Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR


DESA JAHAB KECAMATAN TENGGARONG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Disusun Oleh :

Bangkit Sanjaya
NIM. 110500078

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN


JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
2014
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG


BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT.
BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB
KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN
KUTAI KARTANEGARA
Nama : Bangkit Sanjaya
NIM : 110500078
Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan
Jurusan : Manajemen Perkebunan

Menyetujui,

DosenPembimbing, DosenPenguji I DosenPenguji II

Ir. Budi Winarni,MSi Jamaluddin,SP,MSi Daryono, SP


NIP. 19610914 199001 2001 NIP. 19720612 200112 1 003 NIP. 19800202 200812 1 002

Mengesahkan/Menyetujui

Ketua Program Studi


Budidaya Tanaman Perkebunan
Politeknik Negeri Samarinda

NurHidayatSP,MSc
NIP. 19721025 200112 1 001

Lulus ujian pada tanggal :4 Juni 2014


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Praktek Kerja
Lapangan dapat diselesaikan. Penyusun mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu sejak masa pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) hingga selesai penyusunan laporan ini.
Dengan kerendahan hati dan ketulusan, ucapan terima kasih ini penyusun
sampaikan kepada :
1. Kedua orang tua yang telah melahirkan, membesarkan, dan
menyekolahkan penyusun hingga keperguruan tinggi.
2. Bapak NurHidayat SP,MSc selaku Ketua Program Studi Budidaya
Tanaman Perkebunan.
3. Ibu Ir. Budi Winarni,MSi selaku dosen pembimbing PKL
4. Bapak Jamaluddin, SP, MSi dan bapak Daryono, SP selaku dosen
penguji PKL.
5. Bapak Saptanto selaku Pimpinan PT. BudidutaAgromakmur.
6. Teman-teman mahasiswa seperjuangan yang telah mendukung
penyusun.
7. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
secara langsung maupun tidak langsung membantu penyusun dalam
menyelesaikan laporan ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya Laporan Praktek Kerja Lapangan
ini memiliki banyak kekurangan. Mudah-mudahan laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan utamanya bagi penyusun sendiri.

Samarinda,Juni 2014 Penyusun


DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Tujuan Praktek ............................................................... 3
C. Hasil yang Diharapkan ................................................... 3
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
A. Tinjauan Umum Perusahaan.......................................... 4
B. Manajemen Perusahaan ............................... ................ 4
C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL....................................... 5
III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG
A. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) ……………… ... 6
1. Pengendalian GulmaSecara Kimia.. ................................. 6
2. Perawatan Gawangan(Perintisan)................................. 8
3. Perawatan Jalan .........................………………..……….. 10
4. Penunasan (Pruning)……………………………………... ... 12
5. Pemupukan …………………………………………………. . 15
6. Analisa Daun …………………………….. .......................... 17
B. Panen dan Pengangkutan ……………………………………. .. 20
1. Panen ……………………………………………………. ...... 20
2. Pengangkutan ……………………………………………. .... 23
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................... 27
B. Saran ............................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Peta Lokasi..................................................................................31

2. Bagan/Skema PT. Budiduta Agromakmur...................................32

3. Budidaya Tanaman Kelapa Sawit...............................................33


1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelapa sawit menjadi primadona tanaman perkebunan di Kalimantan

Timur.Tidak dipungkiri meningkatnya industri kelapa sawit di Indonesia

membawa angin segar bagi perekonomian negara Indonesia. Agribisnis

kelapa sawit yang berkembang dan meningkat menempatkan Indonesia di

peringkat ke-2 setelah Malaysia sebagai pengekspor CPO (Crude Palm Oil)

terbesar di dunia. Perkembangan industri kelapa sawit di Indonesia juga

ditandai dengan meningkatnya areal lahan kelapa sawit. Areal perkebunan

kelapa sawit meningkat hampir 50 kali lipat dalam kurun waktu 1995-2010

(Setyamidjaja, 2012).

Produk kelapa sawit dan turunannya menjadi primadona dalam dua

dekade terakhir. Selain berdampak pada perubahan ekonomi, perkebunan

kelapa sawit yang menjamur di Indonesia juga secara langsung dan tidak

langsung berpengaruh pada perkembangan sosial budaya, terlebih keadaan

sosial dan budaya suatu masyarakat yang bertempat atau tinggal di sekitar

perkebunan kelapa sawit. Salah satu contoh perubahan dalam bidang

ekonomi adalah cara pemenuhan kebutuhan sehari-hari atau sistem mata

pencaharian, perubahan dari penyadap karet menjadi petani kebun bagi

perusahaan kelapa sawit di Kalimantan Tengah dan Kalimantan

Timur(Setyamidjaja,2012).

Era pengembangan kelapa sawit di Kalimantan Timur dimulai pada

tahun 1982 yang dirintis melalui Proyek Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang

dikelola oleh PTP VI. Pada tahun 2012 luas areal kelapa sawit baru mencapai

961.802 Ha yang terdiri dari 226.765 Ha sebagai tanaman plasma/rakyat,


2

17.237 Ha milik BUMN sebagai inti dan 717.825 Ha milik Perkebunan Besar

Swasta. Produksi TBS (Tandan Buah Segar) sebesar 5.734.464 ton atau

setara dengan 1.032.204 ton CPO (Crude Palm Oil) pada tahun 2012. Dari

sejumlah perusahaan perkebunan besar swasta yang telah memperoleh izin

pencadangan (ijin lokasi) sementara ini yang telah beroperasi membangun

kebun dalam skala yang luas baru sebanyak ± 330

perusahaan(Anonim,2013).

Areal pertanaman kelapa sawit yang cukup luas saat ini di Kalimantan

Timur terpusat di Kabupaten Paser Kabupaten Penajam Paser Utara

Kabupaten Kutai Kartanegara Kabupaten Kutai Timur Kabupaten Kutai Barat

Kabupaten Berau Kabupaten Nunukan sedangkan beberapa kecamatan

lainnya masih dalam luasan terbatas (Anonim,2013).

