Anda di halaman 1dari 42

Efektivitas Ecoenzym Terhadap Perawatan Pertumbuhan

Tanaman Cabai

Laporan Penelitian

Kelompok 2

1) Dini Maharani Situmorang

2) Claudia Brigita P.A Sebayang

3) Nehemia Ginting

4) Paskah Naibaho

5) Leiden Tarigan

6) Gracia Tarigan

SMA SANTA MARIA KABANJAHE

KABUPATEN KARO

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan hasil laporan yang
berjudul “Efektivitas Ecoenzyme Terhadap Perawatan Pertumbuhan
Tanaman Cabai” Penyusunan laporan penelelitian ini dimaksudkan untuk
memperoleh hasil dari perbandingan perawatan pertumbuhan cabai dengan
menggunakan beberapa cairan percobaan seperti: Air, NPK, dan Ecoenzyme.
Penyusunan Laporan penelitian ini memberikan banyak pembelajaran yang sangat
berarti bagi penulis. Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan masukan, bimbingan, arahan maupun bantuan dari segi
material maupun spiritual sehingga laporan penelitian ini dapat diselesaikan. Oleh
karena itu, rasa hormat dan terimakasih penulis sampaikan kepada:
1. Yayasan Setia Medan yang menaungi Sekolah SMA Santa Maria
Kabanjahe
2. Junveri Sitepu, S.Pd. Sebagai Kepala Sekolah SMA Santa Maria
Kabanjahe
3. Regina Sembiring, S.Pd. Sebagai guru Sosiologi
4. Yasti Sungam Ginting, S.Pd. Sebagai guru Geografi
5. Rosa Keliat, S.Pd. Sebagai guru PKN
6. Echa Purnama Sinulingga, S.Pd. Sebagai guru Ekonomi
7. Era Natalia Sitepu, S.Pd. Sebagai guru Sejarah
8. Tiwanti Ginting, S.Pd. Sebagai guru biologi
9. Yandi Marbun, S.Pd sebagai guru Bahasa Indonesia

Terimakasih

Kabanjahe, April 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK.........................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................iv

DAFTAR TABEL.............................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.................................................................1

A. Latar Belakang ...........................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................2

C. Tujuan.........................................................................2

D. Manfaat.......................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI...........................................................4

A. Kajian Teori................................................................4

1. Profil Pelajar Pancasila...................................4

2. Struktur Tanah................................................7

3. Sistem Perdagangan Pasar..............................9

4. Ecoenzyme......................................................13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................15

A. Jenis Penelitian.................................................................15

B. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................16

C. Populasi dan Sampel.........................................................16

D. Teknik Pengumpulan Data...............................................18

E. Teknik Pengolahan Data...................................................19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................21

iii
A. Hasil Penelitian.................................................................

B. Pembahasan......................................................................22

BAB V................................................................................................26

DAFTAR PUSAKA..........................................................................27

LAMPIRAN......................................................................................28

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Observasi 1...................................................................................21

Tabel 4.2 Observasi 2...................................................................................21

Tabel 4.3 Observasi 3...................................................................................22

Tabel 4.2.1 Data awal..................................................................................22

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah Tanah Karo yang terletak pada dataran tinggi yang memiliki luas

sekitar 2127 km2 dengan suhu 18 derajat sampai 22 derajat, yang membuat

beberapa masalah yang terjadi dalam kehidupan masyarakat sekitar. Tanah

Karo yang terletak pada dataran tinggi membuat mayoritas pekerjaan

masyarakat Tanah Karo sebagai seorang petani. Adanya masalah yang sering

timbul pada masyarakat sekitar Karo yaitu saat Bertani.

Adapun hal yang berdampak positif ketika hasil dari penamaman seperti

penanaman cabai. Cabai yang berhasil akan disalurkan ke pasar untuk dijual.

Adapun terjadinya perdagangan Perdagangan berasal zaman prasejarah, ketika

orang-orang mulai menukar barang dan jasa satu sama lain ketika pada masa

itu belum tercipta uang. Sejarah perdagangan jarak-jauh dimulai pada sekitar

150.000 tahun yang lalu. Semua bahan yang digunakan untuk pembuatan

perhiasan diperdagangkan dengan Mesir sejak 3000 SM dan perdagangan ini

berlanjut hingga masa kini. Perdagangan ini biasanya terjadi di pasar, pasar

merupakan tempat bertemunya penjual dengan pembeli yang bertemu secara

langsung. Adapun beberapa hal yang terjadi ketika dipasar contohnya seperti

penjualan cabai dengan harga yang naik-turun. Hal itu di sebabkan oleh

beberapa faktor produksi seperti ketika harga cabai murah karena banyaknya

masyarakat yang menjual cabai ataupun saat menaiknya harga cabai

disebabkan oleh langkanya tanaman cabai yang rusak di karenakan hama.

vi
Maka dari itu adanya pembuatan ecoenzym untuk menggantikan pestisida

untuk membunuh hama.

Maka dari itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi

dampak dari penggunaan bahan-bahan yang mengandung kimia adalah

dengan pembuatan ecoenzym. Dengan mengubah cara penanaman dengan

pupuk diganti dengan ecoenzym, maka kita dapat mengurangi limbah -limbah

bekas sayuran dan buah-buahan untuk menjaga lingkungan dengan

memfermetasikan limbah sayuran dan buah-buahan sebagai pengganti pupuk

dan pestisida. Melakukan ecoenzym ini lebih mudah dan baik jika kita

melakukannya dengan teman, keluarga, ataupun orang lain. Dengan adanya

hubungan kerja sama dan gotong royong dengan orang sekitar akan lebih

memudahkan kita untuk melakukannya.

1.2 Rumusan Muntukasalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

yaitu:

1. Bagaimana Profil Pelajar Pancasila di SMA Santa Maria Kabanjahe?

2. Bagaimana struktur tanah di Tanah Karo dalam penanaman cabai?

3. Bagaimanakah sistem perdagangan dan pasar tanaman cabai tanah Karo?

4. Bagaimana efektivitas penggunaan ecoenzym dalam perawatan tanaman

cabai?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Profil Pelajar Pancasila di SMA Santa Maria

Kabanjahe

vii
2. Untuk mengetahui bagaimana struktur tanah di Tanah Karo dalam

Penanaman cabai

3. Untuk mengetahui bagaimana system dalam perdagangan tanaman cabai

di Tanah Karo

4. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas penggunaan ecoenzyme dalam

perawatan tanaman cabai

1.4 Manfaat penelitian

a. Manfaat bagi pelajar

1. Mengurangi limbah bekas sayur dan buah buahan sehingga mengurangi

lingkungan yang tidak kita inginkan dan dapat mengurangi pengeluaran

untuk membersihkan tanaman dari hama

2. Lebih membuat seseorang untuk bisa bersosialisasi dan menjalin kerja

sama antar individu

3. Lebih mudah menganalisis tentang pendapatan yang akan kita dapatkan

dengan melihat perdagangan dan pasarnya

b. Manfaat bagi masyarakat

1. Masyarakat dapat menggunakan ecoenzym sebagai pengganti pestisida

2. Ecoenzym yang dibuat lebih terjangkau di kalangan masyarakat

viii
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Profil Pelajar Pancasila

1. Profil pelajar Pancasila merupakan wujud pelajar Indonesia yang

mempunyai kemampuan global serta perilaku sesuai nilai-nilai

Pancasila. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang

Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun

2020-2024. (Menurut Kemendikbud)

2. Profil pelajar Pancasila adalah karakter dan kompetensi yang harus

dimiliki oleh pelajar Indonesia baik di saat sedang dalam

pembelajaran maupun saat terjun di masyarakat.

3. Profil pelajar Pancasila menurut penulis adalah sebuah Profil yang

harus dimilki setiap murid ataupun masyarakat agar karakter Bangsa

bisa terbentuk dengan baik seperti adanya kerja sama atau gotong

royong, bernalar kritis, beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa,

kreatif, berkebinekaan global, dan mandiri seperti isi dalam butir-

butir Pancasila.

ix
Keenam ciri tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia

Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,

dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya

dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan

kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam

kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa

kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b)

akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan

(e) akhlak bernegara.

2. Berkebinekaan global

Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan

identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan

budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan

kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan tidak

bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen dan kunci kebinekaan

global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan

komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi

dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.

x
3. Bergotong royong

Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu

kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan

suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan

ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi,

kepedulian, dan berbagi.

4. Mandiri

Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang

bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari

mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta

regulasi diri.

5. Bernalar kritis

Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses

informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan

antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan

menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah

memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan

mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan

mengambil Keputusan.

xi
6. Kreatif

Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan

sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen

kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta

menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.

2.1.2 Struktur Tanah

Struktur tanah adalah susunan komposisi partikel tanah dari lapisan

terbawah hingga permukaan. Partikel ini terdiri dari pasir, debu, batuan

kerikil, batuan padat serta tanah liat dan terbentuk secara alami.

Tanah adalah lapisan bumi paling atas yang terdiri dari bahan padat,

cair, gas, dan mikroorganisme yang secara Bersama-sama merupakan

tempat tumbuhnya tanaman. Tanah berasal dari bebatuan yang

mengalami pelapukan. Berubahnya batuan menjadi partikel-partikel

tanah disebabkan oleh suhu, air, dan organisme. Kompen-komponen

tanah pada setiap tempat bergantung pada jenis tanah, lapisan tanah,

pengaruh cuaca, dan iklim serta campur tangan manusia. Perbandingan

komponen tanah yang baik yang dibutuhkan tanaman adalah bahan

mineral 45%, bahan organic 5%, air 25%, dan udar 25%.

Kandungan Tanah

Tanah tersusun dari: (a) bahan padatan, (b) air, dan (c) udara. Bahan

padatan tersebut dapat berupa: (a) bahan mineral, dan (b) bahan organik.

Bahan mineral terdiri dari partikel pasir, debu dan liat.Ketiga partikel ini

menyusun tekstur tanah.Bahan organik dari tanah mineral berkisar 5%

dari bobot total tanah.Meskipun kandungan bahan organik tanah mineral

xii
sedikit (+5%) tetapi memegang peranan penting dalam menentukan

kesuburan tanah.Bahan organik tanah bersumber dari hasil dekomposisi

bahan organik dan organisme yang mati yang masuk ke sistem

tanah.Karakterisitik bahan organik tanah dipengaruhi dari karakteristik

bahan organik asalnya.

Jenis-Jenis Tanah

1. Tanah Aluvial

jenis tanah yang terjadi karena endapan lumpur biasanya yang

terbawa karena aliran sungai. Tanah ini biasanya ditemukan

dibagian hilir karena dibawa dari hulu. Tanah ini biasanya bewarna

coklat hingga kelabu

2. Tanah humus

anah yang paling subur untuk tumbuh- tumbuhan karena memiliki

komposisi yang mirip dengan pupuk kompos. Hal ini karena tanah

humus merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan daun dan

juga batang pohon, serta ada percampuran dari kotoran hewan.

3. Tanah kapur

tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan kapur. Tanah kapur

disebut juga tanah yang tidak subur dan tanah mediteran, yakni

salah satu jenis tanah yang tidak memiliki unsur hara, atau

memiliki unsur hara namun hanya dalam jumlah yang sedikit

sekali.

xiii
4. Tanah pasir

tanah dengan partikel yang berukuran besar. Tanah ini terbentuk

dari batuan-batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki

butiran besar dan kasar atau yang sering disebut dengan kerikil.

5. Tanah vulkanik

terbentuk dari material gunung berapi yang dikeluarkan ketika

terjadi erupsi. Mineral primer pada tanah vulkanik umumnya

dalam bentuk fraksi pasir dan sebagian fraksi debu. Mineral primer

tersebut merupakan hasil pelapukan fisik dari bahan piroklastik

yang dikeluarkan saat erupsi gunungapi.

6. Tanah gambut

jenis lahan basah yang terbentuk dari timbunan material organik

berupa sisa-sisa pohon

7. Tanah laterit

jenis tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur

hara, tetapi unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air

hujan yang tinggi.

2.1.3 Sistem Perdagangan Pasar

Kuntowijoyo (1994) (Pasar adalah tempat dan/atau mekanisme yang

bisa menata kepentingan pembeli dan penjual.)

Menurut Mankiw (2007) (Pasar adalah sekumpulan pembeli dan

penjual dari sebuah barang atau jasa tertentu)

xiv
Kotler (1997) (Pasar adalah tempat yang terdiri dari semua pelanggan

potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan yang sama. Di pasar

dapat terjadinya pertukaran untuk memuaskan suatu keinginan atau

kebutuhan lainnya.)

Ehrenberg et al. (2003) (Pasar adalah tempat perjumpaan antara

pembeli dan penjual. Barang atau jasa sebagai produk yang

dipertukarkan oleh pembeli dan penjual. Dalam pertukaran itu muncul

harga atas barang atau jasa yang dipertukarkan.)

William J. Stanton (Pasar adalah tempat sekumpulan orang yang

memiliki suatu kepentingan yang puas, yaitu uang yang digunakan

untuk belanja atau tempat yang memiliki kemauan untuk

membelanjakan uang tersebut.)

H. Nystrom (Pasar merupakan suatu tempat tertentu yang

digunakan sebagai tempat penyaluran barang dan jasa dari tangan

produsen ke konsumen. Dengan kata lain bahwa pasar merupakan

tempat transaksi barang dan jasa antara produsen dan konsumen.)

Penulis (Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pemmbeli

secara langsung untuk melakukan proses jual beli suatu barang.)

Pasar bebas atau perdagangan bebas adalah pasar tempat penjual

dan pembeli bebas menetapkan kebijakan terkait perdagangan. Seluruh

kebijakan yang berlaku tidak ada campur tangan

pihak pemerintah. pengertian pasar bebas secara sederhana yaitu tidak

xv
adanya hambatan perdagangan yang bersifat tarif (ekspor impor)

maupun hambatan non tarif. Jenis perdagangan ini merupakan

kebijakan pemerintah tanpa diskriminasi pada ekspor dan impor.

Contoh dari perdagangan bebas yaitu Area Ekonomi Eropa atau

Uni Eropa atau Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara serta

kawasan perdagangan bebas Asia Tenggara (AFTA). Keduanya

merupakan pasar terbuka dengan pembatasan perdagangan

yang sangat minim.

Sistem perkembangan perdagangan di Indonesia pertama kali

dilakukan dengan melakukan pertukaran barang atau bisa disebut juga

dengan barter. Dalam perkembangannya system barter menimbulkan

permasalahan mengenai waktu dan tempat karena jika waktu dan jarak

yang di tempuh untuk melakukan pertukaran barang maka hal itu akan

mempersulit proses pemindahan barang. Selain itu juga snagat sulit

mencari pihak yang sam sama membutuhkan barang yang ingin

ditukarkan.

Untuk mempermudah transaksi di pasar, harus ada alat tukar yang

disepakati bersama. Mata uang merupakan alat tukar yang efisien dalam

melakukan transaksi. Suatu barang yang diinginkan akan di hargai

dengan nominal mata uang yang berlaku, transaksi yang dilakukan

dengan mata uang tersebut dinama jual-beli. Kemudia seiring

berembangnya jumlah penduduk, peradaban, kehiduapn social dan

kemajuan teknologi muncul individu maupun kelompok baru yang

xvi
bergerak di bidang perdagangan yang disebut pedagang. Selanjutnya

dari kumpulan beberapa pedagang membentuk tempat-tempat permanen

untuk berdagang yang disebut dengan pasar. Dari penjelasan tersebut

maka dapat disimpulkan bahwa pasar adalah tempat bertemunya

penjual/pedagang dan pembeli untuk melakukan aktifitas ekonomi baik

berupa produksi, konsumsi maupun distribusi

Perdagangan berasal zaman prasejarah, ketika orang-orang mulai

menukar barang dan jasa satu sama lain ketika pada masa itu belum

tercipta uang. Sejarah perdagangan jarak-jauh dimulai pada sekitar

150.000 tahun yang lalu.Semua bahan yang digunakan untuk

pembuatan perhiasan diperdagangkan dengan Mesir sejak ~ 3000 SM.

Perdagangan rute jarak jauh pertama sekali terkjadi pada milenium ke-3

SM, oleh bangsa Sumeria yang diperdagangkan dengan Peradaban

Harappan. Selama periode antara awal peradaban Yunani kaya hingga

akhir Kekaisaran Romawi yang berkuasa pada abad kelima,

perdagangan secara finansial membawa rempah-rempah yang berharga

ke Eropa dari Timur Jauh, termasuk China.

Rute perdagangan ternama yang disebut dengan Jalur Sutra

digunakan oleh bangsa Sogdians untuk perdagangan Timur ke Barat

dari akhir abad keempat hingga abad ke-8.

Bangsa Varangia (dari Bangsa Skandinavia) dan Viking juga

melakukan perdagangan antara abad ke-8 hingga abad ke-11 dengan

berlayar dari dan ke Skandinavia. Bangsa Viking berlayar ke Eropa

Barat, dan varangia melakukan perdagangan dengan Rusia.

xvii
Pusat perdagangan bebas di abad ke-16 terletak di Belanda,

memaksakan tidak adanya kontrol devisa, dan mengadvokasi

pergerakan berbagai jenis barang secara bebas.

Antara periode tahun 1929 sampai akhir 1930-an dikenal sebagai

Depresi Besar - keruntuhan ekonomi utama yang memicu kemunduran

besar dalam perdagangan dan indikator lain dari ekonomi global.

Hukum Permintaan

suatu hal menyatakan bahwa kenaikan harga, akan menyebabkan

penurunan jumlah barang yang diminta. Singkatnya, hukum permintaan

adalah jumlah yang dibeli yang berbanding terbalik dengan suatu harga.

Hukum permintaan diartikan sebagai hubungan antara harga dengan

jumlah barang yang diminta.

Hukum penawaran

menunjukkan jumlah yang akan dijual pada harga tertentu. Harga

penawaran saat harga barang meningkat, maka akan mendorong

meningkatnya penawaran pada suatu barang atau jasa. Jika suatu barang

atau jasa harganya meningkat, maka produksi akan memasok

barang lebih banyak.

2.1.4 Ecoenzym

xviii
Menurut Megah dkk. (2017) dan Dewi dkk (2007) menjelaskan bahwa

sistem pengolahan sampah organik dengan memanfaatkan kulit buah-

buahan dengan sebutan eco-enzym.

Pendapat Bernadin dkk. (2017) juga menyebutkan bahwa teknik

pengolahan sampah organik dengan teknik eco-enzym dengan melalui

proses fermentasi.

Bioteknologi Ecoenzyme

• Ecoenzym merupakan hasil fermentasi dari limbah sampah organic

seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula aren, gula merah, atau gula

tebu), dan air. Menurut Imron (2020).

• Eco-enzyme adalah larutan organik yang dihasilkan dengan

fermentasi sederhana dari limbah sayuran segar, limbah buah dengan

penambahan gula merah dan air dengan menggunakan mikroorganisme

selektif seperti Ragi dan Bakteri (Thirumurugan dan Mathivanan, 2016).

Menurut kutipan diatas ecoenzym merupakan salah satu hasil

bioteknologi yang melalui proses fermentasi dengan sisa ataupun limbah

buah-buahan dan sayur-sayuran yang diolah menjadi pengganti sebuah

pestisida.

Dari keterangan kutipan diatas Adapun beberapa manfaat ecoenzym

yaitu sebagai berikut:

1. Ecoenzym bisa sebagai pengganti pestisida

2. Ecoenzym bisa juga sebagai pengganti pupuk

3. Ecoenzym bisa kita gunakan sebagai pengepel lantai

xix
4. Ecoenzym dapat juga mengurangi biaya yang kita keluarkan

untuk membeli pestisida

5. Ecoenzym juga dapat mengurangi penggunaan bahan kimia

dalam sebuah pestisisda

6. Ecoenzym dapat menyuburkan pertumbuhan tanaman cabai

Adapun cara pembuatan ecoenzym yaitu sebagai berikut:

Bahan:

- Sampah organik (sayur atau buah mentah)

- Gula merah

- Air

Perbandingan Sampah Organik : Gula : Air = 3 : 1 : 10

Cara Pembuatan:

1. Tuang semua bahan kedalam botol, bisa juga menggunakan blender

untuk mencacah limbah, kemmudian campur gula dan air dalam

botol

2. Simpan di tempat yang kering dan sejuk dengan suhu dalam rumah

3. Biarkan selama 3 bulan, dan buka setiap hari di 2 minggu pertama,

kemudian 2-3 hari sekali, kemudian seminggu sekali. Di minggu

pertama akan ada banyak gas yang dihasilkan

4. Kadang ada lapisan putih di permukaan larutan. Jika cacing muncul

tambahkan gula segenggam, aduk rata kemudian tutup.

5. Setelah 3 bulan, saring eco enzyme menggunakan kain kasa atau

menggunakan saringan

xx
Dalam pembuatan eco enzyme, gula merah yang dipakai dapat diganti dengan

gula lainnya. Namun dalam memilih gula, tidak dianjurkan untuk menggunakan

gula pasir karena gula pasir termasuk kedalam zat kimia karena diketahui bahwa

eco enzyme yang menggunakan gula putih menghasilkan eco enzyme dengan

julah volume sedikit. Dan gula yang dianjurkan untuk dipakai dalam pembuatan

eco enzyme yaitu molase cair, molase kering, gula aren, gula kelapa, dan gula

lontar.

Adapun beberapa tujuan pembuatan eco enzyme yaitu sebagai berikut:

1. Eco enzyme bertujuan untuk menyuburkan tanah dan tanaman

2. Eco enzyme bertujuan menghilangkan hama tanaman

3. Eco enzyme juga bertujuan untuk menurunkan efek rumah kaca

Cara pembuatan eco enzyme sendiri yaitu dengan

Bahan:

- Sampah Organik (sayur atau buah mentah)

- Gula (merah, aren,)

- Air

Cara pembuatan:

6. Tuang semua bahan ke dalam botol, bisa juga menggunakan blender

untuk memecah limbah, kemudian campur gula dan air kedalam

botol.

7. Simpan di tempat yang kering dan sejuk dengan suhu dalam rumah.

xxi
8. Biarkan selama 3 bulan, dan buka setiap hari di 2 minggu pertama,

kemudian 2-3 hari sekali, kemudian seminggu sekali. Di minggu

pertama akan ada banyak gas yang dihasilkan.

9. Kadang ada lapisan putih di permukaan larutan, jika cacing muncul

tambahkan gula segenggam, aduk rata kemudian tutup.

10. Setelah 3 bulan, saring eco enzyme menggunakan kain kasa atau

dapat juga menggunakan saringan.

Dalam memilih gula untuk pembuatan eco enzyme sendiri, tidak dianjurkan untuk

menggunakan gula pasir, karena gula pasir sendiri termasuk ke dalam zat kimia,

gula yang dianjurkan untuk dipakai yaitu molase cair, molase kering, gula aren,

gula kelapa, dan juga gula lontar. Karena eco enzyme dengan menggunakan gula

putih akan menghasilkan larutan eco enzyme dengan jumlah volume yang sangat

sedikit, sedangkan eco enzyme yang menggunakan gula merah menghasilkan eco

enzyme dengan jumlah volume yang lebih banyak. Hal ini terjadi karena, jenis

gula yang digunakan berbeda maka kompisisi gula juga berbeda, sehingga

menghasilkan kadar alcohol yang berbeda. Manfaat gula merah dalam pembuatan

eco enzyme sendiri digunakan untuk menghasilkan alcohol dalam proses

fermentasinya dan juga sebagai sumber karbon.

Eco enzyme tidak memiliki waktu kadaluarsa selama tidak terkontaminasi

sehingga tidak perlu disimpan didalam kulkas. Dan simpanlah eco enzyme di

ruang kedap cahaya agar sirkulasi udara dalam cairan eco enzyme terjaga dengan

baik.

xxii
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan membuat eksperimen atau percobaan terhadap

tanaman cabai menggunakan air, Ecoenzyme, dan NPK. Syaiful Bahri

Djamarah (2005: 234) menjelaskan bila metode eksperimen merupakan

metode yang memberikan kesempatan kepada siswa perorangan atau

kelompok untuk berlatih melakukan suatu proses maupun percobaan.

Melalui metode ini siswa diharapkan sepenuhnya terlibat eksperimen,

melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data,

mengendalikan variabel, serta memecahkan masalah yang dihadapinya

secara nyata.

Roestiyah, (2012: 80), pengertian Meteode eksperimen merupakan satu

dari banyak metode mengajar di mana siswa melaksanakan sesuatu

percobaan mengenai sesuatu hal, melihat prosesnya dan menuliskan hasil

percobaannya, selanjutnya hasil pengamatan tersebut disampaikan di

kelas dan dievaluasi oleh pendidik.

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (1999: 157) menjelaskan bahwa

Metode eksperimen atau percobaan adalah suatu cara belajar mengajar

xxiii
dimana siswa aktif mengalami dan membuktikan secara langsung proses

serta hasil dari percobaan itu.

Berdasarkan pemahaman diatas dapat disimpulkan para peneliti bahwa

eksperimen merupakan salah satu jenis penelitian yang dilakukan dengan

cara melakukan percobaan agar dapat melihat dan merasakan langsung

dari objek yang diobservasi.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

A. Lokasi Penelitian

Lokasi peneliti dalam melakukan observasi yaitu disekolah SMA Santa

Maria Kabanjahe, Tanah Karo, Sumatera Utara. Tepatnya berada di

lantai tiga sekolah SMA Swasta Santa Maria Kabanjahe, Sumatera Utara.

B. Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini para peneliti melakukan eksperimen yang dilakukan

pertama kali pada tanggal 10 Februari 2023. Dalam penelitian ini, para

peneliti melakukan eksperimen dengan waktu yang lumayan singkat

yaitu dalam kurun waktu 3 bulan. Hasil eksperimen akan dibuktikan pada

tanggal 10 Mei 2023 setelah 3 bulan berlangsung.

A.3Populasi dan Sampel

A. Populasi

xxiv
Menurut Djarwanto (1994), populasi adalah jumlah

keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang

karakteristiknya hendak diteliti, dan satuan-satuan tersebut

dinamakan unit analisis, dapat berupa orang-orang, institusi-

institusi, benda-benda, dst.

Menurut Handayani (2020), populasi adalah totalitas dari

setiap elemen yang akan diteliti yang memiliki ciri sama, bisa

berupa individu dari suatu kelompok, peristiwa, atau sesuatu yang

akan diteliti.

Menurut Ismiyanto (2003), populasi adalah keseluruhan

subjek atau totalitas subjek penelitian yang dapat berupa; orang,

benda, suatu hal yang di dalamnya dapat diperoleh dan atau dapat

memberikan informasi (data) penelitian.

Berdasarkan pemahaman diatas menurut para ahli dapat peneliti

simpulkan bahawa populasi adalah keseluruhan dari beberapa subjek atau

beberapa hal yang sedang kita amati. Pada penelitian ini para peneliti

menggunakan objek tanaman cabai yang di jadikan populasi yang dapat

kita temui dimanapun tanpa terbatas oleh suatu wilayah.

B. Sampel

Menurut Djarwanto (1994), sampel adalah sebagian dari populasi

yang karakteristiknya hendak diteliti. Sampel yang baik, yang

kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel yang

bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik

populasi.

xxv
Menurut Siyoto dkk (2015), sampel adalah sebagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian

kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu

sehingga dapat mewakili populasinya.

Menurut Arikunto (2006), sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi,

maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel.

Dari pemahaman diatas yang diartikan oleh para ahli dapat peneliti

simpulkan bahwa sampel merupakan Sebagian ataupun beberapa

perwakilan dari suatu objek. Pada penilitian ini peneliti menggunakan

enam bibit cabai yang akan di lakukan percobaan. Dua bibit cabai akan

diberi air biasa, 2 bibit cabai akan diberi ecoenzyme, dan 2 bibit cabai akan

diberi pupuk NPK

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian yakni menggunakan Teknik

observasi. Berikut ini pengertian observasi menurut beberapa ahli:

11. Prof. Dr. Bimo Walgito

Observasi merupakan suatu penelitian yang dijalankan secara

sistematis dan disengaja diadakan dengan menggunakan alat indra

(terutama sekali mata) berdasarkan kejadian–kejadian yang langsung

ditangkap pada waktu kejadian berlangsung.

12. Prof. Dr. Sofyan S. Willis

xxvi
Menurut Prof. Sofyan, Observasi diartikan sebagai pengamatan yang

dilakukan secara partisipan dan non-partisipan. Metode partisipan

mengharuskan peneliti terlibat di dalam aktivitas anak–anak dan

remaja. berbeda dengan metode non – partisipan karena hanya

mengamati dari luar, peneliti tidak perlu terlibat.

13. Margono

Menurut Margono Observasi ialah pengamatan dan pencatatan secara

sistematik mengenai gejala yang tampak pada objek yang diteliti.

Berdasarkan pemahaman diatas yang sudah diartikan oleh para ahli,

dapat peneliti simpulkan bahwa observasi merupakan suatu penelitian

ataupun pengamatan secara langsung berdasarkan kejadian yang

ditangkap pada waktu yang berlangsung dengan menggunakan alat

indera terutama mata lalu dicatat secara sistematik mengenai gejala

yang dilihat pada objek yang diteliti.

xxvii
Perbedaan
No Uraian
Air Ecoenzyme NPK

1 Kondisi Tanaman

2 Tinggi

3 Kondisi daun

4 Jumlah Cabang

5 Bunga

6 Buah

3.5 Teknik Pengolahan Data

Pada penelitian ini menggunakan Teknik pengolahan data secara kualitatif.

Teknik penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan cara,

langkah, dan prosedur yang melibatkan data dan informasi yang diperoleh

melalui responden sebagai subjek yang dapat mencurahkan jawaban dan

perasaannya sendiri untuk mendapatkan gambaran umum yang holistic

mengenai suatu hal yang diteliti. Indikator dalam penelitian ini terdiri dari:

1) Tinggi

2) Kondisi daun

3) Kondisi tanaman

4) Banyak cabang

xxviii
5) Buah

6) Bunga

Dari indicator diatas, hal tersebutlah yang akan dibandingkan dengan ketiga

percobaan tersebut, menggunakan Air, Ecoenzym, NPK.

Dari hasil perbandingan tersebut boleh dibandingkan dari ketiga percobaan yang

dilakukan bahwa percobaan mana yang lebih baik dibandingkan percobaan

lainnya.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Berikut ini merupakan data hasil observasi selama 3 bulan

Observasi 1

No. Uraian Air Ecoenzyme NPK

1 Tinggi 10 cm 14,5 cm 13 cm

2 Kondisi daun Segar Segar Segar

3 Kondisi tanaman Bagus Bagus Bagus

4 Banyak cabang 3 4 3

xxix
5 Buah Belum Belum terlihat Belum

terlihat terlihat

6 Bunga Belum Belum terlihat Belum

terlihat terlihat

Observasi 2

No. Uraian Air Ecoenzyme NPK

1 Tinggi 31 cm 30 cm 20 cm

2 Kondisi daun Sedikit layu Sedikit layu Sedikit layu

3 Kondisi tanaman Tidak terlalu Lumayan bagus Tidak

subur terlalu

bagus

4 Banyak cabang 8 6 cabang 5 cabang

5 Buah Belum Belum terlihat Belum

terlihat terlihat

6 Bunga 7 bunga Belum terlihat Belum

terlihat

Observasi 3

No. Uraian Air Ecoenzyme NPK

1 Tinggi 32 cm 35 cm 25 cm

2 Kondisi daun Sedikit layu Bagus Sedikit layu

3 Kondisi tanaman Tidak terlalu Sangat bagus Lumayan

subur bagus

4 Banyak cabang 8 10 cabang 7 cabang

xxx
5 Buah Belum Belum terlihat Belum

terlihat terlihat

6 Bunga 7 bunga 8 bunga Belum

terlihat

4.2 Pembahasan

Setelah peneliti memperoleh data observasi, maka akan dilakukan pembahasan

terhadap hasil tersebut. Berikut ini data awal dari objek penelitian yang akan

digunakan sebagai tolok ukur hasil penelitian :

Data Awal :

No. Uraian Air Ecoenzyme NPK

1 Tinggi 4 cm 5 cm 5 cm

2 Kondisi daun Segar Segar Segar

3 Kondisi tanaman Bagus Bagus Bagus

4 Banyak cabang 3 3 3

5 Buah Belum Belum Terlihat Belum

Terlihat Terlihat

6 Bunga Belum Belum Terlihat Belum

Terlihat Terlihat

1. Observasi 1

a. Air

1) Tinggi

xxxi
Tinggi tanaman di awal 4 Cm setelah 1 bulan dilakukan observasi

menjadi 10 Cm. Tingkat pertumbuhan 6 cm.

