Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN EKSKURSI DI PT.

SEMEN TONASA
DESA BIRINERE KABUPATEN PANGKEP
PROVINSI SULAWESI SELATAN

ABDULLAH KILIAN
093 2014 0213

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2017
HALAMAN PENGESAHAN

ABDULLAH KILIAN
09320140213

LAPORAN EKSKURSI DI PT.SEMEN TONASA


DESA BIRINERE KABUPATEN PANGKEP
PROVINSI SULAWESI SELATAN

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan pada Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia

Mengetahui,
Dosen Pembimbing,

Ir. Arif Nurwaskito., ST., MT., IPM


Nips. 0925057301

Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Pertmbangan

Ir. Hasbi Bakri, ST., MT. IPM


Nips. 109101028

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT, yang dengan izin-nya, saya dapat
menyelesaikan laporan Kegiatan Ekskursi dengan judul Studi Penanganan Reklamasi
Lahan Bekas Tambang Batukapur di PT.Semen Tonasa Desa Birinere Kabupaten
Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan mulai tanggal 1 Februari 2017 sampai 28
Februari 2017.
Dan tak lupa pula saya ucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Hasbi Bakri, S.T., M.T. IPM. selaku Ketua Jurusan Teknik
Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
2. Bapak Ir. Arif Nurwaskito, S.T., M.T. IPM, Bapak Ir. Hardoyo MBA, dan
Bapak Ir. Halim Hayade selaku Pembimbing kegiatan Ekskursi.
3. Bapak Ir. H. Basri selaku Senior Manager of Mining di PT. Semen Tonasa..
4. Kedua orang tua saya cintai selaku pemberi semangat dan doa kepada saya.
5. Teman-teman angkatan 2014 Teknik Pertambangan Universitas Muslim
Indonesia yang selalu setia dalam suka maupun duka.
Semoga laporan ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun pembaca.
Semoga Allah SWT memberikan berkah pada setiap umatnya yang senantiasa
berbagi ilmu.
Billahi Taufik Walhidayah, Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Pangkep, 28 Februari 2017

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan .............................................................................. 2
1.3 Manfaat Kegiatan Ekskursi ................................................................... 2
1.4 Alat dan Bahan ...................................................................................... 3
1.5 Lokasi Kesampaian Daerah................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN UMUM ............................................................... 4
2.1 Profil dan Sejarah PT. Semen Tonasa ................................................. 4
2.2 Pengolahan Semen PT. Semen Tonasa .............................................. 9
2.3 Bahan Baku Semen PT. Semen Tonsa ................................................ 11
BAB III. HASIL KEGIATAN EKSKURSI ......................................... 13
3.1 Penambangan Clay ................................................................................ 13
3.2 Penambangan Batukapur ....................................................................... 13
3.3 Peledakan .............................................................................................. 13
3.4 Reklamasi .............................................................................................. 14
BAB IV. PENUTUP ............................................................................. 15
4.1 Kesimpulan ........................................................................................... 15
4.1 Saran ...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 18

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Proses pengolahan semen di PT. Semen Tonasa Indonesia........ 10

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT Semen Tonasa adalah produsen semen besar di Indonesia yang beroperasi


sejak Tahun 1968. Perusahaan ini berlokasi Di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro,
Kabupaten Pangkep, Sulawesi elatan ini memiliki 4 pabrik besar menempati lahan
seluas 715 hektar di Desa Biringere, Perseroan yang memiliki kapasitas terpasang
5.980.000 ton semen per tahun ini, mempunyai empat unit pabrik, yaitu Pabrik
Tonasa II, Pabrik Tonasa III, Pabrik Tonasa IV dan Pabrik Tonasa V. Keempat unit
pabrik tersebut menggunakan proses kering dengan kapasitas masing-masing
590.000 ton semen pertahun untuk Unit II dan III, 2.300.000 ton semen per tahun
untuk Unit IV serta 2.500.000 ton semen untuk Unit V. Perseroan berdasarkan
anggaran dasar merupakan produsen semen di Indonesia yang telah memproduksi
serta menjual semen di dalam negeri dan mancanegara sejak tahun 1968.
Sebagai perusahaan besar PT semen tonasa yang memiliki visi untuk menjadi
perusahaan persemenan terkemuka di Asia dengan tingkat efisiensi tinggi ini
mendapatkan sebagian besar pendapataannya dari hasil penjualan semen dalam
negeri khususnya di Kawasan Indonesia timur.
Proses produksi perseroan bermula dari kegiatan penambangan tanah liat dan
batu kapur di kawasan tambang tanah liat dan pegunungan batu kapur sekitar pabrik
hingga pengantongan semen zak di unit pengantongan semen. Proses produksi
perseroan secara terus menerus dipantau oleh satuan Quality Control guna menjamin
kualitas produksi. Dengan didukung oleh jaringan distribusi yang tersebar dan
diperkuat oleh delapan unit pengantongan semen yang melengkapi sarana distribusi
penjualan, telah menjadikan perseroan sebagai pemasok terbesar di kawasan tersebut.
Pendapatan utama perseroan adalah hasil penjualan Semen Portland (OPC), Semen
Non OPC yaitu Tipe Komposit (PCC) tersebar di wilayah Sulawesi, Kalimantan,
Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Didukung dengan merk produk yang
solid di Kawasan Timur Indonesia, perseroan berusaha secara terus menerus
mempertahankan brand image produk dengan menjaga kestabilan pasokan produk di
pasar semen, selain itu dukungan sistem distribusi yang optimal juga merupakan
unsur kesuksesan penjualan semen perseroan. Disamping itu, penjualan ekspor juga
1
dilakukan perseroan jika terjadi kelebihan produksi setelah pemenuhan pasar dalam
negeri. Sejak 15 September 1995 perseroan terkonsolidasi dengan PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk. (sebelumnya PT Semen Gresik (Persero) Tbk.) menjadi
sebuah holding company. Lebih dari satu dekade perseroan berbenah dan berupaya
keras meningkatkan nilai perseroan di mata pemegang saham dan stakeholder.
Berbagai terobosan strategi dan program kerja dalam meningkatkan kinerja
perseroan secara terintegrasi terus dipacu untuk mewujudkan visi perseroan menjadi
produsen semen yang terefisien dan mempunyai keunggulan yang kompetitif
diantara para produsen semen lainnya. Di mulai tahun 2009 sampai saat ini,
perseroan melaksanakan pembangunan Pabrik Tonasa V yang nantinya diharapkan
beroperasi dengan kapasitas 2.500.000 ton pertahun dengan dukungan pembangkit
listrik 2x35MW dengan pembiayaan proyek tersebut bersumber dari dana sendiri
perseroan dan kredit pembiayaan sindikasi perbankan nasional. Pembangkit listrik
tersebut di targetkan akan beroperasi normal di tahun 2013.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Maksud dari Kegiatan Ekskursi ini adalah sebagai arahan pelaksanaan di
lapangan agar dalam melakukan reklamasi dapat memperoleh hasil yang optimal.
Pedoman teknis ini membahas teknik reklamasi lahan bekas tambang batukapur.
1.2.3 Tujuan
1. Mengetahui proses pembuatan dan penambangan semen di PT. Semen
Tonasa.
2. Mengetahui kegiatan peledakan di PT. Semen Tonasa.
3. Mengetahui kegiatan reklamasi di PT. Semen Tonasa.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1. Alat
1. Alat tulis menulis.
2. Helem.
3. Rompi lapangan.
4. Sepatu Lapangan.

2
1.3.2. Bahan
1. Buku catatan lapangan.
2. Bekal Makanan

1.4 Manfaat Kegiatan Ekskursi


1.4.1 Mahasiswa
Dapat memberikan dan menambah serta melatih kemampuan
mahasiswa terhadap kondisi nyata yang terjadi di Perusahaan dengan
teori yang didapat dari kampus. Juga mempersiapkan mahasiswa untuk
mengetahui dunia kerja apabila bekerja nanti.
1.4.2 Universitas
Terciptanya pola kemitraan yang baik dengan perusahaan tempat
mahasiswa melaksanakan Kegiatan Ekskursi dan Kegiatan Ekskursi.
1.4.3 Perusahaan
Memenuhi andil perusahaan terhadap dunia pendidikan di
Indonesia, serta mendapat masukan bermanfaat terhadap perusahaan.

1.5 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Lokasi Kegiatan Ekskursi yaitu pada Daerah Pangkep tepatnya pada Desa
Biringere yang merupakan daerah PT. Semen Tonasa. Secara administratif lokasi
penambangan berada dalam wilayah Kabupaten Pangkep propinsi Sulawesi Selatan
yang berjarak sekitar 68 Km utara Kota Makassar. Secara geografis terletak antara
11903553 sampai pada 11903800Bujur Timur dan 0404643 sampai 0404832
Lintang Selatan. Daerah penelitian dapat dijangkau menggunakan kendaraan roda
dua dan roda empat dari kota Makassar yang memakan waktu sekitar 2 jam.

3
B A B II
TINJAUAN UMUM

2.1 Profil dan Sejarah PT. Semen Tonasa


PT. Semen Tonasa mempunyai empat unit pabrik masing-masing yaitu :
Semen Tonasa Unit I, II, III, dan IV. Pabrik Semen Tonasa I terletak di desa Tonasa
Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkep, mulai berproduksi sejak tahun 1968 dengan
kapasitas 110.000 ton/tahun. Pelaksanaan survey dilaksanakan pada tahun 1960 oleh
Bank Industrialisasi Negara (Bapindo) dengan Biro Industrialisasi Departemen
Perindustrian dan Pertambangan (Dirjen Industri Kimia Dasar). Atas dasar hasil
survey tersebut maka tanggal 13 Juni 1960 ditandatangani kontrak antara Tenko
Expo Cekoslowakia dan di ikuti pelaksanaan survey yang mendalam mengenai letak
deposite bahan baku pabrik. Mengingat akan kebutuhan Semen Tonasa untuk
pembangunan di wilayah Indonesia Timur yang semakin berat bila dibandingkan
dengan produksi semen pabrik unit I yang sangat terbatas, maka dirintislah usaha
untuk membangun pabrik Semen Tonasa unit II. Tahap I dimulai tanggal 19 April
1975, dengan dilakukan suatu studi kelayakan oleh Team Dyckerhoff Semen Work
Ag dari Jerman Barat. Dari hasil studi tersebut di dapat kesimpulan bahwa
pembangunan pabrik Semen Tonasa unit II memenuhi syarat. Pabrik ini terletak di
desa biring Ere, Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep mulai berproduksi sejak
tahun 1979 dengan kapasitas 590.000 ton / tahun. Peresmian pabrik ini dilakukan
oleh Bapak Presiden Soeharto pada tanggal 28 Februari 1980.
Pabrik Semen Tonasa unit III terletak pada areal yang sama dengan pabrik
Semen Tonasa unit II dan mulai berproduksi pada tahun 1985, dengan kapasitas
produksi 590.000 ton / tahun. Bentuk badan hukum berdasarkan Kepres No. 54 tahun
1971 dengan merubah status perusahaan dari proyek semen Tonasa menjadi
perusahaan umum Semen Tonasa. Tapi atas dasar Kepres No. 1 tahun 1975 berubah
lagi statusnya dari perusahaan umum menjadi PT. Semen Tonasa ( Persero ). Status
ini mulai berlaku sesuai Akta Notaris H. Babasa Dg. Lolo tanggal 9 januari 1976.
Pabrik Semen Tonasa unit IV terletak berdampingan dengan Tonasa unit II, dan unit
III mulai berproduksi pada tahun 1996 dengan kapasitas 2.300.000 ton / tahun.
Pembangunan dilakukan dengan swakelola yang mana Analisa Mengenai dampak
Lingkungan (AMDAL) bekerja bersama dengan Universitas Hasanuddin. Selain itu
4
dilakukan pengadaan PTG ( Boiler Turbin Generator ) untuk kebutuhan generator
listrik sendiri dengan kapasitas 2 x 25 MW.

2.1.1 Pabrik Semen Tonasa I

Pabrik Semen Tonasa I berlokasi di desa Tonasa Kecamatan


Balocci Kabupaten Pangkajene Kepulauan Propinsi Sulawesi Selatan.
Letaknya kurang lebih 60 km sebelah utara Kota Makassar dan didirikan
berdasarkan Tap. MPRS RI No.II/MPRS/1960 tanggal 5 Desember 1960.
Survei bahan baku untuk keperluan pabrik dilaksanakan oleh tim
Technoexport Cekoslowakia berdasarkan kontrak yang ditandatangani di
Jakarta pada tanggal 13 Juni 1960. Pada survei ini, Team Technoexport
Cekoslowakia dibantu oleh Lembaga Geologi Bandung dalam hal
pengeboran dan pengambilan sampel bahan baku yang berlangsung
antara tanggal 8 Agustus 1960 sampai 5 Mei 1961. Sedang analisa
sampel bahan baku tersebut dilakukan oleh Balai Kegiatan Ekskursi
Kimia Ujung Pandang.
Berdasarkan hasil survei bahan baku tersebut, Bank Industri Negara
Jakarta, Bakit Jakarta dan Biro Industrial Departemen Perindustrian
Dasar Pertambangan, menyusun studi kelayakan pendirian pabrik PT.
Semen Tonasa. Dalam studi kelayakan tersebut disimpulkan bahwa
kapasitas produksi Semen Tonasa adalah 350 ton terak per hari atau
110.000 ton semen Portland Type I per tahun. Proses yang digunakan
adalah proses basah dengan bahan bakar Bunker-C oil. Penyusunan studi
kelayakan selesai pada tahun 1962.
Jumlah investasi proyek adalah sebesar Rp. 3,1 milyar atau USD
10,098 juta (1 USD = Rp. 307) yang terdiri dari valuta asing sebesar
USD 6,515 juta, dan biaya lokal sebesar Rp. 1,1 milyar.
Adapun biaya valuta asing diperoleh dari bantuan pemerintah
Cekoslowakia. Bantuan ini disampaikan kepada pemerintah Indonesia
berupa mesin-mesin pabrik, alat-alat kerja, alat-alat berat, serta perangkat
lunak berupa perencanaan/design dan supervisi untuk konstruksi,
pemasangan mesin/ listrik sampai mesin masa operasi percobaan.

5
Pelaksanaan pembangunan yang dimulai bulan Juni 1962,
sepenuhnya dilaksanakan oleh Proyek Semen Tonasa dan dibantu oleh
kontraktor lokal untuk semua jenis pekerjaan. Pada tanggal 2 November
1968, pembangunan pabrik selesai dilaksanakan dan pabrik diresmikan
oleh Menteri Perindustrian, M. Yusuf.
Sesudah operasi selama 16 tahun, ternyata pabrik Semen Tonasa I
yang menggunakan proses basah tidak lagi mampu untuk diteruskan
beroperasi secara ekonomis akibat terjadinya beberapa kali kenaikan
bahan bakar minyak. Di samping itu, adanya pabrik Semen Tonasa II dan
mulai beroperasinya pabrik Semen Tonasa III pada tahun 1984,
menyebabkan kebutuhan semen di wilayah pemasaran PT Semen Tonasa
masih dapat disuplai oleh pabrik Semen Tonasa II dan Tonasa III
tersebut.
Oleh karena itu, pada bulan November 1984 diputuskan untuk
menghentikan sementara Semen Tonasa I sambil meneliti kemungkinan
pemanfaatan lebih lanjut.

2.1.2 Pabrik Semen Tonasa II

Pabrik Semen Tonasa II yang berlokasi di Desa Mangilu,


Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Propinsi Sulawesi Selatan, 25
Km di Sebelah Utara Pabrik Semen Tonasa I, yang didirikan berdasarkan
persetujuan Bappenas No.023/XL-LC/B.V/76 dan No.285/D.I/IX/76
tanggal 2 September 1976.
Survei bahan baku dilakukan Dyckerhoff Engineering dari
Jerman Barat, dibantu oleh kontraktor dalam negeri yang bekerja sama
dengna Direktorat geologi Bandung. Berdasrakan hasil survei
Dyckerhoff Engineering maka disusunlah studi kelayakan pendirian
Pabrik Semen Tonasa II. Dalam studi kelayakan tersebut disimpulkan
bahwa kapasitas produksi Semen Tonasa II adalah 1.650 ton terak/hari
atau 510.000 ton semen Portland tipe I/tahun dengan kemungkinan
perluasan lebih lanjut. Peroses yang digunakan adalah proses kering
dengan bahan bakar minyak buncker-C oil. Pelaksanaan akhir tahun
1976-1979.
6
Jumlah investasi yang digunakan untuk membiayai pembangunan
pabrik Semen Tonasa II adalah sebesar Rp. 53,18 milyar terdiri dari
Can$ 127.525 (1 Can$=Rp.417), terdiri dari valuta asing sebesar Can$
83,6 juta dan biaya lokal sebesar 18,307 milyar. Adapun biaya valuta
asing tersebut diperoleh dari bantuan kredit ekspor pemerintah Canada.
Proyek pembangunan pabrik Semen Tonasa II secara resmi
dimulai tanggal 20 Oktober 1976. Perencanaan dan pembangunan pabrik
dilakukan oleh Countinho Caro & Co dari Jerman Barat bersama Swan
Wooster Canada, secara Fized Fee, berdasarkan perencanaan dasar yang
dibuka oleh Dyckerhoff Engineering. Mesin-mesin utama pabrik dan
sebagian besar bahan konstruksi untuk pekerjaan sipil didatangkan dari
Canada. Dalam pengawasan seluruh proyek, baik dalam pemasangan
mesin-mesin utama maupun dalam pelaksanaan konstruksi sipil, PT.
Semen Tonasa dibantu oleh Dyckerhoff Engineering. Sedangkan yang
menyangkut masalah hukum, PT. Semen Tonasa dibantu oleh Konsultan
Hukum Delson dan Gordon dari Amerika Serikat.
Pada tanggal 15 Desember 1979, pembangunan Pabrik Semen
Tonasa II selesai dan diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto pada
tanggal 28 Februari 1980.

2.1.3 Pabrik Semen Tonasa III

Pabrik Semen Tonasa III yang berlokasi di tempat yang sama


dengan Pabrik Semen Tonasa II, dibangun berdasarkan persetujuan
Bappenas: No.32/EXC-LC/B.V/1981 dan No.2177/WK/10/1981 tanggal
30 Oktober 1981.
Survei bahan baku tidak dilaksanakan lagi karena lokasi yang sama
dan telah dilakukan pada saat survei bahan baku Semen Tonasa II,
sedangkan studi kelayakan masih tetap dilakukan Dyckerhoff
Engineering.
Dalam studi tersebut disimpulkan bahwa kapasitas produksi pabrik
Semen Tonasa III adalah 1900 ton terak/hari atau 590000 ton Semen
Portland Tipe I/tahun. Proses yang digunakan adalah proses kering

7
dengan bahan bakar minyak buncker-C pada tahap uji dan saat operasi
komersial menggunakan batubara.
Jumlah investasi sebesar Rp. 98.807 milyar atau DM.343 juta (1
DM =Rp.288), terdiri dari biaya valuta asing sebesar DM.204 juta dan
biaya lokal sebesar Rp.40.055 milyar. Adapun biaya valuta asing tersebut
sebagian besar bantuan kredit ekspor Pemerintah Jerman Barat. Proyek
pembangunan pabrik Semen Tonasa III dimulai pada tanggal 9 Januari
1082. Perencanaan dan Pembangunan dilakukan oleh Countinho Caro &
Co, Jerman Barat secara Lump Sum Contrct Price (Turn Key).
Mesin-mesin pabrik seluruhnya didatangkan dari Jerman. Dalam
pengawasan seluruh proyek baik pemasangan mesin-mesin utama
maupun pelaksanaan konstruksi sipil, PT. Semen Tonasa dibantu oleh
Dyckerhoff Engineering. Sedangkan menyangkut masalah hukum,
dibantu oleh Konsultan Hukum Delson dan Gordon dari Amerika
Serikat.
Pada tanggal 3 April 1985 Pabrik Semen Tonasa III selesai dan
diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto didampingi Perdana Menteri
LeeKwan Yew dari Singapura.

2.1.4 Pabrik Semen Tonasa IV

Perluasan Pabrik Semen Tonasa tidak berhenti hanya pada Semen


Tonasa II dan III yang telah berkapasitas total 1.180.000 ton/tahun.
Untuk menunjang laju pembangunan nasional, Semen Tonasa yang
memiliki bahan baku yang cukup serta dukungan pemerintah kepada
perusahaan milik negara ini, maka didirikanlah pabrik Semen Tonasa IV
berdasarkan SK. Menteri Perindustrian No.82/MPP.IX/1990 tanggal 2
Oktober 1990, dan SK. Menteri Keuangan RI No.9.1549/MK.013/1990
tanggal 29 November 1990.
Pabrik Semen Tonasa Unit IV dibangun pada lokasi sama dengan
Tonasa II dan III, dengan kapasitas yang lebih besar yaitu 2.300.000
ton/tahun dengan menggunakan teknologi canggih yaitu Digital Control
System (DCS) dalam proses pengendalian operasional.

8
Dengan demikian PT. Semen Tonasa memiliki pabrik semen
dengan total kapasitas terpasang sebesar 3.480.000 ton/tahun. Pabrik
Tonasa Unit IV diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 10
September 1996. Tonasa Unit IV dikerjakan secara Swakelola oleh PT
Semen Tonasa dibantu oleh PT Rekayasa Industri sebagai konsultan.

2.1.5 Pabrik Semen Tonasa V

Seiring dengan semakin meningkatnya permintaan semen


khususnya dikawasan timur indonesia maka dibangun parik Semen
tonasa unit V yang beroperasi berdekatan dengan Tonasa II, III, dan IV
yang saat ini telah beroperasi. Pabrik Tonasa unit V berkapasitas
2.500.000 ton semen/tahun dengan proses kering.

2.2 Proses pengolahan Semen di PT. Semen Tonasa


Bahan baku utama dalam pembuatan semen adalah tanah liat atau lempung
dan batugamping atau batukapur dengan perbandingan 20% lempung dan 80%
batugamping. Bahan baku tersebut akan dihancurkan terlebih dahulu menggunakan
crusher dan clay cutter untuk memperkecil ukuran agar mudah dalam proses
penggilingan. Produk dari Limestone Crusher dan Clay Crusher bercampur dalam
Belt Conveyor dan ditumpuk di dalam Storage Mix. Setelah itu material akan
mengalami proses pre-homogenisasi. Tujuan pre-homogenisasi material adalah untuk
memperoleh bahan baku yang lebih homogen.
Selanjutnya, bahan baku imbuhan (pasir besi dan silica) dicampur dengan
bahan baku utama dan masuk ke proses penggilingan awal dan pengeringan bahan
baku menggunakan Vertical Raw Mix (VRM). Media pengering tersebut memiliki
suhu sekitar 300C 400C.
Kemudian material akan mengalami proses pencampuran (Blending) dan
homogenisasi di dalam Blending Silo. Alat utama yang digunakan untuk
mencamnpur dan menghomogenkan bahan baku adalah blending silo, dengan media
pengaduk adalah udara. Setelah mengalami homogenisasi di blending silo, material
terlebih dahulu ditampung ke dalam kiln feed bin. Alat utama yang digunakan untuk
proses pemanasan awal bahan baku adalah suspension pre-heater. Suspension
preheater merupakan salah satu peralatan produksi untuk memanaskan awal bahan

9
baku sebelum masuk ke dalam rotary kiln. Material akan masuk terlebih dahulu pada
cyclone yang paling atas hingga keluar dari cyclone kelima. Setelah itu, material
akan masuk ke dalam rotary kiln. Proses selanjutnya terjadi di dalam tanur putar atau
rotary kiln. Di dalam kiln terjadi proses kalsinasi (hingga 100%), sintering, dan
clinkering. Temperatur material yang masuk ke dalam tanur putar adalah 800
900C, sedangkan temperatur clinker yang keluar dari tanur putar adalah 1100 -
1400C. Proses selanjutnya adalah pendinginan (cooling). Alat utama yang
digunakan untuk proses pendinginan adalah clinker cooler. Selanjutnya clinker
dikirim menuju tempat penampungan clinker (clinker storage) dengan menggunakan
alat transportasi yaitu pan conveyor.
Dari clinker storage, clinker akan melalui proses penggilingan akhir. Proses
ini terjadi pada finish mill. Setelah mengalami proses ini, material clinker akan
mengalami proses separator guna memisahkan material yang lebih halus dengan
material yang kurang halus. Material semen yang lebih halus akan dibawa udara
melalui cyclone dan di transfer ke dalam cement silos sebelum pengepakan (packing)

Gambar 2.1: Proses pengolahan semen di PT. Semen Tonasa Indonesia

10
2.3 Bahan Baku Semen dan Proses Penambangan di PT. Semen Tonasa

2.3.1 Bahan Baku Semen


Bahan baku utama dalam pembuatan semen adalah tanah liat atau lempung
dan batugamping atau batukapur dengan perbandingan 20% lempung dan 80%
batugamping. Bahan baku tersebut akan dihancurkan terlebih dahulu menggunakan
crusher dan clay cutter untuk memperkecil ukuran agar mudah dalam proses
penggilingan. Produk dari Limestone Crusher dan Clay Crusher bercampur dalam
Belt Conveyor dan ditumpuk di dalam Storage Mix. Setelah itu material akan
mengalami proses pre-homogenisasi. Tujuan pre-homogenisasi material adalah untuk
memperoleh bahan baku yang lebih homogen.

2.3.2 Proses Penambangan Batugamping

1. Perintisan (Pioneering)
Perintisan adalah suatu rangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk
meratakan, membuat jalan untuk dilalui oleh alat-alat mekanis, serta
penyediaan lokasi penambangan agar memudahkan dalam pengambilan
material. Pekerjaan perintisan dilakukan oleh Seksi Perintisan dan
Perencanaan Tambang.
Setelah pekerjaan perintisan selesai dilaksanakan, maka pekerjaan
diserahkan kepada Seksi Penambangan untuk melanjutkan pekerjaan
produksi.

2. Pembongkaran (Loosening)
Pembongkaran adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan
untuk membebaskan bahan galian dari endapan induknya. Untuk
melakukan pembongkaran diperlukan alat-alat yang sesuai dan tepat
untuk daerah yang akan dikerjakan. Pemilihan alat-alat tersebut
tergantung pada faktor teknis dan ekonomis. Ditinjau dari sifat fisik
material pembongkaran endapan batuan ada yang lunak dan ada yang
keras. Untuk pembongkaran endapan batuan yang keras dan massive
dapat dilakukan dengan peledakan. Peledakan adalah serangkaian
pekerjaan terhadap batuan untuk membebaskan batuan dari induknya

11
menjadi fragmen-fragmen dengan ukuran yang dikehendaki dengan
menggunakan bahan peledak.

3. Pemuatan (Loading)
Pemuatan adalah serangkaian kegiatan atau pekerjaan yang
dilakukan untuk mengambil atau memuat material hasil ledakan ke alat
angkut untuk Selanjutnya diangkut ketempat penampungan (stock
yard).
Kegiatan pemuatan quarry B dilakukan dengan menggunakan
Whell Loader Type Komatsu WA-600-1 dengan kapasitas bucket 5,4 m
dan Loading Shovel Type Komatsu PC-1000-1 dengan kapasitas
bucket 6,1 m3.

4. Pengangkutan ( Hauling )
Pengangkutan adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan
untuk mengangkut endapan material hasil ledakan dari front
penambangan ketempat penampungan stock yard atau ketempat
pengolahan lebih lanjut. Pada kegiatan pengangkutan material hasil
peledakan di quarry B dilakukan dengan alat angkut Dump Truck HD
465 dapat digunakan sesuai kebutuhan produksi.

12
BAB III
HASIL KEGIATAN EKSKURSI

3.1 Penambangan Clay

Sebelum melakukan penambangan tanah liat terlebih dahulu dilakuakan tahap


perintisan dengan alat bulldozer untuk membersihkan vegetasi yang ada. Setealah
itu, tanah liat digerus dengan alat muat back hoe dan kemudian dimasukkan dalam
drum truck kemudian diangkut ke clay crusher yaitu dua buah silinder untuk proses
pemecahan. Proses pemecahan tanah liat dilakukan dengan roller crusher yaitu dua
buah silinder yang berputar cepat dan arah putarannya yang berlawanan, hal ini
dilakukan untuk memecah batuan yang tercampur dengan tanah liat dengan
menggunakan roll crusher primer dan roll crusher sekunder selanjutnya diangkut
dengan belt conveyor menuju clay storage. Pengambilan tanah liat didasarkan pada
kadar SiO2, kualitas tanah liat yang diambil dan kadar air.

3.2 Penambangan Batugamping

Sebelum melakukan kegiatan penambangan, yang harus dilakukan terlebih


dahulu adalah perintisan lokasi. Perintisan adalah pekerjaan pendahuluan yang
sebelum daerah tambang memproduksi batu kapur secara berlanjut, tujuannya yaitu
untuk membuat jalan rintisan sehingga alat-alat berat yang diperlukan dapat dengan
mudah tiba di lokasi penambangan dan siap untuk memproduksi pada proses
berikutnya. Kegiatan penambangan untuk menyiapkan bahan mentah ini meliputi
pengeboran, peledakan, dan pengangkutan.

3.3 Peledakan

Pola peledakan yang diterapkan oleh PT. Semen Tonasa Indonesia adalah
pola peledakan corner cut beruntun dengan pola pemboran row by row. Pola
peledakan corner cut beruntun tersebut menyebabkan material yang terlepas dari
batuan induk mengarah kedepan dengan delay time tertentu setiap lubang ledak.
Lubang ledak dengan baris yang berurutan sejajar dengan burden sangat baik dalam
distribusi bahan peledak.

13
Jenis bahan peledak yang digunakan dan masa pemakaian dari bahan peledak
tersebut. Bahan peledak yang digunakan adalah bahan peledak komersil yang
dipergunakan di bidang industri seperti ANFO. ANFO merupakan bahan peledak
yang terdiri dari Ammonium Nitrate 94,5% dan sisanya 5,5% minyak solar sebagai
bahan bakar. Saat ini PT. Semen Tonasa sedang mencoba menggunakan jenis bahan
peledak lain yaitu Emulsi yang diharapkan dapat lebih bersifat ekonomis.
PT. Semen Tonasa sangat memperhatikan keamanan dalam penggunaan
bahan peledak. Masa pemakaian bahan peledak sekitar 1 tahun, dan bahan peledak
yang telah keluar dari gudang penyimpanan HANDAK namun tidak jadi di
pergunakan akan dimusnahkan, tidak dikembalikan pada gudang penyimpanan.
Evaluasi pada gudang penyimpanan dilakukan setiap 6 bulan sekali guna mengontrol
kualitas dari bahan peledak tersebut.

