Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANFAAT MIKROORGANISME di BIDANG KESEHATAN

Disusun Sebagai Bentuk Pemenuhan Tugas Mata Kuliah

Dasar – Dasar Mikrobiologi

OLEH:

KELOMPOK 1:

1. Deby Lovelia Esa (18231005)


2. Megawati (18231017)
3. Murtiana pohan (18231020)
4. Mutia saldy (18231021)
5. May sarah (18231033)
6. Salsa billa (18231038)

Dosen Pengampu:

Tuti Lestari, M.Si.

PROGRAM STUDI STRATA I PENDIDIKAN IPA

JURUSAN PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu dan
kesempatan yang telah diberikan. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Dasar – Dasar Mikrobiologi dan menambah pengetahuan bagi para
pembacanya. Dalam penyelesaian makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu
Tuti Lestari, M.Si.sebagai dosen mata kuliah Dasar – Dasar Mikrobiologi yang telah
membimbing penulis.

Penulis berharap agar makalah inidapat diterima dan bermanfaat khususnya bagi
mahasiswa dan pembaca pada umumnya, sebagai salah satu sumber pengetahuan dan bahan
pembelajaran. Penyusun makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
kekeliruan. Untuk itu penulis meminta maaf atas segala keterbatasan waktu dan kemampuan
penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritikdan saran yang membangun dari
rekan-rekan, dan dosen senantiasa penulis harapkan demi peningkatan kualitas makalah
kedepan.

Padang, November 2020

Kelompok 1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroorganisme merupakan semua makhluk yang berukuran beberapa mikron atau


lebih kecil lagi. Yang termasuk golongan ini adalah bakteri, cendawan atau jamur tingkat
rendah, ragi yang menurut sistematik masuk golongan jamur, ganggang, hewan bersel satu
atau protozoa, dan virus yang hanya nampak dengan mikroskop elektron (Dwidjoseputro,
1990). Mikroorganisme pastilah suatu organisme yang berukuran kecil atau mkiroskopis.
Ukurannya yang kecil ini membuatnya tak tampak oleh mata telanjang. Tanpa kita sadari,
makhluk hidup ini ada di sekitar kita, bahkan di dalam tubuh kita, meskipun ukurannya yang
tergolong sangat kecil, mikroorganisme kini telah banyak dimanfaatkan untuk berbagai
kepentingan.

Penemuan-penemuan para ahli yang menggunakan mikroorganime telah banyak


dimanfaatkan oleh manusia untuk kesejahteraan hidupnya. Ilmu yang mempelajari tentang
mikrootganisme ini sering kita sebut sebagai mikrobiologi. Banyak aspek yang dikaji dalam
ilmu mikrobiologi ini, diantaranya kesehatan, pertanian, pangan, udara, industry, air, dan
beberapa aspek yang lain Mikroorganisme yang terlibat dalam segala proses di mikrobiologi
kesehatan tentunya ada yang memberikan keuntungan dan kerugian pada manusia.Tidak
hanya itu, tidak semua mikroorganisme dapat menginfeksi dan menimbullkan penyakit pada
manusia.

Tubuh kita tentu saja memiliki beberapa mekanisme yang dapat membuat
mikroorganisme tersebut gagal untuk menginfeksi kita. Suatu system antibody yang dimiliki
oleh manusia dapat melindungi kita dari mikroorganisme pathogen yang dapat berakibat
buruk bagi manusia sendiri.Struktur tubuh bakteri dan metabolismenya, serta kemampuannya
dalam menginfeksi inangnya. Mikroorganisme pathogen tentunya akan berdampak buruk
bagi manusia, oleh karena itu manusia hendaknya menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya.

B. Perumusan Masalah

Permasalahan yang menjadi fokus utama makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan mikrobiologi pada kesehatan ?


2. Mikroorganisme apa saja yang terdapat dalam tubuh manusia (Flora normal) ?
3. Bagaimana cara masuknya mikroorganisme ke tubuh manusia?
4. Apa saja manfaat mikroorganisme yang terdapat dalam tubuh manusia bagi
kesehatan?
C. Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin penulis capai adalah:

1. Mengetahui mikroorganisme yang terdapat dalam tubuh manusia (Flora normal)


2. Mengetahui cara masuknya mikroorganisme ke tubuh manusia
3. Mengetahui manfaat mikroorganisme yang terdapat dalam tubuh manusia bagi
kesehatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mikrobiologi Kesehatan

Salah satu manfaat mikroorganisme dalam bidang kesehatan adalah dalam


menghasilkan antibiotika. Bahan antibiotik dibuat dengan bantuan fungi, aktinomiset, dan
bakteri lain. Antibiotik ini merupakan obat yang paling manjur untuk memerangi infeksi oleh
bakteri. Beberapa mikroba menghasilkan metabolit sekunder, yang sangat bermanfaat sebagai
obat untuk mengendalikan berbagai penyakit infeksi. Sejak dulu dikenal jamur Penicillium
yang pertama kali ditemukan oleh Alexander fleming (1928), dapat menghasilkan antibiotika
penisilin. Sekarang banyak diproduksi berbagai antibiotik dari berbagai jenis mikroba yang
sangat berperan penting dalam mengobati berbagai penyakit. Selain untuk antibiotik, dalam
bidang kesehatan mikrorganisme juga dapat digunakan sebagai agen pembusuk di dalam
saluran pencernaan alami, yang turut membantu mencerna makanan di dalam saluran
pencernaan.

Mikrobiologi Kesehatan adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari
mikroorganisme yang khusus membahas mengenai penyebab dan manfaat dalam bidang
Kesehatan. Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat
dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus
sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai
makhluk hidup. Mikroorganisme tidak saja terdapat dan hidup di lingkungan, akan tetapi juga
di tubuh manusia. Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari mikroorganisme, begitu
manusia dilahirkan ia langsung berhubungan dengan mikroorganisme. Mikroorganisme yang
secara alamiah terdapat di tubuh manusia disebut flora normal atau mikrobiota..

B. Flora Normal pada Tubuh Manusia

Flora Nornal tubuh manusia merupakan populasi jasad renik yang mendiami permukaan
dalam dan luar dari manusia normal dan sehat. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kehadiran Flora Normal Pada Tubuh Manusia, yaitu:

a. Nutrisi
b. kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan)
c. kondisi hidup
d. penerapan prinsip-prinsip kesehatan

Mikroflora pada tubuh berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat digolongkan menjadi
2 yaitu :

1. Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous) yaitu mikroorganisme jenis


tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada usia tertentu dan
pada usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis ataupun
jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora normal/tetap yang
terdapat pada tubuh merupakan organisme komensal. Flora normal yang lainnya bersifat
mutualisme. Flora normal ini akan mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-produk
buangan tubuh manusia, dan tubuh memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari flora
normal. Mikroorganisme ini umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk dari
lingkungannya. Peran Flora Menetap yaitu membantu absorbsi zat makanan, seperti di
saluran pencernaan mensintesa vit. K,vit B, vit E dan meniadakan mikroorganisme
patogen dengan menghasilkan substansi yang menghambat pertumbuhan patogen,
contohnya Lactobacillus didalam vagina menghasilkan asam yang melindungi unfeksi
dari Gonokokus dan Escherichia coli didalam usus menghasilkan kolisisn yang
melindungi saluran pencernaan dari bakteri patogen usus.

Gambar Escherichia coli

2. Mikroorganisme sementara (transient flora) yaitu mikroorganisme nonpatogen atau


potensial patogen yang berada di kulit dan selaput lendir/mukosa selama kurun waktu
beberapa jam, hari, atau minggu. Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba
(tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan
tidak menetap. Flora sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika flora
tetap berubah, maka flora normal akan melakukan kolonisasi, berbiak dan menimbulkan
penyakit. Penyakit menular umumnya disebabkan oleh mikroba, yaitu bakteri, virus,
jamur, dan protozoa. Penularan suatu penyakit dapat berlangsung dalam 3 cara :
a. Berdasarkan Jalur Kompleks Dua Faktor, yaitu dari mikroba patogen langsung ke
manusia.
b. Berdasarkan Jalur Kompleks Tiga Faktor, yaitu mikroba patogen ke vektor ke
manusia
c. Berdasarkan Jalur Kompleks Empat Faktor, yaitu mikroba patogen, vektor
pertama, vektor kedua, manusia.