Banyaknya perkebunan kelapa sawit mampu pula menciptakan

kesempatan kerja yang luas namun diperlukan sumber daya manusia (SDM)

yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan perkebunan. Sehubungan

dengan hal tersebut maka Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai

program Praktek Kerja Lapang ke perkebunan dengan harapan agar para

lulusannya memiliki keterampilan yang bisa diandalkan untuk

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan selama PKL di dunia kerja

khususnya perkebunan nantinya.


3

B. Tujuan Praktek

Tujuan dari kegiatan PKL adalah sebagai berikut :

1. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami pekerjaan-pekerjaan teknis

di perusahaan perkebunan kelapa sawit.

2. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami cara mengelola

perkebunan kelapa sawit.

3. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami persoalan-persoalan yang

timbul di lapangan dalam mengelola perkebunan kelapa sawit.

C. Hasil yang Diharapkan

Adapun hasil yang diharapkan dari kegiatan PKL antara lain :

1. Mahasiswaterampil secara teknis melakukan kegiatan yang

dilaksanakan oleh perusahaan.

2. Dalam melakukan kegiatan, mahasiswa dapat menjadi tenaga kerja

yang terlatih dan terampil di lapangan.

3. Menjadi mahasiswa yang terampil, berjiwa bersih dan mempunyai

kedisiplinan dalam melakukan pekerjaan.


4

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. Budiduta Agromakmur adalah perusahaan perkebunan kelapa

sawit dan karet yang terletak di Kecamatan Tenggarong dan Loa Kulu,

Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.Perusahaan PT.

Budiduta Agromakmur memiliki luasan areal tanaman kelapa sawit 1.512,74

Ha dan luas tanaman karet 13.614,66 Ha. Sebelumnya, lahan PT. Budiduta

Agromakmur adalah bekas lahan perkebunan karet dan kakao yang dikelola

oleh PT. Hasfarm Product Ltd yang beroperasi sejak tahun 1976. Namun

pada tahun 2007, dengan keluarnya SK Bupati Kutai Kartanegara Nomor :

503/54/SK-DISBUNKUKAR/VIII/2007. Terjadi perubahan nama dari PT.

Hasfarm Product Ltd menjadi PT. Budiduta Agromakmur, serta perubahan

jenis tanaman dari komoditi kakao dan kelapa sawit menjadi komoditi

karetdan kelapa sawit.

B.Manajemen Perusahaan

1. Estate Manajer

Merupakan pemegang jabatan tertinggi di PT. Budiduta

Agromakmur, dengan membawahi Sekretaris, Kepala Tata Usaha, Kepala

Humas dan Personalia, Kepala Workshop, Asisten Kepala, Asisten

Lapangan, Mandor, Satpam dan Karyawan.

2. Kepala Tata Usaha

Membawahi Departemen Logistik, Departemen Keuangan,

Departemen Pergudangan dan Asisten Kepala.


5

3. Kepala Humas dan Personalia

Kepala Humas dan Personalia merupakan bagian yang membawahi

Staf Personalia dan Humas.

4. Kepala Workshop

Membawahi Asisten Mekanik dan bertanggung jawab dalam hal

perbaikan dan perawatan peralatan transportasi kebun

5. Asisten Lapangan

Asisten Lapangan membawahi beberapa mandor.

6. Mandor Wilayah

Bertanggung jawab penuh pada tiap-tiap wilayah kerja yang

dipimpinnya dalam beberapa karyawan.

B. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

Kegiatan PKL ini dilaksanakan lokasi Praktek Kerja Lapang di PT.

Budiduta Agromakmur,Desa Jahab, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten

Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Selama 2 bulan terhitung dari

tanggal 3 Maret sampai dengan tanggal 3 Mei 2014.


6

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. PemeliharaanTanaman Menghasilkan (TM)

Pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) yaitu meliputi pengendalian

gulma secara kimia, perawatan gawangan, penunasan, pemupukan,

perawatan jalan dan sensus pokok.

1. Pengendalian Gulma Secara Kimia

a. Tujuan

Membersihkan gulma untuk mempermudah aktivitas

pemanenan, pemupukan, penunasan dan pengawasan serta

mengurangi penyerapan unsur hara, air dan cahaya matahari.

b. Dasar teori

Menurut Lubis (1992) perawatan tanaman merupakan salah

satu tindakan yang sangat penting dan menentukan masa produktif

tanaman. Perawatan bukan hanya ditunjukkan terhadap tanaman,

tetapi juga pada media tumbuh (tanah). Walaupun tanaman dirawat

dengan baik, tetapi perawatan tanah diabaikan maka tidak akan

banyak memberi manfaat.

Gulma atau sering juga disebut ‘tumbuhan pengganggu’ selalu

dikendalikan oleh petani atau pekebun karena mengganggu

kepentingan petani/pekebun tersebut. Gulma mengganggu karena

bersaing dengan tanaman utama terhadap kebutuhan sumber daya

(resources) yang sama yaitu unsur hara, air, cahaya, dan ruang

tumbuh. Sebagai akibat dari persaingan tersebut, produksi tanaman

menjadi tidak optimal atau dengan kata lain ada kehilangan hasil dari

potensi hasil yang dimiliki tanaman.


7

Kehilangan hasil tanaman sangat bervariasi, dipengaruhi oleh

sejumlah faktor, antara lain kemampuan tanaman berkompetisi (beda

jenis/kultivar berbeda kemampuan bersaing), jenis-jenis gulma, umur

tanaman dan umur gulma, teknik budidaya, dan durasi mereka

berkompetisi. Kehilangan tersebut terbagi dua kategori, langsung dan

tidak langsung.Gulma berpengaruh langsung terhadap tanaman utama

dengan adanya kompetisi terhadap nutrient, air, dan cahaya (Purba,

2009).

c. Alat dan bahan

Alat: Handsprayer dengan kapasitas 15 liter, masker, mantel,

kacamata, sarung tangan, ember, takaran dosis.

