Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN AKHIR MAGANG

BUDIDAYA TANAMAN RAMBUTAN (Nephelium sp.)


DI TAMAN BUAH MEKARSARI
BOGOR-JAWA BARAT

Disusun Oleh:
Azmi Muhammad Sulhan Mutaqin
16011118

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI - FAKULTAS AGROINDUSTRI


UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
2019
LAPORAN AKHIR
BUDIDAYA TANAMAN RAMBUTAN (Nephelium sp.)
DI TAMAN BUAH MEKARSARI
BOGOR-JAWA BARAT

Disusun Oleh:
Azmi Muhammad Sulhan Mutaqin
16011118

Bogor, 15 Maret 2019


Menyetujui:

Pembimbing Magang Pembimbing Lapangan

Ir.Warmanti Mildaryani,M.P Dudi Zen S.E


NIDN : 0020126001 NIK : 101317

Mengesahkan:
Dekan Fakultas Agroindustri Penguji Magang

Ir.Wafit Dinarto, M.Si Dra. Umul Aiman M.Si.


NIDN : 0030116501 NIDN : 0020126001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia-
Nya penulis dapat menyusun proposal magang yang berjudul BudidayaTanaman
Rambutan di Taman Buah Mekarsari, sebagai syarat mengikuti mata kuliah wajib
di Program Studi Agroteknologi Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana
Yogyakarta.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada:

1. Bapak Ir. Wafit Dinarto, M. Si. selaku Dekan Fakultas Agroindustri


Universitas Mercu Buana Yogyakarta dan dosen pengampu mata kuliah
magang yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan magang dan
memberikan pengarahan tentang kegiatan magang sampai selesai.
2. Ibu Ir. Warmanti Mildaryani, M.P. selaku dosen pembimbing magang yang
telah membimbing dalam pembuatan laporan akhir magang sampai selesai.
3. Bapak Dudi Zen S.E. selaku pembimbing lapangan yang telah membimbing
saya selama kegiatan magang sehingga dapat menyelesaikan laporan ini.
4. Segenap pihak di Taman Buah Mekarsari yang sudah ikut membantu dalam
penyelesaian penyusunan laporan ini.
5. Seluruh dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Agroindustri
Universitas Mercu Buana Yogyakarta yang telah memberikan banyak ilmu
dan pengetahuan terkait pembuatan laporan ini.
6. Keluarga yang telah memberikan dukungan baik moral maupun materi.
Penulis menyadari bahwa proposal magang ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan proposal magang ini. Penulis berharap semoga
hasil magang nanti dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Bogor, Maret 2019

iii
Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Tujuan Magang ...................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 4
A. Tanaman Rambutan .............................................................................. 4
B. Morfologi dan Klasifikasi Tanaman Rambutan ................................. 5
C. Syarat Tumbuh ...................................................................................... 6
D. Panen ....................................................................................................... 7
E. Pasca Panen ............................................................................................ 8
F. Manfaat ................................................................................................... 10
III. METODE PELAKSANAAN ...................................................................... 11
A. Tempat dan Waktu ................................................................................ 11
B. Bahan dan Alat ....................................................................................... 11
C. Metode Pelaksanaan .............................................................................. 11
D. Variabel Kajian ...................................................................................... 12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 14
A. Profil Taman Buah Mekarsari ............................................................ 14
B. Varietas Rambutan di Taman Buah Mekarsari ................................. 22
C. Pembibitan .............................................................................................. 25
D. Pratanam ................................................................................................ 29
E. Penanaman ............................................................................................. 32

iv
F. Pemeliharaan .......................................................................................... 32
G. Hama dan Penyakit Pada Tanaman Rambutan ................................. 36
H. Pengendalian Hama Terpadu ............................................................... 38
I. Panen ....................................................................................................... 40
J. Pasca Panen ............................................................................................ 41
K. Pemasaran .............................................................................................. 43
V. PENUTUP ..................................................................................................... 45
A. Kesimpulan .............................................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA

v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Magang adalah kegiatan praktek akademik bagi mahasiswa sehingga


diharapkan mahasiswa memperoleh pengalaman praktek mandiri yang nantinya
akan berguna untuk pengembangan profesinya sebelum melakukan tugas akhir.
Tujuannya untuk menerapkan, membandingkan dan menelaah ilmu pengetahuan
yang didapat selama perkuliahan serta dilatih menyesuaikan diri dengan kondisi di
lapangan yang diharapkan akan memberikan pengalaman praktek yang cukup bagi
calon sarjana pertanian sebelum lulus. Masalah magang telah diatur dalam
Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan khususnya pasal 21
– 30. Dan lebih spesifiknya diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. Per.22/Men/IX/2009 tentang Penyelenggaraan Pemagangan di
Dalam Negeri.

Magang merupakan suatu kegiatan mandiri mahasiswa yang dilaksanakan di


lingkungan kampus untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis yang sesuai
dengan bidang peminatannya melalui metode observasi dan partisipasi. Selain itu,
magang juga mempunyai tujuan untuk memberi bekal pengalaman dan
ketrampilan kerja praktis, penyesuaian sikap di dunia kerja sebelum mahasiswa di
lepas untuk bekerja sendiri.

Dalam Peraturan Menteri tersebut, Pemagangan diartikan sebagai bagian


dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan
di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung dibawah bimbingan dan
pengawasan instruktur atau pekerja yang lebih berpengalaman dalam proses
produksi barang atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan
atau keahlian tertentu. Dalam kegiatan magang, kita memiliki kesempatan untuk
mengaplikasikan semua ilmu yang telah dipelajari dibangku kuliah dan
mempelajari detail tentang seluk beluk standar kerja yang profesional.
Pengalaman ini kemudian menjadi bekal dalam menjalani jenjang karir yang

1
2

sesungguhnya. Mahasiswa juga dapat menambah wawasan mengenai dunia


industri dan meningkatkan keterampilan serta keahlian praktek kerja.

Semua tanaman buah - buahan yang tahunan diperbanyak menggunakan biji


masih cukup lama untuk mendapatkan hasil, pembibitan secara vegetatif
merupakan pembibitan yang menggunakan bagian vegetatif tanaman (daun, tunas,
batang, akar, jaringan, organ) dapat menjadi alternatif bagi industri bibit karena
tidak tergantung pada musim buah. dengan penerapan teknik pembiakan vegetatif
akan diperoleh bibit yang memiliki struktur genetik yang sama dengan induknya,
sehingga penggunaan materi genetik yang unggul sebagai bahan untuk
perbanyakan merupakan kunci untuk menghasilkan anakan yang berkualitas.
Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut
agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan
daun sekaligus. Perbanyakan vegetatif dapat dilakukan dengan cara mencangkok,
setek, rundukan, dan kultur jaringan.

B. Tujuan Magang
1. Tujuan Umum
 Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuan yang
didapat selama perkuliahan dalam bentuk praktek kerja.
 Mahasiswa mampu membandingkan ilmu pengetahuan
yang didapat selama perkuliahan dengan yang ada
ditempat magang dan menelaahnya.
 Mahasiswa belajar untuk bekerja secara mandiri di
lapangan dan sekaligus berlatih menyesuaikan diri
dengan kondisi lapangan pekerjaan yang nantinya akan
ditekuni.
 Mahasiswa memperoleh tambahan wawasan dalam
bidang pertanian secara nyata dan luas.
3

2. Tujuan Khusus
 Mempelajari teknik pembibitan dan pasca panen rambutan di instansi
tersebut sebagai bekal untuk bekerja dalam masyarakat
 Mendapatkan keterampilan dan pengalaman praktek dalam kegiatan perba-
nyakan dan pasca panen rambutan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Rambutan

1. Sejarah Singkat

Rambutan (Nephelium sp.) merupakan tanaman buah hortikultural berupa


pohon dengan famili Sapindacaeae. Tanaman buah tropis ini dalam bahasa
Inggrisnyadisebut Hairy Fruit berasal dari Indonesia. Hingga saat ini telah
menyebar luar di daerah yang beriklim tropis seperti Filipina dan negara-negara
Amerika Latin danditemukan pula di daratan yang mempunyai iklim sub-tropis.

2. Jenis Tanaman

Dari survey yang telah dilakukan terdapat 22 jenis rambutan baik yang
berasal dari galur murni maupun hasil okulasi atau penggabungan dari dua jenis
dengan galuryang berbeda. Ciri-ciri yang membedakan setiap jenis rambutan
dilihat dari sifat buah (dari daging buah, kandungan air, bentuk, warna kulit,
panjang rambut). Darisejumlah jenis rambutan diatas hanya beberapa varietas
rambutan yang digemari orang dan dibudidayakan dengan memilih nilai ekonomis
relatif tinggi diantaranya:

1) Rambutan Rapiah buah tidak terlalu lebat tetapi mutu buahnya tinggi, kulit
berwarna hijau-kuning-merah tidak merata dengan beramut agak jarang,
dagingbuah manis dan agak kering, kenyal, ngelotok dan daging buahnya tebal,
dengan daya tahan dapat mencapai 6 hari setelah dipetik.

2) Rambutan Aceh Lebak bulus pohonnya tinggi dan lebat buahnya dengan hasil
rata-rata 160-170 ikat per pohon, kulit buah berwarna merah kuning,
halus,rasanya segar manis-asam banyak air dan ngelotok daya simpan 4 hari
setelahdipetik, buah ini tahan dalam pengangkutan.

3) Rambutan Cimacan, kurang lebat buahnya dengan rata-rata hasil 90-170 ikat
per pohon, kulit berwarna merah kekuningan sampai merah tua, rambut kasar dan
agak jarang, rasa manis, sedikit berair tetapi kurang tahan dalam pengangkutan.

4
5

4) Rambutan Binjai yang merupakan salah satu rambutan yang terbaik di


Indonesiadengan buah cukup besar, dengan kulit berwarna merah darah sampai
merah tuarambut buah agak kasar dan jarang, rasanya manis dengan asam
sedikit,hasilbuah tidak selebat aceh lebak bulus tetapi daging buahnya ngelotok.

5) Rambutan Sinyonya, jenis rambutan ini lebat buahnya dan banyak


disukaiterutama orang Tionghoa, dengan batang yang kuat cocok untuk diokulasi,
warnakulit buah merah tua sampai merah anggur, dengan rambut halus dan
rapat,rasabuah manis asam, banyak berair, lembek dan tidak ngelotok.

B. Morfologi dan Klasifikasi Tanaman Rambutan

Menurut data BPDAS Pemali Jratun (2010), rambutan diklasifikasikan


sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Nephelium
Spesies : Nephelium lappaceum
Menurut Prihatman (2000), rambutan termasuk tanaman tropis yang
berasal dari Indonesia dan telah menyebar ke daerah beriklim tropis lainnya
seperti Filipina, Malaysia dan negara-negara Amerika Latin. Pertumbuhan
rambutan sangat dipengaruhi oleh iklim, terutama ketersediaan air dan suhu.
Intensitas curah hujan berkisar antara 1.500 – 2.500 mm/tahun dan merata
sepanjang tahun. Suhu optimal bagi pertumbuhan rambutan adalah 25o C pada
siang hari. Intensitas cahaya matahari sangat berperan penting, karena berkaitan
erat dan mempengaruhi suhu lingkungan. Kelembaban udara yang dibutuhkan
oleh rambutan tergolong rendah, karena pada kelembaban udara yang rendah,
6

udara akan menjadi kering kering sedikit uap air, dan kondisi tersebut cocok
untuk pertumbuhan rambutan.
Menurut Setiawan (2003), rambutan mempunyai tinggi antara 15-25 m,
ranting bercabang-cabang, dan daunnya berwarna hijau. Buah bentuknya bulat
lonjong, panjang 3-5 cm dengan duri temple (rambut) lemas sampai kaku. Kulit
buah berwarna hijau, dan menjadi kuning atau merah kalau sudah masak. Dinding
buah tebal. Biji berbentuk elips, terbungkus daging buah berwarna putih
transparan yang dapat dimakan dan banyak mengandung air. Rasanya bervariasi
dari masam sampai manis dan kulit biji tipis berkayu.

C. Syarat Tumbuh
1) Dalam budidaya rambutan angin berperan dalam penyerbukan bunga.
2) Intensitas curah hujan yang dikehendaki oleh pohon rambutan berkisar antara
1.500-2.500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun
3) Sinar matahari harus dapat mengenai seluruh areal penanaman sejak dia terbit
sampai tenggelam, intensitas pancaran sinar matahari erat kaitannya dengan suhu
lingkungan.
4) Tanaman rambutan akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan
optimal pada suhu sekitar 25 derajat C yang diukur pada siang hari. Kekurangan
sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna
(kempes).
5) Kelembaban udara yang dikehendaki cenderung rendah karena kebanyakan
tumbuh di dataran rendah dan sedang. Apabila udara mempunyai kelembaban
yang rendah, berarti udara kering karena miskin uap air. Kondisi demikian cocok
untuk pertumbuhan tanaman rambutan.
7

D. Panen

Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok


tanam), tapi merupakan awal dari pekerjaan pasca panen, yaitu melakukan
persiapan untuk penyimpanan dan pemasaran. Komoditas yang dipanen
tersebut selanjutnya akan melalui jalur-jalur tataniaga, sampai berada di
tangan konsumen. Panjang-pendeknya jalur tataniaga tersebut menentukan
tindakan panen dan pasca panen yang bagaimana yang sebaiknya dilakukan.

Pemanenan merupakan kegiatan yang sangat menentukan dalam kegiatan


operasional hortikultura, dan seringkali merupakan bagian termahal dari
kegiatan produksi. Secara sederhana, istilah pemanenan diartikan sebagai
upaya memisahkan bagian tanaman yang memiliki nilai ekonomis dari
tanaman induknya. Pada tanaman buah-buahan, bagian yang dipisahkan
tersebut sudah tentu adalah buah, sedangkan pada tanaman sayuran, bagian-
bagian tersebut dapat berupa daun, batang, akar, maupun buah. Sementara itu,
pada tanaman hias, bagian tanaman yang dipanen dapat berupa bunga berikut
tangkainya (tanaman hias berbunga) atau daun berikut tangkainya (tanaman
hias tidak berbunga).

Oleh karena pola produksi tanaman hortikultura, khususnya buah-buahan


dan sayur- sayuran tertentu, yang bersifat musiman disamping sifat produk
yang tidak tahan disimpan lama, sementara harga sangat ditentukan oleh mutu
produk, maka pemanenan merupakan salah satu tahapan dari proses produksi
yang perlu mendapat perhatian serius agar dapat dihasilkan produk
hortikultura bermutu baik sesuai keinginan pasar.

Ciri dan Umur Panen

Buah rambutan yang telah matang dengan ciri-ciri melihat warna yang
disesuikandengan jenis rambutan yang ada juga dengan mencium baunya serta
yang terakhirdengan merasakan rambutan yang sudah masak dibandingkan
dengan rambutanyang belum masak, dapat dipastikan bahwa pemanenan
8

dilakukan sekitar bulanNopember sampai Februari, juga dapat dipengaruhi


musim kemarau atau musimpenghujan.

Cara Panen

Cara pemanenan yang terbaik adalah dipetik beserta tungkalnya yang


sudah matang(hanya yang sudah masak) sekaligus melakukan pemangkasan
pohon agar tidakmenjadi rusak. Pemangkasan dilakukan sekaligus panen agar
dapat bertunaskembali cepat berbuah apabila pemetikan tidak terjangkau dapat
dilakukan denganmenggunakan galah untuk mengkait tangkai buah rambutan
secara benar.

Periode Panen

Periode pemanenan buah rambutan dilakukan pada sekitar bulan


Nopember sampaidengan Februari (masa musim penghujan). Dengan dicari
buah yang masak danyang belum masak supaya ditinggal dulu dan kemudian
dipanen kembali.

Prakiraan Produksi

Apabila penanganan dan pemeliharaan semenjak pembibitan hingga


panendilakukan secara baik dan benar serta memenuhi aturan yang ada maka
dapatdiperkirakan mendapatkan hasil yang maksimal. Setiap pohonnya dapat
mencapaihasil minimal 0,10 kuintal, dan maksimal dapan mencapai 1,75
kuintal setiappohonnya.

E. Pasca Panen

Pengumpulan

Setelah dilakukan pemanenan yang benar buah rambutan harus diikat


secara baik,biasanya dikumpulkan tidak jauh dari lokasi pohon sehingga
selesai pemanenansecara keseluruhan.
9

Penyortiran dan Penggolongan

Tujuan penyortiran buah rambutan yang bagus agar harga jualnya tinggi,
biasanyadipilih berdasarkan ukuran dan mutunya, buah yang kecil tetapi baik
mutunya dapatdicampur dengan buah yang besar dengan sama mutunya, yang
biasanya dijualdalam bentuk ikatan dan perlu diingat bahwa dalam 1 ikatan
diusahakan sama besardan sama baik mutunya. Dan dilakukan sesuai dengan
jenis rambutan, jangandicampur adukkan dengan jenis yang lain.

Penyimpanan

Penyimpanan yang terbaik untuk mengawetkan buah rambutan biasanya


dilakukandengan jalan dibuat asinan/manisan dan dimasukkan dalam
kaleng/botol atau dapatjuga dengan menggunakan kantong plastik. Hal ini
dapat menjaga kesterlilan danketahanan serta lama penyimpanannya.

Pengemasan dan Pengangkutan

Hasil jual dapat tinggi tidak tergantung dari rasanya saja,tetapi pada
kenampakandancara pengikatannya,apabilaakan dijual tidak jauh dari lokasi
maka cukup diikat dankemudian di angkut dengan kendaraan/dimasukkan
dalam karung. Untuk pengirimandengan jarak yang agak jauh (antar pulau)
yang membutuhkan waktu hingga 2-3 harilamanya perjalanan rambutan.
Caranya di pak dengan menggunakan peti sebelumdipilih dan di pak
sebaiknya dicuci terlebih dahulu dengan air sabun dan dibilaskemudian
dikeringkan, setelah dipisah dari tangkainya, apabila ada yang terkenajamur
sebaiknya direndam dulu dengan larutan soda 1,5% selama 3-5
menitkemudian disikat dengan sikat yang lunak. Setelah itu disusun berderet
berbentuksudut terhadap sisi peti, yang sebelumnya dialasi dengan lumut/
sabut kelapa,setelah itu dilapisi dengan kertas minyak. Setelah penuh lapisan
atas dilapisi lagi dengan kertas minyak dan dengan sabut kelapa yang terakhir
ditutup dengan papan,sebaiknya kedua sisi panjang dibentuk agak gembung,
biasanya penempatan petibagian yang pendek ditempatkan dibawah didalam
perjalanan.
10

F. Manfaat Tanaman

Tanaman buah rambutan sengaja dibudidayakan untuk dimanfaatkan


buahnya yangmempunyai gizi, zat tepung, sejenis gula yang mudah terlarut
dalam air, zat proteindan asam amino, zat lemak, zat enzim-enzim yang
esensial dan nonesensial, vitamindan zat mineral makro, mikro yang
menyehatkan keluarga, tetapi ada pulasementara masyarakat yang
memanfaatkan sebagai pohon pelindung dipekarangan, sebagai tanaman hias.
III. METODE PELAKSANAAN
A. Tempat Dan Waktu

Praktek magang ini dilaksanakan pada tanggal 1 Februari – 15 Maret 2019


bertempat di PT Mekar Unggul Sari Jalan Alternatif Cileungsi-
Jonggol,Cileungsi,Bogor,Jawa Barat.

B. Bahan Dan Alat

Bahan dan alat yang akan digunakan dalam kegiatan magang ini antara lain,
kamera digunakan untuk mendokumentasikan semua yang telah dilakukan dari
semua kegiatan magang, alat penunjang yang akan digunakan diantaranya alat
yang digunakan pada magang ini antara lain yaitu Cangkul, Pisau, Plastik Bening,
Sedangkan bahan – bahan yang digunakan pada magang ini adalah sebagai Media
tanam : Pasir + pupuk kandang + tanah, Air, Ratoon F (ZPT), Tanaman rambutan,
dan alat dan bahan yang lainnya berkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan.

C. Metode Pelaksanaan
1. Praktek langsung
Kegiatan praktek yang dilakukan menyesuaikan dengan kegiatan
instansi terkait, yang telah diatur. kegiatan tersebut meliputi:
a. Persiapan alat dan bahan perbanyakan vegetatif atau pemeliharaan
b. Melakukan pemeliharaan tanaman
c. Pemantauan tanaman yang di perbanyaka secara vegetatif
d. Memilih dan mengambil tanaman yang siap di pindahkan ke
tempat yang lebih besar.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara
langsung dengan nara sumber melalui tatap muka dan tranya jawab atau
lewat telephone dengan pembimbing lapangan maupun karyawan instansi

11
12

yang mengetahui seputar topik kegiatan magang. jawaban responden


ditulis atau direkam dan dirangkum sendiri oleh pedengar, metode
wawancara yang digunakan dengan cara mendapatkan informasi tentang
topik yang berkaitan dengan kegiatan magang.
3. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan langsung ke lokasi dan obyek penelitian.
Onservasi dilakukan untuk memperoleh berbagai informasi, Data yang
dipergunakan dalam penelitian ini bersumber dari data yang diperoleh
secara langsung dari sumber di lapangan, data diperoleh melalui metode
observasi dan pengamatan di lokasi praktek magang. dilakukan dengan
cara melihat kondisi umum lokasi sebelum melakukan praktek.
4. Penumpulan data sekunder
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari
narasumber, melainkan sudah dalam bentuk hasil praktek dari berbagai
pihak yang dapat berupa dokumen dan laporan ilmiah maupun buku-buku
yang dipakai sebagai pendukung dan penunjang dalam proses analisis.
Pada proposal ini data berisi tentang perbanyakan vegetatif.

D. Variabel Kajian
1. Kajian Umum
Dalam kegiatan magang ini terdapat kajian umum institusi yang terdiri
dari:
1) Deskribsi dan Sejarah institusi
2) Visi dan misi institusi
3) Struktur organisasidan tugas-tugas personal
4) Sumber pendanaan
5) Aktivitas yang dilakukan
13

2. Kajian Khusus
Kegiatan magang yang dilakukan, selain terdapat kajian umum ada
pula kajian khusus, yaitu:
1) Penyiapanlahan
2) Penanaman
3) Perawatan ( penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian OPT )
4) Panen ( hasil/ m/ ton)
5) Pasca Panen
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Taman Buah Mekarsari

1. Sejarah

Taman Buah Mekarsari telah dibangun sejak tahun 1991 dan pada tanggal 14
Oktober 1995 diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto. Taman Buah Mekarsari
merupakan salah satu pusat pelestarian keanekaragaman hayati buah-buahan
tropika terbesar di dunia, khususnya jenis buah-buahan unggul yang dikumpulkan
dari seluruh daerah di Indonesia, sekaligus merupakan tempat penelitian
budidaya, pemuliaan serta perbanyakan bibit unggul untuk kemudian
disebarluaskan kepada petani dan masyarakat umum.

Taman Buah Mekarsari terletak di Jalan Raya Jonggol, Kecamatan Cileungsi,


Bogor dan diprakarsai oleh Alm. Ibu Tien sebagai tempat pengembangan
agrohortikultura serta pariwisata. Lahan seluas 264 hektar ini dibangun sebagai
pusat pertanian keanekaragaman hayati buah-buahan Indonesia yang sangat
lengkap serta dapat dinikmati khalayak banyak. Saat ini Taman Buah Mekarsari
telah berhasil menjadi Pusat Agrohortikultura Buah-buahan Tropis terbesar
dengan koleksi tanaman buah tropis yang sangat lengkap. Terdapat koleksi
tanaman lebih dari 100.000 jenis tanaman buah, yang terdiri atas 78 famili, 400
spesies dan 1437 varietas tanaman dengan tingkat produksi buah-buahan
mencapai 80% di tempat wisata ini. Taman Buah Mekarsari juga menjadi pusat
penelitian dan pengembangan tanaman buah yang kini semakin langka di habitat
alaminya. Selain itu, Taman Buah Mekarsari juga fokus pada produksi benih dan
bibit komersil.

Taman Buah Mekarsari memiliki beberapa fasilitas pariwisata seperti hotel


dan penginapan, rumah makan, toko souvenir, toilet umum, dan kolam renang.
Wisata di tengah taman buah didukung oleh berbagai wahana yang mendekatkan
pengunjung kepada alam, di antaranya Family Garden, Kids Fun Valley, Rekreasi
Danau (25 ha), Rusa Tutul, Garden Center, Greenhouse Melon, Sabut Kelapa
Outbound, Baby Zoo, Bunga Bangkai, Menara Pandang, Pongo Show, dan

14
Bangunan Air Terjun (Puri Tirto Sari). Beberapa kegiatan yang digemari
pengunjung antara lain ialah Barbeque, Senam Pagi, Company Gathering, Wisata
Kebun Buah/Sayur, Fruitwalk (jalan-jalan di kebun buah), Piknik Keluarga,
Bersepeda, Berkuda (di atas jam 10 pagi), Memandikan sapi, dan Menanam padi.

2. Lokasi Geografis

Taman Wisata Mekarsari dikelola oleh PT Mekar Unggul Sari yang dibangun
di Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor yang meliputi Desa Mekarsari, Desa
Dayeuh, Desa Rawahilat, Desa Gandoang dan Desa Cileungsi Kidul. Lokasi
geografis Taman Wisata Mekarsari ialah pada 06° - 35° LS dan 52° - 106° BT
dengan kemiringan lahan 0 - 8 % serta ketinggian tempat ± 70 mdpl. Berdasarkan
tipe iklim Schmidt dan Ferguson Taman Wisata Mekarsari termasuk tipe iklim A
dengan curah hujan 2000-4000 mm/th, suhu rata-rata 25,0° C dengan kelembapan
relatif 80 - 90%. Sebagai lahan bekas perkebunan karet, Taman Buah Mekarsari
memiliki tanah latosol yang merupakan jenis tanah yang sesuai untuk perkebunan
karet dengan karakteristik warna tanah coklat kemerahan, bertekstur tanah sedang,
berstruktur tanah remah hingga gembur, dan infiltrasi air lambat hingga tinggi,
serta kandungan bahan organik > 2% dengan pH 4,5 - 6,0.

Seluas 88 Ha lahan Taman Buah Mekarsari dimanfaatkan sebagai kebun buah


yang terdiri dari 5 blok yaitu Blok A sampai Blok E, lansekap 20 Ha, luas danau
27 Ha, areal pengembangan 99 Ha, penggunaan lahan secara lebih lengkap dapat
dilihat pada (Tabel 2). Sebagai salah satu obyek wisata pertanian, Taman Wisata
Mekarsari mudah dijangkau karena letaknya yang strategis yaitu di Jl. Raya
Cileungsi - Jonggol km 3 yang berjarak 45 km dari kota Bogor, 30 km dari Jakarta
dan 20 km dari Bekasi.

Tabel 2. Pengembangan Areal pada PT Mekar Unggul Sari

15
N Penggunaan Luas (Ha)

1 Kebun Buah 88

2 Landscape 20

3 Green House 2

4 Kebun Sayur dan Buah 10

5 Kebun Bibit/Nursery 10

6 Danau Cipicung 27.5

7 Bangunan dan Jalan 20

8 Areal Pengembangan 86.5

Jumlah 264

Sumber : PT Mekar Unggul Sari (2006)

3. Visi dan Misi

Adapun Visi dan Misi Taman Buah Mekarsari adalah sebagai berikut:

a. Visi Menjadi pusat pelestarian dan pengembangan plasma nutfah yang berguna
untuk edukasi dan sains di bidang holtikultural dan menjadi pemimpin di bidang
Agrowisata se-Asia.

b. Misi Sebagai pusat edukasi, penelitian dan pengembangan tanaman buah yang
berperan dalam menciptakan produk-produk tanaman buah baru yang unggul.
Memperkuat asosiasi brand Taman Buah Mekarsari melalui perbaikan dan
pengembangan produk buah-buahan Indonesia.

4. Tugas Pokok dan Fungsi

16
PT Mekar Unggul Sari dalam melaksanakan perannya memiliki tugas dan
fungsi berikut:

1. Menciptakan kebun hortikultura yang terdiri dari kebun buah-buahan,


sayur-sayuran, bunga-bungaan dan tanaman hias yang berguna sebagai koleksi
serta kebun produksi yang sekaligus sebagai plasma nutfah.

2. Memberi alternatif objek wisata bagi wisatawan asing maupun domestik.

3. Sebagai taman rekreasi hortikultura yang kelak dikembangkan menjadi


pusat studi hortikultura terutama untuk tanaman buah-buahan dan sayuran dataran
rendah.

4. Menciptakan lapangan kerja baru di Kecamatan Cileungsi dan sekitarnya.

5. Memanfaatkan secara maksimal segenao potensi yang ada dengan asas


pengembangan dan keselarasan lingkungan tetap terjaga.

6. Secara ekonomi proyek ini dapat memberikan keuntungan.

5. Filosofi Taman Buah Mekarsari

Pola daun lamtoro ditetapkan sebagai tema utama ketika perencanaan kebun
buah Taman Wisata Mekarsari berlangsung. Keputusan tersebut memiliki alasan
karena tanaman tersebut merupakan simbol tanaman yang mempunyai beragam
manfaat yaitu sebagai pelestari lingkungan hidup dan pemenuhan kebutuhan
jasmani maupun rohani, sebagai tanaman peneduh dan juga sebagai penyubur
tanah. Keunikan lainya ialah bahwa beberapa organ tanaman seperti daun, buah
dan bunganya dapat dijadikan sebagai pakan ternak yang dapat mempercepat
pertumbukan dan penggemukan hewan ternak, sebagai tanaman pelindung dimana
tajuknya melindungi tanaman lain dari terik matahari dan butir hujan langsung.
Sistem perakarannya cukup kuat sehingga dapat mencegah erosi dan longsor,
serta berfungsi mengurangi polusi udara sehingga lingkungan lebih hijau dan
nyaman. Tanaman ini memiliki resistensi terhadap hama dan penyakit tumbuhan,

17
banjir, kekeringan, serta mampu mengikat nitrogen. Taman Wisata Mekarsari
memiliki logo menyerupai buah manggis sebab buah tersebut merupakan buah
yang jujur yaitu jumlah isinya dapat diketahui dari bagian sepal pada bagian luar
buah manggis.

6. Struktur Organisasi

PT Mekar Unggul Sari selaku pengelola Taman Wisata Mekarsari dipimpin


oleh seorang Direktur Utama di bantu oleh seorang General Manager yang
bertugas memimpin operasional harian perusahaan, bertanggung jawab atas
jalannya roda perusahaan, memberikan pertimbangan atas kinerja perusahaan
serta mengontrol dan mengevaluasi hasil perencanaan perusahaan. General
Manager dibantu oleh Marketing dan Public Relation serta sekretaris. General
Manager juga dibantu oleh seorang penasihat atau pengawas yaitu Advisor. Selain
itu, General Manager dibantu pula oleh Legal yang bertugas memberikan bantuan
atau masukan mengenai masalah hukum. General Manager membawahi 4 divisi
yaitu Divisi Komersil, Divisi Operasional, Divisi Akuntansi dan Keuangan, dan
Divisi Riset dan Pembangunan. Mekanisme kerja masing-masing Divisi adalah
sebagai berikut:

Divisi Komersil

Berperan dalam pengembangan usaha PT Mekar Unggul Sari yang meliputi


pengembangan bidang usaha wisata (bertanggung jawab atas jalannya
pengembangan kemajuan wisata agro di Taman Wisata Mekarsari),
pengembangan usaha agro (bertanggung jawab atas perkembangan Taman Wisata
Mekarsari dalam bidang agronomi) dan pengembangan usaha khusus
(bertanggung jawab atas proyek-proyek khusus yang telah diprogramkan oleh
perusahaan termasuk SPBU).

Divisi Operasional, membawahi 3 bagian:

18
a) Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) dan Hubungan Industrial (HI).
Bertanggung jawab terhadap kinerja seluruh karyawan dan staf serta
dalam bidang perekrutan karyawan baru, keamanan dan HI, kebijakan
dan administrasi personalia yang ada di Taman Wisata Mekarsari.

b) Bagian Sarana dan Perlengkapan. Berperan dalam pengadaan dan


pembangunan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh perusahaan.

c) Bagian Umum. Bertugas mengurusi semua sarana dan prasarana dalam


memenuhi perusahaan seperti transportasi karyawan, pengadaan logistik
dan rumah tangga.

Divisi Akutansi dan Keuangan

Berperan dalam menjalankan manajemen keuangan PT Mekar Unggul Sari.


Bagian akutansi terbatas hanya pada proses pembukuan serta bagian Keuangan
bertugas/berwenang untuk mengeluarkan arus kas maupun penerimaan.

Divisi Riset dan Pengembangan

Bertanggung jawab terhadap kegiatan penelitian, produksi, pemeliharaan, dan


koleksi kebun bibit tanaman. Dalam menjalankan tugasnya kepala divisi dibantu
oleh staf yang bertugas untuk mencari pengetahuan atau teknik baru yang
berkembang saat ini dan selanjutnya diserahkan kepada bagian penelitian untuk
ditindak lanjuti.

Divisi riset dan pengembangan dikepalai oleh Bapak Dr. Azis Natawijaya. SP. M.
Si membawahi tiga bagian yaitu:

a) Bagian Pengembangan Hasil Penelitian dan Landscape Gardener


Bagian ini dikepalai oleh Bapak Junaedi sebagai Supervisor.

b) Bagian Research Membawahi seksi pemuliaan tanaman serta seksi kebun


induk dan laboratorium. Bagian ini dikepalai oleh Bapak Danu Sabda
sebagai Supervisor.

19
c) Bagian Kebun Buah dan Produksi. Membawahi kebun koleksi dan
produksi serta hidroponik dan tabulampot melon. Bagian ini dikepalai
oleh Bapak Dudi Zen sebagai Supervisor.

7. Ketenagakerjaan

Jumlah tenaga kerja di PT Mekar Unggul Sari terdiri dari 800 orang yang
terdiri dari karyawan pimpinan, staf, karyawan bulanan, karyawan harian dan
honorer. Jam kerja untuk karyawan baik untuk pimpinan maupun karyawan
lainnya adalah 40 jam per minggu. Dengan rincian sebagai berikut:

a. Pimpinan dan Staf : hari kerja Senin sampai Jumat dengan jam kerja mulai
pukul 08.00 WIB - 17.00 WIB, dan istirahat jam 12.00 WIB - 13.00 WIB.

b. Karyawan bulanan dan harian : hari kerja Senin sampai Sabtu dengan jam
kerja mulai pukul 08.00 WIB - 17.00 WIB, dan istirahat jam 11.00 WIB -
13.00 WIB (Senin - Kamis) dan jam 13.00 WIB - 14.00 WIB (Jumat dan
Sabtu).

8. Jaminan Sosial Tenaga Kerja

PT Mekar Unggul Sari memberikan beberapa jaminan kerja bagi para


karyawan yaitu:

1. Sarana kesehatan berupa klinik perusahaan yang dibuka setiap hari termasuk
hari Minggu dan hari libur besar lainnya. Untuk tenaga medis disediakan
dokter dan dibantu oleh seorang mantri.

2. Jaminan sosial kecelakaan dan tunjangan hari tua.

3. Asuransi kesehatan.

4. THR (Tunjangan Hari Raya).

20
5. Uang lembur bagi karyawan bulanan dan harian.

9. Sarana dan Prasarana

Untuk menunjang kegiatan wisata, prasarana dan fasilitas yang dapat


dinikmati oleh pengunjung di Taman Wisata Mekarsari adalah:

1. Kebun koleksi tanaman buah yang mempunyai luas area 88 Ha yang terbagi
dalam 5 blok yaitu Blok A - Blok E. Kebun koleksi ini dibangun dengan
teknologi dan penataan landscape yang menarik, ditanami dengan aneka
koleksi tanaman buah baik lokal maupun introduksi dari luar negri.

2. Kawasan danau Cipicung, danau alami yang memiliki luas lahan 27,5 Ha.

3. Sarana penunjang transportasi yaitu kereta pengunjung, sepeda, bus jemputn


karyawan, terminal kereta, dan SPBU.

4. Sarana penunjang kegiatan produksi di lapangan meliputi generator listrik,


unit irigasi, truk, traktor, knapsack, sprayer, takaran, timbangan digital,
tangga, gunting, sabit, ember, baki, tangki, pinset, green house dan lain-lain.

5. Sarana penunjang produksi seperti bangunan pasca panen beserta fasilitasnya


antara lain ialah mobil pengangkut, kereta dorong, timbangan barang, mesin
pendingin, blender, pengemas buah, dan lain-lain.

10. Tingkat Kunjungan

Tingkat kunjungan Taman Wisata Mekarsari relatif fluktuatif dengan


dipengaruhi oleh beberapa faktor musiman, seperti waktu liburan sekolah dan hari
besar nasional yang dapat dilihat dari besar tingkat kunjungan pada bulan liburan
sekolah seperti bulan Desember, Januari, Juni dan Juli serta hari besar agama dan
libur nasional terutama seperti Hari Raya Idul Fitri, Hari Hatal dan tahun baru
masehi.

21
Faktor lainnya ialah mengenai kondisi ekonomi serta keamanan. Jumlah
pengunjung Taman Wisata Mekarsari pernah menurun drastis ketikaterjadi krisis
ekonomi dan keamanan pada 1998. Kemudian mulai terjadi kenaikan jumlah
pengunjung sejak awal tahun 2005 yang disebabkan oleh pergantian manajemen
dimana lebih berfokus pada Business Plan.

B. Varietas rambutan di Taman Buah Mekarsari

Gambar 1. Beberapa macam varietas rambutan di Taman Buah Mekarsari

Taman buah Mekarsari mengoleksi 23 varietas rambutandengan total


jumlah tanaman 900 pohon yang terdapat di Blok A, Blok B, daan Bolk E.
Rambutan dapat dibedakan dengan melihat daging buah, kandungan air,
bentuk buah, warna kulit dan panjang rambut. Koleksi rambutan Taman
Buah Mekarsari diantaranya :

1. Rambutan binjai : Berasal dari binjai, Sumatera Utara. Kulit buah


berwarna merah cerah hingga merah tua dengan ujung rambut hijau.
Rambut buah agak kasar dan jarang. Rambutan binjai mempunyai rasa
buah yang manis dengan daging buah yang kenyal, tebal dan ngelotok.
2. Rambutan Aceh Pelat : Berasal dari pasar Minggu, Jakarta. Kulit buah
berwarna hijau-kuning-merah tidak merata berambut jarang dan

22
terdapat garis/pelat ditengah buah. Rasa buah manis dengan daging
buah kenyal, kering, tebal, dan ngelotok.
3. Rambutan gula batu : Kulit buah berwarna merah kekuningan hingga
merah tua. Rambut buah agak kasar dan jarang. Rasa buah manis
dengan daging buah kenyal, tebal, ngelotok dan sedikit berair.
4. Rambutan Aceh Lebak : Berasal dari Ragunan, Jakarta. Kulit buah
berwarna merah kekuning-kuningan dengan rambut panjang, agak
jarang dengan ujung rambut berwana kekuningan. Rambut buah agak
kasar dan jarang. Rasa buah manis dan segar, daging berair, kenyal dan
nglotok.
5. Rambutan Narmada : berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Kulit buah berwarna merah kekuningan hingga merah cerah dengan
ujung rambut hijau. Rambut halus dan rapat. Rasa buah manis, daging
buah kenya dan nglotok.
6. Rambutan Sinyonya : Kulit buah berwarna merah tua. Rambut buah
halus dan rapat. Rasa buah asam dan tidak nglotok.

Gambar 2. Rambutan sinyonya


7. Rambutan cikoneng : warna kulit dari muda sampai tua tidak menjadi
merah, sehingga pada saat buah setelah matang buahnya berwarna
kuning. Rasa buah manis dan segar, daging buah tebal, kenyal dan
nglotok.

23
8. Rambutan garuda : Merupakan rambutan yang ukurannya cukup besar.
Rasanya manis dan lumayan gurih selain itu juga dagingnya tebal.

Gambar 3. Rambutan Garuda


9. Rambutan cigelong : Kulit buah berwarna merah cerah dengan ujung
rambut hijau. Rambut buah agak kasar dan jarang. Mempunyai rasa
buah yang mais dengan daging buah yang kenyal, tebal dan nglotok
tetapi sedikit berair
10. Rambutan klitik atau kerikil : Ukurannya kecil, memiliki rambut yang
lebih pendek dan rasa buah manis.

24
C. Pembibitan

Gambar 3. Edukasi pembibitan dan perbanyakan tanaman

Pembibitan di Taman Buah Mekarsari berutjuan untuk memperbanyak


tanaman dan menyebarluaskan bibit tanaman. Perbanyakan tanaman rambutan
yang dilakukan di Taman Buah Mekarsari yaitu dengan cara generatif dan
vegetatif. Bibit yang baik yaitu ditandai dengan perumbuhan daunnya yang hijau
segar, rimbun serta bebas dari serangan hama maupun penyaikit, pola batang
kokoh, percabangan seimbang dengan rantingnya yang tidak saling bertumpuk.
Bibit yang sehat pertumbuhannya normal, daun dan pucuknya tidak tampak layu,
cukup seimbang antara besar tanaman dengan perakaran di dalam polybag.

Bibit dapat diklasifikasikan menurut ukurannya yaitu sebagai berikut :

a) Bibit BS : ( Tinggi 20-40 cm )


b) Bibit S (tinggi 60-80 cm)
c) Bibit W (tinggi 80-100 cm)
d) Bibit I ( tinggi >120 cm )

25
1. Perbanyakan Secara Generatif

Perbanyakan secara generatif atau seksual adalah perbanyakan tenaman dengan


menggunakan biji ( bagian tanaan yang dibuahi ). Bibit generatif bisa berasal dari
biji yang sengaja dibenihkan atau yang tumbuh secara alamiah di alam.
Perbanyakan genertaif yang mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya
yakni sebagai berikut :

a) Pembibitan dapat dilakukan dengan mudah dan murah


b) Kemungkinan menghasilkan varietas baru yang lebih baik.
c) Tanaman tumbuh sehat, kekar kuat dan berumur panjang.
d) Memiliki akar tunggang sehingga tanaman tidak mudah roboh.

Sedangkan kelemahannya yaitu :

a) Tanaman sangat lama untuk menghasilkan buah sekitar 7-8 tahun


b) Kualitas buah baru diktahui setelah tanaman berbuah.
c) Sifat baik seperti pohon induknya sulit diperoleh karena bijinya
merupakan hasil penyebukan dengan tanaman lain.
d) Kemungkinan tanaman bisa tidak menghasilkan buah selama
hidupnya karena hanya berbunga jantan

2. Perbanyakan secara vegetatif

Perbanyakan yang tidak menggunakan biji disebut perbanyakn vegetatif


atau aseksual. Perbanyakan bibit rambutan secara vegetatif di Taman Buah
mekarsari yaitu dengan cara grafting, pencangkokan dan penempelan mata tunas
(okulasi).

a. Grafting
Menyambung atau grafting dilakukan denagn menyambung entres
(batang atas) dari indukan atau varietas yang unggul, sedangkan batang
bawahnya dipilih Dari biji yang mempunyai sifat tahan penyakit dan

26
adaftif terhadap lingkungan. Untuk memperoleh bibit sambungan perlu
disediakan bibit batang bawah yang diperoleh dari semaian biji. Bahan
bibit batang bawah harus dari jenis yang memiliki perakaran kuat, lebat
tahan serangan hama dan penyakit, tahan kekeringan dan cekaman air,
berumur panjang dan kompatibel. Bahan untuk bibit batang bawah
adalah bibit yang batangnya berukuran sebesar pensil dan umurnya
berkisar 1 tahun. Bahan atas untuk bahan sambungan diambil dari cabang
atau ranting pohon dengan induknya dan menghasilkan buah yang cepat
dan banyak.
b. Cangkok
Pencangkokan merupakan usaha sistem perakaran cabang tanaman
tidak memotong cabang dari induknya ( menumbuhkan akar pada cabang
tanaman tersebut). Syarat untuk mencangkok yakni tanaman yang akan
dicangkok adalah tanaman yang sudah pernah berbuah karena apabila
mencangkok tanaman yang belum berbuah maka tidak akan diketahui
seperti apa generasi yang selanjutnya. Alat dan bahan yang digunakan
untuk mencangkok yaitu psau cutter, gunting stek, tali benag kasur,
emdia cocopit, plastik dengan ukuran 7x20 cm dan ZPT. Langkah-
langkah mencangkok yakni sebagai berikut :
1) Dipilih cabang yang teksturnya tidak terlalu keras dan tidak terlalu
lunak
2) Dibuat sayatan atau keratan dengan membentuk lingkaran, sayatan
yang baik harus pada bekas daun yang tumbuh dengan panjang
sayatan sepanjang 2 jari atau 3 cm.
3) Dibersihkan sayatan dengan menggunakan bagian bawah pisau
yang tidak tajam untuk mengambil sisa-sisa kambium atau sisa-sisa
kayu yang masih menempel pada bagian sayatan.
4) Oleskan ZPT pada bagian sayatan
5) Sayatan ditutp menggunakan bola cangkok atau cocopit, kemudian
diikat dengan kencang menggunakan benang kasur agar tidak
mudah lepas.

27
6) Cangkokan dapat diperiksa dalam 3 minggu setelah dilakukannya
pencangkokan. Cangkokan yang berhasil biasanya ditandai dengan
tumbuhnya akar pada bekas sayatan.
c. Okulasi
Okulasi atau menempel merupakan bibit gabungan antara 2
tanaman, dimana batang bawah berasal dari bibit generatif yang
diperoleh dari penyemaian biji. Syarat utama okulasi yaitu kita harus
memiliki batang bawah, dimana batang bawah berasal dari bibot
generatifyang dipeoleh dari penyemaian biji yang umur idealnya yaitu
6-8 bulan. Batang atasnya menggunakan varietas rambuatan yang kita
inginkan. Mata tunas diambil dari pohon induk yang telah berbuah dan
memiliki sifat unggul. Langkah-langkah okulasi diantaranya sebagai
berikut :
1) Disiapkan alat dan bahan seperti pisau cutter atau pisau okulasi,plastik
batang bawah dan batang atas (mata tunas).
2) Dibuat jendela pada batang bawah dengan ukuran 1,5 cm untuk
tempat menempelkan mata tunas
3) Mata tunas disayat dari bawah ke atas bersama bagian kayunya.
Ukuran sayatan disesuaikan dengan sayatan batang bawah , lalu
dilepaskan kulit mata tunas dari kayunya secara hati-hati.
4) Ditempelkan mata tuans ke batang bawah yang telah dibuat jendela
hingga benar-benar menempel.
5) Hasil tempelan dibalut dengan menggunakan plastik mulai dari bawah
sampai ke atas hingga menutupi bagian tersebut diikat dengan kuat
agar air tidak masuk kedalamnya. Hasil okulasi ndapat diperiksa
setelah umur 7-15 hari. Okulasi yang berhasil ditandai dengan mata
tunas yang masih hiaju segar.

28
C. Pratanam
1. Penentuan titik tanam

Gambar 4. Penentuan titik as


Penentuan titik tanam berfungsi untuk memudahkan membuat lubang
tanam yang sesuai dengan jarak tanam yang ideal. Kegiatan yang
dilakukan dalam membuat titik tanam yaitu menentukan setengah jarak
tanam dari batas lahan, tujuannya agar tajuk tanaman tidak keluar dari laha
yang digunakan dan agar memudahkan pembuatan saluran air. Langkah-
langkah dalam penentuan titik tanam yakni sebagai berikut :
a. Disiapkan alat dan bahan berupa tali rapia, meteran, gunting atau golok
dan ajir.
b. Ditentukan setengah jarak taman dari batas lahan, tujuannya agar tajuk
tanaman tidak keluar dari lahan
c. Dibentangkan tali rapia secara horizontal dan vertikal dengan tujuan
untuk mendapatkan titik As dengan sudut 90, kemudian ditarik
dengam menggunakan tali rapia dengan jarak tanam yang telah
ditentukan.
d. Dilakuan pengajiran pada setiap titik tanam yang telah ditentukan.
Jarak tanam pada tanaman rambutan idealnya 8 m x 8 m atau 10 x 10
m.
2. Penentuan Pola Tanam

Pola tanaman yang digunakan pada tanaman rambutan yakni


dengan menggunakan pola persegi. Dimana pola tanam ini akan

29
membentuk persegi pada tiap-tiap titik tanam. Kelebihan pola titik tanam
ini yaitu jumlah tanaman pada lahan lebih banyak dan produksi pun akan
lebih banyak. Untuk kerugiannya yaitu saat tanaman sudah tua dan lebar,
produksi akan menurun karena tanaman akan mengalami etiolasi yang
disebabkan jarak antar tanaman terlalu sempit.

3. Pembuatan Lubang Tanam

Gambar 5. Pembuatan lubang tanam

Pembuatan lubang tanam untuk tanaman rambutan dengan ukuran


60 cm x 60 cm x 60 cm sebelumnya diukur terlebih dahlu dengan bambu
pengukur atau biasa disebut mal. Namu, ukuran dapat disesuaikandengan
ketersediaan lahan dan ukuran tanaman. Tujuan utama dari pembuatan
lubang tanam yaitu untuk memperbaiki kandungan unsur hara dalam tanah
yang nantinya menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman.
Selain itu juga untuk penggemburan tanah sehingga memudahkan akar
menembus tanah.

30
Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan lubang tanam yaitu
pemisahan tanah top soil dan sub soil. Lapisan tanah top soil diletakan
disebelah kiri lubang tanam dan sub soil disebelah kanan lubang tanam.
Lubang tanam yang telah dibuat dibiarkan terbuka atau terkena sinar
matahari selama 1 minggu dengan tujuan agar patogen,cendawan atau
mikroorganisme yang merugikan dapat mati.

4. Pemupukan Pra Tanam

Gambar 6. Pemupukan Pra Tanam

Pemupukan pratanam yaitu pemupukan pada saat sebelum


menanam. Pupuk yang digunakan saat pratanam yaitu pupuk kambing
dengan dosis 25 kg/lubang tanam. Pupuk kandang dicampur dengan tanah
top soil sebanyak 30% dan sub soil sebanyak 70 %. Tujuan dari
pemupukan pratanam yaitu untuk menambah unsur hara dan cadangan
makanan bagi tanaman. Lubang tanam yang telah diberikan pupuk juga
perlu diberikan furadan gunanya untuk membunuh serangga. Setelah
pembenaman tanah dibiarkan selama 1 minggu.

31
D. Penanaman

Penanaman dilakukan setelah 2 minggu dari lubang tanam yang


telah didiamkan. Bibit yang akan ditanam merupakan bibit pilihan yang
berumur 1-1,5 tahun. Langkah selanjutnya yaitu penanaman bibit ke
lubang tanam . Selanjutnya bibit dibuka dari bagian dalam dengan cara
merobek bagian bawah polybag dengan cara hati-hati agar tanah yang
berada dalam polybag tidak pecah atau hancur. Kemudian bibit rambutan
dimasukan ke dalam lubang tanam yang telah disiapkan lalu dilakukan
penutupan tanah dan pemadatan tanah. Penutupan tanah dan pemadatan
tanah dilakukan dengan cara memasukan lapisan tanah top soil terlebih
dahulu lalu kemudian sub soil.

E. Pemeliharaan
1. Penyiraman

Tujuan dari penyiraman yaitu untuk menjaga tingkat kelembaban


dalam tanah. Bila kelembaban tanah kurang, maka pertumbuhan tanaman
rambutan akan terhambat bahkan kalau sampai kekeringan tanaman akan
terhenti dalam masa pertumbuhannya yang berakibat tanaman akan mati.
Penyiraman tanaman rambutan yang sudah produktif di Taman Buah
Mekarsari dilakukan secara manual dengan memberikan air secara lansung
pada tanaman sesuai dengan kebutuhan menggunakan selang. Kebutuhan
air yang diperlukan untuk tanaman rambutan yang produktif sekitar 100-
200 liter/tanaman.

2. Penyiangan

Penyiangan adalah kegiatan membersihkan rumput (gulma) yang


tumbuh di sekitar tajuk pohon rambutan. Penyiangan bertujuan untuk
menghilangkan gulma yang tumbuh disekitar perakaran tanaman.
Penyiangan dilakukan dengan menggunakan cangkul, mesin babat dan

32
sabit. Penyiangan di Taman Buah Mekarsari dilakukan dengan membuat
lingkaran melingkari tajuk pohon dengan jari-jari lingkaran sepanjang 1,5
meter.

3. Penggemburan

Penggemburan tanah dilakukan dengan tujuan untuk


menggemburkan struktur tanah agar air dan pupuk dapat mudah diserap
ole akar. Di Taman Buah Mekarsari penggemburan tanah ini dilakukan 2
kali dalam setahun yaitu pada saat penggemburan bersamaan dengan
pemupukan organik. Alat yang digunakan untuk menggemburkan tanah
yaitu dengan cangkul dan garpu tanah.

4. Pemangkasan

Gambar 7. Pemangkasan pohon rambutan

Pemangkasan yaitu kegiatan memangkas atau menghilangkan salah


satu bagian dari tanaman, seperti ranting, cabang atau batang tanaman
rambutan. Pemangkasan rambutan yang tidak produktif bertujuan untuk
membentuk tajuk tanaman, meremajakan tanaman yang sudah tua serta
membuang cabang atau ranting kering dan membuang cabang yang

33
tumbuhnya tidak produktif dan untuk memudahkan pada saat pemanenan.
Alat yang digunakan untuk pemangkasan yaitu gunting pangkas, golok
dan gergaji.

Adapun, jenis pemangkasan yang dilakukan di Taman Buah Mekarsari


yaitu :

a. Pemangkasan ringan atau pemangkasan bentuk


Pemangkasan ringan bertujuan untuk membentuk tajuk tanaman
dan untuk membuang percabanagn berlebih seperti tunas air dan
ranting yang pertumbuhannya tidak terarah. Pemangkasan bentuk
dilakukan dengan menyeleksi dahan atau ranting yang akan dijadikan
sebagai kerangka untuk membentuk tajuk tanaman.
b. Pemangkasan sedang
Pemangkasan sedang dilakukan setiap selesai panen atau satu kali
dalam setahun. Pemangkasan pemeliharaan dilakukan dengan
memangkas cabang tanaman yang sakit, kering, patah dan cabang yang
tumbuhnya tidak beraturan atau cabang liar yang muncul dari cabang
utama termasuk cabang yang tumbuh tegak lurus ke atas dan cang-
cabang kecil yang menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam
tanaman dan pemangkasan sedang ini biasanya dilakukan bersamaan
saat deang panen.
c. Pemangkasan berat/Topping
Pemangkasan ini dilakukan pada tanaman yang sudah tua atau
dusah tidak produktif lagi. Pemangkasan ini bertujuan untuk
mengembalikan produktifitas tanaman. Tanda dari tanaman yang
sudah tua dapat dilihat dari umur tanaman sekitar 10-15 tahun dan
makin berkurangnya produksi buah yang dihasilkan.

34
5. Pemupukan

Gabar 8. Pemupukan tanaman


Pemupukan tanaman rambutan dilakukan 2 kali dalam satu
tahun, yakni pada awal musim hujan dan menjelang musim kemarau.
Pemupukan dilakukan 3-4 meter darii tajuk tanaman dengan
kedalaman 20-30 cm. Cara pemupukan dilakukan dengan cara
membenamkan pupuk tersebut ke dalam tanah di sekitar tanaman.
Pupuk yang digunakan adalah pupuk an-organik Urea, SP-36, KCL,
atau pupuk lengkap NPK. Dosis pemberian pupuk kandang per tahun
yaitu 85-100 kg sedangkan untuk pupuk anorganik adalah 650 g.
Pemupukan dapat dilakukan dengan bermacam metode seperti bentuk
lingkaran, parit bentuk huruf L dan tugal. Pada bentuk lingkaran
dianggap palinng efisien karena semua akar mendapatkan unsur hara,
bentuk L dianggap kurang efisien sehingga pada beberapa minggu
berikutnya diperlukan pemupukan susulan dan bentuk balok juga
dianggap kurang efisien karena pada tiap sisinya pupuk tidak bertemu
dengan akarnya. Langkah-langkah dalam pemupukan organik dan an-
organik yaitu sebagai berikut :
a. Disiapkan alat seperti cangkul dan garpu tanah
b. Dilakukan penyiangan pada tanaman rambutan

35
c. Selanjutnya dibuat larikan 3-4 meter daari tajuk tanaman dengan
kedalaman 20-30 cm
d. Setelah pembuatan larikan, pupuk langsung dimasukan dan larikan
ditutup kembali.

F. Hama dan Penyakit Pada Tanaman Rambutan

Usaha berkebun rambutan akan selalu berhadapan dengan masalah gangguan


hama dan penyakit. Gangguan tersebut merupakan salah satu dari banyak faktor
yang mempengaruhi jumlah dan mtu serta produksi rambutan.

1. Hama
Faktor biotik dan abiotik secara simultan menentukan keberadaan pada
serangga pada suatu areal kebun rambutan. Serangga mayoritas yang
sering terdapat di pohon rambutan adalah ulat grayak, semut, ulat
penggerek buah ulat penggerek batang,ulat keket,ulat jengkal,kelelawar
dan kutu putih.
a. Ulat grayak (Spodoptera litura)
Ulat grayak tinggal di permukaan tanah di siang hari dan aktif
memakan tajuk tumbuhan pada malam hari.
b. Kelelawar
Kelelawar juga termasuk dalam hama yang sangat merugikan dan
dapat menurunkan produksi dari buah rambutan karena
kelelawar`memakan buah-buahan yang telah masak dan merontokan
buah-buah yang masih muda.
c. Ulat Jengkal (Berta chrysolineate)
Ulat ini memakan daun rambutan yang masih muda, daun yang
terserang bagian pinggirnya kering,berwarna coklat menyerupai
tangkai daun kering,ramping dan beruas-ruas.
d. Ulat penggerek buah (Dichcricic punctiferalis)

36
Merupakan ulat penggerek terpenting pada rambutan. Ulat merah
kecoklatan ini merusak buah yang masih muda maupun yang sudah
masak. Serangan dari ulat penggerek buah ditandai dengan warna buah
menjadi hitam dan mengering. Pada daging buah juga terdapat ulat
berwarna coklat.
e. Ulat penggerek batang (Indrabela sp.)
Ulat penggerek batang menyerang batang rambutan dengan membuat
lubang-lubang yang menempel pada kulit batang. Penggerek ini
memakan kulit kayu dan mampu membuat batang gerekan pada kayu
sepanjang 30 cm, lubang tersebut merupakan tempat berlindungnya.
Ulat ini adalah hamayang sangat merugikan karena hama ini
menyerang batang tersier yang sedang dalam masa pertumbuhan
sehingga akan menyebabkan tehambatnya laju nutrisi yang akan
menyebabkan batang akan mati.
f. Kutu Putih (Pseudococcus sp.)
Kutu putih termasuk hama yang memiliki kemampuan reproduksi
sangat tinggi. Berkembangbiaknya sangat cepat dan berbagai hama
rambutan, kutu putih dapat menurunkan aktifitas fotosintesis tanaman
secara keseluruhan. Kerugian yang ditimbulkan yakni kualitas buah
yang dihasilkan secara keseluruhan menjadi rendah.
g. Ulat api
Gejala serangan dari ulat ini adalah daun berlubang hingga hanya
tersisa tulang daun. Gejala ini dimulai dari daun bagian bawah.
2. Penyakit

Penyakit pada tanaman rambutan yang sering nampak adalah penyakit bercak
daun, penyakit mumi dan penyakit akar putih.

a. Penyakit bercak daun


Penyakit ini disebabkan oleh organisme semacam ganggang yang disebut
Chephaleorus sp. Daun yang diserang umumnya daun yang sudah tua.
Penyakit bercak daun muncul terutama pada musim hujan. Daun yang

37
terserang menunjukan gejala adanya bercak kecil diatas permukaan.
Bercak ini ditandai dengan serat-serat halus berwarna jingga yang
merupakan kumpulan spora (jamur).
b. Penyakit mumi
Cendawan Gliphalairicum bulbihum menyerang buah rambutan yang
masih muda. Akibat dari serangan ini menjdai hitam dan mengeras seperti
mumi, hama dan penyakitnya pun disebut penyakit mumi. Serangan dari
penyakit mumi bisa berakibat fatal.
c. Penyakit Akar Putih
Penyakit akar putih mengakibatkan akar rambutan terkelupas. Gejala yang
ditimbulkan yaitu ditandai adanya rizom putih yang menempel erat pada
akar. Bagian akar yang terkena serangan jika dikupas menunjukan warna
kecoklatan penyebab cendawan.

G. Pengendalian Hama Terpadu

38
Gambar 9. Penyemprotan gulma

Pengendalian Organisme Penggangu Tanaman secara Terpadu (PHT)


memiliki arti pening dalam mendukung adanya pertanian berkelanjutan.

4 prinsip yang harus diperhatikan dalam mengendalikan hama secara kimia yakni:

1. Tepat sasaran
Meliputi tahapan agar memperoleh sasaran yang tepat
2. Tepat waktu
Yaitu kapan waktu yang tepat untuk aplikasipestisida yaitupada serangan
hama dan penyakit tanaman sudah mencapai ambang ekonomi dan
ambang pengendalian
3. Tepat dosis
Yaitu berkaitan dengan ketepatan dosis dan konsentrasi aplikasi pestisida
4. Tepat Aplikasi
Yaitu berhubungan dengan bagaiman cara pengaplikasian pestisida
tersebut dan dalam penggunaan alat.

Pengendalian yang dilakukan di Taman Buah Mekarsari khususnya di kebun


rambutan, yaitu pengendalian dengan cara pembakaran pada sisa-sisa ranting
rambutan yang telah dipanen karena asap pada hasil bakaran tersebut dapat
mengusir hama dan dengan pengendalian alternatif terakhir yaitu dengan
menggunakan bahan kimia atau pestisida yang dilakukan apabila ada serangan
hama dan penyakit. Jenis pestisida yang digunakan yaitu pestisida sengan merk
dagang decis atau curacron. Perbandingan pestisida yang akan digunakan dilihat
dari serangan hamanya, untuk pencegahan perbandi ga pestisida yaitu 75 ml
pestisida per 200 liter air, untuk serangan yang sedang perbandingannya yaitu 100
ml pestisida per 200 liter air sedangkan untuk serangan berat yang sudah parah
yakni 150 ml pestisida per 200 liter air. Bahan dan alat yang digunakan dalam
PHT seperti :

1. Mesin power dan drum 200 liter


2. Stik Power

39
3. Selang power dengan panjang 100 m
4. Pestisida yang akan digunakan seperti curacron, docis, abuki, dan pupuk
daun yakni gandasil B.

H. Panen

Gambar 10. Panen Rambutan


1. Ciri dan Kriteria Umur Panen

Buah rambutan dapat dipetik setelah matang pohon atau umur 120 hari
setelah anthesis atau nunga mekar. Buah rambutan yang telah matang dengan ciri-
ciri melihat warna yang disesuaikan dengan jenisnya serta juga bisa dengan
mencium baunya atau merasakannya.

2. Cara Panen

Cara panen pada buah rambutan yaitu dipetik bersama tangkai buah yang
sudah matang sekaligus melakukan pemangkasan pohon agar tidak menjadi rusak.
Pemangkasan dilakukan sekaligus pemanenan agar dapat bertunas kembali dan
cepat berbuah apabila pemetikan tidak terjangkau dapat dilakukan dengan
menggunakan gunting galah.

3. Periode Panen dan Perkiraan Produksi

Periode pemanenan buah rambutan dilakukan pada sekitar akhir tahun dan
awal tahun dengan mencari buah rambutan yang telah masak dan yang belum
masak dapat ditunda dahulu dan kemudian dipanen lagi jika sudah masak. Setiap

40
satu pohon rambutan dapat memenuhi dua buah keranjang, artinya dimana setiap
satu pohon dapat mencapai 70-150 kg.

I. Pasca Panen

Gambar 11. Pengangkutan buah

Pasca panen merupakan kegiatan untuk menerima hasil panen dan dibentuk
untuk penanganan hasil panen atau setelah panen. Pasca Panen merupakan tujuan
utama untuk mencegah hilangnya kelembaban, meperlambat peruubahan kimiawi,
mencegah perubahan fisik , meningkatkan hasil dan meningkatkan minat para
konsumen.

Tingkatan dalam pasca panen ada 2 bagian diaman bagian-bagian tersebut


yaitu memproses buah hasil panen secara utuh sampai kepada konsumen. Adapun
tahap awal pasca panen adalah melakukan pengumpulan buah. Buah rambutan
yang telah di panen diletakan di dalam keranjang panen kemudian dibawa ke

41
gudang pasca panen. Pada gudang pasca panen tersebut rambutan yang baru
datang kemudian ditimbang pada timbangan digital berkapasitas hingga 300 kg.

Kemudian dilakukan penyortiran buah rambutan dimana buah yang


berkualitas baik dengan kulit halus mulus, bentuk normal, warna buah cerah, tidak
memar, tidak terdapat bekas hama dan penyakit dipisahkan dari buah yang
kualitasnya tidak baik. Pemisahan tersebut dilakukan untuk menghindari
penyebaran kerusakan buah karena adanya bekas luka pada buah dapat memicu
pembusukan b uah yang lain pula.

Setelah dilakukan penyortiran, buah rambutan kemudia dikemas.


Pengemasan buah rambutan di Taman Buah Mekarsari dapat dilakukan untuk
buah utuh maupun buah yang akan dibuat produk baru seperti koktail, manisan
dan keripik rambutan. Pengemasan buah utuh dapat dimasukan kedalam polinet
atau dikemas di styrofoam ukuran KGP 8 yang dilapasi plastik wrap. Proses
pemasangan plastik wraf menggunakan alat berupa wrapper scaler. Untuk grading
buah rambutan di Taman Buah Mekarsari digolongkan, seluruh buah yang baru
masuk dipanen dan masuk ke gudang pasca panen (pada hari yang sama)
digolongkan sebagai Grade A. Sedangkan ketika terjadi penurunan kualitas buah
di tempat pemasaran maka buah digolongkan menjadi Grade B dengan sistem
diskon.

42
J. Pemasaran

Gambar 12. Outlet buah

Sistem pemasaran di Taman Buah Mekarsari khususnya pada buah


rambutan terdapat beberapa sistem, yakni sebagai berikut :

1. Sistem Booking Pohon : Adalah kegiatan dimana para pengunjung yang


telah membookingpohon rambutan dapat melakukan aktifitas layaknya
dikebun sendiri, bahkan tidak ada batasan waktu dan seluruh buah
rambutan yang terdapat pada pohon yang telah dibooking dapat dibawa
pulang. Sistem booking pohon dapat didasrkan atas kategori pohon, ada
kategori sedang dan ada kategori lebat. Untuk biaya berkisar Rp.
500.000,- untuk kategori sedang dan Rp. 700.000,- untuk kategori lebat.
2. Sistem reguler/paket : di Taman Buah Mekarsari juga menyediakan
paket reguler, diaman paket reguler merupakan paket bagi para

43
pengunjung yang hanya memetik dan menyicip buah
rambutansepuasnya langsung dari pohonnya. Harga paket ini yaitu
Rp.25.000,- Harga tiket ini sudah termasuk kereta wisata . Paket reguler
ini mempunyai batasan waktu , dimana pengunjung hanya akan
diberikan waktu 10-15 menit.
3. Bursa Buah : Setelah pengemasan rambutan baik pengemasan secara
polinet, wrapping maupun diikat , buah rambutan dapat dikirim ke bursa
buah untuk pemasaran secara langsung (produk utuh).
4. Wahana : Di Wahana, rambutan yang akan dipasarkan dapat dalam
bentuk produk utuh ataupun sudah dalam bentuk olahan seperti manisan,
koktail, ataupun keripik rambutan. Untuk mendapatkan produk ini,
biasanya akan ditukarkan dengan tiket kereta yang telah dibeli.

44
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Rambutan (Nephelium sp) merupakan tanaman buah tropika asli
Indonesia.
2. Budidaya rambutan yang dilakukan di PT. Mekar Unggul Sari
meliputi pembibitan, persiapan pra tanam, penentuan pola tanam,
pembuatan lubang tanam, pemupukan pra tanam, pemeliharaan,
panen dan pasca panen serta pemasaran.

45
DAFTAR PUSTAKA

Adenalfi.2016. Https://adenalfi.blogspot.co.id/2016/06/berbagai-jenis-rambutan
dari-indonesia.html (diakses pada tanggal 1 November 2016 pukul 10.00
WIB)
Baga Kalie, Moehd. 1994. Budidaya Rambutan Varietas Unggul. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius
Mahisworo, Kusno Susanto dan Agustinus Anung, 1991. Bertanam Rambutan;
Jakarta : Penebar Swadaya.

Rahardi F.; Rina Nirwan S. dan Iman Satyawibawa,2000. Agribisnis tanaman


perkebunan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Zulkarnain, 2014. Dasar-dasar Hortikultura. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai