OLEH
i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Ingatlah allah saat hidup tak berjalan sesuai keinginanmu. Allah pasti punya
jalan yang lebih baik untukmu.
2. Sukses adalah berani bertindak dan punya prinsip.
3. Rahasia keberhasilan adalah kerja keras dan belajar dari kegagalan.
4. Selama ada keyakinan, semua akan menjadi mungkin.
5. Kesalahan akan membuat orang belajar dan menjadi lebih baik.
6. Kegagalan adalah kesempatan untuk memulai kembali.
7. Pengalaman dan kegagalan akan membuat orang menjadi lebih bijak.
8. Semakin keras usaha maka akan semakin kuat pendirian.
9. Jawaban sebuah keberhasilan adalah terus belajar dan tak kenal putus asa.
10. Bangsa yang malas belajar tidak akan bisa berkembang.
11. Masalah akan terasa ringan dengan bersabar dan berlapang dada.
12. Pendidikan bukan hanya untuk yang muda tapi untuk segala umur.
13. Bermimpilah semaumu dan kejarlah mimpi itu.
14. kegagalan terjadi karena terlalu banyak berencana tapi sedikit berfikir.
15. Jika orang lain bisa, maka aku juga termasuk bisa.
PERSEMBAHAN
ii
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
DI PT. SUBAH SPINNING MILLS
SUBAH-BATANG
JAWA TENGAH
TELAH DIEVALUASI
PEMBIMBING
Makhyum S.Pd
NIP. 19861226 199602 1002
MENGETAHUI
Tusriyati S.Pd
NIP. 19601207 198603 2 006
iii
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
DI PT. SUBAH SPINNING MILLS
SUBAH-BATANG
JAWA TENGAH
TELAH DIEVALUASI
MENGETAHUI
PEMBIMBING PRAKTIK
LEADER TRAINER
Wartono
NIK. 1178.10.13
KABAG PRODUKSI
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehinnga penyusun dapat menyelesaikan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) dan
menyusun laporan ini guna memenuhi kelengkapan bukti belajar dengan selamat dan
tanpa ada masalah yang tidak diinginkan. Penyusunan laporan ini berdasarkan data-data
yang diperoleh selama melaksanakan praktik kerja industri di PT. Subah Spinning Mills
selama 3 bulan dari tanggal 1 juli sampai dengan 30 september 2018.
Keberhasilan dalam penyusunan ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dan
berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penyusun mengucapkan
terimakasih kepada :
v
17. Ibu Siti Khotimah, selaku leader trainer ring spinning frame.
18. Bapak Wartono, selaku leader trainer ring spinning frame.
19. Ibu Yunanik, selaku leader trainer winding.
20. Bapak Samsudin, selaku kaur Roll Shop.
21. Bapak Taris Tono, selaku kaur Lab front.
22. Bapak Arif Mustakim, selaku kaur Lab back.
23. Segenap karyawan dan karyawati PT. Subah Spinning Mills
24. Ibu Tusriyati, S.Pd, selaku Kepala SMK Negeri 3 Pekalongan.
25. Ibu Lusiana Kintamani, S.ST, selaku kepala paket keahlian Teknik Pembuatan
Benang.
26. Bapak Makhyum, S.Pd, selaku pembimbing laporan prakerin dan wali kelas XII
Pembuatan Benang 1.
27. Bapak/Ibu guru beserta staff karyawan dan karyawati SMK Negeri 3
Pekalongan.
28. Ayah dan ibu tercinta.
29. Teman-teman SMK Negeri 3 Pekalongan.
30. Semua pihak yang telah membantu menyusun laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan industri ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu demi kesempurnaan penyusunan laporan di tahun-tahun berikutnya, saran dan
kritik dari segenap pihak pembaca, penulis harapkan.
Penulis berharap semoga penulisan laporan praktik kerja industri ini dapat
bermanfaat bagi penyusun sendiri maupun pembaca yang budiman, khususnya yang
berkepentingan dibidang tekstil.
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
KATA PENGANTAR...................................................................................... v
DAFTAR ISI..................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ x
DAFTAR TABEL............................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Pengertian......................................................................................... 1
C. Tujuan Prakerin................................................................................ 1
D. Metode.............................................................................................. 2
vii
B. Layout mesin..................................................................................... 13
C. Fungsi mesin...................................................................................... 23
D. Proses kerja mesin............................................................................. 23
E. Pelayanan mesin................................................................................ 23
F. Pemeliharaan mesin........................................................................... 24
viii
F. Pemeliharaan mesin........................................................................... 63
G. Pengujian benang.............................................................................. 65
BAB X PACKING
A. Pengertian packing............................................................................ 76
B. Langkah-langkah packing................................................................. 76
C. Data berat benang.............................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 86
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. PENGERTIAN
Praktik kerja industri sebagai salah satu metode pendidikan sistem ganda
adalah satu bentuk penyelengaraan pendidikan yang profesional dengan
memadukan secara sistematis dan sinkron antara pendidikan sekolah dan program
penguasaan keahlian profesional yang diperoleh melalui pengolahan kerja langsung
didunia industri secara terarah untuk mencapai suatu jenis dan tingkatan keahlian
tertentu yang profesional.
C. TUJUAN PRAKERIN
Penyelenggaraan Praktik Kerja Industri bertujuan untuk :
1. Dapat menambah dan mengembangkan potensi ilmu pengetahuan
2. Melatih keterampilan yang dimiliki siswa sehingga dapat bekerja dengan
baik
3. Memberikan motivasi sehingga siswa bersemangat dalam meraih cita-cita
1
2
D. METODE
Pada dasarnya pelaksanaan Praktik Kerja Industri adalah bentuk kerja sama
antara pihak sekolah dengan dunia industri dan metode yang ditetapkan di SMK N
3 Pekalongan adalah “block release” artinya siswa mendapatkan pendidikan di
sekolah dan ditempatkan di dunia industri dalam kurun waktu yang berbeda.
Sedangkan metode yang digunakan siswa dalam pelaksanaan Praktik KerjaIndusri
adalah :
1. Metode Pelatihan
Siswa ikut langsung dalam proses produksi sehingga benar-benar
mengetahui situasi kerja dan bisa melakukan beberapa pekerjaan.
2. Metode Observasi
Siswa melakukan pengamatan secara langsung tentang tata cara proses
produksi dan mendeteksi penyebab terjadinya penyimpangan produksi.
3. Metode Wawancara
Siswa melakukan tanya jawab secara langsung kepada orang yang terlibat
secara langsung dalam proses produksi.
BAB II
URAIAN UMUM
A. SEJARAH PERUSAHAAN
PT. Subah Spinning Mills berdiri pada tanggal 19 Januari 2011. Sesuai
dengan akta pendirian perusahaan nomor 21-19 November 2007 yang beralamat di
JL. Raya Clapar, km 14 Desa Clapar, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang.
PT. Subah Spinning Mills merupakan anak perusahaan dari PT. Sukorejo
Indah Tekstil yang beralamat di JL. Raya Kandeman, km 4,5 Kandeman Batang,
Jawa Tengah. Pada awalnya PT. Sukorejo Indah Tekstil yang memproduksi sarung
tenun yang bahan bakunya dipasok dari daerah purwakart. Tetapi dengan
permintaan yang terus meningkat dan memerlukan bahan baku yang bekualitas
tinggi, pasokan bahan baku benang selalu kurang dan tidak sesuai harapan. Oleh
karena itu PT. Sukorejo Indah Tekstil mendirikan anak perusahaan yang bernama
PT. Subah Spinning Mills. Produksi benang dari PT. Subah Spinning Mills
didistribusikan ke PT. Sukorejo Indah Tekstil sebesar 80% digunakan untuk
memasok PT. Sukorejo Indah Tekstil sedangkan sisannya 20% didistribusikan ke
pasaran.
1. Visi
Menjadi salah satu perusahaan terkemuka didalam bidang pemintalan
benang di indonesia.
2. Misi
a. Kepuasan pelanggan
b. Produk yang berkualitas tinggi
c. Kepuasan seluruh pihak yang berkepentingan dengan PT. Subah Spinning
Mills
3. Kebijakan mutu
a. Sesuai dengan persyaratan pelanggan
b. Selalu melakukan penyempurnaan secara berkesinambungan
c. Mengutamakan kepuasan pelanggan serta menyerahkan produk tepat
waktu
3
C. Layout PT. Subah Spinning Mills
4
Gambar II-1
Layout PT. Subah Spinning Mills
5
D. KESEJAHTERAAN KARYAWAN
E. KEWAJIBAN KARYAWAN
F. SISTEM KERJA
Sistem kerja dibedakan menjadi 2 yaitu,
1. Sistem kerja day shift (DS)
Karyawan berangkat pada pukul 07.30 WIB untuk melaksanakan apel
pagi, setelah 15 menit, karyawan langsung kerja dibagian masing-masing,
Istirahat selain hari jum’at pukul 12:00-13:00 WIB. Untuk hari jum’at
istirahat 11:45-13:00 WIB. Jika pulang karyawan day shift 16:00 WIB.
2. Sistem kerja shift
Karyawan dibagi menjadi 3 shift, yang terdiri atas 7 regu yaitu
A,B,C,D,E,F, dan G dengan jadwal 2 hari masuk pagi, 2 hari masuk siang, 2
hari masuk malam, dan 1 hari libur, karyawan masuk dan serah terima
dengan shift sebelumnya selama 5 menit, dan langsung kelokasi kerja.
Adapun pembagian jadwal jam kerja adalah sebagai berikut :
Tabel II-1
Jadwal jam kerja shift
Tabel III-1
Jenis serat bahan baku
8
9
A Serat polyester
1) Menulis nomor bal bahan baku dan nomor kedatangan
2) Memasukkan jarum MR Tester pada dua sisi atas dan bawah
bal bahan baku
3) Menekan tombol ON pada MR Tester
4) MR hasil pengujian tidak boleh lebih dari 12%
B Serat rayon
1) Menulis nomor bal bahan baku dan nomor kedatangan
2) Memasukkan jarum MR Tester pada dua sisi atas dan bawah
bal bahan baku
3) Menekan tombol ON pada MR tester
4) MR hasil pengujian tidak boleh lebih dari 12%
10
Gambar III – I
Layout gudang bahan baku
Gambar III-2
Layout spinning PT. Subah spinning mills
12
BAB IV
MESIN BLOWING
Gambar IV – I
Layout proses produksi mesin blowing
SPARATOR SPARATOR
12
B. Layout blowing
13
Gambar IV-2
Layout mesin blowing
14
Gambar IV-3
Skema mesin plucker FA 1001
16
Gambar IV-4
18
1. Cerobong in material
2. Mika transparan at cleaner
3. Magnet metal detector
4. Transparan central cerobong atas
5. Ruang waste
6. Filter waste
7. Room filter/sleve
8. Out waste
9. Out blower
10. Cerobong out material
19
Gambar IV-5
Skema mesin MM FA 1029
20
1. Spike latice
2. Take up
3. Stripper
4. Conveyor
5. Cerobong material
6. Motor blower material
7. Waste output
8. Foto sensor
9. Feed roll
10. Beater roll
11. Material output
21
Gambar IV-6
22
1. Beater
2. Feed roll opening/ under feed roll
3. Feed roll
4. Room material
5. Cerobong material
6. Adjust ment
7. Flyer dirt
8. Material output
9. Material input
23
C. Fungsi Mesin
1. Membuka dan menguraikan gumpalan-gumpalan serat, sehingga serat-serat
tersebut terurai.
2. Memisahkan kotoran-kotoran yang ada pada serat.
3. Memisahkan serat-serat pendek dan serat-serat panjang.
4. Mencampur serat yang satu dengan serat yang lainnya.
Bal serat polyester yang telah ditimbang dengan serat rayon sesuai
kebutuhan produksi yaitu dengan komposisi 65% / 35% , kemudian bahan baku
tersebut melewati proses mixing yaitu proses pencampuran serat yang dibuat
menjadi 4 lapisan seperti sandwich dengan presentase re-use 3% , kemudian
setiap lapisan dari serat polyester disemprot dengan minyak miracle (minyak
sinteks) , kemudian bahan baku yang sudah dimixing tersebut dimasukkan
kedalam karung kuning, banyaknya karung kuning permesin plucker 30 karung
kuning, tiap karung mempunyai berat 50kg, kemudian bahan baku tersebut
dimasukkan kedalam plucker sebanyak 30 karung, kemudian dari proses
tersebut masuk ke metal detector yang berfungsi untuk memisahkan serat, logam
dan sejenisnya, kemudian masuk ke mesin sparator untukmemisahkan serat yang
jelek/keras dan yang bagus kemudian akan menjadi waste, kemudian dari proses
pemisahan tersebut jatuh di mesin MM JWF 1029 (multi mixer), dari mesin MM
JWF 1029 terjadi proses pencampuran serat yang lebih rata, lalu dihisap melalui
cerobong dan masuk ke mesin FO JWF 1115 (fan opener) terjadi proses
penguraian serat yang homogen, lalu melewati cerobong kemudian
melewatisensor api yang berfunsi mendeteksi percikan api yang berada diserat,
selanjutnya masuk cerobong mesin Carding JWF 1903 melalui chute feed.
E. Pelayanan Mesin
F. Pemeliharaan Mesin
1. Tujuan maintenance
a. Menjaga kondisi mesin agar tetap berproduksi secara terus menerus.
b. Menekan biaya produksi.
c. Mempertahankan mutu hasil prosuksi.
d. Memperpanjang umur mesin.
2. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam maintenance
a. Perawatan maintenance
1) Kebersihan mesin
2) Kebersihan lingkungan mesin
3) Kebersihan alat-alat dan sarana prasarana kerja
b. Scouring
1) Periode scouring
Scouring untuk mesin blowing dilakukan seminggu sekali.
2) Alat dan bahan
a) Kunci pas
b) Kunci shock
c) Obeng (-/+)
d) Kunci ring
e) Majun
f) Sikat
g) Oli can
h) Grease
i) Grease gun
j) Powder
k) Compressor
l) Pelumas
m) Air
n) Kunci L komplit
3) Pelumas yang digunakan
a) ANA 330 untuk rantai
b) Grease AL 2 untuk bearing
c) Oil gear box ISO 220 dan ISO 320
25
3. Langkah-langkah scouring
a. Menyiapkan peralatan
b. Mengecek kondisi mesin sebelum di scouring
c. Mematikan mesin
d. Membuka pintu penutup mesin
e. Membersihkan seluruh bagian mesin dengan compressor
f. Membersihkan serat dan kotoran yang menempel pada fan, conveyor,
spiked lattice, take up/under casing, beater, belt, roda gigi pully, dan
bearing cover
g. Mengecek part-part mesin (belt, rantai, pully)
h. Mengganti peralatan yang rusak
i. Melakukan penyetelan
j. Memberi pelumas pada bagian-bagian tertentu
k. Mengecek keadaan mesin setelah di scouring
l. Menutup pintu mesin
m. Menjalankan mesin
BAB V
MESIN CARDING
Merk :JingWei
Type : JWF1203
Buatan : China
Tahun : 2011
Jumlah mesin : 20
Jumlah delivery :1
e. RPM Doffer = 44
26
B. Layout mesin Carding
27
Gambar V-1
Layout mesin Carding
28
1. Cerobong material
2. Fan
3. Saluran dust
4. Mesin Carding line A
5. Mesin Carding line B
6. Can
7. Pintu keluar/masuk mesin Blowing
8. Can doffing
29
Gambar V-2
Skema mesin carding
30
1. Cylinder
2. Doffer
3. Linker in
4. Stripping roll
5. Feed roll
6. Squessing roll
7. Under casing
8. Top flat
9. Rolling support top flat
10. Cleaning flat front roll
11. Cleaning flat front back
12. Cleaning roller
13. Enchentric segmen wire
14. Enchentric segmen flat
15. Mote knife
16. Dish flat
17. Top back sheet
18. Suction stationary back
19. Stationary back
20. Bottom back sheet
21. Top front sheet
22. Suction front sheet
23. Calender coiler
24. Coiler
25. Can
31
C. Fungsi Mesin
1. Membuka dan menguraikan serat secara individu.
2. Memisahkan serat yang pendek dan serat yang panjang.
3. Membersihkan kotoran dan nep yang masih terdapat pada serat.
E. Pelayanan Mesin
1. Persiapan operasional mesin
a. Menyiapkan can kosong.
b. Memastikan mesin dalam keadaan siap.
2. Mengaktifkan dan melakukan pengawasan.
32
3. Doffing
Doffing system otomatis, apabila panjang sliver yang telah dihasilkan
telah sesuai dengan counter yang ditentukan, maka can yang penuh secara
otomatis keluar diganti can yang baru.
d. Pelumasan
Tabel V-4
Pelumasan mesin Carding
1. Tujuan Pelumasan
a.) Mengurangi keausan
b.) Memperlancar gerakan
c.) Mengurangi korosi
d.) Sebagai pendingin
2. Jenis-jenis Pelumasan
a.) Bechem untuk bearing setiap 3 bulan sekali
b.) Amala 220 untuk roda gigi setiap 1 tahun sekali
34
e. Penggerindaan
1) Top Flat
Dilakukan setelah bahan baku yang diproses mencapai 150 ton
2) Cylinder
Dilakukan setelah bahan baku yang diperoses mencapai 500 ton
3) Doffer
Dilakukan setelah bahan baku yang diperoses mencapai 250 ton
Gambar VI-1
Layout Mesin Drawing
36
37
Gambar VI-2
Skema mesin Drawing Breaker FA 306 A
39
1. Sparator
2. Sliver bahan baku
3. Sliver guide
4. Creel
5. Foto sensor
6. Can bahan baku
7. Penamoung waste
8. Back top roll
9. Bottom roll
10. Bottom cleaner
11. Top cleaner
12. Terompet
13. Redusser
14. Callender roll
15. Can
16. Can table
17. Sparator
18. Callender coiler
19. Arm
20. Middle top roll
21. Front top roll
40
Gambar VI-3
Skema mesin Drawing Finisher RSB-D
45
41
1. Sparator
2. Sliver bahan baku
3. Sliver guide
4. Roll pengantar
5. Sparator
6. Foto sensor
7. Feed roll
8. Guide roll
9. Scanning roll
10. Plat penyuap
11. Top roll
12. Bottom roll
13. Bottom cleaner
14. Top cleaner
15. Colector
16. Terompet reduser
17. Callender roll
18. Callender coiler
19. Can
20. Turn table
42
C. Fungsi Mesin
1. Memperbaiki ketidakrataan sliver dengan cara perangkapan.
2. Meluruskan dan mensejajarkan sliver kearah sumbu sliver.
3. Melakukan peregangan.
4. Menghasilkan sliver Drawing sesuai dengan nomor yang diinginkan.
5. Menyesuaikan berat sliver persatuan panjang dengan keperluan pada proses
berikutnya.
E. Pelayanan Mesin
1. Persiapan operasional mesin
a. Menyiapkan bahan baku
b. Menyiapkan can Drawing
c. Memastikan mesin dalam keadaan siap
2. Menjalankan mesin
a. Menggeser main switch pada posisi ON
b. Menekan tombol INCH
c. Menekan tombol START
3. Mematikan mesin
a. Menekan tombol STOP
b. Menggeser main switch pada posisi OFF
4. Feeding
a. Drawing Breaker
1) Menyiapkan can hasil mesin Carding
2) Menyambung sliver
3) Setiap ganti feeding secara bergantian 12 can
b. Drawing Finisher
1) Menyiapkan can hasil mesin Drawing Breaker
2) Menyambung sliver
3) Setiap ganti feeding bersama-sama 6 can
5. Doffing
a. Doffing mesin Drawing Breaker
Doffing sistem otomatis, bila panjang sliver yang dihasilkan telah
sesuai dengan counter yang ditentukan, maka can yang penuh akan
secara otomatis berhenti dan di keluarkan dengan cara manual kemudian
diganti dengan can yang kosong.
b. Doffing mesin Drawing Finisher
Doffing sistem otomatis, apabila panjang sliver telah sesuai
dengan counter yang ditentukan maka can yang penuh akan secara
otomatis menggeser dengan ditandainya lampu kuning menyala
berkedip-kedip dan berganti dengan can yang kosong.
44
F. Pemeliharaan Mesin
1. Maksud dan tujuan
a. Membersihkan mesin
b. Pelumasan
c. Menjaga kondisi mesin agar tetap berjalan dengan baik
2. Alat dan bahan
a. Kunci pass
b. Kunci ring
c. Kunci L
d. Obeng (-/+)
e. Grease gun
f. Sikat
g. Bensin
h. Bedak
i. Air detergen
j. Alkohol
k. Vacum cleaner
l. majun
3. Langkah-langkah scouring
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Mematikan mesin
c. Membuka cover mesin
d. Mengangkat weighting arm
e. Mengambil top roll
f. Membersihkan roller bearing
g. Membersihkan grease pada bearing
h. Membersihkan top roll
i. Membersihkan callender roll
j. Memberi pelumas
k. Memasang top roll
l. Menekan weighting arm
m. Menutup cover mesin
n. Menjalankan mesin
45
4. Pelumasan
Tabel VI-4
Pelumasan mesin Drawing
a. Jenis pelumas
1.) Omala - 220 untuk rantai
2.) Omala – 220 untuk gear box
3.) LT 2 EP untuk bearing
b. Periode Pelumasan
1.) Greasing bearing top roll 1 hari sekali
2.) Greasing bearing bottom roll 1 kali 2 minggu
3.) Oiling gear box setiap 1 tahun
4.) Oiling rantai setiap 3 bulan sekali
2,95
Ne1 =
B
Keterangan :
A. Spesifikasi Mesin
47
48
Gambar VII-1
Gambar VII-2
Skema mesin Roving
50
B. Fungsi Mesin
1. Melakukan peregangan.
2. Mensejajarkan serat.
3. Mamberi antihan (twist) sekedar memberi kekuatan agar tidak mudah putus
pada saat proses produksi berikutnya.
4. Mengubah bentuk sliver Drawing menjadi benang Roving.
5. Membentuk gulungan benang Roving pada bobin.
6. Mengubah berat persatuan panjang.
D. Pelayanan Mesin
1. Persiapan
a. Menyiapkan bahan baku
b. Menyiapkan bobin
c. Memastikan mesin dalam keadaan siap
2. Menjalankan mesin
a. Menggeser main switch pada ON
b. Menggeser main swicth motor pada posisi ON
c. Menekan tombol INCH
d. Menekan tombol START
52
3. Mematikan mesin
a. Menekan tombol STOP
b. Menggeser main swicth pada posisi OFF
4. Feeding
a. Menyiapkan sliver Drawing passage II full doffing sebanyak 22 can
untuk 1 block.
b. Feeding ganti bersamaan dalam 1 block setelah mesin Roving doffing
dengan counter yang telah ditentukan.
c. Sliver yang sudah keluar dari bagian peregangan dlam bentuk web ditarik
dan diberi antihan / twist dan kemudian dilewatkan melalui flyer
kemudian dililitkan pada bobin.
d. Feeding block dilakukan setiap kali doffing.
5. Doffing
a. Doffing secara otomatis
b. Mengambil benang roving dan menaruh pada kereta roving
c. Memasang bobin kosong pada spindle
d. Menekan tombol bobin RAIL UP
e. Melilitkan benang roving pada bobin
f. Menekan tombol INCH
g. Menekan tombol START
E. Pemeliharaan mesin
1. Maksud dan tujuan
a. Membersihkan mesin
b. Pelumasan
c. Menjaga kondisi mesin agar tetap terjaga dengan baik
2. Alat dan bahan
a. Kunci pass
b. Kunci ring
c. Kunci L
d. Kunci shock
e. Sikat kuning
f. Grease gun
g. Alkohol
h. Majun
i. Air detergen
j. Hand picker
53
k. Hot cleaner
l. Vacum cleaner
1. Langkah scouring
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Mematikan mesin
c. Membuka cover mesin
d. Mengangkat weighting arm
e. Melepas terompet dan bottom apron bars
f. Menurunkan midle bottom roll
g. Melepas bottom apron dan mencucinya
h. Membersihkan terompet
i. Membersihkan roda gigi pada flyer
j. Memberikan pelumas pada roda gigi bobin flyer
k. Memasan terompet dan bottom apron bars
l. Menyuapkan sliver Drawing
m.Menekan weighting arm
n. Memasan bobin Roving
o. Melakukan feeding
2. Pelumasan
Tabel VII-3
Pelumasan mesin Roving
b. Reeling
c. Uster evenes tester
d. 12 buah bobin per-mesin full doffing
e. Benang roving
f. Kalkulator dan alat tulis
3. Langkah kerja
a. Ne1 Roving
1) Mengambil benang roving setelah mesin doffing.
2) Mengambil sample 12 bobin per-mesin, masing-masing sample 10
meter.
3) Menimbang semua sample dengan neraca digital dan mencari rata-
rata benang (B).
4) Menghitung rata-rata Ne1 dengan rumus :
Hank
Ne1 =
Lbs
1 hank = 768 meter
1 lbs = 453,6 gram
10 /768
Ne1 =
B /453,6
5,90625
Ne1 =
B
Keterangan :
B = berat benang roving (gram)
b. Uster benang roving
1) Mengambil benang roving setelah mesin doffing.
2) Mengaktifkan Uster Evenes Tester, kemudian membersihkan slotnya.
3) Memasang pengantar benang roving pada dudukannya dan selot
angka 4.
4) Menyetting Uster Evenes Tester sesuai program waktu 1 menit.
5) Memasukkan benang roving pada pengantar ring, selot 4, dan rol
penarik.
6) Menekan tombol adjusment, kemudian benang roving dimasukkan ke
selot angka 4 kemudian klik start.
7) Melakukan pengujian sampai data keluar dari printer.
BAB VIII
MESIN RING SPINNING
A. Spesifikasi Mesin
1. Merk = Marzoli
2. Type = DTM 129
3. Buatan = China
4. Tahun = 2011
5. Jumlah spindle = 516
6. Jumlah mesin = 65
55
B. Layout mesin Ring Spinning
56
Gambar VIII-1
Layout mesin Ring Spinning
57
Gambar VIII-2
Skema mesin Ring Spinning
59
1. Umbrella
2. Benang roving
3. Roving road
4. Terompet
5. Top roll
6. Roll cleaner
7. Bottom cleaner
8. Pneuma flute
9. Lapet
10. Dacting
11. Anti baloning
12. Sparator
13. Ring rail
14. Brole knee
15. Spindle boster
16. Jockey pully
17. Spindle type
18. Tin pully
60
Gambar VIII-3
C. Fungsi mesin
1. Melakukan peregangan
2. Memberi antihan / twist untuk memberikan kekuatan pada benang
3. Mengubah benang roving menjadi benang ring spinning dengan nomor
tertentu sesuai dengan rencana
4. Menggulung benang pada cop
E. Pelayanan Mesin
1. Persiapan mesin
a. Menyiapkan bahan baku
b. Menyiapkan bobin (cop)
c. Memastikan mesin dalam keadaan siap
d. Menyiapkan doffer (pancingan)
2. Menjalankan mesin
a. Menggeser main swicth pada posisi ON
b. Menekan tombol SUCTION
c. Menekan tombol START
3. Mematikan mesin
a. Menekan tombol STOP
b. Menggeser main switch pada posisi OFF
63
4. Feeding
Memasang gulungan benang roving pada bobin holder, kemudian ujung
dari benang ditarik dan dilewatkan pada dua buah rol pengantar yang
disuapkan pada terompet dan masuk pada daerah peregangan.
5. Memancing benang
a. Mengambil benang hasil mesin ring spinning
b. Menarik ujung benang dan dilewatkan pada lubang bobin
c. Melilitkan benang pada bobin yang terletak pada spindle
d. Mengaitkan benang pada traveler, kemudian dilewatkan pada ring
balloning, lappet kemudian menyambungnya
6. Menyambung benang
a. Mengerem spindle
b. Menarik ujung benang dan dikaitkan pada traveler kemudian dilewatkan
pada ring balloning dan lappet
c. Melepas rem dan menempelkan ujung benang pada web
7. Doffing
Doffing dilakukan setelah panjang benang yang dihasilkan sesuai dengan
angka counter / panjang benang yang diharapkan.
Langkah-langkah doffing sebagai berikut :
a. Menyiapkan bobin (cop)
b. Menurunkan RING RAIL
c. Mematikan mesin dengan menekan tombol STOP
d. Mengambil bobin doffing dan memasang bobin kosong pada spindle
e. Menekan tombol SUCTION
f. Menjalankan mesin dengan menekan tombol START
g. Memancing benang
F. Pemeliharaan Mesin
1. Maksud dan tujuan
a. Membersihkan mesin
b. Memberi pelumas
c. Menjaga kondisi mesin agar dapat berfungsi dengan baik (preventive
maintenance)
64
4. Pelumasan
Tabel VIII-3
Pelumasan mesin Ring Spinning
Hank
Ne1 =
Lbs
1 hank = 768 meter
1 lbs = 453,6 gram
100/768
Ne 1 =
B/453,6
59,0625
Ne1 =
B
Keterangan :
B = berat benang Ring Spinning (gram)
67
B. Layout mesin Winding
68
Gambar IX-1
Layout mesin Winding
69
Gambar IX-2
Skema mesin Winding
71
1. Cones
2. Bearing Center
3. Creadle
4. Drum
5. Cover drum
6. Suction mouth
7. Zenit
8. Splicer
9. Ratipipe
10. Bobbin page
11. Bobbin page
12. Bobbin page
13. Arm
14. Motor suction mouth
15. Cutter tension
16. sensor
72
C. Fungsi Mesin
1. Menggulung benang hasil mesin Ring Spinning dari cop ke cones
2. Memperbaiki ketidakrataan benang
3. Menyeleksi benang yang lemah dan benang yang cacat
E. Pelayanan Mesin
1. Persiapan operasional mesin
a. Menyiapkan hasil benang Ring Spinning
b. Menyiapkan cones kosong
c. Memastikan mesin dalam keadaan siap
2. Menjalankan mesin
a. Memutar main switch pada posisi ON
b. Menekan tombol untuk MOTOR dan LINE START
c. Menekan tombol conveyor ON
3. Mematikan mesin
a. Menekan tombol conveyor OFF
b. Menekan tombol OFF pada MOTOR dan LINE START
73
F. Pemeliharaan Mesin
1. Maksud dan tujuan
a. Membersihkan mesin
b. Menjaga kondisi mesin agar dapat berfungsi dengan baik
c. Pelumasan
2. Alat dan bahan
a. Kunci pass
b. Kunci ring
c. Kunci L
d. Obeng (-/+)
e. Cutter
f. majun
g. Alkohol 95%
h. Compressor
i. Cotton buts
j. kuas
3. Scouring
a. Menyiapkan peralatan
b. Membuka cover mesin
c. Membersihkan zenit dengan cotton buts
d. Menyemprot mesin dengan compressor
e. Membersihkan traveling cleaner
f. Membersihkan zenit dengan uster
g. Membersihkan unit bobin peg
h. Menyemprot splicer counter dengan lubricated spray
74
Keterangan :
B = berat benang Winding (gram)
75
b. Uster benang
1) Mengambil benang setelah mesin doffing.
2) Mengaktifkan Uster Evenes Tester, kemudian membersihkan slotnya.
3) Memasang pengantar benang pada dudukannya dan selot angka 7.
4) Menyetting Uster Evenes Tester sesuai program waktu 1 menit.
5) Memasukkan benang pada pengantar ring, selot angka 7, dan rol
penarik.
6) menekan tombol adjusment, kemudian benang dimasukkan ke selot
angka 7 kemudian klik start.
7) Melakukan pengujian sampai data keluar dari printer
c. Kekuatan dan kemuluran benang perhelai
1) Mengambil benang setelah mesin doffing
2) Mengaktifkan single yarn tester
3) Memasang benang pada pengait atas dan bawah
4) Menekan tombol START
5) Mencatat angka yang keluar dari layar
BAB X
PACKING
A. Pengertian Packing
Packing merupakan proses pengendapan benang kedalam karung atau
box cartoon (kardus) yaitu benang hasil dari mesin Winding dengan nomor
Ne130.
B. Langkah-langkah Packing
1. mengambi l benang has il mes in Winding untuk benang tungga l
2. pengecekkan sinar ultra violet (UV) untuk mengetahui bagus atau tidaknya
benang dan menambah berat diruang HF
3. menimbang benang dengan netto 1 ball : 181,44 kg
4. membungkus benang dengan plastik agar tidak mudah terpengaruh oleh
keadaan cuaca diluar
5. memasukkan kedalam karung atau box
6. menjahit karung atau melakban box
C. Data Berat Benang
Tabel X-2
Data berat benang packing
76
BAB XI
ROLL SHOP
2. Penggerindaan
a. Tujuan
Agar permukaan top roll dalam kondisi rata atau tidak
bergelombang dan terhindar dari cacat karena benda tajam.
b. Ruang lingkup
Prosedur ini menjelaskan tentang cara penggerindaan top roll dari
mesin Drawing sampai dengan Ring Spinning.
77
78
Tabel XI-4
Frekusnsi penggerindaan top roll
NO Item Frkuensi
1. Top roll Drawing 2 bulan
2. Top roll Roving 4 bulan
3. Top roll Ring Spinning 3 bulan
3. Pelumasan
a. Tujuan
Pelumasan bertujuan untuk mengganti / merubah grease dengan
maksud untuk menghindari aus dan memperlancar gerakan.
b. Ruang lingkup
Prosedur ini menjelaskan tentang bagaimana cara memberikan
pelumas / grease up pada top roll untuk mesin Roving dan mesin Ring
Spinning
c. Rol-rol yang perlu diberi pelumas :
1.) Back roll
2.) Midle roll
3.) Front roll
d. Periode
Pelumasan dilakukan setiap 4 bulan sekali dengan menggunakan
pelumas jenis LT 2 EP.
e. Dengan menggunakan grease gun
f. Rincian prosedur
1) Siapkan perlengkapan dan peralatan kerja sesuai dengan yang
dibutuhkan.
2) Seleksi semua arbour yang akan di grease, bila ditemukan arbour
yang rusak harap disendirikan.
3) Bersihkan kotoran-kotoran atau fly waste yang menempel pada
arbour.
4) Buka tutup arbour sebelah kanan dan kiri kemudian masukkan grease
secukupnya. Hati-hati grease tidak boleh terlalu banyak, bila terlalu
banyak mengakibatkan kotoran fly waste banyak yang menempel.
5) Kembalikan tutup arbour seperti semula.
6) Susunlah arbour yang telah di grease kedalam kotak yag sudah
tersedia.
80
NO Item Frekuensi
1. Arbour mesin Roving 4 bulan
2. Arbour mesin Ring Spinning 4 bulan
4. Pencucian
a. Pencucian rol-rol pergang
1) Tujuan
Agar apron dan top roll tetap dalam keadaan bersih ( terhindar
dari kotoran, minyak/oli, grease,dll). Sehingga tidak mengganggu
dalam proses produksi.
2) Ruang lingkup
Prosedur ini menjelaskan langkah-langkah pencucian top roll dan
apron untuk mesin Drawing sampai dengan Ring Spinning.
3) Pencucian apron
a) Jenis apron
Jenis apron yang digunakan adalah, merk Yamauchi, Lanxiang,
dan WRA.
b) Periode pencucian
Pencucian dilakukan setiap scouring.
c) Proses kerja
Pencucian dilakukan dengan cara memasukkan apron
kedalam mesin cuci kemudian diberi air dan detergen
4) Periode
Pencucian dilakukan setiap scouring
81
5) Prinsip kerja
Pencucian dilakukan dengan cara letakkan top roll pada dudukan,
kemudian serat-serat yang menempel dibersihkan dengan
menggunakan hand picker. Setelah serat dibersihkan, top roll
dibersihkan menggunakan cairan pembersih (cairan detergen).
Setelah semua rol digosok, rol-rol tersebut dikeringkan menggunakan
kain lap.
6) Rincian prosedur
Pencucian top roll
a) Siapkan perlengkapan dan peralatan kerja sesuai dengan
kebutuhan.
b) Siapkan top roll pengganti untuk mesin yang sedang discouring
agar waktu lebih efektif
c) Bersihkan arbour top roll dengan disemprot menggunakan
compressor.
d) Periksa top roll yang akan dicuci, bila ditemukan top roll yang
bermasalah agar disendirikan. Untuk top roll Drawing lepaskan
terlebih dahulu end bushingnya
e) Letakkan top roll yang sudah diseleksi diatas meja kerja yang
telah disediakan
f) Kemudian cucilah top roll dengan air detergen/sunligth dengan
menggunakan alat gosok top roll
g) Gosokkan kepermukaan top roll secara berulang-ulang sampai
benar-benar bersih.
h) Keringkan top roll dengan kain lap yang kering kemudian
masukkan kedalam mesin ultra violet (UV). Dengan suhu ± 56oC.
i) Tambahkan grease pada end bushingnya top roll Drawing
sebelum dipasang kemesin.
j) Untuk top roll Roving/Ring spinning langsung disusun dirak
yang telah tersedia.
7) Pencucian apron
a) Siapkan bootom/top apron pengganti untuk mesin yang sedang
discouring
b) Siapkan bahan untuk pencucian apron, misalnya air bersih,
detergen.
c) Masukkan air kedalam detergen (rinso) kedalam mesin cuci
82
Tabel XI-7
Frekuensi pencucian top roll, bottom dan top apron
b. Proses kerja
Untuk pengambilan hardness caranya adalah dengan
penggerindaan kemudian dimasukkan kemesin ultra violet (UV). Mesin
ultra violet berfungsi untuk mengembalikan struktur atom dalam rubber
coats.
6. Pergantian rubber coats dan top roll
a. Tujuan
Agar kondisi top roll kembali seperti semula (kondisi baru),
pergantian dilakukan karena life time sudah terlewati atau kondisi top
roll yang rusak.
b. Ruang lingkup
83
Tabel XI-9
Frekuensi pergantian rubber coats
NO Item Frekuensi
1. Rubber coats Drawing 2 tahun
2. Rubber coats Roving 4 tahun
3. Rubber coats Ring Spinning 3 tahun
BAB XII
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kegiatan PRAKERIN dapat dijadikan studi banding antara pendidikan teori
disekolah dengan kenyataan di industri. Kegiatan ini menuntut siswa untuk
melaksanakan kegiatan pelatihan maupun observasi serta perkembangan dan
pengetahuan tentang dunia industri pertekstilan khususnya spinning
2. Dengan diadakannya PRAKERIN siswa dapat langsung terjun didunia industri
dan belajar berperan sebagai karyawan yang harus melaksanakan tugasnya
dengan baik demi tercapainya target produksi dan kualitas yang diharapkan
sehingga hal ini dapat melatih fisik, mental serta kreativitas dan inovasi siswa
sebagai siswa terdidik untuk mengembangkan teknologi maupun SDM.
3. PT. Subah Spinning Mills selalu memperhatikan kedisiplinan, keselamatan dan
kesejahteraan karyawan sehingga tercipta suasana kerja yang kondusif dengan
tetap mengutamakan kualitas produksi dan kepuasan pelanggannya.
4. Pelaksanaan program perawatan dan pemeliharaan mesin dapat menjadikan
mesin beroprasi dengan baik sehingga dapat berproduksi secara optimal dan
memperpanjang umur mesin.
5. Ditinjau dari proses produksi di PT. Subah Spinning Mills memproduksi
benang yang disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan pelanggan untuk
membuat sarung tenun dan sisanya dijual di pasaran.
84
85
B. Saran
1. Kegiatan PRAKERIN agar dilaksanakan lebih baik kedepannya, karena dapat
membantu siswa mendapatkan pelatihan maupun observasi di perusahaan.
2. Bimbingan kepada siswa di perusahaan agar lebih ditingkatkan sehingga siswa
benar-benar merasakan dan belajar berperan sebagai karyawan yang harus
melaksanakan tugasnya dengan baik.
3. Kedisiplinan kerja dan kesadaran diri SDM karyawan dapat ditingkatkan
sehingga dapat terwujud rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap
perusahaan baik lingkungan perusahaan maupun kepedulian terhadap sesama
karyawan.
4. Tugas maintenance untuk merawat mesin agar lebih dicermati pada bagian-
bagian yang mudah rusak sehingga mesin selalu beroperasi dengan baik.
5. Efisiensi produksi di PT. Subah Spinning Mills agar ditingkatkan sehingga
tidak terjadi kekurangan stok hasil.
DAFTAR PUSTAKA
M Hadi Sanarto, Bk. Teks dan Srie lestari, Bk. Teks. Teori Pembuatan Benang 3
Sri Lestari Harlison Bk. Teks. Dan M Hadi Sanarto Bk. Teks Teori Pembuatan Benang
2
86
87