Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

AGEN-AGEN INFEKSIUS ( BAKTERI )


DOSEN PENGAMPU : INDAH WASLIAH S.Kep.Ners.M.Kep.Sp.Kep.An.

NAMA : SOHIBUL HAMDI


NIM : 144STYC21

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANYARSI MATARAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

1
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Agen-Agen Infeksius
( Bakteri )”.Maksud dan tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan ( IDK ) sebagai
laporan hasil diskusi kelompok.

Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak hambatan dan


kesulitan yang kami temui, namun berkat bimbingan, tuntunan yang
diberikan, serta dukungan dari berbagai pihak yang terlibat maka
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami sadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kurang
lebihnya kami mohon maaf, semoga makalah mengenai “Agen-Agen
Infeksius ( Bakteri )” ini bermanfaat untuk pembaca pada khususnya
dan kita semua pada umumnya, aamiin.

Mataram, 16 Mei 2022

Penulis

DAFTAR ISI

2
Halaman Sampul....................................................................................................1
Kata Pengantar.......................................................................................................2
Daftar Isi.................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan.................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................5
Bab II Pembahasan................................................................................................6
1.2 Pengertian Bakteri..............................................................................................6
2.2 Ciri-Ciri Bakteri...............................................................................................12
3.2 Klasifikasi Bakteri............................................................................................14
4.2 Peranan Bakteri................................................................................................17
Bab III Penutup....................................................................................................19
1.3 Kesimpulan......................................................................................................19
2.3 Saran.................................................................................................................19
Daftar Pustaka......................................................................................................20

BAB I
PENDAHULUAN

3
1.1 Latar Belakang
Penyakit infeksi merupakan ancaman yang besar untuk umat
manusia. Infeksi ditimbulkan karena adanya agen infeksius yang
menyerang tubuh manusia, baik secara langsung maupun melalui perantara.
Agen infeksius salah satunya dapat berupa bakteri. Agen infeksius yang
menyerang manusia mempunyai tingkatan tertentu dalam patogensinya,
yaitu dapat menimbulkan penyakit ringan sampai penyakit mematikan.
Penyakit yang ringan apabila tidak ditangani secara serius bisa
menyebabkan akibat yang lebih fatal ( Arias, 2003 ).
Penyakit infeksius yang dapat ditularkan dari satu individu ke
individu lainnya disebut penyakit menular. Mikroorganisme pathogen
berkembangbiak dan menyebabkan tanda dan gejala klinis maka infeksi
tersebut simptomatis, sebaliknya jika tidak ada gejala yang timbul, maka
penyakit bersifat asimptomatis (Padoli, 2016).
Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membrane
inti sel dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran
besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dapat
memberikan manfaat maupun sumber penyakit dibidang pangan. Banyak
klasifikasi dari bakeri, salah satu contohnya misalkan bakteri enteric
pathogen yang banyak menyebabkan penyakit saluran cerna pada manusia
lebih dari 80% bakteri perusak pada makanan disebabkan oleh bakteri
enteric pathogen (Madigan, 2009) dan masih banyak lagi jenis bakteri yang
bermanfaat ataupun menimbulkan dampak negatif terutama dalam bidang
kesehatan.
2.1 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bakteri ?
2. Bagaimana ciri-ciri bakteri ?
3. Apa saja klasifikasi bakteri ?
4. Bagaimana peranan bakteri di beberapa bidang ?
3.1 Tujuan

4
1. Mengetahui apa pengertian bakteri
2. Mengetahui bagaimana ciri-ciri bakteri
3. Mengetahui apa saja klasifikasi bakteri
4. Mengetahui bagaimana peranan bakteri di beberapa bidang

BAB II
PEMBAHASAN

5
1.2 Pengertian Bakteri
Bakteri merupakan organisme yang memiliki sel tunggal, tidak
memiliki membran inti sel (bersifat prokariotik), serta memiliki
ukuran mikroskopik artinya diperlukan mikroskop untuk bisa
melihatnya.Struktur sel bakteri tergolong sederhana jika dibanding
dengan makhluk hidup lain. Sebab bakteri tidak memiliki inti sel
(nukleus), kerangka sel, dan organel lainnya, contohnya mitokondria
dan kloroplas.

