Disusun oleh
Kelompok:
1. Metta Dwi Aryanti (A2R22090)
2. Rizka Oktavia Nabilla Putri (A2R22101)
3. Wilda Lutfiatul Karomah (A2R22111)
4. Zatta Rahmadina Sari (A2R22117)
1
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................................4
1.3 TUJUAN PENULISAN........................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................6
2.1 PENGERTIAN.....................................................................................6
2.2 MORFOLOGI JAMUR........................................................................7
2.3 REPRODUKSI JAMUR.......................................................................9
2.4 KLASIFIKASI JAMUR.......................................................................10
2.5 PERANAN JAMUR.............................................................................17
BAB III PENUTUP.........................................................................................20
2.1 KESIMPULAN...........................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini untuk membahas mengenai mikologi,
struktur tubuh jamur, reproduksi jamur, klasifikasi jamur, dan perannya terhadap
kehidupan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Mikologi Berasal dari bahasa Yunani “Mykes” yang berarti Jamur dan
“Logos” yang berarti Ilmu. Mikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
jamur. Dalam bahasa Inggris Jamur disebut Fungi / Fungus. Kajian dalam
mikologi antara lain meliputi klasifikasi fungi, kerugian dan peranan jamur dalam
kehidupan manusia. Seiring perkembangan teknologi jamur banyak digunakan
dalam bioteknogi, misalnya pembuatan tempe, pembuatan pesellin.
Kata jamur atau fungi mungkin akan selalu kita maknai sebagai cendawan,
yaitu organisme yang pendek, seperti serbuk atau spons, tubuhnya berwarna-
warni, dan tumbuh di atas tanah seperti tumbuhan. Meskipun cendawan adalah
organisme yang umum kita sebut sebagai jamur (jamur yang sebenarnya), dan
sebagian besar jamur tersebut terlihat hidup di atas tanah, tetapi kata fungi
memiliki makna yang lebih luas. Fungi atau jamur didefinisikan sebagai
kelompok organism eukariotik, tidak berpindah tempat (nonmotile), bersifat
uniselular atau multiselular, memiliki dinding sel dari glukan, mannan, dan kitin,
tidak berklorofi l, memperoleh nutrien dengan menyerap senyawa organik, serta
berkembang biak secara seksual dan aseksual.
Jamur adalah organisme yang terdapat dimana-mana di bumi, baik di
daerah tropik, subtropik, di kutub utara, maupun antarika. Fungi juga ditemukan
di darat, di perairaian tawar, di laut, di mangrove, di bawah permukaan tanah, di
kedalaman laut, dipengunungan, maupun di udara. Banyak faktor lingkungan
yang mempengaruhi kehidupan fungi, antara lain kelembapan, suhu, keasaman
substrat, pengudaraan, dan kehadiran nutrien-nutrien yang diperlukan.
Pendapat lain mengatakan bahwa Fungi adalah nama regnum dari
sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna
makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya.
Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar
anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang
6
dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri.
Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran
keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat
metamorfosis pada serangga atau katak).
Sedangkan dari sudut lain mengatakan bahwa fungi adalah
mikroorganisma eukaryotik yang hidup secara saprofit karena tidak dapat
berfotosintesa. Pada dasarnya sel -sel fungi hampir sama dengan sel - sel hewan.
Bahkan hal ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa sulit ditemukan
strategi yang tepat dalam mengobati infeksi oleh jamur tanpa berefek toksik bagi
inang / host nya. Di alam ini fungi dapat bersifat sangat merugikan manusia
dengan menimbulkan infeksi (penyakit) dan toksin yang dihasilkan ataupun
bersifat menguntungkan dengan menghasilkan produk - produk yang dapat
digunakan oleh manusia sebagai contoh antibiotika, vitamin, asam organik dan
enzim.
7
2. Mold / Kapang
• Merupakan jamur multiselluler yang membentuk benang-benang hifa /
filament, kumpulan dari hifa disebut miselium yang membentuk suatu
anyaman.
• Hifa yang dibentuk ada yang bersekat maupun tak bersekat.
• Hifa yang berada di atas permukaan media disebut Hifa aerial yang
berfungsi sebagai alat perkembangbiakan.
• Hifa yang berada didalam media disebut Hifa Vegetatif berfungsi sebagai
alat untuk menyerap makanan.
Contoh : Aspergillus, Penicellium, Rhizopus, Mucor, Microsporum,
Trichophyton, Epidermophyton
3. Dimorfik
Merupakan jamur yang mempunyai dua bentuk yaitu : Yeast dan Mold.
Berbentuk Yeast jika berada di dalam inang / host atau pada suhu inkubasi
37 derajat C,
Berbentuk mold jika berada diluar inangnya atau pada suhu inkubasi suhu
ruang.
Contoh : Histoplasma capsulatum, Coccidioides immitis, Blastomyces dermatidis
8
Ciri-ciri umum jamur:
1. Bersifat eukarotik (eu: sejati dan cariyon: inti),artinya inti selnya memiliki
selaput inti atau karioteka.
2. Tidak berklorofil, sehingga bersifat heterotrof dengan cara menguraikan
sisa-sisa organnisme yang telah mati (saprofit) dan parasit pada organisme
lain.
3. Dinding sel tersusun atas zat kitin.
4. Umumnya multi seluler, namun ada juga yang uniseluler, seperti
Saccharomyces cerevisiae.
5. Hidup di tempat yang lembab, terlindungi dari sinar matahari, bersifat
sedikit asam, dan kaya akan zat-zat organic.
6. Belum mempunyai akar batang, dan daun sejati. Struktur tubuh terdiri atas
benang-benang halus yang disebut hifa.
7. Reproduksi jamur dapat terjadi secara seksual (membentuk zigospora,
askospora, dan basidiospora) ataupun aseksual (membentuk tunas konidia,
zoospore, spora, klamidospora, fragmentasi).
9
1. Aksospora: Spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung
yang dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam
setiap askus.
2. Basidiospora: Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk
gada yang dinamakan basidium.
3. Zigospora: merupakan spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila
ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangin,
pada beberapa cendawan melebur.
4. Oospora: Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut
ooginium, pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yang terbentuk
di dalam anteredium mengasilkan oospora.
10
Biasanya jamur ini hidup dibagian organisme yang telah mati, misalnya pada
serasah atau batang kayu yang telah lapuk.
Jamur dapat dibagi menjadi 6 kelompok, yakni :
1. Divisi Zygomycota
Divisi Zygomycota dikenal sebagai jamur zigospora. Zigospora
merupakan bntuk spora seksual berdinding tebal.
a. Ciri Jamur Zygospora
- Hampir semua anggotanya hidup pada habitat darat.
- Kebanyakan hidup sebagai saprofit.
- Tubuh ber sel banyak berbentuk benang yang tidak bersekat.
- Tidak menghasilkan sproa berflagel
- Reproduksi seksual menghalkan zigosprora
11
yang berfungsi untuk melekatkan diri pada substrat dan menyerap
makanan.
- Rhizopus orizae berperan dalam pembuatan tempe.
- Rhizopus nigricans menghasilkan asam fumarat.
2. Divisi Ascomycota
Dikenal sebagai jamur kantong. Dan merupakan kelompok terbesar dari
keempat diisi jamur.
a. Ciri jamur kantong
- Memiliki struktur khusus yang disebut askus
- Tubuhnya ada yang berupa uniseluler dan berupa multiseluler
- Hidup sebagai saprofit dan parasit
12
- Neurospora crassa dikenal sebagai jamur onom karena jamur ini
banyak digunakan masyarakat setempat untuk membuat oncom.
- Xylaria tabacna hidup sebagai parasit pada petai cina. Selain itu,
jamur ini banyak terdapat pada batang pohon yang telah busuk.
- Morchella esculenta merupakan jenis jamur yang dapat dijadikan
sebagai bahan makanan. Jamur ini memiliki tngkai pada buahnya.
Tubuh buah umumnya berbentuk kerucut.
- Claviceps purpurea merupakan jenis jamur yang biasa hidup
parasit pada bakal buah graminease.
3. Divisi basidiomycota
Dikenal sebagai jamur gada. Disebut demikian karena kelompok jamur ini
memiliki organ penghasil spora berbentu gada yang disebut basidium.
a. Ciri jamur gada
- Kebanyakan berukuran makroskopis
- Miselium bersek
- Tubuh buah (basidiokarp) berbentuk panjang, lembaran-lembaran
yang berliku-liku, atau bulat.
- Hidup sebagai saprofit dan parasit.
13
- Inti sel dari salah satu sel pindah ke sel yang yang lainnya sehingga
sel terseut memiliki dua inti (dikariotik)
- Sel dikariotik tumbuh menjadi miselium dikariotik dan seterusnya
tumbuh menjadi tubuh buah.
- Masing – masing basidium memiliki dua inti (2n). Kedua inti
tersebut mengalami meiosis sehingga terbentuk empat inti haploid.
- Inti haploid tersebut akan tumbuh menjadi spora basidium atau
disebut juga spora seksual.
14
- Ustilago maydis, sering ditemukan pada tanaman jagung.
4. Divisi Deuteromycota
Dikenal sebagai jamur imperfekti/jamur tak sempurna. Disebut demikian
karena kelompok jamur ini belum mengetahui cara reproduksi seksualnya.
a. Ciri jamur imperfekti
- Hifa berseka sekat
- Tubuh berukuran mikroskopis
- Hidup sebagai saprofit (pada isa-sisa makanan atau sampah) dan
parasit
15
5. Oomycotina (Jamur Air)
Oomycotina berarti fungi telur. Istilah ini didasarkan pada cara reproduksi
seksual pada jamur air. Beberapa anggota Oomycotina bersifat uniseluler dan
tidak memiliki kloroplas.
Jamur air memiliki dinding sel terbuat dari selulosa, yang berbeda dengan
dinding sel jamur sejati yang terbuat dari polisakarida yang disebut kitin. Yang
membedakan jamur air dengan jamur sejati adalah adanya sel bifl agellata yang
terjadi pada daur hidup jamur air. Sementara jamur sejati tidak memiliki flagella.