3.3 Reklamasi

Pada lahan bekas penambangan tanah liat yang sudah tidak lagi dapat
ditambang, oleh pihak PT Semen Tonasa ditata dan dijadikan kolam penampung air
untuk kegiatan pabrik. Sebagian dari lahan yang tidak ditambang dan ditinggalkan
tersebut telah di upayakan untuk direhabilitasi dengan penanaman pohon-pohon
seperti gmelina (Gmelina arborea) dan jambu mete (Anacardium accidentale).
Reklamasi lahan dengan penanaman gmelina ini mencakup areal seluas 15 ha yang
ditanam sejak tahun 1998. Pohon-pohon gmelina tersebut tidak nampak lagi dalam
areal karena mati akibat gangguan ternak sejak beberapa tahun yang lalu. Pohon
yang cukup baik beradaptasi dan agresif menyebarkan biji-bijinya membentuk
anakan pohon yang menyebar tidak teratur adalah akasia (Acacia auriculiformis).
Pohon-pohon jenis ini tumbuh bercampur dengan jenis-jenis alami yang masuk ke
dalam areal seperti rita (Alstonia sp).
Dengan hilangnya top soil sebagai akibat kegiatan penambangan tanah liat
telah menjadi penyebab utama dari lambatnya pertumbuhan pohon-pohon pada areal
yang direhabilitasi ini. Namun sekarang rumput telah menutup sebagian besar areal
serta tumbuh subur karena hujan yang mesih berlangsung. Penutupan rumput ini
diharapkan secara kontinyu dapat menghasilkan serasah yang lebih banyak dan cepat
memperkaya tanah dengan bahan organik yang berasal dari dekomposisi tumbuhan
tersebut sehingga mendukung perbaikan media pertumbuhan pohon-pohon dan
14
semakin memungkinkan berbagai jenis tumbuhan bawah yang datang menginvasi.
Keberadaan rumput di lain pihak menyebabkan ternak sapi masuh ke dalam areal
yang juga menyebabkan kotorannya yang dapat meningkatan bahan organik pada
lahan yang terus megalami pemulihan ini.
Berbagai jenis pohon-pohon yang terdapat secara alami maupun pohon-
pohon hasil penanaman menyebarkan biji-bijinya di seluruh areal ini sehingga
terbentuk tegakan yang beri pohon-pohon dari berbagai jenis. Namun demikian
hanya beberapa jenis pohon yang ditanam dapat bertahan. Kegiatan revegetasi pada
lahan bekas tambang tanah liat dibedakan menjadi 3 berdasarkan jenis tanaman yang
ditanam yaitu:
1. Penanaman tanaman inti
Penanaman tanaman inti dilakukam dengan cara menyiapkan jenis tanaman
yang sesuai dengan kondisi lahan reklamasi. Adapun tanaman yang telah ditanam
tanaman inti yaitu :
a. Bitti
b. Jati unggul
c. Sengon ketapang
d. Mahoni
e. Turi
f. Trembesi
g. Asam jawa
h. Angsana
i. Pulai
j. Akasia
2. Penanaman Tanaman Buah
Penanaman tanaman buah dilakukan untuk memanfaatkan lahan bekas
tambang tanah liad dan juga dekat dengan tempat penyimpanan air sehingga
pemeliharaannya lebih mudah dilaksanakan. Adapun tanaman buah yang ditanam
yaitu :
a. Mangga
b. Jambu mente
c. Pisang
d. Jati putih

15
e. Kedondong
f. Kelengkeng merah
g. Jeruk sunkis
h. Sukun
i. Kelengkeng hijau
j. Jambu Farigate
k. Cengkeh
l. Sawo Manila
m. Rambutan
n. Bunni
o. Nangka
p. Jambu air
q. Lemon

Selain revegetasi pada lahan bekas penambangan PT. Semen Tonasa dibuat
pula tempat penampungan air berupa danau buatan yang digunakan sebagai tempat
rekreasi karyawan.

16
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Bahan baku utama dalam pembuatan semen adalah tanah liat atau lempung
dan batugamping atau batukapur dengan perbandingan 20% lempung dan 80%
batugamping. Terdapat dua proses penambangan yang berbea antara penambangan
clay dan batugamping.
Peledakan di PT. Semen Tonasa menggunaan ANFO dan saat ini sedang di
coba menggunakan Emulsi. Reklamasi lahan bekas penambngan clay yaitu dengan
cara revegetasi dan pembuatan danau buatan.

5.2 Saran

Kegiatan ekskursi sebaiknya dapat diperanjang waktu dan tempat yang akan
dikunjungi di perusahaan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Graha, Doddy Setia. 1987. Batuan dan Mineral. Nova: Bandung.


Kementrian ESDM. 2004. Tata Cara Perhitungan Jaminan Reklamasi. Diambil dari:
https://www.scribd.com/doc/282898951/Tata-Cara-Perhitungan-Jaminan-
Reklamasi (18 Februari 2017)
Macfarlane, Ian. 2006. Penutupan dan Penyelesaian Tambang. Kementerian
Perindustrian, Pariwisata dan Sumberdaya: Australia.
Partanto, P. 1992. Penanganan Masalah Lingkungan Dalam Industri Pertambangan
Bahan Galian Industri. Simposium UPN Veteran: Yogyakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai