Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESUME MATERI ILMU HAMA PENYAKIT DAN GULMA

Nama : Azmi Muhammad Sulhan


NIM : 16011118

PENYAKIT TUMBUHAN

SECARA BIOLOGIS

Proses fisiologis yang abnormal yang berlangsung secara kontinyu akibat adanya
penyebab primer dan muncul sebagai suatu gejala

SECARA EKONOMIS

Ketidakmampuan tanaman untuk memberikan produksi yang normal

Jenis- Jenis Peyakit

1. Penyakit patogenik
Merupakan penyakit menular (infectious disease.
Penyebabnya yaitu agens biotik (makhluk hidup/living organisms) = patogen
Gejala kerusakan :
Gejala biasanya terkumpul ataupun tersebar, polanya acak, berkembang secara
bertahap kemudian memburuk dari waktu ke waktu, kerusakan menyebar ke
tanaman dengan spesies yang sama.

2. Penyakit Non Patogenik


Merupakan penyakit yang tidak menular (non-infectious disease)
Akibat faktor fisik (abiotik): cuaca, masalah nutrisi, air, tanah, kultur teknis, dll.
Gejalakerusakan :
Dapat terjadi secara tiba-tiba , gejala sering tersebar pada area yang luas,
banyak/beragam spesies tanaman yang bisa terkena gejla ini, kerusakan seragam
meskipun jika terjadi pada daerah yang kecil.

Kerugian akibat penyakit tumbuhan pada manusia :


a) Penyakit tumbuhan dapat mengurangi kuantitas hasil
b) Penyakit tumbuhan dapat menurunkan kualitas hasil
c) Untuk mengelola penyakit dibutuhkan biaya.
d) Kerusakan hasil-hasil tanaman selama pasca panen.
e) Penyakit tumbuhan dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada hewan dan
manusia yang memakannya.
Bagaimana agar patogen menyerang tanaman :
a) Butuh senyawa/nutrisi yang disediakan oleh tumbuhan
b) Tergantung senyawa tersebut untuk survival
c) Banyak senyawa berada di dalam sitoplasma sel inang
d) Patogen harus dapat mengakses  penetrasi sel
e) Mengubah bentuk senyewa menjadi bentuk yang dapat
f) diserap dan diasimilasi
Macam senjata dari patogen :
a) Senjata mekanik patogen
b) Senjata kimiawi patogen : enzim,toksin dan zat pengatur tumbuh.

PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGAN PATOGEN

Jenis pertahanan tanaman terhadap serangan patogen :

1. Pertahanan Struktural
a) Sebelum adanya infeksi
■ lapisan lilin (wax layer)
■ kutikula
■ rambut-rambut pada permukaan daun
■ struktur epidermis
■ ukuran, jumlah, lokasi stomata dan lentisel
■ dinding sel yang tebal

b) Respon setelah terjadinya infeksi


a. Histological defense structure (Struktur Pertahanan Histologis)
b. Cellular defense structure (Struktur Pertahanan Selular)
c. Reaksi Pertahanan Sitoplasmik
2. Pertahanan Biokimia
a) Preexisting Biochemical Defense (Pertahanan Biokimia Sebelum Infeksi
Patogen)
■ Pelepasan Inhibitor oleh tanaman ke lingkungan
o eksudat yang berisifat fungitoksik
o pada daun tomat  menghambat perkecambahan spora jamur Botrytis
o dalam embun atau tetesan air
o pada sisik bawang merah  pigment merah mengandung senyawan fenolik
 protocatechuic acid dan catechol
o tahan terhadap Colletotrichum circinans
■ Pertahanan melalui ketiadaan Faktor- faktor esensial
● Ketiadaan pengenalan oleh Inang terhadap
patogen
● Ketiadaan Reseptor pada Inang/tanaman atau situs
yang sensitif terhadap toksin patogen
● Ketiadaan nutrisi esensial dalam tanaman bagi
patogen

b) Biochemical Defensi induced by Attacking Pathogen (Setelah Infeksi)


■ Pembentukan Inhibitor Biokimiawi
■ Pertahanan melalui Reaksi Hipersentif (HR)
■ Peningkatan Senyawa Fenolik
■ Pertahanan Melalui Detoksifikasi Toxin Patogen
■ Pertahanan Melalui Inaktivasi Enzim Patogen
■ Pertahanan Melalui Induced Resistance
PATOMETRI ( PENGUKURAN PENYAKIT TUMBUHAN)

■ Kuantifikasi penyakit  pengukuran

penyakit

■ Memudahkan kita untuk menduga

keparahan penyakit atau agihan penyakit

■ Mengurangi subyektivitas

■ Berdasarkan gejala yang teramati

Jenis Variabel

1. Insidensi Penyakitt

■ proporsi atau persentase tanaman yang sakit

■ menunjukkan sebaran penyakit/luas penyakit di lapangan

■ konsep dasarnya adalah variabel biner  sakit dan sehat

a
I = ------ x 100 %
b
I = insidensi penyakit

a = jumlah tanaman sakit

b = jumlah seluruh tanaman

2. Intensitas penyakit
■ menunjukkan tingkat keparahan penyakit
■ proporsi bagian tanaman yang sakit dibandingkan dengan bagian seluruh tanaman
■ mengukur volume/luas bagian yang sakit berdasarkan gejala

3. Prevalensi Penyakit
■ menunjukkan luas areal penyakit relatif terhadap luas areal tanaman seluruhnya
Skala Pengukuran:
a) Skala Interval
■ untuk mengukur intensitas penyakit/keparahan penyakit
■ biasanya dalam bentuk angka indek/angka skor atau skala dalam bentuk bilangan bulat
dimulai dari 0 sesuai dengan tingkat kelas serangan yang dinilai
■ dapat diturunkan dari transformasi ukuran mutlak atau relative
■ transformasi ukuran mutlak adalah bila severitas penyakit yang awalnya diukur secara
mutlak kemudian ditransformasikan ke ukuran indeks
0 = tidak ada gejala
1 = panjang bercak < 1 mm
2 = panjang bercak 1-3 mm
3 = panjang bercak 3-6 mm
■ transformasi skala rasio bila intensitas penyakit yang diukur dengan skala rasio
ditransformasikan ke skala interval
0 = tidak ada gejala
1 = intensitas penyakit < 25%
2 = intensitas penyakit 25-50%
3 = intensitas penyakit 50-75%
b) Skala Rasio
■ pengukuran penyakit dengan angka persentase
■ dianalisis secara statistik
■ pendugaan titik  satu angka dugaan  x = 25%
■ pendugaan selang  dinyatakan dalam kisaran
angka  x = 25-50%
c) Skala Ordinal
■ untuk menduga keparahan penyakit
■ tingkatan kualitatif
■ tidak ada gejala---sedikit----sedang----tidak tahan-----tahan----dst
Rumus Epidemi :
a. Penyakit berbunga sederhana (penyebaran lambat)
Xt =Xo (1+rt)
b. Penyakit berbunga majemuk (penyebaran cepat)
Xt=Xo .ert
Cara mengukur penyakit :
a. Secara langsung
b. Secara tidak langsung
EKOLOGI GULMA

Gulma adalah tumbuhan, asli atau bukan asli di suatu daerah, yang berinterferensi
dengan tanaman budidaya dan menimbulkan efek negative

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman :

1. KERAPATAN GULMA : Semakin rapat gulmanya – persaingan semakin hebat –


pertumbuhan tanaman semakin terhambat – hasil semakin menurun.

2. MACAM GULMA : Masing-masing gulma mempunyai kemampuan bersaing yang


berbeda – tingkat persaingan berbeda – hambatan thd pertumbuhan tanaman berbeda –
penurunan hasil berbeda.

3. SAAT KEMUNCULAN GULMA : Semakin awal saat kemunculan gulma –


persaingan semakin hebat – pertumbuhan tanaman semakin terhambat – hasil semakin
menurun.

4. KECEPATAN TUMBUH GULMA : Semakin cepat gulma tumbuh – persaingan


semakin hebat – pertumbuhan tanaman semakin terhambat – hasil semakin menurun.

5. LAMA KEBERADAAN GULMA : Semakin lama gulma berada – persaingan semakin


hebat – pertumbuhan tanaman semakin terhambat – hasil semakin menurun.

6. HABITUS GULMA : Semakin tinggi dan rimbun daun gulma, dan semakin luas dan
dalam sistem perakarannya – persaingan semakin hebat – pertumbuhan tanaman
semakin terhambat – hasil semakin menurun.

7. JALUR FOTOSINTESIS GULMA (C3/C4) : Gulma C4 lebih efisien dlm fotosintesis


– persaingan lebih hebat – pertumbuhan tanaman lebih dihambat - hasil lebih rendah.

8. ALELOPATI : Gulma yang mengeluarkan racun – persaingan lebih hebat –


pertumbuhan tanaman lebih dihambat – hasil lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai