SEMEN TONASA
DESA BIRINERE KABUPATEN PANGKEP
PROVINSI SULAWESI SELATAN
ABDULLAH KILIAN
093 2014 0213
MAKASSAR
2017
HALAMAN PENGESAHAN
ABDULLAH KILIAN
09320140213
Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan pada Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia
Mengetahui,
Dosen Pembimbing,
Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Pertmbangan
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan .............................................................................. 2
1.3 Manfaat Kegiatan Ekskursi ................................................................... 2
1.4 Alat dan Bahan ...................................................................................... 3
1.5 Lokasi Kesampaian Daerah................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN UMUM ............................................................... 4
2.1 Profil dan Sejarah PT. Semen Tonasa ................................................. 4
2.2 Pengolahan Semen PT. Semen Tonasa .............................................. 9
2.3 Bahan Baku Semen PT. Semen Tonsa ................................................ 11
BAB III. HASIL KEGIATAN EKSKURSI ......................................... 13
3.1 Penambangan Clay ................................................................................ 13
3.2 Penambangan Batukapur ....................................................................... 13
3.3 Peledakan .............................................................................................. 13
3.4 Reklamasi .............................................................................................. 14
BAB IV. PENUTUP ............................................................................. 15
4.1 Kesimpulan ........................................................................................... 15
4.1 Saran ...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 18
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Proses pengolahan semen di PT. Semen Tonasa Indonesia........ 10
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.1 Maksud
Maksud dari Kegiatan Ekskursi ini adalah sebagai arahan pelaksanaan di
lapangan agar dalam melakukan reklamasi dapat memperoleh hasil yang optimal.
Pedoman teknis ini membahas teknik reklamasi lahan bekas tambang batukapur.
1.2.3 Tujuan
1. Mengetahui proses pembuatan dan penambangan semen di PT. Semen
Tonasa.
2. Mengetahui kegiatan peledakan di PT. Semen Tonasa.
3. Mengetahui kegiatan reklamasi di PT. Semen Tonasa.
1.3.1. Alat
1. Alat tulis menulis.
2. Helem.
3. Rompi lapangan.
4. Sepatu Lapangan.
2
1.3.2. Bahan
1. Buku catatan lapangan.
2. Bekal Makanan
Lokasi Kegiatan Ekskursi yaitu pada Daerah Pangkep tepatnya pada Desa
Biringere yang merupakan daerah PT. Semen Tonasa. Secara administratif lokasi
penambangan berada dalam wilayah Kabupaten Pangkep propinsi Sulawesi Selatan
yang berjarak sekitar 68 Km utara Kota Makassar. Secara geografis terletak antara
11903553 sampai pada 11903800Bujur Timur dan 0404643 sampai 0404832
Lintang Selatan. Daerah penelitian dapat dijangkau menggunakan kendaraan roda
dua dan roda empat dari kota Makassar yang memakan waktu sekitar 2 jam.
3
B A B II
TINJAUAN UMUM
5
Pelaksanaan pembangunan yang dimulai bulan Juni 1962,
sepenuhnya dilaksanakan oleh Proyek Semen Tonasa dan dibantu oleh
kontraktor lokal untuk semua jenis pekerjaan. Pada tanggal 2 November
1968, pembangunan pabrik selesai dilaksanakan dan pabrik diresmikan
oleh Menteri Perindustrian, M. Yusuf.
Sesudah operasi selama 16 tahun, ternyata pabrik Semen Tonasa I
yang menggunakan proses basah tidak lagi mampu untuk diteruskan
beroperasi secara ekonomis akibat terjadinya beberapa kali kenaikan
bahan bakar minyak. Di samping itu, adanya pabrik Semen Tonasa II dan
mulai beroperasinya pabrik Semen Tonasa III pada tahun 1984,
menyebabkan kebutuhan semen di wilayah pemasaran PT Semen Tonasa
masih dapat disuplai oleh pabrik Semen Tonasa II dan Tonasa III
tersebut.
Oleh karena itu, pada bulan November 1984 diputuskan untuk
menghentikan sementara Semen Tonasa I sambil meneliti kemungkinan
pemanfaatan lebih lanjut.
7
dengan bahan bakar minyak buncker-C pada tahap uji dan saat operasi
komersial menggunakan batubara.
Jumlah investasi sebesar Rp. 98.807 milyar atau DM.343 juta (1
DM =Rp.288), terdiri dari biaya valuta asing sebesar DM.204 juta dan
biaya lokal sebesar Rp.40.055 milyar. Adapun biaya valuta asing tersebut
sebagian besar bantuan kredit ekspor Pemerintah Jerman Barat. Proyek
pembangunan pabrik Semen Tonasa III dimulai pada tanggal 9 Januari
1082. Perencanaan dan Pembangunan dilakukan oleh Countinho Caro &
Co, Jerman Barat secara Lump Sum Contrct Price (Turn Key).
Mesin-mesin pabrik seluruhnya didatangkan dari Jerman. Dalam
pengawasan seluruh proyek baik pemasangan mesin-mesin utama
maupun pelaksanaan konstruksi sipil, PT. Semen Tonasa dibantu oleh
Dyckerhoff Engineering. Sedangkan menyangkut masalah hukum,
dibantu oleh Konsultan Hukum Delson dan Gordon dari Amerika
Serikat.
Pada tanggal 3 April 1985 Pabrik Semen Tonasa III selesai dan
diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto didampingi Perdana Menteri
LeeKwan Yew dari Singapura.
8
Dengan demikian PT. Semen Tonasa memiliki pabrik semen
dengan total kapasitas terpasang sebesar 3.480.000 ton/tahun. Pabrik
Tonasa Unit IV diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 10
September 1996. Tonasa Unit IV dikerjakan secara Swakelola oleh PT
Semen Tonasa dibantu oleh PT Rekayasa Industri sebagai konsultan.
9
baku sebelum masuk ke dalam rotary kiln. Material akan masuk terlebih dahulu pada
cyclone yang paling atas hingga keluar dari cyclone kelima. Setelah itu, material
akan masuk ke dalam rotary kiln. Proses selanjutnya terjadi di dalam tanur putar atau
rotary kiln. Di dalam kiln terjadi proses kalsinasi (hingga 100%), sintering, dan
clinkering. Temperatur material yang masuk ke dalam tanur putar adalah 800
900C, sedangkan temperatur clinker yang keluar dari tanur putar adalah 1100 -
1400C. Proses selanjutnya adalah pendinginan (cooling). Alat utama yang
digunakan untuk proses pendinginan adalah clinker cooler. Selanjutnya clinker
dikirim menuju tempat penampungan clinker (clinker storage) dengan menggunakan
alat transportasi yaitu pan conveyor.
Dari clinker storage, clinker akan melalui proses penggilingan akhir. Proses
ini terjadi pada finish mill. Setelah mengalami proses ini, material clinker akan
mengalami proses separator guna memisahkan material yang lebih halus dengan
material yang kurang halus. Material semen yang lebih halus akan dibawa udara
melalui cyclone dan di transfer ke dalam cement silos sebelum pengepakan (packing)
10
2.3 Bahan Baku Semen dan Proses Penambangan di PT. Semen Tonasa
1. Perintisan (Pioneering)
Perintisan adalah suatu rangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk
meratakan, membuat jalan untuk dilalui oleh alat-alat mekanis, serta
penyediaan lokasi penambangan agar memudahkan dalam pengambilan
material. Pekerjaan perintisan dilakukan oleh Seksi Perintisan dan
Perencanaan Tambang.
Setelah pekerjaan perintisan selesai dilaksanakan, maka pekerjaan
diserahkan kepada Seksi Penambangan untuk melanjutkan pekerjaan
produksi.
2. Pembongkaran (Loosening)
Pembongkaran adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan
untuk membebaskan bahan galian dari endapan induknya. Untuk
melakukan pembongkaran diperlukan alat-alat yang sesuai dan tepat
untuk daerah yang akan dikerjakan. Pemilihan alat-alat tersebut
tergantung pada faktor teknis dan ekonomis. Ditinjau dari sifat fisik
material pembongkaran endapan batuan ada yang lunak dan ada yang
keras. Untuk pembongkaran endapan batuan yang keras dan massive
dapat dilakukan dengan peledakan. Peledakan adalah serangkaian
pekerjaan terhadap batuan untuk membebaskan batuan dari induknya
11
menjadi fragmen-fragmen dengan ukuran yang dikehendaki dengan
menggunakan bahan peledak.
3. Pemuatan (Loading)
Pemuatan adalah serangkaian kegiatan atau pekerjaan yang
dilakukan untuk mengambil atau memuat material hasil ledakan ke alat
angkut untuk Selanjutnya diangkut ketempat penampungan (stock
yard).
Kegiatan pemuatan quarry B dilakukan dengan menggunakan
Whell Loader Type Komatsu WA-600-1 dengan kapasitas bucket 5,4 m
dan Loading Shovel Type Komatsu PC-1000-1 dengan kapasitas
bucket 6,1 m3.
4. Pengangkutan ( Hauling )
Pengangkutan adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan
untuk mengangkut endapan material hasil ledakan dari front
penambangan ketempat penampungan stock yard atau ketempat
pengolahan lebih lanjut. Pada kegiatan pengangkutan material hasil
peledakan di quarry B dilakukan dengan alat angkut Dump Truck HD
465 dapat digunakan sesuai kebutuhan produksi.
12
BAB III
HASIL KEGIATAN EKSKURSI
3.3 Peledakan
Pola peledakan yang diterapkan oleh PT. Semen Tonasa Indonesia adalah
pola peledakan corner cut beruntun dengan pola pemboran row by row. Pola
peledakan corner cut beruntun tersebut menyebabkan material yang terlepas dari
batuan induk mengarah kedepan dengan delay time tertentu setiap lubang ledak.
Lubang ledak dengan baris yang berurutan sejajar dengan burden sangat baik dalam
distribusi bahan peledak.
13
Jenis bahan peledak yang digunakan dan masa pemakaian dari bahan peledak
tersebut. Bahan peledak yang digunakan adalah bahan peledak komersil yang
dipergunakan di bidang industri seperti ANFO. ANFO merupakan bahan peledak
yang terdiri dari Ammonium Nitrate 94,5% dan sisanya 5,5% minyak solar sebagai
bahan bakar. Saat ini PT. Semen Tonasa sedang mencoba menggunakan jenis bahan
peledak lain yaitu Emulsi yang diharapkan dapat lebih bersifat ekonomis.
PT. Semen Tonasa sangat memperhatikan keamanan dalam penggunaan
bahan peledak. Masa pemakaian bahan peledak sekitar 1 tahun, dan bahan peledak
yang telah keluar dari gudang penyimpanan HANDAK namun tidak jadi di
pergunakan akan dimusnahkan, tidak dikembalikan pada gudang penyimpanan.
Evaluasi pada gudang penyimpanan dilakukan setiap 6 bulan sekali guna mengontrol
kualitas dari bahan peledak tersebut.
3.3 Reklamasi
Pada lahan bekas penambangan tanah liat yang sudah tidak lagi dapat
ditambang, oleh pihak PT Semen Tonasa ditata dan dijadikan kolam penampung air
untuk kegiatan pabrik. Sebagian dari lahan yang tidak ditambang dan ditinggalkan
tersebut telah di upayakan untuk direhabilitasi dengan penanaman pohon-pohon
seperti gmelina (Gmelina arborea) dan jambu mete (Anacardium accidentale).
Reklamasi lahan dengan penanaman gmelina ini mencakup areal seluas 15 ha yang
ditanam sejak tahun 1998. Pohon-pohon gmelina tersebut tidak nampak lagi dalam
areal karena mati akibat gangguan ternak sejak beberapa tahun yang lalu. Pohon
yang cukup baik beradaptasi dan agresif menyebarkan biji-bijinya membentuk
anakan pohon yang menyebar tidak teratur adalah akasia (Acacia auriculiformis).
Pohon-pohon jenis ini tumbuh bercampur dengan jenis-jenis alami yang masuk ke
dalam areal seperti rita (Alstonia sp).
Dengan hilangnya top soil sebagai akibat kegiatan penambangan tanah liat
telah menjadi penyebab utama dari lambatnya pertumbuhan pohon-pohon pada areal
yang direhabilitasi ini. Namun sekarang rumput telah menutup sebagian besar areal
serta tumbuh subur karena hujan yang mesih berlangsung. Penutupan rumput ini
diharapkan secara kontinyu dapat menghasilkan serasah yang lebih banyak dan cepat
memperkaya tanah dengan bahan organik yang berasal dari dekomposisi tumbuhan
tersebut sehingga mendukung perbaikan media pertumbuhan pohon-pohon dan
14
semakin memungkinkan berbagai jenis tumbuhan bawah yang datang menginvasi.
Keberadaan rumput di lain pihak menyebabkan ternak sapi masuh ke dalam areal
yang juga menyebabkan kotorannya yang dapat meningkatan bahan organik pada
lahan yang terus megalami pemulihan ini.
Berbagai jenis pohon-pohon yang terdapat secara alami maupun pohon-
pohon hasil penanaman menyebarkan biji-bijinya di seluruh areal ini sehingga
terbentuk tegakan yang beri pohon-pohon dari berbagai jenis. Namun demikian
hanya beberapa jenis pohon yang ditanam dapat bertahan. Kegiatan revegetasi pada
lahan bekas tambang tanah liat dibedakan menjadi 3 berdasarkan jenis tanaman yang
ditanam yaitu:
1. Penanaman tanaman inti
Penanaman tanaman inti dilakukam dengan cara menyiapkan jenis tanaman
yang sesuai dengan kondisi lahan reklamasi. Adapun tanaman yang telah ditanam
tanaman inti yaitu :
a. Bitti
b. Jati unggul
c. Sengon ketapang
d. Mahoni
e. Turi
f. Trembesi
g. Asam jawa
h. Angsana
i. Pulai
j. Akasia
2. Penanaman Tanaman Buah
Penanaman tanaman buah dilakukan untuk memanfaatkan lahan bekas
tambang tanah liad dan juga dekat dengan tempat penyimpanan air sehingga
pemeliharaannya lebih mudah dilaksanakan. Adapun tanaman buah yang ditanam
yaitu :
a. Mangga
b. Jambu mente
c. Pisang
d. Jati putih
15
e. Kedondong
f. Kelengkeng merah
g. Jeruk sunkis
h. Sukun
i. Kelengkeng hijau
j. Jambu Farigate
k. Cengkeh
l. Sawo Manila
m. Rambutan
n. Bunni
o. Nangka
p. Jambu air
q. Lemon
Selain revegetasi pada lahan bekas penambangan PT. Semen Tonasa dibuat
pula tempat penampungan air berupa danau buatan yang digunakan sebagai tempat
rekreasi karyawan.
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bahan baku utama dalam pembuatan semen adalah tanah liat atau lempung
dan batugamping atau batukapur dengan perbandingan 20% lempung dan 80%
batugamping. Terdapat dua proses penambangan yang berbea antara penambangan
clay dan batugamping.
Peledakan di PT. Semen Tonasa menggunaan ANFO dan saat ini sedang di
coba menggunakan Emulsi. Reklamasi lahan bekas penambngan clay yaitu dengan
cara revegetasi dan pembuatan danau buatan.
5.2 Saran
Kegiatan ekskursi sebaiknya dapat diperanjang waktu dan tempat yang akan
dikunjungi di perusahaan.
17
DAFTAR PUSTAKA
18