Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PROSES INFEKSI JAMUR

Dosen Pengampu: Mukhlish Hidayat, S.Kep.,Ns., M.Kep.

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan II

Disusun Oleh Kelompok 5 :


1. Nur Diana (A832012123)
2. Sabila Anis Tasya (A832012117)
3. Sri Wahyuningsih (A832012119)
4. Sulaiha (A8320121)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAZHATUT THULLAB
SAMPANG
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “PROSES INFEKSI JAMUR”.
Penyusunan makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa arahan dan
bimbingan dari dosen / fasilitator. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini,
penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih atas bimbingan dari
dosen/fasilitator mata ajar ILMU DASAR KEPERAWATAN II yakni
Bapak Mukhlish Hidayat, S.Kep.,Ns., M.Kep.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kelemahan
dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat memperbaiki
kekurangan selanjutnya.

Sampang, 18 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover ...........................................................................................................

KATA PENGANTAR...............................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rmusan Masalah Tujuan ........................................................... 2

C. Tujuan ........................................................................................ 2

Tujuan Umum ......................................................................... 2

Tujuan Khusus ........................................................................... 2

D. Manfaat Tujuan ........................................................................ 2

E. Metode Penulisan Makalah Tujuan ......................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Jamur ....................................................................... 3

B.Penyakit Jamur Pada Manusia .................................................... 3

C. Penyebab dan Gejala Infeksi Jamur ........................................... 4

D. Penyakit yang Disebabkan Jamur Serta Cara Penangan nya .... 7

E. Faktor Risiko Yang Menyebabkan Infeksi Jamur .................... 15

F. Cara Penularan Infeksi Jamur Kulit.......................................... 15

G. Diagnosis Infeksi Jamur ........................................................... 15

ii
H. Pengobatan Infeksi Jamur ........................................................ 17

I. Pencegahan Infeksi Jamur ......................................................... 19

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 20

B. Saran ........................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita menjumpai jamur. Sebelum kita
membahas tentang jamur kita terlebih dahulu harus mengetahui pengertian dari
jamur itu sendiri, Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang
membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler
(bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara
makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya. (Hartono, Rudi. 2015)
Jamur merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit pada
manusia. Jamur tumbuh dimana saja dekat dengan kehidupan manusia, baik di
udara, tanah, air, pakaian, bahkan di tubuh manusia sendiri. Ada ribuan spesies
yang berbeda dengan karakteristik yang berbeda yang berada di kelas ini. Mereka
terdiri dari dinding sel yang kaku dan juga memiliki membran inti terikat.
Organisme ini gagal untuk photosensitize karena mereka tidak memiliki klorofil.
Karena karakteristik unik dari jamur, mereka telah dikategorikan ke dalam
kelompok yang terpisah, berbeda dari tumbuhan dan hewan. (Hartono, Rudi.
2015)
Meskipun banyak jenis jamur yang bermanfaat bagi kita dalam beberapa
cara atau yang lain, ada spesies tertentu yang dapat menyebabkan beberapa
penyakit pada manusia. Jamur bisa menyebabkan penyakit yang cukup parah bagi
manusia. Penyakit yang disebabkan oleh jamur berasal dari makanan yang kita
makan sehari-hari, atau juga dari konsumsi jamur beracun. Banyak orang
meremehkan penyakit karena jamur, seperti panu atau kurap. Padahal, penyakit
ini bisa menular lewat persentuhan kulit, atau juga dari pakaian yang
terkontaminasi spora jamur. Banyak anggapan, penyakit panu atau kurap sekadar
masalah kosmetik. Bahkan, jamur bisa mengenai manusia dari kepala hingga
ujung kaki, dari bayi hingga orang dewasa dan orang lanjut usia. Pada manusia
jamur hidup pada lapisan tanduk. Jamur itu kemudian melepaskan toksin yang
bisa menimbulkan peradangan dan iritasi berwarna merah dan gatal. Infeksinya
bisa berupa bercak-bercak warna putih, merah, atau hitam di kulit dengan bentuk

1
simetris. Ada pula infeksi yang berbentuk lapisan-lapisan sisik pada kulit. Itu
tergantung pada jenis jamur yang menyerang. (Hartono, Rudi. 2015)

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan jamur ?
2. Apa saja jamur yang menyebabkan penyakit ?
3. Penyakit apa saja yang disebabkan oleh jamur ?
4. Apa saja faktor yang menyebabkan nya ?
5. . Bagaimana cara penangan nya?

C. Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Tujuan Umum
a. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah IDK II
b. Untuk memperoleh pengetahuan mengenai jamur
c. Untuk memberikan pemahaman penyakit yang disebabkan oleh jamur
2. Tujuan Khusus
d. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan jamur
e. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab penyakit jamur
f. Untuk memahami gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh jamur
g. Untuk mengetahui cara penangan penyakit infeksi jamur

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Jamur
Jamur dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti yang berkaitan:
1. Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari
sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung: terdiri
dari bagian yang tegak ("batang") dan bagian yang mendatar atau
membulat. Secara teknis biologis, tubuh buah ini disebut basidium.
Beberapa jamur aman dimakan manusia bahkan beberapa dianggap
berkhasiat obat, dan beberapa yang lain beracun. Contoh jamur yang bisa
dimakan: jamur merang (Volvariela volvacea), jamur tiram (Pleurotus),
jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur kancing atau
champignon (Agaricus campestris), dan jamur shiitake (Lentinus edulis).
(Agustina. 2015)
2. Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian jaring-
jaring di bawah permukaan tanah atau media mycelia yang tersusun dari
berkas-berkas hifa. (Ichsan,Zanuar. 2017)
3. Jamur adalah sebutan lain untuk kapang. Makna ini misalnya dapat
disimak dariungkapan "Rotinya sudah berjamur" yang maksudnya adalah
'rotinya telah ditumbuhi kapang'. (Agusni. 2015)
Jamur adalah organisme yang dapat tumbuh secara alami. Bahkan, beberapa
spesies jamur dapat hidup di kulit dan organ dalam tubuh manusia. Meski
umumnya tidak berbahaya, beberapa jenis jamur dapat menyebabkan gangguan
kesehatan serius. (Hartono, Rudi. 2015)

B. Penyakit Jamur Pada Manusia


Penyakit yang disebabkan jamur pada manusia disebut mikosis, yaitu mikosis
superficial dan mikosis sistemik. Mikosis superfisial merupakan mikosis yang
menyerang kulit, kuku, dan rambut terutama disebabkan oleh 3 genera jamur,
yaitu Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton. Sedangkan mikosis
sistemik merupakan mikosis yang menyerang alat-alat dalam, seperti jaringan

3
sub-cutan, paru-paru, ginjal, jantung, mukosa mulut, usus, dan vagina. (Hartono,
Rudi. 2015)
Infeksi jamur pada manusia paling sering terjadi di kulit. Namun, infeksi
jamur juga dapat menyerang bagian tubuh lain, seperti paru-paru, aliran darah,
dan lapisan pelindung otak dan saraf tulang belakang (meningen). (Adiguna.
2016)
Infeksi jamur dapat dialami oleh siapa saja, terutama orang yang tidak
memedulikan kebersihan diri. Selain itu, orang dengan daya tahan tubuh lemah
juga berisiko terkena infeksi jamur, seperti penderita HIV/AIDS, pasien
kemoterapi, serta pasien yang baru menjalani transplantasi organ. (Adiguna. 2016)

C. Penyebab Dan Gejala Infeksi Jamur


Infeksi jamur dibagi ke dalam beberapa jenis, berdasarkan jenis jamurnya.
Setiap jenis infeksi dapat ditandai dengan gejala yang berbeda-beda. Berikut akan
dijelaskan jenis infeksi jamur dan gejala yang menyertainya:
1. Jenis Mikosis Superfisial
a. Tineacapitis
Merupakan infeksi jamur yang menyerang stratum corneum kulit
kepala dan rambut kepala, yang disebabkan oleh jamur Mycrosporum dan
Trichophyton. Gejalnya adalah rambut yang terkena tampak kusam, mudah
patah dan tinggal rambut yang pendek-pendek pada daerah yang botak.
Pada infeksi yang berat dapat menyebabkan edematous dan bernanah.
(Adiguna. 2016)
b. Tineafavosa
Merupakan infeksi pada kulit kepala, kulit badan yang tidak berambut
dan kuku. Penyebabnya adalah Trichophyton schoenleinii. Gejalnya berupa
bintik-bintik putih pada kulit kepala kemudian membesar membentuk kerak
yang berwarna kuning kotor. Kerak ini sangat lengket daln bila diangkat
akan meninggalkan luka basah atau bernanah. (Adiguna. 2016)
c. Tineabarbae
Merupakan infeksi jamur yang menyerang daerah yang berjanggut dan
kulit leher, rambut dan folikel rambut. Penyebabnya adalah Trichophyton

4
mentagrophytes, Trichophyton violaceum, Microsporum cranis. (Adiguna.
2016)
d. Dermatophytosis (Tinea pedis, Athele foot)
Merupakan infeksi jamur superfisial yang kronis mengenai kulit
terutama kulit di sela-sela jari kaki. Dalam kondisi berat dapat bernanah.
Penyebabnya adalah Trichophyton sp. (Adiguna. 2016)
e. Tineacruris
Merupakan infeksi mikosis superfisial yang mengenai paha bagian atas
sebelah dalam. Pada kasus yang berat dapat pula mengenai kulit sekitarnya.
Penyebabnya adalah Epidermophyton floccosum atau Trichophyton sp.
(Adiguna. 2016)
f. Tineaversicolor (panu)
Merupakan mikosis superfisial dengan gejala berupa bercak putih
kekuning-kuningan disertai rasa gatal, biasanya pada kulit dada, bahu
punggung, axilla, leher dan perut bagian atas. Penyebabnya adalah
Malassezia furtur. (Adiguna. 2016)
g. Tineacircinata (Tineacorporis)
Merupakan mikosis superfisial berbentuk bulat-bulat (cincin) dimana
terjadinya jaringan granulamatous, pengelupasan lesi kulit disertai rasa
gatal. Gejalanya bermula berupa papula kemerahan yang melebar.
(Adiguna. 2016)
h. Otomycosis (Mryngomycosis)
Merupakan mikosis superfisial yang menyerang lubang telinga dan kulit
di sekitarnya yang menimbulkan rasa gatal dan sakit. Bila ada infeksi
sekunder akan menjadi bernanah. Penyebabnya adalah Epidermophyton
floccosum dan Trichophyton. (Adiguna. 2016)

