Anda di halaman 1dari 15

Pengontrolan Pertumbuhan

Mikroorganisme
Di Susun oleh :
Devin Vindrian (210711027)
Inda Sari Puri Anti (210711033)
Syahril Shobirin (210711030)
Yani (210711034)
Prayuga Septian (210712032)
Dasar Dasar Pengendalian

Mikroorganisme terdapat dalam populasi yang besar dan beragam,

dan mereka terdapathampir dimana-mana di alam ini. Mereka

merupakan bentuk kehidupan yang tersebar paling luasdan

terdapat paling banyak di planet ini. Sesungguhnya telah dihitung

bahwa massamikroorganisme di bumi melebihi massa organisme

lain. Didalam setiap gram tanah suburterdapat berjuta-juta

mikroorgansime (Pelczar, 2005).


Alasan Utama Pengendalian Organisme adalah
:
1. Mencegah penyebaran penyakit dan infeksi.

Mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur memiliki dampak berbahayaapabila tidak


dikontrol, seperti TBC yang disbabkan oleh bakteri, Influenza yangdisebabkan oleh
virus, dan masih banyak penyakit lain yang apabila dibiarkan dapatmenimbulkan
kematian.

2. Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi

Tidak hanya manusia, hewan, bahkan tanaman pun dapat terinfeksi


olehmikroorganisme, untuk itu perlu dilakukan pencegahan agar tidak menyebar
ketanamanlain.

3. Mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme.

Adakalanya pembusukan dan perusakan oleh mikroorganisme sangatdibutuhkan


Pengendalian Mikroba Secara Fisik
CARA MEMBUNUH DENGAN PANAS :
Panas dapat membunuh kuman karena dapat mendenaturasi protein,
terutama enzim-enzim dan membrane sel. Daya bunuh panas basah ini
juga meliputi perubahan kondisi fisikdaripada lemak sel. Panas kering
membunuh kuman terutama karena oksidasi komponen-komponen sel.
Daya bunuh panas kering tidak sebaik panas basah.

Percobaan menunjukkan bahwa, apabila biakan kuman dalam bentuk


liofil dipanasisecara kering, akan diperlukan waktu yang lama untuk
membunuhnya. Akan tetapi apabila biakan tersebut dimasukkan ke
dalam air mendidih, ia akan cepat mati.
Pengendalian Mikroba Secara Kimia

Sifat bahan yang akan diberikan perlakuan. Harus dipilih zat kimia
yang sesuai dengan bahan yang diberi perlakuan. Sebagai contoh, zat
kimia untuk disinfeksi alat-alat laboratoriumtidak baik digunakan
untuk kulit. Tipe mikroba. Harus dipilih zat kimia yang telah
diketahuiefektiv terhadap jenis mikroba yang akan dibunuh karena
tidak semua mikroba sama rentannyaterhadap sifat menghambat
atau mematikan zat kimia tertentu. Keadaan lingkungan. Faktor-
faktor seperti suhu, PH, waktu, konsentrasi dan adanya bahan
organik asing turut mempengaruhilaju dan efisiensi pembasmian
mikroba.
Berdasarkan Kekuatan Dalam Memusnakan Mikroba, Bahan
Kimiawi Digolongkan atas :
• Bahan kimiawi tingkat tinggi, jika mampu mematikan semua jenis mikroba
termasukendospora bakteri. Misalnya etilen oksida dan glutaraldehida 2%.

• Bahan kimiawi tingkat menengah adalah bahan kimia yang mampu mematikan
Mycobacterium tuberculosis sehingga disebut juga bahan tuberkulosida. Bahan kimia ini
juga mampu melawan virus resisten seperti virus hepatitis dan rhinovirus tetapi tidakefektif
untuk melawan endospora.

• Bahan kimiawi tingkat rendah adalah bahan kimiawi yang efektif terhadap kebanyakansel
vegetatif bakteri dan fungi tetapi tidak efektiv terhadap Mycobacterium
tuberculosis,endospora, spora fungi dan virus. Bahan kimiawi tingkat rendah banyak
digunakansebagai dikontaminasi sebab ekonomis dan tidak toksik terhadap manusia.
Obat - Obatan Antimikroba dan Antibiotik

Antimikroba adalah substansi kimia yang dihasilkan oleh


bermacam-macam spesies darimikroorganisme (bakteri,
jamur, aktinomisetes) yang dapat menghambat
pertumbuhan ataumembunuh mikroorganisme lain. Sampai
saat ini sudah lebih sereatus macam antimikroba
yangditemukan terutama setelah para ahli menemukan
cara pembuatan antimikroba sintetis.
Oleh Weinstein, berdasarkan mekanisme
Kerjanya, antimikroba dibagi menjadi :
• Obat yang menghambat sintesis dinding sel bakteri. Seperti :
penisilin,sefalosporin, siklosporin, sikloserin, vankomisin, ristosetin dan basitrasin.
• Obat yang mempengaruhi permeabilitas membran sel bakteri. Seperti :
polimiksin, kolistin dan obat-obat anti jamur misalnya nstatin dan amfoterisin.
• Obat yang terutama menghambat sintesis protein bakteri dengan efeknya
padaribosom. Seperti : tetrasiklin, streptomisin, eritrommisin, linkomisin,
danklindamisin
• Obat yang mempengaruhi metabolisme asam nukleat. Seperti : rifampisin,
danasam nalidiksat.
• Obat anti metabolit. Seperti : sulfonamid, trimetropin, asam aminosalisilat
dansenyawa sulfon.
Mekanisme Kerja Antimikroba
Pemusnahan mikroba dengan antimikroba yang bersifat bakteriostatik
masih tergantung darikesanggupan reaksi daya tahan tubuh hospes.
Peranan lamanya kontak antara mikroba danantimikroba dalam kadar
efektif juga sangat menentukan untuk mendapatkan efek khususnya pada
tuberculostatik. Berdasarkan mekanisme kerjanya, antimikroba dibagi
dalam lima kelompok :
a. Yang menganggu metabolism sel mikroba
b. Yang menghambat sintesis dinding sel mikroba.
c. Yang menganggu permaebilitas membrane sel mikroba.
d. Yang menghambat sintesis protein sel mikroba
e. Yang menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba
Antibiotika yang ideal sebagai obat harus
memenuhi syarat-syarat berikut:

- Mempunyai kemampuan untuk mematikan atau menghambat


pertumbuhan mikroorganismeyang luas (broad spectrum
antibiotic.
- Tidak menimbulkan terjadinya resistensi dari mikroorganisme
pathogen
- Tidak menimbulkan pengaruh samping (side effect) yang buruk
pada host, seperti reaksialergi, kerusakan syaraf, iritasi lambung,
dan sebagainya
- Tidak mengganggu keseimbangan flora yang normal dari host
seperti flora usus atau flora kulit.
Contoh kasus pengontrolan Pertumbuhan
Mikroorganisme
Penyakit yang disebabkan oleh makanan
merupakan salah satu penyebab kesakitan

dan kematian di Indonesia. Makanan


diketahui sebagai jalur penyebaran patogen dan toksin

yang diproduksi oleh mikroba


patogen. Mikroorganisme dalam bahan
pangan/makanan dapat
bersifat
menguntungkan, maupun merugikan.
Berbagai mikroorganisme tertentu bersifat
memperbaiki kandungan gizi, daya guna
maupun daya simpan makanan, disamping

mengakibatkan rusaknya susunan fisik/


. Keracunan makanan dapat disebabkan oleh pencemaran bahan kimia beracun (tanaman, hewan,
metabolit mikroba) kontaminasi kimia, mikroba patogen dan non bakteri (parasit, ganggang, jamur, v
yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan
. Peristiwa tentang keracunan makanan sering terjadi terutama pada penyelenggaraan makanan
untuk orang banyak (seperti penyelenggaraan makanan di perusahaan/hotel/catering maupun pesta
ataupun perhelatan lainnya). Peristiwa keracunan makanan seringkali terjadi ketika makanan tersebu
dimasak dalam skala besar. Data peristiwa keracunan makanan dari Direktorat Jenderal Pemberantas
Penyakit Menular menunjukkan bahwa 30,0% dari kasus-kasus keracunan diindonesia disebabkan
oleh makanan yang dihasilkan oleh jasa cateringPada tanggal 9 Mei 2011, di SD 3 Sangeh kabupaten
Badung beberapa orang siswa dilaporkan mengalami pusing, mual, muntuh, nyeri perut, maupun
diare setelah mengkonsumsi makanan yang dibeli dari kantin sekolah. Apakah kejadian diatas
merupakan KLB. Apa faktor penyebab dan bagaimana pola penularannya. Penyelidikan ini bertujuan
untuk memastikan bahwa peristiwa tersebut merupakan KLB, mengetahui besaran masalah dan f
Faktor resiko penularan.
Metode
Penyelidikan dilakukan dengan
menggunakan rancangan case-control, yang
Data dikaji secara
bertujuanberdasarkan
deskriptif untuk menelusuri sumber
variabel yang
epidemiologi
paling
menurutberpotensi sebagaidan
orang, tempat, penyebab
waktu. Populasi
Keracunan makanan.ini adalah seluruh siswa
dalam penyelidikan
SD 3 Sangeh yang membeli makanan dari
kantin sekolah. Sampel sampel kasus adalah
siswa yang mengalami gejala mual, muntah,
sakit kepala, sakit perut, atau diare setelah
mengkonsumsi makanan yang dibeli dari
Kantin tersebut, sedangkan sampel kontrol
adalah siswa yang ikut mengkonsumsi
makanan dari kantin sekolah tetapi tidak
mengalami gejala sakit.
Sampai kasus yang dijadikan sebagai obyek
penyelidikan adalah semua penderita yang
berjumlah 33 orang,4 sedangkan kontrol
Analisis data bivariat untuk menilai
kemaknaan hubungan antar variabel
dilakukan dengan uji statistik
chi-square,
yang dilanjutkan dengan analisis multivariat
dengan uji regresi ganda (multiple
LOREM LOREM
regression).

Hasil dan Pembahasan 20XX 20XX


Kronologis KLB Keracunan
Makanan Pada tanggal 9 Mei 2011 Bagian Surveilans

Dinas Kesehatan Kabupaten Badung


Menerima laporan dari Puskesmas
Abiansemal I bahwa telah terjadi
kasus
tersangka KLB keracunan makanan
dengan gejala mual, muntah, sakit perut dan
Pusing, serta diare
Terimakasih :)

Anda mungkin juga menyukai