C. Mikroorganismel pada Tubuh Manusia

Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia yang kontak langsung
dengan lingkungan, yaitu :

a. Kulit
Kebanyakan bakteri kulit di jumpai pada epitelium yang seakan-akan bersisik
(lapisan luar epidermis), membentuk koloni pada permukaan sel-sel mati.
Kebanyakan bakteri ini adalah spesies Staphylococcus dan sianobakteri aerobik, atau
difteroid. Jauh di dalam kelenjar lemak dijumpai bakteri-bakteri anaerobik lipofilik,
seperti Propionibacterium acnes penyebab jerawat. Jumlahnya tidak dipengaruhi oleh
pencucian. Staphylococcus epidermidis yang bersifat nonpatogen pada kulit namun
dapat menimbulkan penyakit saat mencapai tempat -tempat tertentu seperti katup
jantung buatan dan sendi prostetik (sendi buatan). Bakteri ini lebih sering ditemui
pada kulit dibandingkan dengan kerabatnya yang bersifat patogen yaitu
Staphylococcus aureus. Secara keseluruhan ada sekitar 103-104 mikroorganisme/cm2
yang kebanyakan terletak pada stratum (lapisan) korneum. Bakteri anaerob dan aerob
sering bersama-sama menyebabkan infeksi sinergistik, selulitis dari kulit dan jaringan
lunak. Bakteri-bakteri tersebut merupakan bagian dari flora normal.

Gambar Propionibacterium acnes penyebab jerawat

b. Hidung dan Nasofaring (nasopharynx)


Flora utama hidung terdiri dari korinebakteria, stafilokokus dan streptokokus.
Dalam hulu kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai bakteri Branhamella
catarrhalis (suatu kokus gram negatif) dan Haemophilus influenzae (suatu batang
gram negatif). Pemusnahan flora normal faring dengan penisilin dosis tinggi dapat
menyebabkan over growth: bakteria negatif Gram seperti Escherichia coli, Klebsiella,
Proteus, Pseudomonas atau jamur.

Gambar bakteri Branhamella catarrhalis


c. Mulut
Kelembapan yang paling tinggi, adanya makanan terlarut secara konstan dan
juga partikel-partikel kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan ideal
bagi pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat beragam;
banyak bergantung pada kesehatan pribadi masing-masing individu. Pada waktu lahir,
rongga mulut pada hakikatnya merupakan suatu inkubator yang steril, hangat, dan
lembab yang mengandung sebagai substansi nutrisi. Air liur terdiri dari air, asam
amino, protein, lipid, rongga mulut menjadi mantap. Jasad-jasad renik ini tergolong
ke dalam genus Streptococcus, Neisseria, Veillonella, Actinomyces, dan
Lactobacillus.

Gambar Lactobacillus
d. Orofaring (oropharinx)
Orofaring (bagian belakang mulut juga dihuni sejumlah besar bakteri
Staphylococcus aureus dan S. epidermidis dan juga difteroid.Tetapi kelompok bakteri
terpenting yang merupakan penghuni asli orofaring ialah streptokokus hemolitik, yang
juga dinamakanStreptokokus viridans. Biakan yang ditumbuhkan dari orofaring juga
akan memperlihatkan adanyaBranchamella catarrhalis, spesies Haemophilus, serta
gular-galur pneumokokus avirulen (Streptococcus pneumonia).
Gambar Staphylococcus aureus
e. Perut
Isi perut yang sehat pada praktisnya steril karena adanya asam hidroklorat di dalam
sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan, jumlah bakteri bertambah tetapi segera
menurun kembali dengan disekresikannya getah lambung dan pH zat alir perut pun
menurun.

f. Usus Kecil
Usus kecil bagian atas (atau usus dua belas jari) mengandung beberapa
bakteri. Di antara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan basilus gram positif. Di
dalam jejunum atau usus halus kos ong (bagian kedua usus kecil, di antara usus dua
belas jari dan ileum atau usus halus gelung) kadang kala dijumpai spesies-spesies
Enterokokus, Laktobasilus, dan Difteroid. Khamir Candida albicans dapat juga
dijumpai pada bagian usus kecil ini. Pada bagian usus kecil yang jatuh (ileum),
mikrobiota mulai menyerupai yang dijumpai pada usus besar. Bakteri anaerobik dan
enterobakteri mulai nampak dalam jumlah besar.

