Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KAPITA SELEKTA SMA

Jamur Askomycetea dan Deuteromycetes


Untuk memenuhi tugas mata kuliah KAPITA SELEKTA SMA
Dosen Pengampu: Dra. Sri Mulyaningsih, M.Si

KELOMPOK 3

Vikka Nur Ismi Adhytya: 20546020


Winti Linta:
Walid Malik: 20544011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUN
I. Latar Belakang
II. Rumusan Masalah
III. Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
I. Kesimpulan
II. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian
jaring-jaring di bawah permukaan tanah atau media mycelia yang tersusun dari
berkas-berkas hifa.Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur
yang satu sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk
tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur kayu.
Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk
jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semua
menjadi tubuh buah.Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari
dinding berbentuk pipa.
Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa.
Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh
dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk
dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke
sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.Struktur
hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti
dengan pembelahan sitoplasma.Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya
mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap
makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofiz sehingga
bersifat heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan
multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat
membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebutmiselium. Reproduksi
jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara generative.

II. Tujuan

Adapun Tujuan dalam Pembuatan Makalah ini yaitu:

 Mengetahui Apa pengertian jamur Deuteromycota?


 Mengetahui Apa Karakteristik jamur Deuteromycota?
 Mengetahui Apa Klasifikasi dari jamur Deuteromycota?
 Mengetahui Apa Fisiologi dari jamur Deuteromycota?
 Mengetahui Apa pengertian jamur Ascomicota?
 Mengetahui Apa Karakteristik jamur Ascomicota?
 Mengetahui Apa Klasifikasi dari Jamur Ascomicota?
 Mengetahui Apa Fisiologi dari Jamur Ascomicota?

III.Manfaat

Adapun manfaat yang di peroleh dalam pembuatan Makalah ini yaitu:


 Menambah Pengetahuan serta Wawasan mengenai Jamur Deuteromycota dan
Ascomicota
BAB II

PEMBAHASAN

I. Pengertian Fungi Deuteromycota


Deuteromycota berasal dari 2 kata yaitu deutero yang artinya urutan kedua atau
tidak sempurna, dan mycota yang artinya fungi. Jadi, ia adalah jamur kelas dua atau
jamur yang tidak sempurna.Deuteromycota awalnya adalah suatu kelas dari jamur yang
setara dengan Basidiomycota, Ascomycota, dan sebagainya yang hanya diobservasi dari
morfologi dan fisiologinya saja, namun cara perkembangbiakan secara generatif tidak
atau belum ditemukan atau belum diketahui. Semua jamur yang "tidak jelas" seperti itu
masuk ke Deuteromycota.
Namun sejak tahun 1990an, takson Deuteromycota sudah tidak ada lagi, para ahli
mycologi sepakat untuk memasukkan jamur-jamur yang ada pada Deuteromycota ke
kelas lain sesuai dengan aspek fisiologis dan morfologisnya, lalu dengan adanya konsep
pengklasifikasian berbasis DNA, jamur-jamur ex-Deuteromycota berpindah-pindah lagi,
namun bukan secara kelas melainkan pada tingkatan famili atau genus.
Jamur Deuteromycota adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan
belum diketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium sehingga
tidak termasuk dalam kelas jamur Ascomycota atau Basidiumycota. Oleh karena itu,
jamur Deuteromycota merupakan jamur yang tidak sempurna (jamur imperfeksi).
Divisi ini disebut juga ‘fungi imperfecti’ atau jamur tidak sempurna.Divisi ini
seolah dibuat untuk mengelompokkan semua jamur yang tidak termasuk ke dalam divisi
lainnya.Ciri utama dari divisi ini adalah belum diketahuinya reproduksi seksual selama
siklus hidupnya.Jamur Deuteromycota hanya ditemukan di daratan.Sebagian besar
anggota divisi ini kemungkinan berkerabat dengan Ascomycota karena adanya
pembentukan konidia.Sisanya kemungkinan adalah Zygomycota dan Basidiomycota
yang tidak melakukan reproduksi seksual. Jika studi lebih lanjut pada suatu spesies
Deuteromycota menunjukan adanya reproduksi seksual, maka spesies itu akan
dikeluarkan dari divisi ini.

II. Karakteristik Fungi Deuteromycota


Jamur Deuteromycota memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Hifa bersekat
2. Tubuh berukuran mikroskopis
3. Bersifat multiseluler
4. Tidak berklorofil
5. Eukariotik
6. Heterotrof
7. Dinding sel tersusun atas zat kitin
8. Tergolong kedalam fungi imperfect yang banyak menimbulkan penyakit pada
tanaman budidaya dan manusia.
9. Merupakan fingi yang tidak sempurna karena tidak memiliki askus/ basidium.
10. Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah dan sisa-
sisa makanan
11. Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui
12. Hidup didaratan dan tempat lembab

III. Klasifikasi Fungi Deuteromycota


Dikenal sekitar 15.000 jamur yang semuanya tidak melakukan reproduksi
seksual. Kebanyakan Deuteromycota bersel banyak yang membentuk hifa tak bersekat,
namun beberapa jenis merupakan organisme bersel tunggal yang membentuk
pseudomiselium (miselium semu) pada kondisi lingkungan yang menguntungkan.
Pada jenis-jenis tertentu ditemukan hifanya bersekat dengan sel yang berinti satu,
namun kebanyakan berinti banyak. Deuteromycota berkembangbiak dengan membentuk
spora aseksual melalui fragmentasi dan konidium yang bersel satu atau bersel banyak.
Klasifikasi Deutromycetes sangat rumit. Tidak adanya fase seksual pada fungi ini
menyebabkan timbulnya berbagai kontroversi tentang bagaimana cara
mengklasifikasikannya.Deutromycotayang telah diketahui reproduksi seksualnya
kemudian diklasifikasi ulang.Apabila membentuk askospora, maka dimasukkan kedalam
Ascomycota dan bila membentuk Basidiospora dikelompokkan kedalam Basidiomycota.
Berdasarkan ciri-ciri morfologi konidia dan konidiomata yang dibentuknya,
fungi ini dikelompokkan kedalam tiga kelas yaitu:
1. Blastomycetes
Thalus blastomycetes mirip khamir dan tidak menghasilkan konidia. Contohnya
Candida sp,Ccryptococus sp dan Torulopsis sp. Anggota pada jamur ini dapat
berparasit pada tubuh manusia, seperti infeksi yang terjadi melalui saluran
pernafasan, menyerang pada kulit, paru- paru, organ vicera tulang dan sistem syaraf
yang diakibatkan oleh jamur Blastomycetesdermatitidis dan Blastomycetes
brasieliensi.
2. Coelomycetes
Spora atau konidia dibentuk dalam konidiomata dan biasanya berupa aservulus atau
piknidium. Terbagi menjadi dua Ordo, yaitu
a. Ordo Sphaeropsidales
b. Ordo Melanconiales
3. Hypomycetes
Hypomycetes tidak membentuk konidiomata, konidia langsung dibentuk pada
cabang hifa khusus. Terbagi menjadi dua ordo yaitu:
1) Ordo Moniliales
Cendawan yang berfungsi sebagai cendawan pathogen seranggan pada
umumnya dari divisi Deuteromyceta, ordo Moniliales, famili Moniliaceae,
seperti Beauveria bassinana, Metarhizium sp, Hirsutella citriformi, Nomuraea
rileyi. Cendawan mematikan hama dengan cara mengifeksi tubuh inang.
Perkembangan infeksi sangat dipengarhi kondisi lingkungan (suhu dan
kelembaban yang tinggi).Suhu optimum untuk pertumbuhan cendawan
pathogen 23-25 ºC
Beauveria bassiana termasuk dalam golongan pathogen serangga ordo
Monililes, famili Moniliaceae.Ciri-cirinya yaitu:
 Cendawan berwarna putih, penyebaran spora melalui air atau terbawa
angin.
 Menginfeksi serangga melalui integument/jaringan lunak. Selanjutnya
hifa tumbuhdari konidia dan merusak jaringan.
 Cendawan tumbuh keluar dari tubuh inang pada saat cendawan siap
menghasilkan spora untuk disebarkan.
 Apabilakeadaan tidak mendukung, perkembangan cendawan hanya
berlangsng didalam tubuh serangga tanpa keluar menembus integument.
Metarhizium termasuk golongan pathogen serangga ordo Moniles, famili
Moniliaceae. Ciri-cirinya yaitu:
 Cendawan berwarna putih, penyebaran spora melalui air atau terbawa
angin.
 Spora menginfeksi tubuh serangga melalui integument/jaringan lunak.
 Selanjutnya hifa tumbuh dari konidia dan merusak jaringan.
 Cendawan berkembang membentuk hifa putih yang keluar dari tubuh
inang pada saat cendawan siap menghasilkan spora untuk disebarkan

