Anda di halaman 1dari 20

Identifikasi Perbedaan dari Jamur Yeast, Mold dan Jamur Dimorfik

Penyebab Infeksi Berdasarkan Mikroskopis (Morfologi) dan Isolasi

MAKALAH
Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mikologi

DISUSUN OLEH :
Kelompok 1

Aldina Salsabila P17334119047


Anis Kholishotun Nisa P17334119050
Meta Laila Safitri P17334119064
Nadia Sendi Alaby P17334119069
Riani Putri Zebua P17334119074
Tiara Amalia Putri P17334119087

Kelas : D3 – 2B

KEMENTERIAN KESAHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Identifikasi
Perbedaan dari Jamur Yeast, Mold dan Jamur Dimorfik Penyebab Infeksi Berdasarkan
Mikroskopis (Morfologi) dan Isolasi” ini dengan lancar. Penulisan ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah ilmu Mikologi.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Urinalisa dan cairan
tubuh atas bimbingan dan arahan dalam penulisan tugas, juga kepada rekan-rekan mahasiswa
yang telah mendukung sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami harap makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Memang makalah
ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Bandung, Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
1.1Latar Belakang................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah............................................................. 3
1.3 Tujuan Penulisan............................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 4
2.1 Pengertian ......................................................................... 4
2.2 Morfologi Jamur................................................................ 5
2.3 Media Kultur Jamur........................................................... 7
2.4 Isolasi dan Identifikasi Jamur Candida albicans pada
Sample Urin....................................................................... 9
BAB III PENUTUP............................................................................... 14
3.1 Kesimpulan........................................................................ 14
3.2 Saran ............................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak berklorofil.
Tumbuhan ini umumnya bersifat sebagai saprofit atau parasit untuk memenuhi
kebutuhan pangannya. Sebagai saprofit, jamur hidup pada sisa makhluk hidup yang
telah mati, seperti di tumpukan sampah organik, tumbuhan, atau kotoran hewan.
Sedangkan sebagai parasit, jamur hidup menempel pada organisme lain dan biasanya
bersifat merugikan. Reproduksi jamur dilakukan dengan dua cara, yaitu secara
vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan vegetatif biasanya dilakukan dengan
membentuk spora, membelah diri, serta pembentukan kuncup. Sementara
perkembangbiakan generatif dilakukan melalui pembentukan spora askus, konjugasi,
dan menggunakan hifa yang akan menghasilkan zigospora. Selain memiliki berbagai
macam cara untuk berkembangbiak, jamur juga terdiri dari aneka macam jenis baik
yang bermanfaat maupun yang berbahaya/beracun. Saat ini sebagian besar jamur yang
dibudidayakan masyarakat adalah jamur yang bermanfaat, khususnya jamur konsumsi
yang bisa dimakan atau dimanfaatkan sebagai obat. Salah satunya yaitu Ragi atau
yeast.
Pada zaman dahulu, sekitar 5000 tahun lalu di Mesir. Ragi atau Yeast sudah
dipergunakan untuk memanggang roti dan memfermentasi bir, akan tetapi hal tersebut
sangat membutuhkan waktu yang lama dikarenakan menggunkan jenis ragi yang
masih alami di udara. Ragi atau biasa dikenal juga dengan Yeast ( dalam bahasa
Inggris ) merupakan semacam bahan pengembang yang berasal dari spesies jamur.
Spesies itu bernama Latin Saccharomyces cerevisiae yang sekarang sering diolah
sebagi ragi roti. Ragi ini yang memiliki kandungan karbondioksida akan membuat
adonan menjadi mengembang dan terbentuk pori-pori serta mendorong terjadinya
proses fermentasi yang akan membantu proses pengembangan.
Ragi ini juga menjadi organisme berupa mikroskopis yang berkembang biak
dengan memakan gula. Ragi atau fermen merupakan zat yang menyebabkan
fermentasi. Ragi biasanya mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi
dan media biakan bagi mikroorganisme tersebut. Media biakan ini dapat berbentuk
butiran-butiran kecil atau cairan nutrien. Ragi umumnya digunakan dalam industri
makanan untuk membuat makanan dan minuman hasil fermentasi seperti acar, tempe,

1
2

roti, bir dan sebagainya. Beberapa mikroorganisme yang dipergunakan dalam ragi
umumnya terdiri atas berbagai bakteri dan fungsi (khamir dan kapang) yaitu
Rhizopus, Aspergillus, Mucor, Amylomyces, Endomycopsis, Saccharomyces,
Hansenula anomala,, Lactobacillus, Acetobacter, dan sebagainya.
Kapang adalah jenis lain dari fungi, sebagian besar memiliki tekstur yang
tidak jelas dan biasanya ditemukan pada permukaan makanan yang membusuk atau
hangat, dan tempat-tempat lembab. Sebagian besar kapang berreproduksi secara
aseksual, tetapi ada beberapa spesies yang bereproduksi secara seksual dengan
menyatukan dua jenis sel untuk membentuk zigot dengan produk uniselular sel
(Viegas, 2004). Kapang (Mold) adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen,
dan pertumbuhannya pada substrat mudah dilihat karena penampakannya yang
berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula berwarna putih, tetapi jika
spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang (Ali,
2005). Menurut Fardiaz (1992), kapang terdiri dari suatu thallus yang tersusun dari
filamen yang bercabang yang disebut hifa. Kumpulan dari hifa membentuk suatu
jalinan yang disebut miselium. Setiap hifa memiliki lebar 5-10 µm (Pelczar dan Chan,
1986).
Gangguan kesehatan yang diakibatkan spora kapang terutama akan menyerang
saluran pernapasan. Asma, alergi rinitis, dan sinusitis merupakan gangguan kesehatan
yang paling umum dijumpai sebagai hasil kerja sistem imun tubuh yang menyerang
spora yang terhirup. Penyakit lain adalah infeksi kapang pada saluran pernapasan atau
disebut mikosis. Salah satu penyakit mikosis yang umum adalah Aspergillosis, yaitu
tumbuhnya kapang dari genus Aspergillus pada saluran pernapasan.Selain genus
Aspergillus, beberapa spesies dari genus Curvularia dan Penicillium juga dapat
menginfeksi saluran pernapasan dan menunjukkan gejala mirip seperti Aspergillosis.
Jamur dimorfik adalah jenis jamur yang memiliki siklus hidup ganda di mana
Di berarti dua dan Morfik berarti morfologi atau struktur. Oleh karena itu jamur
dimorfik adalah jenis jamur yang menunjukkan dua jenis morfologi dalam siklus
hidupnya. Karakter ganda dari jamur dimorfik ini mengacu pada “Dimorfisme”.
Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk tumbuh
dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan berkembang
menjadi blastospora dan menghasilkan kecambah yang akan membentuk hifa semu.
3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan, dapat penulis rumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan fungi atau jamur ?
2. Bagaimana perbedaan morfologi jamur yeast (ragi), mold (kapang) dan dimorfik ?
3. Apa media kultur jamur ?
4. Bagaimana cara isolasi dan identifikasi jamur candida albicans pada sampel urin

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini :
1. Tujuan umum
Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
2. Tujuan khusus
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan jamur ( fungi )
2) Untuk mengetahui morfologi jamur yeast (ragi), mold (kapang) dan dimorfik
3) Untuk mengetahui media kultur jamur
4) Untuk mengetahui bagaimana cara isolasi dan identifikasi jamur candida
albicans pada sampel urin
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Mikologi Berasal dari bahasa Yunani “Mykes” yang berarti Jamur dan “Logos” yang
berarti Ilmu. Mikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jamur. Dalam bahasa
Inggris Jamur disebut Fungi / Fungus. Kajian dalam mikologi antara lain meliputi klasifikasi
fungi, kerugian dan peranan jamur dalam kehidupan manusia. Seiring perkembangan
teknologi jamur banyak digunakan dalam bioteknogi, misalnya pembuatan tempe, pembuatan
pesellin.
Kata jamur atau fungi mungkin akan selalu kita maknai sebagai cendawan, yaitu
organisme yang pendek, seperti serbuk atau spons, tubuhnya berwarna-warni, dan tumbuh di
atas tanah seperti tumbuhan. Meskipun cendawan adalah organisme yang umum kita sebut
sebagai jamur (jamur yang sebenarnya), dan sebagian besar jamur tersebut terlihat hidup di
atas tanah, tetapi kata fungi memiliki makna yang lebih luas. Fungi atau jamur didefinisikan
sebagai kelompok organism eukariotik, tidak berpindah tempat (nonmotile), bersifat
uniselular atau multiselular, memiliki dinding sel dari glukan, mannan, dan kitin, tidak
berklorofi l, memperoleh nutrien dengan menyerap senyawa organik, serta berkembang biak
secara seksual dan aseksual.
Jamur adalah organisme yang terdapat dimana-mana di bumi, baik di daerah tropik,
subtropik, di kutub utara, maupun antarika. Fungi juga ditemukan di darat, di perairaian
tawar, di laut, di mangrove, di bawah permukaan tanah, di kedalaman laut, dipengunungan,
maupun di udara. Banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan fungi, antara lain
kelembapan, suhu, keasaman substrat, pengudaraan, dan kehadiran nutrien-nutrien yang
diperlukan.
Pendapat lain mengatakan bahwa Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar
makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap
molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam
mengenal sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun
seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri.
Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang
memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau
katak).
Sedangkan dari sudut lain mengatakan bahwa fungi adalah mikroorganisma
eukaryotik yang hidup secara saprofit karena tidak dapat berfotosintesa. Pada dasarnya sel

4
5

-sel fungi hampir sama dengan sel - sel hewan. Bahkan hal ini juga yang menjadi salah satu
alasan mengapa sulit ditemukan strategi yang tepat dalam mengobati infeksi oleh jamur
tanpa berefek toksik bagi inang / host nya. Di alam ini fungi dapat bersifat sangat merugikan
manusia dengan menimbulkan infeksi (penyakit) dan toksin yang dihasilkan ataupun bersifat
menguntungkan dengan menghasilkan produk - produk yang dapat digunakan oleh manusia
sebagai contoh antibiotika, vitamin, asam organik dan enzim.

2.2 Morfologi Jamur


1. Yeast
merupakan jamur uniselluler yang berbentuk oval / lonjong dengan diameter 3  – 15 mikron,
berkembang biak dengan cara membelah diri (asexual)  membentuk tunas atau budding cell.
Yeast ada dua yaitu :
1. Yeast murni : merupakan jamur uniselluler yang tidak mampu membentuk
pseudohifa/ klamidospora
2. Yeast like : merupakan jamur uniselluler yang mampu membentuk pseudohifa.
Contoh : 
Candida sp, Candida albicans, Torulla (koloni berwarna merah / orange), Cryptococcus
neoformans
6

2. Mold / Kapang
• Merupakan jamur multiselluler yang membentuk benang-benang hifa / filament,
kumpulan dari hifa disebut miselium yang membentuk suatu anyaman.
• Hifa yang dibentuk ada yang bersekat maupun tak bersekat.
• Hifa yang berada di atas permukaan media disebut Hifa aerial yang berfungsi
sebagai alat perkembangbiakan.
• Hifa yang berada didalam media disebut Hifa Vegetatif berfungsi sebagai alat untuk
menyerap makanan.
Contoh : Aspergillus, Penicellium, Rhizopus, Mucor, Microsporum, Trichophyton,
Epidermophyton
7

3. Dimorfik
 Merupakan jamur yang mempunyai dua bentuk yaitu : Yeast dan Mold.
 Berbentuk Yeast jika berada di dalam inang / host atau pada suhu inkubasi 37 derajat
C,
 Berbentuk mold jika berada diluar inangnya atau pada suhu inkubasi suhu ruang.
Contoh : Histoplasma capsulatum, Coccidioides immitis, Blastomyces dermatidis

Ciri-ciri umum jamur:


1. Bersifat eukarotik (eu: sejati dan cariyon: inti),artinya inti selnya memiliki selaput inti
atau karioteka.
2. Tidak berklorofil, sehingga bersifat heterotrof dengan cara menguraikan sisa-sisa
organnisme yang telah mati (saprofit) dan parasit pada organisme lain.
3. Dinding sel tersusun atas zat kitin.
8

4. Umumnya multi seluler ,namun ada juga yang uniseluler, seperti Saccharomyces
cerevisiae.
5. Hidup di tempat yang lembab, terlindungi dari sinar matahari,bersifat sedikit asam,
dan kaya akan zat-zat organic.
6. Belum mempunyai akar,batang, dan daun sejati. Struktur tubuh terdiri atas benang-
benang halus yang disebut hifa.
7. Reproduksi jamur dapat terjadi secara seksual (membentuk zigospora, askospora, dan
basidiospora) ataupun aseksual (membentuk tunas,konidia, zoospore,spora,
klamidospora, fragmentasi).

2.3 Media Kultur Jamur

Setelah spesimen diterima, langkah selanjutnya adalah menyiapkan slide untuk


pemeriksaan mikroskopik dan inokulasi kultur media yang tepat. Ada beberapa prinsip yang
harus diingat: selalu inokulasi media yang diperkaya (enriched media) terlebih dahulu dengan
spesimen klinik, dilanjutkan dengan inokulasi media selektif; 2 set media harus diinokulasi,
dengan 1 set diinkubasi pada 25-30°C dan 1 set duplikat pada 35 ± 2°C.

Jenis-jenis Media
Enriched media Mendukung pertumbuhan cepat  SBA
patogenik dan non-patogenik fungi
Media Selektif Mengandung zat kimia dan antibiotik  SDA
yang hanya memungkinkan  Chromogenic BIGGY
pertumbuhan fungi tertentu dan agar
mencegah pertumbuhan kapang  Mycosel
saprofitik dan bakteri.
Media Diferensial Membedakan antara spesies fungi yang  Chromogenic BIGGY
berhubungan erat agar
 CHROMagar
 DTM
Media untuk Merangsang sporulasi dan membantu  CMT
sporulasi dalam identifikasi  PDA
 Water Agar

Media jamur yang umum digunakan adalah:


9

 Sabouraud’s dextrose agar (SDA, dengan atau tanpa antibiotik)


Kontrol positif: pertumbuhan C. albicans and T. Mentagrophytes
Kontrol negatif: tidak ada pertumbuhan E.coli

 Mycobiotic atau Mycosel agar


Untuk pertumbuhan C. albicans yang baik dan penghambat sempurna Staphylococcus
aureus.
Kontrol positif: T. mentagrophytes and C. albicans
Kontrol negatif: A. niger.

 Cornmeal Tween-80 agar


Membentuk kontrol yang diketahui; pada C. albicans pertumbuhan baik, koloni putih
dan produksi chlamydospora; pada C. krusei pertumbuhan baik, koloni putih hingga
krem tapi tanpa produksi chlamydospora.

 Chromogenic Bismuth Glycine Glucose Yeast (BiGGY) agar


Pada C. albicans, C. krusei, C. tropicalis membentuk koloni khas; menghambat
seluruh atau sebagian pertumbuhan E. coli.

 Dermatophyte test medium


Kontrol positif: pertumbuhan sedang hingga baik pada T. Mentagrophytes, alkaline
(pigmen merah).
Kontrol negatif: menghambat sebagian hingga sempurna P. aeroginosa dan A. niger

 Water agar
Karakteristik kultural diamati setelah 48-72 jam inkubasi pada 25-30°C; pertumbuhan
sedang hingga baik pada C.albicans dan Saccharomyces cerevisiae

 Christensen’s urea agar (urease test)


Kontrol positif: C. neoformans.
Kontrol negatif: C.albicans

 Germ tube test


10

Kontrol positif: C.albicans


Kontrol negatif: C.tropicalis

2.4 Isolasi dan Identifikasi Jamur Candida albicans pada Sampel Urin

Dalam mengisolasi jamur Candida menggunakan media agar yaitu media Sabouraud
Dextrose Agar (SDA) atau pada media Potato Dextrose Agar (PDA) dan diinkubasi dalam
waktu 24 jam pada suhu 37°C (Brooks et al., 2013). Pertumbuhan koloni Candida pada
media Sabouraud memiliki sifat-sifat khas yaitu: koloni menonjol dari permukaan medium,
permukaan pada koloni halus, licin, berwarna putih kekuning-kuningan, dan memiliki bau
ragi (Siregar, 2004). Pertumbuhan pseudohifa terlihat terendam di bawah permukaan agar.
Kemudian untuk memastikan jamur Candida dilakukan tes germ tube dengan menggunakan
serum dan diinkubasi selama 90 menit dengan suhu 37°C. Kemudian diamati secara
mikroskopis dan akan terlihat bentuk klamidospora. Uji fermentasi dan uji gula-gula dapat
digunakan untuk mengidentifikasi jenis spesies isolat Candida yang lebih umum, seperti
Candida tropicalis, Candida parapsilosis, Candida guilliermondii, Candida kefyr, Candida
krusei, dan Candida lusitaniae (Brooks et al., 2013).

Alat dan Bahan:

 Pot urine steril  Pipet tetes


 Neraca analitik  Micropipet 50-500 μl
 Tabung Erlenmeyer 250 ml  Inkubator
 Spatula  Ose standar volume 1 μl
 Gelas ukur 500 ml  Biosafety cabinet
 Magnetic stirrer  Oven
 Batang pengaduk  Cool box
 Autoclave  Kaca objek
 Petridish steril  Kaca penutup
 Indikator pH universal  Mikroskop binokuler
 Lampu spititus  Sampel urine
 Ballpipet  Spuit 3cc
 Pipet ukur 20 ml  Yellow tip
11

 Tabung vacutainer tanpa  NaOH 0,01 N 10ml


antikoagulan 3ml  HCL 0,01 N 10ml
 Media SDA 45,5 g  Tissue
 Antibiotik kloramfenikol  Kapas berlemak
 Larutan LPCB 1ml  Aluminium foil
 Aquades  Tabung eppendorf
 Alkohol 70%  Kertas

Prosedur Kerja:

a. Pembuatan Media SDA


Adapun prosedur pembuatan media SDA yaitu sebagai berikut (Savitri dan Novel, 2010):
1) Digunakan APD yang lengkap, baik dan benar.
2) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakanan.
3) Dipastika semua alat dan bahan siap untuk digunakan.
4) Ditimbang serbuk media SDA
700 ml x
Perhitungan = =
1000 ml 65 gr
Jadi, serbuk media yang ditimbang sebanyak 45,5gram.
5) Dipindahkan media SDA yang telah ditibang ke dalam gelas beker.
6) Ditambahkan akuades sebanyak 700 ml pada gelas beker yang telah berisi media,
lalu dipindahkan ke dalam tabung erlenmeyer.
7) Dihomogenkan larutan dengan bantuan magnetic stirrer dengan suhu ≤ 100°C.
8) Dicek pH larutan sesuai petunjuk (ph 5,6) pada keadaan suhu 25°C.
9) Ditambahkan larutan NaOH 0,01 N jika keadaan larutan SDA asam, dan
ditambahkan larutan HCl 0,01 N jika larutan SDA keadaan basa.
10) Ditutup larutan lalu disterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit.
11) Dikeluarkan larutan dari autoclave jika suhu dalam keadaan 20°C dan tekanan
pada autoclave 0°C.
12) Ditunggu larutan dalam keadaan suhu ruang (± 25°C).
13) Ditambahkan antibiotik kloramfenikol 500 mg (dimana antibiotik kloramfenikol
sebelumnya sudah dilarutkan dengan akuades sebanyak 10 ml, dan tiap 100 ml
SDA = 1 ml suspense antibiotik kloramfenikol).
12

14) Dihomogenkan larutan yang telah ditambahkan antibiotik kloramfenikol.


15) Dituangkan larutan ke dalam petridish steril dan ditunggu hingga media memadat
pada petridish.
16) Dilakukan uji kualitas media serta uji control positif dan negatif pada media yang
telah dibuat.
17) Disimpan media yang telah memadat pada suhu 4-8°C.

b. Pemeriksaan kultur urine pada media SDA


Menurut Siregar (2004), pemeriksaan kultur urine untuk mengidentifikasi jamur Candida
albicans dapat dilakukan pada media SDA dengan cara:
1) Digunakan APD yang lengkap, baik dan benar.
2) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakanan.
3) Pastikan sampel urine dan media SDA dalam suhu ruang (± 25°C).
4) Dikocok urine perlahan dan diambil urine bagian permukaan dengan ose standar 1
μl.
5) Dilakukan dengan menggoreskan dengan 4 kuadran pada media SDA.
6) Dalam menanam sampel, pastikan bekerja dengan aseptis, agar tidak terjadi
kontaminasi.
7) Ditunggu hingga sampel sedikit kering, lalu diinkubasi pada suhu 37°C selama
23 hari.
8) Dilakukan pengamatan makroskopis pada media yang telah diinkubasi, yaitu
diamati permukaan koloni halus dan licin, berwarna putih atau kekuning-kuningan
dan berbau ragi.
9) Selanjutnya koloni diamati dengan mikroskopis.
13

c. Pemeriksaan mikroskopis koloni Candida albicans


Menurut Menaldi, Widiati, dan Nilasari (2015), pemeriksaan biakan jamur secara
mikroskopis dapat dilakukan menggunakan pewarnaan larutan Lactophenol Cotton Blue
(LPCB), dengan cara sebagai berikut:
1) Digunakan APD dengan baik, benar, dan lengkap.
2) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3) Dibuat preparat koloni jamur.
4) Diambil koloni jamur yang tumbuh pada titik tengah antara bagian tepi dan pusat
koloni.
5) Diletakkan sampel diatas kaca objek yang telah dibersihkan dengan alkohol 70%.
6) Ditambahkan 1-2 tetes larutan LPCB ke atas kaca objek.
7) Ditutup dengan kaca penutup dan didiamkan selama 20 menit.
8) Diamati sediaan dengan mikroskop dengan pembesaran objektif 10x dan 40x.
9) Dilaporkan hasil pengamatan adanya ragi berbentuk bulat atau lonjong, terdapat
blastospora, pseudohifa, dan klamidiospora.

d. Pemeriksaan germ tube


Adapun prosedur pemeriksaan germ tube yaitu (Mulyati dll., 2002):
1) Digunakan APD dengan baik, benar, dan lengkap.
2) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3) Dimasukkan serum sebanyak 0,5 ml kedalam tabung eppendorf.
4) Ditambahkan koloni jamur Candida dari media SDA.
5) Sebagai kontrol uji germ tube, ditambahkan koloni Candida albicans ATCC
10231 pada 0,5ml serum.
14

6) Inkubasi selama 2,5 jam pada suhu 37°C.


7) Dibuat preparat dari serum yang telah diinkubasi.
8) Diamati pada mikroskop dengan pembesaran objektif 10x dan 40x.
9) Dilaporkan hasil pengamatan adanya germ tube.
15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jamur. Dalam bahasa Inggris
Jamur disebut Fungi / Fungus. Kajian dalam mikologi antara lain meliputi klasifikasi fungi,
kerugian dan peranan jamur dalam kehidupan manusia. Fungi atau jamur didefinisikan
sebagai kelompok organism eukariotik, tidak berpindah tempat (nonmotile), bersifat
uniselular atau multiselular, memiliki dinding sel dari glukan, mannan, dan kitin, tidak
berklorofi l, memperoleh nutrien dengan menyerap senyawa organik, serta berkembang biak
secara seksual dan aseksual.

Morfologi jamur ada 3 yaitu : Yeast, Mold/Kapang, dan Dimorfik. Yeast merupakan
jamur uniselluler yang berbentuk oval / lonjong dengan diameter 3  – 15 mikron, berkembang
biak dengan cara membelah diri (asexual)  membentuk tunas atau budding cell. Mold/Kapang
merupakan jamur multiselluler yang membentuk benang-benang hifa / filament, kumpulan
dari hifa disebut miselium yang membentuk suatu anyaman. Sedangkan Dimorfik merupakan
jamur yang mempunyai dua bentuk yaitu : Yeast dan Mold.

Dalam mengisolasi jamur Candida menggunakan media agar yaitu media Sabouraud
Dextrose Agar (SDA) atau pada media Potato Dextrose Agar (PDA) dan diinkubasi dalam
waktu 24 jam pada suhu 37°C (Brooks et al., 2013). Uji fermentasi dan uji gula-gula dapat
digunakan untuk mengidentifikasi jenis spesies isolat Candida yang lebih umum, seperti
Candida tropicalis, Candida parapsilosis, Candida guilliermondii, Candida kefyr, Candida
krusei, dan Candida lusitaniae (Brooks et al., 2013).

3.2 Saran

Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis meminta kritik yang
membangun dari para pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

Wulansari, & Rianita, N. L. (2018). Isolasi dan Identifikasi Jamur Candida albicans. Diambil
dari https://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/290/ . Diakses pada tanggal 23
Februari 2021.

Zafar, A. Dkk. (2017). Practical guide and atlas for the diagnosis of fungal infections The
Aga Khan University. Diambil dari https://ecommons.aku.edu/cgi/viewcontent.cgi?
article=1069&context=books. Diakses pada tanggal 23 Februari 2021.

Ellis, D. Dkk. (2007). Descriptions Of Medical Fungsi. School Of Molecular & Biomedical
Science Univesity Of Adelaide Australia. Diambil dari
https://id.scribd.com/doc/148691762/Mycology-atlas-with-pictures. Diakses pada
tanggal 23 Februari 2021.

Prafita, M. Makalah Pengantar Mikologi. Diambil dari


https://www.academia.edu/34829485/Makalah_pengantar_mikologi_tugas_dr_ima_b
lok_2_3_. Diakses pada tanggal 23 Februari 2021.

Anonymous. Bab II. Diambil dari


http://eprints.undip.ac.id/44519/3/Cut_Mirna_22010110130177_BAB2KTI.pdf.
Diakses pada tanggal 23 Februari 2021.

Nurul. Makalah Jamur. Diambil dari https://www.slideshare.net/111NURUL/makalah-jamur-


47808234. Diakses pada tanggal 23 Februari 2021.

Pratiwi, N. (2020). Jamur dimorfik: Pengertian, Contoh, fase. Diambil dari


https://adalah.top/jamur-dimorfik/. Diakses pada tanggal 23 Februari 2021.

17

Anda mungkin juga menyukai