Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“Jamur Penyebab Mikosis Sistemik”

Disusun Oleh :

Nama : Nur Azizah

NIM : PO713203191027

Matkul : Mikologi

PROGRAM STUDI D.III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-nya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini saya susun berdasarkan
pelaksanaan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Mikologi dan sekaligus untuk
memberikan pemahaman kepada teman-teman mahasiswa tentang jamur penyebab mikosis
sistemik.

Saya sangat menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini tidaklah sempurna, oleh
karena itu jika terdapat kesalahan di dalamnya saya mohon maaf sebesar-besarnya. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya dalam bidang kesehatan.

Selayar, 03 Mei 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………......3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..4

A. Latar Belakang…………………………………………………...………………...….4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………......5
C. Tujuan………………………………………………………………………………….5

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………...6

A. Defenisi Mikosis Intermediatede………………………………………………………6


B. Macam Jamur Intermediatede…………………………………………………..……...7
C. Pengobatan Mikosis…………………………………………………………..……....16
D. Cara Pencegahan Mikosis…………………………………………………..………...17

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………..…18

A. Kesimpulan………………………………………………………………………..….18
B. Saran……………………………………………………………………………….....18

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………......19
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fungi (jamur) termasuk dalam phylum Thallophyta.Sebagaian besar hidup sebagai
saprophyts dan sebgian kecil sebagai parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Fungi
mempunyai dinding sel dan inti yang jelas.Dapat berupa sel tunggal, misalnya ragi atau terdiri
atas banyak sel. Yang terdiri atas banyak sel, bentuknya memanjang berupa filament yang di
sebut hyphe. Hyphe ini ada yang bersektum ada yang tidak.Bila hyphe ini tumbuh dan
bercabang-cabang, terbentuklah tumbuhan yang di sebut myselium.Myselium yang menonjol
dari permukaan subtrat di sebut myselium haerial, myselium yang menembus ke dalam subrat
yang mengabsobsi zat makanan di sebut myselium vegetative.
Jamur yang bisa menyebabkan penyakit pada manusia antara lain adalah dermatofita
(dermatophyte), bahasa yunani yang berarti tumbuhan kulit). Dan jamur serta ragi candida
albican, yang menyebabkan terjadinya infeksi pada jamur superficial pada kulit, rambut, kuku,
dan selaput lendir. Jamur lainnya dapat menembus jaringan hidup dan menyebabkan infeksi di
bagaian dalam.
Mikosis sistemik di yakini paling berbahaya dari semua infeksi jamur.Hal ini terutama
karena mereka menyerang organ internal dengan langsung masuk melalui paru-paru, saluran
pencernaan atau influs.Ini dapat disebabkan oleh dua kelompok jamur, jamur patogen primer
atau jamur oportunistik. Contoh penyakit jamur milik kelompok pertama meliputi
blastomycosis,histoplasmosis,paracoccidiodomycosis,dan coccidiomycosis. Jamur oportunistik
umumnya mempengaruhi orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah atau dengan
beberapa cacat metabolisme yang serius, penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah
kriptokosis, kandidiasis, asperigillosis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan jamur ?
2. Apa yang dimaksud dengan mikosis sistemik ?
3. Apa saja jenis jamur penyebab mikosis sistemik, cara diagnosa dan cara mengobati ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi jamur
2. Untuk mengetahui defenisi mikosis sistemik
3. Untuk mengetahui jenis jamur penyebab mikosis sistemik, cara diagnosa dan cara
mengobati
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Jamur
Jamur (fungi) merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit pada manusia.
Jamur tumbuh dimana saja dekat dengan kehidupan manusia. Baik di udara, tanah, air,
pakaian, bahkan ditubuh manusia sendiri.