Bakteri (nama ilmiah: Bacteria) adalah


kelompok mikroorganisme bersel satu yang diklasifikasikan pada
tingkat domain. Bersama dengan domain Archaea, bakteri digolongkan
sebagai prokariota. Sel bakteri memiliki bentuk tertentu, misalnya
menyerupai bola, batang, atau spiral, yang biasanya berukuran
beberapa mikrometer. Bakteri merupakan salah satu bentuk kehidupan
pertama yang muncul dan saat ini menghuni sebagian besar habitat di
Bumi. Bakteri dapat hidup di tanah, air, mata air panas yang asam, limbah
radioaktif, hingga kerak Bumi. Bakteri juga menjalin
hubungan simbiosis dengan tumbuhan dan hewan. Sebagian besar bakteri
belum diketahui karakternya, dan hanya sekitar 27 persen filum bakteri
yang memiliki spesies yang dapat ditumbuhkan di laboratorium. Studi
tentang bakteri disebut bakteriologi, salah satu cabang mikrobiologi.

Hampir semua hewan bergantung pada bakteri agar mereka dapat


bertahan hidup karena hanya bakteri dan sejumlah arkea yang
memiliki gen dan enzim yang diperlukan untuk menyintesis vitamin B12.
Vitamin ini diperoleh hewan melalui rantai makanan atau dihasilkan oleh
mikroorganisme yang hidup dalam sistem pencernaan mereka. Ada sekitar
40 juta sel bakteri dalam satu gram tanah dan satu juta sel bakteri dalam
satu mililiter air tawar. Secara keseluruhan, ada sekitar 4–6 x 10 30 bakteri
dan arkea di Bumi, yang membentuk biomassa yang hanya dilampaui oleh
tumbuhan. Bakteri sangat berperan dalam siklus nutrisi, misalnya dalam

6
proses pengikatan nitrogen dari atmosfer dan dekomposisi mayat.
Pada komunitas organisme di sekitar ventilasi hidrotermal dan ventilasi
dingin, bakteri ekstremofil menyediakan nutrisi yang dibutuhkan untuk
menopang kehidupan dengan mengubah senyawa terlarut, seperti hidrogen
sulfida dan metana, menjadi energi.

Pada manusia dan sebagian besar hewan, bakteri paling banyak


berada di saluran pencernaan. Kulit juga dihuni bakteri dalam jumlah besar.
Mayoritas bakteri dalam tubuh tidak berbahaya karena tubuh
dilindungi sistem imun. Di samping itu, banyak bakteri yang bermanfaat,
terutama sebagai flora usus. Namun, beberapa spesies bakteri
bersifat patogenik dan menyebabkan penyakit menular, antara
lain kolera, sifilis, gonore, antraks, kusta, dan pes. Penyakit bakterial
mematikan yang paling banyak ditemukan adalah infeksi saluran
pernapasan. Tuberkulosis membunuh sekitar dua juta orang per tahun, yang
kebanyakan terjadi di Afrika Sub-Sahara. Antibiotik digunakan untuk
mengobati infeksi bakteri dan juga digunakan dalam pertanian, yang
membuat resistansi antibiotik menjadi masalah yang terus berkembang. Di
bidang perindustrian, bakteri berperan penting dalam pengolahan
limbah dan penguraian tumpahan minyak, produksi keju
dan yoghurt melalui fermentasi, pemurnian emas, paladium, tembaga, dan
logam lainnya pada sektor pertambangan, serta dalam bioteknologi seperti
pembuatan antibiotik dan bahan kimia lainnya.

A. Struktur Sel (Bakteri)

 Struktur intraseluler

Sel bakteri dikelilingi oleh membran sel, yang terutama terbuat


dari fosfolipid. Membran ini membungkus isi sel dan menjadi pembatas
bagi nutrien, protein, dan komponen-komponen penting lainnya
di sitoplasma agar mereka tetap berada di dalam sel. Tidak seperti
eukariota, sel bakteri biasanya tidak memiliki struktur besar yang

7
terbungkus membran di dalam sitoplasma mereka,
seperti nukleus, mitokondria, kloroplas, dan organel-organel lainnya.
Meskipun demikian, sejumlah bakteri mempunyai organel yang berikatan
dengan protein, contohnya karboksisom, yang menciptakan kompartemen
untuk memisahkan aspek-aspek metabolisme bakteri. Selain itu, bakteri
memiliki sitoskeleton multikomponen untuk mengatur lokalisasi protein
dan asam nukleat di dalam sel, serta untuk mengelola proses pembelahan
sel.

Banyak reaksi biokimia esensial, seperti pembangkitan energi,


terjadi karena adanya gradien konsentrasi lintas membran. Akibatnya,
tercipta perbedaan potensial yang serupa dengan baterai. Secara umum,
kurangnya jumlah membran internal pada bakteri mengakibatkan reaksi-
reaksi ini, misalnya rantai transpor elektron, berlangsung melintasi
membran sel, baik antara sitoplasma (di bagian dalam sel) dengan bagian
luar sel ataupun dengan periplasma. Namun, pada banyak
bakteri fotosintetik, membran plasma sangat terlipat dan mengisi sebagian
besar sel dengan lapisan-lapisan membran pengumpul cahaya. Kompleks
pengumpul cahaya ini dapat membentuk struktur yang ditutupi lipid yang
disebut klorosom pada bakteri belerang hijau.

Bakteri tidak memiliki nukleus yang terbungkus membran. Materi


genetiknya biasanya berupa nukleoid, yaitu DNA yang terletak di
sitoplasma secara ireguler yang membentuk kromosom
melingkar tunggal. Nukleoid mengandung kromosom yang lengkap dengan
struktur protein dan RNA-nya. Seperti semua organisme lain, bakteri
memiliki ribosom untuk menghasilkan protein, tetapi struktur ribosom
bakteri berbeda dari ribosom pada eukariota dan arkea. Sejumlah bakteri
menghasilkan butiran penyimpanan nutrisi di dalam selnya,
seperti glikogen, polifosfat, belerang, atau polihidroksi alkanoat. Beberapa
bakteri, seperti sianobakteri fotosintetik, mempunyai vakuola gas internal
yang mereka gunakan untuk mengatur daya apung sehingga mereka dapat

8
berpindah untuk naik atau turun di dalam lap air yang memiliki intensitas
cahaya dan tingkat nutrisi yang berbeda.

1.1 Gambar Struktur sel bakteri yang menunjukkan membran


plasma, DNA (nukleoid), kapsul, dinding
sel, mesosom, ribosom, sitoplasma, dan flagela

 Struktur Ekstraseluler

Lapisan yang mengelilingi bagian luar membran sel adalah dinding


sel. Dinding sel bakteri terbuat dari peptidoglikan (disebut juga murein),
yang disusun oleh rantai polisakarida yang terhubung secara silang
dengan peptida yang mengandung asam amino-D. Dinding sel bakteri
berbeda dari dinding sel tumbuhan dan fungi, yang masing-masing terbuat
dari selulosa dan kitin. Dinding sel bakteri juga berbeda dengan arkea yang
tidak mengandung peptidoglikan. Bagi banyak bakteri, dinding sel sangat
penting untuk kelangsungan hidup mereka karena beberapa zat,
misalnya penisilin (antibiotik yang diproduksi oleh jamur Penicillium),
mampu membunuh bakteri dengan menghalangi satu langkah reaksi dalam
sintesis peptidoglikan.

Secara garis besar, ada dua jenis dinding sel pada bakteri, yang
mengelompokkan bakteri menjadi bakteri Gram-positif dan bakteri Gram-
negatif. Penamaan tersebut didasarkan dari reaksi sel terhadap pewarnaan

9
Gram, suatu metode yang telah lama dilakukan untuk mengklasifikasikan
jenis bakteri.

Bakteri Gram-positif mempunyai dinding sel tebal yang


mengandung banyak lapisan peptidoglikan dan asam teikoat. Sebaliknya,
bakteri Gram-negatif memiliki dinding sel yang relatif tipis yang terdiri atas
beberapa lapisan peptidoglikan yang dikelilingi oleh membran lipida
dwilapis yang mengandung lipopolisakarida dan lipoprotein. Sebagian besar
bakteri memiliki dinding sel bertipe Gram-negatif, dan hanya
filum Firmicutes dan Actinobacteria (sebelumnya masing-masing dikenal
sebagai bakteri Gram-positif dengan G+C rendah dan G+C tinggi) yang
memiliki susunan Gram-positif alternatif. Perbedaan struktur ini dapat
menghasilkan perbedaan kerentanan terhadap antibiotik;
misalnya, vankomisin hanya dapat membunuh bakteri Gram-positif dan
tidak efektif melawan patogen Gram-negatif, seperti Haemophilus
influenzae atau Pseudomonas aeruginosa. Sebagian bakteri mempunyai
struktur dinding sel yang tidak tergolong Gram-positif atau Gram-negatif,
termasuk bakteri yang penting secara klinis seperti Mycobacterium yang
mempunyai dinding sel dengan peptidoglikan tebal seperti bakteri Gram-
positif, tetapi juga memiliki lapisan lipid kedua di bagian luarnya.

