limbah tersebut mengandung
senyawa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pupuk. Sisa sayuran pasar
merupakan salah satu contoh limbah yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk.
Dalam hal permasalahan limbah organik yang ada di desa Rangdu, masih
kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam mengelola limbah yang
dihasilkan. Penumpukan sampah yang terjadi saat ini masih menjadi topik utama di desa
Rangdu. Perlunya adanya gerakan yang melibatkan masyarakat dalam pengolahan
limbah ini, agar bias terselesaikan secara bersama-sama. Pengolahan limbah organik
menjadi pupuk rumahan menjadi hal penting yang harus diperhatikan mengingat
penghasilan sampah dari masyarakat begitu banyak, dan pengolahan limbah di
masyarakat masih kurang menjamur.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat disusun beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara pengelolaan limbah organik?
2. Apa manfaat dari pengelolaan limbah organik menjadi pupuk rumahan?
3. Bagaimana pengaruh pemupukan pada kesuburan tanah?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai antara lain :
1. Mengetahui cara pengelolaan dari limbah organik
2. Mengetahui manfaat dari pengelolaan limbah organik menjadi pupuk
rumahan
3. Mengetahui pengaruh pemupukan pada kesuburan tanah
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari menyusun laporan penelitian adalah sebagai berikut :

1
1. Laporan penelitian ini disusun sebagai pendukung proses belajar mengajar
(Perkuliahan), dan membuka wawasan mahasiswa pada Jurusan Pendidikan
Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan di Universitas Pendidikan Ganesha.
2. Membantu program pemerintah dimana dapat merubah lingkungan menjadi
kawasan bebas atau bersih dari sampah organik maupun anorganik,
khususnya di desa Rangdu.

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan laporan penelitian ini terdiri dari beberapa bab yang tersusun
sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum dari isi laporan yaitu latar belakang,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II. Tinjauan Teori
Dalam bab ini diuraikan tentang teori-teori yang di ambil dari beberapa literatur
menyangkut tentang pengelolaan limbah organik menjadi pupuk rumahan
Bab III Metode Penelitian
Bab ini memaparkan jenis data, teknik pengumpulan data serta metode analisis data
dalam menyusun laporan penelitian mengenai pengelolaan limbah organik di desa
Rangdu, Seririt Buleleng.
Bab IV Pembahasan
Bab ini khusus membahas dan menguraikan tentang hasil dan diskusi dalam
penelitian, terkait dengan pengelolaan limbah organik.
Bab V Penutup
Bab ini mencakup simpulan dan saran mengenai penelitian tentang pengelolaan
limbah organik menjadi pupuk rumhan di desa Rangdu, Seririt Buleleng.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Konseptual mengenai limbah organic menjadi pupk rumahan diharapak bisa
memenuhi kebutuhan masyarakat dan pada sektor perkebunan dan pertanian. Teori
tentang pengolahan limbah organik berkaitan dengan kebersihan lingkungan desa.
Limbah menjadi masalah umum dalam masyarakat yang sangat penting untuk
diperhatikan dan dikelola dengan baik.
2.1 Limbah Organik
Limbah merupakan bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses
produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya.
Berdasarkan sifatnya limbah dibedakan menjadi 2, yaitu limbah organik dan limbah
anorganik. Limbah organik merupakan limbah yang dapat diuraikan secara sempurna
melalui proses biologi baik aerob maupun anaerob. Limbah organik yang dapat diurai
melalui proses biologi mudah membusuk, seperti sisa makanan, sayuran, potongan
kayu, daun-daun kering, dan sebagainya. Limbah organik dapat mengalami pelapukan
(dekomposisi) dan terurai menjadi bahan kecil dan berbau (Latifah, 2011).
Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal
tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman. Dalam
Permentan No.2/Pert/Hk. 060/2/2006, tentang pupuk organik dikemukakan bahwa
pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan
organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa,
dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Definisi tersebut menunjukkan bahwa
pupuk organik lebih ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan organik
daripada kadar haranya; nilai C-organik itulah yang menjadi pembeda
dengan pupuk anorganik
Sampah atau limbah organik dapat mengalami pelapukan (dekomposisi) dan
terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan
kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-
daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses
pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar
sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95
%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari
pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75 % terdiri dari
sampah organik dan sisanya anorganik.
Menurut Pirngadi (2009), Bahan organik dalam tanah merupakan komponen
penting penentu kesuburan tanah. Aplikasi bahan organik ke dalam tanah selain dapat
memperbaiki produktivitas lahan, secara langsung dapat meningkatkan hasil tanaman
padi. Setiap tahun lebih dari 165 juta ton bahan organik dihasilkan dari limbah panen

3
tanaman pangan dan hortikultura. Bahan tersebut belum terkelola dengan baik, antara
lain ditunjukkan oleh rendahnya ketersediaan bahan organik di dalam tanah pertanian
(Corganik < 2%). Penerapan pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT) yang
salah satu komponennya adalah anjuran penggunaan bahan organik, meningkatkan hasil
padi secara nyata (16%). Mengingat jumlah dan pertambahan penduduk Indonesia
masih tinggi, sistem produksi padi dengan pertanian organik murni (tanpa pupuk
anorganik) dikhawatirkan dapat mengganggu peningkatan produksi padi karena
ketidakseimbangan unsur hara di dalam tanah.
Namun penggunaan pupuk kandang, limbah industri dan limbah kota sebagai
bahan dasar kompos/pupuk organik cukup mengkhawatirkan karena banyak
mengandung bahan berbahaya seperti misalnya logam berat dan asam-asam organik
yang dapat mencemari lingkungan. Selama proses pengomposan, beberapa bahan
berbahaya ini justru terkonsentrasi dalam produk akhir pupuk. Untuk itu diperlukan
seleksi bahan dasar kompos yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun
(B3). (Simanungkalit et al, 2006). Bahan organik memainkan beberapa peranan penting
di tanah. Sebab bahan organik berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur
hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi
struktur tanah dan cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan.
Peranan bahan organik ada yang bersifat langsung terhadap tanaman, tetapi sebagian
besar mempengaruhi tanaman melalui perubahan sifat dan ciri tanah.
2.2 Pengelolaan
Dalam penelitian ini difokuskan untuk mengamati dan menerapkan pengelolaan
limbah organik yang akan dijadikan lompos atau pupuk rumahan di desa Rangdu.
Pengelolaaan adalah bahasa yang berasal dari kata “Kelola” yang mempunyai arti
berbagai usaha yang memiliki tujuan dalam memanfaatkan dan menggali segala sumber
daya yang ada secara benar untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang sebelumnya telah
disiapkan (Harsoyo, 1977: 121).
Pengelolaan sampah bersifat integral dan terpadu secara berantai dengan urutan
yang berkesinambungan yaitu: penampungan/pewadahan, pengumpulan, pemindahan,
pengangkutan, pembuangan/pengolahan. Pengelolaan sampah dalam masyarakat dapat
dilihat melalui pengamatan dan pemantauan. Pengelolaan dalam masyarakat adalah
suatu bentuk kegiata yang dilakukan untuk memanfaatkan sisa-sia untuk menjadi suatu
hal yang berguna dan bermanfaat dalam kehidupan, serta memiliki nilai guna yang
tinggi.
2.3 Kerangka Teoritik
Mengenai hubungan antara manusia dengan lingkungan yang saling berkaitan
satu sama lain, adanya sistem aktivitas dan sistem seting menyatakan bahwa latar
belakang manusia dalam lingkungan tidak lepas dari adanya perubahan, aktivitas dan
pemikiran-pemikiran dalam menemukan ide atau gagasan yang memiliki nilai-nilai dan
norma-norma yang dipegang akan menentukan perubahan yang memiliki nilai guna
dalam cara hidup dan peran yang dipilihnya di masyarakat. Konteks kultural dan sosial
akan menentukan sistem aktivitas atau kegiatan manusia. Cara hidup dan sistem
kegiatan akan menentukan karakteristik wadah bagi kegiatan tersebut. Wadah bagi
kegiatan dalam penelitian ini yaitu pengolahan limbah. Pengelolaan limbah organik
akan dikaitkan dengan lingkungan dan aspek fungsi yang meliputi konteks fungsi,
konteks alamiah, konteks sosial, dan konteks lingkungan.

