Oleh
NIM. 02.05.18.028
LAPANGAN
Disetujui oleh:
Pembimbing I
Ir. Muhammad Tassim Billah, M.Sc
NIP. 19570725 198203 1 002
Pembimbing II
Dr. Ir. Dwiwanti Sulistyowati, M.Si
NIP. 19670411 199203 2 002
Diketahui oleh:
Ketua Program Studi Agribisnis Hortikultura
Endang Krisnawati, SP., MP
NIP. 19690330 200112 2 003
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal Praktik
Kerja Lapangan (PKL) yang berjudul “Usahatani Bunga Krisan Potong
(Chrysanthenum sp) di Kelompok Tani Hijau Daun, Desa Ciwalen, Kecamatan
Sukaresmi, Kabupaten Cianjur”.
Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Rudi Hartono, S.ST., MP., selaku Ketua Jurusan Pertanian
Polbangtan Bogor,
2. Ibu Endang Krisnawati, SP., MP., selaku Kepala Program Studi Agribisnis
Hortikultura,
3. Bapak Ir. Muhammad Tassim Billah, M.Sc., selaku Pembimbing I
4. Ibu Dr. Ir. Dwiwanti Sulistyowati, M.Si., selaku Pembimbing II,
5. Kedua orang tua,
6. Teman-teman program studi Agribisnis Hortikultura dan pihak lainnya yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih jauh dari
kata sempurna, oleh sebab itu kritik maupun saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi kedepan sehingga dapat
menyempurnakan penulisan proposal-proposal berikutnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................ii
KATA PENGANTAR ............................................................................iii
DAFTAR ISI ..........................................................................................iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................v
DAFTAR GAMBAR .............................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................vii
PENDAHULUAN ..................................................................................1
Latar Belakang ...................................................................................1
Tujuan ................................................................................................2
Manfaat ..............................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................4
Agribisnis ...........................................................................................4
Manajemen Agribisnis .......................................................................4
Fungsi-fungsi Manajemen Agribisnis ...............................................7
Unsur-unsur Manajemen Agribisnis ..................................................9
Sistem Penjaminan Mutu ...................................................................9
Bunga Krisan .....................................................................................10
RENCANA PELAKSANAAN ..............................................................15
Waktu dan Tempat .............................................................................15
Materi Kegiatan .................................................................................15
Prosedur Pelaksanaan ........................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................17
LAMPIRAN ...........................................................................................18
Jurnal Harian Kegiatan PKL ..............................................................18
Lembar Konsultasi .............................................................................19
Jadwal Kegiatan PKL ........................................................................20
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
1
Salah satu perusahaan yang menjadikan bunga krisan sebagai komoditas
usahanya adalah Kelompok Tani Hijau Daun yang terletak di Desa Ciwalen,
Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur. Lokasi ini berada di daerah dataran
tinggi sehingga produksi bunga cukup berhasil dengan meningkatnya kuantitas
dan kualitas hasil produksi. Karena tanaman krisan hanya dapat berbunga jika
ditanam di dataran tinggi atau lebih dari 700 m dpl. Hal inilah yang dilihat oleh
Kelompok Tani Hijau Daun kemudian menjadikan sebagai peluang usaha, dimana
kebutuhan akan bunga potong krisan juga semakin tinggi. Melihat dari hal
tersebut maka kelompok tani ini dipilih sebagai lokasi kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) bagi mahasiswa untuk belajar didunia usaha yang sesungguhnya.
