POKOK PEMBAHASAN • Pendahuluan • Gejala dan Tanda Penyakit Faktor Biotik • Kerugian Karena Penyakit • Organisme Penyebab Penyakit • Pengendalian Penyakit Tanaman • Pengukuran Tingkat Kejadian dan Keparahan Penyakit Tanaman Pendahuluan
Defenisi dan Gejala Penyakit Tanaman
Penyakit tanaman didefenisikan sebagai perubahan fisiologi dan morfologi tanaman dari keadaan normal menjadi tidak normal karena adanya penyebab penyakit sehingga tanaman menunjukkan gejala penyakit atau belum menunjukkan gejala penyakit. Penyebab penyakit dapat disebabkan oleh faktor biotik maupun abiotik. Gejala dan Tanda Penyakit Faktor Biotik • Secara umum tipe gejala penyakit tanaman dapat tiga jenis yaitu gejala nekrosis, hipoplasia dan hiperplasia. • Sementara berdasarkan cara penyebarannya gejala dapat dibedakan menjadi gejala sistemik dan lokal. • Tanda Penyakit (Sign) Selain gejala penyakit yang dapat dilihat, tanaman terinfeksi juga dapat menunjukkan adanya tanda (sign) dari patogen Kerugian Karena Penyakit
• Penting untuk diketahui bahwa infeksi patogen penyebab
penyakit tanaman dapat menimbulkan berbagai kerugian seperti mengurangi kuantitas dan kualitas bahan atau produk tanaman yang memiliki nilai eknomi. • Uraikeberadaan penyakit tanaman dalam sistem budidaya tanaman baik pada saat on-farm maupun off-farm akan selalu menjadi faktor pembatas produksi tanaman. Diperlukan strategi pengelolaan penyakit yang hati-hati karena begitu banyaknya pathogen penyebab penyakit tanaman yang akan dihadapi di lapang dan penyimpanan atau pasca panen yang dapat mengancam keamanan pangan. Organisme Penyebab Penyakit Bakteri sebagai Penyebab Penyakit
• Bakteri Kata bakteri berasal bahasa Yunani yaitu “bakterion”
yang berarti tongkat atau batang. Bakteri merupakan organisme kecil yang disebut mikroorganisme uniselluler, karena ukurannya yang sangat kecil maka bakteri tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi harus menggunakan mikroskop dengan pembesaran di atas 1.000 kali. • Beberapa jenis bakteri dapat membentuk spora yang tahan terhadap suhu tinggi dan kekeringan atau keadaan lain yang tidak menguntungkan bagi perkembangan bakteri. Sifat Umum Bakteri • Bakteri pada umumnya berkembangbiak melalui proses aseksual yang dikenal sebagai binary fission atau pembelahan sel. Hal ini terjadi dengan tumbuhnya membran sitoplasma menuju dalam ke pusat sel membentuk sekat membran melintang yang membagi sitoplasma menjadi dua bagian yang hampir sama. • Dua lapisan bahan dinding sel, bersatu dengan dinding sel bagian luar, kemudian disekresikan atau disintesis antara dua lapisan membran. Apabila pembentukan dinding sel selesai, dua lapisan tersebut terpisah, sehingga membentuk dua bagian sel yang terpisah. • Coryneform, Agrobacteria, Xanthomonas campestris, genus Pseuodomonas, Erwinia, Clavibacter. Cendawan Sebagai Penyebab Penyakit
Sifat Umum Cendawan
Fungi atau cendawan/ jamur yang berasal dari
kata mykes adalah mikroorganisme yang cukup sempurna baik dari struktur sel dan fungsi-fungis biologinya.
Perkembangan ilmu pengetahuan mikologi
berhasil membuktikan bahwa fungi memiliki kingdom yang berbeda dengan tanaman. Pendekatan morfologi yang diperkuat dengan analisis molekuler membuktikan bahwa cendawan memiliki domain kingdom tersendir yaitu kingdom Fungi. • Ciri-ciri morfologi fungi dapat dibedakan yaitu fungi yang dapat menghasilkan badan buah makroskopis atau apa yang disebut mushroom.
• Fungi dicirikan oleh adanya hifa-
filamen yang selanjutnya akan membentuk miselium yang dapat dilihat secara kasat mata. VIRUS sebagai Penyebab Penyakit
Di antara semua mikroorganisme penyebab
penyakit maka virus secara struktural memiliki ukuran yang paling kecil.
Hull (2002) mendefinisikan virus adalah
suatu set atau lebih molekul asam nukleat, dilindungi oleh selubung protein atau oleh membran lipoprotein yang berfungsi sebagai amplop, dapat mengoorganisasikan diri untuk melakukan replikasi dalam sel yang sesuai. Pengendalian Penyakit Tanaman
Prinsip pengendalian penyakit adalah suatu
kegiatan pengendalian yang menekankan upaya pencegahan terjadi penyakit tanaman dari pada upaya pengendalian secara kuratif setelah terjadinya penyakit tanaman
Tindakan pengendalian yang bertujuan
mengurangi sumber inokulum dan mengurangi laju infeksi dapat berlangsung secara sekuel. Sebagai contoh varietas resisten bertujuan mengurangi sumber inokulum dan saat di lapang juga dapat mengurangi laju infeksi patogen. Adapun beberapa tindakan pengendalian yang menekankan pada pencegahan adalah menggunakan benih bersertifikat, perlakuan benih sebelum tanam dengan mikroba menguntungkan, kultivar/ varietas yang resisten dan melakukan tindakan sterilisasi media tumbuh tanaman.
Beberapa cara pegendalian yang
menitikberatkan pada pengurangan laju infeksi adalah varietas tahan, kultur teknis, indeksing penyakit di lapang, pengendalian serangga vektor dan aplikasi pestisida non sintetik dan sintetik Pengendalian dengan Teknik Budidaya • Pemutusan siklus infeksi pathogen • Rotasi dan jarak tanam • Tanaman barrier atau penghalang • Eradikasi Pengendalian Biologi • Rhizobakteria sebagai Agens Hayati • Cendawan Sebagai Agens Hayati • Mikoriza sebagai Agens Hayati
Penggunaan Bahan Kimia
Penggunaan bahan kimia atau pestisida adalah cara pengendalian yang cukup konvensional meskipun masih terus digunakan sampai saat ini khususnya dalam pengendalian penyakit - penyakit yang disebabkan oleh cendawan, bakteri dan nematoda. Pengukuran Tingkat Kejadian dan Keparahan Penyakit Tanaman Teknik survei penyakit tanaman sama dengan bidang lain bahwa sampel yang diambil telah mewakili populasi yang diamati. Jumlah sampel yang diambil biasanya berkisar 10% dari populasi tanaman contoh yang diamati. Misalnya jika ada 100 populasi tanaman dalam satu kebun atau hamparan maka jumlah sampel pengamatan minimal 10 sampel tanaman yang diamati. Pengambilan sampel dilakukan secara acak menggunakan model bintang. Pada setiap titik diambil satu sampel, dan pada bagian tengah titik diambil dua sampel. Sampel tanah yang telah diambil dimasukkan ke dalam plastik yang telah diberi kode TMx dan TPx Pengukuran Kejadian Penyakit Tanaman
• Kriteria penentuan tingkat kejadian atau
keparahan penyakit tanaman bergantung pada sifat infeksi patogennya. Ada sifat infeksi patogen yaitu infeksi sistemik atau lokal. Jika sifat penyebaran patogen dalam jaringan tanaman terjadi secara local maka cara pengukuran penyakit cukup dengan menggunakan rumus sederhana
KP • KP = Kejadian Penyakit (%) • A = Banyaknya tanaman yang sakit • b = Jumlah total tanaman yang diamati Pengukuran Keparahan Penyakit Tanaman
Semakin tinggi presentasi kejadian penyakit maka
semakin banyak tanaman yang terinfeksi. Pada pengamatan kejadian penyakit peneliti belum atau tidak perlu mengamati secara lebih detil tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi patogen.
Keterangan :
I = Indeks severity atau keparahan penyakit ( % )
N1 = Jumlah tanaman yang memiliki kategori skala infeksi/ kerusakan yang sama v1 = Nilai skala infeksi/ kerusakan dari tiap kategori serangan Z = Nilai skala infeksi/kerusakan tertinggi N = Jumlah tanaman atau bagian tanaman yang diamati Keparahan penyakit ditentukan dengan menggunakan skala atau skoring keparahan penyakit sebagai berikut: 0 = Jika tidak ada infeksi patogen 1 = Jika infeksi patogen Kurang dari 1% 3 = Jika gejala infeksi patogen 1 - 5 % 5 = Jika gejala infeksi patogen 6 - 25 % 7 = Jika gejala infeksi patogen 26 - 50 % 9 = Jika gejala infeksi patogen 51 - 100 % DAFTAR PUSTAKA
Bahrun, A., dan Basri, A. 2014. Dasar-Dasar
Agronomi Teori dan Aplikasi Praktis. Unhalu Press. Kendari. 29 – 30 hal TERIMAKASIH