Anda di halaman 1dari 15

FUNGI (JAMUR)

A. KELAS MYXOMYCETES (Jamur Lendir)

Gambar 2.1Fuligo varians


Myxomycetes meliputi organisme yang tidak mengandung klorofil. Dalam keadaan
vegetatif, tubuhnya berupa masaa protoplasma telanjang yang bergerak sebagai amoeba yang
disebut plasmodium dengan cara-cara hidup sebagai saprofit. Plasmodium terjadi karena
suatu perkawinan dan kemufian akan membentuk suatu spirangium yang berdinding.
Spirabgium menghasilkan spora yang tidak memperlihatkan perbedaan jenis kelaminnya.
Jamur yang hidup sebagai parasit hanya hidup dengan tambahan makanan berupa makhluk
hidup. Zat makanan cadangan bukan berupa tepung, melainkan glikogen. Myxomycetes suka
hidup di atas tanah-tanah hutan, di atas daun-daun yang telah runtuh, dalam kayu yang lapuk,
dan juga merayap dijarenakan perubahan bentuk tubuhnya. Bagian muka terdiru atas plasma
yang lebih pekat, kebelakang membentuk benang-benang. Organisme ini bergerak ke tempat
makanan di bawah pengaruh gaya-gaya kemotaksis, hidrotaksis, dan fototaksis negatif.
Pada plasmodium terbentuk sporangium yang disebut "tubuh buah". Membran (dinding)
spora terdiri atas substansi menyerupai putih telur yang dinamakan keratin dan juga terdapat
selulosa. Pada beberapa marga, di dalam buahnya terbentuk kapilitium yang terdiri atas
buluh-buluh kecil yang bebas atau tersusun seperti jala (serabut-serabut yang muncul dari
plasma yangvterdoat diantara spora. Bentuk dan susunan, sifat, serta warna sporangium
merupakan dasar untjk membedakan Myxonycetes dalam takson yang lebih kecil.

B. KELAS PHYCOMYCETES
Phycomycetes sering hidup dalam air sebagai parasit atau saprofit pada hewan atau
tumbuhan air dan ada pula yang hiduo di darat. Pembiakan generatif biasanya melalui
oogami, dan pembiakan secara vegetatif dengan zoospora. Phycomycetes terbagi menjafi
enam bangsa, yaitu:
1. Myxochytridiales
Myxochytridiales merupakan golongan cendawan yang paling sederhana dan paling
rendah tingkat pekembangannya. Oleh sebab itu, disebut juga sebagai "cendawan purba"
(Archimycetes). Kebanyakan hidup sebagai parasit pada tumbuhan air tingkat rendah, dana
ada juga yang hidup pada tumbuhan darat. Contoh dari bangsa ini adalah suku Olpidiaceae
dan Plasmodiophoraceae.
2. Chytridiales
Organisme ini memiliki tingkat perkembangan yang rendah. Hidup sebagai oarasit atau
saprofit pada tumbuhan dan binatang air. Sel-selnya memiliki dinding yang terdiri atas kitin.
Contoh dari bangsa ini adalah suku Rhizophidiaceae.

Gambar 2.2. Rhizopodium pollinis


3. Blastocladiales
Pada Balstocladiales terdapat pembiakan seksual dan juga aseksual yang terjadi pada dua
individu terpisah. Sel-sel kembara terduri atas satu bulu cambuk yang opistokon dan dinding
selnya tetdiri atas kitin.
Gambar 2.3. Allomyces variabilis

4. Monoblepharidiales
Tubuh organisme ini berupa benang-benang halus, bercabang-cabang tidak bersekat dan
merupakan suatu pipa yang memiliki banyak inti. Hidup di air pada sisa-sisa tumbuhan.
Pembiakan aseksual dengan zoospora yang mempunyai satu bulu cambuk yang opistokon.
Sedangkan pembiakan generatif melalui oogami.