2) Keadaan Daun

Segar

3) Kondisi Tanaman

Baik dan bagus

4) Banyak Cabang

3 cabang

5) Buah

Belum terlihat

6) Bunga

Belum terlihat

b. Ecoenzyme

1) Tinggi tanaman di awal 5 cm setelah 1 bulan dilakukan observasi

menjadi 14,5 cm. Tingkat pertumbuhan 9,5 cm

2) Keadaan Daun

Segar

3) Kondisi Tanaman

Baik dan bagus

4) Banyak Cabang

4 cabang

5) Buah

Belum terlihat

6) Bunga

xxxii
Belum terlihat

c. NPK

1) Tinggi tanaman di awal 5 cm setelah 1 bulan dilakukan observasi

menjadi..cm. tingkat pertumbuhan 13 cm

2) Keadaan Daun

Segar

3) Kondisi Tanaman

Baik dan bagus

4) Banyak Cabang

3 cabang

5) Buah

Belum terlihat

6) Bunga

Belum terlihat

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan

ecoenzyme untuk penanaman dan pertumbuhan cabai lebih bagus jika

menggunakan cairan ecoenzyme

2. Observasi 2

a. Air

1) Tinggi

25 cm

2) Keadaan Daun

Sedikit layu

xxxiii
3) Kondisi Tanaman

Tidak terlalu subur

4) Banyak Cabang

8 cabang

5) Buah

Belum Terlihat

6) Bunga

7 bunga

b. Ecoenzym

1) Tinggi

30 cm

2) Keadaan Daun

Sedikit layu

3) Kondisi Tanaman

Lumayan bagus

4) Banyak Cabang

6 cabang

5) Buah

Belum terlihat

6) Bunga

Belum terlihat

c. NPK

1) Tinggi

20 cm

xxxiv
2) Keadaan Daun

Sedikit layu

3) Kondisi Tanaman

Tidak terlalu bagus

4) Banyak Cabang

5 cabang

5) Buah

Belum terlihat

6) Bunga

Belum terlihat

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penanaman dan

pertumbuhan cabai lebih bagus menggunakan cairan ecoenzyme

3. Observasi 3

d. Air

7) Tinggi

32 cm

8) Keadaan Daun

Sedikit layu

9) Kondisi Tanaman

Tidak terlalu subur

10) Banyak Cabang

8 cabang

11) Buah

xxxv
Belum Terlihat

12) Bunga

7 bunga

e. Ecoenzym

7) Tinggi

35 cm

8) Keadaan Daun

bagus

9) Kondisi Tanaman

Sangat bagus

10) Banyak Cabang

10 cabang

11) Buah

Belum terlihat

12) Bunga

8 bunga

f. NPK

7) Tinggi

25 cm

8) Keadaan Daun

Sedikit layu

9) Kondisi Tanaman

Lumayan bagus

10) Banyak Cabang

xxxvi
7 cabang

11) Buah

Belum terlihat

12) Bunga

Belum terlihat

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penanaman dan

pertumbuhan cabai lebih bagus menggunakan ecoenzyme

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada

bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal di bawah ini.

1. Setelah melakukan penelitian ini karakter profil pelajaran Pancasila yang

senantiasa kami terapkan yakni gotong royong, kreatif, bernalar kritis dan

mandiri. Karena saat melakukan observasi kami menerapkan beberapa

karakter profil pancasila

xxxvii
2. Tanah yang kami gunakan dalam proses penelitian ini yakni tanah humus

karena tumbuhan akan tumbuh dengan baik dengan menggunakan tanah

humus salah satunya dengan penanaman tanaman cabai

3. System perdagangan yang terjadi di kabupaten karo yaitu system

perdagangan bebas yang menggunakan pasar tradisional dan modern,

karena masyarakat Tanah Karo melakukan perdagangan yang dilakukan

secara langsunng disuatu tempat dan ada juga yang menjual dagangannya

secara online atau melalui elektronik

4. Setelah melakukan percobaan dan membuat pembahasan dari hasil

percobaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perobaan penelitian

menggunakan ecoenzyme lebih baik dibandingkan dengan percobaan

menggunakan air dan percobaan menggunakan NPK

5.2 Saran

Setelah mengetahui hasil pembahasan penelitian ini yang menyatakan

bahwa ecoenzyme bagus digunakan untuk tanaman cabai, maka dari itu pembaca

dapat mempraktekkannya terhadap tanaman masing-masing. Kemudian, dari segi

laporan penelitian ini, pembaca dapat membagikan hasil penelitian ini kepada

khalayak agar pengetahuan mengenai ecoenzyme dapat menyebar luas dan

berdampak baik terhadap pertanian.

xxxviii
DAFTAR PUSAKA

http://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/profil-pelajar-pancasila

https://www.rumah.com/panduan-properti/stuktur-tanah-46306

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-pasar/

https://jurnal.uns.ac.id/dedikasi/article/download/55693/34476

https://media.neliti.com

xxxix
http://etheses.uin-malang.ac.id/2057/7/08510058_Bab_3.pdf

http://repository.stei.ac.id/8152/4/BAB%203.pdf

http://repository.upi.edu/45794/4/S_GEO_1506661_Chapter3.pdf

https://www.fajarpendidikan.co.id/pengertian-sampel-menurut-para-ahli-dan-

secara-umum/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Karo

https://www.kompasiana.com/amp/mfxacademy/5759a6ad1293734109ecffbb/

sejarah-perdagangan

LAMPIRAN

xl
Gambar Pengukuran Cabai

Gambar Observasi Pertama

Gambar Hasil Pembuatan Ecoenzym

xli
Gambar Penyaringan Ecoenzyme

xlii

Anda mungkin juga menyukai