Gambar Candida albicans

g. Usus Besar
Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi mikrobe yang
terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam spesimen tinja
adalah kurang lebih 1012 organisme per gram. Basilus gram negatif anaerobik yang
ada meliputi spesies Bacteroides (B. fragilis, B. melaninogenicus, B. oralis) dan
Fusobacterium. Basilus gram positif diwakili oleh spesies-spesies Clostridium(serta
spesies-spesies Lactobacillus.Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis
vitamin K, konversi pigmen empedu dan asam empedu, absorpsi zat makanan serta
antagonis mikroba patogen.

Gambar B. fragilis
h. Saluran Kemih

Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih), dan
kandung kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri pada umunya dijumpai
pada uretra (saluran dari kandung kemih ke luar) bagian bawah baik pada pria
maupun wanita. Tetapi jumlahnya berkurang di dekat kandung kemih, agaknya
disebabkan efek antibakterial yang dilancarkan oleh selaput lendir uretra dan
seringnya epitelium terbilas oleh air seni. Ciri populasi ini berubah menurut variasi
daur haid. Penghuni utama vagina dewasa adalah laktobasilus yang toleran terhadap
asam. Bakteri ini mengubah glikogen yang dihasilkan epitelium vagina, dan didalam
proses tesebut menghasilkan asam. Penumpukan glikogen pada dinding vagina
disebakan oleh kegiatan indung telur; hal ini tidak dijumpai sebelum masa akil balig
ataupun setelah menopause (mati haid). Sebagai akibat perombakan glikogen, maka
pH di dalam vagina terpelihara pada sekitar 4.4 sampai 4,6.

Mikrooganisme yang mampu berkembang baik pada pH rendah ini dijumpai


di dalam vagina dan mencakup enterokokus, Candida albicans , dan sejumlah besar
bakteri anaerobik. Sistem urinari dan genital secara anatomis terletak berdekatan,
suatu penyakit yang menginfeksi satu sistem akan mempengaruhi sistem yang lain
khususnya pada laki-laki. Saluran urin bagian atas dan kantong urine steril dalam
keadaan normal. Saluran uretra mengandung mikroorganisme seperti Streptococcus,
Bacteriodes, Mycobacterium, Neisseria dan enterik. Sebagian besar mikroorganisme
yang ditemukan pada urin merupakan kontaminasi dari flora normal yang terdapat
pada kulit. Keberadaan bakteri dalam urine belum dapat disimpulkan sebagai penyakit
saluran urine kecuali jumlah mikroorganisme di dalam urine melebihi 105 sel/ml.
Gambar Candida albicans

i. Mata (Konjungtiva) dan Telinga


Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid (Coynebacterium
xerosis), S. epidermidis dan Streptokukus non hemolitik. Neiseria dan basil gram
negatif yang menyerupai spesies Haemophilus (Moraxella) seringkali juga ada. Flora
konjungtiva dalam keadaan normal dikendalikan oleh aliran air mata, yang
mengandung lisozim. Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora
kulit. Dapat dijumpai Streptococcus pneumonia, batang gram negatif termasuk
Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureusdan kadang-kadang Mycobacterias
aprofit. Telinga bagian tengah dan dalam biasanya steril.

Gambar Coynebacterium xerosis


j. Bakteri di Darah dan jaringan
Pada keadaan normal darah dan jaringan adalah steril. Kadangkadang karena
manipulasi sederhana seperti mengunyah, menyikat gigi, ekstraksi gigi, flora
komensal dari mulut dapat masuk ke jaringan atau darah. Dalam keadaan normal
mikroorganisme tersebut segera dimusnahkan oleh sistem kekebalan tubuh. Hal
seperti itu dapat terjadi pula dengan flora faring, saluran cerna dan saluran kemih.
Pada keadaan abnormal seperti adanya katup jantung abnormal, atau protesa lain,
bakteremia di atas dapat mengarah pada pembentukan koloni dan infeksi.

Bakterimia
D. Jalur masuknya Mikroorganisme ke Tubuh Manusia

Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh inang melalui berbagai macam jalan,
misalnya melalui membran mukosa, kulit ataupun rute parental. Banyak bakteri dan virus
memiliki akses memasuki tubuh inang melalui membran mukosa saluran pernapasan,
gastrointestinal, saluran genitourinari, konjungtiva, serta membran penting yang menutupi
bola mata dan kelopak mata.

1) Saluran pernapasan

Saluran pernapasan merupakan jalan termudah bagi mikroorganisme infeksius.


Mikroorganisme terhirup melalui hidung atau mulut dalam bentuk partikel debu.
Penyakit yang muncul umumnya adalah pneumonia, campak, tuberculosis, dan cacar
air.

2) Saluran pencernaan

Mikroorganisme dapat memasuki saluran pencernaan melalui bahan makanan


atau minuman dan melalui jari – jari tangan yang terkontaminasi mikroorganisme
pathogen. Mayoritas mikroorganisme tersebut akan dihancurkan oleh asam klorida(
HCL ) dan enzim – enzim di lambung, atau oleh empedu dan enzim di usus halus.
Mikroorganisme yang bertahan dapat menimbulkan penyakit. Misalnya, demam
tifoid, disentri amoeba, hepatitis A, dan kolera. Patogen ini selanjutnya dikeluarkan
malalui feses dan dapat ditransmisikan ke inang lainnya melalui air, makanan, atau
jari – jari tangan yang terkontaminasi.

3) Kulit

Kulit sangat penting sebagai pertahanan terhadap penyakit. Kulit yang tidak
mengalami perlukaan tidak dapat dipenetrasi oleh mayoritas mikroorganisme.
Beberapa mikroorganisme memasuki tubuh melalui daerah terbuka pada kulit, folikel
rambut, maupun kantung kelenjar keringat. Mikroorganisme lain memasuki tubuh
inang pada saat berada di jaringan bawah kulit atau melalui penetrasi atau perlukaan
membran mukosa. Rute ini disebut rute parenteral. Suntikan, gigitan, potongan, luka,
atau pembedahan dapat membuka rute infeksi parenteral.
4) Rongga mulut

Pada permukaan rongga mulut terdapat banyak koloni mikroorganisme. Salah


satu penyakit yang umum pada rongga mulut akibat kolonisasi mikroorganisme
adalah karies gigi. Karies gigi diawali akibat pertumbuhan Streptococcus mutans dan
spesies Streptococcus lainnya pada permukaan gigi. Hasil fermentasi metabolisme,
menghidrolisis sukrosa menjadi komponen monosakarida, fruktosa, dan glukosa.
Enzim glukosiltransferasi selanjutnya merakit glukosa menjadi dekstran. Residu
fruktosa adalah gula utama yang difermentasi menjadi asam laktat. Akumulasi bakteri
dan dekstran menempel pada permukaan gigi dan membentuk plak gigi. Populasi
bakteri plak didominasi oleh Streptococcus dan anggota Actinomyces. Karena plak
sangat tidak permeable terhadap saliva, maka asam laktat yang diproduksi oleh
bakteri tidak dilarutkan atau dinetralisasi dan secara perlahan akan melunakkan
enamel gigi tepat plak tersebut melekat.

E. Mekanisme Patogenisitas

Mikroorganisme yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh bersifat komensal.
Pertumbuhan pada bagian tubuh tertentu bergantung pada faktor -faktor biologis seperti suhu,
kelembapan dan tidak adanya nutrisi tertentu serta zat -zat penghambat. Keberadaan flora
tersebut tidak mutlak dibutuhkan untuk kehidupan karena hewan yang dibebaskan (steril) dari
flora tersebut, tetap bisa hidup. Flora yang hidup di bagian tubuh tertentu pada manusia
mempunyai peran penting dalam mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal.
Beberapa anggota flora tetap di saluran pencernaan mensintesis vitamin K dan penyerapan
berbagai zat makanan.

Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat mencegah kolonialisasi
oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat gangguan bakteri. Mekanisme gangguan
ini tidak jelas. Mungkin melalui kompetisi pada reseptor atau tempat pengikatan pada sel
penjamu, kompetisi untuk zat makanan, penghambatan oleh produk metabolik atau racun,
penghambatan oleh zat antibiotik atau bakteriosin (bacteriocins). Supresi flora normal akan
menimbulkan tempat kosong yang cenderung akan ditempati oleh mikroorganisme dari
lingkungan atau tempat lain pada tubuh. Beberapa bakteri bersifat oportunis dan bisa menjadi
patogen. Selain itu, diperkirakan bahwa stimulasi antigenik dilepaskan oleh flora adalah
penting untuk perkembangan sistem kekebalan tubuh normal.
Sebaliknya, flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu.
Berbagai organisme ini tidak bisa tembus (non-invasive) karena hambatan-hambatan yang
diperankan oleh lingkungan. Jika hambatan dari lingkungan dihilangkan dan masuk le dalam
aliran darah atau jaringan, organisme ini mungkin menjadi patogen.

Streptococcus viridians, bakteri yang tersering ditemukan di saluran nafas atas, bila
masuk ke aliran darah setelah ekstraksi gigi atau tonsilektomi dapat sampai ke katup jantung
yang abnormal dan mengakibat kan subacute bacterial endocarditis. Bacteroides yang
normal terdapat di kolon dapat menyebabkan peritonitis mengikuti suatu trauma Spesies
Bacteroides merupakan flora tetap yang paling sering dijumpai di usus besar dan tidak
membahayakan pada tempat tersebut. Tetapi jika masuk ke rongga peritoneum atau jaringan
panggul bersama dengan bakteri lain akibat trauma, mereka menyebabkan supurasi dan
bakterimia. Terdapat banyak contoh tetapi yang penting adalah flora normal tidak berbahaya
dan dapat bermanfaat bagi tubuh inang pada tempat yang seharusnya atau tidak ada kelainan
yang menyertainya. Mereka dapat menimbulkan penyakit jika berada pada lokasi yang asing
dalam jumlah banyak dan jika terdapat faktor-faktor predisposisi.

F. Interaksi Antara Flora Normal Dengan Inangnya

Pada kenyataannya, tidak banyak yang diketahui tentang sifat hubungan antara
manusia dan flora normal mereka, tetapi mereka dianggap sebagai interaksi dinamis daripada
saling asosiasi ketidak pedulian. Baik host dan bakteri berpikir untuk memperoleh manfaat
dari satu sama lain, dan asosiasi, untuk sebagian besar, mutualistik. Flora normal berasal dari
host mereka pasokan nutrisi, lingkungan yang stabil, perlindungan dan transportasi. Host
memperoleh dari flora normal tertentu manfaat nutrisi dan pencernaan, stimulasi dari
kegiatan pembangunan dan sistem imun, dan perlindungan melawan kolonisasi dan infeksi
oleh mikroba patogen.

Sementara sebagian besar kegiatan manfaat flora normal tuan rumah mereka,
sebagian dari flora normal adalah parasit (hidup di atas biaya tuan rumah mereka), dan
beberapa bersifat patogen (mampu menghasilkan penyakit). Penyakit yang dihasilkan oleh
flora normal di tuan rumah mereka dapat disebut penyakit endogen. Kebanyakan endogen
bakteri penyakit infeksi oportunistik, yang berarti bahwa organisme harus diberi kesempatan
khusus kelemahan atau membiarkan-down dalam pertahanan host untuk menginfeksi .
Contoh dari infeksi oportunistik bronkitis kronis pada perokok dimana bakteri flora normal
dapat menyerang paru-paru melemah.
Kadang-kadang hubungan antara anggota flora normal yang inangnya tidak dapat
diuraikan. Seperti hubungan dimana tidak ada manfaat jelas atau membahayakan organisme
baik selama hubungan mereka disebut sebagai hubungan teman semakan. Banyak flora
normal yang tidak dominan dalam habitat mereka, walaupun selalu hadir dalam jumlah yang
rendah, dianggap sebagai teman semakan bakteri. Namun, jika dugaan hubungan teman
semakan mempelajari secara mendetail, parasit atau karakteristik mutualistic sering muncul.

G. Manfaat Mikroorganisme

No Nama Latin Kelompok Manfaat Keterang


Mikroorganisme Mikroorganisme an

1 Lactobacillus Genus bakteri gram Bermanfaat untuk


acidophilus positif.mikroaerofilik menurunkan kolesterol
jahat dan mengatasi
diare.

