Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MANDIRI MIKOLOGI PERTANIAN

PHYLUM CHYTRIDIOMYCOTA

Oleh:
Nama : Agung Permana

NIM : 185040201111127

Kelas : MIKOLOGI - B

Dosen : Antok Wahyu Sektiono S.P., M.P.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................ii
RINGKASAN PHYLUM CHYTRIDIOMYCOTA .................................................................. 1
MONOCENTRIC & EUCARPIC ......................................................................................... 1
POLYCENTRIC & HOLOCARPIC ..................................................................................... 1
EPIBIOTIC & ENDOBIOTIC ............................................................................................... 2
STRUKTUR SEL DAN METABOLISME ........................................................................... 2
REPRODUKSI CHYTRIDIOMYCOTA .................................................................................. 2
REPRODUKSI ASEKSUAL ................................................................................................ 2
REPRODUKSI SEKSUAL (HAPLOID) .............................................................................. 3
REPRODUKSI SEKSUAL (DIPLOID) ................................................................................ 3
KLASIFIKASI DAN PERAN ANGGOTA CHYTRIDIOMYCOTA ...................................... 4
KELAS CHYTRICIOMYCETES ......................................................................................... 4
ORDO CHYTRIDIALES ...................................................................................................... 4
ORDO SPIZELLOMYCETALES ......................................................................................... 6
ORDO NEOCALLIMASTIGALES ...................................................................................... 7
ORDO BLASTOCLADIALES ............................................................................................. 8
ORDO MONOBLEPHARIDALES....................................................................................... 9
ORDO CLADOCHYTRIALES........................................................................................... 11
ORDO LOBULOMYCETALES ......................................................................................... 11
ORDO RHIZOPHLYCTIDALES ....................................................................................... 12
ORDO RHIZOPHYDIALES ............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Chytrids Monocentric & Eucarpic ........................................................................... 1


Gambar 2. Chytrids Polycarpic & Holocarpic ........................................................................... 2
Gambar 3. Perbedaan Jenis Hifa ................................................................................................ 2
Gambar 4. Mekanisme Reproduksi Fungi Phylum Chytridiomycota ........................................ 3
Gambar 5. Siklus Hidup Synchytrium endobioticum ................................................................ 5
Gambar 6. Pollen tanaman pinus terkolonisasi Rhizophydium Sp. ............................................ 6
Gambar 7. Infeksi Olpidium Brassicae pada Akar Kubis .......................................................... 7
Gambar 8. Morfologi Neocallimastix hurleyensis ..................................................................... 8
Gambar 9. Reproduksi Monoblepharis macrandra ................................................................... 9
Gambar 10. Klasifikasi Phylum Chytridiomycota menurut James et al. (2006) ..................... 10
Gambar 11.Morfologi dari Chytrids Ordo Cladochytriales ..................................................... 11
Gambar 12. Morfologi Maunachytrium keaense ..................................................................... 12
Gambar 13. Morfologi Arizonaphlyctis lemmonensis ............................................................. 12

ii
1

RINGKASAN PHYLUM CHYTRIDIOMYCOTA

Chytridiomycota merupakan fungi paling sederhana dan berukuran paling kecil, serta
paling tua dikenal sebagai pendahulu dari semua spesies fungi yang ada Berbeda dengan
fungi pada umumnya, Chytrids adalah satu-satunya kelompok yang memiliki zoospore yang
motile dan fase gamete Chytrids banyak ditemukan di banyak belahan dunia dan
diperkurakan lebih dari 1000 spesies Chytrids sudah diidentifikasi Chytrids dapat hidup di
lingkungan terrestrial dan aquatic.
Ciri umum filum chytridiomycota antara lain: Sebagian besar chytrids bersifat sebagai
saprofit, Juga ada yang bersifat patogen pada tanaman, hewan dan pada fungi lainnya, dalam
mengidentifikasi filum Chytridiomycota dapat dilakukan dengan melihat morfologi masing-
masing chytrids sehingga perlu diketahui beberapa istilah dalam morfologi chytrids antara
lain:

MONOCENTRIC & EUCARPIC


Suatu spesies disebut monocentric bila terdiri atas sel tunggal zoosporangium, Suatu
spesies disebut Eucarpic bila tubuh terbagi menjadi bagian reproduktif dan vegetatif

Gambar 1. Chytrids Monocentric & Eucarpic


(Kiri: Spizellomyces palustris, a monocentric, eucarpic chytrid.
Kanan: Polychytrium aggregatum, a polycentric, eucarpic chytrid)

POLYCENTRIC & HOLOCARPIC


Suatu spesies disebut polycentric jika terdiri atas dua atau lebih zoosporangia, dan
suatu spesies disebut holocarpic jika seluruh tubuhnya reproduktif
2

Gambar 2. Chytrids Polycarpic & Holocarpic


(Kiri: Rozella allomycis, a monocentric, holocarpic, and endobiotic chytrid..
Kanan: Rhizophydium sphaerotheca, monocentric, eucarpic and epibiotic chytrid.)

EPIBIOTIC & ENDOBIOTIC


Suatu spesies disebut Epibiotic jika tumbuh di luar tubuh inang, dan suatu spesies
disebut Endobiotic jika tumbuh parasit di dalam tubuh inang nya.

STRUKTUR SEL DAN METABOLISME


Kebanyakan Chytrids dapat ditemui dalam bentuk uniselular atau membentuk
miselium, sebagian besar dinding selnya terbentuk dari kitin, sisanya tersusun oleh selulosa
serta dapat tumbuh secara uniseluler atau multiseluler dalam bentuk miselium hifa aseptat
(tidak bersekat). Pada umumnya talus uniseluler dan pertumbuhannya terbatas, sel-sel hifa
bertipe coenocyte yang artinya berupa sel panjang tanpa adanya pembelahan secara
sitokinesis

Gambar 3. Perbedaan Jenis Hifa

REPRODUKSI CHYTRIDIOMYCOTA

REPRODUKSI ASEKSUAL
Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan memproduksi zoospore, zoospora akan
mencari tempat yang tepat untuk dihuni, zoospora kemudian menempel pada inang dan
mengambil makan dari inang perkembangan sitoplasma dan pembelahan meiosis terjadi
3

sehingga dinding sel membentuk seperti zoospora di awal. Protoplasma akan tumbuh dan sel
terus berkembang, pembelahan protoplasma kemudian akan memproduksi zoospora sebagai
individu melalui pori

REPRODUKSI SEKSUAL (HAPLOID)


Reproduksi seksual didominasi oleh reproduksi seksual haploid, thallus haploid
disebut dengan gametothallus yang dapat memproduksi gamete jantan dan gamete betina,
gametjantan biasa berwarna oranye sedangkan gamet betina tidak berwarna. Gamete betina
akan menghasilkan hormon sirenin untuk menarik gamete jantan sedangkan gamete jantan
akan menghasilkan hormon parisin untuk menarik gamete betina

REPRODUKSI SEKSUAL (DIPLOID)


Thallus diploid disebut sporothallus, sporothallus memproduksi dua tipe zoosporangia,
zoosporangium (meitosporangium) dan resistant sporangium (meiosporangium) zoosporangia
menghasilkan zoospora diploid yang juga dapat digunakan untuk reproduksi aseksual.
Berikut merupakan mekanisme Chytridiomycota dalam bereproduksi:

Gambar 4. Mekanisme Reproduksi Fungi Phylum Chytridiomycota


4

KLASIFIKASI DAN PERAN ANGGOTA CHYTRIDIOMYCOTA

Menurut Kirk et al. (2001) bahwa ordo Chytridiomycota dibagi menjadi lima ordo
antara lain Ordo chytridiales, Spizellomycetales, Neocallimastigales, Blastocladiales dan
Monoblepharidales, kelima ordo tersebut termasuk ke dalam klasifikasi kelas
Chytridiomycetes menurut Kirk et al. (2001).

KELAS CHYTRICIOMYCETES
Chytridiomycetes banyak ditemukan di tanah, air tawar dan air saline. Terdiri atas 9
ordo antara lain: Synchytriales, lobulomycetales, polytrichiales, cladochytriales, chytridiales,
Rhizophydiales, Spizellomycetales, Rhizophlyctidales Merupakan Chytrids kelompok inti
menurut James (2006). Karakteristik utama adalah dapat memproduksi sel reproduksi
berflagella tunggal (zoospora dan planogamete) Flagella berbentuk cambuk berada di bagian
posterior Tidak memiliki dinding sel pada awal fase (olipidium) Pada fase lebih lanjut akan
membentuk cabang berambut yang disebut rhizoid Sebagian besar bersifat eucarpic.
Chytridiomycetes dinobatkan sebagai fungi aquatik karena spora yang motil melalui
air Juga ditemukan di genangan setelah hujan atau es yang meleleh Namun, kebanyakan
penelitian dilakukan di chytridiomycetes yang ada di tanah karena lebih mudah untuk
dikoleksi dan dipindahkan Di darat, sebagian besar spora dalam fase istirahat. Hifa bersifat
koenosit, dinding sel tersusun atas kitin dan glucan, reproduksi seksual dengan organ
sporangia yaitu zoospora haploid berflagella, zoospora akan berenang dan mencari pasangan.
Setelah beberapa saat, zoospora akan menarik flagella dan membulat (encystment) memasuki
masa istirahat setelah beberapa saat, zoospora berkecambah dan mulai menumbuhkan rhizoid
nya.

ORDO CHYTRIDIALES
Merupakan ordo kelompok Chytrid utama, yang memiliki 65 genera dan 300 spesies,
termasuk kedalam kelompok dengan bentuk paling sederhana dan paling tua, banyak
ditemukan di tanah, sebagian di air banyak chytrids bersifat parasit dan sebagian saprofit.
Contoh spesies parasit yang menyerang vascular dan menyebabkan kerusakan ekonomi
seperti: Synchytrium endobioticum, Physoderma zeaemaydis, dan Urophylyctis alfalfa,
Rhizomiselium masuk ke dalam jaringan tanaman pada speies chytrid endobiotik dinding sel
terdiri atas kitin dan selulosa pada spesies eucarpic, thallus berkembang menjadi sistem
seperti rhizoid bercabang.
5

Genus Synchytrium memiliki talus endobiotik dan holocarpic sehingga reproduksinya


dapat berupa perubahan secara langsung dari sporangia yang dilepas menjadi spora yang
istirahat, Synchytrium memiliki lebih dari 120 spesies yang dalam biotrofiknya berperan
sebagai parasit pada tanaman bunga, namun ada pula yang jangkauannya lebih luas hingga
menyerang family solanaceae seperti Synchytrium endobioticum, dampak yang disebabkan
oleh parasit S. endobioticum atau yang dikenal dengan wart disease adalah terjadi perubahan
warna pada umbi kubis bunga dan terjadi galls akibat tersumbatnya massa S. endobioticum di
jaringan tanaman kubis, hal ini menyebabkan penurunan harga jual akibat penurunan berat
kubis menjadi tidak normal dan warna yang tidak menarik.
Siklus hidup S. endobioticum dimulai dari terlepasnya spora tidur dari galls pada
tanaman kentang, di dalam galls berisi dengan sporangium dari S. endobioticum yang
kemudian melepas zoospore yang mampu berenang dengan flagella hingga mencari tempat
yang tepat untuk melakukan infeksi atau mencari pasangan untuk melakukan karyogamy
sehingga keturunannya dapat melanjutkan siklus untuk melakukan infeksi pada tanaman,
spora yang telah melakukan infeksi kemudian akan tumbuh dan berkembang menjadi
sporangium untuk mengulang siklus hidup dari S. endobioticum.

Gambar 5. Siklus Hidup Synchytrium endobioticum

Genus Rhizophydium merupakan genus yang cukup besar dengan lebih dari 100
species yang dapat tumbuh di tanah, air tawar bahkan air laut yang saline, thallus bersifat
eucarpic dengan globose epibiotik yang mana zoosporanya dapat memasuki baik fase csyt
maupun fase penetrasi inang. Kebanyakan bersifat sebagai saprofit dengan hidup bersamaan
dengan ganggang, alga bahkan fitoplankton di air tawar seperti R. pollinispini dan R.
sphaerocarpon. Namun juga terdapat Rhizophydium yang bersifat sebagai parasit sebagai
6

contoh adalah Rhizophydium planktonicum yang biotrofiknya berperan seabgai parasit


plankton asterionella Formosa.

Gambar 6. Pollen tanaman pinus terkolonisasi Rhizophydium Sp.

Genus Cladochytrium merupakan kelompok Chytridiales atau Chytrids inti yang


bersifat sebagai saprotroph yang artina memakan sisa tanaman akuatik, memiliki thallus yang
eucarpic dan polycentric dengan sistem vegetative yang mampu membentuk septate, dalam
perkembangannya Cladochytrium akan membentuk sel turbinate seperti tabung yang mampu
melakukan reaksi seperti dialysis sel yang telah mati, pertumbuhannya sangat didukung oleh
intensitas cahaya matahari, memiliki flagellum tunggal di bagian posterior pada fase zoospore.
Genus Nawakowskiella merupakan kelompok yang tersebar di tanah maupun air,
bersifat sebagai saprotroph yang pertumbuhannya mirip seperti caldochytrium yang mampu
membentuk dialysis tubing, contoh Genus Nawakowskiella yang terkenal adalah N. elegans
yang banyak digunakan untuk mengikat nitrat, sulfat, beberapa rantai karbon hingga selulosa.

ORDO SPIZELLOMYCETALES
Chytrid Spizellomycetales biasa ditemukan di tanah dan bersifat parasit pada berbagai
organisme tanah dan tumbuhan. Ordo ini banyak ditemukan dan diisolasi dari tanah tanaman
dan yang mengalami gangguan penyakit. Ordo ini juga dapat diisolasi dari kotoran herbivora.
Chytrid tertentu di tanah dapat menahan kekeringan dan suhu tinggi. Penelitian lebih lanjut
menunjukkan bahwa chytrid memiliki keterkaitan atas tingkat kesuburan dan dinamika nutrisi
tanah. Pengambilan sampel takson molekuler yang lebih besar dari chytrid tanah ini
diperlukan untuk membandingkan dengan klon gen dari sampel lingkungan untuk
menjelaskan peran ekologisnya di tanah.
7

Beberapa Spizellomycetales merupakan pathogen penting yang memberi dampak


secara tidak langsung sebagai contoh adalah Spizellomyces dan Gaertneriomyces yang
mampu memparasit oospora dari downy mildew dan nematode tanah, namun di satu sisi juga
dapat berperan sebagai parasit dari Vesicular-arbuscular mycorrhizal (VAM) yang diperlukan.
Genus seperti Olpidium merupakan genus yang masih perlu banyak dilakukan
penelitian karena masih belum jelas terkait dengan klasifikasi spesiesnya, kebanyakan
memiliki tipe holocarpic, beberapa bersifat parasit pada fungi, alga dan tanaman akuatik,
beberapa juga bersifat saprofit pada pollen, sedangkan beberapa lainnya bersifat parasit pada
nematode dan telurnya. Contoh yang merupakan parasit pada tanaman pertanian adalah
Olpidium brassicae yang menyerang epidermis akar tanaman kubis, baik kelas, dan
spesiesnya masih belum jelas sehingga perlu dimasukkan ke dalam kelompok Olpidium.

Gambar 7. Infeksi Olpidium Brassicae pada Akar Kubis

ORDO NEOCALLIMASTIGALES
Jamur ordo ini dikenal dengan jamur rumen karena banyak ditemukan habitatnya
berada di dalam tubuh perut ruminansia yaitu mamalia herbivore seperti sapi, kambing dan
domba. Jamur kelompok ini adalah anaerob obligat karena di dalam perut hewan sangat
kurang atas oxygen dan padat akan populasi, sebagian besar berperan sebagai scavenger
tanpa oksigen. Sekitar 5 genera dan 15 spesies telah ditemukan meliputi caecomyces yang
berthallus mono dan polycentris, anaeromyces dan orpinomyces yang memiliki thallus
8

polycentris, piromyces dan neocallimastix yang memiliki thallus monocentris. Zoospore dari
Neocallimastigales adalah uniflagella dan multiflagella.

Gambar 8. Morfologi Neocallimastix hurleyensis

Di dalam ekologi peran jamur ini adalah dalam penguraian tanaman herba dengan
cara kolonisasi yang mampu mengeluarkan enzim dengan kemampuan yang luas untuk
merombak monosakarida, disakarida, polisakarida seperti xylan, selulosa, pati, dan glikogen.
Di luar tubuh hewan, jamur ini dapat ditemukan dalam feses kering yang berada dalam
bentuk mengkristal akibat transmisi dinding thallus yang menebal akibat reaksi dengan cairan
tubuh dari hewan.

ORDO BLASTOCLADIALES
Spesies yang termasuk ke dalam blastocladiales kebanyakan berperan sebagai
saprotroph di tanah, air, lumpur, tanaman akuatik hingga sisa hewan. Kebanyakan bersifat
aerob obligat dan ada yang anaerob fakultatif. Yang menjadi pembeda dengan ordo lainnya
adalah bahwa ordo blastocladiales memiliki siklus hidup yang berfariasi dengan adanya
generasi gameotthallic haploid dan generasi sporothallic diploid. Blastocladiales memiliki
flagella tunggal di bagian posterior berbentuk seperti cambuk, zoospore berbentuk pipih
membulat berukuran 7 x 9 µm dan flagellum 20 µm contoh dari spesies Allomyces
macrogynus.
Genera Allomyces banyak ditemukan di lumpur atau tanah di daerah tropis maupun
subtropics, bahkan di daerah padang pasir yang kering, memiliki tiga sub genus yang
didasarkan atas kemampuan adaptasi thallus, pada sub genus Cystogenes, adalah Allomyces
yang pada fase asexual thallusnya membentuk cyst atau mengkristal ditandai dengan
penebalan dinding mitosporangia berwarna kecoklatan, sedangkan untuk sub genus Eu-
allomyces pada fase asexual thallusnya masih aktif untuk melakukan meiosis hingga tahap
9

pertama perkecambahan, kemudian untuk sub genus Brachy-allomyces merupakan kondisi


abnormal dimana pada fase asexual thallusnya tidak membentuk cyst atau tidak aktif
mengalami meiosis sehingga berada dalam kondisi istirahat menunggu untuk berkecambah.
Genus Blastocladiella banyak ditemukan di tanah maupun di air, dan ada yang
ditemukan juga sebagai parasit bagi cyanobacterium anabaena. Bentuk thallusnya sederhana
menyerupai chytrids yang monosentris. Karena siklus hidupnya yang hampir mirip dengan
genus Allomyces maka juga membuat genus blatocladiella terpecah menjadi tiga sub genera
yaitu eucladiella yang menyerupai eu-allomyces, cystocladiella yang menyerupai cystogenes
dan blastocladiella yang menyerupai barchy-allomyces, contoh dari kelompok blastoclaidella
adalah B. emersonii.

ORDO MONOBLEPHARIDALES
Kelompok ini hingga saat ini telah meliputi 20 spesies dengan 5 genera antara lain
Monoblepharis, Monoblepharella, Gonapodya, Oedogoniomyces dam Harpochytrium. Jamur
yang tergolong ke dalam ordo ini dapat diisolasi dari sampel tanah, ranting atau buah yang
berada di permukaan tanah. Sebagian besar bersifat saprotroph dan dapat dikulturkan, pada
semua genera thallus bersifat eucarpic dengan rhizoids atau holdfast untuk berpegangan
dengan inang. Dinding dari monoblepharidales tersusun atas mikrofibril kitin, reproduksi
aseksual dilakukan dengan pelepasan sporangia dari posterior uniflagella zoospore sedangkan
untuk reproduksi seksualnya jamur kelompok ini akan menghasilkan telur oogamous yang
dibekali alat gerak di bagian mulutnya, atau pada spesies monoblepharis memiliki flagella
cambuk.

Gambar 9. Reproduksi Monoblepharis macrandra


10

Klasifikasi menurut Kirk et al. (2001) di atas kemudian diperbarui oleh James, et al.
(2006) yang menyatakan bahwa pengelompokkan Chytrids sebagai kelompok yang
polyphyletic dan di dalamnya terdapat empat kelompok penting dalam filum ini berdasarkan
morfologi dan filogeni nya, kelompok tersebut antara lain: Rozella, Chytrid (kelompok inti),
Blastocladiomycota dan Olpidium brassicae. Sedangkan untuk pembagian ordo dan kelas
dalam Chytridiomycota terjadi perbedaan pendapat dengan Kirk et al. (2001) seperti yang
telah dijabarkan sebelumnya. Perbedaan ini disebabkan oleh Filum Chytridiomycota
(Chytrids) yang semula terdiri atas dua kelas, Chytridiomycetes dan Monoblepharidomycetes,
masing-masing monofilogeni berdasarkan analisis molekuler Dikarenakan perbedaan
morfologi dan genetik nya kini terdapat dua kelompok chytrids yang membentuk Filum
tersendiri antara lain Blastocladiomycota dan Neocallimastigomycota sehingga tidak lagi
masuk sebagai ordo dalam Chytridiomycota.
Seiring dengan berjalannya waktu kini telah ditemukan beberapa ordo baru dalam filum
Chytridiomycota yang ditemukan berdasarkan analisis morfologi dan filogeninya menurut
James et al. (2007) adalah sebagai berikut:

Gambar 10. Klasifikasi Phylum Chytridiomycota menurut James et al. (2006)


11

Dengan ordo Chytridiales dan Spizellomycetales telah dibahas di bagian sebelumnya


maka pada bagian ini akan dijelaskan mengenai karakteristik dan peran dari empat ordo baru
antara lain Rhizophlyctidales, Ehizophydiales, Lobulomycetales, dan Cladochytridiales.

ORDO CLADOCHYTRIALES
Ordo ini merupakan pemecahan dari ordo Chytridiales dengan ciri zoospora memiliki
flagellum, Inti tersusun atas nukleus, ribosom, lipid globule, mikrobody dan mitokondria
majemuk, dapat membentuk rhizomycelial, memiliki akar mikrotubular yang mana setiap
benang akar terhubung pada banyak mikrotubulus, sebagian besar bersifat saproba di
ganggang hijau dan tanaman air lainnya. Cladochytriales memiliki sel berebentuk tabung
pada miselium tabung ini bersekat yang menjadi ciri utama dari ordo Cladochytriales

Gambar 11.Morfologi dari Chytrids Ordo Cladochytriales

ORDO LOBULOMYCETALES
Merupakan pemecahan dari ordo Chytridiales, disebut dengan Chytriomyces angularis clade,
dapat ditemukan hidup saprofit pada sisa kotoran hewan khususnya kuda (alogomyces
tanneri), dapat ditemui di tanah hutan (Cyclopsomyces plurioperculatus), serta rhizoid
menyebar secara angular dan isodiametric dari zoospore.
12

Gambar 12. Morfologi Maunachytrium keaense

ORDO RHIZOPHLYCTIDALES
Biasa dikenal dengan Rhizophlyctis rosea, merupakan kelompok chytrids yang
mampu membongkar selulosa, perkembangan thallus menyebar ke seluruh arah keluar dari
zoospore. Pada fase akhir sporangia akan berbentuk membulat dengan ukuran 25–80 mm
(diam), di bawah mikrospkop akan terlihat rhizoid panjang dan bercabang banyak melingkari
inti Sporangia akan melepaskan zoospora melalui pori di ujung perpanjangan hifa.

Gambar 13. Morfologi Arizonaphlyctis lemmonensis

ORDO RHIZOPHYDIALES
Merupakan pemecahan dari ordo Chytridiales berdasarkan morfologinya, dapat
memproduksi sporangium yang monosentris, inoperkulat, dan epibiotik. Spora berbentuk
melingkar atau angular berpori, rhizoid bercabang dan memanjang, memiliki membran ganda
dan kebanyakan berperan seabgai parasit. Rhizophydiales berperan sebagai parasit bagi
beberapa organisme meliputi invertebrata, chytrids lain dan alga. Berperan dalam
mengendalikan populasi di ekosistem air khususnya fitoplankton dalam rantai makanan,
sebagian lainnya bersifat saprofit pada pollen tanaman Tubuhnya mengandung sedikit keratin,
kitin dan selulosa.
13

DAFTAR PUSTAKA

D. Rabern Simmonsa, Timothy Y. JAMES, Allen F. MEYER, Joyce E. Longcore. 2009.


Lobulomycetales, a new order in the Chytridiomycota . Mycological Research. Vol.
113 (9): 450 – 460

https://sites.google.com/site/plantevolutionarydiversity/chytridiomycota

Peter M. Letcher*, Martha J. Powell, Donald J. S. Barr, Perry F. Churchill, William S.


Wakefield, Kathryn T. Picard. 2008. Rhizophlyctidalesda new order in
Chytridiomycota. Mycological Research. Vol. 112 (10): 1031 – 1048

Peter M. Letcher*, Martha J. Powell, Perry F. Churchill, James G. Chambers. 2006.


Ultrastructural and molecular phylogenetic delineation of a new order, the
Rhizophydiales (Chytridiomycota). Mycological Research . Vol. 110 (12): 898 –
915

Peter, M. Letcher. Sharon, S. Joyce L. David, P. 2006. A molecular phylogeny of the


flagellated fungi (Chytridiomycota) and description of a new phylum
(Blastocladiomycota). Mycologia. Vol. 98 (6): 860 – 871

Sharon E. MOZLEY-STANDRIDGE, Peter M. LETCHER, Joyce E. Longcore, David


PORTER, D. Rabern SIMMONS. 2009. Cladochytriales new order in
Chytridiomycota . Mycological Research. Vol. 113 (12): 498 – 507

Webster, John dan Weber, Roland. W. S. 2007. Introduction to Fungi Third Edition.
Cambridge. Cambrige University Press

Anda mungkin juga menyukai