Pada banyak bakteri, lapisan-S berupa molekul protein yang


tersusun secara kaku menutupi bagian luar sel. Lapisan ini melindungi
permukaan sel secara fisik dan kimiawi dan dapat bertindak
sebagai penghalang difusi makromolekul. Lapisan-S memiliki fungsi yang
beragam, tetapi sebagian besar fungsinya kurang dipahami. Sejauh ini,
lapisan-S diketahui bertindak sebagai faktor virulensi
pada Campylobacter dan mengandung enzim permukaan pada Bacillus
stearothermophilus.

10
1.2 Diagram flagela yang pangkalnya menempel pada rotor di
permukaan sel bakteri

Banyak bakteri memiliki struktur ekstrasel lainnya


seperti flagela, fimbria, dan pili yang digunakan untuk bergerak, melekat,
dan berkonjugasi. Flagela merupakan struktur protein kaku yang
digunakan untuk motilitas. Diameter flagela sekitar 20 nanometer dan
panjangnya mencapai 20 mikrometer. Flagela digerakkan oleh energi yang
dilepaskan oleh transfer ion, yang terjadi karena gradien
elektrokimia lintas membran sel. Fimbria (kadang-kadang disebut "pili
yang melekat") adalah filamen protein yang halus, dengan diameter sekitar
2–10 nanometer dan panjang beberapa mikrometer. Mereka tersebar di
permukaan sel dan terlihat seperti rambut halus bila diamati
melalui mikroskop elektron. Fimbria diyakini terlibat dalam perlekatan
bakteri ke permukaan padat atau ke sel lain, dan berperan dalam virulensi
beberapa bakteri patogen. Sementara itu, pili adalah struktur pelengkap
yang sedikit lebih besar dari fimbria. Struktur ini disebut sebagai pili
konjugasi atau pili kelamin saat menjadi sarana transfer materi genetik
antarsel bakteri dalam proses yang disebut konjugasi (lihat genetika bakteri
di bawah). Mereka juga dapat menghasilkan gerakan yang disebut pili tipe
IV.

11
1.3 Beberapa struktur ekstraseluler bakteri: 1-Kapsul, 2-lapisan lendir,
3-biofilm

Banyak bakteri memproduksi glikokaliks untuk mengelilingi sel


mereka. Kompleksitas struktur glikokaliks bervariasi, mulai dari lapisan
lendir tak teratur yang terbuat dari zat polimer
ekstraseluler hingga kapsul yang sangat terstruktur. Struktur-struktur ini
dapat melindungi sel bakteri dari sel eukariota, misalnya makrofag (bagian
dari sistem imun manusia), yang hendak menelan mereka.[84] Glikokaliks
juga memiliki beberapa peran lain: bertindak sebagai antigen, terlibat
dalam pengenalan sel, serta membantu perlekatan ke suatu permukaan dan
pembentukan biofilm.

Perakitan struktur-struktur ekstraseluler bergantung pada sistem


sekresi bakteri, yang mentransfer protein dari sitoplasma ke periplasma
atau ke lingkungan di sekitar sel. Para ilmuwan telah mengetahui
bermacam-macam sistem sekresi bakteri dan menemukan bahwa struktur-
struktur ekstrasel yang dihasilkannya sering kali berperan penting dalam
menentukan virulensi patogen. Oleh karenanya, mereka dipelajari secara
intensif.

2.2 Ciri-Ciri Bakteri

Ciri-ciri bakteri yaitu:

1. Termasuk organisme berdiameter 0,5 - 1 mikron dengan panjang 1-20


mikron
2. Ukuran yang sangat kecil itu membuat bakteri hanya bisa dilihat lewat
mikroskop
3. Umumnya bakteri hidup berkoloni dan merupakan uniseluler

12
4. Dinding sel tersusun dari mukopolisakarida dan peptidoglikan
5. Beberapa bakteri, khususnya yang bersifat patogen, tubuh bagian luar
dilindungi kapsul yang terbentuk dari lendir disekresikan sendiri oleh
bakteri
6. Memiliki plasmid yaitu DNA berbentuk sirkuler
7. Berkembang biak secara vegetative
8. Bentuk tubuh beraneka ragam
9. Tidak berklorofil
10. Bersifat prokariotik atau memiliki inti sel tanpa membran inti
11. Hidupnya bersifat autotrof dan heterotrof
12. Beberapa bakteri memiliki flagela sebagai alat gerak, sebagian lain
tidak memiliki flagella
13. Jika kondisinya tidak bagus, bakteri bisa membentuk endospora untuk
melindungi bakteri dari panas dan gangguan alam
14. Bakteri sifatnya kosmopolit atau berhabitat luas
15. Dalam sitoplasma terdapat ribosom sebagai sintesis protein, namun
tidak ada organel seperti mitokondria,retikulum endoplasma, badan
golgi atau vakuola.

A. Struktur sel bakteri dan fungsinya


1. Kapsul atau Lapisan Lendir
Lapisan terluar pada tubuh bakteri yang fungsinya sebagai
pelindung untuk menjaga sel dari kekeringan. Selain itu untuk
membantu pelekatan sel bakteri pada sel lain (substrat). Kapsul
merupakan pelindung yang tebal sedangkan lapisan lending pelindung
yang tipis.
2. Dinding Sel
Termasuk pelindung bakteri yang terbuat dari bahan
peptidoglikan (gabungan antara protein dan polisakarida). Fungsi
peptidoglikan adalah mempertahankan bentuk sel, melindungi dan
menjaga sel agar tidak mudah pecah.

13
3. Membran Plasma
Lapisan pelindung yang terbuat dari bahan protein dan
fosfolipid. Fungsinya untuk membungkus sitoplasma, membentuk
mesosom, hingga mengatur pertukaran zat baik itu di dalam maupun di
luar sel.
4. Mesosom
Organel yang berasal dari penonjolan membran sel ke arah
sitoplasma, berfungsi untuk menghasilkan energi, membentuk dinding
sel baru saat pembelahan sel, dan menerima DNA ketika konjugasi.
5. Sitoplasma
Cairan koloid yang mengandung molekul organik, garam
mineral, DNA, kromosom, dan ribosom. Fungsinya sebagai tempat
reaksi metabolisme sel berlangsung.
6. DNA
Materi genetik dalam sel bakteri yang terdiri dari DNA
kromosom dan DNA non kromosom (plasmid). DNA kromosom
berfungsi untuk menentukan sifat metabolisme bakteri, sedangkan
DNA nonkromosom untuk menentukan sifat tertentu seperti sifat
patogen, sifat fertilitas, dan lainnya.
7. Pili
Disebut juga fimbriae atau jika banyak disebut pillus yaitu
rambut-rambut kecil, kaku, dan pendek yang berfungsi untuk
membantu bakteri menempel pada media tempatnya hidup dan
melekatkan diri dengan sel bakteri lain sehingga terjadi transfer DNA.
8. Flagela
Alat gerak bakteri yang tersusun dari senyawa protein dan terletak di
dinding sel.
3.2 Klasifikasi Bakteri
Sama halnya seperti makluk hidup lainnya, bakteri juga terbagi
menjadi beberapa kelompok., berikut ini penjelasan klasifikasi
organisme uniseluler tersebut.

14
Pengelompokan eubacteria atau bakteri sejati
1. Proteobacteria Kelompok
proteobacteria terdiri dari bakteri ungu, kemoautotrof, dan
kemoheterotrof. Bakteri ungu hidup dalam endapan kolam, danau, atau
lumpur. Sementara itu kemoautotrof biasa hidup bebas atau bersimbiosis
dengan makhluk lain dan kelompok kemoheterotrof hidup dalam saluran
pencernaan.
2. Bakteri gram positif
Kelompok bakteri ini bisa melakukan fotosintesis dan ada juga
yang memiliki sifat kemoheterotrof. Organisme ini membentuk endospora
saat lingkungan tidak menguntungkan. Contoh bakteri ini yaitu
Clostridium dan Bacillus.
3. Spirochetes
Kelompok ini memiliki bentuk spiral dengan panjang 5 sampai 250
mm. Spirochetes tergolong dalam bakteri gram negatif dan bersifat
kemoheterotrof. Organisme yang masuk klasifikasi ini hidup bebas atau
sebagai parasit di tubuh manusia dan hewan.
4. Chlamydias
Kelompok bakteri ini berukuran 0,2 – 1,5 mm. Chlamydias hanya
hidup sebagai parasit dalam sel makhluk hidup lain. Contohnya yaitu
Chlamydias trachomatis penyebab penyakit mata.
5. Cyanobacteria
Dahulunya kelompok organisme ini dikenal dengan nama ganggang
hijau biru. Cyanobacteria ada yang memiliki sel hanya satu, namun ada
juga yang bersel banyak. Klasifikasi bakteri ini memiliki pigmen klorofil,
karoten, dan pigmen lain. Pigmen tambahan yang ditemukan dalam
organisme ini yaitu fikosianin (pigmen biru) dan fikoeritrin (pigmen
merah). Ragam pigmen tersebut yang menyebabkan kelompok
Cyanobacteria memiliki banyak warna.  Contohnya Anabaena yang
menyebabkan air sawah memiliki warna hijau.
A. Pengelompokan berdasarkan sumber nutrisi

15
Sementara itu jika dilihat dari sumber nutrisinya, bakteri terbagi
menjadi dua jenis yaitu autotrof dan heterotrof.
1. Bakteri Autotrof
Jenis bakteri yang masuk dalam kelompok ini yaitu bakteri yang
mampu mengubah zat anorganik menjadi organik sebagai sumber
makanan. Sementara itu, kelompok mikroorganisme autotrof ini juga
masih terbagi lagi menjadi fotoautotrof dan kemoautotrof.
 Fotoautotrof
Fotoautotrof yaitu bakteri autotrof yang mengubah bahan
anorganik menjadi organik dengan bantuan cahaya matahari.
Contohnya, bakteri hijau dan ungu. Kedua makhluk hidup uniseluler itu
memilki pigmen yang memberikan warna khas.
 Kemoautotrof
Kemoautotrof yaitu bakteri yang mendapatkan energi dengan
melakukan oksidasi senyawa kimia anorganik. Contohnya Nitromonas
yang mendapatkan energi dari hasil oksidasi amonia menjadi nitrit.
2. Bakteri Heterotrof
Jenis makhluk hidup bersel satu ini yaitu organisme yang
mendapatkan energi dari bahan organik disekitar tempat hidupnya.
Organisme ini terbagi lagi menjadi dua kelompok.
 Bakteri heterotrof yang hidup sebagai parasit dan biasanya
menyebabkan penyakit.
 Bakteri saprofit. Jenis organisme ini memperoleh makanan
dengan cara membebaskan enzim dan menyerap bahan
hasil reaksi enzimatis.
3. Pengelompokan berdasarkan kebutuhkan oksigen
Tidak seperti manusia yang membutuhkan oksigen, kelompok
bakteri ternyata ada yang memerlukan oksigen namun ada juga yang
tidak tubuh. Berdasarkan kebutuhan oksigennya, jenis organisme
uniseluler ini terbagi menjadi dua macam.

16
 Bakteri aerob atau yang membutuhkan oksigen.
Contohnya :Nitromonas.
 Bakteri anaerob atau yang tidak membutuhkan oksigen.
Contohnya:Lactobacillus.
5. Peranan Bakteri
1. Manfaat Bakteri bagi Kehidupan
Bakteri memiliki beberapa manfaat untuk kehidupan manusia.
Berikut beberapa manfaat bakteri untuk kehidupan.
 Membantu menyuburkan tanah dengan menghasilkan nitrat
 Pengurai sisa makhluk hidup dengan pembusukan
 Fermentasi dalam pembuatan makanan dan minuman
 Penghasil obat-obatan seperti antibiotic
 Mengurai sampah untuk menghasilkan energy
 Membantu dalam pembuatan zat-zat kimia, dll
2. Dampak Buruk Bakteri bagi Kehidupan
Bakteri memiliki beberapa dampak buruk bagi kehidupan. Berikut
beberapa dampak buruk bakteri bagi kehidupan.
 Menyebabkan penyakit bagi makhluk hidup termasuk manusia
(bakteri parasit/patogen)
 Membusukkan makanan yang kita miliki
 Merusak tanaman dengan serangan penyakit yang merugikan
(bakteri parasit/patogen)
 Menimbulkan bau yang tidak sedap hasik aktivitas
pembusukan
 Membuat tubuh manusia kotor dipenuhi bakteri yang
mengakibatkan bau badan
A. Peranan Bakteri Pada Beberapa Bidang
1. Peran Bakteri dalam Bidang lingkungan

17
 Membantu proses fiksasi nitrogen, dilakukan oleh bakteri
nitrifikasi, seperti bakteri Azotobacter,
Clostridium, dan Pasteurianum.
 Membantu proses fotosintesis, dilakukan oleh bakteri
fotoautotrof.
 Membantu proses kemosintesis, dilakukan oleh bakteri
kemosintetik.
 Membantu proses simbiosis. Dalam hal ini, bakteri
membantu pencernaan makanan yang ada dalam perut sapi
dengan cara menghasilkan enzim selulosa untuk membantu
mencerna selulosa dalam perut sapi.
 Membantu proses bioremediasi, dilakukan oleh
bakteri Alcanivorax, Marinobacter, dan Neptumonas.
2. Peran Bakteri dalam Bidang Bioteknologi dan Industri 
 Pembuatan yoghurt dibantu oleh bakteri Lactobacillus
Bulgaricus.
 Pembuatan minuman probiotik (yakult) dibantu oleh
bakteri Lactobacillus Casei.
 Pembuatan keju dibantu oleh bakteri Streptococcus Lactis.
 Pembuatan nata de coco dibantu oleh bakteri Acetobacter
Xylinum.
 Pembuatan mineral tembaga dibantu oleh
bakteri Thiobacillus, Sulfolobus.
 Membantu dalam proses pembuatan insulin buatan.
3. Peran Bakteri dalam Bidang Kesehatan 
 Bakteri Mikroflora atau Mikrobiota normal dapat memberi
nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh kita, seperti vitamin K.
 Bakteri Streptomyces Griseus dapat menghasilkan
antibiotik streptomisin.

18
 Bakteri Streptomyces Aureofaciens dapat menghasilkan
antibiotik aureomisin. 
 Bakteri Streptomyces Rimosus dapat menghasilkan
antibiotik tetrasiklin.

19
BAB III
PENUTUP
1.3 Kesimpulan
Bakteri merupakan organisme yang memiliki sel tunggal, tidak
memiliki membran inti sel (bersifat prokariotik), serta memiliki
ukuran mikroskopik artinya diperlukan mikroskop untuk bisa
melihatnya.Struktur sel bakteri tergolong sederhana jika dibanding
dengan makhluk hidup lain. Sebab bakteri tidak memiliki inti sel
(nukleus), kerangka sel, dan organel lainnya, contohnya mitokondria
dan kloroplas.

2.3 Saran
Setelah mengetahui apa itu bakteri dan juga klasifikasinya
maka bakteri tidak hanya dianggap suatu hal yang merugikan, tetapi
bakteri merupakan bagian organisme yang memili dampak positif.
Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan lebih memahami kembali
mengenai bakteri Karena mengingat pentingnya peranan bakteri
dalam bidang kesehatan

20
DAFTAR PUSTAKA

Aeni, Siti Nur. 2021. Mengenal Bakteri Dan Cirri-Ciri Sampai


Peranannya.
https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/614d0960532e9/mengenal-
bakteri-dari-ciri-ciri-sampai-peranannya-di-kehidupan. di akses pada
tanggal 19 Mei 2022
Sulaiman, M Reza. 2021. Bakteri : Pengertian, Ciri, Dan Klasifikasi.
https://www.suara.com/health/2021/07/07/103417/bakteri-pengertian-
ciri-klasifikasi-dan-cara-mereka-dapat-makanan. di akses pada tanggal
19 Mei 2022.
Abror, Rizaldi. 2020. Monera Dan Peranan Bakteri Dalam Kehidupan.
https://pahamify.com/blog/pahami-materi/materi-ipa/monera-dan-
peran-bakteri-dalam-kehidupan/#:~:text=Peran%20Bakteri%20dalam
%20Bidang%20lingkungan,kemosintesis%2C%20dilakukan%20oleh
%20bakteri%20kemosintetik. Di akses pada tanggal 19 Mei 2022.

21

Anda mungkin juga menyukai