Jamur dalam bahasa Indonesia sehari-hari mencakup beberapa hal yang agak berkaitan.
Arti pertama adalah semua anggota kerajaan fungi dan beberapa organisme yang pernah
dianggap berkaitan, seperti jamur lendir dan "jamur belah" (Bacteria). Arti kedua berkaitan
dengan sanitasi dan menjadi sinonim bagi kapang.Arti terakhir adalahtubuh buah yang lunak
atau tebal dari sekelompok anggota Fungi (terutamaBasidiomycetes) yang biasanya muncul
dari permukaan tanah atau substrat tumbuhnya. Jamur dianggap sebagai tanaman yang sangat
bervariasi baik dalam bentuk, sifat dan siklus hidupnya.Namun sekarang para ahli botani
mencoba mendefinisikan jamur tersebut berdasarkan ciri-ciri umum yang dimilikinya. Jamur
adalah organisme eukariotik (mempunyai inti sejati) tidak mempunyai klorofil, mempunyai
spora, struktur somatik atau talus berupa sel tunggal (uniseluler) dan umumnya berupa filamen
atau benang-benang bercabang (multisesuler), berkembang biak secara seksual dan aseksual,
dinding sel umumnya terdiri dari kitin dan selulosa atau keduanya. Selain itu jamur juga dapat
diartikan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga ia tidak mempunyai kemampuan
untuk memproduksi makan sendiri atau dengan kata lain jamur tidak bisa memanfaatkan
karbondioksida sebagai sumber karbonnya. Oleh karena itu jamur memerlukan senyawa
organik baik dari bahan organik mati maupun dari organisme hidup sehingga jamur dikatakan
heterotrof.
Jamur ini ada yang hidup dan memperoleh makanan dari bahan organik mati seperti sisa-
sisa hewan atau tumbuhan, dan dapat pula yang hidup dan memperoleh makanan dari
organisme hidup.Jamur hidup dan memperoleh makanan dari bahan organik mati dinamakan
saprofit, sedangkan yang hidup dan memperoleh makanan dari organisme hidup dinamakan
parasit. Tubuh jamur terdiri atas dua tipe utama: uniseluler dan multiseluler. Tubuh uniseluler
terdiri atas hanya satu sel, misalnya khamir (yeast). Tubuh multiseluler terdiri atas banyak sel-
sel memanjang yang disebut hifa (hyphae) yang terjalin satu sama lain membentuk talus
vegetatif yang disebut miselium (mycelium). Hifa dapat dibedakan menjadi bersekat (septate)
dan tidak bersekat (aseptate atau coenocytic).Dalam hal hifa membentuk sekat, bagian hifa
yang dibatasi oleh sekat merupakan sel. Beberapa kelompok jamur tertentu dapat mengalami
dimorfisme, yaitu pada kondisi tertentu berbentuk uniseluler dan pada kondisi lainnya
berbentuk multiseluler (membentuk hifa semu atau pseudohyphae). Hifa dapat bercabang dan
hifa cabang dapat saling bertemu dan kemudian menyatu melalui proses anastomosis.
Meselium dapat tersusun longgar maupun tersusun padat (disebut plektenkima,
plectenchymma), tetapi bukan merupakan jaringan sebagaimana pada tumbuhan dan
binatang.Plektenkima dapat berupa prosenkima (tersusun agak longgar), pseudoparenkima
(tersusun rapat, dinding hifa tidak menebal), dan presudosclerenkima (tersusun rapat dan
dinding hifa menebal).Meskipun telah tersusun padat, plektenkima tidak mengalami
diferensiasi fungsi sebagaimana yang terjadi pada jaringan.
Sifat hidup jamur terbagi atas 3 bagian, yakni:
1. Saprofit, yakni sebagai organisme saprofit fungi hidup dari benda-benda atau bahan-
bahan organik mati. Saprofit menghancurkan sisa-sisa bahan tumbuhan dan hewan yang
kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana. Hasil penguraian ini kemudian
dikembalikan ke tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah.
2. Parasit, yakni fungi parasit menyerap bahan organik dari organisme yang masih hidup
yang disebut inang. Fungi semacam itu dapat bersifat parasit obligat yaitu parasit
sebenarnya dan parasit fakultatif yaitu organisme yang mula-mula bersifat parasit ,
kemudian membunuh inangnya, selanjutnya hidup pada inang yang mati tersebut
sebagai saprofit.
3. Simbion, yakni jamur dapat bersimbiosis dengan organisme lain. Simbiosis dengan laga
menghasilkan liken atau lumut kerak, sedangkan simbiosis dengan akar tumbuhan
konifer menghasilkan mikoriza.

B. Defenisi Mikosis Sistemik


Mikosis sistemik merupakan mikosis yang menyerang alat-alat dalam, seperti jaringan
subcutan, paru-paru, ginjal, jantung, mukosa mulut, usus, dan vagina.
Ada dua macam infeksi yaitu :
1. INFEKSI SITEMIK PRIMER : Ada beberapa infeksi ang disebabkan oleh jamur :
Nocardiosis, Kriptokokosit, Histoplasmosis, Koksidioidomikosis, Blastomikosis
2. INFEKSI PORTUNIS : Ada beberapa infeksi yang disebabkan oleh jamur : Kandiasis,
Aspergilosis.

C. Jenis Jamur Penyebab Mikosis Sistemik


1. Nocardiosis

 Nocardiosis adalah mikosis yang menyerang jaringan subcutian dimana


terjadi pembengkakan jaringan yang terkena dan terjadinya lubang – lubang
yang mengeluarkan nanah dan jamurnya berupa granula.Terdapat di tanah
sebagai saprofit.
 Penyebabnya adalah Nocardia asteroidas
 Jamurnya masuk kedalam jaringan subcutan karena trauma ( luka) karena itu
biasanya mengenai kaki dan tangan. Pada tempat itu kemudian terjadi
pembengkakan, infeksi yang bernanah dan terjadinya lubang-lubang ( sinus)
yang mengeluarkan nanah yang berisi jamurnya. Bila jamurnya masuk
kedalam darah, dapat menyerang organ lain, misalnya otak dan paru- paru.
 Nocardiosis biasanya berlangsung kronis.

 Bahan untuk pemeriksaan dilaboratorium berasal dari granula yang keluar


dari jaringan yang terinfeksi.Dilalkukan pemeriksaan dengan mikroskop dan
perbenihan sabouraud.
1. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya nocardia asteroids dalam contoh


cairan tubuh atau jaringan yang di ambil dari penderita.
2. Pengobatan

Pengobatan yang diberikan meliputi : pemberian antibiotik (biasanya dengan


sulfonamide) selama 6 bulan atau lebih. Terkadang diberikan lebih dari 1
antibiotik.
3. Morfologi

Jamur Nocardia berukuran diameter < 1 mikron, bersifat gram positif, koloni
nocardia bersifat aerob.

2. Candidiasis

 Candidiasis adalah mikosis yang menyerang kulit atau jaringan yang lebih
dalam lagi.Banyak di temukan pada manusia sebagai saprofit.
 Penyebabnya adalah candida albicans.Jamur ini sering kali terdapat pada
mukosa mulut, oropharynx, dan tractus gastrointestinal orang sehat (flora
normal).
 Candidiasis dapat mengenai kulit, kuku atau organ tubuh, seperti ginjal,
jantung, dan paru- paru.Candidiasis dapat pula terjadi pada selaput lendir
mulut dan vagina.
 Infeksi karena candida sp. Terjadi karena adanya faktor predisposisi,
misalnya diabetes, AIDS daerah kulit yang lembab dan obesitas.
 Candidiasis pada mukosa mulut dan vagina sering kali terjadi karena
pengobatan antibakteri yang lama, yang menyebabkan berkurangnya flora
normal didaerah tersebut.
1. Diagnosis