Gambar 2.4. Monoblepharis polymorpha

5. Oomycetales
Oomycetales hidup sebagai saprofut dalam air pada tumbuhan air yang tenggelam dan
busuk, atau pada bangkai binatang air, serta sebagai parasit pada ikan. Pembiakan secara
vegetatif dengan zoozpora yang mempunyai bentuk buah per-satu inti dan dua bulu cambuk
pada ujungnya. Sedangkan pembiakan secara generatif terjadi dengan oogami. Salah satu
contoh jamur ini adalah suku Saproleniaceae, Plasmopara viticola, dan Phyaceae.
Gambar 2.5. Achlya prolifera Gambar 2.6. Plasmopara viticola

6. Zygomycetales
Terdiri atas cendawan yang hidup sebagai saprofit dengan miselium yang bercabang
banyak dan dinding selnya terdiri atas kitin. Pada pembiakan aseksual tidak terdapat
zoozpora. Sporanya merupakan sel-sel yang berdinding, dan spora inilah yang tersebar.
Pembiakan generatif dilakukan dengan gametangium yang sama bentuknya dan mengandung
banyak inti. Bangsa ini mencakup beberapa suku seperti Mucoraceae dan
Entomophthoraceae.

Gambar 2.7. Mucor mucedo

Reproduksi dari Zygomycota, yaitu:


1. Diawali dengan 2 hifa yang berlainan jenis, hifa jantan (+) dan hifa betina (-) yang
saling berdekatan. keduanya bersifat haploid (n)
2. Hifa-hifa yang berdekatan tersebut membentuk cabang hifa tonjolan yang disebut
gametangium (jika jamak gametangia) masing masing mengandung inti haploid
3. Kedua gametangia tersebut bertemu dan kemudian mengalami plasmogami
(penyatuan plasma)sehingga membentuk zigospora. Sel ini berbentuk suatu lapisan
berdinding kasar da tebal yang dapat menahan kondisi kering dan lingkungan tidak
menguntukan lainya selama 1 bulan.
4. Apabila kondisi lingkungan telah kembali seperti semualamaka akan terjadi
kariogami (penyatuan inti)
5. Sehingga inti diploid berpasangan menyatu
6. Proses ini secara cepat diikuti pembelahan meiosis.
7. Zigospora tersebut kemudian mengahiri dorminasinya dan berkecambah menjadi
sporangium pendek yang menghasilkan spora.
8. Spora berkecambah tumbuh menjadi miselia baru
9. Reproduksi aseksual : menggunakan spora vegetatif. Beberapa hifa akan tumbuh ke
atas dengan ujung menggembung membentuk sporangium (penghasil spora
begetatif). Sporangium yang sudah masak berwarna hitam kemudian pecah dan
tersebar di temapat yang cocok. spora kan tumbuh menjadi miselium baru.

Gambar 2.8. Reproduksi Zygomycota

C. KELAS EUMYCETES
Miselium bercabang-cabang dan bersekat, dinding selnya terdiri atas kitin. Pembiakan
vegetatif dengan spora yang terbentuk endogen di dalam askus atau eksogen pada basidium.
Askus bagi Ascomycetes merupakan alat reproduksi yang spesifik, yang sebenarnya tidak lain
dari pada sporangium yang berbentuk buluh dengan jumlah spora (yang terjadi endogen
menurut pembentukan sel bebas) yang tertentu yaitu 8, kadang-kadang 4, seperti terdapat
pada Saccharomyces. Basidium adalah alat reproduksi berbentuk gada. Padanya berbentuk 4
basidiospora secara eksogen.
Askus dan basidium terkumpul dalam satu tubuh buah yang terdiri atas plektenkim. Dalam
tubuh buah, askus atau basidium tersusun tegak dan berjajar seperti jaringan tiang (palisade)
bersama-sama dengan parafisis dan merupakan suatu lapisan dan dinamakan Himenium.
Berdasarkan alat perkembangbiakannya, Eumycetes dibagi dalam 3 anak kelas, yaitu:
a) Ascomycetes, berkembang biak dengan askospora, di samping itu juga dengan
konidium.
b) Basidiomycetes, berkembang biak dengan basidiospora, kadang-kadang juga dengan
konidium.
c) Deuteromycetes atau Fungi imperfecti, yang tidak mempunyai askus atau basidium da
hanya membiak dengan konidium saja.
a. Anak kelas Ascomycetes
Seperti telah disebutkan dalam namanya, tanda utama untuk mengenal Ascomyetes ialah
askusnya. Tahap-tahap reproduksi seksual Ascomycota multiseluler berlangsung sebagai
berikut:
1. Hifa yang berbeda jenis berdekatan
2. Salah satu hifa yang dianggap hifa “betina” membentuk askogonium dan hifa jenis
lainnya yang dianggap hifa “jantan” membentuk anteridium. Askogonium dan
anteridium masing-masing memiliki sejumlah inti haploid (n)
3. Dari askogonium tumbuh trikogin yaitu struktur penghubung askogonium dengan
anteridium
4. Melalui trikogin, terjadi perpindahan plasma dan inti anteridium ke askogonium
sehingga pada askogonium terjadi penyatuan plasma (plasmogami) dan terbentuk dua
inti haploid (n) yang berpasangan (dikariotik)
5. Askogonium kemudian tumbuh membentuk sejumlah hifa askogonium yang dikarion.
Pertumbuhan terjadi karena pembelahan mitosis. Inti-inti membelah secara mitosis
tetapi tetap berpasangan
6. Pada Ascomycota yang memiliki badan buah, kumpulan hifa askogonium yang
dikariotik ini membentuk jalinan kompak yang disebut badan buah berupa askokarp.
Ujung-ujung hifa pada askokarp membentuk askus dengan dua inti haploid dikariotik
7. Dalam askus kemudian terjadi kariogami menghasilkan inti diploid (2n). Fase diploid
ini singkat karena kemudian inti tersebut membelah secara meiosis menghasilkan
empat inti haploid (n). Setiap inti haploid membelah lagi secara mitosis sehingga
setiap askus mengandung delapan inti haploid (n)
8. Dinding sel kemudian terbentuk di sekitar delapan inti dan membentuk askospora
9. Askospora yang telah masak akan tersebar dari askus yang pecah
10. Askospora yang jatuh di tempat yang sesuai akan berkecambah menghasilkan hifa
haploid yang baru
Telah disebut di muka, bahwa askus adalah suatu sporangium yang menghasilkkan
askospora.

