Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG INDUSTRI

PENGELOLAAN PERKEBUNAN
DI PT.SENTOSAN KALIMANTAN JAYA
DESA TANJUNG BATU KECAMATAN PULAU DERAWAN
KABUPATEN BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh :
Fauzi
NIM. G191600422

PROGRAM DIPLOMA 4
PROGRAM STUDI PENGELOLAAN PERKEBUNAN
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SA M A R I N D A
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Magang Industri II Pengelolaan Perkebunan


Di Kelapa Sawit PT. Sentosa Kalimantan Jaya,
Kampung Tanjung Batu, Kecamatan Pulau Derawan,
Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.

Nama : Ferdy rizky alfandy

NIM : G191600423

Program Studi : Pengelolaan Perkebunan

Jurusan : Manajemen Pertanian


Menyetujui/Mengesahkan,

Pembimbing Penguji I Penguji II

Dr. Rusli Anwar, Sri Ngapiyatun, SP. MP Dr. Ir. Budi

SP. M. Si NIP. 197708272001122002 Winarnim M. Si

NIP.1970110120050 NIP.19610914199

11003 0012001

Ketua Program Studi Pengelolaan Perkebunan


Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Sri Ngapiyatun, SP. MP

NIP. 197708272001122002

Lulus ujian pada tanggal…………………………………….

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa
yang telah melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-nya yang sangat besar
sehingga saya pada akhirnya bisa menyelesaikan laporan magang industri (MI)
tepat pada waktunya.
Rasa terimakasih juga saya ucapkan kepada dosen serta pembimbing
perusahaan yang selalu memberikan dukungan serta bimbinganya sehingga
laporan magang industri dapat di susun dengan baik
Semoga laporan magang industri yang telah saya susun ini untuk
memperkaya khazanah ilmu, serta bisa menambah pengetahuan dan
pengalaman para pembaca
Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang
sempurna. Kami juga menyadari bahwa laporan magang industri ini juga memiliki
banyak kekurangan. Maka dari itu saya mengharapkan serta masukan dari para
pembaca sekalian demi penyusunan laporan magang industry dengan tema
serupa yang lebih baik lagi

penulis

FAUZI

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

DAFTAR ISI......................................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................vii

I. PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................2
C. Hasil Yang Diharapkan...............................................................................2

II.PROFIL PERUSAHAAN....................................................................................3
A. sejarah perusahaan....................................................................................3
B. Visi dan misi perusahaan............................................................................4
C. manajemen perusahaan.............................................................................5
D. waktu dan tempat magang industri.............................................................6

III. HASIL KEGIATAN MAGANG INDUSTRI.......................................................12


A. Pembibitan.................................................................................................12
B. Pemanenan...............................................................................................19
C. Perawatan.................................................................................................24

IV.KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................31


A. Kesimpulan.................................................................................................31
B. Saran.......................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33

LAMPIRAN.........................................................................................................35

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada sektor perkebunan, komoditi perkebunan kelapa sawit menempati

urutan no pertama sebagai penyambung devisa Negara

Indonesia.komoditas kelapa sawit akan tetap seksi dan eksis hingga

beberapa mengembangkan perkebunan kelapa sawit sebagai komoditas

pekebunan unggulan ( Nurhakimi, 2014)

Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cuku menjajikan, karena

peermintaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar,

tidak hanya di dalam negri maupun di luar negri oleh karena itu sebgai

Negara tropis yang masih memiliki ahan yang cukup luas , indonesia

berpeluang besar untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit.

(Sastrosayono,2008)

Pelaku usahatani kelapa sawit di Indonesia terdiri dari perusahaan

perkebunan besar swasta, perkebunan Negara, dan perkebunan rakyat.

Usaha perkebunan kelapa sawit rakyat umumnya di kelola dengan kemitraan

dengan perusahaan besar swasta dan perusahaan Negara (inti-plasma).

Khusus perkebunan kelapa sawit milik rakyat.