4
Pengelolaan Limbah Organik
Menjadi Pupuk Rumahan di
Desa Rangdu

Wadah Kegiatan berupa Pengolahan


Limbah

1. Konteks fungsi
2. Konteks alamiah
3. Konteks sosial
4. Konteks lingkungan

Diagram 1. Kerangka Teoritik

5
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan melihat keterkaitan antara manusia dan lingkungan yang
dimana berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dalam kegiatan dapur yang menimbulkan
limbah organik.
3.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data
Adapun jenis data dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain :
a. Data primer
Data yang dikumpulkan langsung dan sumbernya, yaitu :
1. Observasi, merupakan kegiatan pengumpulan data berdasarkan pengamatan
langsung ke desa Rangdu khususnya pada masyarakat dengan fokus pengamatan
pada pengolahan limbah menjadi pupuk rumahan.
2. Wawancara, merupakan tahap pengumpulan data melalui wawancara dan tanya
jawab dengan sumber atau pihak-pihak yang terkait diantaranya warga desa
Rangdu dalam pengolahan limbah organik yang menjadi sampel penelitian.
b. Data sekunder
Merupakan tahap pengumpulan informasi berupa data-data yang sifatnya
diambil diluar dari konteks yang ada di site, berupa literatur-literatur tentang fenomena
terkait pengolahan limbah, lingkungan dan masyarakat dalam konteks sosial. Data
sekunder ini digunakan untuk mendukung data primer yang telah ada.
3.2 Teknik Analisis Data
Teknik Analisis Data
Metode penelitian menggunakan metode rasionalistik kualitatif. Metode
penelitian ini mengamati pengeloaan limbah organik yang dilakukan masyarakat dan
berinteraksi dengan mereka untuk melakukan praktik dalam pembuatan pupuk dan
melihat proses-proses yang dilakukan tentang pengolahan limbah. Pengamatan dan
interaksi difokuskan pada pengolahan dan interaksi sosial yang terjadi dalam
lingkungan. Generalisasi hasil dilakukan dalam dua tahap yaitu pengolahan dan
pemanfaatan limbah organic menjadi pupuk rumahan di desa Rangdu secara spesifik
atas hasil uji makna empiric di desa Rangdu.

6
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambilan lokasi di desa Rangdu, Seririt Buleleng yang
merupakan mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani dan berkebun. Dalam hal
proses pembuatan pupuk masyarakat desa memiliki peran penting dalam kelanjutan
pembuatan pupuk. Hal ini memberikan pengaruh terhadap kelangsungan dan pelestarian
lingkungan di desa Rangdu. Semua masyarakat memiliki peran penting dalam keikut
sertaan dalam berjalannya proses pembuatan pupuk organik. Dalam penelitian ini
tempatnya yang sangat strategis karena berada di jalur utama Singaraja-Denpasar karena
tempatnya yang strategis penelitian ini sangat memberikan informasi dalam menambah
wawasan.
4.2 Hasil dan Diskusi
`Sisa makanan, sisa sayuran dari proses memasak dan kulit buah dikumpulkan
dan dipisahkan dari sampah anorganik berupa sampah plastik. Sampah berupa batang
tanaman, sayuran daun, atau kulit buah yang keras agar dirajang terlebih dahulu.
Sampah yang telah terkumpul kemudian dicampur dengan sedikit tanah atau kompos
setengah matang atau kotoran hewan dan kemudian diaduk sampai rata. Kemudian
ditambahkan EM4 sebagai mikroorganisme starternya untuk mempercepat proses
pengomposan. Pengomposan ialah salah satu dari berbagai metode pengolahan sampah
organik dimana bertujuan untuk mengurangi dan juga mengubah komposisi sampah
menjadi produk yang bermanfaat. Menurut Suwatanti (2017), pengomposan merupakan
salah satu pengolahan limbah organik menjadi produk baru berupa humus dan pada
umumnya kompos terbuat dari limbah organik yang berasal dari tumbuhan dan kotoran
hewan, yang sengaja ditambahkan agar terjadi keseimbangan unsur nitrogen dan karbon
sehingga mempercepat proses pembusukan dan menghasilkan rasio N/C yang ideal.
Sehingga berangkat dari permasalahan yang ditemui di masyarakat dimana limbah
sampah organik di desa gedung harapan yang ada selama ini hanya dibiarkan begitu saja
tanpa ada pengolahan yang dilakukan dan apabila dapat dilakukan pengolahan yang
tepat limbah organik tersebut dapat bermanfaat dan memiliki nilai tambah apabila
jumlahnya diperbanyak atau diproduksi secara masal.
Dalam proses pembuatan kompos yang dilakukan jenis limbah rumah tangga
yang diguanakan berasal dari sisa sayuran, kulit buah, dan sampah dedaunan sebagai
sumber nitrogen. Lalu digunakan pula sampah kering berupa kertas, kardus daun kering
dan tisu sebagai sember karbon. Sumber karbon dan nitrogen ini selanjutnya akan diurai
oleh decomposer menjadi pupuk kompos.Waktu yang dibutuhkan dari proses ini mulai
persiapan hingga pupuk kompos siap digunakan diperkirakan membutuhkan waktu
kurang dari 4 minggu tergantung kapasitas pupuk yang akan digunakan. Adapun
pembuatan pupuk kompos dalam program kerja ini memiliki tahapan-tahapan sebagai
berikut:

7
Sampah organik rumah tangga yang telah dikumpulkan kemudian dicacah hingga
menjadi berukuran kecil. Semakin kecil partikel cacahan sampah, semakin cepat
pengomposan berlangsung.
Selanjutnya, ditambahkan kompos jadi/tanah/pupuk kandang sebagai inokulan.
1. Bahan-bahan tersebut kemudian dicampurkan secara merata dengan larutan
aktivator EM4 hingga mencapai konsistensi yang tidak terlalu kering.
2. Bahan yang telah tercampur rata kemudian disimpan dalam wadah tertutup rapat
dan didiamkan selama 4 minggu.
3. Setiap 4 hari sekali, bahan diaduk agar aerasi (aliran udara) dalam wadah
berlangsung baik.
4. Selama proses pengomposan, suhu dalam wadah akan naik. Ini menandakan
bahwa mikroorganisme sedang bekerja.
5. Setelah 4 minggu, pengomposan selesai, ditandai dengan suhu dalam wadah
yang menjadi normal kembali. Pada tahap ini, kompos siap digunakan.
Cara membuat pupuk organik dari limbah rumah tangga bisa juga dilakukan dengan
mempersiapkan alat dan bahan sebagai berikut :
Alat Membuat Pupuk Kompos :
1. Wadah berukuran besar dengan penutup (tong atau ember)
2. Sarung tangan
3. Bahan Membuat Pupuk Kompos
4. Sampah rumah tangga (bisa sisa makanan atau bekas sayuran)
5. Tanah
6. Air secukupnya
7. Arang sekam
8. kapur
9. Cairan pupuk EM4 sebagai tambahan
Langkah Membuat Pupuk Kompos
1. Siapkan sampah rumah tangga yang akan diolah menjadi pupuk kompos.
2. Pisahkan sampah organik (sisa makanan/dedaunan) dengan sampah plastik.
Sampah organiklah yang nantinya akan digunakan sebagai pupuk kompos.
3. Siapkan wadah berukuran besar untuk membuat pupuk kompos. Jangan lupa
bahwa wadah harus dilengkapi dengan penutup agar pupuk yang dibuat tidak
akan terkontaminasi.
4. Masukkan tanah secukupnya ke dalam wadah yang telah diisi dengan sampah
organik. Ketebalannya bisa kamu sesuaikan dengan wadah dan banyaknya
sampah organik.
5. Siram permukaan tanah tersebut menggunakan air secukupnya.
6. Masukkan sampah organik yang telah dicampur arang sekam(optional) dan
kapur pertanian ke dalam wadah.
7. Pastikan sampah disimpan secara merata. Sebisa mungkin ketebalan sampah
setara dengan ketebalan tanah
8. siram dengan air yang telah bercampur EM4
9. Masukkan lagi tanah ke dalam wadah. Kali ini tanah berperan sebagai penutup
sampah.
10. Tutup wadah dengan rapat dan biarkan sekitar tiga minggu.
11. Perhatikan hal ini saat membuat pupuk kompos sendiri di rumah:
12. Pastikan wadah pembuat pupuk kompos tidak terkontaminasi oleh air hujan dan
hewan.