Sebagian besar jamur air hidup secara bebas atau melekat pada sisa-sisa
tumbuhan di kolam, danau, atau aliran air. Meraka hidup sebagai pengurai dan
berkoloni. Walaupun begitu, ada juga yang hidup pada sisik atau insang ikan yang
terluka sebagai parasit. Contoh anggota Oomycotina adalah Saprolegnia, dan
Phytoptora infestans. Selain bersifat parasit, jamur air juga bersifat patogen (dapat
menimbulkan penyakit), seperti menyebabkan pembusukan kayu pada kentang
dan tomat.
Jamur air dapat bereproduksi secara seksual atau aseksual. Secara
aseksual, jamur air menghasilkan sporangium di ujung hifa. Di dalam sporangium
tersebut, dihasilkan spora yang berfl agella yang disebut zoospora. Ketika
zoospora matang dan jatuh di tempat yang sesuai, maka akan berkecambah dan
tumbuh menjadi mycelium baru. Adapun reproduksi secara seksual terjadi melalui
penyatuan gamet jantan dan gamet betina. Gamet jantan dihasilkan oleh
antheredium dan gamet betina dihasilkan dari oogonium. Penggabungan gamet
jantan dan gamet betina menghasilkan zigot diploid. Zigot ini nantinya akan
berkembang menjadi spora, yang berdinding tebal. Saat spora berkecambah, akan
dihasilkan mycelium baru.
6. Myxomycotina
Pada umumnya, jamur lendir berwarna (berpigmen) kuning atau orange,
walaupun ada sebagian yang berwarna terang. Jamur ini bersifat heterotrof dan
hidup secara bebas. Tahapan memperoleh makan dalam siklus hidup jamur lendir
merupakan suatu massa ameboid yang disebut plasmodium. Plasmodium ini dapat
16
tumbuh besar hingga diameternya mencapai beberapa sentimeter. Walaupun
berukuran besar, plasmodium bukan multiseluler. Plasmodium merupakan massa
tunggal sitoplasma yang mengandung banyak inti sel. Plasmodium menelan
makanan melalui fagositosis. Mereka melakukan ini sambil menjulurkan
pseudopodia melalui tanah yang lembab, daun-daunan, atau kayu yang
membusuk. Jika habitat jamur lendir mulai mongering atau tidak ada makanan
yang tersisa, plasmodium akan berhenti tumbuh dan berdiferensiasi menjadi
tahapan siklus hidup yang berfungsi dalam tahapan reproduksi seksual. Contoh
jamur lendir adalah jenis Dyctystelum discridium.
17
4) Peranan jamur di bidang industri
Jamur banyak digunakan di bidang industri antara lain sebagai berikut:
- Rhizopus stolonifer, Untuk membuat tempe.
- Rhizopus nigricans, Menghasilkan asam fumarat.
- Saccharomyces cerevisiae, Untuk membuat tape, roti, minuman
sake, dan bir.
- Aspergillus oryzae, Mengempukkan adonan roti.
- Aspergillus wentii, Untuk membuat sake, kecap, tauco, asam sitrat,
asam oksalat, dan asam formiat.
- Aspergillus niger, Untuk menghasilkan O2 dari sari buah, dan
menjernihkan sari buah.
- Penicillium notatum dan P. chrysogenum , Menghasilkan penicillin
(antibiotik).
- Ganoderma lucidum, Sebagai bahan obat.
- Penicillium roqueforti dan P. camemberti, Untuk meningkatkan
kualitas (aroma) keju.
- Trichoderma sp., menghasilkan enzim selulase.
- Neurospora crassa, Untuk membuat oncom.
18
menguraikan sampah organik berupa kotoran hewan dan jamur kuping yang hidup
di kayu.
BAB III
19
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Mikologi Berasal dari bahasa Yunani “Mykes” yang berarti Jamur dan
“Logos” yang berarti Ilmu. Mikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
jamur.
Fungi merupakan mikroorganisme eukariota yang sebagian besar bersifat
multiseluler. Fungi atau cendawan terdiri dari yeast, mold/kapang dan dimorfik.
Secara umum Fungi terdiri dari 100.000 jenis yang sudah diketahui dan 1000
temuan baru yang sudah diidentifikasi setiap tahunnya. Fungi sendiri memiliki
beberapa ciri umum yaitu hidup ditempat lembab yang sedikit asam dan memiliki
sedikit pencahayaan. Ada beberapa peranan jamur dikehidupan sehari hari yaitu
sebagai sumber makanan, peran dibidang Kesehatan dan kedokteran, peranan di
bidang pertanian, peranan jamur di bidang industry dan decomposer atau
pengurai. Namun jamur juga bisa merugikan yaitu yang menyebabkan penyakit
pada manusia dan pada tumbuhan seperti jamur candidiasis.
DAFTAR PUSTAKA
20
Campbell, dkk. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga
Kimball, John W. 1999. Biologi jilid 3. Jakarta: Erlangga
Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press.
21