Produtivitas kelapa sawit rakyat rata-rata 16 ton pandan buah segar

(TBS)/ ha. Sementara potensi produksi bila menggunakan bibit unggul sawit

bisa mencapai 30 ton (TBS)/ha.produktivitas crude palm oil (CPO)

perkebunan rakyat hanya mencapai rata-rata 2,5 ton/HA, dan perkebunan

swasta menghasilkan CPO 3,48 ton/HA dan PKO 0,57 ton/HA. (purwanto,

2016)

1
Usaha budidaya tanaman kelapa sawit terutama perusahaan perkebunan

membututuhkan pengelolaan yang efesien dan efektif untuk dapat

mewujudkan visi dan misinya. Perusahaan perkebunan merupakan gabugan

dari berbagai macam kompeten yang harus berkerja sama untuk dapat

bekerja dengan baik sehingga di butuhkan pengelolaan yang baik mulai dari

perencanaan, perorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan agar dapat

memaksimalkan produktivitas perusahaan.

B. Tujuan

Adapun Tujuan Kegiatan Magang Industri adalah :

1. Memahami perinsip kerja kegiatan budidaya kelapa sawit.

2. Memiliki cukup pengetahuan teknis dan keterampilan praktis tertentu dalam

kegiatan budidaya kelapa sawit

3. Memahami penggunaan alat,bahan dan sarana yang tepat dan efesien

dalam dalam kegiatan budidaya kelapa sawit

4. Memahami urutan tata kerja budidaya kelapa sawit

5. Menegevaluasi suatu kegiatan budidaya kelapa sawit dan

membandingkanya dengan teori atau ilmu pengetahuan yang pernah di

perolehnya

C. Hasil Yang Diharapkan

1. mahasiswa dapat memahami teknik budidaya dan pengelolaan perkebunan

kelapa sawit dengan baik

2. mahasiswa dapat menambah wawasan serta pengetahuan di bidang kelapa

sawit

3. mahasiswa di harapkan mampu dengan cepat beradaptasi baik di lingkungan

pekerjaan maupun masyarakat di perkebunan kelapa sawit

2
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan umum perusahaan

PT. sentosa Kalimantan jaya (SKJ) di dirikikan oleh bapak karsono Budi

Utomo dan Bapak Herman Kosasih pada tahun 1971 berkedudukan di

kabupaten berau berdasarkan akta pendirian nomor 5 tanggal 9 april 1971,

notaris laden mering SH, yang bergerak pada bidang izin pemanfaatan

kayu.

Pada tahun 1922 PT sentosa Kalimantan jaya (SKJ) beralih usaha dari

ijin pemanfaatan kayu menjadi usaha komoditi perkebunan berdasarkan

SK ijin usaha perkebunan SK menteri pertanian cq. Direktur jendral

perkebunan nomor 350/E4.38/01.1992tanggal 21 januari 1992 di bidang

jarak dan kelapa hibrida. Pada tahun 2008 PT sentosa Kalimantan jaya

(SKJ) beralih komoditi pertanaman jarak dan kelapa hibrida ketanaman

kelapa sawit sesuai akta perubahan terakhir oleh notaris sitarusmi

puspadewi subianto, SH.

B. Visi dan misi perusahaan

Adapun visi dan misi perusahaan sebagai berikut ;

1. V I S I

Menjadi perusahaan produsen minyak kelapa sawit yang dinamis serta

memberikannilaitambahkepadastakeholder;pelanggan,masyrakat,karyawan,pem

egang saham,kreditur dan pemerintah

2. M I S I

a) Menerapkan teknik budaya modern yang terbaik dengan integritas


dan profosionalisme yang tinggi

3
b) Menerapkan bisnis yang berwawasan lingkungan dengan
menghasilkan produk yang berkualitas tinggi
c) Memiliki biaya operasional yang efesien untuk meningkatkan laba
bagi perusahaan
d) Memiliki perkembangan usaha yang baik dalam jangka pendek dan
jangka panjang
e) Memberikan manfaat yang besar bagi kesejahteraan masyarakat
C. Manajemen perusahaan

Dalam pelaksanaan manajemen pada perusahaan perkebunan di PT. sentosa

Kalimantan jaya (SKJ) terdapat pembagian tanggung jawab kerja yang di uraikan

sebagai berikut ;