8
13. Pastikan juga wadah tak terkena paparan sinar matahari.
Dalam pembuatan pupuk organik juga memberikan manfaat untuk lingkungan
sekitar dan tumbuhan dalam menghasilkan buah atau bunga. Pupuk organik juga
memberikan dampak positif terhadap lingkungan sekitar. Manfaat- manfaat pupuk
organik adalah sebagai berikut
Kompos sampah rumah tangga merupakan pupuk organik yang diperoleh dari
hasil pelapukan limbah organik sampah organik hasil perlakuan manusia (rumah
tangga). Perlakuan kompos melibatkan penambahan mikroorgnisme dekomposer atau
aktivator ke dalam bahan. Manfaat kompos dari sampah rumah tangga adalah:
1. .Menghemat biaya pemakaian lahan tempat pembuangan akhir (TPA) lebih dari
50%, karena seluruh sampah organik diolah lagi dan dimanfaatkan untuk
kebutuhan pertanian dalam skala luas.
2. .Pengolahan sampah organik tidak mencemari lingkungan, sehingga polusi air,
tanah dan udara dapat berkurang.
3. .Sampah organik yang diolah secara baik dapat memberikan sumber pendapatan
dan lapangan pekerjaan untuk industri pupuk organik.
4. TPA dapat dijadikan tempat sekolah lapang yaitu mempelajari bagaimana cara
mengelola sampah yang baik (Zainal etal., 2008).
5. Secara keseluruhan bahan organik memiliki potensi yang lengkap untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Manfaat bahan organik secara
fisik memperbaiki struktur dan meningkatkan kapasitas tanah menyimpan air.
Secara kimiawi meningkatkan daya sangga tanah terhadap perubahan pH,
meningkatkan kapasitas tukar kation, menurunkan fiksasi P dan sebagai
reservoir unsur hara sekunder dan unsur mikro. Secara biologi, merupakan
sumber energi bagi mikroorganisme tanah yang berperan penting.
Produktivitas tanah dan kesuburan tanah untuk menggambarkan kemampuan
tanah sebagai media penunjang pertumbuhan tanaman sering digunakan secara kabur.
Produktivitas tanah merupakan kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk
tertentu suatu tanaman di bawah suatu sistem pengelolaan tertentu. Suatu tanah atau
lahan dapat menghasilkan produk tanaman yang baik dan menguntungkan sebagai
tanah produktif. Produktivitas tanah merupakan perwujudan dari seluruh faktor (tanah
dan non-tanah) yang mempengaruhi hasil tanaman.
Produktivitas tanah merupakan gambaran kemampuan tanah yang lebih
berdasar pada pertimbangan ekonomis dan bukan hanya pada sifat tanah saja. Tiga
faktor yang mempengaruhi produktivitas tanah adalah masukan sistem pengelolaan
keluaran (hasil tanaman), dan tanah. Tanah dapat dikatakan produktif harus mempunyai
kesuburan yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Akan tetapi tanah subur
tidak selalu berarti produktif. Tanah subur akan jika dikelola dengan tepat,
menggunakan teknik pengelolaan dan jenis tanaman yang sesuai. Produktivitas tanah
tidak selalu sama dengan kesuburan tanah.
Kesuburan tanah merupakan kemampuan atau kualitas suatu tanah yang
menyediakan unsur-unsur hara tanaman dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan
tanaman, dalam bentuk senyawa yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman, dan dalam
perimbangan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tertentu apabila suhu dan
faktor-faktor pertumbuhanlainnya mendukung pertumbuhan normal tanaman.
Kesuburan tanah mencakup 3 aspek yaitu:
1. Kuantitas mencakup jumlah atau konsentrasi dan macam unsur hara yang
dibutuhkan tanaman.

9
2. Kualitas merupakan perbandingan konsentrasi antara unsur hara satu dengan
yang lainnya.
3. Waktu yaitu ketersediaan unsur – unsur hara tersebut ada secara terus menerus
sesuai dengan

Pengaruh Pemupukan pada Kesuburan


Penggunaan pupuk secara setimbang akan meningkatkan produksi tanaman.
Peningkatan produksi juga meningkatkan jumlah sisa-sisa tanaman (daun, batang, akar)
yang tertinggal atau yang dapat dikembalikan ke dalam tanah. Kesetimbangan unsur
hara tentang pengembalian 80% sisa-sisa tanaman dapat memperkaya cadangan unsur
hara, sehingga mengurangi kebutuhan hara yang harus ditambahkan. Perlakuan ini jika
dilakukan secara terus menerus akan mengurangi kebutuhan hara sehingga akan dicapai
kondisi hara yang cukup untuk pertumbuhan dan produksi tanaman tinggi tanpa ada
masukan pupuk dari luar. Pengembalian sisa-sisa tanaman ini akan memperbaiki sifat -
sifat kimia dan fisika tanah, meningkatkan kemampuan menyimpan air, meningkatkan
kemudahan pengolahan dan kesuburan tanah. Alasan utama sehingga tanah bisa sangat
keras adalah penggunaan pupuk anorganik tunggal dalam jangka waktu lama. Sebagai
contoh, residu sulfat dan karbonat yang terkandung dalam pupuk dan tanah bisa
bereaksi dengan kalsium tanah yang menyebabkan sulitnya pengolahan tanah.
Penggunaan pupuk yang seimbang menghindari kekerasan pada tanah sehinga
meningkatkan populasi tanaman, daun dan buah.