Dapat melawan bakteri


vagina yang dapat
menyebabkan
keputihan.

2 Lactobacillus Bakteri gram positif bermanfaat untuk


rhamnosus yang merupakan agen mengatasi diare,
probiotik melindungi saluran
pencernaan, dan
menjaga kesehatan
organ hati.

3 Bacillus coagulans Bakteri gram positif manfaat untuk


filum firmicutes menjaga kesehatan
saluran pencernaan.

4 Bifidobacterium Bakteri asam laktat untuk terapi orang


animalis dengan sindrom iritasi
usus besar atau
konstipasi kronis.

5 Escherichia coli Bakteri gram negatif dapat mencegah dan Theodor


mengobati kolitis escherich
ulserativa atau
peradangan di usus
besar.

6 Lactococcus lactis Bakteri gram positif bermanfaat untuk


membantu
memperbaiki mukosa
(lapisan) usus orang
dengan inflammatory
bowel disease
(peradangan usus)

7 Lactobacillus reuteri L. salivarius untuk mencegah Gerhard


sembelit atau diare reuter
yang menyerang anak.
Lactobacillus reuteri
juga dapat
meningkatkan daya
tahan tubuh si kecil.

8 Saccharomyces Ascomycota dapat mencegah dan E.C.


boulardii mengobati diare akibat Hansen
mengonsumsi
antibiotik. Selain itu,
bakteri ini juga dapat
mengobati jerawat.

9 Streptococcus Bakteri gram positif untuk menghasilkan


Thermophiles enzim laktase. Enzim
laktase dibutuhkan
tubuh untuk mencerna
gula yang terkandung
dalam susu. Beberapa
penelitian
menunjukkan bakteri
Streptococcus
thermophiles
bermanfaat untuk
mencegah intoleransi
laktosa.

10 Bifidobacterium Bakteri gram positif berfungsi memecah


Longum karbohidrat dan
menetralkan racun di
usus.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Flora normal tubuh manusia Yaitu populasi jasad renik yang mendiami permukaan
dalam dan luar dari manusia normal dan sehat. Flora itu bersifat menetap dan ada juga yang
tidak bersifat menetap. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehadiran Flora Normal Pada
Tubuh Manusia, yaitu Nutrisi, kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan), kondisi
hidup, penerapan prinsip-prinsip kesehatan. Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh
inang melalui berbagai macam jalan, misalnya melalui membran mukosa, kulit ataupun rute
parental. Banyak bakteri dan virus memiliki akses memasuki tubuh inang melalui membran
mukosa saluran pernapasan, gastrointestinal, saluran genitourinari, konjungtiva, serta
membran penting yang menutupi bola mata dan kelopak mata. Mekanisme Patogenitas
bakteri yaitu; Bakteri menempel pada inang, kemudian bakteri akan mengeluarkan enzim
Hialuronidase untuk menembus jaringan , enzim Hialuronidase menembus sel inang dengan
cara menghidrolisis asam hiarulonat, yaitu “semen jaringan” esensial untuk melekatkan
bakteri pada inang. Setelah menempel pada inang, dengan bantuan enzim ekstraseluler yaitu
enzim lesitinase dan hemolisin akan melisiskan sel darah merah. Hemolisis adalah substansi
yang selain melisis sel darah juga membebaskan hemoglobinya. Setelah sel darahnya rusak,
bakteri juga merusak kolagen. Jika sel bakteri lebih kuat melawan pertahanan inang, maka
terjadilah patogenitas bakteri

B. Saran

Perlu perhatian yang lebih lagi dalam menjaga kebersihan makanan yang kita makan,
mengingat begitu sentral dan akibat apabila makanan tersebut terdapat banyak mikroba yang
dapat menyebabkan efek infeksi dan keracunan makanan dalam tubuh kita. makanan sekali-
kali jangan dibiarkan berada pada suhu kamar yang akanme mungkinkan mikroorganisme
yang mengontaminasi berkembangbiak. Perlunya penelitian-penelitian lebih lanjut tentang
kehidupan mikroorganisme yang bermanfaat dalam bidang menfermentasikan makanan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik kedepannya. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 1990. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan

Irianto,Koes. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2.


Bandung:CV.Yrama Widya.

Anda mungkin juga menyukai