Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikrobiologi merupakan ilmu tentang mikroorganisme yang mencakup
berbagai kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel tunggal
maupun kelompok sel, termasuk kajian virus yang bersifat mikroskopik meskipun
bukan termasuk sel.
Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mikroorganisme adalah organisme
hidup yang berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang memung-
kinkan terjadinya kehidupan, disegala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di
dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan, dan
karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam
tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat
tinggal sementara. Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi
dalam kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit.
Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan
peran sebagai bukti keberadaannya. Begitu banyak dan dominannya peranan
mikroorganisme dalam kehidupan ini menjadi salah satu unsur dalam cakupan
mikrobiologi. Dengan semakin majunya teknologi mikroskop, semakin
mendukung perkembangan mikrobiologi, sehingga pembahasan tentang ilmu ini
semakin luas dan mendalam. Bahkan mikrobiologi telah dibagi menjadi beberapa
cabang, seperti mikrobiologi pertanian, mikrobiologi kesehatan, mikrobiologi
lingkungan dan lain-lain.
Pembagian ini bertujuan untuk mengakomodir perkembangan
mikrobiologi yang pesat dan besarnya peranan serta mungkin dampak dari
mikroorganime di dalam kehidupan. Mikrobiologi dalam kehidupan telah
diterapkan di banyak sekali sektor kehidupan, salah satunya dalam bidang
kesehatan penggunaan mikroorganisme dapat mengetahui lebih dalam tentang

1
penyakit infeksi, penyebarannya serta cara pengobatannya dengan berbagai cara
seperti pemberian antibiotika.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mikrobiologi dalam Bidang Kesehatan


Mikrobiologi di bidang kesehatan mencakup tentang mikroorganisme
sebagai penyebab penyakit infeksi, cara mendiagnosis, pengobatan, pencegahan
dan pengendalian infeksi.
Suatu mikroorganisme yang membuat kerusakan atau kerugian terhadap
tubuh inang disebut sebagai patogen. Sedangkan kemampuan mikroorganisme
untuk menimbulkan penyakit disebut pathogenesis. Ketika suatu mikroorganisme
memasuki inang yang memasuki jaringan tubuh dan memperbanyak diri,
mikroorganisme dapat menimbulkan infeksi. Jika keadaan inang rentan terhadap
infeksi dan fungsi biologinya rusak, maka hal ini dapat menimbulkan penyakit.
Patogen merupakan beberapa jenis mikroorganisme atau organisme lain yang
berukuran yang lebih besar yang mampu menyebabkan penyakit.
Derajat kemampuan suatu pathogen oportunistik untuk menyebabkan
penyakit disebut virulensi. Komponen mikroorganisme yang meningkatkan
pathogenesis disebut factor virulensi. Jika suatu mikroorganisme lebih mampu
menyebabkan suatu penyakit, dikatakan lebih virulen dari yang lain. Factor
virulensi beberapa pathogen mudah diidentifikasi. Sebagai contoh, sel 
Streptococcus pnemoniae yang memiliki kapsul bersifat virulen dan menyebabkan
pneumonia, sebaliknya yang tidak berkapsul bersifat avirulen. Strain virulen
dari Corynebacterium diptheriae menghasilkan suatu toksin yang menyebabkan
diphtheria. Untuk kebanyakan pathogen, factor virulensi tidak begitu nyata.
Mekanisme suatu pathogen untuk menyebabkan penyakit infeksi, adalah
melalui tahapan sebagai berikut :
a. Harus menginfeksi inang (suatu pathogen primer harus memasuki inang).
b. Harus melakukan metabolisme dan memperbanyak diri dalam jaringan inang.
c. Harus melawan pertahanan inang, untuk sementara.
d. Harus merusak inang.

3
2.2 Cara Pemindahan Sebaran Penyakit
Suatu patogen yang sangat virulen akan membawa kehancuran bagi
dirinya sendiri apabila membunuh inang yang menghidupinya atau melalui
resistensi inang yang menghancurkannya. Penyebaran atau penularan tergantung
pada dua faktor penting, yaitu terlepasnya patogen dari inang dan masuknya
patogen ke dalam inang yang rentan. Cara terlepasnya patogen tergantung pada
situs infeksi pada inang. Patogen penyebab penyakit saluran pernapasan seperti, S.
Pneumoniae, M. Tuberculosis, meninggalkan tubuh melalui eksudat dari mulut,
hidung serta tenggorokkan. Bersin dan batuk mempercepat penyebarluasan
mikroorganisme patogen dan menambah peluang untuk memasuki inang lain
(Kusnadi, dkk., 2003).

2.3 Mikroflora Normal Tubuh Manusia


Flora normal sangat penting bagi kehidupan manusia karena dapat
berperan membantu melindungi tubuh dari infeksi bakteri patogen dengan cara
berkompetisi dalam memperebutkan nutrien dan ruang hidup, membantu
membuat vitamin K dalam usus besar dan merangsang pembentukan sistem
imunitas tubuh. Bahkan dalam suatu penelitian disebutkan bahwa flora normal
membantu terbentuknya mukosa usus yang normal. Berikut faktor-faktor yang
mempengaruhi kehadiran flora normal pada tubuh manusia yaitu:
 Nutrisi
 Kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan)
 Kondisi hidup
 Penerapan prinsip-prinsip kesehatan
Mikroflora pada tubuh berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu :
1)  Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous) yaitu
mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh
tertentu dan pada usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu
tetap, baik jenis ataupun jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti
semula. Flora normal/tetap yang terdapat pada tubuh merupakan organisme

4
komensal. Flora normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini
akan mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-produk buangan tubuh
manusia, dan tubuh memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari flora
normal. Mikroorganisme ini umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk
dari lingkungannya. Contohnya: Streptococcus viridans, S. faecalis,
Pityrosporum ovale, Candida albicans.
2)   Mikroorganisme sementara (transient flora) yaitu mikroorganisme non
patogen atau potensial patogen yang berada di kulit dan selaput lendir/mukosa
selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu. Keberadaan
mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh
pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora
sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika flora tetap
berubah, maka flora normal akan melakukan kolonisasi, berbiak dan
menimbulkan penyakit.
Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia yang
kontak langsung dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus, saluran
urogenital, mata, dan telinga . Organ-organ dan jaringan biasanya steril.
1)   Kulit
Kebanyakan bakteri kulit di jumpai pada epitelium yang seakan-akan
bersisik (lapisan luar epidermis), membentuk koloni pada permukaan sel-sel mati.
Kebanyakan bakteri ini adalah spesies Staphylococcus dan sianobakteri aerobik,
atau difteroid. Jauh di dalam kelenjar lemak dijumpai bakteri-bakteri anaerobik
lipofilik, seperti Propionibacterium acnes penyebab jerawat. Jumlahnya tidak
dipengaruhi oleh pencucian. Staphylococcus epidermidis yang bersifat
nonpatogen pada kulit namun dapat menimbulkan penyakit saat mencapai tempat
-tempat tertentu seperti katup jantung buatan dan sendi prostetik (sendi buatan).
Bakteri ini lebih sering ditemui pada kulit dibandingkan dengan kerabatnya yang
bersifat patogen yaitu Staphylococcus aureus. Secara keseluruhan ada sekitar 103-
104 mikroorganisme/cm2 yang kebanyakan terletak pada stratum (lapisan)
korneum. Bakteri anaerob dan aerob sering bersama-sama menyebabkan infeksi

5
sinergistik, selulitis dari kulit dan jaringan lunak. Bakteri-bakteri tersebut
merupakan bagian dari flora normal.
2)  Hidung dan Nasofaring (nasopharynx)
Flora utama hidung terdiri dari korinebakteria, stafilokokus dan
streptokokus. Dalam hulu kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai bakteri
Branhamella catarrhalis (suatu kokus gram negatif) dan Haemophilus influenzae
(suatu batang gram negatif).
Pemusnahan flora normal faring dengan penisilin dosis tinggi dapat
menyebabkan over growth: bakteria negatif Gram seperti Escherichia coli,
Klebsiella, Proteus, Pseudomonas atau jamur.
3)  Mulut
Kelembapan yang paling tinggi, adanya makanan terlarut secara konstan
dan juga partikel-partikel kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan
ideal bagi pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat
beragam; banyak bergantung pada kesehatan pribadi masing-masing individu.
Pada waktu lahir, rongga mulut pada hakikatnya merupakan suatu
inkubator yang steril, hangat, dan lembab yang mengandung sebagai substansi
nutrisi. Air liur terdiri dari air, asam amino, protein, lipid, rongga mulut menjadi
mantap. Jasad-jasad renik ini tergolong ke dalam genus Streptococcus, Neisseria,
Veillonella, Actinomyces,da n Lactobacillus.
4)  Orofaring (oropharinx)
Orofaring (bagian belakang mulut juga dihuni sejumlah besar bakteri
Staphylococcus aureus dan S. epidermidis dan juga difteroid.Tetapi kelompok
bakteri terpenting yang merupakan penghuni asli orofaring ialah streptokokus
hemolitik, yang juga dinamakanStreptokokus viridans. Biakan yang ditumbuhkan
dari orofaring juga akan memperlihatkan adanyaBranchamella catarrhalis, spesies
Haemophilus, serta gular-galur pneumokokus avirulen (Streptococcus
pneumonia).
5)  Perut
Isi perut yang sehat pada praktisnya steril karena adanya asam hidroklorat
di dalam sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan, jumlah bakteri bertambah

6
tetapi segera menurun kembali dengan disekresikannya getah lambung dan pH zat
alir perut pun menurun.
6)  Usus Kecil
Usus kecil bagian atas (atau usus dua belas jari) mengandung beberapa
bakteri. Di antara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan basilus gram positif.
Di dalam jejunum atau usus halus kos ong (bagian kedua usus kecil, di antara usus
dua belas jari dan ileum atau usus halus gelung) kadang kala dijumpai spesies-
spesies Enterokokus, Laktobasilus, dan Difteroid. Khamir Candida albicans dapat
juga dijumpai pada bagian usus kecil ini. Pada bagian usus kecil yang jatuh
(ileum), mikrobiota mulai menyerupai yang dijumpai pada usus besar. Bakteri
anaerobik dan enterobakteri mulai nampak dalam jumlah besar.
7)   Usus Besar
Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi
mikrobe yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di
dalam spesimen tinja adalah kurang lebih 1012 organisme per gram. Basilus gram
negatif anaerobik yang ada meliputi spesies Bacteroides (B. fragilis, B.
melaninogenicus, B. oralis) dan Fusobacterium. Basilus gram positif diwakili oleh
spesies-spesies Clostridium(serta spesies-spesies Lactobacillus.
Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K, konversi
pigmen empedu dan asam empedu, absorpsi zat makanan serta antagonis mikroba
patogen.
8)   Saluran Kemih
Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih),
dan kandung kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri pada umunya
dijumpai pada uretra (saluran dari kandung kemih ke luar) bagian bawah baik
pada pria maupun wanita. Tetapi jumlahnya berkurang di dekat kandung kemih,
agaknya disebabkan efek antibakterial yang dilancarkan oleh selaput lendir uretra
dan seringnya epitelium terbilas oleh air seni. Ciri populasi ini berubah menurut
variasi daur haid. Penghuni utama vagina dewasa adalah laktobasilus yang toleran
terhadap asam. Bakteri ini mengubah glikogen yang dihasilkan epitelium vagina,
dan didalam proses tesebut menghasilkan asam. Penumpukan glikogen pada

7
dinding vagina disebakan oleh kegiatan indung telur; hal ini tidak dijumpai
sebelum masa akil balig ataupun setelah menopause (mati haid). Sebagai akibat
perombakan glikogen, maka pH di dalam vagina terpelihara pada sekitar 4.4
sampai 4,6.
Mikrooganisme yang mampu berkembang baik pada pH rendah ini
dijumpai di dalam vagina dan mencakup enterokokus, Candida albicans , dan
sejumlah besar bakteri anaerobik. Sistem urinari dan genital secara anatomis
terletak berdekatan, suatu penyakit yang menginfeksi satu sistem akan
mempengaruhi siste m yang lain khususnya pada laki-laki. Saluran urin bagian
atas dan kantong urine steril dalam keadaan normal. Saluran uretra mengandung
mikroorganisme seperti Streptococcus, Bacteriodes, Mycobacterium, Neisseria
dan enterik. Sebagian besar mikroorganisme yang ditemukan pada urin
merupakan kontaminasi dari flora normal yang terdapat pada kulit. Keberadaan
bakteri dalam urine belum dapat disimpulkan sebagai penyakit saluran urine
kecuali jumlah mikroorganisme di dalam urine melebihi 105 sel/ml.
9)  Mata (Konjungtiva) dan Telinga
Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid (Coynebacterium
xerosis), S. epidermidis dan Streptokukus non hemolitik. Neiseria dan basil gram
negatif yang menyerupai spesies Haemophilus (Moraxella) seringkali juga ada.
Flora konjungtiva dalam keadaan normal dikendalikan oleh aliran air mata, yang
mengandung lisozim.
Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora kulit. Dapat
dijumpai Streptococcus pneumonia, batang gram negatif termasuk Pseudomonas
aeruginosa, Staphylococcus aureusdan kadang-kadang Mycobacterias aprofit.
Telinga bagian tengah dan dalam biasanya steril.
10)  Bakteri di Darah dan jaringan
Pada keadaan normal darah dan jaringan adalah steril. Kadang-kadang
karena manipulasi sederhana seperti mengunyah, menyikat gigi, ekstraksi gigi,
flora komensal dari mulut dapat masuk ke jaringan atau darah. Dalam keadaan
normal mikroorganisme tersebut segera dimusnahkan oleh sistem kekebalan
tubuh. Hal seperti itu dapat terjadi pula dengan flora faring, saluran cerna dan

8
saluran kemih. Pada keadaan abnormal seperti adanya katup jantung abnormal,
atau protesa lain, bakteremia di atas dapat mengarah pada pembentukan koloni
dan infeksi.

2.4 Jalan Masuknya Mikroorganisme Ke Tubuh Inang


Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh inang melalui berbagai
macam jalan, misalnya melalui membran mukosa, kulit, ataupun rute parental.
Banyak bakteri dan virus memiliki akses memasuki tubuh inang melalui membran
mukosa saluran pernafasan, gastrointestinal, saluran genitourinari, konjungtiva,
serta membran penting yang menutupi bola mata dan kelopak mata.
a)  Saluran pernafasan : Saluran pernafasan merupakan jalan termudah bagi
mikroorganisme infeksius. Mikroorganisme terhirup melalui hidung atau mulut
dalam bentuk partikel debu. Penyakit yang muncul umumnya adalah
pneumonia, campak, tuberkulosis, dan cacar air.
b)  Saluran pencernaan : Mikroorganisme dapat memasuki saluran pencernaan
melalui bahan makanan atau minuman dan melalui jari tangan yang
terkontaminasi mikroorganisme patogen. Mayoritas mikroorganisme tersebut
akan dihancurkan oleh asam klorida (HCL) dan enzim-enzim di lambung, atau
oleh empedu dan enzim di usus halus. Mikatroorganisme yang berahan dapat
menimbulkan penyakit. Misalnya demam tifoid, disentri amoeba, hepatitis A,
dan kolera. Patogen ini selanjutnya dikeluarkan melalui feses dan dapat
ditransmisikan ke inang lainnya melalui air, makanan, atau jari-jari tangan
yang terkontaminasi.
c)    Kulit: Kulit sangat penting sebagai pertahanan terhadap penyakit. Kulit yang
tidak mengalami perlukaan tidak dapat dipenetrasi oleh mayoritas
mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme memasuki tubuh melalui daerah
terbuka pada kulit, folikel rambut, maupun kantung kelenjar keringat.
Mikroorganisme lain memasuki tubuh inang pada saat berada di jaringan
bawah kulit atau melalui penetrasi atau perlukaan membran mukosa. Rute ini
disebut rute perenteral. Suntikan, gigitan, potongan, luka, atau pembedahan
dapat membuka rute infeksi parenteral.

9
d)  Rongga mulut: Pada permukaan rongga mulut terdapat banyak koloni
mikroorganisme. Salah satu penyakit yang umum pada rongga mulut akibat
kolonisasi mikroorganisme adalah karies gigi. Karies gigi diawali akibat
pertumbuhan Streptococcus mutans dan spesies Streptococcus lainnya pada
permukaan gigi. Hasil fermentasi metabolism menghidrolisis sukrosa menjadi
komponen monosakarida, fruktosa, dan glukosa. Enzim glukosiltransferasi
selanjutnya merakit glukosa menjadi dekstran. Residu fruktosa adalah gula
utama yang difermentasi menjadi asam laktat. Akumulasi bateri dan dekstran
menempel pada permukaan gigi dam membentuk plak gigi.
Populasi bakteri plak didominasi oleh Streptococcus dan anggota Actinomyces.
Karena plak sangat tidak permeabelm terhadap saliva, maka asam laktat yang
diproduksi oleh bakteri tidak dilarutkan atau dinetralisasi dan secara perlahan
akanmelunakkan enamel gigitepat plak tersebut melekat.

2.6 Mekanisme Patogenitas


Mikroorganisme yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh bersifat
komensal. Pertumbuhan pada bagian tubuh tertentu bergantung pada faktor -faktor
biologis seperti suhu, kelembapan dan tidak adanya nutrisi tertentu serta zat -zat
penghambat. Keberadaan flora tersebut tidak mutlak dibutuhkan untuk kehidupan
karena hewan yang dibebaskan (steril) dari flora tersebut, tetap bisa hidup. Flora
yang hidup di bagian tubuh tertentu pada manusia mempunyai peran penting
dalam mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal. Beberapa anggota
flora tetap di saluran pencernaan mensintesis vitamin K dan penyerapan berbagai
zat makanan.
Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat mencegah
kolonialisasi oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat gangguan
bakteri. Mekanisme gangguan ini tidak jelas. Mungkin melalui kompetisi pada
reseptor atau tempat pengikatan pada sel penjamu, kompetisi untuk zat makanan,
penghambatan oleh produk metabolik atau racun, penghambatan oleh zat
antibiotik atau bakteriosin (bacteriocins). Supresi flora normal akan menimbulkan
tempat kosong yang cenderung akan ditempati oleh mikroorganisme dari

10
lingkungan atau tempat lain pada tubuh. Beberapa bakteri bersifat oportunis dan
bisa menjadi patogen. Selain itu, diperkirakan bahwa stimulasi antigenik
dilepaskan oleh flora adalah penting untuk perkembangan sistem kekebalan tubuh
normal.
Sebaliknya, flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi
tertentu. Berbagai organisme ini tidak bisa tembus (non-invasive) karena
hambatan-hambatan yang diperankan oleh lingkungan. Jika hambatan dari
lingkungan dihilangkan dan masuk le dalam aliran darah atau jaringan, organisme
ini mungkin menjadi patogen.
Streptococcus viridians, bakteri yang tersering ditemukan di saluran nafas
atas, bila masuk ke aliran darah setelah ekstraksi gigi atau tonsilektomi dapat
sampai ke katup jantung yang abnormal dan mengakibat kan subacute bacterial
endocarditis. Bacteroides yang normal terdapat di kolon dapat menyebabkan
peritonitis mengikuti suatu trauma Spesies Bacteroides merupakan flora tetap
yang paling sering dijumpai di usus besar dan tidak membahayakan pada tempat
tersebut. Tetapi jika masuk ke rongga peritoneum atau jaringan panggul bersama
dengan bakteri lain akibat trauma, mereka menyebabkan supurasi dan bakterimia.
Terdapat banyak contoh tetapi yang penting  adalah flora normal tidak berbahaya
dan dapat bermanfaat bagi tubuh inang pada tempat yang seharusnya atau tidak
ada kelainan yang menyertainya. Mereka dapat menimbulkan penyakit jika berada
pada lokasi yang asing dalam jumlah banyak dan jika terdapat faktor-faktor
predisposisi.

2.7 Interaksi Antara Flora Normal Dengan Inangnya


Pada kenyataannya, tidak banyak yang diketahui tentang sifat hubungan
antara manusia dan flora normal mereka, tetapi mereka dianggap sebagai interaksi
dinamis daripada saling asosiasi ketidak pedulian. Baik host dan bakteri berpikir
untuk memperoleh manfaat dari satu sama lain, dan asosiasi, untuk sebagian
besar, mutualistik. Flora normal berasal dari host mereka pasokan nutrisi,
lingkungan yang stabil, perlindungan dan transportasi. Host memperoleh dari
flora normal tertentu manfaat nutrisi dan pencernaan, stimulasi dari kegiatan

11
pembangunan dan sistem imun, dan perlindungan melawan kolonisasi dan infeksi
oleh mikroba patogen.
Sementara sebagian besar kegiatan manfaat flora normal tuan rumah
mereka, sebagian dari flora normal adalah parasit (hidup di atas biaya tuan rumah
mereka), dan beberapa bersifat patogen (mampu menghasilkan penyakit).
Penyakit yang dihasilkan oleh flora normal di tuan rumah mereka dapat disebut
penyakit endogen. Kebanyakan endogen bakteri penyakit infeksi oportunistik,
yang berarti bahwa organisme harus diberi kesempatan khusus kelemahan atau
membiarkan-down dalam pertahanan host untuk menginfeksi . Contoh dari infeksi
oportunistik bronkitis kronis pada perokok dimana bakteri flora normal dapat
menyerang paru-paru melemah.
Kadang-kadang hubungan antara anggota flora normal yang inangnya
tidak dapat diuraikan. Seperti hubungan dimana tidak ada manfaat jelas atau
membahayakan organisme baik selama hubungan mereka disebut sebagai
hubungan teman semakan. Banyak flora normal yang tidak dominan dalam habitat
mereka, walaupun selalu hadir dalam jumlah yang rendah, dianggap sebagai
teman semakan bakteri. Namun, jika dugaan hubungan teman semakan
mempelajari secara mendetail, parasit atau karakteristik mutualistic sering
muncul.

2.8 Virus Dalam Mikrobiologi Kesehatan


1. Virus yang merugikan
1)      Influenza
Penyebab influenza adalah virus golongan orthomyxovirus yang bebbentuk
seperti bola. Virus influenza ditularkan lewat udara dan masuk ke tubuh
manusia melalui alat pernapasan.
2)      Flu burung
Flu burung atau Avian Influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus yang biasanya menjangkiti unggas dan ammalia. Penyebab penyakit ini
termasuk influenza tipe A, Strain H5N1.

12
3)      Campak
Campak disebabkan oleh virus paramyxovirus. Gejala campak adalah demam
tinggi, batuk, dan rasa nyeri di seluruh tubuh.masa inkubasinya sekitar 10
hingga 12 hari. Di awal masa inkubasi virus berlipat ganda di saluran
pernapasan atas yang menyebabkan gejala batuk kering dan radang
tenggorokan. Di akhir masa inkubasi, virus menuju darah dan beredar ke
seluruh bagian tubuh, terutama kulit, sehingga terlihat bercak-bercak merah di
kulit.
4)     Cacar Air dan Herpes Zoster
Cacar air dan herpes zoster disebabkan oleh virus yang sama, yaitu varicella
zoster virus (VCV). Virus ini dapat langsung menyebabkan penyakit atau dapat
menetap selama beberapa tahun, baru kemudian menimbulkan penyakit.
5)    Hepatitis
Hepatitis (pembegkakan hati) disebabkan oleh virus hepatitis. Beberapa virus
hepatitis yang diekenali adalah virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Gejala
umumnya adalah demam, mual, dan muantah, serta perubahan warna kulit dan
selaput lender terlihat kuning.
6)     Polio.
Polio (poliomyelitis) disebabkan oleh virus polio. Serangan virus polio
menyebabkan lumpuh jika virus menginfeksi selaput otak (meninges) dan
sumsum tulang belakang.
7)    Papilonia.
Disebabkan oleh salah satu virus yang diduga dapat menimbulkan tumor di
kulit, alat kelamin, tenggorokan, dan saluran utama pernapasan. Infeksi terjadi
melalui kontak langsung dan hubungan seksual dengan penderita.
8)     Gondong.
Penyakit gondong disebabkan oleh golongan paramyxovirus. Virus ini hanya
memiliki RNA. Paramyxovirus dapat tumbuh di jaringan otak, selaput otak,
pancreas, testis, galndula parotid, dan kadang di hati.
9)      AIDS

13
AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) adalah penularan sistem
kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV (human immunodeficiency virus).
10)      Ebola
Virus ebola ditemukan pada tahun 1976 di Sudan dan Zaire. Habitatnya di
alam belum diketahui. Demikian pula prosesnya menjai epidemic. Virus ebola
dapat hidup di atmosfer selama beberapa menit, kemudian aka mati oleh sinar
ultraviolet. Virus ebola merusak jaringan dan sel tubuh dan menyebabkan
kematian dalam jangka kurang dari dua minggu.
11)      Herpes Simpleks
Penyakit ini disebabkan oleh virus anggota famili Herpesviridae, yang
menyerang kulit dan selaput lender. Virus herpes simpleks dapat menyerang
bayi, anak-anak, dan orang dewasa.
12)      Rabies
Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies. Rabies sebenarnya merupakan
penyakit yang menyerang hewan, misalnya anjing, kucing, dan kelelawar
penghisap darah. Hewan yang terkena rabies menunjukkan perilaku agresif
atau kelumpuhan.
13)      SARS
SARS (severe acute respiratory syndrome) pertama kali muncul di Cina pada
akhir tahun 2002. Di sepanjang tahun 2003 kasus SARS merebak diseluruh
dunia dan menyebabkan sedikitnya 813 orang meninggal dunia. SARS
disebabkan oleh coronavirus yang mengakibatkan penderita mengalami gejala
seperti penderita pneumonia sehingga SARS disebut juga CVP (coronavirus
pneumonia).
14)      Virus Dengue penyebab demam berdarah
Demam berdarah adalah infeksi penyakit tropis yang disebabkan oleh virus
dengue . Gejalanya meliputi demam , sakit kepala , otot dan nyeri sendi , dan
karakteristik ruam kulit yang mirip dengan campak . Dalam sebagian kecil
kasus penyakit berkembang menjadi demam berdarah mengancam kehidupan
hemoragik, mengakibatkan pendarahan , rendahnya tingkat trombosit darah

14
dan kebocoran plasma darah, atau ke sindrom syok dengue, di mana tekanan
darah sangat rendah terjadi.

2. Virus yang menguntungkan


            Namun demikian, tidak berarti bahwa virus hanya memiliki peran yang
merugikan. Dengan kemajuan bioteknologi dan rekayasa genetika, ilmuan telah
dapat memanfaatkan virus untuk tujuan yang menguntungkan manusia. Misalnya,
untuk penghasil vaksin. Virus juga dapat dimanipulasi agar membawa gen untuk
suatu sifat yang menguntungkan (misalnya gen yang menghasilkan antitoksin).
1. Membuat Antitoksin
Salah satu fase daur hidup virus adalah fase penggabungan. Pada fase ini,
DNA virus menyambungkan diri ke DNA bakteri, sehingga di dalam DNA bakteri
terkandung profag (DNA virus). Dengan kata lain, di dalam bakteri terkandung
materi genetic virus. Ketika profag aktif dan DNA bakteri hancur ada yang
terbawa DNA virus. Misalnya di dalam DNA virus terkandung DNA bakteri
pertama. Apa bila virus ini menginfeksi bakteri kedua, dan kemudian mengikuti
daur lisogenik, maka di dalam DNA bakteri kedua ini terkandung DNA virus dan
DNA bakteri pertama.
2. Pembuatan vaksin
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh yang
berasal dari mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan bakteri yang telah
dilemahkan atau racun yang diambil dari mikroorganisme tersebut.
Vaksin Hepatitis B dan malaria adalah contoh pembuatan vaksin melalui
bioteknologi modern. Secara konvensional pelemahan kuman dilakukan dengan
pemanasan atau pemberian bahan kimia. Dengan bioteknologi dilakukan fusi atau
transplantasi gen.
Vaksin dimasukkan (dengan disuntikkan atau oral) ke dalam tubuh
manusia agar sistem kekebalan tubuh manusia aktif melawan mikroorganisme
tersebut. Vaksin telah membantu berjutajuta orang di dunia dalam pencegahan
serangan penyakit yang serius.

15
2.9 Bakteri Dalam Mikrobiologi Kesehatan
Bakteri juga dapat memberikan manfaat dibidang kesehatan. Antibiotik
merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai daya
hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain dan senyawa ini banyak digunakan
dalam menyembuhkan suatu penyakit. Beberapa bakteri yang menghasilkan
antibiotik adalah:
 Streptomyces griseus, menghasilkan antibiotik streptomycin
 Streptomyces aureofaciens, menghasilkan antibiotik tetracycline
 Streptomyces venezuelae, menghasilkan antibiotik chloramphenicol
 Penicillium, menghasilkan antibiotik penisilin
 Bacillus polymyxa, menghasilkan antibiotik polymixin.
Terlepas dari peranannya dalam menghasilkan antibiotik, banyak jenis
bakteri yang justru bersifat patogen. Pada manusia, beberapa jenis bakteri yang
sering kali menjadi agen penyebab penyakit adalah:
·       Salmonella enterica sub spesies I serovar Typhi yang menyebabkan penyakit
tifus,
·       Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan penyakit TBC, dan
Clostridium tetani yang menyebabkan penyakit tetanus.
·       Bakteri patogen juga dapat menyerang hewan ternak, seperti Brucella
abortus yang menyebabkan brucellosis pada sapi dan
·       Bacillus anthracis yang menyebabkan antraks.
Pernah lihat iklan minuman kesehatan, susu, atau yoghurt yang
menghubung-hubungkan pencernaan kita dengan bakteri bersahabat. Bakteri-
bakteri baik itu adalah sahabat dan pelindung perut kita.
·        Lactobacillus acidophilus dan bifidobacteria (bifidus). Sebenarnya bakteri
baik ini jumlahnya paling banyak di usus kita dibanding bakteri lainnya.
Jumlah yang berkurang, akan membuat keseimbangan tubuh terganggu. Karena
terjadi pembusukan dan penimbulan toksin di kolon. Kita pun jadi rentan
terhadap penyakit dan akan semakin sering mengalami gangguan fisik yang
diakibatkan bakteri tak bersahabat.

16
·        Asidofilusdan bifidus sangat penting dijaga karena dapat meningkatkan
metabolisme tubuh dan menjaga pencernaan kita agar selalu prima. Selain itu
bakteri ini menghasilkan vitamin B esensial.
Fungsi paling sakti lainnya adalah kemampuannya menghambat
pertumbuhan bakteri penyebab penyakit.
Manfaat bakteri bersahabat yang paling sentral untuk tubuh manusia :
 Memulihkan dan mengatur usus dari kerja berat. Bakteri ini sangat baik
bagi mereka yang mengalami sembelit dan sindrom iritasi usus. Bakteri ini
juga mencegah dan mengobati diare yang ditimbulkan oleh antibiotik.
 Sebagai eliminator racun. Bakteri ini menonaktifkan senyawa toksik
seperti nitrat, yang dihasilkan mikroorganisme lain dan makanan.
 Membantu pembentukan enzim laktase. Enzim ini berfungsi mencerna
susu dan produk susu yang merupakan makanan tak bersahabat bagi perut.
Banyak orang yang dapat mulai menoleransi produk susu dalam jumlah
terbatas, jika mereka menambahkan bakteri bersahabat ke dalam diet
mereka.
 Pelindung sistem imun. Bakteri ini membantu merangsang pembentukan
antibodi yang mencegah pertumbuhan kelebihan mikroorganisme
berbahaya seperti kandida, H.pylori, E.coli, dan salmonela, yang dapat
mengambil alih usus dan menimbulkan kekacauan dalam pencernaan kita.
 Mencegah timbul atau kambuhnya infeksi saluran kemih dan vagina
(terutama setelah mendapat antibiotik).
 Meningkatkan perlindungan terhadap patogen, virus, dan bakteri (flu,
masuk angin, keracunan makanan).
 Memulihkan keseimbangan usus setelah pemberian antibiotik, obat,
kemoterapi/radiasi, pemilihan makanan yang salah.
 Mencegah pembentukan gas akibat proses pembusukan dan peragian.
 Mengharumkan napas. Jika kolon Anda dipenuhi bakteri tak bersahabat,
gas-gas yang dihasilkan oleh mereka dapat diserap ke dalam aliran darah
dan dibawa ke paru-paru untuk dikeluarkan. Ubahlah keseimbangan
bakteri usus Anda dan napas Anda akan menjadi lebih segar.

17
 Memperindah dan menghaluskan kulit. Kulit kita bermasalah salah
satunya juga karena manifestasi bakteri. Toksin yang terangkat ke kulit
sumber penyebab jerawat, melasma, diskolorasi kulit, dan psoriasis.
Dengan berjayanya bakteri bersahabat, kelainan-kelainan kulit ini akan
mereda.

2. 10 Jamur Dalam Mikrobiologi Kesehatan


1. Peran menguntungkan seperti berperan dalam industri antibiotik, antibiotik ini
dihasilkan oleh fungi Penicllium notatu.
2. Peran merugikan berperan sebagai agen penyebab penyakit. Fungi pada
umumnya lebih sering menyebabkan penyakit pada tumbuhan dibanding pada
hewan atau manusia.
Fungi dapat menghasilkan racun, racun yang dihasilkan beberapa fungi seperti
seperti Amanita phalloides, A. muscaria maupun Aspergillus flavus
(menghasilkan aflatoksin), dapat sangat berbahaya bagi manusia karena dapat
menyebabkan penyakit kronis seperti kanker dan bahkan kematian

2. 11 Alga Dalam Mikrobiologi Kesehatan


Dalam bidang kesehatan, protista fotosintetik telah dikenal memiliki
berbagai khasiat dan digunakan dalam pembuatan berbagai obat-obatan. Contoh:
 Chlorella : yang telah diketahui mengandung klorofil 2–3 persen dari
beratnya, protein 55–60 persen, vitamin C, vitamin E, kalsium, kalium,
dan magnesium serta berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh,
menurunkan tekanan darah tinggi, memperbaiki pencernaan, mendorong
pertumbuhan bakteri yang bermanfaat dalam usus, menanggulangi
sembelit, mencegah sakit maag, dan mencegah tumor.
 Porphyra tenerakijellum : yang bermanfaat untuk suplemen kesehatan,
 Laminaria digitalis dan Macrocystis pyrifera: sebagai penghasil iodium
untuk mengobati penyakit gondok,
 Laminaria sp. : sebagai bahan pembuatan pil, tablet antibiotik, dan salep,

18
 Eucheuma spinosum, Gelidium, Gracillaria lichenoides, Agardhiella :
sebagai obat pencahar (laksatif), dan
 Dunaliella sp. : yang digunakan sebagai sumber beta-karoten yang
bermanfaat untuk mencegah berbagai kanker termasuk kanker paru-paru.
 Kombu yang berasal dari Laminaria japonica memiliki kandungan serat,
zat besi, kalsium dan iodium yang cukup tinggi serta konon dapat
menurunkan tekanan darah tinggi dan mencegah diabetes melitus.

2.12 Protozoa Dalam Mikrobiologi Kesehatan


1. Peran yang menguntungkan
Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zooplankton yang
menjadi salah satu sumber makanan bagi hewan air termasuk udang, ikan,
kepiting yang secara ekonomis bermanfaat bagi manusia. Peran protozoa lainnya
adalah dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena protozoa merupakan
pemangsa bakteri.Foraminifera, kerangkanya yang telah kosong mengendap di
dasar laut membentuk tanah globigerina, yang berguna sebagai petunjuk adanya
minyak bumi. Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi
tanah radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok.
2. Peran yang merugikan
Protozoa dapat ditemukan di mana-mana karena termasuk organisme
kosmopolit. Oleh karena itu, beberapa jenis protozoa dapat mengancam kesehatan
manusia karena dapat menyebabkan penyakit. Protozoa yang merugikan manusia
sebagai penyebab penyakit antara lain:
–  Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis;
–   Plasmodium sp, penyebab penyakit malaria;
–   Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab penyakit
tidur;
–   Leishmania sp, penyebab penyakit kalaazar;
–   Trichomonas vaginalis, penyebab penyakit pada alat kelamin wanita;
–   Entamoeba histolytica, penyebab penyakit disentri.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Penyebaran mikroba penyakit dapat melalui udara, makanan, air, dan serangga.
Hewan termasuk manusia menyediakan lingkungan yang dicocok bagi
pertumbuhan beberapa mikroorganisme. Hal ini karena tubuh hewan atau
manusia kaya akan nutrisi organik dan faktor pertumbuhan yang dibutuhkan
oleh mikroorganisme heterotrof. Setiap daerah atau organ berbeda secara kimia
dan fisik dari daerah lain, jadi menyediakan suatu lingkungan yang selektif
diaman lebih disukai bagi mikroorganisme tertentu. Kulit, saluran pernapasan,
saluran gastrointestin, dan yang lainnya menyediakan kondisi kimia dan fisik
yang sangat beragam dimana mikroorganisme yang berbeda dapat tumbuh
secara selektif.
2. Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari mikroorganisme, begitu manusia
dilahirkan ia langsung berhubungan dengan mikroorganisme. Mikroorganisme
yang secara alamiah terdapat di tubuh manusia disebut flora normal atau
mikrobiota.

3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas
maka saran yang dapat kami sampaikan adalah :
1. Mikroba/bakteri memang dapat mempermudahkan kita dalam berbagai macam
hal, namun berhati-hatilah memilih mikroba yang digunakan karena dari
berbagai macam mikroba itu ada yang menguntungkan kita dan ada juga yang
dapat merugikan kita.
2. Walaupun penggunaan mikrobiologi sangat bermanfaat bagi kehidupan kita,
tapi kita juga harus waspada pada jenis mikroba yang membahayakan
kehidupan kita misalnya seperti senjata biologi yang dapat membunuh manusia

20
DAFTAR PUSTAKA

Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2. CV.


Yrama Widya. Bandung.

Fadhitya. 2012. (Online) http://wawasanfadhitya.blogspot.com/2012/04/virus-


yang-merugikan-dan-berbahaya-bagi.html. (Diakses Kamis tanggal 2 April
2015).

Kedaibio. 2009. (Online) http://kedaibio.blogspot.com/2009/11/peranan-


virus.html. (Diakses Kamis tanggal 2 April 2015).

Kusnadi, dkk. 2003. Common Text Book MIKROBIOLOGI. JICA. Bandung.

Krisno,Agus.2011.(Online).(http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/10/
patogenisitas-mikroorganisme/). (Diakses Kamis tanggal 2 April 2015).

Iqbalali. 2008. (Online). http://iqbalali.com/2008/02/18/peran-mikroorganisme-


dlm-kehidupan/). (Diakses Kamis tanggal 2 April 2015).

Pediatri, sari. 2001. (Online). Patofisiologi Infeksi Bakteri pada Kulit.


(Diakses hari Kamis tanggal 2 April 2015).

Waluyo, Lud. 2012. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah Malang.


Malang

21

Anda mungkin juga menyukai