Gambar 2.9. Reproduksi Ascomycota


Biasanya Ascomycetes dibagi dalam dua bagian yaitu: Protoascomycetes dan
Euascomycetes
1) Protoascomycetes
Protoascomycetes mempunyai miselium yang berbentuk benang atau tidak. Hifa
askogen dan tubuh buah belum ada, juga himenium belum ditemukan. Jamur-jamur ini
banyak yang bersifat haploid, tidak memperlihatkan pergiliran keturunan. Setelah terjadi
perkawinan, zigot langsung berubah menjadi askus. Plasmogami dan kariogami
berlangsung berurutan dan terjadi dalam tempat yang sama. Yang digolongkan dalam
Protoascomycetes adalah jenis-jenis Ascomycetes yang dijadikan satu bangsa, yaitu:
a) Bangsa Endomycetales
Sangat boleh jadi Endomycetales berasal dari Zygomycetales. Hasil perkawinan disini berupa
suatu zigot yang seterusnya berkembang menjadi askus. Dalam bangsa Endomycetales
termasuk beberapa suku di antaranya:
Suku Dipodascaceae.
Suku Sacharomycetaceae (khamir).

Gambar 2.10. Saccharomyces ellipsoideus

2) Euascoycetes
Cendawan yang termasuk golongan ini mempunyai askus dengan di dalamnya
sejumlahnya askospora yang tepat, yaitu selalu selalu 8. Pada Euascomycetes, askus tidak
langsung terbantuk dari zigot yang berasal dari peleburan dua gametangium.
Perbedaan antara Protoascomycetes dan Euascomycetes terletak pada hal-hal berikut:
a. Dari kopulasi gametangium tidak langsung terbentuk askus,
b. Persatuan plasma (plasmogami) dan perkawian inti jantan dan betina (kariogami)
terpisah, baik tempat maupun waktunya.
Klasiikasi Euascomycetes ke dalam takson yang lebih kecil masih berbeda-beda, seperti
di bawah ini:
a) Bangsa Perisporiales
Kopulasi antara askogonium dan anteridium akhirnya menghasilkan badan buah yang
diselubungi oleh suatu dinding yang dinamakan peridium. Peridium bulat atau bangun
perisai, tertutup atau dengan sebuah lubang pada bagian atasnya. Dalam bangsa ini
termasuk:
Suku Erysiphaceae, kebanyakan parasit pada tumbuhan tinggi. Miselium yang muncul ke
udara melapisi epidermis organ tumbuhan inang yang diserang dan kelihatan keputih-
putihan seperti tepung, oleh sebab itu juga dinamakan embun tepung (mildew).
Gambar 2.11. Oidium tuckeri

b) Bangsa Plectascales
Pada jamur ini, gametangium terbentuk secara bebas. Kopulasi antara askogonium
dan anteridium. Dari bangsa ini dapat kita sebut beberapa suku, antara lain: Suku
Gynmoascaceae dan Suku Aspergillaceae.
c) Ascoloculares
Ascoloculares mempunyai tubuh buah yang terbentuk sebelum terjadinya alat-alat
kelamin. Tubuh buah itu dinamakan Pseudotesium.
Pseudotesium terdiri atas plektenkim yang tidak rapat dan pada pembentukan akan
terbentuk ruang-ruang (lokulus), yang terisi dengan askus tadi. Askus berbentuk gada,
dan secara aktif melempar keluar spora yang ada didalamya. Ascoloculares ini memuat 3
bangsa, yaitu:
1) Bangsa Myrangiales
2) Bangsa Pseudospheriales
3) Bangsa Hemisphaeriales.
d) Ascohymeniales
Seperti pada Plektascales, jamur-jamur ini membentık tubuh buah, setelah membuat
alat-alat kelamin lebih dulu. Tubuh buah terdiri atas suatu selubung hifa steril yang
teranyam sebagai plektenkim. Di dalamnya terdapat sebuah ruangan dengan parafisis
serta askus yang tersusun seperti jaringan tiang (palisade), dan merupakan suatu lapisan
yang disebut hymenium. Pada puncak tubuh buah terdapat suatu lubang, jalan keluar
spora yang secara aktif dilemparkan oleh askus. Dalam golongan ini termasuk: Bangsa
Pyrenomycetales
Sebagian hidup sebagai parasit, sebagian sebagai saprofit pada kayu yang lapuk,
kotoran hewan, dan lain-lain. Tubuh-tubuh buah berupa peritesium yang berbentuk botol
atau bulat. Yang paling sederhana peritesium terdapat pada ujung suatu hifa berwana
hitam, sebesar kepala jarum. Pada lain jenis peritesium terkumpul pada suatu badan
plektenkim, yang dinamakan stroma. Ada pula yang menghasilkan konidium yang
terkumpul dalam suatu badan yang terbentuk bulat yang dinamakan piknidium.
Dalam bangsa ini termasuk: Suku Hypocreaceae, contohnya antara lain Claviceps
purpurea. Jamur ini hidup sebagai parasit dalam bakal buah Gramineae, terutama pada
Secale cereale. Nectria cinnabarina adalah contoh lain warga suku ini yang juga bersifat
parasit.
e) Bangsa Discomycetales
Tubuh buah jika sudah masak, ujungnya mengadakan pembentangan ke samping,
hingga bentuknya menjadi seperti piala yang dangkal atau cawan dan dinamakan
apotesium. Karena bentuknya yang demikian itu, askus kelihatan pada permukaan atas
tubuh buah. Askus pada Discomycetales membuka dengan suatu katup atau pecah pada
ujungnya. Suatu jenis dari bangsa ini ialah Botrytis cinerea (suku Helotiaceae), yang jika
menyerang buah anggur malahan mempertinggi kadar gula buah yang diserang itu.
Contoh lain ialah Morchella esculenta (suku Helvellaceae) yang badan buahnya dapat
dimakan.

Gambar 2.12. Morchella esculenta


f) Bangsa Tuberales
Tubuh buahnya selalu terdapat di dalam tanah, berbentuk cawan atau seperti umbi
yang di dalamnya mengandung ruangan-ruangan dan saluran-saluran. Ruangan-ruangan
itu berbatasan dengan himenium. Miselium sebagai saprofit dalam tanah-tanah hutan dan
seringkali bersimbiosis dengan pohon-pohon hutan sebagai mikoriza. Beberapa jenis di
antaranya menghasilkan tubuh buah yang dapat dimakan, misalnya Tuber melanosporum,
Tuber rufum, dan Tuber aestivum. Ketiganya termasuk suku Tuberaceae.

D. BEBERAPA BANGSA YANG TEMPATNYA DI DALAM SISTEM KLASIFIKASI


MASIH BELUM JELAS
a. Bangsa Exoascales
Dalam bangsa ini banyak termasuk jamur parasit, terutama dari marga Taphrina,
yang antara lain pada tanaman dapat menimbulkan gejala yang dinamakan sapu setan
(witch broom). Pada cendawan ini tidak terbentuk tubuh buah, tetapi askus menembus
sel-sel epidermis inangnya dan muncul keluar dengan tidak disertai parafisis. Askospora
dalam askus dapat mengadakan penonjolan seperti sel-sel khamir dan segera setelah
dibebaskan dari askus dapat mengadakan kopulasi dengan sesamanya.
b. Bangsa Laboulbeniales
Hidup sebagai parasit (sebagai ektoparasit) pada insekta. Miselilun tidak ada, hanya
menyerupai alat-alat kelamin dan askus. Suatu contoh jenis yang tergolong di dalamnya
ialah Stigmatomyces baeri.
c. Anak Kelas Basidiomycetes
Pada Basidiomycetes terdapat suatu organ yang karakteristik askus pada
Ascomycetes, yaitu basidium. Basidium adalah suatu badan yang melalui penonjolan
(pembentukan sterigma) selalu membentuk 4 spora. Berdasarkan bentuk dan susunan
basidiumnya, kita membedakan: .
a) Holobasidiomycetes, basidium terdiri atas 1 sel.
b) Phagmobasidiomycetes, basidium bersekat- sckat, terbagi menjadi 4 bagian (sel)
d. Holobasidiomycetes
Golongan ini termasuk cendawan- cendawan yang di kalangan umum dikenal dengan
nama jamur, yang terdapat pada kayu yang lapuk atau di tempat-tempat lain. Beberapa
jenis jamur ini hidup bersimbiosis pada akar tumbuh-tumbuhan dan merupakan suatu
golongan organisme yang kita kenal dengan nama mikoriza.
Beberapa jenis jamur dari golongan ini dalam musim-musim tertentu (di Eropa dalam
akhir musim panas, di Indonesia dalam musim hujan) membentuk tubuh buah yang besar
yang seringkali mempunyai bentuk seperti payung terbuka dan dapat mencapai garis
tengah 1 m dan berat 50 kg (Polyporus giganteus). Tubuh buah berbagai jenis jamur ini
banyak yang dapat dimakan misalnya jamur merang (Volvariella volvacea).
e. Hymenomycetales
Jamur ini mempunyai basidium yang bebas pada hifa-hifa vegetatif, jadi belum
membentuk tubuh buah. Pada yang lebih tinggi tingkatnya, hifa pendukung basidium
teranyam menjadi tubuh buah yang bentuk susunannya berbeda-beda. Umumnya pada
Hymenomycetales terdapat ciri-ciri berikut:
a. basidium terkumpul merupakan himenium
b. himenium jika sudah masak, kebanyakan terletak bebas di atas tubuh buah
(gimnokarp),
c. spora luar biasa banyaknya, dan secara aktif dilemparkan oleh basidium.
d. Berdasarkan ada atau tidaknya papan-papan himenofora yang menonjol itu, maka
Hymenomycetales dibedakan dalam dua anak bangsa, yaitu: Aphyllophorales dan
Agaricales,
f. Anak Bangsa Aphyllophorales
Jamur ini pada badan buahnya tak mempunyai papan-papan atau lamela himenofora
yang menonjol. Oleh sebab itu, pada himenium terdapat bagian-bagian dari bermacam-
macam umur, dari yang basidiunnya sudah masak sampai yang masih muda dan baru
terbentuk. Anak bangsa ini dibedakan dalam beberapa suku, antara lain:
a) Suku Exobasidiaceae.
b) Suku Corticiaceae.
c) Suku Clavariaceae.
d) Suku Hydnaceae.
e) Suku Polyporaceae.
Gambar2.13. Ganoderma applanatum Gambar2.14. Hydrum repandum

g. Anak Bangsa Agaricales


Tubuh buah jamur ini biasanya berbentuk payung dengan tangkai yang letaknya
sentral. Pada waktu muda tubuh buah itu diselubungi oleh suatu selaput yang dinamakan
velum universale. Jika tubuh membesar, tinggallah selaput pada pangkal tangkai tubuh
buah sebagai bursa. Dalam anak bangsa ini terdapat suku Agaricaceae dan suku
Boietaceae.
h. Bangsa Gasteromycetales
Jamur-jamur yang tergolong dalam bangsa ini mempunyai tubuh buah yang tertutup,
bentuknya kurang lebih bulat. Pada waktu masak lapisan dinding tubuh buah yang paling
luar, yaitu peridiumnya pecah dan secara pasif spora keluar. Kebanyakan jamur ini hidup
sebagai saprofit dalam tanah yang mengandung banyak bunga tanah (humus), dalam
hutan-hutan, dan di antara rumput-rumput. Tubuh buah biasanya terdapat di atas tanah.
Bangsa ini memuat beberapa suku, antara lain: Suku Phallaceae dan Suku
Lycoperdaceae.
Gambar. 2.15. Dictyophora indusiata

i. Phragmobasidiomycetes
Basidium oleh sekat-sekat melintang terbagi menjadi 4 sel, masing-masing
menonjolkan satu spora, tetapi ada pula basidium yang terbagi oleh sekat-sekat membujur
atau seperti Holobasidiomycetes terdiri atas satu sel saja.
j. Bangsa Tremellales
Dari bangsa ini, jenis-jenis yang masih sederhana tidak membentuk tubuh buah. Yang
lebih tinggi tingkat perkembangannya mempunyai tubuh buah yang menyerupai tubuh
buah Hydnaceae, tetapi berlendir. Basidium selalu terbagi menjadi 4 oleh sekat-sekat
yang membujur. Suatu contoh Tremella lutescens.
k. Bangsa Auriculariales
Bangsa ini meliputi sederetan cendawan-cendawan dari yang masih sederhana seperti
jaring laba-laba, tanpa himenium, sampai cendawan- ndawan yang mempunyai tubuh
buah yang telah mengadakan diferensiasi. Yang karakteristik untuk golongan ini ialah
tubuh buah yang menyerupai daun telinga, yang pada sisi atasnya yang cekung terdapat
lapisan himenium. Pada beberapa jenis cendawan yang tergolong dalam Auriculariales,
pada pangkal basidium terdapat suatu badan yang membesar yang dinamakan
probasidium atau hipobasidium dan merupakan sel terakhir hifa yang dikariotik.
Cendawan ini kebanyakan hidup sebagai saprofit pada bagian tumbuh-tumbuhan yang
telah mati, ada pula yang parasit pada lumut, bahkan ada yang hidup sebagai parasit pada
kutu-kutu. Yang paling terkenal dari bangsa ini ialah:
Suku Auriculariaceae, misalnya:
a) Auricularia polytricha (jamur kuping) Tubuh buah berwarna coklat, menyerupai daun
telinga, sisi atas berlipat dan mempunyai rambut-rambut pendek yang tersusun amat
rapat. Biasa terdapat pada dahan-dahan yang kering; tubuh buah dapat dimakan,
biasanya dalam sayur (kimlo).
b) A. Auricula-Judae. Menyerupai A. poly- tricha, di Indonesia tidak begitu banyak
terdapat, banyak diimpor dari R.R.C.
l. Bangsa Uredinales (Jamur Karat)
Kebanyakan hidup sebagai parasit, terutama pada Gramineae, tetapi dapat juga
menyerang lain-lain tumbuhan. Serangannya menimbulkan bercak-bercak berwarna
coklat seperti karat, oleh sebab itu disebut jamur karat. Dari tumbuhan yang terserang
jamur ini dapat dihasilkan berjuta-juta spora, dan dari tumbuhan yang diinfeksi dengan
uredo- spora dalam beberapa hari saja dapat dihasilkan lagi sampai beribu- ribu
uredospora. Dengan demikian jamur tadi sangat cepat tersebar nya.
a) Klasifikasi Uredinales
Uredinales dibedakan dalam beberapa suku, di sini kita sebut- kan saja yang
penting, antara lain suku Pucciniaceae dan suku Melampsoraceae.

m. Bangsa Ustilaginales (Jamur Api)


Kebanyakan cendawan ini hidup sebagai parasit pada tumbuh- tumbuhan tinggi.
Berlainan dengan Uredinales yang merupakan parasit obligat, jamur ini dapat dipiara
pada medium buatan.
Klasifikasi Ustilaginales didasarkan atas susunan basidiumnya Di dalamnya termasuk
suku Ustilaginaceae dan suku Tilletiaceae.

Anda mungkin juga menyukai