Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar

Mikrobiologi Medis
Alifida Rahma fanani, Eka Lestariya, Juhaini, Najla Sari, Siska Paradifta, Zakina Octaviano
Kelompok 2A , Praktikum Mikrobiologi Dasar
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman

Abstrak
Sesuai dengan namanya, mikroorganisme pastilah suatu organism yang berukuran kecil atau
mkiroskopis. Ukurannya yang kecil ini membuatnya tak tampak oleh mata telanjang. Tanpa kita sadari,
makhluk hidup ini ada di sekitar kita, bahkan di dalam tubuh kita. Akan tetapi, meskipun ukurannya yang
tergolong sangat kecil, mikroorganisme kini telah banyak dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan.
Penemuan-penemuan para ahli yang menggunakan mikroorganime telah banyak dimanfaatkan oleh
manusia untuk kesejahteraan hidupnya. Ilmu yang mempelajari tentang mikrootganisme ini sering kita
sebut sebagai mikrobiologi. tidak semua mikroorganisme dapat menginfeksi dan menimbullkan penyakit
pada manusia. Tubuh kita tentu saja memiliki beberapa mekanisme yang dapat membuat mikroorganisme
tersebut gagal untuk menginfeksi kita. Suatu system antibody yang dimiliki oleh manusia dapat
melindungi kita dari mikroorganisme pathogen yang dapat berakibat buruk bagi manusia sendiri.
Mikroorganisme pathogen yang lebih ditekankan disini adalah bakteri. Struktur tubuh bakteri dan
metabolismenya, serta kemampuannya dalam menginfeksi inangnya akan dipelajari lebih lanjut dalam
makalah ini. Mikroorganisme pathogen tentunya akan berdampak buruk bagi manusia. Oleh karena itu,
manusia hendaknya menjaga kebershan lingkungan sekitarnya. Salah satu kelompok obat tradisional
adalah jamu. Jamu sudah dikenal di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebagai sarana perawatan
kesehatan sehari-hari maupun sebagai sarana pemulihan kesehatan bila telah sembuh dari sakit. Ramuan
yang ada di dalam jamu terdiri dari berbagai bagian tumbuh-tumbuhan yang saling bekerja sama
membantu perawatan dan untuk pencegahan penyakit. Pada pengujian kali ini akan diketahui seberapa
besar cemaran mikrobia pada sampel jamu beras kencur. Metode yang digunakan adalah metode uji
mikrobiologismikrobia, dengan menghitung koloni mikrobia dalam media NA. Hasil pengujian ini akan
dibandingkan dengan ambang batas cemaran mikrobia pada jamu. Menghitung jumlah bakteri pada jamu
beras kencur berguna untuk mengetahui sejauh mana jamu beras kencur tersebut tercemar oleh bakteri.
Dengan mengetahui jumlah pencemar dapat diketahui kualitas jamu beras kencur tersebut. Kandungan
bakteri pada jamu beras kencur sangat menentukan menentukan kerusakan dari jamu beras kencur dan
ditentukan apakah jamu beras kencur tersebut masih layak dikonsumsi atau tidak.
Kata Kunci : Jamu/Filamentous/Circular/Flat
Tanggal Praktikum: 17 Desember 2015 Diserahkan tanggal: 19 Desember 2015

Pendahuluan
Mikrobiologi medis adalah ilmu yang
mempelajari mikroorganisme sebagai penyebab
penyakit infeksi, cara mendiagnosis, pengobatan,
pencegahan dan pengendalian infeksi.
Suatu mikroorganisme yang membuat
kerusakan atau kerugian terhadap tubuh inang
disebut sebagai patogen. Sedangkan kemampuan
mikroorganisme untuk menimbulkan penyakit
disebut pathogenesis. Ketika suatu mikroorganisme
memasuki inang yang memasuki jaringan tubuh
dan memperbanyak diri, mikroorganisme dapat
menimbulkan infeksi. Jika keadaan inang rentan
terhadap infeksi dan fungsi biologinya rusak, maka
hal ini dapat menimbulkan penyakit. Patogen
merupakan beberapa jenis mikroorganisme atau

organisme lain yang berukuran yang lebih besar


yang mampu menyebabkan penyakit.[1].
Derajat kemampuan suatu pathogen
oportunistik untuk menyebabkan penyakit disebut
virulensi. Komponen mikroorganisme yang
meningkatkan pathogenesis disebut factor virulensi.
Jika suatu mikroorganisme lebih mampu
menyebabkan suatu penyakit, dikatakan lebih
virulen dari yang lain. Factor virulensi beberapa
pathogen mudah diidentifikasi. Sebagai contoh, sel
Streptococcus pnemoniae yang memiliki kapsul
bersifat virulen dan menyebabkan pneumonia,
sebaliknya yang tidak berkapsul bersifat avirulen.
Strain virulen dari Corynebacterium diptheriae
menghasilkan suatu toksin yang menyebabkan
diphtheria. Untuk kebanyakan pathogen, factor
virulensi tidak begitu nyata.[3].

Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi, Biologi FMIPA UNMUL

Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar


Mekanisme
suatu
pathogen
untuk
menyebabkan penyakit infeksi, adalah melalui
tahapan sebagai berikut : Harus menginfeksi inang
(suatu pathogen primer harus memasuki inang),
Harus melakukan metabolisme dan memperbanyak
Asisten Praktikum: 1. Cep Hikmat Maulana Yusup, 2.Ersa Riani
Nurul P.Q 3. Yusnaini, 4. Riska Prihatin Ningsih, 5. Nurmaulida Aulia,
6. Tunik Khoiriyah
Penanggung Jawab: Koordinator Mata Kuliah Mikrobiologi Dasar: Ir.
Samsuriyanto, M.Si dan Kepala Laboratorium Mikrobiologi dan
Genetika Molekuler: Dr.rer.nat. Bodhi Dharma, S.Si, M.Si,FMIPA
Universitas Mulawarman

diri dalam jaringan inang, Harus melawan


pertahanan inang, untuk sementara, Harus merusak
inang.
Sesuai dengan namanya, mikroorganisme
pastilah suatu organism yang berukuran kecil atau
mkiroskopis.
Ukurannya
yang
kecil
ini
membuatnya tak tampak oleh mata telanjang. Tanpa
kita sadari, makhluk hidup ini ada di sekitar kita,
bahkan di dalam tubuh kita. Akan tetapi, meskipun
ukurannya
yang
tergolong
sangat
kecil,
mikroorganisme kini telah banyak dimanfaatkan
untuk berbagai kepentingan. Penemuan-penemuan
para ahli yang menggunakan mikroorganime telah
banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk
kesejahteraan hidupnya. Ilmu yang mempelajari
tentang mikrootganisme ini sering kita sebut
sebagai mikrobiologi.[3].
Banyak aspek yang dikaji dalam ilmu
mikrobiologi ini, diantaranya kesehatan, pertanian,
pangan, udara, industry, air, dan beberapa aspek
yang lain. Aspek dari mikrobiologi yang akan dikaji
lebih dalam pada makalah ini adalah mikrobiologi
kesehatan. Mikroorganisme yang terlibat dalam
segala proses di mikrobiologi kesehatan tentunya
ada yang memberikan keuntungan dan kerugian
pada manusia. Mikroorganisme pathogen misalnya,
dapat menyebabkan infeksi dan selanjutnya
menimbulkan penyakit pada manusia. Lalu,
bagaimana
suatu
mikroorganisme
dapat
meninmbulkan suatu penyakit pada manusia akan
dikaji lebih lanjut dalam makalah ini.
Tidak
hanya
itu,
tidak
semua
mikroorganisme
dapat
menginfeksi
dan
menimbullkan penyakit pada manusia. Tubuh kita
tentu saja memiliki beberapa mekanisme yang
dapat membuat mikroorganisme tersebut gagal
untuk menginfeksi kita. Suatu system antibody
yang dimiliki oleh manusia dapat melindungi kita
dari mikroorganisme pathogen yang dapat berakibat
buruk bagi manusia sendiri. Mikroorganisme
pathogen yang lebih ditekankan disini adalah
bakteri.
Struktur
tubuh
bakteri
dan

metabolismenya, serta kemampuannya dalam


menginfeksi inangnya akan dipelajari lebih lanjut
dalam makalah ini. Mikroorganisme pathogen
tentunya akan berdampak buruk bagi manusia.
Oleh karena itu, manusia hendaknya menjaga
kebershan lingkungan sekitarnya.[2].
Mikroorganisme merupakan jasad hidup
yang mempunyai ukuran sangat keci. Setiap sel
tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan
untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara
lain dapat dapat mengalami pertumbuhan,
menghasilkan energi dan bereproduksi dengan
sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas
metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme
ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan
diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang
tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya
konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena
ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk
menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan.
Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan
tidak
akan
disimpan
dalam
bentuk
persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan
untuk perngolahan bahan makanan akan diproduksi
bila bahan makanan tersebut sudah ada. [1].
Sebagaimana kita ketahui sebelumnya
mikroorganisme adalah organisme hidup yang
berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat
ditemukan di semua tempat yang memungkinkan
terjadiny kehidupan, disegala lingkungan hidup
manusia. Mereka ada di dalam tanah, di lingkungan
akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan, dan
karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat
masuk secara alami ke dalam tubuh manusia,
tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya
bertempat tinggal sementara. Mikroorganisme ini
dapat menguntungkan inangnya tetapi dalam
kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit.
Salah satu manfaat mikroorganisme dalam
bidang kesehatan adalah dalam menghasilkan
antibiotika. Bahan antibiotik dibuat dengan bantuan
fungi, aktinomiset, dan bakteri lain. Antibiotik ini
merupakan obat yang paling manjur untuk
memerangi infeksi oleh bakteri. Beberapa mikroba
menghasilkan metabolit sekunder, yang sangat
bermanfaat sebagai obat untuk mengendalikan
berbagai penyakit infeksi. Sejak dulu dikenal jamur
Penicillium yang pertama kali ditemukan oleh
Alexander fleming (1928), dapat menghasilkan
antibiotika penisilin. Sekarang banyak diproduksi
berbagai antibiotik dari berbagai jenis mikroba
yang sangat berperan penting dalam mengobati

Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi, Biologi FMIPA UNMUL

Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar


berbagai penyakit. Selain untuk antibiotik, dalam
bidang kesehatan mikrorganisme juga dapat
digunakan sebagai agen pembusuk di dalam saluran
pencernaan alami, yang turut membantu mencerna
makanan di dalam saluran pencernaan.
Mikroorganisme tidak saja terdapat dan
hidup di lingkungan, akan tetapi juga di tubuh
manusia. Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas
dari mikroorganisme, begitu manusia dilahirkan ia
langsung berhubungan dengan mikroorganisme.
Mikroorganisme yang secara alamiah terdapat di
tubuh manusia disebut flora normal atau
mikrobiota.[4].

pengenceran ke tabung 10-5. Sebanyak 1 ml dari


pengenceran 10-5 diinokulasikan ke dalam media
NA (Nutrient Agar) dan homogenkan dengan cara
goyangkan berbentuk angka 8 sebanyak 26x.
Selanjutnya tempelkan cawan petri yang berisi
media NA tadi dengan kertas label. Terakhir,
inkubasikan selama 24 jam pada suhu 37C secara
terbalik.
Hasil dan Pembahasan
No
Pengamatan
.
1.

Metode Penelitian
Alat dan Bahan
Bahan
Bahan-bahan yang kami gunakan dalam
praktikum ini:
-Serbuk jamu pelangsing
-Media NA (Nutrient Agar)
-Kertas Label
-Pulpen

Waktu Pelaksanaan
Praktikum tentang Mikrobiologi medis
dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2015 pada
pukul
08.00-10.00
WITA,
bertempat
di
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Mulawarman.
Cara Kerja
1.Analisis Mikroorganisme pada jamu
Ambil serbuk jamur dengan spatula lalu
timbang sampel sebanyak 1 gram lalu masukkan
dalam tabung reaksi 10-1 yang berisi aquades 9 ml
steril. Lalu homogenkan dengan vortex selama 30
detik dan letakkan dalam rak tabung. Siapkan
mikro pipet dan pasangkan blue tip pada ujungnya.
Ambil 1 ml larutan dalam tabung reaksi 10-1 dengan
menggunakan mikro pipet lalu encerkan pada
tabung 10-2, homogenkan. Lalukan sampai

1.Sp. 1
F=Filamentous
M= Erose
E= Flat
Jumlah= 10
Warna= putih
2. Sp.2
F= Circular
M=Entire
E= Flat
Jumlah= 7
Warna= Putih

Alat
Alat-alat yang kami gunakan dalam praktikum
ini: lampu bunsen, tabung reaksi berisi aquades 9
ml yang steril, blue tip, cawan petri, mikro pipet,
rak tabung reaksi, spatula, vortex, wadah dan
inkubator.

Keterangan

Tumbuhan obat merupakan sumber daya


alam hayati yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan
digunakan secara luas oleh masyarakat khususnya
kelompok masyarakat yang belum memiliki
kesempatan untuk mendapatkan pengobatan
moderen. Pemanfaatan obat tradisional pada
umumnya lebih diutamakan sebagai preventif untuk
menjaga kesehatan, meskipun ada pula upaya
sebagai pengobatan suatu penyakit. Dengan
semakin berkembangnya obat tradisional, ditambah
dengan himbauan di masyarakat untuk kembali ke
alam, telah meningkatkan popularitas obat
tradisional. [1].
Salah satu kelompok obat tradisional adalah
jamu. Jamu sudah dikenal di Indonesia, khususnya
di Pulau Jawa sebagai sarana perawatan kesehatan
sehari-hari maupun sebagai sarana pemulihan
kesehatan bila telah sembuh dari sakit. Ramuan
yang ada di dalam jamu terdiri dari berbagai bagian
tumbuh-tumbuhan yang saling bekerja sama
membantu perawatan dan untuk pencegahan
penyakit. Pada pengujian kali ini akan diketahui
seberapa besar cemaran mikrobia pada sampel jamu
pelangsing.
Metode yang digunakan adalah metode uji
mikrobiologismikrobia, dengan menghitung koloni

Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi, Biologi FMIPA UNMUL

Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar


mikrobia dalam media NA. Hasil pengujian ini
akan dibandingkan dengan ambang batas cemaran
mikrobia pada jamu. Menghitung jumlah bakteri
pada jamu pelangsing berguna untuk mengetahui
sejauh mana jamu pelangsing tersebut tercemar
oleh bakteri. Dengan mengetahui jumlah pencemar
dapat diketahui kualitas jamu beras kencur tersebut.
Kandungan bakteri pada jamu pelangsing sangat
menentukan menentukan kerusakan dari jamu
pelangsing dan ditentukan apakah pelangsing
tersebut masih layak dikonsumsi atau tidak.
Bakteri merupakan mikro uniseluler. Pada
umumnya bakteri tidak mempunyai klorofil. Ada
beberapa yang fotosintetik dan reproduksi
aseksualnya secara pembelahan. Bakteri tersebar
luas di alam, di dalam tanah, di atmosfer, di dalam
endapan-endapan lumpur, di dalam lumpur laut,
dalam air, pada sumber air panas, di daerah
antartika, dalam tubuh manusia, hewan, dan
tanaman. Jumlah bakteri tergantung pada keadaan
sekitar. Misalnya, jumlah bakteri di dalam tanah
tergantung jenis dan tingkat kesuburan tanah [1].
Secara garis besar, untuk menghitung
jumlah bakteri dapat dilakukan dengan dua macam
cara yaitu: Cara langsung, pada cara ini kita dapat
mengetahui jumlah bakteri pada saat perhitungan.
Cara ini dilakkukan untuk mengtahui seluruh
jumlah bakteri baik yang masih hidup maupun yang
sudah mati.
Menurut UU No.23 Tahun 1992 tentang
kesehatan dan PP No.72 Tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat kesehatan,
yang dimaksudkan dengan obat tradisional adalah
bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral dan atau
sediaan sarian galenik atau campuran dari bahanbahan tersebut yang belum mempunyai data klinis
dan dipergunakan dalam usaha pengobatan
berdasarkan pengalaman. Dalam UU tersebut juga
dicantumkan bahwa obat tradisional harus
memenuhi aspek persyaratan mutu, keamanan, dan
kemanfaatan.
Definisi dari sediaan bahan di atas adalah:
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa
tanaman utuh, bagian bagian tanaman atau eksudat
tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel yang
secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang
dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau
zatzat nabati lainnya yang dengan cara tertentu
dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat
kimia murni. [2]
Simplisia hewani adalah simplisia yang
berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat

berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum


berupa zat kimia murni.
Simplisia Pelikan (mineral)
adalah
simplisia yang berupa bahan pelikan (mineral) yang
belum diolah atau telah diolah dengan cara
sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Obat bahan alam merupakan obat yang
menggunakan bahan baku berasal dari alam
(tumbuhan dan hewan). Obat bahan alam dapat
dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu jamu, obat
herbal terstandar, dan fitofarmaka. Jamu
(Empirical based herbal medicine) adalah obat
bahan alam yang disediakan secara tradisional,
misalnya dalam bentuk serbuk seduhan, pil, dan
cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang
menjadi penyusun jamu tersebut dan digunakan
secara tradisional. Bentuk
jamu
tidak
memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan
klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris saja.
Obat herbal terstandar (Scientific based herbal
medicine) yaitu obat bahan alam yang disajikan
dari ekstrak atau penyaringan bahan alam yang
dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun
mineral.. Proses ini membutuhkan peralatan yang
lebih kompleks dan mahal, serta ditunjang dengan
pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian
pre-klinik. Fitofarmaka (Clinical based herbal
medicine) merupakan bentuk obat bahan alam dari
bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat
modern karena proses pembuatannya telah
terstandar serta ditunjang oleh bukti ilmiah sampai
dengan uji klinik pada manusiaketiga jenis obat
bahan alam tersebut sering disebut juga sebagai
jamu. Namun ketiga jenis obat bahan alam
tersebut sering disebut juga sebagai jamu.
Sementara menurut keterangan BP POM;
jamu adalah bahan atau ramuan bahan yang
berasal dari bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran
dari bahan tersebut yang secara turun temurun
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman. Pengolahan jamu antara lain adalah
direbus atau digodok, dikeringkan atau dikonsumsi
langsung.[2].
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan
dikembangkan pada suatu substrat yang disebut
medium. Medium yang digunakan
untuk
menumbuhkan dan
mengembangbiakkan
mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya
dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme
yang bersangkutan.
Beberapa mikroorganisme dapat hidup
baik pada medium yang sangat sederhana yang

Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi, Biologi FMIPA UNMUL

Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar


hanya mengandung garam anargonik di tambah
sumber karbon organik seperti gula.
Sedangkan mikroorganime lainnya
memerlukan suatu medium yang
sangat
kompleks yaitu berupa medium ditambahkan
darah atau bahan-bahan kompleks lainnya[3]. Akan
tetapi yang terpenting medium harus mengandung
nutrien yang merupakan substansi dengan berat
molekul rendah dan mudah larut dalam air.
Nutrien ini adalah degradasi dari nutrien
dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam
medium harus memenuhi kebutuhan dasar
makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi,
mineral dan faktor tumbuh.
Dua macam mikroskopik yang dapat
dilakukan adalah: pembuatan preparat sederhana
yang diwarnai menggunakan ruang hitung. Cara
tidak langsung, pada cara itu hasil perhitungan
bakteri baru diperoleh setelah diadakan perlakuan.
Cara ini dilakukan untuk mengetahui jumlah
bakteri yang masih hidup saja. Ada empat cara
yang termasuk perhitungan tidak langsung, yaitu:
1.
Menghitung jumalah seluruh bakteri atau total
bakteri yang ada (TPC/ Total Plate Count). Cara
pengenceran memperkirakan jumlah terkecil jazat
renik yang ada (NPM/ Most Probable Number).
Cara kekeruhan atau turbidit, pengamatan bakteri
dapat dilakukan secara individual, satu per satu,
maupun secara kelompok dalam bentuk koloni.
Bila bakteri yang ditumbuhkan di dalam medium
yang tidak cair, maka akan terjadi suatu kelompok
yang dinamakan koloni. Bentuk koloni berbedabeda untuk setiap spesies, dan bentuk tersebut
merupakan ciri khas bagi suatu spesies tertentu.[4].
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menghitung atau mengukur jumlah jasad renik di
dalam suatu suspensi atau bahan. Cara tersebut
dibedakan atas beberapa kelompok yaitu:
perhitungan jumlah sel, terdiri dari hitungan
mikroskopik, hitungan cawan, MPN (Most
Probable Number); perhitungan massa sel secara
langsung, terdiri dari volumetrik, gravimetrik,
kekeruhan (turbidimetri); perhitungan massa sel
secara tidak langsung, terdiri dari analisis
komponen sel, analisis produk katabolisme, dan
analisis konsumsi nutrien.[2].
Ada beberapa cara penghitungan jumlah
mikroba yaitu cara penghitungan pada lempeng
pembiakan, cara menghitung langsung (metode
kaca objek), metode ukur kekeruhan, metode
turbidimetri dan nefelometri serta dengan jumlah
perkiraan terdekat (JPT). Cara penghitungan pada
lempeng pembiakan disebut juga metode

penghitungan bakteri hidup atau metode


penghitungan koloni. Pada penghitungan koloni,
dilakukan penyimpanan pada suhu yang sesuai.
Oleh karena itu, suatu bakteri dapat tumbuh
menjadi satu koloni yang terhitung mewakili
jumlah bakteri hidup yang terdapat dalam tiap
volume pengenceran yang digunakan.[3].
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah
menumbuhkan sel mikroba yang masih hidup pada
metode agar, sehingga sel mikroba tersebut akan
berkembang biak dan membentuk koloni yang
dapat dilihat langsung dengan mata tanpa
menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan
dapat dibedakan atas dua cara yaitu: metode tuang
(pour plate) dan metode permukaan/sebar
(surface/spread plate) [2]. Untuk memenuhi
persyaratan statistik, cawan yang dipilih untuk
dihitung mengandung 30-300 koloni. Untuk
memenuhi persyaratan tersebut dilakukan sederatan
pengenceran dan pencawan. Jumlah mikroba dalam
sampel ditentukan dengan mengalikan jumlah
koloni dengan faktor pengenceran pada cawan yang
bersangkutan. Satuan yang digunakan untuk
menyatakan jumlah koloni atau bakteri adalah
cfu/mL (cfu = colony forming units) [4].
Penghitungan jumlah bakteri hidup (tidak
langsung) dengan metode Plate Count (hitungan
cawan). Plate count/viable count didasarkan pada
asumsi bahwa setiapsel mikroorganisme hidup
dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni
setelah ditumbuhkan dalam media pertumbuhan
dan lingkungan yang sesuai. Setelahdiinkubasi,
jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan
merupakan perkiraan ataudugaan dari jumlah
mikroorganisme dalam suspensi tersebut. Koloni
yang tumbuhtidak selalu berasal dari satu sel
mikroorganisme karena beberapa mikroorganisme
tertentu cenderung membentuk kelompok atau
berantai. Berdasarkan hal tersebut digunakan istilah
Coloni Forming Units (CFUs) per ml.
Koloni yang tumbuh berasal dari suspensi
yang diperoleh menggunakan pengenceran
bertingkat dari sebuahsampel yang ingin diketahui
jumlah bakterinya. Syarat koloni yang ditentukan
untukdihitung adalah sebagai berikut : Satu koloni
dihitung 1 koloni, Dua koloni yang bertumpuk
dihitung 1 koloni, Beberapa koloni yang
berhubungan dihitung 1 koloni, Dua koloni yang
berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung
2koloni, Koloni yang terlalu besar (lebih besar dari
setengah luas cawan)tidah dihitung, Koloni yang
besarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung
1koloni, Cara menghitung sel relatif / CFUs per ml

Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi, Biologi FMIPA UNMUL

Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar


CFUs / ml = jumlah koloni X faktor pengenceran
[3]
.
Masyarakat Indonesia secara turuntemurun mengenal obat dari alam dibuatramuan
dalam bentuk jamu. Jamu adalah obat tradisional
Indonesia yang dibuat daritumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran daribahan tersebut, yang secara turuntemurun telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman. Bahan-bahan yang
digunakan tidak menggunakan bahansintetik [1].
Jamu beras kencur bahan utama beras
kencur adalah beras dan kencur. Kedua bahan ini
sesuai dengan nama jamu, dan jamu ini selalu ada
meskipun komposisinya tidak selalu samadi antara
penjual jamu. Bahan tambahan seperti, rimpang
jahe dan biji kedawung,biji kapulogo, buah asam,
kunci, kayu keningar, kunir, jeruk nipis, dan buah
palahanyalah variasi untuk menambah manfaat
serta memperkaya cita rasa, sehinggadapat
diabaikan bila sulit didapat. Sebagai pemanis
digunakan gula merah dicampurgula putih dan
seringkali mereka juga mencampurkan gula buatan.
Dimana dalam halini Allah telah memuliakan
tanaman yang berumur panjang ini dengan
menyebutnya di dalam al-Quran Q.S. AlInsan/76:17 [1].
Mengolah jamu gendong adalah pekerjaan
dimulai memilih bahan baku, membersihkan,
menakar, melumatkan, menyaring dan mewadai
setelah
menjadi
obat
tradisional.
Untuk
mendapatkan jamu yang baik dan aman bagi
kesehatan maka perlu diperhatikan masalah
kebersihan, kesehatan, dan sanitasi saat proses
pengolahan atau pembuatan jamu gendong.Hal
yang perlu diperhatikan dalam persiapan,
pengolahan serta penggunaan jamu gendong [4].
Hal yang perlu diperhatikan dalam
persiapan, pengolahan serta penggunaan jamu
gendong: Bahan baku, Bahan ramuan yang
digunakan adalah bahan yang masih segar dan
dicuci sebelum digunakan. Apabila menggunakan
bahan ramuan yang sudah dikeringkanharus yang
dipilih yang tidak berjamur, tidak dimakan
serangga dan sebelum digunakan dicuci dahulu.

Bahan segar yang dapat disimpan seperti : kunyit


(Curcumadomestica),
temulawak (Curcuma
xanthorrhiza), kencur (Kaemferia galanga).

Kesimpulan
Mikrobiologi medis adalah ilmu yang
mempelajari mikroorganisme sebagai penyebab
penyakit infeksi, cara mendiagnosis, pengobatan,
pencegahan dan pengendalian infeksi. Obat bahan

alam merupakan obat yang menggunakan


bahan baku berasal dari alam (tumbuhan dan
hewan). Dari praktikum di atas diketahui
bahwa jamu mengandung bakteri yang
berbentuk filamentous (berbentuk seperti
benang-benang), bermargin erose (bertepi
gelombang kecil), dan elevationnya flat (datar)
yang berjumlah 10 spesies dan berwarna putih.
Spesies 2 memiliki bentuk circular (bulat kcilkecil), bermargin entire (bertepi bulat
lingkaran), berelevation flat (datar) yang
berjumlah 7 berwarna putih.

Referensi
[1] Bibiana W .Lay. 1994. Analisis Mikrobiologi
di laboratorium. Raja Grafindo Persada :
Jakarta.
[2] Fardiaz. 1993. Mikrobiologi Pangan I.
Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
[3] Irianto. 2007. Mikrobiologi Terapan.
Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.
[4] Waluyo, L. 2008. Teknik dan Metode Dasar
dalamMikrobiologi.Malang:UniversitasMuhammadiyah.

Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi, Biologi FMIPA UNMUL

Anda mungkin juga menyukai