Bahan pemeriksaan berasal dari swep vagina, sputum, LCS, skretmata dan
mukosa mulut.
Pemeriksaan langsung dengan pulasan gram dan KOH 10% secara mikroskopik
tampak spora yang berbentuk oval, pada pulasan gram bersifat gram positif.
Ditemukan Blastospora, Klamidospora, Pseudohifa.
- Infeksi fisual pada mukosa koral untuk identifikasi adanya lesi
- Pemeriksaan hapusan pada lesi dengan mikroskop untuk mengidentifikasi
adanya candida albicans.
- Pengkajian tentang riwayat penyakit dan kesehatan dapat sangat
membantu
- Jika di duga infeksi telah menyebar ke esophagus dan lambung dapat
dilakukan pemeriksaan endoskopi.
2. Pengobatan

Candidiasis di mulut dapat di obati dengan anti jamur berbentuk obat kumur atau
gel. Lama waktu pengobatan berkisaran 1-2 minggu.
Candidiasis di sekitar kelamin dapat di obati dengan anti jamur berbentuk cream,
supositoria, serta tablet.
3. Morfologi

Candida dikenal sebagai jamur dimorfik karena mampu membentuk sel lagi dan
hifa semu. Sel ragi atau blastospoa/baltokonidia merupakan sel bulat atau oval
dengan atau tanpa tunas. Hifa semu terbentuk dengan cara elongasi sel ragi yang
membentuk rantai yang rapuh.

3. Actinomycosis

 Atinomycosis adalah mikosis yang ditandai dengan adanya jaringan


granulomatous, bernanah disertai terjadinya abscess dan fistula.
 Penyebab Actinomyces bovis.

 Jamur ini pada manusia sehat sering terdapat juga pada mukosa mulut dan
tonsil sebagai flora normal.
 Actinomycosis sering menimbulkan banyak abscess yang saling berhubungan
melalui sinus – sinus dan terjadinya fistula external yang megeluarkan cairan
sanguinopurulent ( nanah campur darah) berisi granula – granula.
Ada 3 tipe atinomycosis yaitu :

- Cervicofacial ( 50% dari kasus )

- Abdominal ( intestinal 20%-30% dari kasus )

- Pulmonal ( 15% dari kasus )

Pada tipe cervicofacial, jamur masuk tubuh melalui selaput lendir mulut atau
pharynx.Dalam perkembangan penyakitnya bisa mengenai tulang tengkorak atau
terjadi fistula menembus kulit.
Pada tipe abdominal ( intestinal ), jamur masuk ke tubuh melalui appendix atau
caecum, terjadi dimana jaringan radang pada quadrant kanan bawah abdomen diikuti
terjadinya sinus- sinus, baik internal maupun eksternal dalam perkembangan
penyakitnya sering mengenai liver, spleen, dan paru-paru.
Tipe pulmonal bisa terjadi secara primer dimana jamurnya masuk bersama udara
pernapasan atau secara sekunder berasal dari penyebaran tipe cervicofacial.Tipe
pulmonal di tandai dengan adanya batuk, banyak sputum, hemoptysis, demam, sesak
napas dan keringat malam, diikuti terjadinya abscess dan sinus-sinus eksternal yang
mengeluarkan granulanya bersama nanah yang berwarna mirip belerang.
Bahan pemeriksaan untuk laboratorium adalah nanah bersama granula untuk di lihat
dengan mikroskop dan pembenihan.