10
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan pupuk organik secara langsung
membantu proses pembentukan dalam perbaikan pada lingkungan dan strukrur pada
tanah, serta menambah kesuburan tanah di desa Rangdu, Seririt Buleleng. Pemanfaatan
limbah organik menjadi pupuk rumahan juga menambah kegiatan produktivitas pada
masyarakat. Selain itu juga menambah penghasilan masyarakat dalam mengelola usaha
penjualan pupuk organik.
Pengelolaan limbah organik menjadi pupuk rumahan terjadi karena kesadaran
masyarakat dan limbah organik yang dihasilkan di masyarakat memiliki jumlah yang
banyak. Dalam kegiatan ini memberikan pengaruh besar terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi di lingkungan sosial, dan meberikan dampak positif terhadap kemajuan
desa Rangdu.Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan sangat
memberikan pengaruh terhadap pandangan-pandangan sosial dalam aspek lingkungan
dan fungsi pengelolaan limbah.
Hal ini juga memberikan pandangan betapa pentingnya kita dalam menjaga
lingkungan dan ekosistem sekitar untuk mempertahankan kelangsungan atau kehidupan
makhluk hidup.Pengelolaan limbah juga memiliki pengaruh masyarakat dalam
menciptakan kebiasaan-kebiasaan baru dalam memanfaatkan limbah hasil dapur dalam
kreativitas keterampilan.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat peneliti berikan yaitu :
1. Bagi Masyarakat
Agar masyarakat lebih peduli dan dapat mengembangkan kreativitas dalam
mengelola limbah organik menjadi pupuk. Hal ini pentingnya menjaga
lingkungan sekitar agar dapat memberikan dampak positif terhadap makhluk
hidup dan mempertahankan konsistensi dalam menjaga lingkungan.
2. Bagi Pembaca
Memberikan dorongan bagi pembaca untuk memberikan perubahan-perubahan
dalam menjaga lingkungan, serta diharapkan bisa memberikan manfaat dalam
pengelolaan limbah organik.
3. Bagi Pemerintah
Memberikan gagasan kepada pemerintah untuk memberikan program wajib
mengelola limbah organik, serta dapat mendukung masyarakat dalam
kreativitasnya

11
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. (2001). Pedoman Program Pengembangan Partisipasi di Lahan Kering
Terpadu (P3TLK). Jakarta: Di Rektorat Tinggi Bimas.
Larasati, A. A., & Puspikawati, S. I. (2019). Pengolahan Sampah Sayuran Menjadi
Kompos dengan Metode Takakura. Jurnal Ikesma 15, No. 2, 60-68.
Marliani, N. (2014). Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga (Sampah Anorganik) sebagai
Bentuk Implementasi dari Pendidikan Lingkungan Hidup. Jurnal Formatif, 4(2),
124–132.
Nurdiyanti, D., Arie, S. U., Norman, B., & Johan. (2017). Pemanfaatan Limbah Organik
Pasar sebagai Bahan Pupuk Kompos Untuk Penghijauan di Lingkungan
Masyarakat Kota Cirebon. The 5th URECOL Proceeding, UAD , 204-213.
Rachman, A., Dariah, A., & Santoso, D. (1988). Pupuk hijau. Dalam Pupuk Organik
dan Pupuk Hayati. isalah Diskusi ilmiah Hasil Penelitian Pertanian Lahan
kering dan Konservasi di daerah Aliran Sungai, 41-57.
Rawls. (1982). Estimating Soil Bulk Density From Particle Size Analysis and Organic
Matter Content. J.Soil. Sci, 123-125 .
Setyorini, D., Widowati, L., & Hartatik, W. (2007). Karakteristik Pupuk Organik
Dengan Teknik Pengomposan Untuk Budidaya Pertanian Organik. Seminar dan
Kongres Nasional IX HITI (pp. 117-128). Yogyakarta: UPN Veteran
Yogyakarta.
Sriharti, & Salim, T. (2010). Pemanfaatan Sampah Taman (Rumput-Rumputan) Untuk
Pembuatan Kompos. Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna.
Winarso, S. (2005). Kesuburan Tanah, Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah.
Yogyakarta: Gava Media.

12

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai