Anda di halaman 1dari 100

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

DI PT. SUBAH SPINNING MILLS


JL. RAYA CLAPAR KM 14 SUBAH-BATANG

DISUSUN SEBAGAI SALAH SATU TUGAS SISWA


SMK NEGERI 3 PEKALONGAN

OLEH

NAMA : DAVID FATURROHMAN


NIS : 8107
PAKET KEAHLIAN : TEKNIK PEMBUATAN BENANG

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 PEKALONGAN


PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI TEKSTIL
Jl. Perintis kemerdekaan No 30 Telp ( 0285 ) 421586 Pekalongan
2018

i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Ingatlah allah saat hidup tak berjalan sesuai keinginanmu. Allah pasti punya
jalan yang lebih baik untukmu.
2. Sukses adalah berani bertindak dan punya prinsip.
3. Rahasia keberhasilan adalah kerja keras dan belajar dari kegagalan.
4. Selama ada keyakinan, semua akan menjadi mungkin.
5. Kesalahan akan membuat orang belajar dan menjadi lebih baik.
6. Kegagalan adalah kesempatan untuk memulai kembali.
7. Pengalaman dan kegagalan akan membuat orang menjadi lebih bijak.
8. Semakin keras usaha maka akan semakin kuat pendirian.
9. Jawaban sebuah keberhasilan adalah terus belajar dan tak kenal putus asa.
10. Bangsa yang malas belajar tidak akan bisa berkembang.
11. Masalah akan terasa ringan dengan bersabar dan berlapang dada.
12. Pendidikan bukan hanya untuk yang muda tapi untuk segala umur.
13. Bermimpilah semaumu dan kejarlah mimpi itu.
14. kegagalan terjadi karena terlalu banyak berencana tapi sedikit berfikir.
15. Jika orang lain bisa, maka aku juga termasuk bisa.

PERSEMBAHAN

1. Ayah dan ibu tercinta.


2. Teman-teman seperjuangan.
3. Adik-adik kelasku tersayang khususnya spinning.
4. Seluruh dewan guru yang saya hormati.

ii
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
DI PT. SUBAH SPINNING MILLS
SUBAH-BATANG
JAWA TENGAH

TELAH DIEVALUASI

PEMBIMBING

Makhyum S.Pd
NIP. 19861226 199602 1002

KPK TEKNIK PEMBUATAN BENANG

Lusiana kintamani SST

MENGETAHUI

KEPALA SMK NEGERI 3 PEKALONGAN

Tusriyati S.Pd
NIP. 19601207 198603 2 006

iii
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
DI PT. SUBAH SPINNING MILLS
SUBAH-BATANG
JAWA TENGAH

TELAH DIEVALUASI

MENGETAHUI

PEMBIMBING PRAKTIK

LEADER TRAINER
Wartono
NIK. 1178.10.13

KABAG PRODUKSI

E. Heryanto, Bk. Teks


NIK. 0059.09.11

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehinnga penyusun dapat menyelesaikan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) dan
menyusun laporan ini guna memenuhi kelengkapan bukti belajar dengan selamat dan
tanpa ada masalah yang tidak diinginkan. Penyusunan laporan ini berdasarkan data-data
yang diperoleh selama melaksanakan praktik kerja industri di PT. Subah Spinning Mills
selama 3 bulan dari tanggal 1 juli sampai dengan 30 september 2018.

Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) di PT. Subah Spinning Mills


dimaksudkan sebagai wujud hubungan antara dunia pendidikan dengan dunia industri.
Dalam hal ini dunia industri berperan penting sebagai tempat untuk menambah
keterampilan dan pengalaman. Sebaliknya, dunia pendidikan banyak memenunculkan
tenaga yang sangat di butuhkan oleh industri. Sehingga terciptalah para lulusan SMK
Negeri 3 Pekalongan yang berkualitas dan mempunyai pengalaman luas dalam hal
industri.

Keberhasilan dalam penyusunan ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dan
berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penyusun mengucapkan
terimakasih kepada :

1. Bapak M jamil, selaku Direktur PT. Subah Spinning Mills


2. Bapak Ir. Asril, selaku Faktory Manager PT. Subah Spinning Mills
3. Bapak M. Irfan, selaku kabag personalia.
4. Bapak E. Heryanto, Bk.Teks, selaku kabag produksi.
5. Bapak Mohamad Nurcahya, Amd.Teks, selaku kabag maintenance.
6. Bapak Basuki Rahmat, Amd.Teks, selaku kasie produksi.
7. Ibu Ririn Pristiwati, Amd.Teks, selaku kasie QC.
8. Bapak Nirbito, selaku kasie maintenance.
9. Bapak Sutresno, selaku wakil kasie maintenance.
10. Bapak Rejeb, selaku kapala Trainer.
11. Bapak Ali Imran, selaku kasie Utility.
12. Bapak Agus Sugiantoro, selaku kaur Blowing-Carding.
13. Bapak Ismadi, selaku kaur Drawing-Roving.
14. Bapak Eko Sofiyanto, selaku kaur Ring Spinning Frame.
15. Bapak Wiwik Tri, selaku kaur Winding.
16. Ibu Suhartiyah, selaku leader trainer front roll.

v
17. Ibu Siti Khotimah, selaku leader trainer ring spinning frame.
18. Bapak Wartono, selaku leader trainer ring spinning frame.
19. Ibu Yunanik, selaku leader trainer winding.
20. Bapak Samsudin, selaku kaur Roll Shop.
21. Bapak Taris Tono, selaku kaur Lab front.
22. Bapak Arif Mustakim, selaku kaur Lab back.
23. Segenap karyawan dan karyawati PT. Subah Spinning Mills
24. Ibu Tusriyati, S.Pd, selaku Kepala SMK Negeri 3 Pekalongan.
25. Ibu Lusiana Kintamani, S.ST, selaku kepala paket keahlian Teknik Pembuatan
Benang.
26. Bapak Makhyum, S.Pd, selaku pembimbing laporan prakerin dan wali kelas XII
Pembuatan Benang 1.
27. Bapak/Ibu guru beserta staff karyawan dan karyawati SMK Negeri 3
Pekalongan.
28. Ayah dan ibu tercinta.
29. Teman-teman SMK Negeri 3 Pekalongan.
30. Semua pihak yang telah membantu menyusun laporan ini.

Penyusun menyadari bahwa laporan industri ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu demi kesempurnaan penyusunan laporan di tahun-tahun berikutnya, saran dan
kritik dari segenap pihak pembaca, penulis harapkan.

Penulis berharap semoga penulisan laporan praktik kerja industri ini dapat
bermanfaat bagi penyusun sendiri maupun pembaca yang budiman, khususnya yang
berkepentingan dibidang tekstil.

Pekalongan, November 2018

Penyusun

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
KATA PENGANTAR...................................................................................... v
DAFTAR ISI..................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ x
DAFTAR TABEL............................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Pengertian......................................................................................... 1
C. Tujuan Prakerin................................................................................ 1
D. Metode.............................................................................................. 2

BAB II URAIAN UMUM


A. Sejarah Perusahaan............................................................................ 3
B. Visi, misi, dan kebijakan mutu.......................................................... 3
C. Layout PT. Subah Spinning Mills..................................................... 4
D. Kesejahteraan Karyawan................................................................... 5
E. Kewajiban Karyawan......................................................................... 5
F. Sistem Kerja....................................................................................... 7

BAB III BAHAN BAKU


A. Jenis serat bahan baku....................................................................... 8
B. Penerimaan bahan baku..................................................................... 8
C. Pengambilan bahan baku................................................................... 8
D. Pembukaan bahan baku..................................................................... 8
E. Pengujian bahan baku........................................................................ 9
F. Layout gudang bahan baku................................................................ 10
G. Layout spinning PT. Subah spinning mills....................................... 11

BAB IV MESIN BLOWING


A. Spesifikasi mesin .............................................................................. 12

vii
B. Layout mesin..................................................................................... 13
C. Fungsi mesin...................................................................................... 23
D. Proses kerja mesin............................................................................. 23
E. Pelayanan mesin................................................................................ 23
F. Pemeliharaan mesin........................................................................... 24

BAB V MESIN CARDING


A. Spesifikasi mesin............................................................................... 26
B. Layout mesin..................................................................................... 27
C. Fungsi mesin...................................................................................... 31
D. Proses kerja mesin............................................................................. 31
E. Pelayanan mesin ............................................................................... 31
F. Pemeliharaan mesin............................................................................ 32
G. Pengujian sliver................................................................................. 34

BAB VI MESIN DRAWING


A. Spesifikasi mesin............................................................................... 36
B. Layout mesin..................................................................................... 36
C. Fungsi mesin...................................................................................... 42
D. Proses kerja mesin............................................................................. 42
E. Pelayanan mesin ............................................................................... 43
F. Pemeliharaan mesin........................................................................... 44
G. Pengujian sliver................................................................................. 45

BAB VII MESIN ROVING


A. Spesifikasi mesin............................................................................... 47
B. Layout mesin..................................................................................... 48
C. Fungsi mesin...................................................................................... 51
D. Proses kerja mesin............................................................................. 51
E. Pelayanan mesin ............................................................................... 51
F. Pemeliharaan mesin........................................................................... 52
G. Pengujian benang roving................................................................... 53

BAB VIII MESIN RING SPINNING


A. Spesifikasi mesin............................................................................... 55
B. Layout mesin..................................................................................... 56
C. Fungsi mesin...................................................................................... 62
D. Proses kerja mesin............................................................................. 62
E. Pelayanan mesin ............................................................................... 62

viii
F. Pemeliharaan mesin........................................................................... 63
G. Pengujian benang.............................................................................. 65

BAB IX MESIN WINDING


A. Spesifikasi mesin............................................................................... 67
B. Layout mesin...................................................................................... 68
C. Fungsi mesin...................................................................................... 72
D. Proses kerja mesin............................................................................. 72
E. Pelayanan mesin ............................................................................... 72
F. Pemeliharaan mesin........................................................................... 73
G. Pengujian benang.............................................................................. 74

BAB X PACKING
A. Pengertian packing............................................................................ 76
B. Langkah-langkah packing................................................................. 76
C. Data berat benang.............................................................................. 76

BAB XI ROLL SHOP


A. Pengertian Roll Shop........................................................................ 77
B. Pekerjaan Roll Shop.......................................................................... 77
BAB XII PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 84
B. Saran.................................................................................................. 85

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 86

ix
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar II-1 Layout PT. Subah Spinning Mills........................ 4


2. Gambar III-1 Layout Gudang Bahan Baku.................................. 10
3. Gambar III-2 Layout Spinning PT. Subah Spinning Mills........ 11
4. Gambar IV-1 Proses Produksi Mesin Blowing......................... 12
5. Gambar IV-2 Payout Mesin Blowing........................................ 13
6. Gambar IV-3 Skema Mesin Plucker FA 1001.......................... 15
7. Gambar IV-4 Skema Mesin Sparator FA 125 A....................... 17
8. Gambar IV-5 Skema Mesin MM FA 1029................................. 19
9. Gambar IV-6 Skema Mesin FO JWF 1115............................... 21
10. Gambar V-1 Layout Mesin Carding......................................... 27
11. Gambar V-2 Skema Mesin Carding.......................................... 29
12. Gambar VI-1 Layout Mesin Drawing......................................... 36
13. Gambar VI-2 Skema Mesin Drawing Breaker.......................... 38
14. Gambar VI-3 Skema Mesin Drawing Finisher.......................... 40
15. Gambar VII-1 Layout Mesin Roving........................................... 48
16. Gambar VII-2 Skema Mesin Roving........................................... 49
17. Gambar VIII-1 Layout Mesin Ring Spinning................................ 56
18. Gambar VIII-2 Skema Mesin Ring Spinning ............................... 58
19. Gambar VIII-3 Skema Mesin Ring Spinning Suessen.................. 60
20. Gambar IX-1 Layout Mesin Winding......................................... 68
21. Gambar IX-2 Skema Mesin Winding......................................... 70

x
DAFTAR TABEL

1. Tabel II-1 Jadwal kerja shift............................................................ 7


2. Tabel III-1 Jenis serat bahan baku..................................................... 8
3. Tabel III-2 Langkah kerja pengujian bahan baku............................... 9
4. Tabel IV-1 Spesifikasi mesin Blowing............................................... 12
5. Tabel V-4 Pelumasan mesin carding................................................. 33
6. Tabel VI-1 Spesifikasi mesin drawing................................................ 36
7. Tabel VI-4 Pelumasan mesin drawing................................................ 45
8. Tabel VII-3 Pelumasan mesin roving.................................................. 53
9. Tabel VIII-3 Pelumasan mesin ring spinning...................................... 65
10. Tabel X-2 Data berat benang packing................................................ 76
11. Tabel XI-4 Frekuensi penggerindaan top roll.................................... 79
12. Tabel XI-6 Frekuensi pelumasan arbour............................................. 80
13. Tabel XI-7 Frekuensi pencucian top roll, bottom roll, dan apron.... 82
14. Tabel XI-9 Frekuensi pergantian rubber coat...................................... 83

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kegiatan PRAKERIN (Praktik Kerja Industri) merupakan metode


pembelajaran siswa terhadap dunia industri sebelum siswa terjun ke dunia industri
yang sebenarnya. Kegiatan Prakerin juga merupakan kegiatan praktik dari teori
yang diajarkan di sekolah sehingga siswa dapat memahami secara keseluruhan.
Kegiatan ini dapat dimanfaatkan siswa sebagai pengalaman dalam meniti karir
maupun bekal ilmu untuk kejenjangan berikutnya.
Dengan demikian, kegiatan PRAKERIN merupakan wahana dari
keterlibatan, dunia industri dalam meningkatkan mutu pendidikan dan
mencerdaskan anak bangsa sebagai generasi yang akan datang.
Atas dasar itu, pendidikan dan pelaksanaan PRAKERIN merupakan bagian
dari instrumental pengembangan SDM agar menghasilkan manusia yang cerdas dan
terampil pada bidang keahliannya.

B. PENGERTIAN

Praktik kerja industri sebagai salah satu metode pendidikan sistem ganda
adalah satu bentuk penyelengaraan pendidikan yang profesional dengan
memadukan secara sistematis dan sinkron antara pendidikan sekolah dan program
penguasaan keahlian profesional yang diperoleh melalui pengolahan kerja langsung
didunia industri secara terarah untuk mencapai suatu jenis dan tingkatan keahlian
tertentu yang profesional.

C. TUJUAN PRAKERIN
Penyelenggaraan Praktik Kerja Industri bertujuan untuk :
1. Dapat menambah dan mengembangkan potensi ilmu pengetahuan
2. Melatih keterampilan yang dimiliki siswa sehingga dapat bekerja dengan
baik
3. Memberikan motivasi sehingga siswa bersemangat dalam meraih cita-cita

1
2

D. METODE

Pada dasarnya pelaksanaan Praktik Kerja Industri adalah bentuk kerja sama
antara pihak sekolah dengan dunia industri dan metode yang ditetapkan di SMK N
3 Pekalongan adalah “block release” artinya siswa mendapatkan pendidikan di
sekolah dan ditempatkan di dunia industri dalam kurun waktu yang berbeda.
Sedangkan metode yang digunakan siswa dalam pelaksanaan Praktik KerjaIndusri
adalah :
1. Metode Pelatihan
Siswa ikut langsung dalam proses produksi sehingga benar-benar
mengetahui situasi kerja dan bisa melakukan beberapa pekerjaan.
2. Metode Observasi
Siswa melakukan pengamatan secara langsung tentang tata cara proses
produksi dan mendeteksi penyebab terjadinya penyimpangan produksi.
3. Metode Wawancara
Siswa melakukan tanya jawab secara langsung kepada orang yang terlibat
secara langsung dalam proses produksi.
BAB II
URAIAN UMUM

A. SEJARAH PERUSAHAAN

PT. Subah Spinning Mills berdiri pada tanggal 19 Januari 2011. Sesuai
dengan akta pendirian perusahaan nomor 21-19 November 2007 yang beralamat di
JL. Raya Clapar, km 14 Desa Clapar, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang.
PT. Subah Spinning Mills merupakan anak perusahaan dari PT. Sukorejo
Indah Tekstil yang beralamat di JL. Raya Kandeman, km 4,5 Kandeman Batang,
Jawa Tengah. Pada awalnya PT. Sukorejo Indah Tekstil yang memproduksi sarung
tenun yang bahan bakunya dipasok dari daerah purwakart. Tetapi dengan
permintaan yang terus meningkat dan memerlukan bahan baku yang bekualitas
tinggi, pasokan bahan baku benang selalu kurang dan tidak sesuai harapan. Oleh
karena itu PT. Sukorejo Indah Tekstil mendirikan anak perusahaan yang bernama
PT. Subah Spinning Mills. Produksi benang dari PT. Subah Spinning Mills
didistribusikan ke PT. Sukorejo Indah Tekstil sebesar 80% digunakan untuk
memasok PT. Sukorejo Indah Tekstil sedangkan sisannya 20% didistribusikan ke
pasaran.

B. VISI dan MISI PT. SUBAH SPINNING MILLS

1. Visi
Menjadi salah satu perusahaan terkemuka didalam bidang pemintalan
benang di indonesia.
2. Misi
a. Kepuasan pelanggan
b. Produk yang berkualitas tinggi
c. Kepuasan seluruh pihak yang berkepentingan dengan PT. Subah Spinning
Mills
3. Kebijakan mutu
a. Sesuai dengan persyaratan pelanggan
b. Selalu melakukan penyempurnaan secara berkesinambungan
c. Mengutamakan kepuasan pelanggan serta menyerahkan produk tepat
waktu

3
C. Layout PT. Subah Spinning Mills
4

Gambar II-1
Layout PT. Subah Spinning Mills
5

D. KESEJAHTERAAN KARYAWAN

PT. Subah Spinning Mills memberikan kesejahteraan kepada karyawannya


didasarkan pada dua hal, yaitu :
1. Normatif
a. Memberikan gaji pokok berdasarkan jabatan, pengalaman kerja, masa
kerja, prestasi dan pendidikannya.
b. Tunjangan jabatan diberikan kepada karyawan yang menduduki suatu
jabatan tertentu.
c. Upah lembur diberikan kepada karyawan yang menjalankan pekerjaan
diluar jam kerja kayawan yang bersangkutan.
2. Natural
a. Pemberian makan 1 kali atau lebih bila melakukan lembur.
b. Pembelian seragam kerja.
c. Antar jemput karyawan.
d. Tunjangan kesehatan (poliklinik).
e. Bantuan kesejahteraan ursidentil seperti : kelahiran dan kematian.

E. KEWAJIBAN KARYAWAN

1. Tata Tertib Perusahaan


Dalam menjalani sebuah pekerjaan, maka karyawan mempunyai
kewajiban sebagai berikut :
a. Datang lebih awal 30 menit dari jam kerjanya untuk melaksanakan apel
masuk dan mendapatkan serah terima dengan regu sebelumnya.
b. Mengawali dan mengahiri jam kerja tepat waktu sesuai sengan standar
waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan.
c. Menjalankan pekerjaan sebaik-baiknya.
d. Menggunakan seragam, tanda pengenal, serta atribut lain yang telah
diberikan perusahaan selama dalam jam kerja.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
perintah, kebutuhan dan kelayakan tugas perusahaan.
f. Menjaga nama baik perusahaan, baik didalam maupun diluar perusahaan.
g. Semua karyawan menjadi anggota koperasi karyawan.
h. Bersikap loyal terhadap perusahaan walaupun bukan menjadi tugas
utamanya.
6

i. Bersikap sopan santun terhadap semua karyawan khususnya


dilingkungan perusahaan.
j. Apabila sakit, memeriksakan diri ke dokter yang ditunjuk oleh
perusahaan dan dilakukan sesuai prosedur.
k. Ikut menjaga fasilitas perusahaan kebersihan, meliputi ketertiban ruang
kerja, masjid, wc, kantin, dan jalan-jalan lingkungan pabrik.
l. Memakai dan memlihara alat keselamatan dan kesehatan kerja yang
dianjurkan.
2. Larangan-larangan bagi karyawan
Demi terciptanya ketertiban, kelancaran dan kelangsungan perusahaan
serta keselamatan kerja, maka karyawan wajib menciptakan suasana yang
baik, dengan tidak melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Keluar dari area perusahaan tanpa menggunakan surat izin yang resmi
dari atasan maupun personalia.
b. Membawa barang dagangan ke pabrik dan melakukan transaksi jual beli,
kecuali yang berhubungan dengan koperasi.
c. Merusak, menggukan maupun membawa keluar/pulang tanpa izin
barang-barang milik perushaan seperti :
1) Hasil produksi dan milik lain perusahaan.
2) Membawa keluar dari ruang makan seperti piring dan lain-lain.
d. Menggunakan alat-alat yang dapat menimbulkan api di dalam komplek
pabrik tanpa seizin atasannya.
e. Bagi karyawan laki-laki, rambut tidak boleh melewati kearah baju.
f. Memberikan keterangan yang tidak benar tentang dirinya pada waktu
pengisian biodata.
g. Menganiaya, menghina, mengancam penguasa/pimpinan perusahaan,
keluarga pimpinan, keluarga penguasa, teman kerja maupun keluarga.
h. Melakukan segala bentuk perjudian didalam kawasan pabrik.
i. Melakukan tindak asusila baik didalam maupun diluar pabrik.
j. Membongkar segala sesuatu yang menjadi rahasia pabrik.
k. Menolak perintah yang layak dari pimpinan perusahaan maupun yang
mewakilinya.
l. Mengganggu ketenangan kerja, menghasut dan membuat surat kaleng.
m. Membawa senjata tajam, senjata api, dan bahan peledak.
n. Tidur saat jam kerja.
7

F. SISTEM KERJA
Sistem kerja dibedakan menjadi 2 yaitu,
1. Sistem kerja day shift (DS)
Karyawan berangkat pada pukul 07.30 WIB untuk melaksanakan apel
pagi, setelah 15 menit, karyawan langsung kerja dibagian masing-masing,
Istirahat selain hari jum’at pukul 12:00-13:00 WIB. Untuk hari jum’at
istirahat 11:45-13:00 WIB. Jika pulang karyawan day shift 16:00 WIB.
2. Sistem kerja shift
Karyawan dibagi menjadi 3 shift, yang terdiri atas 7 regu yaitu
A,B,C,D,E,F, dan G dengan jadwal 2 hari masuk pagi, 2 hari masuk siang, 2
hari masuk malam, dan 1 hari libur, karyawan masuk dan serah terima
dengan shift sebelumnya selama 5 menit, dan langsung kelokasi kerja.
Adapun pembagian jadwal jam kerja adalah sebagai berikut :

Tabel II-1
Jadwal jam kerja shift

Shift Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu


Pagi C - D B - C A - B A - G F - G E - F D - E
Siang E - F D - E C - D B - C A - B A - G F - G
Malam A - G F - G E - F D - E C - D B - C A - B
Libur B A G F E D C
BAB III
GUDANG BAHAN BAKU

A. Jenis Serat Bahan Baku

Tabel III-1
Jenis serat bahan baku

N0 PANJANG DENIER GRADE NETTO MERK NAMA


(MM) SERAT
1 38 1,3 A 350 TIFICO POLYESTER

2 38 1,2 A 259,7 IBR RAYON

B. Penerimaan Bahan Baku


Gudang bahan baku adalah tempat penerimaan dan penyimpanan bahan
baku yang diperoleh pabrik, pada saat bal-bal tersebut datang, kemudian
diterima bagian gudang bahan baku dan diserahkan dengan jumlah pesanan. Bal
serat polyester maupun rayon tersebut dicocokan menurut packing listnya dan
kemudian di cek maka bal-bal tersebut diproses dimesin blowing.

C. Pengambilan Bahan Baku


Pengambilan bahan baku didasarkan atas proses dari unit produksi
pengambilan dilakukan dengan cara bon bahan baku pada bagian gudang bahan
baku.

D. Pembukaan Bahan Baku


Bal polyester maupun rayon yang telah diambil dari gudang bahan baku
menggunakan fork lift diletakkan di ruangan mesin Blowing kemudian dibuka
dan dikondisikan selama 24 jam. jumlah bal yang disiapkan untuk proses
produksi yaitu 15 bal polyester dan 12 bal rayon untuk satu line feeding mesin
Blowing. Untuk persiapan produksi shift malam, pembukaan bal-bal dilakukan
pada waktu pagi, sedangkan untuk shift pagi dilakukan di sore hari. Pembukaan
bal-bal serat dilakukan didasarkan kebutuhan proses produksi bukan pada waktu
pembukaan.

8
9

E. Pengujian Bahan Baku


1. Periode
Pengujian dilakukan setiap 10% dari kedatangan bahan baku untuk
memenuhi standar Moisture Regain (MR) dengan cara mengukurnya
memakai alat MR Tester.
2. Langkah kerja
Tabel III-2
Langkah kerja pengujian bahan baku

A Serat polyester
1) Menulis nomor bal bahan baku dan nomor kedatangan
2) Memasukkan jarum MR Tester pada dua sisi atas dan bawah
bal bahan baku
3) Menekan tombol ON pada MR Tester
4) MR hasil pengujian tidak boleh lebih dari 12%
B Serat rayon
1) Menulis nomor bal bahan baku dan nomor kedatangan
2) Memasukkan jarum MR Tester pada dua sisi atas dan bawah
bal bahan baku
3) Menekan tombol ON pada MR tester
4) MR hasil pengujian tidak boleh lebih dari 12%
10

F. Layout Gudang Bahan Baku

Gambar III – I
Layout gudang bahan baku

Keterangan layout gudang bahan baku :


1. Pintu
2. Parkir forklip
3. Timbangan
4. Bale polyester
5. Bale sarung
6. Bale polyester
7. Bale sarung
8. Perkakas sparepat bekas
9. Bale rayon
10. Kantor
11. Bale polyester
12. Bale rayon
13. Bale rayon
14. Bale rayon
G. Layout Spinning PT. Subah Spinning Mills
11

Gambar III-2
Layout spinning PT. Subah spinning mills
12
BAB IV
MESIN BLOWING

A. Spesifikasi Mesin Blowing


Tabel IV-1
Spesifikasi mesin blowing

Merk Buatan Tahun Jumlah Jumlah Proses


unit mesin delivery
Plucker FA 125 A China 2011 2 line 20 TR 65/35
Sparator China 2011 2 line 20 TR 65/35
MM JWF 1029 China 2011 2 line 20 TR 65/35
FO JWF 1115 China 2011 2 line 20 TR 65/35

Gambar IV – I
Layout proses produksi mesin blowing

BAHAN BAKU RE USE WASTE

MIXING RE USE WASTE

PLUCKER FA 125 A PLUCKER FA 125 A

BALE PLUCKER DISK PLUCKER

SPARATOR SPARATOR

MM JWF 1029 MM JWF 1029

FO JWF 1115 FO JWF 1115

12
B. Layout blowing
13

Gambar IV-2
Layout mesin blowing
14

Keterangan layout mesin Blowing:

1. Mesin plucker FA 1001


2. Metal detector
3. Box detector
4. Mesin sparator FA 125 A
5. Saluran dust
6. Mesin MM JWF 1029
7. Mesin FO JWF 1115
8. Sensor api
9. Cerobong material carding line A
10. Cerobong material carding line B
11. Mesin BDT (Blandomat)
12. Pintu keluar/masuk gudang waste
13. Gudang waste
14. Tempat mixing
15. Ruang maintanace blowing/carding
16. Pintu masuk/keluar bahan baku
17. Timbangan
18. Pintu keluar/masuk mesin blowing/carding
19. Meja pengawas
15

Gambar IV-3
Skema mesin plucker FA 1001
16

Keterangan gambar skema mesin Plucker FA 1001 :

1. Cerobong hisapan material


2. Mika penyikat material
3. Beater
4. Cake beater
5. Hame rolling
6. Rolling
7. Motor rolling
8. Lampu imticeta
9. Motor beater
10. Belt beater
11. Room maint saft
12. Daya listrik
13. Tempat penampung serat
14. Pintu mesin plucker
17

Gambar IV-4
18

Skema mesin Sparator FA 125 A

Keterangan gambar mesin Sparator FA 125 A :

1. Cerobong in material
2. Mika transparan at cleaner
3. Magnet metal detector
4. Transparan central cerobong atas
5. Ruang waste
6. Filter waste
7. Room filter/sleve
8. Out waste
9. Out blower
10. Cerobong out material
19

Gambar IV-5
Skema mesin MM FA 1029
20

Keterangan gambar mesin MM FA 1029 :

1. Spike latice
2. Take up
3. Stripper
4. Conveyor
5. Cerobong material
6. Motor blower material
7. Waste output
8. Foto sensor
9. Feed roll
10. Beater roll
11. Material output
21

Gambar IV-6
22

Skema meisn FO JWF 1115

Keterangan gambar mesin FO JWF 1115 :

1. Beater
2. Feed roll opening/ under feed roll
3. Feed roll
4. Room material
5. Cerobong material
6. Adjust ment
7. Flyer dirt
8. Material output
9. Material input
23

C. Fungsi Mesin
1. Membuka dan menguraikan gumpalan-gumpalan serat, sehingga serat-serat
tersebut terurai.
2. Memisahkan kotoran-kotoran yang ada pada serat.
3. Memisahkan serat-serat pendek dan serat-serat panjang.
4. Mencampur serat yang satu dengan serat yang lainnya.

D. Proses Kerja Mesin

Bal serat polyester yang telah ditimbang dengan serat rayon sesuai
kebutuhan produksi yaitu dengan komposisi 65% / 35% , kemudian bahan baku
tersebut melewati proses mixing yaitu proses pencampuran serat yang dibuat
menjadi 4 lapisan seperti sandwich dengan presentase re-use 3% , kemudian
setiap lapisan dari serat polyester disemprot dengan minyak miracle (minyak
sinteks) , kemudian bahan baku yang sudah dimixing tersebut dimasukkan
kedalam karung kuning, banyaknya karung kuning permesin plucker 30 karung
kuning, tiap karung mempunyai berat 50kg, kemudian bahan baku tersebut
dimasukkan kedalam plucker sebanyak 30 karung, kemudian dari proses
tersebut masuk ke metal detector yang berfungsi untuk memisahkan serat, logam
dan sejenisnya, kemudian masuk ke mesin sparator untukmemisahkan serat yang
jelek/keras dan yang bagus kemudian akan menjadi waste, kemudian dari proses
pemisahan tersebut jatuh di mesin MM JWF 1029 (multi mixer), dari mesin MM
JWF 1029 terjadi proses pencampuran serat yang lebih rata, lalu dihisap melalui
cerobong dan masuk ke mesin FO JWF 1115 (fan opener) terjadi proses
penguraian serat yang homogen, lalu melewati cerobong kemudian
melewatisensor api yang berfunsi mendeteksi percikan api yang berada diserat,
selanjutnya masuk cerobong mesin Carding JWF 1903 melalui chute feed.

E. Pelayanan Mesin

1. Persiapan operasional mesin


a. Mengambil bahan baku dari gudang bahan baku.
b. Memastikan mesin dalam keadaan siap.
2. Mengaktifkan mesin dan melakukan pengawasan
3. Feeding/penyuapan
a. Menyiapkan serat polyester dan serat rayon yang telah dimixing
sebanyak 30 karung pada masing-masing mesin plucker.
24

b. Menguraikan re-use yang telah dicampur pada bahan baku sebanyak


3% × jumlah produksi

F. Pemeliharaan Mesin

1. Tujuan maintenance
a. Menjaga kondisi mesin agar tetap berproduksi secara terus menerus.
b. Menekan biaya produksi.
c. Mempertahankan mutu hasil prosuksi.
d. Memperpanjang umur mesin.
2. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam maintenance
a. Perawatan maintenance
1) Kebersihan mesin
2) Kebersihan lingkungan mesin
3) Kebersihan alat-alat dan sarana prasarana kerja
b. Scouring
1) Periode scouring
Scouring untuk mesin blowing dilakukan seminggu sekali.
2) Alat dan bahan
a) Kunci pas
b) Kunci shock
c) Obeng (-/+)
d) Kunci ring
e) Majun
f) Sikat
g) Oli can
h) Grease
i) Grease gun
j) Powder
k) Compressor
l) Pelumas
m) Air
n) Kunci L komplit
3) Pelumas yang digunakan
a) ANA 330 untuk rantai
b) Grease AL 2 untuk bearing
c) Oil gear box ISO 220 dan ISO 320
25

3. Langkah-langkah scouring
a. Menyiapkan peralatan
b. Mengecek kondisi mesin sebelum di scouring
c. Mematikan mesin
d. Membuka pintu penutup mesin
e. Membersihkan seluruh bagian mesin dengan compressor
f. Membersihkan serat dan kotoran yang menempel pada fan, conveyor,
spiked lattice, take up/under casing, beater, belt, roda gigi pully, dan
bearing cover
g. Mengecek part-part mesin (belt, rantai, pully)
h. Mengganti peralatan yang rusak
i. Melakukan penyetelan
j. Memberi pelumas pada bagian-bagian tertentu
k. Mengecek keadaan mesin setelah di scouring
l. Menutup pintu mesin
m. Menjalankan mesin
BAB V
MESIN CARDING

A. Spesifikasi Mesin Carding

Merk :JingWei

Type : JWF1203

Buatan : China

Tahun : 2011

Jumlah mesin : 20

Jumlah delivery :1

Keterangan : a. Delivery Speed = 149

b. RPM Feed Roll = 720

c. RPM Licker In = 825

d. RPM Cylinder = 375

e. RPM Doffer = 44

26
B. Layout mesin Carding
27

Gambar V-1
Layout mesin Carding
28

Keterangan gambar layout mesin Carding :

1. Cerobong material
2. Fan
3. Saluran dust
4. Mesin Carding line A
5. Mesin Carding line B
6. Can
7. Pintu keluar/masuk mesin Blowing
8. Can doffing
29

Gambar V-2
Skema mesin carding
30

Keterangan gambar skema mesin Carding :

1. Cylinder
2. Doffer
3. Linker in
4. Stripping roll
5. Feed roll
6. Squessing roll
7. Under casing
8. Top flat
9. Rolling support top flat
10. Cleaning flat front roll
11. Cleaning flat front back
12. Cleaning roller
13. Enchentric segmen wire
14. Enchentric segmen flat
15. Mote knife
16. Dish flat
17. Top back sheet
18. Suction stationary back
19. Stationary back
20. Bottom back sheet
21. Top front sheet
22. Suction front sheet
23. Calender coiler
24. Coiler
25. Can
31

C. Fungsi Mesin
1. Membuka dan menguraikan serat secara individu.
2. Memisahkan serat yang pendek dan serat yang panjang.
3. Membersihkan kotoran dan nep yang masih terdapat pada serat.

D. Proses Kerja Mesin


Bahan baku yang diproses dari FO JWF 115, dari mesin Blowing akan
dikirim melalui cerobong ke mesin Carding yang akan masuk ke chute feed unit
Carding. Dalam unit chute feed tersebut material akan diproses melalui beater
roll, serat tersebut akan masuk ke feed ducting dan oleh feed roll serat tersebut
akan disuapkan ke licker in. Pada Licker In serat akan dicabik-cabik oleh 1 buah
roll licker in dimana kecepatan putaran licker in semakin kedepang semakin
cepat. Dari licker in serat akan dipindahkan ke permukaan cylinder (strippin
action). Perpindahan terjadi karena putaran licker in berlawanan dengan
cylinder, selanjutnya serat tersebut bertemu dengan top flat. Disini terjadi
pemisahan serat-serat pendek dan serat-serat panjang (carding action). Karena
putaran cylinder yang cepat menimbulkan gaya centrifugal yang cukup besar,
sehingga serat pendek terambil dan menekan pada top flat. Serat-serat panjang
tetap menempel pada cylinder karena mempunyai ikatan-ikatan yang kuat pada
jarum. Serat pendek yang terbawa top flat akan dibersihkan oleh top flat cleaner,
kemudian dihisap oleh dust collector dan menjadi waste dropping. Sedangkan
serat panjang akan diteruskan ke doffer. Kedudukan serat-serat akan lebih rapat
dibandingkan sebelumnya karena putaran doffer lebih lambat. Serat yang ada
dipermukaan doffer akan dikupas oleh stripping roll kemudian akan diambil
oleh squessing roll dan keluar dalam bentuk web. Web akan dikumpulkan oleh
terompet sehingga terbentuk sliver kemudian digilas oleh callender roll.
Selanjutnya sliver masuk ke callender coiler yang berperan bersama-sama turn
table yang mengatur letak sliver dalam can.

E. Pelayanan Mesin
1. Persiapan operasional mesin
a. Menyiapkan can kosong.
b. Memastikan mesin dalam keadaan siap.
2. Mengaktifkan dan melakukan pengawasan.
32

3. Doffing
Doffing system otomatis, apabila panjang sliver yang telah dihasilkan
telah sesuai dengan counter yang ditentukan, maka can yang penuh secara
otomatis keluar diganti can yang baru.

F. Pemeliharaan Mesin (Maintenance)


1. Scouring
a. Periode scouring
Scouring untuk mesin Carding dilakukan setiap 14 hari sekali per-mesin
dan pekerjaan lain seperti :
1) Greasing all bearing, house bearing dan oiling chain setiap 3 bulan
sekali.
2) Change oil gear box feed roll dan feed chute feed setiap 12 bulan.
3) Change oil gear top flat dan vibrate setiap 12 bulan sekali.
4) Penggantian wire cylinder setiap 5 tahun sekali.
b. Alat dan bahan
1) Kunci pas
2) Kunci ring
3) Kunci L
4) Kunci shock
5) Oben (-/+)
6) Stripping wire
7) Lapping knife
8) Compressor
9) Majun
10) Bensin
11) Sikat
12) Powder
13) Air detergen
14) Stick
15) Alkohol
16) Oil can
17) Grease gun
18) Leaf gauge
19) Tracker
c. Langkah-langkah scouring
1) Menyiapkan peralatan
33

2) Cek kondisi mesin sebelum di scouring


3) Membuka pintu penutup
4) Melepaskan saluran Dust Collector
5) Membersihkan seluruh bagian-bagian mesin dengan compressor
6) Membersihkan beater roll dengan air detergen kemudian diberi bedak
7) Membersihkan saluran Dust Collector
8) Membersihkan Top Flat Cleaner
9) Membersihkan saluran feeding
10) Membersihkan Doffer
11) Membersihkan Doffer Cleaner, Cross Roll, Terompet, dan Calender
Roll
12) Membersihkan Callender Roll dengan memberi bedak
13) Membersihkan kotoran pada belt, roda gigi, pully dan bearing cover
14) Mengecek keadaan mesin
15) Mengganti peralatan yang rusak
16) Melakukan penyetelan
17) Memberi pelumas
18) Mengecek kondisi mesin
19) Menutup pintu mesin
20) Menjalankan mesin
21) Mengecek kualitas laborat

d. Pelumasan
Tabel V-4
Pelumasan mesin Carding

1. Tujuan Pelumasan
a.) Mengurangi keausan
b.) Memperlancar gerakan
c.) Mengurangi korosi
d.) Sebagai pendingin
2. Jenis-jenis Pelumasan
a.) Bechem untuk bearing setiap 3 bulan sekali
b.) Amala 220 untuk roda gigi setiap 1 tahun sekali
34

e. Penggerindaan
1) Top Flat
Dilakukan setelah bahan baku yang diproses mencapai 150 ton
2) Cylinder
Dilakukan setelah bahan baku yang diperoses mencapai 500 ton
3) Doffer
Dilakukan setelah bahan baku yang diperoses mencapai 250 ton

G. Pengujian Sliver Carding


1. Periode
Pengujian dilakukan 4 kali setiap 1 shift per-mesin (total mesin 20 mesin)
2. Alat dan bahan
a. Neraca digital
b. Warpblock
c. Uster evenes tester
d. Nampan
e. Sliver Carding
f. Kalkulator dan alat tulis
3. Langkah kerja
a. Ne1 sliver Carding
1) Mengambil sliver setelah sliver doffing
2) Mengambil sample 20 can dengan setiap sample direeling sepanjang
5 meter
3) Menimbang semua sampel dengan neraca digital dan mencari rata-
rata benang (berat dalam gram)
4) Menghitung Ne1 rata-rata dengan rumus
Hank
Ne1 =
Lbs
1 hank = 768 meter
1 lbs = 453,6 gram
5 /768
Ne1 =
B /453,6
Ne1 = 2,95
B
Keterangan :
B = berat sliver (gram)
35

b. Uster sliver Carding


1) Mengambil sliver setelah mesin doffing
2) Mengaktifkan Uster Evenes Tester, kemudian membersihkan slotnya
3) Memasang pengantar sliver pada dudukannya dan selot angka 2
4) Menyetting Uster Evenes Tester sesuai program waktu 1 menit
5) Memasukkan sliver pengantar, selot 2, dan rol penarik
6) Menekan tombol adjusment, kemudian sliver dimasukkan ke selot 2
kemudian klik start
7) Melakukan pengujian sampai data keluar dari printer
BAB VI
MESIN DRAWING

A. Spesifikasi Mesin Drawing


Tabel VI-1
Spesifikasi mesin Drawing

Merk Type Buatan Tahun Jumlah Jumlah Drafting


Delivery Rangkapan Sistem
Qingdao FA 306 China 2011 2 617 3 over 4
A
Rieter RSB-D Jerman 2011 1 6 3over 4
45

B. Layout Mesin Drawing

Gambar VI-1
Layout Mesin Drawing

36
37

Keterangan gambar layout mesin Drawing :

1. Mesin Drawing Breaker


2. Mesin Drawing Finisher
3. Can hasil Drwaing Breaker
4. Can Carding
5. Can doffing Drawing Breaker
6. Can Drawing finisher
7. Roll pengantar
8. Can doffing Drawing Finisher
9. Can spare Finisher
38

Gambar VI-2
Skema mesin Drawing Breaker FA 306 A
39

Keterangan gambar skema mesin Drawing Breaker FA 306 A :

1. Sparator
2. Sliver bahan baku
3. Sliver guide
4. Creel
5. Foto sensor
6. Can bahan baku
7. Penamoung waste
8. Back top roll
9. Bottom roll
10. Bottom cleaner
11. Top cleaner
12. Terompet
13. Redusser
14. Callender roll
15. Can
16. Can table
17. Sparator
18. Callender coiler
19. Arm
20. Middle top roll
21. Front top roll
40

Gambar VI-3
Skema mesin Drawing Finisher RSB-D
45
41

Keterangan gambar skema mesin Drawing Finisher RSB-D 45 :

1. Sparator
2. Sliver bahan baku
3. Sliver guide
4. Roll pengantar
5. Sparator
6. Foto sensor
7. Feed roll
8. Guide roll
9. Scanning roll
10. Plat penyuap
11. Top roll
12. Bottom roll
13. Bottom cleaner
14. Top cleaner
15. Colector
16. Terompet reduser
17. Callender roll
18. Callender coiler
19. Can
20. Turn table
42

C. Fungsi Mesin
1. Memperbaiki ketidakrataan sliver dengan cara perangkapan.
2. Meluruskan dan mensejajarkan sliver kearah sumbu sliver.
3. Melakukan peregangan.
4. Menghasilkan sliver Drawing sesuai dengan nomor yang diinginkan.
5. Menyesuaikan berat sliver persatuan panjang dengan keperluan pada proses
berikutnya.

D. Proses Kerja Mesin


1. Mesin Drawing Breaker
Bahan baku dari mesin Drawing Breaker berasal dari sliver Carding
sebanyak 12 can 2 delivery, masing-masing sliver Carding dilewatkan pada
sliver guide, sparator dan creel. Kemudian ujung-ujung dari sliver Carding
tersebut disatukan dan dilewatkan pada feed roll. 12 rangkapan tadi
dilewatkan pada autolevel yang berfungsi untuk mengatur variasi nomor
masuk sliver secara otomatis, kemudian dilewatkan melalui plat pengantar
ke roll peregang. Kemudian masuk ke callender coiler yang ditampung
dengan can.
2. Mesin Drawing Finisher
Bahan baku dari mesin Drawing Finisher berupa sliver Drawing Breaker
sebanyak 6 can 1 buah delivery yang sesuai dengan feeding Drawing
Finisher, kemudian masing-masing sliver Drawing Breaker tersebut
dimasukkan pada sliver guide, sparator dan creel. Kemudian ujung-ujung
dari sliver Drawing disatukan dan dimasukkan pada feed roll. 6 buah
rangkapan tadi dilewatkan pada autolevel yang berfungsi untuk mengatur
variasi nomor sliver yang masuk secara otomatis, kemudian masuk kebagian
scanning roll. Disini sliver Drawing Breaker mengalami peregangan
sehingga serat tersebut sejajar dengan sempurna, kemudian diteruskan
melalui plat pengantar ke roll peregang. Disini serat akan mengalami
peregangan dan pensejajaran yang disebabkan perbedaan kecepatan rol-rol
peregang, kemudian masuk ke terompet reduser lalu masuk ke callender roll
ada autolevel yang berfungsi untuk melihat A% (kualitas sliver) kemudian
masuk ke callender coiler yang ditampung dengan can yang secara otomatis
akan menggeser apabila can penuh sesuai dengan counter yang ditentukan.
43

E. Pelayanan Mesin
1. Persiapan operasional mesin
a. Menyiapkan bahan baku
b. Menyiapkan can Drawing
c. Memastikan mesin dalam keadaan siap
2. Menjalankan mesin
a. Menggeser main switch pada posisi ON
b. Menekan tombol INCH
c. Menekan tombol START
3. Mematikan mesin
a. Menekan tombol STOP
b. Menggeser main switch pada posisi OFF
4. Feeding
a. Drawing Breaker
1) Menyiapkan can hasil mesin Carding
2) Menyambung sliver
3) Setiap ganti feeding secara bergantian 12 can
b. Drawing Finisher
1) Menyiapkan can hasil mesin Drawing Breaker
2) Menyambung sliver
3) Setiap ganti feeding bersama-sama 6 can
5. Doffing
a. Doffing mesin Drawing Breaker
Doffing sistem otomatis, bila panjang sliver yang dihasilkan telah
sesuai dengan counter yang ditentukan, maka can yang penuh akan
secara otomatis berhenti dan di keluarkan dengan cara manual kemudian
diganti dengan can yang kosong.
b. Doffing mesin Drawing Finisher
Doffing sistem otomatis, apabila panjang sliver telah sesuai
dengan counter yang ditentukan maka can yang penuh akan secara
otomatis menggeser dengan ditandainya lampu kuning menyala
berkedip-kedip dan berganti dengan can yang kosong.
44

F. Pemeliharaan Mesin
1. Maksud dan tujuan
a. Membersihkan mesin
b. Pelumasan
c. Menjaga kondisi mesin agar tetap berjalan dengan baik
2. Alat dan bahan
a. Kunci pass
b. Kunci ring
c. Kunci L
d. Obeng (-/+)
e. Grease gun
f. Sikat
g. Bensin
h. Bedak
i. Air detergen
j. Alkohol
k. Vacum cleaner
l. majun
3. Langkah-langkah scouring
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Mematikan mesin
c. Membuka cover mesin
d. Mengangkat weighting arm
e. Mengambil top roll
f. Membersihkan roller bearing
g. Membersihkan grease pada bearing
h. Membersihkan top roll
i. Membersihkan callender roll
j. Memberi pelumas
k. Memasang top roll
l. Menekan weighting arm
m. Menutup cover mesin
n. Menjalankan mesin
45

4. Pelumasan
Tabel VI-4
Pelumasan mesin Drawing

a. Jenis pelumas
1.) Omala - 220 untuk rantai
2.) Omala – 220 untuk gear box
3.) LT 2 EP untuk bearing
b. Periode Pelumasan
1.) Greasing bearing top roll 1 hari sekali
2.) Greasing bearing bottom roll 1 kali 2 minggu
3.) Oiling gear box setiap 1 tahun
4.) Oiling rantai setiap 3 bulan sekali

G. Pengujian Sliver Drawing Breaker dan Drawing Finisher


1. Periode
Pengujian dilakukan 5 kali setiap 1 shift per-mesin, mesin Drawing
Breaker 6 mesin dan Drawing Finisher 6 mesin.
2. Langkah kerja
a. Ne1 sliver Drawing
1) Mengambil sliver setelah mesin doffing.
2) Mengambil sliver 6 nampan, setiap sample direeling ± 5 meter.
3) Menimbang semua sample dengan neraca digital dan mencari rata-
rata benang (B).
4) Menghitung Ne1 rata-rata dengan rumus :
Hank
Ne1 =
Lbs
1 hank = 768 meter
1 lbs = 453,6 gram
5 /768
Ne1 =
B /453,6

2,95
Ne1 =
B

Keterangan :

B = Berat sliver (gram)


46

3. Uster sliver Drawing


1) Mengambil sliver setelah mesin doffing.
2) Mengaktifkan Uster Evenes Tester, kemudian membersihkan slotnya.
3) Memasang pengantar sliver pada dudukannya dan selot angka 2.
4) Menyetting Uster Evenes Tester sesuai program waktu 1 menit untuk
mesin Drawing Breaker, 2,5 menit untuk mesin Drawing Finisher.
5) Memasukkan sliver pengantar, selot 2, dan rol penarik.
6) Menekan tombol adjusment, kemudian sliver dimasukkan ke selot
angka 2 kemudian klik start.
7) Melakukan pengujian sampai data keluar dari printer.
BAB VII
MESIN ROVING

A. Spesifikasi Mesin

1. Merk = Hong Yuan


2. Type = HY 490
3. Buatan = China
4. Tahun = 2011
5. Jumlah spindle = 132
6. Rpm spindle = 950
7. Jumlah mesin =8

47
48

Layout mesin Roving

Gambar VII-1

Layout mesin Roving

Keterangan gambar layout mesin Roving :

1. Can mesin Drawing Finisher


2. Creel
3. Draft zone
4. Gear end
5. Out end
49

Gambar VII-2
Skema mesin Roving
50

Keterangan gambar skema mesin Roving :

1. Can bahan baku


2. Creel
3. Sliver
4. Sliver guide
5. Top roll
6. Terompet
7. Bottom roll
8. Bottom cleaner
9. Creadle
10. Top cleaner
11. Colector
12. Web roving
13. Flyer cop
14. Lengan flyer
15. Gulungan benang roving
16. Flyer preasure
17. Spindle
51

B. Fungsi Mesin
1. Melakukan peregangan.
2. Mensejajarkan serat.
3. Mamberi antihan (twist) sekedar memberi kekuatan agar tidak mudah putus
pada saat proses produksi berikutnya.
4. Mengubah bentuk sliver Drawing menjadi benang Roving.
5. Membentuk gulungan benang Roving pada bobin.
6. Mengubah berat persatuan panjang.

C. Proses Kerja Mesin


Ujung sliver hasil mesin Drawing Finisher dilewatkan pada creel part
masing-masin yang dibatasi oleh sparator. Sparator berfungsi untuk memisahkan
sliver yang satu dengan yang lain agar tidak bersinggungan yang berakibat pada
rusaknya permukaan sliver, kemudian sliver diteruskan oleh rol pengantar
menuju daerah peregangan. Disini sliver akan mengalami peregangan akibat
perbedaan kecepatan permukaan antar rol peregang, semakin kedepan kecepatan
permukaan rol-rol peregang semakin cepat. Pada creadle, midle, dan top roll
maupun bottom roll terdapat Apron dan didepannya terdapat colector. Pada
pasangan rol-rol Peregang tersebut terdapat top cleaner roll yang berfungsi
untuk memisahkan serat pada roll agar tidak lapping. Setelah terjadi peregangan,
serat akan keluar berupa web menuju flyer cop dan terjadi twist karena
perbedaan kecepatan front roll dengan lengan flyer, lalu dililitkan pada lengan
flyer presser, sedangkan gulungan terjadi akibat putaran flyer yang lebih cepat
dari putaran bobin yang keduanya berputar searah. Bentuk gulungan pada bobin
diatur oleh naik turunnya kereta yang dilakukan oleh kerja trick box.

D. Pelayanan Mesin
1. Persiapan
a. Menyiapkan bahan baku
b. Menyiapkan bobin
c. Memastikan mesin dalam keadaan siap
2. Menjalankan mesin
a. Menggeser main switch pada ON
b. Menggeser main swicth motor pada posisi ON
c. Menekan tombol INCH
d. Menekan tombol START
52

3. Mematikan mesin
a. Menekan tombol STOP
b. Menggeser main swicth pada posisi OFF
4. Feeding
a. Menyiapkan sliver Drawing passage II full doffing sebanyak 22 can
untuk 1 block.
b. Feeding ganti bersamaan dalam 1 block setelah mesin Roving doffing
dengan counter yang telah ditentukan.
c. Sliver yang sudah keluar dari bagian peregangan dlam bentuk web ditarik
dan diberi antihan / twist dan kemudian dilewatkan melalui flyer
kemudian dililitkan pada bobin.
d. Feeding block dilakukan setiap kali doffing.
5. Doffing
a. Doffing secara otomatis
b. Mengambil benang roving dan menaruh pada kereta roving
c. Memasang bobin kosong pada spindle
d. Menekan tombol bobin RAIL UP
e. Melilitkan benang roving pada bobin
f. Menekan tombol INCH
g. Menekan tombol START

E. Pemeliharaan mesin
1. Maksud dan tujuan
a. Membersihkan mesin
b. Pelumasan
c. Menjaga kondisi mesin agar tetap terjaga dengan baik
2. Alat dan bahan
a. Kunci pass
b. Kunci ring
c. Kunci L
d. Kunci shock
e. Sikat kuning
f. Grease gun
g. Alkohol
h. Majun
i. Air detergen
j. Hand picker
53

k. Hot cleaner
l. Vacum cleaner
1. Langkah scouring
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Mematikan mesin
c. Membuka cover mesin
d. Mengangkat weighting arm
e. Melepas terompet dan bottom apron bars
f. Menurunkan midle bottom roll
g. Melepas bottom apron dan mencucinya
h. Membersihkan terompet
i. Membersihkan roda gigi pada flyer
j. Memberikan pelumas pada roda gigi bobin flyer
k. Memasan terompet dan bottom apron bars
l. Menyuapkan sliver Drawing
m.Menekan weighting arm
n. Memasan bobin Roving
o. Melakukan feeding

2. Pelumasan
Tabel VII-3
Pelumasan mesin Roving

a. Jenis pelumas yang digunakan


1.) Omala 220 untuk gear box
2.) LT 2 EP untuk bearing
b. Periode pelumasan
1.) Greasing roda gigi setiap 2 minggu sekali
2.) Greasing bearing bottom roll setiap 2 minggu sekali
3.) Oiling gear box setiap 1 tahun sekali

F. Pengujian Benang Roving


1. Periode
Pengujian dilakukan 2 kali setiap 1 shift per-mesin.
2. Alat dan bahan
a. Neraca digital
54

b. Reeling
c. Uster evenes tester
d. 12 buah bobin per-mesin full doffing
e. Benang roving
f. Kalkulator dan alat tulis
3. Langkah kerja
a. Ne1 Roving
1) Mengambil benang roving setelah mesin doffing.
2) Mengambil sample 12 bobin per-mesin, masing-masing sample 10
meter.
3) Menimbang semua sample dengan neraca digital dan mencari rata-
rata benang (B).
4) Menghitung rata-rata Ne1 dengan rumus :
Hank
Ne1 =
Lbs
1 hank = 768 meter
1 lbs = 453,6 gram
10 /768
Ne1 =
B /453,6

5,90625
Ne1 =
B

Keterangan :
B = berat benang roving (gram)
b. Uster benang roving
1) Mengambil benang roving setelah mesin doffing.
2) Mengaktifkan Uster Evenes Tester, kemudian membersihkan slotnya.
3) Memasang pengantar benang roving pada dudukannya dan selot
angka 4.
4) Menyetting Uster Evenes Tester sesuai program waktu 1 menit.
5) Memasukkan benang roving pada pengantar ring, selot 4, dan rol
penarik.
6) Menekan tombol adjusment, kemudian benang roving dimasukkan ke
selot angka 4 kemudian klik start.
7) Melakukan pengujian sampai data keluar dari printer.
BAB VIII
MESIN RING SPINNING

A. Spesifikasi Mesin
1. Merk = Marzoli
2. Type = DTM 129
3. Buatan = China
4. Tahun = 2011
5. Jumlah spindle = 516
6. Jumlah mesin = 65

55
B. Layout mesin Ring Spinning
56

Gambar VIII-1
Layout mesin Ring Spinning
57

Keterangan gambar layout mesin Ring Spinning :

1. Mesin Ring Spinning Line A


2. Mesin Ring Spinning Line B
3. Mesin Ring Spinning Line C
4. Mesin Roving
5. Ruang roll shop
6. Ruang mesin Winding
58

Gambar VIII-2
Skema mesin Ring Spinning
59

Keterangan gambar skema mesin Ring Spinning :

1. Umbrella
2. Benang roving
3. Roving road
4. Terompet
5. Top roll
6. Roll cleaner
7. Bottom cleaner
8. Pneuma flute
9. Lapet
10. Dacting
11. Anti baloning
12. Sparator
13. Ring rail
14. Brole knee
15. Spindle boster
16. Jockey pully
17. Spindle type
18. Tin pully
60

Gambar VIII-3

Skema mesin Ring Spinning Suessen


61

Keterangan gambar mesin Ring Spinning Suessen :

1. Top weighting arm


2. Elitop
3. Front bottom roller
4. Elitube Advance
5. Triple condensor
6. Central duct
7. Vertical connecting tubes
8. Pressure reducer
9. Y-distributor
10. Flexible hoses
11. Connecting tube
12. Rubber grommet
62

C. Fungsi mesin
1. Melakukan peregangan
2. Memberi antihan / twist untuk memberikan kekuatan pada benang
3. Mengubah benang roving menjadi benang ring spinning dengan nomor
tertentu sesuai dengan rencana
4. Menggulung benang pada cop

D. Proses Kerja Mesin Ring Spinning


Gulungan benang roving digantung pada bobin holder. Kemudian ujung
dari benang roving ditarik dan dilewatkan pada dua rol pengantar. Ujung benang
roving dimasukkan ke terompet dan disuapkan ke rol-rol peregang. Disini serat
akan mengalami peregangan. Peregangan terjadi karena kecepatan rol-rol
semakin kedepan semakin cepat. Setelah mengalami peregangan serat akan
keluar dalam bentuk web dan langsung dihisap oleh pneuma flute dan terjadi
antihan karena perbedaan kecepatan permukaan front roll dan putaran spindle,
bobin diberi benang secukupnya. Ujung benang dikaitkan pada traveler,
kemudian dilewatkan pada ring balloning dan lappet. Setelah itu ujung benang
tersebut dipancing pada web yang terletak diantara front roll dan pneuma flute,
maka dengan sendirinya web yang keluar akan ikut terantih dan benang akan
terbentuk. Antihan terjadi karena putaran traveler. Benang akan digulung oleh
spindle pada bobin yang bentuk gulungannya diatur oleh naik turunnya ring rail.

E. Pelayanan Mesin
1. Persiapan mesin
a. Menyiapkan bahan baku
b. Menyiapkan bobin (cop)
c. Memastikan mesin dalam keadaan siap
d. Menyiapkan doffer (pancingan)
2. Menjalankan mesin
a. Menggeser main swicth pada posisi ON
b. Menekan tombol SUCTION
c. Menekan tombol START
3. Mematikan mesin
a. Menekan tombol STOP
b. Menggeser main switch pada posisi OFF
63

4. Feeding
Memasang gulungan benang roving pada bobin holder, kemudian ujung
dari benang ditarik dan dilewatkan pada dua buah rol pengantar yang
disuapkan pada terompet dan masuk pada daerah peregangan.
5. Memancing benang
a. Mengambil benang hasil mesin ring spinning
b. Menarik ujung benang dan dilewatkan pada lubang bobin
c. Melilitkan benang pada bobin yang terletak pada spindle
d. Mengaitkan benang pada traveler, kemudian dilewatkan pada ring
balloning, lappet kemudian menyambungnya
6. Menyambung benang
a. Mengerem spindle
b. Menarik ujung benang dan dikaitkan pada traveler kemudian dilewatkan
pada ring balloning dan lappet
c. Melepas rem dan menempelkan ujung benang pada web
7. Doffing
Doffing dilakukan setelah panjang benang yang dihasilkan sesuai dengan
angka counter / panjang benang yang diharapkan.
Langkah-langkah doffing sebagai berikut :
a. Menyiapkan bobin (cop)
b. Menurunkan RING RAIL
c. Mematikan mesin dengan menekan tombol STOP
d. Mengambil bobin doffing dan memasang bobin kosong pada spindle
e. Menekan tombol SUCTION
f. Menjalankan mesin dengan menekan tombol START
g. Memancing benang

F. Pemeliharaan Mesin
1. Maksud dan tujuan
a. Membersihkan mesin
b. Memberi pelumas
c. Menjaga kondisi mesin agar dapat berfungsi dengan baik (preventive
maintenance)
64

2. Alat dan bahan


a. Kunci pass
b. Kunci ring
c. Kunci L
d. Kunci shock
e. Grease gun
f. Alkohol
g. Majun
h. Compressor
i. Kunci T
j. Batu apung
k. Alas/sit
l. Sapu lantai
3. Langkah scouring mesin Ring Spinning
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Mematikan mesin
c. Membuka cover mesin
d. Mengangkat weighting arm
e. Melepas bottom apron bars
f. Menurunkan midle bottom roll
g. Menyemprot dengan compressor
h. Melepas bottom apron bars dan mencucinya
i. Membersihkan roda gigi
j. Memasang bottom apron bars
k. Menyuapkan benang roving
l. Menekan weighting arm
m.Memasang cop
n. Melakukan pancing benang
65

4. Pelumasan
Tabel VIII-3
Pelumasan mesin Ring Spinning

a. Jenis Pelumas yang digunakan


1.) Rebon C 10 untuk counter dan spindle bolster
2.) LT 2 EP untuk gear end
3.) Omala 220 untuk rantai
4.) LT 2 EP untuk bearing tin roll dan jockey polly
b. Periode Pelumasan
1.) Greasing jockey polly setiap 6 bulan
2.) Greasing tin roll setiap 6 bulan
3.) Greasing midle roll dan back roll setiap 6 bulan
4.) Greasing front roll setiap 12 hari
5.) Oil worm 320 diaton setiap 1 tahun
6.) Oiling pompa gear setiap 1 bulan
7.) Oiling gear end setiap 1 tahun
8.) Oiling rantai dan counter setiap 1 bulan

G. Pengujian Benang Ring Spinning


1. Periode
Pengujian dilakukan 1 kali setiap 1 day shift permesin.
2. Alat dan bahan
a. Neraca digital
b. Wrapping / reeling
c. Uster evenes tester
d. Kalkulator dan alat tulis
e. Twist tester
f. Single yarn strength tester
3. Langkah kerja
a. Ne1ring spinning
1) Mengambil benang ring spinning setelah mesin doffing
2) Mengambil sample 4 cop permesin setiap pengujian masing-masing
100 meter (direeling)
3) Menimbang semua sampel dengan neraca digital dan mencari rata-
rata benang (B)
4) Menghitung rata-rata Ne1 dengan rumus :
66

Hank
Ne1 =
Lbs
1 hank = 768 meter
1 lbs = 453,6 gram
100/768
Ne 1 =
B/453,6

59,0625
Ne1 =
B

Keterangan :
B = berat benang Ring Spinning (gram)

4. Uster benang Ring Spinning


a. Mengambil benang setelah mesin doffing.
b. Mengaktifkan Uster Evenes Tester, kemudian membersihkan slotnya.
c. Memasang pengantar benang pada dudukannya dan selot angka 7.
d. Menyetting Uster Evenes Tester sesuai program waktu 1 menit.
e. Memasukkan benang pada pengantar ring, selot angka 7, dan rol penarik.
f. Menekan tombol adjusment, kemudian benang dimasukkan ke selot
angka 7 kemudian klik start.
g. Melakukan pengujian sampai data keluar dari printer.
67
BAB IX
MESIN WINDING

A. Spesifikasi Mesin Winding


1. Merk = Savio Polar
2. Type = Polar M
3. Buatan = Italy
4. Tahun = 2011
5. Jumlah mesin =9
6. Jumlah drum = 72

67
B. Layout mesin Winding
68

Gambar IX-1
Layout mesin Winding
69

Keterangan gambar layout mesin Winding :

1. Pintu keluar / masuk


2. Rak cones
3. Timbangan
4. Pintu masun sinar ultra violet (UV)
5. Ruang benang hasil Winding
6. Ruang packing
7. Mesin Winding Te 45
8. Mesin Winding Te 30
9. Box blower
10. Tempat kereta Winding
11. Pintu masuk ruang comp (AC)
12. Ruang comp (AC)
13. Pintu masuk MTC Winding
14. Ruang MTC Winding
15. Ruang cones dan gudang
16. Pintu masuk ruang AC 3
17. Ruang AC 3
70

Gambar IX-2
Skema mesin Winding
71

Keterangan gambar skema mesin Winding :

1. Cones
2. Bearing Center
3. Creadle
4. Drum
5. Cover drum
6. Suction mouth
7. Zenit
8. Splicer
9. Ratipipe
10. Bobbin page
11. Bobbin page
12. Bobbin page
13. Arm
14. Motor suction mouth
15. Cutter tension
16. sensor
72

C. Fungsi Mesin
1. Menggulung benang hasil mesin Ring Spinning dari cop ke cones
2. Memperbaiki ketidakrataan benang
3. Menyeleksi benang yang lemah dan benang yang cacat

D. Proses Kerja Mesin Winding


Memasang benang hasil mesin Ring Spinning pada magazine can yang
dapat menampung 8 gulungan benang, kemudian ujung benang ditarik dan
dimasukkan pada blower magazine yang terletak ditengah magazine can. Mesin
ini akan bekerja secar otomatis. Apabila gulungan benang pada bobin telah
habis, maka bobin injector level akan mengeluarkan bobin kosong. Kemudian
bobin yang kosong akan jatuh pada bobin conveyor dan akan dibawa ke bobin
box yang terletak diujung mesin. Sesaat kemudian mgazine can akan berputar
dan salah satu benang akan jatuh melalui dorfrop dan jatuh tetap pada bobin peg.
Setelah retie pipe akan turun untuk mengambil ujung benang keatas. Disaat yang
sama suction mouth akan mengambi ujung benang pada gulungan cones
kebawah yang akan bersilang pada splicer kemudian benang akan disambung
oleh splicer, kemudian mesin akan berjalan kembali setelah penyambungan
selesai. Apabila penyambungan benang gagal (sebanyak 3 kali) mesing akan
berhenti yang akan ditandai dengan keluarnya stop button. Pada saat proses
penggulungan benang, benang akan berjalan menuju balkon tension dust, bust,
zenit, kemudian splicer. Zenit berfungsi untuk menyeleksi benang, apabila
terjadi benang putus mesin akan berhenti dan disambung kembali secara
otomatis.

E. Pelayanan Mesin
1. Persiapan operasional mesin
a. Menyiapkan hasil benang Ring Spinning
b. Menyiapkan cones kosong
c. Memastikan mesin dalam keadaan siap
2. Menjalankan mesin
a. Memutar main switch pada posisi ON
b. Menekan tombol untuk MOTOR dan LINE START
c. Menekan tombol conveyor ON
3. Mematikan mesin
a. Menekan tombol conveyor OFF
b. Menekan tombol OFF pada MOTOR dan LINE START
73

c. Memutar main switch pada posisi OFF


d. Shutdown monitor
4. Feeding
a. Memasang gulungan benang Ring Spinning pada magazine can
b. Memasukkan ujung benang pada blower magazine
5. Doffing
Langkah-langkah doffing sebagai berikut
a. Melepas gulungan cones dari creadle
b. Memasang cones kosong
c. Memberi gulungan awal (ekor) secara manual pada cones
d. Menekan tombol drum START kemudian mereset counter

F. Pemeliharaan Mesin
1. Maksud dan tujuan
a. Membersihkan mesin
b. Menjaga kondisi mesin agar dapat berfungsi dengan baik
c. Pelumasan
2. Alat dan bahan
a. Kunci pass
b. Kunci ring
c. Kunci L
d. Obeng (-/+)
e. Cutter
f. majun
g. Alkohol 95%
h. Compressor
i. Cotton buts
j. kuas
3. Scouring
a. Menyiapkan peralatan
b. Membuka cover mesin
c. Membersihkan zenit dengan cotton buts
d. Menyemprot mesin dengan compressor
e. Membersihkan traveling cleaner
f. Membersihkan zenit dengan uster
g. Membersihkan unit bobin peg
h. Menyemprot splicer counter dengan lubricated spray
74

i. Memasang semua bagian yang dilepas


j. Mengecek keadaan mesin
k. Trial running

G. Pengujian Benang Winding


1. Periode
Pengujian dilakukan 1 kali setiap 1 day shift per-mesin.
2. Alat dan bahan
a. Neraca digital
b. Reeling
c. Uster evenes tester
d. Kalkulator dan alat tulis
e. Single yarn tester
3. Langkah kerja
a. Ne1 benang Winding
1) Mengambil benang Winding
2) Mengambil sample 5 cones dan direeling ± 100 meter
3) Mengambil semua sample dan ditimbang dengan neraca digital lalu
mencari rata-rata benang (B). Lalu menghitung rata-rata Ne1 dengan
rumus :
Hank
Ne1 =
Lbs
1 hank = 768 meter
1 lbs = 453,6 gram
100/768
Ne 1 =
B/453,6
59,0625
Ne1 =
B

Keterangan :
B = berat benang Winding (gram)
75

b. Uster benang
1) Mengambil benang setelah mesin doffing.
2) Mengaktifkan Uster Evenes Tester, kemudian membersihkan slotnya.
3) Memasang pengantar benang pada dudukannya dan selot angka 7.
4) Menyetting Uster Evenes Tester sesuai program waktu 1 menit.
5) Memasukkan benang pada pengantar ring, selot angka 7, dan rol
penarik.
6) menekan tombol adjusment, kemudian benang dimasukkan ke selot
angka 7 kemudian klik start.
7) Melakukan pengujian sampai data keluar dari printer
c. Kekuatan dan kemuluran benang perhelai
1) Mengambil benang setelah mesin doffing
2) Mengaktifkan single yarn tester
3) Memasang benang pada pengait atas dan bawah
4) Menekan tombol START
5) Mencatat angka yang keluar dari layar
BAB X
PACKING

A. Pengertian Packing
Packing merupakan proses pengendapan benang kedalam karung atau
box cartoon (kardus) yaitu benang hasil dari mesin Winding dengan nomor
Ne130.

B. Langkah-langkah Packing
1. mengambi l benang has il mes in Winding untuk benang tungga l
2. pengecekkan sinar ultra violet (UV) untuk mengetahui bagus atau tidaknya
benang dan menambah berat diruang HF
3. menimbang benang dengan netto 1 ball : 181,44 kg
4. membungkus benang dengan plastik agar tidak mudah terpengaruh oleh
keadaan cuaca diluar
5. memasukkan kedalam karung atau box
6. menjahit karung atau melakban box
C. Data Berat Benang
Tabel X-2
Data berat benang packing

NO Banyak ( jumlah box / karung ) Jumlah / kg


1. Netto 1 bal 181,44 kg
2. 1 box 24 cones / cones = 1,89 kg
3. 1 peti besar 150 cones / cones = 2,54 kg
4. 1 peti kecil 120 cone / cones = 2,54 kg

76
BAB XI
ROLL SHOP

A. Pengertian Roll Shop


Roll shop merupakan salah satu bagian dari unit spinning yang bertugas
untuk merawat daerah peregangan. Daerah peregangan tersebut adalah top roll
yang terdiri dari back roll, midle roll, creadle, dan front roll serta bottom dan
apron. Mulai dari top roll mesin Drawing, Roving, dan Ring Spinning.

B. Pekerjaan Roll Shop


1. Perakitan
a. Tujuan
Perakitan bertujuan untuk menyatukan arbour (as) dengan coats.
b. Rol-rol yang dirakit
1) Roll yang rusak karena aus
2) Roll yang rusak karena cacat
3) Roll yang rusak karena sayat
4) Roll yang rusak karena lepas dari arbour
5) Roll yang rusak karena mudah lapping
c. Prinsip kerja
Perakitan dikerjakan dengan menggunakan mesin mounting
dengan menggunakan tenaga hidrolis. Caranya adalah dengan
meletakkan arbour pada landasan yang berupa cincin, kemudian coats
diletakkan diatas arbour, ditekan dari atas menggunakan tenaga hidrolis.

2. Penggerindaan
a. Tujuan
Agar permukaan top roll dalam kondisi rata atau tidak
bergelombang dan terhindar dari cacat karena benda tajam.
b. Ruang lingkup
Prosedur ini menjelaskan tentang cara penggerindaan top roll dari
mesin Drawing sampai dengan Ring Spinning.

77
78

c. Rol-rol yang perlu digerinda


1.) Top roll yang baru dirakit
2.) Top roll yang cacat
3.) Jatuh tempo penggerindaan
d. Periode penggerindaan
1.) Penggerindaan top roll mesin drawing setiap 2 bulan
2.) Penggerindaan top roll mesin roving setiap 3 bulan
3.) Penggerindaan top roll mesin ring soinning setiap 2 bulan
e. Prinsip kerja
Penggerindaan dikerjakan dengan mesin grinding, caranya adalah
dengan menyetting kedudukan gerinda untuk mengatur tebalnya
penggerindaan, kemudian mengoprasikan mesin yang caranya sama
dengan mesin bubut. Tebal penggerindaan rata-rata 0,2 mm.
f. Rincian prosedur
1) Siapkan peralatan dan perlengkapan kerja sesuai dengan ketentuan.
2) Periksa kondisi top roll sebelum dilaksanakan penggerindaan, antara
lain :
a) Permukaan top roll
b) Diameter top roll
c) Hardness top roll
3) Siapkan atau nyalakan mesin sinar ultra violet (UV) untuk
penggerindaan.
4) Jalankan mesin gerinda dan setingan disesuaikan dengan jenis top
rollnya.
5) Gerinda permukaan top roll hingga rata dan halus, tebal
pengambilannya 0,2 mm.
6) Letakkan top roll yang sudah di rak dan dicuci dengan detergen /
sunlight.
7) Keringkan top roll dengan kain lap kering kemudian dimasukkan
kemesin ultra violet (UV) untuk proses pengeringan.
8) Cek dan amati kondisi top roll setelah digerinda meliputi :
permukaan, diameter, hardness dan hasil dial indicator, bila ada
penyimpangan top roll harus disendirikan untuk ditindak lanjuti.
g. Frekuensi penggerindaan top roll
79

Tabel XI-4
Frekusnsi penggerindaan top roll

NO Item Frkuensi
1. Top roll Drawing 2 bulan
2. Top roll Roving 4 bulan
3. Top roll Ring Spinning 3 bulan

3. Pelumasan
a. Tujuan
Pelumasan bertujuan untuk mengganti / merubah grease dengan
maksud untuk menghindari aus dan memperlancar gerakan.
b. Ruang lingkup
Prosedur ini menjelaskan tentang bagaimana cara memberikan
pelumas / grease up pada top roll untuk mesin Roving dan mesin Ring
Spinning
c. Rol-rol yang perlu diberi pelumas :
1.) Back roll
2.) Midle roll
3.) Front roll
d. Periode
Pelumasan dilakukan setiap 4 bulan sekali dengan menggunakan
pelumas jenis LT 2 EP.
e. Dengan menggunakan grease gun
f. Rincian prosedur
1) Siapkan perlengkapan dan peralatan kerja sesuai dengan yang
dibutuhkan.
2) Seleksi semua arbour yang akan di grease, bila ditemukan arbour
yang rusak harap disendirikan.
3) Bersihkan kotoran-kotoran atau fly waste yang menempel pada
arbour.
4) Buka tutup arbour sebelah kanan dan kiri kemudian masukkan grease
secukupnya. Hati-hati grease tidak boleh terlalu banyak, bila terlalu
banyak mengakibatkan kotoran fly waste banyak yang menempel.
5) Kembalikan tutup arbour seperti semula.
6) Susunlah arbour yang telah di grease kedalam kotak yag sudah
tersedia.
80

7) Frekuensi pelumasan arbour.


Tabel XI-6
Frekuensi pelumasan arbour

NO Item Frekuensi
1. Arbour mesin Roving 4 bulan
2. Arbour mesin Ring Spinning 4 bulan

4. Pencucian
a. Pencucian rol-rol pergang
1) Tujuan
Agar apron dan top roll tetap dalam keadaan bersih ( terhindar
dari kotoran, minyak/oli, grease,dll). Sehingga tidak mengganggu
dalam proses produksi.
2) Ruang lingkup
Prosedur ini menjelaskan langkah-langkah pencucian top roll dan
apron untuk mesin Drawing sampai dengan Ring Spinning.
3) Pencucian apron
a) Jenis apron
Jenis apron yang digunakan adalah, merk Yamauchi, Lanxiang,
dan WRA.
b) Periode pencucian
Pencucian dilakukan setiap scouring.
c) Proses kerja
Pencucian dilakukan dengan cara memasukkan apron
kedalam mesin cuci kemudian diberi air dan detergen
4) Periode
Pencucian dilakukan setiap scouring
81

5) Prinsip kerja
Pencucian dilakukan dengan cara letakkan top roll pada dudukan,
kemudian serat-serat yang menempel dibersihkan dengan
menggunakan hand picker. Setelah serat dibersihkan, top roll
dibersihkan menggunakan cairan pembersih (cairan detergen).
Setelah semua rol digosok, rol-rol tersebut dikeringkan menggunakan
kain lap.
6) Rincian prosedur
Pencucian top roll
a) Siapkan perlengkapan dan peralatan kerja sesuai dengan
kebutuhan.
b) Siapkan top roll pengganti untuk mesin yang sedang discouring
agar waktu lebih efektif
c) Bersihkan arbour top roll dengan disemprot menggunakan
compressor.
d) Periksa top roll yang akan dicuci, bila ditemukan top roll yang
bermasalah agar disendirikan. Untuk top roll Drawing lepaskan
terlebih dahulu end bushingnya
e) Letakkan top roll yang sudah diseleksi diatas meja kerja yang
telah disediakan
f) Kemudian cucilah top roll dengan air detergen/sunligth dengan
menggunakan alat gosok top roll
g) Gosokkan kepermukaan top roll secara berulang-ulang sampai
benar-benar bersih.
h) Keringkan top roll dengan kain lap yang kering kemudian
masukkan kedalam mesin ultra violet (UV). Dengan suhu ± 56oC.
i) Tambahkan grease pada end bushingnya top roll Drawing
sebelum dipasang kemesin.
j) Untuk top roll Roving/Ring spinning langsung disusun dirak
yang telah tersedia.
7) Pencucian apron
a) Siapkan bootom/top apron pengganti untuk mesin yang sedang
discouring
b) Siapkan bahan untuk pencucian apron, misalnya air bersih,
detergen.
c) Masukkan air kedalam detergen (rinso) kedalam mesin cuci
82

d) Kemudian jalankan mesin cuci dan masukan bottom atau top


apron kedalam mesin cuci secara perlahan-lahan dilanjutkan
dengan pembilasan air bersih.
e) Keringkan apron tersebut ke spin dryer mesin cuci.
f) Seleksi semua apron hasil cucian dan pasangkan kembali ke
creadle (untuk top apron) dan masukkan kedalam kotak (untuk
bottom apron) bila ditemukan top apron yang cacat langsung
diganti dengan yang baru.
g) Frekuensi pencucian top roll, bottom dan top apron.

Tabel XI-7
Frekuensi pencucian top roll, bottom dan top apron

NO Item Frekuensi Keterangan


1. Pencucian top roll Drawing 2 minggu Mengikuti jadwal scouring
2. Pencucian top roll Roving 15 hari Mengikuti jadwal scouring
3. Pencucian top roll Ring Spinning 3 bulan Mengikuti jadwal scouring

5. Pengambilan kekenyalan (hardness)


a. Standar hardness
Standar hardness yang digunakan untuk memproses beberapa
serat yaitu sebagai berikut :
1.) TR ( Tetron/Rayon ) 80o – 82o
2.) RY ( Rayon ) 80o – 82o
3.) PE ( Polyester ) 82o – 85o

b. Proses kerja
Untuk pengambilan hardness caranya adalah dengan
penggerindaan kemudian dimasukkan kemesin ultra violet (UV). Mesin
ultra violet berfungsi untuk mengembalikan struktur atom dalam rubber
coats.
6. Pergantian rubber coats dan top roll
a. Tujuan
Agar kondisi top roll kembali seperti semula (kondisi baru),
pergantian dilakukan karena life time sudah terlewati atau kondisi top
roll yang rusak.
b. Ruang lingkup
83

Prosedur ini menjelaskan tentang cara penggantian top roll dari


mulai pelpasan top roll lama dan pemasangan top roll yang baru.
c. Rincian prosedur
1) Siapkan peralatan dan perlengkapan kerja sesuai dengan kebutuhan.
2) Siapkan top roll yang akan diganti, rubber coats yang baru dan mesin
pembuka/pemasang rubber coats
3) Bukalah rubber coats satu per-satu dan langsung pasang rubber coats
yang baru.
4) Grease up top roll yang sudah terpasang rubber coats yang baru.
5) Ratakan permukaan top roll dengan mesin gerinda.
6) Cuci top roll dengan detergen/sunlight. Sambil dikeringkan dengan
lap kering, kemudian susunlah top roll pada rak yang tersedia.
7) Frekuensi pergantian rubber coats

Tabel XI-9
Frekuensi pergantian rubber coats

NO Item Frekuensi
1. Rubber coats Drawing 2 tahun
2. Rubber coats Roving 4 tahun
3. Rubber coats Ring Spinning 3 tahun
BAB XII
PENUTUP

Setelah penyusun mengikuti kegiatan PRAKERIN (Praktik Kerja Industri) dengan


segenap pelatihan dan pengamatan yang dilakukan selama ± 3 bulan yang dimulai sejak
tanggal 1 Juli - 30 September 2018 di PT. Subah Spinning Mills, maka penyusun dapat
menarik beberapa kesimpulan dan sedikit saran yang mungkin akan berguna bagi pihak
industri maupun pihak sekolah.

A. Kesimpulan
1. Kegiatan PRAKERIN dapat dijadikan studi banding antara pendidikan teori
disekolah dengan kenyataan di industri. Kegiatan ini menuntut siswa untuk
melaksanakan kegiatan pelatihan maupun observasi serta perkembangan dan
pengetahuan tentang dunia industri pertekstilan khususnya spinning
2. Dengan diadakannya PRAKERIN siswa dapat langsung terjun didunia industri
dan belajar berperan sebagai karyawan yang harus melaksanakan tugasnya
dengan baik demi tercapainya target produksi dan kualitas yang diharapkan
sehingga hal ini dapat melatih fisik, mental serta kreativitas dan inovasi siswa
sebagai siswa terdidik untuk mengembangkan teknologi maupun SDM.
3. PT. Subah Spinning Mills selalu memperhatikan kedisiplinan, keselamatan dan
kesejahteraan karyawan sehingga tercipta suasana kerja yang kondusif dengan
tetap mengutamakan kualitas produksi dan kepuasan pelanggannya.
4. Pelaksanaan program perawatan dan pemeliharaan mesin dapat menjadikan
mesin beroprasi dengan baik sehingga dapat berproduksi secara optimal dan
memperpanjang umur mesin.
5. Ditinjau dari proses produksi di PT. Subah Spinning Mills memproduksi
benang yang disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan pelanggan untuk
membuat sarung tenun dan sisanya dijual di pasaran.

84
85

B. Saran
1. Kegiatan PRAKERIN agar dilaksanakan lebih baik kedepannya, karena dapat
membantu siswa mendapatkan pelatihan maupun observasi di perusahaan.
2. Bimbingan kepada siswa di perusahaan agar lebih ditingkatkan sehingga siswa
benar-benar merasakan dan belajar berperan sebagai karyawan yang harus
melaksanakan tugasnya dengan baik.
3. Kedisiplinan kerja dan kesadaran diri SDM karyawan dapat ditingkatkan
sehingga dapat terwujud rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap
perusahaan baik lingkungan perusahaan maupun kepedulian terhadap sesama
karyawan.
4. Tugas maintenance untuk merawat mesin agar lebih dicermati pada bagian-
bagian yang mudah rusak sehingga mesin selalu beroperasi dengan baik.
5. Efisiensi produksi di PT. Subah Spinning Mills agar ditingkatkan sehingga
tidak terjadi kekurangan stok hasil.
DAFTAR PUSTAKA

M Hadi Sanarto, Bk. Teks dan Srie lestari, Bk. Teks. Teori Pembuatan Benang 3

DPMK, Jakarta 1981

Sri Lestari Harlison Bk. Teks. Dan M Hadi Sanarto Bk. Teks Teori Pembuatan Benang
2

DPMK, Jakarta 1978

86
87

Anda mungkin juga menyukai