2. Jenis Mikosis Sistematik


a. Nocardiosis
Merupakan mikosisi yang menyerang jaringan subkutan, yakni terjadi
pembengkakan jaringan yang terkena dan terjadinya lubang-lubang yang
mengeluarkan nanah dan jamurnya berupa granula. Penyebabnya adalah
Nocardia asteroides. (Bayu,Rajaksa. 2018)

5
b. Candidiasis
Merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku atau organ tubuh
seperti hantung dan paru-paru, selaput lendir dan juga vagina. Infeksi ini
terjadi karena faktor predisposisi, misalnya diabetes, AIDS, daerah kulit
yang lembab dan obesitas. Penyebabnya adalah Candida albicans.
(Bayu,Rajaksa. 2018)

c. Actinomycosis
Merupakan mikosis yang ditandai dengan adanya jaringan
granulomatous, bernanah disertai dengan terjadinya abses dan fistula.
Penyebabnya adalah Actinomyces bovis. (Bayu,Rajaksa. 2018)

d. Maduromycosis (Madurafoot)
Merupakan mikosis pada kaki yang ditandai dengan terjadinya massa
granulomatous yang biasanya meluas ke jaringan lunak dan tulang kaki.
Gejalanya dimulai dengan adanya lesi pada tapak kaki bagian belakang,
timbul massa granulomatous dan abses yang kemudian terjadi sinus-sinus
yang mengeluarkan nanah dan granula. Penyebabnya adalah Allescheris
boydii, Cephalosporium falciforme, Madurella mycetomi, dan Madurella
grisea. (Bayu,Rajaksa. 2018)

e. Coccidioidomycosis
Merupakan mikosis yang mengenai paru-paru yang disebabkan oleh
Coccidioides immitis. Gejalnya mirip dengan pneumonia yang lain, berupa
batuk dengan atau tanpa sputum yang biasanya disertai dengan pleuritis.
(Bayu,Rajaksa. 2018)

f. Sporotrichosis
Merupakan mikosis yang bersifat granulomatous menimbulkan
terjadinya benjolan gumma, ulcus dan abses yang biasanya mengenai juga
kulit dan kelenjar lympha superfisial. Penyebabnya adalah Sporotrichum
schenckii. Gejala awalnya berupa benjolan (nodul) di bawah kulit
kemudian membesar, merah, meradang, mengalami nekrosis kemudian
terbentuk ulcus. Nodul yang sama terjadi sepanjang jaringan lympha.
(Bayu,Rajaksa. 2018)

6
g. Blastomycosis
Merupakan mikosis yang menyerang kulit, paru-paru, viscera, tulang
dan sistem saraf. Penyebabnya adalah Blastomyces dermatitidis dan
Blastomyces brasieliensis. Blastomycosis kulit gejalanya brupa papula atau
pustula yang berkembang menjadi ulcus kronis dengan jaringan granulasi
pada alasnya. Kulit yang sering terkena adalah wajah, leher, lengan dan
kaki. Bila menyerang organ dalam, gejalanya mirip tuberculosis.
(Bayu,Rajaksa. 2018)

D. Penyakit Yang Disebabkan Oleh Jamur Serta Cara Penanganan nya

1. Kaki Atlet
Dinamakan penyakit kaki atlet karena
kebanyakan jamur ini menyerang bagian
kaki seorang olahragawan yang biasanya
lembab karena rutinitas olahraganya.
Jika terinfeksi jamur ini akan timbul rasa
gatal, terbakar, kulit mengelupas, bahkan bisa lecet dan luka, serta
menimbulkan bau tak sedap.
Jamur ini timbul di area yang lembab seperti kaki para atlet, kolam
renang, sungai, kaos kaki. Dan ketika jamur ini bertemu dengan sel mati
dari kulit, kulit kepala, kuku dan lain-lain maka jamur tersebut akan
berkembang biak dengan subur.
1) Gelaja pada penyakit ini : rasa gatal, kulit mengelupas, kulit retak, rasa
terbakar, pelunakan.
2) Cara pengobatan : pengobatan bisa dilakukan dalam dua cara, yang
pertama yaitu dengan cara mengoleskan salep anti jamur pada area
yang terinfeksi. Kedua mengkonsumsi obat-obatan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh. (Maharani,A. 2015)
2. Kurap
Kurap dalam bahasa ilmiah disebut tinea corporis
adalah sejenis penyakit jamur yang lainnya.
Kurap merupakan infeksi kulit akibat jamur yang

7
hidup ditanah, seperti Microsporum, Epidermophyton, dan Trichophyton.
Seseorang bisa terinfeksi kurap bila menyentuh tanah yang
terkontaminasi jamur tersebut. Biasanya infeksi tertular dari sentuhan
langsung maupun tidak langsung dengan orang yang sudah terinfeksi,
hewan, pakaian atau furniture yang terdapat jamur ini. Penyebarannya
dapat terjadi dari hewan ke manusia, atau antarmanusia.
1) Gejala kurap yang dapat terlihat di kulit antara lain:
a. Gatal di kulit
b. Ruam menyerupai cincin
c. Kulit kemerahan, bersisik, dan pecah-pecah
d. Rambut rontok
e. Terlihat area yang terinfeksi berbentuk menlingkar seperti cincin
yang berwarna merah
2) Cara pengobatan : mengoleskan salep anti jamur di area yang
terinfeksi, atau bisa juga dengan obat oles lainnya. Jika kasus lebih
berat maka diperlukan pengobatan dari dalam dengan cara
mengkonsumsi obat yang menaikan daya tahan tubuh. Seseorang bisa
terinfeksi kurap bila menyentuh tanah yang terkontaminasi jamur
tersebut. Penyebarannya dapat terjadi dari hewan ke manusia, atau
antarmanusia. (Maharani,A. 2015).
3. Penyakit Jamur Tinea Capitis
Jamur ini menargetkan lokasi yang
diserang hanya pada bagian kulit kepala
dan rambut saja. Penyakit ini biasa
menyerang pada hewan, tetapi bisa pula
menyerang pada manusia.

1) Gejala pada penyakit ini : menyebabkan rambut rontok pada beberapa


daerah, sering disertai ruam bersisik, bentuk yang terparah ketika ruam
berbentuk besar dan rasa sakit yang amat sangat, jika tidak ditangani
secepatnya maka akan menyebabkan botak permanen.

8
2) Cara pengobatan : berbeda dengan penyakit jamur lainnya, pengobatan
tinea capitis harus dengan cara pengobatan teratur sealam1 samapai 3
bulan, dengan mengkonsumsi obat khusus. (Maharani,A. 2015).
4. Panu
Panu atau dikenal dengan nama lain tinea
versicolor adalah infeksi jamur yang
merusak jaringan terluar kulit, biasanya
terkena pada remaja dan anak-anak.

1) Gejala pada penyakit ini : tanda yang jelas pada penyakit ini adalah
bintik-bintik putih pada daerah yang terinfeksi dalam jumlah yang
banyak dan terpisah-pisah.
2) Cara pengobatan : karena yang terinfeksi hanya pada bagian teratas
kulit maka pengobatan dengan cara mengoleskan obat anti jamur maka
akan teratasidengancepat.
Tetapi dari semua itu penyebab utama bukanlah jamur, melainkan
lemahnya imun tubuh. Cara menaikan imun tubuh yang terbaik adalah
dengan cara berpuas sunnah, sholat tahajud dan berbekam.
(Maharani,A. 2015)

5. Meningitis Jamu

Infeksi jamur ini disebabkan oleh


kriptokokus yang mengarah ke peradangan
pada selaput tipis yang menutupi otak dan
sumsum tulang belakang. Sebuah kondisi
yang mengancam jiwa umum yang
mempengaruhi banyak pasien HIV, infeksi biasanya diperoleh melalui
inhalasi sel jamur di udara. Organisme ini biasanya berkembang dalam
tubuh orang dengan sistem kekebalan tubuh melemah.

1) Gejala penyakitnya : mengantuk, sakit kepala, dan kebingungan.


Diagnosa di buat dari cairan tulang belakang dan pemeriksaan darah.

9
2) Pengobatan anti jamur biasanya yang diberikan secara intraven (
melalui darah) yang dapat berlangsung selama berminggu-mingu,
pasien AIDS yang diberikan ART kurang mungkin untuk
mengembangkan infeksi opurtunistik ini. Namun jika terjadi pada
pasien ini pengobatan, pemeliharaan tahan lama dengan obat-obat
yang diberikan untuk mencegah kekambuhan. (Maharani,A. 2015)

6. Infeksi Aspergillus

Jamur Aspergillus menyebar diudara


dan menyebabkan infeksi serous
pada paru-paru dan darah pada orang
dengan sistem kekebalan tubuh
lemah seperti penderita kanker HIV
atau penerima donor sum-sum
tulang. Mereka ditemukan dalam
sistem penyejuk udara, ditempat tidur, tanaman, ruang bawah tanah,
debu,dan hampir dimana-man. Jamur ini bertindak sebagai alergen
potensial yang dapat memicu asma. Gejalnya batuk, dan demam. Infeksi
dapat diobati dengan obat anti jamur seperti vorikonazol. (Maharani,A.
2015)

7. Jockltch (Gatal Selangkangan)

Infeksi kulit ini biasanya dikenal sebagai


tinea cruris disebabkan oleh jamur tinea.
Jamur ini hidup di daerah yang hangat
dan lembab seperti alat kelamin,bokong,
dan paha bagian dalam. Infeksi sering
terjadi dimusim panas, serta di iklim
hangat dan basah. Hal ini menyebabkan
merah, ruam, gatal dengan bentuk cincin,
kontak langsung dengan orang yang terinfeksi dapat menyebabkan
penyebaran infeksi. Gejala termasuk gatal, terbakar, kemerajan,
mengelupas, atau kulit pecah-pecah. Perawatan termasuk penggunaan krim

10
untuk infeksi yang bebas dijual dan resep antijamur ringan untuk infeksi
berat. Jauhkan daerah yang terkena dampak telah bersih dan kering. Hal ini
juga penting untuk mengganti pakaian anda sehari-hari. (Maharani,A.
2015)

8. Keputihan
Keputihan Patologis, merupakan keputihan yang tidak normal yang terjadi
karena infeksi pada vagina, adanya benda asing pada vagina atau karena
keganasan. Infeksi bisa sebagai akibat dari virus, bakteri, jamur, dan parasit
bersel satu Trichomonas vaginalis. Dapat pula disebabkan oleh iritasi karena
berbagai sebab seperti iritasi akibat bahan pembersih vagina, iritasi saat
berhubungan seksual, penggunaan tampon, dan alat kontrasepsi. Infeksi
virus, bakteri, dan parasit bersel satu umumnya didapatkan saat melakukan
aktivitas seksual. Keputihan ini berupa cairan berwarna kekuningan hingga
kehijauan, jumlahnya banyak bahkan bisa sampai keluar dari celana dalam,
kental, lengket, berbau tidak sedap atau busuk, terasa sangat gatal atau panas,
dan menimbulkan luka di daerah mulut vagina. Keputihan jenis ini harus
diwaspadai mengingat dapat menjadi salah satu indikasi gejala adanya kanker
leher rahim. Oleh karena itu, keputihan patologis harus dicari penyebabnya
dan diobati secara adekuat sejak dini. (Maharani,A. 2015)

9. Penyakit Histoplasmosis
Penyebab dari histoplasmosis adalah terpaparnya seseorang oleh jamur
yang diberi nama Histoplasma capsulatum. Jamur ini terutama sering berada
pada kandang ayam dan merpati, lumbung tua, taman dan gua yang
merupakan tanah basah yang kaya bahan organik, terutama kotoran dari
burung dan kelelawar. Suhu tubuh burung yang terlalu tinggi, menyebabkan
burung tidak dapat terinfeksi dengan histoplasmosis, namun burung dapat
membawa H. capsulatum di bulu mereka. Selain itu, kotoran burung dapat
mendukung pertumbuhan jamur. Kelelawar memiliki suhu tubuh lebih rendah
dan dapat terinfeksi, namun seseorang tidak dapat terjangkit penyakit ini dari
kelelawar atau dari orang lain. (Maharani,A. 2015).

11
Beberapa gejala yang menandakan histoplasmosis adalah:
a. Demam
b. Menggigil
c. Sakit kepala
d. Batuk kering
10. Viginitas
Penyakit Vagina yang disebabbkan oleh jamur dan bakteri. Jenis
bakteri penyebab penyakit ini adalah bakteri Clhamydia dan Gonorrhea.
Walaupun jenis bakteri ini kurang berbahaya, namun bakteri ini dapat
menetap menimbulkan penyakit. (Maharani,A. 2015)

11. Jamur Candida atau Monilia


1) Candidiasis
Candidiasis disebabkan oleh infeksi jamur Candida. Infeksi ini terjadi
akibat kurangnya kebersihan diri, kebiasaan mengenakan pakaian ketat,
penurunan daya tahan tubuh akibat kondisi tertentu (seperti diabetes atau
penyakit autoimun), dan kondisi kulit yang lembap.
Gejala candidiasis tergantung pada bagian tubuh yang terinfeksi, antara lain:
a) Bercak putih yang terasa nyeri di dalam mulut atau kerongkongan
b) Kulit pecah-pecah di sudut bibir
c) Gatal dan nyeri di vagina yang disertai keputihan
d) Ruam kulit yang terasa seperti terbakar
Keputihan akibat jamur ini akan berwarna putih susu, kental, berbau agak
keras, disertai rasa gatal yang dominan pada vagina. Akibatnya, mulut vagina
menjadi kemerahan dan meradang. Keputihan ini biasanya dipicu oleh
kehamilan, penyakit kencing manis, pemakaian pil KB, dan rendahnya daya
tahan tubuh. Bayi yang baru lahir juga bisa tertular keputihan akibat jamur
Candida ini karena tanpa sengaja tertelan cairan ibunya yang adalah penderita
saat persalinan. (Harahap,M. 2016).