Tujuan
2
Manfaat
3
TINJAUAN PUSTAKA
Agribisnis
Manajemen Agribisnis
Dalam kegiatan agribisnis diperlukan adanya suatu pengelolaan yang
disebut dengan manajemen. Manajemen Agribisnis adalah kemampuan petani
dalam merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoodinasi dan
mengawasi faktor poduksi yang dikuasai atau dimilikinya sehingga mampu
memberikan produksi yang diharapkan. Adapun macam-macam dari manajemen
agribisnis sebagai berikut:
1. Manajemen Produksi dan Operasi
4
Manajemen produksi dan operasi memerhatikan konversi input menjadi
output, menggunakan sumber daya fisik, sehingga dapat memberikan utilitas
yang diinginkan kepada konsumen sambil memenuhi tujuan organisasi
lainnya mengenai efektivitas, efisiensi dan kemampuan yang akan diadopsi
yang berbeda dari fungsi lain seperti personil, pemasaran, keuangan, dan
sebagainya. Manajemen produksi dan operasi juga memberikan perhatian
utamanya untuk konversi dengan menggunakan sumber daya fisik (Nurliza,
2017).
2. Manajemen Risiko
Manajemen risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui,
menganalisis, serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan
dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi
(Darmawi, 2000). Jadi manajemen risiko merupakan upaya yang dilakukan
perusahaan untuk mengendalikan risiko yang terjadi agar kerugian dapat
dihindari atau diminimalisir. Manajemen risiko digunakan sebagai dasar
untuk dapat memprediksi bahaya yang akan terjadi dengan perhitungan yang
akurat serta pertimbangan yang matang dari berbagai informasi awal untuk
menghidari kerugian.
Oleh karena itu, pelaku bisnis pada perusahaan pertanian perlu
mengetahui tingkat risiko bisnisnya dan melakukan pengelolaan terhadap
risiko yang akan dihadapi agar perusahaan dapat membuat keputusan yang
lebih efisien dalam meminimalkan risiko dan mengantisipasinya sehingga
meningkatkan efektivitas, produktivitas, dan efisiensi perusahaan (Dewi,
2017). Menurut Darmawi (2010) terdapat beberapa jenis risiko dalam usaha
pertanian yang dihadapi produsen yaitu: risiko produksi, risiko harga atau
pasar (penjualan), risiko institusi (kelembagaan), risiko keuangan, risiko
teknologi, risiko manusia. Risiko yang akan dihadapi perusahaan perlu
dianalisis agar dapat menentukan mitigasi risiko yang tepat bagi perusahaan.
3. Manajemen Keuangan
Menurut Sudana (2011) Manajemen keuangan merupakan bidang
keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalam suatu organisasi
perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan nilai melalui
5
pengambilan keputusan dan pengelolaan sumber daya yang tepat. Manajemen
keuangan memiliki fungsi keuangan yang terdiri atas keputusan investasi,
pendanaan, dan keputusan pengelolaan aset.
4. Manajemen SDM
Manajemen SDM merupakan kegiatan perencanaan, pengadaan,
pengembangan, pemeliharaan, serta penggunaan SDM untuk mencapai tujuan
baik secara individu maupun organisasi dan menjamin bahwa SDM yang
digunakan mampu memberikan kontribusi secara optimal bagi pencapaian
perusahaan. Manajemen sumber daya manusia mempunyai fungsi agar para
manajer tidak melakukan kesalahan-kesalahan dalam pengelolaan manusia.
Dalam pengelolaan SDM harus memperlakukan karyawan sesuai dengan
norma-norma yang berlaku sehingga akan memberikan rasa keadilan kepada
SDM yang terlibat. Perlakuan yang sesuai akan memberikan motivasi yang
kuat kepada karyawan dan rasa memiliki perusahaan juga meningkat
sehingga akan berdampak baik pada perusahaan yaitu dapat meningkatkan
produktivitas kerja karyawan. Perlakuan juga diberikan dalam hal
kesejahteraan dengan memberikan kompensasi, karier dan lingkungan kerja
yang profesional. Pengelolaan manusia ini perlu dilakukan dengan fungsi-
fungsi manajemen yang ada, dengan adanya manajemen SDM yang benar
maka aktivitas perusahaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan.
Dengan begitu maka akan memberikan kesejahteraan yang lebih baik untuk
para karyawan (Dewi dan Harjoyo, 2019)
5. Manajemen Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang
bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan mengenai penyampaian
produk atau jasa untuk sampai tangan konsumen (Kotler, et. al., 2005).
