Anda di halaman 1dari 19

Makalah

Klasifikasi Penyakit Jamur

Disusun Oleh :

Dosen Pengampu :

Agraini, SKM. M.Biomed

PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN


POLTEKKES KEMENKES JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt. pemilik segala yang bernyawa dan penguasa segala
keteraturan, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Mikologi dengan harapan dapat menambah wawasan bagi penulis khususnya dan para pembaca
makalah ini.

Makalah ini memuat tentang KLASIFIKASI PENYAKIT JAMUR. Penulis menyadari


bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan baik ditinjau dari isi
maupun dari segi penyajiannya. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kontribusi
pemikiran dari pembaca sehingga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Jambi, September 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................

A. Latar Belakang.............................................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................

A. Pengertian Jamur..........................................................................................................
B. Macam-Macam Penyakit Jamur...................................................................................
C. Klasifikasi Penyakit Jamur...........................................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................................

A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara tropis yang merupakan salah satu tempat yang
memiliki berbagai macam sumber daya alam.Jamur merupakan salah satu
mikroorganismeyang dapat bertahan hidup serta berkembangbiak di negara yang beriklim
tropis. Jamur memiliki berbagai macam jenis, termasuk jamur yang sifatnya menguntungkan
dan juga jamur yang sifatnya tidak menguntungkan atau merugikan makhluk hidup yang ada
di sekelilingnya. Manusia merupakan salah satu makhluk hidup yang akan terganggu oleh
jamur tersebut karena dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.

Jamur bisa hidup di mana saja seperti, udara, air, tempat yang lembap, pakaian,
bahkan pada tubuh manusia. Jamur termasuk golongan mikroorganisme yang tidak dapat
dilihat oleh kasat mata. Jamur dapat kita lihat dengan bantuan alat-alat mikrobiologi seperti
mikroskop. Oleh karena itu, jamur tidak akan terlihat jika ia menempel pada pakaian.
Jamur juga bisa menempel pada makanan, sehingga jika seseorang memakan makanan yang
sudah terkontaminasi dengan jamur, jamur tersebut akan ikut masuk ke dalam tubuh manusia
sehingga menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti penyakit pada sistem pencernaan.

Masalah yang sering kita jumpai saat ini adalah penyakit jamur pada kulit. Kulit
merupakan lapisan pelindung terluar tubuh manusia. Kulit termasuk sistem pertahanan tubuh
manusia yang pertama dalam mencegah masuknya anti gen masuk ke dalam tubuh.
Pakaian yang telah terkontaminasi oleh jamur, tentunya akan memberikan peluang besar bagi
mikroorganisme tersebut untuk berpindah tempat ke tubuh manusia yaitu dengan
menempel pada kulit. Jamur yang telah menempel di kulit, akan berkembangbiak dan
tentunya akan mengganggu pada jaringan-jaringan di kulit. Jaringan yang telah terganggu akan
ditandai dengan adanya bercak-bercak pada kulit, inflamasi, hingga perubahan pada warna
kulit. Selain perubahan fisik, kulit yang telah terinfeksi oleh jamur akan terasa gatal dan perih.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan jamur?
2. Apa saja macam-macam penyakit jamur?
3. Bagaimana klasifikasi penyakit jamur?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu jamur
2. Mengetahui macam-macam penyakit jamur
3. Mengetahui klasifikasi penyakit jamur
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Jamur

Jamur adalah mikroorganisme yang termasuk golongan eukariotik dan tidak termasuk
golongan tumbuhan. Jamur berbentuk sel atau benang bercabang dan mempunyai dinding sel
yang sebagian besar terdiri dari atas kitin dan glukan, dan sebagian kecil dari selulosa atau
kitosan. Gambaran tersebut yang membedakan jamur dengan sel hewan dan sel tumbuhan. Sel
hewan tidak mempunyai dinding sel , sedangankan sel tumbuhan sebagian besar adalah selulosa.
Jamur mempunyai protoplasma yang mengandung satu atau lebih inti, tidak mempunyai klorofil,
dan berkembang biak secara aseksual, seksual, atau keduanya. Jamur menggunakan enzim untuk
mengubah zat organik menjadi sumber makanan, sifat ini lah yang dapat menimbulkan penyakit
pada manusia dan hewan. Jamur mencakup kamir dan kapang (Mulyati, 2008:307-308).

Jamur bersifat heterotropik yaitu organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga
tidak dapat membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis seperti tanaman. Untuk
hidupnya jamur memerlukan zat organik yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan, serangga
dan lain-lain, kemudian dengan menggunakan enzim zat organik tersebut diubah dan dicerna
menjadi zat anorganik yang kemudian diserap oleh jamur sebagai makanannya.

Pada umumnya, jamur tumbuh dengan baik ditempat yang lembab. Jamur juga dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga jamur dapat ditemukan disemua tempat
diseluruh dunia termasuk digurun pasir yang panas (Mulyati, 2008:308).

Reproduksi jamur pada spora dapat dibentuk secara aseksual atau seksual.Spora aseksual
disebut tolospora (thallospora), yaitu spora yang langsung dibentuk dari hifa reproduksi, yaitu
:Blastospora, Artrospora, Klamidospora, Aleuriospora, Sporangiospora, Konidia. Sedangkan
spora seksual dibentuk dari fusi dua sel atau hifa. Termasuk golongan spora seksual
ialah:Zigospora, Oospora, Askospora, Basidiospora(Mulyati, 2008:309).
Mikosis adalah penyakit yang disebabkan oleh fungi. Mikosis dapat dikelompokkan
sebagai :Mikosis superfisial, mikosis sistemik, mikosis dalam (deep mycosis)(Gandjar,
2006:92).Mikosis superfisial dibagi dalam dua kelompok: 1) yang disebabkan bukan golongan
dermatofita, dan 2) yang disebabkan dari golongan jamur dermatofita yaitu dermatofitosis.
Kelainan yang ditimbulkan berupa bercak yang warnanya berbeda dengan warna kulit, berbatas
tegas dan disertai rasa gatal atau tidak memberi gejala. Pada penyakit yang menahun, terutama
bila terdapat infeksi oleh kuman, batas dan warna mungkin tidak jelas lagi (Mulyati, 2008:311).
Mikosis juga mudah timbul apabila lingkungan hidup kurang dijaga kebersihannya (Gandjar,
2006:92).

B. Macam-macam Penyakit Jamur

 Tinea Pedis (Kutu air)

Tinea pedis atau kutu air adalah infeksi jamur jenis dermatofita yang menyerang telapak
kaki dan jari-jari. Meski nama penyakit ini ada kata ‘kutu’, tetapi penyebab sebenarnya adalah
jamur. Gejala yang ditimbulkan berupa sisik halus dan tipis di antara jari-jari kaki.

 Tinea Unguium (Jamur Kuku)

Ini adalah infeksi jamur jenis dermatofita pada kuku, baik kuku tangan maupun kaki.
Kuku yang terinfeksi jamur tinea unguium akan menjadi rapuh, berubah warna menjadi kuning
kusam, dan akhirnya kuku Anda akan hancur

Untuk mengobati penyakit ini, biasanya dokter akan memberikan obat pelapis kuku, krim anti-
jamur, dan obat oral anti-jamur. Jika sudah parah, bukan tak mungkin untuk dilakukan tindakan
pembedahan.

 Tinea Kruris (Jamur di Selangkangan)

Jenis infeksi jamur selanjutnya adalah tinea cruris. Infeksi yang satu ini disebabkan oleh
jenis jamur dermatofita yang sering mengenai daerah lubang dubur, selangkangan, bokong, perut
bagian bawah, hingga lipatan paha.
 Tinea Barbae (Jamur di Jenggot)

Jenis infeksi jamur ini kerap menyerang daerah berambut di wajah dan leher. Kondisi
tersebut sering menyerang pria dan jarang sekali menyerang anak-anak.

Gejala yang dihasilkan dari infeksi jamur tinea barbae yaitu muncul benjolan merah, bengkak,
kulit berkerak, dan bahkan bisa disertai nanah. Rambut yang tumbuh di area yang terinfeksi akan
mudah rontok. Jika sudah terinfeksi, cukurlah jenggot dan oleskan krim anti-jamur.

 Tinea Kapitis

Jamur tersebut akan membuat rambut menjadi mudah patah dan rontok. Apabila rambut
berhasil tumbuh kembali tetapi jamur belum diobati, akan muncul bintik-bintik hitam (black
dot).

 Malassezia Folliculitis

Infeksi jamur ini mirip seperti jerawat di punggung, dada, atau lengan atas. Meski mirip,
tetapi itu bukanlah jerawat biasa. Pada jerawat biasa, tidak terasa gatal berlebih. Sedangkan, hal
yang mirip jerawat ini mampu menghasilkan gatal berlebih.

Malassezia sebenarnya adalah ragi. Tetapi secara biologis, klasifikasinya sama seperti jamur.
Jika Anda memiliki tubuh yang lembap akibat keringat, kotor, dan Anda jarang ganti pakaian
atau mandi, maka risiko untuk memiliki jerawat di punggung dan beberapa area lainnya menjadi
semakin tinggi.

 Malassezia Furfur (Panu)

Infeksi jamur di kulit yang satu ini tentu sudah diketahui banyak orang. Ya, mereka yang
memiliki panu di kulitnya harus bersiap-siap menghadapi rasa gatal yang berlebih! Tak cuma itu,
adanya bercak-bercak putih di kulit juga cukup mencolok terlihat. Sama seperti tinea kruris,
tampilannya bisa menurunkan kepercayaan diri.

 Kandidosis

Kandidosis atau kandidiasis adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida. Meski biasanya
ditemukan pada vagina atau vulva (bagian luar dari organ intim wanita), kandidosis juga dapat
menyerang mulut, hidung, kulit, kuku, bahkan saluran pernapasan.
C. Klasifikasi Penyakit Jamur

a. Geographic grouping.

Yaitu klasifikasi jamur menurut letak penyebarannya, penyakit jamur yang menyerang
seluruh dunia atau beberapa tempat di dunia.
Contoh :
1) Jamur yang tersebar luas yang dapat menyerang seluruh permukaan bumi , misalnya :
Trikopitosis dan Histoplasmosis.
2) Jamur yang hanya menyerang beberapa bagian di dunia ini, misalnya : Bakstimikosis
Amerika Utara dan blastomikosis Amerika Selatan.

b. Taxonomy grouping

Pengelompokan secara ilmiah berdasarkan morfologi dan karakteristik kultur; bisa


berbeda menurut authornya masing-masing, contoh:

1) Jamur yang berfilamen yaitu jamur yang pada pembiakan memberikan koloni filamen
misalnya Tricophyton dan Microsporum
2) Jamur ragi yaitu jamur yang pada pembiakan memberikan koloni ragi misalnya kandida
3) Jamur yang mempunyai 2 bentuk (jamur ganda) yaitu jamur yang pada pembiakan
temperatur 370C menghasilkan koloni ragi tetapi pada temperatur kamar akan
memberikan koloni filamen misalnya : Spotrikosis.

c. Berdasarkan etiologi
Pembagian ini sukar karena kita harus sampai pada spesies jamur sebagai penyebab
penyakitnya misalnya :
1) Trikopitosis : penyebabnya Trichophyton
2) Aspergilosis : penyebabnya spesies aspergilus
3) Epidermopitosis : penyebabnya spesies Epidermophyton
d. Topographic grouping
Klasifikasi berdasarkan topografi (bentuk klinis).

1) Mikosis superfisialis yaitu jamur yang menyerang lapisan terluar pada kulit, kuku dan
rambut. Dibagi dalam dua bentuk yaitu :

 Dermatofitosis
Penyakit yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofit, jamur ini dapat mencerna
keratin kulit  ( keratinofilik ), sehingga jamur ini dapat menyerang lapisan kulit mulai
dari stratum korneum sampai stratum basalis. Penyebabnya adalah fungi dari genus:
Trichophyton, Epidermophyton, dan Microsporum.
Penularan penyakit ini melalui : Kontak langsung , kontak tak langsung ( alat-alat ) dari
penderita ( manusia / Antropofilik ).

- Genus Trichophyton
Secara Mikroskopik ditemukan hifa bersepta / bersekat, hifa spiral, ditemukan
makrokonidia berbentuk gada berdinding tipis terdiri dari 6 – 12 sel juga ditemukan
mikrokonidia yang bentuknya seperti tetes air. Secara makroskopik ditemukan koloni yang kasar
berserbuk / radier pada bagian tengah menonjol. Contoh: Trichophyton mentagropytes.
Trichophyton rubrum

Gambar. Bentuk koloni dan mikrokonidia serta makrokonidia fungi


Trichophyton mentagrophytes.
- Genus Microsporium
Genus Microsporum secara mikroskopik memiliki ciri hifa bersekat, bentuk
Makrokonidia seperti gada dengan dinding  sel tebal dan berduri / kasar,  sel pada  makrokonidia
terdiri dari 8 – 12 sel. Secara makroskopik koloni tampak granuler berserbuk. Spesies-spesies
dari anggota genus ini diantaranya: M. Cannis, M . gypseum. M.  nannum. M. cookei.

Gambar. Makrokonidia dari M. cannis, M. cookie, dan M. gypseum.

- Genus Epidermophyton
Genus Epidermophyton secara mikroskopik tampak hifa bersekat, ditemukan
makrokonidia berbentuk seperti gada berdinding halus mengandung 2 -  4 sel,
ditemukan klamidospora. Makrokonidia ini tersusun pada satu konidiophore 2– 3 buah. Tidak
ditemukan mikrokonidia. 
Secara makroskopik koloni epidermophyton tampak  granuler, berserabut, menonjol pada bagian
tengah. Contoh : Epidermophyton floccosum.

Gambar. Koloni, Makrokonidia, dan Klamidospora E. floccosum.


 Non-dermatofitosis
Infeksi non dermatofitosis pada kulit biasanya terjadi pada kulit yang paling luar, karena
jamur ini tidak dapat mencerna keratin kulit sehingga hanya menyerang lapisan kulit bagian luar.
Yang termasuk jamur non dermatofitosis antara lain: Pitiriasis versicolor, Tinea nigra
palmaris, Piedra.

- Pitiriasis versicolor
Disebut juga  Pityrosporum ovale / Pytirosporum orbiculare / Tinea versicolor atau Panu
disebabkan oleh jamur Malassezia furfur. Penyakit ini bersifat kronik, ditandai dengan adanya
bercak putih sampai coklat bersisik menyerang pada bagian badan, ketiak, paha, leher, tungkai
dan kulit kepala. Infeksi terjadi jika jamur / hifa/ spora melekat pada kulit. Penderita mengalami
kelainan pada kulit , orang yang berkulit putih maka jamur akan tampak bercak-bercak coklat
atau merah  ( hiperpigmentasi ) sedangkan pada penderita berkulit sawo matang / hitam maka
jamur akan tampak bercak-bercak lebih muda ( hipopigmentasi ). Dengan demikian  warna kulit
tampak bermacam-macam (versicolor). Penderita mengeluh merasa gatal jika berkeringat atau
tanpa keluhan gatal sama sekali, tetapi penderita merasa malu karena adanya bercak-bercak pada
kulit. Penyebaran jamur ini melalui kontak atau alat- alat pribadi yang terkontaminasi kulit
penderita dan  predisposisi kebersihan pribadi.
Koloni M. furfur biasanya ditemukan di kulit kepala, tungkai atas, dan daerah lipatan,
area yang kaya akan kelenjar sebasea dan sekresinya. Dalam kondisi tertentu Malassezia akan
berkembang dari bentuk jamur sporofit menjadi bentuk miselial dan bersifat pathogen.
Diagnosis terhadap adanya infeksi Pitiriasis versikolor dapat dilakukan dengan
pemeriksaan langsung melalui pengamatan mikroskopis menggunakan pelarut KOH dan dengan
pemeriksaan dengan lampu wood. Pemeriksaan dengan lampu wood dilakukan pada suatu
ruangan yang gelap. Bagian yang terinfeksi akan menunjukkan fluororesensi berwarna kuning
keemasan.
Gambar. Koloni dan konidia Malassezia

- Tinea nigra palmaris


Tinea Nigra Palmaris merupakan infeksi jamur yang mengenai tangan atau kaki yang
mengalami bercak-bercak putih atau hitam. Penyebabnya adalah Phaeoannellomyces werneckii
(sebelumnya Cladosporium werneckii atau Exophiala werneckii – penyebab superficial
phaeohyphomycosis (tinea nigra). Infeksi jamur ini biasanya menyerang telapak tangan atau kaki
yang menimbulkan bercak-bercak warna tengguli hitam, tidak ada keluhan yang jelas hanya dari
segi estetika kurang sedap dipandang karena tampak kotor pada tangan dan kaki, kadang-kadang
terasa gatal.

Bahan pemeriksaan berasal dari kerokan kulit tempat infeksi, hasil kerokan langsung


dilakukan pemeriksaan mikroskopik dengan menggunakan KOH 10 %. Jamur akan tampak hifa
dan tunas yang berwarna hitam atau hijau tua dengan spora yang bergerombol.
- Piedra
Merupakan infeksi jamur pada rambut, berupa tonjolan, keras melekat pada rambut. Ada dua
jenis piedra yaitu : Piedra hitam dan Piedra putih.
Piedra hitam Merupakan infeksi jamur pada rambut kepala yang disebabkan oleh Piedraia
hortai. Infeksi terjadi karena rambut kontak dengan spora jamur. Rambut yang terinfeksi
mengalami kelainan berupa benjolan yang keras pada rambut yang berwarna coklat kehitaman.
Benjolan sulit dilepaskan jika dipaksakan rambut akan patah. Penderita tidak mengalami
gangguan hanya pada saat menyisir rambut mengalami kesulitan. Bahan pemeriksaan berasal
dari potongan rambut yang terinfeksi, dilakukan pemeriksaan langsung dengan menggunakan
KOH 10 %.  Hasil mikroskopik akan tampak hifa yang padat berwarna tengguli dan ditemukan
askus yang mengandung askospora. Jika ditaman pada media SGA tampak koloni yang
berwarna Hitam.
Piedra putih merupakan infeksi jamur pada rambut yang disebabkan oleh Trichosporon
cutaneum. Infeksi terjadi karena  rambut kontak dengan spora jamur. Rambut yang terifeksi
mengalami kelainan berupa benjolan yang tidak berwarna. Bahan pemeriksaan berasal dari
rambut yang terinfeksi dilakukan pemeriksaan langsung dengan menggunakan KOH 10 %.
Tampak anyaman hifa yang padat tidak berwarna atau putih kekuningan, ditemukan arthrospora
pada ujung hifa. jika ditanam pada media akan tumbuh koloni yang berwarna kuning, granuler.

Gambar. Nodul rambut, arthrospora dan koloni Piedra.

Perbedaan antara dermatofitosis dan nondermatofitosis terletak pada infeksi di kulit.


Golongan dermatofitosis menyerang atau menimbulkan kelainan di dalam epidermis, mulai dari
stratum korneum sampai stratum basalis, sedangkan golongan nondermatofitosis hanya pada
bagian superfisialis dari epidermis. Hal ini disebabkan dermatofitosis mempunyai afinitas
terhadap keratin yang terdapat pada epidermis, rambut dan kuku sehingga infeksinya lebih
dalam.

2) Mikosis Intermediat (Subkutan)

Yaitu jamur-jamur yang menyerang kulit, mukosa, subkutis dan alat-alat dalam terutama
yang disebabkan oleh spesies kandida sehingga penyakitnya disebut kandidiasis seperti Candida
albicans.
Mikosis subkutan merujuk pada jaringan subkutan dan jarang menyebar secara sistemik.
Biasanya membentuk lesi kulit berupa borok/bisul yang dalam atau masa fungi, paling umum
terdapat pada kaki dan tangan bagian bawah. Organism penyebabnya adalah saprofit tanah, yang
menginfeksi melalui trauma/luka ke kaki atau tungkai kaki.

Merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur pada jaringan bawah kulit, bersifat
menahun dan menyebabkan pembengkakan dan menimbulkan kelainan pada alat yang terkena,
disertai pembentukan abses dan fistel. Infeksi yang sering terjadi yaitu: Misetoma,
kromomikosis, sporotrikosis, rinospiridiosis, fikomikosis.

- Misetoma
Infeksi yang disebabkan oleh jamur pada jaringan bawah kulit bersifat menahun dan
terjadi pembengkakan serta menimbulkan abses pada daerah yang terinfeksi. Penyebabnya
adalah Actinomyces, Nocardia, Streptomyces, Madurella sp.

- Kromomikosis
Infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur Phialophora verrucosa dan Cladosporium
carionii. Jamur ini terdapat di tanah, kayu dan tumbuhan yang busuk. Infeksi terjadi karena
spora masuk melalui luka/lesi pada kulit. Penyebaran melalui pembuluh limfedan secara
hematogen keseluruh organ dan menjadi sistemik.

Diagnosa :

Bahan pemeriksaan berasal dari kerokan kulit atau biopsi jaringan bawah kulit.
Pemeriksaan langsung dengan KOH 10 % tampak spora tengguli berdinding tebal, satu – satu
atau berkelompok hifa bersekat atau tidak bersekat.

Kultur :

Pada media Sabaroud agar tumbuh koloni mold pada inkubasi suhu ruang berwarna tenggeli
atau hitam.
Gambar koloni da spora Cladosporium

- Sporotrikosis
Merupakan infeksi jamur yang disebabkan oleh Sporotrichum schenckii. Merupakan
jamur tanah yang dimorfik yaitu tumbuh pada suhu ruang membentuk koloni mold dan pada
suhu 37˚ C membentuk koloni ragi ( Yeast ). Infeksi terjadi karena masuknya spora melalui
inhalasi dan luka. Ada tiga macam gambaran klinik :
 Sporotrikosis limfatika
 Sporotrikosis pulmonum
 Sporotrikosis desiminata

Diagnosa :
Bahan pemeriksaan berasal dari kulit, biopsi jaringan atau sputum.Pemeriksaan langsung
dengan KOH 10 % tampak blastospota dan sukar ditemukan.

Gambar koloni dan spora Sporotrichum

3) Mikosis Dalam (Sistemik)


Yaitu jamur-jamur yang menyerang subkutis dan alat-alat dalam. Adapun jamur yang
termasuk dalam golongan ini yaitu: Aktinomikosis, Nokardiosis, Kriptokokosis, Fikomikosis
sublutis, Aspergilosis, Histoplasmoosis, Kromomikosis, Sporotrikosis, Blastomikosis Amerika
Utara dan Amerika Selatan, Misetoma “Madura Foot”.
Mikosis sistemik merupakan infeksi jamur yang mengenai organ – organ dalam. Ada dua macam
infeksi yaitu: Infeksi sistemik primer dan infeksi oportunis.
 Infeksi sistemik primer. Disebabkan jamur Nocardiosis, Kriptokokosis, Histoplasmosis,
Koksidioidomikosis, Blastomikosis.
 Infeksi oportunis. Disebabkan oleh jamur Candida dan Aspergilus.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jamur amur merupakan mikroorganisme yang memiliki sifat dapat menguntungkan


maupun merugikan manusia. Jamur yang merugikan bisa mengakibatkan timbulnya penyakit
pada salah satu tempat yang dominan yaitu kulit. Penyakit akibat jamur sangat bermacam-
macam, mulai dari yang biasa hingga yang berbahaya.

B. Saran

Jamur bisa hidup di mana saja seperti, udara, air, tempat yang lembap, pakaian,
bahkan pada tubuh manusia. Untuk itu kita harus menjaga kebersihan diri maupun
lingkungan agar bisa terhindar dari penyakit jamur.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/329498878/KLASIFIKASI-PENYAKIT-JAMUR#download

https://pdfcoffee.com/makalah-penyakit-jamur-5-pdf-free.html

http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/578/3/6.%20BAB%20II.pdf

https://www.klikdokter.com/rubrik/read/2700580/jenis-jamur-dan-gejala-infeksi-yang-ditimbulkannya

Anda mungkin juga menyukai