DOSEN PENGAMPU :
Drs. H. Lamri, M.Kes
Disusun Oleh :
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga tugas Makalah Mikologitentang “Morfologi dan
Klasifikasi Jamur Secara Umum” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini terwujud atas kerjasama dan bantuan dari banyak pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung, sehingga makalah ini dapat terselesaikan oleh penyusun. Penyusunan
makalah ini jauh dari kesempurnaan maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca, agar dapat menjadi bahan pertimbangan dan perbaikan
makalah ini dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
khususnya penyusun untuk menambah wawasan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 2
A. Morfologi Jamur Secara Umum ................................................................ 2
B. Klasifikasi Jamur Secara Umum ............................................................... 5
A. Kesimpulan ........................................................................................... 13
B. Saran ...................................................................................................... 13
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jamur (fungi) adalah organisme heterotrofik. Jamur memerlukan senyawa organik
untuk nutrisinya. Jamur yang hidup dari benda organik mati yang terlarut disebut
sporofit. Jamur memiliki berbagai macam bentuk tergantung pada spesiesnya. Jamur
banyak kita temukan disekitar kita. Jamur tumbuh subur terutama di musim hujan karena
jamur menyukai habitat yang lembap. Beberapa ahli mikologi membagi jamur menjadi
dua kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast).
Kebanyakan jamur masuk dalam kelompok kapang. Tubuh vegetatif kapang berbentuk
filamen panjang bercabang yang seperti benang disebut hifa. Hifa akan memanjang dan
menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Sedangkan jamur
dalam kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti satu) dan bentuknya bulat atau oval.
Pengamatan morfologi sangat penting untuk identifikasi dan determinasi. Bahkan
pengamatan morfologi lebih penting daripada pengamatan fisiologis. Terdapat beberapa
cara atau metode pengamatan morfologi jamur yaitu dengan pembuatan slide cultur atau
hanging drop. Untuk pengamatan morfologi dapat dilakukan pengamatan secara
makroskopis dan mikroskopis.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana morfologi jamur secara umum?
2. Apa saja klasifikasi jamur secara umum?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui morfologi jamur secara umum.
2. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi jamur secara umum.
D. Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui morfologi jamur secara umum.
2. Mahasiswa mengetahui klasifikasi jamur secara umum
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar khamir sangat
beragam ukurannya, berkisar antara 1-5 μm lebarnya dan panjangnya dari 5-30
μm atau lebih. Biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada yang memanjang
atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun
sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan
bentuk.Sel-sel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir
tidak dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak lainnya. Jenis-jenis
Khamir antara lain Khamir Murni, Khamir Liar, Khamir Atas, Khamir Dasar,
Khamir Palsu atau Torulae
Khamir yang didalamnya tidak terdapat atau dikenal tahap pembentukan
spora seksual. Banyak diantaranya yang penting dari segi medis (Cryptococcus
neoformans, Pityrosporum ovale, Candida albicans).
b. Kapang
Tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian
miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan
kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μm,
dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 μm. Disepanjang
setiap hifa terdapat sitoplasma bersama.
Tubuh jamur terdiri atas benang-benang halus yang disebut hifa. Dalam
hifa terdapat sitoplasma dengan organel yang biasa ditemukan pada eukariotik.
Hifa membentuk suatu anyaman yang disebut miselium (jamak, miselia), yang
merupakan jaringan “makanan” dari suatu jamur. Sebagian besar jamur
merupakan organisme bersel banyak (multiseluler), kecuali khamir ragi adalah
organisme bersel tunggal (uniseluler). Hifa dibagi menjadi sel-sel oleh sekat atau
septum (jamak, septa). Septa umumnya memiliki pori yang cukup untuk
mengalirkan isi sel dari satu sel kesel yang lain. Hifa adalah suatu struktur
fungus berbentuk tabung menyerupai seuntai benang panjang yang terbentuk
dari pertumbuhan spora atau konidia. Bagian tubuh fungi yang mencolok adalah
miselium terbentuk dari kumpulan hifa yang bercabang-cabang membentuk
suatu jala yang umumnya berwarna putih. Hifa berisi protoplasma yang
dikelilingi oleh suatu dinding yang kuat. Pertumbuhan hifa berlangsung terus
3
menerus dibagian apical, sehingga panjangnya tidak dapat ditentukan secara
pasti. Diameter hifa umumnya tetap, yaitu berkisar 3-30 µm. Spesies-spesies
yang berbeda memiliki diameter yang yang berbeda pula, dan ukuran diameter
tersebut dapat juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan (Carlile & Watkinson,
1994). Adapun elemen jamur yaitu hifa yang terdiri atasa hifa sejati dan hifa
semu.
Morfologi nutrisi jamur meliputi :
1) Saprofit (komensal); hidup tanpa mengganggu pejamu:
a) Candida hidup dalam saluran cerna manusia tanpa menyebabkan penyakit
b) Nutrisi berasal dari dekomposisi sisa bahan organik
2) Simbiosis:
a) Mycorrhizae, hidup pada akar tanaman
b) 90% tanaman memerlukan jamur ini saat pertumbuhannya, memasok air &
mineral untuk tanaman, sebaliknya tanaman memasok karbohidrat
3) Parasitik
mengambil makanan dari pejamu/hospes dan menyebabkan kerusakan bahkan
kematian pada pejamu
4
B. Klasifikasi Jamur
Setiap fungi tercakup di dalam satu kategori taksonomi, dibedakan atas tipe
spora, morfologi hifa, dan siklus seksualnya. Kelompok-kelompok ini adalah :
Oomycetes, Zygomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes.
1. Oomycetes
Oomycetes yang dikenal juga dengan jamur air merupakan kelompok protista
bersel tunggal yang berfilamen. Dari segi fisik menyerupai dengan fungi (jejamuran),
organisme ini pernah dimasukkan sebagai anggota fungi bahkan sampai sekarang
kajian biologinya masih dimasukkan kedalam mikologi ( imu tentang biologi fungi ).
Oomycetes dalam bahasa inggris disebut juga sebagai water moulds ( jamur air )
karena kebiasaannya yang dapat tumbuh dengan baik dalam kondisi kelembaban yang
terbilang tinggi dan berair. Oomycetes yang meliputi jenis-jenis jamur lendir
uniseluler yang membentuk benang-benang miselium yang bercabang-cabang.
Beberapa jenis ada yang bersifat saprofit sebagai decomposer dan ada yang bersifat
parasit pada tanaman dan hewan air. Untuk reproduksi aseksual pada Oomycetes yang
hidup di air dengan zoospore berflagel dua. Sedangkan yang hidup didarat dengan
sporangium dan konidium. Reoproduksi seksual dengan oogami. Selnya membentuk
struktur yang mengandung sel telur dan struktur yang membentuk sel sperma.
Dari kedua struktur ini kemudian bersatu sehingga terjadi pembuahan yang
menghasilkan zigot diploid yang kemudian tumbuh membentuk spora berdinding
tebal, yang disebut zoospore dengan dua flagella, satu flagella tidak berbulu menjurus
ke belakang dan satu flagella berbulu yang menjurus ke bagian depan. Zoospore ini
bila berkecambah akan membentuk indivindu yang baru. Oomycetes sangat penting
ekonomi dan ilmu pengetahuan karena banyak menyebabkan penyakit pada hewan
dan tanaman budidaya.
5
- Dinding selnya terdiri dari selulosa.
- Albugo candida, parasit pada tanaman kol, kubis dan kelompok Cruciferae
yang lain.
2. Zygomycetes
6
Zygomycota adalah tumbuhan jamur yang terdiri dari benang-benang hifa yang
bersekat, tetapi ada pula yang tidak bersekat. Jamur ini bersifat senositik yaitu hifa
yang mngandung banyak inti dan tidak mempunyai sekat melintang , jadi hifa
berbentuk satu tabung halus yang mengandung protoplast dengan banyak inti. Serta
dapat membentuk struktur dorman bersifat sementara yang disebut zigospora..
Zygomycota memiliki anggota sekitar 600 spesies.
a. Ciri-ciri Zygomycotes
7
Umumnya mempunyai rizoid yang berguna untuk melekat pada
substrat.
b. Contoh dari Zygomycetes meliputi :
1. Rhizopus sp
Mampu memecah amilum menjadi dekstrosa, protein, dan lemak dalam
kedelai menjadi molekul yang lebih kecil. Apabila tumbuh pada makanan atau
buah-buahan dapat bersifat merugikan karena mengakibatkan pembusukan
2. Mucor mucedo
Banyak ditemukan pada kotoran ternak. Pada struktur jamur Mucor antara
sporangium dan sporangiofor dipisahkan oleh sekat menonjol yang disebut
kolumela.
3. Mucor hiemalis, berperan dalam fermentasi susu kedelai
4. Pilobolus, hidup pada kotoran hewan yang telah terdekomposisi
5. Beauveria bassiana berperan sebagai parasit pada wereng
6. Metarrhisium anisopliae berperan dalam mengendalikan kumbang kolorado.
3. Ascomycetes
Golongan jamur ini memiliki ciri dengan spora yang terdapat di dalam kantung
yang disebut askus. Askus adalah sel yang membesar yang di dalamnya terdapat
spora yang disebut akospora. Setiap askus biasanya memiliki 2-8 askospora.
Kelompok ini memiliki 2 stadium perkembangbiakan yaitu stadium konidium
ataustadium seksual dan stadium askus atau stadium aseksual. Kebanyakan
8
ascomycetes bersifat mikroskopis, sebagian kecil bersifat makroskopis yang memiliki
tubuh buah.
a. Contoh dari Ascomycetes meliputi :
- Penicilium
Penicillium chrysogenum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
Penicillium notatum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
Penicillium notatum, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
Penicillium camemberti, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
- Aspergilus
9
persekatan sehingga miselium berinti satu yang haploid. Selanjutnya terjadi
plasmogami antara dua hifa yang kompatibel membentuk miselium sekunder yang
berinti dua yang masing-masing haploid. Miselium sekunder berbiak dengan cara
khusus. Tiap inti membelah diri dan belahan berkumpul lagi tanpa mengadakan
karyogami, sehingga miselium sekunder tetap berinti dua. Miselium sekunder yang
telah terhimpun banyak membentuk jaringan teratur membentuk basidiocarp dan
basidiofor disebut miselium tersier. Pada gills (lamella) di bagian ujung hifa
berintidua terbentuk prosbasidium setelah terjadi kayogomi, selanjutnya inti
prosbasidium mengalami meiosis dan menghasilkan Basidiospora. Basidiospora dapat
bertangkaikan sterigma atau langsung duduk pada Basidium/epibasidium.
a. Contoh dari Basidiomycetes meliputi :
- Amanita phaloides hidup pada kotoran ternak dan menghasilkan racun yang
mematikan
- Jamur Shitake.
10
Gambar 2.3 Gambar-gambar jamur Basidiomycetes
5. Deuteromycetes
Jamur yang hifanya bersekat menghasilkan konidia namun jamur ini tidak atau
belum diketahui cara pembiakan generatifnya. Deuteromycetes disebut juga Fungi
Imperfecti (jamur tidak sempurna). Penamaan atau pengelompokan itu bersifat
sementara. Karena segera setelah diketahui cara reproduksi generatifnya
(pembentukan askus) dikelompokkan ke Ascomycetes. Deuteromycetes secara
filogenitik bukan merupakan suatu kelompok taksonomi.
a. Ciri-ciri dari Deuteromycetes antara lain :
- Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah
11
- Altenaria Sp. hidup pada tanaman kentang.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tubuh jamur terdiri atas benang-benang halus yang disebut hifa. Dalam hifa
terdapat sitoplasma dengan organel yang biasa ditemukan pada eukariotik. Hifa
membentuk suatu anyaman yang disebut miselium (jamak, miselia), yang merupakan
jaringan “makanan” dari suatu jamur. Sebagian besar jamur merupakan organisme bersel
banyak (multiseluler), kecuali khamir ragi adalah organisme bersel tunggal (uniseluler).
Setiap fungi tercakup di dalam satu kategori taksonomi, dibedakan atas tipe spora,
morfologi hifa, dan siklus seksualnya. Kelompok-kelompok ini adalah : Oomycetes,
Zygomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes.
B. Saran
Karna materi tentang jamur sangat banyak dan sangat luas cakupannya, maka dari
itu sebaiknya mahasiswa dapat memperdalam pemahan materi menegenai morfologi dan
karakteristik jamur untuk mempermudah dalam pembuatan makalah dangen sumber
materi yang lebih diperluas lagi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Alexopoulus,J.,C.Mims,andM.Blackwell.1996.IntrodUctoryMycology.John
Wiley&Sons.Inc.NewYork
Deacon, J.W. 1997. Modern Mycology. 3rd ed. Blackwell Science. Berlin
Gandjar, I., W. Sjamsuridzal, dan A. Oetari. 2006. Mikologi: dasar dan terapan .YayasanObor
Indonesia. Jakarta
Garraway,M.O.andR.C.Evans.1984.FUngalNUtritionandPhysiology.John
Wiley&sons.Inc.NewYork
Moore,R.T.1998.Cytologyandultrastructureofyeastandyeastlikefungi.
DalamKurtzman,C.P.&J.W.Fell.1998.TheYeast,ATaxonomicStUdy. 4th.Ed.Elsevier.Netherland
Tortora,G.J.,B.R.Funke,andC.L.Case.2007.MicrobiologyanintrodUction,9th
ed.BenjaminCummings,USA
Yarrow,D.1998.Methodsfortheisolation,maintenance,andidentificationof
yeast.DalamKurtzman,C.P.&J.W.Fell.1998.TheYeast,ATaxonomicStUdy.4th.Ed.Elsevier.Nethe
rland
Setiawan, samhis. (2020, 21 September). Jamur Zygomycota Beserta Ciri-Cirinya. Diakses pada
tanggal 24 November 2020 dari https://www.gurupendidikan.co.id/jamur-zygomycota/
Susanto I, et al. 2008. Parasitologi Kedokteran. Edisi IV, Fakultas Kedokterran Universitas
Indonesia. Jakarta.
iv