IV. Pengertian Fungi Ascomicota


Ascomycota merupakan salah satu filum atau divisi dari fungi. Anggota filum ini
tersebar di seluruh dunia. Ascomycota merupakan kelompok jamur yang terbesar. Lebih
dari 60.000 spesies dari divisi ini telah teridentifikasi. Nama Ascomycota diambil dari
kata askus (menyerupai kantung). Askus ini merupakan ujung hifa yang mengalami
perubahan inti dan akan membentuk tubuh buah. Anggota divisio ini ada yang hidup
sebagai saprofit, terutama pada tumbuhan. Menurut Campbell, setengah dari jumlah
Ascomycota bersimbiosis dengan alga membentuk Lichen. Beberapa lainnya lagi
bersimbiosis dengan tumbuhan membentuk mikoriza.
Ascomycota sebagian besar multiseluler. Namun, ada juga yang uniseluler.
Contoh Ascomycota uniseluler adalah Saccharomyces cereviceae. Sedangkan contoh
yang multiseluler adalah Penicillium.
Ascomycota dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual. Sebagian besar
jamur yang termasuk dalam divisi ini memiliki hifa yang bersekat-sekat dan bercabang.
Namun, ada beberapa jamur yang mempunyai hifa berlubang sehingga protoplasma dan
inti sel dapat mengalir dari satu sel ke sel lainnya.

V. Karakteristik Fungi Ascomicota


Ascomycota adalah kelompok jamur yang berkembang biak dengan membentuk
spora di dalam selnya (kantung kecil) yang disebut askus. Pembentukan askus inilah yang
menjadi ciri Ascomycota. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan
pembentukan askospora melalui beberapa tahap, yaitu:
1. perkawinan (kopulasi) antara gametangium jantan dan gametangium betina,
2. bersatunya plasma kedua gametangium yang disebut dengan plasmolisis,
3. bersatunya inti yang berasal dari gametangium yang disebut dengan kariogami
4. kariogami yang menyebabkan terjadinya pembelahan reduksi, dilanjutkan
dengan pembentukan askospora secara endogen menurut pembentukan sel
bebas.

Perkembangbiakan secara aseksual dapat dilakukan dengan pembentukan konidium,


fragmentasi, dan pertunasan. Kelompok jamur ini dapat ditemui di permukaan roti, nasi,
dan makanan yang sudah basi. Warnanya merah, cokelat, atau hijau.

Fungi Deuteromycota

Fungi Ascomycota

VI. Perbedaan divisi jamur Deuteromycota dengan devisi jamur Ascomycota

DEUTEROMYCOTA ASCOMYCOTA

Alat reproduksi Tidak ada Ascospora


generative / seksual

Penghasil spora Tidak ada Askus


generative

Jumlah spora generative Tidak ada 8 buah

Alat reproduksi Konidiospora Konidiospora


vegetative / aseksual

Penghasil alat reproduksi Konidium Konidium


aseksual

Badan buah Tidak ada Askokarp

Hifa Bersekat Bersekat

Contoh  Epidermophyton  Penicillium notatum


floococcum  Aspergillus wentii
 Candida albicans  Aspergillus flavus
 Neurospora crassa
 Saccharomyces
 cereviceae

VII. Klasifikasi Fungi Ascomycota


Ascomycotina disebut juga sebagai the sac fungi. Merupakan fungi yang
reproduksi seksualnya dengan membuat askospora di dalam askus (ascus = sac atau
kantung/pundi- pundi). Askus adalah semacam sporangium yang menghasilkan
askospora. Beberapa askus biasanya mengelompok dan berkumpul membentuk tubuh
buah yang disebut askorkarp atau askoma (kalau banyak disebut askomata). Askomata
bisa berbentuk mangkok, botol, atau seperti balon).
Hifa dari Ascomycotina umumnya monokariotik (uninukleat atau memiliki inti
tunggal) dan sel-sel yang dipisahkan oleh septa sederhana. Jadi, askus merupakan struktur
umum yang dimiliki oleh anggota Divisi Ascomycotina. Tubuhnya ada yang berupa
uniseluler dan ada pula yang multiseluler.
Beberapa jenis diantaranya dapat juga bersimbiosis dengan makhluk hidup
ganggang hijau-biru dan ganggang hijau bersel satu membentuk lumut kerak. Siklus
hidup Ascomycotina dimulai dari askospora yang tumbuh menjadi benang (hifa) yang
bercabang- cabang. Kemudian, salah satu dari beberapa sel pada ujung hifa
berdiferensiasi menjadi askogonium, yang ukurannya lebih lebar dari hifa biasa.
Sedangkan ujung hifa yang lainnya membentuk Anteridium. Anteridium dan
Askogonium tersebut letaknya

berdekatan dan memiliki sejumlah inti yang haploid

Siklus hidup Ascomicota


Pada askogonium tumbuh trikogin yang menghubungkan askogonium dengan
anteredium. Melaui trikogin ini inti dari anteredium pindah ke askogonium dan kemudian
berpasangan dengan inti pada askogonium. Selanjutnya pada askogonium tumbuh
sejumlah hifa yang disebut hifa askogonium. Berikut adalah beberapa contoh jamur
anggota Divisi Ascomycotina
1. Saccharomyces cerevisiae
Saccharomyces cerevisiae merupakan jamur mikroskopis, bersel tunggal dan
tidak memiliki badan buah, sering disebut sebagai ragi, khamir, atau yeast.
Reproduksi vegetatifnya adalah dengan membentuk kuncup atau tunas
(budding). Pada kondisi optimal, khamir dapat membentuk lebih dari 20 tunas.
Tunas-tunas tersebut semakin membesar dan akhirnya terlepas dari sel induknya.
Tunas yang terlepas ini kemudian tumbuh menjadi individu baru
tape singkong merupakan fermentasi dari Saccharomices cerevisiae

Saccharomices cerevisiae

Reproduksi generatif terjadi dengan mem ben tuk askus dan askospora.
Askospora dari 2 tipe aksus yang berlainan bertemu dan menyatu menghasilkan
sel diploid. Selanjutnya terjadi pembelahan secara meiosis, sehingga beberapa
askospora (haploid) dihasilkan lagi.
Askospora haploid tersebut berfungsi secara langsung sebagai sel ragi baru. Cara
reproduksi seksual ini terjadi saat reproduksi aseksual tidak bisa dilakukan,
misalnya bila suplai makanan terganggu atau lingkungan hidupnya tidak
mendukung. Dalam kehidupan manusia,
S. cerevisiae dimanfaatkan dalam pembuatan roti, tape, peuyeum, minuman
anggur, bir, dan sake. Proses yang terjadi dalam pembuatan makanan tersebut
adalah fermentasi.
2. Penicillium sp
Penicillium hidup sebagai saprofit pada substrat yang banyak mengandung gula,
seperti nasi, roti, dan buah yang telah ranum. Pada substrat gula tersebut, jamur
ini tampak seperti noda biru atau kehijauan. Reproduksi jamur Penicillium
berlangsung secara vegetatif (konidia) dan secara generatif (askus).

Penicillium roquefortii memberi cita rasa pada keju

Beberapa contoh jamur anggota genus Penicillium antara lain:


1) Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum Kedua jenis Penicillium
ini menghasilkan zat antibiotik (penisilin)
2) Penicillium roquefortii dan Penicillium camemberti Kedua jenis jamur ini
biasa dimanfaatkan dalam memberti cita rasa atau mengharumkan keju.
3. Aspergillus sp.
A. Jamur ini biasanya tumbuh berkoloni pada makanan, pakaian, dan alat-alat
rumah tangga. Koloni Aspergillus berwarna abu-abu, hitam, coklat, dan
kehijauan. Distribusinya luas, dapat tumbuh di daerah beriklim dingin
maupun daerah tropis. Reproduksi secara vegetatif dengan konidia yang
disebarkan oleh angin.
B. Beberapa jenis jamur anggota marga Aspergillus adalah:
Aspergillus oryzae Jamur ini biasa digunakan untuk mengempukkan
adonan roti, dan jamur tersebut dapat menghasilkan enzim protease.
C. Aspergillus wentii
Aspergilus jenis ini berperan dalam dalam pembuatan sake, kecap, tauco,
asam sitrat, asam oksalat, dan asam format, serta penghasil enzim protease.

Aspergillus wentii

D. Aspegillus niger
Jenis ini dimanfaatkan untuk menghilangkan gas O2 dari sari buah, dan
dapat menjernihkannya. Jamur tersebut juga dapat menghasilkan enzim
glukosa oksidase dan pektinase.
E. Apergillus flavus
Jenis Aspergilus ini menghasilkan afl atoksin, penyebab kanker pada
manusia.
F. Apergillus nidulans
Jamur ini hidup sebagai parasit pada telinga, menyebabkan automikosis.
G. Aspergillus fumigatus
fumigatus merupakan jamur yang dapat menyebabkan penyakit kanker
pada paru- paru burung.
4. Neurospora crassa
Neurospora crassa dikenal sebagai jamur oncom karena sering digunakan untuk
membuat oncom. Warna merah muda atau jingga yang muncul pada oncom
merupakan warna konidia jamur tersebut. Awalnya jenis ini dikelompokkan ke
dalam Divisi Deuteromycota, dengan nama Monilia sitophila. Tetapi setelah
ditemukan alat reproduksi generatifnya, berupa askus, sekarang jamur ini
dimasukkan ke dalam kelompok Ascomycotina.

Anda mungkin juga menyukai