Disusun Oleh:
Azmi Muhammad Sulhan Mutaqin
16011118
Disusun Oleh:
Azmi Muhammad Sulhan Mutaqin
16011118
Mengesahkan:
Dekan Fakultas Agroindustri Penguji Magang
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia-
Nya penulis dapat menyusun proposal magang yang berjudul BudidayaTanaman
Rambutan di Taman Buah Mekarsari, sebagai syarat mengikuti mata kuliah wajib
di Program Studi Agroteknologi Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana
Yogyakarta.
iii
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Tujuan Magang ...................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 4
A. Tanaman Rambutan .............................................................................. 4
B. Morfologi dan Klasifikasi Tanaman Rambutan ................................. 5
C. Syarat Tumbuh ...................................................................................... 6
D. Panen ....................................................................................................... 7
E. Pasca Panen ............................................................................................ 8
F. Manfaat ................................................................................................... 10
III. METODE PELAKSANAAN ...................................................................... 11
A. Tempat dan Waktu ................................................................................ 11
B. Bahan dan Alat ....................................................................................... 11
C. Metode Pelaksanaan .............................................................................. 11
D. Variabel Kajian ...................................................................................... 12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 14
A. Profil Taman Buah Mekarsari ............................................................ 14
B. Varietas Rambutan di Taman Buah Mekarsari ................................. 22
C. Pembibitan .............................................................................................. 25
D. Pratanam ................................................................................................ 29
E. Penanaman ............................................................................................. 32
iv
F. Pemeliharaan .......................................................................................... 32
G. Hama dan Penyakit Pada Tanaman Rambutan ................................. 36
H. Pengendalian Hama Terpadu ............................................................... 38
I. Panen ....................................................................................................... 40
J. Pasca Panen ............................................................................................ 41
K. Pemasaran .............................................................................................. 43
V. PENUTUP ..................................................................................................... 45
A. Kesimpulan .............................................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA
v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Tujuan Magang
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuan yang
didapat selama perkuliahan dalam bentuk praktek kerja.
Mahasiswa mampu membandingkan ilmu pengetahuan
yang didapat selama perkuliahan dengan yang ada
ditempat magang dan menelaahnya.
Mahasiswa belajar untuk bekerja secara mandiri di
lapangan dan sekaligus berlatih menyesuaikan diri
dengan kondisi lapangan pekerjaan yang nantinya akan
ditekuni.
Mahasiswa memperoleh tambahan wawasan dalam
bidang pertanian secara nyata dan luas.
3
2. Tujuan Khusus
Mempelajari teknik pembibitan dan pasca panen rambutan di instansi
tersebut sebagai bekal untuk bekerja dalam masyarakat
Mendapatkan keterampilan dan pengalaman praktek dalam kegiatan perba-
nyakan dan pasca panen rambutan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Rambutan
1. Sejarah Singkat
2. Jenis Tanaman
Dari survey yang telah dilakukan terdapat 22 jenis rambutan baik yang
berasal dari galur murni maupun hasil okulasi atau penggabungan dari dua jenis
dengan galuryang berbeda. Ciri-ciri yang membedakan setiap jenis rambutan
dilihat dari sifat buah (dari daging buah, kandungan air, bentuk, warna kulit,
panjang rambut). Darisejumlah jenis rambutan diatas hanya beberapa varietas
rambutan yang digemari orang dan dibudidayakan dengan memilih nilai ekonomis
relatif tinggi diantaranya:
1) Rambutan Rapiah buah tidak terlalu lebat tetapi mutu buahnya tinggi, kulit
berwarna hijau-kuning-merah tidak merata dengan beramut agak jarang,
dagingbuah manis dan agak kering, kenyal, ngelotok dan daging buahnya tebal,
dengan daya tahan dapat mencapai 6 hari setelah dipetik.
2) Rambutan Aceh Lebak bulus pohonnya tinggi dan lebat buahnya dengan hasil
rata-rata 160-170 ikat per pohon, kulit buah berwarna merah kuning,
halus,rasanya segar manis-asam banyak air dan ngelotok daya simpan 4 hari
setelahdipetik, buah ini tahan dalam pengangkutan.
3) Rambutan Cimacan, kurang lebat buahnya dengan rata-rata hasil 90-170 ikat
per pohon, kulit berwarna merah kekuningan sampai merah tua, rambut kasar dan
agak jarang, rasa manis, sedikit berair tetapi kurang tahan dalam pengangkutan.
4
5
udara akan menjadi kering kering sedikit uap air, dan kondisi tersebut cocok
untuk pertumbuhan rambutan.
Menurut Setiawan (2003), rambutan mempunyai tinggi antara 15-25 m,
ranting bercabang-cabang, dan daunnya berwarna hijau. Buah bentuknya bulat
lonjong, panjang 3-5 cm dengan duri temple (rambut) lemas sampai kaku. Kulit
buah berwarna hijau, dan menjadi kuning atau merah kalau sudah masak. Dinding
buah tebal. Biji berbentuk elips, terbungkus daging buah berwarna putih
transparan yang dapat dimakan dan banyak mengandung air. Rasanya bervariasi
dari masam sampai manis dan kulit biji tipis berkayu.
C. Syarat Tumbuh
1) Dalam budidaya rambutan angin berperan dalam penyerbukan bunga.
2) Intensitas curah hujan yang dikehendaki oleh pohon rambutan berkisar antara
1.500-2.500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun
3) Sinar matahari harus dapat mengenai seluruh areal penanaman sejak dia terbit
sampai tenggelam, intensitas pancaran sinar matahari erat kaitannya dengan suhu
lingkungan.
4) Tanaman rambutan akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan
optimal pada suhu sekitar 25 derajat C yang diukur pada siang hari. Kekurangan
sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna
(kempes).
5) Kelembaban udara yang dikehendaki cenderung rendah karena kebanyakan
tumbuh di dataran rendah dan sedang. Apabila udara mempunyai kelembaban
yang rendah, berarti udara kering karena miskin uap air. Kondisi demikian cocok
untuk pertumbuhan tanaman rambutan.
7
D. Panen
Buah rambutan yang telah matang dengan ciri-ciri melihat warna yang
disesuikandengan jenis rambutan yang ada juga dengan mencium baunya serta
yang terakhirdengan merasakan rambutan yang sudah masak dibandingkan
dengan rambutanyang belum masak, dapat dipastikan bahwa pemanenan
8
Cara Panen
Periode Panen
Prakiraan Produksi
E. Pasca Panen
Pengumpulan
Tujuan penyortiran buah rambutan yang bagus agar harga jualnya tinggi,
biasanyadipilih berdasarkan ukuran dan mutunya, buah yang kecil tetapi baik
mutunya dapatdicampur dengan buah yang besar dengan sama mutunya, yang
biasanya dijualdalam bentuk ikatan dan perlu diingat bahwa dalam 1 ikatan
diusahakan sama besardan sama baik mutunya. Dan dilakukan sesuai dengan
jenis rambutan, jangandicampur adukkan dengan jenis yang lain.
Penyimpanan
Hasil jual dapat tinggi tidak tergantung dari rasanya saja,tetapi pada
kenampakandancara pengikatannya,apabilaakan dijual tidak jauh dari lokasi
maka cukup diikat dankemudian di angkut dengan kendaraan/dimasukkan
dalam karung. Untuk pengirimandengan jarak yang agak jauh (antar pulau)
yang membutuhkan waktu hingga 2-3 harilamanya perjalanan rambutan.
Caranya di pak dengan menggunakan peti sebelumdipilih dan di pak
sebaiknya dicuci terlebih dahulu dengan air sabun dan dibilaskemudian
dikeringkan, setelah dipisah dari tangkainya, apabila ada yang terkenajamur
sebaiknya direndam dulu dengan larutan soda 1,5% selama 3-5
menitkemudian disikat dengan sikat yang lunak. Setelah itu disusun berderet
berbentuksudut terhadap sisi peti, yang sebelumnya dialasi dengan lumut/
sabut kelapa,setelah itu dilapisi dengan kertas minyak. Setelah penuh lapisan
atas dilapisi lagi dengan kertas minyak dan dengan sabut kelapa yang terakhir
ditutup dengan papan,sebaiknya kedua sisi panjang dibentuk agak gembung,
biasanya penempatan petibagian yang pendek ditempatkan dibawah didalam
perjalanan.
10
F. Manfaat Tanaman
Bahan dan alat yang akan digunakan dalam kegiatan magang ini antara lain,
kamera digunakan untuk mendokumentasikan semua yang telah dilakukan dari
semua kegiatan magang, alat penunjang yang akan digunakan diantaranya alat
yang digunakan pada magang ini antara lain yaitu Cangkul, Pisau, Plastik Bening,
Sedangkan bahan – bahan yang digunakan pada magang ini adalah sebagai Media
tanam : Pasir + pupuk kandang + tanah, Air, Ratoon F (ZPT), Tanaman rambutan,
dan alat dan bahan yang lainnya berkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan.
C. Metode Pelaksanaan
1. Praktek langsung
Kegiatan praktek yang dilakukan menyesuaikan dengan kegiatan
instansi terkait, yang telah diatur. kegiatan tersebut meliputi:
a. Persiapan alat dan bahan perbanyakan vegetatif atau pemeliharaan
b. Melakukan pemeliharaan tanaman
c. Pemantauan tanaman yang di perbanyaka secara vegetatif
d. Memilih dan mengambil tanaman yang siap di pindahkan ke
tempat yang lebih besar.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara
langsung dengan nara sumber melalui tatap muka dan tranya jawab atau
lewat telephone dengan pembimbing lapangan maupun karyawan instansi
11
12
D. Variabel Kajian
1. Kajian Umum
Dalam kegiatan magang ini terdapat kajian umum institusi yang terdiri
dari:
1) Deskribsi dan Sejarah institusi
2) Visi dan misi institusi
3) Struktur organisasidan tugas-tugas personal
4) Sumber pendanaan
5) Aktivitas yang dilakukan
13
2. Kajian Khusus
Kegiatan magang yang dilakukan, selain terdapat kajian umum ada
pula kajian khusus, yaitu:
1) Penyiapanlahan
2) Penanaman
3) Perawatan ( penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian OPT )
4) Panen ( hasil/ m/ ton)
5) Pasca Panen
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Sejarah
Taman Buah Mekarsari telah dibangun sejak tahun 1991 dan pada tanggal 14
Oktober 1995 diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto. Taman Buah Mekarsari
merupakan salah satu pusat pelestarian keanekaragaman hayati buah-buahan
tropika terbesar di dunia, khususnya jenis buah-buahan unggul yang dikumpulkan
dari seluruh daerah di Indonesia, sekaligus merupakan tempat penelitian
budidaya, pemuliaan serta perbanyakan bibit unggul untuk kemudian
disebarluaskan kepada petani dan masyarakat umum.
14
Bangunan Air Terjun (Puri Tirto Sari). Beberapa kegiatan yang digemari
pengunjung antara lain ialah Barbeque, Senam Pagi, Company Gathering, Wisata
Kebun Buah/Sayur, Fruitwalk (jalan-jalan di kebun buah), Piknik Keluarga,
Bersepeda, Berkuda (di atas jam 10 pagi), Memandikan sapi, dan Menanam padi.
2. Lokasi Geografis
Taman Wisata Mekarsari dikelola oleh PT Mekar Unggul Sari yang dibangun
di Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor yang meliputi Desa Mekarsari, Desa
Dayeuh, Desa Rawahilat, Desa Gandoang dan Desa Cileungsi Kidul. Lokasi
geografis Taman Wisata Mekarsari ialah pada 06° - 35° LS dan 52° - 106° BT
dengan kemiringan lahan 0 - 8 % serta ketinggian tempat ± 70 mdpl. Berdasarkan
tipe iklim Schmidt dan Ferguson Taman Wisata Mekarsari termasuk tipe iklim A
dengan curah hujan 2000-4000 mm/th, suhu rata-rata 25,0° C dengan kelembapan
relatif 80 - 90%. Sebagai lahan bekas perkebunan karet, Taman Buah Mekarsari
memiliki tanah latosol yang merupakan jenis tanah yang sesuai untuk perkebunan
karet dengan karakteristik warna tanah coklat kemerahan, bertekstur tanah sedang,
berstruktur tanah remah hingga gembur, dan infiltrasi air lambat hingga tinggi,
serta kandungan bahan organik > 2% dengan pH 4,5 - 6,0.
15
N Penggunaan Luas (Ha)
1 Kebun Buah 88
2 Landscape 20
3 Green House 2
5 Kebun Bibit/Nursery 10
Jumlah 264
Adapun Visi dan Misi Taman Buah Mekarsari adalah sebagai berikut:
a. Visi Menjadi pusat pelestarian dan pengembangan plasma nutfah yang berguna
untuk edukasi dan sains di bidang holtikultural dan menjadi pemimpin di bidang
Agrowisata se-Asia.
b. Misi Sebagai pusat edukasi, penelitian dan pengembangan tanaman buah yang
berperan dalam menciptakan produk-produk tanaman buah baru yang unggul.
Memperkuat asosiasi brand Taman Buah Mekarsari melalui perbaikan dan
pengembangan produk buah-buahan Indonesia.
16
PT Mekar Unggul Sari dalam melaksanakan perannya memiliki tugas dan
fungsi berikut:
Pola daun lamtoro ditetapkan sebagai tema utama ketika perencanaan kebun
buah Taman Wisata Mekarsari berlangsung. Keputusan tersebut memiliki alasan
karena tanaman tersebut merupakan simbol tanaman yang mempunyai beragam
manfaat yaitu sebagai pelestari lingkungan hidup dan pemenuhan kebutuhan
jasmani maupun rohani, sebagai tanaman peneduh dan juga sebagai penyubur
tanah. Keunikan lainya ialah bahwa beberapa organ tanaman seperti daun, buah
dan bunganya dapat dijadikan sebagai pakan ternak yang dapat mempercepat
pertumbukan dan penggemukan hewan ternak, sebagai tanaman pelindung dimana
tajuknya melindungi tanaman lain dari terik matahari dan butir hujan langsung.
Sistem perakarannya cukup kuat sehingga dapat mencegah erosi dan longsor,
serta berfungsi mengurangi polusi udara sehingga lingkungan lebih hijau dan
nyaman. Tanaman ini memiliki resistensi terhadap hama dan penyakit tumbuhan,
17
banjir, kekeringan, serta mampu mengikat nitrogen. Taman Wisata Mekarsari
memiliki logo menyerupai buah manggis sebab buah tersebut merupakan buah
yang jujur yaitu jumlah isinya dapat diketahui dari bagian sepal pada bagian luar
buah manggis.
6. Struktur Organisasi
Divisi Komersil
18
a) Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) dan Hubungan Industrial (HI).
Bertanggung jawab terhadap kinerja seluruh karyawan dan staf serta
dalam bidang perekrutan karyawan baru, keamanan dan HI, kebijakan
dan administrasi personalia yang ada di Taman Wisata Mekarsari.
Divisi riset dan pengembangan dikepalai oleh Bapak Dr. Azis Natawijaya. SP. M.
Si membawahi tiga bagian yaitu:
19
c) Bagian Kebun Buah dan Produksi. Membawahi kebun koleksi dan
produksi serta hidroponik dan tabulampot melon. Bagian ini dikepalai
oleh Bapak Dudi Zen sebagai Supervisor.
7. Ketenagakerjaan
Jumlah tenaga kerja di PT Mekar Unggul Sari terdiri dari 800 orang yang
terdiri dari karyawan pimpinan, staf, karyawan bulanan, karyawan harian dan
honorer. Jam kerja untuk karyawan baik untuk pimpinan maupun karyawan
lainnya adalah 40 jam per minggu. Dengan rincian sebagai berikut:
a. Pimpinan dan Staf : hari kerja Senin sampai Jumat dengan jam kerja mulai
pukul 08.00 WIB - 17.00 WIB, dan istirahat jam 12.00 WIB - 13.00 WIB.
b. Karyawan bulanan dan harian : hari kerja Senin sampai Sabtu dengan jam
kerja mulai pukul 08.00 WIB - 17.00 WIB, dan istirahat jam 11.00 WIB -
13.00 WIB (Senin - Kamis) dan jam 13.00 WIB - 14.00 WIB (Jumat dan
Sabtu).
1. Sarana kesehatan berupa klinik perusahaan yang dibuka setiap hari termasuk
hari Minggu dan hari libur besar lainnya. Untuk tenaga medis disediakan
dokter dan dibantu oleh seorang mantri.
3. Asuransi kesehatan.
20
5. Uang lembur bagi karyawan bulanan dan harian.
1. Kebun koleksi tanaman buah yang mempunyai luas area 88 Ha yang terbagi
dalam 5 blok yaitu Blok A - Blok E. Kebun koleksi ini dibangun dengan
teknologi dan penataan landscape yang menarik, ditanami dengan aneka
koleksi tanaman buah baik lokal maupun introduksi dari luar negri.
2. Kawasan danau Cipicung, danau alami yang memiliki luas lahan 27,5 Ha.
21
Faktor lainnya ialah mengenai kondisi ekonomi serta keamanan. Jumlah
pengunjung Taman Wisata Mekarsari pernah menurun drastis ketikaterjadi krisis
ekonomi dan keamanan pada 1998. Kemudian mulai terjadi kenaikan jumlah
pengunjung sejak awal tahun 2005 yang disebabkan oleh pergantian manajemen
dimana lebih berfokus pada Business Plan.
22
terdapat garis/pelat ditengah buah. Rasa buah manis dengan daging
buah kenyal, kering, tebal, dan ngelotok.
3. Rambutan gula batu : Kulit buah berwarna merah kekuningan hingga
merah tua. Rambut buah agak kasar dan jarang. Rasa buah manis
dengan daging buah kenyal, tebal, ngelotok dan sedikit berair.
4. Rambutan Aceh Lebak : Berasal dari Ragunan, Jakarta. Kulit buah
berwarna merah kekuning-kuningan dengan rambut panjang, agak
jarang dengan ujung rambut berwana kekuningan. Rambut buah agak
kasar dan jarang. Rasa buah manis dan segar, daging berair, kenyal dan
nglotok.
5. Rambutan Narmada : berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Kulit buah berwarna merah kekuningan hingga merah cerah dengan
ujung rambut hijau. Rambut halus dan rapat. Rasa buah manis, daging
buah kenya dan nglotok.
6. Rambutan Sinyonya : Kulit buah berwarna merah tua. Rambut buah
halus dan rapat. Rasa buah asam dan tidak nglotok.
23
8. Rambutan garuda : Merupakan rambutan yang ukurannya cukup besar.
Rasanya manis dan lumayan gurih selain itu juga dagingnya tebal.
24
C. Pembibitan
25
1. Perbanyakan Secara Generatif
a. Grafting
Menyambung atau grafting dilakukan denagn menyambung entres
(batang atas) dari indukan atau varietas yang unggul, sedangkan batang
bawahnya dipilih Dari biji yang mempunyai sifat tahan penyakit dan
26
adaftif terhadap lingkungan. Untuk memperoleh bibit sambungan perlu
disediakan bibit batang bawah yang diperoleh dari semaian biji. Bahan
bibit batang bawah harus dari jenis yang memiliki perakaran kuat, lebat
tahan serangan hama dan penyakit, tahan kekeringan dan cekaman air,
berumur panjang dan kompatibel. Bahan untuk bibit batang bawah
adalah bibit yang batangnya berukuran sebesar pensil dan umurnya
berkisar 1 tahun. Bahan atas untuk bahan sambungan diambil dari cabang
atau ranting pohon dengan induknya dan menghasilkan buah yang cepat
dan banyak.
b. Cangkok
Pencangkokan merupakan usaha sistem perakaran cabang tanaman
tidak memotong cabang dari induknya ( menumbuhkan akar pada cabang
tanaman tersebut). Syarat untuk mencangkok yakni tanaman yang akan
dicangkok adalah tanaman yang sudah pernah berbuah karena apabila
mencangkok tanaman yang belum berbuah maka tidak akan diketahui
seperti apa generasi yang selanjutnya. Alat dan bahan yang digunakan
untuk mencangkok yaitu psau cutter, gunting stek, tali benag kasur,
emdia cocopit, plastik dengan ukuran 7x20 cm dan ZPT. Langkah-
langkah mencangkok yakni sebagai berikut :
1) Dipilih cabang yang teksturnya tidak terlalu keras dan tidak terlalu
lunak
2) Dibuat sayatan atau keratan dengan membentuk lingkaran, sayatan
yang baik harus pada bekas daun yang tumbuh dengan panjang
sayatan sepanjang 2 jari atau 3 cm.
3) Dibersihkan sayatan dengan menggunakan bagian bawah pisau
yang tidak tajam untuk mengambil sisa-sisa kambium atau sisa-sisa
kayu yang masih menempel pada bagian sayatan.
4) Oleskan ZPT pada bagian sayatan
5) Sayatan ditutp menggunakan bola cangkok atau cocopit, kemudian
diikat dengan kencang menggunakan benang kasur agar tidak
mudah lepas.
27
6) Cangkokan dapat diperiksa dalam 3 minggu setelah dilakukannya
pencangkokan. Cangkokan yang berhasil biasanya ditandai dengan
tumbuhnya akar pada bekas sayatan.
c. Okulasi
Okulasi atau menempel merupakan bibit gabungan antara 2
tanaman, dimana batang bawah berasal dari bibit generatif yang
diperoleh dari penyemaian biji. Syarat utama okulasi yaitu kita harus
memiliki batang bawah, dimana batang bawah berasal dari bibot
generatifyang dipeoleh dari penyemaian biji yang umur idealnya yaitu
6-8 bulan. Batang atasnya menggunakan varietas rambuatan yang kita
inginkan. Mata tunas diambil dari pohon induk yang telah berbuah dan
memiliki sifat unggul. Langkah-langkah okulasi diantaranya sebagai
berikut :
1) Disiapkan alat dan bahan seperti pisau cutter atau pisau okulasi,plastik
batang bawah dan batang atas (mata tunas).
2) Dibuat jendela pada batang bawah dengan ukuran 1,5 cm untuk
tempat menempelkan mata tunas
3) Mata tunas disayat dari bawah ke atas bersama bagian kayunya.
Ukuran sayatan disesuaikan dengan sayatan batang bawah , lalu
dilepaskan kulit mata tunas dari kayunya secara hati-hati.
4) Ditempelkan mata tuans ke batang bawah yang telah dibuat jendela
hingga benar-benar menempel.
5) Hasil tempelan dibalut dengan menggunakan plastik mulai dari bawah
sampai ke atas hingga menutupi bagian tersebut diikat dengan kuat
agar air tidak masuk kedalamnya. Hasil okulasi ndapat diperiksa
setelah umur 7-15 hari. Okulasi yang berhasil ditandai dengan mata
tunas yang masih hiaju segar.
28
C. Pratanam
1. Penentuan titik tanam
29
membentuk persegi pada tiap-tiap titik tanam. Kelebihan pola titik tanam
ini yaitu jumlah tanaman pada lahan lebih banyak dan produksi pun akan
lebih banyak. Untuk kerugiannya yaitu saat tanaman sudah tua dan lebar,
produksi akan menurun karena tanaman akan mengalami etiolasi yang
disebabkan jarak antar tanaman terlalu sempit.
30
Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan lubang tanam yaitu
pemisahan tanah top soil dan sub soil. Lapisan tanah top soil diletakan
disebelah kiri lubang tanam dan sub soil disebelah kanan lubang tanam.
Lubang tanam yang telah dibuat dibiarkan terbuka atau terkena sinar
matahari selama 1 minggu dengan tujuan agar patogen,cendawan atau
mikroorganisme yang merugikan dapat mati.
31
D. Penanaman
E. Pemeliharaan
1. Penyiraman
2. Penyiangan
32
sabit. Penyiangan di Taman Buah Mekarsari dilakukan dengan membuat
lingkaran melingkari tajuk pohon dengan jari-jari lingkaran sepanjang 1,5
meter.
3. Penggemburan
4. Pemangkasan
33
tumbuhnya tidak produktif dan untuk memudahkan pada saat pemanenan.
Alat yang digunakan untuk pemangkasan yaitu gunting pangkas, golok
dan gergaji.
34
5. Pemupukan
35
c. Selanjutnya dibuat larikan 3-4 meter daari tajuk tanaman dengan
kedalaman 20-30 cm
d. Setelah pembuatan larikan, pupuk langsung dimasukan dan larikan
ditutup kembali.
1. Hama
Faktor biotik dan abiotik secara simultan menentukan keberadaan pada
serangga pada suatu areal kebun rambutan. Serangga mayoritas yang
sering terdapat di pohon rambutan adalah ulat grayak, semut, ulat
penggerek buah ulat penggerek batang,ulat keket,ulat jengkal,kelelawar
dan kutu putih.
a. Ulat grayak (Spodoptera litura)
Ulat grayak tinggal di permukaan tanah di siang hari dan aktif
memakan tajuk tumbuhan pada malam hari.
b. Kelelawar
Kelelawar juga termasuk dalam hama yang sangat merugikan dan
dapat menurunkan produksi dari buah rambutan karena
kelelawar`memakan buah-buahan yang telah masak dan merontokan
buah-buah yang masih muda.
c. Ulat Jengkal (Berta chrysolineate)
Ulat ini memakan daun rambutan yang masih muda, daun yang
terserang bagian pinggirnya kering,berwarna coklat menyerupai
tangkai daun kering,ramping dan beruas-ruas.
d. Ulat penggerek buah (Dichcricic punctiferalis)
36
Merupakan ulat penggerek terpenting pada rambutan. Ulat merah
kecoklatan ini merusak buah yang masih muda maupun yang sudah
masak. Serangan dari ulat penggerek buah ditandai dengan warna buah
menjadi hitam dan mengering. Pada daging buah juga terdapat ulat
berwarna coklat.
e. Ulat penggerek batang (Indrabela sp.)
Ulat penggerek batang menyerang batang rambutan dengan membuat
lubang-lubang yang menempel pada kulit batang. Penggerek ini
memakan kulit kayu dan mampu membuat batang gerekan pada kayu
sepanjang 30 cm, lubang tersebut merupakan tempat berlindungnya.
Ulat ini adalah hamayang sangat merugikan karena hama ini
menyerang batang tersier yang sedang dalam masa pertumbuhan
sehingga akan menyebabkan tehambatnya laju nutrisi yang akan
menyebabkan batang akan mati.
f. Kutu Putih (Pseudococcus sp.)
Kutu putih termasuk hama yang memiliki kemampuan reproduksi
sangat tinggi. Berkembangbiaknya sangat cepat dan berbagai hama
rambutan, kutu putih dapat menurunkan aktifitas fotosintesis tanaman
secara keseluruhan. Kerugian yang ditimbulkan yakni kualitas buah
yang dihasilkan secara keseluruhan menjadi rendah.
g. Ulat api
Gejala serangan dari ulat ini adalah daun berlubang hingga hanya
tersisa tulang daun. Gejala ini dimulai dari daun bagian bawah.
2. Penyakit
Penyakit pada tanaman rambutan yang sering nampak adalah penyakit bercak
daun, penyakit mumi dan penyakit akar putih.
37
terserang menunjukan gejala adanya bercak kecil diatas permukaan.
Bercak ini ditandai dengan serat-serat halus berwarna jingga yang
merupakan kumpulan spora (jamur).
b. Penyakit mumi
Cendawan Gliphalairicum bulbihum menyerang buah rambutan yang
masih muda. Akibat dari serangan ini menjdai hitam dan mengeras seperti
mumi, hama dan penyakitnya pun disebut penyakit mumi. Serangan dari
penyakit mumi bisa berakibat fatal.
c. Penyakit Akar Putih
Penyakit akar putih mengakibatkan akar rambutan terkelupas. Gejala yang
ditimbulkan yaitu ditandai adanya rizom putih yang menempel erat pada
akar. Bagian akar yang terkena serangan jika dikupas menunjukan warna
kecoklatan penyebab cendawan.
38
Gambar 9. Penyemprotan gulma
4 prinsip yang harus diperhatikan dalam mengendalikan hama secara kimia yakni:
1. Tepat sasaran
Meliputi tahapan agar memperoleh sasaran yang tepat
2. Tepat waktu
Yaitu kapan waktu yang tepat untuk aplikasipestisida yaitupada serangan
hama dan penyakit tanaman sudah mencapai ambang ekonomi dan
ambang pengendalian
3. Tepat dosis
Yaitu berkaitan dengan ketepatan dosis dan konsentrasi aplikasi pestisida
4. Tepat Aplikasi
Yaitu berhubungan dengan bagaiman cara pengaplikasian pestisida
tersebut dan dalam penggunaan alat.
39
3. Selang power dengan panjang 100 m
4. Pestisida yang akan digunakan seperti curacron, docis, abuki, dan pupuk
daun yakni gandasil B.
H. Panen
Buah rambutan dapat dipetik setelah matang pohon atau umur 120 hari
setelah anthesis atau nunga mekar. Buah rambutan yang telah matang dengan ciri-
ciri melihat warna yang disesuaikan dengan jenisnya serta juga bisa dengan
mencium baunya atau merasakannya.
2. Cara Panen
Cara panen pada buah rambutan yaitu dipetik bersama tangkai buah yang
sudah matang sekaligus melakukan pemangkasan pohon agar tidak menjadi rusak.
Pemangkasan dilakukan sekaligus pemanenan agar dapat bertunas kembali dan
cepat berbuah apabila pemetikan tidak terjangkau dapat dilakukan dengan
menggunakan gunting galah.
Periode pemanenan buah rambutan dilakukan pada sekitar akhir tahun dan
awal tahun dengan mencari buah rambutan yang telah masak dan yang belum
masak dapat ditunda dahulu dan kemudian dipanen lagi jika sudah masak. Setiap
40
satu pohon rambutan dapat memenuhi dua buah keranjang, artinya dimana setiap
satu pohon dapat mencapai 70-150 kg.
I. Pasca Panen
Pasca panen merupakan kegiatan untuk menerima hasil panen dan dibentuk
untuk penanganan hasil panen atau setelah panen. Pasca Panen merupakan tujuan
utama untuk mencegah hilangnya kelembaban, meperlambat peruubahan kimiawi,
mencegah perubahan fisik , meningkatkan hasil dan meningkatkan minat para
konsumen.
41
gudang pasca panen. Pada gudang pasca panen tersebut rambutan yang baru
datang kemudian ditimbang pada timbangan digital berkapasitas hingga 300 kg.
42
J. Pemasaran
43
pengunjung yang hanya memetik dan menyicip buah
rambutansepuasnya langsung dari pohonnya. Harga paket ini yaitu
Rp.25.000,- Harga tiket ini sudah termasuk kereta wisata . Paket reguler
ini mempunyai batasan waktu , dimana pengunjung hanya akan
diberikan waktu 10-15 menit.
3. Bursa Buah : Setelah pengemasan rambutan baik pengemasan secara
polinet, wrapping maupun diikat , buah rambutan dapat dikirim ke bursa
buah untuk pemasaran secara langsung (produk utuh).
4. Wahana : Di Wahana, rambutan yang akan dipasarkan dapat dalam
bentuk produk utuh ataupun sudah dalam bentuk olahan seperti manisan,
koktail, ataupun keripik rambutan. Untuk mendapatkan produk ini,
biasanya akan ditukarkan dengan tiket kereta yang telah dibeli.
44
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Rambutan (Nephelium sp) merupakan tanaman buah tropika asli
Indonesia.
2. Budidaya rambutan yang dilakukan di PT. Mekar Unggul Sari
meliputi pembibitan, persiapan pra tanam, penentuan pola tanam,
pembuatan lubang tanam, pemupukan pra tanam, pemeliharaan,
panen dan pasca panen serta pemasaran.
45
DAFTAR PUSTAKA
Adenalfi.2016. Https://adenalfi.blogspot.co.id/2016/06/berbagai-jenis-rambutan
dari-indonesia.html (diakses pada tanggal 1 November 2016 pukul 10.00
WIB)
Baga Kalie, Moehd. 1994. Budidaya Rambutan Varietas Unggul. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius
Mahisworo, Kusno Susanto dan Agustinus Anung, 1991. Bertanam Rambutan;
Jakarta : Penebar Swadaya.