Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MIKOLOGI TEORI

MORFOLOGI dan KLASIFIKASI JAMUR SECARA UMUM

DOSEN PENGAMPU :
Drs. H. Lamri, M.Kes

Disusun Oleh :

Heny Yulia Rahmawati P07234019069


Jessika Putri P07234019070
Kety Fiqih Afshari P07234019071
Margaretha Dwiandari Prihandini P07234019072
Mayang Fadma Sari P07234019074
Melinda Novita Sari P07234019075
Mitha Anggreni P07234019076
Nabil Fadhlurrahman P07234019077
Nailal Izza P07234019078
Noersyamsidar P07234019079
Noorlaily Putri P07234019080
Nor Khofipah P07234019081
Nur Eka Fitri P07234019082
Nur Ifana Indriati P07234019083
Nur Mushlihah P07234019084
Nurul Alidasyah P07234019085

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
TAHUN AJARAN 2020/2021
TINGKAT 2B
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga tugas Makalah Mikologitentang “Morfologi dan
Klasifikasi Jamur Secara Umum” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini terwujud atas kerjasama dan bantuan dari banyak pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung, sehingga makalah ini dapat terselesaikan oleh penyusun. Penyusunan
makalah ini jauh dari kesempurnaan maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca, agar dapat menjadi bahan pertimbangan dan perbaikan
makalah ini dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
khususnya penyusun untuk menambah wawasan.

Samarinda, 24 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... i

Daftar Isi .............................................................................................................. ii

Daftar Gambar .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................... 1
D. Manfaat .................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 2
A. Morfologi Jamur Secara Umum ................................................................ 2
B. Klasifikasi Jamur Secara Umum ............................................................... 5

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 13

A. Kesimpulan ........................................................................................... 13
B. Saran ...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... iv

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Morfologi Jamur Secara Umum ....................................................... 2

Gambar 2.1 Reproduksi Zygomycetes ................................................................... 7

Gambar 2.2 Contoh Jamur Zygomycetes ............................................................... 8

Gambar 2.3 Gambar-gambar Basidiomycetes ..................................................... 11

Gambar 2.4 Contoh Jamur Deuteromycetes ....................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jamur (fungi) adalah organisme heterotrofik. Jamur memerlukan senyawa organik
untuk nutrisinya. Jamur yang hidup dari benda organik mati yang terlarut disebut
sporofit. Jamur memiliki berbagai macam bentuk tergantung pada spesiesnya. Jamur
banyak kita temukan disekitar kita. Jamur tumbuh subur terutama di musim hujan karena
jamur menyukai habitat yang lembap. Beberapa ahli mikologi membagi jamur menjadi
dua kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast).
Kebanyakan jamur masuk dalam kelompok kapang. Tubuh vegetatif kapang berbentuk
filamen panjang bercabang yang seperti benang disebut hifa. Hifa akan memanjang dan
menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Sedangkan jamur
dalam kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti satu) dan bentuknya bulat atau oval.
Pengamatan morfologi sangat penting untuk identifikasi dan determinasi. Bahkan
pengamatan morfologi lebih penting daripada pengamatan fisiologis. Terdapat beberapa
cara atau metode pengamatan morfologi jamur yaitu dengan pembuatan slide cultur atau
hanging drop. Untuk pengamatan morfologi dapat dilakukan pengamatan secara
makroskopis dan mikroskopis.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana morfologi jamur secara umum?
2. Apa saja klasifikasi jamur secara umum?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui morfologi jamur secara umum.
2. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi jamur secara umum.

D. Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui morfologi jamur secara umum.
2. Mahasiswa mengetahui klasifikasi jamur secara umum

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Morfologi Jamur Secara Umum

Gambar 1.1 Morfologi Jamur Secara Umum

Jamur adalah mikroorganisme yang masuk golongan eukariotik dan tidak


termasuk golongan tumbuhan. Jamur berbentuk sel atau benang bercabang dan
mempuyai dinding sel yang sebagian besar terdiri atas kitin dan glukan, dan sebagian
kecil dari selulosa atau kitosan. Gambaran tersebut yang membedakan jamur dengan
sel hewan dan sel tumbuhan. Sel hewan tidak mempunyai dinding sel, sedangkan sel
tumbuhan sebagian besar adalah selulosa. Jamur mempunyai protoplasma yang
mengandung satu atau lebih inti, tidak mempunyai klorofil dan berkembang biak
secara aseksual, seksual, dan keduanya (Sutanto, 2008).
Morfologi jamur mencakup khamir dan kapang. Khamir adalah sel-sel yang
berbentuk bulat (uniseluler) dan dapat bersifat dimorfistik, lonjong atau memanjang
yang berkembang biak dengan membentuk tunas dan membentuk koloni yang basah
atau berlendir. Sedangkan kapang terdiri atas sel-sel memanjang dan bercabang yang
disebut hifa, anyaman hifa yang disebut miselium (Sutanto, 2008).
a. Khamir
Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan.
Khamir mempunyai sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi

2
khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar khamir sangat
beragam ukurannya, berkisar antara 1-5 μm lebarnya dan panjangnya dari 5-30
μm atau lebih. Biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada yang memanjang
atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun
sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan
bentuk.Sel-sel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir
tidak dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak lainnya. Jenis-jenis
Khamir antara lain Khamir Murni, Khamir Liar, Khamir Atas, Khamir Dasar,
Khamir Palsu atau Torulae
Khamir yang didalamnya tidak terdapat atau dikenal tahap pembentukan
spora seksual. Banyak diantaranya yang penting dari segi medis (Cryptococcus
neoformans, Pityrosporum ovale, Candida albicans).
b. Kapang
Tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian
miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan
kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μm,
dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 μm. Disepanjang
setiap hifa terdapat sitoplasma bersama.
Tubuh jamur terdiri atas benang-benang halus yang disebut hifa. Dalam
hifa terdapat sitoplasma dengan organel yang biasa ditemukan pada eukariotik.
Hifa membentuk suatu anyaman yang disebut miselium (jamak, miselia), yang
merupakan jaringan “makanan” dari suatu jamur. Sebagian besar jamur
merupakan organisme bersel banyak (multiseluler), kecuali khamir ragi adalah
organisme bersel tunggal (uniseluler). Hifa dibagi menjadi sel-sel oleh sekat atau
septum (jamak, septa). Septa umumnya memiliki pori yang cukup untuk
mengalirkan isi sel dari satu sel kesel yang lain. Hifa adalah suatu struktur
fungus berbentuk tabung menyerupai seuntai benang panjang yang terbentuk
dari pertumbuhan spora atau konidia. Bagian tubuh fungi yang mencolok adalah
miselium terbentuk dari kumpulan hifa yang bercabang-cabang membentuk
suatu jala yang umumnya berwarna putih. Hifa berisi protoplasma yang
dikelilingi oleh suatu dinding yang kuat. Pertumbuhan hifa berlangsung terus

3
menerus dibagian apical, sehingga panjangnya tidak dapat ditentukan secara
pasti. Diameter hifa umumnya tetap, yaitu berkisar 3-30 µm. Spesies-spesies
yang berbeda memiliki diameter yang yang berbeda pula, dan ukuran diameter
tersebut dapat juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan (Carlile & Watkinson,
1994). Adapun elemen jamur yaitu hifa yang terdiri atasa hifa sejati dan hifa
semu.
Morfologi nutrisi jamur meliputi :
1) Saprofit (komensal); hidup tanpa mengganggu pejamu:
a) Candida hidup dalam saluran cerna manusia tanpa menyebabkan penyakit
b) Nutrisi berasal dari dekomposisi sisa bahan organik
2) Simbiosis:
a) Mycorrhizae, hidup pada akar tanaman
b) 90% tanaman memerlukan jamur ini saat pertumbuhannya, memasok air &
mineral untuk tanaman, sebaliknya tanaman memasok karbohidrat
3) Parasitik
mengambil makanan dari pejamu/hospes dan menyebabkan kerusakan bahkan
kematian pada pejamu

4
B. Klasifikasi Jamur
Setiap fungi tercakup di dalam satu kategori taksonomi, dibedakan atas tipe
spora, morfologi hifa, dan siklus seksualnya. Kelompok-kelompok ini adalah :
Oomycetes, Zygomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes.

1. Oomycetes
Oomycetes yang dikenal juga dengan jamur air merupakan kelompok protista
bersel tunggal yang berfilamen. Dari segi fisik menyerupai dengan fungi (jejamuran),
organisme ini pernah dimasukkan sebagai anggota fungi bahkan sampai sekarang
kajian biologinya masih dimasukkan kedalam mikologi ( imu tentang biologi fungi ).
Oomycetes dalam bahasa inggris disebut juga sebagai water moulds ( jamur air )
karena kebiasaannya yang dapat tumbuh dengan baik dalam kondisi kelembaban yang
terbilang tinggi dan berair. Oomycetes yang meliputi jenis-jenis jamur lendir
uniseluler yang membentuk benang-benang miselium yang bercabang-cabang.
Beberapa jenis ada yang bersifat saprofit sebagai decomposer dan ada yang bersifat
parasit pada tanaman dan hewan air. Untuk reproduksi aseksual pada Oomycetes yang
hidup di air dengan zoospore berflagel dua. Sedangkan yang hidup didarat dengan
sporangium dan konidium. Reoproduksi seksual dengan oogami. Selnya membentuk
struktur yang mengandung sel telur dan struktur yang membentuk sel sperma.
Dari kedua struktur ini kemudian bersatu sehingga terjadi pembuahan yang
menghasilkan zigot diploid yang kemudian tumbuh membentuk spora berdinding
tebal, yang disebut zoospore dengan dua flagella, satu flagella tidak berbulu menjurus
ke belakang dan satu flagella berbulu yang menjurus ke bagian depan. Zoospore ini
bila berkecambah akan membentuk indivindu yang baru. Oomycetes sangat penting
ekonomi dan ilmu pengetahuan karena banyak menyebabkan penyakit pada hewan
dan tanaman budidaya.

a. Ciri-ciri Oomycetes secara umum:

- Benang-benang hifa tidak bersekat melintang (senositik) sehingga di


dalamnya di jumpai inti dalam jumlah banyak.

5
- Dinding selnya terdiri dari selulosa.

- Melakukan reproduksi aseksual dengan membentuk zoospore yang memiliki 2


flagela untuk berenang di dalam air

- Melakukan reproduksi secara seksual dengan membentuk gamet (sel kelamin)


setelah fertilisasi akan terbentuk zigot yang tumbuh menjadi oospora. Nama
divisi Oomycota diambil dari cirri jamur ini yang dapat menghasilkan
oospora. Oospora adalah spora yang dibentuk oleh zigot yang berdinding
tebal, dan setelah itu terjadi fase istirahat. Dinding tebal itu digunakan sebagai
perlindungan. Jika kondisi memungkinkan, spora akan tumbuh menjadi hifa
baru.

b. Contoh dari Oomycetes meliputi :

- Lagenidium rabenhorsit yang memiliki hifa bercabang yang hidup parasit


dalam sel-sel ganggang.

- Saprolegnia parasitica parasit pada ikan dan telur-telur ikan

- Phytium debaryanum menyebabkan busuk pada kecambah

- Phytophthora infestans merupakan parasit yang menyerang tanaman kentang,


tomat dan sebagainya.

- Pythophtora faberi menimbulkan penyakit pada tanaman karet pada luka


bekas sadapan.

- Plasmopara viticola merupakan parasit pada tanaman anggur.

- Pseudoperonospora cubensis, parasit pada tanaman mentimun.

- Albugo candida, parasit pada tanaman kol, kubis dan kelompok Cruciferae
yang lain.

2. Zygomycetes

6
Zygomycota adalah tumbuhan jamur yang terdiri dari benang-benang hifa yang
bersekat, tetapi ada pula yang tidak bersekat. Jamur ini bersifat senositik yaitu hifa
yang mngandung banyak inti dan tidak mempunyai sekat melintang , jadi hifa
berbentuk satu tabung halus yang mengandung protoplast dengan banyak inti. Serta
dapat membentuk struktur dorman bersifat sementara yang disebut zigospora..
Zygomycota memiliki anggota sekitar 600 spesies.
a. Ciri-ciri Zygomycotes

Gambar 2.1 Reproduksi Zygomycotes

- Hidup di tempat-tempat lembap

- Membentuk spora istirahat berdinding tebal yang disebut zigospora

- Mempunyai hifa bercabang-cabang dan tidak bersekat (soenositik), dengan


dinding sel tersusun atas zat kitin. Ada tiga tipe hifa Zygomicotina, yaitu:
 Stolon yaitu hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat
dan menghubungkan dua kumpulan sporangium.
 Rizoid yaitu hifa yang menembus substrat untuk menyerap makanan.
 Sporangiofor yaitu hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat
dan memiliki sporangia globuler (berbentuk bulat) di ujung-ujungnya.

7
 Umumnya mempunyai rizoid yang berguna untuk melekat pada
substrat.
b. Contoh dari Zygomycetes meliputi :

Gambar 2.2 Contoh Jamur Zygomycetes

1. Rhizopus sp
Mampu memecah amilum menjadi dekstrosa, protein, dan lemak dalam
kedelai menjadi molekul yang lebih kecil. Apabila tumbuh pada makanan atau
buah-buahan dapat bersifat merugikan karena mengakibatkan pembusukan
2. Mucor mucedo
Banyak ditemukan pada kotoran ternak. Pada struktur jamur Mucor antara
sporangium dan sporangiofor dipisahkan oleh sekat menonjol yang disebut
kolumela.
3. Mucor hiemalis, berperan dalam fermentasi susu kedelai
4. Pilobolus, hidup pada kotoran hewan yang telah terdekomposisi
5. Beauveria bassiana berperan sebagai parasit pada wereng
6. Metarrhisium anisopliae berperan dalam mengendalikan kumbang kolorado.

3. Ascomycetes
Golongan jamur ini memiliki ciri dengan spora yang terdapat di dalam kantung
yang disebut askus. Askus adalah sel yang membesar yang di dalamnya terdapat
spora yang disebut akospora. Setiap askus biasanya memiliki 2-8 askospora.
Kelompok ini memiliki 2 stadium perkembangbiakan yaitu stadium konidium
ataustadium seksual dan stadium askus atau stadium aseksual. Kebanyakan

8
ascomycetes bersifat mikroskopis, sebagian kecil bersifat makroskopis yang memiliki
tubuh buah.
a. Contoh dari Ascomycetes meliputi :

- Sacharomyces cereviceae (ragi/khamir), untuk pembuatan roti sehingga roti


dapat mengembang, dan mengubah glukosa menjadi alkohol (pada pembuatan
tape).

- Penicilium
 Penicillium chrysogenum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
 Penicillium notatum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
 Penicillium notatum, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
 Penicillium camemberti, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)

- Aspergilus

 Aspergillus wentii, untuk Pembuatan kecap dan Tauco

 Aspergillus niger, untuk Menghilangkan O2 pada sari buah

 Aspergillus flavus, menghasilkan racun Aflatoksin yang menyebabkan


kanker hati (hepatitis)

 Aspergillus fumigatus, penyebab Penyakit paru-paru pada aves

 Neurospora sitophilla, untuk pembuatan oncom

 Neurospora crassa, untuk pembuatan oncom dan penelitian genetika,


karena daur hidup seksualnya hanya sebentar

 Candida albicans, bersifat parasit, menyebabkan penyakit pada vagina


4. Basidiomycetes
Basidiomycetes memiliki spora yang disebut basidiospora. Kebanyakan anggota
basidiomycetes adalah cendawan, jamur payung, dan cendawan berbentuk bola yang
disebut juga jamur berdaging. Basidiospors yang dilepas dari cendawan menyebar
dan berkecambah menjadi hifa vegetatif yang haploid disebut miselium primer. Pada
banyak spesies miselium ini pada mulanya berinti banyak, kemudian terjadi

9
persekatan sehingga miselium berinti satu yang haploid. Selanjutnya terjadi
plasmogami antara dua hifa yang kompatibel membentuk miselium sekunder yang
berinti dua yang masing-masing haploid. Miselium sekunder berbiak dengan cara
khusus. Tiap inti membelah diri dan belahan berkumpul lagi tanpa mengadakan
karyogami, sehingga miselium sekunder tetap berinti dua. Miselium sekunder yang
telah terhimpun banyak membentuk jaringan teratur membentuk basidiocarp dan
basidiofor disebut miselium tersier. Pada gills (lamella) di bagian ujung hifa
berintidua terbentuk prosbasidium setelah terjadi kayogomi, selanjutnya inti
prosbasidium mengalami meiosis dan menghasilkan Basidiospora. Basidiospora dapat
bertangkaikan sterigma atau langsung duduk pada Basidium/epibasidium.
a. Contoh dari Basidiomycetes meliputi :

- Volvariela volvacea (jamur merang)

- Auricularia polytricha (jamur kuping)

- Pleurotus sp (jamur tiram)

- Polyporus giganteus (jamur papan)

- Amanita phaloides hidup pada kotoran ternak dan menghasilkan racun yang
mematikan

- Puccinia graminis (jamur karat) parasit pada tumbuhan graminae (jagung)

- Ustilago maydis parasit pada tanaman jagung

- Ganoderma aplanatum (jamur kayu).

- Jamur Shitake.

10
Gambar 2.3 Gambar-gambar jamur Basidiomycetes

5. Deuteromycetes
Jamur yang hifanya bersekat menghasilkan konidia namun jamur ini tidak atau
belum diketahui cara pembiakan generatifnya. Deuteromycetes disebut juga Fungi
Imperfecti (jamur tidak sempurna). Penamaan atau pengelompokan itu bersifat
sementara. Karena segera setelah diketahui cara reproduksi generatifnya
(pembentukan askus) dikelompokkan ke Ascomycetes. Deuteromycetes secara
filogenitik bukan merupakan suatu kelompok taksonomi.
a. Ciri-ciri dari Deuteromycetes antara lain :

- Hifa bersekat, tubuh berukuran mikroskopis

- Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah

- Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui

- Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada hewan-hewan


ternak, manusia, dan tanaman budidaya
b. Contoh dari Deuteromycetes meliputi :

- Epidermophyton floocosum, menyebabkan kutu air.

- Epidermophyton, Microsporum, penyebab penyakit kurap.

- Melazasia fur-fur, penyebab panu.

11
- Altenaria Sp. hidup pada tanaman kentang.

Gambar 2.4 Contoh Jamur Deuteromycetes

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tubuh jamur terdiri atas benang-benang halus yang disebut hifa. Dalam hifa
terdapat sitoplasma dengan organel yang biasa ditemukan pada eukariotik. Hifa
membentuk suatu anyaman yang disebut miselium (jamak, miselia), yang merupakan
jaringan “makanan” dari suatu jamur. Sebagian besar jamur merupakan organisme bersel
banyak (multiseluler), kecuali khamir ragi adalah organisme bersel tunggal (uniseluler).
Setiap fungi tercakup di dalam satu kategori taksonomi, dibedakan atas tipe spora,
morfologi hifa, dan siklus seksualnya. Kelompok-kelompok ini adalah : Oomycetes,
Zygomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes.

B. Saran
Karna materi tentang jamur sangat banyak dan sangat luas cakupannya, maka dari
itu sebaiknya mahasiswa dapat memperdalam pemahan materi menegenai morfologi dan
karakteristik jamur untuk mempermudah dalam pembuatan makalah dangen sumber
materi yang lebih diperluas lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Wahyuningsih, R. (2020) Pendahuluan Mikologi : Biologi & Morfologi Jamur. Departemen


Parasitologi FKUKI. Diakses pada 24 November 2020 dari
http://repository.uki.ac.id/2386/1/Mikologi.pdf

Alexopoulus,J.,C.Mims,andM.Blackwell.1996.IntrodUctoryMycology.John
Wiley&Sons.Inc.NewYork

Deacon, J.W. 1997. Modern Mycology. 3rd ed. Blackwell Science. Berlin

Ellis, D. 2008. Mycology.http://www. adelaide. Edu.eu.diakses 1 Januari 2010.pkl 12.21 WIB

Gandjar, I., R.A.Samson, K.v.dTweel-vermeulen, A.Oetari, dan I. Santoso. 1999.


PengenalankapangtropikUmUm.YayasanOborIndonesia.Jakarta

Gandjar, I., W. Sjamsuridzal, dan A. Oetari. 2006. Mikologi: dasar dan terapan .YayasanObor
Indonesia. Jakarta

Garraway,M.O.andR.C.Evans.1984.FUngalNUtritionandPhysiology.John
Wiley&sons.Inc.NewYork

Moore,R.T.1998.Cytologyandultrastructureofyeastandyeastlikefungi.
DalamKurtzman,C.P.&J.W.Fell.1998.TheYeast,ATaxonomicStUdy. 4th.Ed.Elsevier.Netherland

Tortora,G.J.,B.R.Funke,andC.L.Case.2007.MicrobiologyanintrodUction,9th
ed.BenjaminCummings,USA

Yarrow,D.1998.Methodsfortheisolation,maintenance,andidentificationof
yeast.DalamKurtzman,C.P.&J.W.Fell.1998.TheYeast,ATaxonomicStUdy.4th.Ed.Elsevier.Nethe
rland

JURNAL HUTAN LESTARI (2017) Vol. 5 (4) : 969 - 977 969

Setiawan, samhis. (2020, 26 September). Penjelasan Spesifikasi Oomycetes Beserta Contohnya.


Diakses pada 24 November 2020 dari https://www.gurupendidikan.co.id/oomycetes/

Setiawan, samhis. (2020, 21 September). Jamur Zygomycota Beserta Ciri-Cirinya. Diakses pada
tanggal 24 November 2020 dari https://www.gurupendidikan.co.id/jamur-zygomycota/

Susanto I, et al. 2008. Parasitologi Kedokteran. Edisi IV, Fakultas Kedokterran Universitas
Indonesia. Jakarta.

iv

Anda mungkin juga menyukai