PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau dihasilkan
secara sintetik yang dapat membunuh atau menghambat perkembangan bakteri dan
organisme lain (Agus, 1994). Antibiotik merupakan obat yang sangat penting dan dipakai
untuk memberantas berbagai penyakit infeksi, misalnya radang paru-paru, typus, luka-
luka berat dan sebagainya (Widjajanti, 1999), namun, tidak semua jenis mikroba dapat
dibunuh oleh suatu antibiotik. Sebagai contoh penicillin berkhasiat untuk membunuh
Staphylococcus aureus tetapi tidak berkhasiat terhadap Salmonella typhi. Bahkan dapat
terjadi Staphylococcus aureus yang biasanya sensitif terhadap penicillin berubah menjadi
resisten terhadap penicillin. Hal ini disebabkan mikroba tersebut mengadakan mutasi
yang dapat terjadi karena pengobatan yang dilakukan tidak dengan semestinya (Entjang,
2003).
Banyak penyakit yang disebabkan oleh jamur, salah satunya dari spesies Candida
albicans. Candida merupakan jamur bersel tunggal dan tak berfilamen. Candida telah
muncul sebagai salah satu infeksi nosokomial yang paling penting di seluruh dunia
dengan angka morbiditas, mortalitas dan pembiayaan kesehatan yang bermakna. Lebih
1
dari 150 spesies Candida telah diidentifikasi dan 70% infeksi pada manusia disebabkan
oleh Candida albicans (Simatupang, 2009).
Zat antibiotik mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya penyembuhan
infeksi oleh mikroorganisme, karena begitu pentingnya arti antibiotik untuk kesehatan,
maka perlu dilakukan eksplorasi untuk memperoleh antibiotik baru yang potensial,
khususnya untuk menekan pertumbuhan Candida albicans. Dalam penelitian ini peneliti
akan menguji potensi antibiotik isolat Actinomycetes dari material vulkanik Gunung
Merapi terhadap pertumbuhan Candida albicans dengan parameter zona hambat yang
tidak ditumbuhi Candida albians.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mikroorganisme
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil (biasanya
kurang dari 1 mm) sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme
seringkali bersel tunggal (uniselular) meskipun beberapa protista bersel tunggal masih
terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata
telanjang. Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi. Orang yang
bekerja dibidang ini disebut mikrobiolog (Anonymousc, 2009).
Mikroorganisme adalah organisme hidup yang sangat kecil, yang tidak dapat dilihat tanpa
menggunakan mikroskop. Untuk menghindari berkembangnya mikroorgaisme dalam
lingkungan kerja, seorang karyawan harus tahu bagaimana sebuah mikroorganisme itu hidup,
tumbuh, dan berkembang menjadi banyak dan bagaimana mikroorganisme ini
bertransformasi. (Knight dan Kotschevar, 2000 : 289)
1. Bakteri
Bakteri biasanya menyebabkan penyakit pada manusia. Dalam perkembangannya bakteri
membutuhkan makanan, udara yang lembab, dan pada temperatur yang tepat. Contoh :
Salmonella, Eccerecia Coli, Staphylococcus dan Diphtheria bacilus.
2. Virus
Organisme hidup yang paling kecil adalah virus. Ada beberapa virus yang tidak bisa dilihat,
walaupun sudah menggunakan mikroskop. Biasanya virus ini menyebar lewat media air dan
makanan. Sebagai contoh, virus hepatitis. Sedangkan virus polio, menyebar lewat makanan
atau susu.
3. Parasit
Sebagai contoh Endamoeba histolytica adalah parasit yang hidup di air, minyak, buah atau
sayuran dan makanan yang lain.
4. Jamur
Jamur di sini dimaksudkan adalah jamur dengan kategori fungi. Biasanya jamur ini tidak
menyebabkan penyakit, tetapi menyebabkan kerusakan pada makanan. Sebagai contoh,
jamur yang ditemukan pada permukaan daging, bisa dibuang bagian daging tersebut tanpa
harus membuang semua daging.
5. Ragi
3
Sama dengan jamur, ragi juga tidak menyebabkan penyakit, tetapi menyebabkan kerusakan
pada makanan. Ragi biasanya bereaksi jika ada karbondioksida. Ragi biasanya digunakan
dalam pembuatan minuman alcohol dan pembuatan roti.
4
ini. Bakteri mampu melakukan reproduksi baik secara seksual ataupun secara aseksual
berdasarkan kondisi lingkungan atau kebutuhan bakteri tersebut.
1. Reproduksi Seksual
Ciri khas reproduksi seksual pada bakteri adalah terjadinya penggabungan gen (genetic
recombination) antar bakteri, hal ini akan meningkatkan keanekaragaman jenis bakteri
karena munculnya variasi baru dari penyatuan gen bakteri ini. Mutasi adalah akibat dari
reproduksi ini, bakteri mengalami perubahan genetik. Pada banyak kasus, mutasi
menyebabkan bakteri mengalami kekebalan terhadap antibiotik. Reproduksi seksual pada
bakteri membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding reproduksi aseksual, namun hasil
dari reproduksi seksual menghasilkan spesies baru yang lebih kuat dibanding induknya.
Penyatuan genetik pada reproduksi seksual dapat diperoleh melalui berbagai cara:
a Transformasi
Pada metode ini, bakteri mengambil fragment DNA bakteri lain. dari lingkungan
kemudian merekontruksi dengan DNA yang ia miliki. Bakteri rekombinan yang
terbentuk kemudian akan melakukan reproduksi secara aseksual untuk
menghasilkan spesies bakteriyang sama. Teknik ini pertama kali ditemukan oleh Fred
Griffith pada bakteri penyebab pneumonia (Streptococcus pneumonia). Ditemukan varian
baru dari S. pneumonia berkapsul, penelitian Griffith menunjukkan bahwa varian baru ini
terbentuk hasil dari S. pneumonia tak berkapsul yang mengambil gen kapsul dari fragmen
DNA bakteri lain yang ada di lingkungan sekitarnya. Tidak semua bakteri mampu
melakukan metode ini, hal ini dipengaruhi oleh stuktur morfologi bakteri tersebut untuk
mengambil dan menggabungkan DNA donor. Fragment DNA donor ini dikenal dengan
istilah eksogen, sedang DNA asli bakteri penerima disebut endogen, hasil gabungan dari
dua DNA ini akan menghasikan merozigote.
b Transduksi
Rekombinasi genetik yang diperantarai oleh bakteriofage virus. Virus bakteriofage adalah
kelompok virus yang menyerang bakteri, virus ini meminjam tubuh bakteri untuk
melakukan reproduksi. Virus bakteriofage membawa DNA dari bakteri yang sebelumnya
telah diinfeksi ke dalam tubuh bakteri lain. Fragmen DNA antar bakteri kemudian akan
menyatu (merekombinasi) sehingga terbentuk Bakteri rekombinan. Penemuan Zander
dan Lederberg ini membawa perkembangan dalam dunia rekayasa genetik. Virus
bakteriofage sering digunakan untuk menyisipkan gen-gen yang diinginkan ke dalam
tubuh bakteri sehingga bakteri akan menghasilkan produk untuk kemaslahatan
manusia, seperti pembuatan hormon insulin.
c Konjugasi
Konjugasi melibatkan dua sel bakteri yang akan secara langsung melakukan transfer
genetik. Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Lederberg dan Tatum pada bakteri
E.coli. Plasmid adalah DNA ektstra yang dimiliki oleh beberapa bakteri. Pertukaran ini
akan melalui jembatan konjugan yang dibentuk oleh Bakteri F+ . Bakteri F+ akan
5
memperpanjang pili yang berperan sebagai jembatan konjugan menembus sel bakteri
penerima (F-). Pili ini akan ditarik kembali setelah plasmid selesai ditransfer.
Sebelumnya, bakteri donor (F+) akan mengcopy plasmid, sehingga terbentuk dua plasmid
(asli dan replika). Plasmid replica ini yang akan ditransfer ke bakteri recipient (F-)
sehingga bakteri penerima kini bermutasi memiliki kombinasi gen dari bakteri F+.
b Fragmentasi
Pada lingkungan yang buruk, bakteri akan membentuk tubuh
gonidia yang berisi fragmen (potongan) DNA dan protoplasma sel bakteri. Setelah
lingkungan kembali normal, masing-masing gonidia akan tumbuh menjadi sel bakteri
yang utuh dengan mereplikasi ulang DNA untuk melengkapi fragmen DNA-nya.
c Tunas (budding)
Pada beberapa kasus, bakteri dapat membentuk tonjolan dari tubuhnya yng disebut
dengan tunas. Sel induk bakteri akan membuat copy-an DNA yang akan diberikan
kepada tunas. Copy DNA akan ditransfer ke dalam tubuh tunas yang masih melekat pada
tubuh induk. Tunas ini semakin membesar dan akan memisahkan diri dari tubuh induk.
Sel anak dari pertunasan memiliki DNA yang identik dengan induknya dan akan
mengalami perkembangan yang sama.
d Endospora
Pada teknik endospora, bakteri akan meng-copy DNA, membungkusnya dengan dinding
yang sangat kuat. Endospora tetap di dalam tubuh induk sel bakteri. Hanya beberapa
bakteri dapat berkembangbiak dengan endospora, biasanya ditemukan pada golongan
bakteri gram positif. Endospora dilakukan apabila terjadi perubahan lingkungan yang
buruk untuk pertumbuhan bakteri. Bila cuaca buruk, induk bakteri akan mati, endospora
6
akan terlepas keluar. Dinding endospora tahan panas, sehingga tahan akan kondisi yang
ektrem. Sampai lingkungan akan kembali normal, endospora ini akan “menetas”
membentuk bakteri yang baru.
1. Kontak tubuh
Kuman masuk kedalam tubuh melalui proses penyebaran secara langsung maupun tidak
langsung,penyebaran secara lamgsung melalui sentuhan dengan kulit,sedangkan tidak
langsung dapat melalui benda yang terkontaminasi kuman.
2. Makanan dan minuman
Terjadinya penyebaran dapat melalui makanan dan minuman yang telah
terkontaminasi,seperti pada penyakit tifus abdominalis,penyakit infeksi cacing dan lain lain.
3. Serangga
Contoh proses penyebaran kuman melalui serannga adalah penyebaran penyakit malaria oleh
plasmodium pada nyamuk aedes dan beberapa penyakit saluran pencernaan yang dapat
ditularkan melalui lalat.
4. Udara
Proses penyebaran kuman melalui udara dapat dijumpai pada penyebaran penyakit sistem
pernapasan (penyebaran kuman tuberkolosis) atau sejenisnya.
Jenis pertama adalah Zooparasit yaitu parasit yang berupa hewan yang kemudian dibedakan
atau dibagi dalam :
1. Protozoa adalah parasit yang berupa hewan yang bersel satu seperti amoeba.
2. Metazoa adalah parasit berupa hewan yang bersel banyak yang dibagi lagi dalam helmintes
atau cacing dan artropoda atau serangga.
Jenis parasit kedua adalah Fitoparasit yaitu parasit yang berupa tumbuh- tumbuhan yang
kemudian dikelompokkan dan terdiri dari :
a. Bakteri
7
yang dihinggapi parasit disebut hospes, yang mungkin menderita berbagai kelainan fungsi
dari organ sehingga dapat menimbulkan kelainan.
2.7 Siklus Hidup Parasit
Siklus hidup (daur hidup) parasit adalah serangkaian fase (stadium) dari paarsit untuk
kelangsungan hidupnya. Mengenai siklus hidup parasit sangatlah penting, karena
pengendalian penyakit parasit tanpa dilandasi dengan pengetahuan siklus hidup parasit
adalah sia — sia. Siklus hidup parasit secara umum dapat dibedakan menjadi :
1. Siklus hidup secara langsung, untuk melangsungan hidup parasit memerkulan hanya satu
hospes (hospes definitif) dan parasit ini biasanya memiliki fase bebas. Contoh cacing Ascaris
suum yang menginfeksi babi, cacing dewasa bertelur dan keluar bersama tinja dan
mencemari lingkungan, telur mengalami perkembangan dimana di dalam telur terbentuk
larva stadium 1 dan 2 yang bersifat infektif dan akhirnya tertelan lagi oleh babi dan
berkembang menjadi dewasa. Disini hanya memerluka satu hospes babi dan perkembangan
telur terjadi diluar tubuh babi (fase bebas).
2. Siklus hidup secara tidak langsung, untuk kelangsungan hidup parasit membutuhkan satu
hospes definitiνe dan satu atau lebih hospes intermedier. Contoh cacing hati Fasciola
gigantica yang menginfeksi sapi, cacing dewasa yang berpredileksi didalam kantung empedu
bertelur dan keluar bersama tinja dan mencemari lingkungan, dari dalam telur akan keluar
mirasidium yang harus membutuhkan hospes intermedier siput Lymnaea sp untuk
berkembang menjadi sporokista, redia dan serkaria, serkaria akan keluar dari tubuh siput dan
menempel pada rumput menjadi Metaserkaria infektif dan akhirnya harus tertelan oleh sapi.
8
e Penderita parasitosis beserta barang-barang atau lingkungannya yang sudah
terkontaminasi penderita.
f Penderitanya dapat menjadi sumber infestasi bagi dirinya sendiri (autoinfeksi).
9
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Mikroorganisme adalah organisme hidup yang sangat kecil, yang tidak dapat dilihat tanpa
menggunakan mikroskop. Jenis mikroorganisme yang paling banyak menginfeksi tubuh manusia
yaitu bakteri. Siklus hidup bakteri terdiri dari beberapa fase yaitu fase lag, fase eksponensial,
fase stasioner dan fase kematian. Cara penularan bakteri pada tubuh manusia berupa kontak
tubuh, makananGminuman, serangga dan udara.
Parasit terdiri dari beberapa jenis yakni Protozoa Metazoa Spirochaeta dan virus. Siklus hidup
parasit yaitu secara langsung dan tidak langsung. Cara penularannya berupa tanah dan air yang
terkontaminasi. Tanah yang dikotori feses manusia merupakan sumber penularan yang
disebabkan oleh Ascaris Lumbricoides, Trichuris Trichuira. Air yang terkontaminasi
mengandung kista amoeba dan telur taenia solium dan Antropoda penghisap darah seperti
penyakit malaria, leismania, cacing filaria, dan trypanosoma.
3.2 Saran
Berdasarkan uraian makalah yang telah dibuat, diharapkan dapat menambah pengetahuan
mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan dalam mencegah penyebaran penyakit yang
disebabkan oleh mikroorganisme dan parasit.
10