Bahan : Air, herbisidaGlifosat.

d. Prosedur kerja

1) Penyiapan sekaligus pengecekan alat-alat yang akan digunakan

dan memastikan alat yang akan digunakan dalam kondisi baik.

2) Menyiapkan bahan herbisida Glifosatdengan jumlah bahan

disesuaikan dengan jenis gulma dan jumlah tenaga kerja.

3) Memasukkanherbisida dengan dosis 100 ml larutan Glifosat

kemudian menambahkan air hingga batas 15 liter, selanjutnya kep

diguncang-guncang hingga larutan tercampur merata.

4) Penyemprotan dilakukan disekitar pokok kelapa sawit dengan

jarak 1,5 m dari piringan.

e. Hasil yang dicapai

Penyemprotan dengan menggunakan larutan Glifosat

mahasiswadalam kerja 1 hari, berhasil melakukan penyemprotan


8

sebanyak 3 kep untuk 45 pokok pohon dalam 3 jalur piringan.

Karyawan perusahaan berhasil melakukan penyemprotan dalam 1 hari

sebanyak 9 kep /orang dalam 10 pekerja berhasil melakukan 900

pokok /pohon.

f. Pembahasan

Pengendalian gulma secara kimia sangat ampuh dalam

memberantas gulma yang sering tumbuh di areal perkebunan kelapa

sawit sehingga perusahaan lebih banyak melakukan pengendalian

secara kmiai daripada secara manual tetapi pengendalian secara kimia

membutuhkan biaya yang sangat besar.

2. Perawatan Gawangan (Perintisan)

a. Tujuan

Perawatan gawangan berrujuan untuk mengendalikan gulma

yang terdapat di areal gawangan agar persaingan unsur hara pada

tanaman kelapa sawit tidak terjadi dan mempermudah pekerjaan,

seperti pengawasan, penyemprotan dan pemupukan.

b. Dasar teori

Rawat gawangan adalah pembersihan gulma kelompok anak

kayu di gawangan yang dianggap merugikan tanaman maupun

mengganggu pekerjaan. Gulma yang diberantas pada gawangan

yang termasuk kelompok anak kayu adalah Melastoma

malabathricum, Chromolaena odorata, Clidemia hirta dan Schleria

sumatrensis. Pemberantasan gulma ini tidak menggunakan sistem

khemis karena gulma-gulma ini tidak begitu sensitif dengan herbisida.

(Sunarko, 2007).
9

c. Alat dan bahan

Alat: Parang dan arit.

Bahan : Gulma.

d. Prosedur kerja

1) Menentukan lokasi yang akan dibersihkan.

2) Menyiapkan alat yang akan digunakan dalam pembersihan

gawangan.

3) Melakukan pembabatan gawangan dalam satu gawangan

dikerjakan oleh 2 orang pekerja, gulma dibabat dengan ketinggian

maksimal 30 cm dari permukaan tanah.

e. Hasil yang dicapai

Rawat gawangan dengan kerja 5HK berhasil melakukan 5 Ha,

frekwensi kerja harus selesai dalam 1 hari kerja. dan dilakukan

1tahun sekali, Rawat gawangan dilakukan sebelum dilakukannya

panen, agar memudahkan dalam pemanenan dan pengutipan

berondolan.

f. Pembahasan

Perawatan gawangan dilakukan untuk membasmi gulma yang

ada di areal perkebunan kelapa sawit,seperti gulma berkayu yang

terdapat digawangan maupun dipiringan. Hal ini disebabkangulma

berkayu sangat sulit untuk dibasmi dengan menggunakan herbisisda,

rawat gawangan ini hanya di lakukan 1 tahun sekali karena biaya

perusahaan tidak mencukupi untuk melakukan perawatan tanaman.


10

3. Perawatan Jalan

a. Tujuan

Tujuan dari pemeliharaan jalan adalah untuk memperbaiki

jalan yang rusak, dimana jalan ini ini akan digunakan untuk

pengangkutan hasil produksi dari tempat pengumpulan hasil(TPH) ke

pabrik kelapa sawit(PKS).

b. Dasar Teori

Jalan merupakan sarana utama yang harus dimiliki perkebunan

kelapa sawit. Peran dan fungsi utama jalan di perkebunan sawit adalah

sebagai sarana transportasi untuk mempertinggi intensitas kontrol,

pengangkutan dan komunikasi. Kurang baiknya kondisi jalan dan

jembatan akan menurunkan mutu produksi dan peningkatan biaya

perawatan alat-alat angkut, oleh karena itu perawatan jalan dan

jembatan perlu dilakukan secara rutin, Ada 5 faktor penyebab

kerusakan jalan yaitu air, bahan organik, kurangnya cahaya matahari,

sifat tanah (tekstur dan struktur) dan bahan angkutan yang

berlebihan(Mangoensoekarjo dan Toyib, 2003).

c. Alat dan bahan

Alat : Cangkul, palu dan truk pengangkut

Bahan : Batu-batuan dan tanah

d. Prosedur kerja

1) Pengangkutan batu-batuan yang sudah dipecah kedalam truk

menuju ke jalan berlubang yang akan diperbaiki.

2) Batu diturunkan dari truk ke jalan yang berlubang dengan cangkul,

lalu batu disusun dengan rapi.


11

3) Langkah terakhir, lubang yang ditutup batu kemudian ditimbun

dengan tanah.

e. Hasil yang dicapai

Perawatan jalan dilakukan untuk menunjang pengangkutan

hasil panen, akses karyawan dan warga sekitar desa Jahab,

mempermudah mengontrol dan mengawasi kebun. Pekerja berhasil

menyelesaikan perbaikan jalan sepanjang 10 m di Main Road (MR)

dengan 4 pekerja.

f. Pembahasan

Perawatan jalan hanya dilakukan oleh bila ada jalan yang rusak

di (MR) dan (CR). Pemeliharaan jalan di kebun kelapa sawit

dilakukan dengan dua cara yaitu secara manual dan mekanis

Perbaikan secara manual dilakukan oleh tenaga kerja pria dengan

membuang air dari lubang dan menimbunnya kembali setelah

lubang kering dan menunas daun kelapa sawit yang telah

menutupi jalan yang sering disebut dengan istilah rempes, Perawatan

jalan dengan batu terutama dengan batu padas sebaiknya

diminimalkan, karena batu padas yang menonjol sering merusakkan

ban dan gardan kendaraan truk. Perusahaan hanya memperbaiki

jalan dengan cara manual saja karena anggaran dari perusahaan

sangat terbatas, Bila kondisi jalan kurang bagus, maka dapat

menurunkan hasil produksi buah kelapa sawit dan peningkatan biaya

perawatan transportasi. Perawatan jalan ini, hanya dilakukan 1 x

setahun biaya perusahaan tidak mencukupi untuk perbaikan jalan yang

ada di MR dan CR.


12

4. Penunasan (Pruning)

a. Tujuan

Tujuan penunasan adalah untuk memperoleh tanaman yang

bersih, jumlah daun yang optimal dalam satu pohon, dan

memudahkan pekerjaan pemanenan bila tanaman sudah berproduksi.

b. Dasar teori

Penunasan ialah pekerjaan memotong pelepah dengan tujun

menjaga standar jumlah pelepah tiap pohon kelapa sawit. Jika

tanaman terlambat dilakukan penunasan maka pelepah akan tumbuh

lebat dan akan menyulitkan pekerjaan panen sehingga buah akan

banyak yang tidak terpanen. Pada saat penunasan harus diusahakan

sampai batas songgo 2 (dua pelepah dibawah tandan paling bawah

harus ditinggalkan) Setelah ditunas jumlah pelepah daun masih tersisa

48-54 pelepah, sehingga bunga jantan tidak mudah tumbuh, jika

ditunas melewati batas songgoh dua, pohon akan kekurangan daun

sehingga berat tandan buah turun. Bekas potongan tunas harus mepet

atau dekat dengan pokok. Setelah dilakukan penunasan, pelepah

disusun digawangan mati dan tidak boleh dibuang ke piringan, parit,

atau pasar pikul(Lubis, 1992).

c. Alat dan bahan

Alat : Egrek ukuran 16 m, dodos dan parang.

Bahan :Pelepah kelapa sawit.

d. Prosedur kerja

1) Penentuan blok yang tanamannya akan ditunas.

2) Persiapan peralatan penunasan.


13

3) Karyawan memasuki blok kerja masing-masing, kemudian

melakukan pemotongan pelepah yang gondrong menggunakan

egrek dengan hanya menyisakan songgo 2, potongan pelepah

dekat dengan pohon sekitar ±15 cm.

4) Pelepah yang sudah terpotong disusun di jalur pelepah atau

gawangan kotor dengan arah membujur.

5) Pelepah dipotong serapat mungkin ke pohon ± 15 cm agar

berondolan tidak tersangkut

6) Jumlah pelepah yang dipertahankan, minimal 52 pelepah.

7) Mulai panen sampai ketinggian pohon 90 cm dari buah matang

terendah, pemanen tidak dibenarkan memotong pelepah sewaktu

memanen. Setelah mencapai rata-rata ketinggian ini, harus segera

dilakukan penunasan pertama dengan sistem songgo 2 dan

seterusnya hingga pohon mencapai umur 10 tahun.

8) Apabila tidak terdapat tandan yang matang atau kondisi pohon

hanya mempunyai bunga jantan untuk sementara, maka

penunasan harus tetap mempertahankan jumlah pelepah.

e. Hasil yang dicapai

Selama melakukan karyawanberhasil menyelesaikan

penunasan pada puncaknya masing-masing yaitu 0.5 Ha/HK, jadi

dalam 1 hari 4 karyawan dapat melakukan penunasan kurang lebih 2

Ha tergantung kondsi perkebunan, dimana pekerjaan penunasan

dilakukan oleh pemanen pada pagi sampai siang hari.


14

f. Pembahasan

Penunasan daun ini harus dilaksanakan karena daun kelapa

sawit bersifat tidak mudah rontok meskipun sudah tua atau kering.

Daun baru akan rontok setelah beberapa tahun kemudian. Alat yang

digunakan tergantung pada cara penunasan bisa berupa dodos,

kampak, bisa juga egrek. Agar rotasi tunasan dapat terpenuhi,

sebaiknya dibuat rencana penunasan tiap bulan. Menurut teori,

penunasan dilakukan pada waktu panen rendah karena saat itu daun

yang tidak menyangga tandan lebih banyak. Penunasandilakukan

untuk memudahkan seorang pekerja untuk melakukan pemotongan

buah atau pemanenan, menghindari tersangkutnya brondolan pada

pelepah, memperlancar proses penyerbukan alami, mempermudah

pengamatan pada saat buah masak,membuang pelepah yang sudah

tidak produktif lagi sehingga intensitas cahaya bisa mudah masuk

kedalam areal perkebunan kelapa sawit, penunasan harus diusahakan

sampai batas songgo 2 agar bunga jantan tidak mudah tumbuh dan

proses pembuahan lebih maksimal. Dalam pemangkasan

pemeliharaan, sisa potongan daun harus diusahakan sependek

mungkin agar tidak mengganggu pelaksanaan panen tandan buah.