1. Diagnosis
Pemeriksaan pus ( nanah ) dari lesi yang berupa granula actinomycosis ( sulfur
granules ).
2. Pengobatan
Bakteri actinomycosis umumnya sensitif terhadap penisilin, yang sering di gunakan
untuk mengobati aktinomikosis.Dalam kasus alergi penisilin, doksisiklin digunakan.
Sulfonamid dapat digunakan sebagai alternative dengan dosis harian total 2-4 gram.
Respon terhadap terapi lambat dan mungkin memakan waktu berbulan-bulan
3. Morfologi
Actinomyces israelii tumbuh sebagai hifa halus dengan garis tengah 0,5-1 mikron
pada biakan anaerob.
4. Maduromycosis (Madura foot)

 Merupakan mikosis pada kaki yang ditandai dengan terjadinya massa


granulomatous yang biasanya meluas ke jaringan lunak dan tulang kaki.

 Gejalanya dimulai dengan adanya infeksi pada jaringan subkutan yang


disebabkan oleh jamur Eumycotic mycetoma atau kuman (mikroorganisme)
mirip jamur yang disebut Actinomycotic mycetoma.Tanda-tanda awal adanya
benjolan (nodul) di bawah kulit kemudian membesar, merah, meradang.lesi
pada tapak kaki bagian belakang, timbul massa granulomatous dan abses
yang kemudian terjadi sinus-sinus yang mengeluarkan nanah dan granula.
 Penyakit ini terutama ditemukan di daerah tropic yang kering dan jarang
hujan. Madura food juga ditemukan di Indonesia, asia selatan, dan di amerika
di daerah teropik dan subtropiknya.
 Penyebabnya ada 2 yaitu : yang pertama antinomikotin (bacterial mycetoma)
yang di sebabkan oleh jamur golongan schizmycophyta yaitu :actinomyces,
nocardia dan Streptomyces .yang keduamaduromikotik ( fungal mycetoma
atau eumycetoma ) disebabkan oleh jamur golongan eumycophyta
diantaranya adalah madurella mycetomatis, scedosprium apiospermum
(pseudollescheriaboydii), madurella grisea, leptosphaeria sinegalensis.
1. Diagnosis
Ditandai dengan pembengkakan seperti tumor dan adanya sinus yang
bernanah.Jamur masuk ke dalam jaringan subkutan melalui trauma, terbentuk abses
yang dapat meluas sampai otot dan tulang.Jamur terlihat terlihat sebagai granula
padat dalam nanah. Jika tidak diobati maka lesi-lesi akan menetap dan meluas ke
dalam dan ke perifer sehingga berakibat pada derormitas.
2. Pengobatan
Obat untuk infeksi yang disebabkan oleh A. israelii ialah penisilin dosis yang
tinggi.Sulfa dan streptomisin dipakai pada infeksi Nocardia dan Streptomyces.
Pengobatan untuk misetoma maduromikotok adalah secara bedah, yaitu dengan
melakukan ekstirpasi jaringan yang ada kelainannya atau amputasi bagian tubuh.
3. Morfologi
Hifa jamur membentuk gumpalan yang disebut butiran – butiran jamur atau granula
yang merupakan koloni jamur di dalam jaringan atau abses. Butir – butir jamur
dapat berwarna putih, kekuning – kuningan, tengguli hitam atau berwarna lain.
Jamur ini terdiri dari hifa yang halus ( lebarnya kurang dari 1 mikron ) penyakitnya
disebut misetoma aktinomikotik dan jamur hifa yang kasar ( lebarnya lebih dari 1
mikron ) penyakitnya disebut misetoma maduro mikotik.
5. Coccidioidomycosis

 Merupakan mikosis yang mengenai paru-paru yang disebabkan


olehCoccidioides immitis.Jamur dimorfik yang terjadi di alam bebas.
 Penyakit ini dikenal dalam dua bentuk Coccidioidoides imitis primer biasanya
mengenai paru dengan gejala menyerupai infeksi paru oleh organisme lain.
Dan Coccidioidoides imitisprogresif adalah penyakit yang bila tidak di obati,
berlangsung fatal.
 Coccidioidoides imitis menimbulkan infeksi pada binatang pengerat, ternak
( sapi, beri-beri) dan anjing. Menimbulkan infeksi kepada manusia bersama
udara pernafasan yang mengandung sporanya.Penyakit ini sering mewabah
dimusim panas dimana banyak debu berterbangan yang mengandung spora
jamurnya.
 Penyebab ialah Coccidioidoides imitis,jamur dimorfik yang terdapat dialam
bebas.
 Gejalnya mirip dengan pneumonia yang lain, berupa batuk dengan atau tanpa
sputum yang biasanya disertai dengan pleuritis.
 Bahan pemeriksaan laboratorium diambil dari sputum atau cairan pleura
untuk dilihat dengan mikroskop dan pembenihan.
1. Diagnosis

- Tes darah – untuk memeriksa adanya antibodi untuk melindungi terhadap jamur

- Analisis atau budaya dahak – untuk mencari keberadaan jamur di sputum


( lendir atau dahak yang dipilih, diproduksi ketika anda batuk)

2. Pengobatan

- Coccidioidoides imitis primer kebanyakan dapat sembuh sendiri.

- Coccidioidoides imitis progresif pengobatan diberikan dengan amfoterisin-B secara


intravena, pemberian itrakonazol dan derivate azol lain.
3. Morfologi

C.imitis adalah jamur dimorfik. Di tanah dan didalam biakan pada suhu kamar
C.imitis membentuk koloni filamen. Hifa jamur ini membentuk artospora dan
mengalami frekmentai. Artospora ringan, mudah dibawa angin dan terhirup kedalam
paru.
Pada suhu 370C,C.imitis membentuk koloni yang terdiri atas sferul yang berisi
endospora.
6. Sporotrichosis

 Merupakan mikosis yang bersifat granulomatous menimbulkan terjadinya


benjolan gumma, ulcus dan abses yang biasanya mengenai juga kulit dan
kelenjar lympha superfisial.Penyebabnya adalah Sporotrichum schenckii.
Terdapat di alam bebas,S.schenckii sering terdapat di tanah dan tumbuhan-
tumbuhan yang sudah lapuk.

 Gejala awalnya berupa benjolan (nodul) di bawah kulit kemudian membesar,


merah, meradang, mengalami nekrosis kemudian terbentuk ulcus. Nodul yang
sama terjadi sepanjang jaringan lympha.
1. Diagnosis

Dokter Anda dapat mendiagnosa sporotrichosis dengan mengambil riwayat


kesehatan Anda dan melakukan pemeriksaan fisik.Sampel kulit, nanah, aspirasi
abses, sputum dan bahan klinik lainya dapat diambil untuk pengujian. Sporotrichosis
biasanya didiagnosis ketika dokter memperoleh swab atau biopsi dari lokasi yang
terinfeksi dan mengirimkan sampel ke laboratorium untuk kultur jaringan.
2. Pengobatan

Terapi antijamur adalah pengobatan andalan untuk semua bentuk sporotrichosis.

3. Morfologi

Biakan jamur pada suhu kamar membentuk koloni filamen putih dengan hifa halus
dan spora yang tersusun meneyrupai bunga pada ujung konidiofora. Pada suhu 37oC
biakan membentuk koloni ragi dengan blastospora yang bulat atau lonjong .

7. Blastomycosis

 Merupakan mikosis yang menyerang kulit, paru-paru, viscera, tulang dan


sistem saraf.
 Penyebabnya adalah Blastomyces dermatitidis dan Blastomyces brasieliensis.
Blastomycosis kulit gejalanya brupa papula atau pustula yang berkembang
menjadi ulcus kronis dengan jaringan granulasi pada alasnya.Kulit yang
sering terkena adalah wajah, leher, lengan dan kaki.Bila menyerang organ
dalam, gejalanya mirip tuberculosis.
 Penyakit ini terdapat di amerika utara, kanada dan afrika.Di Indonesia belum
di temukan.

1. Diagnosis
Bahan klinis
- Kerokan kulit, dan bronkus cairan fleura dan darah , sumsum tulang urin dan bioksi
jaringan dari berbagai organ dalam.
- Miroskopik langsung A kerokan kulit harus diperiksa menggunakan KOH 10% dan
tinta parker atau calcofluor white mounts.
- B eksudat dan cairan tubuh harus disentrifugasi dan sedimenya diperiksa dengan
menggunakan KOH 10% dan tinta parker atau calcofluor white mounts.
- C potongan jaringan harus diwarnai dengan PASdigest, Grocott’s methenamine
silver ( GMS ) atau pewarnaan gram. Histopatologi sangat berguna dan merupakan
satu dari cara yang paling penting untuk memperingatkan laboratorium bahwa
mereka mungkin menangani sesuatu yang berpotensi sebagai patogen. Potongan
jaringan menujukan sel seperti ragi yang besar, dasarnya besar, kuncupunipolar,
berdiameter 8-15 mm. perhatikan : potongan jaringan perlu diwarnai dengan cara
Grocott’s methenamine silver untuk dapat melihat sel seperti ragi dengan jelas, yang
sering kali sulit dilihat pada sediaan H&E.
2. Pengobatan

Amphotericin B (0,5 Mg/kg per hari selama sepuluh minggu ) tetap merupakan obat
pilihan bagi pasien infeksi akut yang mengancam jiwa dan mereka dengan
meningitis. Pasien dengan kafitas paru dan lesi ditempat selain paru dan kulit
membutuhkan terapi yang lebih lama. Itraconazoleoral ( 200 mg/ hari untuk paling
sedikit selama tiga bulan ) adalah obat pilihan bagi pasien dengan bentuk
blastomycosis yang indolen : meskipun demikian jika pasien lambat memberikan
respon, dosis harus ditingkatkan menjadi 200 mg 2 kali sehari.
3. Morfologi
Dermatitidis adalah jamur dimorfik dan terdapat di alam bebas. Dalam biakan pada
suhu 37oC dan di jaringan manusia. Jamur tumbuh sebagai sel ragi, berdinding tebal
dan berkembang biak dengan membentuk tunas.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jamur (fungi) merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit pada manusia.
Jamur tumbuh dimana saja dekat dengan kehidupan manusia. Baik di udara, tanah, air,
pakaian,  bahkan ditubuh manusia  bahkan ditubuh manusia sendiri. Meskipun banyak jenis
jamur yang bermanfaat bagi tubuh manusia namun masih terdapat spesies tertentu yang dapat
menyebabkan beberapa penyakit pada manusia. Penyakit yang disebabkan jamur pada manusia
disebut mikosis. Diantara jenis mikosis yang terjadi adalah mikosis intermediate. Mikosis
intermediate merupakan mikosis yang menyerang kilit, kuku, dan rambut seperti pada gambar
terutama disebabkan oleh 3 genus jamur, yaitu Trichophyton, Microsporum, dan
Epidermophyton.
B. Saran
1. Pada masyarakat yang sudah terkena segeralah berobat dan jangan menularkan penyakit
sekalipun dengan sengaja.

2. Apabila masyarakat sudah merasakan gejala, seperti gatal-gatal di area tertentu segera
mungkin berikan obat anti gatal atau langsung periksakan ke dokter.
DAFTAR PUSTAKA

Budi, U Mulja. 1978. Mikosis Dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : FKUI

Hongbin,Xu. 2015. Deep Dermatophytosis Caused By Trichophyton rubrum : Report Of Two


Cases. Journal Compilation. Mycoses (2007), 50, 102-108

Notoatmojo, 2003. Identifikasi Penyakit Kulit. Bandung : Gama Press

Siregar, S. 1982. Penyakit Jamur Kulit. Jakarta : EGC

https://www.alodokter.com/mikosis

https://www.scribd.com/document/432213765/MAKALAH-Mikosis-Intermediate

Anda mungkin juga menyukai