Anda di halaman 1dari 58

PERANCANGAN MESIN PEMISAH PADI ISI DAN

PADI KOSONG KAPASITAS 200 KG/MENIT

TUGAS AKHIR
OLEH :
MANGURUSI
ALFINA

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna menyelesaikan


program Diploma Tiga
Program Studi Teknik Manufaktur Industri Agro

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
POLITEKNIK ATI MAKASSAR
2020
HALAMAN PERSETUJUAN

JUDUL : PERANCANGAN MESIN PEMISAH PADI ISI DAN PADI

KOSONG KAPASITAS 200 KG/MENIT

NAMA MAHASISWA : MANGURUSI / ALFINA

NOMOR STAMBUK : 17TMIA198 / 17TMIA179

PERGURUAN TINGGI : POLITEKNIK ATI MAKASSAR

PROGRAM STUDI/JURUSAN : TEKNIK MANUFAKTUR INDUSTRI AGRO

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Zuingli Santo Bandaso, ST.,MT Ir. Ratuhaji Ismail, MT


NIP : 19801007 200803 1 002 NIP : 195707141988011001

Mengetahui :

Direktur Ketua Jurusan Teknik Manufaktur


Politeknik ATI Makassar Industri Agro

Ir. Muhammad Basri. MM Jufri. S,ST.,MT


NIP : 19680406 199403 1 003 NIP : 19721110 200212 1 007

i
HALAMAN PENGESAHAN

Telah diterima oleh Panitia Ujian Akhir Program Diploma Tiga (D3) yang
ditentukan sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Politeknik ATI Makassar Nomor :
.......................... tanggal .............. yang telah dipertahankan di depan Tim Penguji
pada hari ............. tanggal ............. sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Ahli Madya (A.Md) Teknik Manufaktur Industri Agro Pada Politeknik ATI Makassar.

PANITIA UJIAN:
Pengawas : 1. Kepala BPSDMI Kementerian Perindustrian R.I.

2. Direktur Politeknik ATI Makassar

Ketua : Zuingli Santo Bandaso, ST.,MT (……………………………………)

Sekretaris : Ir. Ratuhaji Ismail, MT (……………………………………)

Penguji I : Jufri, S.ST., MT. (……………………………………)

Penguji II : Muh. Luthfi Sonjaya, S.Si., M.Eng. (……………………………………)

Penguji III : Windi Mudriadi, ST., MT (……………………………………)

Pembimbing I : Zuingli Santo Bandaso, ST.,MT (……………………………………)

Pembimbing II : Ir. Ratuhaji Ismail, MT (……………………………………)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir yangberjudul “PERANCANGAN MESIN PEMISAH PADI ISI DAN PADI KOSONG

KAPASITAS 200 KG/MENIT”.

Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa

tersusunnya Tugas Akhir ini berkat dukungan, bimbingan, dorongan dan bantuan

dari segala pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT, karena masih memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan

tugas akhir ini.

2. Kedua orang tua beserta saudara – saudariku yang senantiasa memberikan

doa restu, dukungan dan bimbingan serta telah banyak berkorban demi

kesuksesan penulis .

3. Bapak Ir. Muhammad Basri, M.M. selaku Direktur Politeknik ATI Makassar

beserta jajarannya yang telah memberikan arahan dan bimbingan

4. Bapak Jufri S.ST., MT selaku ketua Jurusan Teknik Manufaktur Industri Agro yang

telah memberikan arahan selama berkuliah di Politeknik ATI Makassar

5. Bapak Ariyanto,ST.,MT sebagai penasehat akademik yang telah memberikan

arahan dan bimbingan tentang progres akademik selama 3 tahun di Politeknik

ATI Makassar

iii
6. Bapak Zuingli Santo Bandaso, ST.,MT selaku dosen Pembimbing I dan bapak Ir.

Ratuhaji Ismail, MT sebagai pembimbing II yang telah membimbing penulis

dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

7. Teman – teman angkatan 017 serta sahabat – sahabat saya yang selalu

memberikan dukungan dan semangat.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat

memberikan manfaat bagi kita semua terlebih kepada penulis. Aamiin.

Makassar, Oktober 2020

Penulis

iv
ABSTRAK

Mangurusi dan Alfina, 2020. Perancangan mesin pemisah padi isi dan padi
kosong kapsitas 200 kg/menit. Dibimbing oleh bapak Zuingli Santo Bandaso, ST.,MT
sebagai pembimbing I dan bapak Ir. Ratuhaji Ismail, MT sebagai pembimbing II.
Padi merupakan hasil pertanian yang menjadi konsumsi utama masyarakat
Indonesia, kualitas hasil panen padi sering kali kurang memuaskan, karena beberapa
diantaranya ada padi yang kosong. Sehingga petani harus memisahkan butiran padi
yang berisi dengan yang kosong secara manual, proses ini dinilai kurang efisien.
Proses ini terhitung memakan waktu yang cukup lama. Maka diperlukan rancangan
mesin untuk pemisahan padi isi dengan padi kosong. Riset ini bertujuan untuk
merancang mesin pemisah gabah dan mengefisiensikan waktu. Metode ini dilakukan
dengan cara gabah dimasukkan ke tempat pemisahan akan terkena udara untuk
memisahkan padi isi dengan padi yang kosong, padi yang isi akan turun melalui
corong keluaran sedangkan padi kosong akan terbawa angin yang beratnya lebih
ringan dibandingkan dengan padi isi. Hasil dari perancangan ini adalah berdasarkan
perhitungan semua material dan komponen mesin maka dapat dinyatakan aman
dan dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama. Mesin pemisah padi isi dan padi
kosong yan direncakan ini menggunakan daya motor 2 HP, diameter poros sebesar
13.93 mm, panjang V belt dengan menggunakan tipe A dan umur
bantalan selama 1 tahun 6 bulan dengan kapasitas rencana sebanyak 200 kg/menit.

kata kunci : padi, pembersih padi, motor listrik.

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 3
E. Batasan Masalah .................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4
A. Tentang Padi ........................................................................................ 4
B. Penanganan Pasca Panen ................................................................... 7
C. Metode Pembersihan .......................................................................... 8
D. Rancangan dan Rekayasa ................................................................ 9
E. Aspek Teknik .................................................................................. 9
F. Mesin Yang Pernah Di Buat ............................................................ 10
G. Sistem Mekanik Yang Di Perlukan .................................................. 11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 30
A. Waktu Dan Tempat ............................................................................. 30
B. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 30
C. Analisis Perancangan ............................................................................ 30
D. Diagram Alir Perancangan....................................................................... 31
E. Diagram Alir Perhitungan ................................................................... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 33
A. Komponen Mesin ................................................................................ 33
B. Perhitungan Elemen Mesin ................................................................ 35
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 45
A. Simpulan ............................................................................................. 45
B. Saran ................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 46
LAMPIRAN ....................................................................................................... 47

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Padi (Oryzae sativa L.) merupakan salah satu komoditas pertanian

yang sangat penting dan menjadi bahan pangan pokok di Indonesia.

Permintaan akan beras terus meningkat seiring dengan bertambahnya

jumlah penduduk dan kemajuan teknologi. Sebagai usaha untuk memenuhi

kebutuhan beras yang selalu naik dari tahun ke tahun seiring dengan

meningkatnya jumlah penduduk, maka perlu perbaikan cara pengolahan dan

perbaikan alat-alat dengan harapan terjadi penyusutan yang sekecil

mungkin. Pembersihan adalah proses memisahkan antara gabah isi dan

gabah hampa serta materi yang tidak diinginkan. Diperlukan penanganan

pasca panen yang baik untuk memperoleh kualitas gabah yang bermutu.

Salah satu penanganan pasca panen yang dilakukan adalah pembersihan

kotoran atau pemisahan antara gabah isi dan gabah hampa.

Proses pemisahan yang dilakukan oleh industri rumah tangga masih

dilakukan dengan cara tradisional, yaitu butiran-butiran diletakkan dalam

tampah kemudian digerakkan dengan kedua tangan mengikuti ayunan arah

1
naik turun secara berulang, sehingga kapasitas yang dicapai hanya 6 kg/jam

oleh satu orang tenaga kerja, yang terdiri dari 5,75 kg butiran inti, 0,25 kg

butiran hampa/kotoran Proses pemisahan dan pembersihan cara tradisional

tersebut dirasakan kurang efisien, oleh karena itu perlu perbaikan secara

mekanis, agar kapasitas persatuan waktu dapat ditingkatkan, dengan

demikian diharapkan peluang pasar menjadi lebih besar dan pada akhirnya

bernilai ekonomis. Sedangkan ketika menggunakan mesin, kapasitas hasil

pembersihan jauh lebih banyak dibandingkan dengan cara tradisional. Hasil

pembersihan dari mesin yang dibuat oleh (Rofasyam, 2008) mecapai 90

kg/jam. Sedangkan mesin yang pernah dibuat oleh (windarta , Efrisal Amami.

2016) mencapai 600 kg/jam lebih banyak dari alat sebelumnya. Pengerjaan

dengan menggunakan mesin jauh lebih efisien dibandingkan dengan

tradisional, baik dari segi waktu dan juga tenaga yang dibutuhkan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

mengangkat tugas akhir dengan judul “Perancangan Mesin Pemisah Padi Isi

dan Padi Kosong Kapasitas 200 kg/menit”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam

pembuatan alat ini adalah bagaimana cara merancang mesin pemisah padi isi

dan padi kosong dengan kapasitas 200 kg/menit.

2
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan

adalah merancang mesin pemisah padi isi dan padi kosong dengan kapasitas

200 kg/jam.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan rancangan alat ini dapat membantu

para petani untuk meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga dalam

pemisahan padi isi dan padi kosong.

E. Batasan Masalah

Penelitian ini ditunjukan hanya untuk menghitung gaya yang terjadi

pada kipas dan besar daya motor yang digunakan.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Padi (Oryza sativa)

Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun yang

berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis.

Penanaman padi sendiri sudah dimulai sejak Tahun 3.000 sebelum masehi di

Zhejiang, Tiongkok (Purwono dan Purnamawati, 2007). Hampir setengah dari

penduduk dunia terutama dari negara berkembang termasuk Indonesia

sebagian besar menjadikan padi sebagai makanan pokok yang dikonsumsi

untuk memenuhi kebutuhan pangannya setiap hari (Rahmawati, 2006). Hal

tersebut menjadikan tanaman padi mempunyai nilai spiritual, budaya,

ekonomi, maupun politik bagi bangsa Indonesia karena dapat mempengaruhi

hajat hidup banyak orang (Utama, 2015). Padi sebagai makanan pokok dapat

memenuhi 56 – 80% kebutuhan kalori penduduk di Indonesia (Syahri dan

Somantri, 2016).

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Poales

4
Famili : Graminae

Genus : Oryza Linn

Species : Oryza sativa L. 6 2.2.

Istilah “Gabah Kering Giling” (GKG) mengacu pada gabah yang telah

dikeringkan dan siap untuk digiling. Gabah merupakan bentuk penjualan

produk padi untuk keperluan ekspor atau perdagangan partai besar. Gabah

yang telah kering disimpan atau langsung ditumbuk/digiling, sehingga beras

terpisah dari sekam (kulit gabah). Beras merupakan bentuk olahan yang

dijual pada tingkat konsumen. Hasil sampingan yang diperoleh dari

pemisahan ini adalah (Anonim, 2010):

1. Sekam (merang), yang dapat digunakan sebagai bahan bakar

Gambar 2.1. Sekam

2. Bekatul, yakni serbuk kulit ari beras yang digunakan sebagai bahan

makanan ternak

Gambar 2.2. Bekatul

5
3. Dedak, campuran bekatul kasar dengan serpihan sekam yang kecil-kecil

untuk makanan ternak 7 Sekam Bekatul Endosper Embrio .

Gambar 2.3. Dedak

Gabah tersusun dari 15 – 30% kulit luar (sekam), 4 – 5% kulit ari, 12 –

14% katul, 65 – 67% endosperm dan 2 – 3% lembaga. Sekam membentuk

jaringan keras sebagai perisai pelindung bagi butir beras terhadap pengaruh

luar. Kulit ari bersifat kedap terhadap oksigen, CO2 dan uap air, sehingga

dapat melindungi butir beras dari kerusakan oksidasi dan enzimatis. Lapisan

katul merupakan lapisan yang paling banyak mengandung vitamin B1. Selain

itu katul juga mengandung protein, lemak, vitamin B2 dan niasin. Endosperm

merupakan bagian utama dari butir beras. Komposisi utamanya adalah pati.

Selain pati, endosperm juga mengandung protein dalam jumlah cukup

banyak, serta selulosa, mineral dan vitamin dalam jumlah kecil.

Sekam merupakan 15 – 30% bagian gabah, fungsi sekam antara lain

melindungi kariopsis dari kerusakan, serangan serangga dan serangan

kapang. Sekam terdiri dari palea dan lemma. Struktur palea/lemma yaitu

epidermis luar, sklerenimia (mengandung lignin), parenkimia, dan epidermis

6
dalam kariopsis terdiri dari kulit luar dan endosperm. Kulit luar terdiri dari

perikarp (10µm), seed coat (0.5µm), nucellus (2.5µm), dan aleuron (5.0µm).

8 Sedangkan endosperm terdiri dari sub aleuron, pati dan terdapat rongga

udara pada beras pera sehingga mudah patah waktu digiling (Anonim, 2006).

Ukuran gabah dilihat dari panjang, lebar, tebal, volume, dan densitas

kambanya. Untuk panjang gabah rata-rata 8 – 10 mm, sedangkan beras

hanya mencapai 5 – 8 mm, lebar gabah dan beras ; 2,5 – 3 mm dan 1,5 – 2

mm, tebal gabah dan beras ; 2 dan 1,5 mm, volume gabah dan beras ; 16 –

20 dan 12 – 13 mm3 , dan densitas kamba gabah dan beras berturut-turut

adalah ; 0,6 dan 0,7 g/cm3 (Anonim, 2006).

Gambar 2.4. Biji Gabah

B. Penanganan Pasca Panen

Penanganan pasca panen padi meliputi beberapa tahap kegiatan

yaitu penentuan saat panen, pemanenan, penumpukan sementara di lahan

sawah, pengumpulan padi di tempat perontokan, penundaan perontokan,

perontokan, pengangkutan gabah ke rumah petani, pengeringan gabah,

7
pengemasan dan penyimpanan gabah, penggilingan, pengemasan dan

penyimpanan beras (Prasetyo, 2003).

C. Metode pembersihan

Proses pemisahan yang dilakukan oleh industri rumah tangga masih

dilakukan dengan cara tradisional, yaitu butiran-butiran diletakkan dalam

tampah kemudian digerakkan dengan kedua tangan mengikuti ayunan arah

naik turun secara berulang, sehingga kapasitas yang dicapai hanya 6 kg/jam

oleh satu orang tenaga kerja. Proses pemisahan dan pembersihan cara

tradisional tersebut dirasakan kurang efisien, oleh karena itu perlu perbaikan

secara mekanis, agar kapasitas persatuan waktu dapat ditingkatkan. Dengan

demikian diharapkan peluang pasar menjadi lebih besar dan pada akhirnya

bernilai ekonomis (Rofarsyam, 2008).

Proses pembersihan gabah dapat dilakukan melalui beberapa metode, yaitu :

1. Screen Cleaning Dalam metode ini, pemisahan materi yang tercampur

dengan gabah dilakukan dengan menggunakan ayakan (screen) yang

dibuat dari lempeng logam atau kawat dengan ukuran dan bentuk lubang

yang berbeda-beda (bulat, lonjong, persegi empat, dan segi tiga)

tergantung pada benih yang akan diproses.

2. Pembersihan dengan Aliran Udara Metode ini merupakan metode

tradisional yang telah lama digunakan di Indonesia. Metode ini dilakukan

8
menggunakan nyiru (Jw : ditapeni) dengan hembusan udara (angin)

untuk membuang kotoran yang relatif ringan. Di samping itu, dapat

dilakukan pula dengan cara menjatuhkan gabah dari ketinggian tertentu

di tempat terbuka. Sehingga pada waktu gabah jatuh dengan bersamaan

kotoran yang ringan akan terbawa oleh angin.

Gambar 2.5. Pembersihan aliran udara

D. Perancangan dan Rekayasa

Perancangan adalah kegiatan awal dari suatu rangkaian kegiatan

dalam proses pembuatan produk. Perancangan produk adalah sebuah proses

yang berawal pada diketemukannya kebutuhan manusia akan suatu produk

sampai diselesaikannya gambar dan dokumen (Kusoemo, 1999).

Desain dan pembuatan alat yang dimaksud mengacu pada teori

benda jatuh bebas (dalam hal ini gabah) yang menerima gaya dorong

horizontal. Posisi awal bahan saat keluar dari pintu pengatur keluar pada

hopper akan menerima gaya horizontal akibat hembusan angin dari blower.

Posisi jatuhnya bahan ditentukan oleh diameter blower, kecepatan aliran

9
udara blower, ukuran pintu keluar bahan, tinggi dan posisi stoper

penampung bahan serta dimensi ruang proses pemisahan/pembersihan.

E. Aspek Teknik

Alat dan mesin yang bekerja secara otomatis dan bergerak secara

mekanis membutuhkan sumber tenaga penggerak, lalu gerakan yang

dihasilkan sumber tenaga ini ditransmisikan kepada komponen yang

lainnya.Sumber tenaga mesin-mesin pertanian terdiri dari 2 jenis sumber

tenaga yaitu mesin diesel dan motor listrik. Sedangkan yang semi mekanis

tenaga penggeraknya bukan berasal dari motor melainkan berasal dari

tenaga manusia.

F. Mesin yang pernah dibuat

Gambar 2.6. mesin pemisah biji-bijian

Kapasitasmesin ini mampu membersihkan padi isi dan padi kosong

dengan kapasitas 90 kg/jam dengan menggunakan motor listrik sebagai

motor penggeraknya.

10
Gambar 2.7. Mesin pemisah gabah

Mesin ini sudah lebih baik dari mesin sebelumnya.Kapasitas yang

mampu dibersihkan mencapai 600 kg/jam. Namun dilihat dari segi pemiliihan

motor penggeraknya, mesin ini menghabiskan biaya sedikit lebih besar

karena menggunakan motor bensin sehingga menambah biaya untuk

pembelian minyak bakarnya.

G. System Mekanik yang di perlukan

1. Motor Listrik

Berfungsi sebagai sumber tenaga penggerak yang dihasilkan,

kemudian akan diteruskan ke penggerak yang lain. Menentukan daya

motor dipengaruhi oleh daya yang terjadi pada poros, pulley dan

kecepatan putaran pada poros penggerak.

11
Gambar 2.8. Motor Listrik

Adapun untuk mencari kecepatan yang terjaditerdapat pada

persamaan dibawah ini:

Vc = ….……….……………..(Sularso; 1997)

Keterangan : Vc = kecepatan(m/menit)

n = putaran(rpm)

d = diameter (mm)

Adapun perhitungan menentukan besar dan daya yang

dibutuhkan bisa kita ketahui dengan mempergunakan persamaan

rumus dibawah ini:

P = Vc.T ….……….……………..(Sularso; 1997)

Keterangan : P = daya yang dibutuhkan(kw)

Vc = putaran pada poros(m/menit)

T = momen gaya (kgm)

2. Bantalan

Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang

memegang peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu

untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat berputar tanpa

12
mengalami gesekan yang berlebihan.Bantalan harus cukup kuat untuk

memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.

Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Atas Dasar Gerakan Bantalan Terhadap Poros

- Bantalan luncur, bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros

dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan

bantalan dengan perantaraan lapisan pelumas.

- bantalan gelinding, pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding

antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen

gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum dan rol bulat.

b. Atas Dasar Arah beban dan poros

- Bantalan Radial, arah bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros

- Bantalan aksial, bantalan ini sejajar dengan sumbu poros

- Bantalan gelinding khusus, bantalan ini dapat menumpi beban

yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.

Pada bantalan gelinding terjadi gesekan gelinding antara bagian yang

berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (

peluru ), rol atau rol jarum atau rol bulat. Bantalan gelinding lebih cocok

13
untuk beban kecil. Putaran pada bantalan gelinding dibatasi oleh gaya

sentrifugal yang timbul pada elemen gelinding tersebut. Apabila ditinjau

dari segi biaya, bantalan gelinding lebih mahal dari bantalan luncur.

Gambar 2.15. Bantalan Gelinding

Cara membaca kode bantalan dapat dilihat pada contoh dibawah ini:

Kode bearing (bantalan) = 6203ZZ

6 : Kode pertama melambangkan Tipe /jenis bearing

2 : Kode kedua melambangkan seri bearing

03 : melambangkan diameter bore (lubang dalam bearing)

ZZ : Kode yang terakhir melambangkan jenis bahan penutup bearing

14
Gambar 2.16. Jenis Bearing

jadi dalam Kode bearing (bantalan) = 6203ZZ seperti contoh di atas,

kode pertama adalah angka 6 yang menyatakan bahwa tipe bearing

tersebut adalah Single-Row Deep Groove Ball Bearing ( bantalan peluru

beralur satu larik).

Kalau kode pertama adalah angka maka bearing tersebut adalah

bearing metric seperti contoh di atas (6203ZZ ), maka kode kedua

menyatakan seri bearing untuk menyatakan ketahanan dari bearing

tersebut. Seri penomoran adalah mulai dari ketahan paling ringan sampai

paling berat

15
8 = Extra thin section 0 = Extra light

9 = Very thin section 1 = Extra light thrust

2 = Light 3 = Medium

4 = Heavy

Untuk kode 0 sampai dengan 3, maka diameter bore bearing

adalah sebagai berikut :

00 = diameter dalam 10mm

01= diameter dalam 12mm

02= diameter dalam 15mm

03= diameter dalam 17mm

selain kode nomor 0 sampai 3, misalnya 4, 5 dan seterusnya maka

diameter bore bearing dikalikan dengan angka 5 misal 04 maka diameter

bore bearing = 20 mm. pengkodean terakhir.

pengkodean ini menyatakan tipe jenis penutup bearing ataupun

bahan bearing. seperti berikut :

Z Single shielded ( bearing ditutuipi plat tunggal)

ZZ Double shielded ( bearing ditutupi plat ganda )

RS Single sealed ( bearing ditutupi seal karet)

2RS Double sealed (bearing ditutupi seal karet ganda )

16
V Single non-contact seal

VV Double non-contact seal

DDU Double contact seals

NR Snap ring and groove

M Brass cage

maka bearing 6203ZZ menyatakan bearing dengan tipe ditutupi

plat ganda.

Rumus menghitung umur bantalan

( )
…………………….. Untuk bantalan bola

( )
……………………. Untuk bantalan rol

Faktor umur adalah

…………………………… Untuk kedua bantalan

Umur nominal adalah:

= 500 …………………………. Untuk bantalan bola

= 500 ……………………… Untuk bantalan rol

C = gaya yang bekerja pada poros

P = beban ekivalen

n = putaran poros

17
3. Pulley

Pulley adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai

komponen atau penghubung gerakan yang diterima tenaga dari motor

diteruskan dengan menggunakan belt ke benda yang ingindigerakan.

Dalam penggunaan pulley kita harus mengetahui berapa besar putaran

yang akan kitagunakan serta dengan menetapkan diameter dari salah

satu pulley yang kita gunakan serta dengan menetapkan diameter dari

satu pulley yang kita gunakan, pulley biasanya terbuat dari besi tuang,

dan alumunium. (Ir. Hery Sonawan, MT. Perencanaan elemen mesin,

2010)

Gambar 2.10. Pully

Dalam hal ini dapatlah kita gunakan rumus :

….……….……………..(Sularso; 1997)

Keterangan : d1 = diameter pulley pada penggerak(mm)

d2 = diameter pulleyyang digerakkan(mm)

n1 = putaran pengerak(rpm)

n2 = putaran pulley yang digerakan(rpm)

18
Tabel 2.1. ukuran pulley

4. Sabuk

Sabuk merupakan suatu elemen mesin berfungsi sebagai

penghatar daya atau mentrasmisiskan tenaga dari satu poros lain dengan

menggunakan puli yang memutar dengan kecepatan yang sama atau

berbeda. Sabuk biasanya terbuat dari rayon, nyilon atau katun yang

diresapi dengan karet. (sumber : Ir. Hery Sonawan, MT. Perencanaan

elemen mesin, 2010).

19
Gambar 2.11. Sabuk

Kecepatan linear sabuk V dapat ditentukan dengan

menggunakan rumus :

….……….……………..(Sularso; 1997)

Dimana :

V = kecepatan linear sabuk (m/det)

dp = diameter pulley motor

n = kecepatan rpm motor

Rumus yang digunakan untuk perhitungan sabuk :

….……………..(Sularso; 1997)

Keterangan : L = panjang sabuk (mm)

C = jarak antara sumbu poros (mm)

dp1 = diamete r pulley besar (mm)

dp2 = diameter pulley kecil (mm)

20
Gambar 2.12. Posisi sabuk dan pulley

Untuk mencari besar sudut kontak antara sabuk dan pulley

dapat kitagunakan persamaan rumus dibawah ini adalah :

….……….……………..(Sularso; 1997)

θ = Sudut kontak antara puli dan sabuk (o)

d1 = Diameter pully penggerak (mm)

d2 = Diameter pully yang digerakan (mm

Untuk menghitung tegangan yang terjadi pada sabuk,

terlebihdahulu dihitung torsi yang diakibatkan oleh putaran poros

motor denganmenggunakan persamaan rumus dibawah ini :

P = (T1– T2) V ….……….……………..(Sularso; 1997)

Keterangan : P = daya motor (kw)

T1 = tegangan sabuk pada sisi kencang (N)

T2 = tegangan sabuk pada posisi kendor (N)

V = kecepatan linear sabuk (m/s)

21
Gambar 2.17. pemilihan sabuk

5. Poros

Poros adalah salah satu bagian dari elemen mesin yang berfungsi

untuk meneruskan daya. Berdasarkan pembebanannya poros

diklasifikasikan:

a. Poros transmisi adalah poros yang mendapatkan beban puntir

murni atau puntir dan lentur. Daya yang ditransmisikan kepada

poros melalui roda gigi, sabuk puli, rantai dan lain-lain.

b. Poros spindel adalah poros transmisi yang relatif pendek dimana

beban utamanya berupa puntiran.

c. Gandar adalah poros yang mendapat beban lentur.

22
Gambar 2.13. Poros

Pada perancangan mesin produksi yang sering digunakan adalah

poros transmisi. Seperti pada penjelasan poros transmisi menerima berbagai

macam pembebanan, untuk perencanaan sebuah poros sesuai dengan

pembebanannya diuraikan sebagai berikut.

- Poros dengan beban puntir

Pembebanan utama pada poros ini adalah berupa torsi.Meskipun

demikian perlu diperhitungkan adanya kemungkinan lenturan, tarikan

atau tekanan pada saat operasi.

Kekuatan poros berarti torsi maksimum yang ditransmisikan oleh

poros. Daya yang ditransmisikan oleh poros (dalam watt) dapat dicari

dengan menggunakan rumus

atau ….……….……………..(Sularso; 1997)

23
Untuk mencari torsi poros penggerak, hal pertama yang dilakukan

yaitu menentukan daya rencana. Dimana rumus mencari daya rencana

sebagai berikut :

……………………….……………..(Sularso; 1997)

Table factor koreksi (fc)


Daya yang harus ditransmisikan
Daya rata-rata yang diperlukan 1,2 – 2,0
Daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2
Daya normal 1,0 – 1,5

Table 2.1 Data transmisi poros

Maka momen puntir (T) (disebut juga sebagai momen rencana) dapat

dihitung dengan persamaan.

….……….……………..(Sularso; 1997)

Keterangan : T = momen puntir(kgmm)

Pd = daya yang direncanakan(watt)

n = putaran poros(rpm)

Bila momen punter T dibebankan pada suatu diameter poros (d s)

maka tegangan geser (Ϯ) yang terjadi dapat ditemukan menggunakan

rumus ini :

….……….……………..(Sularso; 1997)

24
Langkah selanjutnya adalah menentukan bahan poros yang akan

digunakan. Karena selama operasi poros akan mendapatkan tegangan

geser( a ), maka dalam perencanaan harus menentukan tegangan geser

yang yang dizinkan. Tegangan geser yang diijinkan dapat ditentukan

sesua dengan kekuatan tarik material ( b ) yang akan digunakan dengan

mempertimbangankan beberapa faktor keamanan.

⁄ ….……….……………..(Sularso; 1997)

Keterangan : a = Tegangan geser (kg/mm2)

b = kekuatan tarik material kg.mm2

Sf1= factor keamanan material

Sf2 =kekasaran permukaan poros

Selanjutnya perlu diperhatikan kekuatan poros dimana suatu

poros dapat menerima kelelahan, tumbukan atau pengaruh kosentrasi

tegangan.Faktor kosentrasi tegangan ini disimbolkan K t dan untuk nilai

dari kosentrasi tegangan ini dapat ditentukan melalui tabel

Table 2.3 Kosentrasi tegangan

25
Selain memiliki kekuatan, poros juga harus memiliki kekakuan

untuk dapat menahan lenturan atau defleksi puntir yang terlalu

besar.Faktor kosentrasi akibat pemakaian dengan beban lentur

disimbolkan Cbyang harganya dapat dilihat pada tabel.

Table 2.4 Kosentrasi akibat beban lentur

Faktor-faktor tersebut dapat dimasukan dalam persamaan untuk

mencari diameter poros (ds).


* + ….……….……………..(Sularso; 1997)

Kekuatan poros berarti torsi maksimum yang ditransmisikan oleh

poros. Daya yang ditransmisikan oleh poros (dalam watt) dapat dicari

dengan menggunakan rumus

atau

26
Tabel 2.2. Baja karbon untuk kontruksi mesin dan baja batang yang
difinisi dingin untuk poros (Sumber: Sularso,2004)

6. Pasak

Adalah elemen mesin yang digunakan untuk menetapkan atau

menahan bagian-bagian mesin seperti roda gigi,pulley,kopling dan

lainlain pada poros . jika pasak dipasang tidak benar antara poros dan

pulley ,maka kemungkinan akan terjadi slip bagian tersebut .

27
Gambar 2.14. Pasak

Dalam perencana pasak perlu diperhatikan panjang pasak

jangan terlalu panjang dengan diameter poros. Karena lebar pasak

sudah standarkan, maka ditimbulkan oleh gaya F yang besar

hendaknya dibatasi dengan penyesuaikan panjang pasak. Namun

demikian pasak terlalu panjang yang tidak dapat menahan beban .

………………………………..(Sularso; 1997)

Kenterangan : F = Gaya (N)

T = Momen rencana poros(kg/mm)

D= Diameter poros (mm)

7. Baling – Baling Kipas

Baling-baling kipas berfungsi untuk menaikkan atau memperbesar

tekanan udara untuk memisahkan antara gabah berisi dan gabah hampa

dengan cara kipas sebagai media penghasil udara.

28
Gambar 2.8. Baling-baling Kipas

Untuk menghitung kecepatan angin dari poros kipas penggerak yang

menerpa padi bisa menggunakan rumus :

Keterangan V = Kecepatan udara (m/s)

D = Diameter blower / kipas (mm)

n = putaran poros blower / kipas (Rpm)

Rumus mencari daya dorong

Keterangan

(m/s) dimana C=v

m = Laju Aliran Massa (kg/s)

29
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Perancangan gambar Mesin pemisah padi isi dan padi kosongdilaksanakan di

jl. Paropo No. 3 Rt. 01 / Rw. 01 Kec.Panakukang Kota Makassar mulai bulan

Juni – September 2020.

B. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengamatan

Mengamati alat yang serupa melalui google dan youtobe sebagai informasi

awal yang terkait dengan perancangan mesin pemisah padi isi dan padi

hampa.

2. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari yang

berhubungan dengan objek yang diamati.

C. Analisis Perancangan

Analisis perancangan yang digunakan untuk menentukan perancangan

produksi alat menggunakan metode analisis kuantitatif.

30
D. Diagram Alir Perancangan

Mulai

Studi Literatur

Membuat konsep Desain


awal

perhitungan

Perancangan alat

Selesai

table 3.1. Diagram Alir Perancangan Mesin Pemisah Paddi isi dan Padi hampa

keterangan diagram alir sebagi berikut :

1. Studi literatur digunakan untuk memahami dasar – dasar teori yang

berhubungan dengan Mesin pemisah padi isi dan padi hampa. Sehingga

diharapkan mampu memberikan gambaran dalam pembuatan desain alat uji.

2. Membuat konsep desain awal yaitu Segala pemikiran ataupun ide-ide yan ada

dituangkan dalam suatu desain awal yang di sebut juga sketsa gambar.

3. Perancangan alat

31
Setelah desain awal di buat, maka dibuatlah rancangan alat yang digunakan

sebagai acuan dalam pembuatan alat.

4. Simpulan

Setelah data diambil kemudian dilakukan analisis terhadap hasil pengujian,

maka akan didapatkan suatu kesimpulan yang bisa diambil dengan

berdasarkan data yang telah ada.

E. Diagram Alir Perhitungan

Mulai Bahan poros,


perlakuan
panas,kekuatan
Gaya (F) = m.g tarik dan faktor
keamanan

Torsi (T) = r . F
Tegangan geser yang diizinkan
𝜏𝑏
𝜏𝑎 ⁄𝑠𝑓 𝑠𝑓
menghitung w

Tegangan geser
𝑇 𝑇
𝜏
Daya poros P = T . w 𝜋𝑑 𝑑
tidak

Daya = P , putaran
𝜏𝑎 > 𝜏
poros
ya
Factor koreksi (fc)
Umur bantalan
Daya rencana Pd= fc . P 𝐿 = 500𝑓𝑛

Momen puntir rencana (T) =


𝑃𝑑 Selesai
𝑛
32
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang komponen mesin ,perhitungan elemen

mesin yang digunakan dan proses perancangan desain gambar menggunakan

AutoDesk Inventor 2015.

Gambar 4.1. Desain Alat


A. Komponen mesin

1. Penggerak mesin

Penggerak mesin yang di rencanakan yaitu motor listrik karena lebih

ekonomis dan tidak menimbulkan polusi udara. Jenis motor listrik yang

digunakan yaitu motor listrik dengan 1450 Rpm.

33
2. Poros

Poros ini berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran mesin

3. Corong masukan (hopper)

Corong masukkan yang di gunakan terbuat dari plat yang bentuk seperti

kerucut agar memudahkan gabah dimasukkan.

4. Kerangka

Bagian rangka berfungsi sebagai penyangga atau meja dudukan

penopang mesin-mesin yang lain.

5. Baling – baling kipas

Kipas merupakan bagian utama dari alat pembersih gabah yang berfungsi

sebagai pemisah padi isi dan padi kosong.

6. Pulley dan sabuk (Belt)

Pulley dan sabuk (Belt) digunakan untuk mentransmisikan daya dari satu

poros ke poros yang lain.

7. Sabuk

Sabuk yang digunakan adalah sabuk-V tipe A.

34
B. Mekanisme Kerja Mesin

Ket :

Biru : padi masuk

Ungu : arah angin dan keluaran padi kosong

Merah : tempat keluaran padi isi

Mekanisme kerja mesin pemisah padi isi dan padi kosong ini dimulai

ketika padi dimasukkan dalam hoper/corong kemudian motor listrik

dihidupkan otomatis sehingga kipas juga akan berputar. Setelah itu, pintu

pengatur hoper/corong dibuka, padi akan ke bawah melewati proses

pembersihan yang menggunakan aliran udara. Padi kosong akan

terhempas keluar searah dengan aliran angin, lalu padi isi akan jatuh ke

bawah melewati corong keluaran pada tempat penampungan padi.

C. Perhitungan Elemen Mesin

a. Menghitung daya motor penggerak

massa kipas = 0.9 kg

massa poros kipas = 1.1 kg

35
- Mencari gaya dorong kipas

 Mencari kecepatan angin

 Mencari luas penampang sudu kipas dengan diameter 0.4 m

A = 0.314

 Menentukan laju aliran massa yang terjadi pada kipas dengan

massa jenis udara = 1.092 kg/m3 dimana C merupakan

kecepatan angin C = v

 Menentukan debit udara

36
/s

 Menentukan gaya dorong kipas

Ffan = m . C

Ffan = 5.2 x 15.17

Ffan = 78.8 N

Jadi didapatkan gaya dorong untuk menghembuskan gabah

kosong yaitu sebesar 78.8 N

- Menghitung gaya Yang bekerja pada poros pemutar adalah

F =m.g

= (0.9 + 1.1 ) x 9.8

=2 x 9.8

=19.6 N

Maka Ftotal = 19.6 + 78.8

= 98.4 N

- Menghitung torsi kipas

Tkipas = r . Ftotal

= 0.2 x 98.4

= 19.68 Nm

- Menghitung momen gaya (Torsi) yang terjadi pada poros dengan

diameter 25 mm = 0.025 m

37
T =

= 0.025 x 19.6 N

= 0.49 Nm

- Menghitung kecepatan sudut putaran

w = 75.8 rad/s

- Menghitung daya poros

P =

P = 0.49 x 75.8

P = 37 watt

- Menghitung daya motor penggerak

P =

= 1491,7 watt

= 2 hp

Dari daya motor yang didapatkan, maka dipilih motor dengan

spesifikasi daya 2 HP atau = 1.5 Kw = 1500 Watt, didapat daya yang

dibutuhkan pada saat proses kerja atau saat dibebani adalah 1492 Watt.

38
Jadi daya motor dari pada Daya yang Dibutuhkan, sehingga aman

dipakai.

b. System transmisi sabuk dan pulley

System transmisi pada mesin pemisah padi isi dan padi kosong pulley

dengan putaran motor 1450 Rpm.

Data – data rencana :

Putaran pulley penggerak (n1) =1450 Rpm

Diameter pulley motor (D1) = mm

Diameter pulley yang digerakkan (D2) = mm

Putaran pulley yang digerakkan (n2) = 726 Rpm

Dimana;

Maka putaran pada pully yang digerakkan ;

n2

n2

n2

n2

39
Panjang keliling dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut;

c. Kecepatan linear sabuk

d. Analisa kekuatan poros pada pulley penggerak

- Daya rencana poros

Pd = fc x P

Pd = 1.5 x 1.5 Kw

Pd = 2.25 Kw

40
- Untuk mengetahui momen puntir yang terjadi pada puli 1 dan puli

2 dapat dihitung seperti berikut ini:

Diketahui: Pd = Daya perencanaan sebesar 2.25 kW

= 1450 diketahui dari kecepatan putar motor (rpm)

= 725 diketahui dari kecepatan putar pulli (rpm)

Maka :

Maka untuk menentukan pemilihan pada V-belt yang

digunakan terlebih dahulu memperhitungkan antara

Kecepatan pulli kecil dan Daya rencana Pada V-belt seperti

berikut:

41
Diketahui : Kecepatan Pulli Kecil = 725 rpm

Daya rencana = 2,25 kW

Maka :

Pemilihan pada V-Belt yang digunakan dilihat dari Grafik:

Titik temu

- Pemeriksaan kekuatan poros

( )

- Tegangan Geser yang diizinkan

42
faktor keamanan diambil sebesar 5,6 untuk jenis bahan SF (

dengan kekuatan yang dijamin) dan 6,0 untuk jenis bahan S-C

(dengan pengaruh masa, dan baja paduan) dan digunakan

untuk meninjau bagian poros, akan diberi alur pasak atau bentuk

bertangga, dipilih harga antar 1,3 – 3,0 bertujuan untuk

memperolah tegangan geser yang diizinkan. Pada perancangan ini

poros mengunakan baja karbon konstruksi mesin JIS G 5101

dangan lambang S42C dangan kekutan Tarik yang

dapat dilahat pada tabel 4. : sehingga dapat ditentukan Sf1 = 6,0

dan Sf2 = 1.5 sehingga dapat digunakan pada rumus (Sumber:

Sularso,2004)

Maka dapat dikatakan bahwa konstruksi aman karana >

e. Menghitung diameter potos

* +

* +

43
* ]

mm

f. Umur Bantalan

Diasumsikan tidak ada beban secara aksial (Fa), maka beban eqivalen

(Fr) dinamisnya adalah:

P = 0,56x1,2x48,65

Faktor kecepatan dapat dihitung dengan persamaan:

( )

( )

0,2842

Faktor umur:

9,5623 N

Umur nominal:

500x

jam = = 546 hari= 1 tahun 6 bulan

44
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Adapun kesimpulan dari rancang bangun mesin pemisah padi isi dan padi

kosong ini adalah Mesin pembersih padi yang telah dirancang memiliki dimensi

panjang 1200 mm x lebar 500 mm x tinggi 1000 mm dan digerakkan oleh motor

listrik dengan daya rencana 2 Hp berdasarkan hasil perhitungan diperoleh gaya

dorong untuk menghembuskan padi kosong sebesar 78.8 N, kecepatan Linear

sabuk 2.2 m/s, diameter poros sebesar 13.93 mm, panjang V belt

dengan menggunakan tipe A dan umur bantalan selama 1 tahun 6 bulan.

B. SARAN

Perancangan ini masih memiliki kekurangan sehingga untuk

mendapatkan hasil yang maksimal, alat ini masih perlu dikembangkan lagi salah

satu contohnya penambahan roda agar memudahkan ketika dipindahkan.

45
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006. Teknologi Pengolahan Beras. Dikutip dari


www.eBookPangan.com. Tanggal 27 Juli 2020
http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/mesin-pembersih-gabah-dan-benihpadi-
seed-cleaner. 27 Juli 2020.
https://mujibenih22.blogspot.co.id/2016/10/alat-tradisional-pembersih-
benihpadi.html. 27 Juli 2020.
Rofarsyam, (2004), Perbandingan Berat dan Dimensi Butiran/Biji-Bijian Bahan
Baku Pakan Bururng Olahan, Arsip Laporan Penelitian DR. KUNG, Yogyakarta.
Sularso, Suga, Kiyokatsu. 1997. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
Jakarta : PT. Pradnya Paramita 2002.

46
L

47
48
49
50
51

Anda mungkin juga menyukai