Alat yang digunakan untuk pemangkasan pemeliharaan adalah egrek,

yaitu sejenis sabit bertangkai panjang. Pemangkasan pemeliharaan

dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan panen atau

dilaksanakan pada waktu tertentu bila pada mahkota pokok terdapat

jumlah daun yang melebihi ketentuan.


15

5. Pemupukan

b. Tujuan

Tujuan dari pemupukan pada tanaman menghasilkan (TM)

adalah untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif, untuk menambah

ketersediaan unsur hara di dalam tanah dan untuk kesuburan tanah.

serta menambah daya tahan tanaman terhadap penyakit dan

pengaruh iklim yang tidak menguntungkan, sehingga tanaman dapat

mencapai daya hasil produksi yang maksimum,mengganti unsure hara

yang hilang karena pencucian dan yang terangkut (dikonversi) melalui

produk yang dihasilkan (TBS), memperbaiki kondisi yang tidak

menguntungkan atau mempertahankan kondisi tanah yang baik untuk

pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit.

c. Dasar teori

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah

sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi

pertumbuhan tanaman. Pupukmampu memenuhi kebutuhan unsur

hara bagi tanaman, dari unsur makro hingga unsur yang berbentuk

mikro (Sastrosayono S, 2012.)

d. Alat dan bahan

Alat : Ember, mangkok, gayung, masker dan sarung tangan.

Bahan : Pupuk kieserite dengan dosis satu 1 kg per pokok tanaman.

e. Prosedur kerja

1) Persiapan alat, bahan, tenaga kerja, blok yang akan dipupuk, dan

dilakukan sehari sebelum pemupukan.


16

2) Pupuk diangkut dari gudang menuju blok yang akan dilakukan

pemupukan, pengangkutan menggunakan traktor langsir dan

diecer di collection road (CR) blok yang akan dipupuk, pengeceran

disesuaikan dengan keperluan pupuk perjalur tanaman.

3) Karung dibuka dan menakar pupuk serta memasukkan pupuk ke

dalam ember.

4) Pupuk ditabur merata mengelilingi piringan tanaman dengan dosis

1 kg/pohon menggunakan gayung dengan jarak 30-40 cm dari

batang pokok tanaman. Setiap karyawan dalam sekali masuk

dapat memupuk 15 pokok tanaman.

5) Membuat lubang pocket untuk lahan miring yang melebihi 400.

f. Hasil yang dicapai

Selama pengawasan mandor normal kerja 2 Ha per Hk

dikerjakan 1 orang pekerja, dalam 1 hari pekerja dapat melakukan

pemupukan 20/Ha dengan tenaga kerja 10 orang.Pemupukan pada

tanaman menghasilkan diarahkan untuk produksi buah. Pemberian

pupuk dilakukan dua kali setahun, yaitu pada awal musim hujan dan

akhir musim hujan. Pemupukan dilakukan dengan menyebarkan

pupuk secara merata di dalam piringan.

g. Pembahasan

Pemupukan dilakukan dalam 1 tahunhanya 2 kali akibat dana

dari perusahaan tidak mencukupi untuk kebutuhan pemupukan dalam

1 tahun akibat mahalnya harga pupuk, perusahaan berhasil mencapai

target pemupukan luasan rata-rata 20 Ha perhari. Tenaga pemupuk 10

orang dengan prestasi kerja rata-rata 2 Ha/orang, sesuai dengan


17

target yang ditentukan oleh perusahaan. Pupuk yang digunakan di

perusahaan PT. Budiduta Agromakmur yaitu pupuk kieserite dengan

kandungan MgO 27 % tujuannya untuk menetralkan keasaman tanah,

MgO bisa menaikkan PH tanah karena mengandung unsur magnesium

dan oksida.

6. Analisa Daun

a. Tujuan

Tujuan analisa daun untuk mengetahui kebutuhan pupuk bagi

tanaman kelapa sawit di tahun berikutnya.

b. Dasar Teori

Daun kelapa sawit membentuk suatu pelepah bersirip genap

dan bertulangsejajar. Panjang pelepah dapat mencapai 9 meter,

jumlah anak daun tiap pelepah dapatmencapai 380 helai. Panjang

anak daun dapat mencapai 120 cm. pelepah daun sejak mulai

terbentuk sampai tua mencapai waktu ±7 tahun, jumlah pelepah dalam

1 pohondapat mencapai 60 pelepah. Luas permukaan daun tanaman

dewasa dapat mencapai 15 meter. Daun kelapa sawit berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan alat respirasi. Oleh

karena itu pemangkasan pelepah daun sejauh mungkin dihindarkan,

kecuali pangkas pendahuluan dan pangkas pemeliharaan. Jika

pelepah dapat dipertahankan lebih lama berarti semakin lama pula

proses fotosintesis berlangsung dan semakin banyak bahan makanan

yang dikirim ke buah. Hal ini berarti tandan akan meningkat lebih

berat(Adlin, 2008).
18

c. Alat dan bahan

Alat : Egrek, parang, mesin pemanas dan blender

Bahan : Alkohol, daun kelapa sawit, kapas dan plastik

d. Prosedur kerja

1) Menentukan 10 pohon yang akan dianalisa dari setiap blok.

2) Mempersiapkan alat dan bahan.

3) Memangkas pelepah ke 17 dari pohon yang sudah ditentukan.

4) Lalu mengambil 10 helai daun dari pelepah yang telah dipangkas,

dengan ukuran panjang 10 cm.

5) Daun sampel kemudian dibersihkan dengan kapas yang sudah

direndam dengan cairan alkohol.

6) Kemudian dimasukkan kedalam mesin pemanas dengan suhu 500

C selama 3 jam.

7) Setelah kering lalu diblender hingga menjadi bubuk dan

dimasukkan kedalam plastik yang sudah diberi label.