Menurut (Shinta, 2011) pemasaran juga berperan dalam memberikan
kepuasan pada pelanggan sehingga perusahaan menghasilkan laba.
Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan,
mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan mengorganisaikan,
6
mengarahkan, mengkoordinir serta mengawasi atau mengendalikan) kegiatan
pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara
efesien dan efektif. Didalam fungsi manajemen pemasaran terdapat kegiatan
menganalisis pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh
seberapa besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman
yang harus dihadapi (Shinta, 2011). Implementasi manajemen pemasaran
meliputi strategi pemasaran (Segmentation, Targetting, dan Positioning)
produk. Kemudian ada taktik bauran (Product, Price, Place, dan Promotion).
7
3) Fungsi Pengarahan (Directing)
Menurut Downey dan Erickson (1992), fungsi pengarahan dapat diartikan
secara umum ialah sebagai tugas untuk membuat organisasi atau perusahaan
tetap hidup, mencapai keadaan dimana dapat menumbuhkan minat kerja,
kekuatan untuk bertindak, pemikiran yang imaginative, dan kelompk kerja
yang berkelanjutan. Tugas utama untuk membuat organisasi atau perusahaan
agar tetap eksis merupakan tugas dari seorang pimpinan atau manajer
agribisnis karena pimpinan atau manajer agribisnis memiliki wewenang
terhadap kinerja karyawan yang ada dibawahnya.
4) Fungsi Pengawasan (Controlling)
Fungsi pengawasan ialah pengukuran pelaksanaan tujuan perusahaan serta
penentuan sebab-sebab terjadinya penyimpangan dan pengambilan tindakan
atas penyimpangan yang terjadi diperusahaan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan
kesulitan yang terjadi dilingkup perusahaan agar dapat diambil tindakan
perbaikan yang berguna disaat itu atau dimasa yang akan datang.
Suatu sistem pengawasan dapat dikatakan efektif dan efisien apabila saat
terjadi kesalahan didalam perusahaan pelaporan kesalahan tersebut dapat
dilaporkan sesegera mungkin, dimana letak kesalahan terjadi dan siapa yang
bertanggung jawab atas kesalahan tersebut. Menurut Manullang (1996),
terdapat empat macam dasar penggolongan jenis pengawasan yaitu waktu
pengawasan, objek pengawasan, subjek pengawasan, dan cara pengumpulan
data dalam pengawasan.
5) Fungsi Evaluasi (Evaluation)
Fungsi evaluasi merupakan tindakan yang diambil untuk menilai pelaksanaan
kegiatan yang ada didalam organisasi atau perusahaan mengenai ada atau
tidaknya penyimpangan yang terjadi dan tercapai atau tidaknya tujuan atau
sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam pelaksanaannya, fungsi
evaluasi dilakukan diseluruh subsistem agribisnis mulai dari hulu hingga ke
hilir seperti pengadaan dan persediaan bahan baku, proses produksi, hingga
ke pemasaran produk.
8
Unsur-unsur Manajemen Agribisnis
Unsur-unsur manajemen agribisnis meliputi sumberdaya yang ada atau
dimiliki oleh perusahaan dalam menunjang proses produksi, terdiri dari manusia
(men), bahan (materials), mesin dan peralatan (machines), metode yang
digunakan (methods), dan modal (money). Kelima unsur ini sering disebut dengan
5M (men, materials, machines, methods, dan money) yang ada didalam suatu
perusahaan yang dikelola, dimana tujuan akhirnya ialah keuntungan bagi
perusahaan dan kepuasan pelanggan/konsumen.
Manusia (men) dalam unsur-unsur manajemen agribisnis meliputi
kebutuhan sumberdaya manusia oleh perusahaan yang tidak hanya dilihat dari
kemampuan hard skill nya saja (keterampilan dan kompetensi) akan tetapi juga
dilihat dari soft skill (kemampuan komunikasi dan interpersonal lainnya). Bahan
(materials) adalah sumberdaya fisik yang dimiliki perusahaan seperti bahan baku
produksi dan area produksi (tanah). Mesin dan peralatan (machines) adalah semua
sumberdaya fisik pendukung untuk mempermudah proses produksi seperti traktor,
mesin penggiling padi, mesin pengolah produk, dan lain sebagainya. Metode
(methods) merupakan pendekatan atau cara yang digunakan organisasi atau
perusahaan dalam mengelola bisnis atau proses produksi. Modal (money)
merupakan kebutuhan uang/modal yang diperlukan perusahaan untuk
menjalankan proses produksi suatu produk, modal ini nantinya akan dikelola
sedemikian rupa agar dapat menunjang proses produksi secara terus menerus.
9
1) Good Agricultural Practices (GAP)
Adalah sebuah teknis penerapan sistem sertifikasi proses produksi pertanian
yang menggunakan teknologi maju ramah lingkungan dan berkelanjutan,
memerhatikan kesejahteraan serta memberikan keuntungan ekonomi bagi
petani. GAP mencakup kegiatan pratanam hingga penanganan pascapanen
dalam upaya menghasilkan produk pertanian yang aman dikonsumsi, bermutu
baik, ramah lingkungan, berkelanjutan dan berdaya saing.
2) Good Handling Practices (GHP)
Adalah pedoman umum dalam melaksanakan pasca panen secara baik dan
benar sehingga kehilangan dan kerusakan hasil dapat ditekan seminimal
mungkin untuk menghasilkan produk yang bermutu. Dengan diterapkannya
GHP, produsen dapat membantu mengurangi resiko kontaminasi terhadap
produk segar selama penanganan, pengemasan, penyimpanan dan
transportasi.
3) Good Manufacturing Practices (GMP)
Proses pengolahan produk pertanian merupakan hal penting selanjutnya
dalam menjaga mutu produk untuk meningkatkan nilai tambah. Untuk
menghasilkan produk yang bermutu diperlukan penerapan Good
Manufacturing Practices (GMP). GMP adalah suatu pedoman yang
menjelaskan cara pengolahan hasil pertanian yang baik agar menghasilkan
pangan bermutu, aman dan layak dikonsumsi.
Bunga Krisan
10
dikembangkan secara komersial. Di Indonesia, krisan biasa dibudidayakan di
dataran medium dan dataran tinggi. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Asia
Timur tepatnya daratan Cina. Berdasarkan Widyawan (2004) Krisan dengan nama
latin Chrysanthemum sp berasal dari dataran Cina, termasuk ke dalam famili
Asteraceae atau Compositae. Klasifikasi botani tanaman hias krisan adalah
sebagai berikut:
Divisi : Spermathophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Famili : Asteraceae
Genus : Chrysanthemum
Spesies : C. morifolium Ramat, C. indicum, C. daisy, dan lain-lain.
Berdasarkan Budiarto dkk (2006) krisan umumnya dibudidayakan dan
tumbuh baik di daratan medium sampai tinggi pada kisaran 650 hingga 1.200 m
dpl. Di habitat aslinya, krisan merupakan tanaman yang bersifat menyemak dan
dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 30-200 cm. Klasifikasi secara komersial
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
1) Bunga pot.
Ditandai dengan sosok tanaman kecil, tingginya 20-40 cm, berbunga lebat
dan cocok ditanam di pot, polibag atau wadah lainnya.
2) Bunga potong.
Ditandai dengan sosok bunga berukuran pendek sampai tinggi, mempunyai
tangkai bunga panjang, ukuran bervariasi (kecil, menengah dan besar),
umumnya ditanam di lapangan dan hasilnya dapat digunakan sebagai bunga
potong. Bunga potong juga dibedakan menjadi dua jenis yaitu: krisan bentuk
tunggal (standar) dan krisan bentuk spray. Krisan tipe standar diproduksi
dengan membuang seluruh bunga kecuali bunga utama. Krisan tipe spray
diproduksi dengan membiarkan seluruh bunga tumbuh pada batang.
Di Indonesia, budidaya krisan umumnya dilakukan di dalam rumah lindung
yang dapat berupa rumah kaca atau rumah plastik. Rumah lindung ini berfungsi
untuk memberikan kondisi lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan
tanaman krisan yang optimal. Krisan berasal dari daerah subtropis, sehingga suhu
yang terlalu tinggi merupakan faktor pembatas dalam pertumbuhan tanaman.
11
Krisan dapat tumbuh pada suhu harian antara 17-30 derajat celcius. Pada fase
vegetatif, kisaran suhu harian 22 sampai 28 derajat celcius pada siang hari dan
tidak melebihi 26 derajat celcius pada malam hari dibutuhkan untuk pertumbuhan
optimal krisan (Yuli, 2014).
Teknologi budidaya krisan secara komersial dapat diuraikan lebih rinci yaitu
sebagai berikut:
1) Persiapan Sarana Produksi
- Pembuatan Rumah Plastik
Pembuatan rumah plastik bertujuan melindungi tanaman dari kondisi
cuaca dan lingkungan ekstrim yang dapat memberikan pengaruh negatif
terhadap pertumbuhan tanaman. Ukuran rumah plastik sebaiknya tidak
terlalu besar berkisar antara 100-200 m2 per unit, hal ini bertujuan untuk
menghindari kerusakan ketika terjadi angina besar.
- Sarana Instalasi Pencahayaan
Tanaman krisan membutuhkan panjang hari tertentu untuk meningkatkan
pertumbuhan vegetatifnya. Panjang hari yang dibutuhkan untuk fase
vegetatif adalah lebih dari batas kritisnya (13,5-16 jam). Oleh karena itu,
untuk fase vegetatif pada budidaya krisan, pemberian cahaya tambahan
dengan menggunakan lampu pada malam hari mutlak diperlukan.
Intensitas cahaya lampu untuk tanaman krisan pada malam hari berkisar
antara 40-100 lux, setara dengan lampu pijar 75-100 watt atau esensial
18-23 watt dengan jarak antar titik lampu 2x2 m dan dengan ketinggian
1,5-2 meter di atas permukaan bedengan. Durasi pemberian cahaya
tambahan sekitar 4-5 jam per malam mulai pukul 22.00-02.00. Untuk
menghemat energi listrik, pencahayaan dapat diatur secara siklik dengan
10 menit hidup dan 20 menit mati dalam rentang waktu 4-5 jam dengan
menggunakan pewaktu sebelum pengolahanan tanah.
2) Proses Produksi
Proses produksi meliputi pengolahan tanah, pemasangan pupuk dasar,
pemasangan jaring penegak (sekaligus sebagai pengatur jarak tanam),
penyiapan bahan tanaman, penanaman dan pemeliharaan tanaman (pemberian
12
air, pemupukan susulan, penyiangan, perlindungan tanaman dari hama dan
penyakit penting serta pemeliharaan khusus lainnya).
Pengolahan tanah diawali dengan pembersihan gulma yang dilanjutkan
dengan mencangkul tanah sedalam 30-40 cm, selanjutnya dibentuk bedengan
pertanaman setinggi 25-30 cm dengan lebar 1-1,2 meter dan jarak antar
bedengan 50-75 cm, panjang bedengan disesuaikan dengan bentuk lahan dan
rumah plastik matang dengan dosis setara 1 m3/100 m2 dan humus bambu 0,5
m3/100 m2 (untuk tanah kering), 1 m3/100 m2, Urea 15 g/m2, SP36. 20 g/m2
dan KCl 35 g/m2, sebagai pupuk dasar. Aduk pupuk dasar sampai rata dan
rapihkan kembali bedengannya.
Selanjutnya dilakukan pemasangan jaring penegak tanaman yang sekaligus
berfungsi sebagai pengatur jarak tanam, siram tanah (media tumbuh) setiap
hari selama 5-7 hari sebelum tanam. Pada saat hari tanam sebaiknya selokan
antar bedengan diairi sampai mengenai permukaan akar, kemudian air
dibuang kembali. Proses persiapan produksi sampai tanam dapat dilihat pada
gambar 3a, 3b, 3c, dan 3d. Pemberian pupuk susulan dilakukan pada saat
tanaman berumur 2 minggu setelah tanam dan diulang setiap minggu
menggunakan pupuk KNO3 merah yang dilarutkan, dengan dosis 2-3
gram/liter air, dengan volume siram 3-5 liter/m2 sampai umur 8 minggu
setelah tanam.
Sedangkan pengendalian hama dan penyakit dilakukan setiap minggu dengan
menggunakan pestisida yang sistemik dan kontak secara bergantian, untuk
menghindari resistensi hama/penyakit terhadap pestisida. Penyiangan gulma
dilakukan dua minggu sekali atau desesuaikan dengan kondisi di lapangan.
Penyiraman dilakukan 2-3 kali per minggu, dengan menggunakan selang
yang ujungnya disambung dengan sower kebun supaya air merata ke semua
permukaan media tanam. Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi hari.
Pemeliharaan khusus meliputi pinching, yaitu pembuangan tangkai bunga
bagian bawah dengan hanya menyisakan satu kuntum bunga untuk krisan
jenis standar. Kegiatan ini dilakukan pada saat kuntum bunga pertama
mencapai tinggi 1 cm dan dilakukan secara bertahap 2-3 kali pinching, karena
tunas samping tumbuh secara bertahap pula dari bagian atas ke bawah.
13
Sedangkan untuk krisan jenis spray dilakukan toping yaitu pembuangan
bunga paling atas yang dilakukan sekali pada saat kuntum bunga pertama
mencapai tinggi 1 cm.
3) Panen dan Pascapanen
Secara umum bunga krisan dapat dipanen pada umur 12-14 minggu setelah
tanam tergantung genotifnya. Bunga potong krisan dapat dipanen apabila
sudah mencapai kemekaran 75%, seperti pada gambar 4 berikut ini. Panen
sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dan segera dimasukkan ke dalam air
bersih sesaat setelah panen, serta simpan di tempat yang teduh. Setelah selesai
panen dilakukan sortasi berdasarkan warna dan varietasnya.
Tahapan selanjutnya yaitu grading berdasarkan kualitasnya (tinggi tanaman,
diameter batang, jumlah bunga per tangkai, dan diameter bunga). Setelah
selesai grading bunga dibungkus per 10 tangkai, kemudian dimasukkan ke
dalam dus dan siap untuk didistribusikan ke konsumen untuk digunakan
sebagai rangkaian, dekorasi dan keperluan lainnya (Yuli, 2014).
14
RENCANA PELAKSANAAN
Materi Kegiatan
Materi kegiatan dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang akan dilakukan
di Kelompok Tani Hijau Daun meliputi Manajemen Produksi, Manajemen
Resiko, Manajemen Keuangan, Manajemen Pemasaran, dan Manajemen SDM.
Dalam kegiatannya meliputi budidaya bunga krisan potong (mulai dari
pengolahan tanah, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pasca panen)
sampai ke pemasaran dan analisis usaha serta perencanaan solusi atas kendala
yang di hadapi.
Prosedur Pelaksanaan
1. Melakukan survei pada calon lokasi PKL yang telah di tetapkan oleh pihak
kampus.
2. Melakukan pembekalan PKL.
3. Menyusun proposal secara individu dengan sistematika proposal yang telah di
tentukan oleh pihak kampus.
4. Menetap di sekitar lokasi PKL.
5. Melaksanakan PKL sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
6. Membuat jurnal harian dan dokumen seluruh kegiatan PKL.
7. Melakukan konsultasi dengan pembimbing.
8. Membuat laporan secara individu dengan sistematika laporan yang telah
ditentukan.
15
9. Melaporkan kegiatan kepada pembimbing internal dan eksternal.
10. Mengikuti ujian PKL.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan PKL
18
Lampiran 2. Lembar Konsultasi
19
Lampiran 3. Jurnal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
20