1. Technical Advisor (TA)

TA bertindak sebagai penanggung jawab seluruh perkerjaan di


kebun dan sebgai pemimpin yang tertinggi

2. Estate manajer

Adalah sebagai pimpinan perkebunan yang bertanggung jawab


terhadap kegiatan budidaya dan kegiatan pendukung, yang di
dalamnya terdapat beberapa rayon yang terbagi menjadi beberapa
afdeling

3. Kepala tata usaha (KTU)

KTU bertanggung jawab dan melaksanakan kegiatan yang berada


di kantor kebun (central office). Dan bertanggung jawab dalam
adminstrasi perkantoran di kebun

4. Asisten kepala (ASKEP)

Yang bertanggung jawab terhadap unit kerja atau rayon yang di


pimpinya

4
5. Asisten afdeling

Yang bertanggung jawab dalam seluruh kegiatan dalam sebuah


unit kerja di afdeling. Yang bertugas untuk
perencanaan,pelaksanaan,pengawasan dan evaluasi

6. Mandor

Mandir bertanggung jawab terhadap kelompok-kelompok kerja


yang terdapat di afdeling yang bertugas untuk
mendampingi,mengawasi,mengarahkan dan mencatat hasil kerja

7. Kerani

Adalah karyawan yang bertanggung jawab terhadap kegiatan


adminstrasi dalam sebuah afdeling. Yang bertugas untuk mencatat
dan mengawasi kualitas panen

8. Karyawan

Adalah pelaksana kegiatan kerja secara langsung di lapangan di


bawah arahan mandor dan asisten afdeling. Adapun status
karyawan antara lain karyawan kontrak,karyawan harian
lepas(KHL) dan karyawan harian tetap (KHT)

PT. sentosa Kalimantan jaya (SKJ) juga mempunyai pabrik sendiri yaitu Oil

dewan mil dimana hasil dari buah yang matang di olah dan di proses hingga

menjadi CPO yang siap di pasarkan. Dan juga dapat memproduksi kernel. Dan

pada pabrik ini juga mempunyai surat perizinan dari piha pemerintah

5
D. Waktu dan lokasi Kegiatan Magang Industri

Pelaksanaan kegiatan ini di laksanakan pada ;

Hari,tanggal :rabu, 3 maret 2021 s/d kamis,11 june 2021

Tempat :Perusahaan perkebunan PT. sentosa Kalimantan jaya

Kabupaten :Berau

Kecamatan :Pulau derawan

Provinsi :Kalimantan timur

III.KEGIATAN MAGANG INDUSTRI

1. Pembibitan Kelapa Sawit

Pembibitan merupakan kegiatan menumbuhkan dan merawat kecambah

hingga menjadi bibit yang siap untuk ditransplanting ke lapangan

1. Tujuan

Tujuan dari pembibitan adalah untuk memastikan secara seksama

bahwa bibit yang ditanam di lapangan adalah bibit yang sesuai dengan

standar dan prosedur manajemen kebun.

2. Dasar teori

Tujuan pembibitan kelapa sawit adalah untuk menghasilkan bibit

berkualitas tinggi yang harus tersedia pada saat penyiapan lahan tanam

yang telah selesai. Pembibitan yang terdiri dari 2 tahap, tahap pertama

adalah tahap pembibitan awal (Pre Nursery) dan tahap kedua pada

pembibitan utama (Main Nursery)(Fairhust dan Rankine, 2009).

Kelebihan dari pembibitan double stage adalah perawatan pada tahap

awal akan lebih murah, bibit mudah dikontrol, adanya perhatian khusus

pada saat persemaian, dan seleksi lebih ketat sebelum masuk ke tahap

6
pembibitan utama. Kekurangan dari pembibitan dua tahap adanya

penambahan biaya pada saat pembibitan awal, transpalanting shock pada

pembibitan utama ( Fauzi dkk, 2012).

3. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada pembibitan yaitu jerigen pengangkut bibit,

alat semprot, Auger, arco, sedangkan bahan yang digunakan adalah

tanah, bibit kelapa sawit

4. Prosedur kerja

 Perencanaan

Kegiatan pembibitan kelapa sawit harus diawali dengan kegiatan

perencanaan melalui perencanaan tersebut tidak hanya perencanaan

pelaksanaan kegiatan saja akan tetapi juga kegiatan perencanaan biaya yang

akan digunakan baik biaya untuk tenaga kerja biaya alat bahan dan yang lain-

lain. Kegiatan pembibitan harus dipersiapkan minimal 1 tahun sebelum bibit tiba

di lokasi pembibitan.

 Pengorganisasian

Pada kegiatan pembibitan di pimpin oleh assisten yang akan di bantu oleh

satu mandor khusus pembibitan. Pengorganisasian dilakukan untuk membagi

pekerjaan agar pelaksanaan kegiatan di pembibitan dapat berjalan dengan baik,

pengorganisasian di lakukan mulai dari membagi tenaga kerja yang khusus di

bagian prenursery, bagian pengisian polibag, trasplanting dan penanaman,

pengangkutan tanaman dari prenursery ke mainursery dan penanaman. Sistim

pembibitan di PT. Satu Sembilan Delapan menggunakan 2 sistim yaitu sistem

karyawan tetap dan sistim borongan.

7
 Pelaksanaan

1) Dilakukan seleksi bibit di prenursery, kriteria pemindahan bibit

ditentukan dari keadaan fisik tanaman tersebut.

2) Setelah bibit diseleksi bibit yang bebas penyakit diangkut dengan

menggunakan arco.

3) Setelah itu dilakukan pengangkutan tanaman ke mainursery.

4) Jika tanaman sudah di mainursery maka perlu dilakukan kegiatan

holling/pembuatan lubang tanam, kegiatan pemindahan ini disebut

kegiatan transplanting.

5) Jika bibit sudah memasuki usia 4 bulan semenjak dilakukan

penanaman maka setiap bulannya perlu dilakukan pemupukan 5 gram

Rockphosphate, setiap satu bulan penambahan 5 gram. Dan perlu

dilakukan penyemprotan pengendalian hama, penyakit dan pemupukan

daun. Kegiatan penyemprotan juga dilakukan di prenursery yaitu

penyemprotan pupuk daun, pengendalian hama dan penyakit.

6) Apabila bibit sudah berumur 11-12 bulan maka bibit siap

dipindahkan ke lapangan.

 Pengawasan

Kegiatan pengawasan dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan

pembibitan tersebut sudah dilakukan dengan benar atau belum. Kegiatan ini

dilakukan oleh asisten pembibitan yang dibantu oleh staf dan mandor. Kegiatan

ini dilakukan mulai dari awal kegiatan berlangsung yaitu penyemaian,

transplanting hingga pemindahan bibit ke lapangan.

8
 Evaluasi

Evaluasi dilakukan melalui dua cara, yaitu melihat dan mengecek

langsung kondisi di lapangan serta dengan menggunakan laporan.

Asisten/Satf dan Mandor mengecek dan memastikan hasil pekerjaan

sudah benar semua, jika ditemukan kesalahan maka akan ditindak lanjuti

dan sebagai pelajaran agar kedepannya tidak terulang kesalahan yang

sama. Di samping itu, dilakukan evaluasi melalui laporan yang sudah

dibuat oleh Mandor. Setelah kegiatan pada hari itu selesai, Mandor

membuat Laporan Harian Mandor (LHM). Dalam laporan ini tertera nama

dan status karyawan, jenis pekerjaan, volume kerja dan bahan. LHM ini

kemudian di input dan di rekap oleh petugas administrasi sehingga

diketahui biaya yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut.

Dalam kegiatan ini pencatatan mengenai jumlah bibit dan jumlah yang

terseleksi maupun tidak harus dicatat dan didokumentasikan dengan baik.

Selanjutnya, bibit yang tidak lolos seleksi atau afkir harus dimusnahkan

lalu dibuatkan berita acara. Dari laporan ini, dapat diketahui apakah

pekerjaan sudah mencapai target atau belum. Selain itu, penggunaan

bahan juga dapat diawasi melalui laporan ini. Namun tentu saja

pengecekan di lapangan dan pemeriksaan laporan harus dilakukan agar

tidak terjadi kesalahan atau kesalahpahaman.

 Perbaikan

Perbaikan dilakukan dengan menegur langsung pada karyawan yang tidak

mencapai target.

9
5. Administrasi

Semua hasil kerja karyawan di catat oleh mandor pembibitan dan diserahkan

ke kantor dan diinput ke komputer oleh Krani Barcode.

6. Pembahasan

Secara teori ada dua sistem pembibitan kecambah kelapa sawit, system

satu tahap dan sistem dua tahap. Pembibitan satu tahap, ditanam dalam polibag

besar hingga umur siap dipindah ke lapangan artinya bibit langsung ditanam di

polibag ukuran 36 x 46. Namun, yang di terapkan di PT Senosa Kalimantan jaya

yaitu Pembibitan dua tahap terdiri atas pembibitan pendahuluan (pre-nursery)

dengan ukuran polibag 15 x 23 hingga bibit berumur 3 bulan baru dilanjutkan

dalam pembibitan utama (mainursery) menggunakan polybag besar dengan

ukuran polibag 36 x 46 hingga berumur 12 bulan. Kelebihan dari pembibitan

double stage/2 tahap adalah perawatan pada tahap awal akan lebih murah, bibit

mudah dikontrol, adanya perhatian khusus pada saat persemaian, dan seleksi

lebih ketat sebelum masuk ke tahap pembibitan utama. Kekurangan dari

pembibitan dua tahap adanya penambahan biaya pada saat pembibitan awal.

Transplanting bibit merupakan kegiatan pemindahan bibit dari polybag kecil ke

polybag besar pada saat umur bibit 3 bulan (sistem double stage). Bibit diangkut

dari bedengan ke dump truk dengan menggunakan angkong/arco, lalu menuju

lokasi tanam menggunakan dump truck. Setelah bibit sampai di lokasi

mainursery bibit dibawa dengan menggunakan angkong dan diletakkan

disamping polybag besar. Pada kegiatan Transplanting shock perlu diperhatikan

Pengisian polybag dengan media tanam bertujuan untuk menyediakan media

tanam yang baik untuk tumbuh dan berkembangnya bibit kelapa sawit.

10
Persyaratan media tanam yang baik adalah media tanah dengan menggunakan

tanah media tanah atas (top soil) yang bisa di peroleh disekitar pembibitan.

Tanah yang di gunakan keadaannya remah, tidak terbongkah, memiliki tekstur

yang baik, tidak terkontakminasi oleh jamur dan penyakit serta tidak

mengandung akar kayu mapun batu-batuan.

Sistim penyinaran bagi pembibitan Prenusery 100% asalkan kebutuhan airnya

terpenuhi. Kebutuhan air pre nursery 1,5 L/hari dan untuk Main nursery 3 L/Hari.

Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore. Sistem pengairan

menggunakan tube system/penyiraman dengan menggunakan sumisansui.

Kebutuhan sumisansui disesuaikan dengan jarak bibit per blok. Jika jarak bibit

75cm pemasangan sumisansui dilakukan 3 baris tanam per sumisansui atau

dengan menggunakan 44 sumisansui dalam 1 blok dan jarak bibit 90cm

pemasangan sumisansui dilakukan 1 sumisansui per 2 baris tanam dengan

jumlah sumisansui 55 dalam 1 blok. Pada saat pemilihan lokasi pembibitan hal

yang perlu diperhatikan adalah kelerengan, pasokan air, aksebilitas dan daerah

yang bersih.

Pengendalian gulma di pembibitan pre nursery dilakukan seacara manual dan

pengendalian di main nursery dilakukan penyemprotan chemis dengan

menggunakan herbisida untuk membersikan gulma-gulma disekitar areal

pembibitan. pengendalian gulma secara manual pada pre nursery yaitu dengan

mencabut rumput/gulma yang berada di sekitar bibit. Tujuan pengendalian gulma

di areal pembibitan untuk mempermudah proses perawatan bibit, menghindari

bibit dari persaingan ruang hidup, matahari, dan unsur hara serta menjaga bibit

dari gangguan hama dan penyakit karena areal yang semak.

11
2. PEMANENAN

a. Tujuan

 Mengetahui kondisi di lapangan pada kegiatan panen.

 Mencari kesalahan dan kendala yang membuat target tidak

tercapai agar bisa diperbaiki.

b. Dasar Teori

Proses pemanenan pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan

memotong tandan buah masak, memungut berondolan, dan mengangkutnya dari

pohon ke tempat pengumpul hasil (TPH) serta ke pabrik. Pelaksanaan

pemanenan tidak secara sembarang. Perlu memperhatikan beberapa kriteria

tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah untuk mendapatkan rendemen

minyak yang dengan kualitas minyak yang baik (Fauzi dkk., 2007).

Kegiatan panen dilaksanakan dengan menggunakan alat dodos, egrek,

parang, angkong, dan gancu. Pemanen bekerja pada ancak yang telah di

tentukan oleh mandor dan memasang tanda ancak panen pada masing-masing

pemanen. Kriteria buah yang layak dipanen yaitu buah yang membrondol

sekurang-kurangnya 5 brondolan. Pemotongan pelepah harus mepet/pelepah

yang diturunkan adalah songgo 2 untuk panen menggunakan alat dodos dan

songgo 1 untuk panen menggunakan egrek. Pelepah yang diturunkan di potong

menjadi 3 bagian lalu disusun di gawangan mati dan antar pokok L-shape.

Potong tangkai tandan dengan menggunakan parang jarak tangkai dan bahu

buah maksimal 2 cm. Kutip brondolan dipokok, piringan, dan pasar pikul,

pengutipan brondolan juga dilakukan yang berada disela-sela pokok. Brondolan

dibersikan lalu dimasukkan dalam karung, usahakan brondolan tidak tercampur

dengan seresa dan kotoran. Angkat TBS dan brondolan dari piringan

12
menggunakan angkong ke TPH. Susun TBS di TPH dengan susunan 5

TBS/baris dan tangkai mengarah ke jalan. Tulis nomor pemanen dan jumlah TBS

yang berada di TPH di tangkai TBS. Letakkan tumpukan/karung brondolan di

TPH. Scan buah oleh Bunch Chounter (ceker) kategori buah yang dicek yaitu

buah mentah, buah matang dan buah matang. Bunch Counter meletakkan tiket

buah dan tiket buah menunjukkan tanggal, nama pemanen. Loader menaikan

buah ke Mini Traktor lalu mini traktor memuat buah kedalam Bin, loader

membersikan brondolan disekitar Bin. Sopir membawah Bin ke pabrik. Timbang

buah di pabrik dan bongkar buah ke Hopper.

Pemotongan tangkai buah harus memperhatikan panjang tangkai jajang

karena didalam aturan panen TBS tangkai jajang tidak boleh disisakan terlalu

panjang, pemotongan tangkai buah yang masih panjang bertujuan untuk

membuang tangkai buah yang tidak bermanfaat dan bahkan akan merugikan

sebab tangkai tersebut dapat menyerap kandungan minyak yang ada pada buah

sehingga dapat mengurangi rendemen minyak kelapa sawit. Selain itu jika tidak

dipotong maka akan berpengaruh pada berat timbangan TBS, berat timbangan

bertambah namun tidak berdampak pada penambahan kandungan minyak

kelapa sawit.

Salah satu hal yang sangat penting untuk kegiatan panen pada tanaman

kelapa sawit adalah pengaturan siklus panen :

(1) Untuk tanaman berumur < 10 thn, siklus panen = 10 hari sekali

(D10).

(2) Sedangkan tanaman berumur > 10 thn, siklus panen = 12 hari

(D12).

(3) Pengaturan siklus panen ini tercantum dalam interval chart.

13
c. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam pemanenan tandan buah segar kelapa sawit

yaitu dodos, egrek, keranjang pemungut biji (ukuran 10 kg), dan tojok atau alat

loading buah. Sedangkan, bahan yang digunakan adalah bahan bakar bagi

system mekanisasi.

d. Prosedur Kerja

 Perencanaan

Asisten dan staff membuat Rencana Kerja Bulanan (RKB) dan

Rencana Kerja Harian (RKH) Panen. Dalam rencana kerja panen, staff

panen berpedoman pada interval panen, D10 dan D12, dan jumlah

pemanen serta luas areal pemanen yang menjadi tanggung jawabnya.

Untuk mengetahui jumlah pembagian rotasi panen maka yang perlu

dilakukan yaitu mengetahui jumlah luas areal lahan dan rotasi kerja, maka

seorang staf membagi luas areal lahan dengan jumlah hari maka didapat

luas areal/ hari harus dilakukan panen.

 Pengorganisasian

Membagi pekerja sesuai dengan bidang pekerja. Menentukan dan

mengarahkan pemanen pada ancak yang telah dibuat oleh Staff dan

Asissten untuk memastikan karyawan bekerja sesuai dengan bidang

masing-masing.Pelaksanaan panen untuk Divisi 1 dan 2 dibagi dalam 3

Staf,yang dipimpin oleh 1 Asisten, Untuk Divisi 3 hanya 1 Staf panen yang

dipimpin 1 Asisten dan Divisi 4 terdiri 2 Staf yang masing – masing Staf

membawahi 1 sampai 2 Mandor panen. Setiap mandor panen memiliki

satu Bunch Counter (krani) panen yang bertugas untuk mencatat dan

14
mendata jumlah Tandan Buah yang dihasilkan serta melakukan grading

buah. Pada setiap mandor membawahi 10 sampai 25 karyawan panen.

 Pelaksanaan

Memastikan pekerja yang sudah di tempatkan pada posisi masing-

masing melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara baik dan

benar. Kegiatan realisasi dari setiap rencana yang telah dibuat.

Pelaksanaan melibatkan karyawan yang dimulai dari Estate Manager,

Asisten, Staf, Mandor panen dan semua pakerja panen.

 Pengawasan

Asisten dan staff mengawasi :

Mandor panen : Apakah sudah melaksanakan tugas dan tanggung jawab

sebagai mandor panen dan Apakah mandor panen berada ditempat kerja.

Mandor panen menegur pemanen jika melakukan kesalahan/ tidak mentaati SOP

yang telah ditentukan.

 Bunch Counter : Apakah bunch counter menjalankan tugas

dan fungsinya sebagai bunch counter, dan Apakah bunch counter berada

dilokasi kerja.

 Operator DT/FT Mini Tractor : Adakah yang bersangkutan hadir

pada hari itu dan melakukan kerja sesuai dengan yang diperintahkan

 Tenaga muat TBS : Apakah tenaga muat TBS /loader sudah

ada dan mencukupi? Dan Apakah pekerjaannya sesuai standard yang

diinginkan ?

 Pemanen : Apakah pemanen melakukan kerja panen sesuai

standard panen yang di inginkan.

15
 Evaluasi

Dari hasil evaluasi lapangan karyawan masih banyak menurunkan/

panen buah mentah. Brondolan dipiringan dan di TPH tidak di kutip, buah

busuk dipokok tidak terpanen, sering di temukan buah Kelapa Sawit di

piringan tidak diangkut ke TPH, Buah di TPH yang sudah terpanen

beberapa hari sebelumnya memiliki BCC tidak diangkut ke Pabrik, buah

sudah di TPH yang sudah terpanen tanpa BCC, dan Buah kelapa sawit

yang belum memiliki BCC sudah diangkut ke Pabrik pada menurut SOP

buah diangkut setelah memiliki BCC.

 Perbaikan

Asisten dan staf memberikan teguran langsung pada karyawan yang

tidak menuntaskan pekerjaannya seperti menurunkan buah mentah, TBS

tidak diangkut ke TPH, brondolan tidak di kutip dan tidak menuntaskan

ancak masing-masing.

e. Administrasi

Administrasi karyawan dilakukan mulai dari scan kode absen karyawan ketika

Muster Murning (apel pagi) menggunakan scanner yang dilakukan oleh Staf

panen dan Mandor. Selanjutnya data hasil scan tersebut diberikan kepada admin

kantor diviisi untuk di input ke dalam computer dengan bantuan software ceckroll.

Software ini juga berfungsi untuk mendata penghasilan karyawan panen beserta

BJR pada suatu Blok.

f. Pembahasan

Secara teori proses pemanenan pada tanaman kelapa sawit meliputi

pekerjaan memotong tandan buah masak, memungut berondolan, dan

16
mengangkutnya dari pohon ke tempat pengumpul hasil (TPH) serta ke pabrik.

Pelaksanaan pemanenan tidak secara sembarang. Perlu memperhatikan

beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah untuk

mendapatkan rendemen minyak yang dengan kualitas minyak yang baik. Kriteria

buah yang layak dipanen yaitu buah yang membrondol sekurang-kurangnya 5

brondolan dan sudah sesuai yang di terapkan di PT. SSD . akan tetapi ada

kendala yang didapat saat di lapangan dan ini sudah ditemukan berkali-kali saat

memeriksa lapangan, kendala yang di teukan yaitu banyaknya karyawan yang

memanen buah mentah, meninggalkan TBS di piringan tidak diangkut ke TPH,

brondolan di TPH maupun di piringan tidak di kutip, buah busuk di pokok tidak

terpanen, buah yang sudah berhari-hari terpanen tanpa BCC, ada juga buah

yang sudah di TPH sudah berhari-hari terpanen tidak diangkut ke PKS, dan TBS

yang baru saja terpanen tanpa BCC sudah diangkut ke pabrik. Untuk mengatasi

ini pihak perusahaan lebih memperketat pengawasan yang dilakukan oleh

Asisten lapangan, Staf panen dan Mandor panen untuk memastikan kinerja

karyawan telah SOP serta selalu mengingatkan karyawan setiap pagi di Muster

Point dan menegur langsung yang bersangkutan.

17
3.PERAWATAN

a. TUJUAN

 berondolan yang jatuh ke tanah akan lebih mudah di temukan dan di


kumpulkan

 proses panen di lakukan dengan lebih cepat dan efesien

 aplikasi dan penggunaan pupuk lebih efesien

b. STANDARISASI

 piringan sawit (1,5-2.0 m dari baatang sawit di perkebunan kelapa sawit


dewasa) benar-benar bersih dari gulma

 piringan sawit harus bersih dari sampah

c. WAKTU PELAKSANAAN

 Sesaat sebelum panen raya (sehingga proses panen bisa di lakukan secara
lebih efesien)

 Dalam waktu yang sama dengan penyiangan jalur perkebunan (jika


memungkinkan)

 Tidak pada saat cuaca cenderung hujan (jika tidak herbesida akan terbilas
habis oleh hujan)

d. ALAT DAN BAHAN

 Tojok/sekop

 Parang

 Garu

18
e. CARA PELAKSANAAN

 Cabut semua vegetasi yang tumbuh dalam piringan sawit atau di tebas
hingga rata tanah menggunakan parang, atau dengan cara lain keruk semua
gulmadalam piringan dengan menggunakan sekop atau alat bantu yang
lainya

 Garu sisa gulma yang telah di tebas dengan parang keluar dari piringan
sawit tersebut

 Hindari pembajakan tanah atau merusak tanah di area piringan karena bisa
merusak akar sawit tersebut

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A KESIMPULAN

Dari hasil magang industri (MI) pada PT. sentosa Kalimantan jaya, penulis menarik

kesimpulan sebagai berikut ;

 Dalam kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit perlu di laksanakan


dengan rutin dan dengan cara yang benar, terutama dalam kegiatan pemupukan
agar kebutuhan unsur hara tanaman dapat terpenuhi untuk menjamin produktivitas
tanaman yang berkualitas dengan kuantitas yang tinggi

 Penerapan teknis budidaya kelapa sawit yang di perlukan di PT. sentosa


Kalimantan jaya (SKJ) secara umum telah baik dan memenuhi standar SOP

B. SARAN

 Di perlukan pengawasan yang lebih tepat serta pengarahan terhadap


karyawan mengenai ketentuan panen secara benar.

19
LAMPIRAN

20
21

Anda mungkin juga menyukai