8) Setelah diblender dan di keringkan hingga kering lalu dibungkus

dan dikirim ke Medan untuk diambil data unsur hara yang

diperlukan oleh tanaman kelapa sawit.

e. Hasil yang dicapai

Mahasiswa dan Asisten Lapangan Kebun melakukan sample

analisa daun hanya didalam 1 blok. Hal ini dikarenakan, analisa daun

biasanya hanya dilakukan 1 x setahun antara bulan Oktober-

Desember. Pohon yang dijadikan sampel hanya sebanyak 10 pohon

disetiap bloknya. Sampel analisa daun dikirim oleh perusahaan pada


19

akhir tahun kekota Medan untuk diteliti lebih lanjut sehingga

diketahuilah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman kelapasawit.

f. Pembahasan

Kesatuan contoh daun (KCD) adalah satu unit areal yang

dipakai sebagai tempat pengambilan contoh daun dari pokok yang

ditetapkan. Unit areal ini harus dapat mewakili suatu luasan yang

tertentu yang seragam dalam hal jenis tanah dan kesuburannya, umur

tanaman, perlakuan yang diberikan dan memiliki variasi yang kecil

dalam hal-hal lainnya. Luasnya tergantung pada keseragaman

tanaman dan tanah, misalnya 20, 25, 32, ha sesuai dengan luas blok.

Dari tiap KCD dipilih 30 pokok yang memenuhi syarat untuk dipakai

sebagai pokok contoh. Untuk mendapat keseragaman yang lebih baik

dan mengurangi faktor kebetulan maka dikenal sistim tersebar yang

ditetapkan berdasarkan luas dan jumlah pokok. Sebagai contoh untuk

areal yang luasnya 20,25, 30 dan 35 ha akan terdapat penyebaran

pokok contoh. Pengambilan contoh daun dapat dilakukan dengan dua

cara yaitu dengan sistim terpusat dan tersebar. Untuk areal yang

bergelombang atau berbukit penetapan pokok contoh tentu tidak

semudah diatas. Dalam hal ini diperlukan peta situasi yang benar dan

penempatan pokok secara tersebar agar mewakili tanaman pada areal

tersebut. Disamping cara tersebar ini, terdapat sistim lainnya yaitu

sistim terpusat yakni pokok contoh tersebut terkumpul pada 2 atau 3

barisan yang umumnya berada dengan areal yang dianggap mewakili.

Pokok yang dipakai sebagai pokok contoh haruslah memenuhi

beberapa ketentuan seperti berikut pokok normal, sehat dan tidak


20

terserang penyakit, tidak dekat dari jalan, parit atau bangunan, tidak

bersebelahan dengan pokok mati atau sisipan.

7. Panen dan Pengangkutan

1) Panen

a. Tujuan

Tujuan pemanenan adalah untuk mengambil tandan buah

segar (TBS) diperkebunan kelapa sawit yang telah memasuki kriteria

matang buah.

b. Dasar teori

Panen dan pengolahan hasil merupakan rangkaian terakhir

dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Kegiatan ini memerlukan teknik

tersendiri untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Hasil panen

utama dari tanaman kelapa sawit adalah buah kelapa sawit,

sedangkan hasil pengolahan buah adalah minyak sawit. Proses

pemanenan pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan

memotong tandan buah masak, memungut brondolan, dan

mengangkutnya dari pohon ke tempat pengumpulan hasil (TPH) serta

ke pabrik. Pelaksanaan pemanenan tidak secara sembarang, perlu

memperhatikan beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa

sawit adalah untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi

dengan kualitas minyak yang baik. Kriteria panen yang perlu

diperhatikan adalah matang panen, cara panen, alat panen, rotasi

dan sistem panen, serta mutu panen. Kriteria matang panen 3

sampai 5 brondolan yang jatuh ketanah harus segera

dipanen(Adiwiganda, 2002).
21

c. Alat dan bahan

Alat: Egrek dengan ukuran 16 m, gancu, tombak, karung kereta

dorong dan pikulan.

Bahan :Tandan buah segar (TBS), brondolan dan pelepah kelapa

sawit.

d. Prosedur kerja

1) Penentuan blok yang akan dipanen disesuaikan dengan rotasi

panen yang telah di tentukan yaitu 2 kali/bulan.

2) Persiapan peralatan panen.

3) Pemanen memasuki blok yang akan dipanen sambil

memperhatikan setiap pohon, mengamati jumlah brondolan pada

piringan maupun tajuk tanaman karena terkadang brondolan

terperangkap di pangkal pelepah.

4) Jika pemanen menjumpai buah matang, pemanen memotong

pelepah dengan menyisakan songgo 2 dan menyusunnya

digawangan mati.

5) Selanjutnya pemanen memotong buah matang atau buah yang

berwarna merah dan telah ada yang memberondol, dengan

menggunakan egrek ukuran 16 m. setelah itu buah diletakkan

dipinggir pasar pikul. Pemanen diikuti oleh pembrondol yang

mengutip brondolan yang ada dipiringan dan ketiak pelepah.

6) Setelah pemanen mencapai pertengahan blok, pemanen mulai

mengeluarkan buah menggunakan kereta dorong atau pikulan

untuk dikumpulkan ke TPH.


22

7) TBS yang telah ada di TPH disusun 5 tandan perbaris dengan

tangkai menghadap kearah jalan. Tangkai buah yang terlalu

panjang dipotong sampai rapat dengan buah.

8) TBS yang telah selesai disusun diberi tanda atau nama pemanen,

untuk memudahkan pengontrolan mandor dan asisten lapangan.

e. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai setiap hari pemanen berhasil menyelesaikan

60 tandan/hari. Dalam melakukan kegiatan pemanenan dengan

frekuensi kerja 1 hari, para pekerja dapat memanen 780 tandan buah

segar (TBS) dengan jumlah karyawan 13 orang.

f. Pembahasan

Kelapa sawit salah satu jenis tanaman yang masa panennya

berlangsung sepanjang tahun, yang berarti bahwa masa panen

berlangsung terus menerus sepanjang usia produktifnya. Meskipun

demikian produktivitasnya berfluktuasi dalam setahun, artinya ada

bulan-bulan yang produktivasnya rendah dan ada bulan-bulan dimana

produktivitasnya tinggi. Sebagai akibatnya, terdapat periode yang

produktivitasnya meningkat dan mencapai puncaknya, kemudian turun

lagi. Kelapa sawit tiap pohon hanya menghasilkan sekitar 8-10 tandan

setahun dengan jumlah panen tiap bulan tidak sama. Dikenal apa

yang disebut bulan panen puncak dan bulan panen rendah. Panen

sekitar 3-4 kali panen bulan rendah. Sehingga selama 6 bulan berada

dibawah rata-rata dan selama 6 bulan di atas rata-rata. Konsekuensi

dari adanya fluktuasi ini adalah pabrik kelapa sawit harus dirancang

lebih kurang sesuai dengan produktivitas puncak, yang berarti bahwa


23

pada bulan-bulan yang produktivitasnya rendah sebagian dari

kapasitas pabrik akan menganggur. Perusahaan PT. Budiduta

Agromakmur melakukan rotasi pemanenan dalam sebulan 3 kali

tergantung curah hujan apabila musim kemarau dalam satu bulan

hanya dilakukan panen 2 kali saja dikarenakan tingkat pematangan

buah belum stabil.

2) Pengangkutan

a. Tujuan

Kegiatan pengangkutan bertujuan untuk mengangkut segera

mungkin TBSbeserta berondolanya agar tidak busuk pada saat

pengangkutan ke PKS untuk diolah di pabrik, sehingga diharapkan

buah tidak akan menjadi busuk.

b. Dasar teori

Pengangkutan tandan buah dapat dibagi atas dua bagian yaitu

pengangkutan dari pohon yang dipanen ke tempat pengumpulan hasil

(TPH) dan pengangkutan dari TPH ke Pabrik kelapa sawit.

Pengangkutan dari pohon ke TPH merupakan tugas pemanen atau tim

pemanen, sedang pengangkutan dari TPH ke Pabrik dilakukan oleh

petugas transpor. Buah mencapai titik tepat matang, kandungan ALB

minyak kelapa sawit hanya sekitar 0,1 % tetapi waktu sampai dilokasi

pabrik kandungan ALB tersebut telah melampaui 2%, bahkan kadang-

kadang melampaui 3%. Meningkatnya kandungan ALB ini disebabkan

oleh tiga peristiwa. Pertama, terjadi peningkatan dalam skala kecil

akibat terjadi degradasi biologis dalam buah (yaitu proses buah

menjadi lewat matang, atau mulai membusuk). Peristiwa ini timbul


24

karena pada saat tandan mencapai titik optimal untuk dipanen, buah-

buah yang berada di ujung tandan sudah lewat matang. Penyebab

kedua merupakan penyebab yang lebih besar dari pada penyebab

yang pertama yaitu jatuh tandan buah ke tanah waktu dipanen.

Penyebab yang terbesar adalah sebagai akibat penanganan buah

dalam rangka pengankutan ke TPH dan kemudian dari TPH ke Pabrik.

Dalam hal penggunaan jalan sebagai sarana transportasi, sarana

transpor dapat menggunakan traktor atau truk. Pilihan terhadap salah

satu jenis sarana transpor tersebut dipengaruhi oleh volume tandan

yang harus diangkut, jarak yang ditempuh, tipe permukaan jalan yang

dapat disediakan, kondisi topografi dan lain-lain(Anonim, 2012).

c. Alat dan bahan

Alat : Traktor langsir buah, truk angkut buah, jaring pengaman buah,

alat tulis dan timbangan. Tojok.

Bahan : TBS yang ada di TPH.

d. Prosedur kerja

1) Pencatatan jumlah TBS setiap TPH sekaligus penimbangan buah

untuk sampel berat janjang rata-rata (BJR) dimana BJR berfungsi

untuk keperluan pembuatan surat pengantar buah (SPB) dan

pemesanan alat angkut (truk).

2) Persiapan alat angkut yang jumlahnya disesuaikan dengan hasil

panen dalam satuan ton.

3) Pelangsiran buah menggunakan traktor menuju tempat pemuatan

buah pada blok yang jalannya tidak bisa dimasuki dengan truk.
25

sedangkan blok yang jalannya bisa dimasuki truk buah langsung

dimuat ke truk pengangkut.

4) Buah dimuat menggunakan tombak/tojok kedalam truk dan dicatat

jumlah janjang yang termuat dan yang afkir.

5) Brondolan dimuat kedalam truk tanpa disertai karung dan dicatat

kilogram brondolan yang termuat kedalam truk.

6) Setelah truk penuh diisi dengan buah dan brondolan, bak truk

kemudian ditutup menggunakan jaring penutup buah.

7) Setelah semua kegiatan diatas selesai, semua truk pengangkut

buah dikumpulkan di tempat penampungan sementara. menunggu

surat pengantar buah yang diberikan oleh perusahaan kepada

operator truk, yang menyatakan bahwa buah siap diangkut ke

pabrik kelapa sawit (PKS).

e. Hasil yang dicapai

PengangkutanTBS ke truk untuk diangkut ke PKS dengan

frekuensi kerja 1 hari truk dapat mengangkut 64 ton dari 8 truk yang

tersedia.

f. Pembahasan

Pada umumnya pengangkutan buah menggunakan kendaraan

truk (dump truck atau light truck). Demikian juga jadwal tiba kendaraan

truk ke lokasi panen dan tiba di pabrik harus diatur sedemikian rupa

agar operasional kendaraan optimal dan proses pengolahan di pabrik

berjalan lancar. Kendaraan truk harus sudah mulai mengangkut pukul

7.00 pagi dan tandan pertama diharapkan dapat sampai di pabrik pada

pukul 9.00 sedangkan tandan terakhir selambat-lambatnya pukul


26

22.00. Setiap kendaraan truk dilayani oleh 2 atau 3 orang tukang muat

dan bongkar. Pengangkutan dan pembongkaran dihitung borongan, 1

truk borongan dibayar seratus ribu rupiah.Tandan diusahakan tidak

terbanting dan karung brondolan diletakan disebelah atas. Tandan

busuk dan tandan kosong jangan ikut terangkut ke truk serta semua

brondolan dipastikan dimuat ke dalam kendaraan. Pengangkutan buah

dilakukan 2 hari sekali, disebabkan perusahaan tidak memiliki pabrik

sendiri. Seluruh TBS diangkut menuju ke PKS dengan menggunakan

truk dan dikirim ke PT. Jaya Mandiri Sukses di kecamatan Perian,

kabupaten Kutai Kartanegara.


27

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Selama melakukan Praktek Kerja Lapangan PT. Budiduta

Agromakmur dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Kegiatan yang dilakukanselama PKL adalah pemeliharaan TM:

pengendalian gulma secara kimia, perawatan gawangan, perawatan

jalan, penunasan, pemupukan, analisa daun, dan panen serta

pengangkutan.

2) Banyak kegiatan yang tidak dilaksanakan sesuai dengan teori karena

kekurangan tenaga kerja dan kekurangan biaya produksi, yaitu

pemupukan.

3) Kegiatan perawatan gawangan hanya dilakukan 1 tahun sekali tidak

sesuai dengan teori.

4) Kegiatan panen kurang diperhatikan, banyak brondolan yang jatuh

ketanah dan tandan buah segar banyak yang membusuk diatas pohon.

5) PT. Budiduta Agromakmur tidak mempunyai pabrik jadi tandan buah

segar (TBS) di kirim keperusahaan PT. Jaya Mandiri Sukses di

kecamatan Perian, kabupaten Kutai Kartanegara.

B. Saran

1) Agar tanaman dapat berproduksi secara maksimal maka kegiatan

pemupukan perlu dilaksanakan sesuai dengan anjuran yaitu: tepat jenis

(sesuai kebutuhan), tepat dosis (sesuai rekomendasi), tepat waktu

(curah hujan 100-200 ml/bulan), tepat cara dengan penebaran merata

melingkari piringan ± 30 cm dari tajuk tanaman serta terpupuk tuntas

dan Tepat tempat (di piringan).


28

2) Perawatan gawangan perlu dilakukan dengan rotasi 4 bulan sekali.

3) Kegiatan panen juga harus selalu diperhatikan dan tingkat kriteria panen

2 sampai 5 brondolan harus segera dipanen sebelum brondolan terlalu

banyak jatuh ketanah.

4) Transportasi buah dari kebun ke pabrik harus lancar agar buah kelapa

sawit yang telah dipanen tidak menginap di kebun yang mengakibatkan

peningkatan ALB.
29

DAFTAR PUSTAKA

Adlin UL.2008. Budidaya Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Institut


Pertanian Bogor. Bogor

Adiwiganda R. 2002. Aplikasi Pupuk di Perkebunan Kelapa Sawit. Seminar


Nasional Pengelolaan Pupuk pada Kelapa Sawit. PT. Sentana Adidaya
Pratama. Palembang.

Anonim, 2013.Pengembangan Kelapa Sawit di Kalimantan Timur.Dinas


Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda.
.
Lubis AU. 1992.Perawatan Tanaman KelapaSawit di Indonesia.
PusatPenelitianPerkebunanMarihat. PemantangSiantar.

Mangoensoekarjo S. dan AT. Toyib.2003. Manajemen Budidaya Kelapa Sawit


dalam Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada University
Press Yogyakarta.

Anonim. 2012. Buku Pedoman Standar Operasional Perusahaan PT. Budiduta


Agromakmur. Tenggarong, Kutai Kartanegara.

Purba E.2009.Pengendalian Gulma Pada Tanaman Kelapa Sawit. Kanisius.


Yogyakarta.

Sastrosayono S. 2012. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Setyamidjaja D.2012.Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius.Yogyakarta.

Sunarko.2007.PetunjukPraktisBudidayadanPengolahanKelapaSawit.
AgromediaPustaka. Jakarta.
30

LAMPIRAN
31

Lampiran 1. Peta Lokasi


32

Lampiran 2. Bagan/Skema PT. Budiduta Agromakmur

Estate Manager

Kepala TU Kepala Humas & Kepala Workshop Asisten Lapangan


Personalia

Staff Personalia &


Asisten Mekanik Mandor Wilayah
‐ Dep. Logistik Humas
‐ Dep. Keuangan
‐ Dep. Pergudangan
‐ Asisten Kepala
33

Lampiran 3. Foto Kegiatan Budidaya Tanaman Kelapa Sawit

Gambar 1. Pengendalian Gulma Secara Chemis


34

Gambar 2. Herbisida Glifosat


35

Gambar 3. Rawat Gawangan


36

Gambar 4. Perawatan Jalan


37

Gambar 5. Penunasan (Pruning)


38

Gambar 6. Traktor Pengangkut Pupuk


39

Gambar 7. Pupuk Kieserite


40

Gambar 8. Pemupukan
41

Gambar 9. Alat yang digunakan untuk Analisa Daun

Gambar 10. Analisa Daun


42

Gambar 11. Panen


43

Gambar 12 . Pengangkutan TBS ke PKS

Anda mungkin juga menyukai