12
2) Infeksi Candida auris
Sesuai namanya, infeksi ini disebabkan oleh jamur Candida auris.
Berbeda dari jamur Candida lain, Candida auris kebal terhadap obat
antijamur yang biasa digunakan untuk mengobati candidiasis.
Infeksi Candida auris biasanya menyerang pasien yang dirawat dalam jangka
panjang di rumah sakit.
Gejala umum infeksi Candida auris meliputi:
a) Demam
b) Menggigil
c) Sepsis (komplikasi infeksi yang mengancam jiwa)

1) Mucormycosis
Mucormycosis disebabkan oleh jamur golongan Mucormycetes yang
ditemukan di daun, kayu, tanah, atau di tumpukan kompos. Jamur ini
adalah penyebab penyakit jamur hitam pada pasien COVID-19 di India.
Mucormycosis terjadi ketika seseorang menghirup spora jamur secara
tidak sengaja. Infeksi juga dapat terjadi bila luka terbuka di kulit terpapar
jamur ini. Infeksi ini lebih berisiko terjadi pada orang dengan daya tahan
tubuh lemah, seperti penderita kanker dan diabetes.
Gejala mucormycosis tergantung pada bagian tubuh yang terinfeksi,
antara lain:
a) Batuk dan sesak napas
b) Demam
c) Ruam kehitaman pada lapisan dalam hidung atau mulut
d) Sakit perut yang disertai mual dan muntah
e) Melepuh atau kemerahan pada kulit

2) Infeksi jamur mata


Infeksi jamur mata dapat disebabkan oleh beberapa jenis jamur,
misalnya Fusarium, Aspergillus, dan Candida. Infeksi ini dapat
disebabkan oleh beragam kondisi, seperti cedera mata, operasi
katarak atau transplantasi kornea, penggunaan obat tetes mata atau cairan
pembersih lensa kontak yang terkontaminasi, dan suntik kortikosteroid di
mata.

13
Gejala infeksi jamur mata dapat berupa:
a) Mata merah
b) Nyeri di mata
c) Penglihatan buram
d) Mata sensitif terhadap cahaya

3) Pneumocystis pneumonia (PCP)


Penyakit PCP disebabkan oleh jamur Pneumocystis jirovecii yang
menyebar melalui udara. PCP lebih berisiko menyerang individu dengan
daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS, serta pasien yang
mengonsumsi obat imunosupresif atau menjalani prosedur transplantasi
organ
PCP dapat ditandai dengan beberapa gejala berikut ini:
a) Demam dan menggigil
b) Batuk kering atau mengi
c) Sesak napas
d) Nyeri dada

4) Cryptococcus neoformans
Infeksi ini disebabkan oleh jamur Cryptococcus neoformans. Saat
terhirup, spora jamur tersebut biasanya hanya menyebabkan infeksi pada
orang dengan daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS.
(Harahap,M. 2016)
Gejala Cryptococcus neoformans tergantung pada bagian tubuh yang
terinfeksi, tetapi umumnya berupa:
a. Demam
b. Batuk
c. Sakit kepala yang kadang disertai penurunan kesadaran
d. Mual dan muntah

14
E. Faktor Risiko Yang Menyebabkan Infeksi Jamur
Meski dapat dialami oleh siapa saja, infeksi jamur lebih berisiko dialami oleh
seseorang dengan faktor-faktor di bawah ini:
1. Lembab dan panas dari lingkungan
2. dari pakaian ketat dan pakaian tak menyerap keringat.
3. Keringat berlebihan karena berolahraga atau karena kegemukan.
4. Friksi atau trauma minor, misalnya gesekan pada paha orang gemuk.
5. Keseimbangan flora tubuh normal terganggu, antara lain karena
pemakaian antibiotik, atau hormonal dalam jangka panjang.
6. Menderita diabetes
7. Menderita HIV
8. Menjalani transplantasi organ atau sel punca
9. Menderita kanker
10. Menjalani rawat inap dalam waktu lama di rumah sakit
11. Mengonsumsi obat imunosupresan
12. Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
13. Menderita penyakit pembuluh darah
14. Telah memasuki masa menopause
15. Mengalami cedera atau infeksi di kuku dan kulit
16. Tidak rajin menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar (Januar.2016)

F. Cara Penularan Infeksi Jamur Kulit


Banyak orang meremehkan penyakit akibat jamur, seperti panu atau kurap.
Padahal, penyakit ini bisa menular secara langsung melalui fomit, epitel, dan
rambut-rambut yang mengandung jamur baik dari manusia atau dari binatang, dan
dari tanah. Jamur kulit juga dapat berpindah dari kulit jamuran ke kulit sehat lewat
persinggungan kulit, ada juga yang lewat spora, lewat udara, dan lewat hubungan
seks, atau pada bagian lain tubuh sendiri. Sedangkan penularan secara tidak
langsung dapat melalui tanaman, kayu yang dihinggapi jamur, barang-barang atau
pakaian, debu atau air yang terkontaminasi spora jamur. (Kurniawati, 2006).
Jamur mudah ditularkan dari barang yang melekat pada kaki, seperti pakaian
serta kaos kaki yang ditumbuhi jamur. Seseorang yang baru diberi antibiotika
dosis tinggi, misalnya sehabis operasi, juga mudah dihinggapi jamur karena

15
keseimbangan flora tubuh normal terganggu. Keringat yang berlebihan setelah
berolahraga, kondisi lembab dan panas dari lingkungan menghasilkan keringat
yang berlebih dapat menjadi tempat yang baik untuk pertumbuhan
jamur.Beberapa faktor lain bisa disebut seperti obesitas (kegemukan), pengidap
penyakit diabetes, AIDS, kanker, atau daya tahan tubuh menurun (Kurniawati,
2015).
Terjadinya penularan dermatofitosis adalah melalui 3 cara yaitu:
1) Antropofilik, transmisi dari manusia ke manusia. Ditularkan baik secara
langsung maupun tidaklangsung melalui lantai kolam renang dan udara
sekitar rumah sakit/klinik, dengan atau tanpareaksi keradangan (silent
“carrier”).
2) Zoofilik, transmisi dari hewan ke manusia. Ditularkan melalui kontak
langsung maupun tidak langsung melalui bulu binatang yang terinfeksi dan
melekat di pakaian, atau sebagai kontaminan pada rumah / tempat tidur
hewan, tempat makanan dan minuman hewan. Sumber penularan utama
adalah anjing, kucing, sapi, kuda dan mencit.
3) Geofilik, transmisi dari tanah ke manusia. Secara sporadis menginfeksi
manusia dan menimbulkan reaksi radang (Kurniawati,2015)
G. Diagnosis Infeksi Jamur
Diagnosis diawali dengan tanya jawab terkait gejala dan riwayat kesehatan
pasien, diikuti dengan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, terutama di bagian
kulit yang terkena infeksi jamur. (Januar.2016)
Untuk memastikan diagnosis, dokter dapat memeriksa sampel darah, urine,
nanah, atau cairan otak dan tulang belakang (serebrospinal), tergantung pada
organ yang terinfeksi. Adapun metode untuk memeriksa sampel tersebut
tergantung pada jenis infeksi jamur itu sendiri, di antaranya:
1. Pemeriksaan tampilan secara klinis
Pemeriksaan dengan bantuan sinar lampu Wood (UV), kerokan kulit,
mukosa, kuku untuk pemeriksaan mikroskopik, dan pemeriksaan biakan
untuk mengetahui jenis jamurnya. Nampak untaian jamur ( pemeriksaan
mikroskop ) terdiri dari spora dan hifa yang saling bergabung satu sama
lainnya. (Januar.2016)

16
2. Tes KOH
Dokter akan mengambil sampel kerokan kulit yang terinfeksi, lalu
mencampurnya dengan larutan KOH (kalium hidroksida). Larutan KOH
akan menghancurkan sel kulit sehat dan menyisakan sel kulit yang
terinfeksi jamur. (Januar.2016)
3. Kultur jamur
Kultur jamur bertujuan untuk mendeteksi jamur di bagian tubuh yang
terinfeksi. Pada prosedur ini, dokter akan mengambil sampel darah, kulit,
kuku, atau lapisan dalam kulit pasien untuk dibiakkan di laboratorium.
Bila dicurigai terdapat infeksi pada otak dan tulang belakang, dokter
akan memeriksa sampel cairan serebrospinal. Pada prosedur ini, cairan
yang menyelubungi otak dan tulang belakang pasien akan diambil
menggunakan metode pungsi lumbal. (Januar.2016)
4. Tes pewarnaan gram
Tes pewarnaan gram dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
lain, yaitu bakteri. Tes ini dilakukan dengan meneliti sampel dahak, darah,
jaringan, tinja, atau urine pasien. (Januar.2016)
5. Biopsi
Biopsi dilakukan dengan mengambil sampel jaringan untuk dianalisis
di bawah mikroskop. Dokter dapat mengambil sampel kulit, jaringan,
organ, atau tumor, tergantung area yang terinfeksi. (Januar.2016)
H. Pengobatan Infeksi Jamur
Metode pengobatan infeksi jamur tergantung pada jenis infeksi, tingkat
keparahan, dan bagian tubuh yang terinfeksi. Pada umumnya, pasien akan
diberikan obat antijamur, yang jenisnya sangat beragam.
Perlu diketahui, bentuk dan dosis obat antijamur, serta durasi pengobatannya
berbeda-beda, terutama pada ibu hamil dan anak-anak. Pada beberapa kasus, obat
antijamur harus diberikan di rumah sakit. Oleh sebab itu, konsultasikan terlebih
dahulu ke dokter sebelum menggunakan obat ini. (Jan Tambayong. 2015)
Obat anti jamur yang dapat digunakan antara lain:
a) Amphotericin B
b) Clotrimazole

17
c) Flucanozole
d) Griseofulvin
e) Itraconazole
f) Ketoconazole
g) Miconazole
h) Nystatin
i) Terbinafine
j) Tioconazole
k) Voriconazole

Selain dengan obat-obatan, dokter juga dapat melakukan sejumlah prosedur,


seperti:
a) Debridement
Debridement dilakukan dengan mengangkat jaringan tubuh yang rusak
atau terinfeksi. Selain untuk mencegah penyebaran
infeksi, debridement dilakukan agar jaringan yang sehat bisa lebih cepat
memperbaiki diri.
b) Bedah
Pada infeksi jamur di paru-paru, tulang, dan sendi, dokter dapat
melakukan prosedur bedah untuk mengangkat bagian organ yang terinfeksi.
Sementara untuk mengatasi infeksi jamur pada mata, beberapa metode
bedah yang dilakukan adalah:

(1) Vitrektomi, untuk mengeluarkan cairan vitreusdari dalam bola mata


(2) Transplantasi kornea, untuk mengganti kornea pasien dengan kornea
dari pendonor, guna memperbaiki fungsi penglihatan
(3) Enukleasi, untuk mengangkat seluruh bola mata dan saraf yang terkait
dengan bola mata, agar infeksi tidak menyebar
c) Komplikasi Infeksi Jamur
Infeksi jamur yang tidak ditangani dapat menyebabkan munculnya
komplikasi serius, tergantung pada jenis infeksi yang diderita, antara lain:

(1) Perdarahan di paru-paru


(2) Penyebaran infeksi ke otak, jantung atau ginjal

18
(3) Efusi pleura (penumpukan cairan pada pleura)
(4) Pneumothorax (penumpukan udara pada pleura)
(5) Gagal napas
(6) Perikarditis atau peradangan pada kantung jantung
(7) Gangguan kelenjar adrenal
(8) Meningitis
(9) Kelumpuhan
(10) Kejang (Jan Tambayong. 2015)

I. Pencegahan Infeksi Jamur


Infeksi jamur dapat dicegah dengan melakukan sejumlah langkah berikut:
(1) Jaga kebersihan kulit dan segera keringkan tubuh bila basah.
(2) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin, terutama
setelah menyentuh permukaan di tempat umum.
(3) Jangan berbagi pakai handuk, pakaian, atau barang-barang pribadi.
(4) Jaga kuku kaki tetap pendek, tetapi tidak terlalu pendek.
(5) Jangan gunakan gunting kuku yang sama untuk kuku yang terinfeksi
dan yang tidak.
(6) Kenakan alas kaki di tempat umum.
(7) Jangan menggaruk area kulit yang terinfeksi.
(8) Hindari mengenakan pakaian atau sepatu ketat.
(9) Kenakan pakaian yang bersih untuk beraktivitas.
(10) Segera cuci pakaian setelah digunakan.
(11) Ganti pakaian dalam dan kaus kaki secara rutin.
(12) Cuci dan keringkan sepatu secara rutin.
(13) Turunkan berat badan bila memiliki berat badan berlebih.
(14) Jaga kadar gula darah agar selalu terkontrol bila menderita diabetes.
(Jan Tambayong. 2015)

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jamur merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit pada
manusia. Jamur tumbuh dimana saja dekat dengan kehidupan manusia, baik di
udara, tanah, air, pakaian, bahkan di tubuh manusia sendiri. Ada ribuan spesies
yang berbeda dengan karakteristik yang berbeda yang berada di kelas ini. Mereka
terdiri dari dinding sel yang kaku dan juga memiliki membran inti terikat.
Organisme ini gagal untuk photosensitize karena mereka tidak memiliki klorofil.
Karena karakteristik unik dari jamur, mereka telah dikategorikan ke dalam
kelompok yang terpisah, berbeda dari tumbuhan dan hewan.

B. Saran
Untuk mencegah Penyakit yang disebabkan oleh jamur dalam kehidupan
sehari-hari, sebaiknya bila udara terasa panas, maka kita harus rajin menyeka
keringat yang menempel di badan. Baju yang dikenakan juga sebaiknya yang
menyerap keringat. Bila terpaksa harus mengenakan baju yang tidak menyerap
keringat, kita harus sesering mungkin mengganti baju tersebut.

20
DAFTAR PUSTAKA

Adiguna, MS., 2016. Epidemiologi Dermatomikosis di Indonesia. Dalam


Dermatomikosis Superfisialis. Balai Penerbit FKUI. Jakarta

Agusni, I., Kasansengari, 2015. Gambaran Klinis Penyakit-Penyakit Jamur. US.


Tanggerang

Agustina, D., Mustafidah, H., dan Purbowati, 2015. Sistem Pakar Diagnosa
Penyakit Kulit. Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Bayu, Rajaksa, Superfisialis pada Kulit. Dalam : Kumpulan Naskah Dermato-


Mikologi. 2018. Surabaya : FK UNAIR.

Harahap, M., 2016. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta ; Hipokrates.

Hartono, Rudi. 2015. Pengertian jamur & jenis infeksi jamur. Gosyeng
publishing. Yogyakarta

Ichsan, Zanuar., 2017. Dermatofitosis. Fakultas Kedokteran UNS, Bookreading.

Jan Tambayong., 2015. Farmakologi Keperawatan Edisi 2, Jakarta: Buku


Kedokteran EGC

Januar, 2016. Akibat Infeksi Jamur (Expert System to Diagnose of Skin Disease
Due to Fungal Infections). FKUI. Jakarta

Kurniawati, 2015. Saripati Penyakit Kulit. EGC. Jakarta Barat

Maharani, A. 2015. Sistem pakar diagnosa penyakit kulit. UNS. Bandung

21

Anda mungkin juga menyukai